28

Mansurta Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang pembuatan KAK untuk survey topologi

Citation preview

Pembuatan Site Plan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu wilayah dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat mendesak untuk disegerakan pengadaannya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang kondisi topografi suatu daerah dengan terpaksa mengadakan survey dan pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau terlambatnya Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya untuk peta skala besar.

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya diatas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi sebenarnya. Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi justru dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu dengan memperhitungkan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pemgembangan suatu wilayah. Oleh karena itu pembuatan peta topografi daerah Trawas diharapkan nantinya menjadi peta dasar sebagai acuan pengembangan wilayah Trawas, Mojokerto Jawa Timur.

1.2 Tujuan Pekerjaan

Maksud pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan pengukuran topografi yang dapat memperlihatkan kondisi topografi sepanjang Jalan, Sedangkan tujuannya adalah untuk menyiapkan suatu peta situasi dengan skala 1 : 1000. Maksud pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan pengukuran topografi sepanjang jalan. Sedangkan tujuannya adalah untuk menyiapkan suatu peta situasi dan (potongan memanjang dan melintang) yang dapat jalur jalan (potongan memanjang dan melintang) yang dijadikan pedoman atau pegangan implementasi untuk perencanaa dijadikan pedoman atau pegangan implementasi untuk perencanaan detail.

1.3 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pengukuran topografi pada pekerjaan Pengukuran Topografi di Trawas Kabupaten Mojokerto meliputi :

Persiapan Pelaksanaan Desain

Survey dan Investigasi

Pemasangan bench mark/patok

Pengukuran Kerangka Horisontal

Pengukuran Kerangka Vertikal

Pemetaan situasi

Pengukuran GPS

Perhitungan

Penggambaran Peta Skala 1 : 1000

Pelaporan

BAB II

METODOLOGI

2.1 Lokasi

Lokasi kegiatan terletak di Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Secara geografis sebagai berikut :

1. 675886.50 m E 9154729.10 m S2. 678743.07 m E 9152990.48 m S3. 675076.73 m E 9151134.22 m S4. 677415.23 m E 9150108.09 m S

a. PERSIAPANPELAKSANAAN DESAIN

1).Tujuan

Persiapan desain ini bertujuan:a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.

b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.

c. Menetapkan ruas yang akan disurvey.2)Lingkup Pekerjaan

Kegiatan pekerjaan ini meliputi :

a. Melakukan koordinasidan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan/ upah untuk di sekitarlokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

b. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

2.2.Survey dan Investigasi

Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatukondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal. Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apa bila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana table di bawah ini.1)Pengukuran Topografi a) LingkupPekerjaan

(1)Pemasangan patok-patok Patok-patok BM utama harus Dibuat dari beton dengan ukuran 20x20x100 cm, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.

Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, Dinas Pekerjaan Umum, notasi dan nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilaikoordinat serta elevasi.

Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih Nampak diberi nomor dan dicatwarna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.

Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberitanda-tanda khusus.

(2) Pengukuran titik control horizontal Pengukuran titik control horizontal dilakukan dengan system poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.

Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis atau pun elektronis.

Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit dengan Ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit dan TS atau yang setingkat.

Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna, diikatkan pada titik kerangka dasar/poligon utama

Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines dilakukan dengan cara trigonometric

Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20(n, dimana n adalah jumlah titik pengamatan/poligon.

Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000

Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm (D, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm (D

(3) Pengukuran titik control vertikal Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar,dan potongan melintang) dan titik BM. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.

Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya,yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2BT = BA + BB.

Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.

(4) Pengukuran situasi Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.

Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.

Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit. Toleransi ketelitian linear pengukuran situasi adalah 1 : 1.000 Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan maksimal 20 meter

Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan maksimal 15 meter

Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15 meter(5)Pengukuran Penampang Melintang.Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan:

KondisiLebar koridor, (m)Interval,(m) Jalan baruInterval,(m)

Jembatan/ Longsoran

Datar, landai,dan lurus75+ 755025

Pegunungan75+ 752525

Tikungan50(luar)+

100(dalam)2525

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit.(6) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dan jalan Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter. Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing- masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

Pada posisilokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 25 m. Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia di sekitar persilangan tersebut.

