Kehamilan Dalam Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Saat Si Kecil Tumbuh dlm RahimAsy Syariah category Saat Si Kecil Tumbuh dlm Rahim penulis Ummu Abdirrahman Anisah bintu Imran Sakinah Permata Hati 29 - April - 2003 01:27:41 Orang tua mengharap anak menjadi anak yg shalih adl biasa. Sayang tdk banyak orang tua yg mau menempuh jalan agar harapan itu bisa terwujud. Padahal Islam telah banyak memberikan bimbingan baik di dlm Al Quran maupun Sunnah termasuk saat masih di dlm rahim. Anak adl sosok mungil idaman yg sangat dinanti kehadiran oleh sepasang ayah bunda. Semenjak melangkah ke jenjang pernikahan mereka berdua telah menumbuhkan harapan akan lahir si buah hati. Mereka terus memupuk harapan itu dgn menjaga calon bayi yg memulai kehidupan di rahim ibu hingga saat hadir di dunia. Setiap orang tua tentu menginginkan anak lahir dlm keadaan yg sebaik-baiknya. Segala upaya dikerahkan utk mewujudkan keinginan mereka. Tentu tdk patut dilupakan sisi-sisi penjagaan dan pendidikan yg telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan dgn inilah orang tua akan mendapatkan kemuliaan bagi anak dan bagi diri mereka. Dapat disimak pengajaran ini dlm indah sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Di sana didapati bimbingan yg sempurna utk kita terapkan dlm mendidik anak. Bahkan sebelum hadir sosok mungil itu pun Islam telah memberikan tuntunan penjagaan. Terus demikian tuntunan itu secara runtut didapati hingga saat melepas anak menuju kedewasaan. Saat Kedua Orang Tua Bertemu Inilah tuntunan Islam sebelum bertemu dua mani yg menjadi bakal janin dgn izin Allah. Usai pernikahan ketika sepasang pengantin bertemu utk pertama kali disunnahkan mempelai pria memegang ubun-ubun istri dan mendoakannya. Didapati hal ini di dlm ucapan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam: Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak mk hendak ia memegang ubun-ubun menyebut nama Allah dan mendoakan dgn barakah serta mengucapkan Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan dan kebaikan seluruh sifat yg Engkau jadikan pada dan aku memohon perlindungan-Mu dari kejelekan dan kejelekan sifat yg Engkau jadikan padanya. Apabila ia membeli unta mk hendak ia pegang ujung punuk dan berdoa seperti itu juga. Dalam suasana pengantin baru sang mempelai tdk lepas dari tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Demikian pula ketika kehidupan rumah tangga terus berlangsung. Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam juga memberikan pengajaran kepada tiap suami istri utk mulai menjaga calon anak mereka ketika mereka hendak bercampur . Beliau bersabda : Apabila salah seorang dari kalian ketika mendatangi istri mengatakan : Dengan nama Allah ya

