Upload
duongdung
View
237
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA UTARA
MASA RESES PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2016 - 2017
Tanggal 30 Oktober – 2 November 2016
____________________________________________________________________________________________________
KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONSIA
TAHUN 2016
2
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA UTARA
MASA RESES PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2016 – 2017
TANGGAL 30 Oktober - 2 November 2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan
98° -100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km2
dengan Luas Lautan110.000 km2 danmemiliki 419 Pulau. Sumatera Utara terdiri
dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan jumlah penduduk pada tahun 2015
sebanyak 13,937 juta orang.
Tahun 2015, realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Sumatera Utara
mencapai 8,67 Triliun rupiah atau meningkat sekitar 11,58 % dibandingkan
dengan Tahun 2014. Sebagian besar anggaran pendapatan berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 5,26Triliun atau sebesar 60,48% dan
sekitar 21,22% dari Dana Perimbangan.
Masalah kemiskinan sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional yaitu
berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Tingkat
kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu 2013-2015
mengalami fluktuasi dancenderung meningkat. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk miskin 1,51 jiwa. Meningkat sebanyak 150ribu orang secara nominal
dibandingkan tahun 2014 atau sebesar 10,79% dari Jumlah Penduduk dan
tercatat sebagai Provinsi yang berpenduduk miskin terbanyak ke-4 dari seluruh
provinsi di Indonesia.
Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perkebunan di Indonesia dengan
komoditi perkebunan utama yaitu kelapasawit, karet, kelapa, kopi arabika dan
coklat. Sektor industri lain yang cukup berperan adalah Industri pengolahan.
Tahun 2015 jumlah industry pengolahan dalam skala besar dan sedang tercatat
sebanyak 1.012 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 155.662
3
pekerja dengan nilai tambah sebesar 76,15 Triliun Rupiah. Industrilainnya
antara lain hotel dan pariwisata.
Energi yang meliputi listrik, air, minyak dan gas memiliki kedudukan strategis
dalam mendukung kegiatan pembangunan. Pada posisi tahun 2015 jumlah listrik
yang diproduksi sendiri, dibeli dan dari unit lain oleh PT PLN Kit Sumbagut
sebesar 12.509,67 gwh, meningkat sebesar 10,03 % dibandingkan tahun 2014.
Berdasarkan kondisi kelistrikan per Maret 2016 untuk Realisasi COD
Pembangkit Program 35 & 7 GW sesuai RUPTL 2015-2024 untuk wilayah
Sumatera telah terealisasi 0,4% untuk Program 35GW dan 48% untuk Program 7
GW. Diharapkan dengan rencana ini, pasokan listrik khususnya untuk Provinsi
Sumatera Utara juga bias meningkat.
B. Dasar Hukum
Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dilaksanakan berdasarkan Hasil
Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI tanggal 6 April 2016 Masa
Persidangan IV Tahun Sidang 2015-2016 serta merujuk pada Peraturan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1/DPR RI/I/2014 tentang Tata
Tertib DPR RI.
C. Maksud dan Tujuan Kunjungan
Maksud kunjungan kerja adalah dalam rangka menyerap aspirasi dan melihat
secara langsung perkembangan di daerah khususnya pengelolaan energy dan
sumberdaya mineral, lingkungan hidup serta riset dan teknologi serta dalam
rangka melaksanakan fungsi pengawasan Komisi VII DPR RI.
Sedangkan tujuan kunjungan kerja adalah:
1. Mendapatkan masukan dan berbagai informasi terkait dengan
pelaksanaan bidang tugas dan fungsi Komisi VII DPR RI;
2. Mendapatkan informasi dan melihat secara langsung perkembangan
sector energy dan sumber daya mineral, lingkungan hidup serta riset dan
teknologi;
4
3. Mengetahui berbagai persoalan dan masalah yang dihadapi di Provinsi
Sumatera Utara khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral dan
lingkungan hidup, riset dan teknologi.
