32
i MAKALAH PERSEPSI MAHASISWA FPTK UPI TERHADAP AJARAN AHMADIYAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam oleh Dosen DR. H. Endis Firdaus M.Ag. Oleh : AKHMAD SYAEKHU (1002881) HARI SUTANTO (1002879) FIRMAWAN DWI D (0800314) MERI MARIAM (0807844) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011

Makalah SPAI Klompok 11d

Embed Size (px)

Citation preview

i

MAKALAH

PERSEPSI MAHASISWA FPTK UPI TERHADAP AJARAN

AHMADIYAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam oleh

Dosen DR. H. Endis Firdaus M.Ag.

Oleh :

AKHMAD SYAEKHU (1002881)

HARI SUTANTO (1002879)

FIRMAWAN DWI D(0800314)

MERI MARIAM (0807844)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT bahwasanya atas rahmat dan

hidayah-Nya kita masih diberikan kesehatan serta nikmat yang tidak terukur yakni nikmat

iman dan nikmat islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah untuk junjunan kita

nabi besar Muhamad SAW.

Alhamdulillah dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktunya. Saya menyadari makalah ini belum dan hampir sempurna, oleh karena itu

saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, yang akan saya gunakan untuk

perbaikan pada masa yang akan datang. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan

Indonesia atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas segala perhatian yang telah diberikan.

Dan mohon maaf atas segala kekurangan.

Bandung, Maret 2011

i

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................................1

1.2Rumusan Masalah................................................................................................................1

1.3 Sistematika Penulisan.........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................................3

2.1 Sejarah Awal Munculnya Aliran Ahmadiyah Di Indonesia...............................................3

2.2 Karakteristik Aliran Sesat Menurut Agama Islam...............................................................6

2.3 Persepsi Islam Terhadap Aliran Ahmadiyah.......................................................................7

BAB III HASIL WAWANCARA............................................................................................................14

3.1 WAWANCARA..................................................................................................................14

BAB IV KESIMPULAN......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................18

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam adalah sebuah agama Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad

SAW melalui malaikat Jibril. Tidak ada keraguan atas apa yang disampaikannya, serta

tidak ada kecacatan sedikitpun, walau sebesar buji jarak. Islam dari kacamata dunia adalah

sebuah perkumpulan manusia yang mempunyai keyakinan yang sama kepada tuhan-Nya,

yaitu ketauhidan kepada Allah SWT. Disamping ketauhidan, islam pun mengedepankan

ilmu-ilmu aqidah dan akhlak.

Aqidah dan akhlak harus senantiasa berjalan bersamaan, agar seimbang dan tidak

menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan Allah dalam Al-quran. Aqidah dan akhlak

seorang muslim pada dasarnya wajib untuk beruswah kepada panutannya, yaitu nabi

Muhammad SAW sebagai utusan dan rasulallah.

Sebagai panutan kaum muslim, nabi Muhammad SAW juga adalah seorang utusan

Allah yang terakhir, yang mengemban tugas untuk menyempurnakan agama Allah di muka

bumi. Beliau adalah seorang sosok pemimpin islam yang pintar, berani, penyanyang, dsb.

Seiring dengan perkembangan zaman, masalah aqidah dan akhlak kaum muslim

pun semakin jauh dari yang dicontohkan nabinya. Lebih tragisnya, ada segolongan kaum

munafiqin yang mengaku atau mengatasnamakan bahwa dia adalah nabi terakhir, bahkan

rasul terakhir utusan Allah SWT yang wajib kita (kaum muslim) uswahi. Ajaran atau

alirannya tidak hanya membuat bingung kaum muslim saja, akan tetapi seluruh manusia di

bumi telah mengatahuinya, dan berpersepsi atau berparadigma bingung terhadap ajaran ini.

Dari paparan masalah diatas, penulis ingin mencoba membahas masalah tersebut,

karena hal ini dianggap penting untuk dirinya, serta untuk kaum muslim dan seluruh umat

manusia. Dan semoga pada akhirnya tercipta atau muncul sebuah solusi terhadap masalah

dan kemelut pada agama islam, dan khususnya untuk ajaran ahmadiyah ini.

1.2Rumusan Masalah

1. Memahami berbagai pengertian dan pandangan Islam terhadap aliran sesat

2. Memahami awal munculnya ajaran ahmadiyah

3. Mengenal berbagai persepsi/paradigma terhadap ajaran ahmadiyah

1

4. Solusi dari masalah yang dibahas

1.3 Sistematika Penulisan

5. BAB I PENDAHULUAN : Pada bagian ini penulis mengungkapkan beberapa

alasan yang melatarbelakangi penulisan makalah ini. Selain itu ada beberapa

rumusan masalah dan sistematika penulisan.

6. BAB II LANDASAN TEORI : Pada bagian ini penulis memaparkan beberapa hal

yang menjadi landasan dan menunjang penulisan makalah ini.

7. BAB III PEMBAHASAN MASALAH : Pada bagian ini membahas beberapa hal

yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini.