Allah jauhkanlah syaithan dari kami dan jauhkanlah syaithan dari apa yg engkau rizkikan kepada kami jika Allah tetapkan terjadi anak syaithan tdk akan dapat memudharatkannya. Ibnu Hajar di dlm Fathul Bari menjelaskan bahwa maksud perkataan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Syaithan tdk akan memudharatkannya yaitu syaithan tdk akan memalingkan anak itu dari agama menuju kekafiran dan bukan maksud terjaga dari seluruh dosa . Menjaga Janin dari Hal-hal yg Menggugurkannya Ketika benih telah mulai tumbuh banyak upaya yg dilakukan oleh sepasang calon ayah bunda utk menjaga janin yg ada di perut ibunya. Sang calon ibu akan mulai memilih makanan mengkonsumsi segala macam vitamin yg dapat menunjang kehamilan menjaga waktu istirahat melakukan olah raga khusus dan mengatur aktivitasnya. tdk lupa mereka memantau keadaan calon bayi dgn terus memeriksa kesehatannya. Akan tetapi adakala janin gugur bukan krn semata sebab medis. Terkadang ada sebab lain yg mengakibatkan gugur kandungan seorang ibu. Inii kadang-kadang tdk disadari oleh kebanyakan orang. Semesti kita mengetahui peringatan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dari hal-hal semacam ini yg diterangkan oleh syariat sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memerintahkan utk membunuh ular yg disebut dgn dzu thufyatain yg dapat menyebabkan gugur janin. Beliau bersabda: Bunuhlah dzu thufyatain krn dia dapat membutakan mata dan menggugurkan janin. Apakah dzu thufyatain? Dijelaskan oleh Ibnu Abdil Barr bahwa dzu thufyatain adl jenis ular yg mempunyai dua garis putih di punggungnya. Perintah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ini menunjukkan wajib menjaga dan menjauhkan hal-hal yg dapat mebahayakan janin dan ini merupakan salah satu pintu penjagaan dan perhatian syariat ini terhadap janin dan keadaannya. Keringanan bagi Wanita Hamil utk Berbuka Tak jarang kondisi seorang ibu yg mengandung calon bayi di dlm rahim lemah. Suplai makanan yg dikonsumsi harus terbagi untuk dan utk janin yg ada di dlm kandungannya. Sementara ketika bulan Ramadhan tiba kaum muslimin diwajibkan utk melaksanakan puasa menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga tenggelam bulatan matahari. Dengan ilmu dan hikmah-Nya Allah Subhanahu wa taala memberikan keringanan kepada hamba-hamba wanita yg sedang hamil dan menyusui utk tdk menjalankan kewajiban berpuasa. Ini dijelaskan dlm sabda Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam: Sesungguh Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi menggugurkan separuh shalat atas orang yg bepergian dan menggugurkan kewajiban berpuasa dari wanita yg hamil dan menyusui. Abdullah ibnu Abbas radliyallahuanhuma memberikan penjelasan bahwa jika seorang wanita yg hamil mengkhawatirkan diri dan wanita yg menyusui mengkhawatirkan anak selama

Ramadhan mk kedua berbuka dan tiap hari memberi makan satu orang miskin serta tdk mengqadha puasanya. Inilah bentuk-bentuk penjagaan Islam terhadap anak sebelum ia lahir ke dunia. Terlihat dgn gamblang perlindungan agama Allah ini terhadap jiwa seorang manusia. Terbaca dgn jelas kasih sayang Allah Subhanahu wataala bagi seluruh hamba-Nya. Oleh krn itu selayak ayah dan bunda memperhatikan penjagaan buah hati mereka. Barangsiapa yg menjaga kehidupan satu jiwa mk seakan-akan ia menjaga kehidupan seluruh manusia. Wallahu taala alamu bish shawab. Bacaan : Adabuz-Zifaaf asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani Ahkamuth Thifl asy-Syaikh Ahmad al-Aisawy

Menurut islam usia berapa bulankah ditiupkan roh dalam janin!?Menurut islam fase seorang ibu hamil dibagi menjadi 7, dan tiap tiap fase mempunyai lama waktu 40 hari dan kalau ditotal memang jumlah harinya 9bulan 10 hari.

Mohon bagi yang tahu anda jelaskan tiap tiap fasenya atau cukup pada usia berapa ditupkan roh pada janin/masuk faseyang keberapa.

Jawaban anda akan sangat banyak membantu saya, terima kasih.

4 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

inax

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh PenanyaJumhur ulama mengatakan bahwa usia janin mulai ditiupkan ruh kepadanya adalah 120 hari atau 4 bulan. Namun selain pendapat ini, ada juga pendapat yang sedikit berbeda. Dari Abi Abdurrahman Abdilah bin Masud ra. Bahwa Rasulullah SAW mengatakan kepada kami,"Sesungguhnya tiap-tiap kamu dibentuk dalam perut ibunya 40 hari berbentuk nuthfah (mani), kemudian menjadi 'alaqah selama 40 hari, kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian dikirimkan kepadanya malaikat meniupkan ruh . . . " Hadits Muttafaqun Alaih.

Selain itu ada pendapat lain seperti dalam hadits berikut: Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits Hudzaifah bin Usaid, ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: "Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian malaikat bertanya, ra Rabbi, laki-laki ataukah perempuan?' Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan kehendakNya, dan malaikat menulisnya, kemudian dia (malaikat) bertanya, Ya Rabbi, bagaimana ajalnya?' Lalu Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian ia bertanya, 'Ya Rabbi, bagaimana rezekinya?' Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang dikehendakiNya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran catatannya, maka ia tidak menambah dan tidak mengurangi apa yang diperintahkan itu. Hadits ini menjelaskan diutusnya malaikat dan dibuatnya bentuk bagi nutfah setelah berusia enam minggu (empat puluh dua hari) bukan setelah berusia seratus dua puluh hari sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Mas'ud yang terkenal itu.