(7) Pengukuran GPS GPS yang digunakan Berjumlah 4 buah. Dalam Pengukuran GPS menggunakan GPS geodetik. Waktu pengukuran GPS tiap titik sekitar 3 jam. Waktu Pengukuran GPS selama 1 Bulan. Dalam pengukuran menggunakan metode Jaring Hitung nilai SOF dan nilai SOF < 1(8) Hitungan poligon

Secara umum penghitungan poligon terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pertama adalah penghitungan koordinat sementara dan tahap yang kedua merupakan penghitungan koordinat definitif. Sistem proyeksi peta yang digunakan adalah sistem proyeksi Universal Transfer Mercator (UTM).

1) Koordinat sementara(a) Sudut

(1) Ratakan sudut-sudut horizontal hasil pengukuran pada

tiap titik poligon utama dan tiap titik poligon cabang,

(2) Periksa kesalahan penutup sudut pada setiap sirkuit,

kemudian periksa pula kesalahan penutup sudut pada seluruh

sirkuit,

(3) Untuk membawa hitungan ke sistem proyeksi UTM, sudut

hasil ukuran diberi koreksi kappa () dan koreksi jurusan

horizontal Psy ().

(b) Jarak

(1) Ratakan jarak hasil ukuran pada setiap sisi poligon

utama dan poligon cabang,

(2) Untuk membawa hitungan ke sistem proyeksi UTM, jarak

hasil ukuran diberi reduksi ke bidang geoid dan reduksi ke

bidang proyeksi.

(c) Azimut

Jika azimut yang digunakan merupakan azimut astronomi hasil pengamatan matahari, untuk membawanya ke bidang proyeksi UTM diberi reduksi konvergensi meridian.

(d) Koordinat sementara

(1) Jumlah sudut-sudut poligon, di hitung kesalahan

penutupnya, lalu berikan koreksi sudut,

(2) Hitung azimut tiap sisi poligon,

(3) Hitung dsin dan dcos ,

(4) Berikan koreksi fx dan fy,

(5) Hitung koordinat titik-titik poligon,2) Koordinat definitif

Penghitungan koordinat definitif dilakukan dengan metode least square (kwadrat terkecil).

b) Hitungan waterpasing :

Secara umum penghitungan waterpasing terdiri dari dua tahap, untuk tahap pertama adalah penghitungan ketinggian sementara, dan tahap kedua merupakan penghitungan ketinggian definitif.

1) Ketinggian sementara :

(a) Hitung beda tinggi tiap slag.

(b) Periksa hasil pengukuran waterpasing dengan menselisihkan

jumlah beda tinggi hasil pengukuran pergi terhadap jumlah beda

tinggi hasil pengukuran pulang.

(c) Apabila jumlah beda tinggi hasil pengukuran pergi terhadap

jumlah beda tinggi hasil pengukuran pulang tidak memenuhi

toleransi yang ditetapkan, maka periksa beda tinggi tiap slag

dari hasil pengukuran pergi dan beda tinggi tiap slag hasil

pengukuran pulang.

(d) Apabila beda tinggi salah satu slag hasil pengukuran pergi dan

hasil pengukuran pulangnya janggal, maka beda tinggi pada

slag tersebut diukur ulang.

(e) Hitung kesalahan penutup tiap sirkuit.

(f) Berikan koreksi pada tiap slag.

(g) Hitung ketinggian patok sementara, patok tetap bantu, dan patok

tetap utama berdasarkan ketinggian titik ikat yang digunakan.

