98
Vol. 6 No. 3 TRIWULANAN Juli - September 2020 (terbit November 2020) triwulan III 2020 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

Vol. 6 No. 3 TRIWULANAN

Juli - September 2020 (terbit November 2020)

triwulan III 2020

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI PAPUA

November 2020

Page 2: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

i

Dasar Hukum Bank Indonesia

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan

independensinya diatur dengan undang-undang.

~UUD 1945 Pasal 23 D~

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan

atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 2~

Visi Bank Indonesia

Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan

terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan

bauran Kebijakan Bank Indonesia;

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis

lain;

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi

struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan

Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat

daerah;

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui

penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,

serta peran internasional yang proaktif.

Page 3: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

ii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

1.

*sebelumnya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR)

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui tautan bit.ly/LPP_Papua atau

https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/papua/Default.aspx

Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama, silakan

mengirimkan surel ke [email protected] dengan subyek “Publikasi Laporan Perekonomian

Provinsi Papua” serta mencantumkan nama, instansi, dan jabatan.

Laporan Perekonomian* Provinsi Papua dipublikasikan secara

triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Sebelum dipublikasikan, materi Kajian ini telah terlebih dahulu

dikompilasi melalui mekanisme kerja internal Bank Indonesia

untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta stabilitas sistem

keuangan. Publikasi ini berfungsi sebagai media untuk

menyampaikan penjelasan kepada para pemangku

kepentingan dan publik di daerah mengenai perkembangan

kondisi terkini, prospek perekonomian, serta isu yang

berkembang dan perlu dicermati.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Tim Perumusan KEKDA Provinsi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Jalan DR. Sam Ratulangi No. 9

Jayapura 99111

T +62 967 534 581

F +62 967 535 201

*sebelumnya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Page 4: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

iii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Dewan Redaksi

Laporan Perekonomian Provinsi Papua

Penanggung Jawab : Naek Tigor Sinaga (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua)

Penyunting : Dwi Putra Indrawan (Kepala Tim Perumusan KEKDA Provinsi)

Penulis : Muhammad Azkaenza (Ekonom)

Widi Januar Pratama (Ekonom Yunior)

Dionisius Andre Kusuma Dewa (Ekonom Yunior)

Kontributor : Chelvin Romaretho Silalahi (PCPM 34)

Ivan Devara (PCPM 34)

Page 5: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

iv

KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas rahmat dan berkat-Nya, Laporan

Perekonomian Provinsi Papua Periode November 2020 ini dapat terbit tepat waktu. Di tengah

upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, kajian yang meliputi analisis makroekonomi daerah,

perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan, dan keuangan daerah menjadi penting

terutama bagi pemerintah, dunia usaha, dan kalangan akademisi, maupun masyarakat luas.

Penyusunan kajian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui Kata

Pengantar ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terbitnya Kajian ini. Semoga kerja sama yang telah terjalin baik tersebut tetap dapat terpelihara

di masa mendatang. Akhirnya, besar harapan kami agar Kajian pada triwulan ini bermanfaat bagi

semua pihak dalam memahami kondisi perekonomian Papua.

Jayapura, November 2020

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI PAPUA

Naek Tigor Sinaga

Page 6: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

v

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI PROVINSI PAPUA ................................................... xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................ xii

BAB I PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI DAERAH ........................................................ 1

1.1 Kondisi Umum ............................................................................................................... 2

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ......................................................................... 4

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ...................................................................................... 4

1.2.2 Konsumsi Pemerintah ........................................................................................... 6

1.2.3 Neraca Perdagangan Papua ................................................................................... 7

1.2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto .........................................................................10

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi Lapangan Usaha ............................................................11

1.3.1 Pertambangan dan Penggalian .............................................................................11

1.3.2 Konstruksi ...........................................................................................................13

1.3.3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ...................................................................14

1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .......................15

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH ................................................................................... 17

2.1 Realisasi APBN Papua .....................................................................................................18

2.1.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ........................................................................18

2.1.2 Realisasi Belanja APBN Papua ...............................................................................19

2.2 Realisasi APBD Papua .....................................................................................................20

2.2.1. Realisasi Pendapatan APBD Papua .......................................................................20

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Papua ...............................................................................22

2.2.3 Kemandirian Fiskal Provinsi Papua ........................................................................23

BOKS I : FISKAL DAN PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL ................................ 25

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH .................................................................... 27

3.1 Inflasi Umum .................................................................................................................28

3.2 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas ................................................32

3.2.1 Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau ....................................................32

3.2.2 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .......................................34

3.2.3 Kelompok Transportasi ........................................................................................35

3.2.4 Kelompok Kesehatan ...........................................................................................36

3.3 Inflasi Spasial .................................................................................................................37

Page 7: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

vi

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

3.3.1 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura .....................................................................37

3.3.2 Perkembangan Inflasi Kab. Merauke .....................................................................38

3.3.3 Perkembangan Inflasi Kab. Mimika .......................................................................38

3.4 Pengendalian Inflasi Papua .............................................................................................39

BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH ...................................................................... 43

4.1 Perkembangan Kinerja Perbankan ..................................................................................44

4.1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ........................................................................44

4.1.2 Perkembangan Kredit Bank Umum .......................................................................45

4.2 Ketahanan Sektor Korporasi...........................................................................................46

4.2.1 Sumber Kerentanan Korporasi ..............................................................................46

4.2.2 Exposure Perbankan Sektor Korporasi ...................................................................51

4.3 Asesmen Sektor Rumah Tangga .....................................................................................53

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga ...........................................................53

4.3.3 Exposure Perbankan dalam Rumah Tangga ...........................................................54

4.4 Akses Keuangan UMKM ................................................................................................55

BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 79

5.1 Sistem Pembayaran Non Tunai .......................................................................................80

5.2 Pengelolaan Uang Rupiah ..............................................................................................83

BOKS II : IMPLEMENTASI PENGGUNAAN QRIS DI PAPUA ................................................ 86

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ....................................................... 88

6.1 Ketenagakerjaan ...........................................................................................................89

6.2 Kesejahteraan (Maret 2020) ...........................................................................................91

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan ...............................................................................91

6.2.2 Kesejahteraan Petani ............................................................................................92

BAB VII PROSPEK EKONOMI DAERAH ............................................................................ 94

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................95

7.2. Prospek Inflasi ............................................................................................................97

LAMPIRAN TABEL ...................................................................................................... 100

Tabel 1. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua ...................................................................... 101

Tabel 2. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua ..................................................................... 102

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................................ 103

Page 8: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

vii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Nasional ............................................................. 3

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa Tambang ............................................... 3

Grafik 1.3 Perkembangan Survei Konsumen ............................................................................ 4

Grafik 1.4 Kredit Konsumsi ..................................................................................................... 4

Grafik 1.5 Impor Konsumsi ..................................................................................................... 5

Grafik 1.6 Konsumsi Pemerintah – PDRB Papua ....................................................................... 5

Grafik 1.7 Mobilitas Pusat Perdagangan dan Rekreasi .............................................................. 5

Grafik 1.8 Mobilitas Pusat Bahan Makanan, Farmasi ................................................................ 5

Grafik 1.9 Realisasi Belanja APBN Papua .................................................................................. 6

Grafik 1.10 Realisasi Belanja APBD Papua ................................................................................ 6

Grafik 1.11 Ekspor Non Migas ................................................................................................. 7

Grafik 1.12 Tujuan Ekspor Non Migas ..................................................................................... 7

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Non Migas .......................................................................... 8

Grafik 1.14 Impor Non Migas Berdasarkan Jenis ...................................................................... 8

Grafik 1.15 Negara Asal Impor Non Migas ............................................................................... 8

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar-Muat............................................................................... 8

Grafik 1.17 Perkembangan PDRB Investasi Papua..................................................................... 9

Grafik 1.18 Perkembangan PMA dan PMDN ............................................................................ 9

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar .................................................................................... 9

Grafik 1.20 Perkembangan Kredit Investasi .............................................................................. 9

Grafik 1.21 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha ............................................................10

Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Tembaga ........................................................................11

Grafik 1.23 Perkembangan Produksi Emas ..............................................................................11

Grafik 1.24 Perkembangan Penjualan Tembaga ......................................................................11

Grafik 1.25 Perkembangan Penjualan Emas ............................................................................11

Grafik 1.26 Perkembangan Harga Tembaga dan Emas Dunia (dolar AS) ..................................12

Grafik 1.27 Proyeksi Produksi Konsentrat Tembaga dan Emas .................................................12

Grafik 1.28 Perkembangan PDRB Konstruksi dan Belanja Modal Pemerintah ............................13

Grafik 1.29 Perkembangan Belanja Modal Pemerintah ............................................................13

Grafik 1.30 Perkembangan Penjualan Semen Papua ...............................................................13

Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Konstruksi Papua ...............................................................13

Grafik 1.32 Perkembangan PDRB Pertanian ............................................................................14

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Pertanian ...........................................................................14

Grafik 1.34 Perkembangan Curah Hujan Papua ......................................................................15

Grafik 1.35 Peta Tinggi Gelombang........................................................................................15

Grafik 1.36 Perkembangan Survei Konsumen – Pembelian Barang Tahan Lama .......................16

Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Sektor Perdagangan ...........................................................16

Grafik 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ..........................................................................19

Grafik 2.2 Struktur Pendapatan APBN Papua ..........................................................................19

Grafik 2.3 Realisasi Belanja APBN Papua .................................................................................20

Grafik 2.4 Struktur Belanja APBN Papua Tw III 2020 ................................................................20

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Papua ..........................................................................21

Grafik 2.6 Struktur Pendapatan APBD Papua ..........................................................................21

Grafik 2.7 Realisasi Pajak dan Retribusi Daerah Tw III 2020 ......................................................22

Grafik 2.8 Realisasi Belanja APBD Tw III 2020 ..........................................................................22

Grafik 2.9 Realisasi Belanja APBD Papua .................................................................................22

Grafik 2.10 Struktur Belanja APBD .........................................................................................23

Grafik 2.11 Tingkat Kemandirian Fiskal ...................................................................................24

Page 9: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

viii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Grafik 2.12 Struktur Realisasi PEN di Provinsi Papua ................................................................25

Grafik 2.13 Realisasi TKDD Provinsi Papua ..............................................................................26

Grafik 2.14 Realisasi APBD Lingkup Prov. Papua .....................................................................26

Grafik 2.15 DPK Pemerintah di Provinsi Papua ........................................................................26

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Spasial .................................................................................31

Grafik 3.2 Komoditas dengan Inflasi Tahun Kalender Terbesar ................................................32

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Pangan Strategis Kota Jayapura ............................................32

Grafik 3.4 Rata – Rata Curah Hujan 9 Stasiun di Provinsi Papua ...............................................32

Grafik 3.5 Perkembangan Kurs Tengah Dolar AS terhadap Rupiah ..........................................32

Grafik 3.6 Inflasi Angkutan Udara ..........................................................................................36

Grafik 4.1 Aset Perbankan Papua ...........................................................................................44

Grafik 4.2 Perkembangan DPK Papua .....................................................................................44

Grafik 4.3 Pertumbuhan Kredit Papua ....................................................................................45

Grafik 4.4 Perkembangan LDR, NPL dan LAR ..........................................................................45

Grafik 4.5 Perkembangan Indikator Dunia Usaha Papua ..........................................................46

Grafik 4.6 Perkembangan LS Permintaan Domestik .................................................................47

Grafik 4.7 Perkembangan LS Utilisasi ......................................................................................47

Grafik 4.8 Perkembangan LS Investasi ....................................................................................48

Grafik 4.9 Perkembangan LS Biaya .........................................................................................48

Grafik 4.10 Perkembangan LS Margin dan Harga Jual .............................................................49

Grafik 4.11 Akses Kredit, Likuiditas dan Rentabilitas Korporasi ................................................49

Grafik 4.12 Perkembangan Likuiditas Berdasarkan Sektor .......................................................49

Grafik 4.13 Perkembangan Rentabilitas Berdasarkan Sektor ....................................................49

Grafik 4.14 Exposure Perbankan Pada Korporasi .....................................................................50

Grafik 4.15 Perkembangan DPK Sektor Korporasi ...................................................................50

Grafik 4.16 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor.....................................................................51

Grafik 4.17 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Sektor ..............................................................51

Grafik 4.18 Kredit Korporasi Berdasarkan Penggunaan ...........................................................51

Grafik 4.19 Kredit Korporasi Berdasarkan Penggunaan ...........................................................51

Grafik 4.20 IEK, IKK dan IKE ...................................................................................................53

Grafik 4.21 Indeks Kondisi Saat Ini .........................................................................................53

Grafik 4.22 Exposure Perbankan Pada Rumah Tangga ............................................................54

Grafik 4.23 Perkembangan DPK Rumah Tangga .....................................................................54

Grafik 4.24 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Penggunaan .....................................................54

Grafik 4.25 NPL Rumah Tangga Berdasarkan Penggunaan ......................................................54

Grafik 4.26 Perkembangan Kredit UMKM dan NonUMKM ......................................................54

Grafik 4.27 Kredit Rumah Tangga Berdasarkan Penggunaan ...................................................54

Grafik 4.28 Kredit UMKM Berdasarkan Sektor ........................................................................56

Grafik 4.29 NPL Kredit Berdasarkan Sektor .............................................................................56

Grafik 5.1 Perkembangan Nominal Transaksi SKNBI ................................................................80

Grafik 5.2 Perkembangan Volume Transaksi SKNBI .................................................................80

Grafik 5.3 Transaksi ATM/Debit ..............................................................................................81

Grafik 5.4 Pangsa Jenis Transaksi ATM/Debit ..........................................................................81

Grafik 5.5 Transaksi Kartu Kredit ............................................................................................81

Grafik 5.6 Pangsa Jenis Transaksi Kartu Kredit ........................................................................81

Grafik 5.7 Transaksi e-Commerce ...........................................................................................82

Grafik 5.8 Pangsa Metode Pembayaran e-Commerce ..............................................................82

Grafik 5.9 Aliran Uang Kartal Provinsi Papua ...........................................................................83

Grafik 5.10. Perkembangan Pemusnahan UTLE Papua ............................................................83

Grafik 5.11 Jumlah Mesin ATM ..............................................................................................84

Grafik 5.12 Transaksi Jual Beli Valas .......................................................................................85

Grafik 5.13 Pangsa Jual Beli Valas per Mata Uang ...................................................................85

Page 10: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

ix

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Grafik 5.14 Merchant QRIS berdasarkan Skala Usaha ..............................................................87

Grafik 5.15 Merchant QRIS secara Spasial ...............................................................................87

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama .................................89

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja menurut Lapangan Usaha ..........................89

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja .......................................................................................89

Grafik 6.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama .......................................90

Grafik 6.5 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja ................................................90

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Terakhir .................................90

Grafik 6.7 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Klasifikasi Wilayah ...................................90

Grafik 6.8 Jumlah Penduduk Miskin .......................................................................................91

Grafik 6.9 Perkembangan Garis Kemiskinan ...........................................................................91

Grafik 6.10 Perkembangan Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan ..............................92

Grafik 6.11 Perkembangan Index Gini Papua ..........................................................................92

Grafik 6.12 Perkembangan NTP Papua ...................................................................................93

Grafik 6.13 Perbandingan NTP Papua dan Nasional .................................................................93

Grafik 7.1 Produksi Bijih yang Digiling per Hari .......................................................................95

Grafik 7.2 Penjualan Konsentrat Tembaga ..............................................................................96

Grafik 7.3 Penjualan Konsentrat Emas ....................................................................................96

Grafik 7.4 Proyeksi Penjualan Pertambangan ..........................................................................96

Page 11: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

x

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Papua ..................................................................................... 2

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ...........................................................................18

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Papua ..................................................................................20

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua ...........................................................................21

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua ..................................................................................23

Tabel 2.5 Komponen Realisasi PEN di Provinsi Papua ...............................................................25

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi ..............................................................................................28

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Papua berdasarkan Kelompok Komoditas ...............................29

Tabel 3.3 Perkembangan Inflasi Umum Bulanan .....................................................................30

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau .........33

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar .34

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Transportasi .............................................35

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Kesehatan ................................................36

Tabel 3.8 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan Deflasi Kota Jayapura .............................37

Tabel 3.9 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan Deflasi Kota Merauke .............................38

Tabel 3.10 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan Deflasi Kab. Mimika .............................39

Tabel 3.11 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan III 2020 ..........................................................40

Tabel 3.12 Monitoring dan Evaluasi Program Strategis TPID 2019 – 2021 di Provinsi Papua ......41

Tabel 4.1 Probability Of Default (PoD) Korporasi Papua ...........................................................52

Page 12: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

xi

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

PROVINSI PAPUA

I II III IV Total I II III IV Total I II III

Pertumbuhan Ekonomi Papua

(%, yoy)26,49 23,59 6,35 (17,80) 7,33 (18,66) (23,91) (15,05) (3,73) (15,72) 1,48 4,52 -2,61

Pertambangan dan

Penggalian 66,79 54,62 7,56 (43,68) 10,52 (48,47) (57,48) (38,31) (19,04) (43,21) (2,35) 29,92 0,36

Pertumbuhan PDRB Tanpa

Tambang (%yoy)5,76 5,32 4,98 4,49 5,11 6,28 5,73 4,83 3,49 5,03 3,03 (4,50) -4,10

Pertumbuhan Ekonomi

Nasional (%, yoy)5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02 2,97 (5,32) (3,49)

Inflasi Papua (%, yoy) 3,16 4,09 5,31 6,36 6,36 2,58 2,79 2,69 0,66 0,66 1,21 1,03 1,93

Jayapura 4,18 4,42 5,63 6,70 6,70 2,98 3,00 2,63 0,59 0,59 0,28 0,14 1,38

Merauke 0,44 3,22 4,43 5,42 5,42 2,13 1,44 2,44 1,06 1,06 (0,20) 1,94 1,48

Timika n/a n/a n/a n/a n/a 1,98 3,30 3,03 0,53 0,53 (0,13) 2,48 3,54

Inflasi Nasional

(%, yoy)3,40 3,12 2,88 3,13 3,13 2,48 3,28 3,39 2,72 2,72 2,96 1,96 1,42

Pertumbuhan DPK

(%, yoy)10,53 (1,06) 1,22 4,42 4,42 0,85 6,00 3,25 13,28 13,28 1,76 2,61 17,89

Pertumbuhan Kredit Lokasi

Proyek (%, yoy)9,71 11,73 10,58 9,80 9,80 10,68 8,70 9,00 7,78 7,78 6,93 8,24 13,61

Rasio NPL (%) 4,44 4,35 3,42 2,59 2,59 2,81 2,82 2,85 1,99 1,99 2,31 2,52 2,04

LDR (%) 68,20 71,80 70,46 74,29 74,29 74,85 73,62 74,39 70,68 70,68 78,65 77,67 71,69

Perkembangan SKNBI

(%, yoy, nominal)(8,58) (0,70) 7,29 4,40 0,48 (3,69) (2,36) 3,40 10,55 2,41 17,13 7,81 4,80

Perkembangan e-Commerce

(%, yoy, nominal)n/a n/a n/a n/a n/a 2,47 30,66 6,61 35,00 18,55 53,22 18,40 108,71

20202018 2019

Indikator

Page 13: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

xii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makroekonomi Daerah

Kinerja perekonomian Papua pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,61% (yoy)

berbalik arah dibandingkan pertumbuhan positif pada triwulan II 2020 sebesar 4,14% (yoy).

Secara umum, kontraksi perekonomian disebabkan oleh penurunan kinerja sektor non

pertambangan yang mengalami kontraksi sebesar -4,10% (yoy). Kinerja Lapangan Usaha

Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar 0,36% (yoy) tidak dapat menopang

penurunan kinerja sektor non pertambangan. Dari sisi permintaan, kontraksi pada konsumsi

rumah tangga menjadi penyebab penurunan kinerja PDRB Papua.

Keuangan Pemerintah

Realisasi APBN lingkup Provinsi Papua pada triwulan III 2020 mengalami penurunan baik pada pos

pendapatan maupun pos belanja dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

sebelumnya. Pendapatan APBN lingkup Provinsi Papua tumbuh menurun sebesar 0,66% (yoy) dan

Belanja APBN lingkup Provinsi Papua terkontraksi sebesar 16,08% (yoy). Sumber pendapatan

terbesar berasal dari Pajak Dalam Negeri sedangkan realisasi belanja terbesar berasal dari Belanja

Barang dan Belanja Modal.

Selain itu, realisasi APBD lingkup Provinsi Papua pada triwulan III 2020 mengalami peningkatan di

sisi pendapatan, sedangkan sisi belanja mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan III

2019. Pos pendapatan meningkat sebesar 34,18% (yoy) dipengaruhi terutama oleh percepatan

transfer dari Pemerintah Pusat untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Sedangkan

pos belanja mengalami penurunan sebesar 3,33% (yoy).

Perkembangan Inflasi Daerah

Tekanan inflasi Papua pada triwulan III 2020 sebesar 1.93 % (yoy) meningkat jika dibandingkan

dengan triwulan II 2020 sebesar 1,03% (yoy), namun menurun jika dibandingkan dengan triwulan

III 2019 sebesar 2,69% (yoy). Dilihat dari kelompok komoditasnya, penyumbang inflasi tertinggi

adalah kelompok komoditas makanan, minuman, dan tembakau; perawatan pribadi dan jasa

lainnya; dan transportasi dengan andil masing-masing sebesar 1,04% (yoy); 0,41% (yoy); dan

0,20% (yoy). Secara spasial, Kab. Merauke mengalami penurunan inflasi sedangkan Kota

Jayapura dan Kab. Mimika mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2020 yang diadakan di Jakarta dan

disiarkan secara virtual, TPID Provinsi Papua memperoleh penghargaan TPID Provinsi Terbaik dan

Page 14: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

xiii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

TPID Kota Jayapura memperoleh TPID Kab/Kota Terbaik untuk kategori wilayah Nusa Tenggara –

Maluku-Papua. Hal tersebut merupakan wujud penghargaan dan apresiasi pemerintah pusat

terhadap koordinasi penanganan inflasi di Papua.

Stabilitas Keuangan Daerah

Stabilitas Keuangan Daerah di Papua ditopang oleh kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah

tangga pada triwulan III 2020 secara umum masih terjaga dengan baik pada tingkat yang aman

namun dengan peningkatan risiko.

Kinerja perbankan pada sektor Korporasi di Papua pada triwulan III 2020 relatif membaik

tercermin dari peningkatan penyaluran kredit dan disertai dengan penurunan NPL. Namun

demikian, terjadi penurunan penghimpunan dana korporasi serta peningkatan LAR sejalan

dengan meningkatnya restrukturisasi kredit di masa pandemi COVID-19.

Selanjutnya, kinerja sektor Rumah Tangga pada triwulan III 2020 relatif belum pulih, tercermin

dari keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang menurun. Namun demikian, kondisi

keuangan masyarakat mulai membaik sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana dan

penyaluran kredit disertai dengan penurunan NPL.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Perkembangan transaksi non tunai di Provinsi Papua pada triwulan III 2020 secara umum

mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II 2020, meskipun belum mencapai level

pertumbuhan pada triwulan III 2019. Transaksi SKNBI di Papua pada triwulan III 2020 mengalami

peningkatan sebesar 17,99% (qtq).

Kemudian, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

menunjukkan posisi net outflow pada triwulan III 2020 sebesar Rp296 miliar tidak sebesar periode

yang sama tahun sebelumnya mencapai net outflow Rp1,21 triliun. Hal ini merupakan dampak

pandemi COVID-19 yang menurunkan aktivitas ekonomi secara umum. Terjadi peningkatan

pemusnahan UTLE sebesar 60,49 (yoy) pada triwulan III 2020.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Pada periode Agustus 2020 jumlah penduduk yang bekerja di Papua sebesar 1,69 juta orang,

mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Agustus 2019 yang sebesar 1,79 juta orang

sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua mengalami peningkatan. TPT

di Papua pada periode Agustus 2020 sebesar 4,28% lebih tinggi dibanding periode Agustus 2019

sebesar 3,51%. Sekitar 229.615 orang atau 9,28% dari total penduduk usia kerja di Provinsi

Papua merasakan dampak pandemi COVID-19 di semua komponen.

Page 15: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

xiv

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Secara umum, perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat Papua yang dilihat dari jumlah

dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 cenderung meningkat (yoy). Indeks

Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan mencapai 6,16 pada periode Maret 2020

dibandingkan dengan periode Maret 2019 yang mencapai 7,17. Sementara itu, Nilai Tukar Petani

Papua (NTP) Papua pada triwulan III 2020 memiliki indeks sebesar 103,59 atau mengalami

peningkatan 10,91% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Nilai tersebut

mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan petani di Papua.

Prospek Ekonomi Daerah

Perekonomian Papua pada triwulan I 2021 diprakirakan akan mengalami pertumbuhan positif

yang ditopang oleh kinerja LU pertambangan dan penggalian dan didukung oleh proses

pemulihan ekonomi pada sektor non pertambangan. Secara agregat, perekonomian Papua pada

tahun 2021 diproyeksikan tumbuh positif, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2020.

Tingkat inflasi tahunan Papua pada triwulan I 2021 diprakirakan menurun dibandingkan prakiraan

inflasi akhir tahun 2020. Penurunan inflasi tahunan pada triwulan I 2021 terutama disebabkan

oleh masih berlakunya pembatasan aktivitas masyarakat meskipun tidak lebih ketat dibandingkan

triwulan IV 2020 yang berakibat pada penurunan konsumi masyarakat secara umum. Inflasi Papua

secara keseluruhan tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 meskipun

tetap dalam rentang target inflasi nasional.

Page 16: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

1

BAB I PERKEMBANGAN

MAKROEKONOMI DAERAH

Kinerja perekonomian Papua pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,61% (yoy)

berbalik arah dibandingkan pertumbuhan positif pada triwulan II 2020 sebesar 4,14% (yoy).

Secara umum, kontraksi perekonomian disebabkan oleh penurunan kinerja sektor non

pertambangan yang mengalami kontraksi sebesar -4,10% (yoy). Kinerja Lapangan Usaha

Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar 0,36% (yoy) tidak dapat menopang

penurunan kinerja sektor non pertambangan. Dari sisi permintaan, kontraksi pada konsumsi

rumah tangga menjadi penyebab penurunan kinerja PDRB Papua.

Page 17: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

2

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

1.1 Kondisi Umum

Penyebaran virus COVID-19 mendorong

pemerintah Provinsi Papua untuk

menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas

perekonomian yang disebut sebagai

Pembatasan Sosial yang Diperluas dan

Diperketat (PSDD) sebagai upaya pencegahan

penyebaran. Kebijakan ini berlangsung

sepanjang triwulan II dan III 2020 dan

memberikan dampak terhadap kinerja

perekonomian Papua nontambang sehingga

tidak dapat tumbuh sesuai kapasitasnya.

Realisasi triwulan III 2020

Perekonomian Papua pada triwulan III 2020

mengalami kontraksi sebesar -2,61% (yoy),

berbalik arah dibandingkan pertumbuhan

triwulan II 2020 sebesar 4,14% (yoy).

Pertumbuhan tersebut lebih baik

dibandingkan dengan laju pertumbuhan

ekonomi nasional yang mengalami kontraksi

sebesar -3,49% (yoy) (Tabel 1.1). Secara

umum, kontraksi pada triwulan III 2020

didorong oleh kontraksi sektor nontambang.

Kinerja sektor pertambangan & penggalian

yang tercatat tumbuh positif masih belum

dapat menopang pertumbuhan PDRB Papua

secara keseluruhan.

Tanpa memperhitungkan kinerja LU

pertambangan dan penggalian,

pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan

III 2020 mengalami kontraksi sebesar -4,10%

(yoy), sedikit lebih baik dibandingkan

kontraksi pada triwulan II 2020 sebesar -

5,02% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri

menjadi pendorong perekonomian dengan

pertumbuhan sebesar 130,18% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 60,35% (yoy). Kinerja

ekspor luar negeri disebabkan oleh

pemulihan perekonomian negara utama

tujuan ekspor dan base effect dari rendahnya

ekspor luar negeri pada triwulan III 2019 yang

disebabkan oleh habisnya kuota ekspor

tambang terbesar di Papua.

Konsumsi rumah tangga (RT) mengalami

kontraksi yang signifikan sebesar -6,94%

(yoy), lebih baik dibandingkan kontraksi pada

triwulan sebelumnya sebesar -9,96%(yoy).

Konsumsi rumah tangga mengalami

penurunan sejalan dengan penurunan

penghasilan dan daya beli masyarakat

dibandingkan triwulan III 2019. Namun

demikian, perbaikan konsumsi rumah tangga

dapat tercermin dari perbaikan survei

konsumen dibandingkan triwulan II 2020.

