Upload
others
View
25
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dimas Budi --- Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol.2, No. 2 Oktober 2018 – ISSN 2598 – 0912
41
INTRODUKSI TEKNOLOGI PENGGUNAAN MESIN BOR DAN MESIN
GERGAJI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
SANGKAR BURUNG
Dionysius Andang Arif Wibawa1), Dewi Astuti Herawati2), Gregorius Prima Indra Budianto3)
1)Prodi D IV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta 2, 3)Prodi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi Surakarta
e-mail : [email protected]
INTISARI
Tujuan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bekerja dengan mitra Kelompok Perajin “Santosa”
Debegan, Mojosongo, Kota Surakarta adalah meningkatkan pendapatan mitra dilakukan melalui introduksi teknologi
mesin bor dan mesin gergaji. Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah semua kegiatan dilakukan secara
manual sehingga produktivitas rendah. Mitra tidak memiliki modal untuk membeli mesin bor dan mesin gergaji
triplek atau bambo. Berangkat dari permasalahan tersebut mitra sepakat untuk bekerja sama dengan Tim
Pengabdian Universitas Setia Budi Surakarta untuk meningkatkan pendapatan melalui
peningkatan kapasitas produksinya. Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah (1) memberikan
atau menambah peralatan berupa mesin bor dan mesin gergaji, (2) introduksi teknologi penggunaan mesin bor dan
mesin gergaji, (3) pelatihan dan pendampingan penggunaan sistem keuangan sederhana. Hasil dari kegiatan adalah
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mitra, meningkatnya pendapatan melalui peningkatan produktivitas
sangkar burung publikasi pada media massa.
Kata kunci : pengabdian, sangkar burung, produktivitas, sistem keuangan, Mojosongo
PENDAHULUAN
Industri kerajinan skala usaha keluarga
(home industry) merupakan sektor yang menarik dan
unik, karena Industri kerajinan mampu menciptakan
barang-barang bersejarah, unik dan memiliki inovasi
dan kreatifitas tinggi. Usaha kerajinan tangan dapat
bernilai ekonomis tinggi dengan bahan baku
sederhana seperti bambu, kayu, marmer, kain dan
sebagainya yang dapat dijadikan sebagai sovenir,
hiasan rumah atau barang-barang yang dapat
digunakana sehari hari.(Ilmi dkk., 2015).
Bisnis yang berbasis hobi/kegemaran kadang
tidak menjadikan perhatian khalayak. Seseorang atau
kelompok ang memiliki hobby tertentu akan menuruti
hobbynya walaupun harus mengeluarkan biaya yang
tinggi dan memerlukan waktu tunggu yang lama. Para
penggemar burung harus dan mau bersabar untuk
mendapatkan bibit jalak suren walau dengan harga
sekitar 1,5 juta rupiah dan harus menunggu selama 3
bulan. Masyarakat penggemar burung semakin
meningkat, dengan sulitnya mendapatkan suasana
alami di tengah kota. Meningkatnya penggemar
burung, juga meningkatkan kebutuhan sangkar burung
mulai dari yang paling sederhana dengan harga 10 ribu
rupiah sampai dengan jutaan rupiah. Meningkatnya
permintaan sangkar burung semestinya diikuti dengan
peningkatan produksi sangkar burung. Namun
kenyataannya banyak perajin sangkar burung belum
dapat memenuhi jumlah permintaan sangkar burung di
pasaran baik kualitas maupun kuantitasnya, karena
keterbatasan modal untuk menyediakan peralatan
yang memadai untuk meningkatkan kualitas dan
kapasitas produksi. (Pelestari Burung Indonesia,
2011).
