Upload
others
View
19
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
52
Lampiran 1a1: Kebijakan dan Sasaran K3
KEBIJAKAN DAN SASARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Perusahaan akan memberikan prioritas pada Keselamatan dan Kesehatan kerja
bagi setiap karyawan dan berupaya untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan
hidup di semua lokasi kerja. Perusahaan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang bebas dari kecelakaan kerja dengan cara mengkomunikasikan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan,
menyediakan fasilitas yang mendukung pelaksanaan K3, membuat prosedur dan
dokumentasi serta mengadakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap
karyawan harus mentaati semua aturan keselamatan kerja perusahaan dan menjaga
keselamatan dirinya dan orang-orang di sekitarnya agar terhindar dari kecelakaan
kerja akibat dari kelalaian dalam proses kerja. Setiap pelanggaran akan diberikan
sanksi kedisplinan.
SASARAN PERUSAHAAN
1. Menciptakan lingkungan kerja yang aman (bebas dari kecelakaan kerja).
2. Mengurangi terjadinya gangguan kesehatan akibat kerja sebesar 20% tiap
tahun.
3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditinjau terus secara berkala
untuk menjamin kebijakan tersebut mencerminkan perubahan yang ada.
Malang, Malang, Malang,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Wakil Tenaga Kerja
53
Lampiran 1a2: Kebijakan Khusus K3
Kebijakan Sarana dan Prasarana Perlindungan Diri
KEBIJAKAN PERUSAHAAN TENTANG SARANA DAN PRASARANA
ALAT PERLINDUNGAN DIRI
Perusahaan memprioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
memberikan alat pelindung bagi setiap karyawan dan setiap orang yang berada
dalam lingkungan perusahaan. Alat pelindung diri merupakan milik perusahaan
yang dipinjamkan kepada karyawan. Alat pelindung diri diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Setiap alat
pelindung diri digunakan dan dipelihara oleh karyawan dan jika terjadi
kerusakaan harus segera diganti dengan yang baru. Peninjauan terhadap alat
pelindung diri akan dilakukan secara berkala untuk memastikan apakah alat
pelindung diri masih layak pakai atau tidak.
Malang, Malang, Malang,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Wakil Tenaga Kerja
54
Lampiran 1a2: Kebijakan Khusus K3 (sambungan)
KETENTUAN SARANA DAN PRASARANA PERLINDUNGAN DIRI
1. Karyawan diharuskan menggunakan semua alat pelindung diri yang sudah
diberikan selama melakukan proses kerja.0.
2.
3. Karyawan tidak diperbolehkan untuk memindah tangankan atau memberikan
alat pelindung diri yang telah menjadi inventarisnya kepada orang lain.
4. Pekerja harus merawat dan menjaga kebersihan sarana dan prasarana
perlindungan diri yang telah disediakan.
5. Pekerja harus menggunakan sarana dan prasarana perlindungan diri dengan
sebagaimana mestinya.
6. Jika terjadi kerusakan pada sarana dan prasarana perlindungan diri, pekerja
harus segera melaporkan kepada Manajer Operasional atau P2K3.
7. Untuk melakukan penggantian sarana dan prasarana perlindungan baru
diwajibkan menyertakan sarana dan prasarana perlindungan lama yang
mengalami kerusakan.
8. Pekerja harus mengganti jika sarana dan prasarana perlindungan yang
disediakan oleh perusahaan dirusak dengan sengaja atau dihilangkan.
9. Pekerja yang sudah tidak bekerja di perusahaan ini lagi harus mengembalikan
sarana perlindungan diri kepada perusahaan.
Apabila pekerja melanggar ketentuan-ketentuan di atas, maka kepadanya akan
diberikan sanksi sesuai dengan kebijakan perusahaan. Yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan kebijakan ini adalah Manajer Operasional beserta P2K3.
Lawang, Lawang, Lawang,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Wakil Tenaga Kerja
55
Lampiran 1a2: Kebijakan Khusus K3 (sambungan)
Kebijakan Sanksi Pelanggaran Peraturan Pelaksanaan Sistem Manajemen K3
KEBIJAKAN PERUSAHAAN TENTANG SANKSI PELANGGARAN
PERATURAN PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN K3
Perusahaan menjalankan Sistem Manajemen K3 adalah sebagai wujud perhatian
dan kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, serta merupakan
pemenuhan terhadap peraturan pemerintah. Dalam pelaksanaannya perlu adanya
kerjasama antara pihak perusahaan dan pekerja. Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja beserta ketentuan, peraturan, dan sanksinya dibuat untuk
dipatuhi dan demi kebaikan bersama. Jika dalam pelaksanaannya terdapat
pelanggaran baik disengaja maupun tidak, maka akan dikenai sanksi yang telah
ditetapkan.
Lawang, Lawang, Lawang,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Wakil Tenaga Kerja
56
Lampiran 1a2: Kebijakan Khusus K3 (sambungan)
KETENTUAN SANKSI PELANGGARAN PERATURAN PELAKSANAAN
SISTEM MANAJEMEN K3
Jika dalam pelaksanaannya terdapat pelanggaran baik disengaja maupun tidak,
maka akan dikenai sanksi sebagai berikut:
1. Sanksi tahap satu
Pelanggaran yang dilakukan tidak menyebabkan kerugian apapun akan
mendapatkan sanksi teguran baik lisan maupun tertulis.
2. Sanksi tahap dua
Apabila orang yang sama melakukan pelanggaran yang sama dalam kurung
waktu 3 bulan, akan diberikan sanksi teguran tertulis pertama dalam jangka
waktu 3 bulan.
3. Sanksi tahap tiga
Jika orang yang sama melakukan pelanggaran yang sama sedangkan masa
berlaku teguran tertulis pertama belum habis maka akan diberikan teguran
tertulis kedua dengan masa berlaku 3 bulan.
4. Sanksi tahap empat
Apabila orang yang sama melakukan pelanggaran yang sama dalam jangka
waktu kurang dari 3 bulan (masa berlaku teguran tertulis kedua belum habis),
maka pekerja akan dipanggil menghadap P2K3/General Manager.
5. Karyawan yang telah melanggar sampai tahap empat akan dilakukan
pemutusan hubungan kerja sesuai dengan pertimbangan perusahaan.
57
Lampiran 1a2: Kebijakan Khusus K3 (sambungan)
6. Jika pelanggaran yang dilakukan mengakibatkan kerugian material maka akan
mendapat sanksi berupa teguran tertulis pertama. Sanksi selanjutnya
mengikuti urutan pemberian sanksi di atas.
7. Apabila kerugian tersebut tidak dapat ditolerir oleh pihak perusahaan, maka
perusahaan berhak melakukan tindakan sesuai kebijakan perusahaan.
8. Jika pelanggaran yang dilakukan mengakibatkan korban, maka langsung akan
mendapatkan sanksi tahap tiga yaitu teguran tertulis kedua.
9. Pegawai yang dikenai sanksi pemutusan hubungan kerja akan mendapatkan
pesangon sesuai dengan aturan JAMSOSTEK yang berlaku.
Lawang, Lawang, lawang,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Wakil Tenaga Kerja
58
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTURCinta Budiman S.E.
General ManagerEni
ManajerMarketing
Eni
Ketua P2K3Wiyono
Manajer QCWiyono
Manajer Produksi(HC)Luis
Manajer Produksi(HP)Evi
Manajer FinanceRatna
Manajer WarehouseEni
Manajer RNDAgung
Manajer HRDEni
DivisiLingkungan
kerja
DivisiKesehatan
Kerja
DivisiKecelakaan
Kerja
SekretarisRatna
KepalaBagianPress
Slamet
Kepala BagianGulungWati
KepalaBagian
PrebackRirit
KepalaBagian Two
PiecesEva
KepalaBagian CatRochmawa
ti
KepalaBagianGosokYunita
KepalaBagianHandleSuwandi
KepalaBagian
DempulLalu
KepalaBagian
PackingSusi
KepalaBagianSablonYono
Pelaksana
Lampiran 1b: Stuktur Organisasi
58
59
Lampiran 1c: Tugas dan Tanggung Jawab
A. Manajer
Manajer mengepalai daerah operasi dan mempunyai tanggung jawab
harian terhadap Keselamatan di daerahnya.
Tugas Manajer:
1. Melaksanakan kebijakan dan peraturan-peraturan K3.
2. Membuat sistem kerja yang aman bagi setiap bawahannya dan setiap
orang lain pada setiap tempat kerja yang menjadi tanggungjawabnya.
3. Mengadakan perencanaan dan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja bagi karyawan.
4. Menunjuk personil yang menjadi tanggungjawab dalam pelaksanaan
keselamatan kerja sehari-hari.
5. Mengefektifkan fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan mengadakan dialog bersama secara berkala untuk
membahas hambatan-hambatan mengenai masalah K3.
6. Mengadakan perubahan metode atau sistem K3 yang disesuaikan
dengan perubahan kebijakan perusahaan yaitu perubahan teknologi,
proses dan lain-lain.
7. Mendisiplinkan peraturan-peraturan yang berlaku dengan memberi
sanksi pada setiap orang yang melanggar kebijakan K3.
B. Pelaksana / Karyawan
Tugas dari Pelaksana:
1. Menjaga Keselamatan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya
terhadap segala sesuatu yang ditimbulkan oleh kelalaian dalam proses
kerja.
2. Bekerja sama dengan Manajer K3, Supervisor dan sesama karyawan
dalam melaksanakan aturan K3.
3. Menggunakan peralatan yang masih layak pakai.
4. Menggunakan peralatan dan permesinan sesuai dengan standar kerja
dan memperhatikan rambu-rambu yang ada di tempat kerja.
60
Lampiran 1c: Tugas dan Tanggung Jawab (sambungan)
5. Memberi laporan kepada atasannya jika terdapat kondisi yang tidak
aman dalam proses kerja.
6. Mengerti secara pasti semua tindakan-tindakan yang diperlukan dalam
keadaan darurat.
