127
ANALISIS DESKRIPTIF KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI KEAGAMAAN; STUDI GURU PAUD SE KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Oleh: AFIAH NIM: 063111135 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

ANALISIS DESKRIPTIF KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN

METODE PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL DAN

NILAI KEAGAMAAN; STUDI GURU PAUD SE KECAMATAN TUGU KOTA

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

AFIAH

NIM: 063111135

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Afiah

NIM : 063111135

Jurusan / Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri,

kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011

Saya yang menyatakan,

A F I A H

NIM. 063111135

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,
Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,
Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,
Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

ABSTRAK

Judul : ANALISIS DESKRIPTIF KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN

METODE PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL

DAN NILAI KEAGAMAAN; STUDI GURU PAUD SE KECAMATAN TUGU

KOTA SEMARANG

Penulis : Afiah

NIM : 063111135

Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru dalam Menggunakan Metode

Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan; Studi Guru PAUD

Se Kecamatan Tugu Kota Semarang. Untuk menjawab permasalahan: 1) Metode

apasajakah yang digunakan oleh guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang

dalam pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan? 2)

Bagaimanakah kreativitas guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam

menggunakan metode pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai

Keagamaan ?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi,

interview, dokumentasi untuk menjelaskan fenomena atau situasi tertentu secara aslinya.

Mengumpulkan data yang relevan dengan penelitian yang dikaji, kemudian diolah dan

dianalisis.

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

PAUD se Kecamatan Tugu Semarang pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan

yaitu Metode Pembiasaan, Metode Keteladanan, Metode Kisah, Metode Karya wisata dan

Metode Demonstrasi. (2) Kreativitas guru PAUD se Kecamatan Tugu Semarang dalam

menggunakan metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan

sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan beberapa bentuk kreativitas yang dilakukan oleh

guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan menciptakan berbagai inovasi

pembelajaran yang mengarah kepada pembelajaran yang efektif dan menyenangkan anak

didik. Sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, khususnya umat

muslim sebagai Kholifatullah fi ardh untuk menjadi generasi yang cerdas, terampil dan

berakhlakul karimah.

Penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan Informasi Bagi para mahasiswa. Para

tenaga edukatif, para peneliti dan stakeholder di lingkungan PAUD dan semua pihak.

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor:

0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten

agar sesuai teks Arabnya.

a t}

b z}

t ‘

s| gh

j f

h} q

kh k

d l

z| m

r n

z w

s h

sy ’

s} y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = a

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

TRANSLITERASI ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Penegasan Istilah ...................................................................... 5

C. Rumusan Masalah .................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8

E. Kajian Pustaka ......................................................................... 9

F. Metodologi Penelitian .............................................................. 10

BAB II :KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL DAN

NILAI KEAGAMAAN

A. Kreativitas Guru

1. Pengertian Kreativitas........................................................ 14

2. Ciri-ciri Orang Kreatif ...................................................... 18

3. Pentingnya Kreativitas Bagi Guru ................................... 22

B. Metode Pembelajaran Pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan.

1. Aspek Pengembangan Moral Dan Nilai Keagamaan pada anak usia

dini

a. Timbulnya Jiwa Keagamaan pada Anak .................. 23

b Perkembangan Agama pada Anak……………….. 26

c Sifat-Sifat Agama pada Anak…………………….. 27

2. Metode Pembelajaran Aspek Pengembangan Moral dan Nilai

Keagamaan

a Pengertian Metode Pembelajaran………………… 28

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

b Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran……………. 30

c Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan dalam Pemilihan Metode

Pembelajaran………………………………. ...........31

e Macam-Macam Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan

Moral dan Nilai Keagamaan……… .......................34

BAB III :KREATIVITAS GURU PAUD SE KECAMATAN TUGU KOTA

SEMARANG DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI KEAGAMAAN

A. Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai

Keagamaan di PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang

a. Pembelajaran pada Aspek Moral Dan Nilai

Keagamaan….......................................................... ............... 45

b. Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai

Keagamaan………………………………. ............................ 54

B Kreativitas Guru PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam

Menggunakan Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan

Nilai Keagamaan .................................................................. 67

BAB IV: ANALISIS TERHADAP KREATIVITAS GURU PAUD SE KECAMATAN

TUGU KOTA SEMARANG DALAM MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL DAN

NILAI KEAGAMAAN

A. Analisis Penerapan Metode Pembelajaran yang digunakan oleh Guru PAUD Se

Kecamatan Tugu Kota Semarang pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai

Keagamaan ................................................................................ 73

B. Analisis Kreativitas Guru PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam

Menggunakan Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan

Nilai Keagamaan...... ................................................................. 78

BAB V : KESIMPULAN

B. Kesimpulan .............................................................................. 82

C. Saran-Saran ............................................................................. 83

D. Penutup .................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Anak adalah buah hati orang tua”, kalimat kiasan ini memang bukan hanya

sekedar hiasan belaka, tetapi pada kenyataannya setiap orang tua dari kalangan

manapun mereka berasal, sudah dapat dipastikan akan berbuat apa saja demi

kebahagiaan anak-anaknya. Bahkan terkadang mereka rela untuk melupakan

kebutuhan-kebutuhannya sendiri, asalkan mereka dapat berbuat yang terbaik

untuk anaknya.

Untuk itu sangatlah bijak apabila kita sebagai orang dewasa, apakah itu

orang tua di rumah, guru di sekolah dan atau orang dewasa ini (pembimbing /

pengasuh) yang berada disekitar anak tidak berbuat dan memperlakukan anak

sebagai “miniatur orang dewasa”, tetapi dapat memperlakukannya sebagai

“makhluk kecil yang diyakini memiliki potensi untuk berkembang”. Mengutip

pendapat dari J.A. Comenius seorang ahli ilmu jiwa yang menekuni masalah

pendidikan, mengatakan bahwa anak harus dipelajari bukan sebagai embrio orang

dewasa melainkan dalam sosok alami anak agar kita dapat memahami

kemampuan mereka dan mengetahui bagaimana cara berhubungan dengannya.1

Perlu kita sadari bayi lahir dalam keadaan suci. Anak akan menjadi apa

kelak, tergantung bagaimana kedua orang tua membimbingnya. Seperti sabda

Rasulullah saw:

1 Dewi Salma Prawiradilaga Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2004), hlm. 348.

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

2

Telah menceritakankan kepadaku Khajib bin Walid, telah menceritakan

kepadaku Muhammad bin Kharb dari Zubaidi dari Zuhri telah menceritakan

kepadaku Sa’id bin Musayyab dari Abu Hurairoh r.a. katanya: Bersabda

Rasullah s.a.w. “tiap-tiap anak dilahirkan dengan keadaan putih bersih maka

dua ibu bapaknya yang meng-Yahudikan atau me-Nasranikan atau me-

Majusikan” (HR. Bukhari & Muslim).3

Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang

tepat untuk menentukan dasar-dasar perkembangan kemampuan fisik, bahasa,

sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya

pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan

dan perkembangan anak tercapai secara maksimal.4

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah “ Usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal

1,butir 1).5

2 Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz. IV, (Beirut: Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1992), hlm.

2047.

3 A.Razak dan Rais Lathief, Terjemahan Hadits Shahih Muslim, Jil.III, (Jakarta: Pustaka Al

Husna, 1980), cet. 1, hlm. 236.

4 Nibras Or Salim dkk.,Acuan Menu Pembelajaran pada PAUD,(Jakarta:Departemen

Pendidikan Nasional,2002), hlm.1.

5 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Ketentuan Umum,

Pasal 1 ayat 1, hlm. 1.

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

3

Orang tua menyadari bahwa anak-anak mereka perlu memiliki pengetahuan

yang tingkatannya melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tua sendiri.

Umumnya orang tua juga bekerja dengan memiliki berbagai kesibukan untuk

kehidupan keluarganya. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk

memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Dibalik itu mereka menyadari

bahwa mereka tidak mungkin memberikan pengetahuan itu kepada anak-anaknya

karena pendidikannya sendiri masih kurang. Dari itu timbul pemikiran untuk

menunjuk badan khusus yang bertugas memberikan pengetahuan kepada anak

mereka.6

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (Pasal 1, butir 14).7

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak

membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal

dari bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa depan bangsa sangat ditentukan

oleh pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita. Oleh karena itu, PAUD

merupakan investasi bangsa yang sangat berharga dan sekaligus merupakan

infrastruktur bagi pendidikan selanjutnya 8

Di pundak pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya

mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini

disebabkan pendidikan merupakan cultural transition yang bersifat dinamis ke

arah suatu perubahan secara kontinu, sebagai sarana vital bagi membangun

kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini pendidik bertanggung

6 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Ed. 2, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), cet. 4, hlm. 136-137.

7 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, hlm.2.

8 Slamet Suyanto, Dasar-Dasar PAUD, (Yogyakarta: Hikayat,2005), hlm. 1.

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

4

jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral,

estetika, maupun kebutuhan psikis peserta didik.9

Mendidik anak usia dini gampang-gampang susah, kadang kita memberikan

fasilitas belajar yang mahal dan berharap anak belajar banyak, tetapi

kenyataannya anak justru tidak belajar. Kadang dengan mainan yang sangat

sederhana dan murah anak-anak sangat tertarik dan ingin tahu banyak tentang

mainan itu beserta mekanisme kerjanya. Bermain sambil belajar merupakan

eksistensi bermain yang berjiwa setiap kegiatan pembelajaran bagi PAUD.10

Pengelolaan pembelajaran membutuhkan kreativitas guru sebagai dinamika

profesi keguruan, agar dapat membantu dan menopang guru serta fungsi guru

sebagai Transfer of knowledge atau muallim dan Transfer of Value atau muaddib,

dalam rangka menuju pembelajaran yang berhasil dalam proses belajar mengajar

yang kondusif sesuai dengan irama lajunya perkembangan pemikiran manusia.

Agar tujuan pembelajaran bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala

sesuatu yang mendukung keberhasilan pembelajaran itu. Dari sekian faktor

penunjang keberhasilan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, pemilihan

metode yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan faktor dominan

tercapainya tujuan pendidikan.

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.11

Metode pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya

menantang dan menyenangkan, melibatkan unsur bermain, bernyanyi dan

belajar.12

Sehingga seluruh potensi yang dikembangkan dapat tercapai dengan

sempurna.

9 Al Rasyidin dan Samsul Nizar, Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis; Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm. 41.

10 Slamet Suyanto, Dasar-dasar PAUD, (Yogyakarta: Hikayat, 2003), hlm. 7.

11 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif, (Jakarta:PT.

Rineka Cipta,2000), hlm. 19.

12 Slamet Suyanto, Dasar-dasar PAUD, hlm.144.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

5

Dalam fakta dan karya Andrean Hirata, sosok Bu Muslimah adalah guru

yang pantang menyerah, meskipun mengajar persis tanpa gaji. Bu Mus mengajar

juga bahkan persis tanpa kontrak. Yang ada kontrak sama Tuhan. Dalam

kesempatan tersebut Presiden SBY berpesan. “kepada para guru sekalian, jadilah

Ibu Muslimah-Ibu Muslimah lainnya. Guru yang penuh dedikasi, berinisiatif

untuk meningkatkan prestasi muridnya”.13

Sejalan dengan konsep tersebut, pendidik (guru) pada masa kini harus

memiliki kreativitas untuk mengimbangi perkembangan pendidikan, dan alur fikir

perkembangan jiwa siswa untuk membawa siswa kedalam kehidupan yang lebih

baik. Guru sebagai pendidik dan pembimbing juga berperan sebagai kreator

(pencetus gagasan) dalam meningkatkan prestasi belajar anak didik. Dalam hal ini

penulis fokus mengkaji tenteng kreativitas guru pendidikan anak usia dini

(PAUD) dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan anak usia dini sehingga pada akhirnya moral dan

NILAI keagamaan anak tertanam kokoh dalam sanubari

Bertolak dari pemikiran diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ANALISIS DESKRIPTIF KREATIVITAS GURU DALAM

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA ASPEK

PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI KEAGAMAAN; Studi guru PAUD

Se Kecamatan Tugu Kota Semarang.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari persepsi yang tidak dikehendaki tentang konotasi judul

skripsi, perlu dijelaskan beberapa istilah kunci sebagai berikut:

13 Alfi Rahmadi, “ Saat Guru Mengajar di „Kandang Ayam‟’, Forum Keadilan: No. 16,17

Agustus 2008, Hlm. 74.

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

6

1. Analisis Deskriptif

Analisis adalah sifat uraian; penguraian, kupasan.14

Sedangkan Deskriptif

adalah bersifat menggambarkan atau menguraikan sesuatu hal menurut apa

adanya.15

Jadi analisis deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat

pencandraan (deskripsi) mengenai situasi atau kejadian-kejadian.16

2. Kreativitas Guru

Kreativitas adalah kemampuan untuk menyiapkan atau menghasilkan

sesuatu yang baru. Guilford mengungkapkan bahwa kreativitas adalah

kemampuan berpikir divergent untuk menjajaki bermacam-macam alternatif

jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya.17

Guru (pendidik) secara umum adalah orang yang memiliki tanggung jawab

mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam

adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik

dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi

afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.18

Menurut UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam

ketentuan umum pasal 1 menyebutkan, Guru adalah Pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.19

14 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), hlm. 29.

15 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, hlm. 105.

16 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992), hlm. 18

17 Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002), hlm. 33-34.

18 Al Rasyidin dan Samsul Nizar, Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, hlm. 33-34.

19 Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Lembaga

Negara Republik Indonesia, 2005), hlm. 2.

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

7

3. Menggunakan Metode Pembelajaran

Penggunaan berasal dari kata “guna” yang mempunyai arti faedah, manfaat

atau fungsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “menggunakan” diartikan

sebagai proses, pembuatan, cara menggunakan sesuai dengan pemakaiannya.20

Jadi yang dimaksud disini adalah menggunakan metode pembelajaran.

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si peserta

didik sedemikian rupa sehingga si peserta didik itu memperoleh kemudahan

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.21

Jadi pembelajaran merupakan suatu

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.

4. Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan

Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan adalah salah satu aspek

yang dikembangkan dan menjadi ruang lingkup dalam pembelajaran pada anak

usia dini. Menurut hemat penulis aspek tersebut pada dasarnya dikembangkan dari

aspek yang dikembangkan dalam materi PAI.

Jadi yang dimaksud dengan judul “Analisis Deskriptif Kreativitas Guru

Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral

dan Nilai Keagamaan; Studi Guru PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang

adalah tingkah laku kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan bagi anak usia dini yang dimiliki oleh

guru PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam proses pembelajaran

sehingga tertanam nilai dan moral yang kokoh dalam jiwa anak.

20 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 328.

21 Ahmad Sugandi, Teori Pembelajaran, ( Semarang: UPY MKK UNNES, 2006 ), hlm. 10

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

8

C. Rumusan Masalah

Dari deskripsi permasalahan yang dikemukakan telah memberikan kerangka

bagi peneliti untuk merumuskan pokok permasalahan yang relevan dengan judul

skripsi tersebut. Adapun pokok permasalahannya adalah:

1. Metode pembelajaran apa sajakah yang digunakan oleh guru PAUD Se

Kecamatan Tugu Kota Semarang pada aspek pengembangan moral dan nilai

keagamaan?

2. Bagaimanakah kreativitas guru PAUD dalam menggunakan metode

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di PAUD

Se Kecamatan Tugu Kota Semarang, khususnya yang menyangkut kelancaran,

keluwesan, keaslian dan elaborasi ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengetahui bagaimana penggunaan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan oleh guru PAUD Se Kecamatan

Tugu Kota Semarang Semarang.

2. Mengetahui kreativitas guru PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang

dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral

dan nilai keagamaan

Dari tujuan penelitian diatas, maka diharapkan bahwa penelitian ini

memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas sekolah,

khususnya guru PAUD.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan motivator bagi tenaga pendidik anak usia dini

dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

9

3. Dapat dijadikan informasi bagi pemerhati pendidikan, praktisi dan pihak-pihak

yang berwenang dalam pendidikan anak usia dini tentang kondisi riil proses

pembelajaran khususnya di PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang.

E. Kajian Pustaka

Hasil penelitian yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan telah

banyak dilakukan baik dalam bentuk skripsi, ataupun karya lainnya. Untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang posisi penelitian dihadapkan penelitian-

penelitian yang telah dilakukan, berikut penulis ilustrasikan beberapa penelitian

terkait.

Shodiqin dalam skripsinya “Pengaruh Kreativitas Guru PAI terhadap

Prestasi Belajar PAI Siswa SD Negeri di Kecamatan Wonotunggal Batang tahun

2003/2004”, menggambarkan bahwa: Pengujian hipotesis penelitian

menunjukkan terdapat pengaruh positif antara kreativitas Guru PAI dengan

prestasi belajar PAI. Kreativitas disini yaitu kreativitas pada diri Guru dalam

memilih strategi pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan dan media

pembelajaran, diharapkan siswa terbentuk kelompok siswa yang mandiri dan

mempunyai kreativitas belajar sehingga siswa sadar akan tugasnya untuk apa ia

belajar.

Devi Novita Sari dalam Skripsinya “Kreativitas Guru dalam Membuat dan

Memanfaatkan Media pembelajaran PAI di SD Islami Al Azhar 25 Semarang”

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menciptakan

dan mengembangkan media pembelajaran serta kemampuan untuk memilih dan

mengembangkan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar agar tercapai

pembelajaran yang efektif.

Prof. Dr. Utami Munandar dalam bukunya “pengembangan kreativitas

anak berbakat” menggambarkan keberbakatan dan kreativitas, bagaimana dapat

menjadi pribadi lebih kreatif atau dapat membantu orang lain untuk berpikir,

bersikap dan berperilaku kreatif. Buku ini terutama tertuju pada Mahasiswa

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

10

Kependidikan, Calon Guru dan Guru, Psikolog, Konselor yang mengemban tugas

mulia namun tidak mudah untuk menyiapkan generasi muda yang cerdas, mandiri,

berprakarsa dan kreatif, dan orang tua yang berminat untuk membantu anak-anak

mereka dalam mengembangkan bakat dan kreativitas.

Dr. Armai Arief, M.A. dalam bukunya “ Pengantar Ilmu dan Metodologi

Pendidikan Islam “ menggambarkan upaya-upaya pengembangan ilmu dan

metodologi pendidikan Islam, serta disusun berdasarkan kurikulum terbaru

dilengkapi dengan macam-macam metode pembelajaran dalam perspektif

pendidikan Islam

Berdasarkan penjelasan ilustrasi diatas, maka penelitian ini akan

memfokuskan kajian terhadap “kreativitas guru yang meliputi: kelancaran berpikir

(fluency of thinking), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), kerincian

(elaboration) dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan; Studi Guru PAUD Se Kecamatan

Tugu Kota Semarang.

F. Metode Penelitian

1. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan fokus permasalahan tentang

kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan; studi guru PAUD Se Kecamatan Tugu

Kota Semarang. PAUD se Kecamatan Tugu Terdiri dari 4 satuan pendidikan

penyelenggara yaitu: TK, RA. KB dan Pos PAUD. Karena keterbatasan peneliti,

peneliti khususkan PAUD jenis KB (Kelompok Bermain) sebagai objek

penelitian. PAUD jenis KB Se Kecamatan Tugu terdiri dari 6 KB, 5 diantaranya

terhimpun dalam wadah organisasi HIMPAUDI (Himpunan Pendidik Anak Usia

Dini) dan 1 PAUD (PAUD Mayangkoro) tidak termasuk didalamnya. Dalam hal

ini, peneliti menunjuk 5 PAUD jenis KB yang tergabung dalam HIMPAUDI

tersebut sebagai objek penelitian. Karena dalam praktek pembelajaran dalam satu

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

11

kelas dipandu oleh lebih dari satu guru, maka peneliti ambil 1 guru dalam masing-

masing kelas sebagai obyek penelitian diantaranya yaitu: PAUD Khodijah (1

kelas), PAUD Hidayatul Muta’alimin (1 kelas), PAUD Nur Ilmi (1 kelas), PAUD

Aisyiyah 12 (1 kelas), PAUD Lathifah 06 (1 kelas). Sehingga dalam penelitian ini

terdapat 5 guru PAUD jenis KB sebagai obyek penelitian.

Kreativitas dibedakan menjadi 2 yaitu: aptitude (kognitif) dan Non Aptitude

(afektif). Ciri-ciri kreativitas aptitude yaitu: pertama, kelancaran berpikir (fluency

of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari

pemikiran seseorang secara cepat. kedua, kelenturan (flexibility), yaitu

kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban, atau pertanyaan-

pertanyaan bervariasi. Ketiga, keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk

mencetuskan gagasan unik, kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.

Keempat, kerincian (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan

gagasan dan menambahkan atau memperinci detail dari suatu objek, gagasan atau

situasi sehingga lebih menarik. Sedangkan ciri non aptitude meliputi: kepercayaan

diri, keuletan, apresiasi estetik kemandirian.22

Namun karena keterbatasan peneliti

dalam hal ini peneliti membatasi pada kreativitas guru pada aspek kognitif.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena

sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu

gambaran kompleks, meliputi kata-kata, laporan terinci dan pandangan responden,

dan melakukan studi pada situasi yang dialami. Berarti metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.23

22 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), hlm. 9.

23Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1995), hlm,5.

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

12

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.24

Peneliti

menggunakan metode ini untuk melakukan pengamatan terhadap pembelajaran

pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di PAUD Se Kecamatan

Tugu Kota Semarang.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka. Mendengarkan secara

langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.25 Metode wawancara

peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang pengaplikasian metode dalam

pembelajaran di kelas dan kreativitas guru dalam menggunakan metode

pembelajaran pada pengembangan aspek moral dan nilai keagamaan Se

Kecamatan Tugu Kota Semarang. Dari segi banyaknya interviewee, peneliti

menggunakan interviu pribadi, tiap kali interviu hanya berhadap-hadapan secara

face to face seorang interviewer dengan seorang interviewee.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data mengenai hal-hal

yang variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notula rapat,

agenda dan sebagainya.26 Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data tentang PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang yang

menjadi lokasi penelitian.

24 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

cet. 8, hlm. 70.

25 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian , hlm. 83.

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: UGM Press, 1981), hlm. 173.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

13

4. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara,

maka penelitian ini dalam menganalisis data menggunakan uji non statistik.

Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikannya sesuai dengan permasalahan

yang diteliti, kemudian data-data tersebut disusun dan dianalisis dengan

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Setelah itu perlu dilakukan telaah lebih lanjut guna mengkaji secara

sistematis dan objektif. Untuk mendukung hal tersebut penulis menganalisis

menggunakan metode analisis deskriptif yaitu sebuah metode analisis yang

menekankan pemberian sebuah gambaran baru terhadap data yang telah

terkumpul.27 Yaitu dengan cara menarik kesimpulan data-data dengan mencari

hal-hal yang bersifat khusus untuk kemudian menuju kepada hal-hal bersifat

umum.

