21
PARTISI EKSTRAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan. RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm 15020130211

FRAKSINASI Daun Bandotan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nn

Citation preview

Page 1: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk

mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran

senyawa kimia. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan

sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat

diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi.

Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada

kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun

memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara

kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses

pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan

kimiawi harus dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai

metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen

penyusun campuran.Suatu campuran dapat berupa campuran homogen

(satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran

heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair,

padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 2: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus

dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami cara fraksinasi pada sampel daun bandotan (Ageratum

conyzoides.L) dengan metode ekstraksi padat-cair.

2. Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk memperoleh data

hasil fraksinasi pada sampel daun bandotan (Ageratum conyzoides.L)

dengan metode ekstraksi padat-cair.

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 3: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan

1. Klasifikasi Tanaman (ITIS.GOV) :

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Ageratum

Spesies : Ageratum coniziodes L.

2. Morfologi Tanaman (Hariana, 2009) :

www.tumbuhanbudidaya.com

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 4: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Ageratum adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm dan

menghasilkan bunga0bunga pink kecil dibagian atas batangnya. Daun

bertangkai letaknya saling berhadapan dan bersilangan (composite),

helaian daun berbulu telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing,

tepi bergerigi, panjang 1 – 10 cm, lebar 0,5 – 6 cm, kedua pernukaan

daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak dipermukaan

bawah daun. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanag akan

mengeluarkan akar. Bunga kecil berwarna putih keunguan, bunga

majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata-rata yang keluar

dari ujung tangkai, warnahnya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm,

dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya

kecil, tinggi ± 30-90 cm dan bercabang.

Habita, tumbuh di ketinggian 1 sampai 200 meter di permukaan

laut. Tumbuh disawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun,

tepi jalan, tanggul, dan tepi air. Tumbuhan ini merupakan herba

manahun, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah

tumbuh dimana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para

petani.

3. Kandungan Kimia

Ageratum mengandung senyawa bioaktif termasuk flavanoid,

alkaloid, cumarins, minyak esensial, chromenes, benzofurans, terpenoid

dan tanin. Para pabrik kimia utama yang ditemukan di pabrik meliputi 6,7

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 5: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

dimethoxy-2,2-dimethylcromene, ageratochromene, alfa-cubebene, alfa-

pinen, alfa-tripinen, beta-caryophyllene-oksida, conyzorigin, coumarin,

dotriacontene, endo-borneol, endo-bornyl asetat, etil-eugenol, farnesol,

friedelin, HCN, kaempferol, kaempferol-3, 7-diglucoside, dan quercetin-3-

rhamnosylglucoside.

Kandungan kimia dari tanaman ini adalah asam amino, menyak

tebang coumarin, agerathucromene, friedelin, betasitosterol, stigmasterol,

dan pottasium clorida.

Herba Ageratum conyzoides juga berkhasiat untuk pengobatan

demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru (pneumonia), radang

telinga tengah, pendarahan, seperti pendarahan rahim, luka berdarah

adan mimisan, diare, disentri mulas (kolil), muntah, perut kembung,

keseleo, pegalinu, mencegah kehamilan, prosuksi air seni sedikit, tumor

rahim adan perawatan rambut.

4. Khasiat Tanaman

Ageratum conyzoides telah digunakan secara luas dalam

pengobatan tradisonal oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Di

india Ageratum conyzoides digunakan sebagai bakterisida, antididentri,

dan anti lithik. Sedangkan di Brazil tanaman ini digunakan untuk

mengenali kolik, flu, dan demam diare, rheumatik dan efektif mengobati

luka bakar. Di Indonesia Ageratum conyzoides banyak digunakan untuk

obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal.

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 6: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Masyarakat Dayak Tanjung, menggunakan seduhan akarnya dan

daunnya yang diremas-remas kemudian dibalurkan disekitar pusar dapat

sebagai obat sakit perut. Sedangkan oleh masyarakay Sunda di Jawa Barat

seluruh bagian tanaman ditumbuk dan dicampur dengan sedikit kapur sirih

dapat sebagai obat luka dan bisul.

C. Teori Umum

Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan

metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya

dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik)

(Khamidinal,2009).

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di

antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat

berguna untuk pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik

maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro

maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga

banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia

organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat

berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai

yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craig” (Khamidinal,2009).

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 7: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang

diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan

ekstraksi cair-cair.

1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran

yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam

usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan alam

seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.

2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang

berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut

banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau logam-logam

tertentu dalam larutan air.

Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar

perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling

bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka pelarut yang

digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya (Almin,2007).

Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan

cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan

banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan

menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut

pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai

terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah

didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 8: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk

dilakukan analisis selanjutnya (Almin,2007).

Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini

terjadi, maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara

kuantitatif. Namun demikian, ekstraksi akan semakin efektif jika dilakukan

berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi sedikit

(Underwood,2001).

