Upload
aji-safari
View
78
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Di setiap agama pasti mengajarkan kita tentang bagaimana cara kita beribadah
dan berdoa untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada kita oleh Sang
Pencipta, banyak cara yang orang lakukan untuk menunjukkan rasa syukur itu.
Dzikir, doa, dan tilawah Alquran merupakan amalan seorang muslim dalam
membangun fisikal dan psikologikal serta dapat dijadikan sebagai sarana
psikoterapi guncangan jiwa, kecemasan, dan gangguan mental.
Ibadah dzikir, doa, dan tilawah Alquran adalah upaya mendekatkan diri
kepada Yang Maha Kuasa. Seorang individu dalam masa pengobatan dan
pemulihan diharuskan berzikir, berdoa, dan bertilawah Alquran secara kontiniu dan
tidak boleh terputus, sehingga diyakini bahwa pasien sudah benar-benar sembuh
dari penyakit mental yang dihadapinya.
Berdzikir secara terus-menerus merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT karena yang paling berhak untuk
dicintai dan dimuliakan hanyalah Allah SWT. Dzikir bagi hati laksana air bagi
ladang pertanian, bahkan seperti air bagi ikan yang takkan hidup tanpa air.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, sebutlah nama Allah (bedzikirlah) dengan
dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS: Al-Ahzab 41)
Zikir yang diamalkan oleh seorang muslim secara terus-menerus dan tidak
terputus akan menjadi tenaga inovatif dalam diri individu yang sedang menghadapi
penyakit hati, penyakit mental dan gangguan mental. Dengan berzikir, seorang
muslim merasa berdampingan dan dekat dengan Tuhannya. Dengan berzikir
seorang muslim menjadi tenang dan tenteram.
Allah berfirman:
‘’Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi
tenteram.’’ (QS: Al-Ra’d 28)
Kebiasaan seorang muslim dalam mengingat Allah seperti membaca takbir,
tahmid, tasbih, tahlil, dan istighfar dapat menjadi obat penawar bagi segala jenis
penyakit mental, menenangkan dan menenteramkan pikiran yang kacau, sehingga
menjadi sehat dan selaras antara diri dengan alam sekitarnya. Apabila seorang
muslim membiasakan diri mengingat Allah, maka individu itu merasakan bahwa ia
dekat dengan Allah dan berada dalam perlindungan dan penjagaan-Nya. Dengan
demikian, akan timbul dalam dirinya perasaan percaya pada diri sendiri, teguh,
tenang, tenteram dan bahagia.
Zikir kepada Allah bisa menjadi energi hati, motivasi hati, dan boleh juga
menjadi sebuah metode dalam mewujudkan kesehatan mental. Merasa dekat
dengan Allah, seyogyanya menjadikan diri terawasi dan terjaga untuk tidak
tergelincir dan terjerumus ke dalam perkara-perkara yang mendatangkan dosa dan
maksiat.
Tetapi tak bisa di pungkiri bahwa banyak orang yang belum paham makna dari ibadah,
kewajiban beribadah, dan juga bentuk-bentuk ibadah itu bagaimana. Karena
biasanya orang hanya mengikuti dari tradisi turun-temurun yang mereka anut tanpa
mencari tahu arti dan makna sebenarnya.
2. Tujuan
Setiap kita melakukan suatu kegiatan ataupun aktivitas pasti terkandung suatu
maksud atau tujuan. Adapun tujuan penyusunan Makalah berjudul DZIKIR, DOA
DAN TILAWAH AL-QUR’AN ini menyangkut berbagai hal Utamanya yang
berkaitan dengan hasil kajian selama pembelajaran AgamaIslam di Universitas.
Hal ini terkandung agar para mahasiswa dan mahasiswi mendapatkan pengetahuan
realigi dalam menjalani hidup di dunia pendidikan.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini, antara lain sebagai berikut :
a) Menjelaskan pengertian dzikir dan doa dalam persperktif Al-quran dan hadist
b) Menjelaskan manfaat dzikir dan doa sebagai psikoterapi kesehatan mental
c) Menjelaskan macam-macam cara dzikir dan doa
d) Membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan mental dengan
metode dzikir dan doa
3. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dzikir dan doa dalam persperktif Al-quran dan hadist?
b) Apa manfaat dzikir dan doa sebagai psikoterapi kesehatan mental?
c) Jelaskan macam-macam dzikir dan doa!
d) Bagaimana hubungan psikoterapi dzikir dan doa dengan kesehatan mental?
