68
Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT i Visi Bank Indonesia “ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ” Misi Bank Indonesia “ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ” Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan ”

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

  • Upload
    vodien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT i

Visi Bank Indonesia

“ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki

serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ”

Misi Bank Indonesia

“ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk

pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ”

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk

bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

akuntabilitas dan kebersamaan ”

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT ii

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkatNya,

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Papua Barat triwulan III tahun 2013 ini dapat terbit

tepat waktu. Ditengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, kajian yang meliputi analisa

makro ekonomi daerah, perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan keuangan daerah

menjadi sangat penting terutama bagi pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi

bagi masyarakat luas.

Pada triwulan III-2013, perekonomian Provinsi Papua menunjukkan pertumbuhan yang

cukup menggembirakan sebesar 17,58% (yoy), angka tersebut lebih besar dari pertumbuhan

ekonomi nasional sebesar 5,62% (yoy). Sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh positif

sebesar 5,12% (yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,62% (yoy).

Sampai dengan periode triwulan III-2013, inflasi tahunan kota Jayapura1 tercatat sebesar

8,58% (yoy) atau sedikit lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 8,40% (yoy).

Sementara, inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat2 pada triwulan III-2013 tercatat sebesar

7,89% (yoy) atau lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 8,40% (yoy).

Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada

triwulan III-2013 cukup tinggi. Hal itu tercermin dari pertumbuhan beberapa indikator perbankan

yang cukup signifikan. Fungsi intermediasi perbankan terlihat cukup meningkat seperti

tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga di sisi pasiva perbankan yang tumbuh sebesar

12,45% (yoy) sementara disisi aktiva, kredit perbankan tumbuh sangat signifikan sebesar

28,54% (yoy) dan mendorong meningkatnya loan to deposit rate (LDR) perbankan menjadi

sebesar 58,75% (yoy) pada triwulan III-2013 dari triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 51,40%.

Pada triwulan III-2013, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari Wilayah Papua

mencapai Rp 9,93 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 11.764 lembar. Disisi lain, dana yang

masuk ke wilayah Papua mencapai Rp 14,72 triliun. Perkembangan transaksi kliring selama

periode triwulan III-2013 di wilayah kerja KPwBI Papua & Papua Barat secara nominal mencapai

Rp 1,62 triliun dengan jumlah warkat sebesar 44.343 warkat. Jika dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya, terdapat peningkatan nilai nominal kliring sebesar 20,94% (yoy).

Pada triwulan III-2013, jumlah uang kartal yang masuk (inflow) ke kas KPwBI Papua & Papua

1 Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota Jayapura.

2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan Kota Sorong.

Kata Pengantar

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT iii

Barat mencapai Rp 3,89 triliun atau meningkat 133,95% dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya. Di sisi lain, total uang keluar (outflow) mencapai sebesar Rp 2,27 Triliun atau

meningkat sebesar 24,86% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Secara

keseluruhan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua & Papua Barat mengalami posisi

net outflow sebesar Rp 230,04 miliar.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari koordinasi berbagai pihak, untuk itu pada

kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga

hubungan kerjasama yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan

datang. Akhirnya besar harapan kami kiranya laporan triwulan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak dalam memahami perekonomian Provinsi Papua dan Papua Barat.

Jayapura, November 2013

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT

Kepala Perwakilan

Ttd.

Hasiholan Siahaan

Deputi Direktur

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... vi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................. viii

TABEL INDIKATOR MONETER........................................................................................................ x

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................ xiii

BAB I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL .............................................................. 1

I. Provinsi Papua ............................................................................................................... 3

1.1. Sisi Permintaan ....................................................................................................... 3

1.1.1. Konsumsi Rumah Tangga .......................................................................... 3

1.1.2. Investasi ...................................................................................................... 4

1.1.3. Ekspor dan Impor ...................................................................................... 5

1.2. Sisi Penawaran ....................................................................................................... 6

1.2.1. Sektor Pertanian ......................................................................................... 7

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ...................................................... 8

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................................................. 9

1.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ..................................................... 10

1.2.5. Sektor Keuangan Perusahaan dan Persewaan ....................................... 11

II. Provinsi Papua Barat..................................................................................................... 11

2.1. Sisi Permintaan ...................................................................................................... 11

2.1.1. Konsumsi ..................................................................................................... 12

2.1.2. Ekspor Impor................................................................................................ 13

2.2. Sisi Penawaran ....................................................................................................... 13

2.2.1. Sektor Pertanian ......................................................................................... 14

2.2.2. Sektor Pengolahan. ..................................................................................... 14

2.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................................................. 15

2.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ..................................................... 15

2.2.5. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan ................................ 16

2.2.6. Sektor Jasa-jasa .......................................................................................... 16

2.2.7. Sektor Bangunan ........................................................................................ 16

2.2.7. Sektor Lainnya ............................................................................................. 16

BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA .............................................................................................. 17

I. Provinsi Papua .............................................................................................................. 17

1.1. Kondisi Umum ....................................................................................................... 17

1.2. Disagregasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi ................................ 18

1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ................................................................ 19

1.3.1. Kelompok Bahan Makanan ........................................................................ 19

1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................... 20

1.3.3. Kelompok Perumahan, Air dan Listrik ....................................................... 20

1.3.4. Kelompok Sandang .................................................................................... 20

1.3.5. Kelompok Kesehatan ................................................................................. 20

1.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ........................................ 21

1.3.7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan ............................... 21

II. Provinsi Papua Barat .................................................................................................. 22

2.1. Kondisi Umum ..................................................................................................... 22

Daftar Isi

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT v

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Selama Periode Berjalan ................. 22

2.2.1. Kelompok Bahan Makanan ........................................................................ 23

2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................... 23

2.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ....................... 23

2.2.4. Kelompok Sandang ..................................................................................... 24

2.2.5. Kelompok Kesehatan ................................................................................. 24

2.2.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ........................................ 24

2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan. .............................. 24

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ..................................................................................... 25

I. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua .................................................... 25

II. Perbankan Provinsi Papua ......................................................................................... 26

2.1. Perkembangan Umum ........................................................................................... 26

2.2. Perkembangan Aset ............................................................................................... 27

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan .................................................................... 28

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan................................................................................ 29

2.5. LDR dan NPL ........................................................................................................... 30

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ........................................................................ 31

III. Perbankan Provinsi Papua Barat ............................................................................... 32

3.1. Perkembangan Umum ........................................................................................... 32

3.2. Aset Perbankan ...................................................................................................... 33

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan .................................................................... 33

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan................................................................................ 34

3.5. LDR dan NPL .......................................................................................................... 35

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ........................................................................ 36

BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ....................................................................... 37

I. Keuangan Daerah Provinsi Papua ............................................................................. 37

1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua .................................................. 38

1.2 Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Papua ................................................. 39

1.3 Surplus, Defisit dan Pembiayaan ........................................................................... 40

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ................................................................... 41

I. Bank IndonesiaReal Time GrossSettlement (BI-RTGS) ............................................. 41

II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) ..................................................... 42

III. Perkembangan Uang Kartal ........................................................................................ 43

BAB 6. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ........................................................................ 45

I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ............................................................................... 45

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua ..................................................... 45

1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama........................................... 46

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat ..................................................................... 46

2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat ............................ 46

2.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ............................................ 47

III. Kemiskinan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat......................................... 48

3.1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Papua ..................................................... 48

3.2. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Papua Barat ........................................... 49

BAB 7. PRAKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ............................................................... 51

I. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Provinsi Papua .................................... 51

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua ................................................................. 51

1.2. Prospek Inflasi Provinsi Papua ............................................................................... 52

1.3. Prospek Perbankan Provinsi Papua ....................................................................... 52

II. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Provinsi Papua Barat .......................... 52

2.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat ....................................................... 53

2.2. Prospek Inflasi Provinsi Papua Barat ..................................................................... 53

2.3. Prospek Perbankan Provinsi Papua Barat............................................................. 53

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT vi

Tabel 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat Dari Sisi Sektoral ....................................................................... 1

Tabel 2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua & Paua Barat

Harga Konstan Sisi Sisi Permintaan (%) ....................................................................... 2

Tabel 3 Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%) .............................................................. 2

Tabel 4 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%) ............................................................. 2

Tabel 5 Perkembangan Penjualan Perusahaan Tambang Terbesar di Provinsi Papua ......... 6

Tabel 6 Perkembangan Produktivitas Komoditas Pangan Papua ........................................... 7

Tabel 7 Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua ................................................... 8

Tabel 8 Perkembangan Produksi Tembaga & Emas Pada Perusahaan Tambang Terbesar 9

Tabel 9 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Papua .............................. 9

Tabel 10 Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua ................................... 10

Tabel 11 Perkembangan Nilai Tambah Bank Provinsi Papua .................................................... 11

Tabel 12 Pertumbuhan Sisi Permintaan Provinsi Papua Barat.................................................. 11

Tabel 13 Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat ................................................... 14

Tabel 14 Perkembangan Nilai Tambah Bank Provinsi Papua Barat .......................................... 16

Tabel 15 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura .......................................................................... 17

Tabel 16 Disagregasi Inflasi Kota Jayapura ................................................................................ 19

Tabel 17 Perkembangan Inflasi Provinsi Papua Barat ............................................................... 22

Tabel 18 Perkembangan Perbankan Wilayah Papua ................................................................. 25

Tabel 19 Perkembangan NPL Persektor ...................................................................................... 26

Tabel 20 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua ................................................................. 27

Tabel 21 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua ......................................................... 28

Tabel 22. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua ..................................... 29

Tabel 23 Perkembangan Indikator Perbankan Papua ................................................................ 31

Tabel 24 Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua .......................................... 31

Tabel 25 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat ....................................................... 32

Tabel 26 Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat....................................................................... 34

Tabel 27 Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor Ekonomi ........................................................ 35

Tabel 28 Perkembangan Indikator Perbankan Papua Barat ..................................................... 36

Tabel 29 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat ................................................... 36

Tabel 30 Perbandingan Target Pendapatan Daerah Provinsi Papua ........................................ 37

Daftar Tabel

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT vii

Tabel 31 Perbandingan Anggaran Belanja Daerah Provinsi Papua ........................................... 37

Tabel 32 Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua .................................... 38

Tabel 33 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan III-2013 ............................... 39

Tabel 34 Perbandingan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Papua ........................................... 39

Tabel 35 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Papua Triwulan III-2013 ...................................... 40

Tabel 36 Perbandingan APBD Provinsi Papua ................................................................................ 40

Tabel 37 Realisasi APBD Provinsi Papua Triwulan III-2013 ....................................................... 40

Tabel 38 Transaksi RTGS Wilayah Papua .................................................................................... 42

Tabel 39 Transaksi Kliring Wilayah Papua .................................................................................. 43

Tabel 40 Perkembangan Perkasan Kpw Bank Indonesia Papua & Papua Barat ..................... 44

Tabel 41 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan Utama .................................... 45

Tabel 42 Pendapatan Menurut Lapangan Kerja ......................................................................... 45

Tabel 43 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 – Agustus 2013 Provinsi Papua .......... 46

Tabel 44 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Februari 2010– Februari 2012 Provinsi Papua Barat ............................................... 47

Tabel 45 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama ......................................... 48

Tabel 46 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama ......................................... 49

Tabel 47 Jumlah Penduduk Penduduk Miskin Di Provinsi Papua Barat ................................... 50

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT viii

Grafik 1 Survei Konsumen ........................................................................................................ 3

Grafik 2 Konsumsi Listrik RT ..................................................................................................... 4

Grafik 3 Kredit Konsumsi ......................................................................................................... 4

Grafik 4 Jumlah kendaraan Baru .............................................................................................. 4

Grafik 5 Realisasi Belanja Pegawai Pemda ............................................................................. 4

Grafik 6 Kredit Investasi Bank Umum ...................................................................................... 5

Grafik 7 Realisasi Belanja Modal Pemrov. Papua ................................................................... 5

Grafik 8 Volume Ekspor Non Migas Papua .............................................................................. 5

Grafik 9 Nilai Ekspor Non Migas Papua ................................................................................... 5

Grafik 10 Volume Impor Non Migas Papua ................................................................................ 6

Grafik 11 Nilai Impor Non Migas Papua ..................................................................................... 6

Grafik 12 Nilai Tukar Petani ......................................................................................................... 8

Grafik 13 PDRB Sektor Pertanian Papua ................................................................................... 8

Grafik 14 Perkembangan Kredit Perdagangan ........................................................................... 10

Grafik 15 Tingkat Hunian Hotel Papua ........................................................................................ 10

Grafik 16 Grafik Survey Konsumen ............................................................................................ 12

Grafik 17 Kredit Konsumsi Papua Barat ..................................................................................... 12

Grafik 18 Konsumsi Listrik Papua Barat .................................................................................... 13

Grafik 19 Perkembangan Produksi PT. Tangguh ....................................................................... 13

Grafik 20 Perkembangan Nilai Ekspor Papua Barat.................................................................. 13

Grafik 21 Nilai Tukar Petani Papua Barat .................................................................................... 14

Grafik 22 PDRB Sektor Pertanian Papua Barat .......................................................................... 14

Grafik 23 Penggunaan Listrik ....................................................................................................... 15

Grafik 24 Perbandingan Inflasi Papua dengan Inflasi Nasional ................................................ 17

Grafik 25 Disagregasi Inflasi Kota Jayapura ............................................................................... 19

Grafik 26 Perkembangan Survei Konsumen ............................................................................... 19

Grafik 27 Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua ........................................................ 28

Grafik 28 Komposisi Aset Perbankan .......................................................................................... 28

Grafik 29 Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua .................................... 29

Grafik 30 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua .................................................... 30

Grafik 31 Komposisi Kredit Perbankan ....................................................................................... 30

Grafik 32 Perkembangan NPL & LDR ......................................................................................... 31

Grafik 33 Perkembangan Aset Perbankan Papua Barat ........................................................... 33

Daftar Grafik

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT ix

Grafik 34 Komposisi Aset Perbankan ......................................................................................... 33

Grafik 35 Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat ................................................................ 33

Grafik 36 Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat ............................................................. 34

Grafik 37 Komposisi Kredit Perbankan ...................................................................................... 34

Grafik 38 Perkembangan NPL & LDR ......................................................................................... 35

Grafik 39 Nilai Transaksi RTGS ................................................................................................... 42

Grafik 40 Perkembangan Kliring Wilayah Papua ....................................................................... 43

Grafik 41 Perkembangan Uang Kartal ........................................................................................ 44

Grafik 42 Perkembangan Penduduk Miskin Prov. Papua ......................................................... 49

Grafik 43 Perkembangan UMR Prov. Papua .............................................................................. 49

Grafik 44 Perkembangan Penduduk Miskin Papua Barat ......................................................... 50

Grafik 45 Perkembangan UMR Papua Barat .............................................................................. 50

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT x

TABEL INDIKATOR

PDRB DAN INFLASI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 6.85% 1.19% 2.33% 5.42% 0.28% 3.95% 6.24% 5.51% 4.17% 4.90% 3.73%

Pertambangan & Penggalian 2.28% -5.20% -30.98% -58.29% -39.74% -23.93% -13.52% 54.67% 31.82% -24.61% 43.04%

Industri Pengolahan 11.82% 5.82% 3.03% 1.36% -0.64% 6.29% 3.31% 0.48% -1.77% 0.95% 5.15%

Listrik,Gas & Air Bersih 5.27% 4.79% 3.86% 6.17% 6.05% 7.25% 7.49% 7.18% 7.28% 8.00% 9.26%

Bangunan 17.76% 16.76% 16.89% 15.12% 19.00% 19.86% 16.43% 16.04% 8.31% 8.87% 1.54%

Perdagangan, Hotel & Restoran 11.30% 10.81% 9.69% 7.46% 8.11% 8.44% 10.92% 13.58% 13.66% 13.54% 7.33%

Angkutan & Komunikasi 10.41% 9.44% 7.04% 10.41% 9.05% 9.63% 10.41% 9.10% 9.58% 9.07% 7.64%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 4.03% 48.44% 27.86% -21.24% 19.98% 1.76% 7.14% 1.61% 15.84% 11.87% 14.91%

Jasa - jasa 14.67% 9.88% 11.29% 12.34% 11.14% 8.80% 5.30% 8.09% 20.12% 20.26% 16.03%

TOTAL PDRB 7.27% 3.92% -8.67% -20.19% -11.19% -3.26% 1.34% 18.94% 16.18% 0.25% 17.58%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 4.66% 0.57% 0.56% 0.55% 0.55% 2.20% 0.06% 3.09% 2.41% 3.98% 6.18%

Pertambangan & Penggalian 2.95% 5.54% 7.95% 7.64% 14.96% 7.69% 1.10% -0.83% -3.88% -0.93% 3.03%

Industri Pengolahan 50.03% 66.20% 66.19% 71.45% 89.85% 52.04% 2.30% 1.46% 14.13% -0.79% 2.05%

Listrik,Gas & Air Bersih 8.97% 8.60% 9.83% 8.05% 10.08% 8.25% 7.63% 9.34% 9.42% 10.08% 9.48%

Bangunan 16.04% 13.08% 13.61% 7.00% 10.58% 10.39% 11.99% 15.99% 12.03% 11.51% 11.64%

Perdagangan, Hotel & Restoran 12.33% 14.29% 15.58% 6.76% 8.77% 8.02% 9.81% 12.96% 12.51% 12.87% 11.23%

Angkutan & Komunikasi 11.20% 11.64% 12.30% 10.29% 13.13% 11.08% 10.21% 11.93% 10.74% 11.13% 10.65%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 7.01% 11.27% 12.45% 13.74% 9.12% 11.05% 1.03% 3.46% 10.91% 13.20% 9.57%

Jasa - jasa 17.58% 26.46% 29.97% 16.86% 12.90% 10.11% 8.39% 16.19% 10.71% 11.70% 7.43%

TOTAL PDRB 20.10% 26.27% 31.57% 28.76% 35.83% 24.63% 3.87% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

Growth PDRB Papua Barat2011 2012

Growth PDRB Papua 2011 2012

2013

2013

IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY

Bahan Makanan 151.85 6.70 8.26 7.36 8.26 152.03 -8.14 0.12 0.12 10.66 147.90 -1.14 -2.60 -2.72 5.49 153.05 -4.84 0.79 3.48 8.21

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 151.52 0.44 4.02 0.60 4.02 152.88 0.22 0.90 0.90 4.14 155.80 0.63 2.82 1.91 6.90 158.70 1.54 4.74 1.86 5.37

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 120.50 0.21 3.28 0.18 3.28 125.93 0.14 4.51 4.51 7.17 127.39 0.20 5.72 1.16 7.92 130.17 0.02 8.02 2.18 8.22

Sandang 132.23 0.11 2.48 0.28 2.48 130.71 -0.64 -1.15 -1.15 0.93 130.01 0.36 -1.68 -0.54 1.46 136.74 2.79 3.41 5.18 3.70

Kesehatan 115.53 0.00 0.57 0.01 0.57 115.77 0.00 0.21 0.21 0.30 117.24 0.16 1.48 1.27 1.40 118.86 0.06 2.88 1.38 2.89

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 114.13 0.00 4.96 0.03 4.96 114.18 0.02 0.04 0.04 4.99 114.26 0.05 0.11 0.07 4.90 118.37 0.00 3.72 3.60 3.75

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 121.44 2.82 2.29 3.07 2.29 119.93 -0.89 -1.24 -1.24 1.99 126.53 3.30 4.19 5.50 6.61 135.97 -0.55 11.96 7.46 15.40

Inflasi Jayapura (Inflasi MTM,YOY,QTQ= %) 132.71 2.57 4.52 2.82 4.52 133.82 -2.63 0.84 0.84 5.89 135.01 0.52 1.73 0.89 6.07 140.15 -1.14 5.61 3.81 8.58

IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY

Bahan Makanan 167.38 3.38 6.99 0.49 6.99 174.36 2.81 4.17 4.17 13.74 179.60 1.31 7.30 4.17 9.30 189.57 -7.68 13.26 5.55 13.81

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 167.72 0.06 3.44 0.29 3.44 170.41 0.57 1.60 1.60 4.40 171.30 -0.05 2.03 1.60 3.02 174.49 0.41 4.04 1.86 4.34

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 145.75 0.01 2.09 0.68 2.09 147.64 0.07 1.30 1.30 2.75 149.43 0.02 2.52 1.30 3.72 151.49 0.15 3.94 1.38 4.65

Sandang 128.59 0.41 4.21 1.52 4.21 129.10 0.11 0.40 0.40 4.24 128.90 0.18 0.24 0.40 2.33 127.25 0.64 -1.04 -1.28 0.46

Kesehatan 138.42 0.35 2.55 0.39 2.55 138.91 0.30 0.35 0.35 1.56 139.33 0.14 0.66 0.35 1.53 140.69 0.27 1.64 0.98 2.04

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 128.21 -0.04 3.49 -0.02 3.49 128.66 -0.08 0.35 0.35 3.21 128.64 0.00 0.34 0.35 1.83 129.51 0.48 1.01 0.68 0.99

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 131.94 0.99 13.14 2.26 13.14 126.24 1.50 -4.32 -4.32 5.90 131.23 4.26 -0.53 -4.32 5.05 138.33 -4.59 4.84 5.41 7.22

Inflasi Papua Barat (Inflasi MTM,YOY, QTQ = %) 151.64 1.30 4.98 0.85 4.98 153.62 1.37 1.31 1.31 7.41 156.58 1.08 3.26 1.31 5.58 162.22 -3.60 6.98 3.60 7.89

TW IV

2012

Kelompok Komoditi

Kelompok Komoditi

2012

TW IV TW III

2013

TW III

2013

TW I

TW II

TW II

TW I

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT xi

TABEL PERBANKAN

IV I II III IV I II III

Total Asset (Rp m iliar) 40.268 40.915 44.398 47.808 43.380 43.376 48.484 52.316 9,43%

DPK (Rp m iliar) 31.198 31.557 34.254 36.358 35.432 35.432 38.589 40.884 12,45%

Giro (Rp m iliar) 10.505 12.375 14.577 16.166 10.390 12.687 15.260 17.697 9,47%

Deposito (Rp m iliar) 5.493 5.930 5.968 6.179 6.519 6.996 7.956 7.405 19,85%

Tabungan (Rp m iliar) 15.200 13.252 13.709 14.013 18.523 15.350 15.373 15.782 12,62%

Kredit Penggunaan (Rp m iliar) 15.003 15.598 17.429 18.687 19.940 20.555 22.851 24.020 28,54%

M odal Kerja 6.736 6.802 7.471 7.932 8.345 8.287 8.884 9.170 15,60%

Investasi 1.771 1.905 2.548 2.719 2.905 2.901 3.517 3.575 31,48%

Konsum si 6.496 6.891 7.410 8.036 8.690 9.367 10.449 11.275 40,30%

Kredit M KM (Rp m iliar) 6.588 6.602 7.342 7.522 7.793 7.314 8.346 8.669 15,25%

M odal Kerja 5.499 5.496 5.707 5.857 6.072 5.930 6.285 6.534 11,56%

Investasi 1.090 1.106 1.635 1.665 1.721 1.384 2.061 2.130 27,93%

Kredit M ikro (Rp m iliar) 1.004 1.042 1.199 1.097 1.185 1.149 1.299 1.382 26,01%

