23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia banyak dijumpai jalan untuk kendaraan bermotor yang bergelombang atau tidak bergelombang. Hal itu disebabkan oleh beda tinggi yang tidak rata yang mengakibatkan jalan tersebut tidak sempurna. Dalam ilmu keprofesian di Teknik Sipil kita akan membahas tentang ilmu Ukur Tanah dimana kita dapat mengetahui letak kemiringan atau kedataran suatu tanah tersebut. Memang tidak menutup kemungkinan faktor eksternal yang menyebabkan tanah atau jalanan tidak rata salah satunya ialah tanah atau jalan tersebut sering dilalui oleh truk-truk besar. Truk besar yang membawa muatan tersebut secara tidak langsung akan memberikan beban kepada tanah yang tidak direspon balik oleh beda tinggi tersebut yang menyebabkan tidak ratanya tanah dan bisa juga bergelombang. Dalam pelajaran ilmu ukur tanah ini kita akan membahas tentang kedataran tanah dan kemiringannya dan juga mengerti gambar dari beda tinggi tersebut. Dari berbagai masalah yang ada kita dapat memahami dan belajar tentang beda tinggi dalam ilmu ukur tanah ini. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana cara untuk mengetahui letak kedataran suatu tanah. 1

Laporan iut baru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan iut baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia banyak dijumpai jalan untuk kendaraan bermotor yang bergelombang

atau tidak bergelombang. Hal itu disebabkan oleh beda tinggi yang tidak rata yang

mengakibatkan jalan tersebut tidak sempurna. Dalam ilmu keprofesian di Teknik Sipil

kita akan membahas tentang ilmu Ukur Tanah dimana kita dapat mengetahui letak

kemiringan atau kedataran suatu tanah tersebut. Memang tidak menutup kemungkinan

faktor eksternal yang menyebabkan tanah atau jalanan tidak rata salah satunya ialah

tanah atau jalan tersebut sering dilalui oleh truk-truk besar.

Truk besar yang membawa muatan tersebut secara tidak langsung akan memberikan

beban kepada tanah yang tidak direspon balik oleh beda tinggi tersebut yang

menyebabkan tidak ratanya tanah dan bisa juga bergelombang. Dalam pelajaran ilmu

ukur tanah ini kita akan membahas tentang kedataran tanah dan kemiringannya dan juga

mengerti gambar dari beda tinggi tersebut. Dari berbagai masalah yang ada kita dapat

memahami dan belajar tentang beda tinggi dalam ilmu ukur tanah ini.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara untuk mengetahui letak kedataran suatu tanah.

b. Bagaimana cara menggunakan alat praktek ilmu ukur tanah memanjang dan

melintang.

c. Apa fungsi dari alat praktikum yang digunakan untuk praktikum memanjang dan

melintang

1.3 Tujuan Praktikum

a. Mahasiswa dapat mengetahui letak kedataran tanah dan kemiringannya.

b. Mahasiswa bisa mengukur tanah menggunakan alat praktek.

c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat praktek tersebut.

1

Page 2: Laporan iut baru

1.4 Manfaat Paraktikum

Materi Ilmu Ukur Tanah sangat bermanfaat untuk mengetahui letak kedataran dan

kemiringan tanah. Karena tanah merupakan dasar tempat untuk terbuatnya jalan raya. Jika

kita tidak mengetahui kedataran tanah maka jalan yang akan kita buat tidak sesuai dengan

yang diinginkan. Selain dapat mengetahui letak dasar tanah kita juga menggunakan alat

ukur tanah, seperti contoh : waterpass, tripod, baak ukur dsb. Dari praktikum tersebut kita

bisa menentukan letak kedataran dan kemiringan suatu tanah.

1.5 Lokasi Pengukuran

Gambar 1.1. Lokasi praktikum

2

Page 3: Laporan iut baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran waterpass ini dimaksudkan untuk menentukan tinggi suatu titik dengan cara melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik, sehingga satu diantara dua titik tersebut harus diketahui tingginya. Untuk mendapatkan beda tinggi antara dua titik A dan B dapat dilakukan dengan cara menempatkan rambu ukur atau bak ukur di atas titik A dan B, sehingga dengan pertolongan garis bidik suatu waterpass akan diperoleh bacaan rambu di titik A dan B yang masing-masing a dan b. Waterpass juga bisa digunakan untuk mengukur jarak dengan cara mengetahui Benang atas rambu ukur dikurangi Benang bawah rambu ukur yang kemudian dari hasil pengurangan tersebut dikalikan 100.

