Upload
firmanbangun
View
136
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIKUM BATUDOSEN:
1. Suselo Utoyo,ST .,MMT
2. Moh. Charits,ST
OLEH:
ARIFIN SALEH (1041320069)
SATRIA KUSUMAWARDANA (1041320010)
VICTORIO JOHAN OKI RAMADHAN
WIDIASTI DWITA RAHMADHANI (1041320052)
KELAS 1 – MRK 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
I. TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober - 5 November 2010
II. TEMA PRAKTIKUM
Pada praktikum ini mengambil tema “Praktek Batu”
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari praktikum ini antara lain, yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana prosedur yang benar tentang
pemasangan dinding hingga keramik.
2. Mahasiswa dapat memperhitungkan berapa banyak bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan per meter persegi.
IV. PERMASALAHAN
1. Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan dinding?
2. Bagaimana prosedur yang benar dalam proses pembuatan dinding?
3. Berapa jumlah bahan dalam pembuatan dinding tiap meter persegi?
V. ALAT DAN BAHAN
V.I. ALAT
Adapun alat-alat yang diperlukan dalam praktikum ini antar lain:
1. Sendok Spesi
Sendok spesi adalah alat yang digunakan untuk mengambil spesi dan meletakkan
spesi pada bidang yang akan diberi spesi, misal bata dan keramik. Sendok spesi
memilki wadah berbentuk sigitiga dengan panjang sama dengan panjang satu batu
bata, dengan handle seperti leher angsa. Spesi yang diambil dengan sendok ini
merupakan ukuran yang pas dengan spesi yang dibutuhkan dalam pemasangan
satu bata. Sisi sendok yang berbentuk segitiga dapat digunakan untuk mengukur
kelurusan pasangan bata. Selain itu, bila sendok ini digunakan untuk mengangkat
satu buah bata akan terasa lebih ringan daripada menggunakan sendok spesi biasa,
sebab momen gaya yang dihasilkan terpusat ditengah. Hal ini dikarenakan handle
sendok yang berbentuk leher angsa.
2. Ruskam
Ruskam adalah alat yang digunakan pada saat proses finishing. Bedasarkan bahan
pembuatnya, ruskam dibedakan menjadi ruskam kayu dan plat yang masing-
masing dibedakan pula penggunaannya. Ruskam kayu digunakan untuk finishing
lapisan ke-2, yaitu campuran kapur, pasir dan air. Sedangkan ruskam plat
digunakan untuk proses finishing lapisan ke-3 yang merupakan campuran air dan
kapur saja. Selain itu, juga dikenal ruskam penggores yang digunakan untuk
menggores atau meratakan spesi yang terlanjur memadat.
3. Penggaris siku
Alat ini digunakan dalam menentukan siku tidaknya suatu sisi, misal dalam
praktikum untuk menentukan siku area pemasangan bata. Alat ini memiliki
panjang sisi yang tidak sama.
4. Siku Besi
Alat ini digunakan untuk mengetahui sudut siku antara pasangan bata.
.
5. Line Bobin
Berbentu segitiga kecil, digunakan sebagai patokan dalam membuat garis
lurus/batasan antara pasangan bata, sehingga dinding menjadi lurus. Diperlukan
benang sebagai pasangan mutlak dalam penggunaan alat ini.
6. Unting-unting
Alat ini digunakan untuk menentukan tegak tidaknya suatu dinding. Berbentuk
seperti mata rudal dan dibutuhkan benang sebagi media penggantungnya.
7. Kuas
Alat ini digunakan untuk membersihkan sisa spesi yang terlanjur kering diantara
pasangan bata.
8. Kapur tulis
Digunakan untuk memberi tanda di lapangan.
9. Waterpass
Alat ini seperti penggaris, namun memiliki penujuk sifat datar, yaitu sebuah pipa
kecil dengan gelembung air. Alat ini dapat menentukan sifat datar horizontal dan
vertical.
10. Meteran Lipat
Alat ini merupakan pengukur panjang, namun dapat dilipat. Panjang alat ini
adalah 100 cm.