4. Mengetahui tingkat efektivitas peran yang dilakukan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi
oleh masyarakat di daerah.
Hasil kunjungan kerja ini akandigunakan sebagai bahan masukan bagi Komisi VII
DPR RI dalam menjalankan peran dan fungsinya, khususnya pada bidang
pengawasan, anggaran dan legislasi di bidang energy dan sumber daya mineral,
lingkungan hidup serta riset dan teknologi.
D. Waktu dan Lokasi Kegiatan
Waktu pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Sumatera
Utara adalah tanggal 30 Oktober – 2 November 2016. Adapun agenda tim
Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI selama berada di Sumatera Utara
adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan dan peninjauan ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero),
dalam rangka mendapatkan informasi terkait pelaksanaan pertambangan
mineral, masalah lingkungan dan konstribusi CSR dan implementasi UU No. 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba serta mendapatkan informasi
terkini tentang rencana pembangunan Smelter Grade Alumina (SGA)
bersama PT Aneka Tambang (Persero), Tbk.
2. Peninjuan lokasi Technopark LIPI Samosir untuk melihat secara langsung
format kegiatan, fungsi dan manfaat yang dapat dinikmati dan diberdayakan
masyarakat dengan adanya technopark dimaksud
3. Pertemuan dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dan
Pemerintah Daerah di Kawasan Danau Toba instansi serta mitra kerja Komisi
VII DPR RI terkait dalam rangka mendapatkan informasi tentang kebijakan
5
dan masalah energi, lingkungan hidup dan tindak lanjut kunjungan kerja di
tanggal 21-24 Maret 2016 tentang 2 (dua) issu penting yaitu Harga Gas di
Sumut saat itu di kisaran 13,8 US $ per MMBTU dan kondisi kelistrikan di
Pulau Nias yang kerapkali terjadi pemadaman.
E. Susunan Tim Kunjungan Kerja
Kunjungan kerja ini diikuti oleh Pimpinan dan Anggota DPR RI Komisi VII DPR RI
dengan jumlah 12 (duabelas) orang yang terdiri dari :
No. No.
Anggota
N a m a Jabatan Fraksi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
6
II. HASIL KUNJUNGAN KERJA
Kunjungan yang dilakukan oleh Tim Kunker Komisi VII DPR RI pada tanggal 30
Oktober -2 November 2016 dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu :
1. Lokasi PLTA PT Inalum (Persero), Paritohan
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pada awalnya merupakan
perusahaan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang yang
diwakili oleh Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd dan resmi berdiri pada
tanggal 6 Januari 1976 untuk mengelola Proyek Asahan yaitu proyek
pembangunan PLTA dan Pabrik Peleburan Alumunium Asahan. Saat ini PT
Inalum merupakan perusahaan BUMN. PT INALUM (Persero) resmi menjadi
BUMN ke-141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2014.
Ada 6 (enam) hal yang cukup penting untuk dicatat dari hasil kunjungan ke
lokasi pabrik PT Inalum, yaitu :
a) Sejak PT Inalum berubah status kepemilikan dari perusahaan swasta
asing menjadi BUMN pada akhir tahun 2013, cukup mampu menjaga
kinerja perusahaan. Pada tahun 2015 produksi aluminium ingot
tercatat 196 ribu ton dan pada semester I/2016 telah mencapai 130
ribu ton. Hal ini berarti meningkat dibandingkan pada saat masih
dimiliki dan dikelola oleh swasta asing (Jepang) yang mencatat
produksi di tahun 2012 hanya sebesar 101 ribu ton. Sejak akhir
tahun 2013 PT Inalum focus pada pemasaran domestik guna
memenuhi kebutuhan aluminium primer dalam negeri. Terkait laba
yang dapat dicetak PT Inalum, pada tahun 2015 perusahaan dapat
membukukan laba bersih sebesar 79.048 ribu US $ pada harga jual
rata-rata aluminium per ton sebesar 1.815 US $. Sementara sebagai
perbandingan pada akhir tahun 2011 dan 2012 pada saat dikelola
swasta asing Laba Bersih masing-masing sebesar 57.911 ribu US $
dan 17.463 US $.