27 Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 39.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

14

BAB II

KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL

DAN NILAI KEAGAMAAN

A. Kreativitas Guru PAUD

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas dalam bahasa Barat creativity, yang berarti kesanggupan

menciptakan, ada daya cipta.1 Dalam Al Qur’an sifat Allah al Khaliq digambarkan

seperti dalam Surat al An’am ayat 102:

(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;

tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah Dia;

dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.2

David Campbell, Ph.D mengatakan dalam bukunya disadur oleh A.M

Mangunhardjana dengan judul “Mengembangkan Kreativitas”, kreativitas adalah

kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru (Novel); Inovatif, belum ada

sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan, berguna (useful); lebih enak,

lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan,

mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,

mendatangkan hasil lebih baik/banyak dan bersifat dapat dimengerti

(understandable); hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di luar

waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat

1 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam; Anallisis Psikologi dan Falsafah,

(Jakarta: Pustaka al Husna, 1991), hlm.45.

2 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Huruf Arab dan Latin, (Bandung: Fa.

Sumatra, 1996), hlm. 282.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

15

diramalkan, tak dapat diulangi, mungkin saja baru dan berguna, tetapi lebih

merupakan hasil keberuntungan (luck), bukan kreativitas.3

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan

sesuatu yang baru.4 Hasil karya dan ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh

pembuatnya maupun orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif

yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh

dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan

bermanfaat. Amabile dkk sebagaimana dikutip Utami Munandar mengartikan

Kreativitas sebagai produksi suatu respons atau karya yang baru dan sesuai

dengan tugas yang dihadapi.

Orang yang kreatif memiliki kebebasan berfikir dan bertindak. Kebebasan

tersebut berasal dari diri sendiri, termasuk didalamnya kemampuan untuk

mengendalikan diri dalam mencari alternatif yang memungkinkan untuk

mengaktualisasi potensi kreatif yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan

pandangan Guilford yang mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan

berfikir divergent (semacam pemikiran dimana seseorang berfikir keluar dari apa

yang dibiasakan oleh kelompok dalam berbagai bidang)5 Untuk menjajaki

bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama

benarnya.6

Dari segi penekanannya (Rhodes, 1961, dalam Isaksen, 1987) kreativitas

didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Of Creativity, yaitu

person, process, press, product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada

salah satu dari P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: Pribadi

kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan

3 A.M Mangunhardjana, Mengembangkan Kreativitas, (Yogyakarta: kanisius, 1986), hlm. 11-12.

4 Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas Dalam

Perspektif Psikologi Islami, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002), hlm.33.

5 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, hlm.177.

6 Fuad Anshori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas, hlm. 34.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

16

dorongan (press). Dari lingkungan menghasilkan produk kreatif.7 Definisi

kreativitas dari dimensi Person seperti dikemukakan oleh Guilford (1950)

:Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people

(kreativitas menunjukkan pada kepandaian atau kecakapan sebuah karakter dari

orang yang kreatif) . Definisi kreativitas yang menekankan dimensi proses seperti

diajukan Munandar (1977): Creativity is a process that manifest in self in fluency,

in flexibility as well in originality of thinking (kreativitas adalah sebuah proses

dimana dibuktikan mengalir di dalam kelancaran diri seseorang, secara fleksibel

sama baiknya seperti kemampuan berfikir yang asli). Dari dimensi Press, Amabile

(183) mengemukakan bahwa: Creativity can be regarded as the quality of product

or respons judged to be creative by appropriate observes (kreativitas dapat

dipandang sebagai kualitas dari hasil atau putusan respon untuk menjadi kreatif

oleh pengamatan yang tidak sah). Definisi kreativitas dari dimensi Product

sebagaimana dikemukakan oleh Baron (1976) bahwa: Creativity is the ability to

bring something new into existence (kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat sesuatu yang baru).8

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna.

Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya

dalam perwujudan dirinya. Pada dasarnya, kreativitas tidaklah terbatas pada

budaya maupun golongan tertentu, karena manusia lahir sudah dibekali oleh suatu

potensi, dalam hal ini potensi tersebut harus dikembangkan dengan sebaik-

baiknya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 75:

7 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), cet. 2, hlm. 20.

8 Reni Akbar Hawadi. Dkk, Kreativitas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), hlm. 3.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

17

Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang

dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang

yang Kami beri rizki yang baik dari Kami, lalu Dia menafkahkan

sebagian dari rizki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan,

Adakah mereka itu sama? segala puji hanya bagi Allah, tetapi

kebanyakan mereka tiada mengetahui.9

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir, sekalipun tidak

mengetahui suatu apapun, tetapi oleh Allah telah diberi potensi, manusia memiliki

dua potensi dasar yaitu:

a. Kemampuan menyerap/mengamati lingkungan baik kemampuan mendengar

maupun melihat.

b. Kemampuan mencerna apa yang mereka terima baik dengan penalaran

(pikiran/akal) maupun dengan perasaan (hati).

2. Ciri-ciri Orang Kreatif

Dalam kaitannya dengan unsur aptitude dan non aptitude, Conny R

Semiawan mengemukakan bahwa: kreativitas meliputi ciri-ciri aptitude seperti

kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan kerincian

(elaboration). Sedangkan ciri non aptitude meliputi rasa ingin tahu, senang

mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.10

a. Ciri Aptitude (Kognitif)

1) Kelancaran Berfikir (Fluency of Thinking)

Adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari

pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berfikir yang ditekankan

adalah kuantitas bukan kualitas.

9 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm. 575.

10 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm. 3.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

18

Dari penelitiannya Guilford menyimpulkan bahwa ada empat bentuk

kelancaran berpikir (fluency Of Thinking) yaitu:11

a) Kelancaran Kata (Word Fluency), yang merupakan kemampuan untuk

menghasilkan kata-kata dari satu huruf atau kombinasi huruf-huruf

b) Kelancaran Asosiasi (Associational Fluency), indikasi yang paling baik

untuk kelancaran asosiasi adalah suatu proses tes yang meminta untuk

menghasilkan persamaan sebanyak-banyaknya dari kata-kata yang

diberikan dalam waktu terbatas.

c) Kelancaran Ekspresi (Expressional Fluency), ciri khas yang

mengungkapkan kemampuan ini adalah kata-kata harus disusun dengan

tepat dan harus memenuhi syarat tata bahasa.

d) Kelancaran Gagasan (Ideational Fluency), merupakan kemampuan untuk

menghasilkan ide-ide yang memenuhi beberapa syarat dalam waktu yang

terbatas.

2) Keluwesan (flexibility)

Dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwes dan dapat memahami kondisi

anak didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik

melalui berbagai cara sesuai dengan kecerdasan dan potensi masing-masing

anak.12

Menurut Guilford, orang yang kreatif adalah orang yang fleksibel

dalam berfikir. Mereka dapat meninggalkan cara berfikir lama dan

menggantinya dengan cara berfikir yang baru dengan mudah.13

3) Keaslian (Originality)

Adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik (unusually) atau

kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Apabila ada gagasan atau karya

11 Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas, hlm. 45.

12 Andi Yudha Asfandiyar, Kenapa Guru harus Kreatif ?, (Bandung: Mizan, 2009), cet. 2,

hlm. 20.

13 Andi Yudha Asfandiyar, Kenapa Guru harus Kreatif ?, hlm. 46.

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

19

tersebut belum ada sebelumnya maka gagasan atau karya tersebut dipandang

sebagai sesuatu yang orisinal. Disamping itu orisinalitas merupakan

kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak

lazim (meski tak selalu baik), yang jarang, bahkan “mengejutkan”.14

Kalau ditanya, misalnya, manfaat sebuah topi baja, orang yang tidak

orisinil kebanyakan akan menjawab: untuk melindungi kepala dari panas,

dingin, angin, pukulan dan dipergunakan sebagai hiasan kepala. Tetapi orang

orisinal mungkin akan mengatakan: untuk mengambil air di sungai, untuk

menanak nasi, untuk tempat duduk, dibuat lubang dan dipasang plastik tebal

tembus cahaya untek pengaman waktu mengelas besi, untuk tempat

mengumpulkan peralatan bengkel besi, untuk hiasan dinding dan lain-lain.

4) Kerincian/elaborasi (elaboration)

Adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk

mewujudkan ide menjadi kenyataan.15

Dalam kehidupan sehari-hari, elaborasi

yang bersifat kognitif dapat diketahui ketika seseorang menjelaskan sesuatu

kepada orang lain menjadi lebih terinci, lebih mudah dipahami dan lebih

menarik. Adanya penjelasan yang terinci yang meliputi pengertian, bagian-

bagian, sebab-sebab, serta akibat-akibat dari sesuatu secara detail dan menarik

adalah wujud kemampuan elaborasi.16

b. Ciri-ciri Non-aptitude (Afektif)

Menurut Reni Akbar Hawadi, dkk di dalam bukunya “Kreativitas”. Ciri-

ciri kreativitas non-aptitude sebagai berikut:

1) Rasa ingin tahu

2) Bersifat Imajinatif

3) Merasa tertantang oleh kemajuan

14A.M Mangunhardjana, Mengembangkan Kreativitas, hlm. 30.

15 Nursito, Kiat Menggali Kreativitas, (Yogyakarta: PT Mitra Gamawidya, 1999), hlm. 32.

16 Fuad Nashari dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas, hlm. 49.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

20

4) Sifat berani ambil resiko

5) Sifat menghargai17

Sund (1975) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat

dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar

b. Bersifat terbuka terhadap pengalaman baru

c. Panjang akal

d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti

e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit

f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan menyenangkan

g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas

h. Berfikir fleksibel

i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban

lebih banyak

j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis

k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti

l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik

m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.18

3. Tahap-tahap Kreativitas

Secara lebih sistematis, David Campbell mengungkapkan bahwa tahapan-

tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Persiapan (preparation), pada periode ini individu meletakkan dasar

pemikiran, menyatakan masalah dan mengumpulkan materi-materi yang

17 Reni Akbar Hawadi dkk, Kreativitas, hlm. 8-10.

18 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta,

1995), cet. 2, hlm. 147-148.

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

21

diperlukan untuk pemecahan masalah serta mempelajari mengenai latar

belakang masalah dan seluk beluknya.

b) Konsentrasi (concentration), perhatian individu tercurah dan pikiran individu

terpusat pada hal-hal yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan

waktu pemusatan, waktu untuk menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu

awal untuk mencoba dan mengalami gagal (trial and error).

c) Inkubasi (incubation), individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara

dari masalah yang dihadapi atau tidak memikirkan secara sadar, tetapi

menyimpannya dalam alam pra sadar. Artinya individu mencari kegiatan-

kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran terhadap masalah yang

dihadapi, namun untuk sementara waktu.

d) Iluminasi (Illumination), hasil kreatif baru muncul pada periode ini, individu

mengalami insight, ide untuk pemecahan masalah muncul secara tiba-tiba dan

diikuti perasaan senang.

e) Verifikasi (verification), pada tahap pembuktian ini individu

mengekspresikan ide-idenya dalam bentuk nyata. Dalam menentukan apakah

penyelesaian masalah nampak dalam fakta-fakta yang benar, individu

mengevaluasi hasil penyelesaian masalah.

4. Pentingnya Kreativitas Bagi Guru

Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses

pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya

mengantarkan peserta didik ke tujuan pendidikan yang telah diciptakan. Setiap

akan mengajar, ia perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan

sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan.19

Guru pada masa kini nampaknya semakin berat karena tuntutan

masyarakat modern yang semakin kompleks. Guru disamping itu sebagai pendidik

dan pembimbing mempunyai peranan yang sangat mendasar dalam upaya

19 Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 7, hlm.

116-117.

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

22

mengembangkan potensi anak didik melalui kegiatan sehari-hari. Tugas guru

disamping menyampaikan ilmu pengetahuan (Transfer Of Knowledge) juga

pengetahuan itu harus menjadi kontrol bagi setiap manusia dalam aspek

kehidupan sebagai realisasi wujud manusia Indonesia seutuhnya (Transfer Of

Value).20

Dengan demikian seorang guru dalam melaksanakan tugas profesinya

harus memiliki kreativitas. Hal ini sangat bermanfaat dalam mengantisipasi

tuntutan pendidikan pada era globalisasi ini.

Perilaku kreatif tersebut diharapkan dapat memacu kemampuan untuk

menghasilkan, mengemukakan, merespon, mewujudkan ide, dan menanggapi

masalah pendidikan yang berkembang sehingga membutuhkan daya kreasi guru

dalam proses pembelajaran.21

Kunci yang harus dipegang dalam hal ini ialah

bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak didik ketika

mereka melaksanakan kegiatan agar diikuti dengan kepatuhan. Cara terbaik untuk

menciptakan suasana itu adalah dengan menimbulkan kekaguman anak didik

kepada sang guru. Anak didik harus menjadi Fans bagi guru.22

B. Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai

Keagamaan

1. Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan pada Anak Usia Dini

a. Timbulnya Jiwa Agama Pada Anak

Anak dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik maupun psikis. Walaupun

dalam keadaan yang demikian ia telah memiliki kemampuan bawaan yang

bersifat laten. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan melalui

bimbingan dan arahan yang mantap. Salah satu potensi bawaan yang dibawa

manusia sejak lahir adalah potensi beragama. Potensi beragama yang ada pada

20 M. Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar

pendidikan Agama Islam (PBM-PAI) di Sekolah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1998), cet.1, hlm.

191.

21 Nursito, Kiat Menggali Kreativitas, hlm. 32.

22 Nursito, Kiat Menggali Kreativitas, hlm. 33.

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

23

diri manusia memerlukan bimbingan dari seorang pendidik, oleh karena itu

orang tua berperan penting di dalam mengarahkan potensi tersebut.23

Sesuai prinsip pertumbuhannya, maka anak menuju dewasa

memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya, yaitu:

a) Prinsip Biologis, anak yang baru lahir, belum dapat berdiri sendiri dalam

arti masih dalam kondisi lemah secara biologis. Keadaan tubuhnya belum

tumbuh sempurna untuk difungsikan secara maksimal.

b) Prinsip tanpa daya, anak yang baru lahir hingga menginjak usia dewasa

selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya, ia tidak berdaya untuk

mengurus dirinya.

c) Prinsip eksplorasi, jasmani dan rohani manusia akan berfungsi sempurna

jika dipelihara dan dilatih, sehingga anak sejak lahir baik jasmani maupun

rohaninya memerlukan pengembangan melalui pemeliharaan dan latihan

yang berlangsung secara bertahap.24

Disamping itu perkembangan pada anak usia dini ditandai dengan

aspek perkembangan moral. Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan

dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Dalam moral diatur segala perbuatan

yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak

baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk

membedakan perbuatan yang benar dan salah. Moral merupakan pengendali

tingkah laku.25

Bagi seorang anak pengembangan moral akan dikembangkan melalui

pemenuhan kebutuhan jasmani, untuk selanjutnya dipolakan melalui

pengalaman dalam lingkungan keluarga, sesuai nilai-nilai yang

23 Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah; Upaya Mengefektifkan

Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga, (Yogyakarta: Belukar, 2006), hlm. 110.

24 Mansur, PAUD dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 3, hlm. 45.

25 Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, hlm. 109.

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

24

diberlakukannya. Berkaitan dengan perkembangan moral, Kohlberg yang

dikutip oleh Santrock membagi tiga tahap sebagai berikut:26

1) Tahap Pra konvensional (usia 2-8 tahun), pada tahap ini anak tidak

memperlihatkan Internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral

dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman.

2) Tahap Konvensional (usia 9-13 tahun), anak mentaati standar-standar

tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-standar orang lain (eksternal),

seperti orang tua atau aturan-aturan masyarakat.

3) Tahap Pasca Konvensional (13 tahun ke atas), pada tahap ini anak

mengenal tindakan-tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan dan

kemudian memutuskan suatu kode moral pribadi.

Ada beberapa teori timbulnya jiwa keagamaan pada anak, yakni:

1) Rasa Ketergantungan (Sense Of Depended)

Manusia dilahirkan di dunia ini memiliki empat kebutuhan, yakni

keinginan untuk perlindungan (security), keinginan akan pengalaman baru

(new experience), keinginan untuk mendapat tanggapan (response), dan

keinginan untuk dikenal (recognition). Berdasarkan kenyataan dan kerjasama

dari empat keinginan itu, maka bayi sejak dilahirkan hidup dalam

ketergantungan. Melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya dari

lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.

2) Instink Keagamaan

Bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa instink, diantaranya

keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena

beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya instink

belum sempurna. Dengan demikian pendidikan agama perlu diperkenalkan

kepada anak jauh sebelum usia 7 tahun.27

Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama, timbulnya

jiwa keagamaan pada anak melalui orang-orang dalam lingkungan dan tempat

26 Mansur, PAUD dalam Islam, hlm. 46-47.

27 Mansur, PAUD dalam Islam, hlm. 47-48.

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

25

mereka hidup. Jika mereka lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga

yang beragama, mereka akan mendapat pengalaman agama itu melalui ucapan,

tindakan, dan perlakuan. Tindakan dan perlakuan orang tua terhadap dirinya

dan saudara-saudaranya merupakan unsur-unsur yang akan menjadi bagian

pribadinya pula dikemudian hari. Tindakan dan perlakuan orang tua yang

sesuai dengan ajaran agama, akan menimbulkan pada si anak pengalaman-

pengalaman hidup sesuai dengan agama, yang kemudian akan bertumbuh

menjadi unsur-unsur yang merupakan bagian dalam pribadinya nanti.28

b. Perkembangan Agama Pada Anak

Pendidikan agama dalam keluarga sebelum si anak masuk sekolah,

terjadi secara tidak formal. Pendidikan agama pada umur ini melalui semua

pengalaman anak, baik berupa ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan

dan sikap yang dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasanya. Oleh karena itu,

keadaan orang tua dalam kehidupan mereka sehari-hari mempunyai pengaruh

yang sangat besar dalam pembinaan kepribadian anak. Karena mereka belum

mampu memahami kata-kata yang abstrak, akan tetapi mereka dapat

merasakan sikap, tindakan orang tua mereka. Berikut dijelaskan perkembangan

anak dalam beberapa fase (tingkatan) yakni:

1) The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)

Pada anak dalam tingkat ini (usia 3-6) konsep mengenai Tuhan lebih

banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada tingkat ini anak menghayati

konsep ketuhanan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya,

sehingga dalam menanggapi agama pun anak masih menggunakan konsep

fantastis yang diliputi oleh dongeng yang kurang masuk akal.

2) The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)

Tingkat ini dimulai sejak anak masuk SD hingga sampai ke usia

adolesens. Pada masa ini ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-

28 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), cet. 17, hlm. 127-

128.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

26

konsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realis). Konsep ini timbul melalui

lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa

lainnya.

3) The Individual Stage (Stage Individu)

Anak pada tingkat ini memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi

sejalan dengan perkembangan usia mereka. Ada beberapa alasan mengenalkan

nilai-nilai agama kepada anak usia dini, yaitu anak mulai punya minat, semua

perilaku anak membentuk suatu pola perilaku, mengasah potensi positif diri,

sebagai individu, makhluk sosial dan hamba Allah.29

c. Sifat-sifat Agama Pada Anak

Sesuai dengan ciri yang mereka miliki, maka sifat agama pada anak-

anak tumbuh mengikuti pola Ideas concept on author. Ide keagamaan anak

hampir sepenuhnya autoritas, maksudnya konsep keagamaan Pada diri mereka

dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Berdasarkan hal ini, maka bentuk

dan sifat agama pada diri anak dibagi menjadi:

1) Unreflective (tidak mendalam), mereka mempunyai anggapan atau

menerima terhadap ajaran agama dengan tanpa kritik. Kebenaran yang

mereka terima tidak begitu mendalam sehingga cukup sekedar saja dan

mereka sudah merasa puas dengan keterangan yang kadang-kadang kurang

masuk akal.

2) Egosentris, semakin tumbuh semakin meningkat pula egoisnya.

Sehubungan dengan itu, maka dalam masalah keagamaan anak telah

menonjolkan kepentingan dirinya dan telah menuntut konsep keagamaan

yang mereka pandang dari kesenangan pribadinya.

3) Anthropomorphis, konsep ketuhanan pada diri anak menggambarkan

aspek-aspek kemanusiaan. Melalui konsep yang terbentuk dalam pikiran,

mereka menganggap bahwa peri keadaan Tuhan itu sama dengan manusia.

Anak menganggap bahwa Tuhan dapat melihat segala perbuatannya

29 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, hlm. 48-50.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

27

langsung ke rumah-rumah mereka sebagaimana layaknya orang mengintai.

Konsep ketuhanan yang demikian itu mereka bentuk sendiri berdasarkan

fantasi masing-masing.

4) Verbal dan ritualis, Latihan-latihan bersifat verbalis dan upacara

keagamaan yang bersifat ritualis merupakan hal yang berarti dan

merupakan hal yang berarti dan merupakan salah satu ciri dari tingkat

perkembangan agama pada anak-anak.

5) Imitatif, dalam segala hal anak merupakan peniru yang ulung, dan sifat

peniru ini merupakan modal yang positif dalam pendidikan keagamaan

pada anak.

6) Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang

terakhir. Pada anak rasa kagum pada anak-anak ini belum bersifat kritis dan

kreatif, sehingga hanya kagum terhadap keindahan lahiriyah saja. Hal ini

merupakan langkah pertama dari pernyataan kebutuhan anak akan

dorongan untuk mengenal suatu pengalaman yang baru (new experience).

Dengan demikian kompetensi dan hasil belajar yang perlu dicapai pada

aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah kemampuan

melakukan ibadah mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan

mencintai sesama manusia.30

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”.

Kata ini berasal dari suku kata yaitu “Metha” yang berarti melalui atau

melewati, dan “todos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan

yang dilalui untuk mencapai tujuan.31

Atau dengan perkataan lain metode ialah

30 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, hlm. 52-55.

31Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), hlm. 40.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

28

ilmu tentang cara yang harus dilalui dalam proses pembelajaran agar dapat

mencapai tujuan pembelajaran.32

Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat” dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, “metode” adalah cara teratur dan berfikir baik-baik untuk

mencapai maksud.33

Bila dihubungkan dengan pendidikan maka strategi

tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka

mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima

pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.

Secara rinci al Syaibany (1979) dengan mengutip beberapa pendapat

para ahli menurunkan pengertian metode sebagai berikut:

1) Mohd Athiyah al Abrasy, mengartikan metode ialah jalan yang kita ikuti

dengan memberi faham kepada murid-murid segala macam pelajaran,

dalam segala mata pelajaran. Ia adalah rencana yang kita buat untuk diri

kita sebelum kita memasuki kelas dan kita terapkan dalam kelas itu sesudah

kita memasukinya.

2) Prof Mohd Abd Rohim Ghunaimah, mengartikan metode sebagai cara-

cara yang praktis dalam menjalankan tujuan-tujuan dan maksud-maksud

pengajaran

3) Edgal Bruce Wesley, mengartikan metode dalam bidang pendidikan

sebagai rentetan kegiatan belajar pada murid-murid, atau ia adalah proses

yang pelaksanaannya yang sempurna menghasilkan proses belajar, atau ia

adalah jalan yang dengannya pengajaran itu menjadi berkesan.