II. Kajian Pustaka
1) Pengertian Dzikir dan Doa
a) Dzikir
Dzikir merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak keistimewaan,
di antaranya: akan mendatangkan ketenangan bagi para pelakunya.
Sebagaimana ditegaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya,
“ �ق�ل�وب� ال �ن ط�م ئ ت �ه� الل �ر� �ذ�ك ب ال .”أ
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram”. QS. Ar-Ra’du: 28.
Namun, yang kerap menjadi pertanyaan, sudahkah dzikir yang kita
lantunkan mendatangkan ketenangan batin? Jika belum, barangkali
dikarenakan kita baru asal berdzikir. Berikut beberapa kriteria dzikir
sempurna yang diharapkan akan membuahkan ketentraman hati:
1. Dzikir yang banyak.
Dalil kriteria ini, antara lain: QS. Al-Ahzab: 41. Batas minimal seorang
bisa dikatakan telah banyak berdzikir adalah: manakala dia rajin
mengamalkan dzikir dan wirid yang telah ditentukan momen-
momennya dalam al-Qur’an dan Sunnah2. Adapun batas maksimalnya:
lisan seseorang senantiasa basah dengan dzikrullah dalam setiap
kesempatan, sebagaimana dijelaskan Allah ta’ala dalam QS. Ali Imran:
191.3
2. Dzikir yang memadukan antara amalan lisan dan peresapan hati.
Maksudnya, dzikir yang dilantunkan dengan lisan, berupa tasbîh,
tahmîd, tahlîl, takbîr, istighfâr dan yang lainnya, diiringi dengan
peresapan makna yang dikandung dalam berbagai kalimat mulia
tersebut. Sehingga membuahkan perubahan perilaku seorang hamba
menuju kepada kebaikan. Dan inilah tingkatan dzikir yang paling
tinggi.
3. Dzikir yang mengiringi seluruh amalan hamba.
Dzikir bukanlah suatu amalan tidak mungkin digabungkan dengan
amalan lainnya. Bahkan dzikir bisa memasuki ranah seluruh amalan;
shalat, puasa, zakat, haji, amar ma’ruf nahi mungkar dan ibadah
lainnya. Justru manakala amalan tersebut dipadukan dengan dzikir,
maka amalan tersebut akan melesat menuju puncak kualitasnya yang
tertinggi.
Maksud kriteria ketiga ini: manakala seorang hamba melakukan amal
ibadah apapun ia tidak lupa untuk berdzikir alias mengingat Allah, dan
menghadirkan keikhlasan niat di dalamnya.
4. Dzikir yang sesuai dengan tuntunan syariat.
Alangkah mengherankan praktek sebagian kalangan yang dengan rutin
membaca wirid dan hizib yang sama sekali tidak ada dalilnya dari al-
Qur’an dan Sunnah, padahal masih banyak dzikir yang jelas-jelas ada
tuntunannya belum mereka amalkan.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan,
“ د� ر ف ه�و ا ن م�ر� أ �ه� ي ع ل �س ي ل ع م ال$ ع م�ل .”م ن�
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan
petunjukku, maka amalan itu akan ditolak”. HR. Muslim (III/1344 no
1718).
Kata “dzikir” menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir
menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud
untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir
kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya
sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan
bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidaksesuai dengan kesucian
Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 191).
b) Doa
Menurut bahasa “ad-du’aa” artinya memanggil, meminta tolong, atau
memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah
memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan
merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian dari
ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena Allah
SWT selalu bersama hamba-hambaNya.
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’min : 60).
Bagi orang mu’min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam
kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja
keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam
kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran
manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan
kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa :
a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan
perbuatan yang baik hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan
sholawat.
Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda :
“Apabila seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada
Allah dan berterima kasih kepadaNya, kemudian membaca shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai keinginannya.”
b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan
pada wajah setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa
mengangkat kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu
sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu pada wajah beliau.
c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa
itu pasti dikabulkan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda :
“Berdoalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu
akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak
memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah.” (HR. At-
Turmudzi).
d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang
keras) karena sesungguhnya Allah itu dekat.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(QS. Al-Baqarah : 186).
e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur’an atau
yang terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai
dengan keinginan kita, maka boleh dengan lafazh yang sesuai dengan
keinginan kita.
III. Pembahasan
1) Dzikir dan Doa dalam Persperktif Al-quran dan hadist
a) Dzikir
Secara umum dzikrullah adalah perbuatan mengingat Allah dan
keagungannya dalam bentuk yang meliputi hampir semua ibadah, perbuatan
baik, berdoa, membaca Al Quran, mematuhi orang tua, menolong teman yang
dalam kesusahan dan menghindarkan diri dari kejahatan dan perbuatan dzalim.