7. Mentaati semua aturan dan instruksi keselamatan yang berlaku di
perusahaan.
8. Memberi masukan-masukan dalam upaya meningkatkan pencegahan
dan pengendalian kecelakaan.
61
Lampiran 1d: Panitia Pembina K3
PEMBENTUKAN PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TUJUAN PEMBENTUKAN P2K3
Membuat karyawan berperan aktif dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Menjaga Lingkungan tetap Aman dan Bersih.
TUJUAN PELAKSANAAN P2K3
Membantu manajemen dalam menjaga lingkungan kerja tetap aman dan nyaman
dan terbebas dari kecelakaan kerja
Tugas-tugas pokok P2K3
1. Pengembangan program-program K3 dan perlindungan lingkungan kerja yang
telah diatur dalam kebijakan Manajamen PT X dalam bidang Keselamatan
Kerja, melalui perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pelatihan, pencatatan
dan pelaporan program-program K3.
2. Memberikan saran-saran kepada Manajemen K3 untuk meningkatkan kinerja
manajemen K3.
3. Mengadakan pembinaan kepada karyawan dalam usaha menanggulangi
kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja, dan lain-lain.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UMUM P2K3:
1. Bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di
perusahaan.
2. Bertanggung jawab atas penyebarluasan informasi sehubungan dengan
pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di perusahaan.
3. Wajib mengikuti training K3 khususnya untuk hal-hal yang bersifat darurat.
4. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training mengenai K3 terhadap pihak-
pihak terkait serta menjamin bahwa semua pihak terkait telah mendapatkan
training dengan benar dan baik.
62
Lampiran 1d: Panitia Pembina K3 (Sambungan)
5. Merancang dan mengaplikasikan sistem kerja yang aman bagi pekerja dan
orang lain di setiap tempat kerja.
6. Wajib melakukan peninjauan ulang atau review terhadap pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 secara berkala dalam jangka waktu yang disesuaikan dengan
kondisi perusahaan.
7. Memberikan laporan mengenai penyimpangan K3 yang terjadi kepada
pimpinan perusahaan.
8. Memberikan laporan pelaksanaan program K3 kepada Pimpinan perusahaan
secara rutin minimal satu kali dalam satu bulan.
9. Berhak mengajukan rencana pembentukan kelompok kerja apabila diperlukan.
10. Segala sesuatu mengenai kelompok kerja tersebut berada dibawah tanggung
jawab P2K3.
11. Melakukan pemeriksaan secara teratur pada area operasinya untuk menjamin
pelaksanaan program K3.
12. Menjamin semua sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan
dalam kondisi yang sesuai, baik, aman, dan dipelihara serta digunakan dengan
sebagaimana mestinya.
13. Menyusun dan menyiapkan material/sarana yang dibutuhkan guna menunjang
pelaksanaan Sistem Manajemen K3.
14. Menyelidiki semua kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan yang terjadi
serta kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan.
15. Menjamin semua laporan, catatan, dan dokumen mengenai pelaksanaan
Sistem Manajemen K3 dipelihara dengan baik serta terjaga kerahasiaannya.
KETUA
1. Membuat program dan rencana penerapan/pelaksanaan K3 dan pemeliharaan
lingkungan secara rutin setiap tahun.
2. Memimpin rapat P2K3 minimal satu bulan sekali.
3. Mengikuti rapat P2K3 minimal satu bulan sekali.
63
Lampiran 1d: Panitia Pembina K3 (Sambungan)
4. Melaporkan kegiatan yang dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali
kepada Pimpinan perusahaan.
5. Memimpin inspeksi mengenai pelaksanaan program K3 dan kepedulian
lingkungan perusahaan.
6. Memastikan setiap peralatan kerja berada dalam kondisi yang aman untuk
digunakan oleh karyawan.
7. Memastikan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia sesuai dengan resiko
kerja yang ada, berada dalam kondisi layak, serta diperlakukan dengan baik,
dan digunakan dengan sebagaimana mestinya.
8. Memastikan bahwa pekerja/karyawan telah menggunakan dan memanfaatkan
sarana dan prasarana perlindungan diri dengan sebaik-baiknya.
9. Memberikan motivasi, latihan, dan pendidikan kepada pekerja mengenai K3.
10. Senantiasa mengembangkan perihal K3 yang telah ada di perusahaan dengan
mengikuti seminar, training, dan lain sebagainya.
SEKRETARIS
1. Mewakili ketua dalam memimpin rapat apabila ketua berhalangan hadir.
2. Wajib mengikuti rapat P2K3.
3. Menyiapkan bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam rapat P2K3.
4. Melakukan monitoring pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di segala aspek.
5. Melakukan identifikasi potensi terjadinya resiko dan kemudian membuat
laporan hasil analisanya.
6. Melakukan identifikasi kebutuhan akan sarana dan prasarana perlindungan
diri, pengobatan (perlengkapan kotak P3K), dan lain sebagainya.
7. Dalam melakukan identifikasi diperbolehkan mengajukan permohonan untuk
mengikutsertakan pihak yang berkompeten dibidangnya.
8. Melakukan inspeksi mengenai kelayakan dan keamanan peralatan, cara
pengoperasian mesin yang benar dan aman, dan sarana serta prasarana
perlindungan diri yang sesuai dengan kebutuhan.
64
Lampiran 1d: Panitia Pembina K3 (Sambungan)
9. Mengatur pelaksanaan training dan bertanggung jawab terhadap
pelaksaannya.
10. Melakukan pemeriksaan pada area-area yang berpotensi terhadap terjadinya
resiko kerja.
11. Membuat prosedur dan instruksi kerja semua mesin yang digunakan oleh
perusahaan.
12. Memasang petunjuk-petunjuk atau rambu-rambu keselamatan terhadap suatu
daerah atau mesin.
13. Melakukan investigasi jika terjadi kecelakaan kerja dan segera melaporkan
kepada Ketua P2K3 dalam kurun waktu tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam.
Untuk laporan secara langsung diperkenankan melalui sarana telekomunikasi
sehingga kejadian dapat segera ditangani dan dapat melakukan identifikasi
secara bersama-sama.
14. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dengan segera.
15. Melaksanakan program-program pengelolaan dan pemantauan lingkungan
perusahaan.
16. Mengawasi aktivitas pembuangan limbah baik dari sisi jenis limbah yang
dibuang sampai pada proses pembuangannya.
17. Melakukan peninjauan terhadap lingkungan perusahaan dan membuat laporan
kepada Ketua P2K3 minimal tiga bulan sekali.
18. Memberikan saran-saran kepada Ketua P2K3 sehubungan dengan pelaksanaan
K3.
19. Mempersiapkan materi yang akan digunakan/dibahas pada saat rapat P2K3.
20. Membuat undangan, daftar hadir, dan notulen rapat P2K3 dan menyerahkan
kepada Ketua, General Manager dan Pimpinan perusahaan.
21. Menyusun laporan dan mendokumentasikan hasil inspeksi, audit, kecelakaan
kerja yang terjadi, hasil identifikasi kecelakaan kerja, kerugian akibat
kecelakaan kerja, kondisi kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah pabrik,
dan pelaksanaan training.
65
Lampiran 1d: Panitia Pembina K3 (Sambungan)
22. Secara rutin membuat laporan bulanan kepada Ketua, General Manager dan
Pimpinan perusahaan.
DIVISI KESELAMATAN KERJA
1. Melakukan inspeksi dan memastikan bahwa semua orang yang berada di
daerah operasinya telah menggunakan alat perlindungan diri dengan benar,
aman, dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2. Melakukan pemeriksaan pada area-area yang berpotensi terhadap terjadinya
kecelakaan kerja.
3. Memastikan bahwa alat perlindungan diri di daerah operasinya sesuai dan
layak digunakan.
4. Memastikan bahwa isi kotak P3K di area kerja sesuai dengan standar.
5. Memasang rambu-rambu atau petunjuk keselamatan terhadap suatu daerah
atau mesin.
6. Melakukan investigasi jika terjadi kecelakaan kerja dan segera melaporkan
kepada Ketua P2K3 dalam kurun waktu tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam.
Untuk laporan secara langsung diperkenankan melalui sarana telekomunikasi
sehingga kejadian dapat segera ditangani dan dapat melakukan identifikasi
secara bersama-sama.
7. Melakukan training secara teratur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan K3
seperti P3K, pernafasan buatan, ergonomi, gizi, dan hal lain yang terkait.
8. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dengan segera.
9. Memberikan laporan mengenai data-data kecelakaan kerja dalam jangka
waktu 3 bulan sekali.
10. Memberikan saran-saran kepada Ketua P2K3 sehubungan dengan pelaksanaan
K3.
DIVISI KESEHATAN KERJA
1. Membuat dan melaksanakan program-program pencegahan terjadinya
gangguan kesehatan yang mungkin timbul pada pekerja (tindakan preventive).
66
Lampiran 1d: Panitia Pembina K3 (Sambungan)
2. Memastikan bahwa alat perlindungan yang disediakan sesuai dengan
kebutuhan dan dalam kondisi layak pakai.
3. Memastikan bahwa semua orang di daerah operasinya telah memanfaatkan
alat perlindungan yang disediakan dengan baik.
4. Melakukan investigasi jika terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan
segera melaporkan kepada Ketua P2K3.
5. Memastikan bahwa isi kotak P3K di area kerja sesuai dengan standar.
6. Melakukan training secara teratur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan K3
seperti P3K, pernafasan buatan, ergonomi, gizi, dan hal lain yang terkait.
7. Melaksanakan program-program pencegahan timbulnya gangguan kesehatan
yang mungkin terjadi.
8. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dengan segera.
9. Memberikan laporan mengenai data-data kesehatan kerja dalam jangka waktu
3 bulan sekali.
10. Memberikan saran-saran kepada Ketua P2K3 sehubungan dengan pelaksanaan
K3.
DIVISI KEPEDULIAN LINGKUNGAN
1. Melaksanakan program-program pengelolaan dan pemantauan lingkungan
perusahaan.
