8
KERUKUNAN HIDUP ANTARA UMAT BERAGAMA KELOMPOK 8 : UNTUK MEMENUHI TUGAS DARI DOSEN : AGUS SALIM,M.Ag. UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL BANJARBARU 2011

KERUKUNAN HIDUP

Embed Size (px)

Citation preview

KERUKUNAN HIDUP ANTARA UMAT BERAGAMA

KELOMPOK 8 :

UNTUK MEMENUHI TUGAS DARI DOSEN : AGUS SALIM,M.Ag.

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL BANJARBARU 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKata Islam terambil dari kata salima yang bermakna selamat sejahtera, dan setelah dibentuk menjadi aslama yang berarti menjadikan selamat sejahtera. Kata ini juga memiliki makna menyerahkan diri kepada peraturan dan kemauan Allah, karena ia diturunkan dan bersumber dari Allah SWT. Dari makna ini sebenarnya Islam bukanlah suatu agama baru. Semua agama-agama yang dibawa oleh para Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga adalah agama yang pada prinsipnya mengajarkan untuk meng-Esakan Allah SWT, beriman kepada zat dan sifat-sifatNya, beriman kepada kitab-kitabNya, beriman kepada rasul-rasul dan hari akhirat, serta mentaati seluruh perintah Nya dan larangan Nya. Q.surah 42 asy Syura ayat 13. Jika kemudian timbulnya agama-agama di luar Islam, hal itu disebabkan para ahli-ahli kitab mereka berselisih tentang kebenaran al Quran, yang berakibat timbulnya perpecahan dikalangan mereka. Sebagian dari mereka yang yakin, masuk kedalam Islam, sebagian yang lain menentang keras. Islam adalah agama rahmatal lilalamin, yaitu suatu agama yang memberikan kesejukan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan tidak hanya kepada pemeluknya, tetapi juga kepada umat lain, bahkan kepada seluruh makhluk dan alam semesta. Sebagai agama rahmatal lilalamin, ia mengajarkan kepada umat manusia bagaimana menghadapi dan melaksanakan kehidupan yang bersifat pluralistik. Historis keberagamaan Islam pada era kenabian Muhammad SAW, masyarakat religius telah terbentuk dan telah pula menjadi kesadaran umum pada saat itu.

Dalam kehidupan yang plural, Islam mengajarkan setidaknya empat hal pokok, pertama, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan adanya kesatuan penciptaan yaitu Allah SWT. Kedua, Sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan kesatuan kemanusiaan. Ketiga, sebagai agama tauhid Islam mengajarkan kesatuan petunjuk, yaitu al Quran dan Sunnah Nabi SAW. Keempat, sebagai konsekwensi logis dari ketiga pokok tersebut, maka bagi umat manusia hanya ada satu tujuan dan makna hidup yaitu kebahagian di dunia dan kebahagian di akhirat

1.2 TujuanTujuan kerukunan umat beragama adalah untuk memotivasi dan mendinamiskan semua umat beragma agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Makna Agama Islam Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejateraan kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua makhluk Allah pada umumnya. Kondisi ini akan terwujud apabila manusia sebagai penerima amanah Allah dapat menjalankan aturan tersebut secara benar dan kaffah . Ajaran Islam memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Inti ajarannya adalaa Tauhidullah dan seluruh ajarannya mencerminkan ketauidan Allah tersebut. 2. Sesuai dengan fitrah hidup manusia, artinya : a. ajaran Islam mengandung petunjuk yang sesuai dengan sifat dasar manusia, baik dari aspek keyakinan perasaan, maupun pemikiran, b. sesuai dengan kebutuhan hidup manusia, c. memberikan manfaat tanpa menimbulkan komplikasi, dan d. menempatkan manusia dalam posisi yang benar. Kondisi itu ditegaskan oleh Allah dalam Qs. Al-Rum : 30 3. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran Islam berisi petunjuk-petunjuk pada seluruh kehidupan manusia. Petunjuk itu adakalanya disebut secara eksplisit, dan adakalanya secara implisit. Untuk memahami petunjuk yang berisfat implisit dilakukan dengan ijtihad. Penegasan tentang kesempurnaan ajaran Islam itu di jelaskan dalam Qs. Al-Maidah : 3. 4. Kebenaraannya mutlak, artinya kebenaraan itu dapat dipahami karena ajaran islam berasal dari Allah Yang Maha Benar, dan dapat pula dipahami melalui bukti-bukti materiil, serta bukti riilnya. Karena itu Allah mengingatkan agar manusia tidak meragukan kebenarannya sebagaimana difirmankan dalam Qs. Al-Baqarah:147 5. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Sekalipun menurut ajaran Islam manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Alaah. Tetapi nilai ibadah manusia terdapat pada seluruh aspek kehidupan, dan manusia harus memperhatikan berbagai aspek-aspek kepentingan dalam hidup tersebut sebagaimana Allah sebutkan dalam Qs. Al-Qashash : 77.

