1
Tetap Mudik meski Maut Mengancam Hujan Bakal Iringi Pemudik Asni Harismi Pemudik bermotor bakal didenda Rp250 ribu bila membonceng lebih dari satu orang. W ARGA Jakarta yang akan me- lakukan ritual mudik harus mem persiapkan diri meng- hadapi cuaca tidak bersaha- bat dalam perjalanan menuju kampung halaman. Pasalnya, Badan Meteorologi, Geosika, dan Klimatologi memprediksi terjadi hujan dengan curah di atas normal bakal mengguyur jalur mudik. “Bulan ini akan lebih basah. Dengan kata lain, curah hujan terjadi di atas batas normal,” ujar Kepala BMKG Sri Woro B Harijono di Kantor Pusat BMKG di Jakarta, kemarin. Jumlah hujan pun, lanjut Sri Woro, juga akan meningkat. Bisa saja hujan hanya gerimis, namun terjadi setiap hari atau hujan deras yang terjadi setiap sore. Peristiwa ini disebut juga se- bagai La Nina, yaitu pengirim- an massa uap air dari Pasik ke Indonesia. La Nina sendiri diprakirakan bakal terus ber- langsung hingga Januari 2011 mendatang. Panjangnya masa La Nina ini, lanjutnya, sama se- perti yang pernah terjadi pada 1998 silam. Tahun ini pemudik yang menggunakan moda angkutan pribadi diperkirakan naik. Pe- mudik sepeda motor diprediksi naik 14,96% dari 3,1 juta pada tahun lalu menjadi 3,5 juta. Pemudik yang menggunakan mobil pribadi diperkirakan meningkat 4,6%, dari 1,31 juta menjadi 1,37 juta. Oleh karena itu, pemudik terutama yang menggunakan sepeda motor harus memper- hatikan kondisi cuaca agar tidak mengalami hambatan berarti selama proses mudik. Priok mulai padat Sementara itu, arus mudik mulai terasa di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berdasarkan pantauan yang dilakukan kemarin, para calon penumpang kapal laut itu sudah banyak yang antre untuk masuk ke kapal-kapal yang disediakan plus menunggu sambil tertidur di ruang embarkasi. Berdasarkan jadwal, Pela- buhan Tanjung Priok mem- berangkatkan tiga kapal itu, KM Ciremai, KM Sirimau, dan KM Dobonsolo. Manajer Terminal Penum- pang Nusantara 2 Suswibowo mengatakan jumlah pemudik yang menggunakan jasa kapal laut di pelabuhan kemarin men- capai sekitar 2.000 orang dengan jumlah terbanyak mengguna- kan kapal Dobonsolo tujuan akhir Surabaya. Puncak arus mudik di Pela- buhan Tanjung Priok sendiri diperkirakan terjadi pada 6-7 September mendatang atau H-4 dan H-3 yang diprediksi menca- pai 7.000-an orang. Tahun lalu, puncak arus mudik terjadi pada H-3 dengan jumlah penumpang 6.345 orang. Kepala Humas PT Pelni Mun- gi P Retno menjelaskan tiket kapal tujuan Tanjung Pandan dan Pontianak telah habis ter- jual. Tiket tujuan lainnya se- perti Surabaya dan Makassar menunjukkan gejala sebaliknya, yaitu sepi peminat. Pihaknya memprediksi lonjakan per- mintaan tiket mudik baru akan ramai pada H-7 hingga H-5 mendatang. Adapun guna menjaga ke- amanan dan situasi kondusif di Ibu Kota, sebanyak 7.239 per- sonel kepolisian telah siap diter- junkan. Mereka akan dibantu 680 personel dari Pemprov DKI. “Kita siapkan 7.239 aparat ke- polisian untuk mengamankan Ibu Kota menjelang dan setelah hari raya Lebaran,” ujar Ka- polda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo di Jakarta, kemarin. Khusus untuk pengamanan lalu lintas arus mudik, lan- jut Timur, pihaknya melalui Dit lantas Polda Metro Jaya mengeluarkan larangan mudik menggunakan sepeda motor dengan berboncengan lebih dari satu orang. Pihak kepolisian, kata Timur, akan menindak tegas pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu orang. “Denda atas pelang- garan berboncengan lebih dari satu besarnya mencapai Rp250 ribu,” tegasnya. Polda Metro Jaya juga akan mendirikan pos pengamanan (pospam) di berbagai titik yang dianggap rawan, di antaranya jalur-jalur mudik, pusat per- belanjaan, dan pusat rekreasi. (Ssr/FD/J-2) [email protected] MI/ADAM 4 | Megapolitan SELASA, 31 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA P EGAL dan perut lapar sudah biasa. Jarak jauh bukan halangan, rasa kantuk pun tak jadi soal. Begitu pula dengan ancaman ganasnya jalan raya serta ancaman tilang dari pihak kepolisian, bukan hambatan bagi pemudik sepeda motor untuk melaksanakan niat mudik. “Setahu saya, polisi menilang kalau penumpang motor lebih dari tiga orang. Kalau penumpang tiga orang ditilang juga, ya bismillah saja,” seloroh Tarwadi, 36, salah satu pemudik yang memastikan diri mengendarai sepeda motor ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah. Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengancam menindak pengendara sepeda motor yang mudik berboncengan karena sangat berpotensi menyebabkan kecelakaan. Berdasarkan data Operasi Ketupat 2009 (H-7 hingga H+7 Lebaran), sepeda motor menyumbang angka kecelakaan terbesar yaitu meninggal dunia sebanyak 702 orang, luka berat 859 orang, dan luka ringan 1.697 orang. Fakta tersebut memang sangat mengerikan. Namun, itu tidak menciutkan niat Tarwadi untuk sungkem kepada orang tua pada Hari Raya Idul Fitri 1431 H/2010 Masehi tahun ini. Meski mengaku pegal dan sempat mengantuk saat berkendara menuju Brebes tahun lalu, ia tetap bersemangat untuk mudik pekan depan. Bersama istrinya, Watimah, 34, dan anak bungsunya, Nadia Utami, 8, mereka telah mempersiapkan rencana mudik. Bapak tiga anak yang tinggal di Jalan Telaga Karya IV RT 09/RW 01, Sunter Jaya, Jakarta Utara, itu mudik pada H-3 atau tanggal 7 September. Adapun kedua anaknya yang lain diminta menjaga rumah selama mereka mudik. Rencananya, ia akan konvoi bersama empat kepala keluarga lain yang juga merupakan tetangga di kampung halaman. Menurutnya, mudik dengan sepeda motor mangkus dan sangkil alias efektif dan esien. Efektif karena bisa mengirit waktu tempuh, sedangkan esien karena bisa mengirit uang yang harus dikeluarkan. Jika dibandingkan dengan menggunakan moda transportasi umum, menurut Tarwadi, mudik dengan sepeda motor lebih irit lima kali lipat. “Sederhana saja. Untuk bensin, saya cukup mengeluarkan uang Rp200 ribu. Kalau menggunakan bus atau kereta api, minimal Rp1 juta. Selisih uang Rp800 ribu itu kan bisa dikasihkan buat jajan keponakan di kampung,” cetusnya. Dalam tujuh tahun terakhir, Tarwadi selalu mudik. Sudah dua kali naik kereta api dan empat kali naik bus. Dia merasa mudik tahun lalu dengan mengendarai sepeda motor lebih berkesan dan jauh lebih irit. Si kuda besi tampaknya masih menjadi primadona pemudik tahun ini. Terutama bagi masyarakat yang bujetnya terbatas. Cukup mengeluarkan sekitar Rp500 ribu biaya servis di bengkel sudah dapat mengangkut empat orang plus dua tas pakaian serta satu jeriken bensin. “Pengeluaran terbesar mudik adalah biaya jajan anak-anak,” ujar Utami, 38, yang menjadwalkan mudik dengan sepeda motor bersama suaminya, Supardi, 43, dan kedua anaknya, Mitha, 11, dan Fauzi, 4, ke Kebumen, Jawa Tengah. Tahun ini merupakan yang kelima kali keluarga Supardi mudik dengan sepeda motor. (Asni Harismi/J-1) PENERTIBAN PAPAN REKLAME: Petugas Satpol PP menurunkan papan reklame di Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/8). LEDAKAN gas terjadi di sebuah rumah kontrakan yang dijadikan gudang penyuntikan gas di Jatiasih, Kota Bekasi, ke- marin dini hari. Akibat ledakan yang cukup kencang, pelaku penyuntikan gas bernama Ga- tot Sunyoto, 34, mengalami luka bakar cukup parah di sekujur tubuhnya, sementara tiga bangunan di sekitarnya rusak berat. Suara ledakan dan guncang- an yang terjadi juga sempat menggemparkan warga sekitar dan membuat mereka lari ber- hamburan keluar rumah. Peristiwa terjadi sekitar pu- kul 00.30 WIB. Warga sekitar menemukan Gatot terkapar di antara reruntuhan rumahnya dengan tubuh terpanggang dan kulit melepuh sedang merintih menahan rasa sakit. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Global Awal Bros untuk memperoleh pertolongan. Menurut keterangan warga sekitar, selama dua bulan ter- akhir rumah kontrakan yang beralamat di Kampung Rawa Bogo, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, itu diduga dijadikan tempat penyuntikan gas oleh Gatot. “Sebelum terjadi ledakan, saya dan tetangga lainnya resah karena sering mencium bau gas bocor dari arah rumah kontrakan itu,” ujar Ridwan, salah seorang warga. Meski- pun demikian, para tetangga tidak mengetahui secara pasti kegiatan penyuntikan gas yang dilakukan Gatot. Peristiwa ledakan kemarin membuat warga kesal. Mereka harus turut menanggung akibat dari usaha ilegal yang dilaku- kan Gatot. “Tembok dapur saya hancur berbarengan dengan suara ledakan,” kata Sarjono, tetangga sebelah Gatot. Selain kaca pecah, atap dan bangunan yang rusak, sebuah kendaraan roda dua milik Sarjono juga ikut terpanggang Setelah kejadian, Tim Labfor Mabes Polri mendatangi tem- pat kejadian perkara (TKP). Dari TKP petugas menyita barang bukti berupa 87 tabung ukuran 12 kg, 26 tabung 3 kg, serta beberapa pipa dan alat suntik. Kapolres Metro Bekasi Kom- bes Imam Sugianto menerang- kan pihaknya tengah mencari pemilik usaha ilegal penyunti- kan gas itu. “Pemiliknya berna- ma Darmono yang juga kakak ipar Gatot,” katanya. Ledakan diduga diakibat- kan kesalahan yang dilaku- kan Gatot saat menyuntikkan tabung gas ukuran 3 kg ke 12 kg. Pelaku yang menggunakan kamar mandi sebagai tempat penyuntikan gas diduga salah memasang pipa besi saat proses injeksi. Hal itu diperparah kon- disi rumah yang tidak memiliki ventilasi sehingga aliran gas terkonsentrasi di satu ruang dan menyebabkan letupan keras. (GG/J-3) Gudang Penyuntikan Gas Meledak di Bekasi PEMERINTAH Provinsi DKI terlihat lambat menangani pa- pan reklame yang sudah keda- luwarsa. Dari 265 titik reklame yang bermasalah, sepanjang tahun ini baru 15 yang telah dibongkar. Pembongkaran terakhir di- lakukan pada Minggu (29/8) di Jl Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan. Reklame setinggi 20 meter dengan lebar papan mencapai 8 meter dibongkar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta. “Papan reklame ini dibong- kar karena izin berlakunya habis. Menurut peraturan, reklame ini tidak bisa diperpan- jang lagi izinnya karena berada di Jl Sudirman masuk kawasan bebas reklame,” kata Kepala Bi- dang Perlindungan Masyarakat Satpol PP Suhasril. Selain di jalan protokol, u- mumnya reklame bermasalah terdapat di halte reguler dan halte busway. Karena semua re- klame itu masih mangkrak ter- pasang seperti sediakala, lan- jut Suhasril, potensi kerugian negara bisa mencapai miliaran rupiah. Makin lama papan re- klame itu mangkrak, kerugian yang ditanggung Pemprov DKI makin membesar. Di sisi lain, Timur Pradopo Kapolda Metro Jaya TUKAR UANG: Penjual penukaran uang menawarkan jasa di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, kemarin. Jelang Hari Raya Idul Fitri, sepanjang jalan Pondok Indah dipenuhi penjual jasa penukaran uang nominal kecil dengan keuntungan yang didapat Rp10 ribu untuk setiap kelipatan Rp100 ribu uang yang ditukarkan. MI/RAMDANI kelambatan itu justru mengun- tungkan produsen pengguna reklame. Kejaksaan bukan berdiam diri melihat penyimpangan yang ada. Kepala Unit Pe- ngelola Teknis (UPT) Bidang Reklame Wilayah Jakpus dan Jaktim Bawong Sugiadi ditahan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI sejak 5 Juli lalu. Selain Bawong, Kejati DKI juga menahan David R Yasin yang merupakan Dirut PT Duta Senamuda Perkasa, perusahaan rekanan Pemprov DKI dalam pemasangan papan reklame. Kasi Penerangan Hukum Kejati DKI Suhendra men- gungkapkan indikasi korupsi itu terkait dengan titik-titik re- klame yang seharusnya dibong- kar, namun tidak dilaksanakan. ”Ini menimbulkan kerugian pada pendapatan asli daerah (PAD). Dan ini masuk tindak pidana korupsi. Kasus ini bisa saja berkembang terus,” ujar Suhendra. Kejati DKI telah melakukan gelar perkara di Kejaksaan Agung (Kejagung) perihal pe- nyidikan kasus dugaan korupsi pemasangan tiang pancang re- klame di sejumlah titik di Jakarta pada 2007-2008. Dari hasil gelar perkara, Kejagung mendukung langkah Kejati DKI menuntas- kan kasus itu.(Ssr/J-2) Saya dan tetangga lainnya resah karena sering mencium bau gas bocor dari arah rumah kontrakan itu.” Ridwan Warga Kampung Rawa Bogo MI/ADAM DWI Penertiban Reklame Lambat