2. Mengawasi limbah yang dihasilkan oleh sisa produksi.
3. Mengawasi kegiatan pembuangan limbah sisa produksi.
4. Memastikan bahwa cara-cara pembuangan semua limbah telah dilakukan
dengan benar.
5. Melakukan investigasi jika terjadi pencemaran lingkungan yang diduga akibat
limbah perusahaan dan segera melaporkan kepada Ketua P2K3.
6. Melakukan peninjauan terhadap lingkungan perusahaan dan membuat laporan
kepada Ketua P2K3 minimal tiga bulan sekali.
7. Memberikan saran-saran kepada Ketua P2K3 sehubungan dengan pelaksanaan
K3.
67
Lampiran 2a: Strategi K3 Perusahaan
STRATEGI K3
1. Setiap anggota perusahaan wajib untuk mentaati peraturan dan prosedur
Keselamatan dan Kesehatan Kerja demi menjaga kepentingan bersama dalam
area operasi.
2. Setiap orang yang ada di perusahaan memiliki komitmen untuk melaksanakan
peraturan dan prosedur K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Setiap orang yang memasuki daerah operasi harus memakai alat pelindung diri
sesuai dengan rambu-rambu keselamatan kerja.
4. Setiap anggota perusahaan diwajibkan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
5. Dilarang merokok di area kerja karena dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
6. Alat pelindung diri adalah inventaris perusahaan dan dipergunakan oleh
karyawan dengan sebaik mungkin sesuai dengan resiko kecelakaan pada
proses kerja.
7. Setiap operator baru akan mendapatkan training terlebih dahulu agar dapat
terlatih dan terbiasa dengan pekerjaannya agar terhindar dari resiko
kecelakaan.
8. Mesin atau peralatan perusahaan diperiksa sebelum dipergunakan.
9. Setiap operator diwajibkan untuk mematuhi prosedur kerja pada masing-
masing divisi.
10. Dilarang menggunakan alat-alat atau mesin perusahaan jika tidak mengetahui
cara pengoperasiannya.
11. Setiap terjadi kecelakaan harus segera dilaporkan pada divisi K3.
12. Karyawan yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perusahaan yang berlaku.
Lawang, Lawang,
Cinta Budiman EniPimpinan Perusahaan General Manager
68
Lampiran 2b: Form Perencanaan
No. ....-0001/.....-.....
PERENCANAAN
BulanProgram K3
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Jadwal
Training
Sosialisasi
Pelindung
Diri
Penghargaan
Pembelian
Alat
Pelindung
69
Lampiran 3a1: Ketentuan Pengendalian Perancangan
KETENTUAN PENGENDALIAN PERANCANGAN
Perancangan diperlukan sebagai persiapan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kondisi yang ada. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan perancangan:
1. Dalam melakukan perancangan perusahaan harus mengetahui resiko kerja
yang akan dialami.
2. Setiap perancangan yang dilakukan perusahaan harus mempertimbangkan
faktor resiko kerja yang akan timbul.
3. Setiap perancangan harus dibicarakan bersama-sama dengan seluruh pihak
yang bersangkutan untuk mendapatkan solusi terbaik.
4. Sebelum rancangan disetujui, perlu melakukan konsultasi dengan pihak terkait
seperti operator mesin, P2K3 dan lain-lain.
5. Rancangan yang telah disetujui dapat diterapkan dengan syarat adanya petugas
yang berkompeten yang mengawasi jalannya perancangan tersebut.
6. Jika rancangan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan dilakukan
perancangan ulang.
7. Melakukan pendokumentasian terhadap rancangan yang dilakukan.
8. Mengadakan penjauan ulang atau evaluasi perancangan yang dilakukan oleh
petugas K3.
Lawang, Lawang, Lawang,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Ketua P2K3
70
Lampiran 3a2: Peninjauan Ulang Kontrak
PENINJAUAN ULANG KONTRAK
Peninjauan kontrak dilakukan dengan maksud untuk mengamati kontrak-
kontrak kerja apakah telah sesuai atau tidak dalam pemenuhan persayaratan K3
dan perancangan K3 yang telah ditentukan. Peninjauan kembali ini bertujuan agar
supplier dapat memenuhi tuntutan K3 yang telah ditentukan dalam penyusunan
kontrak kerja maupun dalam pelaksanaan kontrak kerja. Dalam melakukan
peninjauan ulang kontrak, mempunyai prosedur sebagai berikut:
1. Mengamati dengan teliti semua kontrak yang telah dilakukan dengan para
supplier.
2. Mengadakan analisa dan evaluasi kontrak kerja dari sudut pandang K3.
3. Hasil evaluasi harus dilaporkan kepada pimpinan K3 untuk dibahas lebih
lanjut.
4. Jika terdapat ketidaksesuaian kontrak terhadap persyaratan K3 maka perlu
diadakan pertemuan antara pihak-pihak yang terkait dalam kontrak tersebut.
5. Melakukan revisi yang disepakati bersama pada kontrak yang didapati
terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan persyaratan K3.
6. Menjalankan kontrak baru yang telah direvisi.
7. Melakukan inspeksi pelaksanaan kontrak di lapangan.
Lawang, Lawang, Lawang,
Cinta Budiman Eni Pimpinan Perusahaan General Manager Ketua P2K3
71
Lampiran 3b: Prosedur dan Instruksi Kerja
PROSEDUR PENGOPERASIAN MESIN
MESIN PRE-PLACKY
Langkah-langkah penggunaan mesin rolling sebagai berikut:
1. Hidupkan aliran listrik.
2. Hidupkan mesin compresor.
3. Hidupkan aliran listrik (yang menuju mesin rolling).
4. Cek mesin, ada angin atau tidak.
5. Hidupkan mesin rolling dengan menekan tombol ON, matikan dengan tombol
OFF.
6. Pasang coupling, pasang tombol pemberat, tentukan arah putaran roda.
7. Jalankan putaran roda dengan menekan tombol warna hijau, hentikan dengan
tombol warna merah.
Langkah-langkah rolling pita carbon sebagai berikut:
1. Persiapkan peralatan yang diperlukan yaitu cutter, kunci inggris, pinset, botol
plastik, gunting, kuas, gelas.
2. Persiapkan bahan yang diperlukan yaitu pita carbon, kertas carbon, dan epoxy.
3. Pasangkan pita carbon, caranya sebagai berikut:
• Pegang ujung kiri dengan tangan kiri, demikian sebaliknya rol-rolan pita.
• Buka drat, masukkan rol-rolan pita, pasang kembali dratnya.
• Tuangkan epoxy kedalam bejana.
4. Hidupkan mesin dengan menekan tombol ON.
5. Pasang kertas carbon ke roda putar, caranya sebagai berikut:
Ambil kertas, pasang dengan posisi kertas kasar (bergaris) di bagian dalam,
halus diluar. Kemudian lingkarkan dengan posisi double side diatas, ratakan
sampai tidak ada lubang angin. Setelah itu ambil kertas double side dan
rekatkan.
6. Masukkan coupling, arah kursor sesuai arah roda.
72
Lampiran 3b: Prosedur dan Instruksi Kerja (sambungan)
7. Letakkan pita carbon di atas kertas (tepi kertas) sesuai arah putaran kanan atau
kiri. Panjang pita 25 cm dari diameter lingkaran.
8. Hidupkan putaran roda (tombol hijau).
9. Setelah satu kali putaran, pasang tombol pemberat.
10. Putaran roda akan berhenti dengan sendirinya, jika kertas sudah terisi penuh
dengan carbon. Maka buka semua tombol (coupling, arah dan kunci
pemberat).
11. Potong kertas sesuai permintaan, misal: 00 C, 300 C, 450 C.
12. Angkat kertas ke atas meja yang telah disiapkan.
13. Lipat sesuai dengan jenis potongan carbon, letakkan di rak.
14. Sebelum mesin dimatikan, cek kembali keadaan putaran roda, ada masalah
atau tidak.
15. Matikan mesin (tekan tombol OFF).
16. Matikan aliran listrik dan mesin compresor.
Jenis-jenis Potongan Carbon:
1. 00 C berfungsi sebagai pengeras.
2. 00 xx C berfungsi sebagai pengeras yang lebih keras.
3. 190 C berfungsi sebagai pelentur.
4. 300 C berfungsi sebagai pelentur yang paling lentur.
Cara Pengisian Rak, sebagai berikut:
1. Untuk jenis 00 C dan 00 xx C 1 shaft isi 1 lembar.
2. Untuk jenis 190 C, 300 C, 450 C 1 shaft isi 4 lembar.
Catatan:
Jika di tengah perjalanan pita carbon habis, matikan putaran roda (tekan tombol
merah). Ambil carbon baru pasangakan, talikan ujung pita lama dengan ujung pita
baru. Buka tombol pemberat, hidupkan kembali (tombol hijau). Setelah satu kali
putaran tutup kembali tombol pemberat.
73
Lampiran 3b: Prosedur dan Instruksi Kerja (sambungan)
MESIN CUTTING
Cara memotong kertas carbon harus diperhatikan derajatnya, dan
memanjang. Untuk memotong ada mesinnya.
Cara Kerja Mesin Cutting
1. Hidupkan aliran listrik.
2. Hidupkan mesin cutting (tombol ON), maka putaran roda akan berputar serah
jarum jam.
3. Hidupkan lampu alaram (sebagai tanda bahaya).
4. Atur panjang dan lebar kertas yang akan di potong.
5. Tombol samping kanan fungsinya untuk nge-press kertas.
6. Duduk pisau fungsinya sebagai tombol pemotong. Caranya jika kertas sudah
di atur panjang atau lebarnya, maka press kertas lalu tekan duduk pisau
dengan kaki kanan serendah mungkin untuk memotong kertas.
7. Setelah selesai semua, matikan mesin dan aliran listrik.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menjalankan mesin Cutting:
8. Waktu menjalankan mesin, teliti arah putar roda (putaran roda searah jarum
jam).