11. Meteran Roll
Alat ini merupakan pengukur panjang berupa roll yang panjangnya bervariasi.
Kelompok kami menggunakan meteran roll dengan panjang 5 meter.
12. Benang
Digunakan sebagi pasangan line bobbin untuk membatasi daerah pasangan bata
dan digunakan sebagai pasangan unting-unting untuk menentukan kedataran
bidang vertical.
13. Palu
Digunkan untuk menancapkan paku pada bidang atau membongkar pasangan
bata.
14. Timba
Digunakan sebagai wadah air atau sebagai penentu takaran dari campuran.
V.II. BAHAN
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini yaitu:
1. Pasir yang telah diayak sebelumnya
2. Bata. Mutu bata berbeda-beda tergantung dari produsen yang memproduksi.
Berikut beberapa ciri-ciri bata yang bermutu tinggi:
a. Bata yang masih baru tidak memiliki retak rambut.
b. Memiliki sudut presisi.
c. Warna bata coklat tua.
d. Suara yang dihasilakn bata nyaring apabila dipukul.
e. Apabila bata tersebut dijatuhkan, maka pecahannya berupa potongan bukan
serpihan. Potongan yang ditoleransi maksimal tiga potongan bata.
3. Kapur sebagai pengganti semen (pada penggunaan yang semestinya).
4. Air.
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PRAKTEK BATU
NO. TANGGAL JENIS KEGIATAN
1. 10 November 2008 a. Perkenalan alat penjelasan secara teori.
2. 11 November 2008 a. Persiapan alat dan bahan.
b. Memulai memasang rolak.
c. Memulai membuat susunan bata
d. Membersihkan dan menyimpan alat.
3. 12 November 2008 a. Persiapan alat dan bahan.
b. Meneruskan membuat susunan bata.
c. Menambah konstruksi dinding dengan pilar.
d. Membersihkan dan menyimpan alat.
4. 13 November 2008 a. Persiapan alat dan bahan.
b. Menyelesaikan membuat susunan bata.
c. Membersihkan dan menyimpan alat.
5. 14 November 2008 a. Penjelasan teori plesteran.
b. Persiapan alat dan bahan.
c. Membuat plesteran lapisan 1.
d. Membersihkan dan menyimpan alat.
6. 17 November 2008 a. Persiapan alat dan bahan.
b. Membuat plesteran lapisan 2.
c. Membersihkan dan menyimpan alat.
7 18 November 2008 a. Persiapan alat dan bahan.
b. Membuat plesteran lapisan 3.
c. Membersihkan dan menyimpan alat.
8. 19 November 2008 a. Penjelasan teori pemasangan keramik.
b. Persiapan alat dan bahan.
c. Memasang keramik dinding.
d. Membersihkan dan menyimpan alat.
9. 20 November 2008 a. Persiapan alat dan bahan.
b. Memasang keramik lantai.
c. Membersihkan dan menyiapkan alat.
10. 21 November 2008 a. Penjelasan teori dan persiapan alat.
b. Pembokaran konstruksi.
c. Pemcucian alat.
d. Membersihkan bahan yang masih bisa
dipergunakan lagi.
e. Menyimpan alat dan bahan.
f. Pembersihan lokasi.
g. Penutup.
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, terbagi menjadi beberapa tahapan yang masing-masing
memiliki aturan pembuatan dan fungsi masing-masing. Adapun tahapan-tahapan
tersebut yaitu:
a. Pemasangan rolak
Rolak adalah lapisan dasar dari susunan dinding yang tersusun dari bata dengan
posisi tegak pada sisi panjangnya. Rolak dibuat dengan susunan yang demikian
dimaksudkan agar momen yang didapat mampu ditahan lebih besar. Pada
praktikum ini menggunakan rolak sepanjang enam bata memanjang, yaitu kurang
lebih 12 bata disusun vertical pada sisi panjangnya. Ruang antar spesi yang
dijinkan adalah 0,8-1,2 cm. Jika lebih dari itu ditakutkan akan terjadi penyusutan
dikemudian hari.