Dalam arti khusus dzikrullah adalah menyebut nama Allah sebanyak-
banyaknya dengan memenuhi tatatertib, metode, rukun dan syarat sesuai yang
diperintah oleh Allah dan rosulnya.
"Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram". (QS. Ar Rad : 28)
b) Doa
Doa adalah suatu cara untuk bermunajat kepada Allah SWT dalam
rangka memohon bantuan dan inayah, agar dilapangkan jalan menuju
kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Doa itu harus beriringan dengan
keyakinan dan penuh pengharapan, yaitu sikap yang memastikan diri bahwa
sesuatu yang dilakukannya akan berhasil. Dalam hal ini, seorang muslim yakin
bahwa doanya pasti didengar oleh Allah SWT dan dikabulkan-Nya apa yang
menjadi harapannya. Doa senantiasa dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa,
apabila doa itu disertai dengan kerendahan hati dan suara yang lembut. Orang
yang congkak dan tidak mau bermohon dan meminta bantuan kepada Allah
SWT dianggap sebagai orang yang hina dan akan diazab di neraka Jahannam.
Menurut itu Prof. Dr. Dadang Hawari, dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia menyatakan bahwa berdoa dan berdzikir merupakan
bentuk komitmen keagamaan seseorang yang merupakan unsur penyembuh
penyakit atau sebagai psikoterapeutik yang mendalam. Doa dan dzikir
merupakan terapi psikoreligius yang dapat membangkitkan rasa percaya diri
dan optimisme yang paling penting selain obat dan tindakan medis.
Berkaitan dengan itu , doa dan dzikir merupakan komitmen keimanan
seseorang. Doa adalah permohonan yang dimunajatkan ke kehadirat Allah
SWT. Dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya.
2) Manfaat Dzikir dan Doa
a) Manfaat Dzikir
Banyak sekali rahasia dan manfaat dari amaliah dzikir yang dilakukan
oleh para hamba yang beriman da bertaqwa, di antaranya yaitu daat
menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa bagi yang
mengamalkannya.
Orang yang melakukan aktivitas dzikir dalam kehidupa sehari-hari
senantiasa menyelaraskan tujuan hidup mereka berdasarkan Manhaj
Ilahiyah, yaitu semata-mata untuk beribadah pada Allah Azza wa Jalla.
Orang-orang yang berdzikir akan meyadari akan hakikat ibadah kepada-
Nya. Mereka seantiasa mengingat kasih sayang-Nya. Mereka senantiasa
ingat akan tujuan hidupnya. Lalu ketika mereka dikaruniai oleh Allah harta
yang banyak, mereka tidak lupa diri. Karena mereka meyakini, bahwa
harta bukanlah tujuan utama hidup mereka. Dengan harta dan pangkat
yang mereka miliki membuat mereka justru semakin dekat dengan Allah.
Sebagai hasilnya, jiwa mereka menjadi tentram, tenang, dan damai.
Mereka senantiasa mengingat Allah.
Suatu hal yang sungguh mengagumkan dari pengalaman dzikir ini,
yaitu adanya suatu penyerapan energi ilahiyah bagi orang yang senantiasa
mengamalkannya. Orang yang rjain berdzikir mempuyai kedekatan
hubungan dengan Allah (taqarrub ilahiyah). Hal ini mempunyai pengaruh
dan dampak yag sangat hebat, baik dalam fisik maupun dalam jiwa para
pengamal zikir. Nurrullah (cahaya Allah) itu begitu dekatnya dengan
orang-orang yang berdzikir, sehingga merasakan cahaya-Nya masuk ke
dalam hati, pikiran, badan, jiwa, darah, dan kulit mereka. Untuk itulah
tidak mengherankan Nabi Shallaullahu Alaihi wa Sallam serig berdoa agar
jiwa dan raganya menjadi cahaya yang berasal dari cahaya Rabb-nya.
Kalau seseorang telah mendapatkan cahaya Allah, maka kebahagiaan
akan terpancar dalam kehidupannya sepanjang masa, baik di dunia
maupun di akhirat. Cahaya tersebut akan terus mengikutinya hingga nyawa
terlepas dari raga. Hingga ketika para ahli dzikir berada di alam kubur,
cahaya tersebut akan menerangi kuburya.
