Instrumentasi Dan Penskalaan Dalam Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Powerpoint ini menjelaskan tentang jenis-jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian serta jenis-jenis penskalaan dalam penelitian sosial. Ini merupakan salah satu materi dari mata kuliah Metode Penelitian.Semoga bermanfaat!

Citation preview

  • INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN DALAM PENELITIANOLEH KELOMPOK 9 ARINDA SASMITA R125030200111012 DIN HAIDIATI125030201111004 INDAH MUGI UTAMI125030207111127

  • PENSKALAANPembuatan skala (scaling) merupakan suatu prosedur pemberian angka-angka (atau simbol-simbol lain) kepada sejumlah ciri objek-objek dengan maksud untuk menyatakan karakteristik angka pada ciri-ciri tersebut (Phillips dalam Cooper&Emory, 1996:181).

  • JENIS PENSKALAANJenis-jenis skala menurut Nazir (2003:328-329) adalah: Skala jarak sosial (skala Bogardus dan sosiogram)Skala penilaian (rating scales)Skala membuat rankingSkala konsistensi internal (skala Thurstone)Skala LikertSkala kumulatif GuttmanSemantic differential

  • A. SKALA JARAK SOSIAL (SKALA BOGARDUS DAN SOSIOGRAM)Jarak sosial adalah derajat pengertian atau keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum, yang kontinumnya terdiri dari : sangat dekat, dekat, indifferent, benci, sampai kepada menolak sama sekali. Dalam skala ini, skor yang tinggi diberikan kepada kualitas yang tinggi. Dalam mengartikan skala Bogardus, ada dua asumsi yang harus diterima, yaitu:jarak sosial mempunyai suatu kontinum tertentu,tiap titik dalam skala mempunyai jarak yang sama dengan titik-titik lainnya, tetapi titik nolnya tidak ada.

  • B. SKALA PENILAIAN (RATING SCALES)Pada skala penilaian, si penilai memberi angka pada suatu kontinum di mana individu atau objek akan ditempatkan. Skala ini terdiri dari skala penilaian grafik, skala penilaian deskriptif, dan skala penilaian komparatif

  • Skala penilaian grafikSkala penilaian komparatif

  • C. SKALA MEMBUAT RANKINGPada skala urutan ini, subjek secara langsung membandingkan dua atau lebih objek dan melakukan pemilihan terhadap berbagai objek tersebut. Sering seorang responden diminta untuk memilih satu sebagai yang terbaik atau yang paling diinginkan. (Cooper&Emory, 1996:187)

  • D. SKALA KONSISTENSI INTERNAL (SKALA THURSTONE)Skala Thurstone disusun dalam interval yang mendekati sama besar. Dalam memilih hal-hal tersebut, peneliti biasanya mengikuti prosedur sebagai berikut.Peneliti mengumpulkan pernyataan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.Pernyataan tersebut dikumpulkan dan diminta untuk dinilai oleh 50-300 juri yang bekerja secara independen.Juri diminta untuk mengelompokkan pernyataan-pernyataan tadi dalam 11 kelompok, dan memberi skor antara 1 sampai 11. Yang paling relevan diberi skor 1 dan yang paling tidak relevan diberi skor 11. Tumpukan pertama dikumpulkan pernyataan yang sangat baik, tumpukan kedua yang baik, dan seterusnya tumpukan keenam yang netral, dan seterusnya sampai tumpukan ke-11 yang paling tidak baik.Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang, sedangkan pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai yang agak bersamaan dari para penilai (juri) digunakan dalam membuat skala. Nilai skala dari tiap pernyataan dihitung, yaitu median dari nilai-nilai yang telah diberikan juri.

  • E. SKALA LIKERTSkala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut:

    Respons terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau variabel tertentu kemudian disajikan kepada tiap responden. Ini adalah skala interval dan perbedaan dalam respons antara dua titik pada skala tetap sama.

  • F. SKALA KUMULATIF GUTTMANSkala Guttman digunakan untuk mengukur secara tegas dan konsisten tentang sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang ingn diketahui. Dalam skala Guttman hanya disediakan dua alternatif jawaban, misalnya: Ya-Tidak; Setuju-Tidak Setuju, Pernah-Tidak Pernah.

  • G. SEMANTIC DIFFERENTIALSkala perbedaan semantik ini berkehendak untuk mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang. Responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek (misalnya kampus, dosen, kuliah, dan lain-lain) dalam suatu skala bipolar dengan tujuh buah titik. Skala bipolar adalah skala yang berlawanan seperti baik-buruk, besar-kecil, dan sebagainya.