Survei konsumen pada triwulan III 2020

menunjukkan peningkatan indeks

penghasilan dan indeks keyakinan konsumen

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Papua

Sumber : BPS, diolah

I II III IV Total I II III IV Total I II III

39.124 42.007 42.682 35.978 159.790 31.823 31.961 36.256 34.637 134.678 32.242 33.284 35.310

21.303 22.308 23.013 24.453 91.078 22.640 23.586 24.124 25.307 95.657 23.275 22.403 23.134

26,91 23,84 6,16 -17,98 7,37 -18,66 -23,91 -15,05 -3,73 -15,72 1,32 4,14 -2,61

5,76 5,32 4,98 4,49 5,11 6,28 5,73 4,83 3,49 5,03 2,81 -5,02 -4,10

-10,81 7,37 1,61 -15,71 n/a -80,08 0,44 13,44 -4,47 n/a -6,92 3,23 6,09

-8,97 4,72 3,16 6,26 n/a -75,14 4,18 2,28 4,90 n/a -8,03 (3,75) 3,26

5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02 2,97 -5,32 -3,49

2018Uraian

2020

Pertumbuhan PDB Indonesia (%yoy )

Pertumbuhan PDRB (%qtq )

Pertumbuhan PDRB Tanpa Tambang (%yoy )

Pertumbuhan PDRB Tanpa Tambang (%qtq )

PDRB (Rp. Milyar)

PDRB Tanpa Tambang (Rp. Milyar)

Pertumbuhan PDRB (%yoy )

2019

Page 18: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

3

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

(IKK) dibandingkan triwulan II 2020 dengan

nilai masing-masing sebesar 90,67 dan 109,

meningkat dari sebelumnya 64 dan 91,33.

Konsumsi pemerintah pada triwulan III 2020

mengalami pertumbuhan sebesar 1,75%

(yoy), membaik dibandingkan kinerja

triwulan II yang mengalami kontraksi sebesar

-1,83% (yoy). Pertumbuhan konsumsi

pemerintah sejalan dengan percepatan

realisasi belanja APBN dan APBD untuk

menganggulangi dampak COVID-19.

Dari sisi LU, kontraksi perekonomian

disebabkan oleh kinerja sektor terdampak

COVID-19 yang belum pulih. Kontraksi pada

LU Transportasi dan pergudangan, LU

Perdagangan besar dan eceran serta LU

Penyediaan akomodasi & makan minum

menjadi penyebab kontraksi pada triwulan III

2020 dengan kontraksi masing-masing

sebesar -43,29% (yoy), -2,23% (yoy), dan

-22,40% (yoy). Pemulihan LU transportasi

dan Pergudangan terhambat oleh penurunan

pergerakan masyarakat yang sejalan dengan

upaya pemerintah untuk menekan laju

penyebaran virus COVID-19. Frekuensi

perjalanan dinas pemerintah dan swasta

memberikan dampak negatif terhadap

kinerja transportasi dan pergudangan.

Sementara itu, kinerja LU Pertambangan dan

penggalian yang mencatatkan pertumbuhan

positif sebesar 0,36% (yoy) tidak dapat

menopang pertumbuhan perekonomian

Papua. Perlambatan pertumbuhan LU

Pertambangan dan penggalian antara lain

disebabkan oleh base effect tingginya kinerja

pada triwulan III 2019 yang didorong oleh

penghabisan cadangan Grasberg Open Pit.

Tracking triwulan IV 2020

Pada triwulan IV 2020 perekonomian Papua

diprakirakan mengalami pertumbuhan

positif. Pertumbuhan ekonomi di Papua pada

triwulan IV didorong oleh kinerja LU

pertambangan dan penggalian yang

diprakirakan semakin membaik seiring

dengan peningkatan produktivitas dan kadar

tembaga. selanjutnya, faktor base effect

rendahnya kinerja pertambangan &

penggalian pada triwulan IV 2019 juga akan

menjadi penyebab pertumbuhan di triwulan

IV 2020. Kinerja pertambangan & penggalian

diprakirakan dapat menopang sektor non

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan

Nasional

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa

Tambang

Sumber : BPS, diolah.

-15,05

4,14

-2,61

5,02

-5,32

-3,49

-6,00

-4,00

-2,00

,00

2,00

4,00

6,00

-30

-20

-10

0

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

PDRB Papua PDB Indonesia - Sk. Kanan

% yoy % yoy

4,14

(2,61)

-5,02-4,10

-5,32

-3,49

-6,30

-4,30

-2,30

-0,30

1,70

3,70

5,70

-30

-20

-10

0

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

PDRB Papua PDRB Papua Nontambang PDB Indonesia - Sk. Kanan% yoy % yoy

Page 19: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

4

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

pertambangan yang diprakirakan masih

mengalami kontraksi secara tahunan.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah

tangga diprakirakan akan mengalami

pemulihan secara bertahap meskipun belum

dapat kembali kepada tingkat sebelum

penyebaran virus COVID-19. Konsumsi

pemerintah diprakirakan akan semakin

membaik sejalan dengan percepatan realisasi

anggaran. Ekspor luar negeri diprakirakan

akan tetap menjadi penopang kinerja

perekonomian.

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Dilihat dari strukturnya, perekonomian Papua

masih didominasi oleh Konsumsi Rumah

Tangga (RT) dengan pangsa mencapai

49,00%. Sementara pangsa terbesar kedua

adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) dan Konsumsi Pemerintah dengan

pangsa masing-masing sebesar 34,44% dan

21,82%.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Realisasi triwulan III 2020

Konsumsi RT pada triwulan III 2020

mengalami kontraksi sebesar -6,94% (yoy)

membaik dibandingkan kontraksi pada

triwulan II sebesar -9,96% (yoy). Kontraksi

pada triwulan III secara umum disebabkan

oleh penyebaran virus COVID-19 di Papua.

Kebijakan penanganan dampak COVID-19

dalam hal ini pembatasan aktivitas sepanjang

triwulan III, memberikan dampak terhadap

penurunan penghasilan yang turut

memberikan efek terhadap daya beli

masyarakat serta penurunan keyakinan

konsumen. Namun demikian, terjadi

perbaikan konsumsi RT dibandingkan

triwulan II 2020 didorong oleh relaksasi

kebijakan pembatasan aktivitas di Papua.

Survei konsumen yang dilakukan oleh Bank

Indonesia menunjukkan peningkatan pada

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan indeks

penghasilan masyarakat dibandingkan

triwulan II 2020 meskipun belum kembali ke

tingkat normal sebelum pandemi. IKK

mengalami peningkatan hingga tingkat 109

setelah sebelumnya mencatatkan nilai 91,33

pada triwulan II 2020. Indeks penghasilan

saat ini juga turut mengalami peningkatan

signifikan hingga tingkat 90,67 setelah

sebelumnya turun hingga 64 pada triwulan II

2020. Disamping itu, Indeks Ekspektasi

Grafik 1.3 Perkembangan Survei Konsumen

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.4 Kredit Konsumsi

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

109,00

100,67

131,11

124,22

90,6777,33

50

70

90

110

130

150

170

I II III IV I II III IV I II III Okt

2018 2019 2020

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Garis 100 Penghasilan Saat Ini vs 6 bln sblm

Optimistis

Pesimistis

10,60

10,62

8,07

9,15

4

5

6

7

8

9

10

11

12

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Kredit Konsumsi

Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 20: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

5

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Konsumen mencatatkan nilai 131,11 yang

menunjukan masyarakat masih optimis untuk

perkembangan ekonomi kedepannya.

Selanjutnya, penyaluran kredit konsumsi

pada triwulan III 2020 tumbuh sebesar

9,15% (yoy) atau lebih baik dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,07%

(yoy) (Grafik 1.4). Hal tersebut mencerminkan

konsumsi masyarakat dengan pembiayaan

kredit mengalami perbaikan sejalan dengan

peningkatan oustanding kredit konsumsi.

Di sisi lain, kinerja impor konsumsi pada

triwulan III 2020 tumbuh sebesar

24,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar -16,77%(yoy).

Dalam hal menangkap perubahan mobilitas

masyarakat selama masa pandemi, Google

merilis data perubahan mobilitas masyarakat

dibandingkan dengan situasi sebelum

penyebaran COVID-19 (baseline) dan dibagi

kedalam beberapa kategori sesuai dengan

wilayah pengambilan data. Data mobilitas

pergerakan masyarakat tersebut

menunjukkan peningkatan pada kategori

Pusat Perdagangan dan Rekreasi (Grafik 1.7)

serta Pusat Belanja Bahan Makanan dan

Farmasi (Grafik 1.8). Perubahan pola aktivitas

masyakat sepanjang triwulan III 2020

Grafik 1.7 Mobilitas Pusat Perdagangan dan Rekreasi

Sumber : Google Mobility Report, diolah

Grafik 1.8 Mobilitas Pusat Bahan Makanan, Farmasi

Sumber : Google Mobility Report, diolah.

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

01-Apr-20 01-Mei-20 01-Jun-20 01-Jul-20 01-Agu-20 01-Sep-20 01-Okt-20

Baseline

Pusat Perdagangan Eceran dan Rekreasi

Persen Perubahan dr Baseline(%)

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

01-Apr-20 01-Mei-20 01-Jun-20 01-Jul-20 01-Agu-20 01-Sep-20 01-Okt-20

Baseline

Pusat Belanja Bahan Makanan dan Farmasi

Persen Perubahan dr Baseline(%)

Grafik 1.5 Impor Konsumsi

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

.

Grafik 1.6 Konsumsi Pemerintah – PDRB Papua

Sumber: BPS, diolah

(5,69)

(70,21)

(16,77)

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

1

1

2

2

3

3

4

4

5

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Nilai Impor Konsumsi Pertumbuhan [sk. kanan]juta USD % yoy

1,45

1,92

-1,83

1,75

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Konsumsi Pemerintah PertumbuhanRp miliar %yoy

Page 21: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

6

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

mengkonfirmasi peningkatan aktivitas

ekonomi masyarkat dibandingkan triwulan II

2020 sejalan dengan pelonggaran kebijakan

pembatasan aktivitas di Papua.

Tracking triwulan IV 2020

Pertumbuhan konsumsi RT pada triwulan IV

2020 diprakirakan masih mengalami

kontraksi meskipun tidak sedalam kontraksi

pada triwulan III 2020. Kinerja konsumsi RT

pada triwulan IV diprakirakan mengalami

pemulihan secara bertahap seiring dengan

pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas

dan peningkatan konsumsi menjelang hari

raya natal dan tahun baru. Namun,

ketidakpastian pemulihan ekonomi dalam

jangka menengah dan panjang diprakirakan

tetap menahan pemulihan konsumsi RT

triwulan IV pada tingkat yang tidak lebih baik

dibandingkan masa sebelum penyebaran

COVID-19.

1.2.2 Konsumsi Pemerintah

Realisasi triwulan III 2020

Pada triwulan III 2020, konsumsi pemerintah

mengalami pertumbuhan sebesar 1,75%

(yoy) berbalik arah dibandingkan dengan

kontraksi pada triwulan II 2020 sebesar

-1,83% (yoy) (Grafik 1.6). Kinerja konsumsi

pemerintah pada triwulan III 2020 tumbuh

sejalan dengan percepatan realisasi APBN dan

APBD dalam menanggulangi dampak COVID-

19. Selanjutnya, percepatan realisasi dana

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) turut

memberikan dampak terhadap konsumsi

pemerintah.

Dari sisi belanja APBD, belanja pemerintah

pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi

sebesar -3,33% (yoy) dibandingkan triwulan

III 2019. Penurunan belanja pemerintah

utamanya disebabkan oleh penurunan

realisasi belanja modal. Hal ini disebabkan

oleh adanya perubahan masa kerja proyek

konstruksi menjadi multi years sebagai

dampak dari COVID-19.

Sementara itu, dari sisi belanja APBN, belanja

pemerintah mengalami kontraksi sebesar

-19,95% (yoy). Penurunan belanja APBN

didorong oleh perlambatan realisasi belanja

barang dan belanja modal. Penjadwalan

kembali proyek pemerintah paska

penyebaran COVID-19 ikut menahan realiasi

belanja pemerintah pusat.

Tracking triwulan IV 2020

Grafik 1.9 Realisasi Belanja APBN Papua

Sumber: DJPb Kemenkeu, diolah.

Grafik 1.10 Realisasi Belanja APBD Papua

Sumber: DJPb Kemenkeu, diolah.

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Belanja LainnyaTw II 2019 Tw II 2020

(Rp miliar)

- 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Belanja Lainnya

Tw II 2019 Tw II 2020

(Rp miliar)

Page 22: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

7

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Pada triwulan IV 2020, konsumsi pemerintah

diprakirakan mengalami pertumbuhan.

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan

IV 2020 diprakirakan mengalami

pertumbuhan dibandingkan tahun

sebelumnya. Hal ini sejalan dengan

percepatan realisasi program pemulihan

ekonomi nasional serta penanganan dampak

COVID-19 pada tingkat provinsi dan

kabupaten/kota di Papua. Sesuai dengan

historisnya, realisasi belanja modal akan

meningkat pada semester II, menyesuaikan

dengan pola pembiayaan proyek pemerintah.

1.2.3 Neraca Perdagangan Papua

Realisasi triwulan III 2020

Neraca perdagangan Papua pada triwulan III

2020 tercatat mengalami surplus. Secara

nominal, neraca perdagangan tercatat

surplus sebesar Rp1.057 miliar, meningkat

dibandingkan triwulan II 2020 yang

mengalami surplus sebesar Rp51,20 miliar.

Perbaikan neraca perdagangan didorong

oleh pertumbuhan ekspor luar negeri dan

penurunan impor luar negeri meskipun

neraca perdagangan antar daerah masih

mengalami defisit sebesar Rp2,48 triliun,

lebih dalam dibandingkan defisit pada

periode sebelumnya sebesar Rp1,93 triliun.

PDRB dari sisi Ekspor luar negeri tumbuh

sebesar 130,18% (yoy) meningkat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya sebesar 60,35% (yoy).

Pertumbuhan ekspor luar negeri didorong

oleh peningkatan nilai ekspor komoditas

tambang di Papua yang mengalami

pertumbuhan sebesar 163,04% (yoy).

Peningkatan ekspor tambang ini sejalan

dengan pemulihan ekonomi negara tujuan

utama dan peningkatan kapasitas produksi

pertambangan di Papua sejalan dengan

pembangunan tambang bawah tanah milik

perusahaan tambang terbesar di Papua.

Di sisi lain ekspor nontambang Papua pada

triwulan III 2020 tumbuh sebesar 30,80%

(yoy) lebih tinggi dibandingkan ekspor pada

triwulan II 2020 sebesar 34,23%(yoy). Ekspor

nontambang Papua pada triwulan III 2020

masih didominasi oleh ekspor kayu dan

barang dari kayu.

Dilihat dari tujuan ekspornya, pada triwulan

III 2020, Tiongkok, Jepang, Jerman dan Korea

Selatan merupakan negara utama tujuan

Grafik 1.11 Ekspor Non Migas

Sumber: Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.12 Tujuan Ekspor Non Migas

Sumber: Bea dan Cukai, diolah.

-77,88

82,64

141,88

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Nilai Ekspor Nontambang

Nilai Ekspor Pertambangan

g Ekspor Non Migas [sk. Kanan]

USD juta % yoy

54%

25%

12%

5%2%2% Tiongkok

Jepang

jerman

Korea Selatan

Amerika Serikat

Lainnya

Page 23: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

8

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

ekspor Papua dengan pangsa masing-masing

sebesar 53,61%, 24,52%, 11,70% dan

5,17% (Grafik 1.12).

Sementara itu, ekspor kayu Papua

memberikan andil sebesar 3,48% terhadap

ekspor Papua pada triwulan III 2020. Tujuan

ekspor kayu terbesar adalah ke Amerika

Serikat, Korea Selatan dan Arab Saudi

dengan pangsa masing-masing sebesar

48,38%, 21,83% dan 17,76%. Ekspor kayu

Papua secara umum merupakan hasil olahan

berupa kayu lapis dan sisanya merupakan

kayu bulat sebagai bahan pembuatan

furnitur.

Impor luar negeri pada triwulan III 2020

terkontraksi sebesar -48,23% (yoy) lebih

dalam dibandingkan dengan kontraksi

triwulan II 2020 sebesar -35,02% (yoy). Impor

luar negeri Papua didominasi oleh impor

bahan baku penolong dengan andil sebesar

84,69%. Sementara itu, impor lainnya terdiri

dari impor barang modal dan impor konsumsi

dengan andil masing-masing sebesar 9,83%

dan 5,49% (Grafik 1.14). Dilihat dari asal

negaranya, impor luar negeri Papua

didominasi oleh Australia dengan pangsa

sebesar 81,57% dan Singapura dengan

pangsa sebesar 7,59% (Grafik 1.15). Impor

dari Australia terutama merupakan barang

dari logam, alat listrik dan hasil industri

lainnya. Kedekatan geografis antara Australia

dengan Papua menyebabkan sebagaian

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Non Migas

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.14 Impor Non Migas Berdasarkan Jenis

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

(64,17) (59,02)

(27,08)

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Impor Non Migas

Impor Barang Modal dan Antara

g Impor Non Migas [sk. kanan]

USD juta % yoy

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Bahan Baku Penolong Modal KonsumsiUSD juta

Grafik 1.15 Negara Asal Impor Non Migas

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar-Muat

Sumber : BPS, diolah.

82%

8%

5%

Australia

Singapura

Filipina

Malaysia

Jepang

107,18

18,14

0,39

-5,78

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Total Muat Barang Total Bongkar Barang

g Muat Barang g Bongkar Barang

% yoyribu ton

Page 24: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

9

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

besar impor luar negeri Papua berasal dari

Australia.

Sementara itu, dilihat dari arus pergerakan

barang di Papua, bongkar barang mengalami

kontraksi sebesar -5,78% (yoy) lebih buruk

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

0,39% (yoy) (Grafik 1.16). Sementara itu,

muat barang tumbuh sebesar 18,14% (yoy)

tidak lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 107,18% (yoy). Arus

bongkar barang mengalami kontraksi sejalan

dengan penurunan perdagangan

dibandingkan periode yang sama pada

triwulan III 2019.

Tracking triwulan IV 2020

Neraca perdagangan pada triwulan IV 2020

diprakirakan kembali mencatatkan surplus.

Kinerja ekspor luar negeri diprakirakan

tumbuh sejalan dengan peningkatan

produksi tambang di Papua serta

peningkatan permintaan dari negara tujuan

utama seiring pemulihan aktivitas ekonomi.

Kinerja impor Papua pada triwulan IV 2020

diprakirakan tetap mengalami kontraksi

dibandingkan triwulan IV 2019 sejalan

dengan penurunan arus perdagangan dan

pembangunan di Papua

Grafik 1.17 Perkembangan PDRB Investasi Papua

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.18 Perkembangan PMA dan PMDN

Sumber : BKPM, diolah.

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar

Sumber: JISDOR, Bank Indonesia.

Grafik 1.20 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

15,73

11,11

-6,24

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-2000

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Pertumbuhan Investasi

Rp miliar % yoy

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

PMA (USD ribu) PMDN (Rp. Juta)

12,00

13,00

14,00

15,00

16,00

17,00

18,00

00

02

04

06

08

10

12

02-J

an-1

9

29-M

ar-1

9

05-J

ul-1

9

19-A

gu-1

9

19 N

op 2

019

14-F

eb-2

0

14-M

ei-2

0

13-A

gu-2

0

4 N

op 2

020

Ribu RupiahRibu Rupiah AUD/IDR USD/IDR [sk. Kanan]

22,69

18,28

41,69

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Kredit Investasi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 25: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

10

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

1.2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

Realisasi triwulan III 2020

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Papua pada triwulan III 2020 mengalami

kontraksi sebesar -1,80% (yoy) tidak lebih

baik dibandingkan dengan kontraksi triwulan

II 2020 sebesar -0,97% (yoy) (Grafik 1.17).

Kinerja PMTB Papua pada triwulan III 2020

terutama didorong oleh investasi terkait

pengembangan tambang bawah tanah milik

perusahan tambang terbesar di Papua disertai

oleh pertumbuhan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN).

Dilihat dari sumber investasinya, pada

triwulan III 2020 mayoritas berasal dari

Penanaman Modal Asing (PMA) senilai 191,7

juta dolar AS, lebih besar dibandingkan

PMDN dengan nominal sebesar 68,53 miliar

rupiah (Grafik 1.18). Secara umum, PMA di

Papua terutama direalisasikan untuk

pembangunan tambang bawah tanah yang

dilakukan oleh induk perusahaan tambang

terbesar di Papua. Peningkatan realisasi pada

triwulan III 2020 sejalan dengan peningkatan

aktivitas pembangunan tambang bawah

tanah.

Sementara itu, PMDN Papua pada triwulan III

2020 mencapai Rp68,5 miliar yang

terkontraksi sebesar -84,77% (yoy), menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 253,28% (yoy). PMDN

yang ada berkaitan dengan pengembangan

perkebunan sawit, pertambangan dan

industri pengolahan di Papua.

Indikator lainnya yang menunjukan

pertumbuhan investasi yaitu perkembangan

kredit investasi. Pada triwulan III 2020, kredit

investasi Papua meningkat sebesar 41,96%

(yoy) meningkat signifikan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

18,28% (yoy) (Grafik 1.20). Secara umum

kredit investasi terutama disalurkan kepada

sektor pertambangan & penggalian dan

industri pengolahan.

Tracking triwulan IV 2020

Grafik 1.21 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha

Sumber : BPS, diolah.

(15,05)

1,32 4,14

(2,61)

-30

-20

-10

0

10

20

30

(8.000)

2.000

12.000

22.000

32.000

42.000

52.000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Pertambangan dan Penggalian Lainnya Adm. Pemerintahan dan Jaminan Sosial

Transportasi dan Pergudangan Perdagangan dan Reparasi Konstruksi

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertumbuhan Ekonomi [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 26: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

11

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Pada triwulan IV 2020, investasi Papua

diprakirakan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan III 2020.

peningkatan ini sejalan dengan kebijakan

pelonggaran pembatasan aktivitas ekonomi

yang menurunkan ketidakpastian kondisi

perekonomian. Investasi diprakirakan akan

tetap didominasi oleh PMA yang turut

didukung oleh pertumbuhan PMDN.

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi

Lapangan Usaha

1.3.1 Pertambangan dan Penggalian

Realisasi triwulan III 2020

Kinerja LU pertambangan dan penggalian

pada triwulan III mengalami pertumbuhan

sebesar 0,36% (yoy) melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar

29,92% (yoy). Kinerja LU pertambangan dan

penggalian tidak terlepas dari perkembangan

kinerja perusahaan tambang terbesar di

Papua. Pada triwulan III 2020 produksi

konsentrat tembaga mencapai 222 juta

pounds atau tumbuh sebesar 16,23% (yoy)

melambat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan II 2020 sebesar

44,80% (yoy) (Grafik 1.22). Sementara itu,

produksi emas mencapai 236 ribu ounces

atau mengalami kontraksi sebesar -28,27%

(yoy) berbalik arah dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan II 2020 sebesar

22,73% (yoy) (Grafik 1.23). Peningkatan

produksi tembaga dipengaruhi oleh

pembangunan tambang bawah tanah yang

Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Tembaga

Sumber : Freeport-McMoRan, diolah.

Grafik 1.23 Perkembangan Produksi Emas

Sumber : Freeport-McMoRan, diolah.

Grafik 1.24 Perkembangan Penjualan Tembaga

Sumber : Freeport-McMoRan, diolah.

Grafik 1.25 Perkembangan Penjualan Emas

Sumber : Freeport-McMoRan, diolah.

(45,11)

44,80

16,23

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Produksi Tembaga (Cu) Pertumbuhan Tembaga [sk. kanan]

Cu: juta pound % yoy

(55,60)

22,73

(28,27)

-100

-50

0

50

100

150

200

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Produksi Emas (Au) Pertumbuhan Emas [sk. kanan]

Au: ribu ounce % yoy

(52,22)

(27,01)

13,91

57,55

-100

-50

0

50

100

150

200

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Penjualan Tembaga (Cu) Pertumbuhan Cu [sk. kanan]

Cu: juta pound % yoy

(72,43)

(40,85)

(2,70)

(3,77)

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Penjualan Emas (Au) Pertumbuhan Au [sk. kanan]

Au: ribu ounce % yoy

Page 27: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

12

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

berjalan sesuai dengan jadwal. Namun

demikian, kontraksi pada produksi emas

dipengaruhi oleh kinerja produksi yang tinggi

pada triwulan III 2019 yang didorong oleh

penghabisan cadangan Grasberg Open Pit.

Penjualan tembaga secara kuantitas

mengalami pertumbuhan sebesar 57,55%

(yoy) meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh

13,91% (yoy) (Grafik 1.24). Sementara itu,

penjualan emas secara kuantitas terkontraksi

sebesar -3,77% (yoy) (Grafik 1.25).

Selanjutnya, harga tembaga dunia tercatat

mengalami peningkatan pada triwulan III

2020 dibandingkan triwulan II 2020. Harga

tembaga pada bulan September 2020

sebesar 6.704 dolar AS per metric ton,

meningkat 16,42% (yoy) dibandingkan

dengan bulan September 2019. Di sisi lain,

harga emas mengalami peningkatan pada

triwulan III 2020 dibandingkan dengan

triwulan III 2019. Pada bulan September

2020, harga emas tercatat 1.921 dollar AS

per troy ons atau tumbuh 27,23% (yoy)

dibandingkan bulan September 2019.

Tracking triwulan IV 2020

Pada triwulan IV 2020 laju pertumbuhan LU

pertambangan dan penggalian diprakirakan

meningkat dibandingkan triwulan III 2020.

Hal ini disebabkan oleh base effect kinerja LU

pertambangan yang rendah pada triwulan IV

2019 dan peningkatan produktifitas serta

kadar mineral tambang.

Berdasarkan informasi dari perusahaan

tambang terbesar di Papua, dua tambang

bawah tanah utama diprakirakan mengalami

peningkatan produksi bijih pada triwulan IV

2020. Produksi tambang Deep Mile Level

Zone (DMLZ) dan Grasber Block Cave (GBC)

diprakirakan kembali meningkat pada kisaran

20-22% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kemudian, pembaharuan kuota ekspor untuk

konsentrat tembaga sebesar 1.069.000 Wet

Metric Ton (WMT) hingga bulan Maret 2021

diprakirakan akan meningkatkan kinerja

penjualan komoditas tambang. Pelonggaran

kebijakan pembatasan aktivitas serta

pemulihan ekonomi secara global

diprakirakan turut mendukung peningkatan

permintaan dari negara tujuan utama.

Grafik 1.26 Perkembangan Harga Tembaga dan

Emas Dunia (dolar AS)

Sumber : World Bank, diolah.

Grafik 1.27 Proyeksi Produksi Konsentrat

Tembaga dan Emas

Sumber : Freeport McMoRan, diolah.

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2017 2018 2019 2020

Harga Tembaga (USD/mt)Harga Emas (USD/troy oz) - sk. Kanan

1,16

0,670,74

1,4

1,7

2,4

0,860,8

1,4

1,8

0

0,5

1

1,5

2

2,5

2018 2019 2020p 2021p 2022p

Tembaga (miliar pounds) Emas (juta ounces)

Page 28: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

13

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

1.3.2 Konstruksi

Realisasi triwulan III 2020

Pada triwulan III 2020, LU konstruksi

mengalami kontraksi tipis sebesar -0,15%

(yoy) menurun dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan II 2020 sebesar 1,10%

(yoy) (Grafik 1.28). Kontraksi kinerja LU

konstruksi disebabkan oleh penjadwalan

ulang pelaksanaan proyek yang merubah

jangka waktu proyek. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan

menyesuaikan dengan prioritas penyerapan

anggaran pemerintah daerah.

Sementara itu, penjualan semen di Papua

masih mencatatkan pertumbuhan. Hal ini

menjadi indikator keberlangsungan aktivitas

eknomi di sektor konstruksi. Pada triwulan III

2020 konsumsi semen Papua mencapai

193,24 ribu ton atau tumbuh sebesar

35,35% (yoy) (Grafik 1.30) lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 32,05% (yoy).

Selanjutnya, pada triwulan III 2020

penyaluran kredit konstruksi mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya meskipun tercatat mengalami

kontraksi dibandingkan triwulan III 2019..

Kredit konstruksi yang disalurkan pada

triwulan III 2020 terkontraksi sebesar

-14,42% (yoy) (Grafik 1.31). Penurunan

penyaluran kredit secara tahunan didorong

Grafik 1.28 Perkembangan PDRB Konstruksi dan

Belanja Modal Pemerintah

Sumber : BPS, DJPb, diolah.

Grafik 1.29 Perkembangan Belanja Modal

Pemerintah

Sumber : BPS, DJPb, diolah.

Grafik 1.30 Perkembangan Penjualan Semen Papua

Sumber : Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, diolah.

Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Konstruksi Papua

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

2,41

0

2

4

6

8

10

12

14

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II II IV I II

2018 2019 2020

Konstruksi

Belanja Modal

Pertumbuhan Konstruksi - sk. Kanan

Rp miliar % yoy

12,32

2,41

3,84

0

2

4

6

8

10

12

14

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II II IV I II

2018 2019 2020

Belanja Modal

Pertumbuhan Konstruksi - sk. Kanan

Rp miliar % yoy

2,24

19,77

35,35

-20

-10

0

10

20

30

40

-

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Penjualan SemenPertumbuhan [sk. kanan]

ribu ton %, yoy11,28

-0,05

-12,21

-14,42

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Kredit Konstruksi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 29: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

14

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

oleh telah selesainya pembangunan sebagian

besar venue PON XX di Papua pada tahun

2019 dan awal tahun 2020.