Dzikir dapat melapangkan kesempitan hidup. Orang yag rajin berdzikir,
akan dimudahkan segala urusanya, baik urusa rezeki, pekerjaan,
kesejahteraan, maupun kesehatan. Orang yang rajin berdzikir akan
dimudahkan rezekinya, dimudahkan urusan pekerjaannya, dilapangkan
kesejahteraannya, dan dijaga kesehatannya.
Dzikir atau mengucapkan kata-kata pujian yang mengingat
kebesaran Allah SWT, adalah amalan istimewa Nabi Muhammad SAW
dan para sahabatnya. Dzikir merupakan media yang membuat kehidupan
Nabi dan para sahabat benar-benar hidup.
Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir memiliki
tujuh puluh tiga manfaat yaitu:
1. Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
2. Membuat Allah ridah.
3. Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
4. Membahagiakan dan melapangkan hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menyinari wajah dan hati.
7. Membuka lahan rezeki.
8. Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan,
disenangi dan dicintai manusia.
9. Melahirkan kecintaan.
10. Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
11. Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
12. Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
13. Pembuka semua pintu ilmu.
14. Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
15. Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
16. Menghidupkan hati.
17. Menjadi makanan hati dan ruh.
18. Membersihkan hati dari kotoran.
19. Membersihkan dosa.
20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21. Menolong hamba saat kesepian.
22. Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
23. Penyelamat dari azab Allah.
24. Menghadirkan ketenangan.
25. Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
26. Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
27. Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat.
29. Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.
30. Mendapat pemberian yang paling berharga.
31. Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
32. Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
33. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
34. Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
35. Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
36. Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
37. Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
38. Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
39. Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
40. Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh
Allah.
41. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
42. Menjadikan hati selalu terjaga.
43. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
44. Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
45. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
46. Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
47. Melembutkan hati.
48. Menjadi obat hati.
49.Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
50.Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
51.Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
52.Majlis dzikir adalah taman surga.
53.Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
54.Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum.
55.Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
56.Semua kebaikan ada dalam dzikir.
57.Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
58.Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
59.Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
60.Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
61.Memberikan kekuatan jasad.
62.Menolak kefakiran.
63.Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
64.Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
65.Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga
ditanami tumbuhan dzikir.
66.Penghalang antara hamba dan jahannam.
67.Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
68.Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang
yang berdzikir.
69.Membersihkan sifat munafik.
70.Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
71.Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
72.Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
73.Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.
b) Manfaat Doa
doa berfungsi untuk menunjukkan keagungan Allah swt kepada
hamba-hambaNya yang lemah. Dengan doa seorang hamba menyadari
bahwa hanya Allah yang memberinya nikmat, menerima taubat, yang
memperkenankan doa-doanya. Allah swt. berfirman: “siapakah yang
memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan
kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada
tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya (QS. An
Naml:62).
Tak ada satupun anugerah yang bisa diberikan kecuali oleh Allah swt
yang Maha Pemberi, yang membuka pintu harapan bagi hamba-hamba-
Nya yang berdosa sehingga sang hamba tidak dihadapkan pada
keputusasaan. Bukankah Allah swt berjanji akan selalu mengabulkan doa
hamba-hambaNya? "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu". (QS Ghafir: 60)
Janji Allah untuk mengabulkan doa kita merupakan tahrid (motivasi)
untuk bersegera berbuat baik, dan tarbiyah (mendidik) agar kita mengakui
dan merasakan nikmat Allah sehingga jiwa kita semakin terdorong untuk
selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu pula yang mendorongnya untuk
bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Ada 7 Manfaat dalam doa yaitu :
a) Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اد ة� �ع�ب ال ه�و الدع اء�
“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no.
2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin
Basyir)
b) Do’a adalah sebab untuk mencegah bala’ bencana.
c) Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah. Manfaat do’a ada
dalam tiga keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
berikut,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah
selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi
(antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal:
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan
menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan
menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat
lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak
berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
“Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.”
(HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanadnya jayyid)
d) Do’a adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan
menghadapi musuh.
e) Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang
pada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan
sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan
bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha
Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha
Mampu, Rabb yang berhak diibadahi semata tidak pada selainnya.
f) Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada
Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia
berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan
urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.
g) Do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
غ�ض ب� ي �ه الل ل� أ س� ي م� ل م ن�
�ه� ي ع ل
“Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka
padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan)
3) Macam – Macam Dzikir
Dzikir kepada Allah bukan hanya semata-mata mengucapkan Asma
Allah didalam lisan atau di dalam pikiran dan hati. Akan tetapi dzikir kepada
Allah adalah ingat kepada Asma, Dzat, Sifat dan Af'al-Nya. Kemudian
memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati, sehingga tidak ada lagi rasa
khawatir, takut maupun gentar dalam menghadapi segala macam mara bahaya
dan cobaan.
