37
KEMUHAMMADIYAHAN “Gerakan Muhammadiyah” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 ANGGOTA: 1. Fikri Idul Haq (2011730132) 2. Fina Ina Hamidah (2011730133) 3. Vera Desniarti (2011730166) TUTOR: Dr. H. Yose Rizal, SKM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kemuhammadiyahan

Citation preview

Page 1: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

KEMUHAMMADIYAHAN

“Gerakan Muhammadiyah”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

ANGGOTA:

1. Fikri Idul Haq (2011730132)2. Fina Ina Hamidah (2011730133)3. Vera Desniarti (2011730166)

TUTOR:

Dr. H. Yose Rizal, SKM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

JAKARTA

2012/2013

Page 2: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang

memiliki ciri khas tersendiri. Berbagai macam aliran dan pemahaman tentang Islam

banyak ditemui dalam masyarakat muslim di Indonesia. Berbagai persyarikatan dan

gerakan dakwah ikut pula mewarnai keberagaman kehidupan beragama. Ada beberapa

organisasi massa Islam (ormas Islam) yang cukup dikenal di Indonesia, antara lain

Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Mathlaul Anwar, dan Persatuan Islam (Persis).

Muhammadiyah dicetuskan oleh seorang ulama yang berpikiran luas dan cerdas K.H.

Ahmad Dahlan dan secara resmi didirikan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H / 18

November 1912 M di Jogyakarta. Kondisi umat yang sangat memprihatinkan saat itu

membuat K.H. Ahmad Dahlan terpanggil untuk membuat sebuah gerakan dakwah yang

menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar. K.H. Ahmad Dahlan berusaha

mengembalikan umat kepada ajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki posisi

dan peranan yang cukup strategis, baik sebelum Indonesia merdeka maupun setelah

kemerdekaan hingga saat ini. Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan

dakwah semata, namun dikenal pula sebagai gerakan Tajdid (pembaharu) dan gerakan

kebangsaan (nasional). Muhammadiyah dalam kancah nasional memberikan kontribusi

yang sangat signifikan terutama dalam bidang pendidikan. Lembaga pendidikan yang

dikelola Muhammadiyah banyak tersebar di seluruh nusantara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “Landasan Gerakan

Muhammadiyah”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya

pembahasan, maka masalah yang akan dibahas kami batasi pada :

1. Landasan Idiil/idiologi.

Page 3: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

2. Landasan Normatif.

3. Landasan Operasional.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan

umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah Filsafat Kemuhammadiyahan. Adapun tujuan khusus dari

penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui landasan gerakan yang digunakan oleh

Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan, gerakan dakwah, dan gerakan pembaharu

di Indonesia.

1.4 METODE PENULISAN

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menggunakan pendekatan motode studi

literature. Yaitu dengan melakukan proses pencarian dan pengumpulan dokumen sebagai

sumber-sumber data dan informasi. Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai

dengan kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memaparkan beberapa Pokok

permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada bagian

pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang masalah batasan, dan rumusan

masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.

Bab II Landasan Gerakan Muhammadiyah. Pada bagian ini merupakan bagian utama

yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyusun berusaha untuk

mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian

sumber/bahan.

Page 4: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Bab III Kesimpulan. Pada bagian ini penyusun berusaha untuk mengemukakan

terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh penyusun dalam

perumusan masalah.

Page 5: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

BAB II

LANDASAN GERAKAN MUHAMMADIYAH

2.1 LANDASAN IDIIL

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah persyarikan gerakan dakwah dengan nama

“Muhammadiyah” mempunyai makna yang amat positif dan mendalam bagi setiap

muslim di Indonesia. Secara etimologis Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad”

ditambah dengan “yah”. Kata ‘Muhammad” diambil dari nama Rasulullah Muhammad

SAW dan kata “yah” disini bermakna “ya nisbiyyah” yang berarti “yang kepada sesuatu

atau dinisbahkan untuk diikuti”. Dengan demikian Muhammadiyah bermakna pengikut-

pengikut Muhammad Rasulullah SAW.

