8
LAPORAN ILMU BEDAH MULUT KEPANITERAAN RENCANA KERJA ODONTEKTOMI Disusun oleh: DHININTYA HYTA 10/298372/KG/8650 BAGIAN ILMU BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lap Kerja OD Ericka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

od

Citation preview

LAPORAN ILMU BEDAH MULUT KEPANITERAANRENCANA KERJA ODONTEKTOMI

Disusun oleh:

DHININTYA HYTA 10/298372/KG/8650

BAGIAN ILMU BEDAH MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

LAPORAN ILMU BEDAH MULUT KEPANITERAANRENCANA KERJA ODONTEKTOMI

Nama Pasien: Ericka Winda SNomor RM: 11-06-69Usia: 21 tahunJenis Kelamin: PerempuanOperator: Dhinintya HytaDosen Pembimbing: drg. Rahardjo, Sp.BM.

Pemeriksaan SubjektifCC: Pasien datang untuk mencabutkan gigi bungsu kanan bawahPI: Gigi tersebut sering sakit kumat-kumatan. Pasien pernah merasakan nyeri hingga demam, kemudian diobati dengan meminum Paracetamol. Nyeri gigi membuat pasien tidak bisa tidur nyenyak dan sempat meriang beberapa minggu lalu. Pada saat nyeri, gusi sekitar sering bengkak. Saat ini gigi tidak nyeri, dan tidak bengkak. PDH: a. Pasien pernah mencabutkan gigi geraham atas kanan tahun lalu.b. Pasien pernah membersihkan karang gigi 6 bulan lalu.PMH:a. Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.b. Tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan, maupun cuaca.c. Tidak sedang dalam perawatan dokter atau menjalani pengobatan dalam jangka panjang.FH: Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

Pemeriksaan ObjektifKesehatan Umum: BaikVital Signs:a. Tekanan Darah: 110/80 mmHgb. Nadi: 74 kali/menitc. Respirasi: 19 kali/menitd. Suhu: 36,7oCEkstra Oral: Dalam batas normalIntra Oral: Gigi 48 tumbuh sebagian, mahkota mesial sebagian terlihat, mahkota distal sebagian terlihata. Perkusi: -b. Palpasi: -

Pemeriksaan PenunjangHasil radiografi OPG menunjukkan lebar mesiodistal gigi 48 lebih kecil antara jarak ke distal gigi 47 dan ramus mandibula. Bagian tertinggi gigi 48 terletak setinggi garis oklusal. Posisi gigi tersebut mesio angular.

DiagnosisGigi 48 Impaksi Kelas I A Mesio Angular

Rencana Perawatan1. Odontektomi gigi 482. Medikasi 3. Kontrol

Gigi molar ketiga merupakan gigi yang tumbuh terakhir dan erupsinya sering terganggu. Pada kasus ini, mahkota gigi 48 hanya erupsi sebagian. Hasil radiografi OPG menunjukkan gigi 48 posisinya mesio angular dengan tidak cukup ruang untuk erupsi. Posisi gigi 48 berada pada distal gigi 47. Kurangnya ruang untuk erupsi menyebabkan gigi 48 harus diekstraksi melalui odontektomi. Pada tahapan rencana kerja odontektomi ini, hendaknya sebelum dilakukan odontektomi, pasien diberi informasi mengenai prosedur pembedahan, risiko komplikasi pasca pembedahan yang mungkin terjadi, efek apabila gigi tidak diekstraksi, serta biaya pencabutan. Pasien kemudian diminta mengisi dan menandatangani lembar informed consent.

Kondisi Gigi Sebelum Operasi

Jalannya Operasi1. AnestesiPasien dianestesi dengan Teknik Blok Anestesi Mandibula di sisi kanan dengan Lidokain sebanyak 1,5 cc untuk menganestesi Nervus Alveolaris Inferior. Kemudian, 0,5 cc untuk menganastesi Nervus Lingualis. Anestesi Nervus Buccalis dilakukan dengan menginsersi jarum pada lipatan mukobukal gigi 48, dengan mendeponirkan 0,5 cc larutan anestesi. Teknik Anestesi Blok Mandibula (N. Alveolaris Inferior)Jari telunjuk operator diletakkan di belakang gigi terakhir (gigi 48), lalu digeser ke lateral untuk meraba Linea Obliqua Eksterna, lalu digeser ke arah medial pada permukaan Linea Obliqua Interna. Jarum diinjeksikan dari arah kontra lateral antara gigi P1-P2 sejajar oklusal hingga mengenai tulang masukkan jarum hingga 2/3 nya. Kemudian dilakukan aspirasi, jika negatif, maka larutan anestesi dideponir 1,5 cc secara perlahan, lalu jarum ditarik hingga setengah panjang jarum, diaspirasi lagi, jika negatif dideponir 0,5 cc untuk menganestesi N. Lingualis.