Tracking triwulan IV 2020

Pada triwulan IV 2020 LU konstruksi masih

mengalami kontraksi secara tahunan.

Penurunan kinerja LU konstruksi disebabkan

oleh tingginya kinerja pada triwulan IV 2019

sejalan dengan persiapan PON XX. Setelah

sebagian besar pembangunan Venue PON XX

sudah selesai, maka kinerja pada triwulan IV

2020 akan mengalami penurunan

dibandingkan periode yang sama pada tahun

2019. Proyek pembangunan milik

pemerintah daerah yang masih berjalan

adalah pembangunan jalan antar

kabupaten/kota serta peremajaan bandar

udara di Nabire.

1.3.3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Realisasi triwulan III 2020

LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi

sebesar -0,71% (yoy) lebih baik dibandingkan

dengan triwulan II 2020 yang terkontraksi

sebesar -1,62% (yoy) (Grafik 1.32). Secara

umum, kontraksi LU pertanian, kehutanan

dan perikanan disebabkan oleh penurunan

luas panen padi pada periode panen gadu.

Penurunan luas panen padi terjadi paling

besar di Kab. Merauke yang disebabkna oleh

kondisi cuaca yang kurang mendukung. Hal

ini disertai rendahnya konsumsi RT dan

penyediaan makan dan minum di restoran

dan minimnya pengadaan event besar yang

melibatkan massa. Selanjutnya, penurunan

permintaan industri pengolahan bahan baku

hasil hutan, juga menjadi penyebab

kontraksi.

Kemudian, berdasarkan informasi dari

BMKG, curah hujan di Papua pada triwulan III

2020 mencapai 206,55 mm lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan II 2020

sebesar 230,27 mm. Sementara itu, kondisi

tinggi gelombang di wilayah Papua pada

triwulan III 2020 berkisar antara 0-1,5m

sehingga sudah mulai kondusif untuk melaut

karena kapal nelayan sebagian besar

merupakan kapal tradisional.

Peningkatan kinerja LU pertanian juga

tercermin dari meningkatnya Nilai Tukar

Petani (NTP) pada triwulan III 2020 sebesar

Grafik 1.32 Perkembangan PDRB Pertanian

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Pertanian

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

-0,25

-1,62

-0,71

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

3.700

3.800

3.900

4.000

4.100

4.200

4.300

4.400

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertumbuhan Pertanian

Rp %, yoy

13,35

28,23

28,44

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Kredit Sektor Pertanian

Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 30: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

15

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

103,59 meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 102,49. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan nilai

produksi untuk LU pertanian, kehutanan dan

perikanan dibandingkan biaya produksi yang

dikeluarkan.

Sementara itu, indikator pertumbuhan

lainnya yaitu penyaluran kredit pertanian juga

mengalami peningkatan pertumbuhan. Pada

triwulan III 2020, penyaluran kredit LU

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

tumbuh sebesar 28,44% (yoy) meningkat

dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang

tumbuh sebesar 28,23% (yoy) (Grafik 1.33).

Tracking Triwulan IV 2020

Pada triwulan IV 2020 LU Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan diprakirakan

tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan III 2020. Peningkatan kinerja LU

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada

triwulan IV 2020 sejalan dengan perbaikan

konsumsi RT dan permintaan industri

pengolahan untuk bahan baku. Pelonggaran

kebijakan pembatasan aktivitas diprakirakan

dapat terus mendorong permintaan. Panen

gadu yang sebagian jatuh pada bulan

Oktober diprakirakan dapat mendorong hasil

pertanian.

1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Realisasi triwulan III 2020

Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada

triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar

-2,23 (yoy) lebih baik dibandingkan dengan

triwulan II 2020 yang terkontraksi sebesar

-5,82% (yoy). Kinerja LU Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor pada triwulan III 2020 mengalami

kontraksi sebagai dampak tidak langsung dari

penerapan kebijakan pembatasan aktivitas.

Kebijakan pembatasan jam operasional

pelaku usaha yang diterapkan oleh

pemerintah daerah, memberikan

keterbatasan konsumen dalam melakukan

pembelian. Di sisi lain, penurunan

penghasilan dan daya beli masyarakat turut

berpengaruh terhadap konsumsi RT.

Namun demikian, kinerja LU perdagangan

mengalami perbaikan dibandingkan dengan

Grafik 1.34 Perkembangan Curah Hujan Papua

Sumber: Kementerian Pertanian, diolah.

Grafik 1.35 Peta Tinggi Gelombang

Sumber: BMKG.

275,71

191,90

152,03

0

50

100

150

200

250

300

350Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Juli

Agt

Sep

Okt

No

v

De

s

Jan

Feb

Mar

Apri

l

Mei

Juni

Juli

Agt

Sep

2019 2020

mm

Page 31: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

16

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

triwulan II 2020. Hasil SK menunjukan

penurunan Indeks pembelian durable goods

(barang tahan lama) pada triwulan III 2020

rata-rata sebesar 88, meningkat

dibandingkan rata-rata pada triwulan II 2020

sebesar 78,67 (Grafik 1.36). Hal ini

menunjukan perbaikan preferensi

masyarakat untuk membeli barang tahan

lama.

Selanjutnya, hasil survei penjualan eceran

oleh Bank Indonesia menunjukan adanya

perbaikan penjualan sepanjang triwulan III

2020 sebesar 27,16% (qtq) lebih besar

dibandingkan penjualan pada triwulan II

2020. Hal ini menunjukan adanya pemulihan

kinerja sejalan dengan pelonggaran

pembatasan aktivitas.

Di sisi lain, dilihat dari penyaluran kredit pada

sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor

menunjukan kontraksi pada triwulan III 2020.

Kredit sektor Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mencapai

Rp6,84 triliun atau terkontraksi sebesar

-3,23% (yoy) lebih baik dibandingkan dengan

kontraksi triwulan II 2020 sebesar -4,29%

(yoy) (Grafik 1.37).

Tracking triwulan IV 2020

Kinerja LU perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor pada

triwulan IV 2020 diprakirakan masih

terkontraksi, namun tidak lebih dalam

dibandingkan triwulan III 2020. Perbaikan

kinerja pada LU perdagangan didorong oleh

pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas

sepanjang triwulan III dan IV 2020.

Pelonggaran kebijakan ini diprakirakan dapat

memberikan ruang untuk peningkatan

konsumsi masyarakat. Peningkatan aktivitas

masyarakat di pusat perdagangan dan

pembelian bahan makanan dapat tercermin

dari Google Mobility Index (Grafik 1.7 -1.8).

Grafik 1.36 Perkembangan Survei Konsumen –

Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia, diolah .

Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Sektor

Perdagangan

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

84,67

95,33

50

60

70

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2018 2019 2020

Pembelian DurableGoods

Garis 100

Optimistis

Pesimistis

10,37

-1,04

-4,29

-3,23

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

6

6,2

6,4

6,6

6,8

7

7,2

7,4

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Kredit Perdagangan

Pertumbuhan Kredit Perdagangan

Rp triliun % yoy

Page 32: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

17

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi APBN lingkup Provinsi Papua pada triwulan III 2020 mengalami penurunan baik

pada pos pendapatan maupun pos belanja dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun sebelumnya. Pendapatan APBN lingkup Provinsi Papua menurun tipis sebesar

0,66% (yoy) dan Belanja APBN lingkup Provinsi Papua terkontraksi sebesar 16,08% (yoy).

Sumber pendapatan terbesar berasal dari Pajak Dalam Negeri sedangkan realisasi belanja

terbesar berasal dari Belanja Barang dan Belanja Modal.

Selain itu, realisasi APBD lingkup Provinsi Papua pada triwulan III 2020 mengalami

peningkatan di sisi pendapatan, sedangkan sisi belanja mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan III 2019. Pos pendapatan meningkat sebesar 34,18%

(yoy) dipengaruhi terutama oleh percepatan transfer dari Pemerintah Pusat untuk

pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19, sedangkan pos belanja mengalami

penurunan sebesar 3,33% (yoy).

Page 33: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

18

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

2.1 Realisasi APBN Papua

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua pada

triwulan III 2020 pada pos pendapatan dan

pos belanja mengalami kontraksi

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2019.

Penurunan pada pos pendapatan terutama

disebabkan oleh penurunan realisasi Pajak

Dalam Negeri akibat pandemi COVID-19 yang

menyebabkan pembatasan aktivitas

perekonomian serta program relaksasi

perpajakan sebagai bagian dalam program

pemulihan ekonomi nasional. Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil

DJPb) Provinsi Papua memprakirakan

pendapatan APBN hingga akhir tahun 2020

hanya mencapai 82%.

Realisasi belanja APBN juga diperkirakan akan

lebih rendah dari tahun sebelumnya akibat

pandemi COVID-19. Hingga akhir tahun 2020,

belanja APBN diproyeksikan hanya akan

mencapai 88%, lebih rendah dibandingkan

dengan tahun 2019 sebesar 91,20%.

2.1.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Papua

triwulan III 2020 sebesar Rp2,27 triliun, lebih

rendah 0,66% (yoy) dibandingkan realisasi

pada triwulan III 2019 sebesar Rp2,28 triliun

(Tabel 2.1). Penurunan pendapatan APBN

lingkup provinsi Papua disebabkan oleh

penurunan Pajak Dalam Negeri sebesar 16,

12% (yoy), dari Rp1,98 triliun pada triwulan III

2019 menjadi Rp1,66 triliun pada triwulan III

2020.

Penurunan Pajak Dalam Negeri disebabkan

oleh pelemahan ekonomi akibat pandemi

COVID-19 terutama pada sektor transportasi

dan akomodasi makan minum. Selain itu,

insentif pajak seperti relaksasi Pajak

Penghasilan dan percepatan restitusi Pajak

Pertambahan Nilai sebagia insentif pemulihan

ekonomi ikut berkontribusi dalam penurunan

realisasi pendapatan APBN.

Di sisi lain, terjadi peningkatan pada pos Pajak

Perdagangan Internasional sebesar 177,25%

(yoy), dari Rp172 miliar pada triwulan III 2019

menjadi Rp477 miliar pada triwulan III 2020.

Peningkatan Pajak Perdagangan Internasional

disebabkan karena peningkatan ekspor

pertambangan Papua akibat peningkatan

produksi tambang didorong oleh peningkatan

kapasitas produksi tambang bawah tanah

Grasberg Block Cave dan Deep Mile Level Zone

(DMLZ). Peningkatan produksi tambang juga

didukung oleh pemberian kuota ekspor dan

pemulihan ekonomi Tiongkok.

Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

juga didorong oleh Penerimaan Bea Masuk

yang berasal dari barang kiriman pos dan

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020

Pajak Dalam Negeri 1.242 1.460 1.977 2.582 1.437 1.430 1.658 (16,12) 73,09

Pajak Perdagangan Internasional 544 75 172 40 158 220 477 177,52 21,02

Penerimaan Negara Bukan Pajak 174 161 135 203 265 83 134 (0,97) 5,89

Total 1.960 1.696 2.284 2.825 1.860 1.733 2.269 (0,66) 100

Struktur

(%)

Year-on-

Year (%)Pendapatan APBN

Realisasi (Rp Miliar)

Page 34: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

19

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

importasi vanili dari Papua Nugini, serta

importasi barang-barang modal dari

perusahaan tambang terbesar di Papua,

seiring dengan pembukaan kembali

perdagangan dengan Papua Nugini pasca

penutupan sejak awal pandemi COVID-19.

Dengan mempertimbangkan dampak

pandemi COVID-19, target penerimaan Pajak

Perdagangan Internasional telah direvisi sesuai

Keputusan Kakanwil DJBC Khusus Papua

Nomor 53/WBC.20/2020 yaitu dari Rp1,64

triliun menjadi sebesar Rp583,27 miliar.

Penerimaan Negara Bukan Pajak mengalami

sedikit penurunan sebesar 0,97% (yoy), dari

Rp135 miliar pada triwulan III 2019 menjadi

Rp134 miliar pada triwulan III 2020. Secara

akumulatif, hingga triwulan III 2020 realisasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar

Rp481 miliar. Penerimaan Negara Bukan Pajak

terdiri dari Pendapatan Badan Layanan Umum

(BLU) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak

lainnya, dengan nilai akumulatif hingga

triwulan III 2020 secara berurutan sebesar

Rp78 miliar dan Rp403 miliar.

Secara struktur, pada triwulan III 2020

Pendapatan APBN lingkup Pronvisi Papua

didominasi oleh Pajak Dalam Negeri sebesar

73,09% dari total Pendapatan APBN, diikuti

oleh Pajak Perdagangan Internasional sebesar

21,02%. Sisanya, sebesar 5,89% berasal dari

Penerimaan Negara Bukan Pajak (Grafik 2.2).

2.1.2 Realisasi Belanja APBN Papua

Realisasi belanja APBN pada triwulan III 2020

turun sebesar 16,08% (yoy), dari Rp4,17

triliun pada triwulan III 2019 menjadi Rp3,34

triliun pada triwulan III 2020. Penurunan

tersebut terutama dipengaruhi oleh

penurunan pada Belanja Modal sebesar

30,12% (yoy) dan penurunan Belanja Barang

sebesar 20,59% (yoy) (Tabel 2.2).

Belanja Modal mengalami kontraksi jika

dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun 2019, dari Rp1,57 triliun pada

triwulan III 2019 menjadi Rp1,10 triliun pada

triwulan III 2020. Sedangkan Belanja Barang

menurun dari Rp1,51 triliun pada triwulan III

2019 menjadi Rp1,20 triliun pada triwulan III

2020.

Selain itu, pada triwulan III 2020, Belanja

Pegawai mengalami penurunan tipis sebesar

4,13% (yoy), dari Rp1,08 triliun pada triwulan

Grafik 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

Grafik 2.2 Struktur Pendapatan APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

1,977

172

135

1,658

477

134

Pajak DalamNegeri

PajakPerdaganganInternasional

PenerimaanNegara Bukan

PajakIII 2019

III 2020

73.09%

21.02%

5.89%

Pajak Dalam Negeri

Pajak PerdaganganInternasional

Penerimaan NegaraBukan Pajak

Page 35: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

20

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

III 2019 menjadi Rp1,03 triliun pada triwulan

III 2020.

Realisasi Belanja Bantuan Sosial juga

mengalami kontraksi sebesar 27,98% (yoy),

dari Rp13 miliar pada triwulan III 2019 menjadi

Rp9 miliar pada triwulan III 2020 (Tabel 2.2).

Kontraksi yang terjadi pada realisasi komposisi

belanja APBN lingkup Provinsi Papua terjadi

karena adanya pandemi COVID-19 yang

membuat aktivitas pemerintahan tidak

berjalan normal. Pemerintah menurunkan

pagu Belanja APBN Provinsi Papua 2020 dari

Rp27,34 triliun menjadi 23,33 triliun. Terkait

Belanja Bantuan Sosial, kontraksi yang terjadi

disebabkan karena adanya perubahan

beberapa kebijakan/regulasi terkait pemberian

Bantuan Sosial yang disesuaikan dengan

kebijakan dalam rangka penanganan pandemi

COVID-19.

Jika dilihat secara struktur, realisasi belanja

APBN lingkup Provinsi Papua pada triwulan III

2020 lebih didominasi oleh Belanja Modal dan

Belanja Barang. Belanja Modal dan Belanja

Barang secara berurutan mencakup 32,86%

dan 35,95% dari total realisasi belanja APBN.

Selain itu, Belanja Pegawai juga memiliki porsi

yang tinggi pada struktur belanja APBN

sebesar 30,91%. Sisanya, sebesar 0,28% dari

total realisasi Belanja APBN merupakan Belanja

Bantuan Sosial (Grafik 2.4).

2.2 Realisasi APBD Papua

2.2.1. Realisasi Pendapatan APBD Papua

Realisasi pendapatan APBD lingkup Provinsi

Papua pada triwulan III 2020 mengalami

peningkatan sebesar 51,8% (yoy), dari

Rp12,23 triliun pada triwulan III 2019 menjadi

Rp18,57 triliun pada triwulan III 2020 atau

34,18% dari pagu (Tabel 2.3).

Grafik 2.3 Realisasi Belanja APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

Grafik 2.4 Struktur Belanja APBN Papua Tw III 2020

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

1,076

1,511

1,569

1,031

1,200

1,096

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

Belanja Modal

III 2019

III 202030.91%

35.95%

32.86%

0.28%

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020

Belanja Pegawai 751 1.095 1.076 1.001 800 1.023 1.031 (4,13) 30,91

Belanja Barang 679 1.652 1.511 2.287 540 838 1.200 (20,59) 35,95

Belanja Modal 347 650 1.569 2.974 415 990 1.096 (30,12) 32,86

Belanja Bansos - 3 13 19 - 2 9 (27,98) 0,28

Total Belanja 1.777 3.400 4.169 6.280 1.754 2.853 3.337 (16,08) 100

Struktur

(%)

Year-on-

Year (%)Belanja APBN

Realisasi (Rp Miliar)

Page 36: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

21

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Secara akumulatif, realisasi pendapatan APBD

hingga triwulan III 2020 sebesar Rp38,47

triliun, atau 70,80% dari pagu. Angka

tersebut lebih tinggi dibandingkan pada tahun

2019, dimana realisasi hingga triwulan III 2019

baru mencapai 56,49% dari pagu.

Jika dilihat dari komposisi pendapatan APBD,

peningkatan pendapatan terutama

disebabkan oleh peningkatan Pendapatan

Transfer sebesar 49,06% (yoy) dari Rp11,51

triliun pada triwulan III 2019 menjadi Rp17,16

triliun pada triwulan III 2020. Selain itu, Lain-

Lain Pendapatan Daerah Yang Sah juga

meningkat sebesar 1.345,06% (yoy) dari Rp46

miliar pada triwulan III 2019 menjadi Rp676

miliar pada triwulan III 2020.

Peningkatan signifikan pada Pendapatan

Transfer disebabkan terutama oleh Transfer ke

Daerah dan Dana Desa (TKDD) oleh

Pemerintah Pusat dalam rangka percepatan

realisasi anggaran untuk pemulihan ekonomi

nasional selama pandemi COVID-19.

Penyaluran TKDD dari Pemerintah Pusat

menyebabkan peningkatan Pendapatan

Transfer sebesar Rp5,11 triliun selama triwulan

III 2020. Angka tersebut lebih tinggi jika

dibandingkan peningkatan Pendapatan

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

2019 2020 I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020 III 2019 III 2020

Pendapatan Asli Daerah 2.755 3.069 474 424 672 2.607 331 726 734 24,4 23,9 9,2

Hasil Pajak Daerah 1.161 1.680 205 320 465 874 234 358 423 40,1 25,2 (9,0)

Hasil Retribusi Daerah 206 173 74 23 32 36 26 33 25 15,7 14,5 (22,4)

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

128 165 1 64 64 5 2 1 84 50,2 50,9 31,4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1.261 1.051 195 17 110 1.692 70 334 201 8,8 19,2 82,3

Pendapatan Transfer 51.626 46.755 6.763 11.064 11.512 12.762 6.747 12.052 17.160 22,3 36,7 49,1

Dana Bagi Hasil 3.172 3.984 294 782 789 1.105 369 994 1.086 24,9 27,3 37,6

Dana Alokasi Umum 23.084 23.443 6.242 6.679 5.422 3.707 5.906 5.525 5.994 23,5 25,6 10,6

Dana Alokasi Khusus 6.943 6.836 68 986 1.564 2.966 462 761 3.489 22,5 51,0 123,1

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 16.920 5.279 113 2.510 3.211 4.513 - 4.419 5.569 19,0 105,5 73,5

Transfer Pemerintah Provinsi 379 655 46 108 526 8 8 303 952 139,0 145,4 80,8

Transfer Bantuan Keuangan 1.127 6.559 - - - 462 2 49 70 - 1,1 -

Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 604 4.513 32 70 46 3.819 14 31 676 7,7 15,0 1.354,1

Pendapatan Hibah 386 503 28 70 33 175 14 8 434 8,4 86,3 1.231,2

Pendapatan Lain-lain 218 4.010 4 1 14 3.644 0 23 242 6,4 6,0 1.642,6

TOTAL 54.985 54.338 7.269 11.558 12.231 19.187 7.092 12.809 18.570 22,2 34,2 51,8

Year-on-

Year (%)KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH

Pagu (Rp Miliar) Realisasi (%)Realisasi (Rp Miliar)

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

Grafik 2.6 Struktur Pendapatan APBD Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

24.39

22.30

7.70

23.92

36.70

14.98

Pendapatan AsliDaerah

Pendapatan Transfer

Lain - Lain PendapatanDaerah Yang Sah

III 2019

III 2020

(dalam %)

3.95%

92.41%3.64%

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Transfer

Lain - Lain PendapatanDaerah Yang Sah

Page 37: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

22

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Transfer selama triwulan III 2019 sebesar

Rp448 miliar.

Selain transfer dari Pemerintah Pusat,

peningkatan Pendapatan Transfer juga

didorong oleh peningkatan Dana Alokasi

Khusus (DAK), yang mengalami peningkatan

signifikan sebesar Rp2,73 triliun dari triwulan

sebelumnya. Secara akumulatif, Dana Alokasi

Khusus hingga triwulan III 2020 sebesar

Rp4,71 triliun, lebih tinggi jika dibandingkan

akumulasi DAK pada triwulan III 2019 sebesar

Rp2,62 triliun.

Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah (PAD)

mengalami sedikit peningkatan sebesar

9,24% (yoy), dari Rp672 miliar pada triwulan

III 2019 menjadi Rp734 miliar pada triwulan III

2020. PAD mengalami peningkatan terutama

disebabkan oleh peningkatan pada Lain-Lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebanyak

Rp201 miliar dari triwulan sebelumnya.

Jika dilihat secara spasial berdasarkan Daerah

Tingkat II (Dati II), daerah yang memiliki

pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah

tertinggi pada triwulan III 2020 adalah

Kabupaten Mimika sebesar Rp58,32 miliar,

diikuti oleh Kota Jayapura sebesar Rp43,44

miliar dan Kabupaten Merauke sebesar

Rp12,13 miliar (Grafik 2.7).

Dari total Rp58,32 miliar pajak daerah

Kabupaten Mimika, 3 (tiga) terbesar

disumbang oleh 1) Pajak Hotel, 2) Pajak Bumi

dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan serta

3) Pajak Restoran. Begitu pula dengan Kota

Jayapura dengan pendapatan pajak yang

utamanya bersumber dari 1) Pajak Restoran, 2)

Pajak Penerangan Jalan dan 3) Pajak Hotel.

Sedangkan 26 (dua puluh enam) Kabupaten

lainnya memperoleh pendapatan pajak dan

retribusi daerah di bawah Rp10 miliar

sepanjang triwulan III 2020.

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Papua

Pagu belanja APBD lingkup Provinsi Papua

pada tahun 2020 mengalami sedikit

peningkatan, sebesar 0,71% (yoy) dari tahun

2019. Secara kinerja, realisasi belanja APBD

lingkup Provinsi Papua pada triwulan III 2020

mengalami kontraksi sebesar 3,33% (yoy),

dari Rp11,23 triliun pada triwulan III 2019

menjadi Rp10,86 triliun pada triwulan III 2020.

(Tabel 2.4).

Grafik 2.7 Realisasi Pajak dan Retribusi Daerah Tw III

2020

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

Grafik 2.8 Realisasi Belanja APBD Tw III 2020

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

292.45

52.98

38.80

8.92

6.35

4.86

4.17

22.43

5.35

4.63

3.21

2.16

3.22

3.34

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Provinsi Papua

Kab Mimika

Kota Jayapura

Kab Merauke

Kab Jayapura

Kab Biak-Numfor

Kab Jayawijaya

Pajak Daerah Retribusi Daerah

(Rp Miliar)

527

224

181

136

154

77

65

75

519

367

238

138

105

220

190

88

190

47

91

60

62

17

15

57

86

157

251

112

68

27

51

36

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Provinsi Papua

Kab Biak-Numfor

Kab Mimika

Kab Merauke

Kab Pegunungan Bintang

Kab. Puncak

Kab Tolikara

Kab Asmat

Pegawai Barang dan Jasa Bansos dan Hibah Belanja Modal

(Rp Miliar)

Grafik 2.9 Realisasi Belanja APBD Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

17.17

19.12

31.78

19.33

24.28

11.30

Belanja Pegawai

Belanja Barangdan Jasa

Belanja Hibah

III 2019

III 2020

(dalam %)15.15

14.87

27.70

16.25

9.53

17.99

Belanja Modal

Belanja Bagi Hasil KepadaProvinsi/Kabupaten/Kota

dan Pemerintah Desa

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

Page 38: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

23

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Kontraksi pada realisasi belanja APBD

didorong terutama oleh penurunan pada

Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah

Kampung sebesar 40,51% (yoy), dari Rp2,82

triliun pada triwulan III 2019 menjadi Rp1,68

triliun pada triwulan III 2020, kemudian diikuti

oleh penurunan pada Belanja Modal sebesar

13,62% (yoy) dari Rp1,85 triliun pada triwulan

III 2019 menjadi Rp1,60 triliun pada triwulan

III 2020.

Secara struktur, realisasi belanja APBD lingkup

Provinsi Papua didominasi oleh Belanja Barang

dan Jasa, Belanja Pegawai, dan Belanja Modal

dengan proporsi terhadap total realisasi

belanja APBD secara berurutan sebesar

31,46%, 27,01%, dan 14,69% (Grafik 2.10).

Jika ditinjau berdasarkan wilayah Dati II,

daerah yang memiliki realisasi belanja APBD

terbesar pada triwulan III 2020 adalah

Kabupaten Biak-Numfor dengan realisasi

sebesar Rp796 miliar, diikuti oleh Kabupaten

Mimika dan Kabupaten Merauke dengan

realisasi secara berurutan sebesar Rp762 miliar

dan Rp446 miliar (Grafik 2.8).

2.2.3 Kemandirian Fiskal Provinsi Papua

Rasio kemandirian daerah Provinsi Papua pada

triwulan III 2020 sebesar 3,95%, menurun dari

triwulan II 2020 sebesar 5,67%. Angka

tersebut juga lebih rendah dari triwulan III

2019 sebesar 5,49%. Penurunan tersebut

disebabkan terutama oleh peningkatan

transfer dari Pemerintah Pusat dalam rangka

percepatan realisasi anggaran untuk

pemulihan ekonomi selama pandemi COVID-

19. Tingkat kemandirian Provinsi Papua masih

sangat rendah karena memiliki rasio PAD

terhadap total pendapatan yang sangat kecil.

Rasio Kemandirian yang rendah menunjukan

bahwa Pendapatan Asli Daerah yang dapat

digali oleh pemerintah daerah masih relatif

rendah, sehingga kemampuan keuangan

daerah Provinsi Papua dalam membiayai

pelaksanaan pemerintahan dan

Grafik 2.10 Struktur Belanja APBD

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

27.01%

31.46%

5.68%

2.49%

14.69%

18.67%

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Modal

Lainnya

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

2019 2020 I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020 III 2019 III 2020

Belanja Pegawai 14.570 15.175 1.232 2.871 2.502 5.459 1.523 2.770 2.933 17,2 19,3 17,2

Belanja Barang dan Jasa 14.624 14.069 689 2.750 2.797 6.131 1.134 2.021 3.416 19,1 24,3 22,2

Belanja Bunga 57 93 11 9 16 4 14 15 13 28,7 13,6 (23,3)

Belanja Subsidi 89 78 6 7 31 14 10 10 17 35,0 21,8 (45,3)

Belanja Hibah 2.301 5.460 172 988 731 815 650 360 617 31,8 11,3 (15,6)

Belanja Bantuan Sosial 705 686 132 230 265 447 213 189 270 37,6 39,3 1,7

Belanja Modal 12.186 9.811 53 445 1.846 6.805 136 532 1.595 15,1 16,3 (13,6)

Belanja Tidak Terduga 140 192 40 116 138 62 67 267 231 98,3 120,3 67,7

Belanja Bagi Hasil Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota

603 956 5 208 90 546 8 190 91 14,9 9,5 1,8

Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa

10.168 9.316 126 1.597 2.817 4.767 167 941 1.676 27,7 18,0 (40,5)

TOTAL 55.443 55.836 2.466 9.221 11.233 25.050 3.922 7.294 10.858 20,3 19,4 (3,3)

KOMPONEN BELANJA DAERAHPagu (Rp Miliar) Realisasi (Rp Miliar) Realisasi (%) Year-on-

Year (%)

Page 39: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

24

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

pembangunan masih sangat tergantung pada

penerimaan dari pemerintah pusat.

Hal tersebut terlihat dari realisasi pendapatan

APBD pada triwulan III 2020 didominasi oleh

Pendapatan Transfer, dengan porsi mencapai

92,41% dari total pendapatan. Pendapatan

Asli Daerah memiliki porsi sebesar 3,95%, dan

sisanya sebesar 3,64% berasal dari Lain-Lain

Pendapatan Daerah yang Sah.