7
b) Dana CSR yang telah didedikasikan oleh PT Inalum kepada
masyarakat tercatat pada tahun 2015 sebesar 27,4 Milyar Rupiah. Ini
sangat meningkat dibandingkan dengan Dana CSR tahun 2011 dan
2012 yaitu sebesar 5 Milyar Rupiah dan 3,7 Milyar Rupiah
c) Program Bina Lingkungan baru dilaksanakan setelah PT Inalum
berubah status menjadi BUMN dan telah dimulai pada tahun 2014
untuk keperluan pembangunan antara lain Sarana Ibadah, Sarana
Umum, Pendidikan, Pelestarian Alam, Bencana Alam, Kemiskinan dan
Kesehatan
d) PT Inalum memiliki fasilitas produksi dan pendukung yang terdiri
dari Pabrik Anoda, Pabrik Reduksi, Pabrik Pencetakan, Sistem
Pembersih Gas, Pelabuhan, Bendungan ( Siruar, Siguragura, Tangga),
Stasiun Pembangkit Siguragura dengan 4 set generator berkapasitas
286 MW, Stasiun Pembangkit Tangga dengan 4 set generator
berkapasitas 317 MW, Jalur Transmisi sepanjang 120 km dan 2 (dua)
kompleks pemukiman masing-masing Pemukiman Tanjung Gading
dan Paritohan
e) Jumlah karyawan per 30 September 2016 adalah sebanyak 1.923
orang yang terdiri dari 1.348 tenaga pelaksana, 420 tenaga
supervisor dan 156 tenaga pada lini manajemen. Yang menarik
adalah dari jumlah 1.923 orang tenaga kerja, 1.523 orang berlatar
belakang pendidikan SLTA (79,2%), 227 D3 (11,8%) dan 173 S1
(9%) serta mayoritas adalah laki-laki sebanyak 96%.
f) PT Inalum juga telah menandatangani kerjasama pembangunan
smelter untuk SGA bersama dengan PT Antam pada bulan Juli 2016.
Pada saat ini telah selesai pada tahap Pre FS dan akan dilanjutkan
dengan penetapan skema kerjasama dengan target minimal IRR 12%.
2. Lokasi Technopark, Samosir
Technopark secara umum merupakan kawasan berdimensi pembangunan
ekonomi, sosial dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan ilmu
8
pengetahuan dan inovasi, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat yang
mendukung percepatan perkembangan inovasi, difusi, dan pembelajaran.
Pembangunan technopark diarahkan untuk pusat penerapan teknologi pada
bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan pascapanen yang
telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk
diterapkan dalam skala ekonomi. LIPI dipercaya untuk membangun
technopark di tujuh lokasi yaitu Kabupaten Mataram, Kabupaten Lombok
Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Ternate, Kabupaten Samosir,
Kabupaten Enrekang, dan Kabupaten Tasikmalaya. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Samosir, Provinsi Sumatera Utara telah berhasil melahirkan Technopark
Samosir yang diresmikan pada 30 Juni 2015. Fokus technopark ini adalah
pada pengembangan bidang perikanan dan pengelolaan sumber daya
perairan. Keberhasilan dari suatu technopark adalah kerja sama yang baik
dengan pemerintah daerah, agar berdaya guna optimal kepada peningkatan
produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Dan secara hasil telah terbukti
selama setahun mampu menghasilkan benih ikan dari hanya sebelumnya
10.000 ekor per tahun menjadi 2.000.000 ekor per tahun.
