10
1 INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 OKTOBER 2011 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya adalah penentuan awal bulan qomariah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Penentuan awal bulan qomariah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Dzulhijjah, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam penentuan awal bulan qomariah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 27 Oktober 2011 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1432 H sebagai berikut. 1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Kejadian ini akan kembali terjadi pada Rabu, 26 Oktober 2011 M, pukul 19 : 56 UT atau Kamis, 27 Oktober 2011 M, pukul 2 : 56 WIB atau pukul 3 : 56 WITA atau pukul 4 : 56 WIT, yaitu ketika nilai bujur Ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 213.048 o . Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 3,450 o . Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,547 o . Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 8 jam 47 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam perhitungan standar 1) , semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl. Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2011 paling awal terjadi pada pukul 17 : 28 WIT di Jayapura dan paling akhir pada pukul 18 : 21 WIB di Sabang. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011 di wilayah Indonesia. Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuan awal bulan qomariah adalah setelah Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011. Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan qomariah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011 tersebut.

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_dzulhijjah... · 2011-10-26 · efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat

  • Upload
    hakien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 27 OKTOBER 2011 M

PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1432 H

Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

adalah penentuan awal bulan qomariah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Penentuan awal bulan qomariah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal

tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Dzulhijjah, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang

salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam penentuan

awal bulan qomariah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam

Tanggal 27 Oktober 2011 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1432 H sebagai berikut.

1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama

dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Kejadian ini akan

kembali terjadi pada Rabu, 26 Oktober 2011 M, pukul 19 : 56 UT atau Kamis, 27 Oktober 2011 M,

pukul 2 : 56 WIB atau pukul 3 : 56 WITA atau pukul 4 : 56 WIT, yaitu ketika nilai bujur Ekliptika

Matahari dan Bulan tepat sama 213.048o. Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan

(elongasi) adalah 3,450o. Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari

pada saat tersebut, yaitu 0,547o. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya

hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 8 jam 47 menit.

Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon

teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari,

efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam

perhitungan standar1), semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi dianggap 34’ dan elevasi

pengamat dianggap 0 meter dpl. Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada

tanggal 27 Oktober 2011 paling awal terjadi pada pukul 17 : 28 WIT di Jayapura dan paling akhir pada

pukul 18 : 21 WIB di Sabang.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi

terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011 di wilayah Indonesia. Dengan demikian,

secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia bagi yang menerapkan rukyat

dalam penentuan awal bulan qomariah adalah setelah Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011.

Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan qomariah, perlu

diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011 tersebut.

2

2. Data Hilal dan Matahari untuk Beberapa Kota di Indonesia

Pada Tabel tentang “Data Hilal dan Matahari saat Matahari Terbenam: Penentu Awal Bulan

Dzulhijjah 1432 H, Kamis, 27 Oktober 2011 M” ditampilkan informasi astronomis Hilal dan Matahari

untuk beberapa kota di Indonesia saat Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011. Informasi ini

adalah informasi dasar penentu awal bulan Dzulhijjah 1432 H. Pada tabel tersebut, tinggi Bulan

dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon dengan ketinggian pengamat dianggap

0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi belum diikutsertakan dalam perhitungan.

Dalam kenyataannya, efek refraksi atmosfer Bumi, tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut

dan semi diameter Bulan akan berpengaruh terhadap tinggi Hilal. Nantinya, tinggi Hilal dinyatakan

sebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya paling dekat dengan pusat Matahari dari

horizon teramati. Untuk menghitung tinggi Hilal dari horizon teramati, dapat digunakan persamaan (1)

berikut, yaitu

dRsaa 0 , (1)

dengan a adalah tinggi Hilal dari horizon teramati dan ao adalah tinggi Hilal dari horizon. Untuk

keperluan praktis, nilai s dapat dinyatakan oleh

DaDAz

SDs arctancos , (2)

dengan SD adalah semi diameter Bulan dalam satuan derajat, |DAz| adalah nilai mutlak selisih Azimuth

Bulan dengan Matahari dan Da adalah selisih tinggi antara Bulan dan Matahari. Sebagai catatan, s ini

bernilai negatif, jika Da bernilai negatif. Rata-rata, tinggi Matahari dan semi diameter Bulan saat

Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2011 masing-masing adalah –50’

11,41” dan 16’ 43,23”.