Grafik 2.11 Tingkat Kemandirian Fiskal

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

672 726 734

5.49% 5.67%3.95%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

I II III IV I II III

2019 2020

PAD Rasio Kemandirian Daerah (sk. kanan)(Rp Miliar)

Page 40: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

25

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Penanganan Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal

tahun 2020 telah memberikan implikasi yang

besar terhadap perlambatan pertumbuhan

ekonomi nasional dan dunia melalui

perlambatan aktivitas ekonomi. Sebagai upaya

untuk melakukan penyelematan kesehatan

dan perekonomian nasional, maka

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020

tentang Kebijakan Keuangan Negara dan

Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-

19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi

Ancaman yang Membahayakan

Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas

Sistem Keuangan, yang kini telah disahkan

menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2020.

Melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun

2020, Pemerintah menetapkan biaya

penanganan COVID-19 secara nasional

sebesar Rp695,20 triliun, yang terdiri dari

anggaran untuk Kesehatan sebesar Rp87,55

triliun, Perlindungan Sosial sebesar Rp203,90

triliun, Sektor Kementerian/Lembaga dan

Pemda sebesar Rp106,11 triliun, UMKM

sebesar Rp123,46 triliun, Pembiayaan

Korporasi sebesar Rp53,57 triliun, dan Insentif

Usaha sebesar Rp120,61 triliun. Hingga

triwulan III 2020, realisasi anggaran baru

mencapai Rp241,94 triliun, atau sebesar

34,80% dari pagu.

Realisasi PEN di Provinsi Papua hingga triwulan

III 2020 sebesar Rp2,30 triliun. Angka tersebut

terdiri dari Rp17,50 miliar untuk Kesehatan,

Rp1,37 triliun untuk Perlindungan Sosial,

Rp874,56 miliar untuk Sektoral

Kementerian/Lembaga dan Pemda, serta

Rp33,27 miliar untuk UMKM. Namun

BOKS I : FISKAL DAN PROGRAM

PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

Tabel 2.5 Komponen Realisasi PEN di Provinsi Papua

Sumber : DJPB, Kemenkeu, diolah

Komponen Realisasi PENRealisasi

(Rp Miliar)

Kesehatan 17.50

Insentif tenaga kesehatan 7.90

Biaya pengobatan 9.60

Perlindungan Sosial 1,371.88

PKH 198.70

BPNT 203.52

Bansos Tunai 189.25

Kartu Pra Kerja 30.51

BLT Desa 749.90

Sektoral K/L dan Pemda 874.55

Pertanian 2.64

Perhubungan 44.59

PUPR 347.94

Cad. DAK Fisik 411.15

Subsidi Upah 68.23

UMKM 33.27

TOTAL 2,297.20

Grafik 2.12 Struktur Realisasi PEN di Provinsi Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

17.50

1,371.88

874.55

33.27

Kesehatan

Perlindungan Sosial

Sektoral K/L dan Pemda

UMKM

(Rp Miliar)

Page 41: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

26

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

demikian, realisasi tersebut belum sepenuhnya

diserap oleh target penerima.

Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Dengan adanya perubahan Peraturan Menteri

Keuangan dalam realisasi anggaran dalam

rangka percepatan realisasi anggaran

pemerintah, maka Pemerintah Pusat

merealisasikan Transfer ke Daerah dan Dana

Desa (TKDD) sebesar Rp16,14 triliun selama

triwulan III 2020 (Grafik 2.13).

Namun demikian, peningkatan realisasi TKDD

oleh Pemerintah Pusat tidak diimbangi dengan

percepatan realisasi belanja APBD. Selama

triwulan III 2020, realisasi belanja APBD baru

mencapai Rp10,86 triliun, yang didominasi

oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp3,42

triliun dan Belanja Pegawai sebesar Rp2,93

triliun. (Grafik 2.14).

Belum optimalnya penyerapan belanja APBD

Provinsi Papua juga tercermin dari

peningkatan signifikan pada rekening giro

milik Pemerintah yang mencapai nilai Rp4,95

triliun selama triwulan III 2020 (Grafik 2.15).

Realokasi APBD untuk Penanganan

Pandemi

Pemerintah daerah di lingkup Provinsi Papua

mengalokasikan anggaran penanganan

COVID-19 dalam APBD sebesar Rp1,9 triliun

atau sebesar 3,4% dari pagu belanja APBD,

yang terdiri dari Kesehatan sebesar Rp922,19

miliar, Jaring Pengaman Sosial sebesar

Rp446,38 miliar, dan Penanganan Dampak

Ekonomi sebesar Rp535,08 miliar.

Dilihat secara spasial, realokasi anggaran

paling tinggi dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi Papua sebesar Rp312 miliar, diikuti

oleh Kabupaten Kep. Yapen sebesar Rp233,2

miliar dan Kabupaten Jayawijaya sebesar

Rp184,6 miliar.

Grafik 2.13 Realisasi TKDD Provinsi Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

Grafik 2.14 Realisasi APBD Lingkup Prov. Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

1,086

5,994

3,489 3,600

42

1,927

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

DBH DAU DAK Dana Otsus DID Dana Desa

Akumulasi Tw II 2020 Realisasi TKDD Tw III Pagu

(Rp Miliar)

2,933 3,416

617 1,595

270 260 1,767

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Pegawai Brg & Jasa Hibah Modal Bansos BSTT Trf Pemda

Akumulasi Tw II 2020 Realisasi Belanja Tw III Pagu

(Rp Miliar)

Grafik 2.15 DPK Pemerintah di Provinsi Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

5,5976,672

11,627

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

I II III

2020

Giro Tabungan Deposito

(Rp Miliar)

Page 42: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

27

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI

DAERAH Tekanan inflasi Papua pada triwulan III 2020 sebesar 1,93% (yoy) meningkat jika dibandingkan

dengan triwulan II 2020 sebesar 1,03% (yoy), namun menurun jika dibandingkan dengan

triwulan III 2019 sebesar 2,69% (yoy). Dilihat dari kelompok komoditasnya, penyumbang inflasi

tertinggi adalah kelompok komoditas makanan, minuman, dan tembakau; perawatan pribadi

dan jasa lainnya; dan transportasi dengan andil masing-masing sebesar 1,04% (yoy); 0,41%

(yoy); dan 0,20% (yoy). Secara spasial, Kab. Merauke mengalami penurunan inflasi sedangkan

Kota Jayapura dan Kab. Mimika mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.

Pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2020 yang diadakan di Jakarta dan

disiarkan secara virtual, TPID Provinsi Papua memperoleh penghargaan TPID Provinsi Terbaik dan

TPID Kota Jayapura memperoleh TPID Kab/Kota Terbaik untuk kategori wilayah Nusa Tenggara –

Maluku-Papua. Hal tersebut merupakan wujud penghargaan dan apresiasi pemerintah pusat

terhadap koordinasi penanganan inflasi di Papua.

Page 43: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

28

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

3.1 Inflasi Umum

Realisasi Triwulan III 2020

Pada triwulan III 2020, inflasi Papua tercatat

sebesar 1,93% (yoy) meningkat jika

dibandingkan dengan tekanan inflasi

triwulan II 2020 sebesar 1,03% (yoy), namun

menurun dibandingkan dengan triwulan III

2019 yang sebesar 2,69% (yoy) (Tabel 3.1).

Dilihat dari kelompok komoditasnya,

penyumbang inflasi tertinggi adalah

kelompok komoditas makanan, minuman,

dan tembakau; perawatan pribadi dan jasa

lainnya; dan transportasi dengan andil

masing-masing sebesar 1,04% (yoy); 0,41%

(yoy); dan 0,20% (yoy). Sementara itu,

kelompok komoditas perumahan, air, listrik,

dan bahan bakar rumah tangga menjadi

penahan laju inflasi dengan andil deflasi

sebesar -0,06% (yoy).

Secara tahunan, kelompok komoditas

makanan, minuman, dan tembakau

mengalami peningkatan harga sebesar

2,86% (yoy). Inflasi di kelompok tersebut

pada triwulan III 2020 dipicu oleh

peningkatan harga di sub kelompok

komoditas makanan seperti kangkung, ikan

ekor kuning, cabai rawit, dan daging ayam

ras. Inflasi komoditas cabai rawit dan daging

ayam ras disebabkan oleh keterbatasan

pasokan dari daerah asal komoditas. Selain

itu, sub kelompok tembakau dan rokok

mendorong inflasi dengan andil 0,17%

(yoy). Peningkatan sub kelompok tembakau

dan rok disebabkan oleh peraturan

peningkatan bea cukai rokok yang efektif

berlaku pada bulan Januari 2020.

Kemudian, kelompok perawatan pribadi dan

jasa lainnya turut menjadi penyumbang

inflasi tertinggi di triwulan II 2020. Penyebab

utama kenaikan inflasi kelompok tersebut

adalah kenaikan harga emas perhiasan yang

mengalami inflasi sebesar 40,59% (yoy)

dengan andil sebesar 0,48% (yoy).

Peningkatan emas perhiasan berkaitan erat

dengan terjadinya pandemi COVID-19. Hal

ini disebabkan oleh karakteristik emas yang

dapat menahan nilainya sehingga dikatakan

sebagai salah satu aset yang paling aman

untuk diinvestasikan di tengah

ketidakpastian ekonomi (safe haven asset).

Dengan adanya ketidakpastian ekonomi

yang disebabkan oleh pandemi COVID-19,

permintaan emas secara global terus

meningkat sehingga mendorong

peningkatan harga emas (demand-pull

inflation).

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I II III 10

Nasional 3,40 3,12 2,88 3,13 2,48 3,28 3,39 2,72 2,96 1,96 1,42 1,45

Papua 3,16 4,09 5,31 6,36 2,58 2,79 2,69 0,66 1,21 1,03 1,93 1,65

Jayapura 4,18 4,42 5,63 6,70 2,98 3,00 2,63 0,59 0,28 0,14 1,38 0,60

Merauke 0,44 3,22 4,43 5,42 2,13 1,44 2,44 1,06 -0,20 1,94 1,48 1,45

Mimika n/a n/a n/a n/a 1,98 3,30 3,03 0,53 -0,13 2,48 3,54 4,23

20202018 2019Inflasi (%yoy )

Page 44: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

29

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Kelompok transportasi mengalami inflasi

sebesar 1,68% (yoy) pada triwulan III 2020

dengan andil sebesar 0,20% (yoy).

Peningkatan biaya pengoperasian peralatan

transportasi pribadi dengan pemeliharaan/

service menjadi faktor pendorong inflasi

pada kelompok transportasi dengan inflasi

sebesar 8,21% (yoy) dan andil sebesar

0,07% (yoy). Komoditas angkutan udara

yang merupakan penahan laju inflasi pada

kelompok transportasi di triwulan II 2020

telah mengalami peningkatan harga pada

triwukan III 2020 sejalan dengan relaksasi

kebijakan pembatasan akses penerbangan.

Pada triwulan III 2020, tranportasi udara

mencatat peningkatan harga sebesar 0,72%

(yoy) dengan andil 0,03% (yoy)

Di sisi lain, terjadi penurunan tingkat inflasi

pada kelompok perumahan, air, listrik, dan

bahan bakar rumah tangga dengan

penurunan harga sebesar -0,34% (yoy) dan

andil sebesar -0,06 (yoy). Penurunan tingkat

inflasi pada kelompok perumahan air, listrik,

dan bahan bakar rumah tangga didorong

oleh penurunan harga sebesar -3,97% (yoy)

dengan andil sebesar -0,08% (yoy) pada

komoditas bahan bakar rumah tangga.

Penurunan harga minyak dunia menjadi

penahan laju inflasi dari komoditas bahan

bakar rumah tangga, khususnya pada

komoditas minyak tanah.

Perkembangan Bulanan

Pada triwulan III 2020, terdapat 4 (empat)

komoditas yang setiap bulannya masuk

dalam top inflasi yaitu kangkung, emas

perhiasan, ikan ekor kuning, dan daging

ayam ras. Sementara, komoditas utama

penahan laju inflasi selama tiga bulan terus-

menerus pada triwulan III 2020 adalah

bawang putih dan tomat. Selama triwulan III

2020, bulan September merupakan bulan

yang mengalami inflasi tertinggi secara

tahunan, disusul oleh bulan Juli dan bulan

Agustus.

Tekanan inflasi bulan September 2020 yang

tercatat sebesar 1,93% (yoy) didorong oleh

peningkatan harga kangkung, emas

perhiasan, ikan ekor kuning, daging ayam

ras, dan bawang merah dengan andil

masing-masing sebesar 0,81% (yoy), 0,48%

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Papua berdasarkan Kelompok Komoditas

Sumber : BPS, diolah

I II III 10

Makanan, Minuman dan Tembakau 3,95 3,67 2,86 3,95

Pakaian dan Alas Kaki 0,65 0,14 0,14 0,03

Perumahan, Air, listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya -0,18 0,10 -0,34 -0,56

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,29 1,27 1,03 0,98

Kesehatan 4,61 4,73 2,93 0,98

Transportasi -3,76 -6,60 1,68 -2,97

Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -2,87 -0,18 0,00 0,08

Rekreasi, Olahraga dan Budaya 2,78 2,57 2,88 0,95

Pendidikan 0,06 0,06 3,03 3,03

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,14 1,49 1,85 1,85

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,05 3,51 6,53 6,43

UMUM 1,21 1,03 1,93 1,65

2020(% yoy)

Page 45: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

30

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

(yoy), 0,25% (yoy), 0,18% (yoy), dan 0,14%

(yoy). Sementara, bawang putih dan tomat

menjadi komoditas penahan laju inflasi

utama dengan andil masing-masing sebesar

-0,17% (yoy) dan -0,09% (yoy).

Inflasi Papua pada bulan Agustus 2020

tercatat sebesar 1,66% (yoy) meningkat

dibandingkan dengan inflasi tahunan bulan

Juli 2020. Tekanan inflasi didorong oleh

peningkatan harga kangkung, emas

perhiasan, daging ayam ras, ikan ekor

kuning, dan bayam dengan andil masing-

masing sebesar 1,07% (yoy), 0,48% (yoy),

0,19% (yoy), 0,15% (yoy), dan 0,12% (yoy).

Komoditas utama penahan laju inflasi pada

bulan Agustus 2020 mirip dengan bulan

September 2020. Bawang putih dan tomat

menjadi penahan laju inflasi utama dengan

andil masing-masing sebesar -0,19% (yoy)

dan -0,10% (yoy).

Pada bulan Juli 2020, inflasi Papua tercatat

sebesar 1,88% (yoy) mengalami

peningkatan dibandingkan dengan bulan

Juni 2020 yang sebesar 1,03% (yoy).

Tekanan inflasi didorong oleh peningkatan

harga kangkung, emas perhiasan, daging

ayam ras, ikan ekor kuning, dan bawang

merah dengan andil masing-masing sebesar

0,89% (yoy), 0,29% (yoy), 0,25% (yoy),

0,17% (yoy), dan 0,13% (yoy). Komoditas

penahan laju inflasi utama adalah bawang

putih dan angkutan udara dengan andil

masing-masing sebesar -0,20% (yoy) dan

-0,18% (yoy). Penurunan tarif angkutan

udara disebabkan turunnya permintaan

akibat penutupan akses orang dari/ke/intra

Papua sejak Maret 2020.

Meskipun masih mengalami deflasi secara

tahunan, komoditas angkutan udara

mengalami peningkatan harga tertinggi

secara bulanan pada kelompok administered

prices dengan andil sebesar 0,76% (mtm).

Dengan demikian, relaksasi kebijakan

pembatasan akses penumpang angkutan

udara pada bulan Juli 2020 menyebabkan

peningkatan harga signifikan dibandingkan

dengan bulan Juni 2020, namun masih

Tabel 3.3 Perkembangan Inflasi Umum Bulanan

Sumber : BPS, diolah

Page 46: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

31

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

mengalami deflasi signifikan dibandingkan

dengan bulan Juni 2019.

Tracking Triwulan IV 2020

Tekanan inflasi Papua pada triwulan IV 2020

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan III 2020.

Inflasi pada kelompok makanan, minuman,

dan tembakau pada triwulan IV 2020

diprakirakan didorong oleh penurunan

persediaan makanan dari dalam Papua

akibat berakhirnya musim panen. Selain itu,

faktor curah hujan dan gelombang tinggi

yang meningkat pada triwulan IV 2020 baik

di wilayah utara maupun selatan Papua

memberikan tekanan produksi pertanian

serta penangkapan ikan oleh nelayan.

Tekanan peningkatan permintaan

menjelang libur akhir tahun dan hari besar

keagamaan nasional perayaan natal dan

tahun baru dapat mendorong peningkatan

inflasi pada triwulan IV 2020. Mengingat

liburan akhir tahun 2020 lebih panjang

dibandingkan dengan akhir tahun 2019

karena penundaan cuti bersama hari raya

Idul Fitri menjadi di akhir Desember 2020.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3

Menteri Nomor 440 Tahun 2020, 03 Tahun

2020, dan 03 Tahun 2020, libur akhir tahun

2020 ditetapkan pada 24 Desember 2020

sampai dengan 1 Januari 2020.

Relaksasi pembatasan perjalanan dapat

mendorong momentum libur panjang akhir

tahun untuk dimanfaatkan masyarakat

melakukan perjalanan ke/dari/intra Papua.

Dengan demikian, peningkatan permintaan

pada kelompok transportasi, khususnya

komoditas angkutan udara, dapat

mendorong tekanan inflasi pada komoditas

angkutan udara di triwulan IV 2020.

Pada triwulan IV 2020 tepatnya bulan

Desember, terdapat agenda besar pemilihan

kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 di 11

kabupaten di Provinsi Papua. Berdasarkan

pengalaman sebelumnya di beberapa

daerah, Pilkada dapat mendorong belanja

dan meningkatkan inflasi.

Realisasi Oktober 2020

Pada bulan Oktober 2020, Provinsi Papua

mengalami deflasi sebesar -0,79% (mtm),

berbalik arah dibandingkan dengan bulan

sebelumnya dan lebih dalam dibandingkan

inflasi data historis tiga tahun terakhir yang

mencapai -0,35% (mtm). Dilihat dari

komoditas, kelompok transportasi dan

makanan, minuman, dan tembakau menjadi

penyumbang deflasi terbesar pada bulan

Oktober 2020 akibat penurunan konsumsi

masyarakat secara umum dan penurunan

trafik penerbangan angkutan udara. Di sisi

lain, kelompok perlengkapan, peralatan, dan

pemeliharaan rutin rumah tangga menjadi

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Spasial

Sumber: BPS, diolah.

2,63

0,14

1,38

2,44 1,94

1,48

3,03

2,48

3,54

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

I II III IV I II III IV I II III 10

2018 2019 2020

Jayapura Merauke Timika%yoy

Page 47: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

32

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

penyumbang inflasi terbesar pada Oktober

2020. Sementara itu, kelompok lainnya

mengalami inflasi pada tingkat terbatas.

Secara spasial, ketiga kota inflasi mengalami

perubahan harga yang berbeda. Kota

Jayapura mengalami deflasi sebesar -1,30%

(mtm), lebih dalam dibandingkan dengan

deflasi bulan sebelumnya sebesar -0,08%

(mtm). Kab. Merauke mengalami deflasi

sebesar -0,61% (mtm) berbalik arah

dibandingkan dengan inflasi bulan

sebelumnya sebesar 0,21% (mtm).

Sementara, Kab. Mimika mengalami inflasi

sebesar 0,24% (mtm) berbanding terbalik

dibandingkan dengan deflasi pada bulan

sebelumnya sebesar -0,82% (mtm).

3.2 Perkembangan Inflasi Berdasarkan

Kelompok Komoditas

3.2.1 Kelompok Makanan, Minuman, dan

Tembakau

Realisasi Triwulan III 2020

Kelompok makanan, minuman, dan

tembakau pada triwulan III 2020 mengalami

inflasi sebesar 2,86% (yoy) menurun

dibandingkan dengan triwulan II 2020

sebesar 3,67% (yoy).

Apabila dilihat perkembangannya secara

bulanan, sub kelompok makanan

Grafik 3.2 Komoditas dengan Inflasi Tahun Kalender

Terbesar

Sumber: BPS, diolah.

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Pangan Strategis Kota Jayapura

Sumber: PIHPS (hargapangan.id), diolah.

Grafik 3.4 Rata – Rata Curah Hujan 9 Stasiun di

Provinsi Papua

Sumber: Kementan, diolah.

Grafik 3.5 Perkembangan Kurs Tengah Dolar AS

terhadap Rupiah

Sumber: JISDOR, Bank Indonesia.

63,5

55,8

44,9

35,4 32,4 31,6 31,0

27,4 24,0

22,2

0

10

20

30

40

50

60

70(% ytd)

Oktober 2020

67.250

37.150

49.700

69.650

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2018 2019 2020

Beras/5Kg Daging Ayam/Kg

Bawang Merah/Kg Cabai Rawit/Kg

Rupiah

176

147

168

126

44

167154

96

137

200

227

235 238

152

267

246

170

133

214

0

50

100

150

200

250

300

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2019 2020

mm

13,500

13,750

14,000

14,250

14,500

14,750

15,000

15,250

15,500

15,750

16,000

16,250

16,500

16,750

17,000Kurs Tengah

Page 48: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

33

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

mengalami lonjakan harga tertinggi pada

bulan Juli 2020 dengan andil sebesar 3,75%

(yoy). Keterbatasan pasokan bawang merah

dari daerah asal menjadi salah satu

pendorong inflasi pada bulan Juli 2020.

Sementara, harga bawang merah mulai

menurun pada bulan Agustus dan

September 2020.

Harga beras dan daging ayam di Kota

Jayapura cenderung stabil bahkan menurun

dalam tiga tahun terakhir. Sementara, harga

cabai rawit meningkat sejak bulan April

2020 dan mencapai puncaknya pada Mei

2020 sebesar Rp77.650. Pada triwulan III

2020, harga cabai rawit masih bertahan di

atas Rp70.000.

Berdasarkan andilnya, pada triwulan III 2020,

3 komoditas utama penyebab inflasi dari

kelompok komoditas makanan, minuman,

dan tembakau yakni kangkung, ikan ekor

kuning, dan cabai rawit dengan andil

masing-masing sebesar 0,81% (yoy); 0,25%

(yoy) dan 0,18% (yoy) (Tabel 3.4). Selain itu,

peningkatan cukai rokok yang ditetapkan

berlaku mulai tahun 2020 turut memberikan

dampak kepada peningkatan harga.

Tracking Triwulan IV 2020

Memasuki triwulan IV 2020 inflasi makanan,

minuman, dan tembakau diperkirakan

mengalami peningkatan dibandingkan

dengan triwulan III 2020. Peningkatan

tekanan inflasi kelompok bahan makanan

pada triwulan IV 2020 disebabkan

perpanjangan libur akhir tahun 2020

sehingga meningkatkan permintaan

terhadap bahan makanan. Tekanan inflasi

juga datang dari pasokan bahan makanan

dari dalam Papua yang terbatas setelah masa

panen selesai.

Peningkatan cukai rokok juga akan terus

memberikan dampak inflasi secara tahunan

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau

Sumber : BPS, diolah

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Kangkung 0,890 Kangkung 1,068 Kangkung 0,810

Ikan Ekor Kuning 0,252 Daging Ayam Ras 0,193 Ikan Ekor Kuning 0,246

Daging Ayam Ras 0,171 Ikan Ekor Kuning 0,152 Cabai Rawit 0,176

Bawang Merah 0,135 Bayam 0,117 Daging Ayam Ras 0,140

Cabai Rawit 0,129 Ikan Kembung 0,102 Ikan Kembung 0,104

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Bawang Putih -0,203 Bawang Putih -0,191 Bawang Putih -0,169

Tomat -0,048 Tomat -0,102 Tomat -0,091

Air Kemasan -0,047 Beras -0,053 Beras -0,057

Buncis -0,032 Kacang Panjang -0,052 Air Kemasan -0,047

Beras -0,029 Air Kemasan -0,047 Kacang Panjang -0,036

3,75 2,17 2,86

INFLASI

DEFLASI

Makanan, Minuman dan Tembakau (Andil)

Juli Agustus September

%, yoy %, yoy %, yoy

Page 49: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

34

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

terhadap komoditas rokok sepanjang tahun

2020 dikarenakan base effect.

3.2.2 Kelompok Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

Realisasi Triwulan III 2020

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar pada triwulan III 2020

mengalami deflasi sebesar -0,34% (yoy),

tingkat harga menurun dibandingkan

dengan triwulan II 2020 yang mengalami

inflasi sebesar 0,10% (yoy). Sementara itu,

jika dilihat secara per bulan sepanjang

triwulan III 2020, deflasi kelompok

perumahan stabil dikisaran -0,34% (yoy)

sampai dengan -0,11% (yoy).

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar terutama disumbang oleh

komoditas tukang bukan mandor, cat

tembok, dan batu bata dengan andil

masing-masing sebesar 0,014% (yoy);

0,003% (yoy) dan 0,003% (yoy).

Peningkatan tarif tukang bukan mandor, cat

tembok, dan batu bata dipicu oleh

peningkatan aktivitas konstruksi dan

pembangunan infrastruktur di Papua karena

sebagian besar pekerja konstruksi dikirim

dari luar Papua. Hal ini sejalan dengan LU

konstruksi yang masih mengalami

pertumbuhan ditengah pandemi COVID-19.

Di sisi lain, beberapa komoditas memberikan

andil deflasi pada triwulan II 2020 yaitu

bahan bakar rumah tangga, seng, dan

semen, dengan andil masing-masing sebesar

-0,076% (yoy); -0,001% (yoy) dan -0,001%

(yoy). Penurunan harga minyak dunia turut

menekan laju inflasi komoditas bahan bakar

rumah tangga.

Tracking Triwulan IV 2020

Memasuki triwulan IV 2020, kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

diperkirakan akan tetap mengalami inflasi

terbatas. Hal ini sejalan dengan adanya

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar

Sumber : BPS, diolah

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Tukang Bukan Mandor 0,014 Tukang Bukan Mandor 0,014 Tukang Bukan Mandor 0,014

Cat Tembok 0,003 Cat Tembok 0,003 Cat Tembok 0,003

Pasir 0,002 Pasir 0,002 Batu Bata 0,003

Batu Bata 0,001 Batu Bata 0,001 Pasir 0,002

Kayu Lapis 0,001 Kayu Lapis 0,001 Kayu Lapis 0,001

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Bahan Bakar RT -0,032 Bahan Bakar RT -0,069 Bahan Bakar RT -0,076

Seng -0,005 Seng -0,005 Seng -0,001

Semen -0,001 Semen -0,001 Semen -0,001

Keramik -0,001 Keramik -0,001 Paku -0,001

Paku -0,001 Paku -0,001 Keramik -0,001

-0,11 -0,33 -0,34

INFLASI

DEFLASI

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga (Andil)

Juli Agustus September

%, yoy %, yoy %, yoy

Page 50: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

35

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

kebijakan pemerintah untuk melakukan

relaksasi pembatasan aktivitas bagi

masyarakat di Papua. Adaptasi new normal

diperkirakan akan meningkatkan aktivitas

kontruksi sehingga komoditas tukang bukan

mandor dan pasir diperkirakan tetap

mengalami inflasi.

3.2.3 Kelompok Transportasi

Realisasi Triwulan III 2020

Kelompok transportasi secara tahunan pada

triwulan III 2020 mengalami inflasi sebesar

1,68% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan II 2020 yang mengalami

deflasi sebesar -6,60% (yoy). Tarif angkutan

udara yang melemah signifikan pada

triwulan II 2020 telah membaik setelah

relaksasi kebijakan pembatasan jalur udara

dan laut bagi penumpang ke/dari/intra

Papua. Berbeda dengan relaksasi pada bulan

Juni 2020, sejak Bulan Juli 2020, masyarakat

dapat memperoleh tiket angkutan udara

tanpa surat izin penyerta dari Gubernur

Papua.

Dilihat dari andilnya, tarif angkutan udara

pada triwulan III 2020 mengalami inflasi

sebesar 0,38% (yoy) meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mengalami deflasi sebesar -0,78% (yoy).

Permintaaan yang meningkat, tapi

ketersediaan jadwal penerbangan yang

terbatas memberikan tekanan inflasi pada

tarif angkutan udara. Di sisi lain, penahan

laju inflasi utama kelompok transportasi

pada triwulan III 2020 adalah bensin dengan

andil deflasi sebesar -0,004%. Penurunan

harga ini sejalan dengan penurunan harga

minyak dunia.

Tracking Triwulan IV 2020

Inflasi kelompok transportasi pada triwulan

IV 2020 diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III 2020.

