15
WAWASAN WILAYAH DAN KEPULAUAN ( Oleh : Ir. Daim Triwahyono, MT ) Nama : Lalu Hangga Riyawan Nim : 11.22.069 Daerah Aliran Sungai Brantas Kel. Jodipan kec. Blimbing ARSITEKTUR S1 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2013

Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

WAWASAN WILAYAH DAN KEPULAUAN ( Oleh : Ir. Daim Triwahyono, MT )

Nama : Lalu Hangga Riyawan

Nim : 11.22.069

Daerah Aliran Sungai Brantas

Kel. Jodipan kec. Blimbing

ARSITEKTUR – S1 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2013

Page 2: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

HASIL PENGAMATAN DI DAS BRANTAS

Sungai Brantas merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa setelah

Sungai Bengawan Solo, panjangnya sekitar 320 km, luas daerah pengaliran sungainya

±12.000km2 (25% wilayah Jawa Timur), mata airnya berasal dari bagian barat daya kaki

Pegunungan Arjuno.

Kelurahan : Jodipan

Kecamatan : Blimbing

Kota : Malang

Wilayah kajian merupakan Kel. Jodipan dengan luas wilayah 48,3 ha dengan kepqadatan 305 jiwa per ha

Page 3: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

EKISTING LOKASI

SEMPADAN KAWASAN-JODIPAN, DAS BRANTAS MALANG

Kondisi pinggiran sungai

Kondisi dekat jalan raya

Kondisi permukiman

Sirkulasi permukiman

Page 4: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

SEMPADAN.KAWASAN – MUHARTO, DAS BRANTAS MALANG.

Garis Sempadan Jalan Rencana Detail Tata Ruang Kota Malang Tengah 2011

Garis Biru : garis sempadan sungai 15 m. Garis Hitam : garis sempadan jalan 5 m. Garis Merah : garis sempadan rel kereta api 20 m.

Garis Sempadan Sungai Berdasar : Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990

Garis Sempadan Rel Kereta Api Berdasar : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/Prt/M/2008

Page 5: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

Berdasarkan garis sempadan diatas dapat di simpulkan zona kawasan yang

seharusnya seperti berikut :

Area dengan arsir gelap sebagai Kawasan Permukiman.

Kawasan arsir putih sebagai Ruang Terbuka Hijau.

Page 6: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

Dari hasil pengamatan yang dilakukan di daerah sungai brantas di jalan Muharto di

dapatkan masalah-masalah yang banyak tidak di hiraukan oleh penduduk di

permukiman Das. Brantas,

Masalah- masalah yang kerap terjadi di wilayah pinggiran sungai yakni tidak lain dari :

Area permukiman yang padat dan

pembangunan hunian didaerah pinggiran

sungai.

pencemaran limbah pada aliran sungai yang di akibatkan limbah/sampah dari permukiman yang sengaja di buang ke sungai.

Page 7: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

Rumusan Masalah

Pencemaran limbah di sungai yang di sebabkan pembuangan sampah ke aliran

sungai oleh penduduk di dekat pinggiran sungai bisa berdampak buruk baik bagi

permukiman di dekat sungai maupun masyarakat kota, kurangnya partisipasi dan

perhatian dari pemda setempat akan penduduk yang tinggal di daerah pingiran sungai

brantas yang sengaja membuang sampah di aliran sungai, yang bisa menyebabkan

pencemaran dan menghambat arus aliran sungai,

Dari prilaku penduduk di area permukiman di pinggiran sungai dan kurangnya

perhatian dari pemda setempat, dampak dari masalah pencemaran dan

Kelakuan buruk masyrakat di sekitar permukiman yang membuang sampah ke sungai

Tumpukan sampah di pinggiran sungai.

Page 8: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

pembuangan limbah ke aliran sungai dapat merambat ke masyarakat kota yakni

dapat terjadi dampak-dampak yang buruk yakni seperti :

Berkurangnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air karena sebagian

besar oksigen di gunakan bakteri untuk proses pembusukan sampah.

Kerusakan hidrologis yang umumnya terjadi akibat degradasi aliran sungai

yang terhambat.

Perlu kesadaran dari semua lapisan masyarakat maupun perhatian dari pemda

setempat akan pentingnya masalah yang terjadi bila DAS yang tidak terurus,

pengelolaan sampah perubahan gaya hidup dan pola piker tentang sampah dan

melakukan 3R(reuse,reduce,dan recycle), serta tidak membuang sampah

sembarangan terutama di sungai, perlu di lakukan agar mengurangi dampak buruk

yang disebabkan pencemaran limbah permukiman tersebut.

