Laporan Kasus Anemia SOS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    1/25

    1

    BAB 1

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1. Latar Belakang

    Sepsis adalah penyakit sistemik yang dicetuskan oleh infeksi bakteri atau jamur ditandai dengan beberapa hal meliputi bukti infeksi pada pasien, demam

    atau hipertermi, leukositosis atau leukopenia, takikardia dan takipnea. Berbagai

    definisi tentang sepsis, namun definisi yang digunakan saat ini di klinik adalah

    definisi yang ditetapkan dalam consensus American College of Chest Physiciandan Society of Critical Care Medicine pada tahun 1! yang mendefnisikan

    sepsis sebagai sindrom respons inflamasi sistemik "systemic inflammatory

    response syndrome#S$%S&, sepsis berat dan syok#renjatan sepsis.1

    Sepsis masih merupakan penyebab kematian utama pada kasus kritis di

     berbagai penjuru dunia.'ingginya kejadian dan problema infeksi yang biasanyadikaitkan dengan keadaan negara berkembang atau tempat dengan higienitaskurang, ternyata tidak seluruhnya benar. (ata dari Center for (isease Control

    "C(C& menunjukkan bah)a insiden sepsis meningkat *+,- setiap tahun, dari

    1/.000 kasus "+ per 100.000 populasi& pada tahun 1 menjadi 0.000 kasus"!/0 kasus per 100.000 populasi& pada tahun !000. Sepsis merupakan penyebab

    kematian nomor 11 dari seluruh penyebab kematian.!

    2eadaan sepsis berat sering terjadi dan bisa berakibat fatal. Seperti penelitian

    yang dilakukan di Amerika Serikat jumlah penderita sepsis berat yang dira)atmeningkat dari 1/ dari 100.000 pasien pada tahun !000 menjadi / dari

    100.000 pasien pada tahun !00 dengan peningkatan ratarata 1,3- setiap tahun.

    Sepanjang tahun !0004!00 peningkatan kejadian sepsis berat cukup konsistendan angka kematian tidak berbeda pada penderita laki4laki dan perempuan oleh

    karena itu dapat disimpulkan kematian akibat sepsis berat tidak bergantung

    dengan jenis kelamin penderita. Peningkatan kejadian sepsis berat terjadi pada pasien berumur tua "53 tahun&. 'etapi data epidemologi sepsis berat masih

    sangat terbatas di negara berkembang.

    1.2. Definisi dan Etiologi

    Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi dimana patogenatau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi akti6asi proses

    inflamasi. Berbagai definisi sepsis telah diajukan, namun definisi yang saat ini

    digunakan di klinik adalah definisi yang ditetapkan dalam consensus  American

    College of Chest Physician dan Society of Critical Care Medicine pada tahun 1!yang mendefinisikan sepsis, sindroma respon inflamasi sistemik " systemic

    inflammatory response syndrome # S$%S&, sepsis berat, dan syok#renjatan septik.1

    Pada tahun 1!, menurut The American College of Chest Physician (ACCP)

    and The Society for Critical Care Medicine (SCCM) Consensus Conference on

    Standardized Definitions of Sepsis, telah mempublikasikan suatu konsensus dengan

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    2/25

    2

    definisi baru dan kriteria diagnosis untuk sepsis dan keadaan4 keadaan yang berkaitan

    dan menetapkan kriteria Systemic Inflammatory Response Syndrome "S$%S&, sepsis

     berat dan syok sepsis diba)ah ini74 Bakteremia 7 adanya bakteri dalam darah, yang dibuktikan dengan kultur darah

     positif.

    4 SIS 7 respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih keadaan berikut 7

    1. Suhu 5 +8C atau 9 8C

    !. Taiardia ":% 5 0 kali#menit&

    . Taipneu "%% 5 !0 kali#menit& atau PaC;! 9 ! mm:g/.