Pada persamaan (1) di atas, R adalah efek refraksi atmosfer dalam satuan derajat. Untuk

kepentingan praktis, nilai R ini dapat dinyatakan oleh1)

4,46,8tan

0047,0273

00 sa

saT

PR , (3)

dengan P adalah tekanan barometrik dalam satuan milibars dan T adalah temperatur lokasi pengamatan

dalam satuan oC. Sedangkan d pada persamaan (1) di atas adalah kerendahan horizon (dip) yang, dalam

satuan menit busur, dinyatakan oleh1,2)

hd 75,1 , (4)

dengan h adalah tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dalam satuan meter.

Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah ketinggian Hilal pada 27 Oktober 2011 untuk

pengamat di Pelabuhan Ratu dengan elevasi 52,685 meter dpl dan kondisi refraksi atmosfer standar1,2)

(temperatur 10o C dan tekanan barometrik 1010 milibars). Berdasarkan persamaan (2) di atas, nilai s

adalah 0,2322o. Berdasarkan persamaan (3) di atas, nilai R adalah 0,1412o. Berdasarkan persamaan (4)

di atas, nilai d adalah 0,2117o. Setelah hasil-hasil ini diterapkan pada persamaan (1) di atas, diperoleh

3

o

ooooa2663,6

2117,01412,02322,01456,6

. (5)

Dengan demikian, tinggi Hilal di Pelabuhan Ratu dari horizon teramati saat Matahari terbenam tanggal

27 Oktober 2011 adalah 6o 15,98’. Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.

3. Peta Ketinggian Hilal

Pada Gambar 1 dan 2 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60o LU sampai

dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada

tanggal 26 dan 27 Oktober 2011. Pada Gambar 1 dan 2 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal

untuk pengamat yang berada di Indonesia. Hal ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3. Pada ketiga

gambar tersebut, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari Horizon

dengan ketinggian pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi belum

diikutsertakan dalam perhitungan.

Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 26 Oktober 2011 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60o LS.

Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, ketinggian Hilal 0o melewati Samudra Atlatik bagian Selatan,

Amerika Selatan dan Samudra Pasifik. Secara sederhana, garis ketinggian Hilal 0o dapat dianggap

sebagai garis batas tanggal qomariah. Daerah yang berada di sebelah Barat Daya garis ketinggian Hilal

0o dimungkinkan untuk memulai awal Dzulhijjah 1432 H pada tanggal 27 Oktober 2011 mengingat

Hilal masih berada di atas horizon saat Matahari terbenam tanggal 26 Oktober 2011. Adapun daerah di

sebelah Timur Laut garis ketinggian Hilal 0o belum akan memulai awal Dzulhijjah 1432 H pada

tanggal 27 Oktober 2011. Ini karena saat Matahari terbenam tanggal 26 Oktober 2011, Hilal sudah di

bawah horizon. Namun demikian, dalam praktiknya penentuan awal Dzulhijjah 1432 H bergantung

kepada kebijakan masing-masing negara.

4

Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 27 Oktober 2011 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60o LS.

Gambar 3. Peta ketinggian Hilal tanggal 27 Oktober 2011 untuk pengamat di Indonesia

Pada Gambar 3 terlihat ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Oktober 2011

berkisar antara 4,20o sampai dengan 6,25o. Setelah efek refraksi standar1,2) dan semi diameter Bulan

diikutsertakan dalam perhitungan, akan diperoleh peta ketinggian Hilal sebagaimana ditampilkan

Gambar 4. Pada Gambar 4 tersebut, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian titik di piringan

Bulan yang jarak sudutnya paling dekat dengan pusat Matahari dari horizon teramati dengan elevasi

pengamat dianggap 0 meter dpl. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, ketinggian Hilal dari horizon

teramati di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Oktober 2011 adalah antara 4,25o sampai dengan

6,20o.