Page 9: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

Namun ada aliran yang langsung ke sungai brantas terhalang oleh tumpukan-

tumpukan sampah yang di buang oleh masyarakat sekitar.

Keadaan aliran drainase

Drainase yang ada di wilayah

pemukiman di jalan Muharto ini

langsung mengarah ke tepi

sungai.

Arah datangnya aliran air dari pemukiman penduduk

Tumpukkan sampah yang menghalangi aliran air dari drainase

Page 10: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

Berdasarkan kenyataan di lapangan, pembangunan pada kawasan Muharto

Kekurahan Jodipan sangat padat dengan berbagai permukiman penduduk tanpa

menghiraukan beberapa sempadan kawasan yang ada (sempadan sungai dan juga

sempadan jalan).

Dengan berbagai masalah kawasan yang ditimbulkan akibat dampak dari

permasalahan kumuh dan kepadatan dalam kawasan, menarik pula berbagai

permasalahan arsitektur, yakni :

a. Keterbatasan lahan pembangunan.

Seiring meningkatnya jumlah penduduk yang ada akibat kelahiran juga migrasi

penduduk, mengakibatkan semakin sedikitnya lahan pada kawasan untuk dibangun

serta kondisi ekonomi warga yang relatif rendah memaksa warga melakukan

Kepadatan pada kawasan kajian

Page 11: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

pembangunan pada bantaran aliran sungai tanpa melihat dampak yang akan terjadi

dikemudian hari.

b. Sirkulasi.

Semakin padatnya kawasan akibat pembangunan yang kurang teratur sehingga

berdampak pada sirkulasi dalam kawasan yang memprihatinkan.

Pembangunan di bantaran sungai.

Kondisi jalur sirkulasi di pemukiman

Page 12: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

c. Pencahayaan dan Penghawaan.

Berdampak lanjut dari kondisi sirkulasi yang ada juga mengarahkan pandangan

arsitektur pada kesehatan dalam bangunan, akibat dari sempitnya jarak antar

bangunan sehingga intensitas penghawaan dan juga pencahayaan alami menjadi

minim.

Kurang maksimalnya bagi pencahayaan dan penghawaan alami untuk massuk dalam banguan dengan jarak antar samping bangunan ± 1 meter.

Jarak antar muka bangunan ± 2.5 meter yang kurang memadai, menjadi lebih sempit lagi dengan berbagai barang warga yang berada disepanjang lorong.

Page 13: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

d. Ruang Terbuka Hijau.

Pemanfaatan kawasan sebagai ruang terbuka hijau pada kawasan kajian masih

belum maksimal yang seharusnya kawasan bisa memiliki Ruang Terbuka Hijau yang

cukup akibat pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan sempadan yang

ditujukan guna adanya ruang terbuka dan juga perlindungan dari berbagai ancaman

kejadian buruk.

Kawasan dengan arsir putih yang seharusnya menjadi kawasan terbuka hijau malah menjadi jajaran bangunan tanpa menghiraukan dampak selanjutnya dari pembagunan tersebut.

Page 14: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

e. Orientasi Bangunan

Daerah Aliran Sungai yang seharusnya bisa menjadi orientasi yang baik bagi

bangunan menjadi tak termanfaatkan akibat berbagai aspek permasalahan di atas

terutama keadaan sungai yang kotor dan juga keruh sehingga berbagai bangunan yang

terbangun lebih memilih orientasi ke dalam kawasan yang padat dengan kecilnya jalur

sirkulasi dari pada orientasi kearah sungai yang kurang baik (membelakangi sungai).

Orientasi bangunan yang membelakangi sungai.

Page 15: Hasil Pengamatan Di Das Brantas Jalan Muharto

KESIMPULAN

Daerah Aliran Sungai yang dapat dimanfaatkan dengan baik menjadi terlihat

seperti kawasan kumuh dengan berbagai aspek permasalahan yang timbul akibat

kurangnya ketegasan dan perhatian dari pemerintah serta kesadaran dari masyarakat

yang berada di daerah alirang sungai Brantas untuk lebih memperhatikan kawasan

tersebut.

Dengan pembangunan yang tertata dengan baik dan juga pemanfaatan

sempadan yang ada dengan menjadikan area terbuka hijau dapat menjadikan taraf

kawasan meningkat serta lingkungan menjadi lebih sehat dan aliran sungai dapat

berfungsi seperti seharusnya sebagai aliran sungai bukannya menjadi aliran sampah

yang kian hari mencemari sungai dan lingkungan disekitarnya.