Hujan Bakal Iringi Pemudik - ftp.unpad.ac.id fileterjadi hujan dengan curah di atas normal bakal mengguyur jalur mudik. “Bulan ini akan lebih basah. Dengan kata lain, curah hujan

Embed Size (px)

Citation preview

Tetap Mudik meski Maut Mengancam

Hujan BakalIringi

PemudikAsni Harismi

Pemudik bermotor bakal didenda Rp250 ribubila membonceng lebih dari satu orang.

WARGA Jakarta yang akan me-lakukan ritual m u d i k h a ru s

mem persiapkan diri meng-hadapi cuaca tidak bersaha-bat dalam perjalanan menuju kampung halaman. Pasalnya, Badan Meteorologi, Geofi sika, dan Klimatologi memprediksi terjadi hujan dengan curah di atas normal bakal mengguyur jalur mudik.

“Bulan ini akan lebih basah. Dengan kata lain, curah hujan terjadi di atas batas normal,” ujar Kepala BMKG Sri Woro B Harijono di Kantor Pusat BMKG di Jakarta, kemarin.

Jumlah hujan pun, lanjut Sri Woro, juga akan meningkat. Bisa saja hujan hanya gerimis, namun terjadi setiap hari atau hujan deras yang terjadi setiap sore.

Peristiwa ini disebut juga se-bagai La Nina, yaitu pengirim-an massa uap air dari Pasifi k ke Indonesia. La Nina sendiri diprakirakan bakal terus ber-langsung hingga Januari 2011 mendatang. Panjangnya masa La Nina ini, lanjutnya, sama se-perti yang pernah terjadi pada 1998 silam.

Tahun ini pemudik yang menggunakan moda angkutan pribadi diperkirakan naik. Pe-mudik sepeda motor diprediksi naik 14,96% dari 3,1 juta pada tahun lalu menjadi 3,5 juta. Pemudik yang menggunakan mobil pribadi diperkirakan meningkat 4,6%, dari 1,31 juta menjadi 1,37 juta.

Oleh karena itu, pemudik terutama yang menggunakan

sepeda motor harus memper-hatikan kondisi cuaca agar tidak mengalami hambatan berarti selama proses mudik.

