Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLIKASI WABAH COVID-19 TERHADAP PENERAPAN
SISTEM BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA
SMA NEGERI 6 WAJO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NURFADHILAH ISHAK
Nim. 105381119816
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Hidupmu akan menjadi cerita setelah kamu tiada. Maka, rangkailah cerita yang
baik selama kamu masih ada.”
...
“Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang
yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.”
(Ali bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua saya tercinta, yang dengan tanpa lelah memberi kasih
sayang, doa, saran, dukungan, dan segala apa yang mereka mampu yang
tidak bisa saya balas dengan apapun.
Adik dan keluarga besar saya tercinta, yang juga senantiasa memberi
dukungan dan motivasi hingga saat ini.
Sahabat-sahabat saya, yang selalu ada untuk memberi masukan,
bantuan,juga semangat kepada saya.
vii
ABSTRAK
NURFADHILAH ISHAK.2021. Implikasi Wabah Covid-19 Terhadap
Penerapan Sistem Belajar di Rumah pada Siswa SMA Negeri 6 Wajo. Skripsi
Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhamadiyah Makassar. Pembimbing I Eliza Meiyani dan
Pembimbing II Firdaus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sesunggunya
implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar di rumah dan
kendala apa saja yang dialami dalam proses pelaksanaan belajar di rumah pda
siswa SMA Negeri 6 Wajo. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pitumpanua
Kabupaten Wajo. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi untuk memberikan gambaran mengenai
implikasi wabah covid-19 terhadapsistem belajar di rumah pada siswa SMA
Negeri 6 Wajo. Teknik pengumpulan data dalam peneitian ini yaitu dengan,
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan kebijakan sistem belajar
di rumah dalam masa penanganan penyebaran wabah covid-19 memberi akibat
dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dilihat dari kurang efektifnya
pembelajaran yang berlangsung. Kendala yang dialami sejalan dengan
ketidaksiapan guru utamanya siswa dengan peralihan proses belajar mengajar
menggunakan teknologi atau internet.
Kata kunci : Implikasi, wabah, covid-19
viii
ABSTRACT
NURFADHILAH ISHAK. 2021. Implications of the Covid-19 Outbreak on the
Implementation of the Home Learning System in SMA Negeri 6 Wajo. Thesis of
Sociology Education Study Program, Teacher Training and Education Faculty.
Muhamadiyah University in Makassar. Advisor I Eliza Meiyani and Advisor II
Firdaus.
The purpose of this study was to determine the true implications of the
Covid-19 outbreak on the application of the learning system at home and what
obstacles are experienced in the process of implementing learning at home in
SMA Negeri 6 Wajo students. This research was conducted in the Pitumpanua
District, Wajo Regency. This type of research is qualitative research with a
phenomenological approach to provide an overview of the implications of the
covid-19 outbreak on the home learning system for SMA Negeri 6 Wajo students.
Data collection techniques in this research are observation, interviews, and
documentation.
The results of this study indicate that the implementation of a home learning
system policy during the handling of the Covid-19 outbreak has resulted in
teaching and learning activities in schools seen from the ineffective learning that
takes place. The obstacles experienced are in line with the unpreparedness of
teachers, especially students, with the transition of teaching and learning using
technology or the internet.
Keywords: Implications, outbreak, covid-19
v
KATA PENGANTAR
حيم بسم الله حمن الره الره
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun
materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, rasanya tidak
akan mudah bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.Oleh sebab
itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Ishak Alam dan Ibunda
Syamsudduha atas segala doa restu dan pengorbanannya yang tidak
henti-hentinya mengalir demi kesusksesan peneliti, nasihat dan semangat
dari mereka menjadi hal yang paling berpengaruh bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini,
2. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse., M.Ag. selaku Rektor Unismuh
Makassar,
3. Bapak Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
4. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi
dan Bapak Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Sekertaris Jurusan Pendidikan
x
Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar,
5. Ibu Prof. DR. Eliza Meiyani, M.Si. selaku pembimbing I, dan Bapak
Firdaus, S.Pd.,M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini,
6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar atas ilmu yang
telah diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi mahasiswa hingga
saat ini.
7. Bapak Drs. Amir, M.Si. Selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Wajo,
guru-guru dan staf sekolah juga siswa SMA Negeri 6 Wajo yang telah
memberi bantuan kepada penulis dalam mendapatkan informasi selama
proses penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat saya yang selalu ada memberi dukungan, motivasi, serta
masukan kepada saya. Dan akhirnya, kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan penulis ucapkan
banyak terima kasih. Permohonan maaf penulis yang sangat dalam jika
dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan serta masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar
dapat lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga apa yang kita lakukan
dapat bernilai ibadah dan membri manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Makassar,
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
E. Definisi Operasional ...................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Kajian Konsep ............................................................................... 9
B. Kajian Teori ................................................................................ 14
C. Kerangka Pikir ............................................................................ 16
D. Penelitian Relevan ....................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 20
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................. 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
C. Informan Penelitian ..................................................................... 21
D. Fokus Penelitian .......................................................................... 22
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 23
xii
F. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 24
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 25
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 27
I. Keabsahan Data........................................................................... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................... 30
A. Keadaan Geografis ...................................................................... 30
B. Keadaan Pendidikan .................................................................... 31
C. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Wajo ....................................... 32
D. Kondisi Sekolah .......................................................................... 34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 36
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 36
1. Implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar
di rumah ................................................................................ 36
2. Kendala yang dialami dalam proses pelaksanaan belajar
di rumah ................................................................................. 41
B. Pembahasan ................................................................................ 44
1. Implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar
di rumah pada siswa SMA Negeri 6 Wajo. .............................. 44
2. Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran di rumah
pada siswa SMA Negeri 6 Wajo. ............................................ 48
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50
A. Simpulan ....................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Nama Tabel Halaman
Table III. 1 Waktu Penelitian ................................................................. 20
Table IV. 1 Jumlah Data Sekolah Kabupaten Wajo ................................ 30
Table IV. 2 Rekapitulasi Jumlah Siswa kelas X SMAN 6 Wajo ............. 34
Table IV. 3 Rekapitulasi Jumlah Siswa kelas XI SMAN 6 Wajo ............ 34
Table IV. 4 Rekapitulasi Jumlah Siswa kelas XII SMAN 6 Wajo ........... 34
Table IV. 5 Jumlah Siswa SMAN 6 Wajo .............................................. 34
Table IV. 6 Data Jumlah Guru SMAN 6 Wajo ....................................... 34
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tabel Nama Gambar Halaman
Gambar II.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................. 17
Gambar IV.1 Gambaran Letak Kab. Wajo ......................................... 29
Gambar IV.2 Gambaran Letak SMAN 6 Wajo .................................. 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak akhir tahun 2019 dunia dikejutkan dengan mewabahnya penyakit
yang disebabkan suatu virus yang disebut corona atau dikenal dengan istilah
covid-19 (Corona Virus diseases-19). Virus yang dengan cepat menyebar ini
diduga berasal dari Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, dan saat ini
menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia, sehingga WHO pada tanggal 11
Maret 2020 telah menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.
Penyebaran wabah yang sangat cepat menyebabkan ribuan manusia
terpapar virus ini hampirseluruh dunia, bahkan telah banyak pula yang menjadi
korban meninggal. Tercatat negara-negara yang memiliki kasus tinggi terpapar
covid-19 saat ini adalah Italia, Tiongkok, Spanyol, Amerika Serikat, dan Iran
dengan tingkat kematian mencapai ribuan orang. Sulitnya mendeteksi orang
yang terpapar virus ini karena masa munculnya gejala yang cukup lama yaitu
kurang lebih dua minggu menjadi penyebab banyaknya korban yang
berjatuhan. Penularan lewat kontak antar manusia yang sulit diketahui karena
kegiatan sosial yang tidak bisa dihindari merupakan penyebab terbesar
cepatnya covid-19 inimenyebar, termasuk ke Indonesia.
Sulitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia
menerapkan kebijakan ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Social distancing menjadi pilihan bagi setiap negara dalam menerapkan
2
kebijakan untuk pencegahan penyebaran covid-19, sisi lainnya kebijakan ini
berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan. Pembatasan interaksi
sosial masyarakat ini sendiri jelas dapat menghambat laju pertumbuhan dan
kegiatan dalam berbagai bidang kehidupan, namun pembatasan sosial ini
menjadi salah satu cara yang dianggap paling efektif. Tak terkecuali juga
dalam bidang pendidikan ikut terkenadampak dengan adanya kebijakan ini.
Keputusan pemerintah yang terbilang mendadak untuk meliburkan dan
mengalihkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi belajar di rumah.
Keadaan ini tentu saja menuntut lembaga pendidikan baik pihak sekolah,
guru, maupun siswa untuk melakukan inovasi dalam melakukan proses
pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan
pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan). Hal ini
kemudianmendapatrespons oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan menerbitkan beberapa surat edaran terkait pencegahan dan penanganan
Covid-19. Pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan
dan penanganan covid-19 di Lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat Edaran
Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.
Ketiga, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19)
yang antara lain memuat edaran tentang proses belajar dan mengajar dari
rumah (Arifa, 2020).
Pembelajaran Jarak Jauh atau sistem belajar dari rumah ini menjadi
pilihan utama karena adanya pandemi ini. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
3
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang pada pelaksanaannya tidak
bertatap muka langsung di kelas namun melalui teknologi informasi dengan
menggunakan fasilitas internet. Salah satu bentuknya adalah metode e-
learning. E-learning merupakan suatu metode belajar berbasis internet.
Dengan menggunakan koneksi internet dan memanfaatkan teknologi,
diharapkan kegiatan pembelajaran tetap dapat berlangsung juga
mempermudah interaksi antara tenaga pengajar dan peserta didik meskipun
tidak bertatap muka secara langsung. Sistem pembelajaran dengan
memanfaatkan koneksi internet dengan proses belajar mengajar dikenal
dengan sistem Online learning atau sistem belajar secara virtual (Bentley,
Selassie, & Shegunshi, 2012).
Hingga saat iniOnline learning atau pembelajaran dari rumah ini masih
dianggap sebagai hal yang baru dalam kegiatan belajar mengajar dimana
dalam proses kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan tenaga
pengajar tidak perlu hadir diruang kelas, cukup hanya dengan mengaplikasikan
aplikasi pendukung dan internet untuk melakukan proses kegiatan belajar
mengajar dan juga dapat dilakukan dari tempat yang berjauhan. Karena
kemudahan dalam sistem belajar virtual atau online learning, tidak heran bila
banyak satuan pendidikan yang menggunakan sistem pembelajaran online.