Adaptasi new normal yang merelaksasi

penutupan akses penumpang dari/ke/intra

Papua sejak triwulan III 2020 diperkirakan

akan meningkatkan permintaan serta mulai

kembali normalnya operasional transportasi

di Papua. Selain itu, adanya penambahan

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Transportasi

Sumber : BPS, diolah

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Pemeliharaan/Service 0,082 Pemeliharaan/Service 0,083 Pemeliharaan/Service 0,066

Perbaikan Ringan Kend. 0,035 Perbaikan Ringan Kend. 0,031 Perbaikan Ringan Kend. 0,031

Cuci Kend. 0,031 Cuci Kend. 0,031 Cuci Kend. 0,031

Biaya Pengiriman Brng 0,017 Biaya Pengiriman Brng 0,017 Angkutan Udara 0,031

Sepeda Motor 0,010 Pelumasan/Oli Mesin 0,013 Biaya Pengiriman Brng 0,017

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Angkutan Udara -0,182 Bensin -0,004 Bensin -0,004

Bensin -0,004 Solar -0,0002 Solar -0,0002

-0,10 1,55 1,68

INFLASI

DEFLASI

Transportasi (Andil)

Juli Agustus September

%, yoy %, yoy %, yoy

Page 51: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

36

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

hari libur akhir tahun 2020 memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk

melakukan perjalanan ke/dari/intra Papua

untuk tujuan mudik maupun liburan setelah

pada hari raya Idul Fitri lalu terhambat oleh

pembatasan akses transportasi.

3.2.4 Kelompok Kesehatan

Realisasi Triwulan III 2020

Kelompok kesehatan secara tahunan pada

triwulan III 2020 mengalami inflasi sebesar

2,93% (yoy) yang lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan II 2020

sebesar 4,73% (yoy). Pandemi COVID-19

juga meningkatkan tekanan inflasi pada

kelompok kesehatan akibat peningkatan

permintaan akan jasa kesehatan dan obat-

obatan.

Secara umum, peningkatan kelompok

komoditas kesehatan sudah mulai terjadi

pada triwulan III 2019. Peningkatan terjadi

pada berbagai tarif yang merupakan

mekanisme normal tahunan sebagai dampak

dari peningkatan upah maupun biaya

operasional.

Komoditas Kelompok Kesehatan yang

memiliki andil inflasi terbesar adalah tarif

rumah sakit dengan andil sebesar 0,022%

(yoy). Selanjutnya, sub kelompok komoditas

obat-obatan dan produk kesehatan antara

lain terdiri dari komoditas obat dengan

resep, obat gosok, dan obat batuk

mengalami inflasi dengan andil sebesar

0,016% (yoy).

Tracking Triwulan IV 2020

Inflasi kelompok kesehatan pada triwulan IV

2020 diperkirakan masih akan mengalami

inflasi terbatas yang disebabkan oleh

tingginya tingkat harga di akhir tahun 2019

(base effect). Meskipun demikian, masih

belum meredanya pandemi COVID-19 di

Provinsi Papua meningkatkan ketidakpastian

mengenai inflasi kelompok kesehatan pada

triwulan IV 2020.

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Kesehatan

Sumber : BPS, diolah

Komoditas Andil Komoditas Andil Komoditas Andil

Tarif Rumah Sakit 0,048 Tarif Rumah Sakit 0,022 Tarif Rumah Sakit 0,022

Obat Dengan Resep 0,037 Obat Dengan Resep 0,011 Obat Dengan Resep 0,016

Tarif Bidan 0,003 Tarif Bidan 0,003 Tarif Dokter Umum 0,009

Obat Gosok 0,002 Obat Gosok 0,002 Obat Gosok 0,005

Obat Batuk 0,001 Obat Batuk 0,001 Tarif Bidan 0,003

4,71 2,07 2,93

INFLASI

Kesehatan (Andil)

Juli Agustus September

%, yoy %, yoy %, yoy

Grafik 3.6 Inflasi Angkutan Udara

Sumber: BPS, diolah.

0,03

1,90

0,72

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2018 2019 2020

Andil Angkutan Udara Inflasi tanpa Angkutan Udara Inflasi Angkutan Udara (Sk. Kanan)

% yoy

Page 52: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

37

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

3.3 Inflasi Spasial

Pada triwulan III 2020, Merauke mengalami

penurunan inflasi sedangkan kedua kota

inflasi di Papua lainnya mengalami

peningkatan tekanan inflasi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

3.3.1 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Pada triwulan III 2020, inflasi Kota Jayapura

sebesar 1,38% (yoy) meningkat dari triwulan

II 2020 yang sebesar 0,14% (yoy). Dilihat

berdasarkan kelompok komoditasnya,

kelompok inflasi yang mempunyai andil

tertinggi adalah kelompok transportasi,

perawatan pribadi dan jasa lainnya, dan

pendidikan masing-masing sebesar 0,50%

(yoy), 0,39% (yoy), dan 0,15% (yoy).

Kelompok transportasi mengalami inflasi

sebesar 3,67% (yoy). Komoditas utama

penyumbang inflasi adalah angkutan udara

dengan inflasi sebesar 6,00% (yoy) dan andil

sebesar 0,27% (yoy). Kenaikan harga pada

angkutan udara terjadi karena

meningkatnya permintaan setelah relaksasi

kebijakan pembatasan akses penerbangan.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa

lainnya mengalami inflasi sebesar 5,88%

(yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi

adalah emas perhiasan dengan inflasi

sebesar 41,20% (yoy) dan andil sebesar

0,42% (yoy). Kenaikan pada emas perhiasan

tidak lepas dari dampak ketidakpastian

ekonomi yang dipicu pandemi COVID-19

sehingga masyarakat mengalihkan investasi

ke aset yang lebih aman.

Kelompok pendidikan mengalami inflasi

sebesar 3,73% (yoy). Komoditas utama

penyumbang inflasi adalah

akademi/perguruan tinggi. Tarif

akademi/perguruan tinggi mengalami

peningkatan sebesar 7,31% (yoy) dengan

andil sebesar 0,15% (yoy).

Selain pada tiga kelompok utama

pendorong inflasi, komoditas di kelompok

lain yang dengan andil inflasi terbesar adalah

ikan ekor kuning, cabai rawit, dan daging

ayam ras dengan andil masing-masing

sebesar 0,42% (yoy), 0,18% (yoy), dan

0,14% (yoy). Ketiga komoditas tersebut

termasuk dalam kelompok makanan,

minuman dan tembakau. Keterbatasan

pasokan dari daerah asal komoditas menjadi

Tabel 3.8 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi

dan Deflasi Kota Jayapura

Sumber: BPS, diolah

No Komoditas Andil % yoy

1 Emas Perhiasan 0,420 41,20

2 Ikan Ekor Kuning 0,417 28,67

3 Angkutan Udara 0,272 6,00

4 Cabai Rawit 0,183 22,05

5 Akademi/Perguruan Tinggi 0,154 7,31

6 Daging Ayam Ras 0,135 7,60

7 Pemeliharaan 0,117 9,97

8 Kangkung 0,098 12,42

9 Ikan Tongkol 0,069 17,86

10 Cuci Kendaraan 0,057 20,76

1 Bawang Putih -0,127 -35,77

2 Tomat -0,119 -40,56

3 Beras -0,081 -1,89

4 Ikan Cakalang -0,072 -15,21

5 Ikan Tuna -0,049 -31,17

6 Buncis -0,034 -44,33

7 Wortel -0,029 -26,84

8 Biaya Pulsa Ponsel -0,019 -0,88

9 Jeruk Nipis -0,019 -20,65

10 Ekor Kuning Diawetkan -0,019 -19,12

Inflasi

Deflasi

Page 53: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

38

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

faktor peningkatan harga cabai rawit dan

daging ayam ras.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas

yang memberikan andil deflasi pada triwulan

III 2020, yaitu bawang putih, tomat, dan

beras dengan andil masing-masing sebesar

-0,13% (yoy), -0,12% (yoy), dan -0,08%

(yoy).

3.3.2 Perkembangan Inflasi Kab. Merauke

Inflasi Kab. Merauke pada triwulan III 2020

sebesar 1,48% (yoy) mengalami penurunan

dibandingkan triwulan II 2020 yang sebesar

1,94% (yoy). Dilihat dari kelompok

komoditasnya, tiga kelompok utama

penyebab inflasi di Kab. Merauke pada

triwulan III 2020 adalah kelompok makanan,

minuman dan tembakau; perawatan pribadi

dan jasa lainnya; dan kesehatan dengan

andil masing-masing sebesar 0,62% (yoy);

0,53% (yoy); dan 0,14% (yoy).

Dilihat dari komoditas penyumbangnya,

inflasi Kab. Merauke pada triwulan II 2020

terutama disebabkan oleh emas perhiasan,

air kemasan, dan ikan kakap putih dengan

andil masing-masing sebesar 0,59% (yoy),

0,43% (yoy), dan 0,39% (yoy). Kenaikan

pada emas perhiasan tidak lepas dari

dampak ketidakpastian ekonomi yang dipicu

pandemi COVID-19 sehingga masyarakat

mengalihkan investasi ke aset yang lebih

aman. Kondisi laut yang kurang kondusif

juga menyebabkan minimnya hasil

tangkapan ikan.

Di sisi lain, terdapat komoditas yang

memberikan andil deflasi pada triwulan III

2020, yaitu beras, angkutan udara, dan

bawang putih dengan andil masing-masing

sebesar -0,26% (yoy), 0,09% (yoy), dan

-0,08% (yoy). Deflasi yang terjadi pada beras

disebabkan oleh tingginya produksi beras di

Kab. Merauke yang lebih besar dari

permintaan beras di Kab. Merauke.

3.3.3 Perkembangan Inflasi Kab. Mimika

Inflasi Kab. Mimika pada triwulan III 2020

sebesar 3,54% (yoy) mengalami

peningkatan dari triwulan II 2020 yang

sebesar 2,48% (yoy). Dilihat dari kelompok

komoditasnya, tiga kelompok utama

penyebab inflasi di Kab. Mimika pada

triwulan III 2020 adalah kelompok makanan,

minuman, dan tembakau; perawatan pribadi

dan jasa lainnya; dan rekreasi, olahraga, dan

Tabel 3.9 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi

dan Deflasi Kota Merauke

Sumber: BPS, diolah

Page 54: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

39

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

budaya dengan andil masing-masing sebesar

3,57% (yoy), 0,39% (yoy), dan 0,13% (yoy).

Dilihat dari komoditas penyumbangnya,

inflasi di Kab. Mimika pada triwulan III 2020

terutama disebabkan oleh kangkung, ikan

kembung, dan kubis dengan andil masing-

masing sebesar 5,52% (yoy), 0,68% (yoy),

dan 0,54% (yoy). Kab. Mimika memiliki

ketergantungan yang sangat tinggi

terhadap daerah luar untuk memenuhi

bahan pangan terutama yang bersifat segar

seperti hortikultura. Hal ini cenderung terjadi

kepada daerah yang memiliki penghasilan

tinggi berasal dari sektor pertambangan dan

penggalian. Kab. Mimika yang merupakan

tempat beroperasinya tambang tembaga

terbesar di Indonesia dan termasuk dalam 20

besar tambang tembaga terbesar di dunia

menyebabkan mata pencaharian

masyarakatnya terkonsentrasi pada

lapangan usaha dimaksud sehingga

pengembangan pertanian untuk memenuhi

kebutuhan daerahnya masih sangat

terbatas.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas

yang memberikan andil deflasi pada triwulan

III 2020, yaitu air kemasan, angkutan udara,

dan bawang putih dengan andil masing-

masing sebesar -0,37% (yoy), -0,36% (yoy),

dan -0,32% (yoy). (Tabel 3.10).

3.4 Pengendalian Inflasi Papua

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua bersama dengan Tim Pengendalian

Inflasi Daerah (TPID) secara berkala

melakukan pengendalian inflasi di daerah

guna mencapai kestabilan harga barang dan

jasa. Pada triwulan III 2020, pengendalian

inflasi difokuskan dengan kerja sama antar

daerah antara Kab. Keerom dan Kota Blitar

terkait rencana pengiriman komoditas

jagung dari Kab. Keerom ke Kota Blitar.

Pada Rapat Koordinasi Nasional

Pengendalian Inflasi Tahun 2020 yang

diadakan di Jakarta dan disiarkan secara

virtual, TPID Provinsi Papua memperoleh

penghargaan TPID Provinsi Terbaik dan TPID

Kota Jayapura memperoleh TPID Kab/Kota

Terbaik untuk kategori wilayah Nusa

Tenggara – Maluku-Papua. Hal tersebut

merupakan wujud penghargaan dan

apresiasi pemerintah pusat terhadap

koordinasi penanganan inflasi di Papua

(Tabel 3.11).

Tabel 3.10 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi

dan Deflasi Kab. Mimika

Sumber: BPS, diolah

No Komoditas Andil % yoy

1 Kangkung 5,518 225,72

2 Ikan Gembung 0,683 73,83

3 Kubis 0,540 143,88

4 Bayam 0,538 77,72

5 Emas Perhiasan 0,533 43,77

6 Terong 0,454 136,63

7 Sawi Hijau 0,423 64,85

8 Cabai Rawit 0,389 23,73

9 Ikan Cakalang 0,318 24,47

10 Gula Pasir 0,225 27,29

1 Air Kemasan -0,371 -25,01

2 Angkutan Udara -0,365 -9,08

3 Bawang Putih -0,325 -35,21

4 Bahan Bakar RT -0,256 -15,13

5 Kacang Panjang -0,086 -32,57

6 Tomat -0,079 -34,59

7 Ikan Bawal -0,074 -70,34

8 Bunga Pepaya -0,059 -35,73

9 Buah Pinang -0,041 -15,73

10 Jeruk -0,039 -15,48

Inflasi

Deflasi

Page 55: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

40

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Berbagai upaya tersebut diperkuat juga oleh

optimalisasi koordinasi perangkat daerah

dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

yang saat ini telah melingkupi seluruh

kabupaten/kota di Papua. Pelaksanaan

program rutin TPID sepanjang tahun 2021

meningkatkan upaya koordinasi dan sinergi

program kebijakan pengendalian inflasi

menjadi lebih optimal dan tepat sasaran.

Dalam upaya mengendalikan inflasi ke

depan, TPID Provinsi Papua terus

mengupayakan kerja sama antar daerah

untuk memastikan kelancaran pasokan

komoditas utama. Peningkatan peran

pemerintah daerah, BUMN dan BUMD akan

mendorong realisasi kerja sama antar

daerah. Selain itu, implementasi Roadmap

TPID 2019 – 2021 yang terfokus kepada 4K

yaitu: 1) keterjangkauan harga; 2)

ketersediaan pasokan; 3) kelancaran

distribusi; dan 4) komunikasi efektif juga

terus dilaksanakan. Secara rinci, monitoring

dan evaluasi program yang telah

dilaksanakan merujuk kepada Roadmap TPID

2019 – 2021 (Tabel 3.12).

Tabel 3.11 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan III

2020

Sumber: TPID.

No Waktu Lokasi Kegiatan

1 Jul-20 Jayapura Rapat Koordinasi TPID Kab. Keerom

tentang rencana kerja sama terkait

pengiriman Komoditas Jagung dari

Kab. Keerom ke Kota Blitar

2 Aug-20 Jayapura Pelaksanaan pengendalian inflasi

melalui pengembangan UMKM di

Provinsi papua melalui pemanfaatan

teknologi digital

3 Sep-20 Jayapura Pelaksanaan Koordinasi TPID Kota

Jayapura terkait pengendalian inflasi

melalui kerja sama digitalisasi

penjualan hasil pertanian

4 Sep-20 Jayapura Pelaksanaan pengendalian inflasi

melalui kerja sama antar daerah

bersana TPID Provinsi Sulawesi

Selatan terkait komoditas bawang

merah dan/atau telur ayam

5 Oct-20 Jakarta Rapat Koordinasi Nasional

Pengendalian Inflasi Tahun 2020

mengenai optimalisasi APBD dan

penguatan pengembangan model

KAD dalam upaya mendukung PEN

dan stabilitas harga. Pada

kesempatan tersebut, TPID Provinsi

Papua memperoleh penghargaan

TPID Provinsi Terbaik dan TPID Kota

Jayapura memperoleh TPID Kab/Kota

Terbaik

6 Nov-20 Jayapura Rapat koordinasi TPID bersama

Provinsi Sulawesi Selatan terkait

dengan rencana KAD antara Kota

Makassar dan Kota Jayapura terkait

komoditas bawang merah dan/atau

telur ayam

7 Nov-20 Jayapura Rapat koordinasi TPID Kota Jayapura

8 Nov-20 Jayapura Rapat TPID Kab. Keerom dan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Jawa Timur terkait tindak lanjut

pelaksanaan KAD antara Kab.

Keerom dengan Kota Blitar guna

pengiriman komoditas jagung dari

Kab, Keerom ke Kota Blitar

8 Nov-20 Jayapura Rapat koordinasi TPID Provinsi Papua

Page 56: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

41

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Tabel 3.12 Monitoring dan Evaluasi Program Strategis TPID 2019 – 2021 di Provinsi Papua

No Sub Program Unggulan Monitoring & Evaluasi

1 Keterjangkauan

Harga

Membentuk pasar petani /peternak/nelayan

untuk memotong rantai pasokan

Optimalisasi pasar murah/operasi pasar

komoditas pangan strategis bersinergi

dengan pelaku usaha

Optimalisasi pemanfaatan Rumah Pangan

Kita (Bulog) dan Toko Tani Indonesia (TTI)

untuk memasarkan produk petani.

Pembentukan BUMD pangan sebagai

lembaga buffer dan off taker

Telah terbentuk 1 pasar nelayan di Tanjung Ria dimana

Tanjung Ria merupakan salah satu kampung nelayan di

Jayapura dan para nelayan langsung menjual sendiri hasil

tangkapan ikan laut ke masyarakat.

Untuk memutus rantai distribusi dari petani/peternak/nelayan,

TPID Provinsi Papua telah membentuk Pasar Tani, yaitu pasar

yang dibuka di tengah kota setiap bulan pada minggu kedua

dengan penjualnya adalah produsen langsung.

Jumlah RPK yang telah terbentuk di Kota Jayapura hingga

Desember 2019 sebanyak 135 RPK dengan komoditas :

Minyak Goreng, Tepung, Gula dan Beras dan direncanakan

akan dilakukan penambahan jumlah RPK.

Telah dibentuk Toko Tani Indonesia Center yang menampung

produk petani langsung sehingga memotong rantai distribusi

dari petani. TTI Center juga melakukan kerjasama antar

daerah dengan mendatangkan cabe dan bawang merah dari

Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah

Sudah ada BUMD Pangan milik Provinsi Papua yaitu PD Irian

Bhakti namun demikian belum optimal perannya karena

keterbatasan modal dan manajemen perusahaan bukan dari

profesional. direncanakan akan dilakukan refreshment

manajemen di tahun 2020.

Telah dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah

Daerah Provinsi Papua, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Papua, dan PT. Sasuka (e-commerce asli Papua) dalam

rangka memotong rantai distribusi melalui pengembangan

UMKM di Provinsi papua melalui pemanfaatan teknologi

digital atau menghubungkan UMKM dengan platform e-

commerce.

Telah dilakukan program perluasan pemasaran produk Toko

Tani Indonesia dengan bekerjasama dengan Grab sebagai

pengirim komoditas

Sosialiasasi/himbauan peningkatan konsumsi

hasil olahan ikan laut ke masyarakat.

Peningkatan diversifikasi bahan makanan

pokok seperti sagu dan meningkatkan

edukasi kepada masyarakat untuk

mengkonsumsi sagu sebagai bahan pangan

pokok alternatif pengganti beras

Telah dilakukan sosialisasi kepada Ibu PKK Provinsi Papua

untuk membuat produk olahan dari ikan dan sagu sebagai

pengganti konsumsi ikan segar serta beras

Telah dikeluarkan himbauan dari Pemprov dan Pemkot untuk

optimalisasi pangan lokal pada setiap penyelenggaraan event

oleh setiap instansi.

Telah dilakukan kampanye makan olahan ikan laut pada

peringatan hari ikan nasional di Papua

2 Ketersediaan

Pasokan

Peningkatan produksi (melalui peningkatan

produktivitas dan perluasan areal)

Pengaturan pola tanam dan pola panen

Peningkatan metode budidaya padi

menggunakan metode hazton dan organik

Klasterisasi komoditas pangan strategis

sesuai dengan potensi daerah melalui

pengembangan kawasan pertanian 1

kawasan 1 produk

Pembuatan cold storage dan TPI baru untuk

menjaga stabilitas harga komoditas ikan laut

Pendampingan kelompok petani, peternak

dan nelayan untuk pengembangan usaha

dari hulu ke hilir

Gerakan tanam cabai memanfaatkan

pekarangan rumah warga

Optimalisasi bantuan sarana produksi

pertanian

Mempercepat pemanfaatan PMN Bulog

untuk infrastruktur pasca panen

Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah

- Menjaga level CBP dan mendukung

penguatan mekanisme peningkatan CBP ke

level 45.000 ton

Telah dilakukan pembinaan metode pertanian organik kepada

kelompok tani padi di Nabire dan Merauke serta petani

bawang merah dan cabai di Keerom

Sudah dilakukan pembentukan klaster pertanian komoditas

padi di Nabire dan Merauke, bawang merah dan cabai di

Keerom

Untuk pembuatan cold storage, sudah ada investor yang akan

membangun, namun terkendala ketersediaan tanah. akan

dilakukan koordinasi lanjutan oleh TPID Kota Jayapura untuk

mempersiapkan lahan yang dapat digunakan untuk

pembangunan cold storage.

Telah dilakukan pendampingan kepada kelompok tani padi di

Merauke dan Nabire, petani cabai di Merauke dan Keerom,

petani bawang merah di Keerom dan kelompok nelayan ikan

di Biak melalui pembentukan klaster untuk pembinaan dari

hulu ke hilir

Telah dilakukan program pembagian bibit cabai untuk warga

di Jayapura oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua

Sudah dilakukan penyaluran bantuan sarana produksi

pertanian di beberapa daerah oleh Dinas Pertanian Provinsi

Papua

Sudah dilakukan penyerapan beras petani untuk

meningkatkan cadangan beras Bulog

Sumber: TPID Provinsi Papua.

Page 57: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

42

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

No Sub Program Unggulan Monitoring & Evaluasi

2 Ketersediaan

Pasokan

Penguatan kelembagaan kelompok petani,

peternak dan nelayan melalui pendampingan

Optimalisasi fungsi cold storage untuk

menyerap produk ikan laut

Optimalisasi peran BUMDes sebagai

penyerap hasil panen dan pemasaran

Telah dibentuk koperasi gapoktan bawang merah di Keerom

untuk meningkatkan penyerapan produk petani dan

perluasan pasar

DKP Provinsi dan Kota Jayapura sedang mengkaji optimalisasi

pengelolaan coldstorage yang berada di pelelangan ikan

Pasar Hamadi untuk dikelola oleh pihak ke tiga

BUMDes Tunggal Jaya di Desa Bumi Raya Nabire telah

berperan sebagai pemasok beras ke Bulog

Telah dilakukan pemasaran

3 Kelancaran

Distribusi

Pengembangan model bisnis kerja sama

perdagangan antar daerah dan fasilitasi kerja

sama antar daerah, a.l dengan

mengoptimalkan peran swasta dan BUMD

Pelaksanaan kerjasama antar daerah melalui

klaster binaan TPID

Telah dilaksanakan kerjasama antar daerah dengan Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan telur di Papua yang sempat terhambat karena pembatasan akses kapal pada saat pandemi COVID-19.

Sebagai upaya menjaga stabilitas tingkat inflasi di Papua, dilakukan KAD intra Papua dengan menjadikan daerah produsen seperti Kab. Keerom dan Merauke menjadi pemasok daerah sekitarnya seperti daerah Jayapura dan pegunungan

Kabupaten Keerom sebagai daerah produsen, melakukan KAD

dengan Kab. Blitar untuk mensupply jagung sebagai pakan

ternak ayam petelur.

Peningkatan infrastruktur pelabuhan

Jayapura untuk meingkatkan proses bongkar

muat barang dan penumpang

Mendorong investasi industri pengolahan

ikan

Peningkatan infrastruktur dan waktu

operasional bandara untuk mendukung

penambahan slot flight dan meningkatkan

jasa pengiriman kargo

Peningkatan dan perbaikan jalan provinsi

dalam kondisi baik

Mendorong PT. Pelindo untuk mempercepat pembangunan

pelabuhan bongkar muat barang (kontainer) di Depapre

Jayapura

TPID Provinsi Papua meminta kepada Kemenhub agar kapal

tol laut dapat melayani distribusi komoditas pangan strategis

ke Papua

Telah dilakukan pemberian bantuan kepada Pondok

Pesantren Hidayatullah berupa mesin presto untuk

pengolahan ikan bandeng presto

Bandara Sentani telah menambah jam operasionalnya hingga

jam 8 malam, namun slot tambahan penerbangan tersebut

belum diisi oleh maskapai karena alasan occupancy rate yang

rendah.

telah difungsikan Jembatan Yotefa yang menjadi

penghubung Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom sehingga

distribusi komoditas pertanian dari Keerom ke Jayapura

menjadi lebih lancar dan efisien

untuk meningkatkan kelancaran pasokan di Papua, dilakukan

kerjasama dengan PT. Pelni untuk memberikan tariff khusus

bagi pengiriman produk pangan strategis

4 Komunikasi

Efektif

Penyusunan kebijakan satu peta lahan

pertanian

Penguatan data PIHPS yang terintegrasi dari

konsumen, produsen dan pedagang besar,

termasuk data stok*

Peningkatan korelasi data PIHPS dengan BPS

Perbaikan kualitas statistik data produksi

pertanian, peternakan dan perikanan

Penyusunan data harga dan stok di tingkat

produsen dan pedagang besar

Sudah dilakukan pembahasan awal peta lahan pertanian se

Provinsi Papua oleh Dinas Pertanian Provinsi Papua

Sudah dilakukan pembahasan awal potensi penambahan data

pada PIHPS oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Papua dan Bank Indonesia Papua dan penyamaan

metode pengambilan data PIHPS dan inflasi bersama BPS

Provinsi Papua

Sudah dilakukan pembahasan awal peningkatan data

pertanian, peternakan dan perikanan di TPID Provinsi Papua

Dalam hal pelaksanaan koordinasi pengendalian inflasi

daerah, KPw Papua secara rutin melaksanakan koordinasi

bersama Forkopimda Papua, Gugus Tugas COVID-19 Papua,

serta OPD terkait lainnya. Langkah konkrit KPw Papua dalam

pengendalian inflasi daerah di tengah COVID-19 adalah

menginisiasi Kerja Sama Antar Daerah Papua dan Jawa Timur

dalam rangka pengiriman komoditas telur, langsung dari

produsen di Jawa Timur dan dijual secara langsung kepada

konsumen melalui Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog, Toko Tani

Indonesia (TTI) dan retail modern. Komoditas yang sempat

mengalami lonjakan harga kini telah kembali stabil akibat

upaya tersebut.

Melakukan peningkatan kapasitas SDM

melalui capacity building

Memberikan rekomendasi pengendalian

inflasi ke pusat

Telah dilakukan rapat koordinasi HLM dan teknis TPID Provinsi

Papua dan Kab/Kota secara rutin serta menyampaikan

rekomendasi kepada pemerintah pusat

Sumber: TPID Provinsi Papua.

Page 58: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

43

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2020

BAB IV STABILITAS KEUANGAN

DAERAH

Stabilitas Keuangan Daerah di Papua ditopang oleh kinerja keuangan sektor korporasi dan

rumah tangga pada triwulan III 2020 secara umum masih terjaga dengan baik pada tingkat

yang aman namun dengan peningkatan risiko.

Kinerja perbankan pada sektor Korporasi di Papua pada triwulan III 2020 relatif membaik

tercermin dari peningkatan penyaluran kredit dan disertai dengan penurunan NPL. Namun

demikian, terjadi penurunan penghimpunan dana korporasi serta peningkatan LAR sejalan

dengan meningkatnya restrukturisasi kredit di masa pandemi COVID-19.

Selanjutnya, kinerja sektor Rumah Tangga pada triwulan III 2020 relatif belum pulih, tercermin

dari keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang menurun. Namun demikian, kondisi

keuangan masyarakat mulai membaik sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana dan

penyaluran kredit disertai dengan penurunan NPL.

Page 59: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

44

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

4.1 Perkembangan Kinerja Perbankan

Total aset bank umum di Provinsi Papua

pada triwulan III 2020 tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

dan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada triwulan III 2020, Total Aset Bank di

Papua sebesar Rp68,81 triliun, tumbuh

sebesar 19,90% (qtq) atau secara tahunan

tumbuh sebesar 19,55% (yoy).

Dilihat dari strukturnya, pangsa aset terbesar

di Papua pada triwulan III 2020 adalah Bank

Persero sebesar 87,94% sementara itu Bank

Swasta Nasional memiliki pangsa sebesar

12,06% (Grafik 4.1), dengan jumlah Bank

pada triwulan laporan tercatat sebanyak 18

bank dan 57 kantor cabang.

Secara umum, peningkatan aset perbankan

disebabkan adanya peningkatan jumlah

dana yang masuk ke BPD sejalan dengan

transfer dana dari pemerintah pusat ke

pemerintah daerah.