Dari tampilan para ahli diatas, unsur-unsur yang sangat besar perannya

walau ditampilkan dalam redaksi yang tidak sama, tapi ada muatan-muatan

substantif di dalamnya. Dengan kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam

masing-masing pengertian diatas antara lain sebagai berikut:

32 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005). Cet. 4, hlm 2.

33 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm. 3.

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

29

1) Bahwa metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi paham

kepada murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan

tujuan-tujuan yang didinginkan

2) Bahwa metode mengajar mempunyai arti lebih dari pada hanya sebagai alat

untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada otak murid

3) Bahwa pelaksanaan pengajaran yang lebih baik atau perubahan yang

diinginkan pada tingkah laku pelajar adalah tujuan asasi bagi proses

pengajaran

4) Bahwa kegiatan pengajaran adalah kegiatan yang terarah dan sekaligus

mempunyai berbagai segi. Bertujuan untuk mencapai proses belajar yang

diinginkan.

5) Bahwa metode mengajar adalah suatu proses lebih dari segala-galanya.

Oleh karena itu ia adalah proses. Maka ia haruslah terdiri dari langkah-

langkah dan unsur-unsur yang digunakan pada metode tertentu dalam

pengajaran betul-betul digunakan atau dapat digunakan pada metode-

metode lain.34

b. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran banyak sekali macamnya dan guru sebagai ahli

metodologi pengajaran harus mampu menguasai teknik penggunaannya, sebab

masing-masing metode mempunyai segi kelebihan dan kekurangannya.

Sehubungan dengan hal tersebut yang perlu digarisbawahi adalah walaupun

banyak metode pembelajaran tetap prinsip penggunaannya sama.

Prinsip-prinsip metode pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli

mempunyai corak dan variasi sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

Misalnya pendapat Yusuf Djajadisastra, Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan

dalam menggunakan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Harus dapat membangkitkan motivasi, minat dan gairah belajar

2) Harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian peserta didik

34 Khairan Rosyadi, Pendidikan Profetik,(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2004), hlm. 209-211

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

30

3) Harus dapat memberi kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dan kepribadian

peserta didik

4) Harus dapat merangsang keinginan peserta didik untuk belajar lebih lanjut,

melakukan eksplorasi dan inovasi

5) Harus dapat mendidik peserta didik dalam teknik belajar sendiri dan cara

memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi

6) Harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalistik dan menggantinya

dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan

7) Harus dapat membimbing peserta didik agar pada akhirnya mampu berdiri

sendiri atas tanggung jawab sendiri.35

Menurut Hasan Langgulung sebagaimana dikutip oleh Zuhairini,

dikemukakan ada 3 prinsip yang mendasari metode pengajaran dalam Islam,

yaitu:

1) Sifat-sifat metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama

pendidikan Islam, yaitu pembinaan manusia mu’min yang mengaku hamba

Allah.

2) Berkenaan dengan metode pengajaran yang prinsip-prinsipnya terdapat dalam

Al Qur’an atau disimpulkan dari padanya

3) Membangkitkan motivasi dan adanya kedisiplinan atau dalam istilah Al

Qur’an disebut ganjaran (tsawab) dan hukuman (Iqob).36

c. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih Metode

Pembelajaran

Penggunaan metode pembelajaran bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri

melainkan senantiasa berhubungan erat dengan faktor-faktor pengajaran lainnya

dalam proses pembelajaran. Adapun metode apa yang hendak digunakan adalah

hak guru sesuai dengan kemampuan dalam menggunakannya.

35 Yusuf Djajadisastra, Metode mengajar I, (Bandung: Angkasa Bandung, 1982), hlm. 11-12.

36 Zuhairini, dkk. Metode Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991),

hlm. 64-69.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

31

Sesuai dengan kekhususan-kekhususan yang ada pada masing-masing

bahan atau materi pelajaran baik sifat maupun tujuan, maka diperlukan metode-

metode yang berlainan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Adapun faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran

adalah:

1) Peserta Didik

Peserta didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.

Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru

akan berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan latar belakang kehidupan

yang berlainan. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, postur

tubuh. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada

setiap peserta didik

Jika pada aspek biologis ada persamaan dan perbedaan maka pada aspek

intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat bahwa secara intelektual peserta

didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan

peserta didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar

mengajar dan lambatnya tanggapan peserta didik terhadap rangsangan yang

diberikan guru. Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di

sekolah perilaku peserta didik selalu menunjukkan perbedaan, kreatif, suka bicara,

ada yang pendiam (introvert), ada yang terbuka (ekstrovert).

Perbedaan individual peserta didik pada aspek biologis, intelektual,

psikologis sebagaimana disebutkan diatas, mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi terciptanya

tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian

jelas kematangan peserta didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode pembelajaran.

2) Tujuan

Setiap orang yang mengerjakan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas

tentang tujuan yang hendak dicapainya. Demikian juga setiap pendidik atau setiap

guru yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar haruslah mengerti akan

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

32

tujuan pendidikan. Pengertian akan tujuan pendidikan ini mutlak perlu sebab

tujuan itulah yang akan menjadi sasaran dan menjadi pengarah dari pada tindakan-

tindakan dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Disamping menjadi sasaran

dan menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai

kriteria bagi pemilihan dan penentu alat-alat (termasuk metode) yang akan

digunakan dalam mengajar.37

3) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya

sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi

belajar-mengajar terbuka, yaitu di luar sekolah, maka dalam hal ini tentu memilih

metode mengajar sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

4) Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar peserta

didik di sekolah. Lengkap atau tidak lengkapnya fasilitas belajar akan

mempengaruhi pemilihan metode mengajar, kemampuan suatu metode mengajar

akan terlihat jika faktor lainnya mendukungnya.

5) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru yang

kurang suka berbicara, tetapi seorang guru lain suka berbicara, seorang guru yang

bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana

bukan pendidikan dan keguruan di bidang ilmu kependidikan dan keguruan.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.

Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam

memilih dan menentukan metode, apalagi belum memiliki pengalaman mengajar

yang memadai. Walaupun demikian, baik dia berlatarbelakang pendidikan guru

maupun dia yang berlatarbelakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim

pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat.

Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latarbelakang

37 Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, hlm. 70.

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

33

pendidikan dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.38

6) Sifat Bahan Pelajaran

Setiap pelajaran mempunyai sifat masing-masing, paling tidak sifat mata

pelajaran ini adalah mudah, sedang dan sukar. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan

begitu saja dalam mempertimbangkan pemilihan metode mengajar. Untuk metode

tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran lain.

7) Kelebihan dan Kekurangan Metode

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dua sisi ini perlu

diperhatikan oleh guru. Jumlah peserta didik di kelas dan kelengkapan fasilitas

mempunyai andil, tepat atau tidak tepatnya suatu metode digunakan untuk

membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk pengajaran tergantung

dari kecermatan guru untuk menilainya.39

d. Macam-macam Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral

dan Nilai Keagamaan

1) Metode Pembiasaan

a) Pengertian Metode Pembiasaan

Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, “biasa” adalah lazim atau umum; seperti sedia

kala; sudah merupakan hal yang tidak dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an” menunjukkan arti proses sehingga

kebiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu/seseorang menjadi

biasa.

Dalam kaitannya dengan metode pembelajaran dalam pendidikan Islam,

dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan

38 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta::

Rineka Cipta, 2000), hlm. 89-92.

39 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, hlm. 192-193.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

34

untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntutan ajaran agama Islam.40

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan tahap

peserta didik yang berusia kecil. Ketika anak masih kecil selalu dibiasakan

untuk senantiasa melakukan ajaran agama, maka anak tersebut akan terbiasa

melaksanakannya. Tanpa latihan dan pengalaman yang dibiasakan, maka akan

sulit bagi seseorang anak untuk melaksanakan ajaran agama.41

Al Qur’an sebagai sumber ajaran Islam memuat prinsip-prinsip umum

pemakaian metode pembiasaan dalam proses pendidikan. Dalam merubah

perilaku negatif misalnya, al Qur’an memakai pendekatan pembiasaan secara

berangsur-angsur. Kasus pengharaman khamr misalnya. Sebagai gambaran

umum Allah swt. Berfirman dalam QS. An Nahl : 67

“Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang

memabukkan dan rizki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang

memikirkan”. (QS. An-Nahl: 67).42

Untuk tahap awal Allah berfirman dalam QS al Baqarah: 219, dalam

ayat ini Allah mengisyaratkan adanya alternatif pilihan yang diberikan : antara

memilih yang banyak positifnya, atau memilih banyak negatifnya. Tahap

kedua Allah berfirman dalam QS an Nisa’ : 43 yang menerangkan bahwa:

meminum khamr adalah perbuatan dan kebiasaan tidak terpuji. Kemudian pada

tahap ketiga Allah secara tegas melarang meminum khamar yang termaktub

dalam QS. Al Maidah : 90.

40 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm. 110.

41 Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, hlm. 35.

42 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm. 573.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

35

b) Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan

1) Kelebihan

a) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik

b) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah, tetapi juga

berhubungan dengan aspek bathiniyah

c) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling

berhasil dalam pembentukan kepribadian peserta didik.

2) Kekurangan

Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang

benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan dalam menanamkan

sebuah nilai kepada anak didik. Oleh karena itu pendidik yang dibutuhkan

dalam mengaplikasikan pendekatan ini adalah pendidik pilihan yang mampu

menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan, sehingga tidak terkesan

bahwa pendidik hanya mampu memberi nilai tetapi tidak mampu

mengamalkan nilai yang disampaikan terhadap anak didik.

Sangat penting kiranya untuk menginternalisasikan kebiasaan-

kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti melaksanakan

sholat lima waktu, berpuasa dan lain-lain. Agama Islam sangat

mementingkan pembiasaan itulah diharapkan siswa mengamalkan ajaran

Islam secara berkelanjutan.43

2) Metode Keteladanan

a) Pengertian Metode Keteladanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

“keteladanan” dasar katanya “teladan” yaitu perbuatan atau barang yang

patut ditiru dan dicontoh. Oleh karena itu “keteladanan” adalah hal-hal

yang dapat ditiru dan dicontoh. Dalam bahasa Arab keteladanan

diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah”, yang berarti suatu

keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah

dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan atau kemurtadan.

43 Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), Hlm. 60.

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

36

Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru

atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang

dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai

pendidikan Islam, yakni keteladanan yang baik.

Sebagai pendidikan yang bersumber pada al Qur’an dan Sunnah

Rasulullah, metode keteladanan tentunya didasarkan pada sumber

tersebut. Dalam al Qur’an “keteladanan” diistilahkan dengan kata

uswah. Firman Allah dalam QS. Al Mumtahanah: 6

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan

yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala)

Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan Barangsiapa yang

berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi

Maha Terpuji.”44

b) Kelebihan dan Kekurangan Metode Keteladanan

1) kelebihan

a) Akan memudahkan anak dalam menerapkan ilmu yang

dipelajarinya di sekolah

b) Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil belajarnya

c) Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik

d) Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga dan

masyarakat baik, maka akan tercipta situasi yang baik.

e) Tercipta hubungan harmonis antara guru dan siswa

f) Secara tidak langsung guru dapat menerapkan ilmu yang

diajarkannya

g) Mendorong guru un tuk selalu berbuat baik karena akan

dicontoh oleh siswanya

2) kelemahan

44 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm. 1279.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

37

a) Jika figur yang mereka contoh tidak baik, maka mereka cenderung

untuk mengikuti tidak baik.

b) Jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.45

Metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam

upaya mencapai keberhasilan pendidikan karena secara psikologi, anak

didik banyak meniru dan mencontoh perilaku sosok figurnya termasuk

diantaranya adalah para pendidik. Oleh karena itu, keteladanan banyak

kaitannya dengan perilaku, dan perilaku yang baik adalah tolok ukur

keberhasilan pendidikan.46

3) Metode Kisah

a) Pengertian Metode Kisah

Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan

materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana

terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan.

Dalam mengaplikasikan metode ini pada Proses Belajar Mengajar

(PBM), metode kisah merupakan salah satu metode pendidikan yang

masyhur dan terbaik. Sebab itu mampu menyentuh jiwa jika didasari

ketulusan hati yang mendalam. Disamping itu metode kisah memiliki

peranan penting dalam memperoleh ingatan anak dan kesadaran berfikir.

Metode kisah diisyaratkan dalam al Qur’an surat Yusuf: 3

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum

kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum

mengetahui.47

45 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm 110-123

46 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm.124.

47 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm. 473.

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

38

Kandungan ayat ini mencerminkan bahwa cerita yang ada dalam al

Qur’an merupakan cerita-cerita pilihan yang mengandung nilai

paedagogis.48

Ayat ini diperkuat oleh ayat lain surat Yusuf 111yang

berbunyi:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang

dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya

dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi

kaum yang beriman.”49

b) Kelebihan dan Kekurangan Metode Kisah

1) Kelebihan :

a) Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat siswa.

Karena setiap anak didik akan senantiasa merenungkan makna dan

mengikuti berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh

oleh tokoh dan topik kisah tersebut.

b) Mengarahkan semua emosi hingga menyatu pada satu kesimpulan

yang menjadi akhir cerita.

c) Kisah selalu memikat, karena mengundang pendengaran untuk

mengikuti peristiwanya dan merenungkan maknanya.

d) Dapat mempengaruhi emosi, seperti takut, perasaan diawasi, rela,

senang, sungkan atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita.

2) Kekurangan:

a) Pemahaman siswa menjadi sulit karena kisah itu telah terakumulasi

oleh masalah lain

b) Bersifat monolog dan dapat menjenuhkan siswa

48 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm. 161.

49 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm.505.

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

39

c) Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang

dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.50

4) Metode Karya Wisata

a) Pengertian Metode Karya Wisata

Menurut H.Zuhairini dkk, metode karya wisata adalah suatu metode

pengajaran yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak keluar kelas

untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya

dengan pelajaran. Tim Diktatik Metodik Kurikulum menjelaskan, bahwa

metode Karya Wisata adalah suatu metode mengajar dimana siswa dan guru

pergi meninggalkan sekolah menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau

mempelajari hal tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas terlihat bahwa metode ini

merupakan sebuah alternatif yang diperuntukkan bagi siswa agar

mendapatkan/memperoleh pengalaman belajar yang tidak diperolehnya

secara langsung di dalam kelas. Metode ini sangat baik dilakukan sebagai

selingan out door study sebab para siswa dapat diajak langsung ke alam

yang sebenarnya.

Dalam al Qur’an diterangkan dalam kisah Nabi Musa a.s. bersama

Nabi Khidir a.s. peristiwa ini dijelaskan secara detail dalam QS. Al Kahfi

diantaranya yang digambarkan dalam ayat 65

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba

Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan

yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”51

b) Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata

50 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm.160-163

51 Bachtiar Surin, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an, hlm.634.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

40

1) Kelebihan:

a) Siswa dapat menyaksikan secara langsung kegiatan-kegiatan yang

dilakukan di tempat kunjungan tersebut.

b) Siswa memperoleh pemantapan teori-teori yang pernah mereka

pelajari di sekolah dengan kenyataan aplikasi yang diterapkan

pada objek yang mereka kunjungi. Dalam hal ini bisa juga

mendapat pengalaman-pengalaman baru dengan ikut serta atau

mencoba dan membuktikan secara langsung dengan objeknya.

c) Siswa dapat menghayati pengalaman praktek suatu ilmu yang telah

diperolehnya di sekolah.

d) Siswa bisa memperoleh informasi yang lebih akurat dengan jalan

mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang

diberikan oleh petugas setempat

e) Dalam karya wisata berbagai mata pelajaran dapat dipelajari

sekaligus dan integral, dan tidak hanya terbatas pada satu mata

pelajaran

2) Kekurangan:

a) Waktu yang dibutuhkan cukup panjang apalagi persiapan ataupun

pelaksanaan acara tersebut tidak diatur dengan baik

b) Pembiayaan dalam sebuah karya wisata merupakan beban

tambahan yang akan memberatkan bagi anak-anak yang orang

tuanya kurang mampu.

c) Karya wisata akan berubah menjadi piknik karena persiapan yang

tidak matang.

d) Beberapa acara ini sering terabaikan karena pelaksanaan acara

tidak tepat pada waktunya.52

52 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm.168-169.

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

41

Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan

anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal,

memperluas perolehan informasi juga memperkaya lingkup program

kegiatan belajar anak yang tidak mungkin di hadirkan di kelas. Seperti

melihat berbagai macam hewan, mengamati proses pertumbuhan, tempat-

tempat khusus dan pengelolaannya, berbagai macam kegiatan transportasi,

lembaga sosial budaya. Jadi dengan karya wisata anak dapat belajar dari

pengalaman sendiri, sekaligus anak dapat melakukan generalisasi

berdasarkan sudut pandang mereka.53

5) Metode Demonstrasi

a) Pengertian Metode Demonstrasi

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode

mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses

pembentukan tertentu kepada siswa.

Metode demonstrasi seperti dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah

dibawah ini

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada

kami Ishaq bin Isa. Menceritakan kepada kami Malik dari Tsauri bin Zaid

ad Dilly, ia berkata: Saya mendengar bapaknya, Ghoits bercerita dari Abu

Hurairah, r.a ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Orang yang

menanggung (hidup) anak yatim piatu atau yang lainnya, maka saya

(Nabi) dan dia seperti orang yang tidak dapat dipisahkan di dalam surga.

Dan Malik memberi isyarat dengan jari yaitu telunjuk dan jari tengah (HR.

Muslim)

53 Moeslikhatun.R, Metodologi Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004), Cet.2, Hlm.25-26.

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

42

b) Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

1) Kelebihan:

Metode Demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran.

b) Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi

pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar,

tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara langsung.

c) Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran

dalam waktu yang relatif singkat.

d) Dapat memusatkan perhatian anak didik.

e) Dapat menambah pengalaman anak didik.

f) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi

lebih jelas dan konkrit.

g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran

setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.

2) Kelemahan:

a) Memerlukan waktu yang cukup banyak. Namun hal ini dapat

ditanggulangi dengan menyediakan waktu khusus yang cukup

memadai untuk melaksanakan metode demonstrasi.

b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi

kurang efektif. Oleh karena itu, perlu melengkapi semua alat yang

diperlukan dalam menggunakan metode ini.

c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk pembelian

alat-alat. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu merencanakan

pembelian alat-alat tersebut.

d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Oleh karena itu, guru dan

siswa perlu persiapan fisik, di samping penguasaan teori.

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

43

e) Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak

efektif. Oleh karena itu, setiap siswa harus diikutsertakan dan

melarang berbuat kegaduhan.54

Metode Demonstrasi menunjukkan, mengerjakan, dan memperjelas.

Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara

memperjelas sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal

langkah-langkah pelaksanaan

Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak diantaranya:

Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan

Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan

Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan

cermat

Membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan

secara tepat.

Membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala

pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat.55

54 Armai Arief, Pengantar Ilmu, hlm.190-192.

55 Moeslikhatun, Metodologi Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, hlm. 27.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

44

BAB III

KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL

DAN NILAI KEAGAMAAN DI PAUD SE KECAMATAN TUGU

KOTA SEMARANG

A. Penggunaan Metode Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral

dan Nilai Keagamaan di PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang.

1. Pembelajaran pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan

di PAUD se kecamatan Tugu Kota Semarang

PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang

merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal.

Dalam proses belajar mengajar, guru adalah sentral dari setiap kegiatan

yang ada di kelas ketika seorang guru mampu membawakan dirinya sebagai

seorang pengajar, pembimbing dan penolong bagi seorang peserta didik, maka

proses pembelajaran akan berhasil. Dalam pembelajaran itu sendiri, seorang guru

harus mampu menentukan metode yang sesuai dengan materi. Untuk itu seorang

guru dituntut untuk kreatif dan mampu menciptakan hal-hal yang baru dalam

pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar anak.

Setelah persiapan bahan/materi sudah siap, saatnya guru memulai kegiatan

pelajaran yang menyenangkan. Lakukan kegiatan ini dengan tahap-tahap yang

memungkinkan anak mampu mengikutinya. Hal-hal yang diperlukan untuk

pembelajaran anak usia dini bukan seperti anak usia sekolah akan tetapi, hal yang

diperlukan disini adalah pemberian stimulus/rangsangan. Oleh karena itu,

kegembiraan dan suasana yang menyenangkan adalah kunci keberhasilan. Jadi

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

45

guru harus menciptakan suasana yang nyaman dan senang anak. Suasana

menyenangkan akan menumbuhkan semangat belajar anak.

Di bawah ini peneliti akan deskripsikan pembelajaran di PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang yang secara khusus mengkaji para guru PAUD

yang tergabung dalam wadah HIMPAUDI Kecamatan Tugu dalam menggunakan

metode pembelajaran yang digunakan. Khususnya dalam pengembangan aspek

moral dan nilai keagamaan.

PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang Terdiri dari 6 PAUD. 5

diantaranya bergabung dengan wadah organisasi HIMPAUDI dan 1 (PAUD

Mayangkoro) tidak ikut di dalamnya. PAUD yang termasuk anggota HIMPAUDI

adalah PAUD Khadijah, PAUD Lathifah 06, PAUD Hidayatul Muta’alimin,

PAUD Nur Ilmi dan PAUD Aisyiyah 12. Jadi dalam penelitian ini, peneliti

menunjuk 5 PAUD tersebut sebagai objek penelitian.

a. PAUD Khadijah

Setelah bel berbunyi anak-anak berbaris di depan ruang kelas. Dengan

dipandu guru, salah satu anak memimpin barisan kemudian membaca Surat Al-

Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca 2 kalimah Syahadat secara bersama-

sama. Sebagai penutup, guru mengucapkan sapaan selamat pagi pada anak dan

dilanjutkan berjabat tangan dengan guru-guru kemudian anak-anak memasuki

ruang kelas. Dalam ruang kelas anak-anak terlebih dahulu absensi diri yang

disediakan pada papan gambar yang mempunyai corak gambar lucu dan menarik.

Kemudian anak tadarus dengan membaca surat-surat pendek, doa sebelum belajar,

doa untuk kedua orang tua dan menyanyikan lagu keagamaan dan ditutup dengan

menyanyikan lagu Mars NU.1

Serangkaian kegiatan di atas semata-mata mendidik dan membentuk

kepribadian anak dan mengedepankan nila sosial, kebersamaan, kedisiplinan,

1 Observasi Pembelajaran di PAUD Khadijah, tanggal 18 April 2011.

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

46

ketaatan atau keimanan kepada Sang Khaliq sejak dini. Sehingga kelak hidup di

masyarakat menjadi warga masyarakat yang baik dan bermanfaat bagi yang lain2.