Dengan demikian, pembelajaran online dapat dilakukan dari manapun dan
kapanpun sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan antara tenaga
pengajar dan peserta didik (Adijaya & Santosa, 2018)
4
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk
mengikuti alur yang bisa ditempuh agar pembelajaran tetap dapat berlangsung
dan berjalan dengan baik, dan yang menjadi pilihan adalah dengan
pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan
teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang
menghambat terlaksananya efektivitas. Sebagian besar sekolah mungkin
mampu menjalankan hal ini dengan baik. Namun, ada pula pada
pelaksanaannya masih banyak memiliki kekurangan sehingga pembelajaran
terasa kurang efektif.
Adapun, Penelitian terkait tentang pembelajaran di rumahyang pernah
dilakukan oleh Fieka Nurul Arifa (2020), penelitian tersebut lebih kepada
tantangan dari pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah dalam masa pandemi
covid-19. Sedangkan dalam penelitian ini lebih kepada implikasi atau akibat
dari wabah covid-19 terhadappenerapan sistem belajar di rumah pada siswa
dan apa sajakendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaannya. Penelitian
tentang penerapan sistem belajar di rumah (daring) sendiri masih sangat
sedikit, karena kebijakan ini baru saja diberlakukan selama pemerintah
melakukan lockdown karena adanya wabahcovid-19 yang menyebar. Tetapi,
dari penelitian sebelumnya memiliki persamaan, yaitu sama-sama membahas
mengenai sistem belajar di rumah.
Berdasarkan kebijakanpembelajaran di rumah diberlakukan, salah satu
sekolah yang terkenadampak yaitu SMA Negeri 6 Wajo yang berlokasi di
kelurahan Bulete, kecamatan pitumpanua Kabupaten Wajo. Sekolahinimulai
5
melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh. Penyebaran covid-19 yang
berdampak pada peralihan perubahan proses belajar mengajar ini jelas menjadi
tantangan bagi para tenaga pendidik juga para pelajar. Perubahan cara belajar
mengajar yang terbilang mendadak atau tanpa persiapan maksimal menjadikan
beberapa pihak kurang efektif dalam menjalankannya
Ada banyak cara atau pola pembelajaran yang dilakukan guru di SMA
Negeri 6 Wajo untuk menyiasati sistem mengajar yang terganggu akibat
adanya wabah virus Corona, misalnya membuat grup WhatsApp, melalui
sistem google classroom, ataupun aplikasi quipper khusus untuk peserta didik
yang bisa digunakan untuk memberikan tugas setiap harinya. Dalam proses
pembelajaran jarak jauh ini juga jelas mengalami kendala dalam
pelaksanaannya yang menjadi penunjang dalam proses belajar dari rumah.
Beberapa siswa mengeluhkan perubahan proses belajar mengajar
ini.Banyak kendala yang menjadikan proses pembelajaran jarak jauh dirasa
lebih susah daripada belajar langsung di sekolah, diantaranya seperti
kelancaran jaringan internet, ketersediaan kuota/paket internet, kecakapan
siswa dalam memahami pelajaran, kurangnya ruang interaksi siswa dalam
mendiskusikan pelajaran baik kepada guru ataupun temannya, juga guru yang
memberikan tugas terlalu banyak sehingga seringkali tugas yang harus
dikerjakan menjadi menumpuk. Melalui penelitian ini sendiri, penulis berharap
agar pelaksanaan pembelajaran dari rumah di masa pandemi ini dapat berjalan
maksimal ataupun setidaknya makin efektif dari awal dilaksanakannya.
6
Berdasarkan fakta tersebut, dan dari fenomena-fenomena yang telah
dijabarkan sebelumnya dimana adanya akibat dari wabah covid-19 yang
menyebabkan peralihan proses belajar mengajar yang jelas memunculkan
kendala dalam pelaksanaannya menjadikan peneliti tertarik untuk mengkaji
tentang bagaimana sebenarnya implikasi wabah covid-19 ini terkhusus dalam
ranah pendidikan dan kendala-kendala yang muncul pada pelaksanaannya
dengan mengangkat judul “Implikasi Wabah Covid-19 Terhadap Penerapan
Sistem Belajar di Rumah pada Siswa SMA Negeri 6 Wajo.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar
di rumah pada siswa SMA Negeri 6 Wajo?
2. Kendala apa saja yang dialami dalam proses pelaksanaan belajar di
rumah pada siswa SMA Negeri 6 Wajo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya implikasi wabah covid-19
terhadap penerapan sistem belajar di rumah pada siswa SMA Negeri 6
Wajo
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami dalam proses
7
pelaksanaan belajar di rumah pada siswa SMA Negeri 6 Wajo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
yaitu:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuantentangbagaimana seharusnya proses belajar di rumah
(daring) khususnya di masa pandemi sekarang ini.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam dunia pendidikan di zaman
yang semakin maju, yaitu dengan pemanfaatan media teknologi dalam
proses belajar mengajar. Tidak hanya pada masa pandemi saat ini,
namun juga di masa depan.
c. Menjadikan gambaran pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
saling berkaitan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, agar peneliti mengetahui bagaimana implikasi dari
wabah covid-19 terhadap sistem belajar di rumah dan bagaimana
penerapannya dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi guru, agar guru mampu menemukan pola yang paling tepat
dalam proses pembelajaran daring, sehingga proses belajar mengajar
tetap dapat berjalan dengan baik.
8
c. Bagi siswa, agar siswa mampu memperluas wawasan mengenai
teknologi melalui proses pembelajaran daring, juga bagaimana
menyesuaikan diri dengan perubahan proses belajar mengajar.
E. Definisi Operasional
1. Implikasi merupakan suatu efek atau akibat yang didapatkan ketika
obyek diberikan suatu perlakuan dengan sengaja atau tidak sengaja dan
dampak ini akan dapat dilihat dalam jangka waktu tertentu.
2. Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya
penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Definisi Implikasi
Menurut Silalahi (2005: 43), implikasi adalah akibat yang ditimbulkan
dari adanya penerapan suatu program atau kebijakan, yang dapat bersifat
baik atau tidak terhadap pihak-pihak yang menjadi sasaran pelaksanaan
program atau kebijakan tersebut.
Menurut Islamy (2003, 114-115), implikasi adalah segala sesuatu
yang telah dihasilkan dengan adanya proses perumusan kebijakan. Dengan
kata lain implikasi adalah akibat dan konsekuensi yang ditimbulkan dengan
dilaksanakannya kebijakan atau kegiatan tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa implikasi
merupakan suatu akibat yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan atau
suat program tertentu yang bisa bersifat baik atau tidak baik.
2. Wabah Covid-19
Coronavirus atau lebih dikenal dengan covid-19 merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus yang menimbulkan gejala berupa
gangguan pernapasan. Penyakit ini menjadi sorotan sejak awal munculnya.
Penyebarannya yang sangat cepat hingga mendunia menjadikan
hampir semua negara menutup akses untuk menekan kasus yang terpapar,
10
termasuk Indonesia. Tidak seperti negara-negara lain yang mengambil
kebijakan lockdown, Indonesia justru mengambil kebijakan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar). Selain itu, kebijakan lain yang
dilakukan adalah seperti sosial distancing dan physical distancing,
membatasi interaksi sosial dengan orang lain, mengurangi kegiatan di luar
rumah dan tetap di rumah saja.
Kebijakan ini membawa dampak yang sangat besar dalam bidang
ekonomi, sosial, dan termasuk juga pendidikan. Hampir seluruh sekolah
maupun perguruan tinggi telah mengalihkan sistem PBM (proses belajar
mengajar) yang biasanya menjadi sistem pembelajaran daring, yang
bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya penghentian
penyebaran virus melalui interaksi langsung diantara orang banyak.
3. Pembelajaran online (daring)
Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun untuk
mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik. Pembelajaran
diselenggarakan sebagai upaya untuk kemampuan berpikir peserta didik,
kemampuan dalam mengenal pengetahuan baru, dan kemampuan menguasai
materi pelajaran dengan baik.
Tidak dapat dimungkiri bahwa seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka penerapan pembelajaran juga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut tampak dari pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran.
11
Istilah pembelajaran daring muncul sebagai salah satu bentuk pola
pembelajaran padaera teknologi seperti sekarang ini. Adapun
penjelasanmengenai pembelajaran daring adalah sebagai berikut:
a. Pengertian
Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti
kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi
internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna
tersambung ke dalam jaringan internet. Singkatnya pembelajaran daring
artinya pembelajaran yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jejaring sosial.
b. Ciri-ciri pembelajaran daring
Pembelajaran daring dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi
melalui media yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran
diberikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes
juga dilakukan secara online.
4. Sistem Belajar di Rumah pada masa covid-19
Penyebaran covid-19 ini mengakibatkan terjadinya perubahan
kebijakan secara mendasar dalam dunia pendidikan di tanah air. Hal ini
dikeluarkan melalui surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020.
Kebijakan yang paling mendasar adalah mengubah cara belajar
mengajar siswa dan guru dengan belajar dari rumah. Hal ini jelas sangat
12
berbedadengankebiasaan selama ini, yang dimana guru mengajar di kelas
dengan didukung oleh sarana penunjang sekolah.
Dengan kebijakan tersebut guru berusaha mencari pola yang tetap
agar pembelajaran bisa tetap berjalan, yaitu dengan melakukan atau
mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan yang lebih dikenal
dengan pembelajaran daring (online learning). Pembelajaran ini jelas sangat
berbeda dengan proses belajar mengajar biasanya, guru dan siswa tidak
bertemu secara langsung melainkan secara jarak jauh. Secara positif
pembelajaran ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di masa
pandemi sekarang ini. Namun, mengubah pola juga kebiasaan bukanlah hal
yang mudah, dan merupakan hal yang wajar ketika terjadi perubahan yang
tidak terduga sebelumnya.
Kemampuan guru maupun siswa dalam mengaplikasikan perangkat
atau alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, guru dan siswa
harus mampu mengubah gaya, strategi atau metode belajar mengajar, juga
dimana guru dan siswa harus mengubah gaya komunikasi dalam proses
pembelajaran ini.