5

Gambar 4. Peta ketinggian Hilal dari horizon teramati tanggal 27 Oktober 2011 di Indonesia

4. Peta Elongasi

Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk

pengamat di permukaan Bumi. Pada Gambar 5 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia

saat matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011. Elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek

refraksi atmosfer tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 5,

elongasi saat Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011 di Indonesia berkisar antara 7,16o sampai

dengan 8,83o.

Gambar 5. Peta Elongasi tanggal 27 Oktober 2011 untuk pengamat di Indonesia

6

5. Peta Umur Bulan

Gambar 6. Peta Umur Bulan tanggal 27 Oktober 2011 untuk pengamat di Indonesia

Umur Bulan didefinisikan sebagai selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi dan ketinggian pengamat dianggap 0 meter dpl. Pada Gambar 6 ditampilkan peta umur

Bulan saat Matahari terbenam tanggal 27 Oktober 2011. Sebagaimana terlihat pada Gambar 6, umur

Bulan di Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2011 berkisar antara 12,50 jam sampai dengan 15,45 jam.

6. Peta Lag

Gambar 7. Peta Lag tanggal 27 Oktober 2011 untuk pengamat di Indonesia

Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari. Waktu terbenam Bulan dinyatakan saat

bagian atas piringan Bulan tepat di horizon teramati. Dalam perhitungan standar1), efek refraksi

7

dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl. Pada Gambar 7 ditampilkan peta Lag untuk

pengamat di Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2011. Sebagaimana terlihat pada gambar tersebut,

selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2011 berkisar

antara 22,0 menit sampai dengan 31,5 menit.

7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan

Fraksi Illuminasi Bulan adalah persentase perbandingan antara luas piringan Bulan yang tercahayai

oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas seluruh piringan Bulan.

Pada Gambar 8 ditampilkan peta Fraksi Illuminasi Bulan untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 27

Oktober 2011. Sebagaimana terlihat pada Gambar 8, Fraksi Illuminasi Bulan pada tanggal 27 Oktober

2011 berkisar antara 0,39 % sampai dengan 0,59 %.

Gambar 8. Peta Fraksi Illuminasi Bulan tanggal 27 Oktober 2011 untuk pengamat di Indonesia

8. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperhitungkan juga objek-objek astronomis selain Hilal dan

Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh dengan Hilal

atau lebih lebih cerlang daripada Hilal. Objek astronomis ini bisa berupa planet, misalnya Venus atau

Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek astronomis lainnya ini

berpotensi menjadikan pengamat untuk menganggapnya sebagai Hilal.

Pada tanggal 27 Oktober 2011, sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam ada bintang

Zubenelgenubi (Alpha Librae) di sebelah kanan – atas Bulan dengan jarak sudut hampir 5o dari Bulan.

Referensi 1) Seidelmann P.K. (Ed.) (1992), Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac,

University Science Books, Mill Valley, CA.

8

2) Badan Hisab & Rukyat Departemen Agama (1981), Almanak Hisab Rukyat, Proyek Pembinaan

Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta.