2. Pembuatan Flap TriangularSebelum pembuatan flap dilakukan, raba bagian Linea Obliqua Interna dan Eksterna, lalu insisi dimulai dari bagian tengah antara Linea Obliqua Interna dan Eksterna disusuri dari distal gigi 48 hingga ke mesial, sepanjang garis servikal. Insisi menggunakan Scalpel Holder No. 15. Setelah flap dibuat hingga mengenai tulang, refleksikan dengan menggunakan raspatorium. Penggunaan raspatorium dilakukan pada sisi distal gigi 47, langsung dipegang kuat untuk refleksi tulang hingga benar-benar terlihat area operasi. Flap tipe triangular dipilih karena dapat menyediakan suplai darah yang baik untuk jaringan yang lebih distal, visualisasi area operasi luas, dan stabilisasi yang baik.

3. Pengurangan TulangPengurangan tulang dilakukan dengan menggunakan Round Metal Burr yang dipasangkan pada Low Speed Straight Handpiece. Pengurangan tulang dilakukan ketika akses dan visualisasi yang diperoleh melalui refleksi flap. Pengurangan tulang dilakukan hingga bifurkasi akar gigi terlihat agar terbentuk akses mengungkit gigi. Selama pengurangan tulang, disemprotkan air dari water syringe untuk mencegah terjadinya nekrosis tulang akibat panas yang ditimbulkan dari putaran bur. Bersamaan dengan water syringe, digunakan suction untuk menyedot air, sehingga tidak menggenang dan area operasi terlihat jelas. Pengurangan tulang tidak dilakukan di sebelah lingual untuk mencegah trauma N. Lingualis.

4. Pengeluaran Gigi dari SoketSetelah dilakukan pengurangan tulang dan bifurkasi gigi terlihat, gigi diungkit dengan menggunakan bein sehingga agak goyah. Setelah goyah, kemudian dilakukan split pada mahkota gigi 48. Split menggunakan Round dan Fissure Metal Burr yang dipasangkan pada Low Speed Straight Handpiece seperti pada pengurangan tulang. Penggunaan bein sulit dilakukan karena tidak memperoleh akses, sehingga dilakukan split pada mahkota gigi 48. Setelah di split, sebagian mahkota gigi 48 bagian mesial dapat terambil. Kemudian, untuk mengeluarkan sisa gigi 48 digunakan bein untuk kembali mengungkit gigi 48. Setelah gigi telah goyah, dapat menggunakan tang frontal rahang bawah untuk mengambil sisa gigi. Soket gigi lalu dibersihkan dan diirigasi.

5. SuturingFlap direposisi dengan melakukan suturing menggunakan benang silk hitam ukuran 3,0. Jahitan yang dilakukan adalah simple interupted sebanyak 3 jahitan pada mukosa bekas gigi 48 dan interdental gigi 47. Setelah semua prosedur tersebut selesai dilakukan, pasien diminta untuk menggigit tampon untuk membantu menghentikan pendarahan. Pasien diedukasi untuk tidak makan dan minum panas, tidak menghisap lidah, dan makan menggunakan sisi sebelah kiri, serta bekumur perlahan.

Pasien kemudian diberi medikasiR/ Paracetamol 500 mg No. XV analgesik untuk mengurangi nyeri s.3.d.d tab I p.c.R/ Amoxicillin 500 mg No. XV antibiotik untuk mencegah berkembangnya s.3.d.d tab I p.c. infeksi bakteriR/ Kalium diklofenak 50 mg No. XV antiinflamasi untuk mengurangi bengkak s.3.d.d tab I p.c.

Pasien diminta untuk kontrol 1 minggu kemudian untuk melepas jahitan. Pasien diedukasi untuk meminum Amoxicillin sebagai antibiotik sebanyak 3 kali sehari dan harus dihabiskan. Parasetamol dikonsumsi bila terasa sakit, dan Kalium diklofenak diminum untuk mengurangi radang dan bengkak setelah tindakan odontektomi.

Dosen pembimbing,Operator,

Drg. Rahardjo, Sp. BM.Dhinintya Hyta