M odal Kerja 878 891 1.026 933 1.009 971 952 1.022 9,57%

Investasi 126 151 173 164 176 178 343 360 119,51%

Kredit Kecil (Rp M iliar) 3.527 3.470 3.830 3.934 4.041 3.275 3.658 3.766 -4,26%

M odal Kerja 2.990 2.937 2.840 2.942 3.041 2.696 2.691 2.777 -5,59%

Investasi 537 533 990 992 1.000 579 967 989 -0,30%

Kredit M enengah (Rp M iliar) 2.057 2.090 2.313 2.491 2.567 2.890 3.389 3.520 41,31%

M odal Kerja 1.630 1.668 1.841 1.982 2.022 2.263 2.643 2.739 38,19%

Investasi 427 422 472 509 545 627 758 782 53,63%

NPL 171 204 242 278 255 325 405 481 72,86%

NPL Ratio 1,14% 1,31% 1,39% 1,49% 1,28% 1,58% 1,77% 2,00% 0,51%

LDR 48,09% 49,43% 50,88% 51,40% 56,28% 58,01% 59,22% 58,75% 7,35%

W ilayah Papua2011 2012 Grow th

YOY

2013

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT xii

TABEL SISTEM PEMBAYARAN

Tabel Transaksi Kliring

Tabel Transaksi RTGS

Tabel Perkasan KPwBI Papua & Papua Barat

I II III IV I II III IV I II III

Total Volume (lembar) 46,222.00 41,168.27 47,628.49 48,729.66 46,393.00 47,304.62 39,426.52 45,039.00 49,407.00 48,418.86 44,343.00

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1,179.33 1,175.28 1,328.43 1,394.20 1,205.76 1,203.12 1,337.15 1,654,775.46 1,214.44 1,311.60 1,617.17

Rata-Rata Perputaran Kliring(per hari)

Rata-Rata Volume (lembar) 753.10 686.14 710.49 807.17 800.86 813.06 691.69 805.88 849.00 832.02 703.07

Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari

(Rp Milliar) 25.740 19.580 21.620 22.703 26.62 20.71 23.46 29.55 23.59 21.70 25.67

Nisbah Rata-Rata Penolakan

Volume (lembar) 1.32 0.82 1.66 1.34 1.49 1.12 1.45 1.95 2.19 1.18 1.92

Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp

Milliar) 1.62 0.90 1.78 1.40 1.25 1.40 1.86 1.07 2.50 1.45 2.12

Kliring2011 2012 2013

I II III IV I II III IV I II III

Outflow (from) Nominal (Rp.milliar) 17,079.60 16,545.45 21,894.22 25,028.98 12,830.78 7,193.81 9,006.45 26,128.73 13,877.11 8,187.49 9,929.65 10.25% 21.28%

Lembar Warkat 9,497.00 10,521.00 10,337.00 11,701.00 10,341.50 7,366.00 12,730.00 11,957.40 12,489.00 7,743.18 11,764.00 -7.59% 51.93%

Inflow (to) Nominal (Rp.milliar) 10,617.20 8,484.09 13,406.81 12,288.83 11,545.44 11,003.62 13,486.21 17,792.69 12,387.32 10,157.60 14,715.87 9.12% 44.88%

Lembar Warkat 13,717.00 11,382.00 15,272.00 15,088.00 12,090.36 13,374.00 16,177.00 19,637.92 13,798.00 11,314.36 15,230.00 -5.85% 34.61%

Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 6,462.40 8,061.36 8,487.41 12,740.15 1,285.35 -3,809.81 -4,479.76 8,336.04 1,489.79 -1,970.11 -4,786.22 6.84% 142.94%

Lembar Warkat -4,220.00 -861.00 -4,935.00 -3,387.00 -1,748.86 -6,008.00 -3,447.00 -7,680.52 -1,309.00 -3,571.18 -3,466.00 0.55% -2.95%

Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1,505.11 2,146.14 615.85 4,531.52 995.81 1,913.76 1,764.12 845.56 901.87 739.53 3,059.66 73.44% 313.73%

Lembar Warkat 1,473.00 1,748.00 605.00 2,112.00 1,574.41 1,646.00 1,966.00 678.72 2,090.00 1,713.80 2,092.00 6.41% 22.07%

Growth

(qtq)Growth (YoY)RTGS

2011 2012 2013

2013

I II III IV I II III IV I

Inflow (Rp Miliar) 1,212.61 1,030.81 1,355.85 1,107.81 2,171.39 1,179.91 469.93 1,628.75 2,702.12 24.44%

Outflow (Rp Miliar) 937.77 2,047.72 2,095.87 4,716.16 1,006.40 2,374.08 64.73 6,234.39 1,020.06 1.36%

Net Outflow (Rp Miliar) 274.84 (1,016.91) (740.02) (3,608.35) 1,164.99 (1,194.16) 405.20 (4,605.64) (1,682.06) -244.38%

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 2,461.54 1,303.29 2,075.91 1,241.29 1,968.74 1,347.28 1,634.99 1,364.45 2,806.80 42.57%

- Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 1,995.58 1,035.55 1,704.16 1,033.57 1,580.98 835.09 1,230.07 1,134.24 2,305.21 45.81%

- Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 465.96 267.73 371.74 207.72 387.77 512.19 404.92 230.22 501.59 29.35%

Pemusnahan Uang kertas-TLE (Rp Miliar) 194.41 238.83 150.69 263.36 274.43 55.84 22.63 57.96 107.59 -60.80%

Growth

(YOY)Uang Kartal

2011 2012

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. GAMBARAN UMUM

Pada triwulan III-2013, perekonomian Provinsi Papua maupun Papua

Barat menunjukkan percepatan pertumbuhan yang semakin meningkat.

Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi yang sangat

menggembirakan. Ekonomi Papua tumbuh sebesar 17,58% (yoy)

sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh sebesar 5,12% (yoy).

Pertumbuhan kedua provinsi tersebut meningkat dibandingkan

pertumbuhan selama Semester I-2013.

2. MAKRO EKONOMI

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Papua dan Papua Barat

didorong oleh komponen konsumsi, investasi dan ekspor. Sementara, dari

sisi penawaran ekonomi Papua ditopang oleh pertumbuhan yang cukup

signifikan pada sektor pertambangan, jasa-jasa dan sektor pertanian.

Sedangkan, motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Papua Barat

berasal dari sektor industri pengolahan; sektor bangunan dan sektor

perdagangan hotel dan restoran; .

3. INFLASI

Sampai dengan periode triwulan III-2013, inflasi kota Jayapura3

tercatat sebesar 8,58% (yoy) lebih tinggi dari 6,07% (yoy) pada triwulan II-

2013. Secara triwulanan, inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 3.81% (qtq)

atau mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan

inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,89% (qtq). Jika dibandingkan

dengan inflasi nasional, laju inflasi tahunan kota Jayapura tercatat sedikit

lebih tinggi, dimana inflasi nasional pada triwulan III-2013 tercatat sebesar

8,40% (yoy). Sementara itu, inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat4

tercatat sebesar 7.89% (yoy) atau secara triwulanan sebesar 3,60% (qtq).

4. PERBANKAN

Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat pada triwulan III-2013 cukup menggembirakan. Hal itu tercermin dari

pertumbuhan beberapa indikator perbankan yang cukup signifikan. Fungsi

3 Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota Jayapura.

4 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan Kota Sorong.

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT xiv

intermediasi perbankan terlihat cukup meningkat seperti tercermin dari

pertumbuhan dana pihak ketiga di sisi pasiva perbankan yang tumbuh

sebesar 12,45% (yoy) sementara disisi aktiva, kredit perbankan tumbuh

sangat signifikan sebesar 28,54% (yoy) dan mendorong meningkatnya loan

to deposit rate (LDR) perbankan menjadi sebesar 58,75% (yoy) pada

triwulan III-2013 dari 51,40% (yoy) pada triwulan III-2012. Namun

demikian, LDR tersebut masih jauh dari target minimal sebesar 78% yang

telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

5. SISTEM PEMBAYARAN

Pada triwulan III-2013, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS

dari Wilayah Papua mencapai Rp 9,93 trilliun atau naik sebesar 10,25%

(yoy) jika dibandingkan dengan nilai transaksi pada triwulan yang sama di

tahun sebelumnya serta naik sebesar 21,28% (qtq) jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Besarnya transaksi keluar wilayah Papua

merupakan akibat terjadinya pembayaran atas pasokan barang-barang

kebutuhan yang sebagian berasal dari luar wilayah Papua. Disisi lain,

jumlah dana yang masuk ke wilayah Papua atau transaksi masuk (inflow)

mencapai Rp 14,72 triliun, angka tersebut mengalami kenaikan sebesar

9,12% (yoy) jika dibandingkan dengan nilai transaksi pada triwulan yang

sama di tahun sebelumnya serta naik sebesar 44,88% (qtq) jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tingginya nilai transaksi masuk

berasal dari besarnya dana alokasi umum dan dana otonomi khusus bagi

Pemerintah daerah di wilayah Papua. Adapun nilai transaksi keuangan

antar bank melalui sarana BI-RTGS di wilayah Papua tercatat sebesar Rp

3,05 triliun atau naik sebesar 73,44% (yoy) dibandingkan dengan tahun

lalu serta naik sebesar 313,73% (qtq) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.

5. PROSPEK PEREKONOMIAN DAN INFLASI

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Provinsi Papua diperkirakan

masih tumbuh positif sebesar 8,51%±1% (yoy) lebih rendah jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2013 sebesar

17,58% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi yang masih

positif didorong oleh tingginya kontribusi dari komponen konsumsi

(khususnya konsumsi rumah tangga dan pemerintah) dan komponen

investasi. Pada triwulan IV-2013, inflasi tahunan Provinsi Papua

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT xv

diperkirakan berada level 8,23 ± 1% (yoy) atau secara triwulanan sebesar

2,48%±1% (qtq). Tingginya angka proyeksi inflasi di Provinsi Papua pada

tirwulan mendatang disinyalir terjadi karena adanya perayaan hari raya

Natal dan Tahun Baru, dimana konsumsi masyarakat terhadap barang

dan jasa akan meningkat. Selain itu, tingginya curah hujan menjelang

akhir tahun menjadi ancaman yang dapat mengganggu kelancaran

produksi beberapa komoditas pertanian, sehingga dapat menekan harga

komoditas tersebut ke level yang lebih tinggi. Pada triwulan IV-2013,

perekonomian Provinsi Papua Barat diperkirakan masih tumbuh positif

sebesar 6,34%±1% (yoy) lebih tinggi jika dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan III-2013 sebesar 5,12% (yoy). Dari sisi

pengeluaran, pertumbuhan ekonomi yang masih positif didorong oleh

tingginya kontribusi dari komponen konsumsi (khususnya konsumsi

rumah tangga dan pemerintah) dan komponen investasi. Sedangkan dari

sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh tingginya kontribusi

dari sektor industri pengolahan, jasa-jasa dan bangunan. Pada triwulan

IV-2013, inflasi tahunan Provinsi Papua Barat diperkirakan berada level

7,84 ± 1% (yoy) atau secara triwulanan sebesar 0,81%±1% (qtq).

Tingginya angka inflasi di Provinsi Papua Barat pada triwulan mendatang

disinyalir terjadi karena adanya perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, tingginya curah hujan menjelang akhir tahun dapat

mengganggu kelancaran produksi beberapa komoditas pertanian,

sehingga dapat menekan harga komoditas terserbut ke level yang lebih

tinggi.

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 1

BAB 1.

MAKROEKONOMI REGIONAL

Pada triwulan III-2013, perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat menunjukkan

pertumbuhan yang sangat baik. Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kedua

provinsi yang sangat menggembirakan. Ekonomi Papua tumbuh sebesar 17,58% (yoy)

sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh sebesar 5,12% (yoy). Dari sisi permintaan,

pertumbuhan ekonomi Papua dan Papua Barat terutama didorong oleh konsumsi, investasi

dan ekspor.

Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh pertumbuhan pada sektor

pertambangan, jasa-jasa; sektor pertanian; sektor bangunan; sektor angkutan & komunikasi;

dan sektor perdagangan, hotel &restoran. Sementara itu, sektor industri pengolahan; sektor

bangunan; sektor perdagangan hotel dan restoran; sektor pertanian; sektor jasa-jasa; dan

sektor angkutan & komunikasi menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Papua

Barat.

Tabel 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua & Provinsi Papua Barat

Harga Konstan Dari Sisi Sektoral (%)

Sumber : BPS Provinsi Papua & BPS Provinsi Papua Barat

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 6.85% 1.19% 2.33% 5.42% 0.28% 3.95% 6.24% 5.51% 4.17% 4.90% 3.73%

Pertambangan & Penggalian 2.28% -5.20% -30.98% -58.29% -39.74% -23.93% -13.52% 54.67% 31.82% -24.61% 43.04%

Industri Pengolahan 11.82% 5.82% 3.03% 1.36% -0.64% 6.29% 3.31% 0.48% -1.77% 0.95% 5.15%

Listrik,Gas & Air Bersih 5.27% 4.79% 3.86% 6.17% 6.05% 7.25% 7.49% 7.18% 7.28% 8.00% 9.26%

Bangunan 17.76% 16.76% 16.89% 15.12% 19.00% 19.86% 16.43% 16.04% 8.31% 8.87% 1.54%

Perdagangan, Hotel & Restoran 11.30% 10.81% 9.69% 7.46% 8.11% 8.44% 10.92% 13.58% 13.66% 13.54% 7.33%

Angkutan & Komunikasi 10.41% 9.44% 7.04% 10.41% 9.05% 9.63% 10.41% 9.10% 9.58% 9.07% 7.64%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 4.03% 48.44% 27.86% -21.24% 19.98% 1.76% 7.14% 1.61% 15.84% 11.87% 14.91%

Jasa - jasa 14.67% 9.88% 11.29% 12.34% 11.14% 8.80% 5.30% 8.09% 20.12% 20.26% 16.03%

TOTAL PDRB 7.27% 3.92% -8.67% -20.19% -11.19% -3.26% 1.34% 18.94% 16.18% 0.25% 17.58%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 4.66% 0.57% 0.56% 0.55% 0.55% 2.20% 0.06% 3.09% 2.41% 3.98% 6.18%

Pertambangan & Penggalian 2.95% 5.54% 7.95% 7.64% 14.96% 7.69% 1.10% -0.83% -3.88% -0.93% 3.03%

Industri Pengolahan 50.03% 66.20% 66.19% 71.45% 89.85% 52.04% 2.30% 1.46% 14.13% -0.79% 2.05%

Listrik,Gas & Air Bersih 8.97% 8.60% 9.83% 8.05% 10.08% 8.25% 7.63% 9.34% 9.42% 10.08% 9.48%

Bangunan 16.04% 13.08% 13.61% 7.00% 10.58% 10.39% 11.99% 15.99% 12.03% 11.51% 11.64%

Perdagangan, Hotel & Restoran 12.33% 14.29% 15.58% 6.76% 8.77% 8.02% 9.81% 12.96% 12.51% 12.87% 11.23%

Angkutan & Komunikasi 11.20% 11.64% 12.30% 10.29% 13.13% 11.08% 10.21% 11.93% 10.74% 11.13% 10.65%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 7.01% 11.27% 12.45% 13.74% 9.12% 11.05% 1.03% 3.46% 10.91% 13.20% 9.57%

Jasa - jasa 17.58% 26.46% 29.97% 16.86% 12.90% 10.11% 8.39% 16.19% 10.71% 11.70% 7.43%

TOTAL PDRB 20.10% 26.27% 31.57% 28.76% 35.83% 24.63% 3.87% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

Growth PDRB Papua Barat2011 2012

Growth PDRB Papua 2011 2012

2013

2013

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 2

Tabel 2.

Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Dari Sisi Permintaan (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat

Tabel 3.

Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat

Tabel 4.

Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Sumber: BPS Provinsi Papua & Papua Barat Diolah

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Konsumsi Rumah Tangga 8.84% 8.00% 6.48% 6.05% 7.35% 8.14% 7.49% 5.85% 6.85% 6.03% 6.73%

Konsumsi Nirlaba 7.82% 7.19% 7.10% 7.64% 7.14% 6.95% 6.98% 7.12% 6.81% 6.82% 6.89%

Konsumsi Pemerintah 12.93% 11.13% 4.38% 1.41% 8.15% 12.58% 9.29% 1.91% 7.01% 3.21% 6.17%

PMTB 7.63% 8.38% 7.53% 8.12% 7.24% 9.42% 8.42% 3.56% 7.47% 7.55% 7.23%

Perubahan Stok -31.17% -14.62% -40.29% 43.18% 37.37% 5.60% -13.08% -4.98% -15.62% 4.71% 31.63%

Ekspor -14.83% -8.60% -25.70% -68.39% -52.57% -33.74% -37.16% 62.23% 29.52% -22.29% 63.63%

Dikurangi Impor 3.26% 8.76% 16.32% -18.45% -15.10% -4.98% -7.47% 6.80% 10.74% 1.23% 11.93%

PDRB 7.27% 3.97% -8.59% -20.20% -11.19% -3.26% 1.34% 18.94% 16.18% 0.25% 17.58%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Konsumsi Rumah Tangga 9.51% 10.39% 11.34% 8.77% 6.46% 7.51% 7.14% 9.33% 8.83% 8.02% 10.06%

Konsumsi Nirlaba 11.86% 10.32% 10.42% 7.33% 7.02% 7.74% 7.59% 10.47% 8.69% 8.52% 9.01%

Konsumsi Pemerintah 2.01% 10.64% 14.42% 13.59% 4.50% 6.74% 5.68% 5.72% 9.34% 6.41% 13.51%

PMTB 16.46% 10.66% 10.34% 6.82% 11.68% 14.71% 14.94% 15.97% 17.03% 18.24% 17.82%

Perubahan Stok -4.44% 39.04% 86.05% -50.04% -111.50% -113.18% -112.39% -142.89% -200.26% -22.88% -244.00%

Ekspor 23.25% 93.73% 152.03% 184.39% 80.74% 52.23% 2.61% -13.13% 25.17% 17.43% 26.13%

Dikurangi Impor 5.21% 6.85% 11.32% 11.63% 82.48% 77.04% 68.08% 61.40% 9.98% 11.01% 11.67%

PDRB 20.11% 26.74% 31.80% 28.87% 35.79% 23.79% 3.65% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

2011

2012

2012

Growth PDRB Papua 2011

Growth PDRB Papua Barat2013

2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Konsumsi Rumah Tangga 8.75% 7.97% 5.96% 5.72% 7.38% 8.42% 8.02% 7.35% 8.32% 6.85% 7.52%

Konsumsi Nirlaba 6.19% 5.68% 5.04% 5.38% 5.68% 5.66% 5.81% 6.76% 6.54% 6.00% 5.90%

Konsumsi Pemerintah 2.56% 2.29% 0.91% 0.34% 1.70% 2.76% 2.21% 0.59% 1.78% 0.82% 1.62%

PMTB 3.25% 3.59% 2.95% 3.33% 3.09% 4.21% 3.88% 1.98% 3.85% 3.72% 3.50%

Perubahan Stok 7.81% 4.33% 10.32% -4.44% -6.01% -1.36% 2.19% 0.92% 3.88% -0.68% -4.66%

Ekspor -9.84% -5.35% -16.47% -40.37% -27.70% -18.43% -19.36% 14.55% 8.31% -7.20% 20.29%

Dikurangi Impor 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% -12.04% -3.91% -6.61% 5.85% 8.18% 0.99% 9.23%

PDRB 7.27% 3.97% -8.59% -20.20% -11.19% -3.26% 1.34% 18.94% 16.18% 0.25% 17.58%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Konsumsi Rumah Tangga 6.14% 6.70% 6.54% 5.29% 3.81% 4.12% 3.39% 4.66% 4.07% 3.94% 5.22%

Konsumsi Nirlaba 5.83% 4.97% 4.50% 3.34% 3.22% 3.25% 2.74% 3.97% 3.13% 3.20% 3.59%

Konsumsi Pemerintah 0.31% 1.73% 2.09% 2.00% 0.59% 0.87% 0.64% 0.68% 0.93% 0.74% 1.62%

PMTB 3.66% 2.36% 2.07% 1.51% 2.52% 2.86% 2.50% 2.93% 3.02% 3.44% 3.60%

Perubahan Stok 0.22% -2.72% -0.42% 1.56% 4.30% 2.32% 6.01% 24.04% -10.80% -1.48% -16.73%

Ekspor 11.80% 49.31% 79.82% 95.33% 42.07% 28.76% 1.73% -9.90% 17.46% 11.55% 16.27%

Dikurangi Impor 1.71% 2.21% 3.36% 3.60% 23.69% 21.03% 17.09% 16.49% 3.85% 4.47% 4.81%

PDRB 20.11% 26.74% 31.80% 28.87% 35.79% 23.79% 3.65% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

2012Kontribusi PDRB Papua

2011

Kontribusi PDRB Papua

Barat

2011 2012 2013

2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 1.17% 0.22% 0.38% 0.79% 0.05% 0.72% 1.14% 1.06% 0.80% 0.96% 0.72%

Pertambangan & Penggalian 0.97% -2.08% -13.79% -24.24% -16.21% -8.75% -4.55% 11.88% 8.81% -7.07% 12.36%

Industri Pengolahan 0.31% 0.15% 0.07% 0.03% -0.02% 0.17% 0.09% 0.01% -0.05% 0.03% 0.14%

Listrik,Gas & Air Bersih 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0.02% 0.02% 0.02% 0.02% 0.02% 0.02%

Bangunan 1.56% 1.51% 1.48% 1.49% 1.83% 2.01% 1.84% 2.28% 1.07% 1.11% 0.20%

Perdagangan, Hotel & Restoran 0.88% 0.84% 0.69% 0.55% 0.66% 0.70% 0.93% 1.34% 1.35% 1.26% 0.69%

Angkutan & Komunikasi 0.84% 0.77% 0.53% 0.78% 0.75% 0.83% 0.92% 0.95% 0.98% 0.88% 0.74%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 0.13% 1.46% 0.81% -1.04% 0.61% 0.08% 0.29% 0.08% 0.65% 0.54% 0.64%

Jasa - jasa 1.39% 1.03% 1.15% 1.44% 1.13% 0.97% 0.66% 1.33% 2.55% 2.51% 2.07%

TOTAL PDRB 7.27% 3.92% -8.67% -20.19% -11.19% -3.26% 1.34% 18.94% 16.18% 0.25% 17.58%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 1.09% 0.13% 0.11% 0.11% 0.11% 0.40% 0.01% 0.49% 0.36% 0.59% 0.91%

Pertambangan & Penggalian 0.38% 0.68% 0.85% 0.85% 1.64% 0.79% 0.10% -0.08% -0.36% -0.08% 0.26%

Industri Pengolahan 13.43% 19.51% 24.74% 23.99% 30.14% 20.19% 1.08% 0.65% 6.62% -0.37% 0.95%

Listrik,Gas & Air Bersih 0.04% 0.03% 0.03% 0.03% 0.04% 0.03% 0.02% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03%

Bangunan 1.27% 1.04% 0.97% 0.54% 0.81% 0.74% 0.74% 1.03% 0.75% 0.73% 0.77%

Perdagangan, Hotel & Restoran 1.06% 1.17% 1.12% 0.54% 0.71% 0.60% 0.62% 0.85% 0.80% 0.83% 0.75%

Angkutan & Komunikasi 0.78% 0.79% 0.75% 0.66% 0.85% 0.66% 0.53% 0.66% 0.58% 0.59% 0.59%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 0.16% 0.24% 0.26% 0.28% 0.18% 0.21% 0.02% 0.06% 0.17% 0.22% 0.16%

Jasa - jasa 1.89% 2.68% 2.74% 1.76% 1.36% 1.03% 0.76% 1.53% 0.94% 1.05% 0.70%

TOTAL PDRB 20.10% 26.27% 31.57% 28.76% 35.83% 24.63% 3.87% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

Kontribusi PDRB Papua 2011 2012

Kontribusi PDRB Papua

Barat

2011 2012

2013

2013

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 3

I. Provinsi Papua

1.1. Sisi Permintaan

Pada triwulan III-2013, perekonomian Provinsi Papua tumbuh sebesar 17,58 % (yoy) atau

lebih tinggi dari triwulan II-2013 sebesar 0,25% (yoy). Dari sisi permintaan, kinerja ekonomi

Papua ditopang oleh komponen konsumsi (masyarakat dan pemerintah), investasi

(pembentukan modal tetap bruto), dan ekspor yang tumbuh cukup menggembirakan.