Informasi Lanjut Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG

Gedung Operasional Baru Lantai 2

Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720

Telepon : (021) 4246321 ext. 8203

Situs : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/

Email : [email protected]

KONJUNGSI GEOSENTRIK: RABU, 26 OKTOBER 2011 M, PUKUL 19 : 56 UT

o ' o ' j m j m o ' o ' o ' o ' %1 SABANG 95 21.00 BT 5 54.00 LU 18 : 21 WIB 18 : 47 WIB 257 16.31 250 48.27 5 10.42 8 49.39 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.592 BANDA ACEH 95 45.00 BT 5 31.00 LU 18 : 19 WIB 18 : 46 WIB 257 16.50 250 51.63 5 12.37 8 48.42 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.593 MEULABOH 96 7.00 BT 4 11.00 LU 18 : 19 WIB 18 : 46 WIB 257 16.84 251 2.21 5 21.29 8 47.24 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.594 GUNUNG SITOLI 97 42.30 BT 1 10.00 LU 18 : 15 WIB 18 : 44 WIB 257 16.10 251 25.93 5 38.80 8 43.05 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.585 MEDAN 98 40.60 BT 3 33.70 LU 18 : 9 WIB 18 : 37 WIB 257 16.99 251 9.07 5 19.99 8 41.59 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.586 SIBOLGA 98 53.70 BT 1 33.10 LU 18 : 10 WIB 18 : 38 WIB 257 16.40 251 24.02 5 33.47 8 40.60 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.577 PADANG 100 21.30 BT 0 53.00 LS 18 : 7 WIB 18 : 36 WIB 257 14.46 251 42.32 5 46.31 8 36.92 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.578 PEKANBARU 101 26.70 BT 0 27.70 LU 18 : 1 WIB 18 : 29 WIB 257 15.81 251 33.67 5 34.99 8 34.88 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.569 JAMBI 103 38.30 BT 1 38.10 LS 17 : 54 WIB 18 : 23 WIB 257 13.74 251 49.53 5 43.55 8 29.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.55