2) Ketinggian definitif :

Penghitungan ketinggian definitif dilakukan dengan metode least square (kwadrat terkecil).

c) Hitungan detail situasi

1) Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak

langsung (jarak optis) yang dihitung berdasarkan fungsi

goneometri sudut vertikal dan hasil bacaan rambu ukur,

2) Beda tinggi tiap detail terhadap patok dihitung dengan rumus

tachymetri,

3) Hitung ketinggian tiap detail berdasarkan ketinggian definitif.

d) Hitungan detail penampang melintang :

1) Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak

langsung (jarak optis) yang dihitung berdasarkan fungsi

goneometri sudut vertikal dan hasil bacaan rambu ukur,

2) Beda Tinggi tiap detail terhadap patok dihitung dengan rumus

tachymetri,

3) Hitung ketinggian tiap detail berdasarkan ketinggian definitif.

(9) Pengambaran Peta Pembuatan Peta Topografi dengan Skala 1 : 1000

(a) Penampang melintang(1) Setiap penampang melintang sungai yang diukur

harus digambarkan pada peta situasi berupa garis irisan melintang jalan.(2) Peletakan garis irisan melintang jalan pada peta situasi berdasarkan koordinat patok yang dipasang di tepi kiri dan di tepi kanan jalan.(3) Detail irisan melintang sungai diletakkan berdasarkan jarak horizontal dari tiap detail terhadap patok.(4) Ketinggian masing-masing detail irisan melintang jalan cukup ditulis dua desimal, dan titik desimal diletakkan relatif terhadap angka-angka. (b) Garis kontur(1) Relief sepanjan jalan harus ditunjukkan dengan garis kontur,(2) Garis kontur tidak boleh bersilangan,(3) Angka-angka nilai garis kontur ditulis tegak lurus terhadap garis kontur yang bersangkutan,(4) Indek kontur diperlihatkan pada tiap interval 5 m.(10) Laporan Laporan di buat menggunakan Kertas A4 70 gram dan di print rangkap 2. Peta detail situasi yang dilampirkan di laporan menggunakan kertas A3 dijilid jadi satu dengan laporan.BAB IIIPELAKSANAAN3.1 Tenaga ahli yang mengerjakan Proyek :

1. Team Leader

Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Geomatika/ Geodesi dan berpengalaman di bidangnya minimal selama 8 tahun. Menguasai permasalahan tentang pengukuran topografi di daerah medan yang cukup sulit, mempunyai motivasi tinggi, memliki wawasan luas, berkemampuan memimpin tim dapat bekerja sama dengan pihak- pihak lain dan bertanggung jawab atas semua kegiatan sebagai koordinator tim.

2. GPS Surveyor

Seorang sarjana S1 di bidnag Teknik Geomatika / Geodesi yang memahami tentang GPS Geodetic. Memahami permaalahan permasalahan yang ada tentang pengukuran GPS Geodetic , berpengalaman di bidangnya selama 5 tahun.3. Surveyor LapanganSeorang sarjana S1 di bidang Teknik Geomatika/ Geodesi dan berpengalaman di bidangnya minimal selama 1 tahun, dengan keahlian dibidang pengukuran topografi, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.

4. Pembantu SurveyorSeorang sarjana muda D3 di bidang Teknik Geodesi dan berpengalaman di bidangnya minimal selama 3 tahun dibidang pengukuran topografi, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.

5. Draftman AutoCAD Seorang sarjana muda D3 di bidang Teknik Geodesi dan berpengalaman di bidangnya minimal selama 2 tahun dibidang penggambaran dengan program AutoCAD, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.

6. Draftman Laporan

Seseorang lulusan SMA/SMK yang ulet , rajin dan mampu bekerja sama tim dengan baik.3.2 PRODUKProduk yang akan dihasilkan dari pekerjaan Pengukuran Topografi adalah sebagai berikut : Laporan survey Topografi meliputi :

- Data proyek.

- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.

- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.

- Kegiatan pengukuran situasi.

- Kegiatan pengukuran penampang melintang.