Memasuki kegiatan inti, guru mengajak anak untuk fokus mengikuti

kegiatan belajar sebagai dasar pengalaman belajar bagi anak. Untuk mendukung

berjalannya kegiatan belajar, guru PAUD Khadijah menggunakan majalah Play

Group sebagai salah satu sumber belajar yang digunakan. Majalah play group

tersebut berisi materi dan lembar kerja anak yang disesuaikan dengan tema dalam

setiap bulannya. Menurut penuturan Ibu Unwah Purwoningrum “ PAUD kami

berlangganan majalah Play Group dalam setiap bulannya, jadi secara rutin anak-

anak dan para orang tua dianjurkan membeli majalah tersebut dalam tiap bulannya

sebagai media pembelajaran anak”.3

Rencana Kegiatan Harian (RKH) disusun sebelum pelaksanaan

pembelajaran. Pada kenyataannya, para guru berkumpul setiap pembelajaran

berakhir. Dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi anak dan sumber belajar

yang tersedia. Dalam 1 pekan, pembelajaran berlangsung selama 3 hari, hari

senin, selasa dan rabu. Dalam 1 harinya, guru dituntut untuk dapat

mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Jadi dibutuhkan

kehati-hatian dan kesungguhan dalam menyusun RKH. Sehingga seluruh aspek

dapat dikembangkan secara detail.

b. PAUD Hidayatul Muta’alimin

Sesuai prinsip pelaksanaan pembelajaran di PAUD, anak didik sebelum

memasuki ruang kelas dirangsang dengan berbagai kegiatan yang bertumpu pada

kesiapan fisik dan mental dalam mengikuti proses pembelajaran. Merupakan

amanat yang besar bagi para guru PAUD untuk mengimplementasikan jenis

2 Wawancara dengan Ibu Unwah Purwoningrum, selaku guru PAUD Khadijah, Tanggal 18

April 2011 di ruang kelas.

3 Wawancara dengan Ibu Nur Hidayah, S. Ag, selaku Kepala PAUD Khadijah, Tanggal 18

April 2011 di ruang kelas.

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

47

pendekatan sesuai tumbuh kembang anak. Demikian penuturan Ibu Siti Nur

Wakhidah4.

Untuk mengawali kegiatan, anak-anak berkumpul di depan kelas dan

membentuk lingkaran atau formasi lainnya semata-mata bertujuan untuk

merangsang kesiapan anak untuk belajar. Mulai dari berhitung dengan

menggunakan berbagai bahasa seperti: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa

Arab bahkan Bahasa Jawa sekalipun, dilanjutkan dengan pembacaan ikrar dan

diakhiri dengan absensi oleh guru. Kemudian anak-anak diperkenankan masuk

ruangan kelas.

Setelah anak memasuki ruangan kelas, guru selalu menghimbau kepada

anak untuk absensi diri yang disiapkan dalam papan gambar secara mandiri dan

disiplin. Kemudian dilanjutkan pembacaan doa secara bersama-sama meliputi

doa: pembacaan Surat Al-Fatihah, doa belajar, doa untuk kedua orang tua,

pelafalan dua kalimat Syahadat, pembacaan pancasila dan diakhiri pembacaan

Asmaul Husna.5

Pembelajaran di PAUD Hidayatul Muta’alimin berlangsung selama 4 hari.

Hari senin-kamis. Dalam pengaplikasian seluruh aspek anak usia dini yang akan

dikembangkan, guru PAUD Hidayatul Muta’alimin menyusun jadwal

pembelajaran. Berikut jadwal pembelajaran di PAUD Hidayatul Muta’alimin

sbb:

No Hari Aspek yang dikembangkan

1.

2.

3.

4.

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Moral dan nilai agama

Motorik, Bahasa

Seni

Fisik / senam ceria

4 Wawancara dengan Ibu Siti Nur Wakhidah, selaku guru PAUD Hidayatul Muta’alimin,

Tanggal 20 April 2011, di Ruang Kelas.

5 Observasi pembelajaran di PAUD Hidayatul Muta’alimin, Tanggal 20 April 2011, di

Ruang Kelas.

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

48

Pembelajaran dalam pengembangan moral dan nilai keagamaan ditunjang

dengan adanya sarana buku-buku panduan keagamaan, dan berbagai poster huruf

hijaiyyah, gambar gerakan sholat, tata cara berwudlu dan lain-lain berfungsi

sebagai sumber belajar yang digunakan.

Dalam hal Penyusunan RKH sekaligus evaluasi pembelajaran terkait

dengan RKH yang sudah dilaksanakan dalam pembelajaran terdahulu dibahas

secara bersama-sama setelah kegiatan berakhir dalam setiap harinya. Sehingga

pembelajaran yang akan dilaksanakan mempunyai nilai kualitas yang menjamin

tercapainya tujuan pendidikan. Demikian menurut penuturan Ibu Sri Widayati.

c. PAUD Nur Ilmi

Setelah tanda bel peringatan masuk, anak-anak memposisikan diri berbaris

di luar ruangan kelas untuk membaca ikrar dan syahadatain. Sebagai bentuk

kesiapan fisik anak, guru mengajak anak memasuki ruangan dengan menirukan

salah satu bentuk variasi gaya seperti: kupu-kupu terbang, katak melompat,

berjalan mundur, dll. Setelah anak memasuki ruangan kelas, guru mengatur posisi

duduk anak dengan membentuk lingkaran dan dilanjutkan dengan membaca doa

belajar, membaca surat Al-Fatihah serta mengucapkan salam bersama.

Kemudian guru menyapa anak dengan menanyakan kabar pada hari

tersebut dan memberi kesempatan kepada anak untuk saling tanya kabar antar

teman. Kegiatan Tanya kabar tersebut divariasi dengan masing-masing nama hari

ditunjukkan dengan simbol jari tangan. Misalnya saja, hari senin ditunjukkan

dengan simbol ibu jari (jempol), hari Selasa ditunjukkan dengan simbol jari

telunjuk, begitu seterusnya hingga hari Jum’at dengan menunjukkan jari

kelingking. Masih dalam posisi duduk melingkar, dengan mengaitkan antar jari

sesuai hari saat pembelajaran anak-anak mengucapkan salam dan menanyakan

kabar antar teman secara berpasangan. Begitu seterusnya, dengan tujuan anak-

anak memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain. Demikian prinsip yang

ditanamkan oleh guru PAUD Nur Ilmi.

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

49

Sebagai kegiatan pembuka guru menawarkan kepada anak yang bersedia

untuk berbagi rasa dan cerita dengan teman lainnya tentang berbagai hal yang

mereka rasakan. Dalam kesempatan ini, anak-anak mengekspresikan suasana hati

mereka dalam berbagai bentuk diantaranya; dengan bercerita, bernyanyi, aneka

tepuk dll, sesuai minat anak yang bersedia. Demikian seterusnya dilaksanakan

secara bergantian dalam tiap harinya 6.

Kegiatan pembelajaran di PAUD Nur Ilmi berlangsung selama 5 hari, dari

hari Senin hingga hari Jum’at. Guru menggunakan media buku Iqra’ berjilid dan

berbagai gambar dan poster sebagai media penunjang pembelajaran. Dalam

Setiap harinya dibentuk jadwal pembelajaran sesuai aspek yang dikembangkan.

Dalam penyusunan RKH di PAUD Nur Ilmi ketika pembelajaran berakhir para

guru berkumpul setiap hari jum’at untuk membahas RKH untuk pembelajaran

yang akan datang. Sehingga dalam setiap harinya guru hanya memantapkan

rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Adapun jadwal pembelajaran di

PAUD Nur Ilmi adalah sebagai berikut :7

No Hari Aspek yang dikembangkan

1.

2.

3.

4.

5.

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Motorik

Bahasa

Seni

Moral dan nilai agama

Fisik / senam ceria

d. PAUD Lathifah 06

Seperti halnya PAUD-PAUD yang lain, untuk mengawali kegiatan,

terlebih dahulu anak-anak diarahkan untuk fokus dan siap secara fisik dan mental

mengikuti kegiatan. Berbaris, ikrar, membaca syahadatain dan doa belajar sebagai

kegiatan pembuka. Pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan aspek pada

6 Observasi Pembelajaran di PAUD Nur Ilmi, Tanggal 27 April 2011.

7 Wawancara dengan Ibu Solechatun selaku guru PAUD Nur Ilmi, Tanggal 27 April 2011,

di ruang kelas.

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

50

anak usia dini tidak dijadwalkan dalam setiap harinya secara khusus, tetapi dalam

setiap pembelajaran dari hari senin- rabu semua aspek dikemas dalam 1 rencana

kerja harian untuk 1 kali pembelajaran. Jadi pada intinya bersifat saling mengisi

dan melengkapi antar seluruh aspek yang harus dikembangkan pada anak usai

dini. Dalam Penyusunan RKH senantiasa guru diskusikan agar pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai

Di PAUD Lathifah 06 anak dibiasakan untuk saling berbagi, menyayangi,

memaafkan dan saling peduli antar sesama teman. Berbagai usaha dan terobosan

para guru untuk selalu meningkatkan kualitas belajar memacu semangat anak

didik untuk terus maju dan menggapai generasi khoiru ummah 8.

Kemandirian dan rasa sosial yang tinggi senantiasa guru tanamkan dalam

jiwa anak. Terbukti ketika anak dibiasakan untuk mengembalikan mainan ke rak

mainan, dirangsang dengan nyanyian yang mengajak anak untuk mengembalikan

mainan, dengan sendirinya anak mengikuti. Begitu juga halnya ketika kegiatan

penutup dengan menanamkan budaya salam dan salim dengan nyanyian sehingga

dalam mengaplikasikan budaya salim dan salam tersebut dapat terealisasi dengan

tertib 9.

Penggunaan berbagai media seperti buku-buku penunjang pembelajaran

seperti sarana belajar VCD, DVD, TV dan buku-buku dalam setiap aspek

pengembangan di PAUD senantiasa guru gunakan sebagai langkah pencapaian

tujuan pembelajaran dan mengantarkan anak didik menjadi generasi Islam yang

sehat, cerdas dan berakhlakul karimah. Disamping itu, Ibu Nadhiroh bersama

guru PAUD yang lain menata ruangan dengan menarik agar anak tidak merasa

bosan dan senantiasa anak selalu mengalami suasana yang baru dan nyaman saat

pembelajaran berlangsung.

8 Wawancara dengan Ibu Nadhiroh, S.Pd. I, selaku Guru PAUD Lathifah 06, Tanggal 2 Mei

2011, di Kantor PAUD.

9 Observasi Pembelajaran di PAUD Lathifah 06, Tanggal 2 Mei 2011, di Ruang Kelas.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

51

e. PAUD Aisyiyah 12

Sebelum kegiatan belajar dimulai, terlebih dahulu anak-anak diberi

kesempatan untuk bermain. Bermain disini bertujuan untuk mengalihkan

perhatian anak tentang apa yang mereka alami di rumah sekaligus kesempatan

anak untuk bereksplorasi dengan dunianya.10

Ketika arah jam menunjukkan pukul

07.30, aktivitas bermain anak sementara dihentikan. Anak-anak dibimbing untuk

memulai kegiatan dengan berkumpul di luar ruangan untuk melakukan kegiatan

fisik-motorik. Dirangsang dengan bentuk kegiatan yang salah satunya adalah

memindahkan batu, menirukan gerakan katak melompat, melompat dengan 1 kaki

dan lain-lain sebagai kegiatan pembuka. Dilanjutkan dengan berbaris dan

membaca ikrar serta doa belajar. Kemudian anak memasuki kelas.

Untuk mengkondisikan anak duduk melingkar dengan siap, guru mengajak

anak-anak untuk bernyanyi dan aneka tepuk yang menarik. Setelah anak berada

dalam kondisi telah siap untuk belajar, barulah guru mengajak anak untuk tadarus

kemudian dilanjutkan absensi dan kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan.11

Pembelajaran dilaksanakan selama 5 hari, dengan disusun jadwal

berdasarkan aspek yang harus dikembangkan anak usia dini. Anak-anak PAUD

Aisyiyah 12 dibekali berbagai pengetahuan, seperti: pengetahuan tentang dasar-

dasar anak usia dini, pengenalan komputer, pengenalan sempoa, pembelajaran

dengan mengembangkan berbagai bahasa, ketrampilan Marching Band dan

olahraga.

Dari deskripsi pembelajaran ke-5 PAUD di atas terdapat persamaan dan

perbedaan yang menonjol. Dari segi persamaan yang ditampilkan oleh masing-

masing PAUD adalah sbb: Kegiatan awal sebelum anak-anak memasuki kegiatan

inti pembelajaran terlebih dahulu guru menyusun suatu kegiatan yang bertumpu

pada kesiapan fisik dan psikis anak menerima materi yang akan disampaikan.

Dikemas dengan berbagai kegiatan seperti: memindahkan batu, menirukan gaya

10 Wawancara pembelajaran dengan Ibu Novia Widayati selaku guru PAUD Aisyiyah 12,

tanggal 7 Mei 2011, di Ruang Kelas.

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

52

katak melompat, menirukan gaya kupu-kupu terbang, melompat dengan 1 kaki, dll

semata-mata merangsang kesiapan anak menerima materi dan mengikuti kegiatan

belajar secara sempurna. Disamping itu, bentuk persamaan lainnya adalah

kesiapan dan kesabaran guru dalam membiasakan anak dengan budaya religi

dengan membekali anak untuk senantiasa menampilkan perangai yang baik sesuai

tuntunan syariah, berjiwa al-Qur’an dan Sunnah sekaligus mengkonstruk pola

pikir anak untuk berjalan di bumi Allah dengan nafas aswaja sebagai generasi

penerus bangsa untuk menyongsong kehidupan yang lebih bermakna.

Aplikasi dari tujuan mulia diatas, ditandai dengan senantiasa guru

menanamkan kepada anak untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan

berdoa, saling berbagi antar teman, membudayakan salim dan menebar salam

antar saudara muslim dan disiplin terhadap ketentuan yang berlaku.

Sedangkan dari segi perbedaan yang menonjol adalah menurut hemat

penulis terdapat 3 indikator diantaranya sbb:

1. Penyusunan Rencana Kerja Harian

PAUD Khadijah, PAUD Lathifah 06, PAUD Aisyiyah 12, dan PAUD

Hidayatul Muta’alimin untuk penyusunan RKH dilakukan ketika kegiatan

pembelajaran berakhir dengan memperhatikan situasi dan kondisi anak serta

sumber belajar dan sarana pendukung belajar lainnya pada setiap harinya.

Berbeda dengan PAUD Nur Ilmi, jauh-jauh hari sebelum pembelajaran

dilaksanakan, rutin setiap hari jum’at secara bersama-sama menyusun RKH

untuk pembelajaran 1 pekan ke depan. Sehingga sebelum RKH diaplikasikan

di kelas terdapat tahap pemantapan untuk memutuskan langkah dalam

pembelajaran.

2. Pemilihan sumber belajar

PAUD Khadijah secara rutin menggunakan media majalah Play Group

sebagai sarana pembelajaran yang menarik dan sebagai lembar kerja anak

dalam setiap kegiatan yang telah disesuaikan dengan tema. PAUD Hidayatul

Muta’alimin dan PAUD Nur Ilmi, ketika pembelajaran khusus pengembangan

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

53

agama menggunakan Iqra’ dan dilengkapi Buku khusus sebagai buku Tugas

sebagai sarana kegiatan anak dalam setiap kegiatan berlangsung. Berbeda

dengan PAUD Lathifah 06 terdapat berbagai buku penunjang pembelajaran

seperti buku 355 cerita Islami, fabel Islami, mengenal benar salah, majalah

Play Group dan buku pegangan guru sebagai sumber materi untuk anak.

Disamping itu terdapat TV, VCD dan DVD sebagai pelengkap pembelajaran

sehingga anak senang dan termotivasi saat pembelajaran berlangsung.

Sedangkan PAUD Aisyiyah 12 untuk pembelajaran pengembangan moral

agama menggunakan media buku dan berbagai tampilan gambar . PAUD

Aisyiyah sudah dilengkapi dengan ruangan belajar multimedia, seperti

komputer sebagai media / belajar. Disamping itu, anak dikenalkan dengan

belajar sempoa dan keterampilan marching band. Sehingga anak tertarik dan

termotivasi untuk memacu prestasi belajar dengan baik.

3. Sistem pengembangan pembelajaran aspek Moral dan Nilai Keagamaan

PAUD Khadijah, Lathifah 06 dalam mengembangkan aspek seluruh

aspek pada anak usia diri tidak terpaku dengan jadwal. Bersifat saling mengisi

dan dibutuhkan kehati-hatian dan kejelian guru menyusun RKH sehingga

seluruh aspek perkembangan anak dapat dilengkapi dengan sempurna. Bertolak

belakang dengan alternatif yang diambil dalam mengembangkan aspek

perkembangan anak usia dini dengan yang dilakukan oleh ke-2 PAUD tersebut.

PAUD Nur Ilmi, Aisyiyah 12 dan Hidayatul Muta’alimin menyusun jadwal

dalam setiap harinya. Dengan tujuan kehati-hatian dan dapat menjamin

kegiatan pembelajaran berjalan dengan maksimal sesuai target karena sudah

terjadwal dengan jelas.

2. Metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai

keagamaan di PAUD se kecamatan tugu kota semarang

Pada dasarnya setiap metode itu baik. Masing-masing metode mempunyai

kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tinggal seorang guru dituntut bagaimana

menggunakan metode tersebut dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran

tidak terkesan membosankan tetapi dapat “menghidupkan” suasana “suram” bagi

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

54

anak didik. Sehingga dalam hal ini guru harus mempunyai kreativitas dalam

menghantarkan anak didik menggapai masa depan yang cemerlang, khususnya

dalam menggunakan metode pembelajaran.

Jumlah guru PAUD yang diteliti ada 5 guru yaitu : Ibu Unwah

Purwoningrum (Guru PAUD Khadijah), Ibu Mustafidah (Guru PAUD Hidayatul

Muta’alimin), Ibu Novia Widayati (Guru PAUD Aisyiyah 12), Ibu Nadhiroh

(Guru PAUD Lathifah 06), dan Sholechatun (Guru PAUD Nur Ilmi). Dari data

yang peneliti peroleh melalui interview ataupun observasi, metode yang

digunakan adalah metode pembiasaan, keteladanan, karya wisata, kisah dan

demonstrasi.

Metode pembiasaan bertujuan untuk menanamkan jiwa anak dengan

berakhlakul karimah dan cara hidup yang sesuai dengan syariat dengan jalan

pembiasaan. Karena pengaplikasian metode pembiasaan bila objeknya adalah

anak-anak yang mana pada masa ini anak berada pada tahap imitasi (meniru)

sehingga melatih anak untuk berperilaku sesuai norma dan aturan yang berlaku

harus dilakukan dengan langkah pembiasaan. Pemilihan metode keteladanan

sebagai metode yang dapat mengembangkan moral dan nilai anak usia dini karena

pada hakikatnya anak berada dalam tahap yang lemah dan belum mengetahui

secara riil tentang hal apapun Sehingga metode keteladanan dipilih sebagai

alternatif dalam menghantarkan anak menggapai generasi khairu ummah.

Demikian pula metode kisah melalui cerita guru dapat menyampaikan pesan

moral yang harus diikuti anak / ditonton anak sebagai pijakan dalam kehidupan

dengan mengambil hikmah di balik kisah yang disampaikan sebagai pengalaman

bekerja yang dapat berlangsung nyata. Penggunaan metode demonstrasi dan karya

wisata dianggap tepat. Anak tidak hanya menerima materi bernapas verbalistik

riil tetapi secara riil dan langsung anak mengalaminya sehingga menimbulkan

kesan yang membekas pada jiwa anak.

Pada dasarnya setiap metode tidak dapat berdiri sendiri tetapi ada

kombinasi dari metode-metode lainnya. Adapun praktek pelaksanaan dari masing-

masing metode tersebut adalah :

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

55

a. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk

membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntutan ajaran agama Islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika

penerapannya dilakukan tahap peserta didik yang berusia masih kecil selalu

dibiasakan untuk senantiasa melakukan ajaran agama, maka anak tersebut akan

terbiasa melakukannya. Tanpa latihan dan pengalaman yang dibiasakan, maka

akan sulit untuk anak untuk melaksanakan ajaran agama.

Pelaksanaan metode pembiasaan di PAUD se Kecamatan Tugu Kota

Semarang adalah sebagai berikut :12

Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru PAUD se Kecamatan

Tugu Kota Semarang menyiapkan sumber belajar dan alat pembelajaran,

pematangan materi dan kemantapan RKH yang telah disusun sebelum

pelaksanaan kegiatan senantiasa para guru perhatikan guna kelancaran jalannya

pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Dengan semangat dan penampilan yang meyakinkan, guru PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang menyambut kedatangan anak dan para orang

tua pengantar dengan harapan terbentuk hubungan harmonis dan keakraban

antara guru, murid dan wali murid\orang tua pengantar.

Setelah tanda peringatan bel masuk berbunyi, guru PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang menyusun kegiatan yang bertumpu pada

kesiapan fisik dan mental anak. Dalam prakteknya, terdapat perbedaan

rangkaian kegiatan yang nampak pada masing-masing guru. Ibu Unwah

Purwoningrum dan Ibu Solechatun mengaplikasikan kegiatan tersebut dengan

mengajak anak berbaris, pembacaan ikrar, membaca 2 kalimat syahadat,

membaca surat al Fatihah dan ditutup dengan menghitung teman laki-laki dan

perempuan yang hadir dan mengetahui siapa saja yang berhalangan hadir.

12 Wawancara dengan Ibu Unwah Purwoningrum tanggal 19 April 2011 di PAUD

Khodijah, wawancara dengan Ibu Mustafidah, tanggal 21 April 2011 di PAUD Hidayatul

Muta’alimin, wawancara dengan Ibu Sholechatun, tanggal 28 April 2011 di PAUD Nur Ilmi,

wawancara dengan Ibu Nadhiroh, tanggal 3 Mei 2011 di PAUD Lathifah 06,dan wawancara

dengan Ibu Novia Widayati, tanggal 9 Mei 2011, di PAUD Aisyiyah 12

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

56

Dengan menirukan gaya kupu-kupu terbang, jalan mundur atau katak yang

melompat anak-anak dibimbing memasuki ruangan kelas. Berbeda dengan Ibu

Mustafidah dan Ibu Novia Widayati, sebelum pembacaan ikrar, terlebih dahulu

anak melakukan kegiatan gerak fisik-motorik seperti memindahkan batu,

membentuk lingkaran disertai nyanyian dan melompat dengan satu kaki yang

secara keseluruhan kegiatan tersebut bertujuan untuk merangsang anak untuk

siap menerima dan mengikuti kegiatan belajar. Disamping itu, Ibu Mustafidah

dalam mengenalkan anak tentang angka dengan menggunakan berbagai variasi

bahasa seperti: Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris bahkan Bahasa

Jawa Sedangkan Ibu Nadhiroh dalam mengawali kegiatan untuk merangsang

kesiapan belajar anak dilakukan dengan mengajakan anak untuk duduk

melingkar di dalam kelas dan melakukan deretan kegiatan yang sama dengan

guru PAUD yang lain, yakni berdoa bersama dan ikrar. Sebagai pengikat

kedekatan dan keakraban yang telah terjalin antar guru dan anak, Ibu Nadhiroh

bersama guru PAUD Lathifah 06 yang lain membiasakan anak dengan

menyapa guru dengan istilah “bunda”. Menurut penuturan Ibu Nadhiroh,

dengan menggunakan sapaan tersebut, diharapkan tidak ada sekat/pembatas

yang memisahkan keharmonisan dengan anak didik sehingga diharapkan dapat

membawa dampak positif untuk meningkatkan kedekatan dan keakraban anak

dengan guru. Disamping itu, budaya bersedekah dan saling berbagi dengan

mengisi celengan sesuai kemampuan senantiasa Ibu Nadhiroh tanamkan ke

dalam jiwa anak.