Dari pengertian tersebut maka pada hakikatnya setiap orang Islam pasti

“Muhammadiyah” karena ia harus mengikuti jejak dan langkah Muhammad SAW.

Secara terminologis menurut K.H.Ahmad Dahlan, Muhammadiyah merupakan

persyarikatan dan gerakan dakwah yang bersumber pada Al-Quran dan Al-Hadits.

Berdasarkan pengetahuan dan wawasan keislaman yang dimiliki, K.H. Ahmad Dahlan

memandang bahwa ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk melakukan amar

ma’ruf nahi munkar. Usaha untuk mewujudkan keselamatan, kebahagiaan, dan

kesejahteraan yang hakiki di dunia dan akhirat tidak dapat dilakukan secara perorangan

melainkan harus dilakukan bersama dalam bentuk “jamaah”. Al Quran menjelaskan hal

tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 104.

Artinya :

“Adakahlah diantara kamu segolongan umat yang menyeru manusia kepada Islam,

memerintahkan kebaikan, dan mencegah kemunkaran, karena mereka itulah orang-orang

yang berbahagia”.

Page 6: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Dalam kaitannya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah memandang bahwa Islam

adalah agama dakwah yang mewajibkan umatnya untuk selalu mendakwahkan ajaran

Islam. Sekecil apapun dan sepahit apapun setiap muslim wajib menyampaikan kebenaran

seperti hadits Rasulullah yang artinya “ Sampaikanlah ajaran dariku (Muhammad)

walaupun satu ayat”.

Muhammadiyah memiliki modal sosial yang cukup besar sebagai gerakan Islam yang

termasuk besar di negeri ini. Organisasi lain boleh lebih besar dari segi kuantitas

anggotanya, namun dari segi kualitas dalam amal usaha, sumber daya manusia,

infrastruktur dan sistem organisasi, serta kepercayaan publik sesungguhnya

Muhammadiyah terbilang unggul. Sebagai organisasi Islam modern Muhammadiyah

termasuk terbesar di dunia Islam. Kondisi ini harus disyukuri sebagai nikmat dan karunia

Allah yang sangat berharga, karena itu potensi yang besar tersebut tidak boleh dibiarkan

laksana genangan danau yang diam, apalagi seperti ”gajah bengkak” yang sulit bergerak.

Organisasi besar seperti Muhammadiyah kadang memiliki kelemahan karena

kebesarannya. Semangat dan kinerja para aktivisnya melemah atau cenderung mengalami

penyakit kemalasan dan kemanjaan. Militansi pun kecil atau mengalami kemunduran

dengan kecenderungan hilangnya sikap gigih, kerja keras, dan tidak jarang muncul sikap

cengeng, mudah patah arang. Muncul sikap elitis dan kehilangan sikap populis. Ukhuwah

atau solidaritas sosial pun lemah atau longgar akibat sikap individualistik dan formalitas

yang tinggi. Kepemimpinan berjalan instrumental sehingga kehilangan daya penggerak.

Amal usaha berjalan sendiri, kadang menjadi kerajaan-kerajaan sendiri, para pengelola

dan mereka yang berada di dalamnya sekadar sibuk dengan mobilitas sendiri atau sekadar

cari penghidupan, yang lepas atau tidak begitu bertautan dengan misi dan kepentingan

Persyarikatan.

Karena kebesarannya, tidak jarang Muhammadiyah sekadar jadi lahan subur bagi

banyak pihak yang ”mencangkuli ladang Persyarikatan” untuk kepentingan mereka

sendiri baik kepentingan paham, politik, maupun hal-hal yang pragmatis, sehingga

Persyarikatan seperti ladang komoditi yang subur. Bagaimana potensi Muhammadiyah

yang besar itu digerakan kembali untuk menjadi kekuatan aktual yang lebih besar?