Membaiknya kinerja ekspor yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat produksi komoditas

tambang di salah satu perusahaan tambang terbesar di Papua menjadi salah satu penopang

pertumbuhan perekonomian di Provinsi Papua. Kinerja ekonomi Papua juga ditopang oleh

komponen konsumsi (masyarakat dan pemerintah) yang cukup tinggi seiring adanya perayaan

hari raya Lebaran dan masuknya masa liburan sekolah. Di samping itu, investasi

(pembentukan modal tetap bruto) juga memegang peranan yang penting dalam

perekonomian dengan angka pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Kedepannya,

ekpektasi masyarakat yang tetap tinggi akan kondisi ekonomi menjaga gairah ekonomi di

Provinsi Papua untuk tetap tumbuh positif.

1.1.1 Konsumsi Rumah Tangga

Pada triwulan III-2013, komponen konsumsi masyarakat tumbuh mencapai 6,89% (yoy)

atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2013 yang tercatat sebesar 6,82% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan berjalan didorong oleh beberapa aspek

seperti: perayaan hari raya lebaran, masuknya musim liburan sekolah, penyelenggaraan event

oleh pemerintah, serta kenaikan belanja oleh pemerintah. Selain itu, Tetap positifnya

pertumbuhan konsumsi juga terekam dari survei konsumen di Kota Jayapura. Hasil Survey

Konsumen menunjukkan terdapat kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian

barang-barang durable goods dengan Indeks mencapai 124,7 di triwulan III-2013 lebih tinggi

dibandingkan indeks pada triwulan II-2013 sebesar 122,7 sementara Indeks Keyakinan

Konsumen secara keseluruhan yang tercatat sebesar 155,5 masih tergolong sangat optimis

dan sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2013 sebesar 153,9.

Grafik 1. Survei Konsumen

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 4

Peningkatan komponen konsumsi juga terekam dari perkembangan konsumsi listrik

rumah tangga yang tumbuh 9,96% (yoy) pada triwulan III-2013 lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 15,02% (yoy). Tingginya aktivitas konsumsi tersebut juga

tercermin dari tingginya pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan yang

tumbuh sebesar 41,34% (yoy). Pada triwulan III-2013, peningkatan konsumsi masyarakat

juga tercermin melalui peningkatan jumlah kendaraan baru yang didaftarkan sebesar 14,83%

(yoy).

Sementara itu, konsumsi Pemerintah pada triwulan III-2013 juga mengalami

pertumbuhan sebesar 65,2% (yoy), angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2012 yang tercatat sebesar 18,20% (yoy). Peran pemerintah

dalam peningkatan konsumsi juga cukup besar seperti terlihat dari peningkatan realisasi

belanja pegawai pemda yang telah mencapai di atas 50% dari anggaran yang tersedia.

1.1.2 Investasi

Realisasi investasi (PMTB) pada periode triwulan III-2013 menunjukkan pertumbuhan yang

cukup menggembirakan sebesar 7,23% (yoy) atau sedikit melambat dari pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,55% (yoy). Pertumbuhan investasi tidak

terlepas dari semakin membaiknya animo masyarakat untuk melakukan ekspansi bisnis

Grafik 4. Jumlah Kendaraan Baru Papua Grafik 5. Belanja Pegawai PEMDA Prov. Papua

Sumber: BPKAD Provinsi Papua,

diolah

Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah

Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah

Grafik 3. Kredit Konsumsi Bank Umum Papua Grafik 2. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Papua

Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah

Sumber:Dispenda Prov. Papua, diolah Sumber: BKAD Prov. Papua, diolah

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 5

seperti tercermin dari semakin tingginya penyaluran kredit untuk pembiayaan kegiatan

investasi. Pada periode triwulan III-2013, realisasi kredit investasi tercatat sebesar Rp 2,61

triliun. Tingginya minat ekspansi bisnis tersebut mencerminkan peningkatan peran investasi

swasta dalam mendorong pengembangan ekonomi Papua. Selain faktor pembiayaan

perbankan, pertumbuhan investasi di triwulan III-2013 juga didorong oleh meningkatnya

belanja modal Pemerintah Daerah (PEMDA) Provinsi Papua sebesar 0,77% (yoy).

Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kelanjutan berbagai realisasi pengerjaan

beberapa proyek infrastruktur PEMDA.

1.1.3 Ekspor dan Impor

Ekspor Provinsi Papua pada triwulan III-2013 mengalami pertumbuhan yang sangat

tinggi sebesar 63,63% (yoy) sementara impor hanya tumbuh sebesar 11,93% (yoy). Nilai

ekspor non migas Provinsi Papua yang mengalami pertumbuhan sebesar 17,96% (yoy)

menjadi penyebab utama perbaikan kinerja ekspor pada periode laporan. Kelompok

komoditas utama ekspor non migas Papua meliputi produk mineral dengan komoditas

antara lain berupa konsentrat tembaga dan konsentrat emas yang diproduksi oleh PT.

Freeport Indonesia (PTFI). Tren pertumbuhan ekspor Papua secara historikal memiliki

hubungan yang searah dengan pertumbuhan penjualan PT. Freeport Indonesia baik

komoditas tembaga maupun emas yang pada triwulan ke III-2013 mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 21,54% (yoy) dan 56,18% (yoy).

Grafik 7. Belanja Modal

Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah

Grafik 6. Kredit Investasi Perbankan Papua

Sumber:BKAD Provinsi Papua

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 8. Volume Ekspor Non Migas Papua Grafik 9. Nilai Ekspor Non Migas Papua

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 6

Tabel 5. Perkembangan Penjualan Perusahaan Tambang Terbesar di Papua

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan

Nilai impor non-migas Papua justru mengalami pertumbuhan yang negatif pada triwulan

laporan sebesar -13,87% (yoy). Sejalan dengan penurunan nilai, volume impor Papua juga

mengalami penurunan kinerja sebesar -47,44% (yoy). Penurunan kinerja impor dinilai

merupakan suatu hal yang cukup baik karena segala kebutuhan barang dan jasa di suatu

wilayah dapat dipenuhi dengan menggunakan produksi dalam negeri. Kedepannya, hal

tersebut akan menjadi suatu momentum untuk menekan defisit neraca transaksi

perdagangan yang saat ini terjadi.

1.2. Sisi Penawaran

Pada sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua didorong oleh

pertumbuhan positif dari seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan terendah dialami oleh sektor

bangunan sebesar 1,54% (yoy) sementara pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor

pertambangan sebesar 43,04% (yoy). Selanjutnya pertumbuhan tahunan sektor-sektor lainnya

adalah sebagai berikut: sektor pertanian sebesar 3,73%; sektor jasa-saja sebesar 16,03%;

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 14,91%; sektor industri

pengolahan sebesar 5,15%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 7,33%; sektor

pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,64%; dan sektor listrik dan air bersih sebesar

9,26%.

I II III IV I II III IV I II III

Penjualan Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 278 265 253 50 134 183 195 204 198 158 237

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Tembaga (%) -6.08 2.32 -30.49 -83.05 -51.80 -30.94 -22.92 308.00 47.76% -13.66% 21.54%

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 454 330 384 102 266 247 178 224 191 151 278

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Emas (%) -0.87 19.57 -17.60 -81.95 -41.41 -25.15 -53.65 119.61 -28.20% -38.87% 56.18%

20132011Jenis Komoditas

2012

Grafik 10. Volume Impor Non Migas Papua Grafik 11. Nilai Impor Non Migas Papua

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 7

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada periode triwulan III-2013 mengalami perlambatan pertumbuhan

namun tetap tumbuh positif sebesar 3,73% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,90% (yoy). Hal ini disebabkan pada triwulan berjalan

perlambatan produksi dan produktivitas beberapa komoditas tanaman pangan yang belum

memasuki masa panen. hal tersebut dapat dilihat dari sudut pandang produksi pertanian

beberapa komoditas pangan mengalami penurunan produksi dibandingkan dengan kondisi

pada tahun 2012, seperti untuk ubi kayu menurun sebesar -26,66% dan produksi ubi jalar

menurun sebesar -17,57%. Namun demikian, tingkat produksi padi sawah justru mengalami

peningkatan tahunan sebesar 15,53%.

Tabel 6. Perkembangan Produktivitas Komoditas Pangan Papua

Salah satu penyebab masih positifnya pertumbuhan sektor pertanian adalah

pertumbuhan di sub sektor perikanan. Pada triwulan III-2013, sub sektor perikanan

mengalami peningkatan volume produksi seluruh jenis komoditas perikanan baik perikanan

laut, perikanan perairan umum maupun perikanan budidaya, yang secara keseluruhan

tercatat sebesar 10,25% (yoy). Secara kuantitas, sepanjang periode triwulan III-2013 total

volume hasil produksi perikanan diperkirakan mencapai 81.306 ton.

2012 2013

Produksi (Ton) 102,610 115,437 127,673 147,498 10.60 15.53

Luas Panen (Ha) 26,686 29,262 32,017 37,165 9.41 16.08

Produktivitas (Ton/Ha) 3.85 3.94 3.99 3.97 1.08 -0.47

2012 2013

Produksi Ubi Kayu (Ton) 35,530 34,899 37,506 27,506 7.47 -26.66

Luas Panen (Ha) 2,988 2,867 2,923 3,076 1.95 5.23

Produktivitas (Ton/Ha) 11.89 12.17 12.83 8.94 5.41 -30.31

2012 2013

Produksi Ubi Jalar (Ton) 349,135 348,438 369,332 304,449 6.00 -17.57

Luas Panen (Ha) 34,670 35,810 36,190 33,960 1.06 -6.16

Produktivitas (Ton/Ha) 10.07 9.73 10.21 8.96 4.88 -12.15

2012 2013Growth (%)

2010 2011 2012 2013

Padi Sawah dan

Ladang2010 2011

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

*) Proyeksi KPwBI Papua & Papua Barat

Ubi Kayu 2010 2011 2012 2013Growth (%)

Ubi JalarGrowth (%)

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 8

Tabel 7. Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua

Namun pertumbuhan di sektor pertanian tidak didukung peningkatan kesejahteraan

Petani di Papua dimana nilai NTP Papua pada triwulan III-2013 sebesar 99,34 yang berada di

bawah basis nilai 100 . Nilai NTP ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 101,54.

Sumber: BPS Provinsi Papua Sumber: BPS Provinsi Papua

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2013 mengalami pertumbuhan

yang signifikan sebesar 43,04% (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II-2013 yang tercatat

mengalami penurunan sebesar -24,61% (yoy). Sebagai penyumbang utama sektor tambang,

target produksi yang ditetapkan oleh PT. Freeport Indonesia dengan utilitisasi yang lebih

optimal mendorong perbaikan kinerja sektor tambang.

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW II TW III

LAUT

Produksi (Ton) 67,343 71,710 69,363 70,710 73,185 67,193 72,117

Pertumbuhan Tahunan (%) 15.10 6.48 2.99 3.44 8.67 -6.30 1.99

PERAIRAN UMUM (axis kanan)

Produksi (Ton) 2,616 2,344 2,694 2,414 1,888 1,980 2,000

Pertumbuhan Tahunan (%) 35.80 23.29 41.70 25.11 -27.80 -15.51 -17.16

BUDIDAYA (axis kanan)

Produksi (Ton) 1,640 1,558 1,689 1,605 1,740 1,685 1,837

Pertumbuhan Tahunan (%) 149.85 165.19 187.52 55.80 6.09 8.15 14.45

TOTAL PRODUKSI (Ton) 71,599 75,612 73,747 74,729 76,813 78,466 81,306

PERTUMBUHAN TAHUNAN (%) 17.20 8.27 5.60 4.78 7.28 3.77 10.25

20132012

2

3

No URAIAN

1

Grafik 12. Nilai Tukar Petani Papua

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua,

diolah

Grafik 13. PDRB Sektor Pertanian Papua

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 9

Tabel 8. Perkembangan Produksi Tembaga & Emas Pada Perusahaan Tambang Besar di Papua

Laporan Keuangan Publikasi periode triwulan III-2013 Freeport-McMoran Copper and

Gold (holding company dari PT.Freeport Indonesia) menunjukkan peningkatan produksi

tembaga dan emas masing-masing sebesar 27,14% dan 63,19%. Adapun tingkat peningkatan

yang cukup signifikan tersebut terjadi karena adanya upaya PT. Freeport Indonesia untuk

mengejar target produksi tahunan pasca penurunan produksi yang cukup signifikan pada

triwulan sebelumnya akibat terjadinya kecelakaan kerja pada pertengahan Mei 2013. Selain

itu, tingginya angka produksi juga didukung oleh lancarnya kegiatan operasional PT. Freeport

Indonesia yang selama triwulan III-2013 tidak mengalami hambatan yang berarti.

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan III-2013 tercatat tumbuh

sebesar 7,33% (yoy) atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2013 yang

mencapai 13,54% (yoy). Positifnya pertumbuhan kinerja sektor perdagangan papua dapat

tercermin dari tingginya kapasitas bongkar bongkar muat barang di pelabuhan Papua. Pada

triwulan III-2013, arus bongkar muat barang mengalami pertumbuhan sebesar 2,09% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, sesuai dengan arah

pertumbuhan sektor PHR yang melambat pada triwulan III, volume bongkar muat pelabuhan

pada triwulan III juga mengalami penurunan menjadi sebesar 265.424 ton dari triwulan

sebelumnya sebesar 295.761 ton.

Tabel 9. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Papua

Sumber: PT Pelindo Papua

Pertumbuhan sektor PHR pada triwulan laporan juga dapat terlihat dari kinerja tingkat

occupancy rate hotel di wilayah Papua mencapai angka 86,67% atau lebih tinggi dari triwulan

yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 76,0%. Tingginya frekuensi

penyelenggaraan kegiatan baik oleh pemerintah maupun institusi lain menjadi penyebeb

tingginya tingkat hunian hotel di Provinsi Papua. Selain itu, Pertumbuhan sektor perdagangan

I II III IV I II III IV I II III

Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 284 261 233 68 123 173 199 200 219 139 253

Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) 1.79 -5.43 -34.92 -77.99 -56.69 -33.72 -14.59 194.12 78.05% -19.65% 27.14%

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 441 325 357 148 229 230 182 221 212 131 297

Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) 2.80 10.54 -22.73 -75.37 -48.07 -29.23 -49.02 49.32 -7.42% -43.04% 63.19%

Sumber: Freeport Mc Moran Cooper & Gold

2011 2013Jenis Komoditas

2012

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3

Volume Bongkar Muat 284,266 302,668 259,997 205,380 255,672 295,761 265,424

Pertumbuhan Tahunan Arus Barang (%) 13.64% 1.65% 2.06% -27.27% -10.06% -2.28% 2.09%

2012 2013Perkembangan Arus Bongkar

Muat Barang

Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 10

Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Tabel 10. Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua

pada triwulan III-2013 juga sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit perdagangan yang

disalurkan oleh perbankan di Provinsi Papua yang tercatat meningkat sebesar 29,64% (yoy).

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

1.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan III-2013 tumbuh mencapai 7,64%

(yoy) sedikit melambat jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2013 yang tercatat

sebesar 9,07% (yoy). Pertumbuhan sektor ini didorong sub sektor-sub sektor yang dominan

yaitu angkutan laut, angkutan udara dan komunikasi, serta sub sektor angkutan jalan raya

yang tetap tumbuh pada periode triwulan ini dibadingkan triwulan sebelumnya.

Sesuai kondisi geografis, sarana transportasi laut dan angkutan udara merupakan

transportasi dominan di Provinsi Papua dalam menunjang mobilitas arus distribusi barang

maupun orang. Pertumbuhan siginifikan yang terjadi pada sektor pengangkutan dan

komunikasi juga tercermin dari peningkatan jumlah penumpang Kapal Laut yang pada

triwulan III-2013 menjadi sebanyak 67.545 orang tumbuh tipis sebesar 0,37% (yoy) dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya.

1.2.5. Sektor Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2013 tumbuh

mencapai 14,91% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2013 yang

tercatat sebesar 11,87% (yoy). Salah satu parameter pertumbuhan sektor ini tercermin dari

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I I I I

Perkembangan Arus

Penumpang (orang)52,971 48,683 81,078 55,620 47,419 65,378 67,298 65,012 47,883 50,309 67,545

Pertumbuhan Tahunan (%) 22.64% 5.39% 78.78% 14.68% -10.48% 34.29% -17.00% 16.89% 0.98% -23.05% 0.37%

20132012Indikator

2011

Grafik 14. Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 15. Tingkat Hunian Hotel Papua

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 11

nilai tambah bank yang pada triwulan III-2013 berhasil tumbuh sebesar 20,08% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2013 sebesar 15,65% (yoy).

Tabel 11. Perkembangan Nilai Tambah Bank Provinsi Papua

Sumber: Bank Indonesia

II. Provinsi Papua Barat

2.1. Sisi Permintaan

Pada triwulan III-2013, ekonomi Papua Barat tumbuh sebesar 5,12% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,58% (yoy).

kinerja ekonomi Papua Barat ditopang oleh komponen konsumsi (masyarakat dan

pemerintah), investasi (pembentukan modal tetap bruto), dan ekspor yang tumbuh cukup

baik. Membaiknya kinerja ekspor yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat produksi gas

pada salah industri pengolahan migas terbesar di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu

penopang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat. Selain itu, kinerja ekonomi Papua

Barat pada triwulan laporan juga ditopang oleh komponen konsumsi (masyarakat dan

pemerintah) yang cukup tinggi seiring adanya perayaan hari raya Lebaran dan masuknya

masa liburan sekolah.

Tabel 12. Pertumbuhan Sisi Permintaan Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

A. PENDEKATAN PENDAPATAN

1. Biaya Tenaga Kerja 71,761 94,105 122,442 169,579 91,710 130,972 137,215 173,271 124,953 139,876 185,417

2. Surplus 228,689 239,864 217,202 173,798 198,414 250,948 244,635 211,358 239,135 302,060 274,697

3. Pajak Tak Langsung Neto 4,876 5,126 5,394 4,928 351 447 493 523 274 475 790

4. Penyusutan 7,683 7,433 7,652 10,988 8,414 9,858 10,174 10,853 8,822 11,199 10,422

PRODUK BRUTO / NILAI TAMBAH BRUTO 313,008 346,529 352,690 359,293 298,889 392,225 392,517 396,005 373,184 453,610 471,326

B. PENDEKATAN PRODUKSI

1. Hasil imputasi jasa 329,959 362,599 397,773 422,595 344,758 398,489 442,250 481,548 417,886 509,608 538,904

2. Penerimaan neto dari transaksi devisa 1,679 962 (669) (1,051) (295) (467) (382) (156) (72) (275) (4,777)

3. Provisi dan komisi 43,070 48,035 30,422 42,287 40,722 43,771 47,035 50,932 48,926 54,043 55,951

4. Pendapatan operasional lainnya 9,812 11,778 10,452 18,242 12,322 53,773 14,138 14,381 10,960 13,581 10,957

GROSS OUTPUT 384,519 423,373 437,979 482,073 397,507 495,566 503,041 546,705 477,700 576,957 601,035

5. Biaya-biaya antara 71,511 76,844 85,289 122,781 98,618 103,341 110,524 150,700 104,516 123,347 129,709

NILAI TAMBAH BRUTO / PRODUK BRUTO 313,008 346,529 352,690 359,293 298,889 392,225 392,517 396,005 373,184 453,610 471,326

PERUMBUHAN 4.28% 65.93% 23.67% 33.33% -4.51% 13.19% 11.29% 10.22% 24.86% 15.65% 20.08%

2012KOMPONEN

2011 2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Konsumsi Rumah Tangga 9.51% 10.39% 11.34% 8.77% 6.46% 7.51% 7.14% 9.33% 8.83% 8.02% 10.06%

Konsumsi Nirlaba 11.86% 10.32% 10.42% 7.33% 7.02% 7.74% 7.59% 10.47% 8.69% 8.52% 9.01%

Konsumsi Pemerintah 2.01% 10.64% 14.42% 13.59% 4.50% 6.74% 5.68% 5.72% 9.34% 6.41% 13.51%

PMTB 16.46% 10.66% 10.34% 6.82% 11.68% 14.71% 14.94% 15.97% 17.03% 18.24% 17.82%

Perubahan Stok -4.44% 39.04% 86.05% -50.04% -111.50% -113.18% -112.39% -142.89% -200.26% -22.88% -244.00%

Ekspor 23.25% 93.73% 152.03% 184.39% 80.74% 52.23% 2.61% -13.13% 25.17% 17.43% 26.13%

Dikurangi Impor 5.21% 6.85% 11.32% 11.63% 82.48% 77.04% 68.08% 61.40% 9.98% 11.01% 11.67%

PDRB 20.11% 26.74% 31.80% 28.87% 35.79% 23.79% 3.65% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

2011 2012Growth PDRB Papua Barat

2013

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 12

2.1.1 Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar 10,06% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 8,02% (yoy). Tingginya

pertumbuhan konsumsi tersebut mencerminkan bahwa terjadi perbaikan pendapatan

masyarakat. Perbaikan pendapatan masyarakat tersebut juga terekam dari hasil Survey

Konsumen Bank Indonesia di Kota Manokwari yang terus menunjukkan peningkatan Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK). Pada triwulan III-2013 IKK naik menjadi sebesar 139,4 dari

138,0 pada triwulan II-2013. Hal ini menandakan bahwa konsumen masih tetap optimis

terhadap kondisi ekonomi yang secara tidak langsung dapat menandakan meningkatnya

konsumsi pada triwulan laporan. Selain itu, tingginya konsumsi masyarakat pada triwulan

berjalan juga diperkuat oleh meningkatnya indeks pembelian barang durable good yang pada

triwulan III-2013 meningkat menjadi sebesar 116,7 dari triwulan sebelumnya yang hanya

tercatat sebesar 114.