Kegiatan pemanasan selesai, anak-anak memasuki ruangan kelas dan

memulai berdoa untuk belajar. Secara serentak guru-guru PAUD se kecamatan

Tugu Kota Semarang membiasakan anak-anak untuk mengawali dan

mengakhiri kegiatan dengan berdoa. Adapun terdapat tambahan kegiatan

terlihat pada Ibu Unwah Purwoningrum yaitu mengajak anak membaca surat-

surat pendek dan menyanyikan lagu Mars NU. Ibu Novia Widayati pun

membiasakan anak bertadarus sebelum kegiatan inti dimulai. Sedangkan Ibu

Mustafidah, mengenalkan anak bacaan Al Asmaul Husna dan Teks Pancasila.

Begitu pula Ibu Solechatun dengan menanamkan anak untuk mempunyai rasa

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

57

kepedulian sosial terhadap orang lain. Melalui sarana saling bertanya tentang

kabar antar teman. Disamping itu, Ketika istirahat tiba, anak-anak

memposisikan duduk melingkar untuk makan bersama. Dengan mengajak anak

untuk saling berbagi dengan teman yang lain ketika mempunyai bekal yang

lebih.

Sebagai kegiatan inti, semua guru PAUD se kecamatan Tugu Kota

Semarang senantiasa membimbing anak untuk mengaplikasikan segala bentuk

pembiasaan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dengan mengkonsistensikan

budaya religi dalam setiap langkah kehidupan. Sedangkan sebagai kegiatan

penutup, semua guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang senantiasa

mengajak anak untuk berdoa setelah belajar dan diakhiri salam dan salib

dengan tertib. Sebagai tambahan Ibu Novia Widayati membiasakan anak

dengan membaca doa penutup majlis.

b. Metode Keteladanan

Metode keteladanan memiliki peranan yang signifikan dalam upaya

mencapai keberhasilan pendidikan. Karena secara psikologis, anak didik banyak

meniru dan mencontoh perilaku sosok figurnya termasuk diantaranya pendidik

(guru). Oleh karena itu, keteladanan banyak kaitannya dengan perilaku, dan

perilaku yang baik adalah tolok ukur keberhasilan pendidikan.

Secara umum guru PAUD se Kecamatan tugu Kota Semarang

mempunyai kesamaan visi pembelajaran, yakni membentuk anak bermental,

bermartabat serta berperilaku sesuai tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah. Sebagai

perwujudan dari visi tersebut (misi), para guru PAUD dengan penuh kesabaran

dan keikhlasan membimbing dan mendampingi anak untuk terus mengukir

prestasi belajar. Adapun prakteknya, secara khusus terdapat perbedaan diantara

guru PAUD tersebut.

Ibu Unwah Purwoningrum dalam menyampaikan materi dengan

menggunakan bahasa santun dan membawa suasana hati anak senang. Terbukti

saat pembelajaran berlangsung anak-anak secara seksama mencerna pesan yang

disampaikan oleh beliau. Disamping itu, apabila ditemukan anak yang mengalami

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

58

kesulitan belajar dikarenakan diganggu oleh teman yang lain, beliau dengan

lembut meminta anak tersebut maju ke depan kelas untuk meminta maaf dan

berjanji tidak akan mengulangi kesalahan serupa pada hari esok.13

Ibu Mustafidah

senantiasa memberi contoh teladan kepada anak untuk selalu menyapa dan

bersalaman dengan orang lain agar jalinan Ukhuwwah Islamiyah dan Ukhuwwah

Bashariyah dapat terjalin kokoh. Disamping itu, Ibu Mustafidah mengenalkan

Hadits tentang kebersihan sebagian dari iman dalam pembelajaran. Sehingga

dalam prakteknya, anak-anak ditanamkan budaya peka terhadap nilai kebersihan.

Bukti nyata dari aplikasi penanaman nilai tersebut dengan mengajak anak mencari

tempat sampah bila akan membuang sisa makanan dan apabila menemukan

sampah di lingkungan sekitar. Adapun teguran bagi anak yang sulit dinasehati

bahkan mengganggu teman yang lain sehingga mengakibatkan sakit hati bagi

temannya, terapi air dipilih sebagai tindakan Preventif . Dengan berwudlu

diharapkan anak dapat dikendalikan dan kembali dalam kondisi stabil.14

Seperti

halnya Ibu Solechatun ketika menghadapi anak yang hiperaktif dan sulit

dikendalikan, terapi Dzikir dipakai sebagai pengendali perilaku yang mengganggu

teman lainnya. Dengan membaca Istighfar 3-10 kali Ibu Solechatun mengajak

anak tersebut untuk berdzikir sebagai terapi . Disamping itu, kehati-hatian dalam

memilih perbendaharaan kata yang disampaikan ketika pembelajaran berlangsung

senantiasa beliau perhatikan. Menjadi tantangan dan ujian bagi para guru,

khususnya guru PAUD ketika mengalami permasalahan pada suasana batin yang

berasal dari faktor luar (keluarga atau lainnya) terkadang secara tidak sadar

mengeluarkan kata-kata yang kurang pas. Sehingga dalam hal ini, guru dituntut

untuk selektif ketika kegiatan belajar berlangsung.15

Ibu Nadhiroh ketika menggunakan metode keteladanan dalam

mengembangkan aspek moral dan nilai keagamaan, mengajak anak untuk

13 Wawancara dengan Ibu Unwah Purwoningrum selaku guru PAUD Khodijah, tanggal

19 April 2011 di Ruang Kelas. 14 Wawancara dengan Ibu Mustafidah selaku Guru PAUD Hidayatul Muta’alimin ,

tanggal 21 April 2011 di Ruang Kelas. 15 Wawancara dengan Ibu Sholechatun selaku guru PAUD Nur Ilmi, tanggal 28 April

2011 di Kantor.

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

59

mencontoh nilai keteladanan secara langsung bukan hanya berasal dari perilaku

terpuji yang senantiasa guru contohkan kepada anak atau nasehat yang mengajak

untuk menuju kebaikan tetapi dengan meminta anak mengisi lembar kerja melalui

media buku dengan judul “benar-salah”, anak-anak mewarnai gambar perilaku

tersebut sesuai perintah dalam buku. Sehingga dalam hal ini anak tidak hanya

menerima materi dengan metode keteladanan yang bersifat verbalistik tetapi ada

pengalaman secara langsung. Ibu Nadhiroh berharap dengan menggunakan media

buku tersebut dapat membawa dampak positif dan membekas dalam sanubari

anak sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.16

Sedangkan

aplikasi dari metode keteladanan yang digunakan oleh Ibu Novia Widayati adalah

nilai kedisiplinan akan waktu senantiasa beliau contohkan kepada anak. Beliau

juga secara rutin setiap hari jum’at melatih anak untuk ikhlas beramal. Dengan

bermodal semampunya dan tentunya keikhlasan dari para orang tua untuk mengisi

kotak amal tersebut. Tujuan dari kegiatan tersebut semata-mata mendidik anak

untuk berbagi dengan orang yang tidak mampu dan bersyukur kepada sang Kholiq

atas limpahan nikmat berupa pemberian rizqi yang mereka terima dalam

kehidupan. Disamping itu, Ibu Novia Widayati memotivasi anak untuk berbusana

Islami. Dengan memperhatikan batasan aurat bagi laki-laki dan perempuan.

Misalnya saja, beliau memotivasi anak perempuan untuk tidak melepas jilbab

ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan memuji anak ketika memakai

jilbab niscaya aura cantik seseorang akan terpancar. Sehingga anak merasa senang

dan tetap memakai jilbabnya sebagai penutup aurat. 17

c. Metode Kisah (Cerita)

Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi

pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya

sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan. Dalam

16 Wawancara dengan Ibu Nadhiroh selaku guru PAUD Lathifah 06, tanggal 3 Mei 2011 di

Kantor PAUD. 17 Wawancara dengan Ibu Novia Widayati selaku guru PAUD Aisyiyah 12 , tanggal 9 Mei

2011, di Ruang Kelas.

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

60

mengaplikasikan metode ini pada Proses Belajar Mengajar (PBM), metode kisah

merupakan salah satu metode pendidikan yang masyhur dan terbaik. Sebab

mampu menyentuh jiwa jika didasari ketulusan hati yang mendalam.

Metode kisah diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas didukung media

dan sumber belajar yang berbeda. Diantara sumber yang digunakan dalam

menggunakan metode kisah untuk mengembangkan aspek moral dan nilai

keagamaan yaitu: Penggunaan panggung boneka, buku cerita yang bersumber dari

majalah Play Group, fabel Islami, 355 cerita Islami bahkan secara sengaja

dirancang sendiri oleh guru berupa aneka gambar sesuai para tokoh yang

dibutuhkan dalam cerita, dan media elektronik seperti TV, VCD dan DVD sebagai

penunjang media pembelajaran.

Ibu Uwah Purwoningrum ketika mengaplikasikan metode kisah dalam

pembelajaran untuk mengembangkan aspek moral dan nilai keagamaan anak usia

dini dengan mempertimbangkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk bercerita

agar anak tidak merasa bosan dengan cerita yang akan disampaikan saat

pembelajaran. Didukung dengan cerita yang yang bersumber dalam majalah Play

Group dan totalitas dalam mengekspresikan alur cerita menjadi rencana awal

dalam mengaplikasikan metode cerita dalam pembelajaran.18

Ibu Mustafidah menggunakan media berupa panggung boneka yang

dirancang sendiri bersama guru-guru yang lain. Pemanfaatan barang-barang bekas

dan sisa bahan yang tidak terpakai sebagai komponen fisik pembuatan panggung

boneka tersebut. Potongan kain, aneka renda dan kertas berwarna menghiasi

bentuk fisik panggung boneka tersebut. Penggunaan panggung boneka bertujuan

sebagai daya tarik anak untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.19

Sebelum cerita dimulai, Ibu Mustafidah menyampaikan aturan dan tata

tertib dalam mengikuti cerita agar cerita berjalan dengan lancar. Demikian pula

18 Wawancara dengan Ibu Unwah Purwoningrum selaku guru PAUD Khodijah, tanggal

19 April 2011 di Ruang Kelas. 19 Wawancara dengan Ibu Mustafidah selaku Guru PAUD Hidayatul Muta’alimin , tanggal

21 April 2011 di Ruang Kelas

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

61

Ibu Solechatun ketika menyampaikan cerita dengan menggunakan media boneka

tangan dan teknik pemilihan materi cerita diambil dengan keadaan yang dekat

dengan anak. Misalnya saja, ketika memasuki bulan Maulid atau hari besar RI

maka materi cerita berhubungan dengan peringatan hari tersebut.20

Seperti halnya

Ibu Nadhiroh, dalam menyampaikan materi dengan metode bercerita, beliau

memanfaatkan panggung boneka dan buku-buku penunjang lainnya seperti buku

tentang 355 cerita Islami, fabel Islami, bahkan terkadang diselingi dengan

menggunakan media TV, VCD dan DVD yang telah tersedia.21

Sedangkan Ibu

Novia Widayanti, ketika bercerita menggunakan media gambar yang sengaja

dirancang sendiri. Menjadi kesan tersendiri bagi beliau dengan menggunakan

hasil karyanya sendiri sebagai penunjang proses pembelajaran.22

Sebelum kegiatan inti dilaksanakan, semua guru PAUD se Kecamatan

Tugu Kota Semarang mengajak anak untuk bernyanyi, aneka tepuk agar perhatian

anak terpusat pada materi yang akan disampaikan. Disamping itu, menjadi

keharusan yang harus ditampilkan dalam menyampaikan alur dan suasana cerita

kepada anak untuk mempunyai totalitas penuh dalam mengekspresikan setiap alur

cerita yang disampaikan. Tambahan bentuk variasi dalam cerita yang lain

ditunjukkan oleh Ibu Novia Widayati dan Ibu Solechatun. Ketika Ibu Novia

Widayati memberikan selingan dengan meminta anak untuk menirukan salah satu

adegan yang digambarkan dalam cerita. Sehingga anak tidak pasif mendengarkan

cerita saja, tetapi anak dalam hal ini bertindak sebagai subjek pendidikan. Begitu

juga halnya dengan Ibu Solechatun, dengan memberikan Tanya-jawab tentang

tokoh dan alur cerita ketika cerita berlangsung.

Sebagai kegiatan penutup, guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota

Semarang melakukan Tanya jawab seputar cerita dan memotivasi anak untuk

mencontoh perilaku terpuji yang digambarkan dalam cerita dan senantiasa

20 Wawancara dengan Ibu Sholechatun selaku guru PAUD Nur Ilmi, tanggal 28 April 2011

di Kantor.

21 Wawancara dengan Ibu Nadhiroh selaku guru PAUD Lathifah 06, tanggal 3 Mei 2011 di

Kantor PAUD. 22 Wawancara dengan Ibu Novia Widayati selaku guru PAUD Aisyiyah 12 , tanggal 9

Mei 2011, di Ruang Kelas.

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

62

mengajak anak untuk berdoa kepada Allah SWT. Senantiasa diberikan

perlindungan dan dihindarkan dari segala bentuk kemungkaran dalam menjalani

kehidupan.

d. Metode Karya Wisata

Menurut H.Zuhairini dkk, metode karya wisata adalah suatu metode

pengajaran yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak keluar kelas untuk

dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan

pelajaran. Tim Diktatik Metodik Kurikulum menjelaskan, bahwa metode Karya

Wisata adalah suatu metode mengajar dimana siswa dan guru pergi meninggalkan

sekolah menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas terlihat bahwa metode ini

merupakan sebuah alternatif yang diperuntukkan bagi siswa agar mendapatkan

/memperoleh pengalaman belajar yang tidak diperolehnya secara langsung di

dalam kelas. Metode ini sangat baik dilakukan sebagai selingan out door study

sebab para siswa dapat diajak langsung ke alam yang sebenarnya.

Metode karya wisata yang digunakan sebagai metode pembelajaran

dalam mengembangkan aspek moral dan nilai keagamaan, dalam prakteknya

hanya digunakan oleh Ibu Mustafidah dan Ibu Nadhiroh. Beliau ber-2 menyiapkan

rencana kunjungan tersebut dengan mempertimbangkan waktu dan biaya yang

digunakan. Pemilihan objek pembelajaran berupa masjid terdekat merupakan

solusi pemilihan sumber belajar yang sedikit membutuhkan waktu dan biaya.

Hanya kepekaan dan ketelitian guru dalam menguraikan objek dan lingkungan

sekitar objek wisata tersebut sebagai modal utama ketika kegiatan berlangsung.

Ibu Mustafidah dan Ibu Nadhiroh ketika perjalanan menuju objek

kunjungan pembelajaran senantiasa mengenalkan anak dengan segala hal yang

ditemui. Dengan penuh kesabaran beliau menjawab setiap pertanyaan yang

dilontarkan anak. Pengenalan lingkungan, pengalaman langsung mengunjungi

salah satu bentuk tempat peribadatan agama di dunia dan menyaksikan kekuasaan

Allah atas segala hal yang ada di dunia seisinya menjadi tema perjalanan yang

telah direncanakan oleh Ibu Mustafidah dan Ibu Nadhiroh.

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

63

Sebagai kegiatan inti pembelajaran, Ibu Mustafidah memberikan

penjelasan seputar komponen yang terdapat dalam masjid dan sebagai kegiatan

kerja anak, beliau meminta anak untuk mewarnai gambar masjid dengan aneka

warna yang anak sukai.23

Sedikit berbeda dengan praktek kegiatan yang dilakukan

oleh Ibu Nadhiroh, sebelum anak berangkat menuju objek kunjungan

pembelajaran, terlebih dahulu Ibu Nadhiroh menjelaskan dan menampilkan

bentuk tempat peribadatan agama di dunia dalam bentuk karikatur. Setelah

memaparkan materi selesai, barulah anak-anak diajak menuju masjid sebagai

objek pembelajaran. Sebagai kegiatan kerja anak, Ibu Nadhiroh menginstruksikan

kepada anak untuk mewarnai gambar tempat peribadatan agama Islam dan non-

Islam.24

e. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan

bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.

Aplikasi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam

mengembangkan aspek moral dan nilai keagaan anak usia dini terdapat perbedaan

yang menonjol. Masing-masing guru se kecamatan tugu Kota Semarang

mempunyai ciri dan langkah yang operasional yang berbeda. Penggunaan media

dan sumber serta langkah-langkah mengimplementasikan metode demonstrasi

mempunyai keanekaragaman yang berbeda pula. Demikian uraian pembelajaran

yang dipraktekkan oleh guru PAUD se kecamatan Tugu Kota Semarang dalam

mengembangkan aspek moral dan nilai keagamaan pada anak usia dini adalah

sebagai berikut:

Ibu Unwah dalam menggunakan metode demonstrasi, sebelum menuju

kegiatan yang akan didemonstrasikan tersebut, beliau menyusun lagu yang

23 Wawancara dengan Ibu Mustafidah selaku Guru PAUD Hidayatul Muta’alimin ,

tanggal 21 April 2011 di Ruang Kelas

24 Wawancara dengan Ibu Nadhiroh selaku guru PAUD Lathifah 06, tanggal 3 Mei 2011 di

Kantor PAUD.

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

64

berkaitan dengan materi. Untuk merangsang pemahaman terhadap materi yang

akan disampaikan, anak-anak sebelumnya diajak menyanyikan lagu tersebut

dengan suka cita. Kemudian barulah Ibu Unwah memaparkan materi yang akan

didemonstrasikan. Setelah penjelasan selesai, dengan dibimbing oleh guru lainnya

anak-anak memakai alat sebagai praktek pembelajaran, dalam hal ini anak

dikenalkan dengan praktek sholat.25

Sama halnya kegiatan tersebut yang

dilakukan oleh Ibu Mustafidah.

Setelah anak siap dengan busana yang dikenakan khusus untuk sholat

yakni sarung (bagi laki-laki) dan mukena (bagi perempuan), dengan menunjuk

salah satu anak bertindak sebagai imam sholat. Sedangkan Ibu Unwah

Purwoningrum dan guru lainnya mengawasi jalannya sholat dan mengevaluasi

kegiatan tersebut, barulah praktek sholat sebanyak 2 rakaat dilaksanakan. Sholat

selesai, anak-anak diajarkan untuk bersalaman antar sesama jamaah semata-mata

pengikat jalinan ukhuwwah antar umat Islam.

Ibu Mustafidah ketika akan memulai praktek sholat, terlebih dahulu anak

berwudlu dengan tertib di kamar mandi sekolah. Kemudian Ibu Mustafidah

bersama guru yang lain membimbing anak untuk memakai alat sholat salah satu

alat sholat tersebut berfungsi sebagai penutup aurat (sarung dan mukena).

Kemudian mengajak anak untuk melaksanakan praktek sholat (sholat subuh)

berjamaah. Dengan menduduki posisi imam sholat, Ibu Mustafidah memimpin

praktek sholat tersebut dengan pelan dan khusyu’. Pengenalan doa qunut,

bersalaman ketika sholat selesai menjadi nilai tambah bagi anak untuk

mengerjakan sholat di rumah bersama keluarga secara berjamaah.26

Berbeda dengan Ibu Solechatun, ketika praktek akan dimulai, terlebih

dahulu anak diajak bernyanyi sebagai bentuk pemusatan perhatian dalam

mengikuti kegiatan yang akan dilakukan. Setelah anak berada dalam kondisi siap

menerima kegiatan yang akan dilakukan, barulah guru menjelaskan materi dengan

25 Wawancara dengan Ibu Unwah Purwoningrum selaku guru PAUD Khodijah, tanggal

19 April 2011 di Ruang Kelas. 26 Wawancara dengan Ibu Mustafidah selaku Guru PAUD Hidayatul Muta’alimin, tanggal

21 April 2011 di Ruang Kelas.

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

65

menggunakan media gambar berupa poster gambar gerakan sholat. Dilanjutkan

dengan meminta anak untuk memakai perlengkapan sholat yang mereka sediakan

dari rumah masing-masing. Ketika anak-anak mempersiapkan diri untuk sholat,

salah satu anak ditunjuk oleh Ibu Solechatun untuk mengumandangkan adzan

sebagai tanda telah tiba waktu sholat. Dilanjutkan membaca puji-pujian berupa

shalawat kemudian Iqomah setelah seluruh jamaah berada dalam posisi siap.

Sebagai imam sholat, salah satu anak dan Ibu Solechatun bertindak memimpin

gerakan sholat. Selama praktek sholat dilakukan, guru yang lain mengawasi dan

memberikan evaluasi terhadap gerakan sholat anak. Dilanjutkan dzikir setelah

sholat dengan membaca tasbih 7 kali, tahmid 7 kali dan takbir 7 kali. Kemudian

bersalaman disertai pembacaan sholawat Qur’aniyyah oleh guru PAUD Nur

Ilmi.27

Seperti praktek yang dilakukan oleh guru-guru yang lain, Ibu Novia

Widayati mengemas praktek sholat dengan membawa anak menuju masjid

terdekat sebagai nilai pengalaman dan pemahaman secara langsung. Dengan

terlebih dahulu anak-anak diajarkan doa masuk masjid dan mendahulukan kaki

kanan dari pada kaki kiri dan dilanjutkan berwudlu di tempat yang telah

disediakan. Anak laki-laki berwudlu ditempat terpisah dengan anak perempuan.

Begitu juga ketika anak-anak selesai berwudlu dan hendak memasuki masjid

bagian dalam, laki-laki dan perempuan memasuki pintu yang berbeda dan

menempati shof sholat yang berbeda pula. Kemudian Ibu Novia Widayati

menunjuk salah satu anak untuk mengumandangkan adzan sekaligus iqomah,

praktek sholat, dalam hal ini sholat Dhuha karena jam menunjukkan pukul 09.00

WIB sebanyak 2 rakaat siap didemonstrasikan. Dilanjutkan bersalaman kemudian

anak-anak dibimbing kembali ke PAUD Aisyiyah 12.28

27 Wawancara dengan Ibu Sholechatun selaku guru PAUD Nur Ilmi, tanggal 28 April

2011 di Kantor. 28 Wawancara dengan Ibu Novia Widayati selaku guru PAUD Aisyiyah 12 , tanggal 9 Mei

2011, di Ruang Kelas.

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

66

B. Kreativitas Guru PAUD Dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Pada

Aspek Pengembangan Moral Dan Nilai Keagamaan di PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru tidak terlepas dari metode

yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran. Apabila tidak ada

metode, maka PMB tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan

kenyataan bahwa setiap metode dapat digunakan dengan baik di tangan guru yang

memiliki teknik-teknik mengajar dengan baik dan menarik.

Kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan.

Dengan kreativitas yang dimiliki, seorang guru diharapkan mampu untuk

menciptakan hal-hal yang baru di dalam ruang kelas sehingga pembelajaran terasa

menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta, tercapainya tujuan

pembelajaran dan materi pelajaran dapat terpatri dalam sanubari anak dengan

kokoh.