9. Waktu memotong, jangan menaruh barang-barang logam di daerah
pemotongan.
10. Setelah duduk pisau tepat, baru boleh potong kertas carbon dengan tangan.
Cara mengganti pisau:
11. Tekan plat press.
12. Tangan memegang gagang rem.
13. Menggunakan kaki kanan untuk menguasai duduk pisau. Turunkan sampai
titik terendah, keluarkan baut paling kiri.
14. Naikkan duduk pisau, hentikan.
74
Lampiran 3b: Prosedur dan Instruksi Kerja (sambungan)
15. Kendurkan seluruh baut, masukkan tangkai pisau ke dalam lalu lepas seluruh
baut.
16. Dengan tangan menggeser pegangan secara datar, lalu turunkan pisau, putar
440 ke kanan. Keluarkan pisau, matikan dinamo (OFF).
17. Bandingkan pisau baru dan lama untuk persiapan menyetel tinggi rendahnya.
18. Letakkan pisau baru di pangkon pisau, lalu eratkan baut.
19. Injak plat. Injakkan putar roda dengan tangan supaya pangkon pisau turun
sampai titik terendah. Jika terlalu dalam maka roda tidak bisa berputar, jadi
setel baut kearah yang dangkal, putar tangkai datar untuk betulkan letak pisau.
20. Setel kedalamannnya, cukup sampai kertas bisa putus.
Ukuran kertas
Ukuran kertas berbeda, beda derajat beda pula ukuran kertasnya. Adapun
ukuran kertas, sebagai berikut:
1. 00 C dan 00 xx C : 84 x 190
2. 190 C : 46 x 164
3. 300 C : 43 x 180
MESIN ROLLING
Shaft
1. Lapisan I (dalam)
Ukuran kertas yang digunakan adalah:
• 00 C 2.5 x 31
• 300 C 6 x 31
2. Letakkan carbon 00 C 2.5 x 31 dengan posisi memanjang, ambil carbon 300 C
6 x 31 tempel keatas carbon 0o C tersebut.
3. Kemudian ambil plastik tube ukur 70 cm tepat pada ujung kiri carbon
kemudian gulung dari abwah ke atas.
75
Lampiran 3b: Prosedur dan Instruksi Kerja (sambungan)
4. Agar gulungan tersebut rata diameter lingkarannya, masukkan besi panjang
yang sudah di sediakan ke dalam plastik tube sebelum digulung.
5. Lapisan II (luar)
Ukuran kertas yang digunakan adalah:
• 00 xx C 2.3 x 31
• 300 C 6 x 31
• 300 C 2.8 x 8 x 2
6. Letakkan carbon 300 C 6 x 31 dengan posisi memanjang, ambil carbon 00 xx
C 2.3 x 31 tempelkan di atasnya dari bawah.
7. Kemudian ambil carbon 300 C 2.8 x 8 x 2 tempel di atasnya dengan posisi 1
pc pada posisi 78 cm ke kanan, 1 pc 2 cm dari kiri atas carbon.
8. Dari kedua lapisan tersebut, kemudian digabungkan dengan cara mengambil
lapisan I tempelkan di atas lapisan II lalu gulung dari atas ke bawah. Terakhir
ukur diameter lingkaran shaft 2.5 cm, tidak boleh kurang karena akan
berakibat hasil raw frame kropos.
Rolling Frame
Adapun ukuran potongan kertas carbon yang dipakai antara one piece dan
two pice berbeda, sebagai berikut:
1. Rolling One Piece
Lapisan I (dalam)
Ukuran potongan carbon adalah:
o 00 xx C 4 x 71
o 300 C 5.5 x 31
2. Letakkan carbon 00 xx C 4 x 71 dengan posisi memanjang, ambil carbon 300
C 5.5 x 71 tempelkan diatasnya.
3. Kemudian ambil rolling-an shaft, tempel diatas lapisan di atas, ujung paling
bawah di letakkan pada 110 cm, untuk r/f isometrik letakkan pada 115 cm.
Lampiran 3b: Prosedur dan Instruksi Kerja (sambungan)
76
4. Ujung plastik tube dibungkus dengan carbon 600 dilipat dan diletakkan pada 0
cm. Lalu gulung sesuai dengan type r/f yang akan dibuat.
5. Lapisan II (luar)
Ukuran potongan carbon adalah:
o 190 xx C 5.5 x 71
o 300 C 3.7 x 6 x 2
6. Letakkan carbon 190 xx C 5.5 x 71 dengan posisi memanjang, lalu tempel
carbon 300 C 3.7 x 6 x 2. 1 pc ditempel 1 cm pada pojok kiri atas demikian
pula 1 pc sebaliknya.
7. Dari kedua lapisan tersebut, kemudian di gabung dengan cara mengambil
lapisan I yang telah di gulung, kemudian tempelkan pada lapisan II, lalu di
gulung dari bawah ke atas, ukuran gulungan di sesuaikan type gulungan yang
di buat.
77
Lampiran 3c1.1: Form Identifikasi Bahaya dan Rekomendasi
No. ....-0002/.....-.....
Identifikasi Bahaya dan Rekomendasi
Nama Pelaksana :
Hari :
Jam :
Tanggal :
Bagian yang
Ditinjau
Faktor-Faktor
yang Berbahaya
Resiko Usulan Perbaikan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
78
Lampiran 4: Prosedur Pengendalian Dokumentasi
PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMENTASI
No. ...-0001/....-...
Petugas yang ditunjukmelakukan audit K3
START
Hasil audit dilaporkan padapimpinan K3
Pimpinan K3melaporkan pada
pimpinan perusahaan
Pimpinan perusahaanbersama divisi K3
membahas hasil audit
Persetujuanhasil audit?
No
Yes
Membuatdokumen barusesuai denganhasil audit K3
Menelusuri dokumenterkait lainnya yang
ikut berubah
Memusnahkan dokumenlama kecuali master copy
dokuem lama
Menyimpan masterdokumen lama dan master
dokumen baru
Mengganti dokumen lamadengan dokumen baru
END
79
Lampiran 5a: Prosedur Pembelian
PROSEDUR PEMBELIAN
No. ...-0002/....-...
1. MAKSUD
Mengetahui bahwa pembelian barang maupun jasa telah sesuai dengan
spesifikasi teknik dan persyaratan K3 yang telah ditetapkan.
2. TUJUAN
Agar pembelian barang dan jasa sesuai dengan spesifikasi teknik dan
persyaratan K3 serta mendukung pelaksanaan K3.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan pembelian barang dan jasa yang dipergunakan oleh PT X.
4. PROSEDUR
4.1. Divisi purchasing sebelum membeli barang harus melakukan survey
terhadap barang atau jasa yang akan dibeli.
4.2. Divisi purchasing harus bekerjasama dengan divisi produksi, QC, dan K3
dalam melakukan pembelian barang atau jasa yang diperlukan oleh
perusahaan.
4.3. Divisi purchasing melakukan pembelian barang atau jasa setelah adanya
kesepakatan bersama dengan divisi yang berkaitan.
4.4. Setiap melakukan pembelian harus dicek kembali apakah barang yang
dibeli sudah sesuai spesifikasi atau tidak.
4.5. Jika barang atau jasa yang dibeli tidak sesuai spesifikasi maka barang atau
jasa yang dibeli harus segera dilaporkan pada pimpinan perusahaan untuk
melakukan penukaran barang atau jasa.
4.6. Setelah barang dan jasa telah diterima sesuai spesifikasi, maka bagian
purchasing melakukan pembayaran pada pihak supplier.
80
Lampiran 5b1: Flowchart Prosedur Survey Pembelian Barang
START
Perusahaan akanmelakukan
pembelian barang
Bagian Purchasingmelakukan survey terhadap
barang yang dibutuhkan
Melakukan rapat denganpimpinan perusahaan,P2K3 mengenai hasil
survey barang
Persetujuanhasil survey?
Tidak
Melakukan pembelianbarang yang telah disetujui
Ya
END
Mengisi formidentifikasi barang
81
Lampiran 5b2: Flowchart Prosedur Pelaporan Barang yang Tidak Sesuai
Spesifikasi
START
Petugas P2K3 mendapatkanbarang yang dibeli tidak sesuai
dengan spesifikasi
Petugas tersebut melaporkankepada pimpinan purchasinguntuk melakukan komplain
terhadap supplier
Pimpinan purchasingmelakukan komplian
terhadap supplier
Pengembalian barangyang tidak sesuai
spesifikasi
END
82
Lampiran 5c1: Identifikasi Barang
No. ....-0003/.....-.....
Form Identifikasi Barang
No. Tanggal Nama
Barang
Spesifikasi Metode
Uji
Kerusakan
atau cacat
Nama
Penguji
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
83
Lampiran 5c2: Form Identifikasi Bahaya dari Barang / Alat
No. ....-0004/.....-.....
Form Identifikasi Bahaya dari Barang / Alat
Barang yang
dibeli
Spesifikasi Resiko Petugas
Pengguna
Sarana Pengaman
Diri yang
dibutuhkan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
84
Lampiran 6a1: Prosedur Identifikasi Potensi Bahaya Kerja
PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA
No. ...-0003/....-...
1. MAKSUD
Mendapatkan suatu sitem kerja yang aman.
2. TUJUAN
Terbentuk suatu lingkungan kerja yang aman, tenang dan terkendali, serta
suatu sistem kerja K3 yang terintegrasi pada keseluruhan sistem manajemen.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan bidang atau departemen yang terdapat dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Ahli K3 melakukan pengamatan pada area perusahaan.
4.2. Ahli K3 melakukan konsultasi dengan para pekerja.
4.3. Ahli K3 melakukan analisa terhadap potensi bahaya kerja.
4.4. P2K3 dan ahli K3 melakukan rapat mengenai hasil identifikasi dan
memberikan solusi.
4.5. Jika hasil solusi disetujui maka P2K3 melakukan dokumentasi hasil solusi
yang telah disepakati.