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    3/25

    3

    2ejadian sepsis dan angka kematian meningkat pada penderita usia lanjut dan sudah

    adanya komorbiditas sebelumnya. Meningkatnya insiden sepsis berat di Amerika

    Serikat disebabkan oleh usia penduduk, meningkatnya pasien usia lanjutmenyebabkan meningkatnya pasien dengan penyakit kronis, dan juga akibat

     berkembangnya sepsis pada pasien A$(S. Meluasnya penggunaan obat antimikroba,

    obat imunosupresif, pemakaian kateter jangka panjang dan 6entilasi mekanik juga berperan. $nfeksi bakteri in6asif adalah penyebab kematian yang paling sering di

    seluruh dunia, terutama pada kalangan anak4anak.

    Setiap tahunnya sekitar 30.000 kasus sepsis berlanjut menjadi sepsis berat atau

    syok septik di Amerika Serikat. Sepsis dapat menyebabkan kematian akibat miokardakut infark, syok septik dan komplikasi sepsis yang paling umum terjadi merupakan

     penyebab kematian di unit pera)atan intensif noncoronary. 'erjadinya syok septik 

    akan meningkat jika dokter melakukan tindakan operasi yang lebih agresif, organisme

    yang ada semakin resisten, dan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit dan penggunaan obat imunosuppresan. (istrubusi sepsis proporsional atau sebanding

    menurut jenis kelamin. Studi terbaru menunjukkan bah)a Amerika Afrika memilikiinsiden yang lebih tinggi dari sepsis berat dibandingkan kulit putih " banding , per 

    1000 penduduk& dan angka kematian yang tinggi di ?P$ "!.1-&.

    1.*. +aktor isiko

    Sepsis tentunya tidak dapat hanya berdiri sendiri tanpa adanya hubungan

    dengan kondisi medis lainnya seperti perforasi jaringan, pasien immune

    compromised , rupture intraabdominal atau struktur pel6is dan gangguan lainnya yangdapat menyebabkan terbukanya jalan masuk mikroorganisme pathogen ke dalam

     pembuluh darah. Sepsis maupun shock sepsis juga dapat dihubungkan denga kontak 

    mikroba secara langsung ke dalam pembuluh darah melalui infuse intra6ena.Bakterimia juga dapat berasal dari bakteriuria "urosepsis& hasil komplikasi dari

    sistitis, sepsis juga dapat disebabkan olehi infeksi pneumococcus pada pasien dengan

    gangguan atau tanpa gangguan spleen.+

    1.,. Patogenesis

    Sepsis umumnya dimulai dengan infeksi lokal, dimana bakteri masuk kedalamaliran darah secara langsung menyebabkan bakteremia atau bisa juga berproliferasi

    secara lokal dan melepaskan toksin kedalam aliran darah. 'oksin ini bisa muncul dari

    komponen struktur bakteri " contohnya, endotoksin, teichoic acid antigen& atau bisa

     juga sebagai eksotoksin dimana protein4protein disintesa dan dilepaskan oleh bakteri.@ndotoksin yang dimaksud adalah lipopolisakarida "

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    4/25

    4

     polimer yang tersusun dari /43 monosakarida, salah satu ujung dari rantainya terpapar 

     pada permukaaan bakteri, ujung lainnya berikatan dengan core. Core  berikatan

    dengan lipid A.

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    5/25

    5

    1.-. e/ala Klinis

    Manifestasi dari respon sepsis biasanya ditekankan pada gejala dan tanda4

    tanda penyakit yang mendasarinya dan infeksi primer. 'ingkat di mana tanda dangejala berkembang mungkin berbeda dari pasien dan pasien lainnya, dan gejala pada

    setiap pasien sangat ber6ariasi. Sebagai contoh, beberapa pasien dengan sepsis adalah

    normo4atau hipotermia, tidak ada demam paling sering terjadi pada neonatus, pada

     pasien lansia, dan pada orang dengan uremia atau alkoholisme.

    Pasien dalam fase a)al sepsis sering mengalami cemas, demam, takikardi,

    dan takipnea "(asenbrook E Merlo, !00+&. 'anda4tanda dari sepsis sangat ber6ariasi.