Kuncinya terletak pada optimalisasi ikhtiar sesuai dengan Firman Allah: man jahada fínâ

Page 7: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

lanahdiyannahum subulanâ, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka Allah akan

menunjukan jalan-jalan-Nya. Gerakan Muhammadiyah memiliki nilai-nilai ideal yang

meliputi misi, landasan ideal, dan tujuan gerakan. Misi Muhammadiyah meliputi:

1. penegakkan tauhid yang murni;

2. peyebarluasan Islam yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah; dan

3. mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Landasan ideal Muhammadiyah meliputi Al-Quran dan As-Sunnah, paham agama

(Muqaddimah Anggaran Dasar dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup

Muhammadiyah), Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kepribadian, Khittah,

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran formal lainnya.

Sedangkan tujuan gerakan Muhammadiyah ialah mewujudkan masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.

Nilai-nilai ideal tersebut haruslah ditanamkan dan disosialisasikan, yang intinya

diinternalisasikan sehingga menjadi darah-daging setiap orang Muhammadiyah dalam

berpikir dan bertindak. Setelah nilai-nilai ideal itu terinternalisasi maka secara kolektif

kemudian membentuk kesadaran untuk bertindak bersama yang menunjukan watak, ciri,

dan sosok orang Muhammadiyah sebagaimana yang semestinya. Inilah yang disebut

dengan internalisasi nilai-nilai Ke-Muhammadiyahan.

Internaslisasi nilai-nilai ideal harus dilakukan simultan ke dalam seluruh anggota di

berbagai stuktur Persyarikatan, termasuk di amal usaha yang selama ini mungkin

cenderung asing, berjalan sendiri, dan lepas dari nilai-nilai fundamental Muhammadiyah.

Tuntutan internalisasi nilai semacam itu bukan merupakan beban tetapi melekat dalam

seluruh bagian struktural di Muhammadiyah sebagai keniscayaan. Termasuk bagi

perorangan yang mengaku anggota Muhammadiyah yang tersebar di berbagai lingkup

kehidupan seperti politisi, pengusaha, birokrat, dan lain-lain. Lebih-lebih bagi pimpinan

Muhammadiyah, yang harus menunjukkan uswah hasanah.

Muhammadiyah lahir, tumbuh, dan berkembang sebagai sebuah sistem yang disebut

organisasi (jam’iyyah, persyarikatan). Kekuatan Muhammadiyah justru terletak pada

organisasinya, yang membuat dirinya tidak tergantung pada figur atau orang.

Page 8: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Sebagaimana layaknya sebuah organisasi, Muhammadiyah dibangun di atas berbagai

komponen yang saling menyangga menjadi satu kesatuan. Komponen personal

menyangkut manusia dengan berbagai latarbelakang dan potensi. Komponen struktural

terdiri atas berbagai organ kelembagaan seperti struktur kepemimpinan persyarikatan

(Pusat hingga Ranting), Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom, Amal Usaha, dan

berbagai komponen lainnya.

Agar Muhammadiyah dapat menjalankan usaha, program, dan kegiatannya secara

lebih mudah maka diperlukan sinergi seluruh komponen itu. Sinergi dalam gerakan

bertumpu di atas kesamaan nilai-nilai ideal yang membentuk kesatuan langkah, bukan di

atas dasar kepentingan. Sinergi dibangun di atas semangat ukhuwah sedangkan landasan

ukhuwah yang paling kokoh ialah iman. Dengan ukhuwh yang kokoh maka akan

terbentuk kekuatan sebagai gerakan. Dengan sinergi yang berbasis semangat ukhuwah

maka gerak Muhammadiyah selain akan kokoh juga akan lebih mudah dalam

mewujudkan usaha dan tujuannya. Jangan ada yang merasa bisa bergerak sendiri dalam

Muhammadiyah, apalagi merasa berhasil atau sukses sendiran.