Komponen konsumsi masyarakat memberikan kontribusi sebesar 4,94% terhadap

pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan III-2013. Kontribusi konsumsi masyarakat

yang signifikan tersebut antara lain didorong oleh peningkatan penyaluran kredit konsumsi

perbankan. Pada periode triwulan III-2013, realisasi kredit konsumsi tercatat sebesar Rp 2,76

trilliun atau tumbuh sebesar 37,21% (yoy). Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat juga

tercermin dari meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga sebesar 11,89% (yoy) atau

tercatat sebesar 57,22 juta Kwh.

Grafik 16. Grafik Survey Konsumen

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat Sumber: Survei Konsumen KPwBI Papua & Papua Barat

Grafik 17. Kredit Konsumsi Papua Barat

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 13

2.1.2. Ekspor – Impor

Kinerja ekspor Provinsi Papua Barat pada periode triwulan III-2013 mengalami

pertumbuhan sebesar 26,13% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-

2013 sebesar 17,43% (yoy). Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh produksi LNG Tangguh

yang sudah mengalami operasi produksi normal setelah pada triwulan sebelumnya Train II

mengalami gangguan.

Sementara itu, kinerja impor mengalami pertumbuhan sebesar 11,67% (yoy) atau sedikit

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,01% (yoy) Pembelian berbagai

barang modal baik oleh pemerintah maupun swasta menjadi penyebab pertumbuhan impor

Papua Barat.

2.2. Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, seluruh sektor utama ekonomi mengalami pertumbuhan yang

positif. Secara rinci pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi adalah sebagai berikut:

sektor pertanian (6,18%); sektor pertambangan dan penggalian (3,03%): sektor industri

pengolahan (2,05%); sektor listrik, gas & air bersih (9,48%); sektor bangunan (11,64%); sektor

perdagangan, hotel & restoran (11,23%); sektor angkutan & komunikasi (10,65%); sektor

Grafik 18. Konsumsi Listrik Papua Barat

Sumber: PLN Wilyah Papua

Grafik 19. Perkembangan Produksi Gas

Sumber: Dinas Pertambangan Prov. Papua Barat, Proyeksi

KPwBI Papua & Papua Barat

Grafik 20. Perkembangan Nilai Ekspor Papua Barat

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 14

keuangan, perwewaan & jasa perusahaan (9,57%); dan sektor jasa-jasa (7,43%). Lebih lanjut

perkembangan rinci pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi selama tahun 2011-2013

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 13. Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada periode triwulan III-2013 tumbuh sebesar 6,18% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2013 sebesar 3,98% (yoy). Namun demikian,

pertumbuhan sektor pertanian tidak diikuti oleh perbaikan kesejahteraan petani.

Kesejahteraan petani malah cenderung mengalami penurunan sebagaimana tercermin dari

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada akhir triwulan III-2013 yang sebesar 99,34 jauh lebih

rendah dari NTP pada akhir triwulan II-2013 yang tercatat sebesar 101.54.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.2.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor-sektor Industri Pengolahan tumbuh sebesar 2,05% (yoy) atau lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar -0,79% (yoy). Sektor

ini memegang kontribusi terbesar yang mencapai 47% dari total PDRB Papua Barat, selain itu

sektor industri pengolahan juga memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,95% bagi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 4.66% 0.57% 0.56% 0.55% 0.55% 2.20% 0.06% 3.09% 2.41% 3.98% 6.18%

Pertambangan & Penggalian 2.95% 5.54% 7.95% 7.64% 14.96% 7.69% 1.10% -0.83% -3.88% -0.93% 3.03%

Industri Pengolahan 50.03% 66.20% 66.19% 71.45% 89.85% 52.04% 2.30% 1.46% 14.13% -0.79% 2.05%

Listrik,Gas & Air Bersih 8.97% 8.60% 9.83% 8.05% 10.08% 8.25% 7.63% 9.34% 9.42% 10.08% 9.48%

Bangunan 16.04% 13.08% 13.61% 7.00% 10.58% 10.39% 11.99% 15.99% 12.03% 11.51% 11.64%

Perdagangan, Hotel & Restoran 12.33% 14.29% 15.58% 6.76% 8.77% 8.02% 9.81% 12.96% 12.51% 12.87% 11.23%

Angkutan & Komunikasi 11.20% 11.64% 12.30% 10.29% 13.13% 11.08% 10.21% 11.93% 10.74% 11.13% 10.65%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 7.01% 11.27% 12.45% 13.74% 9.12% 11.05% 1.03% 3.46% 10.91% 13.20% 9.57%

Jasa - jasa 17.58% 26.46% 29.97% 16.86% 12.90% 10.11% 8.39% 16.19% 10.71% 11.70% 7.43%

TOTAL PDRB 20.10% 26.27% 31.57% 28.76% 35.83% 24.63% 3.87% 5.23% 9.90% 3.58% 5.12%

Growth PDRB Papua Barat2011 2012 2013

Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari Sumber: Bank Indonesia

Grafik 21. Nilai Tukar Petani Papua Barat Grafik 22. PDRB Sektor Pertanian Papua Barat

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 15

pertumbuhan ekonomi Papua Barat. Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan

berjalan terutama disebabkan adanya adanya peningkatan produksi LNG Tangguh. Parameter

lain yang menunjukkan pertumbuhan positif sektor pengolahan tercermin dari aktivitas

penggunaan listrik industri sebesar 1,26 juta kWh yang tumbuh sebesar 3,36 % pada triwulan

III-2013.

Grafik 23. Penggunaan Listrik

Sumber: PLN Wilayah Papua

2.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar

11,23% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

mencapai 12,87% (yoy). Perbaikan kinerja sektor PHR tercermin dari meningkatnya konsumsi

listrik konsumen komersial yang tumbuh mencapai 5,23% (yoy). Pertumbuhan sektor ini juga

tercermin dari perkembangan kredit perbankan sektor perdagangan sebesar 33,0% (yoy)

dengan nilai sebesar Rp 2,13 triliun.

2.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada triwulan III-2013, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 10,65%

(yoy), atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan II-2013 yang tercatat sebesar 11,13%

(yoy). Membaiknya kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi tercermin dari tumbuhnya

sub sektor angkutan udara dan angkutan laut sebagai jenis angkutan yang paling banyak

dipergunakan masyarakat di Papua Barat. Tumbuhnya sektor pengangkutan dan komunikasi

terlihat dari perkembangan arus penumpang kapal di Pelabuhan Papua Barat tumbuh

mencapai 3,20% (yoy).

Peningkatan kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga tercermin dari

pertumbuhan arus bongkar muat barang di pelabuhan Provinsi Papua Barat yang tumbuh

sebesar 4,24% (yoy).

Sumber: PLN Wilayah Papua

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 16

2.2.5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pada periode laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh

sebesar 9,57% (yoy), melambat jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 13,20% (yoy). Sub sektor Bank memberikan andil yang cukup signifikan

terhadap sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sehingga, melambatnya

pertumbuhan sektor keuangan didukung oleh melambatnya angka pertumbuhan Nilai

Tambah Bank (NTB) menjadi sebesar 17,33% (yoy) dari pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang mencapai angka 29,56% (yoy).

Tabel 14. Perkembangan Nilai Tambah Bank Provinsi Papua Barat

Sumber: Bank Indonesia

2.2.6. Sektor Jasa-jasa

Pada periode laporan, sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 7,43% (yoy), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,70% (yoy).

Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit di sektor jasa-jasa yang mengalami pertumbuhan

63,0% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Selain itu masuknya

musim liburan sekolah telah meningkatkan aktivitas jasa pariwisata di sejumlah tempat

wisata di Papua Barat.

2.2.7. Sektor Bangunan

Pada periode laporan, sektor bangunan tumbuh sebesar 11,64% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,51% (yoy).

Cukup tingginya pertumbuhan sektor ini tercermin dari besarnya realisasi semen di Provinsi

Papua Barat sebesar 39.238 sak atau bertumbuh sebesar 314,56% jika dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

2.2.8. Sektor Lainnya

Sementara itu, 2 sektor lainnya memberikan kontribusi relatif kecil yakni sektor listrik,

gas & air bersih serta sektor pertambangan. Kedua sektor ini masing-masing tumbuh sebesar

9,48% (yoy) dan 3,03% (yoy).

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

A. PENDEKATAN PENDAPATAN

1. Biaya Tenaga Kerja 19,944 24,385 31,014 33,744 24,782 26,515 37,430 42,237 29,658 33,566 40,637

2. Surplus 76,138 74,959 75,389 75,459 78,851 102,311 105,149 102,054 113,547 133,586 126,874

3. Pajak Tak Langsung Neto 86 66 329 134 53 88 182 173 206 152 317

4. Penyusutan 2,528 2,637 2,769 3,281 2,782 2,874 2,977 3,433 2,654 3,442 3,165

PRODUK BRUTO / NILAI TAMBAH BRUTO 98,696 102,047 109,500 112,618 106,468 131,788 145,738 147,897 146,065 170,746 170,993

B. PENDEKATAN PRODUKSI

1. Hasil imputasi jasa 97,571 103,639 120,089 126,594 110,825 138,494 153,172 162,525 150,412 177,222 182,517

2. Penerimaan neto dari transaksi devisa 994 526 (586) (825) (128) (634) (439) (128) (131) (391) (3,668)

3. Provisi dan komisi 14,294 16,104 9,120 14,799 13,936 15,413 15,678 17,136 16,914 18,323 18,623

4. Pendapatan operasional lainnya 2,595 3,936 3,694 5,690 4,457 5,967 4,977 4,931 4,098 5,282 3,126

GROSS OUTPUT 115,453 124,205 132,317 146,259 129,090 159,240 173,388 184,464 171,293 200,437 200,597

5. Biaya-biaya antara 16,757 22,158 22,817 33,641 22,622 27,452 27,650 36,567 25,228 29,691 29,604

NILAI TAMBAH BRUTO / PRODUK BRUTO 98,696 102,047 109,500 112,618 106,468 131,788 145,738 147,897 146,065 170,746 170,993

PERUMBUHAN 2.92% 50.79% 17.79% 20.51% 7.87% 29.14% 33.09% 31.33% 37.19% 29.56% 17.33%

20132012KOMPONEN

2011

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 17

BAB 2.

PERKEMBANGAN HARGA

1. Provinsi Papua

1.1. Kondisi Umum

Sampai dengan periode triwulan III-2013, inflasi kota Jayapura5 tercatat sebesar 8,58%

(yoy) lebih tinggi dari 6,07% (yoy) pada triwulan II-2013. Secara triwulanan, inflasi kota

Jayapura tercatat sebesar 3.81% (qtq) atau mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika

dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,89% (qtq). Jika

dibandingkan dengan inflasi nasional, laju inflasi tahunan kota Jayapura tercatat sedikit lebih

tinggi, dimana inflasi nasional pada triwulan III-2013 tercatat sebesar 8,40% (yoy).

Secara umum, kenaikan inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2013 diakibatkan oleh

terjadinya kenaikan harga beberapa Komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang

putih dan bawang merah. Secara umum, kenaikan harga komoditas bahan makanan terjadi

akibat meningkatnya biaya transportasi pasca kenaikan harga BBM besubsidi dan

berkurangnya pasokan.

Tabel 15. Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Sumber: BPS Provinsi Papua

5 Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota Jayapura.

IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY

Bahan Makanan 151,85 6,70 8,26 7,36 8,26 152,03 -8,14 0,12 0,12 10,66 147,90 -1,14 -2,60 -2,72 5,49 153,05 -4,84 0,79 3,48 8,21

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 151,52 0,44 4,02 0,60 4,02 152,88 0,22 0,90 0,90 4,14 155,80 0,63 2,82 1,91 6,90 158,70 1,54 4,74 1,86 5,37

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 120,50 0,21 3,28 0,18 3,28 125,93 0,14 4,51 4,51 7,17 127,39 0,20 5,72 1,16 7,92 130,17 0,02 8,02 2,18 8,22

Sandang 132,23 0,11 2,48 0,28 2,48 130,71 -0,64 -1,15 -1,15 0,93 130,01 0,36 -1,68 -0,54 1,46 136,74 2,79 3,41 5,18 3,70

Kesehatan 115,53 0,00 0,57 0,01 0,57 115,77 0,00 0,21 0,21 0,30 117,24 0,16 1,48 1,27 1,40 118,86 0,06 2,88 1,38 2,89

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 114,13 0,00 4,96 0,03 4,96 114,18 0,02 0,04 0,04 4,99 114,26 0,05 0,11 0,07 4,90 118,37 0,00 3,72 3,60 3,75

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 121,44 2,82 2,29 3,07 2,29 119,93 -0,89 -1,24 -1,24 1,99 126,53 3,30 4,19 5,50 6,61 135,97 -0,55 11,96 7,46 15,40

Inflasi Jayapura (Inflasi MTM,YOY,QTQ= %) 132,71 2,57 4,52 2,82 4,52 133,82 -2,63 0,84 0,84 5,89 135,01 0,52 1,73 0,89 6,07 140,15 -1,14 5,61 3,81 8,58

TW IV

2012

Kelompok Komoditi TW IITW I TW III

2013

Grafik 24. Perbandingan Inflasi Papua dengan Inflasi Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 18

Inflasi pada triwulan berjalan terutama disumbang oleh kenaikan indeks pada kelompok

barang dan jasa sebagai berikut; kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

sebesar 15,40% (yoy) kelompok Bahan Makanan sebesar 8,21% (yoy), kelompok Perumahan,

Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 8,22% (yoy), kelompok Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau sebesar 5,37% (yoy), kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

sebesar 3,75% (yoy), kelompok Sandang sebesar 3,70% (yoy) dan kelompok Kesehatan

sebesar 2,89% (yoy).

1.2. Disagregasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Secara keseluruhan kelompok inflasi (core, volatile food, dan administered) tercatat

mengalami inflasi yang meningkat . Inflasi kelompok inti (core) tercatat sebesar 6,55% (yoy)

dan secara triwulanan tercatat sebesar 1,53% (qtq). Adapun penyumbang inflasi pada

kelompok ini adalah sebagai berikut: sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar

11,99 (qtq), sub kelompok jasa perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 11,92% (qtq), sub

kelompok penbdidikan sebesar 6,01% (qtq), sub kelompok sandang anak-anak sebesar

4,55% (qtq), sub kelompok makanan jadi sebesar 2,51% (qtq), sub kelompok

perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 1,94% (qtq), sub kelompok saranan penunjang

transpor sebesar 1,57% (qtq), sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 1,54% (qtq), sub

kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1,37% (qtq) dan sub kelompok sandang

wanita sebesar 1,32% (qtq). Beberapa komoditas penyumbang inflasi pada kelompok inflasi

inti adalah emas perhiasan, pasir, batu tela, celana panjang jeans wanita, celana panjang

jeans, obat batuk, parfum, sabun mandi, biaya foto copy.

Selanjutnya, inflasi pada kelompok volatile food masing-masing tercatat sebesar 8,68%

(yoy) dan secara triwulanan sebesar 6,01% (qtq). inflasi tersebut disebabkan oleh

peningkatan harga pada beberapa sub kelompok sebagai berikut: sub kelompok bumbu-

bumbuan sebesar 65,42% (yoy), sub kelompok buah-buahan sebesar 16,44% (yoy), sub

kelompok telur, susu dan hasilnya sebesar 11,71% (yoyo), sub kelompok kacang-kacangan

sebesar 7,89% (yoy) dan sub kelompok padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya sebesar

4,25% (yoy). Adapun komoditas peyumbang inflasi pada kelompok volatile food antara lain

adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, tomat

sayur, tomat buah, bayam, bunga pepaya, nangka muda dan labu siam/jipang.

Sementara itu, inflasi pada kelompok administered prices tercatat sebesar 17,30% (yoy)

dan secara triwulanan sebesar 10,45% (qtq). Inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan

harga BBM bersubsidi yang terjadi di bulan Juni 2013. Inflasi pada kelompok administered

price disumbang oleh sub kelompok transpor sebesar 19,37% (yoy), sub kelompok bahan

bakar, penerangan dan air sebesar 11,85% (yoy) dan sub kelompok tembakau dan minuman

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 19

beralkohol sebesar 3,77% (yoy). Adapun komoditas yang menyebabkan kenaikan harga pada

kelompok ini adalah: bensin, angkutan dalam kota, angkutan udara, tarip sewa motor,

angkutan antar kota dan solar.

Tabel 16. Disagregasi Inflasi Kota Jayapura

Sumber: BPS diolah

Grafik 25. Disagregasi Inflasi Kota Jayapura Grafik 26. Perkembangan Survei Konsumen

Sumber KPwBI Papua & Papua Barat

1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

1.3.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tahunan sebesar 8,21% (yoy) atau secara

triwulanan mengalami inflasi sebesar 3,48% (qtq), inflasi tersebut lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 5,49% (yoy) dan -2,72% (qtq). Meningkatnya harga BBM

pada bulan juni serta minimnya ketersediaan stok beberapa komoditas bumbu-bumbuan

menjadi penyebab tingginya inflasi kelompok bahan makanan. Dari 11 sub kelompok dalam

kelompok Bahan Makanan, terdapat beberapa komponen sub kelompok yang menjadi faktor

pendorong tingginya inflasi dari kelompok bahan makanan, yakni: sub kelompok Bumbu-

bumbuan sebesar 65,42% (yoy), sub kelompok Buah-buahan sebesar 16,44% (yoy), sub

kelompok telur, susu dan hasilnya sebesar 11,71% (yoy), sub kelompok Kacang-kacangan

sebesar 7,89% (yoy), serta sub kelompok padi dan umbi-umbian sebesar 11,31% (yoy).

I II III IV I II III IV I II III

Index 122.62 124.43 123.56 125.54 125.78 126.26 127.33 131.00 132.43 133.62 135.67

Inflasi Core (mtm) 0.29 0.79 -1.06 0.47 -0.25 1.15 -0.54 2.34 -1.61 0.24 -0.52

Inflasi Core (qtq) 5.00 1.48 -0.70 1.60 0.19 0.38 0.85 2.88 1.09 0.90 1.53

Inflasi Core (yoy) 3.91 2.93 3.53 2.29 2.58 1.47 3.05 4.35 5.29 5.83 6.55

Index 140.01 139.10 143.81 145.26 141.11 144.11 149.51 156.10 156.00 153.27 162.48

Inflasi Volatile (mtm) -1.03 0.42 -1.88 0.12 -4.18 1.00 1.94 4.95 -7.16 -0.56 -3.70

Inflasi Volatile (qtq) 5.79 -0.65 3.39 1.01 -2.86 2.13 3.75 4.41 -0.06 -1.75 6.01

Inflasi Volatile (yoy) 5.15 4.15 2.44 6.88 0.79 3.60 3.96 7.46 10.55 6.36 8.68

Index 111.27 111.63 111.86 112.09 112.24 112.45 112.98 113.21 114.43 119.98 132.52

Inflasi Adm Price (mtm) 0.00 0.00 0.11 0.21 0.13 0.15 0.42 0.00 0.18 3.40 0.01

Inflasi Adm Price (qtq) -11.68 0.32 0.21 0.21 0.13 0.19 0.47 0.20 1.08 4.85 10.45

Inflasi Adm Price (yoy) 4.19 6.96 3.07 2.94 0.87 0.73 1.00 1.00 1.95 6.70 17.30

Adm

Price

20132011 2012

Core

Volatile

Foods

Komponen Disagregasi

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 20

1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

kelompok makanan jadi merupakan komoditas yang hampir seluruhnya didatangkan dari

luar Papua. Kelompok ini pada triwulan III-2013 mengalami inflasi sebesar 5,37% (yoy) atau

1,86% (qtq), inflasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai 6,90% (yoy) atau 1,91 (qtq). Tingkat inflasi kelompok makanan jadi yang relatif

stabil disinyalir terjadi karena terjaganya pasokan barang pada triwulan berjalan. Adapun

inflasi tahunan ketiga subkelompok pada kelompok ini adalah sub kelompok Makanan Jadi

sebesar 6,28% (yoy), sub kelompok Minuman yang tidak beralkohol sebesar 4,16% (yoy),

serta subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 3,77% (yoy).

1.3.3 Kelompok Perumahan, Air Dan Listrik.

Kelompok ini pada triwulan laporan mengalami inflasi 8,21% (yoy) atau 2,18% (qtq),

angka tersebut lebih tinggi dari inflasi pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,92%

(yoy) atau 1,16% (qtq). Kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan Juni menjadi salah satu

faktor pendorong tingginya inflasi dari kelompok perumahan, air dan listrik, terutama

disebabkan oleh naiknya harga bahan bakar. Adapun kenaikan inflasi untuk setiap sub

kelompok adalah sebagai berikut: sub kelompok Biaya Tempat Tinggal sebesar 8,14% (yoy),

sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 11,85% (yoy), sub kelompok

perlengkapan rumah tangga sebesar 1,26% (yoy), sub kelompok penyelenggaraan rumah

tangga sebesar 4,62% (yoy).

1.3.4. Kelompok Sandang

Pada triwulan III-2013, Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 3,70% (yoy) atau

5,18% (qtq), angka tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi yang tercatat pada triwulan

sebelumnya sebesar 1,46% (yoy) atau -0,54% (qtq). Faktor pendorong inflasi di sektor

sandang disebabkan oleh meningkatnya harga emas dan tingginya permintaan masyarakat

terhadap pakaian anak. Adapun kenaikan inflasi untuk setiap sub kelompok adalah sebagai

berikut: sub kelompok sandang laki-laki sebesar 2,02% (yoy), sub kelompok sandang wanita

sebesar 2,18% (yoy) serta sub kelompok sandang anak-anak sebesar 5,50% (yoy) dan sub

kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 4,76 (yoy).

1.3.5 Kelompok Kesehatan

Kelompok ini pada triwulan III-2013 mengalami inflasi 2,89% (yoy) atau 1,38% (qtq),

lebih tinggi dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,40% (yoy) atau 1,27%

(qtq). inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga pada sub kelompok perawatan jasmani

dan kosmetika sebesar 2,69% (yoy) serta subkelompok obat-obatan (0,73%; yoy). Pelemahan

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 21

rupiah pada triwulan III-2013 menyebabkan kenaikan harga obat-obatan yang sebagian besar

diperoleh melalui impor, sehingga memberikan dampak terhadap harga obat di Jayapura.