5. Akibat Yang Ditimbulkan dari Sistem Belajar di Rumah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jika dilihat dari sisi
positifnya kebijakan ini jelas menunjang upaya dalam pencegahan
peningkatan kasus penyebaran virus corona. Namun tidak menutup pula
adanya kekurangan atau akibat yang kurang efisien dari kebijakan ini.
13
Diantaranya seperti kemampuan atau pengetahuan dalam
mengaplikasikan media pembelajaran daring, akses internet atau jaringan
juga keterbatasan kuota internet yang dimiliki, pemberian tugas oleh guru
yang tidak sesuai dengan jam sekolah sehingga terkadang tugas menjadi
menumpuk.
Selain itu secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan
dari pembelajaran daring yang diterapkan selama proses belajar di rumah,
diantaranya:
a. Kelebihan
1) Pendidikan Indonesia lebih maju
Dengan adanya sistem belajar seperti sekarang ini setidaknya
pendidikan Indonesia dapat dikatakan lebih maju walaupun sedikit.
Karena pendidikan sudah memanfaatkan teknologi yang ada dan cara
belajar yang lebih modern melalui pembelajaran online.
2) Waktu belajar lebih singkat
Dengan mudahnya mengakses materi pembelajaran, maka peserta
didik memiliki waktu yang lebih cepat untuk belajar.
3) Siswa bisa mengembangkan diri
Selain menambah wawasan siswa mengenai media teknologi, belajar
online yang tidak berlangsung lama membuat peserta didik bisa
mengembangkan diri pada hal lain atau mengasah bakat selama di
rumah.
14
b. Kekurangan
1) Tugas menumpuk
Di lain sisi, fakta yang ada saat ini guru lebih banyak memberikan
tugas kepada siswa, namun pemberian tugas yang terkadang tidak
terjadwal menjadikan tugas siswa menjadi menumpuk.
2) Menghabiskan banyak data internet/kuota
Proses belajar mengajar yang menggunakan akses internet otomatis
juga menambah penggunaan kuota bagi siswa. Siswa harus berupaya
untuk selalu memiliki kuota untuk digunakan.
3) Materi pembelajaran yang sulit dipahami
Selain karena keterbatasan waktu atau koneksi jaringan, materi
pembelajaran yang mungkin saja belum dipahami bisa saja menjadi
sulit untuk didiskusikan atau ditanyakan oleh siswa. Sehingga
pemahaman dalam menerima pelajaran menjadi kurang maksimal.
B. Kajian Teori
Secara sosiologi adanya pandemi covid-19 memunculkan perubahan
sosial yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki kehadirannya oleh
kalangan masyarakat. Perubahan sosial sendiri merupakan salah satu kajian
sosiologi yang paling dinamis, hal ini dikarenakan perubahan selalu terjadi dan
terkadang tidak bisa dihindari.
Gillin John dan John Philip Gillin (Soerjono Soekanto, 1990:335)
menjelaskan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dan cara-cara
hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
15
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya
difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain itu Selo
Soemardjan juga mengartikan perubahan sosial adalah segala perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,
yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap
dan pola perilaku antar masyarakat.
Lewis A. Coser (dalam Garna, 1992;57) membicarakan tentang teori
fungsional yang digunakan untuk membahas masalah perubahan sosial.
Dikatakan bahwa masalah sosoal itu mencegah suatu pembekuan sistem sosial
dengan mendesak adanya tekanan inovasi dan kreatiitas, misalnya saja
penggunaan teknologi. Coser lebih menekankan pada akibat integratif bukan
pada akibat yang disintegratif. Selain itu melalui teori revolusi juga dijelaskan
bahwa perubahan sosial dan kebudayaan pada hakikatnya berlangsung dengan
cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat. Di dalam teori revolusi perubahan-perubahan yang terjadi dapat
direncanakan lebih dahulu ataun tidak direncanakan.
Dihubungkan dengan penelitian ini, dibahas mengenai perubahan
kehidupan masyarakat terkhusus mengenai proses pembelajaran di sekolah
yang berubah menjadi belajar di rumah, disebabkan munculnya pandemi covid-
19 sehingga mau tidak mau masyarakat harus mampu menerima perubahan
yang terjadi. Perubahan sosial ini termasuk perubahan sosial yang tidak
direncanakan dan terjadi secara cepat (revolusi) sehingga berpengaruh terhadap
perubahan kebiasaan serta pola perilaku masyarakat sehari-hari. Dan juga
16
menuntut masyarakat untuk menyeimbangkan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi melalui inovasi-inovasi yang dilalukan dalam upaya
agar sistem kehidupan tetap bisa berlangsung. Seperti misalnya pemblajaran
yang tetap dilakukan meski tidak dilaksanakan secara tatap muka di sekolah
dan dialihkan menjadi di rumah dengan media teknologi.
C. Kerangka Pikir
Sektor pendidikan menjadi salah satu yang terkenadampak serius dari
adanya wabah pandemi covid-19. Pembelajaran yang semula siswa hadir di
dalam kelas dialihkan menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring), yang
menuntut pelaku pendidikan untuk beradaptasi dengan cepat dalam situasi
seperti ini.
Proses pembelajaran dari rumah idealnya tetap dapat mengakomodasi
kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan
jenjang pendidikannya. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kesiapan
pendidik yang terkait maupun juga dari peserta didik agar kebijakan ini dapat
berjalan efektif. Namun saat ini belum dapat dikatakan ideal sebab masih
terdapat hambatan yang dihadapi. Hambatan terebut sekaligus menjadi
tantangan mengingat pelaksanaan kebijakan ini merupakan suatu keharusan
agar kegiatan pendidikan tetap dapat terselenggara ditengah pandemi saat ini.
Dalam kerangka pikir ini, peneliti memberikan gambaran sebagaimana
alur penelitian yang akan dilaksanakan dalam upaya mencapai hasil sesuai
dengan judul yaitu “Implikasi Wabah Covid-19 Terhadap Penerapan Sistem
Belajar di Rumah pada Siswa SMA Negeri 6 Wajo.”
17
Penyebaran Wabah Covid-19
Sistem Belajar Dari Rumah
Implikasi dari penerapan
sistem belajar di rumh
Kendala yang dihadapi selama
sistem belajar di rumah
dilaksanakan
Implikasi/akibat dari sistem belajar di rumah:
Pembelajaran dirasa kurang efektif.
Kurangnya semangat belajar siswa
Kurangnya disipin siswa selama belajar
dari rumah
Berpengaruh terhadap pola interaksi siswa
Kendala yang dialami selama proses pembelajaran di rumah:
Ketersediaan jaringan
Ketersediaan kuota internet
Kecakapan siswa dalam memahami materi
pembelajaran
Terbatasnya ruang interaksi siswa untuk mendiskusikan pelajaran
Tugas yang diberikan dirasa terlalu banyak
Kurangnya kerjasama antara sekolah dan orang tua
18
D. Penelitian Relevan
Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang telah
ada sebelumnya, maka peneliti mengadakan penelusuran penelitian yang telah
ada.Adapun penelitian yang mengambil tema mengenai sistem belajar di rumah
atau pembelajaran online di masa pandemi, diantaranya:
Fieka Nurul Arifa (2020) dengan judul “Tantangan Pelaksanaan
Kebijakan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19”. Dijelaskan
bahwa masih terdapat berbagai kendala sehingga proses pembelajaran belum
optimal. Upaya-upaya peningkatanpun baiknya terus dilakukan tidak hanya
dalam kondisi darurat seperti sekarang ini tetapi juga dalam situasi normal
sesuai dengan kebutuhan pelajar.
Selanjutnya Suci Zuriati (2020) dengan judul “Persepsi Siswa Terhadap
Pembelajaran Online di Masa Pandemi pada Sekolah Menengah Atas Negeri
Empat Tanjungpinang” Dalam penelitian ini dijelaskan proses belajar dari
rumah melalui pembelajaran online yang merupakan dikatakanjugapendidikan
jarak jauh walaupun belum dapat dikatakan ideal telah memberikan dampak
yang cukup relevan terhadap pentingnya penguasaan dan penggunaan
teknologi informasi dalam dunia pendidikan.
Adapun perbedaan antara beberapa hasil penelitian di atas dengan
penelitian yang akan dilakukan disini yaitu padapenelitian oleh Fieka Nurul
Arifa dijelaskan mengenai tantangan pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah
di masa darurat covid-19 yang dimana terdapat kendala sehingga pembelajaran
dirasa belum optimal. Juga dalam penelitian oleh Suci Zuriati yang lebih
19
menekankan mengenai persepsi atau pendapat siswa tentang pembelajaran
online di masa pandemi. Sedangkan dalam penelitian ini mengarah kepada
implikasi wabah covid-19 terhadap proses belajar di rumah atau peralihan cara
belajar mengajar.
Saat ini, penelitian mengenai sistem belajar di rumah (daring) masih
sangat sedikit, karena kebijakan ini baru muncul dan diberlakukan saat dunia
diserang wabah covid-19. Maka dari itu peneliti tertarik untuk masalah terebut.
Dan, dari penelitian ini diharapkan bisa menjadikan referensi untuk penelitian-
penelitian selanjutnya.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan pendekatan Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Alasan
memilih penelitian tersebut adalah untuk memberikan gambaran mengenai
implikasi wabah covid-19 terhadap sistem belajar di rumah pada siswa
SMA Negeri 6 Wajo.
Metode Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai suatu proses
penelitian dan yang berdasarkan terhadap metodologi yang bertujuan
menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia, metode kualitatif
ini merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan
atau tulisan atau juga perilaku yang dapat diamati dari orang-orang yang
terlibat di dalamnya.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah fenomenologi.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu untuk
menggambarkan fenomena yang ada saat ini terkait dengan implikasi wabah
covid-19 terhadap sistem belajar di rumah pada siswa SMAN 6 Wajo.