85
Lampiran 6a2: Prosedur Upaya Pengendalian Potensi dan Resiko Kerja
PROSEDUR UPAYA PENGENDALIAN POTENSI DAN RESIKO KERJA
No. ...-0004/....-...
1. MAKSUD
Mendapatkan suatu lingkungan kerja yang aman dan terkendali.
2. TUJUAN
Menjamin setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan sesuai prosedur
dan petunjuk kerja.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan bagian atau departemen yang ada.
4. PROSEDUR
4.1. Terdapat potensi bahaya dan resiko kerja di perusahaan.
4.2. Ahli K3 dan P2K3 melakukan konsultasi dengan pimpinan bagian atau
penanggung jawab lokasi tersebut.
4.3. Ahli K3 dan P2K3 melakukan konsultasi dengan operator terkait.
4.4. Ahli K3 dan P2K3 mengusulkan rancangan upaya pengendalian kepada
General Manager.
4.5. General Manager, ahli K3 dan P2K3 melakukan pengamatan terhadap
potensi bahaya dan resiko kerja yang dimaksud.
4.6. General Manager, ahli K3 dan P2K3 melakukan rapat bersama.
4.7. General Manager, ahli K3 dan P2K3 membuat laporan dan mengadakan
rapat dengan pimpinan perusahaan.
4.8. Ahli K3 dan P2K3 menjalankan pengendalian resiko dan bahaya kerja.
4.9. Ahli K3 dan P2K3 membuat laporan hasil pengendalian.
4.10. General Manager melakukan pengecekan tindakan pengecekan.
4.11. Jika telah sesuai akan dilakukan dokumentasi pada hasil pengendalian.
86
Lampiran 6a3: Prosedur Seleksi dan Penempatan Personil
PROSEDUR SELEKSI DAN PENEMPATAN PERSONIL
No. ...-0005/....-...
1. MAKSUD
Mengetahui kemampuan dan keahlian tertentu yang dipunyai dari setiap calon
tenaga kerja.
2. TUJUAN
Penempatan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang
dimiliki.
3. RUANG LINGKUP
Dilaksanakan pada saat pendaftaran dan penerimaan tenaga kerja.
4. PROSEDUR
4.1. Perusahaan membuka lowongan pekerjaan.
4.2.Pelamar mengajukan lamaran kerja.
4.3. Bagian HRD melakukan wawancara dan tes-tes yang diperlukan.
4.4. Jika diterima akan dilakukan pengetesan kemampuan dan tes lain yang
terkait (kesehatan, psikologi).
4.5. HRD melakukan koordinasi dengan manajer.
4.6. HRD memberikan laporan penempatan personil kepada General Manager
dan pimpinan perusahaan.
4.7. Jika disetujui oleh perusahaan maka HRD melakukan penempatan personil
baru.
4.8. HRD dan P2K3 memberikan pelatihan pada pekerja baru atau pekerja
lama dengan posisi yang baru.
87
Lampiran 6a4.1: Prosedur Pengendalian Lingkungan Kerja
PROSEDUR PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
No. ...-0006/....-...
1. MAKSUD
Mendapatkan suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan persyaratan K3.
2. TUJUAN
Menciptakan suatu lingkungan kerja yang mendukung dalam pelaksanaan
program-program K3.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan lingkungan kerja yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Mengamati lingkungan kerja termasuk daerah-daerah yang memerlukan
pembatasan ijin masuk.
4.2. Membuat laporan dari hasil pengamatan dan diserahkan kepada P2K3.
4.3. Jika terdapat daerah yang memerlukan daerah ijin, maka P2K3
memberikan laporan kepada GM mengenai adanya daerah yang
memerlukan pembatasan ijin masuk.
4.4. P2K3 bersama GM melakukan rapat untuk membahas apakah diperlukan
upaya pengendalian atau tidak.
4.5. Jika memerlukan upaya pengendalian, maka P2K3 akan melakukan upaya
pengendalian.
4.6. Membuat laporan atas upaya pengendalian yang telah dilakukan.
4.7. Melakukan Dokumentasi atas setiap upaya pengendalian yang dilakukan.
88
Lampiran 6a4.2: Prosedur Pemberian Ijin Masuk
PROSEDUR PEMBERIAN IJIN MASUK
No. ...-0007/....-...
1. MAKSUD
Mendapatkan suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan persyaratan K3.
2. TUJUAN
Menciptakan suatu lingkungan kerja yang mendukung dalam pelaksanaan
program-program K3.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan lingkungan kerja yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Operator diberi tugas pada lokasi yang memerlukan ijin masuk.
4.2. Operator mengajukan ijin masuk pada supervisor.
4.3. Supervisor memberitahu kepada Manajer Operasional dan P2K3.
4.4. Manajer Operasional memberikan ijin masuk.
4.5. Operator dapat menjalankan tugas pada daerah yang memerlukan ijin
masuk.
89
Lampiran 6a5: Prosedur Pemeliharaan, Perbaikan dan Perubahan
PROSEDUR PEMELIHARAAN, PERBAIKAN, DAN PERUBAHAN
No. ...-0008/....-...
1. MAKSUD
Mendapatkan perasaan aman, tenang, dan untuk menghindari gangguan proses
produksi akibat kerusakan sarana produksi.
2. TUJUAN
Mencapai lingkungan produksi yang bersih, aman dan tenang.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan sarana yang terkait dalam proses produksi.
4. PROSEDUR
4.1. Terdapat peralatan dengan kondisi keselamatan yang kurang baik.
4.2. Operator memberitahu kepada P2K3 atau Manajer Operasional.
4.3. P2K3 melakukan pemeriksaan kondisi peralatan.
4.4. P2K3 membuat laporan kepada General Manager.
4.5. General Manager melakukan pengecekan peralatan yang membutuhkan
perawatan.
4.6. General Manager memberikan laporan kepada pimpinan perusahaan.
4.7. Pimpinan perusahaan menugaskan P2K3 untuk melakukan perawatan pada
alat yang bermasalah.
4.8. Hasil perawatan didokumentasikan.
90
Lampiran 6a6: Ketentuan Kontrak Pelayanan
KETENTUAN KONTRAK PELAYANAN PT X
1. Perusahaan bersedia melakukan kontrak pelayanan sehubungan dengan K3.
2. Perusahaan berhak menolak penawaran pelayanan jika dinilai menyimpang
dari standar dan perundangan K3.
3. Perusahaan akan berusaha dengan maksimal untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan standar dan undang-undang K3.
4. Perlu adanya prosedur untuk menjamin bahwa pemberian pelayanan baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan dilaksanakan sesuai dengan
standar dan undang-undang K3.
Lawang, Lawang, Lawang,
Cinta Budiman__ Eni ___ Pimpinan Perusahaan General Manager Ketua P2K3
91
Lampiran 6a7: Prosedur Penanganan Darurat
PROSEDUR PENANGANAN DARURAT
No. ...-0010/....-...
1. MAKSUD
Agar dapat mengantisipasi segala keadaan yang tidak terduga.
2. TUJUAN
Dapat mengambil tindakan penanganan dengan cepat dan tepat dalam
menghadapi segala kecelakaan dan bahaya yang tidak terduga.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan departemen dan lingkungan yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Ahli K3 melakukan konsultasi dengan operator.
4.2. Ahli K3 melakukan pengamatan pada area lingkungan perusahaan yang
dapat menimbulkan keadaan darurat.
4.3. Ahli K3 membuat laporan pada P2K3.
4.4. Ahli K3 dan P2K3 mengadakan rapat mengenai hasil laporan.
4.5. P2K3 dan ahli K3 menyusun penanganan darurat.
4.6. Ahli K3 dan P2K3 memberikan hasil penyusunan tindakan kepada
General Manager.
4.7. Jika telah disetujui oleh General Manager maka hasil penyusunan
tindakan akan didokumentasikan.
92
Lampiran 6a8.1: Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
No. ...-00011/....-...
1. MAKSUD
Untuk dapat menangani korban kecelakaan dengan cepat.
2. TUJUAN
Dapat mengambil tindakan dengan cepat dan tepat dalam menangani korban
kecelakaan.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan departemen dan bagian manajemen yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Terjadi kecelakaan kerja di suatu lokasi kerja.
4.2. Personil memberikan tindakan P3K dan personil lain melaporkan situasi
kecelakaan pada P2K3 dan Manajer Operasional.
4.3. Personil membawa ke poliklinik atau rumah sakit terdekat.
4.4. Petugas memberikan laporan kepada P2K3.
4.5. P2K3 melakukan identifikasi kecelakaan kerja.
4.6. P2K3, GM, pimpinan perusahaan dan ahli K3 melakukan rapat.
4.7. P2K3 dan ahli K3 ditugaskan untuk melakukan tindakan perbaikan,
perubahan, perawatan dan pergantian.
4.8. P2K3 membuatkan laporan hasil tugas yang diberikan kepada General
Manager.
4.9. Mendokumentasi segala hal yang terjadi sehubungan dengan kecelakaan
kerja.
93
Lampiran 6a8.2: Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
No. ...-0012/....-...
Suatu pemberian pertolongan, pengobatan dan perawatan mendadak yang
dilaksanakan dalam waktu singkat, cepat, dan tepat sebelum korban dibawa
ke poliklinik atau rumah sakit.
Yang menjadi pedoman bagi penolong:
Tenang, berfikir dan bertindak dan ingat prinsip PATUT:
• Penolong harus dapat mengamankan dirinya sendiri.
• Amankan si korban.
• Tandai tempat kecelakaan.
• Usahakan pengangkutan secepatnya.
• Tindakan PPPK secara cepat dan tepat.
Apabila ada seseorang pingsan karena menjalankan tugas karena suatu
kecelakaan maka karyawan lain segera memberikan pertolongan dengan cara:
• Bawalah ke tempat teduh atau sejuk dan aman dimana cukup tersedia udara
bersih.
• Kendorkanlah ikat pinggang, celana, baju, kaos kaki dan sepatunya.