Di sisi lain, Intermediasi perbankan pada

triwulan III 2020 mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercermin pada pada angka LDR Lokasi

Bank yang menurun dari 70,42% menjadi

61,75%. Penurunan turut terjadi pada LDR

lokasi proyek di Papua dari 77,67% menjadi

71,69% (Grafik 4.4). Di samping itu, jika

dibandingkan dengan nasional, LDR Papua

tersebut masih dibawah LDR Nasional yang

sebesar 86,62%. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa kinerja lapangan

usaha masih belum berjalan dengan normal

terlihat dari penyaluran kredit yang belum

optimal.

4.1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga

(DPK) pada triwulan III 2020 mengalami

peningkatan yang relatif tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

DPK pada triwulan III 2020 sebesar sebesar

Rp49,49 triliun atau tumbuh sebesar

19,89% (yoy) meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

2,61% (yoy) atau senilai Rp40,74 triliun.

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan Nasional yang

sebesar 2,61% (yoy). Peningkatan DPK

Papua pada triwulan III 2020 didorong oleh

adanya droping uang dari pemerintah pusat

Grafik 4.1 Aset Perbankan Papua

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.2 Perkembangan DPK Papua

Sumber: Bank Indonesia

Bank Swasta Nasional12,06%

Bank Persero87,94% 11,2

15,8

21,8

22,3

9,7

11,3

3,25 2,61

17,89

-5

0

5

10

15

20

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Giro Tabungan Deposito g-DPK sk.kananRp miliar % yoy

Page 60: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

45

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

kepada pemerintah daerah dalam rangka

percepatan realisasi belanja pemerintah serta

pemulihan kondisi ekonomi di daerah.

Dilihat dari strukturnya, DPK Papua pada

triwulan III 2020 didominasi oleh tabungan

sebesar 45,15% (Rp22,35 triliun), kemudian

giro sebesar 31,98% (Rp15,83 triliun) dan

deposito sebesar 22,86% (Rp11,32 triliun).

Secara umum, peningkatan DPK pada

triwulan III 2020 didorong oleh giro yang

tumbuh sebesar 41,88% (qtq) (Grafik 4.2).

Secara umum, peningkatan giro terjadi pada

giro pemerintah sejalan dengan penyaluran

TKDD pemerintah pusat ke pemerintah

daerah untuk mendorong pemulihan

ekonomi nasional selama masa pandemi

COVID-19.

Selain giro, instrumen simpanan lainnya

yang menunjukan pertumbuhan yang tinggi

adalah deposito. Deposito tumbuh pada

triwulan III 2020 sebesar 16,98% (qtq). Di

sisi lain, tabungan tumbuh sebesar 2,57%

(qtq). Peningkatan Deposito dan Tabungan

memberi sinyal bahwa masyarakat

cenderung menyimpan uang yang

memberikan imbal hasil seiring dengan

preferensi masyarakat yang berjaga-jaga

terhadap ketidakpastian ekonomi selama

masa pandemi COVID-19.

4.1.2 Perkembangan Kredit Bank Umum

Pada triwulan III 2020 penyaluran kredit di

Papua tumbuh sebesar 13,61% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 8,24% (yoy). (Grafik 4.3).

Nilai kredit pada triwulan III 2020 tercatat

sebesar Rp35,48 triliun, dengan proporsi

tertinggi pada kredit konsumsi mencapai

45,90% (Rp16,28 triliun); kredit modal kerja

sebesar 28,68% (Rp10,17 triliun), dan kredit

investasi sebesar 25,42% (Rp9,02 triliun).

Dilihat dari risiko penyaluran kredit, pada

triwulan III 2020 terjadi perbaikan non

performing loans (NPL) dari 2,52% pada

triwulan II 2020 menjadi 2,04% (Grafik 4.4).

Secara umum, perbaikan NPL Papua pada

triwulan III 2020 disebabkan oleh perbaikan

NPL sektor konstruksi sejalan dengan

pembayaran termin proyek oleh pemerintah

daerah serta perbaikan NPL sektor

perdagangan sejalan dengan penjualan yang

mulai membaik pada triwulan III 2020.

Grafik 4.3 Pertumbuhan Kredit Papua

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.4 Perkembangan LDR, NPL dan LAR

Sumber: Bank Indonesia

9,72

6,075,31

9,00 8,24

13,61

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Kredit Lokasi Bank Kredit Lokasi Proyek

g-Kredit Lokbank g-kredit LokproRp miliar

% yoy

2,85%

2,52%

2,04%

3,47%

4,65%4,82%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

LDR Lokasi Bank LDR Lokasi Proyek NPL LAR

Page 61: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

46

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Di sisi lain, terjadi peningkatan loan at risk

(LAR) dari 18,18% menjadi 18,87% pada

triwulan III 2020 (Grafik 4.4). Peningkatan

LAR yang signifikan sejalan dengan adanya

program restrukturisasi kredit selama masa

pandemi COVID-19 terutama pada

kolektabilitas I. Dengan demikian, secara

umum, terjadi penurunan kinerja debitur

sejalan dengan kondisi ekonomi yang belum

pulih akibat terbatasnya kegiatan ekonomi di

tengah pandemi COVID-19 di Papua.

4.2 Ketahanan Sektor Korporasi

4.2.1 Sumber Kerentanan Korporasi

Secara umum pada triwulan III 2020,

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

kerentanan korporasi Papua, yaitu (i)

ketidakpastian dunia usaha akibat pandemi

COVID-19; (ii) tingginya biaya logistik; dan

(iii) daya beli masyarakat yang belum pulih.

Dari hasil pelaksanaan liaison triwulan III

2020 yang mencakup 5 sektor yaitu sektor

konstruksi; sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor;

sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum; sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan, serta sektor transportasi dan

pergudangan didapatkan hasil bahwa

pertumbuhan ekonomi provinsi Papua pada

triwulan III 2020 berada pada tren

penurunan. Pertumbuhan PDRB Papua pada

triwulan III 2020 terkontraksi sebesar

-2,61% (yoy) meningkat dibandingkan

triwulan II 2020 yang tumbuh sebesar

4,14% (yoy). Namun jika tanpa

mempertimbangkan pertambangan, PDRB

Papua pada triwulan III 2020 terkontraksi

sebesar -4,10% (yoy) tidak sedalam

dibandingkan dengan kontraksi triwulan II

2020 sebesar -5,02 (yoy). Penurunan

ekonomi diluar pertambangan secara umum

disebabkan oleh kondisi perekonomian yang

belum pulih ditengah pandemi COVID-19

yang masih berlangsung.

Permintaan Domestik

Permintaan domestik pada triwulan III 2020

mengalami penurunan jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya maupun

periode yang sama tahun 2019. Hal tersebut

terkonfirmasi dari Likert scale (LS)

Grafik 4.5 Perkembangan Indikator Dunia Usaha Papua

Sumber: Liaison Bank Indonesia

0,130,25

0,13

-0,13

1,00

0,13

0,750,63

-1,88-1,63

0,38

0,00

1,00

0,00

0,75

-0,75

-3,10

-3,50

0,40

-1,30

0,50

-0,50-0,30

-0,10

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

Penjualan Domestik Utilisasi Investasi Tenaga Kerja Biaya Bahan Baku Biaya Energi Upah Harga Jual

Likert Scale Tw I 2019 sd. Tw III 2020

Page 62: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

47

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

permintaan domestik sebesar -3,10 yang

lebih dalam dibandingkan dengan triwulan II

2020 yang juga menurun sebesar -1,88

maupun periode yang sama tahun 2019

yang menurun sebesar -0,10 (Grafik 4.6).

Penurunan permintaan domestik

terkonfirmasi pada hampir seluruh contact

lapangan terutama pada lapangan usaha

penyediaan akomodasi dan makan minum.

Sementara itu, keyakinan masyarakat

terhadap kondisi ekonomi Papua pada

triwulan III 2020 masih belum pada

tingkatan yang optimis namun mengalami

peningkatan. Hasil survei konsumen (SK)

yang dilaksanakan selama triwulan III 2020

menunjukan tingkat pendapatan

masyarakat yang diukur dalam indeks

penghasilan pada triwulan III sebesar 90,67

meningkat dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 64,00. Pandemi yang masih

berlangsung secara umum menyebabkan

adanya perlambatan ekonomi yang berujung

pada berkurangnya pendapatan masyarakat

sehingga menurunkan daya beli masyarakat.

Hal tersebut terkonfirmasi dari hasil Survey

Konsumen (SK) mengenai daya beli

masyarakat yang masih belum pada

tingkatan optimis namun memberikan sinyal

peningkatan. Indeks pembelian barang

tahan lama pada triwulan III 2020 berada

pada nilai 92,00 yang meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

70,67. Meski belum pada tingkatan yang

optimis, hal ini menunjukkan adanya sinyal

pemulihan pada daya beli masyarakat yang

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

khususnya melalui konsumsi.

Kapasitas Utilisasi

Kapasitas utilisasi mengalami penurunan

pada triwulan III 2020 bila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Penurunan kapasitas utilitasi terindikasi dari

likert scale pada triwulan III 2020 sebesar -

3,50 yang menurun jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar -1,63 dan menurun jika

dibandingkan periode yang sama tahun

2019 sebesar 0,18 (Grafik 4.7).

Selain itu, rata-rata utilisasi juga menurun

pada triwulan III 2020 sebesar 24,00% lebih

rendah dari triwulan sebelumnya sebesar

Grafik 4.6 Perkembangan LS Permintaan Domestik

Sumber: Liaison Bank Indonesia

Grafik 4.7 Perkembangan LS Utilisasi

Sumber: Liaison Bank Indonesia

-0,10

-1,88

-3,10

3,66

-9,9

-6,94

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

-4

-3

-3

-2

-2

-1

-1

0

1

1

2

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019 2020

LS Permintaan Domestik Konsumsi RTLS % yoy

71,78

65,75

24,00

0,18

-1,63

-3,50-4

-4

-3

-3

-2

-2

-1

-1

0

1

1

2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019 2020

Rata-Rata Utilisasi LS Kapasitas Utilisasi LS%

Page 63: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

48

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

65,75%. Penurunan kapasitas utilisasi

disebabkan oleh menurunnya pasokan

bahan baku dan permintaan masyarakat

sehingga perusahaan mengurangi kepasitas

produksinya.

Investasi

Investasi pada Triwulan III 2020 relatif stabil

pada seluruh sektor. Hanya sektor

akomodasi yang meningkatkan investasi

dalam rangka peremajaan dan penambahan

kapasitas. Berdasarkan hasil liaison, LS

Investasi pada Triwulan III 2020 adalah

sebesar 0,40 meningkat jika dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 0,38

(Grafik 4.8). Investasi pada triwulan III 2020

hanya terdiri dari investasi sektor akomodasi

dan penyediaan makan minum khususnya

perhotelan. Contact menyampaikan

investasi tersebut berupa pengecatan dan

pembangunan fasad karena adanya

pergantian operator. Contact juga

menyebutkan bahwa dengan meningkatnya

status bintang dari bintang 2 ke bintang 4

menyebabkan ada beberapa investasi yang

akan dilaksanakan antara lain renovasi lobby

hotel, interior kamar dan fasilitas-fasilitas

penunjang lainnya. Sementara itu, contact

lainnya menyampaikan akan dilaksanakan

investasi berupa peremajaan dapur dan

restoran untuk menunjang pengembangan

restoran hotel.

Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja pada triwulan III 2020

mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Secara umum,

perusahaan lebih memilih untuk

melaksanakan efiseiensi dengan cara

merumahkan tenaga kerja yang tidak

memiliki dampak strategis terhadap

perusahaan. Hal tersebut terkonfirmasi dari

LS jumlah tenaga kerja yang menurun

sebesar -1,30 yang menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar 0,00.

Biaya dan Harga Jual

Rata-rata biaya pada triwulan III 2020 secara

garis besar mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

juga dengan periode yang sama pada tahun

sebelumnya.

Grafik 4.8 Perkembangan LS Investasi

Sumber: Liaison Bank Indonesia

Grafik 4.9 Perkembangan LS Biaya

Sumber: Liaison Bank Indonesia

0,55

0,38 0,403,27

-0,31

-1,80

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

0

0

0

1

1

1

1

1

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019 2020

LS Investasi PMTBLS % yoy

0,67

1,00

0,50

0,110,00

-0,50

0,67

0,75

-0,30

-2

-1

-1

0

1

1

2

2

3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019 2020

LS Biaya Bahan Baku LS Biaya Energi LS UpahLS

Page 64: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

49

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Likert scale biaya bahan baku pada triwulan

III 2020 adalah sebesar 0,5, menurun dari

triwulan yang sama pada tahun sebelumnya

dengan angka yang sama sebesar 0,67, dan

juga menurun jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya pada angka 1,0 (Grafik

4.9). Secara umum penurunan biaya bahan

baku disebabkan oleh adanya penyesuaian

tarif pengiriman pasca penutupan akses

yang terjadi pada triwulan II yang sekarang

telah dibuka terbatas.

Sementara itu, biaya energi pada triwulan III

2020 relatif menurun. Hal tersebut

terkonfirmasi dari LS biaya energi pada

triwulan III 2020 yang menurun sebesar

-0,50 menurun dibandingkan periode yang

sama tahun 2019 yang sebesar 0,11. Hal

tersebut tercermin dari tingkat inflasi bensin

yang mengalami deflasi sebesar -0,14%

(yoy). Sementara itu, tarif listrik relatif stabil

jika dibandingkan tahun 2019.

Di sisi lain, Biaya tenaga kerja pada triwulan

III 2020 mengalami penurunan. Hal tersebut

terkonfirmasi dari LS yang mengalami

penurunan sebesar -0,30, menurun

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 0,67. Secara umum,

penurunan upah tenaga kerja sejalan

dengan kebijakan perusahaan yang

melaksanakan efisiensi ditengah permintaan

domestik yang menurun dan kegiatan

operasional yang terbatas. Hal tersebut juga

Grafik 4.10 Perkembangan LS Margin dan Harga Jual

Sumber: Liaison Bank Indonesia

Grafik 4.11 Akses Kredit, Likuiditas dan Rentabilitas

Korporasi

Sumber: SKDU Bank Indonesia

Grafik 4.12 Perkembangan Likuiditas Berdasarkan

Sektor

Sumber: Liaison Bank Indonesia

Grafik 4.13 Perkembangan Rentabilitas Berdasarkan

Sektor

Sumber: SKDU Bank Indonesia

0,10

-0,86

-2,70

0,64

-0,75

-0,10

-3

-3

-2

-2

-1

-1

0

1

1

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019 2020

LS Margin LS Harga JualLS

4,2 3,450

13,3

-13,64

15,3815,5

-19,05

7,69

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III

2019 2020

Akses Kredit Likuiditas korporasi Rentabilitas korporasi%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Produksi Es

Konstruksi

Perdagangan dan Reparasi

Transportasi dan Pergudangan

Jasa Keuangan dan Lainnya

Naik Stabil Turun 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Produksi Es

Konstruksi

Perdagangan dan Reparasi

Transportasi dan Pergudangan

Jasa Keuangan dan Lainnya

Naik Stabil Turun

Page 65: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

50

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

terkonfirmasi dari hasil survei konsumen

yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia

dimana indeks penghasilan masyarakat

masih pesimis pada tingkat 78,89 meski

mengalami tren peningkatan.

Pertumbuhan harga jual pada triwulan III

2020 mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. LS Harga jual pada

triwulan III 2020 tercatat menurun sebesar

-0,10, menurun bila dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2019 yang sebesar

0,64. Sementara itu jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya mengalami

peningkatan. Sejalan dengan penurunan

harga jual terjadi penurunan pada margin,

yang pada triwulan III 2020 sebesar -2,70

menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar -0,86 dan

menurun jika dibandingkan periode yang

sama tahun 2019 sebesar 0,10.

Secara umum, penurunan harga jual

disebabkan oleh penurunan permintaan

masyarakat yang dipicu oleh penurunan

daya beli masyarakat akibat penurunan

kondisi ekonomi di masyarakat. Dengan

adanya penurunan harga jual disertai

dengan penurunan permintaan

menyebabkan secara keseluruhan margin

per unit output di masing-masing usaha

mengalami penurunan.

Kondisi Keuangan

Pada triwulan III 2020 kondisi keuangan

perusahaan mengalami peningkatan.

Penyaluran kredit modal kerja tumbuh

sebesar 3,55% (yoy) meningkat jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar -2,23% (yoy).

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua menunjukkan

bahwa kondisi keuangan perusahaan

korporasi pada triwulan III 2020 secara

umum relatif meningkat. Aspek likuiditas

dan rentabilitas mengalami peningkatan dari

triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2020,

saldo bersih tertimbang (SBT) likuiditas dan

rentabilitas korporasi masing-masing sebesar

15,38% dan 7,69% meningkat dari triwulan

II 2020 yang masing-masing terkontraksi

Grafik 4.14 Exposure Perbankan Pada Korporasi

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.15 Perkembangan DPK Sektor Korporasi

Sumber: Bank Indonesia

122,9%

-0,48% -11,03%

60,2%

28,04%

46,88%

4,4% 4,50% 2,89%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

DPK Kredit NPL

92,03%

-4,05% -8,96%

257,25%

13,53%-10,26%

80,40%

-14,93%-26,67% -50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Giro Tabungan Deposito

g-Giro g-Tabungan g-Deposito

Page 66: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

51

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

sebesar -13,64% dam -19,05% (Grafik

4.11).

Secara umum, peningkatan kondisi

keuangan korporasi pada triwulan III 2020

disebabkan oleh mulai adanya peningkatan

kegiatan dunia usaha dan penyaluran kredit

modal kerja. Namun demikian, masih

rendahnya daya beli masyarakat

menyebabkan kinerja perusahaan masih

belum optimal.

4.2.2 Exposure Perbankan Sektor

Korporasi

Kinerja perbankan di sektor korporasi Papua

pada triwulan III 2020 mengalami

pertumbuhan yang tinggi dari sisi

penyaluran kredit namun terjadi kontraksi

pada penghimpunan DPK. Penghimpunan

dana dari korporasi tercatat terkontraksi

sebesar -11,48% (yoy) lebih dalam dari

triwulan sebelumnya sebesar -0,48% (yoy).

Secara umum, penurunan DPK korporasi

pada triwulan III 2020 sejalan dengan kondisi

keuangan korporasi yang terdampak

ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini

sehingga korporasi menggunakan dana

simpanannya untuk keperluan modal kerja

dan operasional.

Sementara itu, kredit korporasi berdasarkan

lokasi proyek di Papua tumbuh tinggi

sebesar 46,88% (yoy) meningkat dari

triwulan sebelumnya sebesar 28,04% (yoy).

Dilihat dari strukturnya, kredit korporasi

Grafik 4.16 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.17 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Sektor

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.18 Kredit Korporasi Berdasarkan

Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.19 Kredit Korporasi Berdasarkan

Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2018 II 2018 III 2018 IV 2018 I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Akmamin Real Estate Lainnya

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Pertanian, Perikanan Konstruksi

Perdagangan Transportasi, Komunikasi

Akmamin

36,21%

0,96%-3,68%

93,07%

64,44%

94,68%

-31,71%

33,88%

14,15%

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Modal Kerja Investasi Konsumsi

g-Modal Kerja g-Investasi g-Konsumsi

0,04%

12,19%

0,79% 1,26% 1,43%

6,66% 3,06%

0,04%

22,33%

0,92% 1,26% 0,95%

7,37%

2,54%

0,04%

23,28%

1,56%2,74% 2,53%

7,77%

6,55%

0,00%

21,11%

1,06% 1,26%1,86%

8,17%

5,78%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Akmamin Real Estate Jasa Masy

IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020

Page 67: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

52

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Papua di dominasi oleh kredit pertanian dan

perdagangan dengan pangsa masing-

masing sebesar 17,04% dan 16,44%.

Kemudian dilihat dari pertumbuhannya,

pada triwulan III 2020, pertumbuhan kredit

tertinggi ada pada sektor pertanian yang

tumbuh sebesar 143,89% (yoy). Di samping

itu, sektor jasa masyarakat juga tumbuh

tinggi sebesar 67,78% (yoy). Peningkatan

kredit sektor pertanian didorong oleh

adanya perluasan perkebunan dan pertanian

di Papua.

Sementara itu, terjadi kontraksi pada sektor

konstruksi dan real estate masing-masing

sebesar -18,27% (yoy) dan -16,90% (yoy).

Adanya pengurangan proyek konstruksi dan

pembangunan perumahan di tahun 2020

menyebabkan kontraktor dan developer

mengurangi kapasitas kerjanya.

Kemudian dilihat dari kualitasnya,

penyaluran kredit korporasi secara umum

mengalami perbaikan. NPL korporasi Papua

1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015

pada triwulan III 2020 sebesar 2,89%

membaik dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 4,50% dan berada

dalam ambang batas yang ditentukan oleh

Bank Indonesia sebesar 5%1.

Dilihat dari jenisnya, NPL Korporasi Papua di

dominasi oleh NPL modal kerja yang

mencapai 6,75%. Sementara itu NPL

Investasi masih dalam batas aman sebesar

1,10%. Kemudian dilihat secara sektoral,

NPL tertinggi ada pada sektor konstruksi dan

Real Estate masing-masing sebesar 21,11%

dan 8,17%. Secara umum, peningkatan NPL

sektor konstruksi disebabkan oleh adanya

pemotongan anggaran proyek konstruksi

pemerintah untuk penanganan COVID-19.

Sementara itu, secara umum sektor lainnya

masih dalam tingkatan yang aman (<5%).

Kemudian Risiko perbankan dapat juga

dilihat dari probability of default (PoD). Pada

triwulan III 2020, terjadi peningkatan potensi

kredit macet menjadi 16,55% meningkat

dari triwulan sebelumnya yang sebesar

16,30% (Tabel 4.1). Namun demikian, PoD

di Papua relatif menurun jika dibandingkan

dengan tahun 2019. Hal tersebut

disebabkan oleh adanya kehati-hatian yang

diterapkan oleh perbankan untuk

memberikan kredit baru dan adanya

restrukturisasi kredit-kredit bermasalah

sejalan dengan arahan pemerintah.2

2 POJK Nomor11/POJK.03/2020

Tabel 4.1 Probability Of Default (PoD) Korporasi

Papua

Sumber: Bank Indonesia.

II-2020

PoD 1 2 3 4 5

1 97,26% 2,71% 0,02% 0,00% 0,00%

2 47,44% 36,29% 7,10% 8,86% 0,32%

3 11,44% 14,11% 9,00% 18,25% 47,20%

4 16,99% 4,74% 3,90% 8,64% 65,74%

5 1,39% 0,13% 0,13% 0,20% 98,14%

III-2020

PoD 1 2 3 4 5

1 97,81% 2,15% 0,01% 0,02% 0,01%

2 44,25% 39,24% 6,09% 10,17% 0,25%

3 19,14% 15,91% 9,89% 12,26% 42,80%

4 18,36% 10,18% 2,88% 13,05% 55,53%

5 1,65% 0,48% 0,07% 0,28% 97,52%

Kolektabilitas Akhir

Ko

lekta

bili

tas

Aw

al

Kolektabilitas Akhir

Ko

lekta

bili

tas

Aw

al

Page 68: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

53

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

4.3 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah

Tangga

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

kerentanan sektor Rumah Tangga yaitu

tingkat penghasilan, tingkat konsumsi dan

ketersediaan lapangan kerja. Berdasarkan

hasil Survei Konsumen (SK) pada triwulan III

2020 yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua, dapat

diketahui bahwa tingkat keyakinan

masyarakat terhadap kondisi perekonomian

cenderung pesimis.

Penurunan optimisme masyarakat pada

triwulan III 2020 ditunjukkan dengan IKK

yang menurun dari triwulan sebelumnya,

yang semula sebesar 91,33 menjadi 84,80

pada triwulan III 2020.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

merupakan rata – rata dari dua indeks yaitu

(i) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang

menunjukkan ekspektasi masyarakat

terhadap kondisi ekonomi ke depan. Indeks

ini mengalami penurunan pada triwulan III

2020 sebesar 113,83 dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 128,22; dan (ii)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang

berada pada level pesimis sebesar 55,76%

(Grafik 4.20). Penurunan keyakinan

konsumen pada triwulan III 2020 disebabkan

oleh kondisi perekonomian yang belum pulih

dan lapangan pekerjaan yang terbatas

sehingga menurunkan daya beli masyarakat.

Hal ini sejalan dengan penurunan indeks

penghasilan konsumen dari 64,0 pada

triwulan II 2020 menjadi 58,23 pada

triwulan III 2020 (Grafik 4.21). Adanya

kebijakan penyesuaian gaji beberapa

perusahaan dan pengurangan tenaga kerja

menjadi faktor utama penurunan

penghasilan masyarakat.

Grafik 4.20 IEK, IKK dan IKE

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.21 Indeks Kondisi Saat Ini

Sumber: Bank Indonesia

116,89

54,44 55,76

91,33

84,80

128,22

113,83

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

IKE IKK IEK

64,0058,23

28,6735,91

70,67 73,14

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Indeks Penghasilan Konsumen Indeks Ketersediaan lapangan kerja

Indeks Konsumsi barang tahan lama

Page 69: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

54

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

4.3.3 Exposure Perbankan dalam Rumah

Tangga

Indikator perbankan pada sektor rumah

tangga mengalami peningkatan pada

triwulan III 2020. Kondisi tersebut tercermin

dari Kredit Rumah tangga yang mengalami

peningkatan disertai dengan perbaikan NPL.

Penghimpunan DPK rumah tangga pada

triwulan III 2020 mengalami peningkatan.

DPK tumbuh sebesar 15,66% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

12,28% (yoy). Dilihat dari strukturnya,

penghimpunan DPK rumah tangga di

dominasi oleh tabungan yang mencapai

72,55%. Sementara sisanya terbagi menjadi

deposito dan giro dengan pangsa masing-

masing sebesar 23,95% dan 3,50%.

Peningkatan DPK rumah tangga pada

triwulan III 2020 didorong oleh peningkatan

giro dan tabungan yang masing-masing

tumbuh sebesar 13,11% (yoy) dan 18,62%

(yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya masing-masing sebesar

9,09% (yoy) dan 14,55% (yoy). Sementara

itu, deposito juga mengalami peningkatan

sebesar 7,87% (yoy) lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya sebesar 6,38% (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit rumah

tangga mengalami peningkatan. Pada

triwulan III 2020 kredit rumah tangga

tumbuh sebesar 9,16% (yoy) lebih tinggi

Grafik 4.22 Exposure Perbankan Pada Rumah

Tangga

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.23 Perkembangan DPK Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia

9,13%12,28%

11,04%

8,17%

1,32%1,56%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

3,5%

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

I II III IV I II III IV I II

2018 2019 2020

DPK Kredit NPL% yoy %

-38,0%

9,09%13,11%

5,3%

14,55%18,62%

5,2%6,38% 7,87%

-60%

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2020

Giro Tabungan Deposito g-Giro g-Tabungan g-Deposito

Grafik 4.24 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan

Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.25 NPL Rumah Tangga Berdasarkan Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.26 Perkembangan Kredit UMKM dan

NonUMKM

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.27 Kredit Rumah Tangga Berdasarkan

Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

7,8% 8,17% 9,16%

5,6%-1,33% -3,06%

30,3% 29,87%

18,73%26,6%

13,85% 14,95%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

RT Total KPR KKB Multiguna(yoy)

1,56%

4,05%

1,58%

0,84%1,35%

3,25%

0,98%0,82%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

3,5%

4,0%

4,5%

RT. Total KPR KKB RT. Multiguna

III 2019

IV 2019

I 2020

II 2020

III 2020

9,25%

14,87%

26,69%

8,57%

-4,26%

-9,16%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Non UMKM UMKM g-NonUMKM g-UMKM (yoy)

4,93%

-4,51%

-7,51%

17,64%

-3,69%

-12,82% -15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2018 2019 2020

Modal Kerja Investasi g-Modal Kerja g-Investasi (yoy)

Page 70: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

55

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 8,17% (yoy). Peningkatan

kinerja kredit rumah tangga didorong oleh

peningkatan kredit kedaraan bermotor dan

kredit multiguna yang tumbuh masing-

masing sebesar 18,73% (yoy) dan 14,95%

(yoy). Peningkatan kredit multiguna

didorong oleh kinerja keuangan masyarakat

yang masih pulih sehingga membutuhkan

dana tambahan untuk melakukan usaha

ataupun kegiatan lainnya.

Sementara itu kredit pemilikan rumah (KPR)

dan kredit perlengkapan rumah tangga

mengalami kontraksi masing-masing sebesar

-3,06% (yoy) dan -34,90% (yoy).

Dari sisi kualitas kredit, NPL pada triwulan III

2020 sebesar 1,35% membaik dari triwulan

sebelumnya sebesar 1,56% pada triwulan II

2020 (Grafik 4.25) . Dilihat dari jenisnya, NPL

terbesar ada pada KPR sebesar 3,25%

menurun dari triwulan sebelumnya sebesar

4,05%. NPL rumah tangga masih terjaga

dengan baik dan masih berada di bawah

batas aman yang ditentukan oleh Bank

Indonesia sebesar 5%.