2.1. Pngukuran waterpass dengan metode memanjang

Gambar 2.1. Pengukuran waterpass cara memanjang

Dalam pengukuran waterpass memanjang kita dapat mengetahui kebenarannya nilai

benang tengah dengan cara :

Benang tengah = Benang atas + Benang bawah

2

Dan dalam mencari jarak dapat menggunakan rumus :

Jarak = (Benang atas – Benang bawah) x 100

Beda tinggi yang dicari bisa didapatkan dengan cara :

Beda tinggi = Benang tengah belakang – Benang tengah muka

3

Page 4: Laporan iut baru

Lalu untuk rata-rata beda tinggi dapat diperoleh dengan :

Rata-rata beda tinggi = Beda Tinggi pergi + Beda Tinggi pulang

2

Dalam menentukan rata-rata beda tinggi tanda minus (-) dimutlakkan, lalu pada

hasilnya tanda akan mengikuti beda tinggi pergi. Misal pada beda tinggi untuk pergi,

menunjukkan plus (+), maka hasil dari rata-rata beda tinggi akan mengikuti (+) juga.

Dalam menentukan elevasi, pertama-tama harus mengetahui elevasi awal yang

biasanya sudah ditentukan dari awal, lalu elevasi awal tersebut ditambahkan dengan

rata-rata beda tingginya jika (+), dan jika (-) akan dikurangi dengan beda tingginya.

Lalu hasil dari elevasi awal dengan patok awal tersebut didapat, hasil tersebut

ditambahkan atau dikurangi dengan patok selanjutnya. Begitu pula seterusnya.

2.2. Pengukuran Waterpass dengan metode Melintang

Dalam mencari benang tengah dan jarak dalam waterpass melintang, cara yang

dilakukan sama dengan waterpass memanjang, yaitu :

Benang tengah = Benang atas + Benang bawah

2

Jarak = (Benang atas – Benang bawah)x 100\

4

Page 5: Laporan iut baru

jika mencari beda tinggi, hal pertama yang perlu diketahui adalah tinggi pesawat,

yaitu jarak dari waterpass sampai kepatok. Sehingga dapat diperoleh rumus :

Beda tinggi = Tinggi pesawat – Benang tengah

untuk masing-masing titik.Dan untuk mencari elevasi, dapat dicari dari elevasi

masing-masing titik pada tabel data waterpass memanjang. Lalu ditambahkan atau

dikurangi dengan beda tingginya sesuai dengan tanda pada beda tingginya. Jika beda

tinggi (+), maka ditambahkan, dan jika beda tinggi (-), maka dikurangkan.

5

Page 6: Laporan iut baru

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Peralatan yang diperlukan

FUNGSI ALAT-ALAT PRAKTEK ILMU UKUR TANAH

1. WATERPASFungsi : Berfungsi sebagai mengukur beda tinggi antar titik maupun object existing.

Gambar 3.1 waterpas

2. STATIF / TRIPOTFungsi : Berfungsi sebagai kaki dari alat waterpas.

6

Page 7: Laporan iut baru

Gambar 3.2. STATIF / TRIPOT

3. BAK UKURFungsi : Target bacaan dari alat Thedolite manual atau waterpass yang dibaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah

Gambar 3.3. BAK UKUR

4. ROL METERFungsi : Sebagai alat pengukur objek.

Gambar 3.4. ROL METER

5. PAYUNGFungsi : Sebagai pelindung dari panas matahari bagi pengukur dan menghalangi cahaya matahari sampai ke optik waterpas.

7

Page 8: Laporan iut baru

Gambar 3.5. PAYUNG

6. BUKU UKURFungsi : Untuk mencatat semua hasil pengukuran yang telah diambil dari praktek Ukur Tanah

Gambar3.6. BUKU UKUR

7. ALAT TULISFungsi : Sebagai alat untuk menulis semua hasil praktek Ukur tanah

Gambar 3.7. ALAT TULIS

4.2. Langkah kerja

- Pengukuran waterpass memanjang pergi-pulang

Pemasangan patok dan pengukuran :

a. Tempatkan waterpass diatas patok A.

b. Lalu sentering, bahwa alat tepat diatas patok A.

c. Gelembung nivo ketengahkan.

d. Ukur tinggi alat diatas patok.

e. Bidik bak ukur pada titik dari titik akhir kelompok sebelumnya dan titik 1.

f. Baca benang atas, benang tengah, dan benang bawah.

g. Hitung jarak dari alat ke bak ukur.

h. Lakukan hal yang sama (e, f, g) pada setiap titik.

i. Ini pada patok A, untuk pengukuran pada patok B, maka alat bisa dipindahkan pada

patok B.

8

Page 9: Laporan iut baru

j. Untuk patok-patok elanjutnya bisa dilakukan seperti urut-urutan diatas.