    Berdasarkan studi, demam "0-&, syok "/0-&, hipotermia "/-&, ruammakulopapular, petekie, nodular, 6esikular dengan nekrosis sentral "0- dengan

    meningococcemia&, dan artritis "+-&. (emam terjadi pada 90- dari bayi diba)ah

     bulan dan pada orang de)asa diatas 3 tahun. $nfeksi menjadi keluhan utama pada pasien. Perubahan status mental yang tidak dapat dijelaskan juga merupakan tanda

    dan gejala pada sepsis. Adanya tanda dan gejala disseminated intra'ascular 

    coagulation "($C& meningkatkankan angka mortalitas.11

    Pada sepsis berat muncul dampak dari penurunan perfusi mempengaruhi

    setidaknya satu organ dengan gangguan kesadaran, hipoksemia "P;! 93 mm:g&,

     peningkatan laktat plasma, atau oliguria "F0 ml # jam meskipun sudah diberikan

    cairan&. Sekitar satu perempat dari pasien mengalami sindrom gangguan pernapasanakut "A%(S& dengan infiltrat paru bilateral, hipoksemia "P;! 90 mm:g, i;!

    50,/&, dan kapiler paru tekanan 91+ mm:g .Pada syok septik terjadi hipoperfusi

    organ.1!

    1.0. Diagnosa Banding

    Ada beberapa penyakit yang dapat dijadikan diagnose banding untuk penyakit dengan

    sepsis seperti uraian diba)ah ini 71

    • Acute Pancreatitis

    • (iabetic 2etoacidosis

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    6/25

    6

    • Pulmonary @mbolism

    • ?pper astrointestinal Bleeding

    1.. Diagnosa

    (iagnosa untuk sepsis ditegakkan menurut The American College of Chest 

     Physician (ACCP) and The Society for Critical Care Medicine (SCCM) Consensus

    Conference on Standardized Definitions of Sepsis **+ , yang telah mempublikasikansuatu konsensus dengan definisi baru dan kriteria diagnosis untuk sepsis dan keadaan4

    keadaan yang berkaitan dan menetapkan kriteria Systemic Inflammatory Response

    Syndrome "S$%S&, sepsis berat dan syok sepsis diba)ah ini7 1,/

    4 Bakteremia 7 adanya bakteri dalam darah, yang dibuktikan dengan kultur darah positif.

    4 SIS 7 respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih keadaan berikut 7

    1. Suhu 5 +8C atau 9 8C

    !. Taiardia ":% 5 0 kali#menit&

    . Taipneu "%% 5 !0 kali#menit& atau PaC;! 9 ! mm:g/.

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    7/25

    7

      (isfungsi Sistem Saraf Pusat

      agal Hantung

    2ematian

    1.13Penatalaksanaan

    1. Stabilisasi Pasien

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    8/25

    8

    (iperlukan regimen antimikrobial dengan spectrum akti6itas luas sesuai dengan hasil

    kultur. :al ini karena terapi antimikrobial hampir selalu diberikan sebelum organisme

    yang menyebabkan sepsis diidentifikasi.13

    ;bat yang digunakan tergantung sumber sepsis

    • ?ntuk Pneumonia dapatan komunitas biasanya digunakan ! regimen

    obat. Biasanya sefalosporin generasi ketiga "sefriakson& atau keempat "sefepim&

    diberikan dengan aminoglikosida "biasanya gentamisin&.

    • Pneumonia nosokomial7 sefpim atau iminem4silastatin dan

    aminoglikosida

    • $nfeksi abdomen7 imipenem4silastatin atau pipersilin4taGobaktam dan

    aminoglikosida

    • $nfeksi abdomen nasokomial 7 imipenem4silastatin dan aminoglikosida

    atau pipersilin4taGobaktam dan amfotesirin B

    • 2ulit#jaringan lunak nasokomial7 6ankomisin dan sefipim

    • 2ulit#jarigan lunak 7 6ankomisin dan imipenem4silastatin atau

     piperasilin4taGobaktam

    • $nfeksi traktus urinaris7 siprofloksasin dan aminoglikosida

    • $nfeksi traktus urinalis nasokomial7 6ankomisin dan sefipim

    • $nfeksi CS7 6ankomisin dan sefalosporin generasi ketiga atau

    meropenem

    • $nfeksi CS nosokomial7 meropenem dan 6ankomisin

    ;bat berubah sejalan dengan )aktu. Pilihan obat tersebut hanya untuk menunjukan bah)a bahanantimikrobial yang berbeda dipilih tergantung pada penyebab sepsis.