4.4 Akses Keuangan UMKM

Penyaluran kredit UMKM di Papua terus

mengalami perkembangan meskipun masih

terbatas. Total penyaluran kredit UMKM di

Papua mencapai Rp10,35 triliun dengan

pangsa kredit UMKM mencapai 29,17%

terhadap kredit keseluruhan.

Penyaluran kredit UMKM pada triwulan III

2020 terkontraksi sebesar -9,16% (yoy) lebih

dalam dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar -4,26% (yoy) pada

triwulan II 2020.

Berdasarkan jenisnya, kredit UMKM di

dominasi oleh kredit modal kerja dengan

pangsa sebesar 70,19% dan sisanya

merupakan kredit investasi. Pada triwulan III

2020, kredit modal kerja terkontraksi

sebesar -7,51% (yoy) lebih dalam dari

triwulan sebelumnya yang terkontraksi

sebesar -4,51% (yoy). Disamping itu kredit

investasi juga terkontraksi sebesar -12,82%

(yoy) pada triwulan III 2020 lebih dalam dari

triwulan sebelumnya yang terkontraksi

sebesar menjadi -3,69% (yoy).

Dilihat dari sektornya, kredit UMKM di

dominasi oleh sektor perdagangan dengan

pangsa mencapai 55,47%. Selain

perdagangan, kredit pertanian dan

perikanan serta kredit transportasi,

komunikasi menjadi salah dua sektor

terbesar dengan pangsa masing-masing

sebesar 9,76% dan 7,39%.

Dilihat dari pertumbuhannya, kredit

perdagangan pada triwulan III 2020

terkontraksi sebesar -11,80% (yoy) lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar

-5,97% (yoy). Penurunan penyaluran kredit

perdagangan sejalan dengan kondisi sektor

perdagangan yang menurun akibat daya beli

masyarakat yang belum pulih. Sementara

itu, sektor yang mengalami kontraksi lainnya

antara lain konstruksi dan akomodasi makan

minum (akmamin) yang masing-masing

terkontraksi sebesar -32,93% (yoy); dan

-6,86% (yoy). Penurunan kinerja kredit

Page 71: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

56

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

konstruksi dan akomodasi, makan minum

sejalan dengan adanya penundaan proyek

proyek pemerintah dan persiapan PON XX

yang diundur pada tahun 2021 sehingga

kinerja sektor tersebut menurun.

Sementara itu, terjadi peningkatan kredit

pada sektor pertanian dan perikanan serta

sektor jasa masyarakat yang tumbuh

masing-masing sebesar 18,09% (yoy) dan

11,91% (yoy). Peningkatan kredit pertanian

sejalan dengan adanya perluasan usaha

sektor pertanian di Papua meskipun belum

berproduksi dengan optimal.

Sementara itu, dilihat dari kualitas

penyaluran kredit UMKM pada triwulan III

2020 mengalami perbaikan dari 4,68% pada

triwulan II 2020 menjadi 3,92% pada

triwulan III 2020. Dilihat dari jenisnya, NPL

kredit UMKM di dominasi oleh modal kerja.

Kemudian dilihat dari sektornya, terjadi

peningkatan NPL yang signifikan pada sektor

konstruksi sebesar 20,64% (Grafik 4.29).

Peningkatan NPL sektor konstruksi dipicu

oleh adanya penundaan pelaksanaan

pembangunan infrastruktur dan

pembayaran termin yang terlambat oleh

pemerintah daerah sejalan dengan

refocussing anggaran untuk pemulihan

ekonomi dan penanganan COVID-19.

Grafik 4.28 Kredit UMKM Berdasarkan Sektor

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.29 NPL Kredit Berdasarkan Sektor

Sumber: Bank Indonesia

14,84%16,67%18,34%

20,14%23,97%

15,78%

-5,94%

-23,57%

-32,93%

8,81%

-5,97%

-11,80%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Pertanian Perikanan Konstruksi

Perdagangan g Pertanian g Perikanan

(yoy)

21,42%

-2,35% -6,86%

11,46%

-0,01% 3,27%4,31%

10,99%11,91%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Akmamin Trans, Kom Jasa Masy g Akmamin g Trans, Kom g Jasa Masy

(yoy)

2,26%

3,90%

5,37%

1,53%1,54%

22,42%

4,01%

1,08% 1,38%

20,64%

3,24%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

Pertanian Perikanan Konstruksi Perdagangan

I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020

2,27% 2,03%

21,40%

2,22% 2,45%

3,43%

1,51%

2,72%

2,21%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

Akmamin Trans, Kom Jasa Masy

I 2019 II 2019 III 2019 IV 2019 I 2020 II 2020 III 2020

Page 72: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

79

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

BAB V PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Perkembangan transaksi non tunai di Provinsi Papua pada triwulan III 2020 secara umum

mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II 2020, meskipun belum mencapai level

pertumbuhan pada triwulan III 2019. Transaksi SKNBI di Papua pada triwulan III 2020 mengalami

peningkatan sebesar 17,99% (qtq). Transaksi menggunakan kartu ATM/Debit dan Kartu Kredit juga

mengalami peningkatan secara berturut-turut sebesar 27% (qtq) dan 39% (qtq), namun jika

dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2019 justru mengalami kontraksi sebesar -

1,43% (yoy) dan -18,81% (yoy).

Di samping itu, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

menunjukkan posisi net outflow pada triwulan III 2020 sebesar Rp296 miliar tidak sebesar periode

yang sama tahun sebelumnya yang mencapai net outflow Rp1,21 triliun. Terjadi peningkatan

pemusnahan UTLE sebesar 60,49 (yoy) pada triwulan III 2020.

Dari sisi transaksi jual beli valuta asing, pada triwulan III 2020 terlihat mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 100,42% (qtq), namun demikian jika

dibandingkan dengan triwulan III 2019 masih terkontraksi sebesar 53,08% (yoy).

Page 73: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

80

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

5.1 Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

Pada triwulan III 2020, terjadi peningkatan

pertumbuhan transaksi yang dilakukan di

Provinsi Papua melalui SKNBI (dilihat dari sisi

nominal) sedangkan jika dilihat dari sisi

volume terjadi kontraksi.

Pertumbuhan nominal transaksi SKNBI

sebesar 4,8% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 3,4% (yoy) (Grafik 5.1). Dari sisi

volume transaksi SKNBI, terjadi kontraksi

pertumbuhan transaksi sebesar -0,5% (yoy)

pada triwulan III 2020, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang mengalami kontraksi sebesar -0,4%

(yoy) (Grafik 5.2).

Tren pertumbuhan ini mulai terbentuk

semenjak ditetapkannya ketentuan baru

tentang SKNBI yang berlaku sejak tanggal 1

September 20203. Namun demikian, dengan

adanya pandemi COVID-19 sempat

memberikan dampak pada terjadinya tren

penurunan pertumbuhan transaksi SKNBI,

3 Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.

21/12/PADG/2019 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia.

terutama pada triwulan I dan II 2020,

sebelum kembali mengalami peningkatan

pada triwulan III 2020.

Penyempurnaan ketentuan SKNBI ini

tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia

No. 21/8/PBI/2019 tentang Perubahan

Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia No.

17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan

Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh

Bank Indonesia dan ketentuan teknis yang

tertuang dalam Peraturan Anggota Dewan

Gubernur No. 21/12/PADG/2019 tentang

Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring

Berjadwal oleh Bank Indonesia.

ATM/Debit

Kepemilikan kartu ATM/Debit di Provinsi

Papua mengalami sedikit penurunan pada

triwulan III 2020 dengan jumlah kartu

ATM/Debit sebesar 4,16 juta kartu. Namun

demikian, nominal dan volume transaksi

ATM/Debit mengalami peningkatan dari

Rp10,26 triliun dan 10,63 juta transaksi pada

triwulan II 2020 menjadi sebesar Rp13,04

triliun dan 13,16 juta transaksi pada triwulan

Peraturan ini dapat diperoleh pada tautan https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/padg_211219.aspx

Grafik 5.1 Perkembangan Nominal Transaksi SKNBI

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.2 Perkembangan Volume Transaksi SKNBI

Sumber: Bank Indonesia.

3.015

2.678

3.160

3,4%

7,8%

4,8%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

I II III IV I II III

2019 2020

Nominal gNominalRp miliar % (yoy)

85.131

73.465

84.731

-1,24%-0,40%

-0,47%

-5%

-4%

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

I II III IV I II III

2019 2020

Volume

gVolume

lembar % (yoy)

Page 74: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

81

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

III 2020 (Grafik 5.3). Hal tersebut

menunjukkan adanya peningkatan aktivitas

ekonomi setelah terjadi tren pelemahan

pada triwulan II 2020 akibat pandemi

COVID-19.

Berdasarkan jenis transaksinya, 48,03%

transaksi kartu ATM/Debit digunakan untuk

menarik tunai, 48,75% untuk transfer, dan

3,22% berasal dari kegiatan belanja dan

online (Grafik 5.4).

Meskipun mengalami tren peningkatan,

jumlah nominal dan volume transaksi kartu

ATM/Debit pada triwulan III 2020 masih

belum mencapai level pada tahun

sebelumnya, dimana pada triwulan IV 2019,

nominal transaksi kartu ATM/Debit berada

pada level Rp14,61 triliun dengan jumlah

transaksi sebanyak 13,38 juta.

Kartu Kredit

Jumlah kartu kredit yang dimiliki oleh debitur

perbankan di Provinsi Papua sebanyak

33.568 kartu pada triwulan III 2020 dengan

nominal dan volume transaksi mencapai

Rp67,45 miliar dan 69.671 transaksi (Grafik

5.5). Secara tahunan, pada triwulan III 2020

nilai transaksi kartu kredit mengalami

kontraksi sebesar -18,81% (yoy), meskipun

terjadi peningkatan dibandingkan dengan

triwulan II 2020.

Grafik 5.3 Transaksi ATM/Debit

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.4 Pangsa Jenis Transaksi ATM/Debit

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.5 Transaksi Kartu Kredit

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.6 Pangsa Jenis Transaksi Kartu Kredit

Sumber: Bank Indonesia.

13.38

10.26

13.04

12.62 10.63

13.16

2.96

4.16 4.16

2.5

2.7

2.9

3.1

3.3

3.5

3.7

3.9

4.1

4.3

4.5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III

2019 2020

Nominal (Rp Triliun) Volume (Juta) Kartu ATM/D (Juta) - [sk. kanan]

6.55

5.04

6.27

0.38

0.27

0.42

6.45

4.95

6.36

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

I

II

III

IV

I

II

III

20

19

20

20

Tunai Belanja & Online Transfer

(Rp Triliun)

83.08

48.41

67.45

72.26 60.12

69.67

46.40

34.86 33.57 1.76%

2.76%

2.15%

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

3.0%

3.5%

4.0%

4.5%

5.0%

5.5%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

I II III IV I II III

2019 2020

Nominal (Rp Miliar) Volume (Ribu) Kartu Kredit (Ribu) NPL (%)

48.29

27.59

41.81

6.77

5.42

5.12

3.76

2.42

2.22

24.26

12.98

18.30

0% 20% 40% 60% 80% 100%

I

II

III

IV

I

II

III

20

19

20

20

Belanja Tunai Bill Payment Online

(Rp Miliar)

Page 75: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

82

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Transaksi kartu kredit berdasarkan jenisnya

dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu

transaksi secara tatap muka (jenis transaksi

tunai dan belanja) dan tanpa tatap muka

(jenis transaksi online dan pembayaran

tagihan). Transaksi dengan cara bertatap

muka terdiri dari 61,99% transaksi untuk

berbelanja dan 7,59% secara tunai.

Sedangkan cara bertransaksi tanpa tatap

muka terdiri dari 27,13% untuk transaksi

online serta 3,30% untuk pembayaran

tagihan.

Dampak dari penerapan adaptasi kebiasaan

baru (AKB) menyebabkan terjadi

peningkatan komposisi transaksi secara

tatap muka (dari 68,19% pada triwulan II

2020 menjadi 69,57% pada triwulan III

2020), dan begitu pula sebaliknya, terjadi

penurunan pada transaksi tanpa tatap muka.

Dari segi kualitas kredit, rasio Non

Performing Loan (NPL) kartu kredit pada

triwulan III 2020 mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan II 2020, dari

2,76% menjadi 2,15%. Namun demikian,

rasio NPL tersebut masih lebih tinggi dari

rasio NPL pada triwulan III 2019 sebesar

1,76%.

e-Commerce

Pada triwulan III 2020, terjadi peningkatan

transaksi yang dilakukan pada platform e-

Commerce di Provinsi Papua baik dari sisi

nominal maupun volume. Transaksi e-

Commerce pada triwulan III 2020 berada

pada posisi Rp154,2 miliar, tumbuh

signifikan sebesar 108,71% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan transaksi

e-Commerce pada triwulan sebelumnya

sebesar 18,40% (yoy).

Peningkatan juga terjadi pada volume

transaksi e-Commerce yang berjumlah

261.918 transaksi pada triwulan III 2020,

meningkat sebesar 89,11% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 11,8% (yoy) (Grafik

5.7).

Dari sisi pelaku e-Commerce, jumlah

transaksi e-Commerce yang terselenggara di

Provinsi Papua 99,65% terdiri dari pembeli

yang melakukan pembelian barang dari luar

Papua. Hal ini mengindikasikan bahwa masih

Grafik 5.7 Transaksi e-Commerce

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.8 Pangsa Metode Pembayaran e-Commerce

Sumber: Bank Indonesia.

73.9 76.4

154.2

138.5

187.1

131.4

261.9

6.6%18.40%

108.71%

5.4%11.8%

89.11%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

50

100

150

200

250

300

IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Nominal (Rp Miliar) Volume (Rp Ribu)

g Nominal [sk. kanan] g Volume [sk. kanan]

% (yoy)

54.9%

19.4%

14.5%

5.5%

5.6%

Transfer

Tunai

e-Money

Kartu

Lainnya

Page 76: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

83

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

minimnya penggunaan e-Commerce oleh

para pelaku usaha di Provinsi Papua.

Berdasarkan metode pembayarannnya, pada

triwulan III 2020, 54,94% transaksi e-

Commerce dilakukan pembayaran melalui

transfer, 19,44% secara tunai, 14,53%

menggunakan uang elektronik, 5,53%

menggunakan kartu baik kredit maupun

ATM/Debit dan sisanya sebesar 5,56%

menggunakan metode pembayaran lainnya

seperti payment point (Grafik 5.8).

5.2 Pengelolaan Uang Rupiah

Penyediaan Uang Layak Edar

Aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua menunjukan

posisi net outflow pada triwulan III 2020

sebesar Rp296 miliar. Posisi net outflow

tersebut menggambarkan bahwa pada

periode ini uang kartal yang keluar dari

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua lebih besar dari pada uang kartal yang

masuk.

Bila dilihat lebih lanjut, net outflow uang dari

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua pada triwulan III 2020 bersumber dari

uang keluar sebesar Rp1,99 triliun, lebih

banyak dibandingkan dengan uang masuk

yang tercatat sebesar Rp1,68 triliun.

Secara umum, uang kartal di Provinsi Papua

cenderung mengalami outflow yang lebih

tinggi dibandingkan inflow. Hal ini

merupakan salah satu indikasi bahwa uang

yang dihasilkan di Provinsi Papua cenderung

digunakan untuk bertransaksi di luar Provinsi

Papua.

Uang Tidak Layak Edar

Jumlah Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang

dimusnahkan di Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua pada triwulan III

2020 sebesar Rp598 miliar. Jumlah tersebut

meningkat sebesar 85,2% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan yang sama

pada tahun lalu sebesar Rp323 miliar.

Pemusnahan UTLE tersebut merupakan

bagian dari kebijakan Clean Money Policy,

yaitu upaya Bank Indonesia untuk menjaga

kualitas uang yang beredar di tengah

masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut,

secara rutin Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua melakukan

Grafik 5.9 Aliran Uang Kartal Provinsi Papua

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.10. Perkembangan Pemusnahan UTLE Papua

Sumber: Bank Indonesia.

1,226 996

1,697

(2,436)

(1,231)(1,992)

(1,210)(235)

(296)

(8,000)

(6,000)

(4,000)

(2,000)

-

2,000

4,000

6,000

I II III IV I II III

2019 2020

Outflow Inflow Netflow

Rp miliar

11,311,9

18,2

32,55%

12,23%

60,49%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II III IV I II III

2019 2020

Pemusnahan UTLE

Pertumbuhan (sk. kanan)juta lembar

(yoy)

Page 77: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

84

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

pemusnahan UTLE dengan menerapkan

prinsip good governance.

Peningkatan pemusnahan UTLE selama

triwulan III 2020 menunjukkan bahwa

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua berusaha secara berkesinambungan

untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

uang beredar di masyarakat.

Selain melakukan pemusnahan UTLE, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

juga melaksanakan kebijakan kas keliling

yang terdiri dari kas keliling dalam kota, rutin

diadakan 2 kali seminggu di 4 tempat di kota

Jayapura, serta kas keliling luar kota untuk

mencapai seluruh wilayah Provinsi Papua

yang terdiri dari 29 Kota/Kabupaten.

Namun demikian, dengan adanya pandemi

COVID-19, kegiatan kas keliling untuk

sementara tidak dilaksanakan sebagai salah

satu upaya memutus rantai penyebaran

COVID-19 dan mengikuti arahan pemerintah

daerah tentang penanggulangan COVID-19

di Provinsi Papua.

Selain dalam bentuk kas keliling, distribusi

uang di luar Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua juga dilakukan

dalam bentuk kas titipan. Hingga saat ini,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua telah membuka 7 (tujuh) lokasi kas

titipan, yakni di Sorong, Merauke, Mimika,

Biak, Jayawijaya, Kepulauan Yapen, dan

Nabire. Tujuan pembentukan kas titipan

adalah untuk melayani tingginya kebutuhan

dan meningkatkan efisiensi pemenuhan

kebutuhan uang layak edar di seluruh

Provinsi Papua.

Mesin ATM

Berdasarkan rasio ketersediaan layanan

keuangan per area 1.000 km2, rasio

ketersediaan layanan keuangan melalui

mesin ATM pada triwulan III berada pada

level 2,78 (yang berarti tersedianya layanan

mesin ATM sebanyak lebih dari 2 mesin yang

dapat mencakup layanan sampai dengan

1.000 km2). Rasio tersebut lebih rendah dari

rasio pada triwulan II 2020 sebesar 3,26.

Penurunan rasio tersebut disebabkan karena

penurunan jumlah mesin ATM dari 1.041

mesin pada triwulan II 2020 menjadi 886

mesin pada triwulan III 2020. Akan tetapi,

jika dibandingkan dengan periode yang

sama pada tahun 2019, jumlah mesin ATM

pada triwulan III 2020 lebih tinggi

dibandingkan dengan jumlah mesin ATM

pada triwulan III 2019 sebesar 797 mesin.

Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing

Pada triwulan III 2020, hanya terdapat satu

mata uang yang diperjualbelikan di Provinsi

Grafik 5.11 Jumlah Mesin ATM

Sumber: Bank Indonesia.

797

1,041

886

2.50

3.26

2.78

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

-

200

400

600

800

1,000

1,200

I II III IV I II III

2019 2020

Mesin ATM Rasio Mesin ATM per 1.000 km2

Page 78: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

85

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Papua yaitu mata uang Kina PNG. Hal

tersebut berbeda dengan triwulan

sebelumnya dimana terdapat jual beli mata

uang Dolar AS dan mata uang lainnya.

Pada triwulan III 2020, jual beli valuta asing

di Provinsi Papua mengalami kontraksi

sebesar -53,1% (yoy) meskipun tidak

sedalam triwulan sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar -74,9% (yoy).

Secara historis, tren penurunan Kegiatan

Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA)

sudah terlihat mulai dari triwulan I 2019

yang turut mengalami penurunan sebesar

-20,7% (yoy) (Grafik 5.12). Terdapat

setidaknya 2 (dua) faktor yang menyebabkan

penurunan ini, antara lain 1) pengetatan

aturan keimigrasian kawasan perbatasan RI-

PNG di Skouw, Kota Jayapura yang

berdampak pada berkurangnya kunjungan

warga PNG ke Skouw, Kota Jayapura serta

minimnya pengetahuan para pengunjung

dari PNG terkait peraturan keimigrasian di

Indonesia; dan 2) penutupan perbatasan RI-

PNG yang diberlakukan sejak akhir bulan

Januari 2020 ketika COVID-19 ditetapkan

sebagai pandemi.

Grafik 5.12 Transaksi Jual Beli Valas

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.13 Pangsa Jual Beli Valas per Mata Uang

Sumber: Bank Indonesia.

-51.5%

-74.9%

-53.08%

-100%

-90%

-80%

-70%

-60%

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

I II III IV I II III

2019 2020

Beli Rupiah Jual Rupiah gTotal Rupiah

Rp miliar % (yoy)

44.64

15.42

13.63

21.57

4.77

2.34

7.81

0.02

0.08

3.02

5.59

0.02

1.56

0.00

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

I

II

III

IV

I

II

III

2019

2020

PGK USD Others (MYR, SGD, EUR)

Rp miliar

Page 79: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

86

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Implementasi QRIS

Untuk mendukung integrasi ekonomi dan

keuangan digital dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan

berkelanjutan, pada tahun 2019, Bank

Indonesia mengeluarkan Quick Response

Indonesia Standard (QRIS) sebagai bagian

dari elektronifikasi sistem pembayaran. QRIS

adalah standar QR code pembayaran yang

menyatukan berbagai macam QR dari

berbagai Penyelenggara Jasa Sistem

Pembayaran (PJSP).

QRIS memiliki karakteristik Universal,

Gampang, Untung, dan Langsung. Universal

karena sifatnya yang inklusif, sehingga dapat

digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Gampang, karena transaksi dapat dilakukan

dengan mudah dan aman dalam satu

genggaman. Untung, karena sifatnya yang

efisien, satu QR code untuk semua aplikasi.

Langsung, karena transaksi menjadi lebih

cepat dan mendukung kelancaran sistem

pembayaran.

Bagi merchant, QRIS memiliki manfaat yaitu

efisien karena hanya perlu memiliki akun di

1 (satu) PJSP, yang dapat digunakan untuk

melakukan pembayaran dengan PJSP yang

berbeda, meningkatkan potensi penjualan

melalui penyediaan alternatif pembayaran

digital secara non-tunai. Selain itu, adanya

QRIS juga mengurangi traffic penjualan dan

meminimalisir biaya pengelolaan uang tunai.

QRIS juga mengurangi potensi pembayaran

dengan menggunakan uang palsu.

Implementasi QRIS di Provinsi Papua

Di provinsi Papua, hingga triwulan III 2020,

jumlah merchant pengguna QRIS sebesar

18.012 unit usaha, terdiri dari 11.055 usaha

mikro, 4.474 usaha kecil, 1.719 usaha

menengah, 744 usaha besar, dan 20

lembaga donasi/sosial. Jumlah tersebut

merupakan peningkatan sebesar 25,45%

(qtq) jika dibandingkan dengan triwulan II

2020 yang berjumlah 14.358 unit usaha

(Grafik 5.14)

Jika dilihat secara spasial, 5 (lima) daerah

dengan jumlah merchant pengguna QRIS

terbanyak di Provinsi Papua pada triwulan III

2020 adalah Kota Jayapura (dengan jumlah

merchant pengguna QRIS sebesar 10.722

unit usaha), Kabupaten Merauke (2.832),

Kabupaten Mimika (1.517), Kabupaten

Nabire (1.245), dan Kabupaten Biak Numfor

(538). Kelima daerah tersebut telah

mencakup 93,57% dari total merchant

pengguna QRIS di Provinsi Papua (Grafik

5.15).

Sedangkan daerah dengan jumlah merchant

pengguna QRIS paling sedikit di Provinsi

Papua adalah Kabupaten Deiyai (1 unit

usaha), Kabupaten Mamberamo Tengah (2),

Kabupaten Puncak Jaya (6), dan Kabupaten

Intan Jaya (8).

BOKS II : IMPLEMENTASI

PENGGUNAAN QRIS DI PAPUA

Page 80: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

87

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Upaya Pengembangan Elektronifikasi

Beberapa upaya dilakukan untuk

mendorong perluasan penggunaan QRIS di

Provinsi Papua. Setelah melakukan launching

QRIS pada Pekan QRIS Nasional 2020, pada

bulan Agustus 2020, Bank Indonesia Kantor

Perwakilan Papua melakukan launching

Digitalisasi Kawasan Wisata Pantai Hamadi

berbasis QRIS.

Selain QRIS, Bank Indonesia juga mendorong

elektronifikasi Sistem Pembayaran melalui

penerapan elektronifikasi di Pemerintah

Daerah melalui implementasi penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (pajak dan retribusi

daerah) serta SP2D, secara online, serta

integrasi cash management system (CMS).

Pada triwulan III 2020, 53% Pemerintah

Daerah di Provinsi Papua telah

mengimplementasikan SP2D online dan

integrasi CMS. Sedangkan pembayaran gaji

pegawai di lingkup Pemerintah Daerah

Provinsi Papua telah sepenuhnya dilakukan

melalui media elektronik.

Grafik 5.14 Merchant QRIS berdasarkan Skala Usaha

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 5.15 Merchant QRIS secara Spasial

Sumber: Bank Indonesia.

11,055

4,474

1,719 744

20

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

IV I II III

2019 2020

Usaha Mikro (UMI) Usaha Kecil (UKE) Usaha Menengah (UME)

Usaha Besar (UBE) Donasi/Sosial (URE)

Page 81: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

88

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Pada periode Agustus 2020 jumlah penduduk yang bekerja di Papua sebesar 1,69 juta

orang, mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Agustus 2019 yang sebesar

1,79 juta orang sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua

mengalami peningkatan. TPT di Papua pada periode Agustus 2020 sebesar 4,28% lebih

tinggi dibanding periode Agustus 2019 sebesar 3,51%. Sekitar 229.615 orang atau 9,28%

dari total penduduk usia kerja di Provinsi Papua merasakan dampak pandemi COVID-19 di

semua komponen.

Secara umum, perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat Papua yang dilihat dari

jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 cenderung meningkat.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan mencapai 6,16 pada periode

Maret 2020 dibandingkan dengan periode Maret 2019 yang mencapai 7,17. Sementara itu,

Nilai Tukar Petani Papua (NTP) Papua pada triwulan III 2020 memiliki indeks sebesar 103,59

atau mengalami peningkatan 10,91% dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2019. Nilai tersebut mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan petani di Papua.

Page 82: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

89

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

6.1 Ketenagakerjaan Penduduk usia kerja di Papua pada periode

Agustus 2020 menunjukkan tren

peningkatan dibandingkan dengan Agustus

2018 dan 2019. Penduduk usia kerja pada

Agustus 2020 berjumlah 2,4 juta orang, naik

hampir 35 ribu orang dibandingkan dengan

Agustus 2019. Meskipun demikian, Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami

penurunan dari 66,72% pada Agustus 2019

menjadi 63,47 pada Agustus 2020. Pada

periode Agustus 2020, jumlah penduduk

yang bekerja di Papua sebesar 1,69 juta

otang, mengalami penurunan dibandingkan

dengan periode Februari 2020 yang sebesar

1,76 juta orang dan Agustus 2019 yang

sebesar 1,79 juta orang.

Berdasarkan lapangan pekerjaan utama,

mayoritas penduduk Papua bekerja pada

sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan, dan perikanan dengan

persentase 66,91%. Selanjutnya, sektor

perdagangan, rumah makan, dan jasa

akomodasi menjadi lapangan usaha kedua

terbesar yang menyerap tenaga kerja di

Papua dengan persentase 10,01%. Sektor

pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan, dan perikanan mengalami

penurunan tenaga kerja dengan persentase

terbesar, yaitu mencapai 7,5%. Secara

umum, komposisi penduduk yang bekerja

menurut lapangan pekerjaan utama tidak

mengalami perubahan yang signifikan.

Dampak COVID-19 sangat berpengaruh

terhadap ketenagakerjaan di Provinsi Papua.

Pada periode Agustus 2020, ada 229 ribu

orang atau 9,38% dari total penduduk usia

kerja yang merasakan dampak pandemi

COVID-19 di semua komponen. Badan Pusat

Statistik Provinsi Papua membagi dampak

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja menurut Lapangan Usaha

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI Provinsi Papua, diolah.

-7,50

3,53

6,08

3,88

-8,93

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2017 2018 2019 2020

Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikananIndustriPerdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasiJasa kemasyarakatan, sosial dan peroranganLainnya

(%yoy)

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020

Perkiraan

Realisasi

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

1.224 1.148 1.132

35 32

37

160 144

169

111 152

115

262 287 239

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2017 2018 2019 2020

Lainnya

Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi

(ribu orang)(ribu orang)

Page 83: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

90

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

COVID-19 terhadap penduduk usia kerja

pada periode bulan Februari-Agustus 2020

menjadi empat kategori, yaitu (1)

pengangguran yang pernah berhenti bekerja

sebesar 2.529 orang, (2) bukan angkatan

kerja dan berhenti bekerja sebesar 1.935

orang, (3) penduduk bekerja namun

sementara tidak bekerja sebesar 8.559

orang, dan (4) penduduk bekerja yang

mengalami pengurangan jam kerja sebesar

216.617 orang.