Sebagian ulama mengompromikan kedua hadits tersebut dengan mengatakan bahwa malaikat itu diutus beberapa kali, pertama pada waktu nutfah berusia empat puluh hari, dan kali lain pada waktu berusia

empat puluh kali tiga hari (120 hari) untuk meniupkan ruh.

fase-fare tersebut : Minggu pertama

* Pertumbuhan janin

Sel telur dan sperma yang telah menyatu membentuk satu sel yang disebut zigot. Dalam minggu pertama setelah pembuahan, sel tunggal itu membelah diri menjadi 200-an sel seperti sekumpulan bola, yang disebut blastula. Kemudian bola itu akan membelah diri terus-menerus dan terus berjalan menuju rahim untuk kemudian menanamkan diri (implantasi) di dinding rahim.

* Tubuh Anda

Anda belum merasakan perubahan apa pun di dalam tubuh. Malah, banyak wanita tidak menyadari kalau dirinya hamil.

Minggu ke-2

* Pertumbuhan janin

Saat ini panjang embrio (hasil pembuahan yang sudah berimplantasi di rahim) baru sekitar 0,36 1 milimeter. Sangat kecil, memang. Tetapi proses perkembangan terus terjadi. Saat ini rongga kantung ketuban (amnion) yang nantinya akan terisi air ketuban, mulai membentuk.

* Tubuh Anda

Tubuh Anda masih belum mengalami perubahan yang berarti. Umumnya Anda pun juga belum menyadari kalau sudah terjadi kehamilan.

Minggu ke-3

* Pertumbuhan janin

Sekarang panjang embrio bertambah menjadi sekitar 1,25 milimeter. Bentuknya mirip pelat, yang nantinya akan menjadi jantung. Mulai saat ini, sistem saraf pusat (otak dan tulang belakang), otot-otot serta tulang-tulang mulai terbentuk.

* Tubuh Anda

Beberapa wanita ada yang mulai mengalami pertambahan berat badan sedikit dan merasakan mual serta tidak nafsu makan. Namun, umumnya tetap belum menyadari kalau dirinya hamil.

Minggu ke-4

* Pertumbuhan janin

Formasi dasar dari manusia mulai muncul. Panjang embrio sekitar 2-4 milimeter dan ia sudah

mempunyai dasar-dasar dari otak dan tulang belakang. Saat ini merupakan awal dari periode embriyonik (dari konsepsi/pembuahan hingga minggu-8 kehamilan).

Boleh dibilang, masa ini merupakan periode penting, sebab janin sangat rentan terhadap faktor-faktor dari luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Banyak kasus malformasi (salah bentuk) terjadi pada periode ini.

* Tubuh Anda

Berat badan Anda bisa jadi sudah bertambah 1-2 kilogram, dan rasa mual serta tidak nafsu makan mulai jelas terasa. Nah, Anda telah hamil satu bulan!

Saat ini mungkin Anda sudah menyadari terjadinya kehamilan di tubuh, karena masa haid sudah terlewati. Bagi Anda yang mengharapkan kehamilan, tentunya merasa surprise!

Minggu ke-5

* Pertumbuhan janin

Embrio di dalam rahim Anda melewati masa pertumbuhan yang cepat dan mengagumkan. Di awal minggu ke-5, panjang embrio sekitar 4-5 milimeter dan di akhir minggu ini ukurannya jadi 1,1 - 3 cm.

Di minggu ini, pucuk calon kaki dan tangan mulai muncul. Lubang mata mulai kelihatan namun bentuk kepala masih terlihat besar dan ia masih punya ekor. Jantung embrio mulai membentuk menjadi 2

kamar (kanan dan kiri), dan paru-paru serta bronchi (saluran udara) juga mulai muncul. Begitu juga usus dan pankreas

* Tubuh Anda

Surprise mungkin masih menyelimuti Anda. Namun, meski bentuk tubuh belum begitu berubah, rasa mual dan ingin muntah bisa ja