Dalam kunjungan ke lokasi Technopark Samosir hadir pada kesempatan
tersebut Bupati Samosir,Ketua DPRD Samosir, Pemuka dan anggota
masyarakat di wilayah technopark. Harapan mereka adalah agar LIPI tetap
menjadi partner bagi masyarakat Kab Samosir agar bias senantiasa
membantu meningkatkan nilai ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan
visi dan misi dibentuknya technopark.
3. Hotel Niagara, Parapat
Pertemuan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI dengan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dihadiri oleh :
Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan, mewakili Gubernur
Sumatera Utara
9
Perwakilan dari 7 Kabupaten Kawasan Danau Toba yaitu Karo, Dairi,
Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Simalungun dan
Humbang Hasundutan
Perwakilan dari Mitra Kerja Komisi VII DPR RI yaitu Kementerian
ESDM, LHK, SKK Migas, BPH Migas, PT Pertamina, PT PLN, PT PGN,
PT Inalum dan PT Toba Pulp Lestari
Beberapa informasi yang dapat dicatat dari hasil diskusi dimaksud, sebagai
berikut :
a) Harga Gas di Sumatera Utara
Kondisi harga gas per Oktober 2016 di Sumatera Utara masih pada
angka dua digit yaitu US $12,3. Sebagai tindak lanjut dari hasil
Kunjungan Komisi VII DPR RI pada tanggal …., pihak Kementerian
ESDM, PT Pertamina dan PT PGN telah melakukan upaya dengan
mengkalkulasi ulang harga gas yang diharapkan dan telah pada 1
kesimpulan bahwa harga gas di Sumatera Utara dapat ditetapkan di
angka US $ 9,9. Dari penjelasan pihak ESDM dalam penerapannya
masih terkendala dengan belum didapatkannya surat rekomendasi
dari Kementerian Perindustrian yg dalam hal ini menginginkan
harga yang lebih rendah lagi. Pihak ESDM mengharapkan adanya
surat permohonan khusus dari Gubernur Sumatera Utara kepada
Menteri Perindustrian agar dapat menyetujui dan memberikan surat
rekomendasi terkait usulan harga US $ 9,9 agar kelangsungan
industri di Sumatera Utara dapat dipertahankan. Dan Komisi VII
DPR RI akan menyampaikan dukungan dan melakukan kontak
dengan Menteri Perindustrian.
b) Kondisi Umum Ketenagalistrikan, BBM dan Pengelolaan Gas di
Sumatera Utara
10
Ketenagalistrikan
PT PLN Wilayah Kerja Sumatera Utara meliputi 25 Kabupaten/Kota,
417 Kecamatan dan 5.856 Desa/Kelurahan. Adapun kondisi
ketenagalistrikan secara operasional dan keuangan di wilayah
sumatera utara per September 2016, sebagai berikut :
KETERANGAN 2013 2014 2015 Sept’2016
1. Pelanggan 2.930.584 3.051.822 3.171.291 3.266.362
2. Income (M) 6.173 7.202 8.389 6.386
3. R.Elektrifikasi 86,31 90,68 91,3 93,89
4. Daya Mampu* 1.426 1.744 1.813 1.910
5. Beban Puncak* 1.746 1.863 1.889 1.971
*MW
Sementara untuk Kawasan Danau Toba dan P. Nias dapat dilihat dari
table di bawah ini :
Sistem Kelistrikan Kawasan Danau Toba – Beban Penyulang 20KV
Gardu Listrik Trafo
Daya
Penyulang
Beban
Puncak
Rayon
1. P. Siantar TD.1 PS.3 248 Prapat
2. Tele TD.1 TL.1 91 Pangururan
3. Tele TD.1 TL.3 79 Pangururan
