25
KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM RANGKA PENINGKATAN DIPLOMASI KE AFRIKA SELATAN OLEH : ANGGOTA DPR RI A-211 I GUSTI AGUNG RAI WIRAJAYA SE,MM

KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM … · Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu Anggota DPR-RI. Untuk itu, setiap anggota DPR diminta untuk memasukkan usulan kunjungan kerja

Embed Size (px)

Citation preview

KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM RANGKA PENINGKATAN DIPLOMASI KE

AFRIKA SELATAN

OLEH :

ANGGOTA DPR RI A-211 I GUSTI AGUNG RAI WIRAJAYA SE,MM

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM RANGKA PENINGKATAN PERAN DIPLOMASI PARLEMEN KE AFRIKA SELATAN

I. LATAR BELAKANG MELAKUKAN KUNJUNGAN

Pasal 116 ayat (1) UU No.17/2014 tentang MPR,DPR,DPD,DPRD (MD3)

menetapkan bahwa tugas BKSAP DPR-RI (Badan Kerja Sama Antar-Parlemen) antara

lain: membina,mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja

sama antara DPR dengan Parlemen negara lain, baik secara bilateral maupun

multilateral. BKSAP juga mengoordinasikan kunjungan kerja alat kelengkapan DPR ke

luar negeri.

Sebagai bagian dari Program Kerja DPR-RI dan BKSAP, Bagian Administrasi

Kegiatan Luar Negeri Anggota, telah menerbitkan Pedoman Singkat Teknis Pengurusan

Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu Anggota DPR-RI. Untuk itu, setiap anggota DPR

diminta untuk memasukkan usulan kunjungan kerja individu sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

II. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN

Maksud dan tujuan dari dilaksanakannya Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu

ke Afrika Selatan ini adalah:

a. Meningkatkan kerja sama yang lebih formal antara DPR dengan Parlemen dan

Pemerintah Afrika Selatan

b. Untuk bertukar pandangan terkait tugas-tugas keparlemenan dan pemerintahan

baik secara substansi ataupun teknis/kesekretariatan/supporting system.

c. Untuk bertukar pandangan lebih mendalam guna memperkuat kerja sama di

berbagai bidang terutama yang telah terjalin selama ini: Pariwisata, Ekonomi,

Perdagangan, Industri, Sosial dan Pendidikan.

III. NEGARA YANG DITUJU SERTA STAKEHOLDERS YANG AKAN DIKUNJUNGI

Afrika Selatan (Afrika Selatan) merupakan negara yang menyatakan diri

sebagai Rainbow Nation mengingat latar belakang dan komposisi masyarakat Afrika

Selatan yang beranekaragam. Istilah Rainbow Nation dicetuskan oleh mantan presiden

kulit hitam pertama Afrika Selatan yaitu mendiang Nelson Mandela yang

mengutamakan rekonsiliasi dan persatuan bangsa pasca rezim apartheid. Masyarakat

Afrika Selatan memberikan penghormatan yang tinggi kepada mendiang Nelson

Mandela dengan menyebutnya sebagai Father of the Nation dan juga meneladani

falsafah Nelson Mandela yaitu Ubuntu yang merupakan konsep semangat persatuan dan

keselarasan dalam hidup bersosialisasi serta dalam menjaga nilai-nilai demokrasi.

Perekonomian Afrika Selatan adalah yang terbesar kedua di Afrika setelah

Nigeria, dimana Pendapatan Domestik Brutonya (PPP) mencakup 24% dari total

keseluruhan benua Afrika. Afrika Selatan juga mendapat predikat upper-middle income

country dari Bank Dunia (dimana hanya 4 negara di benua Afrika yang mendapat

predikat tersebut, yaitu Afrika Selatan, Botswana, Gabon, dan Mauritius). Selepas tahun

1996 (setelah dilepaskannya sanksi internasional), perekonomian Afrika Selatan

mengalami peningkatan drastis, dimana PDB-nya membesar berkali–kali lipat menjadi

326 Milyar Dollar AS lebih di tahun 2016, dan cadangan devisa meningkat dari yang

hanya 3 Milyar Dollar pada tahun 1996 menjadi lebih dari 45 Milyar Dollar AS pada

tahun 2016 ini. Saat ini demografi Afrika Selatan didominasi oleh penduduk

berpendapatan kelas menengah yang menganut sistem demokrasi semenjak

berakhirnya rezim apartheid.