Kelurahan Mojosongo terkenal dengan
penghasil kerajinan sangkar burung. Pada tahun
1990an industri kerajinan rumah tangga sangkar
burung mulai berkembang pesat di Mojosongo,
khusunya di Debegan. Tahun 2000-2002 sempat
terjadi persaingan yang tidak sehat. Para perajin saling
membanting harga untuk mendapatkan konsumen
yang lebih banyak. Munculnya industri sangkar
burung di daerah Sragen yang dijual dengan harga
lebih murah, juga membawa dampak banyaknya
pengrajin yang berhenti usahanya sebagai perajin
sangkar burung dan sebagian beralih menjadi
Dimas Budi --- Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol.2, No. 2 Oktober 2018 – ISSN 2598 – 0912
42
karyawan pabrik. Sejak tahun 2002 dengan program
pendampingan yang bekerja sama dengan pihak
Pemerintah dan Universitas Sebelas Maret (UNS)
Sentra Industri Sangkar Burung Mojosongo
menerapkan sistem cluster. Terdapat
empat cluster untuk Daerah Utara, Timur, Selatan,
dan Barat. Dengan sistem ini para pengrajin saling
terintegrasi, dalam satu cluster terdapat 20 orang
pengrajin dengan spesifikasi kerja sendiri-sendiri, jadi
tidak saling menjatuhkan,” jelas Bambang yang juga
ketua Kelompok Usaha Bersama. produk dari sentra
industri sangkar burung Mojosongo. Setelah menjadi
Sentra Industri Sangkar Burung Mojosongo pada
tahun 2006, pembuatan sangkar burung di daerah ini
terkoordinasi dengan baik. Hingga kini telah
pemasaran telah merambah ke seluruh wilayah
Indonesia. Pulau Sumatera menjadi pasar terbesar.
Banyak penggemar burung di Sumatera karena burung
di sana bagus-bagus sehingga sangkar burung banyak
dibutuhkan disana. https://kesolo.com/industri-
sangkar-burung-mojosongo-solo/. Pada tahun tahun
berikutnya menurut Mitra permintaan sangkar burung
yang berasal dari Mojosongo semakin meningkat
karena kualitas lebih halus dan baik dari tempat lain
serta lebih awet karena bahan bambu yang digunakan
berkualitas baik. Sangkar burung yang berasal dari
RRC mulai tidak begitu digemari.
Mitra yang berkerja sama dengan Tim
Pengabdian Universitas Setia Budi Surakarta ini
adalah salah satu paguyuban perajin sangkar Santoso
yang ada di Debegan, Mojosongo, Kota Surakarta.
Mitra merupakan kelompok perajin sangkar burung
yang sebagian besar memiliki pendidikan rendah,
sehingga kesadaran dan pengetahuan tentang usaha
yang baik, menggunakan sistem keuangan yang baik
belum mereka mengerti. Laporan keuangan sesuai
standar minimal seperti aliran kas harian, jurnal
pembelian, jurnal penjualan serta laporan untung rugi
belum dilakukan.
Permasalahan utama Mitra adalah
keterbatasan kemampuan pengelolaan keuangan.
Kegiatan produksi masih secara manual baik
menggergaji bambo dan tripleks maupun melobangi
bambo perangkai jeruji bambu. Hal tersebut memiliki
implikasi produktivitas rendah dan pendapatan
rendah. Berdasarkan hal terebut maka program ini
bekerjasama untuk menambah mesin bor dan mesin
gergaji serta pelatihan sistem keuangan bagi Mitra.
Tujuan utama program ini adalah peningkatan
produkstivitas dan pendapatan perajin sangkar burung
para anggota paguyuban perajin sangkar burung
Santoso.
METODE/APLIKASI
1) Penambahan Alat Produksi
Berdasarkan bermasalahan di atas maka
Tim Pengabdian kepada Masyarakat melakukan
program penambahan peralatan untuk Mitra.
Peralatan tersebut antara lain : mesin gergaji
tripleks/bambu untuk pembentuk asesoris
sangkar burung dan mesin bor duduk untuk
melubangi bambu perangkai jeruji sangkar
burung.