BAGIAN KEDUAFase Pertama: Masa Pranikah, Prahamil, dan KehamilanIslam memberikan perhatian ekstra terhadap perkembangan anak serta kesehatan jasmani dan ruhaninya jauh sebelum sang anak dilahirkan. Islam menganjurkan para orang tua untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan keselamatan dan kesehatan anaknya, sehingga anak akan lahir dan tumbuh dengan baik. Persiapan tersebut antara lain, pertama, Islam menekankan pentingnya melakukan seleksi ketat dalam pemilihan jodoh. Dan selanjutnya, saat janin telah berada di rahim ibunya, yang merupakan masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangannya di masa mendatang, Islam juga mengajarkan kepada kita bagaimana masa ini harus dilewati. Ajaran-ajaran Islam yang berkenaan dengan fase ini dapat kita kelompokkan seperti di bawah ini:1. Masa Pranikah

Baik realitas maupun riset ilmiah membuktikan bahwa gen atau unsur keturunan dan lingkungan sosial sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak maupun perkembangan jasmaninya.[1] Anak banyak mewarisi sifat dan karakter yang dimiliki ayah, ibu, dan kakeknya, seperti tingkat kecerdasan, tingkah laku, kerendahdirian, kedermawanan, dan berbagai hal lainnya. Karena itu, orang tua merupakan salah satu faktor perpindahan sifat-sifat tersebut kepada anak atau, paling tidak, mereka dapat menciptakan semacam potensi pada diri anak untuk menyandang sifat-sifat tersebut.

Selain itu, adat istiadat dan kebiasaan juga berpengaruh pada diri anak. Oleh sebab itulah, Islam menekankan pentingnya mengadakan seleksi ketat dalam memilih pasangan hidup dari lingkungan dan keluarga yang sehat dan baik.a. Memilih Isteri

Dalam memilih isteri, Islam mengajarkan kepadakaum lelaki muslim untuk memperhatikan dua hal yaitu, pertama, silsilah keturunan calon isteri, dan kedua, lingkungan tempat ia hidup dan sejauh mana lingkungan ini berpengaruh pada kepribadiannya. Rasulullah SAWW bersabda,

. Artinya: Pandai-pandailah memilih calon isteri karena saudara isteri akan menurunkan sifat dan karakternya pada anak kalian.[2] Di dalam hadis yang lain beliau bersabda,

Artinya: Pilihlah dengan benar wanita yang akan mengandung anakmu karena unsur keturunan sangat berpengaruh pada anak. [3] Rasulullah menganjurkan untuk memilih isteri dari keluarga yang memiliki sifat-sifat terpuji karena keluarga yang baik akan membentuk karakter yang baik pula pada diri wanita tersebut. Bila kita menengok ke lembaran sejarah kehidupan beliau akan kita temukan bahwa Rasulullah juga sangat memperhatikan hal tersebut. Beliau mengawini Khadijah a.s., seorang wanita mulia yang di kemudian hari melahirkan anak yang merupakan penghulu wanita seluruh dunia yaitu Fatimah Zahra a.s. Sunnah Nabi ini diikuti oleh keluarga suci beliau. Ahlul Bait a.s. selalu memilih isteri dari keluarga yang baik dan terhormat. Selain memilih istri yang berasal dari keluarga yang baik dan mulia, Islam juga menekankan untuk memilih isteri dari lingkungan sosial yang bersih karena lingkungan yang baik akan

memberikan pengaruh yang baik pula kepada wanita tersebut. Sebaliknya, Islam melarang kaum lelaki untuk memilih isteri dari lingkungan yang tidak baik. Dalam hadis disebutkan, bahwa Rasul SAWW melarang untuk mempersunting wanita cantik yang hidup di lingkungan yang sesat. Beliau bersabda,

.. Artinya: Berhati-hatilah terhadap wanita cantik yang hidup di lingkungan yang tidak baik.[4] Imam Jafar Shadiq a.s. melarang lelaki muslim menikahi wanita pezina. Beliau berkata,

Artinya: Jangan sekalipun kalian menikahi wanita yang terang-terangan berzina.[5] Imam Muhammad Baqir a.s. dalam hadisnya melarang pria beriman untuk mengawini wanita gila karena dikhawatirkan anak yang akan dilahirkannya akan mewarisi kegilaan ibunya. Ketika ditanya tentang perkawinan dengan wanita gila, beliau menjawab,

, Artinya: Jangan! Tetapi jika ada orang yang memiliki budak wanita yang gila, ia dapat mengumpulinya dan jangan sampai ia mendapatkan anak darinya. [6] Dalam riwayat disebutkan bahwa Imam Ali bin Abi Thalib a.s. memperingatkan pria muslim untuk tidak menikahi wanita dungu karena dikhawatirkan anak yang ia lahirkan akan mewarisi kedunguannya. Selain itu, wanita dungu tidak akan mampu mendidik anak dengan baik dan benar. Beliau berkata,