4. Porsea TD.1 PO.1 54 Porsea
5. Porsea TD.1 PO.4 204 Balige
6. Tarutung TD.1 TR.5 259 Si borong2
7. Brastagi TD.2 BT.7 75 Kabanjahe
8. Sidikalang TD.1 SD.4 114 Sidikalang
11
RE dan Desa Berlistrik Nias
KABUPATEN/KOTA Rumah
Tangga
PLN NON
PLN
TOTAL RE (%)
1. Gunung Sitoli 27.568 27.076 276 27.352 99,22
2. Nias 27.184 10.220 1.343 11.563 42,54
3. Nias Selatan 63.028 24.604 5.314 29.918 47,47
4. Nias Utara 27.371 10.316 1.787 12.103 44,22
5. Nias Barat 16.905 6.825 944 7.769 45,96
BBM
Wilayah Kerja PT Pertamina – Marketing Operation Region (MOR) I
Sumatera Bagian Utara terdiri dari Aceh, Sumatera Utara, Riau,
Keppri dan Sumatera Barat, dengan Terminal BBM, DPPU dan Depot
LNG sebagaimana di bawah ini :
Wilayah Terminal
BBM
DPPU Depot
LNG
1. Aceh 5 1 0
2. Sumut 5 4 2
3. Riau 3 2 1
4. Keppri 5 3 1
5. Sumbar 1 1 1
Adapun Trend Kuota dan Realisasi BBM di Sumut 2012 – 2015
tertera dalam tabel berikut :
12
BBM 2012 2013 2014 2015
1. Premium
Kuota 1.609.249 1.708.769 1.667.120 1.816.317
Realisasi 1.599.597 1.637.652 1.661.304 1.616.823
2. Solar
Kuota 1.122.516 1.109.439 1.041.233 1.154.141
Realisasi 1.120.882 1.100.210 1.092.692 949.644
3. Karosene
Kuota 13.760 12.936 11.525 11.653
Realisasi 13.015 11.610 11.625 11.630
Pengelolaan Gas
Pengelolaan Gas Bumi yang dilaksanakan oleh PT PGN adalah
pengelolaan gas bumi yang terintegrasi melalui system pipa atau
moda lain seperti CNG dan LNG, baik yang langsung terhubung
Bahan Bakar Rumah Tangga, Komersial, Bahan Bakar Pembangkit,
Bahan Baku Petrokimia dan Pupuk. Infrastuktur Gas PT PGN adalah
78% dari seluruh infrastruktur gas hilir di Indonesia.
Adapun sumber pasokan gas PT PGN terdiri dari 3 (tiga) kategori
sebagai berikut :
Sumber Gas Konvensional – Pasok Gas Utama dari Conoco
Phillips Corridor PSC, Pertamina EP Asset 2 Sumsel, Santos
Madura Offshore PSC
Sumber Gas Konvensional dari Pertamina EP Asset 1,
Pertamina TAC Ellipse, Husky CNOOG dan beberapa lainnya
13
Sumber LNG dari PSRU Lampung, LNG Tangguh dan LNG
Bontang
Dalam Triwulan III Tahun 2016 telah disalurkan gas bumi sebesar
793 BBTUD ke 122.978 pelanggan yaitu 1.631 Pelanggan Industri
dan Pembangkit Listrik sebesar 770 BBTUD, 1.929 Pelanggan
Komersial dan Usaha Kecil sebesar 21 BBTUD dan 119.418
Pelanggan Rumah Tangga sebesar 2 BBTUD.
Di Sumatera Utara sendiri, jumlah pelanggan yang dilayani adalah
sebanyak 20.211 pelanggan dengan pemakaian gas sebesar 8,47
BBTUD yang terdiri dari 19.668 Pelanggan Rumah Tangga sebesar
0,58 BBTUD, 498 Pelanggan Komersial sebesar 0,38 BBTUD dan 45
Pelanggan Industri Manufaktur sebesar 7,5 BBTUD
c) Aspirasi dari 7 (tujuh) Kabupaten di Kawasan Danau Toba
Beberapa aspirasi yang dapat dicatat dari hasil pertemuan ini,
adalah :
Perlunya pihak PT PLN melaksanakan program listrik desa
dengan azas prioritas dan berdasarkan masukan yang riil
dari pihak pemerintah daerah. Misalnya di kabupaten Toba
Samosir masih terdapat 15 Desa di 6 Kecamatan yang belum
teraliri listrik.