Priok mulai padatSementara itu, arus mudik

mulai terasa di Pelabuhan Tan jung Priok, Jakarta Utara. Ber dasarkan pantauan yang dilakukan kemarin, para calon penumpang kapal laut itu sudah banyak yang antre untuk masuk ke kapal-kapal yang disediakan plus menunggu sambil tertidur di ruang embarkasi.

Berdasarkan jadwal, Pela-buhan Tanjung Priok mem-berangkatkan tiga kapal itu, KM Ciremai, KM Sirimau, dan KM Dobonsolo.

Manajer Terminal Penum-pang Nusantara 2 Suswibowo mengatakan jumlah pemudik yang menggunakan jasa kapal laut di pelabuhan kemarin men-capai sekitar 2.000 orang dengan jumlah terbanyak mengguna-kan kapal Dobonsolo tujuan akhir Surabaya.

Puncak arus mudik di Pela-buhan Tanjung Priok sendiri di perkirakan terjadi pada 6-7 September mendatang atau H-4 dan H-3 yang diprediksi menca-pai 7.000-an orang. Tahun lalu, puncak arus mudik terjadi pada

H-3 dengan jumlah penumpang 6.345 orang.

Kepala Humas PT Pelni Mun-gi P Retno menjelaskan tiket kapal tujuan Tanjung Pandan dan Pontianak telah habis ter-jual. Tiket tujuan lainnya se-perti Surabaya dan Makassar menunjukkan gejala sebaliknya, yaitu sepi peminat. Pihaknya memprediksi lonjakan per-mintaan tiket mudik baru akan ramai pada H-7 hingga H-5 men datang.

Adapun guna menjaga ke-amanan dan situasi kondusif di Ibu Kota, sebanyak 7.239 per-sonel kepolisian telah siap diter-junkan. Mereka akan dibantu 680 personel dari Pemprov DKI.

“Kita siapkan 7.239 aparat ke-polisian untuk mengamankan Ibu Kota menjelang dan setelah hari raya Lebaran,” ujar Ka-polda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo di Jakarta, kemarin.

Khusus untuk pengamanan lalu lintas arus mudik, lan-jut Timur, pihaknya melalui Dit lantas Polda Metro Jaya mengeluarkan larangan mudik menggunakan sepeda motor dengan berboncengan lebih dari satu orang. Pihak kepolisian, kata Timur, akan menindak tegas pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu orang. “Denda atas pelang-garan berboncengan lebih dari satu besarnya mencapai Rp250 ribu,” tegasnya.

Polda Metro Jaya juga akan mendirikan pos pengamanan (pospam) di berbagai titik yang dianggap rawan, di antaranya jalur-jalur mudik, pusat per-belanjaan, dan pusat rekreasi.(Ssr/FD/J-2)

[email protected]

MI/ADAM

4 | Megapolitan SELASA, 31 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

PEGAL dan perut lapar sudah biasa. Jarak jauh bukan halangan, rasa

kantuk pun tak jadi soal. Begitu pula dengan ancaman ganasnya jalan raya serta ancaman tilang dari pihak kepolisian, bukan hambatan bagi pemudik sepeda motor untuk melaksanakan niat mudik.

“Setahu saya, polisi menilang kalau penumpang motor lebih dari tiga orang. Kalau penumpang tiga orang ditilang juga, ya bismillah saja,” seloroh Tarwadi, 36, salah satu pemudik yang memastikan diri mengendarai sepeda motor ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengancam menindak pengendara sepeda motor yang mudik berboncengan karena sangat berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Berdasarkan data Operasi

Ketupat 2009 (H-7 hingga H+7 Lebaran), sepeda motor menyumbang angka kecelakaan terbesar yaitu meninggal dunia sebanyak 702 orang, luka berat 859 orang, dan luka ringan 1.697 orang.

Fakta tersebut memang sangat mengerikan. Namun, itu tidak menciutkan niat Tarwadi untuk sungkem kepada orang tua pada Hari Raya Idul Fitri 1431 H/2010 Masehi tahun ini. Meski mengaku pegal dan sempat mengantuk saat berkendara menuju Brebes tahun lalu, ia tetap bersemangat untuk mudik pekan depan.