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat

campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam

dua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kalinya memberikan

pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun 1981 ia

menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua

cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding

konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur

tertentu. Menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun

hubungan ini berlaku cukup baik dalam kasus-kasus tertentu, pada

kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar, dalam pengertian

termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang

seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase

memelihara suatu rasio yang konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam

fase cair yang lain. Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1.

Tetapan sejati KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A (Zenta,2006).

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 9: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu

pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan

kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi

perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna

(media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).

Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut

(atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang

baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar

terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut.

Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya

dengan bantuan perkakas pengaduk) (Zenta,2006).

Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan

menyebabkan terbentuknya emulsi  yang tidak dapat lagi atau sukar

sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar.

Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang

batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat

mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan

yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi

sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup

besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain (Yazid,2005).

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 10: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang

terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan

diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau

dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian padatan yang

telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah terbungkus

kertas saring dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut organik

dimasukkan ke dalam pelarut godog. Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai

dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi dilakukan dengan

memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak (Yazid,2005).

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 11: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

No Pengamatan Sampel I Sampel II

1 Metode ekstraksi Refluks Maserasi

2 Bobot ekstrak (g) 5 gram 15 gram

3 Pelarut organik 25 ml (dietil eter) 600 ml (n-heksan)

4 Bobot Fraksi 2,3250 gram 10,1576 gram

B. Pembahasan

Partisi merupakan proses pemisahan suatu komponen senyawa dari suatu

sampel ekstrak. Partisi umumnya terbagi atas partisi cair-cair dan partisi padat-cair.

Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam dua

macam pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain perbandingan

kosentrasi zat terlarut dalam pelarut organik dan pelarut air.

Ada beberapa metode sederhana yang dilakukan untuk menyari komponen

berkhasiat dalam sedian bahan alam diantaranya dengan melakukan perendaman ,

mengaliri simplisia dengan pelarut tertentu ataupun lebih umum dilakukan dengan

perebusan tanpa pendidihan.

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 12: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Pelarut organik yang umumnya digunakan dalam mengekstraksi adalah air,

methanol, n-heksan, n-buanol. Namun dalam mengekstraksi bahan alam untuk

dikonsumsi oleh manusia anjuran dari WHO digunakan etanol 70% karena tidak

toksiK. Pemilihan pelarut untuk melarutkan komponen terlarut sangat dipengaruhi

oleh sifat polar dan non-polar dari pelarut.

Efisiensi ekstraksi dapat diperoleh dengan melakukan ekstraksi berulang-

ulang dengan volume yang sama, jika suatu cairan ditambahkan kedalam suatu

ekstrak yang telah dilarutkan dalam cairan lain yang tidak dapat bercampur dengan

cairan yang pertama, maka akan terbentuk dua lapisan. Satu komponen dari

campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua lapisan tersebut (fase) dan setelah

beberapa waktu dicapai kesetimbangan konsentrasi dalam kedua lapisan. Waktu

yang diperlukan untuk tercapainya kesetimbangan biasanya dipersingkat dengan

pencampuran kedua fase tersebut dalam corong pisah.

Dalam pemilihan pelarut yang digunakan dipilih pelarut yang dapat

melarutkan komponen zat terlarut yang sangat dipengaruhi oleh sifat kepolaran dan

ketidak polaran larutan yang digunakan tersebut.

Pada praktikum ini, dilakukan ekstraksi cair-cair setelah dilakukan uji

pendahuluan dimana sampel setelah melakukan uji pendahuluan kelarutan sampel

dalam pelarut air daun Bandotan (Ageratum conyzoides) larut dalam air sehingga

digunakan metode ekstrak cair-cair.

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 13: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

Adapun  hasil  yang  diperoleh, yaitu  fraksi n-heksan yang diperoleh untuk

metode maserasi yaitu 10,1576 gram dan untuk metode refluks fraksi dietil eter

diperoleh yaitu 2,3250 gram.

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 14: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

BAB VI

KEIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun  hasil  yang  diperoleh, yaitu  fraksi n-heksan yang diperoleh untuk

metode maserasi yaitu 10,1576 gram dan untuk metode refluks fraksi dietil eter

diperoleh yaitu 2,3250 gram.

B. Saran

Sebaiknya alat dan bahan dilengkapi agar pengujian identifikasi dapat

berjalan sesuai prosedur penuntun yang ada.

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211

Page 15: FRAKSINASI Daun Bandotan

PARTISI EKSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. “Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I”. Universitas Muslim Indoseia: Makassar

Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

MS, Alimin, Muh Yunus dan Irfan Idris. 2007. Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar.

R.A. Day dan A.L.2001. Underwood. Quantitative Analysis. Terj. Iis Sopyan. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Yazid, Estien Yazid.2005 Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: ANDI.

Zenta, Firdaus dan H.A.S Kumanireng,2006. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Makassar: UNHAS.

Sastronomidjojo., 2001, Obat Asli Indonesia, dian takyat : Jakarta .

www.itis.gov

RITA RAHAYU SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm15020130211