10 BENGKULU 102 20.30 BT 3 51.80 LS 18 : 1 WIB 18 : 32 WIB 257 10.18 252 3.52 6 0.33 8 32.12 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5611 PALEMBANG 104 42.10 BT 2 54.20 LS 17 : 51 WIB 18 : 20 WIB 257 11.96 251 58.56 5 48.99 8 27.22 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5512 BANDAR LAMPUNG 105 14.40 BT 5 14.40 LS 17 : 51 WIB 18 : 21 WIB 257 7.59 252 13.72 6 1.69 8 25.70 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5413 BATAM 104 6.80 BT 1 7.10 LU 17 : 50 WIB 18 : 17 WIB 257 16.43 251 30.99 5 24.53 8 29.35 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5514 TANJUNG PINANG 104 31.80 BT 0 55.00 LU 17 : 48 WIB 18 : 16 WIB 257 16.32 251 32.70 5 24.92 8 28.41 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5515 RANAI 108 27.00 BT 3 50.00 LU 17 : 30 WIB 17 : 55 WIB 257 17.56 251 15.29 4 56.14 8 20.90 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5316 PANGKAL PINANG 106 8.40 BT 2 8.70 LS 17 : 45 WIB 18 : 13 WIB 257 13.19 251 54.44 5 40.97 8 24.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5417 TANJUNG PANDAN 107 45.20 BT 2 45.10 LS 17 : 39 WIB 18 : 7 WIB 257 12.37 251 59.32 5 40.98 8 20.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5318 MERAK 106 0.00 BT 5 56.00 LS 17 : 49 WIB 18 : 19 WIB 257 6.07 252 18.33 6 3.90 8 23.98 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5419 PANDEGLANG 106 6.00 BT 6 18.00 LS 17 : 49 WIB 18 : 19 WIB 257 5.21 252 20.59 6 5.74 8 23.72 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5420 SERANG 106 9.00 BT 6 6.00 LS 17 : 48 WIB 18 : 19 WIB 257 5.69 252 19.41 6 4.49 8 23.64 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5421 RANGKAS BITUNG 106 14.00 BT 6 22.00 LS 17 : 48 WIB 18 : 19 WIB 257 5.05 252 21.05 6 5.80 8 23.43 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5423 JAKARTA 106 50.47 BT 6 9.31 LS 17 : 46 WIB 18 : 16 WIB 257 5.60 252 20.04 6 3.18 8 22.15 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5424 PELABUHAN RATU 106 33.46 BT 7 1.74 LS 17 : 48 WIB 18 : 18 WIB 257 3.40 252 25.14 6 8.74 8 22.66 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5425 BANDUNG 107 35.00 BT 6 54.00 LS 17 : 43 WIB 18 : 14 WIB 257 3.79 252 24.78 6 5.61 8 20.47 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5326 LEMBANG 107 36.96 BT 6 49.55 LS 17 : 43 WIB 18 : 14 WIB 257 3.98 252 24.36 6 5.12 8 20.41 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5327 SEMARANG 110 22.80 BT 6 59.00 LS 17 : 32 WIB 18 : 2 WIB 257 3.73 252 26.38 5 59.49 8 14.48 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5228 YOGYAKARTA 110 26.00 BT 7 47.00 LS 17 : 33 WIB 18 : 3 WIB 257 1.58 252 30.97 6 3.73 8 14.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5229 PANGGUNG REJO 112 13.00 BT 8 20.00 LS 17 : 26 WIB 17 : 57 WIB 257 0.10 252 34.66 6 2.47 8 10.43 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5130 TANJUNG KODOK 112 21.00 BT 6 52.00 LS 17 : 24 WIB 17 : 54 WIB 257 4.15 252 26.50 5 54.21 8 10.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5131 NGLIYEP 112 26.00 BT 8 21.00 LS 17 : 25 WIB 17 : 56 WIB 257 0.06 252 34.82 6 2.04 8 9.96 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5132 PRAPAT,BAWEAN 112 35.00 BT 5 48.00 LS 17 : 22 WIB 17 : 51 WIB 257 6.76 252 20.45 5 47.69 8 9.94 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5133 SURABAYA 112 47.10 BT 7 23.00 LS 17 : 23 WIB 17 : 53 WIB 257 2.81 252 29.59 5 56.02 8 9.31 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5134 PASIBAN 113 20.00 BT 8 20.00 LS 17 : 22 WIB 17 : 52 WIB 257 0.17 252 35.03 5 59.83 8 8.04 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5135 AMBAT,PAMEKASAN 113 25.00 BT 7 13.00 LS 17 : 20 WIB 17 : 50 WIB 257 3.29 252 28.90 5 53.62 8 7.98 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5136 TERANGULASI 114 22.00 BT 8 40.00 LS 17 : 18 WIB 17 : 48 WIB 256 59.23 252 37.18 5 59.15 8 5.81 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5037 PONTIANAK 109 24.50 BT 0 8.60 LS 17 : 30 WIB 17 : 57 WIB 257 15.73 251 43.34 5 20.72 8 17.78 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5338 SINTANG 111 28.60 BT 0 3.90 LS 17 : 21 WIB 17 : 48 WIB 257 15.92 251 44.23 5 15.47 8 13.42 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.52