Hubungan diplomatik Indonesia – Afrika Selatan. Pada 12 Agustus 1994,

sebelumnya telah disetujui pembukaan Kantor Kepentingan RI di Pretoria (LORI –

Liaison Office of the Republic of Indonesia) pada tanggal 10 Februari 1994.

IV.WAKTU KUNJUNGAN

Kunjungan kerja luar negeri individu ke Afrika Selatan akan dilaksanakan pada

tanggal 27 Agustus 2018 – 2 September 2018.

V. AGENDA KEGIATAN SELAMA KUNJUNGAN

a. Pertemuan dengan Duta Besar Indonesia Untuk Afrika Selatan di KBRI

Pretoria

b. Kunjungan Ke Bank Sentral Afrika Selatan

c. Kunjungan ke Kementrian Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan

d. Pertemuan dengan Komisariat Jenderal Indonesia untuk Afrika Selatan di

Cape Town

e. Menghadiri kegiatan Indonesian Day yang diselenggarakan oleh Komisariat

Jenderal Republik Indonesia untuk Cape Town Afrika Selatan

VI. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN SELAMA DI AFRIKA SELATAN

A. Pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan di Pretoria

Dijamu langsung oleh Duta Besar Indonesia Afrika Selatan yaitu bapak Salman Al Farisi.

KBRI Pretoria Afrika Selatan juga merangkap Kerajaan Lesotho, Kerajaan Eswatini, dan

Republik Bostwana.

Pertemuan yang dilaksanakan di Wisma Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan

membahas banyak hal yang menyangkut tentang diplomasi antara Afrika Selatan dan

Indonesia serta membahas asset – asset yang telah dimiliki oleh KBRI di Pretoria. Adapun

pembahasannya yang dibahas adalah mengenai :

1. Bahwa Indonesia memiliki kerjasama yang baik dengan Afrika Selatan terutama

dalam hal ekspor impor bahan mentah seperti karet,sawit, farmasi dan non migas

lainnya. Bea masuk impor untuk produk Indonesia di Afrika Selatan berkisar sekitar

20 – 40% dan hal ini masih belum memperoleh harga yang wajar sehingga dalam

persaingan daya jual di dalam negeri. Hingga saat ini hal tersebut masih untuk

diperjuangkan oleh seluruh anggota South Africa Custom Union Preferential Trade

Agreement (SACU – PTA)

2. Hingga saat ini KBRI Pretoria telah memiliki 4 (empat) asset di Pretoria – Afrika

Selatan dan masih berupaya untuk mengembangan asset yang ada. Hingga saat ini

wisma yang merupakan tempat tinggal Dubes dan penginapan bagi warna Negara

Indonesia yang berkunjung ke Pretoria merupakan milik KBRI selain itu kantor dan

dua bangunan lainnya juga sudah menjadi milik KBRI.

3. Kunjungan dari Fraksi PDI Perjuangan merupakan suatu kebahagian bagi KBRI

Pretoria Afrika Selatan, karena selain untuk mengetahui bagaimana keadaan KBRI

di Pretoria tetapi juga sebagai ajang silahtirahmi dan diskusi untuk sharing berbagai

permasalahan yang ada. Hingga kini di Pretoria keadaan iklim keamanan di Pretoria

masih belum sepenuhnya aman. Kejahatan terhadap perempuan juga masih tinggi,

sehingga pemerkosaan, pernikahan dini dan penyebaran virus HIV/AIDS sangat

tinggi. Sehingga jam 7 malam jarang ada perempuan yang berani keluar malam.

Bahkan perampokan dan pencopetan juga sering terjadi di daerah ini.

4. Iklim politik disini yang menginginkan ras kulit hitam untuk memegang tanduk

pemerintahan masih tinggi, selain itu tingkat pengganguran yang tinggi bagi warga

setempat juga masih tinggi. Sehingga, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi

pemerintah disini bagaiman untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga

setempat sehingga kejahatan juga berkurang dan kehidupan masyarakat disini

menjadi lebih baik.

Beberapa pembahasan diatas menjadi poin penting dalam meningkatkan hubungan

kerjasama antara Indonesia dan Afrika Selatan. Pada bagian mana – mana saja yang bisa

Indonesia ambil untuk meningkatkan hubungan dalam bidang ekonomi dan perdagangan.