• Lakukan pernafasan buatan bila korban tidak bernafas dan denyut nadi tidak
teraba (Penolong harus tahu korban keracunan/kemasukan bahan kimia
beracun yang dapat membahayakan jiwa penolong).
• Jaga kestabilan suhu tubuh (gosok dengan balsem atau kompres dengan
botol air panas pada ujung jari kaki dan tangan, punggung dan perut).
• Segera bawa ke poliklinik atau rumah sakit terdekat.
94
Lampiran 6b1.1: Flowchart Prosedur Identifikasi Bahaya dan Resiko
START
Ahli K3mengidentifikasi
resiko yang timbuldari proses kerja
Ahli K3 melakukanidentifikasi potensi
bahaya
Perlu upayapengendalian?
Ya
Tidak
Ahli K3 melakukanupaya pengendalian
P2K3 mengeluarkanberkas persetujuan
terhadap upayapengendalian
Pendokumentasianhasil identifikasi
END
Mengisi form potensibahaya kerja
95
Lampiran 6b1.2: Flowchart Prosedur Sistem Ijin Menggunakan Alat-Alat
Beresiko Tinggi
START
Operator diberitugas yang
memerlukan ijinkerja
Operator
Mengajukan ijin kerjapada Supervisor
Setuju
SupervisorMemberitahu ManajerOperasional dan P2K3
Setuju
Manajer Operasional,P2K3, dan Penanggung
Jawab LokasiMemberikan ijin kerja
END
Operator
Melaksanakan tugas
Ya
Tidak
Tidak
Ya
96
Lampiran 6b1.3: Flowchart Prosedur Penggantian Alat Pelindung Diri
START
Operator mengajukanpergantian alat
pelindung diri padapetugas P2K3
Petugas P2K3memeriksa alat
pelindung diri yangdiajukan
Petugas P2K3mengganti alat
pelindung diri yanglama dengan yang baru
PerluPergantian
?
Tidak
Ya
END
97
Lampiran 6b2.1: Flowchart Prosedur Pelaporan Hasil Audit Mengenai K3,
Pengendalian Perancangan, Penyelidikan Penyakit Kerja dan Kecelakaan
Kerja
START
Pengawas melakukan auditmengenai audit K3, pengendalian
perancangan, penyelidikan penyakitdan kecelakaan kerja
Hasil auditdilaporkan kepadaKetua P2K3 untukdiperiksa kembali
Ketua P2K3mengavaluasi hasil
audit
Pendokumentasianhasil audit
Evaluasiditerima?
Tidak
Ya
END
98
Lampiran 6b2.2: Flowchart Prosedur Pemberian Saran untuk Kemajuan
Sistem K3
START
Perusahaanmelakukan evaluasi
terhadap K3
Perusahaan membukakesempatan kepada seluruhpihak untuk memberikan
saran
OrangP2K3?
TidakYa
Memberikan saran pada saatrapat P2K3 dan disampaikan
pada General Manager
Memberikan saran kepadapimpinan P2K3 secara
tertulis disertai identitas yangjelas
Sarandisetujui?
Tidak
Ya
Pemberi saranmengikuti rapat P2K3yang membahas hal
terkait
END
99
Lampiran 6b3.1: Flowchart Prosedur Identifikasi Kesehatan Pekerja
START
Ahli K3mengidentifikasikesehatan pekerja
Sesuaipersyaratan?
Pekerja yang sesuaipersyaratan dapat
mengerjakan tugasyang diberikan
Pendokumentasianhasil identifikasikesehatan pekerja
END
Tidak
Ya
100
Lampiran 6b3.2: Flowchart Prosedur Penganalisaan Keterampikan dari
Pekerja
START
Hasil evaluasidibahas dalam rapat
perusahaan
Perusahaanmenerima tenaga
kerja baru
Trainer memeriksakemampuan/
keterampilan daripekerja
Penempatan personilsesuai dengan
kemampuan pekerja
END
101
Lampiran 6b4.1: Flowchart Prosedur Pemeriksaan Lingkungan Kerja
START
Perusahaan memberikan tugaspada P2K3 untuk melakukan
pemeriksaan terhadaplingkungan kerja
Ahli K3 melakukanpemeriksaan terhadap
lingkungan kerja
Petugas membuatlaporan hasil
pengamatan kepadaP2K3
Apakah adadaerah yangmemerlukanijin masuk?
P2K3, GM dan petugasmelakukan rapat
Petugas memberikantanda pada daerah-
daerah yangmemerlukan ijin masuk
Pendokumentasiansegala sesuatu dalam
pemerikasaanlingkungan kerja
END
Tidak
Ya
Mengisi formpemeriksaan
lingkungan kerja
102
Lampiran 6b4.2: Flowchart Prosedur Pemberian Ijin Masuk
START
Operator diberi tugaspada lokasi yangmemerlukan jin
masuk
Operator mengajukanijin masuk pada
supervisor
Setuju?
Manajer Operasionalmemberikan ijin
masuk
Operatormelaksanakan tugas
END
Tidak
Ya
103
Lampiran 6b5.1: Flowchart Prosedur Pengecekan Fasilitas Kerja
START
Ahli K3 melakukanpengecekan terhadap
fasilitas kerja
Terdapatketidakses
uaian?
Ahli K3melaporkan
kepada P2K3 danGm
GM dan P2K3Melaksanakan
rapat
Memberikanalternatif solusi Setuju?
Melaksanakantindakan perbaikanterhadap fasilitas
kerja
Pendokumentasiantindakan yang
dilakukan
END
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mengisi form perubahansarana produksi
104
Lampiran 6b6.1: Flowchart Prosedur Pelayanan
START
Ahli K3melaksanakan
pengecekan padasemua layanan K3 di
perusahaan
Ahli K3 memberikanlaporan pada P2K3
Semua pelayanantelah sesuai?
Mengadakan rapatmengenai masalah
pelayanan yang tidaksesuai
Melakukan upayaperbaikan
Tidak
Ya
P2K3 memberikanlaporan pada GM
Pimpinan perusahaanmengeluarkan
keterangan yangmenjamin pelayan
sudah sesuai denganstandar K3
Dokumentasimengenai hal-halyang berkaitan
dengan pelayanan
END
105
Lampiran 6b7.1: Flowchart Prosedur Penanganan Darurat
START
Ahli K3 mengadakanidentifikasi terhadap
lokasi yang dapatmenimbulkan
keadaan darurat
Ahli K3melaporkan hasilidentifikasi pada
P2K3
Mengadakan rapatmengenai hasil
identifikasi
Setuju?
Menyusunpenanganan
darurat
Dokumentasiprosedur identifikasipenanganan darurat
START
Tidak
ya
106
Lampiran 6b8.1: Flowchart Prosedur Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
START
Terjadikecelakaan kerja
Personilmelakukan
tindakan P3k
Personil melaporkankejadi pada P2K3 danmanajer operasional
Perlupenangananlebih lanjut?
Membawa kepoliklinik atau
RS terdekat
Memberikanlaporan pada
P2K3
Melakukanidentifikasi
kecelakaan kerja
GM, P2K3, ManajerOperasional dan ahli K3
melakukan rapat
A B
Ya
Tidak
107
Lampiran 6b8.1: Flowchart Prosedur Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
(Sambungan)
Perlu tindakanlebih lanjut?
A B
Tidak
ya
Perbaikan PerubahanPerawatanPenggantian
Melaporkan tindakanlebih lanjut padaP2K3, GM dan
pimpinan perusahaan
Pimpinan perusahaanmelakukanpengecekan
Setuju?
Dokumentasi semuahal mengenai
kecelakaan kerja
END
Tidak
Ya
108
Lampiran 6c1.1: Form Potensi Bahaya Kerja
No. ....-0005/.....-.....
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA
No. Yang diamati LokasiBahaya Kerja yang
Dapat TerjadiKeterangan
Lawang,
General Manager
Lawang,
Ketua P2K3
Lawang,
Petugas/Pemeriksa
109
Lampiran 6c4.1: Form Penilaian Lingkungan Kerja
No. ....-0006/.....-.....
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
No. Lokasi Keterangan Tindakan yang Diperlukan
Lawang,
General Manager
Lawang,
Ketua P2K3
Lawang,
Penilai
110
Lampiran 6c5.1: Form Perubahan Sarana Produksi
No. ....-0007/.....-.....
PERUBAHAN SARANA PRODUKSI
Tanggal
Perubahan
Alat atau
Mesin yang
Mengalami
Perubahan
Perubahan
yang
Dilakukan
Alasan
Perubahan
Nama
Petugas yang
Melakukan
Perubahan
Catatan Tanda
Tangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
111
Lampiran 6c5.2: Form Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana Produksi
No. ....-0008/.....-.....
Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana Produksi
Tanggal
Pemeriksa
an
Alat yang
Diperiksa
Perbaikan
yang
Dilakukan
Spare Part
yang
Dibutuhkan
Petugas
yang
Memeriksa
Catatan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
112
Lampiran 7a: Ketentuan Pemantauan Kesehatan
KETENTUAN PEMANTAUAN KESEHATAN
1. Perusahaan menyediakan layanan kesehatan bagi para pekerja.
2. Perusahaan melakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja secara berkala,
terutama tenaga kerja yang bekerja pada tempat yang mengandung bahaya.
3. Perusahaan menetapkan tempat pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan.
4. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh petugas/dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Semua perihal mengenai pemantauan kesehatan didokumentasikan sesuai
ketentuan pendokumentasian.
Jogjakarta, Jogjakarta, Jogjakarta,
Cinta Budiman__ Eni _Pimpinan Perusahaan General Manager Ketua P2K3
113
Lampiran 7b: Prosedur Pemeriksaan Bahaya
PROSEDUR PEMERIKSAAN BAHAYA
No. ...-0013/....-...
1. MAKSUD
Mengerti dan memahani daerah-daerah yang berpotensi membahayakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. TUJUAN
Membangun suatu lingkungan kerja yang aman dan terkendali.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan lingkungan kerja yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Petugas yang ditunjuk melakukan pemeriksaan dan penelitian bahaya yang
terdapat di tempat kerja dan cara melakukan kerja yang dapat
membahayakan.