1.3.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga pada triwulan III-2013 mengalami inflasi

3,75% (yoy) atau 3,60% (qtq), angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 4,90%(yoy) atau 0,07% (qtq). Pendorong utama inflasi pada kelompok ini

adalah sub kelompok pendidikan yang membukukan inflasi sebesar 6,01% (yoy) sedangkan

subkelompok lain tertahan pada level yang relatif stabil. Masuknya musim liburan dan tahun

ajaran sekolah baru menyebabkan naiknya permintaan atas sejumlah fasilitas rekreasi dan

pendidikan.

1.3.7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada triwulan III-2013 mengalami

inflasi sebesar 15,40% (yoy) atau 7,46% (qtq). Menguatnya tekanan inflasi pada triwulan

laporan dibandingkan triwulan sebelumnya didorong terutama oleh kenaikan harga pada sub

kelompok transpor (19,37%; yoy) dan sub kelompok sarana dan sub kelompok penunjang

transpor (7,56%; yoy). Kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada Juni 2013

menjadi penyebab meningkatnya biaya transportasi.

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 22

2. Provinsi Papua Barat

2.1. Kondisi Umum

Pada triwulan III- 2013, inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat6 tercatat sebesar 7.89%

(yoy) atau secara triwulanan sebesar 3,60% (qtq). Angka pertumbuhan tahunan inflasi

gabungan meningkat jika dibandingkan dengan triwulan II-2013 yang tercatat pada level

5,58% (yoy) dan 1,31% (qtq). Inflasi tahunan di Kota Manokwari tercatat sebesar 5,38% (yoy),

relatif stabil jika dibandingkan dengan angka inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 5,30%

(yoy) dan 1,90% (qtq). Namun demikian, inflasi Kota Sorong tercatat meningkat cukup

signifikan, masing-masing sebesar 10,80% (yoy) dan 7,09% (qtq).

Tabel 17. Perkembangan Inflasi Provinsi Papua Barat

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter, BPS Provinsi Papua Barat

2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat pada triwulan III-2013 terjadi hampir pada

semua kelompok komoditas barang dan jasa. Inflasi tertinggi di Papua Barat berasal dari

kelompok bahan makanan yang tercatat sebear 13,81% (yoy), sedangkan inflasi terendah

berasal dari kelompok sandang yang tercatat sebesar 0,46% (yoy). Meningkatnya harga

daging ayam ras, ayam hidup, telur ayam kampung serta komoditas bumbu-bumbuan menjadi

komoditas yang menyumbang inflasi secara signifikan, hal tersebut terjadi akibat tingginya

permintaan pada saat menjelang hari raya idul fitri tidak diiringi oleh pasokan yang cukup.

Namun demikian, turunnya harga beberapa jenis ikan seperti ikan bubara, ekor kuning,

tenggiri dan teri akibat melimpahnya pasokan dari nelayan setempat diyakini menjadi salah

satu faktor yang turut menekan tingkat inflasi di provinsi papua barat.

Secara umum, inflasi tahunan Provinsi Papua Barat pada triwulan III-2013 disumbang

oleh 7 (tujuh) kelompok, yaitu kelompok bahan makanan mencatatkan inflasi tertinggi

diantara kelompok lainnya sebesar 13,81% (yoy); kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan mencatatkan inflasi sebesar 7,22% (yoy); kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar mencatatkan inflasi sebesar 4,65% (yoy); kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 4,34% (yoy); kelompok kesehatan

6 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan Kota

Sorong.

IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY IHK MTM YTD QTQ YOY

Bahan Makanan 167.38 3.38 6.99 0.49 6.99 174.36 2.81 4.17 4.17 13.74 179.60 1.31 7.30 4.17 9.30 189.57 -7.68 13.26 5.55 13.81

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 167.72 0.06 3.44 0.29 3.44 170.41 0.57 1.60 1.60 4.40 171.30 -0.05 2.03 1.60 3.02 174.49 0.41 4.04 1.86 4.34

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 145.75 0.01 2.09 0.68 2.09 147.64 0.07 1.30 1.30 2.75 149.43 0.02 2.52 1.30 3.72 151.49 0.15 3.94 1.38 4.65

Sandang 128.59 0.41 4.21 1.52 4.21 129.10 0.11 0.40 0.40 4.24 128.90 0.18 0.24 0.40 2.33 127.25 0.64 -1.04 -1.28 0.46

Kesehatan 138.42 0.35 2.55 0.39 2.55 138.91 0.30 0.35 0.35 1.56 139.33 0.14 0.66 0.35 1.53 140.69 0.27 1.64 0.98 2.04

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 128.21 -0.04 3.49 -0.02 3.49 128.66 -0.08 0.35 0.35 3.21 128.64 0.00 0.34 0.35 1.83 129.51 0.48 1.01 0.68 0.99

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 131.94 0.99 13.14 2.26 13.14 126.24 1.50 -4.32 -4.32 5.90 131.23 4.26 -0.53 -4.32 5.05 138.33 -4.59 4.84 5.41 7.22

Inflasi Papua Barat (Inflasi MTM,YOY, QTQ = %) 151.64 1.30 4.98 0.85 4.98 153.62 1.37 1.31 1.31 7.41 156.58 1.08 3.26 1.31 5.58 162.22 -3.60 6.98 3.60 7.89

TW III

2013

TW I TW IITW IVKelompok Komoditi

2012

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 23

mencatatkan inflasi sebesar 2,04% (yoy); kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga

mencatatkan inflasi sebesar 0,99% (yoy) serta kelompok sandang mencatatkan inflasi

sebesar 0,46% (yoy) .

2.2.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan III-2013 mengalami inflasi sebesar 13,81%

(yoy) dan 5,55% (qtq), angka tersebut lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 9,30% (yoy) dan 4,17% (qtq). Inflasi dari kelompok bahan makanan merupakan

inflasi tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Tingginya inflasi tersebut

disebabkan oleh sub kelompok bumbua-bumbuan yang tercatat mengalami inflasi sebesar

81,55% (yoy), kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh beberapa komoditas seperti

bawang merah, cabe rawit, cabe merah dan gula merah yang mencapai lebih dari 40 % (yoy).

Selain itu, sub kelompok daging dan hasilnya juga menjadi penyumbang tingginya inflasi

kelompok bahan makanan, terutama disebabkan oleh meningkatnya harga daging ayam.

Namun demikian, turunnya harga komoditas ikan-ikanan seperti ikan ekor kuning, burbara,

cakalang dan teri, menjadi salah satu faktor yang menahan laju inflasi lebih tinggi. Adapun

sub kelompok lainnya yang turut menyumbang inflasi terhadap kelompok bahan makanan

adalah sebagai berikut: sub kelompok sayur-sayuran sebesar 19,84% (yoy), sub kelompok

kacang-kacangan sebesar 17,33% (yoy) serta sub kelompok Telur, Susu dan Hasil-hasilnya

sebesar 17,29% (yoy).

2.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan III-2013 tercatat

mengalami inflasi sebesar 4,34% (yoy) dan 1,86% (qtq), angka tersebut lebih tinggi jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,02% (yoy) dan 1,60%

(qtq). Inflasi tahunan seluruh sub kelompok bertumbuh secara positif. Subkelompok yang

memiliki angka pertumbuhan paling besar adalah sub kelompok tembakau dan minuman

beralkohol yang tercatat sebesar 7,42% (yoy). Adapun komoditas yang mengalami

peningkatan harga cukup signifikan adalah buah pinang dan sirih yang tingkat konsumsinya

cukup besar di wilayah Papua.

2.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan laporan mengalami

inflasi sebesar 4,65% (yoy) dan 1,38% (qtq), angka tersebut lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 3,72% (yoy) dan 1,30% (qtq). Inflasi tertinggi terjadi pada

sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air. Tingginya inflasi pada sub kelompok

tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar sebagai akibat adanya

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 24

kebijakan untuk menaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah, selain itu meningkatnya

tarif dasar listrik yang terjadi pada pertengahan tahun menjadi salah satu pendorong inflasi

pada kelompok ini.

2.2.4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan III-2013 membukukan laju inflasi sebesar 0,46% (yoy)

atau secara triwulanan mengalami deflasi sebesar -1,28% (qtq), angka tersebut lebih rendah

dari triwulan sebelumnya sebesar 2,33% (yoy) dan 0,40% (qtq). Penurunan inflasi terjadi dari

sub kelompok sandang wanita sebesar -0,65% (yoy) dan sub kelompok sandang anak-anak

sebesar -4,50% (yoy). Penurunan harga celana jeans wanita dan celana jeans anak menjadi

salah satu penyumbang rendahnya inflasi kelompok sandang.

2.2.5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada periode laporan mencatat inflasi sebesar 2,04% (yoy) atau

0,98% (qtq), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 1,53% (yoy) dan 0,35% (qtq). Inflasi

pada kelompok ini disumbang oleh sub kelompok obat-obatan sebesar 1,90% (yoy), sub

kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 9,43% (yoy) serta sub kelompok perawatan

jasmani dan kosmetika sebesar 3,45% (yoy).

2.2.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada triwulan III-2013 mengalami inflasi

sebesar 0,99% (yoy) atau 0,68% (qtq). Tekanan inflasi terutama datang dari sub kelompok

pendidikan sebesar 1,31% (yoy), sedangkan subkelompok lain mengalami pertumbuhan

inflasi yang relatif kecil.

2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan laporan mengalami

inflasi sebesar 7,22% (yoy) atau 5,41% (qtq), angka tersebut lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya sebesar 5,05% (yoy) atau -4,32% (qtq). Peningkatan harga paling signifikan

teramati pada sub kelompok transpor sebesar 12,54% (yoy). Adapun tingginya inflasi sub

kelompok ini akibat meningkatnya harga bahan bakar yang berdampak pada meningkatnya

tarif angkutan dalam kota, luar kota dan angkutan penyebrangan (laut/sungai).

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 25

BAB 3.

PERKEMBANGAN PERBANKAN

1. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua

Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada

triwulan III-2013 cukup menggembirakan. Hal itu tercermin dari pertumbuhan beberapa

indikator perbankan yang cukup signifikan. Fungsi intermediasi perbankan terlihat cukup

meningkat seperti tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga di sisi pasiva perbankan

yang tumbuh sebesar 12,45% (yoy) sementara disisi aktiva, kredit perbankan tumbuh sangat

signifikan sebesar 28,54% (yoy) dan mendorong meningkatnya loan to deposit rate (LDR)

perbankan menjadi sebesar 58,75% (yoy) pada triwulan III-2013 dari 51,40% (yoy) pada

triwulan III-2012. Namun demikian, LDR tersebut masih jauh dari target minimal sebesar

78% yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Tabel 18. Perkembangan Perbankan Wilayah Papua (Miliar)

Secara umum, total aktiva perbankan tumbuh sebesar 9,43% (yoy) yang terutama

disumbang oleh tingginya pertumbuhan kredit sebesar 28,54% (yoy). Kredit konsumsi dan

modal kerja menjadi porsi terbesar dalam kredit yang diberikan dengan total share mencapai

+85% dan tumbuh cukup tinggi masing-masing sebesar 40,30% (yoy) dan 15,60% (yoy).

Sementara itu, walaupun share kredit investasi masih relatif lebih kecil, namun kredit ini

mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 31,48% (yoy). Namun demikian, pesatnya

IV I II III IV I II III

Total Asset (Rp m iliar) 40.268 40.915 44.398 47.808 43.380 43.376 48.484 52.316 9,43%

DPK (Rp m iliar) 31.198 31.557 34.254 36.358 35.432 35.432 38.589 40.884 12,45%

Giro (Rp m iliar) 10.505 12.375 14.577 16.166 10.390 12.687 15.260 17.697 9,47%

Deposito (Rp m iliar) 5.493 5.930 5.968 6.179 6.519 6.996 7.956 7.405 19,85%

Tabungan (Rp m iliar) 15.200 13.252 13.709 14.013 18.523 15.350 15.373 15.782 12,62%

Kredit Penggunaan (Rp m iliar) 15.003 15.598 17.429 18.687 19.940 20.555 22.851 24.020 28,54%

M odal Kerja 6.736 6.802 7.471 7.932 8.345 8.287 8.884 9.170 15,60%

Investasi 1.771 1.905 2.548 2.719 2.905 2.901 3.517 3.575 31,48%

Konsum si 6.496 6.891 7.410 8.036 8.690 9.367 10.449 11.275 40,30%

Kredit M KM (Rp m iliar) 6.588 6.602 7.342 7.522 7.793 7.314 8.346 8.669 15,25%

M odal Kerja 5.499 5.496 5.707 5.857 6.072 5.930 6.285 6.534 11,56%

Investasi 1.090 1.106 1.635 1.665 1.721 1.384 2.061 2.130 27,93%

Kredit M ikro (Rp m iliar) 1.004 1.042 1.199 1.097 1.185 1.149 1.299 1.382 26,01%

M odal Kerja 878 891 1.026 933 1.009 971 952 1.022 9,57%

Investasi 126 151 173 164 176 178 343 360 119,51%

Kredit Kecil (Rp M iliar) 3.527 3.470 3.830 3.934 4.041 3.275 3.658 3.766 -4,26%

M odal Kerja 2.990 2.937 2.840 2.942 3.041 2.696 2.691 2.777 -5,59%

Investasi 537 533 990 992 1.000 579 967 989 -0,30%

Kredit M enengah (Rp M iliar) 2.057 2.090 2.313 2.491 2.567 2.890 3.389 3.520 41,31%

M odal Kerja 1.630 1.668 1.841 1.982 2.022 2.263 2.643 2.739 38,19%

Investasi 427 422 472 509 545 627 758 782 53,63%

NPL 171 204 242 278 255 325 405 481 72,86%

NPL Ratio 1,14% 1,31% 1,39% 1,49% 1,28% 1,58% 1,77% 2,00% 0,51%

LDR 48,09% 49,43% 50,88% 51,40% 56,28% 58,01% 59,22% 58,75% 7,35%

W ilayah Papua2011 2012 Grow th

YOY

2013

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 26

pertumbuhan kredit perbankan tidak diimbangi oleh peningkatan kualitas kredit. Hal tersebut

dapat terlihat dari meningkatnya angka Non Performing Loan (NPL) pada triwulan III-2013

menjadi sebesar 2,00%, walaupun sebenarnya angka tersebut masih berada dalam batas

aman yang ditetapkan sebesar maksimum 5%.

Tabel 19. Perkembangan NPL Persektor

Pada sisi pasiva, peningkatan dana pihak ketiga terutama disumbang oleh peningkatan

deposito dengan pertumbuhan sebesar 19,85% (yoy) dan diikuti oleh tabungan sebesar

12,62% (yoy) serta giro sebesar 9,47% (yoy). Rendahnya pertumbuhan giro di wilayah Papua

terutama disebabkan oleh kecenderungan masyarakat yang masih belum terbiasa

menggunakan fasilitas tersebut.

II. Perbankan Provinsi Papua

2.1. Perkembangan Umum

Secara umum kinerja perbankan di Provinsi Papua masih sangat baik seperti tercermin

dari beberapa indikator, antara lain: pertumbuhan aset sebesar 5,16% (yoy), DPK sebesar

8,26 (yoy), dan kredit yang disalurkan sebesar 27,70% (yoy).

Besarnya pertumbuhan kredit yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan DPK

menyebabkan meningkatnya LDR perbankan di Provinsi Papua menjadi sebesar 57,80% (yoy)

atau jauh lebih tinggi dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

49,01% (yoy). Sayangnya, Meningkatnya LDR pada triwulan berjalan tidak diiringi oleh

perbaikan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang pada triwulan III-

2013 tercatat sebesar 1,90% atau meningkat dari triwulan yang sama di tahun sebelumnya

sebesar 1,37% (yoy).

IV I I I I I I IV I I I I I I

Tani 1,23% 1,35% 1,42% 1,41% 0,55% 0,85% 1,15% 1,32%

Tambang 0,35% 0,39% 0,41% 0,40% 0,88% 1,27% 1,47% 0,00%

Industri 1,13% 1,23% 1,30% 1,29% 2,03% 4,29% 5,65% 4,96%

Listrik,Gas 7,84% 8,57% 9,02% 8,93% 10,86% 13,64% 10,00% 10,00%

Konstruksi 1,81% 1,98% 2,09% 2,06% 1,59% 1,91% 2,46% 3,17%

Dagang/Hotel 1,13% 1,23% 1,30% 1,28% 1,73% 2,08% 2,20% 2,24%

Angkut/Komunikasi 0,73% 0,80% 0,84% 0,84% 0,35% 0,67% 0,86% 1,25%

JS.Dunia Usaha 0,17% 0,19% 0,20% 0,20% 0,92% 1,94% 2,85% 2,89%

JS.Sosial 1,27% 1,38% 1,46% 1,44% 0,74% 1,44% 1,76% 1,89%

Lain-2 1,16% 1,27% 1,33% 1,32% 0,90% 0,98% 1,12% 1,28%

Total 1,20% 1,31% 1,38% 1,31% 1,22% 1,49% 1,79% 1,89%

201320122011NPL PAPUA (%)

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 27

Tabel 20. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

2.2 Aset Perbankan

Pada triwulan III-2013, total aset perbankan di Provinsi Papua tercatat sebesar Rp 40,81

triliun. Dari jumlah itu, Bank Umum Milik Pemerintah (BUMP) masih menjadi pelaku dominan

dengan pangsa aset sebesar 81,64% dari total keseluruhan perbankan yang beroperasi di

Provinsi Papua. Sementara itu, pangsa Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) berada pada

urutan selanjutnya dengan pangsa sebesar 16,98% dan BPR hanya memiliki pangsa aset

sebesar 1,38%. Adapun saat ini nilai aset secara nominal untuk Bank Umum Milik Pemerintah

dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) masing-masing mencapai angka Rp 33,32 triliun

dan Rp 6,93 triliun, sedangkan aset BPR mencapai Rp 564 miliar. Pertumbuhan aset tersebut

terutama didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit yang mencapai 27,70% (yoy).

IV I II III IV I II III

Total Asset (Rp m iliar) 32.487 33.050 35.884 38.806 34.244 34.490 37.928 40.808 5,16%

DPK (Rp m iliar) 24.076 24.332 26.298 27.982 27.148 26.365 28.862 30.294 8,26%

Giro (Rp m iliar) 8.543 9.901 11.533 12.649 8.305 9.198 11.089 12.835 1,47%

Deposito (Rp m iliar) 4.225 4.542 4.561 4.724 5.095 5.556 6.217 5.595 18,44%

Tabungan (Rp m iliar) 11.308 9.889 10.204 10.609 13.748 11.610 11.555 11.864 11,83%

Kredit Penggunaan (Rp m iliar) 11.054 11.421 12.799 13.713 14.543 15.454 16.656 17.511 27,70%

M odal Kerja 4.819 4.887 5.273 5.581 5.771 5.858 6.186 6.392 14,53%

Investasi 1.363 1.494 2.026 2.109 2.254 2.195 2.601 2.605 23,54%

Konsum si 4.872 5.040 5.500 6.023 6.518 7.401 7.869 8.513 41,34%

Kredit M KM (Rp m iliar) 4.769 4.762 5.241 5.296 5.436 5.094 5.803 6.080 14,80%

M odal Kerja 3.951 3.923 3.967 4.014 4.134 4.131 4.391 4.607 14,77%

Investasi 818 839 1.274 1.282 1.302 963 1.408 1.468 14,51%

Kredit M ikro (Rp m iliar) 759 777 890 754 808 837 939 996 32,14%

M odal Kerja 650 647 741 622 668 693 669 713 14,68%

Investasi 109 130 149 132 140 140 270 283 114,39%

Kredit Kecil (Rp M iliar) 2.558 2.522 2.737 2.799 2.870 2.239 2.521 2.594 -7,31%

M odal Kerja 2.140 2.100 1.930 1.998 2.069 1.815 1.844 1.909 -4,43%

Investasi 418 422 807 801 801 424 677 685 -14,48%

Kredit M enengah (Rp M iliar) 1.452 1.463 1.615 1.742 1.758 2.022 2.343 2.489 42,88%

M odal Kerja 1.161 1.176 1.296 1.394 1.397 1.623 1.883 1.989 42,68%

Investasi 291 287 319 348 361 399 460 500 43,68%

NPL 127 151 175 188 179 237 298 332 76,70%

NPL Ratio 1,15% 1,32% 1,37% 1,37% 1,23% 1,53% 1,79% 1,90% 0,53%

LDR 45,91% 46,94% 48,67% 49,01% 53,57% 58,62% 57,71% 57,80% 8,80%

Provinsi Papua2011 2012 Grow th

YOY

2013

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 28

Grafik 27. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua Grafik 28. Komposisi Aset Perbankan

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua mencapai Rp 30,29 triliun yang terdiri dari giro sebesar

Rp 12,84 triliun, tabungan sebesar Rp 11,86 triliun dan deposito sebesar Rp 5,59 triliun.

Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan deposito berada

diperingkat tertinggi yakni sebesar 18,44% (yoy) diikuti oleh pertumbuhan tabungan sebesar

11,83% (yoy) dan pertumbuhan giro yang tercatat sebesar 1,47% (yoy).

Sementara itu, dilihat dari share masing-masing kelompok bank, Bank Pemerintah masih

mendominasi dengan share sebesar 79,01% diikuti kelompok bank swasta 20,24% dan

kelompok BPR 0,76%. Salah satu penyebab masih tingginya dominasi Bank Pemerintah

dalam menghimpun DPK di Provinsi Papua adalah besarnya dana APBD dan Dana Otonomi

Khusus Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten yang ditempatkan pada Bank

Pembangunan Daerah (BPD) Papua.

Tabel 21. Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

IV IV I II III IV I II III

Bank Pemerintah 14.976,47 18.150,55 18.287,97 20.246,47 21.741,08 20.277,95 20.206,97 22.805,10 24.083,00 10,49%

Giro 5.232,11 6.304,84 7.698,35 9.219,45 11.181,75 6.227,03 7.535,00 9.962,50 11.343,00 -2,12%

Deposito 2.282,30 2.656,07 2.955,54 3.004,90 3.073,17 2.970,59 3.434,94 3.565,80 3.254,00 16,22%

Tabungan 7.462,27 9.189,64 7.634,08 8.022,12 7.486,17 11.080,33 9.237,03 9.276,80 9.486,00 21,00%

Bank Swasta 4.447,94 5.444,50 5.303,38 5.364,02 4.495,55 6.098,42 5.954,81 5.841,70 5.981,00 12,28%

Giro 1.180,83 1.890,71 1.822,46 1.949,36 1.540,86 1.738,21 1.662,68 1.126,77 1.492,00 -8,77%

Deposito 1.444,90 1.563,15 1.523,22 1.500,82 1.276,73 2.083,37 1.972,27 2.492,54 2.170,00 29,48%

Tabungan 1.822,20 1.996,22 1.957,70 1.913,85 1.677,96 2.276,83 2.319,85 2.222,39 2.319,00 18,50%

BPR 166,35 223,64 237,06 206,69 217,03 202,58 202,58 215,60 229,72 -14,54%

Deposito 131,78 179,66 191,31 153,84 161,53 149,48 149,48 159,30 171,05 -21,86%

Tabungan 34,56 43,98 45,75 52,85 55,50 53,10 53,10 56,30 58,67 16,07%

Total DPK Provinsi Papua 19.590,75 23.818,69 23.828,40 25.817,18 26.453,66 26.578,94 26.364,35 28.862,40 30.293,72 10,64%

Giro 6.412,94 8.195,55 9.520,81 11.168,80 12.722,61 7.965,24 9.197,68 11.089,27 12.835,00 -3,39%

Deposito 3.858,99 4.398,87 4.670,07 4.659,55 4.511,43 5.203,44 5.556,70 6.217,64 5.595,05 18,99%

Tabungan 9.319,03 11.229,84 9.637,53 9.988,83 9.219,63 13.410,26 11.609,98 11.555,49 11.863,67 20,47%

2013Kelomok Bank

2010 2011 Growth

(yoy)

2012

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 29

Grafik 29. Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Walaupun suku bunga bank sedang mengalami trend kenaikan, hal ini tidak terlalu

mempengaruhi kinerja kredit perbankan di Provinsi Papua. Hal tersebut dapat terlihat dari

perkembangan kredit di Provinsi Papua yang tumbuh cukup signifikan yakni sebesar 27,70%

(yoy). Pertumbuhan kredit dari kategori penggunaan modal kerja tumbuh sebesar 14,53%

(yoy) dan kredit konsumsi sebesar 41,34% (yoy) dan kredit investasi sebesar 23,54% (yoy).