Dzikir dibagi tiga:
a) Dzikir dengan lisan (zikr bil al-lisan), yakni membaca atau mengucapkan
kalimat-kalimat takbir, tahmid, dan tahlil dengan bersuara.
b) Dzikir dalam hati zikr bi al-qalb), yakni membaca atau mengucapkan
kalimat-kalimat takbir, tahmid, dan tahlil dengan membatin, tanpa
mengeluarkan suara. Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ni,
adalah bertafakkur merenungi keMahabenaran dan keMahabesaran Allah
SWT dengan penuh keyakinan dan perasaan tulus.
c) Dzikir dengan panca indra atau anggota badan (Zikr bi al-jawarih), yakni
menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah SWT dengan cara
melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Tentang dzikir dengan panca indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki
pengertian dan konsep yang berdeda, yakni melalui tujuh penjuru panca indra:
1. Dzikir kedua mata dengan menangis
2. Dzikir kedua telingan dengan mendengarkan hal-hal yang baik
3. Dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian
4. Dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT
5. Dzikir ruh dengan menyerah kepada Allah dan rela atas segala keputusan-
Nya
6. Dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban
7. Dzikir kedua tangan dengan bersedekah
Pengungkapan dzikir tersebut merupakan kalimat tafakkur atas
penciptaan Allah berupa gerak nafas dzikir seluruh mahluk-Nya baik yang
tidak terlihat. Penghayatan dzikir ini sesuai dengan firman Allah:
"Yakni orang-orang yang berdzikir kepada Allah dengan berdiri, duduk
dan berbaring dan bertafakkur tentang penciptaan langit dan bumi." (QS. Ali
Imran: 191).
4) Hubungan Psikoterapi Dzikir dan Doa Dengan Kesehatan Mental
Psikoterapi adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya,
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah
ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam
mengatasi gangguan emosionalnya. Dengan cara memodifikasi perilaku,
pikiran, dan emosi, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan
dirinya dalam mengatasi masalah psikis.
Dalam ajaran Islam, selain psikoterapi duniawi, juga terdapat
psikoterapi ukhrawi. Psikoterapi ini merupakan petunjuk (hidayah) dan
anugerah (’athâ`) dari Allah SWT, yang berisikan kerangka ideologis dan
teologis dari segala psikoterapi. Sementara psikoterapi duniawi merupakan
hasil ijtihâd (upaya) manusia, berupa teknik-teknik pengobatan kejiwaan yang
didasarkan kaidah-kaidah insaniah.
Kemahakuasaan Allah tergambar dalam firman Allah surah asy-
Syu’arâ` ayat 78-80, ”(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah
yang menunjukiku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum
kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” Juga telah
Rasulullah SAW tandaskan dalam sabdanya, ”Allah tidak menurunkan suatu
penyakit, kecuali penyakit itu telah ada obatnya.” (HR. al-Bukhari dari Abu
Hurairah).
Psikoterapi dzikir dan doa dapat dijadikan psikoterapi untuk
pengobatan keguncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental. Dzikir dan
doa adalah metode kesehatan mental. Dengan berdzikir dan berdoa orang akan
merasa dekat dengan Allah SWT dan berada dalam perlindungan dan
penjagaannya. Dengan demikian akan timbul rasa percaya diri, teguh, tenang,
tenteram dan bahagia.
IV. Kesimpulan
Psikoterapi dzikir dan doa dapat dijadikan psikoterapi untuk pengobatan
keguncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental. Dzikir dan doa adalah
metode kesehatan mental. Dengan berdzikir dan berdoa orang akan merasa dekat
dengan Allah SWT dan berada dalam perlindungan dan penjagaannya. Dengan
demikian akan timbul rasa percaya diri, teguh, tenang, tenteram dan bahagia.
V. Daftar Pustaka
http://www.indospiritual.com/artikel_73-manfaat-dzikir-bagi-manusia.html
Quraish, M Shihab. 2006. Wawasan Al-quran tentang zikir dan doa. Lentera Hati
Nadjib, Mohammad. 2008. Lembar Kerja Siswa Pendidikan Agama Islam.
Margahayu
http://www.doadzikir.blogspot.com
http.//www.qurandansunnah.wordpress.com
MAKALAH
DZIKIR DAN DO’A
Diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
Kelompok 11
Lutfi Syahbani 1000934
Shanty Nur Aprianti 1003023
Manajemen Resort dan Leisure
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
2010