    %egimen obat tunggal biasanya hanya diindikasikan bila organism penyebab sepsis

    telah diidentifikasi dan uji sensiti6itas antibiotic menunjukkan macam antimikrobialyang terhadapnya organism memiliki sensiti6itas.13

    .okus infeksi a)al harus dieliminasi

    :ilangkan benda asing. Salurkan eksudat purulen, khususnya untuk infeksi anaerobic.

    Angkat organ yang terinfeksi, hilangkan atau potong jaringan yang gangrene.13

    . Pemberian utrisi yang adekuat

    Pemberian nutrisi merupakan terapi tambahan yang sangat penting berupa makro danmikronutrien. Makronutrient terdiri dari omega4 dan golongan nukleotida yaitu

    glutamine sedangkan mikronutrien berupa 6itamin dan trace element"13

    /. 2ortikosteroid

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    9/25

    9

    Penggunaan kortikosteroid masih banyak kontro6ersial, ada yang menggunakan pada

    a)al terjadinya sepsis, ada yang menggunakan terapi steroid sesuai dengan kebutuhan

    dan kekurangan yang ada didalam darah dengan memeriksa kadar steroid pada saatitu "pengobatan suplementasi&. Penggunaan steroid ada yang menganjurkan stelah

    terjadi septik shock. Penggunaaan yang direkomendasikan adalah dengan lo, doses

    corticosteroid 5 00mg hydrocortisone  per hari dalam keadaan  septic shoc .Penggunaan high dose corticosteroid  tidak efektif sama sekali pada keadaan sepsis

    dan septic shoc .13

    3. 2ontrol lukosa

    Pada penderita sepsis sering terjadi peningkatan gula darah yang tidak mengalami dan

    mengalami diabetes mellitus. Sebaiknya kadar gula darah dipertahankan sampaidengan 9130 mg#dl. (engan melakukan monitoring gula darah setiap 14! jam dan

    dipertahnkan minimal sampai dengan / hari.13

    Mencegah terjadinya  stress ulcer dapat diberikan profilaksis dengan menggunakan

     0 +  &locer Proton pump Inhi%itor .Apabila terjadi kesulitan pernafan penderita

    memerlukan 6entilator.13

    1.11 Pen(ega4an

    Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sepsis pada pasien, yaitu 713

    • unakan trimetoprim4sulfametoksaGol secara profilaktik pada anak penderita

    leukemia• unakan nitrat perak tipikal, sulfadiaGin perak atau sulfamilon secara

     profilaktik pada pasien luka bakar 

    • Sterilisasi flora aerobic lambung dengan polimiksin dan gentamisin dengan

    6ankomisin dan nistatin efektif dalam mengurangi sepsis ram4negatif pada

     pasien neutropenia

    • ?tuk melindungi neonates dari sepsis strep rup B ambil apusan 6agina

     pada kehamilan 3 hingga minggu. Hika positif, berikan penisilinintrapartum pada ibu hamil. :al ini akan menurunkan infeksi rup B sebesar 

    +-

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    10/25

    10

    BAB II

    STATUS 'AN SAKIT

     omor %M 7 00.3.+.!3

    AAM@S$S P%$BA($

     ama 7 %eh Malem br 'arigan

    ?mur 7 3 tahun

    Henis 2elamin 7 Perempuan

    Status Perka)inan 7 Handa

    Pekerjaan 7 Petani

    Suku 7 Batak  

    Agama 7 2risten Protestan

    Alamat7 (usun $I (esa %ambung Baru kec

    Sibolangit

    ANA%NESIS

    ☐ Autoanamnese   ☐ Alloanamnese

    AAM@S$S P@NA2$'2eluhan utama 7 Muka pucat

    (eskripsi 7 :al ini dialami pasien sejak ! bulan ini namun memberat

    dalam 1 minggu ini. %i)ayat mimisan, gusi berdarah , dan

    BAB berdarah tidak dijumpai, namun pasien mengatakanBAB coklat kehitaman sejak ! minggu lalu dengan