2.2 LANDASAN NORMATIF

Selain landasan idiil, Muhammadiyah juga memiliki landasan normatif yang

memberikan aturan dan panduan dasar dalam melaksanakan kiprahnya. Landasan

normatif tersebut terdiri atas Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian

Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman

Hidup Islami Muhammadiyah.

1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) merupakan rumusan

konsepsi yang bersumberkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah tentang pengabdian manusia

kepada Allah, amal, dan perjuangan setiap muslim. MADM ini menjiwai dan

menghembuskan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan seluruh

gerak organisasi Muhammadiyah. Dengan demikian MADM juga menjiwai

Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Page 9: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Hidup bermasyarakat itu adalah Sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atas

kehidupan manusia di dunia ini. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur

dan bahagia hanya dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan

gotong royong, tolong menolong, dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-

benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan

diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya

pokok hukum dan masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.

Dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terdapat 7 (tujuh) pokok

pikiran yang merupakan rumusan konsepsi dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Tujuh

pokok pikiran tersebut adalah:

Hidup manusia harus berdasar Tauhid Allah, bertuhan dan beribadah serta tunduk

dan taat hanya kepada Allah.

Hidup bermasyarakat merupakan sunnatullah.

Hanya dengan hukum Allah tata kehidupan sosial dapat berjalan dan berkembang

secara positif.

Penempatan Islam sebagai sumber hukum tertinggi merupakan kewajiban

manusia.

Agama Islam adalah agama seluruh utusan Allah yang mana pengamalannya

dengan ittiba’Rasul.

Organisasi merupakan alat realisasi ajaran Islam dalam hidup social.

Tujuan dan cita-cita hidup Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat

utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT.

2. Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian adalah ciri dan sifat-sifat khas Muhammadiyah yang merupakan

manifestasi dari jiwa dan semangat Muhammadiyah, yang mewarnai setiap gerak dan

langkah perjuangan Muhammadiyah harus dimiliki dan dipelihara oleh setiap warga

Muhammadiyah. Mengacu pada Keputusan Muktamar ke 35, Kepribadian

Muhammadiyah memuat 4 hal yaitu pemahaman tentang Muhammadiyah, Dasar

Page 10: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Amal Usaha Muhammadiyah, Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan

Muhammadiyah, dan Sifat Muhammadiyah.

a. Apakah Muhammadiyah itu?

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam.

Maksud gerakannya adalah Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang

ditujukan kepada dua bidang yakni perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan

Amar Ma'ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan

yaitu kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) dengan

mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni, dan yang kedua kepada

yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun da'wah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada

masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu

dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.

b. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan

luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas

prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar. Prinsip-

prinsip tersebut antar lain :

(1) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.

(2) Hidup manusia bermasyarakat.

(3) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran

Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk

kebahagiaan dunia akhirat.

(4) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah

kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.

(5) Ittiba' kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.

(6) Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.

Page 11: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

c. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah

Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan

bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya harus

berpedoman pada prinsip "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya,

bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara

serta menempuh jalan yang diridlai Allah".

d. Sifat Muhammadiyah

Selain dari beberapa hal yang telah diuraikan tentang kepribadian

Muhammadiyah tersebut, ada beberapa sifat yang menjadi cirri gerakan

Muhammadiyah. Diantaranya adalah :

Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.

Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.

Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan

falsafah negara yang sah.

Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan

yang baik.

Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan

pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.

Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan

dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.

Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam

memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan

makmur yang diridlai Allah SWT.

Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

Page 12: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

3. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

Rumusan Matan dan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (idiologi)

ditetapkan dalam sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo dan direvisi pada tahun

1970 tepatnya pada sidang Tanwir di Yogyakarta. Rumusan tersebut antara lain :

a. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar,

beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan

bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah

SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah

Allah di muka bumi.

b. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan

kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya

sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat

Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup

materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

c. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan :

(1) Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

(2) Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang

diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran

sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

d. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi

bidang-bidang Aqidah, Akhlaq, Ibadah, dan Muammalah.