2) Pelatihan dan pendampingan sistem keuangan
Permasalahan keterbatasan kemampuan
pengelolaan keuangan diatasi dengan melakukan
pelatihan sistem keuangan secara langsung
dengan menggunakan pembukuan cashflow
(aliran jumlah uang masuk dan uang yang keluar).
disampaikan untuk memotivasi dan memberikan
kesadaran arti pentingnya suatu usaha yang
direncanakan, dilakukan, dan dievaluasi serta
dikembangkan dengan menggunakan atau
menerapkan manejemen yang baik. Perencaaan
meliputi estimasi waktu yang dibutuhkan untuk
produksi, desain, dan sistem pemasaran. Pelatihan
ini diberikan oleh Tim Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Setia Budi dengan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan
praktek langsung. Pengantar dijelaskan juga
sistem pembukuan cashflow agar jumlah uang
yang masuk dan keluar dapat diketahui dengan
pasti, dipisahkan antara penggunaan uang untuk
keluarga dan usaha. Pernjelasan tersebut juga
menyangkut pencatatan uang untuk membayar
tenaga kerja yang selama ini tidak pernah
dihitung.
HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK
1) Penambahan Alat Produksi
Kegiatan pengabdian ini dilakukan
dengan Mitra Paguyuban Perajin Sangkar
Burung diketuai oleh Bapak Agus Santoso,
berpendidikan sekolah dasar, berjarak 1 (satu)
kilometer dari Universitas Setia Budi, beralamat
di Debegan RT.04/RW.05 Kelurahan
Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Paguyuban ini memiliki 5 (lima) orang anggota,
memproduksi sangkar burung mentah (belum
dilakukan finishing). Tujuan penambahan
peralatan mesin bor dan mesin gergaji pada
Mitra bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
produksi sangkar burung. Proses produksi
sangkar burung oleh Mitra pada awalnya semua
Dimas Budi --- Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol.2, No. 2 Oktober 2018 – ISSN 2598 – 0912
43
secara manual,sehingga proses produksi
memerlukan waktu yang lama, tenaga yang
banyak, produktivitas rendah. Penambahan
mesin produksi berupa mesin bor dan mesin
gergaji. Introduksi mesin bor dan mesin gergaji
menunujukkan peningkatan produksi sangkar
burung.
Gambar 1. Serah terima peralatan gergaji triples/bambu dan bor duduk dari Ketua Tim Pengabdian Masyarakat
USB kepada Mitra perajin sangkar burung Mojosongo.
2) Pelatihan dan pendampingan sistem
keuangan
Pelatihan sistemkeuangan menjelaskan
jelaskan sistem pembukuan cashflow agar jumlah
uang yang masuk dan keluar dapat diketahui
dengan pasti, dipisahkan antara penggunaan uang
untuk keluarga dan usaha. Pernjelasan tersebut
juga menyangkut pencatatan uang untuk
membayar tenaga.
Dimas Budi --- Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol.2, No. 2 Oktober 2018 – ISSN 2598 – 0912
44
Gamba 2. Pelatihan pembukuan cashflow usaha sangkar burung
3) Dampak
Program kegiatan pengmbdian ini
membawa dampak yang sangat baik.
Perhitungan ekonomi sebelum program
pengabdian ini dilakukan masing-masing
anggota menggunakan modal Rp 30.000,00 – Rp
90.000,00 per sangkar burung, dengan nilai jual
Rp 80.000,00 – Rp 150.000,00 per sangkar
burung. Kapasitas produksi sangkar burung
ukuran besar adalah 16 buah per bulan dengan
harga berkisar Rp 150.000,00 per buah. Jika
memproduksi sangkar burung ukuran kesil atau
sedang kapasitas produksi berkisar 48 buah per
bulan dengan harga jual berkisar Rp 80.000,00 –
Rp 100.000,00. Berdasar perhitungan tersebut
perkiraan keuntungan perajin berkisar 16 x Rp
100.000,00 = Rp 1.600.000,00 ( belum terhitung
biaya tenaga), untuk produksi sangkar burung
ukuran besar, dan 48 x Rp 60.000 = Rp
2.880.000,00 untuk sangkar burung ukuran
kecil.