Gambar 3.8. Pengukuran waterpass cara memanjang

- Pengukuran waterpass melintang

Pemasangan patok dan pengukuran :

a. Tempatkan alat pada titik 1.

b. Lakukan sentering.

c. Atur nivo supaya berada tepat ditengah.

d. Ukur tinggi alat diatas titik.

e. Bidik bak ukur diatas titik a1.

f. Baca benang atas, benang tengah, dan benang bawahnya.

g. Hitung jarak optis dari alat ke bak ukur.

h. Lakukan hal yang sama (e, f, g) pada titik b, c, d, e, dan seterusnya.

i. Demikian juga pada titik 2 dan seterusnya, lakukan seperti langkah-langkah

sebelumnya.

9

Page 10: Laporan iut baru

Gambar 3.9. Pengukuran waterpass cara melintang

10

Page 11: Laporan iut baru

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Menghitung hasil pengukuran waterpass memanjang

Waterpass memanjang, bacaan pergi

11

Page 12: Laporan iut baru

Waterpas memanjang, bacaan pulang

12

Page 13: Laporan iut baru

Dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, dapat kita ketahui kebenaran pengukuran Waterpass.

Sebagai contoh, perhatikan pada tabel Memanjang bacaan Pergi

Cek kebenaran benang tengah

Patok A pada titik (0) menunjukkan bahwa

benang atas = 1,410

benang bawah = 1,312

benang tengah = 1,361

dengan rumus

, maka

hasilnnya adalah 1,361 berarti pengukuran sudah benar.

Menghitung Jarak

Untuk mengetahui jarak dari patok (A) ke (0) dengan cara

, maka

(1,410 – 1,312) 100 = 9,8 meter ,

jadi jaraknya adalah 9,8 meter

Menghitung beda tinggi

Untuk mengetahui beda tinggi antara (0) dengan (1) pada patok (A) dengan rumus

benang tengah belakang – benang tengah muka, artinya

Benang tengah titik (0) – benang tengah titik (1) , maka

1,361 – 1,320 = 0,041 jadi beda tingginya adalah 0,041.

Pada penghitungan memanjang pulang juga menggunakan rumus yang sama.

Menghitung beda tinggi rata-rata

13

Page 14: Laporan iut baru

Untuk mengetahui beda tinggi rata-rata pada patok (A) dilakukan dengan cara berikut

, jadi

= 0,042 , maka beda tinggi rata-ratanya adalah 0,042.

Menghitung Elevasi

Untuk mencari elevasi setiap titik dilakukan dengan cara menjumlahkan elevasi titik yang telah ditentukan dengan rata-rata beda tinggi patok.

Misalnya pada titik (1),

Elevasi titik (0) menunjukkan 5,9

Rata-rata beda tinggi patok (A) menunjukkan 0,042 , maka elevasi titik (1) adalah

Elevasi titik (1) = Elevasi titik (0) + rata-rata beda tinggi patok (A)

= 5,9 + 0,042

Jadi elevasinya adalah 5,942

Semua metode perhitungan tersebut terus dilakukan pada titik-titik yang lain.

14

Page 15: Laporan iut baru

4.2 Menghitung hasil pengukuran waterpass melintang

TITIK A

JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MELINTANG / CROSS DI UKUR OLEH : KELOMPOK 7

LOKASI : JALAN MANYAR ALAT UKUR : WATERPASS

TANGGAL : 8 NOPEMBER 2010 NO. SERI :T. ALAT TINGGI YANG

DI BIDIK

PEMBACAAN BAAK UKUR JARAK D BEDA

ELEVASI

PERMUKAAN AIRBELAKANG MUKA

TINGGI ELEVASITENGAH

ATAS TENGAH

ATAS (m) TINGGI

BAWAH BAWAH

a1 10391105

13,2 0,011 5,9535 973

b1 10461103

11,4 0,004 5,9465 989

c1 10561112

11,2 -0,006 5,9365 1000

d1 10521079

5,4 -0,002 5,9404 1025

TITIK A

5,9425

1050

i2

1053

0,6 -0,003 5,9395

h2

10431053

2 0,007 5,9495 1033

g2

10441055

2,2 0,006 5,9485 1033

f2

21402152

2,4 -1,09 4,8525 2128

e2

29352960

5 -1,885 4,0575 2910

d2

21422179

7,4 -1,092 4,8505 2105

c2

10451083

7,6 0,005 5,9475 1007

b2

10581098

8 -0,008 5,9345 1018

a2

10551106

10,2 -0,005 5,9375 1004

Dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, dapat kita ketahui kebenaran pengukuran Waterpass memanjang.