- Perhitungan dan penggambaran.

- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.

-Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.

- Deskripsi BM (sebagai lampiran).

- Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.

Peta topografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan dengan jenis perencanaan yang akan dilakukan yaitu skala 1:1000.

3.3 Estimasi Waktu

Tahap Pra Survey :

1. Pengolahan Citra untuk menentukan lokasi titik

: 3 hari

2. Survei Pendahuluan dan Orientasi Lapangan

: 3 hari

3. Perencanaan peletakkan BM

: 3 hari

4. Pemasangan BM Kotak, BM Poligon , dan titik- titik STA: 3 hari

Tahap Survey :

1. Pengukuran GCP

: 30 hari

2. Pengukuran KKH , KKV , Detil

: 120 hari

3. Proses melakukan digitasi

: 75 hari

4. Melakukan Koreksi Geometrik sampai menjadi Peta Citra: 7 hari

Total jumlah hari yang dibutuhkan yaitu 140 hari , sekitar 4 bulan lebih 3 minggu.

3.4 Lama kerja tiap PersonelTabel 3.1 Tabel lama kerja tiap personilNoPersonelJumlahLama kerja (Hari)

1Team Leader1140 hari

2 GPS Surveyor 430 hari

3Pembantu GPS Surveyor430 hari

4Surveyor4120 hari

5Pembantu Surveyor12120 hari

6Drafter4 75 hari

3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 3.2 Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran

NoKegiatanBulan 1Bulan 2 Bulan 3Bulan 4Bulan 5

1234123412341234123

1Pengolahan Citra untuk menentukan lokasi titik

2Survey pendahuluan dan orientasi lapangan

3Perencanaan peletakkan BM

4Pemasangan BM Kotak, BM Poligon , dan titik- titik STA

5Pengukuran GCP

6Pengukuran KKH , KKV , Detil

7Proses melakukan digitasi

8Melakukan Koreksi Geometrik sampai menjadi Peta Citra

BAB IVAnggaran BiayaBiaya langsung Personil

NoPosisiJumlah Personil

Rencana Anggaran biaya

OrangHariGaji / hariTotal

1Team Leader11401000000140000000

2GPS Surveyor43075000090000000

3Pembantu GPS Surveyor43015000018000000

4Surveyor4120300000144000000

5Pembantu Surveyor12120150000216000000

6Drafter47517500052500000

Jumlah660500000

Biaya Langsung Peralatan

NoUraianKuantitasRencana Anggaran Biaya

JumlahHariHarga SatuanJumlah Biaya

1GPS Geodetic Dual Frekuensi4301500000180000000

2Satu set Waterpass412020000096000000

3Satu Set Total Station4120500000240000000

4GPS Handheld (Tim TS)41207500036000000

5GPS Handheld (Tim GPS)430750009000000

6HT81204000038400000

7Kamera Digital (Tim TS)41205000024000000

8Kamera Digital ( Tim GPS)430500006000000

Jumlah629400000

Biaya Akomodasi

No UraianKuantitasRencana Anggaran Biaya

JumlahHariHarga SatuanJumlah Biaya

1Sewa Mes1409000000

2Sewa Mobil4120500000240000000

3Akomodasi Bensin4120300000144000000

Jumlah393000000

Biaya Bahan Peta

NoUraianKuantitasRencana Anggaran Biaya (Rp)

JumlahSatuanHarga SatuanJumlah Biaya

1Citra Satelit Kabupaten Batu1Scene60000006000000

2Peta Kontor Digital 1:250001Lembar400000400000

Jumlah6400000

Biaya Pembuatan Patok

NoUraianKuantitasBiaya

JumlahSatuanHarga Satuan Jumlah Biaya

1Bahan- bahan keperluan untuk mengecor3000000

2Kerangka BM Kotak25Rangka3000007500000

3Plat Kuning25Buah1500003750000

Jumlah14250000

Biaya Laporan

NoUraianKuantitasRencana Anggaran Biaya(Rp)