Seorang guru kreatif tentunya mampu menciptakan ide bagaimana

menggunakan metode pembelajaran terlebih lagi dalam proses transfer of value,

guru dituntut bagaimana dapat berhasil mengarahkan anak didik menjadi pribadi

yang kamil. Dari hasil interview dan observasi yang peneliti lakukan kepada guru

PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam menggunakan metode

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan antara lain

sebagai berikut :

1. Kelancaran dalam berfikir

Kegiatan yang berupaya mengembangkan kelancaran berfikir kreatif

mendorong seseorang untuk memikirkan jawaban terhadap suatu persoalan.

Dalam hal ini kelancaran yang ditunjukkan oleh guru PAUD se Kecamatan Tugu

Kota Semarang dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan yaitu ketika Ibu Solechatun selaku

guru PAUD Nur Ilmi dalam menentukan tema dekat dengan anak dan sinkron

dengan keadaan. Terbukti ketika bulan Maulid, guru menyampaikan materi

tentang biografi Nabi Muhammad SAW dan cerita yang menggambarkan

keteladanan Beliau dan apabila mendekati hari besar Nasional, maka tema yang

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

67

digunakan adalah terkait dengan hari besar tersebut. Misalnya hari Kartini, anak-

anak dijelaskan tentang perjuangan tokoh Ibu Kartini sebagai pahlawan Nasional

yang harus dicontoh keteladanan beliau dalam memperjuangkan nasib perempuan.

Bentuk kelancaran lainnya ditunjukkan oleh Ibu Nadhiroh ketika Ibu Nadhiroh,

selaku guru PAUD Lathifah 06 menampilkan gambar gerakan sholat dengan

memanfaatkan media yang ada berupa TV, DVD dan VCD Player serta berbagai

buku-buku penunjang lainnya. Sehingga anak merasa senang dengan kegiatan

yang diciptakan oleh Ibu Nadhiroh dengan menggunakan berbagai media tersebut.

Sehingga memberikan macam-macam alternatif dalam menggapai pemahaman

anak terhadap materi secara utuh. Ketika Ibu Mustafidah selaku guru PAUD

Hidayatul Muta’alimin menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan

hasil karya sendiri berupa panggung boneka dalam mengaplikasikan metode cerita

saat pembelajaran. Selain itu, anak-anak mempunyai buku khusus sebagai buku

tugas dalam mengisi setiap kegiatan kerja anak, sehingga dari orang tua dapat

melihat perkembangan anak dengan melihat hasil kerja yang terekam dalam buku

tugas tersebut. Selain itu ketika Ibu Unwah Purwoningrum selaku guru PAUD

Khadijah dalam menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan majalah

Play Group sebagai penunjang pembelajaran dan lembar kerja anak. Dalam

majalah tersebut berisi materi-materi semua aspek perkembangan anak yang

meliputi aspek moral dan nilai agama, motorik, seni, bahasa, sosial-emosional

yang telah disesuaikan dengan tema pada setiap bulannya. Sehingga memudahkan

guru dan anak beserta orang tua untuk mengajarkan materi dan bentuk kerja

lainnya. Bersifat praktis dan siap pakai bagi guru PAUD Khadijah dalam

menggunakan majalah Play Group tersebut dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan Ibu Novia Widayati selaku guru PAUD Aisyiyah 12 ketika bercerita

dengan menampilkan gambar yang menarik dengan mendesain gambar sendiri

sehingga dalam hal ini, memberikan kesan bagi beliau sendiri. Walaupun dalam

tahap pembuatan yang tidak sebagus yang ditawarkan oleh penjual poster gambar

di pasar dan toko khusus sarana pembelajaran, ternyata hasil sendiri dapat

diberdayakan sebagai sarana pembelajaran.

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

68

2. Fleksibel (Keluwesan)

Keluwesan sangat penting dimiliki oleh seorang guru. Terlebih ketika

melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru kreatif adalah guru yang luwes dalam

berfikir, bertindak dan berbuat. Guru yang luwes akan senantiasa mencari cara

bagaimana agar pembelajaran yang dilakukan dapat menarik minat, peserta didik

dan menjadi menyenangkan. Dalam menggunakan metode pembelajaran guru

kreatif akan senantiasa menggunakan macam-macam metode yang relevan secara

kreatif sesuai dengan sifat materi. Keluwesan ditunjukkan oleh guru PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam menggunakan metode pembelajaran pada

aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan adalah ditunjukkan oleh Ibu

Unwah Purwoningrum, Ibu Mustafidah, Ibu Solechatun, Ibu Nadhiroh, Ibu Novia

Widayati sewaktu belajar untuk menghilangkan ketegangan anak didik, ketika

pelajaran berlangsung, beliau berlima senantiasa menggunakan selingan humor,

Aneka tepuk, nyanyian yang menarik dan menirukan gaya sesuai permintaan

teman dan guru. Dengan adanya selingan tersebut diharapkan pembelajaran tidak

membosankan dan dapat terjalin keakraban antara guru dan anak didik.

Disamping itu, fleksibel (keluwesan) yang ditunjukkan oleh ibu Mustafidah dan

Ibu Nadhiroh, ketika anak-anak melakukan kegiatan mewarnai bentuk tempat

peribadatan agama di dunia, dengan tidak memaksa dan mengharuskan anak

sesuai warna asli bendanya dalam kehidupan nyata. Tetapi Ibu Mustafidah dan

Ibu Nadhiroh memberi kebebasan kepada anak untuk mewarnai tempat

peribadatan agama tersebut dengan sesuka hati. Sehingga dengan kesempatan

yang diberikan kepada mereka akan menimbulkan kreasi anak dalam

mengekspresikan warna-warni sesuai selera. Pembelajaran terasa menyenangkan

karena tidak ada intervensi guru dan pihak lain dalam menentukan pilihan anak

untuk mengambil keputusan. Selain itu bentuk fleksibel lainnya adalah ketika Ibu

Unwah Purwoningrum dan Ibu Solechatun. Ibu Unwah Purwoningrum

membiasakan anak untuk selalu memberi antar sesama teman dengan tidak

memandang perbedaan jenis kelamin. Jadi terjalin dalam keakraban dan

keharmonisan antar teman dalam hubungan sesama umat muslim. Sedangkan Ibu

Solechatun, ketika anak-anak berada dalam lingkaran pembiasaan untuk saling

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

69

Tanya kabar dengan teman yang duduk disamping kanan dan kiri dengan tanpa

melihat perbedaan jenis kelamin, anak-anak secara urut pada posisi tempat duduk

mereka masing-masing untuk saling Tanya kabar. Sedangkan keluwesan yang

ditunjukkan oleh Ibu Novia Widayati ketika bercerita berlangsung, beliau

memberikan selingan dengan meminta anak untuk menirukan salah satu adegan

yang terkandung dalam cerita. Sehingga anak tidak terpaku untuk mendengarkan

cerita yang disampaikan oleh guru, tetapi ada kegiatan lain, yaitu salah satunya

dengan menirukan salah satu adegan dalam cerita.

3. Keaslian

Keaslian akan menelorkan ide, gagasan, pemecahan masalah secara unik.

Dengan keaslian melahirkan sesuatu yang baru, yang berbeda, dengan berusaha

menentang sesuatu yang pasti sistematis. Dalam praktek pelaksanaannya, keaslian

yang dilakukan oleh guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam

metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan

ditunjukkan ketika Ibu Sholechatun mengatasi anak didik yang sulit dikendalikan

dan membuat gaduh di kelas, sebagai solusi hal tersebut beliau menggunakan

terapi dzikir, dengan membaca Istighfar 3-10 kali. Hal senada juga ditunjukkan

oleh Ibu Mustafidah dengan berwudlu sebagai tindakan preventif mengatasi anak

yang sulit diatasi, atau meminjam istilah yang digunakan di PAUD Hidayatul

Muta’alimin adalah terapi air. Berbeda dengan Ibu Nadhiroh senantiasa

menciptakan ruangan dan suasana belajar yang menarik. Tak jarang guru

melakukan penataan ruangan setelah pembelajaran selesai. Karena pada

hakikatnya anak menyukai hal yang baru, menantang dan menarik. Sehingga Ibu

Nadhiroh bersama guru lainnya di PAUD Lathifah 06 selalu berupaya

menemukan langkah dan novasi dalam memberikan fasilitas anak didik nyaman

dan senang dengan lingkungan dan ruang kelas yang diciptakan oleh PAUD

Lathifah 06 tersebut.

4. Elaborasi

Elaborasi merupakan kemampuan menyatakan pengarahan ide secara

terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan. Dalam hal ini ditunjukkan

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

70

oleh Ibu Mustafidah ketika menyampaikan materi dengan menggunakan metode

kisah (cerita) sebagai pelengkap cerita dengan mendesain panggung boneka dan

boneka sebagai tokoh dalam cerita. Disamping itu dengan sederhana

mengintegrasikan berbagai bahasa (bahasa Arab, bahasa Jawa, bahasa Inggris dan

bahasa Indonesia) dalam pembelajaran. Sehingga anak tidak hanya mempunyai

kemampuan bahasa Indonesia yang mapan, tetapi dengan berbagai bahasa yang

ditanamkan kepada anak, mereka mempunyai kemampuan berbahasa dengan

selain bahasa Indonesia dalam berinteraksi dengan orang lain, walaupun dalam hal

ini masih sangat sederhana. Ibu Solechatun ketika praktek sholat berjamaah

dengan menggunakan metode demonstrasi menyusun miniatur ibadah sholat

dengan lengkap dan sistematis. Dengan secara realistis anak dikenalkan dengan

langkah-langkah ibadah sholat beserta ibadah pelengkap lainnya yang secara

umum dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Seperti adanya pengenalan lafadz

azan, puji-pujian dengan membaca sholawat, lafadz iqomah, dzikir sholat dan

sholawat Qur’aniyyah sebagai penutup perjumpaan praktek sholat berjamaah.

Berbeda dengan Ibu Unwah Purwoningrum dalam menyampaikan materi

khususnya pengembangan moral dan nilai keagamaan membuat nyanyian yang

sesuai dengan tema. Sehingga memberikan pemahaman yang selalu dihayati anak

setiap menyanyikan lagu tersebut dan senantiasa secara otomatis anak belajar dan

mengingat-ingat tentang isi lagu yang dinyanyikan. Begitu juga Ibu Nadhiroh

dalam menyampaikan materi dengan menampilkan karikatur gambar tempat

peribadatan agama di dunia. Disamping itu ketika menyampaikan cerita, Ibu

Nadhiroh menggunakan media berupa panggung boneka sehingga anak tertarik

dan termotivasi untuk belajar dengan kemauan yang tumbuh dari sanubari anak

tersebut. Begitu juga kreativitas yang ditunjukkan oleh Ibu Novia Widayati ketika

praktek sholat dengan menggunakan metode demonstrasi, beliau mengurai

kegiatan secara detail dan riil. Sehingga memberikan pemahaman yang mendalam

kepada anak dengan mengajak anak menyaksikan dan mengalami secara

langsung. Sehingga pemahaman yang terbentuk tidak bersifat verbalistik tetapi

secara objektif pemahaman anak akan terbangun.

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

71

BAB IV

ANALISIS KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGGUNAKAN

METODE PEMBELAJARAN PADA ASPEK PENGEMBANGAN MORAL

DAN NILAI KEAGAMAAN DI PAUD SE KECAMATAN TUGU

KOTA SEMARANG

Dalam proses belajar mengajar, guru adalah sentral dari setiap kegiatan

yang ada dalam kelas. Ketika seorang guru mampu membawakan dirinya sebagai

seorang pengajar, pembimbing dan penolong bagi seorang peserta didik, maka

proses pembelajaran akan berhasil. Dalam pembelajaran itu sendiri seorang guru

harus mampu memilih metode yang sesuai dengan materi. Untuk itu seorang guru

kreatif harus mampu menciptakan hal-hal yang baru dalam pembelajaran sehingga

tidak menimbulkan suasana senyap dan bosan di ruang kelas.

Mengajar adalah profesi yang paling indah di dunia. Seorang guru akan

membuat kontribusi langsung dan terukur bagi bangsa dan dunia dengan

membantu anak-anak muda mengenal pengetahuan dan ketrampilan. Mengajar

memberikan tantangan dan kesempatan yang tiada habisnya untuk berkembang.

Setiap hari, mengajar akan menguji ketrampilan komunikasi interpersonal guru,

pengetahuan akademis dan kemampuan dalam memimpin di kelas.

Kegiatan belajar mengajar di PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang

terutama untuk pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai

keagamaan disamping memiliki tujuan instruksional juga terdapat tujuan lain

yaitu mencerdaskan anak usia dini yang beriman, bertaqwa, sehat jasmani dan

rohani dan berakhlakul karimah. Hal ini sebetulnya menjadi tugas semua guru

dalam mewujudkan cita-cita diatas.

Pada praktek pelaksanaannya sudah baik terbukti dengan komponen-

komponen pembelajaran dan penggunaan berbagai sumber belajar. Harapan untuk

selalu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sudah dapat dideteksi secara

jelas. Terbukti dengan antusias para guru mengikuti berbagai seminar baik

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

72

lingkup Nasional maupun Regional. Para guru dengan penuh semangat,

berbondong-bondong mendaftarkan diri dengan tidak memperhitungkan berapa

rupiah yang harus mereka diserahkan kepada panitia penyelenggara. Hanya saja

dari segi kekurangan para guru PAUD adalah kurang memanfaatkan berbagai

sumber yang berkaitan dengan teknologi. Misalnya saja sumber melalui internet

atau pembelajaran yang menggunakan media TV atau VCD. Karena tuntutan

zaman, sudah saatnya guru dapat menciptakan kualitas sumber daya manusia yang

unggul. Sebagai guru PAUD, tanggung jawab sebagai peletak pondasi awal anak

untuk tahap selanjutnya, menjadi tantangan bagi guru PAUD, dituntut untuk tidak

“gaptek”.

Seorang guru yang kreatif tidak hanya mengajar sesuai dengan kurikulum,

akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana membuat anak didik terbawa

dengan dunia yang ditawarkan seorang guru sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan sempurna. Kreativitas merupakan ranah psikologi yang kompleks

yang memiliki penafsiran yang berbeda tetapi tetap juga mengacu pada dimensi

person, product, press dan proses. Kreativitas merupakan gagasan maupun

menghasilkan produk. Tolok ukur untuk mengetahui guru mana yang lebih kreatif

yang memiliki persyaratan guru kreatif yang meliputi persyaratan profesional,

kepribadian, sosial dan pedagogik. Disamping itu guru juga mampu mendesain

dengan baik komponen-komponen dalam pembelajaran terutama dalam

pembelajaran dalam pengembangan aspek moral dan nilai keagamaan.

A. Penggunaan Metode Pembelajaran Pada Aspek Pengembangan Moral

Dan Nilai Keagamaan di PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang

1. Metode Pembiasaan

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap

peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat

dan kondisi kepribadian yang belum matang. Sehingga mereka mudah terlarut

dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

73

Oleh karena itu, sebagai awal proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara

yang efektif dalam menanamkan nilai dan moral kedalam jiwa anak. Metode

pembiasaan 100 % digunakan oleh guru PAUD se kecamatan Tugu Kota

Semarang untuk membekali anak dengan kebiasaan-kebiasaan Islami dan

senantiasa anak selalu mengingat dan bersyukur kepada sang Kholiq atas segala

nikmat yang mereka terima dalam kehidupan. Dengan mengawali dan mengakhiri

setiap kegiatan dengan berdoa, menebarkan salam, membudayakan salim dan

saling berbagi dengan yang lain, jalinan Ukhuwah Islamiyah terjalin semakin erat

dan kokoh antar guru, anak dan orang tua. Demikian pembiasaan yang dilakukan

secara kontinu, teratur dan terprogram oleh guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota

Semarang dalam mendidik anak dengan kebiasaan-kebiasaan positif . Adapun

kekurangan yang perlu adanya perbaikan dalam melaksanakan metode

pembiasaan adalah pengawasan guru kurang maksimal, karena pengaplikasian

metode tersebut membutuhkan pengawasan yang ketat sehingga anak tidak

melanggar pembiasaan yang telah ditanamkan. Jangan terlalu memanjakan anak,

apabila anak melanggar pembiasan yang telah ditanamkan sejak awal

pembelajaran, maka guru harus mencari solusi yang tepat dan tentunya dengan

tidak melanggar hak anak, yakni anak usia dini dilarang ditekan dan diberlakukan

dengan kasar. Karena perlakuan yang kurang baik akan menghambat masa

kembang pertumbuhan fisik dan psikis anak dan menimbulkan dampak negatif

dalam kepribadian dan jiwa anak.

2. Metode Keteladanan

Metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya

mencapai keberhasilan pendidikan. Karena secara psikologis, anak didik banyak

meniru dan mencontoh sosok figurnya, termasuk diantaranya para pendidik. Oleh

karena itu, keteladanan banyak kaitannya dengan perilaku, dan perilaku yang baik

adalah tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Metode keteladanan 100%

digunakan oleh guru PAUD untuk menanamkan jiwa anak dengan akhlak dan

perilaku yang terpuji sehingga kelak disisi Allah SWT mencapai kedudukan insan

kamil dan ketika anak berinteraksi dengan masyarakat menjadi anggota

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

74

masyarakat yang beradab dan bermartabat. Adapun kekurangan dari metode

keteladanan yang digunakan oleh guru PAUD se kecamatan Tugu Kota Semarang

adalah pengaruh dari dalam seorang guru sendiri terkadang ketika guru berada

dalam suasana konflik batin yang disebabkan oleh permasalahan pribadi guru

tersebut, sehingga tuntutan guru untuk selalu menampilkan kondisi yang tenang

dan bijak dalam mengambil keputusan agak terhambat. Sehingga dengan kondisi

tersebut menjadi kendala yang sering muncul dalam pembelajaran khususnya

ketika guru mengaplikasikan metode keteladanan di dalam kelas.

3. Metode Kisah (Cerita)

Dalam mengaplikasikan metode kisah dalam proses belajar mengajar,

metode ini merupakan salah satu metode pendidikan yang masyhur dan Baik.

Sebab kisah mampu menyentuh jiwa jika didasari oleh ketulusan hati yang

mendalam. Metode kisah 100 % digunakan oleh guru PAUD untuk menunjang

proses pembelajaran dalam membimbing anak menjadi generasi muslim yang

mantap, tidak goyah dengan berbagai terpaan “angin kemungkaran”. Keselarasan

tema materi dengan cerita yang akan disampaikan kepada anak senantiasa guru

perhatikan dengan harapan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.

Disamping itu, guru menguasai alur cerita secara keseluruhan. Terbukti dengan

adanya pengekspresian guru yang total dalam menggambarkan alur dan suasana

dalam cerita. Sehingga menimbulkan sugesti anak untuk mengikuti alur cerita

yang diciptakan oleh guru hingga cerita selesai. Adapun yang perlu diperbaiki

dari pengaplikasian metode cerita dalam pembelajaran khususnya dalam

mengembangkan aspek moral dan nilai keagamaan adalah pengaturan waktu

cerita yang perlu diperhatikan. Tidak hanya mengandalkan media cerita yang

lengkap dan menarik serta totalitas dalam mengekspresikan alur cerita, karena

apabila anak sudah merasa bosan, maka konsentrasi anak pun tidak maksimal

bahkan menimbulkan kegaduhan saat pembelajaran dengan menggunakan metode

cerita berlangsung.

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

75

4. Metode Karya Wisata

Metode Karya wisata adalah suatu cara pengajaran yang dilaksanakan

dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperhatikan

peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode Karya Wisata

40 % digunakan oleh guru PAUD se kecamatan Tugu kota Semarang untuk

mengenalkan dan menyaksikan secara langsung nikmat dan karunia Allah untuk

para hamba- Nya di dunia. Dalam prakteknya, guru secara kreatif menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar, dengan menjadikan masjid sebagai objek

pembelajaran. Penggunaan masjid sebagai bentuk pemanfaatan sumber belajar

yang ada menjadi pertimbangan untuk mengeluarkan biaya dan waktu yang tidak

banyak.Guru menggunakan masjid sebagai contoh tempat peribadatan orang

Islam. Disamping itu, guru merancang jadwal acara dan tata tertib yang disusun

sebagai pengikat lancarnya pembelajaran. Adapun kekurangan dari metode Karya

Wisata yang digunakan oleh Ibu Nadhiroh dan Ibu Mustafidah adalah kurangnya

tenaga pendamping saat berlangsungnya wisata menuju objek pembelajaran.

Karena dalam pengaplikasian metode karya wisata pada hakikatnya harus

memperhatikan kuantitas tenaga pendamping sehingga anak dapat terkondisikan

dengan baik. Sedangkan fakta yang terjadi di lapangan anak kurang terkondisikan

karena diantaranya kurangnya tenaga pendamping tersebut.

5. Metode Demonstrasi

Tidak semua metode pembelajaran dapat mewakili wahana pencapaian

tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran untuk memperhatikan proses

terjadinya sesuatu. Cara pencapaian paling tepat adalah dengan metode

demonstrasi. Metode demonstrasi 80 % digunakan oleh guru PAUD se

Kecamatan Tugu kota Semarang dalam pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan guna mempermudah proses belajar mengajar. Karena

anak dapat langsung mempraktekkan hal-hal yang diketahui lewat teori.

Metode demonstrasi digunakan oleh guru PAUD se kecamatan Tugu Kota

Semarang untuk meragakan praktek ibadah, seperti sholat dan berwudlu. Dalam

prakteknya, sudah dinilai baik. Terbukti dari segi penyusunan rencana kegiatan

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

76

yang detail. Pada tahap persiapan sebelum materi didemonstrasikan anak-anak

menerima materi pembelajaran melalui bernyanyi dan aneka tepuk terkait dengan

materi sebagai stimulus kesiapan penerimaan materi secara utuh dan pemahaman

yang membekas pada jiwa anak. Disamping itu, langkah-langkah pengaplikasian

metode demonstrasi disusun secara sistematis dan terperinci. Penggunaan media

pembelajaran sebagai penunjang jalannya materi yang akan didemonstrasikan

menggunakan berbagai sarana pendukung, seperti: poster gerakan sholat,

penggunaan masjid sebagai sarana pembelajaran sehingga anak memiliki

pengalaman langsung sebagai bentuk pengetahuan dan pemahaman yang lengkap

tentang ibadah sholat.

Adapun kekurangan dari pengaplikasian metode demonstrasi dalam

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan adalah:

penggunaan media pembelajaran masih bersifat tradisional dan belum

memanfaatkan media lain, berupa media elektronik. Seperti: TV, VCD player atau

media elektronik lainnya. Menurut hemat peneliti, apabila pengantar dalam

memberikan penjelasan materi terkait dengan materi yang akan didemonstrasikan

ditampilkan dalam bentuk media elektronik, tentunya semakin menambah minat

anak untuk mengikuti dan menyaksikan gambar gerakan sholat tersebut hingga

selesai. Karena anak merasakan hal yang belum mereka alami sebelumnya.