15

Page 16: Laporan iut baru

Sebagai contoh, perhatikan pada tabel Memanjang

Cek kebenaran benang tengah

Titik A pada (a1) menunjukkan bahwa

benang atas = 1105

benang bawah = 973

benang tengah = 1039

dengan rumus

, maka

hasilnnya adalah 1039 berarti pengukuran sudah benar.

Menghitung Jarak

Untuk mengetahui jarak dari titik (A) ke (a1) dengan cara

, maka

(1105 – 973) 100 = 13,2 meter , jadi jaraknya adalah 13,2 meter.

Menghitung beda tinggi

Untuk mengetahui beda tinggi antara titik (A) dan (a1) dengan rumus

Tinggi alat – benang tengah muka, artinya

tinggi alat di titik (A) – benang tengah titik (a1) , maka

1050 – 1039 = 0,011 jadi beda tingginya adalah 0,011.

Menghitung Elevasi

Untuk mengetahui elevasi di titik (A) dengan cara berikut

Elevasi titik + beda tinggi yang dibidik, berarti

Elevasi titik (A) + Beda tinggi titik(A) dengan(a1)

5,9425 + 0,011 = 5,9535, jadi elevasinya diketahui sebesar 5,9535.

Semua metode perhitungan tersebut terus dilakukan pada titik-titik yang lain.

16

Page 17: Laporan iut baru

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya Ilmu Ukur Tanah 1 Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan alat

ukur survey waterpass dan Theodolith serta bisa menghitung dan menggambar hasil

survey waterpass melintang. Dan untuk bisa digunakan dalam hal pekerjaan nyata. Serta

dapat mahir menggunakan waterpass, membuat kerangka peta dan membuat survey

dengan rumusan. Melaksanakan pengukuran penampang memanjang dan

melintang/saluran serta menggambar hasil pengukuran.

Hasil bacaan memanjang :

Elevasi di titik 0 : + 5,9

Elevasi di titik 1 : + 5,9425

Elevasi di titik 2 : + 5,9535

Elevasi di titik 3 : + 5,974

Elevasi di titik 4 : + 6,0105

Elevasi di titik 5 : + 6,038

Elevasi di titik 6 : + 6,082

Hasil bacaan melintang :

Elevasi di titik 1 (a1) : + 5,9535

Elevasi di titik 1 (b1) : + 5,9465

Elevasi di titik 1 (c1) : + 5,9365

Elevasi di titik 1 (d1) : + 5,9404

Elevasi di titik 1 (i2) : + 5,9395

Elevasi di titik 1 (h2) : + 5, 9495

17

Page 18: Laporan iut baru

Elevasi di titik 1 (g2) : + 5, 9485

Elevasi di titik 1 (f2) : + 4, 8525

Elevasi di titik 1 (e2) : + 4, 0575

Elevasi di titik 1 (d2) : + 4, 8505

Elevasi di titik 1 (c2) : + 5, 9475

Elevasi di titik 1 (b2) : + 5, 9345

Elevasi di titik 1 (a2) : + 5, 9375

Untuk Elevasi di titik 2, 3, 4, 5, 6 sesuai pada lampiran di pengukuran waterpass

dengan cara melintang.

Untuk mencari perhitungan lebar jalan dapat dicari menggunakan rumus :

c1 + i2

Jadi,

hasil perhitungan lebar jalan di titik 1 = 11,8

hasil perhitungan lebar jalan di titik 2 = 11,2

hasil perhitungan lebar jalan di titik 3 = 11,0

hasil perhitungan lebar jalan di titik 4 = 11,2

hasil perhitungan lebar jalan di titik 5 = 11,2

hasil perhitungan lebar jalan di titik 6 = 12,0

Untuk mencari perhitungan lebar sungai dapat dicari menggunakan rumus :

18

Page 19: Laporan iut baru

c2 - g2

jadi,

hasil perhitungan lebar sungai di titik 1 = 5,4

hasil perhitungan lebar sungai di titik 2 = 5,8

hasil perhitungan lebar sungai di titik 3 = 5,4

hasil perhitungan lebar sungai di titik 4 = 5,4

hasil perhitungan lebar sungai di titik 5 = 5,2

hasil perhitungan lebar sungai di titik 6 = 5,2

5.2 Saran

Pastikan alat-alat seperti Waterpass, bak ukur, meteran, dan peralatan lainnya sudah

diperiksa serta layak pakai untuk kelancaran pengukuran.

Lakukan tahapan-tahapan sesuai instruksi yang benar.

Lakukan pengukuran dengan teliti untuk menghindari kesalahan.

Gunakan waktu secara efektif

Jaga keselamatan dan kondisi tubuh masing-masing individu.

Jagalah peralatan agar tetap dalam kondisi baik.

Saling berkoordinasi antar anggota kelompok untuk saling bekerjasama dalam

pelaksanaan pengukuran.

19