Bersama istrinya, Watimah, 34, dan anak bungsunya, Nadia Utami, 8, mereka telah mempersiapkan rencana mudik. Bapak tiga anak yang tinggal di Jalan Telaga Karya IV RT 09/RW 01, Sunter Jaya, Jakarta Utara, itu mudik pada H-3 atau tanggal 7 September.

Adapun kedua anaknya

yang lain diminta menjaga rumah selama mereka mudik. Rencananya, ia akan konvoi bersama empat kepala keluarga lain yang juga merupakan tetangga di kampung halaman.

Menurutnya, mudik dengan sepeda motor mangkus dan sangkil alias efektif dan efi sien. Efektif karena bisa mengirit waktu tempuh, sedangkan efi sien karena bisa mengirit uang yang harus dikeluarkan.

Jika dibandingkan dengan menggunakan moda transportasi umum, menurut Tarwadi, mudik dengan sepeda motor lebih irit lima kali lipat. “Sederhana saja. Untuk bensin, saya cukup mengeluarkan uang Rp200 ribu. Kalau menggunakan bus atau kereta api, minimal Rp1 juta. Selisih uang Rp800 ribu itu kan bisa dikasihkan buat jajan keponakan di kampung,” cetusnya.

Dalam tujuh tahun terakhir,

Tarwadi selalu mudik. Sudah dua kali naik kereta api dan empat kali naik bus. Dia merasa mudik tahun lalu dengan mengendarai sepeda motor lebih berkesan dan jauh lebih irit.

Si kuda besi tampaknya masih menjadi primadona pemudik tahun ini. Terutama bagi masyarakat yang bujetnya terbatas. Cukup mengeluarkan sekitar Rp500 ribu biaya servis di bengkel sudah dapat mengangkut empat orang plus dua tas pakaian serta satu jeriken bensin.

“Pengeluaran terbesar mudik adalah biaya jajan anak-anak,” ujar Utami, 38, yang menjadwalkan mudik dengan sepeda motor bersama suaminya, Supardi, 43, dan kedua anaknya, Mitha, 11, dan Fauzi, 4, ke Kebumen, Jawa Tengah. Tahun ini merupakan yang kelima kali keluarga Supardi mudik dengan sepeda motor. (Asni Harismi/J-1)

PENERTIBAN PAPAN REKLAME: Petugas Satpol PP menurunkan papan reklame di Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/8).

LEDAKAN gas terjadi di sebuah rumah kontrakan yang dijadikan gudang penyuntikan gas di Jatiasih, Kota Bekasi, ke-marin dini hari. Akibat ledakan yang cukup kencang, pelaku penyuntikan gas bernama Ga-tot Sunyoto, 34, mengalami luka bakar cukup parah di sekujur tubuhnya, sementara tiga bangunan di sekitarnya rusak berat.

Suara ledakan dan guncang-an yang terjadi juga sempat menggemparkan warga sekitar dan membuat mereka lari ber-hamburan keluar rumah.

Peristiwa terjadi sekitar pu-kul 00.30 WIB. Warga sekitar menemukan Gatot terkapar di antara reruntuhan rumahnya dengan tubuh terpanggang dan kulit melepuh sedang merintih menahan rasa sakit. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Global Awal Bros untuk memperoleh pertolongan.

Menurut keterangan warga sekitar, selama dua bulan ter-akhir rumah kontrakan yang beralamat di Kampung Rawa Bogo, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, itu diduga dijadikan tempat penyuntikan

gas oleh Gatot.“Sebelum terjadi ledakan,

saya dan tetangga lainnya resah karena sering mencium bau gas bocor dari arah rumah kontrakan itu,” ujar Ridwan, salah seorang warga. Meski-pun demikian, para tetangga tidak mengetahui secara pasti kegiatan penyuntikan gas yang dilakukan Gatot.

Peristiwa ledakan kemarin membuat warga kesal. Mereka harus turut menanggung akibat dari usaha ilegal yang dilaku-kan Gatot. “Tembok dapur saya hancur berbarengan dengan suara ledakan,” kata Sarjono,

tetangga sebelah Gatot. Selain kaca pecah, atap dan bangunan yang rusak, sebuah kendaraan roda dua milik Sarjono juga ikut terpanggang

Setelah kejadian, Tim Labfor Mabes Polri mendatangi tem-pat kejadian perkara (TKP). Dari TKP petugas menyita barang bukti berupa 87 tabung ukuran 12 kg, 26 tabung 3 kg, serta beberapa pipa dan alat suntik.