    6olume * 30 cc,konsistensi lunak, satu kali sehari. Muntah

    darah, ri)ayat perdarahan dalam keluarga, ri)ayatkonsumsi obat pengencer darah, ri)ayat transfusi

    sebelumnya tidak dijumpai. %i)ayat konsumsi 6itamin

    tablet )arna merah dari puskesmas "O&. %i)ayat terpapar  bahan kimia dan alergi obat4obatan disangkal. %i)ayat

    BAB keluar cacing disangkal. %i)ayat bertani "O& selama

    hampir 0 tahun. %i)ayat sakit kuning sebelumnyadisangkal. %i)ayat mudah memar ,sakit kepala "4&.

    4 Badan lemas dialami pasien * 1 minggu ini, lemasdirasakan seperti cepat lelah, dan disertai mata terasa

     berkunang4kunang. 'elinga berdenging disangkal.%i)ayat susah menelan dan ri)ayat pasien mengonsumsi

     bahan tak laGim seperti tanah, kaca disangkal.

    4 yeri ulu hati "O& dialami pasien dalam 1 bulan ini danmemberat dalam 1 minggu ini. yeri terasa seperti

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    11/25

    11

    terbakar dan tidak hilang )alaupun pasien telah makan.

    Mual "O& dalam 1 bulan ini, muntah "4&. %i)ayat konsumsi

    obat penghilang rasa sakit "O& selama dua tahun ini untuk mengatasi nyeri ulu hati ketika kambuh. %i)ayat minum

     jamu4jamuan, alkohol "4&.

    4 Penurunan berat badan "O& sebanyak 3 kg dalam )aktu  bulan ini. Penurunan nafsu makan "O& dialami dalam 1

     bulan ini. Sesak nafas "O& dialami pasien dalam 1 minggu

    ini, sesak napas tidak berhubungan dengan akti6itas dan

    cuaca. %i)ayat terbangun pada malam hari karena sesak "4&. Batuk "4&. (emam "O& dalam 1 minggu ini, demam

    tidak terlalu tinggi, pasien tidak minum obat penurun

     panas.. BA2 ber)arna kuning jernih,6olume urin per !/

     jam sebanyak * 0 cc, ri)ayat nyeri BA2 "4&, ri)ayatBA2 berpasir "4&. %i)ayat penyakit gula dan hipertensi

    disangkal.%P' 7 'idak jelas

    %P; 7 Iitamin penambah darah

    ANA%NESIS U%U% 'AN

    Hantung Sesak apas 7 O @dema 7 4

    Angina

    Pectoris7 4 Palpitasi 7 4

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    12/25

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    13/25

    13

    2@PA

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    14/25

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    15/25

    15

    P@M@%$2SAA C;

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    16/25

    16

    'elaah 7 :al ini dialami pasien sejak ! bulan ininamun memberat dalam 1 minggu ini. Melena

    sejak ! minggu lalu sebanyak * 30 cc,konsistensilunak, sekali sehari. %i)ayat konsumsi 6itamintambah darah dari puskesmas "O&.%i)ayat

     bertani "O& selama hampir 0 tahun. atigue #

    malaise dialami pasien * 1 minggu ini, lemas

    dirasakan seperti cepat lelah, dan disertai mataterasa berkunang4kunang. (ispepsia "O& dalam 1

     bulan ini namun memberat dalam 1 minggu ini.

     yeri terasa seperti terbakar dan tidak hilang)alaupun pasien telah makan. Mual "O& dalam 1

     bulan ini. %i)ayat konsumsi obat penghilang

    rasa sakit "O& selama dua tahun ini untukmengatasi nyeri ulu hati ketika kambuh.

    Penurunan berat badan "O& sebanyak 3 kg dalam

    )aktu bulan ini. Penurunan nafsu makan "O&dialami dalam 1 bulan ini. (ypsnea "O& dialami

     pasien dalam 1 minggu ini. (emam "O& dalam 1

    minggu ini, demam tidak terlalu tinggi.