6. Berlaku secara universa, artinya ajaran Islam berlaku untuk seluruh umat manusia di dunia sampai akhir masa. Penegasan itu dinyatakan oleh Allah dalam Qs. Al-Ahzab : 40. 7. Sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Al-Mujadalah : 11. 8. Fleksibel dan ringan, artinya ajaran Islam memperhatikan dan menghargai kondisi masing-masing individu dalam menjalankan aturannya dan tidak memaksakan kepada orang Islam untuk melakukan suatu perbuatan di luar batas kemampuannya. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Qs. Al-Baqarah : 286. 9. Menciptakan rahmat, kasih sayang Allah terhadap makhluknya. Seperti ketenangan hidup bagi orang yang meyakini dan menaatinya. Hal ini dinyatakan oleh Allah dala, Qs. Al-Fath : 4. Kerahmatan yang diwujudkan oleh Islam itu juga dinyatakan oleh Allah ketika menjelaskam misi kerasulan Muhammad SAW, sebagaimana terdapat dalam Qs. Al-Anbiya : 107. 2.2 Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut, dan fungsi itu baru akan dirasakan, baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain apabila manusia sebagai pengemban amanah Allah telah menaati ajaran tersebut. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah bagi semua alam itu dijelaskan oleh Allah dalam Qs. Al-Anbiya : 107. Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah sebagai berikut : 1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajran Islam sebagiannya bersifat supra rasional atau taabbudi, artinya di atas kemampuan akal manusia untuk mengetahuinya. Ajaran itu maupun sebagai saran pengabdian, seperti kemahaesaan Allah, ajaran shalat, dan lain-lain. Sebagian ajaran Islam tang lain bersifat rasional atau taaqquli, artinya mampu dipahami rasionalitasnya, tetapi tanpa bimbingan Islam tidak ada jaminan kalau manusia sendiri dengan akalnya mampu menemukan ajaran tersebut, dan apabila akal manusia mampu menemukannya, ajaran Islam memberikan kemudahana sehingga kerja akal lebih efisien, seperti bersikap

2.

3.

4.

5.

adil terhadap sesame manusia, memanfaatkan alam secara proporsoonal, dan lain-lain. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab. Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenaran bagi manusia, tetapi Allah tidak memaksakan kehendak-Nya bagi manusia untuk menerima petunjuk-Nya itu. Allah hanya mengingatkan konsekuensi- konsekuensi yang harus diterima manusia dengan pilihan hidupnya itu. Manusia bebas untuk menerima atau menolaknya. Penilaian dan balasan Allah terhadap pilihan hidup manusia secara mutlak akan diberikan di hari akhirat nanti dijelaskan oleh Allah dalam Qs. Yunus : 99. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun non-muslim. Di hadapan Allah manusia itu sama, karena itu semua manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Yang membedakan manusia yang satu dengan lainnya hanyalah ketakwaannya. Asa persamaan itu mengharuskan perlakuan adil kepada setiap manusia dan tidak boleh menyakiti, mendzalimi satu sama lain. Apabila terjadi konsekuensi-konsekuensi dalam kehidupan, seperti harus dikenakan sanksi hokum, diberikan jizyah,harus membayar zakat, dan yang lain, hal itu timbul karena kondisi masing-masing secara spesifik berdasarkan perbuatan yan dilakukannya. Allah SWT memperingatkan Dalam Al-Quran Qs. Al-Furqan : 19. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Sekalipun dalam Qs Al-Baqarah : 29 Allah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkan alam berserta isinya ini tetapi dalam Qs Al-Rum : 41, Allah mengingatkan bahwa kerusakan yang terjadi di alam ini di akibatkan oleh perbuatan manusia yang tidak terkontrol dan akibatnya akan menyengsarakan hidup manusia juga. Begitu juga dalam pemanfaatan hewan, Allah menghalalkan memakan daging dari sebagian binatang yang ada di bumi, tetapi dalam hal menyembelih biantang hendaknya disembelih dengan cara yang baik dan menggunakan pisau yang tajam agar tidak menyiksa binatang tersebut. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang spesifik pula. Orang yang berpgian jauh di bulan Ramadhan diberikan dispensasi untuk berbuka, orang yang lupa atau tertidur sehingga

