16
Management of Hyperemesis Gravidarum Using Steroid Therapy Pembimbing : dr. Irawan Sanjoto Putro, Sp.OG Nama : Ellysa Erfaliyana Nim : 012106142

hiperemis gravidarum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran medis

Citation preview

Management of Hyperemesis Gravidarum Using Steroid Therapy

Management of Hyperemesis Gravidarum Using Steroid Therapy

Pembimbing : dr. Irawan Sanjoto Putro, Sp.OGPembimbing : dr. Irawan Sanjoto Putro, Sp.OG

Nama : Ellysa Erfaliyana

Nim : 012106142

Nama : Ellysa Erfaliyana

Nim : 012106142

Identitas JurnalJudul : Tatalaksana Hiperemis Gravidarum menggunakan Terapi Steroid

Peneliti : Sadaf Tufail, Farzana Kazmi, Sobia Nawaz, Maliha Sadaf, Farah

Tanggal Publikasi :2012

Publikasi oleh : Journal of Rawalpindi Medical College (JRMC)

Abstrak

Latar Belakang : membandingkan efektivitas jangka pendek dari pemberian steroid dengan dimenhydrinate

Metode : 50 pasien menerima hidrokortison IV 100 mg 8 jam sebagai dosis harian selama tiga hari.Prednisolon oral 45 mg yang dosisnya semakin dikurangi dalam 5 hari. 50 pasien diberi dimenhydrinate IV 50 mg 3 kali sehari selama 3 hari, diikuti dengan tablet oral 50mg 3x sehari selama 5 hari. Hasil : penurunan yang signifikan dari eposide muntah pada kelompok hidrokortison dibandingkan dengan kelompok dimenhydrinate (p <.0001).

Kesimpulan : Pemberian kortikosteroid jangka pendekefektif untuk mengobati hiperemesis gravidarum tak terkontrol.

Latar Belakang

Mual dan muntah adalah gejala yang paling umum yang dialami pada awal kehamilan.

3% dari wanita hamil mengalami hiperemesis gravidarum, muntah yang berat ditandai dengan adanya penurunan berat badan, kelainan elektrolit, dehidrasi, dan ketonuria

Dehidrasi berat dapat mengakibatkan hipovolemia, yang bisamenyebabkan shock. Ibu dengan hiperemesis gravidarum lebih mungkin untuk melahirkan bayi berat badan rendah dan diperkirakan memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur.

Metode Penelitian

Januari 2010 – Desember 2011

Di District Head Quarter, Pakistan

100 wanita dengan keluhan mual dan muntah selama trimester 1 (< 20 minggu dan >10 minggu )

Tidak mempunyai

respon pada terapi rawat jalan

Hasil pemeriksaa

n keton urin 3+ atau 4+

Penurunan BB >5% dari BB

sebelum hamil

Kriteria Inklusi

Pemeriksaan USG(menyingkirkan mola, konfirmasi janin

hidup, usia kehamilan)

Pemeriksaan Laboratorium (fungsi tiroid, fungsi hati, pankreas (amilase

dan lipase) dan elektrolit.)

Kristaloid dgn

tiamin 100 mg Kelomp

ok BDimenhy

rinate 10mg Iv setiap 8 jam 3 hari,

dimenhidrinat oral 3x 50 mg selama 5

hari

Kelompok A

Hidrokortison

100mg IV selama 3

hari, tapperin

g off predniso

n oral (40mg 4 hari, 30 mg, 20

mg, 10 )

Hasil

Steroid Dimenhidrinate

Frekuensi muntah berkurang

25 11

Lebih baik 16 17

Masih muntah 8 20

Lost follow up 1 2

antiemetik 8 20

Toleransi makanan per oral 2 minggu follow up

67,32% (33) 39,58 (19)

Diskusi

Protokol menyarankan untuk menggunaan steroid setelah umur kehamilan 10 minggu dan dibatasi penggunaanya hanya satu bulan

Penelitian terkini menyatakan bahwa penghentian muntah yang diamati pada sebagian besar pasien yaitu setelah dosis awal hidrokortison intravena

Penggunaan steroid untuk hiperemesis gravidarum menunjukkan manfaat terhadap kesejahteraan , asupan makanan dan berat badan pasien

Penelitian yang dilakukan Rodriguez menunjukkan pengaruh yang signifikan dari penggunaan steroid trimester pertama dan pada bibir sumbing,tapi tiga dari lima kasus yang diidentifikasi muncul tidak mungkin relevan.

Studi yang lebih besar menemukan bibir sumbing ditemukan sama antara kontrol dan pasien yang menggunakan steroid pada trimester pertama dan gagal untuk menunjukkan hubunganantara penggunaan steroid dalam trimester pertama dan bibir sumbing.

Kesimpulan

Terapi steroid untuk hiperemesis gravidarum, setelah minggu ke sepuluh kehamilan akan menghindari ibu dan implikasi merusak janin.