    S'A'?S P%@S@S2eadaan ?mum 7 Sedang2eadaan Penyakit 7 Sedang

    2eadaan iGi 7 2urang

    P@M@%$2SAA $S$2  7ital sign'( 7 110#/0 mm:g:% 7 100Q#i

    %% 7 !0Q#i

    ' 7 ,10c

    Ke!ala8

    Mata7 2onjungti6a palpebrae pucat "O#O&

    Mulut7 Stomatitis angularis "O&

    A"domen8

    Palpasi 7 (inding abdomen soepelJ nyeri tekanepigastrium

    Pemeriksaan (olok d&"&r 5T68

    Sarung tangan7 feses ")arna hitam&

    Anggota gerak atas8

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    17/25

    17

    2oilonychia7 "O&

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    18/25

    18

    %encana Penjajakan (iagnostik # 'indakan

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    19/25

    19

    N'

    %

    - , 1 2 *

    Nama Penderita 8 %isranto

    Tan

    ggal

    S ' A P

    Tera!i Diagnostik  

    10#1

    0#!0

    13

    Sesak 

    nafas"

    O&

    Sens 7

    compos

    mentis'( 7

    110#0

    mm:g:% 7 11Q#

    i

    %% 7 !+Q# i

    'emp 7+,oC

    :asil lab74

    :b71!,

    @ritrosit7

    /,1!Rbc7 !!,1/

    Platelet7!3+.000

    :t7+,

    MCI7,0

    MC:71,MC:C7,

    %(R7!0,3MPI7,/

    PC'70,!/P(R710,3neutrofil73

    ,1

    limfosit7!,

    monosit71,eosinofil70,

    1

     basophil70neutrofil

    absolut7!1,

    0/limfosit

    absolut70,

    3monosit

    absolut70,/

    !

    eosinofilabsolut70,0

    !

     basofil

    absolut70,01

    4 Sepsis ec

     pneumon

    ia4 C: $4$$

    ec ::(

    dd CA(4 :ipoalbu

    minemia4 Asidosis

    metabolik 

    4 'irah baring4 (iet jantung $$$4 $I( aCl 0,-

    1 gtt#i "makro&,

    ;! ! > /4 $nj. CeftriaQone !

    gr# !/ jam# i6# S'

    ":1&4 (rip

    ciprofloQacin/00#1!jam $I

    4 $nj. %anitidin

    30mg#1!jam $I4 $nj. urosemid

    !0mg#+jam $I

    4 2ultur  

    Sputum#S' B'A

    (S Q

    4 lipid

     profile4 echocard

    iografi4  procalcio

    nin4 A(A

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    20/25

    20

    :asil Pemeriksaan oto 'horaQ "tanggal 10 ;ktober !013&

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    21/25

    21

    BAB *

    DISKUSI

    Teori Kas&s

    Kriteria Diagnosis Se!sis

    Menurut The American College of Chest 

     Physician (ACCP) and The Society for 

    Critical Care Medicine (SCCM)

    Consensus Conference on Standardized 

     Definitions of Sepsis, Se!sis adalah S$%Syang dibuktikan atau diduga penyebabnya

    kuman. Sementara SIS 5 Systemic

     Inflamatory Response Syndrome6 adalah

    respon tubuh terhadap inflamasi sistemik,

    ditandai d&a ata& le"i4 keadaan berikut

    1. Suhu 5 +8C atau 9 8C

    2. Taiardia ":% 5 0 kali#menit&

    ). Taipneu "%% 5 !0 kali#menit& atau

    PaC;! 9 ! mm:g

    *.

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    22/25

    22

      Pemeriksaan +isik 

    'emuan pemeriksaan fisik dada tergantungdari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat

    terlihat bagian yang sakit tertinggal )aktu

     bernapas,pasa palpasi fremitus dapat

    mengeras, pada perkusi redup, pada

    auskultasi terdengar suara napas

     bronko6esikuler sampai bronkial yang

    mungkin disertai ronki basah halus, yang

    kemudian menjadi ronki basah kasar pada

    stadium resolusi.