4.2. Pemeriksaan dan penelitian dilakukan bersama dengan wakil P2K3 dan
wakil tenaga kerja yang telah memahami dan memperoleh pelatihan K3.
4.3. Pemeriksaan yang dilakukan dapat memberikan masukan dari petugas
yang melakukan pemeriksaan.
4.4. Hasil pemeriksaan dan penelitian bahaya dilaporkan kepada pimpinan
P2K3.
4.5. Melakukan perubahan jika terdapat hal-hal yang membutuhkan perbaikan.
114
Lampiran 7c: Flowchart Prosedur Pemeriksaan Bahaya
START
Petugas/Ahli K3
Melakukan pemantauanterjadwal pada area kerja
Fisik Kimia Biologis Psikologis
Petugas
Memantau peralatan produksi dansaran keselamatan
Petugas
Memantau bahan-bahanproduksi yang digunakan
Petugas
Memantau kondisi pekerja berkaitandengan kesehatan dan fisik
Petugas
Memantau perilaku pekerja dansuasana kerja yang tercipta
Petugas/Ahli K3
Membuat laporanpada P2K3
P2K3
Mengadakan rapat
Setuju
Dokumentasi hasilpemantauan
END
Ya
Tidak
Mengisi form pemeriksaanbahaya
115
Lampiran 7d: Form Pemeriksaan Bahaya
No. ....-0009/.....-.....
PEMERIKSAAN BAHAYA
Tanggal Tempat Kondisi Petugas
Pemeriksa
Keterangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
116
Lampiran 7e: Kartu Kesehatan
KARTU KESEHATAN
No. ....-0010/.....-.....
KARTU KESEHATAN PEKERJA
Nama:
Umur: th
Bagian:
Alamat:
Tgl. Sakit Obat Keterangan Pemeriksa P2K3
117
Lampiran 8a1: Pelaporan Keadaan Darurat
PROSEDUR PELAPORAN KEADAAN DARURAT
No. ...-0014/....-...
1. MAKSUD
Mengerti dan memahani sebab terjadinya kecelakaan kerja.
2. TUJUAN
Dapat sebagai acuan jika terjadi kecelakaan yang sama.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan lingkungan kerja yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Jika terdapat petugas atau orang lain yang mengalamai kecelakaan kerja
segera dilaporkan pada petugas yang bertanggung jawab pada daerah
kecelakaan kerja.
4.2. Petugas yang bertanggung jawab dengan segera mengambil tindakan
pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
4.3. Petugas yang bertanggung jawab melaporkan kerjadian kecelakaan kerja
kepada pimpinan P2K3.
4.4. Laporan yang disampaikan harus jelas yaitu mencantumkan nama korban,
kondisi, hari, divisi, lokasi dan hal-hal dianggap perlu.
4.5. Laporan kecelakaan kerja akan didokumentasikan.
118
Lampiran 8a2: Prosedur Penyelidikan Kecelakaan Kerja
PROSEDUR PENYELIDIKAN KECELAKAAN KERJA
No. ...-0015/....-...
1. MAKSUD
Mengetahui latar belakang penyebab kecelakaan kerja.
2. TUJUAN
Memperbaiki hal-hal yang menjadi penyebab kecelakaan kerja.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan lingkungan kerja yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Petugas ahli K3 mengidentifikasi tempat atau lokasi kecelakaan kerja.
4.2. Menanyakan dengan detail pada petugas yang bertanggung jawab pada
lokasi kecelakaan kerja dan juga menanyai pihak-pihak yang mengetahui
kecelakaan tersebut.
4.3. Membuat laporan penyelidikan dan saran-saran serta jadwal waktu
perbaikan.
4.4. Memberikan tanggung jawab perbaikan pada petugas yang ditunjuk oleh
perusahaan untuk melakukan perbaikan.
4.5. Perbaikan didiskusikan dengan tenaga kerja.
4.6. Hasil perbaikan akan ditinjau secara berkala untuk menyesuaikan
perubahan yang terjadi.
119
Lampiran 8a3: Prosedur Penanganan Masalah K3
PROSEDUR PENANGANAN MASALAH K3
No. ...-0016/....-...
1. MAKSUD
Agar dapat menangani permasalahan K3 dengan tindakan yang benar.
2. TUJUAN
Untuk menangani permasalahan K3 dengan pemecahan yang terbaik.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan lingkungan kerja yang ada dalam perusahaan.
4. PROSEDUR
4.1. Mengidentifikasi masalah K3 yang terjadi di lingkungan kerja.
4.2. Meneliti penyebab atau latar belakang masalah K3 yang ada.
4.3. Membuat suatu solusi pemecahan terbaik dari masalah K3 yang terjadi.
4.4. Menginformasikan solusi yang dimabil kepada seluruh tenaga kerja.
120
Lampiran 8b1: Flowchart Prosedur Pelaporan Keadaan daurat
START
Tenaga Kerja
Mendapati adanyasumber bahaya di
perusahaan
Tenaga Kerja
Melaporkan kepadaSupervisor/ManajerOperasional/P2K3
P2K3
Mengadakan peninjauanke lokasi potensi bahaya
P2K3
Melakukan tindakan untukmenangani sumber bahaya
P2K3
Melakukan pengamatan setelahdiambil tindakan
Sudah aman
END
P2K3
Membuat laporan kepada GMberkaitan dengan pelaporan
sumber bahaya
Ya
Tidak
Dokumentasimengenai pelaporandan tindakan sumber
bahaya
General Manager
Melakukan pengecekan
SetujuTidak
Ya
Mengisi form pelaporankecelakaan kerja
121
Lampiran 8b2: Flowchart Prosedur Penyelidikan Kecelakaan Kerja
START
Tenaga Kerja
Mengalami
Kecelakaankerja
Penyakit kerja
P2K3/Ahli K3
Mencatat semua kejadian yangterjadi dengan lengkap
P2K3/Ahli K3
Membuat laporan kejadian sertamengisi formulir kecelakaan akibat
kerja/penyakit akibat kerja
Dokumentasilaporan mengenai
kecelakaan danpenyakit kerja yang
terjadi
END
Mengisi form penyelidikankecelakaan kerja
122
Lampiran 8b3: Flowchart Prosedur Penanganan Masalah K3
START
Terjadi masalahK3 di perusahaan
Wakil Tenaga Kerja
Membuat laporankepada P2K3
P2K3
Mengadakan rapat bersamadengan wakil tenaga kerja
P2K3
Membuat laporankepada GM
P2K3, Wakil Tenaga Kerja, GM
Melaksanakan rapat untuk membahastindak lanjut yang akan dilakukan
General Manager
Membuat laporan kepadaPimpinan Perusahaan
Setuju
P2K3
Melaksanakan tindak lanjutyang telah disetujui
END
P2K3,Wakil Tenaga Kerja, GM
Membuat alternatif solusi
Dokumentasi segala hal yangberhubungan dengan masalahK3 yang terjadi di perusahaan
Ya
Tidak
P2K3
Menyebarkan informasipenyelesaian masalah K3
P2K3
Mengumumkan informasi mengenaikemajuan penyelesaian masalah K3
Mengisi form penangananmasalah K3
123
Lampiran 8c1: Form Pelaporan Kecelakaan Kerja
No. ....-0011/.....-.....
PELAPORAN SUMBER BAHAYA
Tanggal: Jam Kecelakaan: Lokasi:
Nama Pelapor:
Divisi/Jabatan:
Nama Korban:
Divisi/Jabatan:
Alamat :
Kondisi PenyebabTindakan yang
DiperlukanKeterangan
Lawang
General Manager
Lawang,
Ketua P2K3
Lawang,
Pelapor
124
Lampiran 8c2: Form Penyelidikan Kecelakaan Kerja
No. ....-0012/.....-.....
PENYELIDIKAN KECELAKAAN KERJAJenis
Insiden
Perbaikan
pada Mesin
Penanggulangan Jadwal
Pelaksanaan
Petugas Yang
Bertanggung Jawab
Keterangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
125
Lampiran 8c3: Form Penanganan Masalah
No. ....-0013/.....-.....
PENANGANAN MASALAH
Masalah yang Terjadi Prosedur Penanganan
Masalah
Keterangan
Lawang,
General Manager
Lawang,
Ketua P2K3
Lawang,
Petugas Pemeriksa
126
Lampiran 9a1: Prosedur Identifikasi Potensi Bahaya dan Resiko Material
PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO
MATERIAL
No. ...-0017/....-...
1. MAKSUD
Mengerti dan memahani cara-cara penanganan yang benar secara manual dan
mekanis.
2. TUJUAN
Dapat menangani material secara baik dan benar.
3. RUANG LINGKUP
Meliputi keseluruhan bagian yang terkait dalam produksi dan pengadaan
material.
4. PROSEDUR
4.1. Mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko yang ada dalam penanganan
material secara manual dan mekanis.
4.2. Indentifikasi serta penilaian bahaya dan resiko dilakukan oleh petugas K3.
4.3. Menyusun prosedur penanganan material meliputi pencegahan terhadap
kerusakan, kebocoran maupun tumpahan serta pengendalian resiko.
4.4. Melakukan peninjauan ulang secara berkala.
127
Lampiran 9a2: Prosedur Pengangkutan
PROSEDUR PENGANGKUTAN
No. ...-0018/....-...
1. MAKSUD
Memahami proses pengangkutan bahan dengan baik dan benar sehingga tidak
mengganggu lingkungan kerja.
2. TUJUAN
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kecelakaan maupun
pencemaran yang diakibatkan kurangnya pemahaman dalam menangani
pengangkutan bahan.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan bagian dalam perusahaan yang menangani pengangkutan bahan.
4. PROSEDUR
4.1. Memeriksa dengan teliti bahan atau material yang akan diangkut serta
memeriksa kebutuhan pengaman yang diperlukan.
4.2. Memeriksa kelayakan serta kekuatan alat angkut dalam mengangkut bahan
atau material.