Tingginya pertumbuhan kredit tersebut tidak lepas dari tingginya tingkat konsumsi dan

semakin membaiknya iklim dunia usaha di Provinsi Papua. Selain itu, pertumbuhan yang

cukup pesat dari sektor-sektor produktif yang bersifat jangka panjang seperti pembangunan

ruko, investasi berbagai alat berat untuk kebutuhan infrastruktur ditenggarai menjadi

pendorong pertumbuhan kredit dari segi investasi.

Tabel 22. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua

IV I I I I I I IV I I I I I I

Pertanian 117 115 131 139 152 234 270 306

Tambang 46 51 66 58 97 79 75 77

Industri 364 316 425 545 481 373 487 544

Listrik,Gas 18 15 29 30 27 22 28 30

Konstruksi 1.013 995 1.173 1.273 1.303 1.101 1.205 1.295

Dagang/Hotel 3.010 3.034 3.452 3.756 4.009 4.144 4.816 4.870

Angkut/Komnikasi 132 177 200 253 261 300 373 399

JS.Dunia Usaha 341 340 435 416 479 567 562 519

JS.Sosial 711 852 828 855 861 903 953 958

Lain-2 5.302 5.526 6.060 6.388 6.873 7.730 7.887 8.514

Total 11.054 11.421 12.799 13.713 14.543 15.454 16.656 17.512

Sektor2011 2012 2013

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 30

Grafik 30. Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Grafik 31. Komposisi Kredit Perbankan

Jika dilihat dari penggunaannya maka penyaluran kredit konsumsi cukup dominan dengan

share 49%, modal kerja 36%, investasi 15%. Besarnya kucuran kredit konsumsi antara lain

untuk kendaraan bermotor dan kredit perumahan termasuk ruko, dan pembelian alat-alat

rumah tangga. Sementara itu, kredit untuk sektor perdagangan hotel dan restoran umumnya

adalah untuk hal-hal yang bersifat modal kerja seperti biaya pembelian barang modal ( barang

dagangan), biaya distribusi, penyediaan makan dan minum bagi restoran, dan lain-lain.

2.5 LDR Dan NPL

Peran perbankan sebagai lembaga intermediary antara pihak yang mengalami kelebihan

dana dan pihak yang membutuhkan dana di wilayah Papua masih belum sepenuhnya optimal,

dimana hal tersebut dapat tercermin dari tingkat LDR yang hanya 57,80%. Terbatasnya

jumlah usaha baik UMKM maupun usaha besar di Papua menjadi salah satu penyebab

rendahnya daya serap dunia usaha terhadap kredit perbankan. Selain itu, jaringan kantor

perbankan dengan tingkat tertinggi adalah kantor wilayah (3 Bank Umum) serta 1 Bank

Umum (BPD) ditengarai menjadi salah satu penyebab masih rendahnya LDR di Papua. Level

jaringan kantor cabang Perbankan yang kecil menunjukkan kewenangan pemberian kredit

yang juga lebih kecil. Selain itu, masih terbatasnya akses UMKM dalam mendapatkan fasilitas

pendanaan dari Perbankan juga ikut menjadi penyebab rendahnya LDR di Provinsi Papua.

Ditengah masih rendahnya LDR, kualitas kredit perbankan Papua masih tergolong cukup

baik seperti tercermin dari NPL sebesar 1,90% yang masih berada di bawah batas maksimal.

Berdasarkan sektor ekonomi; sektor listrik, gas dan air serta sektor Industri Pengolahan

menjadi sektor yang cukup berisiko seperti terlihat dari NPL sektor ini masing-masing

mencapai 10,00% dan 4,96%. Sektor-sektor ekonomi lainnya (sektor pertambangan,

pertanian, konstruksi, PHR, jasa dunia usaha, jasa sosial dan lainnya) masih cukup aman

seperti tercermin dari NPL yang hanya berada pada kisaran 0,40%-2,24%.

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 31

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Pertumbuhan Kredit MKM di Provinsi Papua dinilai cukup signifikan. Hal itu tercermin dari

rasio kredit mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap total kredit yang mencapai sebesar

mencapai sebesar 36,09% dengan nilai sebesar Rp 8,67 triliun. Nilai itu mengalami

pertumbuhan sebesar 15,25% (yoy) dibandingkan dengan posisi yang sama tahun

sebelumnya. Pangsa kredit MKM di Provinsi Papua hampir setiap periode mengalami

pertumbuhan positif dengan angka pertumbuhan yang relatif besar. Hal tersebut merupakan

suatu kabar yang sangat baik mengingat tingginya kredit UMKM mengindikasikan terjadinya

pertumbuhan sektor riil yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 24. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua

Di sisi lain, proporsi kredit UMKM di Provinsi Papua yang cukup besar disinyalir terjadi

karena beberapa hal. Pertama, masih relatif terbatasnya perusahaan skala besar di Provinsi

Papua menyebabkan kredit korporasi cukup minim. Kedua, tingkat pemberian kredit yang

melibatkan nilai dalam jumlah yang besar cukup sulit dilakukan oleh perbankan di Papua, hal

tersebut terkait dengan kewenangan kantor cabang yang cukup terbatas. Ketiga, perusahaan

skala besar yang berada di Papua telah mendapat pemenuhan akan kebutuhan dana dari

IV I I I I I I IV I I I I I I

Pertanian 1,23% 1,35% 1,42% 1,41% 0,55% 0,85% 1,15% 1,32%

Pertambangan 0,35% 0,39% 0,41% 0,40% 0,88% 1,27% 1,47% 0,00%

Industri Pengolahan 1,13% 1,23% 1,30% 1,29% 2,03% 4,29% 5,65% 4,96%

Listrik,Gas dan Air 7,84% 8,57% 9,02% 8,93% 10,86% 13,64% 10,00% 10,00%

Konstruksi 1,81% 1,98% 2,09% 2,06% 1,59% 1,91% 2,46% 3,17%

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,13% 1,23% 1,30% 1,28% 1,73% 2,08% 2,20% 2,24%

Angkutan dan Komunikasi 0,73% 0,80% 0,84% 0,84% 0,35% 0,67% 0,86% 1,25%

Jasa Dunia Usaha 0,17% 0,19% 0,20% 0,20% 0,92% 1,94% 2,85% 2,89%

Jasa Sosial 1,27% 1,38% 1,46% 1,44% 0,74% 1,44% 1,76% 1,89%

Lain-lain 1,16% 1,27% 1,33% 1,32% 0,90% 0,98% 1,12% 1,28%

Total 1,20% 1,31% 1,38% 1,31% 1,22% 1,49% 1,79% 1,89%

201320122011NPL PAPUA (%)

IV I II III IV I II III

Kredit M KM (Rp m iliar) 4.769 4.762 5.241 5.296 5.436 5.094 5.803 6.080 14,80%

M odal Kerja 3.951 3.923 3.967 4.014 4.134 4.131 4.391 4.607 14,77%

Investasi 818 839 1.274 1.282 1.302 963 1.408 1.468 14,51%

Kredit M ikro (Rp m iliar) 759 777 890 754 808 837 939 996 32,14%

M odal Kerja 650 647 741 622 668 693 669 713 14,68%

Investasi 109 130 149 132 140 140 270 283 114,39%

Kredit Kecil (Rp M iliar) 2.558 2.522 2.737 2.799 2.870 2.239 2.521 2.594 -7,31%

M odal Kerja 2.140 2.100 1.930 1.998 2.069 1.815 1.844 1.909 -4,43%

Investasi 418 422 807 801 801 424 677 685 -14,48%

Kredit M enengah (Rp M iliar) 1.452 1.463 1.615 1.742 1.758 2.022 2.343 2.489 42,88%

M odal Kerja 1.161 1.176 1.296 1.394 1.397 1.623 1.883 1.989 42,68%

Investasi 291 287 319 348 361 399 460 500 43,68%

NPL 127 151 175 188 179 237 298 332 76,70%

NPL Ratio 1,15% 1,32% 1,37% 1,37% 1,23% 1,53% 1,79% 1,90% 0,53%

LDR 45,91% 46,94% 48,67% 49,01% 53,57% 58,62% 57,71% 57,80% 8,80%

Provinsi Papua2011 2012 Grow th

YOY

2013

Tabel 23. Perkembangan Indikator Perbankan Papua Grafik 32. Perkembangan NPL & LDR

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 32

induk perusahaan (parent company) ataupun mendapatkan kredit dari perbankan di luar

Papua maupun di luar negeri.

III. Perbankan Provinsi Papua Barat

3.1 Perkembangan Umum

Secara umum perbankan di Provinsi Papua Barat mengalami perkembangan yang sangat

baik. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator utama seperti total aktiva, dan DPK

Perbankan pada triwulan III-2013. Total aset perbankan Provinsi Barat pada triwulan III-2013

mencapai Rp 11,51 triliun atau meningkat 27,84% (yoy) sementara total DPK mencapai Rp

10,59 triliun atau meningkat 26,44% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Searah dengan itu, penyaluran kredit mencapai Rp 6,51 triliun atau tumbuh 30,87% (yoy)

dengan rasio LDR mencapai 61,46%. Pesatnya pertumbuhan kredit tersebut juga diimbangi

oleh kualitas kredit yang sangat baik dengan NPL hanya 2,28%, atau masih jauh di bawah

ambang batas maksimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.

Tabel 25. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sama seperti di Papua, masih rendahnya LDR perbankan di Papua Barat juga disebabkan

masih relatif terbatasnya sektor usaha yang layak dibiayai di Papua Barat sementara usaha

besar memperoleh pinjaman dari perbankan di luar Papua.

IV I II III IV I II III

Total Asset (Rp m iliar) 7.781 7.865 8.514 9.002 9.136 9.554 10.556 11.508 27,84%

DPK (Rp m iliar) 7.122 7.225 7.956 8.376 8.284 9.381 9.727 10.591 26,44%

Giro (Rp m iliar) 1.962 2.474 3.044 3.517 2.085 3.489 4.171 4.862 38,24%

Deposito (Rp m iliar) 1.268 1.388 1.407 1.455 1.424 3.863 1.738 1.810 24,42%

Tabungan (Rp m iliar) 3.892 3.363 3.505 3.404 4.775 1.630 3.818 3.918 15,11%

Kredit Penggunaan (Rp m iliar) 3.949 4.177 4.630 4.974 5.397 5.614 6.194 6.510 30,87%

M odal Kerja 1.917 1.915 2.198 2.351 2.574 2.508 2.699 2.778 18,16%

Investasi 408 411 522 610 651 710 915 970 58,95%

Konsum si 1.624 1.851 1.910 2.013 2.172 2.371 2.580 2.762 37,21%

Kredit M KM (Rp m iliar) 1.819 1.840 2.101 2.226 2.357 2.220 2.543 2.589 16,31%

M odal Kerja 1.548 1.573 1.740 1.843 1.938 1.799 1.894 1.927 4,56%

Investasi 272 267 361 383 419 421 649 662 72,85%

Kredit M ikro (Rp m iliar) 245 265 309 343 377 312 360 386 12,54%

M odal Kerja 228 244 285 311 341 278 287 309 -0,64%

Investasi 17 21 24 32 36 38 73 77 140,63%

Kredit Kecil (Rp M iliar) 969 948 1.093 1.135 1.171 1.036 1.137 1.172 3,26%

M odal Kerja 850 837 910 944 972 881 847 868 -8,05%

Investasi 119 111 183 191 199 155 290 304 59,16%

Kredit M enengah (Rp M iliar) 605 627 698 749 809 868 1.046 1.031 37,65%

M odal Kerja 469 492 545 588 625 640 760 750 27,55%

Investasi 136 135 153 161 184 228 286 282 75,16%

NPL 44 53 67 90 76 93 119 148 64,83%

NPL Ratio 1,11% 1,27% 1,45% 1,81% 1,41% 1,67% 1,93% 2,28% 0,47%

LDR 55,45% 57,81% 58,20% 59,38% 65,15% 59,84% 63,68% 61,46% 2,08%

Grow th

YOYProvinsi Papua Barat

2011 2012 2013

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 33

3.2 Aset Perbankan

Secara total, aset perbankan Papua Barat mencapai Rp 11,51 triliun atau tumbuh

27,84% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sama seperti di Papua,

dominasi Bank-bank Pemerintah masih cukup tinggi di Papua Barat dengan pangsa 90%

sedangkan bank swasta hanya 9% dan BPR 1%.

Grafik 33. Perkembangan Aset Perbankan Papua Barat Grafik 34. Komposisi Aset Perbankan

Sumber: KPwBI Provinsi Papua & Papua Barat

Hal ini disebabkan oleh kredit perusahaan besar yang masih mengandalkan financing

dari parent company (khususnya PMA dan perusahaan asing).

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

Grafik 35. Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat

DPK perbankan Provinsi Papua Barat mencapai Rp 10,59 triliun yang terdiri dari giro Rp

4,86 triliun, tabungan Rp 3,92 triliun dan deposito Rp 1,81 triliun. Apabila dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing komponen tumbuh sebagai

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 34

berikut: giro sebesar 38,24% (yoy), deposito sebesar 24,42% (yoy), dan tabungan sebesar

15,11% (yoy). Searah dengan perkembangan aset, share bank pemerintah masih

mendominasi sebesar 90,23% diikuti oleh kelompok bank swasta dengan pangsa 8,67% dan

BPR sebesar 1,10%.

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Total penyaluran kredit sampai dengan triwulan III-2013 mencapai sebesar Rp 6,51

triliun atau tumbuh sebesar 30,87% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2012.

Berdasarkan penggunaannya, kredit modal kerja memiliki pangsa tertinggi sebesar 42,67%,

diikuti oleh kredit konsumsi dengan share 42,43%, dan diikuti oleh kredit investasi 14,90%.

Tabel 26. Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat

Grafik 36. Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat Grafik 37. Komposisi Kredit Perbankan

Sementara itu, secara sektoral kredit terbesar didominasi oleh kredit sektor lain-lain

yakni yang mencakup kredit untuk ruko, pembiayaan kendaraan bermotor mencapai porsi

45,51%, diikuti kredit perdagangan,hotel dan restoran sebesar 31,55%.

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I I I I IV I I I I I I

Modal Kerja 1150 1318 1471 1652 1590 1751 1911 1917 1915 2198 2351 2574 2507,8 2698,8 2777,9

Pertumbuhan Modal Kerja 62,17% 52,16% 59,44% 54,58% 38,26% 32,85% 29,91% 16,04% 20,44% 25,53% 23,02% 34,27% 30,96% 22,78% 18,16%

Investasi 254 294 309 291 314 344 355 408 411 522 610 651 709,96 915,4 969,62

Pertumbuhan investasi 11,94% -5,05% 11,65% -5,73% 23,62% 17,01% 14,89% 40,21% 30,89% 51,74% 71,83% 59,56% 72,74% 75,36% 58,95%

Konsumsi 1038 1093 1078 1100 1298 1444 1470 1624 1851 1910 2013 2172 2371 2580 2762

Pertumbuhan Konsumsi 33,55% 39,69% 23,42% 10,74% 25,05% 32,11% 36,36% 47,64% 42,60% 32,27% 36,94% 33,74% 28,09% 35,08% 37,21%

2011Provinsi Papua Barat

2010 2012 2013

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 35

Tabel 27. Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor Ekonomi

3.5. LDR dan NPL

Peningkatan dalam DPK dan Kredit perbankan diikuti oleh peningkatan fungsi

intermediasi perbankan di Provinsi Papua Barat. Hal itu tercermin dari penigkatan LDR

menjadi 61,46% pada triwulan III-2013 dari 59,38% pada triwulan IV-2012 atau naik 2,08%.

Peningkatan LDR tersebut memang merupakan suatu hal yang positif, namun angka tersebut

dirasa belum optimal mengingat masih besarnya peluang penyaluran kredit yang dapat

dilakukan oleh perbankan di Provinsi Papua Barat.

Ditengah masih rendahnya angka LDR Perbankan di Provinsi Papua Barat, pada triwulan

III-2013 juga terjadi penurunan kualitas kredit seperti tercermin dari kenaikan NPL menjadi

2,28% pada triwulan III-2013 dari 1,81% pada triwulan III-2012. Kenaikan NPL yang terjadi

pada triwulan berjalan sebenarnya masih berada dibawah ambang batas 5%, namun

demikian kedepannya perbankan di Provinsi Papua Barat diharapkan agar senantiasa dapat

menjaga kualitas kredit. Hal tersebut harus diperhatikan mengingat dalam beberapa triwulan

kebelakang NPL Provinsi Papua Barat selalu mengalami peningkatan.

IV I I I I I I IV I I I I I I

Pertanian 19 21 23 24 33 34 31 35

Pertambangan 4 5 5 5 43 49 50 52

Industri Pengolahan 191 210 232 237 114 102 202 305

Listrik,Gas dan Air 0 0 0 0 2 2 2 3

Konstruksi 511 561 621 634 655 396 440 417

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,178 1,292 1,432 1,461 1,688 1,771 2,118 2,128

Angkutan dan Komunikasi 79 86 96 98 104 247 275 316

Jasa Dunia Usaha 96 105 117 119 181 224 260 262

Jasa Sosial 40 44 48 49 136 240 231 229

Lain-lain 1,648 1,808 2,003 2,079 2,446 2,549 2,585 2,763

Total 3,768 4,131 4,578 4,706 5,402 5,614 6,194 6,510

20132011 2012Sektor

IV I II I I I IV I I I I I I

Pertanian 0.10% 0.08% 0.10% 0.10% 8.81% 8.82% 17.74% 20.00%

Pertambangan 0.40% 0.33% 0.40% 0.39% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Industri Pengolahan 1.37% 1.11% 1.37% 1.33% 1.53% 2.94% 3.56% 1.97%

Listrik,Gas dan Air 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Konstruksi 0.45% 0.36% 0.45% 0.43% 0.20% 0.25% 1.59% 2.40%

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.23% 1.00% 1.23% 1.20% 2.01% 3.16% 2.97% 3.34%

Angkutan dan Komunikasi 1.57% 1.28% 1.58% 1.53% 0.52% 0.00% 0.36% 1.74%

Jasa Dunia Usaha 0.84% 0.68% 0.84% 0.81% 0.98% 1.34% 1.54% 2.67%

Jasa Sosial 2.37% 1.92% 2.38% 2.31% 0.91% 0.42% 0.26% 0.87%

Lain-lain 2.00% 1.62% 2.01% 1.91% 1.32% 1.02% 1.01% 1.44%

Total 1.47% 1.19% 1.47% 1.86% 1.40% 1.66% 1.93% 2.28%

NPL PAPUA BARAT (%)20122011 2013

Tabel 28. Perkembangan Indikator Perbankan Papua Barat Grafik 38. Perkembangan NPL & LDR

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 36

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) yang disalurkan perbankan Provinsi Papua

Barat pada triwulan III-2013 mencapai Rp 2,59 triliun. Kredit MKM tersebut didominasi oleh

kredit kecil dengan share 45,27%, kemudian kredit menengah sebesar 39,82% dan kredit

usaha mikro sebesar 14,91%.

Seperti di Papua, besarnya porsi kredit UMKM masih diakibatkan belum adanya

perusahaan dengan skala besar yang mengajukan kredit di Papua Barat yang salah satunya

disebabkan oleh terbatasnya delegasi pemberian kredit oleh Pejabat Bank di Papua Barat.

Tabel 29. Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat (Rp Miliar)

IV I II III IV I II III

Kredit MKM (Rp miliar) 1,819 1,840 2,101 2,226 2,357 2,220 2,543 2,589 16.31%

Modal Kerja 1,548 1,573 1,740 1,843 1,938 1,799 1,894 1,927 4.56%

Investasi 272 267 361 383 419 421 649 662 72.85%

Kredit Mikro (Rp miliar) 245 265 309 343 377 312 360 386 12.54%

Modal Kerja 228 244 285 311 341 278 287 309 -0.64%

Investasi 17 21 24 32 36 38 73 77 140.63%

Kredit Kecil (Rp Miliar) 969 948 1,093 1,135 1,171 1,036 1,137 1,172 3.26%

Modal Kerja 850 837 910 944 972 881 847 868 -8.05%

Investasi 119 111 183 191 199 155 290 304 59.16%

Kredit Menengah (Rp Miliar) 605 627 698 749 809 868 1,046 1,031 37.65%

Modal Kerja 469 492 545 588 625 640 760 750 27.55%

Investasi 136 135 153 161 184 228 286 282 75.16%

2013 Growth

YOYProvinsi Papua Barat

2011 2012

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 37

BAB 4

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

I. Keuangan Daerah Provinsi Papua

Pada tahun 2013, target Pendapatan didalam APBD Provinsi Papua tercatat sebesar

sebesar Rp 8,29 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 13,74% (yoy) jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Besarnya APBD dari segi pendapatan sebagian besar di topang

oleh tingginya dana perimbangan dan dana otonomi khusus yang dialokasikan oleh

pemerintah pusat, karena kedepannya Provinsi Papua diharapkan menjadi salah satu Provinsi

yang maju baik dari segi perekonomian maupun dari segi pembangunan.

Tabel 30. Perbandingan Target Pendapatan Daerah Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Dari sisi belanja, Pemerintah Daerah Provinsi Papua pada tahun 2013 menargetkan

sebesar Rp 8,94 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 24,49% (yoy) jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Tingginya kenaikan anggaran belanja Pemda Papua terutama

disebabkan oleh meningkatnya belanja langsung sebesar 33,0% (yoy) dengan peruntukan

kebutuhan gaji pegawai, pembelian barang dan jasa serta kebutuhan investasi.