Sehingga dengan sendirinya anak secara seksama mendengarkan pemaparan guru

tersebut. Disamping itu, guru harus lebih meningkatkan pengawasan ketika

praktek sholat berlangsung. Karena apabila guru kurang maksimal dalam

memantau kegiatan demonstrasi tersebut, maka tujuan pembelajaran tercapai

dengan tidak sesuai target yang telah ditentukan. Bahkan dapat menimbulkan

kegaduhan dan ketidakterkondisiskan keadaan kelas dengan baik.

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

77

B. Kreativitas Guru PAUD Dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Pada

Aspek Pengembangan Moral Dan Nilai Keagamaan di PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang

Mendidik anak usia dini gampang-gampang susah, kadang kita

memberikan fasilitas belajar yang mahal dan berharap anak belajar banyak, tetapi

kenyataannya anak justru tidak belajar. Kadang dengan mainan yang sangat

sederhana dan murah anak-anak sangat tertarik dan ingin tahu banyak tentang

mainan itu beserta mekanisme kerjanya. Bermain sambil belajar merupakan

eksistensi bermain yang berjiwa setiap kegiatan pembelajaran bagi PAUD.

Dengan demikian, seorang guru dalam melaksanakan tugas profesinya harus

memiliki kreativitas.

Guru yang kreatif dan profesional hanya akan memiliki dan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat. Setelah menerapkan topik dan materi

pembelajaran serta tujuan pembelajaran guru yang kreatif dapat memodifikasi

atau merekayasa campuran dari berbagai metode. Adapun analisis penggunaan

metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di

PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang adalah sbb:

Dari segi kelancaran berfikir, kreativitas ini dilakukan oleh 100% guru

PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang yaitu Ibu Unwah Purwoningrum

selaku guru PAUD Khadijah, Ibu Mustafidah selaku guru PAUD Hidayatul

Muta’alimin, Ibu Solechatun selaku guru PAUD Nur Ilmi, Ibu Novia Widayati

selaku guru Aisyiyah 12 dan Ibu Nadhiroh selaku guru PAUD Lathifah 06.

Kegiatan yang berupaya mengembangkan berfikir kreatif mendorong seseorang

untuk memikirkan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.

Kreativitas dilakukan oleh Ibu Solechatun berupa pemilihan tema yang dekat

dengan anak. ketika menyampaikan cerita dengan menggunakan tema yang dekat

dengan anak. Misalnya saja, ketika memasuki bulan Maulid atau hari besar RI

maka materi cerita berhubungan dengan peringatan hari tersebut Sedangkan

kreativitas yang dilakukan oleh Ibu Mustafidah berupa pemberian hadiah sebagai

stimulus motivasi belajar anak. Ibu Unwah Purwoningrum dalam memberikan

materi dan bentuk kerja anak dengan menggunakan majalah Play Group. Majalah

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

78

tersebut berisi materi-materi yang mengarah pada aspek perkembangan anak usia

dini. Disamping itu, isi materi tersebut disesuaikan dengan tema pembelajaran.

Sedangkan kreativitas Ibu Nadhiroh terlihat ketika beliau menyampaikan materi

dengan menggunakan sarana belajar yang ada. Tampilan gambar dengan TV,

VCD dan VCD serta berbagai buku-buku penunjang seluruh aspek perkembangan

bagi anak usia dini beliau gunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.

Seperti : buku 355 cerita Islami, fabel Islami, mengenal benar- salah, majalah Play

Group dan buku pegangan guru sebagai sumber materi untuk anak. Demikian juga Ibu

Novia Widayati ketika bercerita, beliau menampilkan gambar yang didesain

sendiri dengan menarik sebagai pemeran para tokoh dalam cerita. Ibu Novia

Widayati sengaja merancang sumber belajar sendiri. Dalam hal ini, menurut

penuturan beliau, menjadi kesan tersendiri bagi Ibu Novia Widayati dengan

menggunakan hasil karyanya sebagai penunjang proses pembelajaran.

Dari segi keluwesan bentuk kreativitas yang ditunjukkan oleh guru PAUD

adalah Ibu Solechatun, Ibu Mustafidah, Ibu Unwah Purwoningrum, Ibu Novia

Widayati dan Ibu Nadhiroh. Guru yang luwes adalah guru yang mudah

beradaptasi dan terbuka dalam menerima gagasan dan serta fleksibel dalam

kegiatan belajar mengajar. Kreativitas yang dilakukan oleh Ibu Solechatun, Ibu

Unwah Purwoningrum, Ibu Mustafidah, Ibu Novia Widayati dan Ibu Nadhiroh

ketika dalam pembelajaran selalu menciptakan suasana yang humoris, aneka

tepuk dan nyanyian yang menarik serta menirukan berbagai gaya sesuai

permintaan teman-teman dan guru. Sehingga dapat menghindarkan anak didik

dari kejenuhan dan ketegangan serta menciptakan keakraban dan kehangatan antar

pendidik dan anak didik. Akan tetapi yang perlu ditekankan adalah humor harus

diberikan secara proporsional dan hanya digunakan sebagai selingan. Agar anak-

anak tetap terkendali dan tidak kehilangan perhatian belajarnya. Disamping itu Ibu

Unwah Purwoningrum membiasakan anak untuk selalu memberi antar sesama

teman dengan tidak memandang perbedaan jenis kelamin. sehingga terjalin

keakraban dan keharmonisan antar teman dalam hubungan sesama umat muslim.

Sedangkan Ibu Solechatun, ketika anak-anak berada dalam lingkaran pembiasaan

untuk saling Tanya kabar dengan teman yang duduk disamping kanan dan kiri

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

79

dengan tanpa melihat perbedaan jenis kelamin, anak-anak secara urut pada posisi

tempat duduk mereka masing-masing untuk saling Tanya kabar. Sedangkan

keluwesan yang ditunjukkan oleh Ibu Novia Widayati ketika bercerita

berlangsung, beliau memberikan selingan dengan meminta anak untuk menirukan

salah satu adegan yang terkandung dalam cerita. Sehingga anak tidak terpaku

untuk mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru, tetapi ada kegiatan lain,

yaitu salah satunya dengan menirukan salah satu adegan dalam cerita. Dari segi

keluwesan 100% guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang telah

melakukan kreativitas.

Dari segi elaborasi 80 % guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang

terbilang kreatif. Ketika Ibu Nadhiroh selaku guru PAUD Lathifah 06

menciptakan karikatur tempat peribadatan agama di dunia dan media panggung

boneka terbuat dari papan yang bertirai sehingga tercipta pembelajaran yang

menarik dan meningkatkan minat anak untuk mengikuti kegiatan. Begitu juga

halnya Ibu Mustafidah dalam menggunakan metode cerita guru menggunakan

media panggung boneka dan dalam tahap sederhana pembelajaran diwarnai

dengan menggunakan pengenalan berbagai jenis bahasa seperi : Bahasa Arab,

Bahasa Jawa, Bahasa Inggris Dan Bahasa Indonesia. Sedikit berbeda dengan Ibu

Solechatun, beliau menggunakan boneka tangan sebagai tokoh cerita. Sedangkan

Ibu Novia Widayati, ketika praktek sholat dengan menggunakan metode

demonstrasi, beliau menguraikan kegiatan secara detail dan riil. Sehingga

memberikan pemahaman yang mendalam kepada anak dengan mengajak anak

menyaksikan dan mengalami secara langsung tempat ibadah orang sholat dan

langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan sholat. Sehingga

memberikan pemahaman yang mendalam kepada anak dengan mengajak anak

menyaksikan dan mengalami secara langsung. Sehingga pemahaman yang

terbentuk tidak bersifat verbalistik tetapi secara objektif pemahaman anak akan

terbangun

Kreativitas yang dilakukan oleh guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota

Semarang dari segi keaslian adalah ketika Ibu Nadhiroh melakukan penataan

ruangan kelas sebagai tempat pengalaman belajar dan bermain didesain dengan

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

80

menarik. Tak jarang guru-guru di PAUD Lathifah 06 merekonstruksi tata ruang

dengan inovasi baru. sehingga anak tidak merasa bosan dan senantiasa anak selalu

mengalami suasana yang baru dan nyaman saat pembelajaran berlangsung.

Sedangkan kreativitas yang dilakukan oleh Ibu Solechatun ditunjukkan ketika

dalam menangani anak yang sulit dikendalikan dengan menggunakan terapi dzikir

sebagai obat “sakit” anak yang sulit diatasi tersebut. Begitu juga Ibu Mustafidah

dalam menggunakan metode pembiasaan menerapkan terapi air sebagai solusi

anak yang sulit dikendalikan. Dengan berwudlu, diharapkan anak kembali tenang

dan fokus mengikuti kegiatan belajar. Dari segi keaslian 60 % guru PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang telah melakukan kreativitas.

Demikian deskripsi kreativitas guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota

Semarang dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan. Guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang

sudah memiliki daya kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan bagi anak didik dengan mencari berbagai inovasi pembelajaran

yang mengedepankan nilai kreativitas. Dari ke-5 guru PAUD se Kecamatan Tugu

Kota Semarang 80% guru PAUD terbilang kreatif. Akan tetapi masih perlu

adanya peningkatan dan senantiasa berusaha untuk mencari solusi pemecahaan

berbagai permasalahan yang timbul di kelas, khususnya permasalahan yang

menyangkut metode pembelajaran. Karena pada hakikatnya metode merupakan

salah satu unsur yang memegang peranan terpenting dalam memberikan

pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan. Penyampaian materi secara

monoton dan kaku, menyebabkan prestasi belajar anak berbeda dengan

penyampaian materi dengan menyenangkan dan . Tentu hasilnya lebih maksimal

dengan guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan hati anak.

Oleh karena itu, ketika guru dapat mengajar secara kreatif, hal itu akan membawa

dampak yang positif bagi anak didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan

lebih mengairahkan dan menyenangkan serta tujuan pembelajaran untuk

memberikan pengetahuan serta anak mampu mengaplikasikan hasil belajar dalam

kehidupan dapat tercapai dengan sempurna.

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan di PAUD se

KecamatanTugu Kota Semarang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan

nilai keagamaan di PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang Tahun

2010/2011 pada dasarnya sudah baik. Guru PAUD secara kreatif menerapkan

dalam kegiatan pengalaman belajar anak. Dengan penuh kasih sayang dan

senantiasa mencari inovasi terbaru dalam menghantarkan anak didik

menggapai generasi yang sehat, cerdas, terampil dan berakhlakul karimah.

Adapun metode yang diterapkan dalam pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan adalah :

- Metode Pembiasaan

- Metode Keteladanan

- Metode Kisah

- Metode Demonstrasi

- Metode Karyawisata

2. Kreativitas guru PAUD dalam menggunakan metode pembelajaran pada

aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di PAUD se Kecamatan

Tugu Kota Semarang tahun 2010/2011. Adapun yang dilakukan adalah:

a. Kelancaran dalam menggunakan media pembelajaran seperti : Buku-buku

penunjang misalnya, Fabel Islami, 355 Cerita Islami dan majalah Play

Group yang berisi materi yang mengembangkan seluruh aspek anak usia

dini. Pemanfaatan VCD dan DVD, selain itu, kelancaran yang lain

ditunjukkan dalam pemilihan tema yang dekat dengan anak, penyediaan

buku tugas khusus sehingga prestasi belajar anak tercatat dengan

baik dan penggunaan media gambar yang didesain sendiri dengan

menarik.

Page 91: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

82

b. Keluwesan dalam bentuk menciptakan suasana humor untuk

menyenangkan hati anak, pembuatan aneka tepuk dan nyanyian yang

menarik. Serta menirukan berbagai gaya sesuai permintaan anak.

Disamping itu, kebebasan anak untuk memilih teman dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan tanpa adanya intervensi guru karena

faktor perbedaan jenis kelamin

c. Keaslian dalam penataan ruang kelas yang menarik, penerapan terapi air

dan terapi dzikir sebagai tindakan preventif dalam menangani anak

yang sulit diatasi.

d. Elaborasi dalam memanfaatkan karikatur, pembuatan panggung boneka,

penggunaan berbagai jenis boneka, mengembangkan 4 bahasa (Bahasa

Indonesia, Jawa, Arab dan Inggris) dalam pembelajaran serta menyusun

miniatur praktek ibadah secara lengkap dan sistematis. Disamping itu,

pengalaman belajar anak dilakukan secara riil sehingga anak mengalami

pengalaman yang nyata dalam kehidupan nyata.

B. Saran

1. Untuk guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang supaya lebih

meningkatkan kreativitasnya dalam menggunakan metode pembelajaran

dalam mengembangkan aspek moral dan nilai keagamaan anak usia dini

peletak dasar utama anak sehingga menjadi tanggung jawab besar bagi guru

untuk mencetak generasi muslim yang berakhlakul karimah menuju

kehidupan yang bermakna.

2. Bagi para orang tua, masyarakat dan Stakeholder untuk selalu mendorong

belajar anak sehingga anak meraih kesuksesan masa depan yang gemilang.

3. Untuk pemerintah diharapkan agar lebih menyediakan sarana prasarana

bagi dunia pendidikan, khususnya PAUD sebagai upaya peningkatan hasil

belajar anak khususnya dalam pengembangan moral dan nilai agama

tersebut.

Page 92: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

83

C. Kata Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadiran Allah SWT., atas

taufiq, hidayah serta inayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala kekurangan dan sempitnya pengetahuan yang penulis

miliki, penulis curahkan untuk menyusun skripsi ini. Penulis sadari skripsi ini

jauh dari kesempurnaan. Namun demikian mungkin dapat dijadikan pertimbangan

bagi pihak pertimbangan bagi pihak yang akan melakukan penelitian dan

pembahasan lebih lanjut. Penulis harapkan saran dan kritik yang membangun

guna perbaikan skripsi yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin…

Page 93: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Yogyakarta: UGM Press, 1981.

Asfandiyar, Andi Yudha, Kenapa Guru harus Kreatif? Bandung: Mizan, 2009.

Azmi, Muhammad, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah; Upaya

Mengefektifkan Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga,

Yogyakarta: Belukar, 2006.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

_______, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Ed. 2, Jakarta: Bumi Aksara,

2008.

Djajadisastra, Yusuf, Metode mengajar I, Bandung: Angkasa Bandung, 1982.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif, Jakarta:

PT. Rineka Cipta,2000.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Hawadi, Reni Akbar Dkk, Kreativitas, Jakarta: PT. Grasindo, 2001.

Langgulung, Hasan, Kreativitas dan Pendidikan Islam; Anallisis Psikologi dan

Falsafah, Jakarta: Pustaka al Husna, 1991.

Mangunhardjana, A.M, Mengembangkan Kreativitas, Yogyakarta: kanisius, 1986.

Mansur, PAUD dalam Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Moleong, Lexy. J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995.

Munandar, Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka

Cipta, 2004.

Muslim, Imam, Shahih Muslim, Juz. IV, Beirut: Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1992.

Narbuko, Cholid, dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,

2007, cet. 8.

Nashori, Fuad, dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas

dalam Perspektif Psikologi Islam, Yogyakarta: Menara Kudus, 2002.

Page 94: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Nursito, Kiat Menggali Kreativitas, Yogyakarta: PT Mitra Gamawidya, 1999.

Partanto, Pius A., dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arkola, 1994.

Prawiradilaga, Dewi Salma, Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2004.

R, Moeslikhatun., metodologi Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2004, Cet.2.

Rahmadi, Alfi, “ Saat Guru Mengajar di ‘Kandang Ayam’’, Forum Keadilan: No.

16,17 Agustus 2008.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Rasyidin, Al, dan Samsul Nizar, Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis;

Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005.

Razak, A. dan Rais Lathief, Terjemahan Hadits Shahih Muslim, Jil.III, Jakarta:

Pustaka Al Husna, 1980.

Rosyadi, Khairan, Pendidikan Profetik,Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2004.

S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Salim, Nibras Or dkk., Acuan Menu Pembelajaran pada PAUD, Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional,2002.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang mempengaruhinya Jakarta: Rineka

Cipta, 1995.

Sugandi, Ahmad, Teori Pembelajaran, Semarang: UPY MKK UNNES, 2006 .

Surin, Bachtiar, Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Huruf Arab dan Latin,

Bandung: Fa. Sumatra, 1996.

Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1992.

Suyanto, Slamet, Dasar-Dasar PAUD, Yogyakarta:Hikayat,2005.

Syar’i, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005.

Thoha, M. Chabib, dan Abdul Mu’thi, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar

pendidikan Agama Islam PBM-PAI di Sekolah, Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 1998.

Page 95: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta:

Lembaga Negara Republik Indonesia, 2005.

Zuhairini, dkk. Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional,

1991.

Page 96: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Pedoman Perolehan Data

A. Data Observasi

1. Data dan Profil PAUD

2. Fasilitas dan sarana belajar PAUD

3. Proses belajar mengajar di kelas

4. Kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan

B. Data Dokumentasi

1. Daftar guru PAUD

2. Kurikulum PAUD

3. Daftar anggota HIMPAUDI Kec. Tugu Kota Semarang

4. Laporan bulanan yang ditujukan kepada UPTD pendidikan kecamatan

Tugu Kota Semarang

C. Data Interview

1 Metode apa yang digunakan oleh Guru PAUD se Kecamatan Tugu

Kota Semarang dalam pembelajaran pada aspek pengembangan moral

dan nilai keagamaan ?

2 Bagaimana penerapan metode dalam pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan yang Ibu gunakan ?

3 Bagaimana Kreativitas guru PAUD se Kecamatan Tugu Kota Semarang

dalam menggunakan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan ?

Page 97: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

PEDOMAN INTERVIEW

Tentang kreativitas guru PAUD dalam menggunakan metode

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di PAUD

se Kecamatan Tugu Kota Semarang.

A. Penggunaan Metode pembelajaran

1. Metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai

keagamaan apa sajakah yang digunakan Ibu guru PAUD se Kecamatan

Tugu Kota Semarang khususnya yang menyangkut teknik dan praktek

metode tersebut?

2. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran pada aspek

pengembangan moral dan nilai keagamaan di PAUD se Kecamatan

Tugu Kota Semarang terhadap metode yang Ibu gunakan?

B. Kreativitas guru PAUD dalam menggunakan metode pembelajaran

pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di PAUD se

Kecamatan Tugu Kota Semarang.

1. Kreativitas kelancaran dalam berfikir apakah yang Ibu gunakan dalam

metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai

keagamaan di PAUD Ibu?

2. Kreativitas Keluwesan apakah yang Ibu gunakan dalam metode

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di

PAUD Ibu?

3. Kreativitas Keaslian apakah yang Ibu gunakan dalam metode

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di

PAUD Ibu?

4. Kreativitas Elaborasi apakah yang Ibu gunakan dalam metode

pembelajaran pada aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan di

PAUD Ibu?

Page 98: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

PROSENTASE GURU PAUD SE KECAMATAN TUGU

KOTA SEMARANG.

Jumlah Guru Prosentase

1 guru

2 guru

3 guru

4 guru

5 guru

20%

40%

60%

80%

100%

TABEL

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA ASPEK

PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI KEAGAMAAN DI PAUD

SE KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG.

No Metode Jumlah Guru

1

2

3

4

5

Pembiasaan

Keteladanan

Demonstrasi

Cerita

Karyawisata

5 guru ( 100% )

5 guru ( 100% )

4 guru ( 80% )

5 guru ( 100% )

2 guru ( 40% )

Page 99: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

PEDOMAN OBSERVASI

1 Data dan Profil PAUD

2 Fasilitas dan sarana belajar PAUD

3 Proses belajar mengajar di kelas

4 Kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada

aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan

Page 100: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Tabel Kreativitas Guru dalam Menggunakan Metode Pembelajaran

Pada Aspek Pengembangan Moral dan Nilai Keagamaan

Di PAUD Se Kecamatan Tugu Kota Semarang

No Aspek Jenis Kreativitas Nama Guru Banyak

Guru

Prosenta

se 1.

2.

Kelancaran

Fleksibel

- Penggunaan berbagai media dalam pembelajaran

(Media VCD, DVD dan berbagai buku lainnya).

- Menyediakan buku tugas khusus sebagai keberhasilan

prestasi anak dalam setiap kegiatan

- Menggunakan majalah play Group yang disesuaikan

tema dan berisi materi yang menyangkut keseluruhan

aspek perkembangan anak usia dini

- .Bercerita dengan menampilka n gambar.

- Humor, aneka tepuk, nyanyian dan menirukan berbagai

gaya sebagai upaya menghilangkan ketegangan anak.

- Kebebasan dalam menentukan warna dalam kegiatan

mewarnai gambar

- Kebebasan memilih teman dengan tidak melihat

perbedaan jenis kelamin

Ibu Nadhiroh,

Ibu Mustafidah

Ibu Solechatun

Ibu Unwah .P

Ibu Novia Widayanti

Ibu Nadhiroh

Ibu Mustafidah

Ibu Solechatun

Ibu Unwah .P

Ibu Novia Widayanti

5 guru

5 guru

100%

100%

Page 101: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

3.

4.

Keaslian

Elaborasi

- Penataan ruangan yang menarik.

- Terapi air dan terapi dzikir sebagai tindakan

preventif dalam menangani anak yang sulit diatasi.

- Mendesain panggung boneka sebagai media

pembelajaran cerita.

- Pengembangan 4 bahasa dalam pembelajaran.

- Miniatur praktek sholat secara lengkap dan

sistematis.

Ibu Nadhiroh

Ibu Solechatun

Ibu Mustafidah

Ibu Mustafidah

Ibu Solechatun

Ibu Nadhiroh, S. Ag.

Ibu Novia Widayanti

3 guru

4 guru

60%

80%

Page 102: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

HASIL WAWANCARA

METODE PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PAUD

SE KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG DALAM

MENGEMBANGKAN ASPEK MORAL DAN NILAI KEAGAMAAN

1. Wawancara dengan Ibu Unwah Purwoningrum (Guru PAUD Khodijah)

Hari : Selasa

Tanggal : 19 April 2011

Waktu : 10.00-11.00

Tempat : Ruang Kelas

Alamat : Jl. Kyai Gilang Kauman RT 1 RW IV Mangkang Kulon Tugu

Kota Semarang

Pertanyaan :

1. Metode pembelajaran aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan

apa sajakah yang ibu gunakan khususnya menyangkut teknik dan praktek

metode tersebut ?

Jawab : Metode pembiasaan, metode keteladanan, metode kisah dan

metode demonstrasi

2 Bagaimana penerapan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan terhadap metode yang ibu gunakan ?

Jawab :

A. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk

membiasakan anak berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntutan ajaran Islam. Adapun pelaksanaan metode pembiasaan di

PAUD Khodijah adalah sbb:

Page 103: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

a) Persiapan

- Guru menyiapkan kesiapan fisik untuk memulai aktivitas

- Guru menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)

- Guru menyiapkan sumber dan alat belajar

- Guru menyambutan kedatangan anak dan para orang tua/

pengantar agar senantiasa terbentuk hubungan armonis antar

anak, guru dan orang tua/pengantar

b) Pelaksanaan

- Berbaris di depan kelas

- Latihan berhitung dengan mengamati dan menghitung teman

- Pembacaan Syahadatain

- Pembacaan surat Al Fatihah dan bersalaman

- Membaca doa belajar dan doa untuk ke-2 orang tua

- Tadarrus surat-surat pendek

- Menyanyikan Mars NU

- Mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa

c) Penutup

- Membaca doa keluar ruangan dan doa selesai belajar

- Mengucapkan Salam dan bersalaman

B. Metode Keteladanan

Metode Keteladanan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk

memberi contoh perbuatan atau barang yang dapat ditiru oleh anak.