'Aqidah. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,

bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan

prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

Akhlak. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia

dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak

bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

Page 13: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Ibadah. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh

Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

Muamalah Duniawiyah. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya

mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan

berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini

sebagai ibadah kepada Allah SWT.

e. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat

karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,

kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama

menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT

"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"

Catatan:

Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh

Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1) Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;

2) Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di

Surakarta.

4. Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan

norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi

tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga

tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya.

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk

menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat,berorganisasi,

mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara,

melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

Page 14: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah

(teladan yang baik).

Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al

Quran dan Sunnah Nabi yang merupakan pengembangan dan pengayaan dari

pemikiran-pemikiran formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan

dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah, Matan Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan

Muhammadiyah, serta hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih.

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah memiliki beberapa sifat/kriteria

antara lain :

Mengandung hal-hal yang pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuan nilai

dan norma.

Bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk

keluhuran dan kemulian ruhani dan tindakan.

Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan kehidupan

sehari-hari.

Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang bersifat

keteladanan.

Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari yang

bersifat pokok dan utama.

Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang bersifat akhlaqi

yang membuahkan kesalihan.

Taisir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap muslim

khususnya warga Muhammadiyah.

Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah terbentuknya perilaku individu

dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang

baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Page 15: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

2.3 LANDASAN OPERASIONAL

Landasan Operasional yang merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah

dalam menjalankan aktivitas-aktivitas untuk mencapai maksud dan tujuannya meliputi

beberapa hal, antara lain Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Khittah

Perjuangan, dan Keputusan-keputusan Muhammadiyah.

1. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi secara formal memiliki identitas dan

tata organisasi yang jelas berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Berikut ini adalah susunan Anggaran Dasar Muhammadiyah yang dihasilkan pada

Muktamar ke-45 yang berlangsung pada tanggal 26 Jumadil Awal s.d. 1 Jumadil

Akhir 1426 H bertepatan dengan tanggal 3 s.d. 8 Juli 2005 M. di Malang :

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

BAB I tentang NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN, terdiri dari

pasal 1,2, dan pasal 3.

BAB II tentang IDENTITAS, ASAS, DAN LAMBANG, terdiri dari pasal 4 dan

pasal 5.

BAB III tentang MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA, terdiri dari pasal 6

dan pasal 7.

BAB IV tentang KEANGGOTAAN, terdiri dari pasal 8.

BAB V tentang SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI, terdiri dari

pasal 9 dan pasal 10.

BAB VI tentang PIMPINAN, terdiri dari pasal 11,12,13,14,15,16,17,18,dan pasal

19.

BAB VII tentang UNSUR PEMBANTU PIMPINAN, terdiri dari pasal 20.

BAB VIII tentang ORGANISASI OTONOM, terdiri dari pasal 21.

BAB IX tentang PERMUSYAWARATAN, terdiri dari pasal 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30, dan pasal 31.

BAB X tentang RAPAT, terdiri dari pasal 32, 33, dan pasal 34.

BAB XI tentang KEUANGAN DAN KEKAYAAN, terdiri dari pasal 35, 36, dan

pasal 37.

BAB XII tentang LAPORAN, terdiri dari pasal 38.

Page 16: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

BAB XIII tentang ANGGARAN RUMAH TANGGA, terdiri dari pasal 39.

BAB XIV tentang PEMBUBARAN, terdiri dari pasal 40.

BAB XV tentang PERUBAHAN, terdiri dari pasal 41.

BAB XVI tentang PENUTUP, terdiri dari pasal 42.

Sedangkan Anggaran Dasar yang dihasilkan pada Muktamar tersebut terdiri dari

38 pasal yang mengatur secara jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan

Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi.

2. Khittah Perjuangan Muhammadiyah

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik

dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah

menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan

masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang

menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam

hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan

itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-

mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan

lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk

mencapai tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. Dalam

melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya,

seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan

gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan

kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan

Islam lainnya.