Fenomenologi sendiri merupakan pendekatan dari pengalaman
manusia yang dipandang sebuah fenomena, sebagaimana dideskripsikan
oleh para partisipan dalam suatu studi. Memahami pengalaman hidup
merupakan makna fenomenologi baik sebagai sebuah kehidupan filosofi
21
maupun sebagai metode, prosedur tersebut melibatkan studi sejumlah kecil
subjek melalui janji ekstensif dan panjang untuk mengembangkan pola dan
hubungan makna (Emzir, 2008 : 24).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian sendiri yaitu di kecamatan Pitumpanua kabupaten wajo,
yang dimana mengarah kepada pelajar yang bersekolah di SMA Negeri 6
Wajo. Dengan menggali permasalahan yang ada, peneliti ingin memperoleh
data-data dan informasi perihal pengalaman siswa dalam proses belajar
mengajar dari rumah selama masa pandemi ini.
2. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini
No. J e n i s K e g i a t a n B u l a n I B u l a n I I B u l a n I I I
I II III IV I II III IV I II III IV
1 P e n g u s u l a n j u d u l
2 Penyusunan proposal
3 Konsultasi pembimbing
4 S e m i n a r p r op os a l
5 Pengurusan izin penelitian
6 Penelitian/Pengumpulan data
7 Penyusunan hasil penelitian/skripsi
8 Konsultasi pembimbing
9 S e m i n a r h a s i l
Tabel III.1 Waktu Penelitian
C. Informan Penelitian
Informan penelitian atau disebut juga narasumber penelitian yaitu orang-
orang yang memiliki informasi mengenai penelitian yang akan diteliti. Menurut
Hendrasono dalam Suyanto (2005: 171-172), informanpenelitian ini meliputi
tiga macam, yaitu :
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian
22
2. Informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti.
3. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Berdasarkan uraian diatas, maka informan ditentukan dengan teknik
purposive sampling yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau
berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi
yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci yang kemudian
akan dilanjutkan pada informan lainnya dengan tujuan mengembangkan dan
mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian. Yang dijadikan sebagai informan pada penelitian ini
adalah yang telah mewakili dan disesuaikan dengan pelaksanaan proses belajar
dari rumah pada siswa SMA Negeri 6 Wajo. Maka penelitian ini digunakan
informan yang terdiri dari :
1. Informan kunci (key informan) : Kepala sekolah SMA Negeri 6 Wajo
2. Informan utama : Siswa SMA Negeri 6 Wajo
3. Informan tambahan : Guru SMA Negeri 6 Wajo
D. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang dibuat yaitu:
a. Mendapatkan informasi mengenai implikasi atau akibat dari adanya wabah
covid-19 terhadap proses pembelajaran siswa menjadi belajar di rumah.
23
b. Mendapatkan informasi mengenai kendala yang dihadapi dari proses
pelaksanaan pembelajaran daring atau belajar di rumah selama masa
pandemi covid-19.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat penelitian yang melibatkan peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu, peneliti harus mengetahui seberapa jauh peneliti siap
melakukan penelitian. Peneliti kualitatif akan menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Proses penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi
dan data mengenai proses sistem belajar di rumah pada siswa SMA Negeri 6
Wajo, dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Instrumen penelitian merupakan segala unsur yang digunakan dalam
proses penelitian yang diharapkan akan menunjang kelancaran peneliti dalam
melakukan penelitiannya. Pada umumnya, penelitian tertentu membutuhkan
beberapa instrumen dan semakin banyak instrumenyang digunakan makan
akan besar peluang keberhasilan suatu penelitian. Adapun instrumen penelitian
yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Rekaman wawancara, merupakan sumber data primer yang diperoleh
peneliti dari informan yang sedang diteliti. Penggunaan alat ini agar
memiliki data dan informasi dari hasil percakapan selama wawancara.
24
Manfaat lainnya dengan instrumenini adalah bisa menggunakannya lagi jika
sewaktu-waktu diperlukan dalam validasi data.
2. Pedoman wawancara, dibutuhkan agar peneliti memiliki tujuan dan arah
saat melakukan wawancara dengan informan yang diteliti. Tujuannya adalah
agar informan tidak merasa terganggu ketika peneliti sudah tidak memiliki
alat untuk wawancara tersebut dan informan maupun peneliti bisa saling
mengoreksi jika ada pertanyaan yang kurang atau lebih.
3. Pedoman observasi, digunakan peneliti agar ketika sampai di lapangan,
peneliti tidak kaget dan tetap pada tujuan utamanya melakukan penelitian
sesuai dengan fokus yangingin diteliti. Pedoman observasi juga berguna
dalam memperlancar perolehan data apabila digunakan secara maksimal.
F. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Loftland (1984 :47 ) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Namun untuk melengkapi data penelitian
dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sekunder.
1. Sumber data primer
Data primer adalah pengambilan data dengan melalui pengamatan,
wawancara, dan catatan. Sumber data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dengan teknik wawancara dengan informan atau sumber
langsung. Adapun dalam penelitian ini sumber data primer adalah warga
sekolah SMA Negeri 6 Wajo, yang meliputi Kepala sekolah, beberapa guru,
dan siswa-siswa yang terlibat dan sesuai dengan judul penelitian ini
25
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data
primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi, buku, dan majalah,
koran, arsip tertulis yang sehubungan dengan objek yang akan diteliti pada
penelitian ini. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Sumber data sekunder ini akan mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan data-data dan menyimpulkan hasil dari penelitian ini yang
nantinya dapat memperkuat temuan dan menghasilkan penelitian yang
sempurna
G. Teknik Pengumpulan Data
Bila dilihat teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan ‘interview
(wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi.
1. Wawancara
Proses wawancara digunakan sebagai salah satu teknik dalam
mengumpulkan data apabila peneliti ingin melakukan studi untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Teknik
wawancara ini bisa dilakukan dengan cara terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telephone
atau dengan menggunakan sosial media. Jika penelitian dilakukan masih
dalam masa pandemi seperti sekarang ini, maka sebagian wawancara akan
26
peneliti lakukan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara
tidak langsung dengan telephone atau sosial media lainnya.
2. Observasi
Pengamatan dapat dilakukan denganpengamatan langsung dari informan
terdekat. Pengamatan bisa juga dengan menggunakan teknik terstruktur dan
tidak terstruktur. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang perilaku informan sesuai dengan judul yang akan diteliti, seperti
dalam keadaan yang semestinya. Tujuan dari observasi adalah untuk
mendeskripsikan suatu hal yang akan dilihat dan diteliti dalam penelitian
ini, aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung, serta orang-orang yang
terlibat didalamnya. Dalam observasi kali ini peneliti melakukan dengan
melihat bagaimana proses belajar dari rumah dan keadaan yang dialami
dalam proses pelaksanaannya di masa pandemi covid-19, dalam penelitian
ini juga dalam keadaan yang wajar tanpa ada rekayasa yang dibuat-buat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar kehidupan, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,
film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
27
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,
2015 : 326).
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari
hasil wawancara dan hasil observasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis
secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Bilken dalam Moleong (2007:
248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilih menjadi satuan yang dapat dikelola, dan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menyimpulkan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin
(2003: 70) yaitu sebagai berikut :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi Data merupakan tahap pertama dalam teknik analisis data
kualitatif, yang bertujuan menyederhanakan data dengan sedemikian rupa
sehingga data yang diperoleh dapat menghasilkan informasi yang jelas dan
memudahkan peneliti dalam membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini
dimulai dengan peneliti membuat pedoman observasi dan pedoman
wawancara sebagai acuan yang digunakan dalam proses penelitian.
2. Display data
28
Display data adalah pendiskripsikan sekumpulan informasi yang telah
ditemukan peneliti kemudian disusun dan memungkinkan adanya penarikan
kesimpulan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Dalam hal ini diharapkan penyusunan hasil dari informasi-informasi yang
ada dapat dilakukan dengan lebih mudah.
3. Penarikan kesimpulan
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa
kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.
Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis
data yang ada. Dalam pengertian ini analisis kualitatif merupakan upaya
berlanjut, berulang, dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan
secara beruntun sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait.
Selanjutnya data telah dianalisis, dijelaskan dan disusun dalam bentuk kata-
kata untuk mediskripsikan fakta yang ada dilapangan, menjelaskan atau
untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian
diambilkesimpulannya saja.
Berdasarkan keterangan diatas maka setiap tahap dalam proses ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah
seluruh data yang dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan baik
berupa hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi.
I. Keabsahan Data
29
Penelitian kualitatif baru mengungkapkan kebenaran yang objektif.
Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.
Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat
tercapai. Dalam pencapaian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan
dengan triangulasi. Adapun triangulasi menurut Moleong (2007: 330) adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data
itu.
Jadi, triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan dari kenyataan yang ada dalam suatu studi dalam waktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan yang dilihat dari
berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat
membandingkan temuannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.
Triangulasi dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara
dari informan atau narasumber yang menjadi subjek penelitian dengan objek
penelitian, kemudian dibuktikan dengan pengamatan peneliti dilapangan dan
dikuatkan dengan hasilobservasi yang dilihat.
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Geografis
Gambar IV.1 Gambaran Letak Kabupaten Wajo
Kabupaten Wajo adalah salah satu daerah di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Sengkang. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 2.056,19 km2 atau 4,01% dari luas provinsi Sulawesi
Selatan.
Secara geografis Kabupaten Wajo terletak pada 3o39’-4o16’ Lintang
Selatan dan 119o53’-120o27’ Bujur Timur. Sebagian besar wilayah merupakan
daratan rendah hingga daratan rendah bergelombang dengan ketinggian
31
wilayah 0-520 Mdpl. Sebagian kecil perbukitan di bagian utara, bagian timur
merupakan daratan rendah dan pesisir Teluk Bone, dan bagian barat
merupakan daratan aluvial Danau Tempe-Danau Sidenreng.
Pada Tahun 2007 Kabupaten Wajo terbagi menjadi 14 wilayah
kecamatan, terbentuk 44 wilayah Kelurahan, dan 132 wilayah berstatus Desa.
Masing-masing wilayah memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang menjadi penunjang pembangunan di wilayahnya.
B. Keadaan Pendidikan
Jumlah data satuan pendidikan (sekolah) per Kabupaten/Kota : Kab.
Wajo. Berdasarkan Seluruh Jenis Pendidikan
N
o.