8. BAB IV KESIMPULAN : Pada bagian ini mengungkap hasil pokok permasalahan

dari makalah ini. Selain itu terdapat beberapa solusi.

2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Awal Munculnya Aliran Ahmadiyah Di Indonesia

Ahmadiyah adalah suatu aliran yang meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad

SAW, mereka meyakini Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi mereka. Selain itu mereka

mempunyai kitab suci yang dikenal dengan nama Tadzkirah sebagaimana umat Islam

mempunyai Al-Qur`an

Ahmadiyah sebagai perkumpulan atau jemaat didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad

di Qadiyan - I N D I A (sekarang Pakistan) tahun 1889, yang karena perbedaan pandangan

tentang penerus kepemimpinan dalam Ahmadiyah dan ketokohan pendirinya berkembang

dua aliran, yaitu Anjuman Ahmadiyah (Ahmadiyah Qadiyan) dan Anjuman Ishaat Islam

Lahore (Ahmadiyah Lahore). Kedua aliran tersebut mengakui kepemimpinan dan

mengikuti ajaran serta paham yang bersumber pada ajaran Mirza Ghulam Ahmad.

Jemaat Ahmadiyah masuk dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1920-an

dengan menamakan diri Anjuman Ahmadiyah Qadiyan Departemen Indonesia dan

kemudian dinamakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang dikenal dengan Ahmadiyah

Qadiyan, dan Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GIA) yang dikenal dengan

Ahmadiyah Lahore.

Berdirinya Ahmadiyah Pakistan yang dipimpin Mirza Ghulam Ahmad (1835-

1908), dilatarbelakangi tiga faktor. Pertama, kolonialisme Inggris di benua Asia Selatan.

Kedua, kemunduran kehidupan umat Islam di segala bidang. Dan ketiga, proses kris-

tenisasi oleh kaum misionaris. Dari latar belakang sejarah, munculnya Ahmadiyah mirip

kelahiran Muhammadiyah.

Indonesia selalu digambarkan sebagai negara dengan pemeluk agama Islam yang

toleran. Toleransi juga diperlihatkan agama-agama dominan sebelum Islam, yakni Hindu

dan Buddha, terhadap ajaran baru, yaitu Islam. Para ulama penyebar Islam dulunya juga

bersikap toleran terhadap ajaran agama sebelumnya, bahkan menyerap beberapa unsur bu-

dayanya. Karena itu, masuknya Islam di Indonesia selalu disebut “panetration pacific”.

Toleransi itu pulalah yang tampak ketika Ahmadiyah yang lahir di Pakistan

pertama kali dan disebarkan di Indonesia oleh dua mubalig Ahmadiyah aliran Lahore,

Mirza Wali Ahmad Baiog dan Maulana Ahjmad, lewat kunjungan mereka ke Yogyakarta,

3

1924. Sementara Ahmadiyah aliran Qadian masuk ke Indonesia tahun 1925 atas undangan

beberapa orang Indonesia yang pernah belajar di perguruan Ahmadiyah di Pakistan.

Masuknya Ahmadiyah di Indonesia ternyata juga disambut para pejuang perger-

akan nasional, khususnya Bung Karno, karena mereka mendukung perjuangan Indonesia

merdeka. Karena sambutan yang hangat itu, Bung Karno pernah dituduh telah masuk Ah-

madiyah, yang kemudian dibantahnya melalui sebuah artikel. Namun ajaran-ajaran Ah-

madiyah (khususnya Ahmadiyah Lahore) telah ikut memengaruhi para pemimpin perger-

akan Indonesia seperti H.O.S Tjokroamninoto, Agus Salim, dan Bung Karno sendiri,

melalui tafsir The Holy Qur’an, buku the Religion of Islam, dan Sejarah Nabi Muhammad

Saw.

Pendiri Jemaat Ahmadiyah bernama Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Nama beliau

yang asli hanyalah Ghulam Ahmad. Mirza melambangkan keturunan Moghul (Kerajaan

Islam yang pernah ada di India). Kebisaannya adalah suka menggunakan nama Ahmad

bagi nama beliau secara ringkas. Maka, waktu menerima bai’at dari orang-orang, beliau

hanya memakai nama ahmad. Dalam ilham, Allah Ta’ala sering memanggil beliau dengan

nama Ahmad juga. Hazrat Ahmad lahir pada tanggal 13 februari 1933 M, atau 14 Syawal

1230H, hari jum’at pada waktu sholat subuh, di rumah Mirza Ghulam Murtaza di desa

Qadian. Beliau lahir kembar, saat ia lahir, beserta beliau lahir pula seorang anak

perempuan yang tidak berapa lama kemudian meninggal. Demikianlah sempurna sudah

kabar gaib yang tertera di dalam kitab-kitab agama Islam bahwa Imam Mahdi akan lahir

kembar. Qadian terletak 57 km sebelah timur kota Lahore, dan 24 km kota Amritsar di

propinsi Punjab India.

Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima wahyu, dan dengan wahyu itu dia

diangkat sebagai nabi, rasul, al-Masih Mau`ud dan Imam Mahdi. Ajaran dan faham yang

dikembangkan oleh pengikut Jemaat Ahmadiyah Indonesia khususnya terdapat penyim-

pangan dari ajaran Islam berdasarkan Al-Qur`an dan Al-Hadits yang menjadi keyakinan

umat Islam umumnya, antara lain tentang kenabian dan kerasulan Mirza Ghulam Ahmad

sesudah Rasulullah SAW.

Di Indonesia, ajaran Muhammadiyah diterima luas masyarakat yang tertarik faham

modernisasi Islam. Tapi penerimaan seperti itu tidak terjadi pada Ahmadiyah di Pakistan.

Ahmadiyah justru ditentang ulama tradisional maupun modernis India. Salah satu faktor

penentangannya adalah klaim Ghulam Ahmad sebagai penerima wahyu dan sebagai nabi.

Islam tradisional dan modernis percaya bahwa Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul

4

penutup. Karena “wahyu” yang diterima Ghulam Ahmad sempat dibukukan, maka kaum

Muslim umumnya menganggap Ahmadiyah mempunyai kitab suci sendiri.

Padahal bagi Ahmadiyah, nabi pungkasan tetaplah Nabi Muhammad. Status “nabi”

dan “rasul” pada kasus Nabi Muhammad ditafsirkan Ahmadiyah sebagai nabi dan rasul

pembawa syari’at. Ghulam Ahmad tidak pernah mengklaim diri sebagai pembawa syari’at,

bahkan misi utamanya adalah “menghidupkan kembali syari’at” yang telah ada, tapi den-

gan penafsiran yang rasional, sehingga kemajuan Islam tidak memerlukan modernisasi,

apalagi kolonialisme, karena Islam sendiri mengandung idea of progress.

Atas dasar kepercayaan bahwa Islam membawa rahmat bagi sekalian bangsa, maka

Islam bagi Ahmadiyah tidak perlu disebarkan lewat perang. Karena itu, Ahmadiyah menu-

rut Wilfred C. Smith menjelma menjadi gerakan intelektual dan konsisten melakukan

“dakwah intelektual”. Inilah yang memesona Bung Karno, sekalipun ia menolak percaya

bahwa Ghulam Ahmad adalah nabi. Bagi Ahmadiyah, perang adalah “jihad kecil”, sedan-

gkan “jihad akbar” adalah menaklukkan hawa nafsu. Karena itu Ahmadiyah selalu tampil

sebagai gerakan sipiritual, tapi bukan dalam bentuk yang tradisional, melainkan “spiritual

modern”. Akhir-akhir ini Islam berkembang di Afrika Hitam melalui Ahmadiyah.

Setelah wafatnya pendiri jamaah Ahmadiyah, gerakan ini dipimpin oleh para khalifah:

Khalifah Masih I : Hazrat Maulvi Nuruddin (1908-1914)

Khalifah Masih II : Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (1914-1965)

Khalifah Masih III : Hazrat Hafiz Nasir Ahmad (1965-1983)

Khalifah Masih IV : Mirza Tahir Ahmad (1983-2003)

Khalifah Masih V : Hazrat Mirza Masroor Ahmad (2003-sekarang). (sejarah ahmadiayah,

2002)

2.2 Karakteristik Aliran Sesat Menurut Agama Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan 10 kriteria aliran sesat. Apa-

bila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriterai itu, bisa di-

5

jadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Hal tersebut diantaranya

adalah :

1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-

sunah),

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran

5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam

7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir

9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah

10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i

Kesepuluh kriteria versi MUI ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi. Sebab se-

jak dahulu para ulama sudah berijma' tentang kafirnya orang yang melakukan atau

meyakini suatu paham, seperti yang terdapat dalan kesepuluh prinsip ini. Bahkan kitab-

kitab aqidah yang kita miliki umumnya bukan sekedar memvonis sesat, bahkan sampai

kepada vonis kafir dan murtad dari ajaran Islam.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa aliran sesat menurut persepsi isalm adalah

aliran yang memiliki semua atau beberapa karakteristik dari yang diutarakan di atas,

berdasarkan putusan MUI dan ijma’ dari banyak ulama. (Raji Abdullah, Muhammad Su-

fyan Drs, 1999)

6

2.3 Persepsi Islam Terhadap Aliran Ahmadiyah

Dari beberapa sumber yang penyusun dapatkan, ada beberapa pendapat mengenai

aliran sesat atau keluar dari tatanan dan ajaran islam. Beberapa sumber tersebut dintaranya

berasal dari seorang ulama NU. Beliau berpendapat bahwa aliran sesat adalah ajaran atau

aliran yang menyelewengkan ajaran – ajaran islam dari zaman nabi sampai akhir dunia.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa para ulama NU berpendapat ajaran sesat ini adalah

ajaran yang tidak sesuai dengan al-qur,an, assunah, dan alhadits.