Kendala di bidang pertambangan dan sumber daya mineral
sejak diundangkannya UU No. 23 Tahun 2014, karena
kewenangan untuk ijin pertambangan mineral non logam dan
batuan menjadi kewenangan Provinsi dan dalam
kenyataannya waktu pengurusan semakin lama, biaya
bertambah dan berlapis ke Distamben, Dispenda dan BPPT
Provinsi
Belum ada pengganti Annual Fee dari PT Inalum kepada
Pemerintah Daerah sejak berubah menjadi BUMN dan juga
14
penggunaan Dana Lingkungan yang cukup besar (1,4 T?)
belum terealisir
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasakan pada hasil kunjungan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Sumatera Utara dan diskusi yang dilaksanakan dengan Pemerintah
Daerah dan mitra kerja terkait serta mempertimbangkan perlunya mencari
solusi yaang dapat memberikan manfaat kepada semua, maka dapat beberapa
hal penting antara lain:
1. Bahwa project seperti Technopark Samosir perlu terus didorong agar dapat
menciptakan kemandirian usaha bagi masyarakat di desa. Hal ini terbukti
dengan kemampuan Technopark Samsosir di Kabupaten Samosir, yang
dibantu oleh LIPI menghasilkan peningkatan benih ikan buat para petambak
ikan dari 10.000 per tahun menjadi 2 juta benih yang bisa dimanfaatkan per
tahun
2. Harga Gas telah secara sepakat antara PT PGN, PT Pertamina dan pihak ESDM
di Sumatera Utara pada harga 9.9 US $. Kedalanya adalah belum didapatkan
Surat Rekomendasi dari Kementerian Perindustrian.
3. PT Inalum pada satu sisi telah menunjukkan kemampuannya untuk
meningkatkan kinerja perusahaan sejak berubah status menjadi BUMN,
namun di sisi lain ada aspirasi dari pemerintah daerah terkait dana annual
fee yang dulu ada tapi sekarang hilang dan dana lingkungan, meskipun dari
laporan PT Inalum telah dilaksanakan Program CSR dan Bina Lingkungan
meningkat dari tahun 2013 – 2015.
4. Masukan dari pemerintah daerah terkait Program Listrik Desa menjadi
kebutuhan yang perlu diprioritaskan, agar dampak social ekonomi di desa
menjadi semakin nyata dan terasa.
Dengan memperhatikan keseluruhan informasi, data dan masukan serta
kesimpulan dari hasil kunjungan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI di atas,
maka perlu dilaksanakan tindak lanjut sebagai berikut :
15
Pertama. Melaksanakan koordinasi sebagai tindak lanjut surat yang akan
ditandatangani Gubernur Sumatera Utara dan ditujukan ke Menteri
Perindustrian agar penetapan harga gas sebesar US $ 9,9 bisa dilaksanakan
Kedua. Perlu memanggil Direksi PT Inalum (Persero) untuk memberikan
penjelasan tentang pelaksanaan Program CSR dan Bina Lingkungan berkaitan
dengan aspirasi pemerintah daerah tentang annual fee dan dana lingkungan.
Ketiga. Mendukung usulan yang akan diajukan oleh LIPI terkait RAPBNP 2017
memasukkan anggaran untuk pengembangan dan peningkatan fungsi
technopark di Technopark Samosir dan beberapa technopark yang strategis
lainnya.
IV. PENUTUP
Demikian Laporan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi
SumateraUtara, agar dapat menjadi referensi dan bahan masukan di dalam
menetapkan langkah langkah yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
di Provinsi Sumatera Utara secara luas.
Jakarta, 14 November 2016 KETUA TIM,
KUNKER SPESIFIK KOMISI VII DPR RI
H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE. Ak, MM, CA