Program pengabdian inimemberi
dampak pada peningkatan kapasitas produksi.
Produksi sangkar burung ukuran besar menjadi
30 buah per bulan, jika sangkar burung ukuran
kecil kapasitas produksi menjadi 75 buah per
bulan. Berdasar perhitungan tersebut maka ada
peningkatan keuntungan berkisar Rp 3.000.000-
Rp 4.500.000,00 per bulan.
Jum
lah
pro
du
ksi s
angk
ar
bu
run
g p
er
bu
lan
Gambar 3. Peningkatan produksi dengan adanya introduksi teknologi pada …
Sangkar burungkecil
Sangkar burungbesar
Dimas Budi --- Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol.2, No. 2 Oktober 2018 – ISSN 2598 – 0912
45
Berdasarkan perkiraan keuntungan di atas
pendapatan para perajin meningkat berkisar
57%. Menurut Mitra program pengabdian ini
sangat bermanfaat bagi peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan mereka.
Mitra berharap ada program
pengabdian berikutnya yang memberikan
kesempatan untuk memfasilitasi peralatan untuk
finishing sangkar burung. Sangkar burung yang
sudah di-finishing akan memiliki harga 300-
500% lebih tinggi dengan ongkos produksi
rendah. Mitra belum mampu membeli peralatan
tersebut, karena cukup mahal.
Dampak lain dari program pengabdian
ini adalah Mitra bertambah pengetahuan dan
kemampuan dalam pengelolaan usahanya.
Penggunaan sistem keuangan sederhana sudah
dilakukan walau awalnya mengalami kesulitan.
KESIMPULAN
Berdasar program pengabdian Universitas
Setia Budi Surakarta di bawah payung LPPM dapat
diambil kesimpulan :
1. Program pengabdian ini sangat bermanfaat bagi
Mitra masyarakat perajin sangkar burung
Debegan, karena dapat meningkatkan produksi
sangkar burung dan pendapatan Mitra.
2. Mitra memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam pengelolaan usaha sangkar
burung khususnya dalam pengelolaan sistem
keuangan.
SARAN
Saran yang dapat diberikan berdasarkan program
pengabdian ini adalah :
1. Pemberian bantuan peralatan untuk finishing
sangkar burung, agar dapat meningkatkan
penghasilannya 300-500%.
2. Pelatihan dan pendampingan pemasaran secara
online melalui media internet.
3. Pemberian bantuan adanya ruang pamer produk
sangkar burung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Program kegiatan pengabdian untuk Mitra
perajin sangkar burung desa Debegan, Mojosongo
telah berlangsung, maka Tim Pelaksana Pengabdian
kepada Masyarakat mengucapkan terimakasih
kepada : Universitas Setia Budi Surakarta dan LPPM
Universitas Setia Budi Surakarta yang telah
memberikan dana Pengabdian Kepada Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pbi.or.id. Pelestari Burung Indonesia
(PBI). Perajin Sangkar Burung Solo Mulai
Cemaskan Produk China.
Ilmi, M., Widodo, J., Djaja, S. 2015. Profil Home
Industri Kerajinan Sangkar Burung di
Desa Dawuhan Mangli Kecamatan
Sukowono Kabupaten Jember. UNEJ
JURNAL. I (1): 1-7.
Savitri, D. A., Sumarwan, U., dan Kurniawan, B. P.
Y, 2014. Daya Saing dan Model Pemasaran
Sentra Industri Usaha Kerajinan Sangkar
Burung Perkutut. Jurnal Manajemen &
Agribisnis (11) :1. 2.
Re
rata
ke
un
tun
gan
yan
g d
ipe
role
h p
er
bu
lan
Gambar 4. Total Keuntungan yang diperoleh dari penjualan sangkar burung per bulan