4.3. Mengisi form pemeriksaan alat angkut.
4.4. Setelah bahan siap diangkut dilakukan pemeriksaan ulang seluruh
keutuhan alat angkut.
128
Lampiran 9a3: Prosedur Penyimpanan
PROSEDUR PENYIMPANAN
No. ...-0019/....-...
1. MAKSUD
Memahami proses penyimpanan bahan dengan baik dan benar sehingga tidak
mengganggu lingkungan kerja.
2. TUJUAN
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kecelakaan maupun
pencemaran yang diakibatkan kurangnya pemahaman dalam menangani
pengangkutan bahan.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan bagian dalam perusahaan yang menangani penyimpanan bahan.
4. PROSEDUR
4.1. Memeriksa dengan teliti karakteristik dari bahan atau alat yang akan
disimpan.
4.2. Meneliti kebutuhan pengaman bahan yang diperlukan.
4.3.Mengisi form penyimpanan setiap akan melakukan penyimpanan bahan.
4.4.Memeriksa dan memenuhi kebutuhan pengendalian bahan yang disimpan.
4.5. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap barang yang disimpan agar
terhindar dari kekurangan atau kesalahan.
129
Lampiran 9a4: Prosedur Pembuangan
PROSEDUR PEMBUANGAN
No. ...-0020/....-...
1. MAKSUD
Memahami proses pembuangan bahan dengan baik dan benar sehingga tidak
mengganggu lingkungan kerja.
2. TUJUAN
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kecelakaan maupun
pencemaran yang diakibatkan kurangnya pemahaman dalam menangani
pembuangan bahan.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan bagian dalam perusahaan yang menangani pembuangan bahan.
4. PROSEDUR
4.1. Melakukan pemeriksaan dengan seksama karakteristik bahan yang akan
dibuang.
4.2. Melakukan penelitian kemungkinan pencemaran yang akan terjadi akibat
dari pembuangan bahan.
4.3. Melakukan langkah-langkah pengaman terhadap bahan yang akan
dibuang.
4.4. Melakukan pemeriksaan kembalai pengaman bahan sebelum melakukan
pembuangan.
130
Lampiran 9a5: Prosedur Pengendalian Bahan-Bahan Berbahaya
PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
No. ...-0021/....-...
1. MAKSUD
Memahami penanganan yang benar terhadap bahan-bahan yang berbahaya.
2. TUJUAN
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terkendali.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan bagian dari perusahaan yang menangani bahan-bahan berbahaya.
4. PROSEDUR
4.1.Perusahaan memahami prosedur penyimpanan, penanganan dan
pemindahan bahan-bahan berbahaya.
4.2.Perusahaan mendokumentasikan prosedur penyimpanan, penanganan dan
pemindahan bahan-bahan berbahaya.
4.3.Data bahan-bahan yang berbahaya harus mudah didapat oleh seluruh
tenaga kerja.
4.4.Memberikan tanda atau label pada setiap bahan-bahan yang berbahaya.
4.5.Membuat prosedur penanganan secara aman bahan-bahan berbahaya dan
didokumentasikan.
4.6.Memasang rambu-rambu peringatan pada tempat-tempat yang
mengandung bahan-bahan berbahaya.
4.7.Petugas yang bertugas menangani bahan-bahan berhaya harus mendapat
pelatihan cara penanganan yang benar.
131
Lampiran 9b1: Flowchart Prosedur Identifikasi Bahaya dan Resiko
START
Setuju
Petugas P2K3Mengidentifikasi
potensi bahaya danresiko material secaramanual dan mekanis
Membuat laporankepada GM
Petugas melakukanpengamatan pada
proses penangananmaterial secara
manual dan mekanis
Petugas membuat analisadan laporan kepada P2K3
mengenai hasil identifikasi
Setuju
Membuat laporankepada GM
Setuju
Mendomunetasi hasilidentifikasi
START
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mengisi form identifikasipenanganan secara manual/mekanis
132
Lampiran 9b2: Flowchart Prosedur Pengangkutan Bahan
START
Petugas memeriksabahan yang akan
diangkut
Sesuai?
Petugas memeriksakekuatan alat angkut
Sesuai?
Petugas memeriksakembali keutuhanbahan yang akan
diangkut
Sesuai?
END
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Mengisi form pemeriksaanalat angkut
133
Lampiran 9b3: Flowchart Prosedur Penyimpanan Bahan
START
Petugas menelitikarakteristik bahan/
alat yang akandisimpan
Petugas menyiapkankebutuhan pengaman
Perlupenambahanpengamanan?
Petugas mengajukanpenambahan
pengaman pada P2K3
Petugas memeriksakembali bahan yang
akan disimpan
Petugas menyimpanbahan
END
Tidak
Ya
M engisi formpenyim panan bahan
134
Lampiran 9b4: Flowchart Prosedur Pembuangan Material
START
Petugas mendapatperintah untuk
membuang bahanyang tidak terpakai
Petugas P2K3memeriksa bahanyang akan dibuang
Memisahkan bahan yangdapat menimbulkan
pencemaran
Perlupenangananlebih lanjut?
Pembuangan bahanpada tempat
pembuangan yangtelah dipersiapkan
Petugas melakukanpenanganan khusus bagi
bahan yang dapatmenimbulkan pencemaran
END
Ya
Tidak
Mengisi formpembuangan bahan
135
Lampiran 9c1: Form Identifikasi Penanganan Secara Manual/Mekanis
No. ....-0014/.....-.....
IDENTIFIKASI PENANGANAN SECARA MANUAL/MEKANISNo. Material
yang
Digunakan
Penanganan
Manual /
Mekanis
Cara
Pemindahan
Petugas
Penguji
Jam
Pemakaian
Jam
Selesai
Kondisi Perbaikan
yang
diperlukan
Ket.
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
136
Lampiran 9c2: Form Pemeriksaan Alat Angkut
No. ....-0015/.....-.....
PEMERIKSAAN ALAT ANGKUTNo. Alat
Angkut
Petugas Kondisi Jam
Kerja
Jam
Selesai
Keterangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
137
Lampiran 9c3: Form Penyimpanan Bahan
No. ....-0016/.....-.....
PENYIMPANAN BAHANNo. Barang yang
disimpan
Kualitas
Barang
Petugas yang
bertanggung jawab
Lama
Penyimpanan
Keterangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
138
Lampiran 9c4: Form Pembuangan Bahan/Material
No. ....-0017/.....-.....
PEMBUANGAN BAHANNo. Bahan yang
dibuang
Jenisnya Jam Buang Petugas Keterangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
139
Lampiran 9c5: Form Identifikasi Bahan-Bahan Berbahaya
No. ....-0018/.....-.....
IDENTIFIKASI BAHAN-BAHAN BERBAHAYANama dari
Bahan Kimia
Jenisnya Tingkat
Bahaya
Pencegahan Penyimpanan Tempat Keterangan
Lawang, Lawang,
General Manager Ketua P2K3
140
Lampiran 10a: Prosedur Penanganan Catatan, Data dan laporan K3
PROSEDUR PENANGANAN CATATAN, DATA DAN LAPORAN K3
No. ...-0022/....-...
1. MAKSUD
Memahami penanganan catatan, data dan laporan K3.
2. TUJUAN
Perusahaan mengidentifikasi, mengumpulkan, mengarsipkan serta memelihara
cacatan, data dan laporan K3.
3. RUANG LINGKUP
Keseluruhan departemen dan bagian-bagian yang terkait dalam K3.
4. PROSEDUR
4.1.Catatan identifikasi, peninjauan ulang, pemeriksaan kecelakaan diperiksa
dan dipelihara.
4.2.Data-data K3 yang mengalami perubahan atau yang baru dikumpulkan,
dianalisa dan didokumentasikan.
4.3.Laporan K3 dibuat dan disebarluaskan di perusahaan agar pelaksaan K3
dapat terlaksana dengan baik dan benar.
4.4.Membuat suatu prosedur dalam mengeluarkan dan memperbaharui
cacatan, data dan laporan K3.
141
Lampiran 10b: Flowchart Prosedur Penjagaan Kerahasiaan Catatan
START
P2K3/Sekretaris K3
Menyimpan semuadokumen mengenai K3
P2K3/Sekretaris K3
Memisahkan antara yangrahasia dan yang tidak
P2K3/Sekretaris K3
Membuat formpeminjaman dokumen
END
142
Lampiran 11: Strategi Pelatihan K3
STRATEGI PELATIHAN
1. Melakukan analisa akan kebutuhan pelatihan.
2. Menyusun rencana pelatihan K3 bagi seluruh tingkatan dalam perusahaan.
3. Pelatihan yang diberikan mempertimbangkan tingkat keahlian dan
kemampuan dari karyawan.
4. Melaksanakan pelatihan keahlian khusus bagi pekerja yang mendapat tugas
khusus.
5. Pelatihan dilakukan oleh orang yang ahli K3.
6. Tersedianya fasilitas untuk mendukung pelatihan.
7. Pelaksanaan pelatihan berada di bawah tanggung jawab P2K3 dan
dilaksanakan oleh badan atau orang yang memadai dan terakreditasi menurut
perundangan yang berlaku.
8. Melaksanakan program pengenalan bagi pengunjung dan kontraktor.
9. Perusahaan menyiapkan sarana dan pra sarana yang menunjang pelaksanaan
pelatihan.
10. Melakukan Pendokumentasian pada setiap pelatihan.
11. Melakukan evaluasi pelatihan dan peninjauan ulang secara berkala.
Staff Manajemen dan Supervisor
Memegang peranan dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang
kewajiban hukum dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3.
143
Lampiran 11: Strategi Pelatihan (sambungan)
Pengunjung dan Mitra Kerja
Perusahaan wajib memberi penjelasan mengenai ketentuan/peraturan umum
Sistem Manajemen K3 di perusahaan.
Lawang, Lawang, Lawang,
Cinta Budiman__ Eni ___Pimpinan Perusahaan General Manager Ketua P2K3