Kapolres Metro Bekasi Kom-bes Imam Sugianto menerang-kan pihaknya tengah mencari pemilik usaha ilegal penyunti-kan gas itu. “Pemiliknya berna-ma Darmono yang juga kakak ipar Gatot,” katanya.

Ledakan diduga diakibat-kan kesalahan yang dilaku-kan Gatot saat menyuntikkan tabung gas ukuran 3 kg ke 12 kg. Pelaku yang menggunakan kamar mandi sebagai tempat penyuntikan gas diduga salah memasang pipa besi saat proses injeksi. Hal itu diperparah kon-disi rumah yang tidak memiliki ventilasi sehingga aliran gas terkonsentrasi di satu ruang dan menyebabkan letupan keras. (GG/J-3)

Gudang Penyuntikan Gas Meledak di BekasiPEMERINTAH Provinsi DKI

terlihat lambat menangani pa-pan reklame yang sudah keda-luwarsa. Dari 265 titik reklame yang bermasalah, sepanjang tahun ini baru 15 yang telah dibongkar.

Pembongkaran terakhir di-lakukan pada Minggu (29/8) di Jl Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan. Reklame setinggi 20 meter dengan lebar papan mencapai 8 meter dibongkar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.

“Papan reklame ini dibong-kar karena izin berlakunya habis. Menurut peraturan, reklame ini tidak bisa diperpan-jang lagi izinnya karena berada di Jl Sudirman masuk kawasan bebas reklame,” kata Kepala Bi-dang Perlindungan Masyarakat Satpol PP Suhasril.

Selain di jalan protokol, u-mumnya reklame bermasalah terdapat di halte reguler dan halte busway. Karena semua re-klame itu masih mangkrak ter-pasang seperti sediakala, lan-jut Suhasril, potensi kerugian negara bisa mencapai miliaran rupiah. Makin lama papan re-klame itu mangkrak, kerugian yang ditanggung Pemprov DKI makin membesar. Di sisi lain,

Timur PradopoKa polda Metro Jaya TUKAR UANG: Penjual penukaran uang menawarkan jasa di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, kemarin. Jelang Hari Raya Idul Fitri, sepanjang

jalan Pondok Indah dipenuhi penjual jasa penukaran uang nominal kecil dengan keuntungan yang didapat Rp10 ribu untuk setiap kelipatan Rp100 ribu uang yang ditukarkan.

MI/RAMDANI

kelambatan itu justru mengun-tungkan produsen pengguna reklame.

Kejaksaan bukan berdiam diri melihat penyimpangan yang ada. Kepala Unit Pe-ngelola Teknis (UPT) Bidang Reklame Wilayah Jakpus dan Jaktim Bawong Sugiadi ditahan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI sejak 5 Juli lalu. Selain Bawong, Kejati DKI juga menahan David R Yasin yang merupakan Dirut

PT Duta Senamuda Perkasa, perusahaan rekanan Pemprov DKI dalam pemasangan papan reklame.

Kasi Penerangan Hukum Kejati DKI Suhendra men-gungkapkan indikasi korupsi itu terkait dengan titik-titik re-klame yang seharusnya dibong-kar, namun tidak dilaksanakan. ”Ini menimbulkan kerugian pada pendapatan asli daerah (PAD). Dan ini masuk tindak

pidana korupsi. Kasus ini bisa saja berkembang terus,” ujar Suhendra.

Kejati DKI telah melakukan gelar perkara di Kejaksaan Agung (Kejagung) perihal pe-nyidikan kasus dugaan korupsi pemasangan tiang pancang re-klame di sejumlah titik di Jakarta pada 2007-2008. Dari hasil gelar perkara, Kejagung mendukung langkah Kejati DKI menuntas-kan kasus itu.(Ssr/J-2)

Saya dan tetangga lainnya resah karena sering mencium bau gas bocor dari arah rumah kontrakan itu.”

RidwanWarga Kampung Rawa Bogo

MI/ADAM DWI

Penertiban Reklame Lambat