Muhammadiyah dan Masyarakat

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan

menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma'ruf nahi mungkar dalam

Page 17: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan

masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah Jamaah.

Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut

pada Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya

Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah

untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan

bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai

Allah SWT.

Muhammadiyah dan Politik

Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan

dakwah amar ma ma'ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-

benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil,

secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur

masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang

Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,

bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha

itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya.

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian

gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan

yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muktamar

Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa :

Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala

bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan

organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau

Organisasi apapun.

Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki

atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran

Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

Persyarikatan Muhammadiyah.

Page 18: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan

golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama

Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut,

Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan

organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya.

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan memperhatikan

kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah

kebijaksanaan sebagai berikut :

Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun

sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman

teguh, ta'at beribadah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-

tengah masyarakat.

Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak

dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan

dan kesulitan hidup masyarakat.

Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk

melaksanakan dakwah amar-ma'ruf nahi-mungkar ke segenap penjuru dan lapisan

masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang

berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya

Khitah Perjuangan dalam Kehidupan Bernegara dan Bernegara

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da'wah amar ma'ruf

nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama

Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah

berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi

aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan

yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.

Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau

Page 19: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-'alamin dalam kehidupan di

muka bumi ini.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan

negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da'wah

amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak

zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran

dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah

strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah

perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab

dalam mewujudkan "Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur".

Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui

dua strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik

yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik

praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan

politik formal di tingkat kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun

kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi

kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan

kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan

oleh kelompok-kelompok kepentingan.

Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam lapangan kemasyarakatan

dengan pandangan bahwa aspek kemasyarakatan yang mengarah kepada

pemberdayaan masyarakat tidak kalah penting dan strategis daripada aspek

perjuangan politik kekuasaan. Perjuangan di lapangan kemasyarakatan diarahkan

untuk terbentuknya masyarakat utama atau masyarakat madani (civil society) sebagai

pilar utama terbentuknya negara yang berkedaulatan rakyat.

Peran kemasyarakatan tersebut dilakukan oleh organisasi-organisasi

kemasyarakatan seperti halnya Muhammadiyah. Sedangkan perjuangan untuk meraih

kekuasaaan (power struggle) ditujukan untuk membentuk pemerintahan dalam

mewujudkan tujuan negara, yang peranannya secara formal dan langsung dilakukan

oleh partai politik dan institusi-institusi politik negara melalui sistem politik yang

Page 20: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

berlaku. Kedua peranan tersebut dapat dijalankan secara objektif dan saling terkait

melalui bekerjanya sistem politik yang sehat oleh seluruh kekuatan nasional menuju

terwujudnya tujuan negara.

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi

kemasyarakatan) yang mengemban misi da'wah amar ma'ruf nahi munkar senantiasa

bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi

nasional sesuai dengan khittah (garis) perjuangannya serta tidak akan tinggal diam

dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara.

Karena itu, Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan

sebagai berikut :

Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara

merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur

ad-dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-

nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral

yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan

politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.

Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan

berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui

pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak

diperlukan untuk membangun kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah melandasi

dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,

perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk terwujudnya "Baldatun

Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur".

Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna

terwujudnya masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana tujuan

Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan kenegaraan

sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan ditempuh melalui

pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-prinsip

Page 21: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam kehidupan negara yang

demokratis.

Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat

praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh

partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-

baiknya menuju terciptanya sistem politik yang demokratis dan berkeadaban

sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan politik

yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-benar

mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana

yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya negara Republik Indonesia

yang diproklamasikan tahun 1945.

Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari

dakwah amar ma'ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan

kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur

bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan

berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan

nasional yang damai dan berkeadaban.

Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris

dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah

senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik

dan menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma'ruf nahi munkar

demi tegaknya sistem politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.

Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota Persyarikatan

untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani

masing-masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggungjawab

sebagai warga negara yang dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan

misi dan kepentingan Muhammadiyah, demi kemaslahatan bangsa dan negara.

Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik

untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-

sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq

al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktifitas

Page 22: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

politik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi Persyarikatan

dalam melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar.

Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun

berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan

bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang

lebih baik, maju, demokratis dan berkeadaban.

3. Visi dan Misi Muhammadiyah

Setiap organisasi, termasuk Muhamma-diyah, tentu memiliki misi tertentu yang

diembannya. Sejak sebuah organisasi didirikan, para pendirinya sudah merancangkan

langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan, agar cita-cita yang ingin dicapai

dengan mendirikan organisasi itu bisa diwujudkan. Misi yang merupakan tugas utama

organisasi yang sifatnya mendasar dan fundamental, mempunyai posisi dan peranan

yang sangat penting dan strategis bagi sebuah organisasi.

Di samping misi itu menjadi semacam “penuntun” bagi semua komponen

organisasi kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, ia juga menjadi pembeda

antara organisasi yang satu dengan organisasi lainnya yang bergerak di bidang yang

serupa. Dengan perkataan lain, misi membentuk organisasi memiliki ciri yang khas,

yang membedakannya dari organisasi lainnya yang sejenis.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-

Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam

melaksanakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya

mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin menuju terciptanya/terwujudnya

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,

dakwah amar ma'ruf nahi munkar memiliki misi :

a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang

dibawa oleh para Rasul sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.

b. Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran

Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.

c. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur'an sebagai kitab

Allah terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.

Page 23: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan

masyarakat.

Page 24: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

BAB III

KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki ciri

khas tersendiri. Berbagai macam aliran dan pemahaman tentang Islam banyak ditemui dalam

masyarakat muslim di Indonesia. Berbagai persyarikatan dan gerakan dakwah ikut pula

mewarnai keberagaman kehidupan beragama. Ada beberapa organisasi massa Islam (ormas

Islam) yang cukup dikenal di Indonesia, antara lain Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Mathlaul

Anwar, dan Persatuan Islam (Persis).

Berdasarkan pengetahuan dan wawasan keislaman yang dimiliki, K.H. Ahmad Dahlan

memandang bahwa ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk melakukan amar ma’ruf nahi

munkar. Usaha untuk mewujudkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang hakiki di

dunia dan akhirat tidak dapat dilakukan secara perorangan melainkan harus dilakukan bersama

dalam bentuk “jamaah”. Al Quran menjelaskan hal tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 104 yang

artinya “Adakanlah diantara kamu segolongan umat yang menyeru manusia kepada Islam,

memerintahkan kebaikan, dan mencegah kemunkaran, karena mereka itulah orang-orang yang

berbahagia”.

Dalam kaitannya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah memandang bahwa Islam adalah

agama dakwah yang mewajibkan umatnya untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam. Sekecil

apapun dan sepahit apapun setiap muslim wajib menyampaikan kebenaran seperti hadits

Rasulullah yang artinya “ Sampaikanlah ajaran dariku (Muhammad) walaupun satu ayat”.

Landasan ideal Muhammadiyah meliputi Al-Quran dan As-Sunnah, paham agama

(Muqaddimah Anggaran Dasar dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah),

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami Warga

Muhammadiyah, dan pemikiran formal lainnya. Sedangkan tujuan gerakan Muhammadiyah ialah

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Selain landasan idiil, Muhammadiyah juga memiliki landasan normatif yang memberikan

aturan dan panduan dasar dalam melaksanakan kiprahnya. Landasan normatif tersebut terdiri atas

Page 25: KEL 8 - Gerakan Muhammadiyah

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan

dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah.

Landasan Operasional yang merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah dalam

menjalankan aktivitas-aktivitas untuk mencapai maksud dan tujuannya meliputi beberapa hal,

antara lain Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Khittah Perjuangan, dan

Keputusan-keputusan Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan

watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam

amar ma'ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan

lil'alamin menuju terciptanya/terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.