Begitu halnya dengan ulama NU, para ulama Muhammadiyah dan Persis pun

berpendapat demikian, bahwa aliran sesat adalah aliran atau ajaran yang tidak sesuai

dengan ketentuan hukum yang ada dalam al-quran, assunah, dan alhadits. Mereka

mengklaim, bahwa aliran sesat adalah aliran yang harus dibunuh, dan jika seandainya tidak

dibunuh, maka akan merusak dan membunuh badan islam itu sendiri.

Dari paparan diatas dapat tersimpulkan, bahwa aliran sesat adalah aliran yang harus

dibunuh dari segi keyakinannya, dan harus diraih untuk kembali kejalan yang benar.

Sehingga tidak ada perpecahan dan pertumpahan darah bagi kedua belah pihak, antara

yang benar (islam) dan yang sesat.

Akan tetapi ada beberapa pendapat lain dari ulama – ulama luar negeri, bahwa

aliran sesat adalah sebuah anugerah dari tuhan yang harus mendapatkan toleransi untuk

hidup berdampingan dengan kaum mereka (muslim), dengan ketentuan tidak mengganggu

HAM masing – masing. Sehingga pada hakekatnya aliran sesat adalah bagian dari

kumpulan orang – orang yang berkeyakinan sama, akan tetapi dalam tahap penyadaran,

dan akhirnya akan memeluk agamanya (islam). (persepsi ahmadiah, 2002)

Ahmadiyah juga organisasi legal sejak zaman kolonial tahun 1928 (aliran Lahore)

dan 1929 (aliran Qadian). Oleh Pemerintah RI, Ahmadiyah mendapat status badan hukum

berdasarkan SK Menteri Kehakiman No. JA 5/23/13, tertanggal 13 Maret 1953, dan diakui

sebagai organisasi kemasyarakatan melalui surat Direktorat Hubungan Kelembagaan Poli-

tik No. 75//D.I./VI/2003. Pengakuan legal itu didasarkan pada Pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD

1945 bahwa “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan “Negara menjamin ke-

merdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk berib-

adat menurut agama dan kepercayaannya itu”.

7

Atas dasar itu, Depag RI maupun MUI mestinya melindungi Ahmadiyah dari

serangan pihak luar. Tapi pada 11 Agustus 2002, MUI yang seharusnya melindungi dan

mengayomi semua golongan umat Islam, justru menyelenggarakan seminar sehari yang

menampilkan pembicara-pembicara yang secara sepihak menghasut agar Ahmadiyah

dibubarkan. Inilah yang memicu tindak kekerasan umat Islam, antara lain berupa pem-

bakaran rumah-rumah, masjid dan sekolah oleh massa di Manislor, Kuningan Jawa Barat,

dan Pancor, Lombok Timur, kampus Mubarok, Parung, dan terakhir pengrusakan dan teror

atas pertemuan tahunan Ahmadiyah di Cikeusik, Banten. FPI dan Lembaga Penelitian dan

Pengkajian Islam (LPPI) berada di balik teror yang melanggar HAM itu.

Sumber terorisme itu sebenarnya berasal dari Keputusan Munas MUI No. 05/

Kep/Munas/MUI/1980 tentang fatwa yang menetapkan Ahmadiyah sebagai “jemaah di

luar Islam, sesat dan menyesatkan”. SK MUI inilah yang “menghalalkan darah” jama’ah

Ahmadiyah. Padahal Ahmadiyah menganut rukun iman dan rukun Islam sebagaimana

umat Islam lain.

Tapi seandainya akidah Ahmadiyah dianggap berbeda, orang Ahmadiyah pun

masih berhak “menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya itu”. Selama ini,

Ahmadiyah tetap konsisten menjalankan program kemanusiaan dan menyerukan perdama-

ian. Mestinya, unsur Ahmadiyah justru perlu dimaksukkan ke dalam kepengurusan MUI

dan tidak perlu dikucilkan. Dalam kerangka Negara Hukum RI, mereka tetap berhak mem-

peroleh hak-hak asasi mereka, khususnya dalam menjalankan agama menurut kepercayaan

mereka sendiri.

1. Kenabian Mirza Ghulam Ahmad

Para pendakwah Ahmadiyah sering mengelak dan berkilah dari konsep kenabian

Mirza. Sebab, jika diawal mereka terang-terangan mengakui kenabian Mirza, maka akan

mudah lawan-lawan Ahmadiyah menyerangnya dan mengatakannya sesat, diluar Islam,

maka aliran ini akan sulit mendapatkan simpati dan pengikut. Berikut beberapa teks dari

buku-buku yang dikarang sendiri oleh Mirza atau pengikut aliran ini, yang menunjukan

bahwa Mirza Ghulam Ahmad nabi ataukah manusia biasa:

8

a) Dari terjemahan buku Ahmadiyah yang berjudul (The Ahmadiyyah Movement in

Islam inc.) karangan Louis J. Hamman dari Gettysburg College, terjemahannya direstui

oleh Syekh Mubarrak Ahmad, tertulis sebagai berikut: “Bagaimanapun sampai umur

41 tahun (1876) Hazrat Ahmad mulai menerima banyak wahyu yang akan

membawanya pada keyakinan bahwa didalam pribadinya telah genap datangnya Al-

Mahdi. “Setelahnya”, sebagaimana kata Zafrullah Khan, “telah diwahyukan kepadanya

bahwa ia juga adalah Al-Masih yang dijanjikan dan benar-benar seorang nabi yang

datang seperti yang telah dikabarkan dalam agama-agama utama di dunia “. Ia adalah

“juara yang berasal dari Tuhan dengan jubah pakaian semua para Nabi”.

b) Dalam buku yang juga dikeluarkan oleh jamaah Ahmadiyah berjudul “Perjalanan

Mirza Ghulam Ahmad” termuat sebagai berikut:

Tahun 1876 Hazrat Ahmad berusia kurang lebih 40 tahun ketika ayah beliau sakit,

dan penyakitnya tidaklah begitu berbahaya. Tetapi Allah menurunkan ilham ini

kepada beliau: “Persumpahan demi langit yang merupakan sumber takdir, dan

demi peristiwa yang akan terjadi setelah tenggelamnya matahari pada hari ini”.

Tiba-tiba saya rasakan seperti tidur dan menerima ilham yang kedua: “Apakah

Allah tidak cukup bagi HambaNya?”

Di dalam buku itu, Hazrat Ahmad juga mencantumkan beberapa ilham yang beliau

terima, sebagian diantaranya kami paparkan disini supaya terlihat bukti-bukti

kebenarannya: “Seorang nabi telah datang ke dunia, namun dunia tidak

menerimanya”. “Akan datang kepadamu hadiah-hadiah dari tempat-tempat yang

jauh dan orang-orang banyak akan datang dari tempat-tempat yang jauh”.

Dalam buku yang dikeluarkan oleh jamaah Ahmadiyah yang berjudul: Analisa

Tentang Khataman Nabiyyin, dinukil beberapa perkataan Mirza: “Kami beriman

bahwa nabi Muhammad berpangkat Khataman dan sesudah beliau tidak akan ada

seorangpun terkecuali yang dipelihara oleh faidh dan berkatnya dan sudah

dinyatakan oleh janjinya”. “Sesungguhnya nabi kita (Muhammad) adalah

khatamul anbiyaa, sesudah beliau tidak ada seorangpun nabi, terkecuali orang

yang diterangi oleh nur beliau dan yang penzahirannya adalah bayangan dari

penzahiran beliau”.

9

Pada hakekatnya, mereka berpendapat bahwa; “Yang menjadi perbedaan antara

kami jamaah Ahmadiyah dengan golongan Islam lain hanyalah satu, kami percaya

bahwa nabi yang dijanjikan sudah datang, yakni Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad”.

Dari beberapa tulisan di atas, jelas dan tidak diragukan lagi bahwa:

Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya sebagai nabi dan rasul yang menerima wahyu

Kadang Mirza juga mengaku sebagai Al-Mahdi, kadang Al-Masih dan kadang Al-

Mau’ud atau Masih Mau’ud

Para pengikut aliran ini sepakat bahwa Mirza adalah nabi dan menerima wahyu

Disinilah kesesatan mereka mulai terihat. (Dr.Ahmad Lutfi Fatullah, MA.(Dosen Pas-

caSarjana untuk mata kuliah Hadits dan ilmu Hadits di UIN Jakarta, UI, IIQ Jakarta, IAIN

SGDBandung, Univ.Muhammadiyah, UIN-McGill Canada, Dosen penguji Siswazah Univ.

Kebangsaan Malaysia), 1989)

2. Membongkar kesesatan dan kedustaan ahmadiyah

a) Aliran Ahmadiyah-Qadiyani itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah

Nabi dan Rasul, kemudian barangsiapa yang tidak mempercayainya adalah kafir atau

murtad

b) Ahmadiyah-Qadiyani memang mempunyai Nabi dan Rasul sendiri yaitu Mirza Ghu-

lam Ahmad dari India

c) Ahmadiyah-Qadiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci Tadzkirah

d) Kitab suci”Tadzkirah” tersebut adalah kumpulan wahyu yang diturunkan “tuhan”

kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan kitab suci Al-Qur’an,

karena sama-sama wahyu dari Tuhan, tebalnya lebih tebal dari Al-Qur’an, dan kitab

suci Ahmadiyah tersebut ada di kantor LPPI

e) Kalangan Ahmadiyah mempunyai tempat suci tersendiri untuk melakukan ibadah haji

yaitu Rabwah dan Qadiyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya orang

yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam haji akbar ke Qadiyan. Haji ke

10

Makkah tanpa haji ke Qadiyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Dan selama hidup-

nya “nabi” Mirza tidak pernah haji ke Makkah

f) Kalau dalam keyakinan umat Islam para nabi dan rasul yang wajib dipercayai hanya 25

orang, dalam ajaran Ahmadiyah Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai harus 26 orang,

dan Nabi dan Rasul yang ke-26 tersebut adalah “Nabi Mirza Ghulam Ahmad”

g) Dalam ajaran Islam, kitab samawi yang dipercayai ada 4 buah yaitu: Zabur, Taurat, In-

jil dan Al-Qur’an. Tetapi bagi ajaran Ahmadiyah Qadiyan bahwa kitab suci yang wajib

dipercayai harus 5 buah dan kitab suci yang ke-5 adalah kitab suci “Tadzkirah” yang

diturunkan kepada “Nabi Mirza Ghulam Ahmad”

h) Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama bu-

lan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7.

Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hi-

jri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan H.S. Dan tahun Ahmadiyah saat ini

adalah tahun 1373 H.S (1994 M atau 1414 H). Kewajiban menggunakan tanggal, bulan

dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas perintah khalifah Ahmadiyah yang ke-

dua yaitu Basyiruddin Mahmud Ahmad

i) Berdasarkan firman “tuhan” yang diterima oleh “nabi” dan “rasul” Ahmadiyah yang

terdapat dalam kitab suci “Tadzkirah” yang artinya: “Dialah tuhan yang mengutus

rasulnya “Mirza Ghulam Ahmad” dengan membawa petunjuk dan agama yang benar

agar Dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya. (“kitab suci Tadzki-

rah” hal. 621)

Berdasarkan keterangan yang ada dalam kitab suci Ahmadiyah di atas BAHWA

AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM, TETAPI

MERUPAKAN SUATU AGAMA YANG HARUS DIMENANGKAN TERHADAP

SEMUA AGAMA-AGAMA LAINNYA TERMASUK AGAMA ISLAM

j) Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci sendiri, tanggal, bulan dan

tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah

yang ke-4 yang bermarkas di Inggris bernama: Thahir Ahmad. Semua anggota Ah-

mafiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve pada perintah dia. Orang

11

di luar Ahmadiyah adalah kafir dan wanita Ahmadiyah haram kawin dengan laki-laki

di luar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran

k) Berdasarkan “ayat” kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” bahwa tugas dan fungsi Nabi

Muhammad saw sebagai nabi dan rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al-

Qur’an, dibatalkan dan diganti oleh “nabi” orang Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad

Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah; Artinya: “Sesungguhnya Kami telah

menurunkan kitab suci’Tadzkirah” ini dekat dengan Qadiyan-India. Dan dengan

kebenaran Kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun.” (“kitab suci”

Tadzkirah hal.637)

Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah; Artinya: ”Katakanlah-wahai Mirza

Ghulam Ahmad-jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku”

(“kitab suci” Tadzkirah hal. 630)

Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah; Artinya: “Dan Kami tidak mengutus

engkau-wahai Mirza Ghulam Ahmad-kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh

alam”. (kitab suci “Tadzkirah” hal. 634)

Firman “tuhan” dalam kitab suci “Tadzkirah”; Artinya: “Katakan wahai Mirza

Ghulam Ahmad-sesungguhnya aku ini manusia biasa seperi kamu, hanya diberi

wahyu kepadaku”.(“kitab suci Tadzkirah hal. 633)

Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah; Artinya: “Sesungguhnya Kami telah

memberikan kepadamu - wahai Mirza Ghulam Ahmad - kebaikan yang banyak”

(“kitab suci” Tadzkirah hal.652)

Jemaat Ahmadiyah pun sebenarnya secara tidak langsung sudah menyatakan

kelompok mereka berbeda dengan Islam mainstream. Mereka tidak mau shalat di masjid

Islam mainstream, tidak mau berimam kepada orang Islam mainstream. Mereka beribadah

di mesjid mereka sendiri dengan jemaah mereka sendiri. Pokoknya eksklusiflah.

Sekarang masalah Ahmadiyah dikait-kaitkan dengan HAM. Kelompok pembela

Ahmadiyah mengatakan melarang dan membubarkan Ahmadiyah adalah bentuk

pelanggaran HAM. Bagaimana dengan penodaan agama lslam oleh ajaran Ahmadiyah,

apakah itu juga bukan pelanggaran HAM ummat Islam mainstream yang tidak

12

menginginkan agamanya dinodai? Jadi, selalu ada alasan balik untuk membantah sebuah

klaim.

Kelompok pembela Ahmadiyah mengatakan bahwa pelarangan dan pembubaran

Ahmadiyah merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama yang dijamin oleh

UUD. Baiklah, tapi apakah kebebasan beragama berarti boleh mengacak-acak ajaran suatu

agama yang sudah baku? Kebebasan bergama adalah kebebasan untuk memeluk suatu

agama dan menjalankan ibadah sesuai agama yang diyakininya. Kebebasan beragama

tidak berarti kebebasan untuk mempermainkan ajaran agama dengan menambah dan

menguranginya.