KECAMATAN SD Sederajat SMP Sederajat SMA Sederajat SMK TOTAL
N S JML N S JML N S JML N S JML
TOTAL 388 52 440 71 39 110 16 20 36 9 7 16 602
1 Kec. Sabbangparu 29 4 33 4 3 7 1 2 3 1 0 1 44
2 Kec. Tempe 34 11 45 8 6 14 3 5 8 0 5 5 72
3 Kec. Pammana 36 6 42 6 4 10 1 1 2 0 0 0 54
4 Kec. Bola 29 0 29 3 3 6 1 1 2 1 0 1 38
5 Kec. Takkalala 26 2 28 6 0 6 1 0 1 0 0 0 35
6 Kec. Sajo Anging 20 0 20 5 0 5 1 0 1 1 0 1 27
7 Kec. Majauleng 39 2 41 5 3 8 1 3 4 1 0 1 54
8 Kec. Tanasitolo 33 3 36 5 3 8 0 0 0 1 0 1 45
9 Kec. Belawa 34 15 49 5 6 11 2 2 4 1 0 1 65
10 Kec. Maniang
Pajo
16 0 16 4 2 6 1 1 2 0 0 0 24
11 Kec. Keera 23 0 23 5 1 6 1 1 2 1 0 1 32
12 Kec. Pitumpanua 34 9 43 6 7 13 2 3 5 1 1 2 63
13 Kec. Gilireng 16 0 16 4 0 4 0 0 0 1 0 1 21
14 Kec. Penrang 19 0 19 5 1 6 1 1 2 0 1 1 28
Tabel IV.1 Jumlah Data Sekolah Kabupaten Wajo
Sumber: Data Referensi Pendidikan. https://referensi.data.kemdikbud.go.id/,
diakses 2 Januari 2021
32
C. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Wajo
Gambar IV.2 Gambaran Letak SMAN 6 Wajo
SMA Negeri 6 Wajo didirikan pada tanggal 14 Juni 1985. Sekolah yang
berlokasi di jalan poros Makassar-Palopo, tepatnya di kelurahan Bulete
kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo ini pada awalnya bernama SMA
PGRI SIWA dengan jumlah rombel terdiri dari 3 kelas. Pada tahun 1989 SMA
PGRI SIWA berubah nama menjadi SMA Negeri Pitumpanua melalui SK
Mendikbud RI/14 Maret 1989. SMA Negeri Pitumpanua kemudian berubah
nama menjadi SMA Negeri 1 Pitumpanua dan merupakan Sekolah Menengah
Atas pertama yang ada di Kecamatan Pitumpanua. Pada tahun 2010 SMA
Negeri 1 Pitumpanua meningkat statusnya menjadi rintisan sekolah kategori
mandiri.
33
Berdasarkan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No 99 Tahun 2017
SMA Negeri 1 Pitumpanua berubah nama menjadi SMA Negeri 6 Wajo yang
sekarang membina 22 rombel dengan jumlah siswa sebanyak 619 siswa
membina jurusan IPA dan IPS. Sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 6
Wajo memiliki jumlah tenaga pendidik sebanyak 55 orang.
Memiliki lahan sekolah seluas 11.171 m2 SMA Negeri 6 Wajo dilengkapi
sarana dan prasarana sekolah yang memadai diantaranya, ruang kelas
berjumlah 22 ruang, ruang laboratorium terdiri atas laboratorium kimia,
laboratorium biologi, laboratorium fisika, dan laboratorium komputer, ruang
konseling, perpustakaan, musala, kantin sehat, dan ruang sirkulasi. Terdapat
pula ruang-ruang untuk mendukung proses pembelajaran diantaranya ruang
guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, UKS, Aula, lapangan upacara, serta
lapangan olahraga.
Untuk mengembangkan bakat dan minat siswa di luar jam pelajaran,
sekolah juga membina beberapa ekskul, diantaranya ambalan pramuka, KIR.
Mediasi smansix, rohis, PMR, volli, catur, sepak bola, tennis meja, basket,
takraw, sanggar seni, ECC, karate, bulutangkis, pencak silat, paskibraka,
sispati, dan drumband. Kegiatan-kegiatan yang juga bersifat pembiasaan juga
dikembangkan di sekolah ini diantaranya, budaya salam, literasi Al-Qur’an,
kultum, dan sholat dzuhur berjamaah.
Prestasi terus diukir oleh SMA Negeri Wajo di tahun 2019, diantaranya
sebagai juara 2 dan 3 dalam lomba KTI Kemah Ilmiah Untuk Wajo, juara 3
dalam liga pelajar sekabupaten Wajo, juara 3 dalam event lomba matematika
34
UNISMUH Makassar, jara 1,2, dan 3 olimpiade sains tingkat kabupaten Wajo
dalam bidang matematika, geografi, dan kimia, dan berbagai prestasi-prestasi
lainnya.
D. Kondisi Sekolah
Berdasarkan hasil yang ditemukan peneliti di lapangan, adapun visi misi,
data siswa maupun data guru dari SMA Negeri 6 Wajo yaitu:
Visi sekolah
“Unggul dalam iptek, berkarakter dan beriman dalam menjawab tantangan
zaman”
Misi Sekolah
a. Membekali siswa dengan iptek dan kecakapan hidup yang beriman,
berbudaya, dan berbudi pekerti luhur.
b. Melakukan pembenahan manajemen, administrasi, sarana dan prasarana,
kurikulum, metodologi, dan media yang variatif berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
c. Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan
dalam kerangka modal serta etika bekerja dengan mengembangkan
manajemen berbasis sekolah.
d. Melaksanakan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
e. Melaksanakan pelajaran PAIKEM dan bimbingan efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan prestasi yang dimiliki.
f. Melakukan kegiatan pembinaan karakter bangsa dan budi pekerti luhur.
35
Data Siswa
REKAPITULASI
KELAS X L P JUMLAH
MIPA 35 84 119
IPS 29 25 54
JUMLAH 64 109 173
Tabel IV.2 Rekapitulasi jumlah siswa kelas X SMAN 6 Wajo
KELAS XI L P JUMLAH
MIPA 54 92 146
IPS 55 22 77
JUMLAH 109 114 223
Tabel IV.3 Rekapitulasi jumlah siswa kelas XI SMAN 6 Wajo
KELAS XII L P JUMLAH
MIPA 63 82 145
IPS 32 46 78
JUMLAH 95 128 223
Tabel IV.4 Rekapitulasi jumlah siswa kelas XII SMAN 6 Wao
TOTAL JUMLAH SISWA
KELAS L P JUMLAH
MIPA 152 258 410
IPS 116 93 209
JUMLAH 268 351 619
Tabel IV.5 Jumlah siswa SMAN 6 Wajo
Sumber: (Studi dokumen, Ketua TU SMA Negeri 6 Wajo/20/12/2020).
Data Guru
STATUS L P TOTAL
PNS 15 20 35
NON PNS 9 11 20
TOTAL 24 31 55
Tabel IV.6 Data Jumlah Guru SMAN 6 Wajo
Sumber: (Studi dokumen, Ketua TU SMA Negeri 6 Wajo20/12/2020).
36
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar di rumah
a. Pendapat kepala sekolah, siswa dan guru dengan adanya kebijakan sistem
belajar di rumah selama masa pandemi
Seperti yang kita ketahui, sejak akhir tahun 2019 lalu dunia
dikejutkan dengan munculnya wabah penyakit yang telah menyebabkan
banyak korban meninggal. Sulitnya penanganan wabah ini membuat para
pemimpin dunia menerapkan kebijakan ketat untuk memutus mata rantai
penyebaran covid-19. Social distancingataupembatasan sosialmenjadi
pilihan bagi setiap negara dalam menerapkan kebijakan untuk
pencegahan penyebaran covid-19, sisi lainnya kebijakan ini berdampak
negatif terhadap segala aspek kehidupan.
Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mencegah
penyebaran virus ini, misalnya saja dalam sektor pendidikan, proses
belajar yang sebelumnya dilakukan secara tatap mukadi sekolah
dialihkan menjadi pembelajaran online dari rumah. Berbagai pendapat
muncul dari para pelaksana atau mereka yang terlibat dalam proses
pembelajaran di rumah ini,
Kebijakan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah dalam mencegah penularan wabah covid-19. Peralihan
proses belajar mengajar secara tiba-tiba juga menuntut berbagai
pihak harus menyesuaikan diri dan menjadi tantangan baru bagi
pihak sekolah maupun siswa. (D.1.Observasi/08/12/2020)
37
Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau
memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah
menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan
pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan).
Kebijakan pembelajaran dari rumah ini sendiri jika dilihat dari sisi
manfaatnya jelas sangat berpengaruh terhadap upaya pencegahan
penularan virus covid-19 meskipun tidak menutup juga bahwa
sebenarnya keadaan ini merupakan suatu hal yang tidak diinginkan.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dari rumahatautidaklangsung
ini menjadi tantangan baru yang harus dihadapi oleh warga sekolah baik
para pendidik maupun peserta didik.
“Belajar dari rumah rasanya sama saja kalau tidak belajarki
maksudnya tidak efektif karena di sekolah saja belajar langsung
belum tentu juga kita paham apalagi ini yang lebih sering cuma
diberi tugas, materinya itu minim sekali juga kayak sebagian
besarnya mungkin na ringkas guruta supaya mungkin dimengerti
garis besarnya saja tapi itu nanti kalau ringkas sekali tidak ditau,
serba salah juga kalau banyak sekali kadang malaski baca tapi
kalau sedikit tidak dimengerti juga, intinya kurang efektif.”
(D.5.Wawancara/AMM/06/12/2020).
Dari hasil wawancara dengan salah satu siswa dia mengungkapkan
bahwa sistem belajar di rumah ini menurutnya kurang efektif, dengan
alasan terkadang materi yang diterima terkadang kurang dipahami.
Menjadi suatu hal baru yang harus dilakukan demi tetap terlaksananya
proses belajar mengajar, menjadikan sistem pembelajaran daring atau
belajar dari rumah ini kurang efektif dalam proses pelaksanaannya.
38
Sejalan dengan itu, informan yang merupakan salah satu guru mata
pelajaran juga mengungkapkan hal yang sama.