  • PENGELOMPOKAN SKALAPengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Menurut Cooper&Emory (1996:153) dasar yang paling umum untuk membuat skala mempunyai tiga ciri:Bilangannya berurutan. Satu bilangan adalah lebih besar daripada, lebih kecil daripada, atau sama dengan bilangan yang lain.Selisih antara bilangan-bilangan adalah berurutan. Selisih antara sepasang bilangan adalah lebih besar daripada, lebih kecil daripada, atau sama dengan selisih antara pasangan bilangan yang lain.Deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan bilangan nol.

  • Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula menghasilkan pengelompokan skala ukuran berikut yang umum dipakai:Sumber: dikutip dari Cooper&Emory (1997:154)

    JENIS SKALACIRI-CIRI SKALANominalTidak ada urutan, jarak, atau asal mulaOrdinalBerurutan tetapi tidak ada jarak atau asal mula yang unikIntervalBerurutan dan berjarak tetapi tidak mempunyai asal mula yang unikRasioBerurutan, berjarak, dan asal mula yang unik

  • INSTRUMEN PENELITIANPengertian dasar dari instrumen penelitian adalah 1) Instrumen penelitian menempati posisi teramat penting, dalam hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data di lapangan; 2) Instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian, oleh karena itu kerumitan dan kerusakan instrumen penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari peranan desain penelitian yang telah dibuat itu; 3) bahwa pada dasarnya penelitian kuantitatif memiliki dua fungsi yaitu sebagai subtitusi dan sebagai suplemen (Bungin, 2005).

  • KAITAN ANTARA METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMENSUMBER: DIKUTIP DARI RIDUWAN (2002:25)

    NO.JENIS METODEINSTRUMEN1.Angket (questionnaire)Angket (questionnaire)Daftar cocok (checklist)Skala (scale)Inventori (inventory)2.Wawancara (interview)Pedoman wawancara (interview)Daftar cocok (checklist)3.Pengamatan/Observasi (observation)Lembar pengamatanPanduan pengamatanPanduan observasi (observation sheet atau observation schedule)Daftar cocok (checklist)4.Ujian atau tes (test)Soal ujian (soal tes)Inventori (inventory)5.DokumentasiDaftar cocok (checklist)Tabel

  • VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMENValiditasSuatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Meter itu valid karena memang mengukur jarak. Demikian pula timbangan valid karena mengukur berat. Bila timbangan tidak mengukur berat tetapi hal yang lain, maka timbangan tidak valid untuk hal yang diukur itu (Nasution, 2007 dalam Taniredja&Mustafidah, 2011)(Taniredja&Mustafidah, 2011:42) Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

  • LANGKAH- LANGKAH PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN:1. Hitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut dengan menggunakan rumus Korelasi Produk Momen Pearson

    Keterangan:rxy = koefisien korelasi suatu butir/itemn = banyak datax = skor suatu butir/itemy = skor total

  • 2. Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-a dengan nilai koefisien korelasi Pearson/tabel Pearson (r tabel) pada taraf signifikansi (biasanya dipilih 0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai.Kriteria : Instrumen valid, jika r hitung r tabel Instrumen tidak valid, jika r hitung < r tabel

    3. Tentukan kategori dari validitas instrumen yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956:145) adalah sebagai berikut: 0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik) 0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup) 0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang) 0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek) rxy 0,00 tidak valid

  • 4. Ulangi langkah (1) sampai dengan (2) untuk menguji validitas butir soal yang lainnya.5. Jika ada butir soal yang tidak valid, dilakukan uji validitas instrumen tahap 2 yaitu dengan cara sebagai berikut:1) Buang setiap soal yang tidak valid.2) Hitung nilai total yang baru, yaitu hasil penjumlahan skor butir soal yang valid, selanjutnya disebut skor total baru untuk uji validitas tahap kedua.

  • ReliabilitasInstrumen dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2007 dalam Taniredja&Mustafidah, 2011).Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data yang diambil memang sesuai dengan fakta di lapangan, maka berapa kalipun data diambil, hasil yang diperoleh akan tetap relatif sama (Sudjana, 2001 dalam Taniredja&Mustafidah, 2011).

  • CARA MENGUJI RELIABILITAS Teknik Ganjil-genap Atau Genap-gasal.Nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok genap dan kelompok gasal.kelompok genap dikorelasikan dengan kelompok gasal dengan menggunakan korelasi Pearson.r yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus korelasi genap gasal (r gg).r gg = 2(r) / (1+r)r gg = korelasi genap gasalr = korelasi Pearson

  • Bandingkan koefisien reliabilitasnya (r gg) dengan r tabel (Produk Momen Pearson). Jika nilai koefisien reliabilitas genap-gasal lebih besar dari r tabel, maka dikatakan reliabel, dan sebaliknya.Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut: 0,80 < r gg 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r gg 0,80 reliabilitas tinggi 0,40 < r gg 0,60 reliabilitas sedang 0,20 < r gg 0,40 reliabilitas rendah -1,00 < r gg 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)

  • TERIMAKASIH

    **