DATA HILAL DAN MATAHARI PADA SAAT MATAHARI TERBENAMPENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1432 H

KAMIS, 27 OKTOBER 2011 M

NO NAMA LOKASIPOSISI LOKASI WAKTU TERBENAM POSISI BULAN RELATIF

TERHADAP MATAHARI (ELONGASI)FI

BULANBULANTINGGI

LINTANG MATAHARI BULANAZIMUTH

MATAHARI BULANBUJUR

BMKG

39 PANGKALAN BUN 111 43.00 BT 2 41.00 LS 17 : 23 WIB 17 : 51 WIB 257 12.70 252 1.17 5 31.36 8 12.32 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5140 PALANGKA RAYA 113 56.60 BT 2 13.60 LS 17 : 14 WIB 17 : 41 WIB 257 13.51 251 59.63 5 23.41 8 7.69 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5041 MUARATEWE 114 42.00 BT 0 39.00 LS 17 : 9 WIB 17 : 36 WIB 257 15.52 251 50.19 5 11.81 8 6.46 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5042 BANJARMASIN 114 45.20 BT 3 26.30 LS 18 : 11 WITA 18 : 39 WITA 257 11.64 252 7.51 5 28.87 8 5.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5043 TENGGARONG 116 59.92 BT 0 26.59 LS 17 : 60 WITA 18 : 26 WITA 257 15.87 251 50.41 5 5.22 8 1.66 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4944 SAMARINDA 117 8.00 BT 0 26.00 LS 17 : 59 WITA 18 : 25 WITA 257 15.89 251 50.44 5 4.85 8 1.38 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4945 TANJUNG REDEP 117 32.00 BT 2 15.00 LU 17 : 55 WITA 18 : 20 WITA 257 17.77 251 33.48 4 46.47 8 1.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4946 TARAKAN 117 34.10 BT 3 19.70 LU 17 : 54 WITA 18 : 18 WITA 257 18.04 251 26.37 4 39.13 8 1.55 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4947 JEMBRANA 114 35.00 BT 8 23.00 LS 18 : 17 WITA 18 : 47 WITA 257 0.09 252 35.73 5 57.14 8 5.37 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5048 TABANAN 115 2.00 BT 8 29.00 LS 18 : 15 WITA 18 : 45 WITA 256 59.82 252 36.42 5 56.61 8 4.41 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5049 BULELENG 115 5.00 BT 8 8.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 44 WITA 257 0.85 252 34.55 5 54.64 8 4.33 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5050 DENPASAR 115 10.20 BT 8 40.70 LS 18 : 15 WITA 18 : 45 WITA 256 59.24 252 37.50 5 57.31 8 4.10 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5051 BADUNG 115 13.00 BT 8 37.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 44 WITA 256 59.43 252 37.19 5 56.88 8 4.00 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5052 GIANYAR 115 20.00 BT 8 31.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 44 WITA 256 59.74 252 36.69 5 56.08 8 3.76 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5053 BANGLI 115 22.00 BT 8 27.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 44 WITA 256 59.94 252 36.35 5 55.65 8 3.70 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5054 KLUNGKUNG 115 25.00 BT 8 32.00 LS 18 : 13 WITA 18 : 43 WITA 256 59.69 252 36.81 5 55.97 8 3.58 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5055 KARANGASEM 115 31.00 BT 8 26.00 LS 18 : 13 WITA 18 : 43 WITA 256 59.99 252 36.31 5 55.20 8 3.38 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.5056 MATARAM 116 6.10 BT 8 33.70 LS 18 : 11 WITA 18 : 41 WITA 256 59.65 252 37.19 5 54.50 8 2.12 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4957 SUMBAWA BESAR 117 25.00 BT 8 26.00 LS 18 : 5 WITA 18 : 35 WITA 257 0.10 252 36.95 5 50.72 7 59.34 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4958 BIMA 118 41.50 BT 8 32.60 LS 18 : 0 WITA 18 : 30 WITA 256 59.85 252 37.94 5 48.28 7 56.62 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4859 WAINGAPU 120 18.10 BT 9 40.20 LS 17 : 55 WITA 18 : 25 WITA 256 56.41 252 44.14 5 50.29 7 53.11 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4860 KUPANG 123 39.80 BT 10 10.60 LS 17 : 42 WITA 18 : 11 