Langkah kerja:
1. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan. Adapun alat yang dibutuhkan
antara lain sendok spesi, line bobbin, benang, waterpass, penggaris siku, tempat
adukan, kaleng.
2. Menyediakan bahan yang dibutuhkan, yaitu pasir kapur, dan bata. Pasir didapat
dengan mengayaknya terlebih dahulu.
3. Membuat adukan dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir + air secukupnya.
Pastikan adukan tidak terlalu encer atau padat.
4. Menentukan bidang yang akan dibuat rolak. Untuk membuat siku antar
pasangan rolak dapat menggunakan bantuan penggaris siku.
5 Menempatkan adukan pada tempat yang akan disusun rolak.
6. Membuat kepala pasangan, yaitu tiga buah bata yang diletakkan diujung acuan
dan pada siku.
7. Memasang line bobin yang telah diikatkan benang sebagai pengukur kelurusan
pasangan rolak pada ujung bata kepala pasangan.
8. Memasang satu persatu bata pada spesi yang telah tersedia pada jalur rolak.
Tiap pemasangan dua atau tiga bata diukur kedatarannya menggunakan
waterpass. Dalam pemasangan juga perlu diperhatikan kelurusan pasangan
bata.
9. Setelah selesai pemasangan rolak, perlu dicek kedatarannya antara sisi rolak.
b. Pemasangan dinding
Pada praktikum ini dinding yang dibuat adalah 12 lapis dengan 2 pilar pada
masing-masing ujung dinding. Pada dinding juga ditentukan besarnya ruang antar
spesi yang diijinkan, yaitu 0,8-1,2 cm, baik ruang vertical maupun ruang
horizontal.
Langkah kerja:
1. Rolak yang telah selesai dibuat kemudian dilanjutkan dengan memberikan
spesi pada bagian atas rolak yang kemudian akan digunakan untuk
pemasangan dinding lapis pertama.
2. Membuat dinding lapis pertama. Pilar lapis pertama ini tersusun dari satu bata
yang diposisikan memanjang searah dengan pasangan rolak dan sisi dalamnya
diisi dengan separuh bata.
3. Setiap 2 atau 3 pasangan bata diukur kedatarannya menggunakan waterpass.
Membuat dinding lapis kedua. Pada pembuatan pilar lapis kedua, bata disusun
memanjang searah pasangan rolak. Bata untuk dinding disusun dengan arah
memanjang sepanjang rolak.
4. Melanjutkan pembuatan dinding lapis 2 setelah pemasangan pilar pada lapis 2
yang langkahnya sama dengan pembuatan dinding lapis pertama.
5. Mengulang langkah 2, 3, 4, 5 dalam membuat pilar dan dinding pada lapisan
berikutnya hingga dinding lapis 12.
6. Setelah lapis 12 selesai, pada permukaan atas lapis ini tetap harus dilapisi
spesi, juga harus diukur kedatarannya menggunakan waterpass.
c. Lapisan 1
Setelah dinding dengan 12 lapis bata selesai, barulah kemudian membuat lapisan
permukaan dinding 1. Lapisan permukaan ini memiliki tebal kurang dari atau
samam dengan 0,5 cm. Fungsi lapisan ini adalah sebagai lapisan paling dasar
sebelum proses finishing. Namun apabila tidak melalui proses finishing, lapisan
ini berfungsi sebagai perekat dari spesi keramik ke dinding.
Langkah kerja:
1. Membuat adukan dengan perbandingan 1 kapur : 2 pasir + air secukupnya.
Pastikan adukan tidak terlalu encer juga tidak terlalu padat.
2. Setelah adukan selesai, sedikit demi sedikit spesi ditaburkan pada dinding
dengan tebal lapisan maksimal 0,5 cm.