B. Kementrian Perdagangan dan Industri Afrika Selatan

Pejabat dari Kementrian Perdagangan dan Industri Afrika Selatan yang hadir :

1. Chief Director: Bilateral Trade Realtions – International Trade and Economic

Development Division ( Mr, Victor Mashabela )

2. Deputy Director : Asia Bilateral Realtions, International Trade and Economic

Development Divisions ( Ms. Mankaleme Letswalo)

3. Assistant Director: Asia Bilateral Relations – International Trade and Economic

Development Divisions (Mr. Jacob Modingona)

4. Deputy Director : Special Economic Zones and Economic Transformation (Ms. Renay

Krishna)

Iklim ekspor dan impor antara Indonesia dan Afrika Selatan telah berjalan cukup baik dan

masih berkembang hingga sekarang. Adapun beberapa pembahasan yang dibicarakan,

diantaranya:

1. Afrika Selatan hingga saat ini masih mengidentifikasi potensi dan peluang

kerjasama bidang ekonomi antara Indonesia dan Afrika Selatan terutama dalam

sector non migas

2. Kementrian Perdagangan dan Industri Afrikas Selatan pernah bekerja sama dangan

Otoritas Batam mengenai perdagangan ekspor dan impor namun kerjasama

tersebut tidak berjalan dengan baik dan bahkan berhenti sampai sekarang.

3. Saat ini bea masuk impor untuk Indonesia masih rendah dan masih berupaya untuk

meningkatkan nilai tersebut (agar lebih dari 20-40%) . Namun hal tersebut harus

melalui perundingan atau kesepakatan dengan South African Custom Union

Preferential Trade Agreement (SACU-PTA). Dalam perundingan tersebut, apa yang

dibicarakan harus mendapat persetujuan dari lima Negara anggotanya, yaitu

Bostwana, Lesotho, Namibia, Swaziland dan Afrika Selatan.

4. Sektor perdagangan dan industri yang bisa ditingkatkan adalah medium enterprise

yang dapat dipelajari banyak dari Indonesia. Promosi dari orang ke orang sangatlah

baik untuk ditingkatkan untuk meningkatkan nilai dagang di mata masyarkat. Saat

ini sector perhiasan dan permata dapat dilihat sebagai sector perdagangan yang

menjanjikan. Untuk saat ini Afrika Selatan telah bekerja sama dengan Republik

Rakyat Cina dalam ekspor dan impor semoga kedepan kerjasama dengan Indonesia

dapat ditingkatkan.

5. Kedepan antara Indonesia dan Afrika Selatan bisa digali lebih mendalam mengenai

sector – sector apa saja yang bisa dijadikan zona ekonomi special diantara dua

Negara untuk pengembangan hub ekspor impor yang lebih baik. Hingga saat ini

produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan antara lain kelapa sawit, karet otomotif

produk, bahan kimia, sepatu dan kakao. Sementara produk impor Indonesia adalah

bubuk kayu, aluminium, buah – buahan dan tembaga.

Beberapa pembahasan diatas menjadi poin penting bagi hubungan kerjasama kedepan

antara Indonesia dan Afrika Selatan. Beberapa aspek sumber daya alam yang masih bisa

digali membuktikan bahwa memang banyak hal – hal yang dapat digali antara Indonesia

dan Afrika Selatan.

C. Kunjungan ke Bank Sentral Afrika Selatan (South African Reserve Bank)

Pejabat dari Bank Sentral Afrika Selatan yang hadir :

1. Dr. Logan Rangasamy (Head of The International Economic Relations and Policy

Department)

2. Mr. Jason Milton (International Economic Relations and Policy Department)

3. Ms. Samantha Springfield (International Economic Relations and Policy

Department)

4. Mr. Zafar Parker (Financial Markets Department)

5. Mr. Bafundi Moronoti (Financial Markets Department)

6. Mr. Jean (Francios Mercier)

Kunjungan ke Bank Sentral Afrika Selatan memiliki beberapa pembahasan diantaranya:

1. Afrika Selatan dan Indonesia hampir sama terkait dengan marketing flow sehingga

inflasi tinggi. Pada tahun 2017, inflasi di Afrika Selatan plus (+) sehingga menjadi

maneuver Afrika Selatan untuk intrflasi. Awal tahun 2018, kondisi resiko

meningkat, ada kenaikan sebesar 15 – 20%. Sektor minyak juga naik sehingga

meningkatkan inflasi. Afrika Selatan juga memonitor Amerika Serikat, di tahun 2008

dan 2009 terjadi inflasi di Amerika Serikat. Sehingga, Afrika Selatan menarik diri

dari Amerika Serikat.