“Tentang kebijakan pembelajaran saat pandemi ini menurut saya
kurang efektif karena beberapa faktor,karena pertama kesiapan
guru karena selama ini pembelajaran tatap muka jadi hanya
beberapa guru saja yang biasa menggunakan aplikasi
pembelajaran jarak jauh, setelah ada pandemi ini kita dipaksa
untuk yang harus bisa melakukan pembelajaran jarak jauh
sementara beberapa guru belum siap untuk itu. Yang kedua faktor
siswa juga tidak siap karena selama ini mereka dimanjakan
dipembelajaran tatap muka tiba-tiba harus belajar sendiri di
rumah itu menjadi sulit bagi mereka, kemudian kadang butuh
bantuan dari orang lain orang-orang di rumah tidak bisa
memberikan bantuan yang banyak karena kalau materi SMA untuk
orang tua mereka kadang tidak sanggup beda kalau anak SD SMP
mungkin orang tua mereka masih bisa mengerti beberapa bagian
dari pelajaran itu. Agak berat pembelajaran selama pandemi
ini.”(D.2.Wawancara/N/04/12/2020)
Terdapat beberapa faktor yang menjadikan sistem belajar di rumah
ini menjadi kurang efektif, diantaranya kesiapan dari guru yang dimana
masih ada beberapa guru yang belum terbiasa dengan penggunaan
aplikasi dalam proses pembelajaran ini. Kedua, selain guru siswa yang
terbiasa dengan pembelajaran langsung atau tatap muka juga tidak siap
dengan perubahan proses pembelajaran yang terkesan tiba-tiba ini.
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa
kebijakan sistem belajar di rumah ini dianggap kurang efektif oleh siswa
maupun guru karena memang merupakan hal baru dalam kegiatan belajar
mengajar. Namun tetap harus dijalankan sesuai dengan aturan dalam
upaya pencegahan penyebaran covid-19.
39
b. Implikasi atau akibat dengan penerapan sistem belajar di rumah
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk
mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat
berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan
teknologi sebagai media pembelajaran daring. Merupakan suatu hal yang
baru dalam proses belajar mengajar, selain disebut kurang efektif
kebijakan sistem belajar di rumah ini juga terdapat implikasi atau akibat
dalam proses penerapannya.
“Kalau ini dilihat dari sisi pengaplikasian teknologi sistem belajar
di rumah ini bermanfaat sekali sebagai pendidikan baru untuk
siswa. Tetapi kalau misalnya dilihat dari penerapannya karena
adanya kendala jaringan misalnya, akibatnya siswa yang awalnya
mungkin semangat untuk belajar daring menggunakan aplikasi
lama-kelamaan karena kita tidak bisa tatap muka muncul rasa
jenuh pada siswa sehingga terkadang mengabaikan
pembelajaran.”(D.3.Wawancara/I/07/12/2020)
Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa meski dapat disebut
memberi manfaat sebagai referensi atau pendidikan baru untuk siswa
dengan proses belajar yang menggunakan perkembangan teknologi
akibat lain dari sistem belajar dari rumah yang telah berlangsung
berbulan-bulan dan dengan adanya kendala-kendala yang dihadapi
menjadikan siswa jenuh dalam belajar, sehingga kadang kala siswa acuh
dan tidak memperhatikan pelajaran yang diterimanya. Kegiatan
pembelajaran tatap muka yang biasanya dilakukan di sekolah yang
kemudian dialihkan ke rumah atau pembelajaran jarak jauh jelas sangat
berbeda dirasakan oleh siswa hingga munculnya rasa jenuh dan bosan
dalam belajar.
40
“Implikasi atau akibat dengan sistem belajar di rumah ini
kurangnya bersosialisasi sama teman khususnya di lingkungan
sekolah.”(D.6.Wawancara/J/08/12/2020)
Searah dengan penjelasan informan sebelumnya Sekolah yang juga
merupakan salah satu media bersosialisasi selain dari keluarga, dimana
sekolah mempunyai pengaruh besar dam pembentukan sikap anak juga
sebagai tempat bergaul dengan lingkungan pertemanan yang tidak
membuat siswa gampang merasa bosan karena banyaknya teman.
Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka di
sekolah menjadikan siswa bisa lebih luas dalam bersosialisasi. Tetapi
semenjak dilaksanakannya sistem belajar di rumah secara otomatis
tingkat sosialisasi siswa juga berkurang.
“Menurut saya akibat sistem belajar di rumah ini siswa menjadi
kurang disiplin tidak seperti kalau sekolah, terus juga materi susah
masuk dan kalau ada tugas paling ambil di google atau punya
teman yang disalin, ini juga belajar dari rumah kalau saya sendiri
seperti hilang semangat belajar kecuali pelajaran-pelajaran
tertentu yang menurut saya menarik.”
(D.5.Wawancara/AMM/06/12/2020).
Selain memberi pengaruh terhadap lingkup siswa dalam
bersosialisasi, kebijakan belajar dari rumah ini juga berakibat terhadap
semangat belajar siswa. Materi pelajaran yang mungkin belum
sepenuhnya dipahami dan belajar yang dilakukan sendiri membuat siswa
lebih memilih mengerjakan tugas dengan melihat dari google atau
menyalin tugas temannya saja.
“Implikasi atau akibatnya menurut saya itu kita siswa kadang tidak
paham materi yang diberikan, terus kadang tidak ada lagi usaha
untuk selesaikan tugas kalau ada di google sisa ambil saja tidak
41
dipikir lagi, yang penting selesai
begitu.”(D.7.Wawancara/NAI/11/12/2020)
Sejalan dengan pendapat sebelumnya informan juga mengatakan
bahwa siswa terkadang tidak lagi memiliki usaha atau semangat belajar
ketika ada materi yang kurang dipahami, siswa kadang memilih
mengandalkan google dalam belajar atau menyelesaikan tugas.
Keadaan dimana ketika pembelajaran yang diterima siswa melalui
pembelajaran daring terkadang sebagian dari mereka tidak memahami.
Sehingga siswa memilih mengambil jalan pintas dengan mencari
jawaban dari google dan tidak mempermasalahkan benar salahnya tugas
yang dikerjakan.
2. Kendala yang dialami dalam proses pelaksanaan belajar di rumah
a. Kendala yang dialami sekolah, guru, khususnya siswa selama
pelaksanaan sistem belajar di rumah
Semenjak pemberlakuan kebijakan belajar di rumah dalam masa
pandemi covid-19, SMA Negeri 6 Wajo mulai melaksanakan proses
pembelajaran jarak jauh. Penyebaran covid-19 yang berdampak pada
peralihan perubahan proses belajar mengajar ini jelas menjadi tantangan
bagi para tenaga pendidik juga para pelajar.
“Inikan istilahnya daring berarti kendalanya ya lebih ke jaringan
dan kuota, tapi meskipun ada kuota dan jaringan yang memadai
tapi ya ada pula anak yang memanfaatkan situasi ini untuk tidak
aktif belajar, itu kendalanya sebenarnya karena sulitnya dipantau
secara langsung. Juga kurangnya tidak terhubung betul kerjasama
orang tua dan sekolah.”(D.1.Wawancara/A/08/12/2020)
42
Merupakan pembelajaran yang dilakukan secara daring atau
menggunakan aplikasi dan teknologi, jelas diketahui bahwa kendala yang
sering muncul yaitu tentang jaringan internet dan ketersediaan kuota,
namun juga menurut informan kendala lainnya yaitu keadaan siswa yang
sulit dipantau dan kurangnya kerjasama orang tua dan sekolah dalam
mengatur siswa yang terkadang memanfaatkan kegiatan belajar di rumah
ini dengan malas mengikuti pelajaran.
“Kendalanya selama pembelajaran di rumah kalau menurut saya,
selain jaringan kadang juga uang pembeli kuota yang tidak ada,
terus adapun kuota bantuan dari pemerintah itupun sedikit, lebih
banyak kuota belajar namun kadang tidak terpakai, terus juga
kendala materi yang kurang mudah dipahami”
(D.7.Wawancara/NAI/11/12/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan siswa mengeluhkan
perubahan proses belajar mengajar ini. Menurutnya banyak kendala yang
menjadikan proses pembelajaran jarak jauh dirasa lebih susah daripada
belajar langsung di sekolah, diantaranya seperti kelancaran jaringan
internet, ketersediaan kuota/paket internet, dan materi yang sulit mereka
paham. Meskipun sekolah dan pemerintah telah berupaya memfasilitasi
namun diakui informan bahwa kuota itupun kadang tidak terpakai.
“Menurut saya kendalanya yang pertama penyampaian materi,
kendala jaringan, dan kadang banyak soal atau tugas-tugas yang
diberikan sedangkan materinya kurang terlalu dipahami sehingga
terkadang tugas menjadi menumpuk.”
(D.5.Wawancara/AMM/06/12/2020).
Sejalan dengan pendapat sebelumnya diketahui bahwa jaringan
masih menjadi kendala utama dalam sistem pembelajaran di rumah ini.
43
Selain itu kecakapan siswa dalam memahami pelajaran, kurangnya ruang
interaksi siswa dalam mendiskusikan pelajaran baik kepada guru ataupun
temannya, juga guru yang memberikan tugas terlalu banyak sehingga
seringkali tugas yang harus dikerjakan menjadi menumpuk juga menjadi
kendala yang dirasakan siswa yang telah dan lebih terbiasa dengan
pembelajaran tatap muka langsung di sekolah.
“Kendalanya secara umum yang pasti masalah jaringan sehingga
penyampaian materi melalui zoom hanya sesekali dilakukan, ketika
dilakukan pun masih banyak yang tidak bergabung dengan alasan
jaringan atau tidak ada kuota. Jadi ketika diberikan tugas ada
yang mengeluh dengan materi dan belum mengerti betul sehingga
tugasnya asal dikerja begitu
saja.”(D.4.Wawancara/MJ/07/12/2020)
Masih sejalan dengan pendapat-pendapat sebelumnya dikatakan
bahwa kendala yang umum terjadi adalah mengenai masalah jaringan,
sehingga ketika misalnya diadakan proses belajar mengajar melalui
aplikasi zoom ada beberapa siswa yang tidak bergabung dengan alasan
tersebut, yang dimana hal ini berpengaruh pada pemahaman siswa
terhadap materi atau pelajaran yang diberikan.
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
kebijakan sistem pembelajaran di rumah yang diberlakukan selama masa
pandemi covid-19 ini menimbulkan kendala-kendala bagi sekolah,
terkhusus yang dirasakan oleh siswa maupun tenaga pendidik.
Diungkapkan kendala-kendala yang dialami terutama secara umum yaitu
masalah jaringan internet, kemampuan siswa dalam menerima dan
memahami materi, tugas-tugas yang diberikan terlalu banyak hingga bisa
44
saja menjadi menumpuk, dan kurangnya kerjasama antara sekolah dan
orang tua dalam memantau siswa dalam proses belajar dari rumah ini.