Kelompok pembela Ahmadiyah mengatakan, hanya Tuhan pemilik kebenaran,

ulama atau kelompok ulama (MUI yang selalu “ditembak” kelompok ini) tidak punya hak

untuk memutuskan sebuah kelompok sesat atau tidak. Baiklah, kalau begitu untuk apa

Tuhan menurunkan Alquran dan Rasulullah mewariskan al-Hadis kalau tidak dijadikan

sebagai sebagai pegangan hidup dan pedoman bagi ummat Islam? Di dalam Alquran dan

al-hadis berisi ayat-ayat dan wasiat Nabi Muhammad yang dijadikan tuntunan bagi ummat

Islam untuk memutuskan mana yang ebnar dan mana yang salah. Berkata Rasulullah SAW

dalam sebuah hadis yang bunyinya seperti ini: “Aku tinggalkan dua hal ini kepadamu

(Alquran dan Al-Hadis), jika kamu berpegang teguh kepada keduanya maka kamu tidak

akan tersesat”. Para ulama tidak main-main dalam menilai sebuah ajaran, mereka

menggunakan kitab suci dan hadis nabi sebagai dalilnya. Seperti yang sudah dijelaskan di

bagian awal, soal kenabian sudah final, sudah tidak ada lagi ruang perbedaan pendapat.

(persepsi islam, 2002)

13

BAB III

HASIL WAWANCARA

Hasil Wawancara

Hasil wawancara mengenai upacara nadran menurut pandangan masyarakat(warga

cirebon) adalah sebagai berikut:

Nama Narasumber : Ustad Drs Sanuri

Alamat : Desa Bojong Kulon RT 12/03 Kecamatan Susukan Kabupaten cirebon

Pekerjaan : Guru PAI SMP N 1 SUSUKAN CIREBOH

Hasil Wawancara :

Pertanyaan

1. Apakah bapak mengetahui tentang ajaran ahmadiyah?

2. Menurut bapak dimana letak permasalahan sesatnya dalam ajaran ahmadiyah?

Jawaban :

Masalah ahmadiayah mungkin tidak akan selesai, jika kaum ahmadiyah masih

mengaku sebagai umat islam, karena akar permasalahannya pada penodaan (mengubah)

apa yang ada pada ajaran agama islam yang sebenarannya. Seperti solat lima waktu cukup

dikerjakan satu waktu,puasa ramadhan tidak wajib, ada nabi baru setelah nabi muhammah

saw yaitu “MIRZA GHAULAM AHMAD”.akan tetapi jika ahmadiyah menyatakan diri

bukan dari umat islam, maka umat islam tidak pernah melakukan kekerasan kepada umat

selain islam selama umat tersebut tidak memusuhi islam .

Jadi selama ahmadiyah masihb memakai lebel islam berarti ahmadiyah disebut

agama atau aliran sesat dan harus diselesaikan oleh seluruh komponen bangsa. Sebagai

contoh ajaran ahmadiyah : berdasarkan firman Tuhan yang terima oleh nabi dan rosul

ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci “TADZKIRAH” yang artinya dialah tuhan yang

telah mengutus rosulnya “MIRZA GHAULAM AHMAD” dengan membawa petunjuk

14

dan agama yang benar agar dia menenangkan atas segala agama-agama semuanya

“(KITAB SUCI TADZKIRAH hal 621).

Berdasarkan keterangan yang ada dalam kitab suci ahmadiyah tersebut jelaslah

bahwa : AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM,TETAPI

MERUPAKAN SUATU AGAMA YANG HARUS DIMENAGKAN TERHADAP

SEMUA AGAMA- AGAMA-AGAMA LAINYA TERMASUK AGAMA ISLAM . oleh

karena itu menurut hemat saya masalah ahmadiyah harus segera diselesaikan dan

diluruskan sehingga tidak menimbulkan masalah baru dikemudian hari .

Cirebon, 30 Maret 2011

Ttd

Ustad Sanuri

Wawacara terhadap mahasiswa FPTK

Pertayaan :

Apakah ajaran ahmadiyah menurut anda sesat,dimana letak kesesatannya?

Jawaban dari mahasiswa

Nama : Setiawan hidayat (PP’09)

Ahmadiyah adalah jamaah yang sesat dan menyesatkan,sesat karena mereka mengakui

setelah Nabi Muhammad SAWada Nabi lagi yaitu MIRZA GHAULAM AHMAD,bahkan

mereka mengarang kitab sendiri yang isinya mengacak-acak Al-QURAN. Menyesatkan

karena mereka menyebarkan pemikiran dan ajaranannya kepada umat islam, maka sesara

akidah mereka bukanlah akidah islam(kafir)

Nama : Havizan (OT’09)

Yang jelas ahmadiyah golongan sesat, karena menganggap MIRZA GHAULAM

AHMAD sebagai Rosul mereka, kemudian ahmadiyah terbukti mendapat bantuan dana

dari inggris tuk menyebarkan ajaran sesatnya.

Nama : Yopi (OT’09)

15

Menurut saya dia tu(Ahmadiyah) menganggap ada Nabi setelah Nabi Muhammad, terus

ada kitab rujukan lain selain al-quran.