Artinya: Jangan sekalipun kalian mengawini wanita dungu karena bergaul dengan wanita seperti itu merupakan petaka bagi seseorang dan anak yang dilahirkan akan tidak berguna. [7]

Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa tolok ukur yang benar dalam memilih isteri adalah tingkat keimanan dan keloyalan wanita terhadap agamanya. Rasulullah dalam banyak hadisnya sangat menekankan masalah ini. Suatu hari seseorang datang menemui Rasulullah SAWW dan meminta nasehat dari beliau tentang perkawinan. Beliau menjawab,

Artinya: Pilihlah wanita yang loyal pada agamanya, niscaya engkau akan berbahagia. [8] Imam Jafar Shadiq a.s. memprioritaskan masalah agama di atas harta dan kecantikan wanita. Beliau mengatakan,

Artinya: Jika seseorang mengawini seorang wanita karena kecantikan atau hartanya, ia akan mendapatkan apa yang ia cari itu. Tapi bila ia mengawininya karena agamanya, Allah pasti akan memberinya kecantikan dan harta.[9] Wanita yang berasal dari keturunan yang baik dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang beriman akan menjadi wanita yang taat beragama. Wanita seperti inilah yang dapat mendidik anak-anaknya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Dengan demikian, program pendidikan anak yang diterapkan oleh kedua belah pihak, suami dan isteri, akan sama, tanpa perbedaan yang berarti. Wanita seperti ini akan memiliki rasa tanggung jawab untuk menjalankan program pendidikan yang sesuai dengan nilai Islam dan menganggapnya sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan. Mental yang demikian ini akan mencegahnya melakukan hal-hal yang dapat menghalangi kelancaran program pendidikan anak dan meninggalkan dampak negatif pada diri anak.b. Memilih Suami

Sebagaimana ibu, seorang ayah juga memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak, fisik, serta mental dan kejiwaannya. Karena itu, dalam memilih calon

suami, Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan sisi keturunan dan lingkungan tempat ia tinggal. Si calon suami tersebut hendaknya juga memiliki sifat-sifat yang terpuji sebab ia kelak akan menjadi panutan anak-anaknya dan menurunkan semua sifat dan wataknya kepada mereka. Selain itu, isteri juga akan terpengaruh oleh sebagian sifat-sifatnya melalui pergaulan sehari-hari dengannya. Oleh sebab itu, Rasulullah SAWW menganjurkan para wanita untuk memilih calon suami yang sepadan. Suami yang sepadan menurut Rasulullah SAWW adalah sebagai berikut.

Artinya: Lelaki yang sepadan adalah lelaki yang menjaga kehormatannya dan sedikit berkecukupan. [10] Imam Jafar Shadiq a.s. memperingatkan kaum wanita agar jangan memilih lelaki yang kesehatan jiwanya terganggu. Beliau berkata,

, Artinya: Kawinilah wanita yang peragu tetapi jangan kalian berikan wanita kalian pada lelaki yang peragu karena isteri selalu belajar dari perangai dan kebiasaan suami serta mengikutinya dalam beragama.[11] Islam menjadikan ketaatan pada agama sebagai penilaian terpenting dalam memilih calon suami. Rasulullah SAWW bersabda,

Artinya: Jika seorang lelaki yang kalian sukai perangai dan agamanya datang meminang, terimalah pinangannya itu! [12] Menurut Islam, seorang wanita muslimah tidak diperbolehkan untuk menikah dengan lelaki nonmuslim. Hikmah dari hukum ini adalah demi menjaga keselamatan anak-anak dan keluarga

dari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk yang menyangkut kepercayaan (agama) dan perilaku, sebab istri dan anak akan sangat terpengaruh oleh kepercayaan dan perilaku si ayah. Islam juga melarang kita mengawinkan wanita anggota keluarga kita dengan seorang lelaki yang tidak taat beragama dan berperilaku tidak Islami demi menjaga wanita tersebut serta anakanaknya kelak dari penyimpangan terhadap agama. Imam Jafar Shadiq a.s. mengatakan,

nayAt At aayaitA dAt iAt At lAkiAt -ilAri AtinA rAt nayAt nAt At lAkiAt nat