Tabel 31. Perbandingan Anggaran Belanja Daerah Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

PENDAPATAN 7.295.601.882.000 8.298.239.247.000 13,74%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 403.560.936.000 512.034.309.000 26,88%

Pajak Daerah 273.920.000.000 413.950.000.000 51,12%

Retribusi Daerah 15.500.000.000 17.639.200.000 13,80%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 19.887.900.000 25.492.803.000 28,18%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 94.253.036.000 54.952.306.000 -41,70%

PENDAPATAN TRANSFER 5.988.779.925.000 6.862.934.226.000 14,60%

Dana Perimbangan 2.155.377.790.000 2.506.984.178.000 16,31%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 479.404.176.000 483.819.088.000 0,92%

Dana Alokasi Umum 1.569.782.444.000 1.889.267.850.000 20,35%

Dana Alokasi Khusus 106.191.170.000 133.897.240.000 26,09%

Dana Otonomi Khusus 3.833.402.135.000 4.355.950.048.000 13,63%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 903.261.021.000 923.270.712.000 2,22%

PENDAPATAN DAERAH PROVINSI PAPUA Anggaran 2012 Anggaran 2013 Pertumbuhan

BELANJA 7.182.633.394.000 8.941.437.247.000 24,49%

BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.460.857.121.750 5.322.499.969.000 19,32%

Belanja Pegawai 710.902.948.750 733.505.273.000 3,18%

Belanja Hibah 849.817.450.000 685.960.406.000 -19,28%

Belanja Bantuan Sosial 219.031.522.000 274.645.567.000 25,39%

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah 108.336.720.000 233.162.194.000 115,22%

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, 2.529.102.563.000 3.365.226.529.000 33,06%

Pemerintah Desa dan Partai Politik

Belanja Tidak Terduga 43.665.918.000 30.000.000.000 -31,30%

BELANJA LANGSUNG 2.721.776.272.250 3.618.937.278.000 32,96%

Belanja Pegawai 180.980.920.800 195.333.490.000 7,93%

Belanja Barang dan Jasa 1.514.970.805.500 1.898.047.082.000 25,29%

Belanja Modal 1.025.824.545.950 1.525.556.706.000 48,72%

BELANJA DAERAH PROVINSI PAPUA ANGGARAN 2012 ANGGARAN 2013 Pertumbuhan

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 38

1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Pada triwulan III-2013, realisasi target pendapatan daerah Provinsi Papua tercatat

sebesar Rp 6,34 triliun, meningkat sebesar 12,24% (yoy) dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Kontribusi terhadap kenaikan pendapatan daerah tersebut disumbang oleh

peningkatan dana perimbangan yang mencapai Rp 1,92 triliun atau naik sebesar 9,90% (yoy).

Meningkatnya pendapatan daerah juga diikuti oleh meningkatnya Pendapatan Asli Daerah

(PAD) menjadi sebesar Rp 404,76 miliar atau naik 21,04% (yoy). Semakin meningkatnya PAD

dari setiap periode merupakan suatu hal yang sangat baik karena kedepannya dapat

menghilangkan ketergantungan daerah terhadap alokasi dana dari pemerintah pusat. Namun

demikian, jika mangacu pada kondisi saat ini proporsi terbesar dalam APBD masih disumbang

oleh dana otonomi khusus dan dana perimbangan yang merupakan alokasi dari pemerintah

pusat dengan pangsa masing-masing sebesar 30,27% dan 51,50%.

Tabel 32. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Sementara itu, realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua terhadap target anggaran

hingga triwulan III-2013 mencapai sebesar 76,45% atau senilai Rp 6,34 triliun, angka

tersebut sedikit menurun jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama pada tahun

sebelumnya yang mencapai 77,47%. Tingkat realisasi tertinggi berada pada komponen

retribusi daerah yang mencapai sebesar 112,21%, diikuti oleh Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah dan Dana Alokasi Umum yang masing-masing sebesar 95,76% dan 83,33%.

PENDAPATAN 5.651.857.442.000 6.343.866.211.128 12,24%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 334.397.008.000 404.757.636.591 21,04%

Pajak Daerah 235.796.795.300 332.141.831.259 40,86%

Retribusi Daerah 10.397.510.580 19.792.328.356 90,36%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 22.598.925.560 200.000.000 -99,12%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 65.603.776.530 52.623.476.976 -19,79%

PENDAPATAN TRANSFER 4.718.664.025.000 5.187.115.095.537 9,93%

Dana Perimbangan 1.747.235.454.000 1.920.152.559.537 9,90%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 490.255.239.800 305.593.577.537 -37,67%

Dana Alokasi Umum 1.209.194.187.000 1.574.389.810.000 30,20%

Dana Alokasi Khusus 47.786.027.000 40.169.172.000 -15,94%

Dana Otonomi Khusus 2.971.428.571.000 3.266.962.536.000 9,95%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 598.796.409.000 751.993.479.000 25,58%

PENDAPATAN DAERAH PROVINSI PAPUA Realisasi s.d Triwulan III-2012 Realisasi s.d Triwulan III-2013 Pertumbuhan

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 39

Tabel 33. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan III-2013

Sumber: Pemerintah Provinsi Papua

1.2. Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Pada triwulan III-2013, realisasi target belanja daerah Provinsi Papua tercatat sebesar

Rp 4,05 triliun, meningkat sebesar 12,24% (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kontribusi kenaikan realisasi belanja daerah daerah disumbang oleh komponen belanja tidak

langsung yang mencapai Rp 2,98 triliun atau naik sebesar 27,54% (yoy). Namun demikian,

Meningkatnya realisasi belanja daerah tidak diikuti oleh meningkatnya realisasi belanja

modal, karena pada triwulan berjalan belanja modal pemda tecatat mengalami penurunan

menjadi Rp 304,19 miliar atau turun sebesar -15,47% (yoy). Menurunnya realisasi belanja

modal oleh Pemda bukan merupakan suatu hal yang baik, karena sebagian besar dari belanja

modal berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di suatu wilayah.

Tabel 34. Perbandingan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Sementara itu, realisasi belanja daerah Provinsi Papua terhadap target anggaran

hingga triwulan III-2013 tercatat sebesar 45,29% atau senilai Rp 4,05 triliun. Apabila kita

menggunakan asumsi secara proporsional, seharusnya realisasi pendapatan Pemda berada

di kisaran 65-75%. Adapun Tingkat realisasi tertinggi dari belanja Pemda saat ini berada pada

komponen belanja tidak langsung yang proporsinya mencapai 55,94%, diikuti oleh belanja

langsung dengan proporsi sebesar 29,62%

PENDAPATAN 8.298.239.247.000 6.343.866.211.128 76,45%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 512.034.309.000 404.757.636.591 79,05%

Pajak Daerah 413.950.000.000 332.141.831.259 80,24%

Retribusi Daerah 17.639.200.000 19.792.328.356 112,21%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 25.492.803.000 200.000.000 0,78%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 54.952.306.000 52.623.476.976 95,76%

PENDAPATAN TRANSFER 6.862.934.226.000 5.187.115.095.537 75,58%

Dana Perimbangan 2.506.984.178.000 1.920.152.559.537 76,59%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 483.819.088.000 305.593.577.537 63,16%

Dana Alokasi Umum 1.889.267.850.000 1.574.389.810.000 83,33%

Dana Alokasi Khusus 133.897.240.000 40.169.172.000 30,00%

Dana Otonomi Khusus 4.355.950.048.000 3.266.962.536.000 75,00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 923.270.712.000 751.993.479.000 81,45%

PENDAPATAN DAERAH PROVINSI PAPUA Realisasi s.d Triwulan III-2013Anggaran 2013 % Realisasi

BELANJA 3.324.511.883.000 4.049.590.610.786 21,81%

BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.334.668.206.000 2.977.578.397.784 27,54%

Belanja Pegawai 413.632.212.900 431.158.621.105 4,24%

Belanja Hibah 337.830.635.000 583.743.140.000 72,79%

Belanja Bantuan Sosial 57.696.407.600 116.653.873.800 102,19%

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah 62.360.994.580 71.843.245.229 15,21%

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, 1.463.147.956.000 1.761.622.744.650 20,40%

Belanja Tidak Terduga - 12.556.773.000 100,00%

BELANJA LANGSUNG 989.843.677.100 1.072.012.213.002 8,30%

Belanja Pegawai 59.646.411.820 70.764.953.990 18,64%

Belanja Barang dan Jasa 570.323.108.300 697.051.052.634 22,22%

Belanja Modal 359.874.157.000 304.196.206.378 -15,47%

URAIANRealisasi s.d

Triwulan III-2012

Realisasi s.d

Triwulan III-2013Pertumbuhan

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 40

Tabel 35. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Papua Triwulan III-2013

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

1.3. Surplus, Defisit dan Pembiayaan

Pada tahun 2013, APBD Provinsi Papua diperkirakan akan mengalami defisit yang

nilainya mencapai Rp 643,12 miliar, atau menurun sebesar -669,36% (yoy) jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang berhasil mencetak surplus anggaran. Defisit pada tahun

2013 dapat ditutup oleh adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya yang

nilainya mencapai Rp 768,20 miliar.

Tabel 36. Perbandingan APBD Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Pada triwulan III-2013, realisasi APBD Provinsi Papua mengalami surplus sebesar Rp

2,29 triliun. Angka tersebut berbanding terbalik dengan target yang telah ditetapkan dalam

target APBD tahun 2013.

Tabel 37. Realisasi APBD Provinsi Papua Triwulan III-2013

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

BELANJA 8.941.437.247.000 4.049.590.610.786 45,29%

BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.322.499.969.000 2.977.578.397.784 55,94%

Belanja Pegawai 733.505.273.000 431.158.621.105 58,78%

Belanja Hibah 685.960.406.000 583.743.140.000 85,10%

Belanja Bantuan Sosial 274.645.567.000 116.653.873.800 42,47%

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah 233.162.194.000 71.843.245.229 30,81%

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, 3.365.226.529.000 1.761.622.744.650 52,35%

Belanja Tidak Terduga 30.000.000.000 12.556.773.000 41,86%

BELANJA LANGSUNG 3.618.937.278.000 1.072.012.213.002 29,62%

Belanja Pegawai 195.333.490.000 70.764.953.990 36,23%

Belanja Barang dan Jasa 1.898.047.082.000 697.051.052.634 36,72%

Belanja Modal 1.525.556.706.000 304.196.206.378 19,94%

URAIAN ANGGARAN 2013Realisasi s.d

Triwulan III-2013% Realisasi

SURPLUS / DEFISIT 112.968.488.000 (643.198.000.000) -669,36%

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 75.000.000.000 768.198.000.000 924,26%

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 75.000.000.000 768.198.000.000 924,26%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 187.968.488.000 125.000.000.000 -33,50%

Pembentukan Dana Cadangan 100.000.000.000 100.000.000.000 0,00%

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 85.000.000.000 25.000.000.000 -70,59%

Pembayaran Pokok Utang 2.968.488.000 - -100,00%

PEMBIAYAAN NETTO (112.968.488.000) 643.198.000.000 -669,36%

URAIAN 2012 2013 Pertumbuhan

SURPLUS / DEFISIT (643.198.000.000) 2.294.275.600.342 -356,70%

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 768.198.000.000 100.000.000.000 13,02%

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 768.198.000.000 100.000.000.000 13,02%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 125.000.000.000 100.000.000.000 80,00%

Pembentukan Dana Cadangan 100.000.000.000 100.000.000.000 100,00%

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 25.000.000.000 0,00%

Pembayaran Pokok Utang - 0,00%

PEMBIAYAAN NETTO 643.198.000.000 - 0,00%

URAIAN Anggaran 2013Realisasi s.d

Triwulan III-2013% Realisasi

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 41

BAB 5

PERKEMBANGAN

SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan mengenai tingkat kemajuan sistem pembayaran merupakan salah satu

indikator dalam mengukur kemajuan ekonomi suatu daerah. Secara umum, semakin tinggi

frekuensi dan nilai transaksi sistem pembayaran suatu daerah semakin besar besar pula

kapasitas perekonomiannya. Dalam kaitan itu, otoritas sistem pembayaran diharapkan dapat

mendorong bertumbuhnya sistem pembayaran yang cepat, efisien, handal, dan aman yang

mampu memenuhi kebutuhan sistem perekonomian. Dalam sistem pembayaran, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Papua dan Papua Barat senantiasa berupaya

menjaga ketersediaan alat pembayaran tunai (uang kartal) baik dalam jumlah, denominasi,

maupun tingkat kelayakan edar uang di seluruh wilayah kerjanya. Selain dalam penyediaan

alat pembayaran tunai, KPw BI Provinsi Papua dan Papua Barat juga berupaya membantu

kelancaran penyelesaian transaksi pembayaran non tunai dengan menyediakan sistem

penyelesaian transaksi uang giral (non tunai) yang lancar, aman, dan efisien. Dalam hal ini,

sistem yang senantiasa dijaga agar dapat tetap berjalan dengan lancar, aman dan efisien

adalah Bank Indonesia Real Time Gross Settlement(BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia(SKN-BI). Kedua sistem aplikasi ini termasuk sebagai aplikasi kritikal di Bank

Indonesia. Sebagai aplikasi kritikal, kedua sistem ini harus dipastikan dapat beroperasi

dengan toleransi gangguan yang sangat minimal (< 2 jam). Terhadap implementasi BI-RTGS

dan SKN-BI, Kantor Perwakilan Bank Indonesia selain bertindak mewakili regulator juga

sekaligus sebagai peserta.

I. Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Pada triwulan III-2013, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari Wilayah

Papua mencapai Rp 9,93 trilliun atau naik sebesar 10,25% (yoy) jika dibandingkan dengan

nilai transaksi pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya serta naik sebesar 21,28% (qtq)

jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Besarnya transaksi keluar wilayah Papua

merupakan akibat terjadinya pembayaran atas pasokan barang-barang kebutuhan yang

sebagian berasal dari luar wilayah Papua. Disisi lain, jumlah dana yang masuk ke wilayah

Papua atau transaksi masuk (inflow) mencapai Rp 14,72 triliun, angka tersebut mengalami

kenaikan sebesar 9,12% (yoy) jika dibandingkan dengan nilai transaksi pada triwulan yang

sama di tahun sebelumnya serta naik sebesar 44,88% (qtq) jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Tingginya nilai transaksi masuk berasal dari besarnya dana alokasi

umum dan dana otonomi khusus bagi Pemerintah daerah di wilayah Papua. Adapun nilai

transaksi keuangan antar bank melalui sarana BI-RTGS di wilayah Papua tercatat sebesar Rp

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 42

3,05 triliun atau naik sebesar 73,44% (yoy) dibandingkan dengan tahun lalu serta naik

sebesar 313,73% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Tabel38. Transaksi RTGS Wilayah Papua

Grafik 39. Nilai Transaksi RTGS

Dengan demikian, pada triwulan III-2013 transaksi masuk bersih (net inflow) sebesar

Rp 4,78 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 6,84% (yoy) jika dibandingkan

dengan periode yang sama tahun lalu atau meningkat sebesar 142,94% (qtq) jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Besarnya transaksi inflow merupakan cerminan

bahwa uang yang masuk ke Wilayah Papua lebih besar dari uang yang keluar. Selain itu,

semakin meningkatnya nilai transaksi net inflow ke wilayah Papua menandakan bahwa

kegiatan perekonomian berjalan semakin dinamis, meskipun sebenarnya besarnya angka

tersebut tidak terlepas dari adanya dana perimbangan yang dialokasikan oleh pemerintah

pusat.

II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Selain menyelenggarakan BI-RTGS, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua &

Papua Barat juga menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank melalui Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Penyelesaian transaksi melalui SKNBI adalah untuk

transaksi dengan nilai nominal yang relatif kecil (di bawah Rp 100 juta). Terdapat perbedaan

jeda waktu settlement antara kiliring dan RTGS. Transaksi melalui kliring (SKNBI)

I II III IV I II III IV I II III

Outflow (from) Nominal (Rp.milliar) 17,079.60 16,545.45 21,894.22 25,028.98 12,830.78 7,193.81 9,006.45 26,128.73 13,877.11 8,187.49 9,929.65 10.25% 21.28%

Lembar Warkat 9,497.00 10,521.00 10,337.00 11,701.00 10,341.50 7,366.00 12,730.00 11,957.40 12,489.00 7,743.18 11,764.00 -7.59% 51.93%

Inflow (to) Nominal (Rp.milliar) 10,617.20 8,484.09 13,406.81 12,288.83 11,545.44 11,003.62 13,486.21 17,792.69 12,387.32 10,157.60 14,715.87 9.12% 44.88%

Lembar Warkat 13,717.00 11,382.00 15,272.00 15,088.00 12,090.36 13,374.00 16,177.00 19,637.92 13,798.00 11,314.36 15,230.00 -5.85% 34.61%

Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 6,462.40 8,061.36 8,487.41 12,740.15 1,285.35 -3,809.81 -4,479.76 8,336.04 1,489.79 -1,970.11 -4,786.22 6.84% 142.94%

Lembar Warkat -4,220.00 -861.00 -4,935.00 -3,387.00 -1,748.86 -6,008.00 -3,447.00 -7,680.52 -1,309.00 -3,571.18 -3,466.00 0.55% -2.95%

Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1,505.11 2,146.14 615.85 4,531.52 995.81 1,913.76 1,764.12 845.56 901.87 739.53 3,059.66 73.44% 313.73%

Lembar Warkat 1,473.00 1,748.00 605.00 2,112.00 1,574.41 1,646.00 1,966.00 678.72 2,090.00 1,713.80 2,092.00 6.41% 22.07%

Growth

(qtq)Growth (YoY)RTGS

2011 2012 2013

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 43

Sumber: KBI Jayapura

membutuhkan proses settlement yang lebih lama (adanya jeda waktu) dibanding transaksi

melalui RTGS yang settlementnya seketika (real time).

Tabel 39 . Transaksi Kliring Wilayah Papua

Perkembangan transaksi kliring selama periode triwulan III-2013 di wilayah kerja KPwBI

Papua & Papua Barat secara nominal mencapai Rp 1,62 triliun, angka tersebut meningkat

sebesar 20,94% (yoy) jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya serta

meningkat sebesar 23,30% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, Dari sisi volume,

jumlah warkat tercatat sebanyak 44.343 lembar, naik sebesar 12,47% (yoy) dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Secara proporsional, kenaikan nilai transaksi kliring yang terjadi pada triwulan III-2013

diiringi dengan kenaikan rata-rata harian perputaran kliring sebesar Rp 25,67 milliar/hari,

angka tersebut naik sebesar 9,42% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya serta naik sebesar 18,27% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Rata-rata

harian warkat yang digunakan tercatat sebanyak 703,07 lembar, angka tersebut naik sebesar

1,64% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumya. Sementara itu,

nisbah rata-rata penolakan pada triwulan III-2013 mencapai sebesar Rp 2,12 milliar dengan

rata rata penolakan warkat sebesar 1,92 lembar.

Grafik 40. Perkembangan Kliring Wilayah Papua

III. Perkembangan Uang Kartal

Untuk mendukung aktivitas transaksi secara tunai, KPwBI Provinsi Papua & Papua

Barat menyediakan alat pembayaran berupa uang kartal yang cukup untuk menjamin

terselenggaranya transaksi tunai secara aman dan lancar. Ketersediaan uang di masyarakat

I II III IV I II III IV I II III

Total Volume (lembar) 46,222.00 41,168.27 47,628.49 48,729.66 46,393.00 47,304.62 39,426.52 45,039.00 49,407.00 48,418.86 44,343.00

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1,179.33 1,175.28 1,328.43 1,394.20 1,205.76 1,203.12 1,337.15 1,654,775.46 1,214.44 1,311.60 1,617.17

Rata-Rata Perputaran Kliring(per hari)

Rata-Rata Volume (lembar) 753.10 686.14 710.49 807.17 800.86 813.06 691.69 805.88 849.00 832.02 703.07

Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari

(Rp Milliar) 25.740 19.580 21.620 22.703 26.62 20.71 23.46 29.55 23.59 21.70 25.67

Nisbah Rata-Rata Penolakan

Volume (lembar) 1.32 0.82 1.66 1.34 1.49 1.12 1.45 1.95 2.19 1.18 1.92

Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp

Milliar) 1.62 0.90 1.78 1.40 1.25 1.40 1.86 1.07 2.50 1.45 2.12

Kliring2011 2012 2013

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 44

diupayakan dapat memenuhi kebutuhan jumlah, pecahan/denominasi maupun tingkat

kelayakan edar.

Pada triwulan III-2013, jumlah uang kartal yang masuk (inflow) ke kas KPwBI Papua &

Papua Barat mencapaiRp 3,89 triliun atau meningkat 133,95% (yoy) dibanding periode yang

sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, total uang keluar (outflow) mencapai sebesar Rp 2,27

Triliun atau meningkat sebesar 24,86% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, pada triwulan III-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

& Papua Barat mengalami posisi net outflow sebesar Rp 230,4 miliar.

Tingginya peredaran uang kartal mencerminkan bahwa kecenderungan masyarakat

Papua memegang uang tunai cukup tinggi. Selain itu, hal tersebut juga ditengarai karena

masih minimnya kondisi infrastruktur maupun jaringan bank yang relatif belum terlalu banyak

di Papua khususnya di wilayah pemekaran Kabupaten paska pemberlakukan UU Otonomi

Khusus Papua.

Tabel 40. Perkembangan Perkasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua & Papua Barat

Grafik 41. Perkembangan Uang Kartal

Sementara itu, untuk memastikan bahwa uang yang dipegang masyarakat tetap dalam

kondisi layak edar, KPwBI Provinsi Papua & Papua Barat melakukan berbagai upaya

diantaranya: mencabut uang yang sudah habis masa edar, memusnahkan uang tidak layak

edar, melaksanakan kas keliling, dan membuka pelayanan kas titipan di perbankan di 4

(empat) kota yakni: Sorong, Merauke, Timika, Biak. Saldo kas titipan sampai dengan posisi

September 2013 oleh KPwBI Papua & Papua Barat mencapai Rp 1,6 triliun dan pemusnahan

uang tidak layak edar sebesar Rp 529,6 miliar.

2013

I II III IV I II III IV I

Inflow (Rp Miliar) 1,212.61 1,030.81 1,355.85 1,107.81 2,171.39 1,179.91 469.93 1,628.75 2,702.12 24.44%

Outflow (Rp Miliar) 937.77 2,047.72 2,095.87 4,716.16 1,006.40 2,374.08 64.73 6,234.39 1,020.06 1.36%

Net Outflow (Rp Miliar) 274.84 (1,016.91) (740.02) (3,608.35) 1,164.99 (1,194.16) 405.20 (4,605.64) (1,682.06) -244.38%

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 2,461.54 1,303.29 2,075.91 1,241.29 1,968.74 1,347.28 1,634.99 1,364.45 2,806.80 42.57%

- Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 1,995.58 1,035.55 1,704.16 1,033.57 1,580.98 835.09 1,230.07 1,134.24 2,305.21 45.81%

- Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 465.96 267.73 371.74 207.72 387.77 512.19 404.92 230.22 501.59 29.35%

Pemusnahan Uang kertas-TLE (Rp Miliar) 194.41 238.83 150.69 263.36 274.43 55.84 22.63 57.96 107.59 -60.80%

Growth

(YOY)Uang Kartal

2011 2012

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 45

BAB 6

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN

I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua

Walaupun ekonomi Provinsi Papua mengalami pertumbuhan namun penyerapan tenaga

kerja pada periode laporan tidak terlalu baik. Hal ini ditunjukkan dari semakin menurunnya

jumlah angkatan, namun tingkat pengangguran di Provinsi Papua mengalami kenaikan.