waktu salat habis ia boleh salat ketika ingat atau bangun dari tidurnya sekalipun telat lewat waktunya, orang yang lapar dan tidak ada makanan kecualai barang haram ia boleh memakannya sekedar untuk bertahan hidup, dan lain sebagainnya. Dalam masalah keyakinan, Islam juga menghormati pilihan bebas manusia untuk menentukan keyakinan sendiri. Karena itu terhadap orang kafir selama mereka tidak menggangu, menyakiti atau memusuhi orang islam, mereka juga tidak boleh dimusuhi. 6. Dll 2.3 Makna Ukhuwah Islamiyah Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbale balik untuk saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan, dan sikap untuk saling membagi kesenangan kepada pihak lain bila salah satu pihak menemukan kesenangan. Ukhuwah atau persaudaraan berlaku sesame umat Islam, yang disebut ukhuwah Islamiyah, dan berlaku pula pada semua umat manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, dan aspek-aspek kekhususan lainnya, yang disebut ukhuwah insaniayah. Persaudraan sesame muslim, berarti saling menghormati dan saling menghargai relativitas masing-masing sebagai sifat dasar kemanusiaanm seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi penghalang untuk saling membantu atau menolong karena mereka terikat oleh satu keyakinana dan jalan hidupm yaitu Islam. Agama Islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar persaudaraan sesame muslim itu dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana disebutkan dalam Qs. Al-Hujurat : 10-12. 2.4 Makna Ukhuwah Insaniayah Konsep persaudraan sesame manusia ( ukhuwah insaniayah ) dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat muslim adalah makhluk Allah. Sekalipun allah memberikan petunjuk kebenaraan melalui ajaran Islam, tetapi Allah juga memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan pertimabangan rasionya. Karena itu sejak awal penciptaan, Allah bila

Ia menghendaki. Itulah fitrah manusia, sebagaimana Allah menjelaskan dalam Qs. Al-Maidah : 48 Prinsi kebebasan itu menghalangi pemaksaan suatu agama oleh otoritas manusia maupun, bahkan Rasulpun dilarang melakukannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Yunus : 99. Dalam praktek, ketegangan yang sering timbul intern umat beragama, antara umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah disebabkan antara lain : 1. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau missi. 2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agam pihak lain. 3. Para pemeluk agama tidak mampu memahami diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah agama lain. 4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat. 5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antara umat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah. 6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat. Dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan yang besar, yaitu: 1. Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan masyarakat. 2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam bahasa yang dimengerti oleh rakyat. 3. Memberikan pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan caracara yang dilakukan untuk suksesnya pembangunan. 4. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat beragama untuk ikut serta dalam usaha pembangunan ( Taher, 1997 ). Perbedaan agama yang terjadi di antara umat manusia merupakan konsekuensi dari kebebasan yang diberikan oleh Allah, maka perbedaan agama itu

tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk saling berinteraksi sosial dan saling membantu, sepanjang masih dalam kawasan kemanusiaan. Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima Islam sebagai agamanya disebut kafir atau non muslim. Kata kafir berarti orang yang menolak, yang tidak mau menerima atau menaati aturan Allah yang diwujudkan kepada manusia melalui ajaran Islam. Sikap kufur, penolakan terhadap perintah Allah pertama kali ditunjukan oleh Iblis ketika diperintahkan untuk sujud kepada Adam AS sebagaimana dikisahkan dalam Qs. Al-Baqarah : 34.