Apabila dilihat dari hasil data Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh

Bank Indonesia di Papua pada triwulan III

2020, penyerapan tenaga kerja secara total

mengalami penurunan pertumbuhan

sebesar -6,67% (yoy). Penurunan paling

besar berasal dari tenaga kerja lapangan

usaha perdagangan besar dan eceran, dan

reparasi mobil dan motor akibat dampak

pandemi COVID-19.

Berdasarkan status pekerjaannya, sekitar

79,9% penduduk Papua bekerja berada di

sektor informal pada periode Agustus 2020.

Persentase ini meningkat dibandingkan

dengan Februari 2020 yang sebesar 76,7%

dan Agustus 2019 yang sebesar 79,3%.

Dilihat dari jumlahnya, pada periode Agustus

2020, pekerja informal mengalami

peningkatan dibandingkan periode Februari

Grafik 6.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.5 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah

Jam Kerja

Sumber : BPS, diolah.

371 340

1.421 1.352

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2018 2019 2020

Informal

Formal

ribu orang

803 875

972 817

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2017 2018 2019 2020

Penuh Waktu Tidak Penuh Waktu

ribu orang

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut

Pendidikan Terakhir

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.7 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut

Klasifikasi Wilayah

Sumber : BPS, diolah.

1,27

2,55

7,63

11,30

9,13

7,81

3,65

1,35

4,70

6,49

10,19

5,67 6,10

3,62

0

2

4

6

8

10

12

SD keBawah

SMP SMA SMK DI/II/III Universitas TPT

2018 Feb

2018 Agu

2019 Feb

2019 Agu

2020 Feb6,44% 6,29%

8,98%

3,97% 3,92%

4,71%

3,00%

3,51%

4,28%

Agu 2018 Agu 2019 Agu 2020

Perkotaan Perdesaan TPT

Page 84: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

91

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

2020, namun mengalami penurunan

dibandingkan periode Agustus 2019.

Sementara, pekerja formal pada periode

Agustus 2020 mengalami penurunan baik

dibandingkan Februari 2020 maupun

Agustus 2019.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di

Provinsi Papua pada periode Agustus 2020

tercatat sebesar 4,28% lebih tinggi

dibanding dengan periode Agustus 2019

yang sebesar 3,51% dan periode Agustus

2018 yang sebesar 3,00%. Peningkatan TPT

di Papua terjadi baik di wilayah perkotaan

maupun pedesaan. TPT di wilayah perkotaan

pada Agustus 2018, 2019, dan 2020 selalu

lebih tinggi daripada TPT di wilayah

perdesaan. Pada periode Agustus 2020, TPT

di wilayah perkotaan sebesar 8,98% dan di

wilayah perdesaan sebesar 4,71%.

Meskipun demikian, TPT di Papua secara

umum lebih rendah dibanding TPT nasional

yang mencapai 7,07% pada periode

Agustus 2020.

6.2 Kesejahteraan (Maret 2020)

Secara umum kesejahteraan masyarakat

Papua cenderung meningkat, dilihat dari

jumlah penduduk miskin yang mengalami

penurunan meskipun garis kemiskinan terus

meningkat. Peningkatan juga terjadi pada

Nilai Tukar Petani (NTP) yang menandakan

terjadinya peningkatan kesejahteraan petani

di Papua. Indeks NTP Provinsi Papua pada

Bulan Oktober 2020 sebesar 103,32

mengalami peningkatan 10,33% (yoy)

dibandingkan dengan Bulan Oktober 2019.

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan

Pada Bulan Maret 2020, tingkat kemiskinan

yang ditunjukkan dengan jumlah dan

persentase penduduk miskin mengalami

penurunan dibandingkan Bulan Maret 2019.

Jumlah penduduk miskin pada Bulan Maret

2020 mengalami penurunan 1,62% (yoy)

menjadi 911,37 ribu orang, namun

meningkat 1,12% dibandingkan dengan

Bulan September 2020. Persentase

penduduk miskin pada Bulan Maret 2020

memiliki tren yang sama dengan jumlah

penduduk miskin, yaitu menurun

dibandingkan dengan Bulan Maret 2019,

namun meningkat jika dibandingkan dengan

Bulan September 2019. Persentase

penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar

Grafik 6.8 Jumlah Penduduk Miskin

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.9 Perkembangan Garis Kemiskinan

Sumber : BPS, diolah.

930

901

91127,5

26,6 26,6

25,0

25,5

26,0

26,5

27,0

27,5

28,0

28,5

29,0

885

890

895

900

905

910

915

920

925

930

935

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar

2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk Miskin

Penduduk Miskin [sk. kanan]

ribu jiwa %

405 418 423

135139 140

0

100

200

300

400

500

600

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar

2017 2018 2019 2020

GK Nonmakanan

GK Makanan

Page 85: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

92

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

26,64%. Meskipun telah mengalami

peningkatan, Provinsi Papua masih menjadi

provinsi dengan persentase penduduk

miskin terbesar di Indonesia. Sementara,

persentase penduduk miskin nasionalpada

Maret 2020 sebesar 10,08%.

Garis Kemiskinan (GK) merupakan suatu

batas untuk mengelompokkan penduduk

menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk

yang memiliki rata-rata pengeluaran per

kapita per bulan di bawah GK dikategorikan

sebagai penduduk miskin. GK di Provinsi

Papua terus mengalami peningkatan. pada

periode September 2019, GK Papua

Rp557.236,00, lalu mengalami peningkatan

menjadi Rp562.992,00 pada periode Maret

2020, nilai tersebut jauh lebih tinggi dari

rata-rata GK nasional sebesar Rp454.652,00.

Hal tersebut menandakan biaya hidup

minimal di Provinsi Papua terus mengalami

peningkatan.

Kemudian, dari tingkat kesenjangan

pendapatan (yang dapat dilihat dari indeks

gini) menunjukkan terjadinya penurunan

dilihat dari nilai gini 0,394 pada periode

Maret 2019 menjadi 0,392 pada periode

Maret 2020. Indeks gini Provinsi Papua

masih berada di atas rata-rata indeks gini

nasional yang sebesar 0,381.

Diperlukan beberapa indeks untuk

mendukung analisis kemiskinan yaitu

kesenjangan antara pengeluaran rata-rata

penduduk miskin dengan GK yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) yaitu sejauh mana individu

berada di bawah garis kemiskinan dihitung

dari beda rata-rata pengeluaran penduduk

miskin terhadap garis kemiskinan.

Kesenjangan antara pengeluaran rata-rata

penduduk miskin dengan GK yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) mengalami penurunan

mencapai sebesar 6,16 pada periode Maret

2020 dibandingkan dengan periode Maret

2019 yang tercatat sebesar 7,17.

6.2.2 Kesejahteraan Petani

Unsur penting yang dijadikan sebagai

indikator kesejahteraan petani adalah

perbandingan indeks harga yang diterima

petani terhadap harga dibayar petani (dalam

persentase). Hal ini tercermin dalam Nilai

Grafik 6.10 Perkembangan Indeks Kedalaman

dan Keparahan Kemiskinan

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.11 Perkembangan Index Gini Papua

Sumber : BPS, diolah.

7,17

6,07 6,16

2,6

1,98 2,08

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar

2017 2018 2019 2020

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

0,394

0,3910,392

0,382

0,380,381

0,375

0,38

0,385

0,39

0,395

0,4

S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1

2017 2018 2019 2020

Index Gini Papua

Index Gini Indonesia

Page 86: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

93

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

Tukar Petani (NTP), semakin tinggi NTP,

semakin baik daya beli petani terhadap

produk konsumsi dan input produksi

tersebut, dan berarti secara relatif menjadi

lebih sejahtera.

Petani yang dimaksud dalam konsep NTP

dari BPS adalah petani yang berusaha di sub

sektor tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan rakyat, peternak, serta petani

ikan budi daya usaha ternak besar, ternak

kecil, unggas, dan hasil peternakan, serta

petani nelayan yang mencakup petani

budidaya ikan dan nelayan penangkapan.

Berdasarkan data BPS, NTP di Provinsi Papua

pada Bulan Oktober 2020 dengan indeks

sebesar 103.32 mengalami penurunan

sebesar 0,26% dibandingkan dengan Bulan

September 2020. Perubahan terjadi karena

penurunan indeks harga yang diterima

petani lebih besar daripada penurunan

indeks harga dibayar petani. Meskipun

demikian, NTP di Provinsi Papua pada Bulan

Oktober 2020 meningkat sebesar 10,33%

dibandingkan dengan Bulan Oktober 2019.

Sejak Bulan April 2020 hingga Bulan

Oktober 2020, NTP di Provinsi Papua selalu

lebih besar dibandingkan dengan NTP

nasional. Pada Bulan Oktober 2020, selisih

angka indeks antara NTP di Provinsi Papua

dan NTP nasional sebesar 1,07. Selisih ini

mengecil karena NTP di Provinsi Papua

mengalami penurunan, sementara NTP

nasional mengalami peningkatan. Pada

Bulan September-Oktober 2020, Provinsi

Papua termasuk salah satu dari sembilan

provinsi di Indonesia yang mengalami

penurunan NTP. Sementara, 25 provinsi

lainnya di Indonesia mencatat peningkatan.

Berdasarkan subsektor, NTP di Provinsi

Papua dengan indeks terbesar pada Oktober

2020 disumbang oleh subsektor perikanan,

yaitu 110,84. Angka indeks ini meningkat

0,2% dibandingkan Bulan September 2020

dan meningkat 0,41% dibandingkan Bulan

Oktober 2020. Sementara, subsektor

tanaman pangan pada Bulan Oktober 2020

mengalami penurunan indeks sebesar

0,26% dibandingkan dengan bulan

sebelumnya menjadi 102,77. Meskipun

demikkian, NTP subsektor tanaman pangan

pada Bulan Oktober 2020 mengalami

peningkatan 17,34% dibandingkan Bulan

Oktober 2019.

Grafik 6.12 Perkembangan NTP Papua

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.13 Perbandingan NTP Papua dan Nasional

Sumber : BPS, diolah.

103,59

103,04

110,62

80

85

90

95

100

105

110

115

120

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2017 2018 2019 2020

NTP PapuaNTP Tanaman PanganNTN PerikananNilai 100

101,66

103,59

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

110

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2017 2018 2019 2020

NTP NasionalNTP Papua

Page 87: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

94

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

BAB VII PROSPEK

EKONOMI DAERAH

Perekonomian Papua pada triwulan I 2021 diprakirakan akan mengalami pertumbuhan positif yang

ditopang oleh kinerja LU pertambangan dan penggalian dan didukung oleh proses pemulihan

ekonomi pada sektor non pertambangan. Secara agregat, perekonomian Papua pada tahun 2021

diproyeksikan tumbuh positif, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2020.

Tingkat inflasi tahunan Papua pada triwulan I 2021 diprakirakan menurun dibandingkan prakiraan

inflasi akhir tahun 2020. Penurunan inflasi tahunan pada triwulan I 2021 terutama disebabkan oleh

masih berlakunya pembatasan aktivitas masyarakat meskipun tidak lebih ketat dibandingkan

triwulan IV 2020 yang berakibat pada penurunan konsumsi masyarakat secara umum. Inflasi Papua

secara keseluruhan tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 meskipun tetap

dalam rentang target inflasi nasional.

Page 88: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

95

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I

2021

Perekonomian Papua pada triwulan I 2021

diprakirakan akan mengalami pertumbuhan

postif yang ditopang oleh kinerja LU

pertambangan dan penggalian dan

didukung oleh proses pemulihan ekonomi

pada sektor non pertambangan.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi Rumah

Tangga (RT) diprakirakan tetap memiliki

pangsa terbesar perekonomian Papua.

Peningkatan konsumsi RT didorong oleh

pemulihan aktivitas ekonomi pasca

kebijakan pembatasan pada triwulan IV

2020. Pemulihan ekonomi sejalan dengan

peningkatan daya beli masyarakat serta

stabilitas keuangan daerah.

Kemudian investasi pada triwulan I 2021

diprakirakan mengalami pertumbuhan

positif. PMTB yang masuk di Papua pada

triwulan I 2021 diprakirakan meningkat

sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi,

kelancaran distribusi barang, transportasi

penumpang serta kepastian dunia usaha.

Pemulihan ekonomi akan mendorong

pelaksanaan proyek strategis yang tertunda

selama masa pembatasan aktivitas pada

tahun 2020.

Dari sisi ekspor luar negeri, pada triwulan I

2021 diprakirakan akan mengalami

pertumbuhan positif. Secara umum kinerja

ekspor luar negeri didorong oleh proses

pemulihan ekonomi pada negara tujuan

utama dan kuota ekspor perusahan

tambang terbesar di Papua yang masih aktif

hingga Maret 2021. Di sisi lain, impor luar

negeri diprakirakan akan berlanjut

mengalami kontraksi meskipun tidak

sedalam prakiraan pada triwulan IV 2020.

Dari sisi Lapangan Usaha, LU pertambangan

dan penggalian diprakirakan memiliki

pangsa terbesar, disusul oleh konstruksi dan

pertanian, kehutanan dan perikanan. LU

pertambangan dan penggalian diprakirakan

tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan

III dan IV tahun 2020. Kinerja pertambangan

terus meningkat sejalan dengan

pembangunan tambang bawah tanah yang

sesuai jadwal. Hal ini diprakirakan akan terus

meningkatkan produktivitas tambang

sepanjang tahun 2021

Kemudian LU konstruksi diprakirakan

tumbuh positif, lebih baik dibandingkan

prakiraan pertumbuhan pada triuwlan IV

2020. Peningkatan pertumbuhan LU

kontruksi didorong oleh pemulihan aktivitas

ekonomi dan kelanjutan pembangunan

infrastruktur publik seperti jalan

penghubung antar kabupaten/kota.

Pemulihan aktivitas ekonomi akan

mendorong percepatan pembangunan

proyek strategis yang melambat pada tahun

2020. Di sisi lain, LU Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan diprakirakan tumbuh

melambat sepanjang triwulan I 2021.

Pertumbuhan LU pertanian, kehutanan dan

perikanan sejalan dengan perbaikan curah

hujan serta tinggi gelombang. Proses

pemulihan aktivitas ekonomi diprakirakan

Grafik 7.1 Produksi Bijih yang Digiling per Hari

Sumber: News Release – fcx.com.

125 148 150

111 103

54 70

15

26 20

22 19 17

15 19 28 33 40

11 19

27 37

45

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020p

Grasberg Open PitDOZDMLZGrasberg Block CaveBig Gossan

Operasional Grasberg

Open Pit berakhir

(kilo ton per day)

Page 89: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

96

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

akan kembali meningkatkan permintaan

meskipun dalam level terbatas.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2021

Secara agregat, perekonomian Papua pada

tahun 2021 diproyeksikan tumbuh positif,

lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun

2020. Secara umum peningkatan kinerja

ekonomi Papua pada tahun 2021 didorong

oleh perbaikan kinerja pertambangan

terbesar di Papua dimana produksi tambang

berasal dari tambang bawah tanah yang

mengalami peningkatan produktivitas

sejalan dengan kadar tembaga dan emas

yang lebih tinggi dibandingkan tambang

terbuka. Penanganan pandemi COVID-19 di

akhir tahun 2020 yang menjadi penentu

pemulihan aktivitas perekonomian

sepanjang tahun 2021. Pelonggaran

kebijakan pembatasan aktivitas pada

semester I tahun 2021 diprakirakan akan

menjaga laju pertumbuhan ekonomi

tumbuh meskipun terbatas. Efektivitas dan

penyebaran vaksin COVID-19 yang

diprakirakan dapat didistribusikan pada

triwulan II atau III 2021 menjadi penentu

pemulihan perekonomian sepanjang tahun

2021.

Dari sisi permintaan, konsumsi RT masih

menjadi sumber pertumbuhan utama

ekonomi Papua. Secara agregat, pada tahun

2021 konsumsi RT diprakirakan tumbuh

positif. Kinerja konsumsi RT pada tahun

2021 secara umum didorong oleh

penanganan pandemi COVID-19 serta

peningkatan aktivitas ekonomi sepanjang

tahun 2021.

Kemudian konsumsi pemerintah pada tahun

2021 diprakirakan tumbuh. Secara umum,

kinerja konsumsi pemerintah akan didorong

oleh program penanganan dampak COVID-

19 yang ditujukan untuk mendorong

aktivitas ekonomi di daerah. Program

penganganan pemerintah diprakirakan

tetap berlangsung pada tahun 2021 dengan

skema penyaluran yang lebih baik setelah

mempelajari penyaluran pada tahun 2020.

Ekspor pada tahun 2021 diprakirakan

tumbuh positif. Peningkatan ekspor tahun

2021 diprakirakan akan didorong oleh

Grafik 7.2 Penjualan Konsentrat Tembaga

Sumber: Freeport McMoran.

Grafik 7.3 Penjualan Konsentrat Emas

Sumber : Freeport McMoRan.

875

319 316 368

127 174 151 139 203

127 172 219

674 673 676

658 610 656 656

703

602 587

629

-

200

400

600

800

1.000

1.200

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020p

Consolidated PTFI Others

(Cu: millions pounds)

271

603 671

831

261 235 185

239 314

139 180 230

7

5

6

5 7

4 4

3

5 4

4

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020p

Consolidated PTFI Others

(Au: thousands ounces)

Grafik 7.4 Proyeksi Penjualan Pertambangan

Sumber: News Release – fcx.com.

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2016 2017 2018 2019 2020p 2021p

Tembaga [Target]

Tembaga [Riil]

Emas [Target]

Emas [Riil]

Cu: juta poundsAu: ribu ounces

Rp triliun

Page 90: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

97

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

perkembangan pemulihan perekonomian

negara tujuan utama dan peningkatan

produktifitas serta kadar mineral pada

tambang terbesar di Papua.

Kemudian investasi pada tahun 2021

diprakirakan tumbuh positif. Peningkatan

investasi pada tahun 2021 terutama

didorong dengan percepatan pembangunan

tambang bawah tanah Papua. Investasi ini

diprakirakan akan berjalan sesuai dengan

rencana tahunan pengembangan tambang.

Dari sisi LU, pada tahun 2021 LU

pertambangan dan penggalian masih

menjadi sumber pertumbuhan utama

ekonomi Papua. LU pertambangan dan

penggalian pada tahun 2021 diprakirakan

tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun

2020 sejalan dengan target produksi dan

penjualan mineral yang lebih tinggi oleh

tambang terbesar di Papua. Peningkatan

produktifitas tambang sejalan dengan

pembangunan yang dilaksanakan pada

tambang bawah tanah. Dengan

pembangunan tambang bawah tanah yang

dilaksanakan sesuai dengan target, maka

produktifitas dari tambang bawah tanah

dapat berada pada kisaran 80-90%

kapasitas penuh. Hal ini akan memberikan

peningkatan produksi yang tinggi

dibandingkan tahun 2020. Sejalan dengan

hal tersebut, hasil tambang pada tambang

bawah tanah yang memiliki kadar lebih

tinggi (high ore grade) akan dapat

memberikan nilai tambah pada produksi

pertambangan.

Sementara itu, kinerja konstruksi

diprakirakan mengalami pertumbuhan yang

lebih tinggi pada tahun 2021. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya kinerja

konstruksi sepanjang tahun 2020 yang

disebabkan oleh perubahan jangka waktu

proyek oleh pemerintah serta penundaan

beberapa proyek pemerintah.

Kemudian, kinerja LU Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan pada tahun 2021

diprakirakan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan tahun 2021.

Peningkatan kinerja pertanian sejalan

dengan kondisi cuaca yang relatif stabil pada

tahun 2021 sehingga mendorong produksi

pertanian dan perikanan lebih tinggi.

Pemulihan konsumsi rumah tangga

diprakirakan mendorong kinerja LU

pertanian dan perikanan. Di samping itu,

pemulihan permintaan industri pengolahan

baik di dalam maupaun di luar Papua yang

membutuhan bahan baku hasil hutan,

diprakirakan dapat mendorong

pertumbuhan LU Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan.

Melihat dampak pandemi COVID-19 pada

sektor non pertambangan sepanjang tahun

2020, maka diperlukan strategi dalam

pemulihan daya beli masyarakat pada tahun

2021. Pemberian insentif kepada UMKM

dan pelaku usaha yang terdampak sangat

diperlukan untuk mendorong pemulihan.

Pemberian bantuan kepada rumah tangga

yang terdampak juga diperlukan untuk

memberikan bantalan (chusion) untuk

meminimalkan dampak keuangan. Hal ini

diperlukan untuk menjaga konsumsi rumah

tangga sepanjang tahun 2021. Penguatan

digitalisasi pada sektor pemerintahan dan

perdagangan menjadi strategi untuk

penjualan selama masa pemulihan pasca

pandemi COVID-19.

7.2. Prospek Inflasi

Prospek Inflasi triwulan I 2021

Tingkat inflasi Papua pada triwulan I 2021

diprakirakan menurun dibandingkan

prakiraan triwulan IV 2020. Rendahnyai

Page 91: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

98

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

inflasi pada triwulan I 2021 utamanya

disebabkan oleh penurunan permintaan

secara umum seiring dengan masih

berlakunya pembatasan aktivitas meskipun

tidak seketat pada triwulan sebelumnya.

Keputusan untuk tidak menaikkan UMP

Papua untuk meminimalkan dampak

ekonomi pelaku usaha, menurunkan risiko

inflasi yang ada. Selanjutnya, deflasi secara

bulanan diprakirakan terjadi pasca

peningkatan harga bahan makanan pada

perayaan natal dan tahun baru.

Stabilitas pasokan bahan makanan turut

mendorong terjaganya inflasi pada triwulan

I 2021. Perbaikan curah hujan, panen pada

bulan Maret dan rendahnya konsumsi rumah

tangga turut menjaga risiko inflasi.

Prospek Inflasi Keseluruhan Tahun 2021

Inflasi Papua secara keseluruhan tahun 2021

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan

realisasi inflasi tahun 2020. Secara umum

peningkatan inflasi pada tahun 2021

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

Pemulihan aktivitas ekonomi yang

didorong oleh relaksasi pembatasan

aktivitas dan penanganan penyebaran

COVID-19;

Peningkatan pendapatan masyarakat

menuju level normal sebelum pandemi

COVID-19 akan meningkatkan konsumsi

rumah tangga dan inflasi pada komoditas

bahan makanan;

Pemulihan aktivitas penerbangan

sepanjang tahun 2021 akan

meningkatkan risiko inflasi transportasi;

dan

Permasalahan pada tingkat hulu secara

nasional dan daerah penghasil yang turut

mempengaruhi ketersediaan pasokan di

Papua

Page 92: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

99

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

Page 93: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

100

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA FEBRUARI 2020

LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua

Tabel 2. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua

Page 94: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

101

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

Tabel 1. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua

Sumber: Bea dan Cukai

Page 95: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

102

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

Tabel 2. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua

Sumber: Bea dan Cukai

Page 96: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

103

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020

DAFTAR ISTILAH

Base effect

efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan

yang cukup besar sebagai akibat dari nilai level

variabel yang dijadikan dasar

perhitungan/perbandingan mempunyai nilai

yang rendah/tinggi.

Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS)

sistem transfer dana elektronik yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan

dalam waktu seketika. BI-RTGS termasuk

dalam kategori Systemically Important

Payment System (SIPS).

BI 7-day (Reverse) Repo Rate

Bank Indonesia melakukan penguatan

kerangka operasi moneter dengan

mengimplementasikan suku bunga acuan

atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day

(Reverse) Repo Rate, yang berlaku efektif sejak

19 Agustus 2016, menggantikan BI Rate.

Instrumen BI 7-day (Reverse) Repo Rate

digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru

karena dapat secara cepat memengaruhi pasar

uang, perbankan dan sektor riil. Instrumen BI

7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru

memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku

bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau

diperdagangkan di pasar, dan mendorong

pendalaman pasar keuangan, khususnya

penggunaan instrumen repo.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

adalah simpanan pihak ketiga bukan bank

yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan

berjangka.

Debt to Service Ratio (DSR)

rasio utang terhadap pendapatan yang

mencerminkan kemampuan

individu/korporasi/negara untuk

menyelesaikan kewajiban membayar hutang.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

mencakup keyakinan konsumen mengenai

ekspektasi konsumen terhadap kondisi

perekonomian 6 bulan yang akan datang

dibanding saat ini, meliputi ekspektasi

penghasilan, kondisi (dunia usaha) ekonomi

Indonesia secara umum dan ketersediaan

lapangan kerja.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE)

mencakup keyakinan konsumen mengenai

penghasilan saat ini, ketepatan waktu untuk

melakukan pembelian barang tahan lama

(durable goods), dan ketersediaan lapangan

kerja, dengan membandingkan antara kondisi

saat ini dan 6 bulan yang lalu

Inflasi IHK

perubahan harga barang dan jasa dalam satu

periode, yang diukur dengan perubahan

Indeks Harga Konsumen (IHK).

Inflow

adalah aliran masuk uang kartal ke Bank

Indonesia.

Kontraksi

kondisi dimana pertumbuhan benilai negatif.

Kredit Lokasi Bank (Lokbank)

penyaluran kredit oleh perbankan yang

berkedudukan di Provinsi Papua kepada

debitur yang berada di dalam maupun luar

Provinsi Papua.

Kredit Lokasi Proyek (Lokpro)

Penyaluran kredit oleh perbankan dari dalam

maupun luar Provinsi Papua yang diberikan

kepada debitur yang berada di Provinsi Papua.

Liaison

kegiatan pengumpulan data/statistik dan

informasi yang dilakukan secara periodik

melalui wawancara langsung/tidak langsung

kepada pelaku usaha/institusi lainnya

Page 97: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

104

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha dengan cara yang sitematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan dan

likert scale.

Likert Scale

alat statistik untuk menilai variable/indicator

dengan skala -5 hingga 5. Metode ini disusun

dengan mengacu pada pelaksanaan di Reserve

Bank of Australia (RBA).

Likuiditas

posisi uang atau kas perusahaan yang

mencerminkan kemampuan untuk memenuhi

kewajiban tepat pada waktunya.

Loan at Risk (LaR)

Indikator risiko gagal bayar atas kredit yang

telah disalurkan, termasuk didalamnya adalah

kredit dengan kolektabilitas 1 dan 2 yang telah

direstrukturisasi hingga kredit bermasalah

atau NPL

Loan to Value (LTV)

rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang

dapat diberikan oleh bank terhadap nilai

agunan berupa properti pada saat pemberian

kredit/pembiayaan berdasarkan harga

penilaian terakhir.

Month to month (mtm)

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan sebelumnya.

Net Inflow

uang yang diedarkan inflow lebih besar dari

outflow.

Non Performing Loan (NPL)

rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap

total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh

bank, baik dalam rupiah dan valas. Kriteria NPL

adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan, dan

(3) macet.

Outflow

adalah aliran keluar uang kartal dari Bank

Indonesia.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

kegiatan pinjam meminjam dana jangka

pendek (dalam satuan malam) antar bank

yang dilakukan melalui jaringan komunikasi

elektronis.

Quarter to Quarter (qtq)

perubahan nilai pada triwulan bersangkutan

dibandingkan triwulan sebelumnya

Quick Response Code Indonesian Standard

(QRIS)

penyatuan berbagai macam QR dari berbagai

Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)

menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan

oleh industri sistem pembayaran bersama

dengan Bank Indonesia agar proses transaksi

dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat,

dan terjaga keamanannya. Semua

Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang

akan menggunakan QR Code Pembayaran

wajib menerapkan QRIS.

Rentabilitas

kemampuan dari suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba melalui pemanfaatan

aset/modal.

Repo

transaksi penjualan instrumen keuangan

antara dua belah pihak dengan perjanjian

dimana pada tanggal yang telah ditentukan

akan dilaksanakan pembelian kembali atas

instrumen yang sama dengan harga tertentu.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Kegiatan

Dunia Usaha

merupakan indikator dini (leading indicator)

yang dihasilkan dari Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU). SBT Kegiatan Dunia Usha

mengindikasikan kondisi perkembangan

kegiatan ekonomi di sektor riil secara

triwulanan dengan memperhitungkan selisih

jumlah jawaban “Positif” dengan jawaban

“Negatif” dari tiap sektor. Selisih tersebut

kemudian dikalikan bobot tiap sektor.

Page 98: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA November 2020 · 2020. 12. 18. · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2020 Dewan Redaksi Laporan Perekonomian Provinsi Papua Penanggung

105

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2020

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

sistem transfer dana elektronik yag meliputi

kliring debet dan kliting kredit yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan

secara nasional.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

merupakan survei triwulanan yang bertujuan

untuk mendapatkan indikator pertumbuhan

ekonomi dari sisi penawaran secara triwulanan

Survei Konsumen (SK)

merupakan survei bulanan untuk mengetahui

keyakinan konsumen mengenai kondisi

ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap

kondisi 6 bulan mendatang.

Year on Year (yoy)

sering disebut perubahan tahunan, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan yang sama tahun

sebelumnya.

Year to Date (ytd)

sering disebut perubahan kumulatif, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan Desember tahun

sebelumnya.