2. Terkait normalisasi rate seperti Indonesia, Turki dan Negara lainnya, Bank Sentral

akan melakukan intervensi teteapi belum dilaksanakan kecuali dalam keadaan

genting. Permasalahan pengaruh interest rate Amerika Serikat terhadap margin

market harus melihat kepada dampak – dampak yang ditimbulkan oleh Negara-

negara lainnya seperti Turki dan Indonesia. Afrika Selatan menekankan margin

market, masih ada pendekatan over/close market. Sebagian besar tertolong oleh

half residence.

3. Untuk membuat inflasi stabil, bank sentral membuat ekspetasi ekonomi dan melihat

dampaknya agar stabil dan tidak mempengaruhi pembangunan. Selain itu harus

melihat nilai proyeksi dari mata uang dan membuat proyeksi agar nilai mata uang

tetap stabil.

4. Kebijakan dan fundamental terhadap monitor inflasi perlu dilakukan agar bisa

diterima serta untuk proteksi bagi rakyat miskin menjadi focus utama. Bank Sentral

menjaga stabilitas finasial dan inflasi 3-6%. Bank Sentral percaya apabila secara

fundamental bagus maka akan mebantu perkembangan industry dan membangun

budaya kompetitif bagi mereka. Untuk jangka waktu menengah agar bisa menjaga

fundamental keuangan Negara. Selain itu dapat menciptkan lapangan kerja dan

menjaga sumber daya di kementrian lainnya.

5. Bank Sentral berupaya untuk menjaga stabilitas dan menjaga mata uang agar tidak

jatuh dan menjaga ekonomi mikro agar tidak terpuruk. Bank sentral dahulu juga

mengatur perbankan sekarang ditambah asuransi. Ada departemen terpisah untuk

mengawasi perbankan dan mengurusi finansial lainnya.

6. Afrika Selatan selain terlibat dalam Negara G20 juga terlibat secara terintegrasi

pembentukan Bank Sentral untuk membangun asosiasi perbankan Afrika. Di Negara

Afrika ada satu wilayah yang memang khusus untuk mempromosikan ekonomi

makro di seluruh benua Afrika.

Beberapa pembahasan tersebut merupakan diskusi dan sharing terhadap perkembangan

perekonomian dalam sector ekonomi makro di Negara Afrika Selatan. Hal – hal apa yang

dapat diambil dari system Bank Sentral Afrika Selatan untuk dapat dikembangan atau

diimplementasikan di Indonesia.

D. Kunjungan Ke Komisariat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town Afrika

Selatan

Dijamu langsung oleh Bapak KJRI yaitu Bapak Krishna Adi Poetranto.

Dalam kunjungan ke KJRI Cape Town terdapat beberapa pembahasan, diantaranya :

1. Bahwa tidak ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI ) di Afrika Selatan. Terdapat

peraturan yang ketat di Afrika Selatan, bahwa tenaga kerja asing diperbolehkan

apabila memang terdapat keahlian yang tidak dimiliki oleh warga Negara Afrika

Selatan sendiri. Seperti misalnya, Tenaga Bahasa Indonesia, peneliti berbahasa

Indoensia dll.

2. Terdapat hampir 2000 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di wilayah Cape

Town dengan berbagai pekerjaan dan alas an sehingga menyebabkan mereka

tinggal di Cape Town. Hubungan antara WNI di Cape Town sangat erat dan

kekeluargaan sekali bahkan sesekali kami melaksanakan acara keakraban dengan

WNI yang ada disini.

3. Ada beberapa permasalahan, seperti permasalah Anak Buah Kapal (ABK) yang

banyak tingal di pesisir Cape Town. Permasalahan yang dihadapi diantaranya

bahwa banyak ABK disini memiliki permaslahan yaitu tingkat pendidikan rendah,

tidak mengerti hukum sehingga sering dibohongi oleh warga Negara Asing (WNA)

yang akan mengontrak mereka untuk menjadi ABK. ABK disini yang dimaksud

adalah sebagai nelayan. Nilai kontrak yang sangat kecil yaitu 300 $ (tiga ratus

dollar) untuk satu kontrak. Bahkan ada ABK yang dibohongi oleh pengontrak

mereka sehingga tidak dibayarkan honornya sehingga ABK ini tidak mendapatkan

apa-apa.