B. Pembahasan
1. Implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar di rumah
pada siswa SMA Negeri 6 Wajo.
Implikasi dapat dikatakan sebagai suatu akibat yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kebijakan atau suatu program tertentu yang bisa bersifat baik
atau tidak baik. Selain itu, Implikasi dikatakan juga sebagai segala sesuatu
yang telah dihasilkan dengan adanya proses perumusan kebijakan. Dengan
kata lain implikasi adalah akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang
ditimbulkan dengan dilaksanakannya kebijakan atau kegiatan tertentu
(Islamy (2003, 114-115).
Dalam upaya pencegahan penularan covid-19, pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk sekolah-sekolah mengalihkan proses belajar
mengajar menjadi di rumah. Kebijakan ini mulai diberlakukan sejak bulan
Maret 2020. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran
yang dilakukan tanpa tatap muka antara guru dan siswa tetapi dilakukan
melalui online dengan menggunakan jaringan internet.
Dalam pandangan sosiologi pandemi covid-19 memberi pengaruh
dengan terjadinya perubahan-perubahan sosial baik berupa perubahan
kebiasaan dan pola perilaku hidup masyarakat dari berbagai aspek.
45
Teori Gillin John dan John Philip Gillin (Soerjono Soekanto,
1990:335) menjelaskan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi
dan cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat. Selain itu Selo Soemardjan juga mengartikan perubahan sosial
adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku antar masyarakat.
Berdasarkan teori Gillin John dan John Philip Gillin yang berpendapat
bahwa perubahan sosial itu terjadi karena adanya perubahan seperti kondisi
geografis, kebudayaan, kondisi penduduk, ataupun karena adanya
fenomena-fenomena baru dan telah diterima dalam masyarakat.Seperti
halnya dalam penelitian ini, adanya kebijakan sistem belajar di rumah yang
merupakan salah satu cara pemerintah dibidang pendidikan dalam upaya
mengatasi penyebaran wabah covid-19 yang menyebardi masyarakat jelas
menuntut masyarakat untuk menerima dan menyesuaikan diri
terhadapperubahan yang terjadi.
Selain itu menurut pandangan Selo Soemardjan, dimana mengatakan
bahwa perubahan-perubahan sosial merupakan segala perubahan dalam
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakatyang memberi pengaruh
terhadap nilai dan pola perilaku masyarakatnya. Seperti halnya dalam
penelitian ini, dari pengaruh mewabahnya covid-19 dengan dilaksanakannya
46
proses belajar dari rumah oleh sekolah menjadikan adanya perubahan pola
perilaku siswa maupun peserta didik dalam melakukan pembelajaran setiap
harinya. Yang dimana pembelajaran yang bisanya dilakukan di sekolah
dengan interaksi langsung antar siswa juga guru dialihkan menjadi
pembelajaran di rumah dengan timbulnya pembatasan interaksi antar warga
sekolah.
Lewis A. Coser (dalam Garna, 1992;57) membicarakan tentang teori
fungsional yang digunakan untuk membahas masalah perubahan sosial.
Dikatakan bahwa masalah sosoal itu mencegah suatu pembekuan sistem
sosial dengan mendesak adanya tekanan inovasi dan kreatiitas, misalnya
saja penggunaan teknologi. Coser lebih menekankan pada akibat integratif
bukan pada akibat yang disintegratif. Selain itu melalui teori revolusi juga
dijelaskan bahwa perubahan sosial dan kebudayaan pada hakikatnya
berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi
pokok kehidupan masyarakat. Di dalam teori revolusi perubahan-perubahan
yang terjadi dapat direncanakan lebih dahulu atau tidak direncanakan.
Dalam penelitian penelitian ini sendiri juga, dibahas mengenai
perubahan kehidupan masyarakat terkhusus mengenai proses pembelajaran
di sekolah yang berubah menjadi belajar di rumah, disebabkan munculnya
pandemi covid-19 sehingga mau tidak mau masyarakat harus mampu
menerima perubahan yang terjadi. Perubahan sosial ini termasuk perubahan
sosial yang tidak direncanakan dan terjadi secara cepat (revolusi) sehingga
berpengaruh terhadap perubahan kebiasaan serta pola perilaku masyarakat
47
sehari-hari. Dan juga menuntut masyarakat untuk menyeimbangkan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi melalui inovasi-inovasi yang
dilalukan dalam upaya agar sistem kehidupan tetap bisa berlangsung.
Seperti misalnya pemblajaran yang tetap dilakukan meski tidak
dilaksanakan secara tatap muka di sekolah dan dialihkan menjadi di rumah
dengan media teknologi.
Dalam aspek pendidikan, adanya kebijakan belajar di rumah selama
masa pandemi covid-19 ini berakibat pada perubahan proses belajar
mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka di sekolah, kini beralih
menjadi pembelajaran secara daring atau tanpa tatap muka. Fakta yang
ditemukan di lapangan khususnya di SMA Negeri 6 Wajo bahwa penerapan
kebijakan Belajar Dari Rumah (BDM) sangat memberi akibat dalam proses
belajar mengajar. Menggunakan teknologi dalam menunjang proses
pelaksanaannya, selain menjadi cara dalam upaya pencegahan penularan
wabah covid-19 kebijakan ini juga mampu menjadi sarana siswa maupun
guru dalam menambah wawasan mengenai pembelajaran dengan media
teknologi. Di luar dari itu, kesiapan guru maupun siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran daring menjadikan pembelajaran ini dirasa kurang efektif.
Selain itu implikasi atau akibat dari penerapan sistem belajar dari
rumah ini juga berpengaruh terhadap semangat belajar, disiplin siswa, dan
pola interaksi siswa sehari-hari. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya
dilakukan secara tatap muka di sekolah menjadikan siswa bisa lebih luas
48
dalam bersosialisasi. Tetapi semenjak dilakukannya sistem belajar di rumah
secara otomatis tingkat sosialisasi siswa juga berkurang.
2. Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran di rumah pada siswa
SMA Negeri 6 Wajo
Mewabahnya pandemi covid-19 berdampak pada komunitas
masyarakat yang harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-
perubahan sosial yang dialami masyarakat. Di samping itu, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sejalan dengan
kebijakan-kebijakan negara dalam mengatur kebiasaan masyarakat
khususnya dalam upaya pencegahan penyebaran wabah covid-19 ini.
Diantaranya kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, dimana
dilaksanakannya kebijakan sistem belajar dari rumah atau pembelajaran
daring. Beberapa siswa berpendapat jika pembelajaran daring ini tidak
seefektif pembelajaran yang dilakukan secara langsung di sekolah. Berbagai
media pembelajaran online digunakan guru dalam menunjang proses
pembelajaran tetap dapat berlangsung meski di masa pandemi.
Dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran secara daring ini
merupakan suatu hal baru dalam dunia pendidikan.Terkhusus di SMA
Negeri 6 Wajo sendiri, peralihan proses belajar mengajar masih dirasa
memunculkan kendala-kendala bagi guru dan terlebih terhadap siswa dalam
pelaksanaannya.
Menggunakan teknologi internet menjadikan ketersediaan jaringan
dan kuota sebagai masalah utama yang dikeluhkan oleh siswa, kecakapan
49
siswa dalam memahami materi yang diajarkan juga menjadi kendala, karena
terkadang ada beberapa materi yang harusdijelaskansecara langsung dan
lebih lengkap sehingga penyampaian materi melalui pembelajaran daring
tidak bisa dengan mudah dipahami siswa, kurangnya ruang interaksi siswa
dalam mendiskusikan pelajaran baik kepada guru ataupun temannya.
Sebagian siswa juga beranggapan beberapa guru yang memberikan tugas
terlalu banyak sehingga seringkali tugas yang harus dikerjakan menjadi
menumpuk. Selain itu, kurangnya kerjasama antara sekolah dan orang tua
dalam memantau siswa dalam proses belajar dari rumahkarenakeadaan
siswa yang sulit dipantau sehingga butuh bantuan dari orang tua untuk
mengatur siswa yang terkadang memanfaatkan kegiatan belajar di rumah ini
dengan malas mengikuti pelajaran.
50
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiandari pembahasan pada bab sebelumnya,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem belajar di rumah pada
siswa SMA Negeri 6 Wajo
Kebijakan belajar di rumah selama masa pandemi covid-19 ini
berakibat pada perubahan proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan
secara tatap muka di sekolah, kini beralih menjadi pembelajaran secara
daring atau tanpa tatap muka. Menggunakan teknologi dalam menunjang
proses pelaksanaannya, selain menjadi cara dalam upaya pencegahan
penularan wabah covid-19 kebijakan ini juga menjadi sarana dalam
menambah wawasan mengenai media teknologi. Selain itu, kesiapan guru
dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring menjadikan
pembelajaran ini dirasa kurang efektif, juga berakibat terhadap semangat
belajar siswa, disiplin siswa, dan pola interaksi siswa sehari-hari.
2. Kendala yang dialami dalam proses pelaksanaan belajar di rumah pada
siswa SMA Negeri 6 Wajo
Menggunakan teknologi internet menjadikan ketersediaan jaringan
dan kuota sebagai masalah utama yang dikeluhkan oleh siswa. Selain itu,
kecakapan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, kurangnya ruang
interaksi siswa dalam mendiskusikan pelajaran baik kepada guru ataupun
51
temannya, juga sebagian siswa beranggapan beberapa guru yang
memberikan tugas terlalu banyak sehingga seringkali tugas yang harus
dikerjakan menjadi menumpuk, kurangnya kerjasama antara sekolah dan
orang tua dalam memantau siswa dalam proses belajar dari rumah juga
menjadi kendala yang dihadapi selama pelaksanaan sistem belajar di rumah.
B. Saran
1. Diharapkan kepada siswa agar dengan penerapan sistem belajar dari ruma
ini, kedepannya akan lebih menambah wawasan mengenai teknologi dan
akan lebih mampu mengaplikasikan dalam proses pembelajaran yang
menunjang proses pendidikan ke depannya.
2. Diharapkan kepada sekolah dan guru agar kedepannya mampu untuk lebih
siap dalam proses pembelajaran dengan sistem daring sehingga
pembelajaran tetap dapat dilakukan dengan baik dan efektif.