     

    Pemeriksaan Pen&n/ang

    oto toraks "PA#lateral& merupakan

     pemeriksaan !en&n/ang &tama5gold

    standard& untuk menegakkan diagnosis.

    ambaran radiologis dapat berupa

    infiltrat sam!ai konsolidasi  dengan Uair 

     broncogramU, penyebab bronkogenik dan

    interstisial serta gambaran ka6iti. oto

    toraks saja tidak dapat secara khasmenentukan penyebab pneumonia, hanya

    merupakan petunjuk ke arah diagnosis

    etiologi, misalnya gambaran pneumonia

    lobaris tersering disebabkan oleh

    Steptococcus pneumoniae- Pseudomonas

    aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat

     bilateral atau gambaran bronkopneumonia

    sedangkan 2lebsiela pneumonia sering

    menunjukkan konsolidasi yang terjadi

     pada lobus atas kanan meskipun dapat

    mengenai beberapa lobus.

    auskultasi thoraks, ditemukan suara

     pernapasan bronchial, dan suara

    tambahan berupa ronki basah dilapangan tengah sampai ba)ah paru.

    oto thoraks pasien "10#10#!013&

    menunjukkan adanya infiltrat perihilar 

     bilateral dan parakardial kanan yang

    mendukung diagnose pneumonia.

    Kriteria Diagnosis Congestive Heart 

    Failure 5

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    23/25

    23

    mendiagnosis gagal jantung yaitu dengan

    terpenuhinya 2 kriteria ma$or atau  1

    kriteria ma$or dan 2 kriteria minor.Adapun kriteria ramingham sebagai

     berikut7

    1. 2riteria mayor "Paroksismal

    nocturnal dypsnea, distensi 6ena

    leher, ronkhi paru, kardiomegali,

    edema paru akut, gallop S,

     peninggian tekanan 6ena jugularis,

    refleQ hepatojugular&

    2. 2riteria minor "edema ekstremitas,

     batuk malam hari, dypsnea

    dVeffort, hepatomegali, efusi

     pleura, penurunan kapasitas 6ital

    1# dari normal, takikardi,

    ramingham&

    Pemeriksaan Pen&n/ang

    5teori "el&m ada ttg P

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    24/25

    24

    darah 0 sampai 3 mm :g tidak 

    dapat dipertahankan oleh hidrasi

    saja, Memperbaiki keadaanasidosis dengan memperbaiki

     perfusi jaringan dilakukan 6entilasi

    mekanik ,bukan dengan

    memberikan bikarbonat,

    Antibiotik, Pengobatan biologi

    (rotrecogin alfa "igris& &

    . Pada sepsis kronis,'erapi

    antibiotik berdasarkan hasil kultur 

    dan umumnya terapi dilanjutkan

    minimal selama ! minggu.

    DA+TA PUSTAKA

    1. Chen, 2., and Pohan, :.'., !00. Penatalaksanaan Syok Septik. In7 Sudoyo,

    A.R., Setiyohadi, B., Al)i, $., Simadibrata, M., Setiati, S., ed.  &uu A1ar Ilmu

     Penyait Dalam. 3th ed. Hakarta7 $nterna Publishing, !3!4!3.!. Suharto, asronudin, 2untaman, !00. Penyait Infesi di Indonesia Solusi

     $ini dan Mendatang . Surabaya7 Airlangga ?ni6ersity Press.

    . Shen, :..,

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS

    25/25

    25

    3. Bloch 2C. $nfectious (iseases $n 7 Mc Phee SH, anong R. Pathophysiology

    of (isease. ifth @dition. e) Nork. P7+4+/.

    . Munford, %.S., !00+. Se6ere Sepsis and Septic Shock. In7 auci et al., ed. 0arrison-s Principles of Internal Medicine. 1th ed. ?SA7 Mc ra) :ill,

    13410!.

    . Ridodo, (., !00/. 'he clinical, laboratory, and microbiological profile of patients )ith sepsis at the $nternal Medicine $npatient ?nit of (r. Cipto

    Mangunkusumo ational eneral :ospital, Hakarta. Med 2 Indones 17 043.

    +. @4medicine medscape. &acterial Sepsis Clinical Presentation. rom

    http7##emedicine.medscape.com#article#!/3+4clinical. Asseced 13 ;ctober!013.

    . Appelmelk Bj,