Berbagai permasalahan yang diperbincangkan yang dialami WNI di CapeTown menjadi

topic utama sehingga kedepan semoga ada pemecahan yang lebih kongkrit untuk

permasalahan tersebut. Terutama permalahan ABK yang merupakan kerja kontrak agar

dilindungi hak-hak serta kewajibannya.

E. Mengikuti Kegiatan Indonesian Day di Cape Town

Kegiatan yang dilaksanakan oleh KJRI CapeTown merupakan kegiatan tahunan yang

dilaksakan oleh KJRI dan ini merupakan kegiatan kedua yang telah dilaksanakan. Dalam

kegiatan ini terdapat beberapa kegiatan diantaranya:

1. Bazar makanan khas Indonesia seperti masakan Bali, Jawa, penjualan produk –

produk Indonesia (seperti Indomie, tempe, tahu,dll)

2. Penjualan produk – produk Indonesia seperti perhiasan, kain batik , lukisan, dll

3. Pertunjukan seni dan budaya seperti tarian , nyanyian dan pementasan alat music

khas Indonesia.

4. Serta kegiatan ramah – tamah lainnya.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat dinantikan baik oleh WNI yang tinggal di

CapeTown maupun masyarakat di CapeTown itu sendiri. Antuasisme yang ditunjukan oleh

masyarakt sekitar pun sangat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya animo

masyarakat untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini dibuka oleh Bapak KJRI

sendiri dan selesai tepat di sore hari. Semoga kedepan semakin banyak kegiatan – kegiatan

bernuansa Indonesia yang dapat menarik masyarakat local CapeTown.

VII. Kesimpulan

Adapun hal – hal yang dapat kita simpulkan dalam kunjungan kerja individu ke Afrika

Selatan adalah :

1. Bahwa masih banyak potensi – potensi yang dapat ditingkatkan antara hubungan

diplomasi Indonesia dan Afrika Selatan. Baik dalam sector perdagangan dan ekspor

impor. Keamanan dalam iklim investasi menjadi kunci penting dalam peningkatan

hubungan kerjasama ini.

2. Permasalahan yang dihadapi oleh WNI yang berada di Afrika Selatan seperti Anak

Buah Kapal (ABK) perlu dicermati secara mendalam agar tidak terjadi lagi hal – hal

yang dapat merugikan WNI yang bekerja di luar negeri.

3. Pembangunan Fundamental dalam segi keamanan keuangan ekonomi makro yang

dilakukan oleh Afrika Selatan merupakan salah satu contoh dalam membuat

pertahanan keaman ekonomi Negara dalam menghadapi inflasi dan melindungi

masyarakat miskin di Negara itu.

4. Kegiatan – kegiatan yang bernuansa Indonesia perlu dilaksanakn untuk

memperkuat hubungan kerjasama antar dua Negara dan sebagai ajang promosi seni

budaya serta pariwisata yang ada di Indonesia.

VIII. Penutup

Demikianlah laporan pertanggungjawaban yang Saya laksanakan selama kunjungan kerja

Luar Negeri Individu dalam rangka peningkatkan diplomasi antara Afrika Selatan dan

Indonesia. Semoga kerjasama antar dua Negara ini kedepan menjadi lebih baik dan banyak

sector – sector yang dapat disasar demi peningkatkan ekonomi kedua belah pihak.

Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak Saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 4 September 2018 Hormat Saya,

I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE,MM A-211

FOTO – FOTO KEGIATAN SELAMA KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU PENINGKATAN DIPLOMASI KE AFRIKA SELATAN

I.PERTEMUAN DI WISMA KBRI PRETORIA AFRIKA SELATAN

B. PERTEMUAN DENGAN KEMENTRIAN PERDAGANGAN DAN INDUSTRI AFRIKA SELATAN

C. PERTEMUAN DENGAN BANK SENTRAL AFRIKA SELATAN

D. PERTEMUAN DENGAN KJRI CAPETOWN AFRIKA SELATAN

E. MENGHADIRI PERAYAAN INDONESIA DAY KJRI CAPETOWN AFRIKA SELATAN

F. FOTO BERSAMA