3. Diharapkan kepada orang tua serta masyarakat agar bisa mmberi sumbansi
atau kerjasama dengan sekolah dalam memantau siswa demi kelancaran
proses belajar mengajar dari rumah selaa masa pandemi covid-19
Maka kedepannya masyarakat khususnya sektor pendidikan mampu lebih
siap dalam menghadapi perubahan-perubahan baru yang mungkin saja akan
kembali terjadi kedepannya agar proses pembelajaran tetap dapat berlangsung
dengan baik tanpa kendala apapun. Karena masyarakat pada dasarnya memang
akan selalu mengalami perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Among Guru, Pembelajaran Daring dan Luring: Pengertian, Ciri-ciri, Serta
Perbedaannya.(2020). https://www.amongguru.com/pembelajaran-
daring-dan-luring-pengertian-ciri-ciri-serta-perbedaannya
Arifa, F. N. (2020). Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Covid-19. Info Singkat; Kajian Singkat
Terhadap Isu Aktual Dan Strategis, XII(7/I),.
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XII-7-I-
P3DI-April-2020-1953.pdf
Berpendidikan.Com Portal Web Dunia Pendidikan, Pengertian Implikasai.
https://www.berpendidikan.com/2020/02/pengertian-implikasi.html
Bifaqih, Y. dan M. Nur Qomarudin, (2015). Esensi Pengembangan
Pembelajaran Daring, Panduan Berstandar Pengembangan
Pembelajaran Daring Untuk Pe ndidikan dan Pelatihan. Yogyakarta.
Deepublish, ebook diakses 6 Agustus 2020
Creswel, J.W. (2016). Research Desugn Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Campuran Edisi Keempat. Celeban Timur,
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Data Referensi Kementrian Pendidikan & Kebudayaan.
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/, diakses 3 Januari 2021
Dinn Wahyudin, (2020). Porrtal Berita Universitas Pendidikan Indonesia,
Belajar Dari Covid-19 “Kenormalan Baru” Sistem Pendidikan.
https://berita.upi.edu/belajar-dari-covid-19-menuju-kenormalan-baru-
sistem-pendidikan
Jamal, S. (2020). Analisis Kesiapan Pembelajaran E-learning Saat Pandemi
Covid-19 di SMK Negeri 1 Tambelangan. Jurnal Nalar Pendidikan.
Volume 8, Nomor 1, Jan-Jun 2020 diakses 5 Agustus 2020
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020).
Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru :
Hambatan, Solusi dan Proyeksi. Karya Tulis Ilmiah UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, pp. 1–10. from
http://digilib.uinsgd.ac.id/30518/ diakses 5 Agustus 2020
Kabupaten Wajo-Sulawesi
Selatan.https://sulselprov.go.id/pages/des_kab/21. Diakses 3 Januari
2021
53
Kompasiana, Reyond Blogging. (2020. Kelebihan dan Kekurangan Belajar
Online.
https://www.kompasiana.com/tobiaznathanael/5eaba764097f365de06
4fde2/kelebihan-dan-kekurangan-belajar-online diakses 5 Agustus
2020
Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Artikel DJKN.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-
Metode-Penelitian-Kualitatif.html
Nurjani. (2020). Menyikapi Peembelajaran Pada Masa Pandemi Coovid=19
dan New Normal. http://beritamagelang.id/kolom/menyikapi-
pembelajaran-pada-masa-pandemi-covid-19-dan-new-normal diakses
3 Agustus 2020
Nuryana, A. N. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia
Pendidikan. https://kabar-priangan.com/dampak-pandemi-covid-19-
terhadap-dunia-pendidikan/ diakses 3 Agustus 2020
Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.Pendidikan Sosiologi.Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Muhammadiyah Makassar
2019
Profil SMA NEGERI 6 WAJO.https://youtu.be/45_uLclB3Dg
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Mayesti, L.,
Wijayanti, Putri, R. S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi
COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar.
EduPsyCouns:Journal of Education, Psychology and Counseling,
2(1), 1–12.
Radar Bali. (2020). Online Learning di Tengah Pandemi Covid-19.
https://radarbali.jawapos.com/read/2020/04/24/190653/online-
learning-di-tengah-pandemi-covid-19 diakses 4 Agustus 2020
Ranjabar, J.(2017).Perubahan Sosil Teori-Teori dan Proses Perubahan
Sosial Serta Teori Pembangunan.ALVABETA.Bandung
Ruangguru Blog. (2018). Teknik Mengumpulkan Data Pada Penelitian
Kualitatif. https://blog.ruangguru.com/teknik-mengumpulkan-data-
pada-penelitian-kualitatif?hs_amp=true
Sadikin, Ali.(2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19.
BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Volume 6, Nomor 02,
Tahun 2020, Hal.214-224. https://online-journal.unja.ac.id/biodik
Sosiologi.com, Fenomenologi: Pengrtian, Contoh, dan Metode Pnelitian.
https://www.google.co.id/amp/sosiologis.com/fenomenologi/amp
54
Wahyuningsih, C.D. Kenormalan Baru Dan Perubahan Sosial Dalam
Perspektif Sosiologi. Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang,
Volume 1 No.21 Oktober 2020
Zuriati, S. (2020). Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Online di Masa
Pandemi Pasa Sekolah Menengah Atas Negeri Empat Tanjungpinang
Lampiran I:
Pedoman wawancara
Pedoman Observasi
Data informan
Surat izin penelitian
Lembar prsetujuan proposal/skripsi
Kartu kontrol proposal/skripsi
Berita acara proposal
Lembar perbaikan proposal
Surat selesai penelitian
56
Pedoman wawancara
A. Kepala Sekolah (informan kunci)
1. Bagaimana pendapat bapak dengan adanya kebijakan belajar dari rumah
di masa pandemi ini?
2. Sejak kapan dan bagaimna latar belakang diberlakukannya kebijakan
sistem belajar dari rumah di SMA Negeri 6 wajo ini?
3. Apakah ada bentuk persiapan yang dilakukan sekolah sebelum
diberlakukannya sistem belajar dari rumah ini?
4. Bagaimana implikasi atau akibat dari diberlakukannya sistem belajar di
rumah terkhusus pada SMA Negeri 6 wajo ini sendiri?
5. Apa saja hal yang menjadi kendala selama pelaksanaan sistem belajar di
rumah di SMA ini?
6. Upaya apa yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kendala-kendala
yang terjadi?
B. Siswa (informan utama)
1. Bagaimana pendapat anda dengan adanya kebijakan belajar dari rumah di
masa pandemi ini?
2. Menurut anda apa implikasi atau akibat dengan diberlakukannya
kebijakan belajar di rumah?
3. Apa saja hal yang menjadi kendala yang anda rasakan selama
pelaksanaan sistem belajar di rumah?
4. Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi?
5. Apakah anda merasa puas dalam menerima materi melalui proses
pembelajaran daring ini? Alasannya?
6. Apa harapan anda saat ini dengan masih diberlakukannya sistem belajar
di rumah?
C. Guru (informan tambahan)
1. Bagaiman pendapat ibu/bapak dengan adanya kebijakan belajar dari
rumah di masa pandemi ini?
2. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran selama proses belajar
dilakukan secara online?
57
3. Bagaimana upaya yang ibu/bapak lakukan agar pembelajaran tetap dapat
efektif meskipun dilakuan secara online?
4. Apa kendala yang ibu/bapak alami dalam proses mengajar selama
pembeljaran dilakukan secara online dari rumah?
5. Apa cara yang ibu/bapak lakukan dalam mengatasi kendala yang terjadi?
58
Pedoman Observasi
Dalam pengamatan (obsevasi) yang dilakukan peneliti adalah mengamati
bagaimana proses belajar di rumah dan bagaimana implikasi serta kendala yang
dialami dalam proses pelaksanaanya pada siswa SMA Negeri 6 Wajo. Yang
meliputi:
a. Tujuan
Untuk memperoleh informasi mengenai sistem belajar di rumah baik proes
pelaksanaanya, implikasi yang ditimbulkan, dan kendala-kendala yang
dialami.
b. Aspek yang diamati
1. Alamat/lokasi sekolah
2. Proses/kegiatan belajar di rumah masa pandemi
3. Implikasi/akibat penyebaran wabah covid-19 terhadap sistem belajar
4. Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran dari rumah
59
Data Informan
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terhadap 9
oranginforman:
1. Nama : Nur Almawarsyah Ishak
Umur : 16 tahun
Kelas : XI MIPA 3
2. Nama : Arly Melani Muchtar
Umur : 17 tahun
Kelas : XI MIPA Excellent
3. Nama : Andi Usnia Mardiana
Umur : 16 tahun
Kelas : XI MIPA 2
4. Nama : Nurhikmah
Umur : 16 tahun
Kelas : XI MIPA 3
5. Nama : Jumriani
Umur : 16 tahun
Kelas : XI MIPA 3
6. Nama : Drs. Amir, M.Si
Jabatan : Kepala Sekolah
Status : PNS
7. Nama : Nurdin, S.Pd. M.Pd
Jabatan : Wakasek Kurikulum/Guru Mata Pelajaran
Status : PNS
8. Nama : M. Jabir, S.Pd
Jabatan : Guru mata pelajaran
Status : PNS
9. Nama : Irianti S.Pd
Jabatan : Guru mata pelajaran
Status : Non PNS
60
61
62
63
64
66
67
68
69
70
71
72
Lampiran II
Dokumentasi penelitian
Hasil turnitin
73
Gambaran halaman SMA Negeri 6 Wajo
74
Proses wawancara siswa SMA Negeri 6 Wajo
75
Proses wawancara guru SMA Negeri 6 Wajo
76
Siswa dalam proses belajar dari rumah
77
78
RIWAYAT HIDUP
Nurfadhilah Ishak, dilahirkan pada tanggal 25 Mei 1998 di
Topitu, Kabupaten Wajo. Penulis merupakan anak pertama dari
dua bersaudara. dari pasangan Ishak Alam dan Syamsudduha.
Penulis menyelesaikan pendidikan pertamanya di TK Kemala
Bhayangkari pada tahun 2004, kemudian melanjutkan Sekolah
Dasar di SDN 211 Bulete dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun itu juga penulis
melanjutkan Pendidikan di MTsN Pitumpanua dan tamat pada tahun 2013.
Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah atas di SMA Negeri 1 Pitumpanua
pada tahun yang sama dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 juga penulis
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya di Universitas
Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Sosiologi.