Adapun praktek pembelajaran dalam menggunakan metode

keteladanan di PAUD Khodijah adalah sbb:

a) Persiapan

- Guru datang sebelum bel masuk

- Guru menyiapkan sumber dan sarana belajar

b) Pelaksanaan

- Guru menyiapkan materi dengan bahasa yang santun dan

komunikatif

Page 104: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

- Apabila terdapat anak yang melakukan tindakan dan

menimbulkan kegaduhan di kelas, maka guru memberikan

teguran dan menasehati anak tersebut untuk meminta maaf di

depan kelas

c) penutup

- Berdoa dan senantiasa memberikan contoh kepada anak untuk

mempunyai kepedulian sosial dan sikap memaafkan antar

saudara muslim seiman

C. Metode Kisah

Metode kisah adalah suatu cara dalam menyampaikan materi

pembelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang

bagaimana terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi

ataupun hanya rekaan.

a) Persiapan

- Guru memilih tema cerita

- Guru mempertimbangkan waktu bercerita

- Guru memilih media pembelajaran

b) Pelaksanaan

- Sebagai bentuk pemusatan perhatian anak, guru mengajak

anak bernyanyi dan aneka tepuk yang menarik

- Guru mulai bercerita dengan menggunakan media majalah

Play Group

- Dengan ekspresi yang disesuikan alur cerita, anak-anak fokus

mendengarkan cerita

- Sebagai ”Refresh” guru menciptakan suasana humor agar

cerita tidak monoton

c) Penutup

- Guru melakukan Tanya-jawab seputar cerita

- Guru memotivasi anak untuk meniru kebaikan dan

menghindari kejelekan yang ada dalam cerita

Page 105: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

- Guru mengajak anak untuk berdoa kepada Allah agar

terhindar dari segala tipu daya kejahatan dunia

- Doa bersama dan sayonara

D. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan

tertentu kepada siswa. Demikian praktek metode demonstrasi yang

digunakan oleh guru PAUD Khodijah adalah sbb:

a) Persiapan

- Guru menyiapkan alat dan media pembelajaran seperti: poster,

gambar gerakan sholat

- Guru menyiapkan lagu keagamaan yang berkenaan dengan

materi yang akan didemonstrasikan

b) Pelaksanaan

- Guru mengajak anak menyanyikan lagu yang berkenaan

dengan materi yang akan didemonstrasikan

- Guru menjelaskan materi dengan menampilkan gambar dan

poster gerakan sholat

- Guru mengajak anak untuk memakai alat sholat

- Guru menunjuk salah satu anak yang bertindak sebagai imam

sholat, kemudian barulah sholat dimulai

- Ketika sholat berlangsung, salah satu guru bertindak sebagai

imam dan guru yang lain sebagai pengawas dan mengevaluasi

gerakan sholat anak

- Sholat selesai, anak-anak dikenalkan dengan bacaan sholawat

Qur’aniyyah dan bersalaman dengan antar jama’ah yang lain

kemudian merapikan alat sholat secara mandiri.

c) Penutup

- Memotivasi anak untuk senantiasa sholat bersama keluarga di

rumah

Page 106: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

- Doa bersama

2. Wawancara dengan Ibu Mustafidah (Guru PAUD Hidayatul Muta’alimin)

Hari : Kamis

Tanggal : 21 April 2011

Waktu : 10.00-11.00

Tempat : Ruang Kelas

Alamat : Jl.Gotong Royong RT 2 RW III Mangunharjo Tugu Kota

Semarang

Pertanyaan :

1. Metode pembelajaran Aspek pengembangan moral dan nilai keagamaan apa

sajakah yang Ibu gunakan khususnya menyangkut teknik dan praktek metode

tersebut ?

Jawab : Metode pembiasaan, metode keteladanan, metode kisah, metode

karya wisata dan metode demonstrasi

2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran pada aspek pengembangan moral

dan nilai keagamaan terhadap metode yang ibu gunakan ?

Jawab:

A. Metode Pembiasaan

a ) Persiapan

- Guru menyusun RKH

- Guru menyiapkan media pembelajaran

Page 107: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

b) Pelaksanaan

- Setelah bel masuk, anak-anak melakukan pemanasan di lapangan

seperti: memindahkan batu, lari-lari kecil dan lain sebagainya

yang pada intinya kegiatan untuk merangsang kesiapan fisik-

motorik anak untuk siap mengikuti jalannya kegiatan.

- Dengan membentuk formasi lingkaran dan formasi lainnya, anak-

anak berlatih menghitung dengan berbagai pilihan bahasa seperti

: Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa

Jawa.

- Absensi

- Doa sebelum belajar

- Pembacaan Asmaul Husna dan Teks Pancasila

c) Penutup

- Menasehati anak untuk tetap memegang teguh ajaran Islam

- Bersalaman dan mengucapkan salam

B. Metode Keteladanan

a) Persiapan

- Guru menyiapkan stamina vit sebelum kegiatan dimulai

- Guru senantiasa menyadari untuk tetap kontrol dan berhati-hati

dengan segala ucapan dan perbuatan selama kegiatan

berlangsung, karena anak akan meniru segala perbuatan yang

mereka saksikan. Khususnya guru karena sebagai Publik Vigur

bagi anak.

Page 108: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

b) pelaksanaan

- Membekali anak untuk senantiasa menyapa dan bersalaman

dengan orang lain

- Guru senantiasa mengenalkan Hadits kebersihan bagi anak

sehingga dapat menerapkan kandungan Hadits tersebut dalam

kehidupan seperti contoh: menjaga kebersihan kelas dengan

membuang sampah pada tempatnya

- Bertutur kata sopan dan tidak menyakiti hati teman

- Apabila ada anak yang sulit diatasi dan membuat gaduh kelas,

sebagai tindakan preventif terapi air dipilih sebagai solusi

tindakan tersebut. Diharapkan dengan mengajak anak berwudlu

anak kembali sadar dan berada pada kondisi stabil.

c) Penutup

- Memotivasi anak untuk selalu rajin berangkat

- Berdoa bersama

C. Metode Kisah

a) Persiapan

- Guru Menyiapkan RKH sesuai tema

- Guru menyiapkan media pembelajaran

- Guru mendesain panggung boneka dan boneka orang yang terbuat

dari kardus dan kertas bekas yang dihiasi aneka renda, sisa bahan

yang tidak terpakai sebagai komponen panggung boneka.

Page 109: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

b) Pelaksanaan

- Sebelum cerita dimulai, guru menyampaikan aturan sebelum cerita

dimulai agar sebagai kontrol anak ketika cerita berlangsung

- Sebagai pembuka, guru mengajak anak untuk bernyanyi dan aneka

tepuk bahkan senam otak sekalipun

- Guru mulai bercerita dengan menggunakan media panggung boneka

sebagai daya tarik anak untuk mengikuti jalannya cerita

- Guru mengekspresikan alur cerita dengan totalitas penuh dan

konsentrasi agar anak terbawa alur cerita yang sedang berlangsung,

sehingga interaksi edukatif antara guru dan anak tercapai dalam titik

kulminasi

c) Penutup

- Guru melakukan Tanya-jawab seputar tokoh dan alur cerita

- Guru menyampaikan pesan moral yang terdapat dalam cerita

- Berdoa bersama

D. Metode Karya Wisata

Menurut Zuhairini Dkk, metode karya wisata adalah metode

pengajaran yang dilaksanakan dengan cara mengajak anak keluar

kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada

hubungannya dengan pelajaran. Adapun praktek metode karya wisata

di PAUD Hidayatul Muta’alimin adalah sbb:

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru menyiapkan sumber belajar dan objek kunjungan

pembelajaran

Page 110: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

b) Pelaksanaan

- Guru mengajak anak untuk menuju objek kunjungan dengan

berpasangan dan bergandeng tangan tanpa memperhatikan

perbedaan jenis kelamin

- Guru menjelaskan dan membimbing anak dengan segala hal

yang anak saksikan semata-mata ciptaan Allah yang wajib

disyukuri dan sebagai bukti keberadaan Allah sebagai al

Kholiq

- Sesampai di objek kunjungan wisata pembelajaran (masjid),

anak dikenalkan komponen masjid dan dilanjutkan kegiatan

kerja anak dengan mewarnai gambar masjid sesuka hati

c) Penutup

- Guru membekali anak untuk senantiasa mencintai masjid

sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT.

- Doa bersama

E. Metode Demonstrasi

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru menyiapkan media pembelajaran berupa poster gerakan

sholat

b) Pelaksanaan

- Guru mengajak anak berwudlu di kran sekolah dengan

dibimbing salah satu guru dengan tertib

- Selesai berwudlu dan anak telah siap dengan alat sholat, guru

mulai mendemonstrasikan gerakan sholat

- Guru menghimbau anak untuk tidak berbicara dan membuat

gaduh saat praktek sholat berlangsung

- Guru menunjuk salah satu anak sebagai imam sholat dan salah

satu guru bertindak sebagai imam sholat sedangkan guru yang

lain bertindak sebagai pengawas dan mengevaluasi gerakan

sholat anak

Page 111: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

c) Penutup

- Guru melakukan Tanya-jawab tentang materi sholat

- Guru memotivasi anak untuk menerapkan sholat dalam

kehidupan sehari-hari

- Doa bersama dan pulang

3. Wawancara dengan Ibu Solechatun (Guru PAUD Nur Ilmi)

Hari : Kamis

Tanggal : 28 April 2011

Waktu : 09.30-10.25

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Alamat : Jl. Raya Mangkang Wetan Rt 3 RW II Tugu Kota Semarang

Pertanyaan:

1. Metode pembelajaran spek pengembangan moral dan nilai keagamaan apa

sajakah yang ibu gunakan khususnya menyangkut teknik dan praktek

metode tersebut ?

Jawab: Metode pembiasaan, metode keteladanan, metode kisah dan

metode demonstrasi

2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan terhadap metode yang ibu gunakan ?

Page 112: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Jawab:

A. Metode Pembiasaan

a) Persiapan

- Guru menyambut kedatangan anak dengan penuh kasih dan

perhatian

- Bersalaman ketika berjumpa dengan guru dengan orang tua

pengantar

- Guru melakukan pematangan RKH

b) Pelaksanaan

- Mengawali dan mengakhiri setiap kegiatan dengan berdoa

- Selesai kegiatan, anak-anak dibiasakan untuk cuci tangan

- Ketika waktu istirahat, anak-anak berkumpul dalam satu lingkaran

kebersamaan untuk melakukan makan siang bersama agar tercipta

rasa berbagi dan kepedulian antar sesama muslim

c) Penutup

- Berdoa bersama

B. Metode Keteladanan

a) Persiapan

- Guru menyiapkan stamina tubuh dalam menjani kegiatan yang

akan dilaksanakan

- Guru menyiapkan RKH

b) Pelaksanaan

- Guru senantiasa berhati-hati dalam segala ucapan dan perbuatan

yang akan disampaikan

- Apabila terdapat anak yang membuat gaduh dan sulit dikendalikan,

maka guru menggunakan terapi dzikir sebagai tindakan preventif.

Diharapkan setelah anak membaca Istighfar 3-10 kali dapat

kembali dalam keadaan stabil.

Page 113: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

c) Penutup

- Guru senantiasa membekali anak untuk selalu mempunyai pondasi

akhlakul karimah yang kuat

- Berdoa bersama

C. Metode Kisah

a) Persiapan

- Guru melakukan pemantapan RKH yang telah disusun sebelumnya

- Guru memilih cerita sesuai tema yang dekat dengan anak.

Misalnya akan memasuki bulan maulud, maka tema yang

diangkat adalah tentang biografi Rasullah SAW. dan dakwah

beliau. Disamping itu, apabila memasuki hari besar Nasional,

maka tema cerita yang diangkat adalah sejarah nasional yang

terjadi pada hari tersebut

b) Pelaksanaan

- Guru menarik perhatian anak dengan bernyanyi dan aneka tepuk

- Setelah anak bertada dalam kondisi siap mendengarkan cerita,

mulailah guru membawakan cerita dengan media boneka tangan

- Selama cerita berlangsung, sesekali guru bertanya kepada anak

tentang cerita yang baru saja mereka terima, supaya anak sejak dini

sudah dilatih aktif sehingga suasana belajar semakin terbentuk

efektif

c) Penutup

- Tanya jawab seputar tokoh cerita

- Guru menampaikan pesan moral yang harus dijadikan pedoman

hidup menuju derajat insan kamil di sisi-Nya.

D. Metode Demonstrasi

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru menyiapkan sumber belajar

b) Pelaksanaan

Page 114: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

- Guru memulai memberikan penjelasan kepada anak mengenai

materi yang akan didemonstrasikan melalui poster gerakan sholat

- Setelah penjabaran gerakan sholat selesai, anak-anak diinstrusikan

untuk praktek berwudlu di ruang kelas dengan memperagakan

layaknya gerakan orang berwudlu

- Guru menunjuk salah satu untuk mengumandangkan adzan

- Sambil menunggu teman yang lain siap memakai alat sholat, anak-

anak membaca puji-pujian

- Setelah semua siap, iqomah dikumandangkan. Praktek sholat pun

siap dimulai

- Guru dan salah satu anak bertindak sebagai imam. Sedangkan

guru yang lain mengawasi dan mengevaluasi gerakan sholat

anak

- Setelah salam, anak-anak dilatih untuk berdzikir setelah sholat

dengan membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 7

kali dan ditutup dengan membaca Sholawat Qur’aniyyah

c) Penutup

- Tanya jawab seputar gerakan sholat

- Membaca doa pulang, doa dunia-akhirat, absensi dan ditutup salam

dan salim

4. Wawancara dengan Ibu Nadhiroh (Guru PAUD Lathifah 06)

Hari : Selasa

Tanggal : 3 Mei 2011

Waktu : 09.00-10.00

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Alamat : Jl. Kauman RT 2 RW III Mangkang Wetan Tugu Kota Semarang

Pertanyaan:

1. Metode pembelajaran spek pengembangan moral dan nilai keagamaan apa

sajakah yang Ibu gunakan khususnya menyangkut teknik dan praktek

metode tersebut ?

Page 115: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Jawab: Metode pembiasaan, metode keteladanan, metode kisah dan

metode karya wisata

2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan terhadap metode yang ibu gunakan ?

Jawab:

A. Metode Pembiasaan

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru membiasakan anak untuk memanggil semua guru PAUD

Lathifah 06 dengan sapaan bunda, dengan tujuan menghilangkan

sekat antara guru dan anak

- Guru berharap terjalin hubungan harmonis antara anak dan guru

b) Pelaksanaan

- Membiasakan anak untuk mengawali dan mengakhiri setiap

kegiatan dengan berdoa

- Guru senantiasa menerapkan prinsip yang termaktub dalam 4 kata

santun yang menjadi prinsip anak, yakni: salam, tolong, maaf dan

terima kasih.

c) Penutup

- Memotivasi anak untuk selalu mengaplikasikan segala pembiasaan

yang mereka terima selama kegiatan diharapkan di rumah dari para

orang tua tetap membimbing dan menerapkan bentuk pembiasaan-

pembiasaan yang guru tuangkan dalam jiwa anak

B. Metode Keteladanan

a) Persiapan

- Menyiapkan diri untuk menjadi uswah bagi anak didik agar tujuan

pembelajaran untuk mengantarkan generasi anak bangsa yang

bermental al Qur’an dan As Sunnah dan bernafaskan aswaja

b) Pelaksanaan

Page 116: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

- Menyampaikan materi dengan media buku dalam bentuk majalah

benar-salah

- Guru mengintruksikan anak untuk mewarnai gambar yang terdapat

dalam majalah benar- salah

- Mengajak anak untuk mencontoh perilaku yang tercermin dalam

majalah tersebut

c) Penutup

- Memotivasi anak untuk selalu meniru perbuatan yang benar

(terpuji) yang tercermin dalam majalah benar salah tersebut

- Berdoa bersama

C. Metode Kisah

a) Persiapan

- Guru menyiapkan materi cerita dengan tema

- Guru memanfaatkan media pembelajaran berupa buku

penunjang dan panggung boneka sebagai sumber belajar yang

akan dilaksanakan

b) Pelaksanaan

- Guru mengajak anak untuk mendengarkan cerita yang akan

dilaksanakan. Dengan diawali bernyanyi dan aneka tepuk

sebagai stimulus agar anak larut dalam cerita

- Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran seperti :

buku 355 cerita Islami, Fabel Islam bahkan menggunakan

media panggung boneka sebagai daya tarik anak untuk

mendengarkan cerita

c) Penutup

- Guru mengajak Tanya jawab seputar cerita yang telah

dilaksanakan

- Guru memotivasi anak untuk meniru perbuatan terpuji yang

tercermin dalam cerita tersebut

Page 117: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

D. Metode Karya wisata

a) Persiapan

- Guru menyusun RKH

- Guru menyiapkan media pembelajaran dan objek yang akan

dikunjungi

b) Pelaksanaan

- Guru menyampaikna materi (pengenalan tempat ibadah

agama di dunia) dengan media karikatur

- Guru mengajak anak mengunjungi salah satu tempat ibadah

secara langsung, objek yang dikunjungi berupa temopat

ibadah umat Islam yakni masjid

- Dengan bernyanyi dan bergandengan tangan anak-anak

menuju masjid dengan suka ceria

- Sesampai di masjid, anak dikenalkan komponen yang terdapat

dalam masjid dan melakukan kegiatan dengan mewarnai

gambar masjid

c) Penutup

- Guru mananamkan budaya sholat di masjid

- Berdoa bersama

5. Wawancara dengan Ibu Novia Widayati (Guru PAUD Aisyiyah 12)

Hari : Senin

Tanggal : 9 Mei 2011

Waktu : 10.00-11.00

Tempat : Ruang Kelas

Alamat : Jl. Lapangan Kalisasak Mangkang Wetan Tugu Kota Semarang

Pertanyaan :

1. Metode pembelajaran spek pengembangan moral dan nilai keagamaan apa

sajakah yang Ibu gunakan khususnya menyangkut teknik dan praktek

metode tersebut ?

Page 118: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Jawab: Metode pembiasaan, metode keteladanan, metode kisah dan metode

demonstrasi

Bagaimana penerapan metode pembelajaran pada aspek pengembangan

moral dan nilai keagamaan terhadap metode yang ibu gunakan ?

Jawab:

A. Metode Pembisaan

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan untuk

merangsang kesiapan fisik anak

b) Pelaksanaan

- Berbaris dan ikrar

- Guru mengajak anak bernyanyi sebagai bentuk pemusat

perhatian anak

- Membaca doa belajar dan tadarrus

c) Penutup

- Guru Senantiasa memotivasi anak untuk menerapkan bentuk

pembiasaan yang anak terima dalam kehidupan sehari-hari

- Berdoa bersama dan membaca doa penutup majlis

B. Metode Keteladanan

a) Persiapan

- Guru memotivasi anak untuk bangun pagi dan gosok gigi

secara teratur

- Guru menanamkan budaya untuk saling memberi antar

sesama saudara muslim dengan mengsi celengan sedekah

b) Pelaksanaan

- Guru senantiasa memberikan contoh kepada anak untuk selalu

bertutur kata sopan dan santun

- Guru senantiasa memotivasi anak untuk selalu menutup aurat

Page 119: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

c) Penutup

- Guru mengajak anak untuk selalu bertutur kata sopan dengan orang

yang lebih tua

- Berdoa bersama dan membaca doa penutup majlis

C. Metode Kisah

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru menyiapkan media cerita dan tema cerita

b) Pelaksanaan

- Guru menyiapkan garis besar cerita kepada anak

- Guru memulai cerita dengan menggunakan media gambar

yang didesain sendiri dalam bentuk gambar sesuai bentuk

tokoh yang dilakonkan

- Untuk menghilangkan ketegangan dan kejenuhan anak, guru

meminta anak untuk memeragakan salah satu adegan yanga

ada dalam cerita

c) Penutup

- Guru melakukan Tanya jawab seputar cerita

- Berdoa bersama dan doa penutup majlis

D. Metode Demonstrasi

a) Persiapan

- Guru menyiapkan RKH

- Guru mempersiapkan media pembelajaran

b) Pelaksanaan

- Guru menjelaskan materi dalam bentuk poster kemudian Guru

mengajak anak mengunjungi langsung tempat ibadah sholat,

yakni masjid terdekat dengan PAUD

- Setiba di masjid, guru mengajak anak berdoa ketika hendak

masuk masjid. Dilanjutkan dengan bernyanyi dan aneka tepuk

sebagai stimulus kesiapan anak untuk belajar

Page 120: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

- Dengan dipandu guru, anak-anak dikenalkan komponen masjid.

Dilanjutkan dengan berwudlu di tempat berwudlu secara

terpisah sesuai jenis kelaminnya masing-masing

- Setelah berwudlu, anak-anak dibimbing untuk memasuki masjid

dan memposisikan diri memmbentuk shof sholat. Antara laki-

laki dan perempuan berada dalam shof terpisah

- Guru meminta salah satu anak mengumandangkan adzan,Karena

sholat dilaksanakan pukul 09.30 anak-anak mendemonstrasikan

sholat dhuha sebanyak 2 raka’at

- Dengan diakhiri doa penutup majlis, anak-anak dibimbing kembali

ke PAUD Aisyiyah 12 dengan bergandengan tangan.

c) Penutup

- Guru melakukan Tanya jawab tentang materi

- Berdoa dan membaca doa penutup majlis

Page 121: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,
Page 122: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Berdoa bersama sebagai bentuk Pembiasaan di PAUD Hidayatul Muta’alimin

Pembelajaran di PAUD HidayatulMuta’alimin

Page 123: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Pembelajaran di PAUD Nur Ilmi

Page 124: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi di PAUD Khadijah

Pembelajaran di PAUD Latifah 06

Page 125: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Pembelajaran di PAUD Aisyiyah 12

Pemaparan materi dengan karikatur

Page 126: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

Salah satu Guru PAUD se Kec. Tugu Kota Semarang yang diinterview

Page 127: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/104/jtptiain-gdl-afiah... · Skripsi ini membahas tentang Kreativitas Guru ... Metode Kisah,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Afiah

2. Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 13 Juli 1988

3. NIM : 063111135

4. Alamat Asal : Ds. Kertasemaya RT 06 RW 03 Kertasemaya

Kab. Indramayu 45274

5. Pendidikan Formal :

a. SD Negeri 07 Tenajar Kidul Indramayu : Lulus Tahun 2000

b. SLTP NU Tenajar Kidul Indramayu : Lulus Tahun 2003

c. MA NU Nurul Huda Mangkangkulon Semarang : Lulus Tahun 2006

d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan PAI 2006

Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 10 Juni 2011

Afiah

0636111135