Nama : Hasan (PP’09)

Ahmadiyah suatu organisasi keagamaan, sama halnya dengan NU dan Muhamadiyah.

Yang saya tahu, pendiri ahmadiyah dulu mrmberi pengakuan bahwa dirinya itu

mendapatkan wahyu,yang membuat dia mengaku Nabi setelah Nabi Muhammad SAW,

setelah beberapa lama mendapat kencaman/hujatan akhirnya dia mengklarifikasi bahwa

dirinya bukan Nabi Muhammad SAW. Dan akhirnya sampai sekang berdiri

Ahmadiyah,yang sekarang terjadi tindakan anarkis dengan alasan bahwa Ahmadiyah

adalah menyiarkan agama sesat.

Nama : Usman (PP’09)

Suatu lembaga / persatuan kaum yang bisa dianggap sebagai ajaran yang menyimpang

sangat jauh dari kenyataan ajaran islam yang sebenarnya dari nabi muhammad,, ajaran

agama ini sebenarnya sudah lama keberadaannya sebelum melebar luas dengan jumlah

ummatnya semain banyak namun sesat, namun baru diperbincangan setelah media banyak

menayangkan. Perusakan terjadi awalnya dari satu tempat kemudian melebar luas lewat

media sehinngga orang lainpun terpancing untuk melakukan pengrusakan di setiap

keberadaan ahmadiyah. Hingga sampai sekarang petinngi dan pejabat masih

merundingkan terhadap keberadaan ahmadiyah untuk tetap ada apa tidaknya.

16

BAB IV KESIMPULAN

Meskipun sudah ada 10 kriteria aliran sesat, dalam tataran implementasinya ten-

tunya kita sebagai orang awam tidak boleh main tuduh. Tetap harus ada mekanisme yang

benar dalam proses untuk mengeluarkan vonis sesatnya. Harus ada proses cek, re-cek dan

cros-cek.

Mereka yang diindikasikan sebagai penyeru ajaran sesat harus dipanggil untuk

dimintai keterangan dan diklarifikasi. Adakah isu yang beredar bahwa mereka menga-

jarkan kesesatan itu mereka akui, ataukah sekedar fitnah dari lawan-lawan mereka yang

tidak suka. Semua harus diselidiki secara seksama dan tidak dengan cara yang terburu-

buru.

Dalam praktek idealnya, seharusnya ada mahkamah syar'iyah yang diberi payung

hukum sah oleh UUD yang berlaku di negeri ini. Sehingga kesepuluh kriteria dan

khususnya aliran ahmadiyah ini tidak sekedar menjadi criteria dan isue ajaran ompong

yang tidak bisa dieksekusi menjadi sebuah tindakan nyata.

Untuk aliran ahmadiyahnya sendiri, menurut saya pemerintah harus tegas untuk

menentukan status Ahmadiyah. Kalau tidak, maka konflik horizontal akan terus terjadi

antara kelompok Ahmadiyah dengan umat Islam mainstream tadi. Perusakan,

penyerangan, atau anarkisme terjadap jemaah Ahmadiyah bukanlah ajaran Islam, hal itu

sangat tidak dibenarkan, sebab bagimananpun jemaah Ahmadiyah itu adalah saudara

sebangsa juga yang dilindungi oleh hukum. Anarkisme terhadap jemaah Ahmadiyah

adalah masalah hukum dimana polisi harus menindak pelaku anarkis. Sebelum anarkisme

massa semakin brutal, maka Pemerintah dituntut ketegasannya. Di negara-negara Islam

lainnya ajaran Ahmadiyah sudah dilarang, hanya di Indonesia yang belum. Organisasi OKI

pun sudah menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran di luar Islam. Pemerintah Indonesia

sebenarnya sudah berdosa karena selama ini telah membiarkan jemaah Ahmadiyah

menginjak tanah suci Mekah dan Madinah untuk berhaji (yang sebenarnya haram bagi

orang non-Muslim).

17

DAFTAR PUSTAKA

(2002, february 24). Retrieved february 19, 2011, from sejarah ahmadiayah: http://www.waspada.co.id

(2002, february 19). Retrieved fedruary 19, 2011, from persepsi ahmadiah: http://www.waspada.com

(2002, farbruary 24). Retrieved february 19, 2011, from sejarah ahmadiayah: http;//www.waspada.co.id

(2002, february 24). Retrieved february 19, 2011, from persepsi islam: http://www.perpustakaan_islam.com

Dr.Ahmad Lutfi Fatullah, MA.(Dosen PascaSarjana untuk mata kuliah Hadits dan ilmu Hadits di UIN Jakarta, UI, IIQ Jakarta, IAIN SGDBandung, Univ.Muhammadiyah, UIN-McGill Canada, Dosen penguji Siswazah Univ. Kebangsaan Malaysia). (1989). menguak kesesatan aliran ahmadiyah . jakarta.

Raji Abdullah, Muhammad Sufyan Drs. (1999). Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya. jakarta.

18