WITA 256 54.90 252 47.51 5 44.88 7 45.95 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4661 KOTAMOBAGU 124 22.00 BT 0 45.00 LU 17 : 29 WITA 17 : 53 WITA 257 17.32 251 48.12 4 40.74 7 46.57 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4662 MANADO 124 55.50 BT 1 32.80 LU 17 : 26 WITA 17 : 50 WITA 257 17.86 251 43.62 4 34.33 7 45.64 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4663 TONDANO 124 56.00 BT 1 18.00 LU 17 : 26 WITA 17 : 50 WITA 257 17.72 251 45.15 4 35.91 7 45.55 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4664 BITUNG 125 13.00 BT 1 26.00 LU 17 : 25 WITA 17 : 49 WITA 257 17.82 251 44.54 4 34.40 7 45.00 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4665 TAHUNA 125 32.00 BT 3 10.00 LU 17 : 22 WITA 17 : 45 WITA 257 18.47 251 33.96 4 22.29 7 44.90 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4666 MIANGAS 125 35.00 BT 5 33.00 LU 17 : 20 WITA 17 : 42 WITA 257 18.18 251 18.60 4 5.97 7 45.64 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4667 KENDARI 122 24.80 BT 4 5.10 LS 17 : 41 WITA 18 : 8 WITA 257 10.90 252 15.36 5 14.84 7 49.44 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4768 LUWUK 122 46.20 BT 1 2.40 LS 17 : 37 WITA 18 : 2 WITA 257 15.55 251 57.87 4 55.69 7 49.40 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4769 PALU 119 54.50 BT 0 54.90 LS 17 : 49 WITA 18 : 14 WITA 257 15.53 251 55.26 5 1.50 7 55.43 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4870 TOLI-TOLI 120 47.60 BT 1 7.40 LU 17 : 43 WITA 18 : 8 WITA 257 17.38 251 43.20 4 46.48 7 54.13 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4871 MAJENE 119 0.00 BT 2 30.00 LS 17 : 54 WITA 18 : 20 WITA 257 13.39 252 4.28 5 13.36 7 56.96 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4872 MAKASSAR 119 32.90 BT 5 3.50 LS 17 : 54 WITA 18 : 21 WITA 257 8.79 252 19.42 5 27.15 7 55.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4873 GORONTALO 122 51.10 BT 0 38.20 LU 17 : 35 WITA 17 : 60 WITA 257 17.15 251 47.73 4 44.92 7 49.69 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4774 TERNATE 127 22.90 BT 0 49.80 LU 18 : 17 WIT 18 : 41 WIT 257 17.55 251 49.80 4 33.34 7 40.32 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4575 AMBON 128 5.00 BT 3 42.00 LS 18 : 18 WIT 18 : 44 WIT 257 11.93 252 16.22 4 59.37 7 37.66 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4476 SAUMLAKI 131 18.00 BT 7 59.00 LS 18 : 9 WIT 18 : 36 WIT 257 2.20 252 39.48 5 15.57 7 30.15 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4377 TUAL 132 44.00 BT 5 40.00 LS 18 : 2 WIT 18 : 27 WIT 257 8.21 252 28.79 4 59.68 7 27.57 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4378 SORONG 131 17.00 BT 0 54.00 LS 18 : 3 WIT 18 : 27 WIT 257 16.19 252 2.57 4 35.21 7 31.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4379 FAK FAK 132 14.00 BT 2 56.00 LS 18 : 1 WIT 18 : 26 WIT 257 13.47 252 14.36 4 45.23 7 29.22 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4380 MANOKWARI 134 3.00 BT 0 53.00 LS 17 : 52 WIT 18 : 15 WIT 257 16.36 252 4.28 4 28.74 7 26.03 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4281 BIAK 136 6.20 BT 1 11.00 LS 17 : 44 WIT 18 : 7 WIT 257 16.13 252 7.25 4 25.83 7 21.72 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4182 TIMIKA 136 53.00 BT 4 32.00 LS 17 : 44 WIT 18 : 8 WIT 257 10.86 252 25.11 4 43.62 7 19.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.4183 MERAUKE 140 25.00 BT 8 31.00 LS 17 : 33 WIT 17 : 59 WIT 257 1.17 252 45.01 4 56.81 7 11.15 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.3984 JAYAPURA 140 31.00 BT 2 34.00 LS 17 : 28 WIT 17 : 51 WIT 257 14.51 252 17.20 4 23.85 7 12.28 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.40