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua7

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua pada Agustus 2013 mencapai 1.688.876

orang, mengalami penurunan sebesar -2,84% (yoy) dibandingkan periode laporan

sebelumnya. Sementara itu, tingkat partisipasi kerja di Provinsi Papua mencapai 78,01% atau

mengalami penurunan sebesar -2,24% dibandingkan dengan peride laporan sebelumnya.

Disamping itu, tingkat pengangguran terbuka mengalami kenaikan dari 2,81% pada Februari

2013 menjadi 3,23% pada Agustus 2013. Hal itu menunjukkan bahwa meskipun jumlah

angkatan kerja menurun, namun tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Papua justru

mengalami peningkatan.

Tabel 41. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan Utama

Namun demikian, jika dibandingkan pertumbuhan pendapatan perkapita diantara

beberapa sektor ekonomi, maka sektor pertanian justru menempati peringkat paling rendah

diantara beberapa sektor yang ada dengan nilai pendapatan perkapita berkisar Rp.

920,886.35,-

Tabel 42. Pendapatan Menurut Lapangan Kerja

Sumber: BPS Provinsi Papua Diolah

7 Data ketenagakerjaan di release oleh BPS setiap bulan Februari dan Agustus.

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

1. Penduduk 15+ 1,909,402 1,958,892 2,007,880 2,009,145 2,110,417 2,165,070

2. AngkatanKerja 1,556,336 1,536,728 1,591,693 1,585,434 1,693,694 1,688,876

Bekerja 1.498.454 1,476,227 1,545,467 1,527,933 1,646,038 1,634,332

Penganggur 57,882 60,501 46,226 57,501 47,656 54,544

3. Bukan Angkatan Kerja 353,066 422,164 416,187 423,711 416,723 530,738

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 81,51 78.45 79.29 78.91 80.25 78,01

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,72 3.94 2.90 3.63 2.81 3,23

Kegiatan Utama2011 2012 2013

1 2 3 4 1 2 3

Pertanian 849,290.80 979,274.76 940,278.95 903,111.93 804,123.16 885,532.06 920,886.35

Industri Pengolahan 6,043,228.36 7,587,620.77 10,398,180.06 8,945,004.24 6,259,578.64 6,516,559.56 7,050,030.03

Perdagangan, Hotel & Restoran 4,026,641.60 3,708,113.88 3,811,167.21 4,843,066.60 3,950,922.79 4,021,513.48 4,662,981.83

Jasa - jasa 3,820,305.40 4,358,900.70 4,676,941.04 5,576,726.42 4,455,931.40 4,691,641.47 5,008,138.34

TOTAL PDRB 3,225,072.12 3,520,171.87 3,564,668.64 3,860,084.83 3,410,797.82 3,164,807.66 3,963,315.80

PDRB Papua Per Kapita2012 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 46

1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap pada Agustus 2013 mengalami sedikit

penurunan sebesar -0,71% dibandingkan dengan periode laporan sebelumnya. Sektor lainnya

(pertambangan, listrik dan PHR) mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar

15,56%. Namun demikian, Sektor jasa-jasa mengalami penurunan pertumbuhan penyerapan

tenaga kerja terendah sebesar -0,03%, di ikuti sektor pertanian sebesar -0,92%, sektor

industri sebesar -4,00%, sektor perdagangan sebesar -13,20%. Sementara sektor lainnya

mengalami penurunan sebesar -0,01%.

Sektor pertanian masih tetap mendominasi penyerapan tenaga kerja. Pada Agustus

2013, tenaga kerja yang berhasil diserap oleh sektor pertanian mencapai 72,90% diikuti oleh

sektor jasa-jasa yang menyerap tenaga kerja sebesar 10,11%. Namun demikian jika

dibandingkan dengan nilai tukar petani yang mengalami penurunan maka sektor ini masih

perlu mendapatkan pembenahan, sehingga menjadi sektor yang mampu memberikan nilai

tambah yang lebih baik.

Tabel 43. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 – Agustus 2013 Provinsi Papua

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 840696 1133982 1,092,878 1,036,520 1,124,829 1,112,814 1,202,394 1,191,356

Industri 10601 15671 24645 19,885 14,468 16,998 23,372 22,438

Perdagangan 88214 96199 118183 130,766 135,469 114,442 136,903 118,838

Jasa-Jasa 114057 118839 160465 147,906 152,476 158,216 165,260 165,218

Lainnya 65,221 89,307 102,283 141,150 118,225 126,463 118,109 136,482

TOTAL 1118779 1456545 1498454 1,476,227 1,545,467 1,527,933 1,646,038 1,634,332

Pertanian 4.6% 34.9% -3.6% -5.2% 8.5% -1.1% 8.0% -0.9%

Industri 455.9% 47.8% 57.3% -19.3% -27.2% 17.5% 37.5% -4.0%

Perdagangan -0.9% 9.1% 22.9% 10.6% 3.6% -15.5% 19.6% -13.2%

Jasa-Jasa 22.0% 4.2% 35.0% -7.8% 3.1% 3.8% 4.5% 0.0%

Lainnya -14.8% 36.9% 14.5% 38.0% -16.2% 7.0% -6.6% 15.6%

TOTAL 3.4% 30.2% 2.9% -1.5% 4.7% -1.1% 7.7% -0.7%

Pertanian 7.3% 41.1% 30.0% -8.6% 2.9% 7.4% 6.9% 7.1%

Industri -3.0% 721.8% 132.5% 26.9% -41.3% -14.5% 61.5% 32.0%

Perdagangan -1.2% 8.0% 34.0% 35.9% 14.6% -12.5% 1.1% 3.8%

Jasa-Jasa 6.1% 27.1% 40.7% 24.5% -5.0% 7.0% 8.4% 4.4%

Lainnya 22.1% 16.6% 56.8% 58.1% 15.6% -10.4% -0.1% 7.9%

TOTAL 7.1% 34.6% 33.9% 1.4% 3.1% 3.5% 6.5% 7.0%

Pertumbuhan Tenaga Kerja Tahun

2013Lapangan Pekerjaan Utama

2010 2011 2012

Pertumbuhan Tenaga Kerja Semester

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua (diolah)

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 47

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat

2.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat

Sampai dengan periode bulan Agustus 2013, jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua

Barat mencapai 370.750 orang, atau mengalami penurunan sebesar -1,18% dibandingkan

periode laporan sebelumnya. Penurunan angkatan kerja juga diikuti oleh penurunan tingkat

pastisipasi angkatan kerja dari 68,25% pada Februari 2013 menjadi 66,41% pada Agustus

2013. Hal itu mengindikasikan bahwa terdapat penurunan lapangan kerja di Propinsi Papua

Barat meskipun secara perekonomian mencatatkan kinerja yang positif. Selain itu, tingkat

pengangguran terbuka meningkat dari 4,47% pada Februari 2013 menjadi 4,62% pada

Agustus 2013.

Ke depan diharapkan daya serap lapangan kerja juga akan semakin meningkat

khususnya dengan adanya pemekaran beberapa wilayah di Papua Barat. Pemekaran wilayah

tersebut tentu akan diikuti oleh kebutuhan akan tenaga kerja pada kabupaten yang baru

dibentuk.

Tabel 44. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Februari 2010– Februari 2012 Provinsi Papua Barat

2.2 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Pada Agustus 2013 seluruh sektor menyerap tenaga kerja yang lebih kecil jika

dibandingkan dengan posisi Februari 2013. Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari

2013 mencapai 353.619 orang. Sektor Pertanian masih menjadi sektor yang paling banyak

menyerap tenaga kerja (48,71%) dikuti oleh sektor jasa-jasa (19,86%).

Namun jika dibandingkan dengan Februari 2013, tenaga kerja sektor pertanian pada

Agustus 2013 justru mengalami penurunan sebesar -0,76% atau sebanyak 1.316 orang.

Sementara sektor Industri dan sektor jasa-jasa menjadi sektor yang mengalami peningkatan

daya serap tenaga kerja tertinggi dengan pertumbuhan masing-masing 11,61% dan 0,82%.

Jika dilihat dari perkembangan Nilai Tukar Petani, penyerapan di sektor pertanian tidak

serta merta mendukung nilai tambah pertumbuhan sektor pertanian. Nilai Tukar Petani justru

mengalami penurunan.

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Penduduk 15+ 513,750 522,211 531,489 538,709 549,724 558,262 Angkatan Kerja 367,312 369,619 384,092 361,597 375,189 370,750 - Bekerja 366,890 336,588 358,846 341,741 358,430 353,619 - Penganggur 30,422 33,031 25,246 19,856 16,759 17,131 Bukan Angkatan Kerja 146,438 152,592 147,397 177,122 174,535 187,512 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 71.50 70.78 72.27 67.12 68.25 66,41 Tingkat Pengangguran terbuka (%) 8.28 8.94 6.57 5.49 4.47 4,62

2013 2012 2011 Keterangan

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua Barat

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 48

Tabel 45. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

III. Kemiskinan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Secara umum, tujuan akhir dari kebijakan Pemerintah adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua,

Pemerintah telah pula memberikan otonomi khusus kepada Provinsi Papua dan Provinsi

Papua Barat yang kemudian diikuti dengan pemekaran wilayah/daerah tingkat II. Namun

demikian, berbagai kebijakan tersebut kelihatannya masih belum sepenuhnya berhasil dalam

meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, baik di Provinsi Papua maupun Papua

Barat.

3.1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Papua

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua hingga Maret 2013 tercatat sebanyak

1.017.400 Jiwa atau sebanyak 31,13% dari jumlah penduduk Provinsi Papua, angka tersebut

mengalami kenaikan dibandingkan posisi September 2012 yang tercatat sebesar 976.400

Orang atau sebanyak 30,66% dari jumlah penduduk Provinsi Papua. Sementara itu, angka

garis kemiskinan di Provinsi Papua pada bulan Maret 2013 sebesar Rp 315.025 per kapita

per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp 17.523 per kapita per bulan jika

dibandingkan dengan posisi per September 2012 yang tercatat sebesar Rp 297.502 per

kapita per bulan.

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 173,803 163,164 170,911 158,974 173,563 172,247

Industri 10,208 11,580 16,049 17,652 11,538 12,877

Perdagangan 41,668 56,325 56,596 51,869 50,998 51,120

Jasa-Jasa 62,532 58,731 62,655 60,633 69,675 70,244

Lainnya 48,679 46,788 52,635 52,613 52,656 47,131

TOTAL 336,890 336,588 358,846 341,741 358,430 353,619

Pertanian 1.60 -6.12 4.75 -6.98 9.18 -0.76Industri -17.01 13.44 38.59 9.99 -34.64 11.61Perdagangan 10.08 35.18 0.48 -8.35 -1.68 0.24Jasa-Jasa 15.65 -6.08 6.68 -3.23 14.91 0.82Lainnya 17.97 -3.88 12.50 -0.04 0.08 -10.49TOTAL 6.43 -0.09 6.61 -4.77 4.88 -1.34

Pertanian 14.01% -4.62% -1.66% -2.57% 1.55% 8.35%Industri -6.04% -5.85% 57.22% 52.44% -28.11% -27.05%Perdagangan 1.07% 48.80% 35.83% -7.91% -9.89% -1.44%Jasa-Jasa -10.74% 8.62% 0.20% 3.24% 11.20% 15.85%Lainnya 15.60% 13.38% 8.13% 12.45% 0.04% -10.42%TOTAL 6% 6% 7% 2% 0% 3%

2011

Pertumbuhan tenaga kerja per semester

Pertumbuhan tenaga kerja per tahun

20132012Lapangan Pekerjaan Utama

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 49

Selain kemiskinan, rendahnya Upah Minimum Regional (UMR) jika dibandingkan

dengan angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Papua menjadi salah satu

permasalahan yang dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat. Sehingga kedepannya

pemerintah perlu menerapkan suatu kebijakan yang komprehensif guna menghilangkan

kemiskinan dan juga menigkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.

Tabel 46. Jumlah Penduduk Penduduk Miskin Di Provinsi Papua

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua dan Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua dan Papua Barat

3.2. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Papua Barat

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat hingga Maret 2013 tercatat sebanyak

224.273 Jiwa atau sebanyak 26,67% dari jumlah penduduk Provinsi Papua, angka tersebut

mengalami kenaikan dibandingkan posisi September 2012 yang tercatat sebanyak 223.241

Jiwa atau sebanyak 27,04% dari jumlah penduduk Provinsi Papua Barat. Meskipun secara

jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat meningkat, namun secara presentase

terhadap jumlah penduduk mengalami penurunan.

Sementara itu, angka garis kemiskinan di Provinsi Papua Barat pada bulan Maret 2013

sebesar Rp 363.930 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp 9.304 per

kapita per bulan jika dibandingkan dengan posisi per September 2012 yang tercatat sebesar

Rp 354.626 per kapita per bulan. Selain kemiskinan, rendahnya Upah Minimum Regional

2013

Maret September Maret September Maret

Jumlah Penduduk Miskin 944.800 946.400 966.600 976.400 1.017.400

Presentase Penduduk Miskin 31,98% 31,24% 31,11% 30,66% 31,13%

Garis Kemiskinan 276.116 280.302 284.388 297.502 315.025

Perkotaan 314.606 320.321 321.228 344.415 362.401

Pedesaan 262.626 266.271 271.431 281.022 298.395

Kemiskinan2011 2012

Grafik 43. Perkembangan UMR Prov. Papua Grafik 42. Perkembangan Penduduk Miskin Prov. Papua

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 50

(UMR) jika dibandingkan dengan angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) menjadi salah satu

permasalahan yang dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat.

Tabel 47. Jumlah Penduduk Penduduk Miskin Di Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua dan Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua dan Papua Barat

2013

Maret September Maret September Maret

Jumlah Penduduk Miskin 249.838 227.118 229.989 223.241 224.273

Presentase Penduduk Miskin 31,92% 28,53% 28,20% 27,04% 26,67%

Garis Kemiskinan 318.796 334.449 333.485 354.626 363.930

Perkotaan 342.709 356.222 349.678 374.382 382.905

Pedesaan 311.737 325.128 326.613 346.157 355.839

Uraian2011 2012

Grafik 44. Perkembangan Penduduk Miskin Papua Barat Grafik 45. Perkembangan UMR Papua Barat

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 51

BAB. 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

SERTA REKOMENDASI KEBIJAKAN

I. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Provinsi Papua

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Provinsi Papua masih tumbuh positif walaupun

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III-2013 sehingga secara keseluruhan

pertumbuhan ekonomi Papua secara total pada tahun 2013 berada pada kisaran 9-13% atau

mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun 2012 yang hanya tumbuh

dalam kisaran 1%. Walaupun pertumbuhan ekonomi relatif tinggi, namun inflasi Papua

terjaga. Hal ini diindikasi dari proyeksi inflasi Papua tahun 2013 yang masih berada dibawah

inflasi nasional yang berada di kisaran 9%. Cukup tingginya inflasi, tidak mempengaruhi

kinerja perbankan di Provinsi Papua yang masih sangat baik.

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Provinsi Papua diperkirakan masih tumbuh positif

sebesar 8,51%±1% (yoy) lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

III-2013 sebesar 17,58% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi yang masih

positif didorong oleh tingginya kontribusi dari komponen konsumsi (khususnya konsumsi

rumah tangga dan pemerintah) dan komponen investasi.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan mampu tumbuh positif seiring telah berlalunya

dampak psikologis akibat kenaikan harga BBM. Selain itu, kondisi demografi masyarakat

Provinsi Papua yang sebagian besar merayakan hari raya natal dan adanya perayaan tahun

baru yang biasanya diselenggarakan dengan sangat meriah diperkirakan dapat turut

mendorong tingginya angka konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2013. Di sisi lain,

adanya kecenderungan realisasi konsumsi pemerintah oleh Pemerintah Daerah yang

biasanya terkonsentrasi di akhir tahun diperkirakan turut mendorong bertumbuhnya kinerja

konsumsi Pemerintah.

Pertumbuhan komponen Investasi di triwulan IV-2013 diperkirakan cukup besar. Adanya

beberapa realisasi proyek investasi baik yang sedang berjalan maupun yang akan

dilaksanakan pada triwulan IV-2013 mampu memberi kontribusi yang besar bagi kinerja

investasi pada triwulan yang akan datang. Beberapa Proyek besar itu diantaranya adalah

rencana investasi oleh salah satu perusahaan tambang besar di Papua untuk memperbaiki

tambang bawah tanah yang setelah sebelumnya mengalami kerubuhan, dimulainya

pembangunan 14 ruas jalan yang menghubungkan Provinsi Papua dengan Provinsi Papua

Barat senilai Rp 425 miliar, proyek perluasan jalan di kota Jayapura untuk ruas Bandara

Sentani-skyline, penyelesaian pembangunan jembatan diatas laut dari Holtekam ke Hamadi di

Kotamadya Jayapura yang ditargetkan selesai pada tahun 2013 dan beberapa proyek lainnya.

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 52

Dari sisi Sektoral, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2013 diperkirakan dominan

bersumber dari sektor pertambangan, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. sektor

pertambangan diprediksi masih tumbuh postif, namun pertumbuhannya tidak sebesar

triwulan II-2013. Hal tersebut terjadi karena pada triwulan IV-2013 terdapat banyak hari libur

terutama libur Papua di bulan Desember, sehingga kegiatan produksi perusahaan tambang

dapat terhenti sementara. Sementara itu, Sektor pertanian diprediksi tumbuh moderat seiring

mulai masuknya musim tanam. Di sisi lain, sektor jasa-jasa diprediksi akan mengalami

pertumbuhan yang cukup besar jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kecenderungan realisasi anggaran Pemda yang terkonsentrasi di akhir tahun menjadi

penyebab tingginya pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan yang akan datang.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua selama tahun

2013 diperkirakan berada pada kisaran 9-13%

1.2 Prospek Inflasi Provinsi Papua

Pada triwulan IV-2013, inflasi tahunan Provinsi Papua diperkirakan berada level 8,23 ±

1% (yoy) atau secara triwulanan sebesar 2,48%±1% (qtq). Tingginya angka proyeksi inflasi di

Provinsi Papua pada triwulan mendatang disinyalir terjadi karena adanya perayaan hari raya

Natal dan Tahun Baru, dimana konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa akan

meningkat. Selain itu, tingginya curah hujan menjelang akhir tahun menjadi ancaman yang

dapat mengganggu kelancaran produksi beberapa komoditas pertanian, sehingga dapat

menekan harga komoditas terserbut ke level yang lebih tinggi.

1.3. Prospek Perbankan Provinsi Papua

Cukup tingginya inflasi pada tahun ini diperkirakan menjadi salah satu faktor yang dapat

menekan laju pertumbuhan kredit lebih rendah dari yang diharapkan. Meskipun demikian,

pertumbuhan kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 diperkirakan akan masih positif

dengan rentang pertumbuhan jumlah kredit yang disalurkan, jumlah aset dan Dana Pihak

Ketiga (DPK) mencapai rentang 10-20%. Pertumbuhan tersebut secara optimis dapat tercapai

sehingga tingginya tingkat suku bunga diprediksi tidak memberikan dampak bagi kinerja

perbankan di Provinsi Papua.

II. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Provinsi Papua Barat

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Provinsi Papua Barat diperkirakan mengalami

percepatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2013. Sehingga

sepanjang tahun 2013, proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat diperkirakan

berada pada level 5-9% atau mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan ekonomi

pada tahun 2012. Dari sisi inflasi, inflasi Provinsi Papua Barat diperkirakan tetap terjaga

hingga akhir tahun dan berada di bawah inflasi nasional. Inflasi yang terjaga turut mendukung

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013 Provinsi Papua ... · 2 Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota Manokwari dan ... Tambang Terbesar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2013

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT 53

kinerja perbankan di Provinsi Papua Barat untuk terus tumbuh setiap tahunnya.

2.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Provinsi Papua Barat diperkirakan masih tumbuh

positif sebesar 6,34%±1% (yoy) lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan III-2013 sebesar 5,12% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi yang

masih positif didorong oleh tingginya kontribusi dari komponen konsumsi (khususnya

konsumsi rumah tangga dan pemerintah) dan komponen investasi. Sedangkan dari sisi

penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh tingginya kontribusi dari sektor industri

pengolahan, jasa-jasa dan bangunan.

Ekspektasi lebih besarnya pertumbuhan pada triwulan IV-2013 didorong oleh beberapa

faktor. Dari Sisi Permintaan, tingginya ekspektasi konsumen atas kondisi ekonomi

diperkirakan dapat mendorong tingkat konsumsi untuk tumbuh positif. Dari sisi penawaran,

sektor industri pengolahan diprediksi tumbuh cukup tinggi seiring dengan ekspektasi

pertumbuhan produksi gas yang meningkat cukup signifikan. Sektor jasa-jasa diprediksi dapat

tumbuh positif seiring tingginya realisasi anggaran oleh Pemda di periode akhir tahun. Sektor

Bangunan diprediksi tumbuh signifikan seiring dengan adanya beberapa proyek seperti:

rencana pembangunan pabrik semen di Manokwari oleh investor Cina, Pembangunan tugu

peringatan di Pulau Mansinam, dan dimulainya pembagunan pabrik petrokimia di Papua

Barat oleh Ferrostaal.

Dengan perkembangan tersebut, sepanjang tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Provinsi

Papua Barat diperkirakan berada pada kisaran 5-9%.

2.2 Prospek Inflasi Provinsi Papua Barat

Pada triwulan IV-2013, inflasi tahunan Provinsi Papua Barat diperkirakan berada level

7,84 ± 1% (yoy) atau secara triwulanan sebesar 0,81%±1% (qtq). Tingginya angka inflasi di

Provinsi Papua Barat pada triwulan mendatang disinyalir terjadi karena adanya perayaan hari

raya Natal dan Tahun Baru. Selain itu, tingginya curah hujan menjelang akhir tahun dapat

mengganggu kelancaran produksi beberapa komoditas pertanian, sehingga dapat menekan

harga komoditas terserbut ke level yang lebih tinggi.

2.3 Prospek Perbankan Provinsi Papua Barat

Pada triwulan IV-2013, Kondisi perbankan di Provinsi Papua Barat diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Angka pertumbuhan untuk kredit yang disalurkan,

jumlah aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan mencapai 15-25%. Pertumbuhan

kinerja perbankan di wilayah Papua Barat didorong adanya beberapa pemekaran wilayah

Tingkat II yang mana baik secara langsung maupun tidak langsung akan membutuhkan

kehadiran perbankan.