3. Lapisan 1 ini dibuat seluas ¾ dari luas permukaan dinding.
4. Menunggu hingga kering lapisan 1 sebelum kemudian dilanjutkan dengan
lapisan 2.
d. Lapisan 2
Setelah lapisan 1 selesai, berikutnya membuat lapisan 2. Lapisan ini dibuat lebih
halus dari lapisan 1. Lapisan ini berfungsi sebagai dasar dari lapis 3 (finishing).
Tebal lapisan ini diijin,kan hingga 1 cm. Jika lebih dari itu dimungkinkn akan
terjadi retakan (retak rambut). Dalam mengerjakan lapisan 2 ini diperlukan
bantuan ruskam kayu untuk menempelkan dan meratakan spesi pada permukaan
lapis1 dan tongkat aluminium untuk meratakan ketebalan permukaan dengan
kepala pasangan sebagai acuan..
Langkah kerja:
1. Membuat adukan dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir + air. Pastikan
adukan tidak terlalu encer juga tidak terlalu padat.
2. Mengambil spesi dengan sendok spesi kemudian memindahkannya pada
ruskam kayu.
3. Lapisan ini dibuat seluas ½ kali luas dinding.
4. Membuat kepala pasangan sebagai acuan tebalnya permukaan.
5. Meratakan spesi dengan ruskam kayu hingga setengah permukaan dinding.
6. Setelah permukaan tertutupi spesi, dengan menggunakan plat aluminium,
kemudian diratakan permukaan tersebut dengan kepala pasangan sebagai
acuan ketebalan permukaan.
7. Menunggu lapisan 2 hingga benar-benar kering untuk kemudian dilakukan
proses finishing/ acian.
e. Lapisan 3
Setelah lapisan 2 selesai, baru kemudian dilanjutkan dengan lapisan 3 atau yang
sering disebut acian. Lapisan ini berfungsi sebagai finishing. Ketebalan lapisan ini
diijinkan hingga 0,5 cm. Dalam mengerjakan acian diperlukan ruskam plat
sebagai alat untuk meratakan acian.
Langkah kerja:
1. Membuat adukan, yaitu campuran kapur dan air saja. Pastikan adukan ini
tidak terlalu encer dan juga tidak terlalu padat.
2. Mengambil adukan, kemudian menaruhnya pada ruskam plat untuk kemudian
diratakan pada lapisan 2.
3. Lapisan ini dibuat dengan luas ½ luas lapisan 2.
4. Dalam meratakan dari arah bawah ke atas.
5. Menunggu acian hingga kering
f. Pemasangan keramik dinding
Keramik dinding sebenarnya dipasang sesaat setelah lapisan 1 selesai. Namun,
karena pada praktikum ini mahasiswa dituntut untuk mengerti tentang lapisan
yang ada pada dinding, maka lapisan 2 dan 3 dibongkar. Hal ini bertujuan agar
lapisan 1 terlihat untuk kemudian dipasang keramik dinding. Keramik yang
digunakan memiliki ukran 20 x 25 cm.
Langkah kerja:
1. Membuat adukan dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir + air.
2. Menentukan batasan untuk keramik dengan menggunakan paku dan benang.
3. Meletakkan spesi pada bagian belakang keramik.
4. Menempelkan keramik pada dindng.
5. Setiap pemasangan 1 atau 2 keramik, diukur kedatarannya dengan waterpass..
g. Pemasangan keramik lantai
Prinsip pemasangan keramik lantai sebenarnya sama dengan keramik dinding,
hanya saja bidang yang yang disediakan mendatar. Keramik yang digunakan
memiliki ukuran 30 x 30 cm.
Langkah kerja:
1. Membuat adukan dengan perbandingan 1 kapur + 4 pasir + air.
2. Menentukan batasan untuk keramik meggunakan paku dan benang.
3. Meletakkan spesi pada bagian belakang keramik
4. Menempelkan keramik pada lantai
5. Setiap pemasangan 1 atau 2 keramik diukur kedatarannya dengan waterpass.
V.II. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan data ditarik kesimpulan sebagi berikut:
1.
DAFTAR PUSTAKA