JumlahSatuanHarga SatuanJumlah Biaya

1Laporan Pendahuluan5Dok100000500000

2Laporan dari hasil Pengukuran Topografi5Dok75000375000

3Peta5Lembar75000375000

4Softfile Peta dan Laporan5Keping20000100000

Jumlah 1350000

Biaya Makan

NoUraianKuantitasRencana Anggaran Biaya(Rp)

JumlahHariDalam sehariHarga SatuanJumlah Biaya

1Team Leader114033000012600000

2GPS Surveyor43033000010800000

3Pembantu GPS Surveyor 43033000010800000

4Surveyor412033000043200000

5Pembantu Surveyor12120330000129600000

6Drafter47533000027000000

Jumlah234000000

Kelengkapan Survey

NoUraianKuantitas

Rencana Anggaran Biaya(Rp)

JumlahSatuanHarga SatuanJumlah Biaya

1Paku payung20kg20000200000

2Patok Kayu40buah10000400000

3Parang8buah100000800000

4Pita4glondong30000120000

Jumlah1520000

Jumlah Biaya secara keseluruhan

NoJenis BiayaJumlah

1Biaya langsung PersonilRp. 660.500.000,-

2Biaya Langsung PeralatanRp. 629.400.000,-

3Biaya AkomodasiRp. 393.000.000,-

4Biaya Bahan PetaRp. 6.400.000,-

5Biaya Pembuatan PatokRp. 14.250.000,-

6Biaya LaporanRp. 1.350.000,-

7Biaya Makan + cemilanRp. 234.000.000,-

8Kelengkapan SurveyRp. 1.520.000,-

9Biaya safety (30% dari jumlah total proyek)Rp. 582.126.000,-

JumlahRp. 2.522.546.000,-

Daftar PustakaBomford, 1962, Geodesy, Oxford Univ. Press, 2nd.ed.2. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi, PersyaratanTeknis Bagian Pengukuran Topografi. PT-02. Cetakan 1, Jakarta.3. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi, KriteriaPerencanaan Bagian Standar Penggambaran. KP-07. Cetakan 1, Jakarta.4. Edward, M. Mikhail, and Gordon Gracie, 1981, Analysis And Adjustment Of SurveyMeasurement, Van Nostrand Reinhold Campany Inc, New York.5. Hasjimi Masidin, Ir, 1974, Hitung Pengamatan I, Bagian Teknik Geodesi FakultasTeknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.6. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, 1996, Kondisi Datum Ketinggian Wilayah Sungai di Pulau Jawa, Makalah, Buletin Pusair, NO. 23, Tahun VI, ISSN : 0852 5919, Pusat Litbang Pengairan, Bandung7. Irwan Syafri, Syaifuddin, dan A. Wuriyati, 1998, Penentuan Dan Pemetaan Daerah Terancam Banjir, Makalah, Buletin Pusair, No. 27 Tahun VII, ISSN : 0852 - 5919. Pusat Litbang Pengairan, Bandung8. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, 1998, Pengaruh Kerapatan Letak Penampang Melintang Dan Variasi Bentuk Palung Dalam Penghitungan Tinggi Muka Air Sungai, Makalah, Media Komunikasi Teknik Sipil, Edisi XII, ISSN : 0854 1809, Semarang.9. Irwan Syafri, Syaifuddin, dan A. Wuriyati, 1999, Kerancuan Jarak Antar Penampang Melintang Dalam Penghitungan Tinggi Muka Air Sungai, Makalah, , Buletin Pusair, No. 32 tahun IX ISSN : 0852 5919, Pusat Litbang Pengairan, Bandung10. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, 1999, Teknik Pembuatan Trase Tanggul Sungai, Makalah, Media Komunikasi Teknik Sipil. Edisi XIII, ISSN : 0854 1809, Semarang.11. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, 2002, Chart Datum Muara Sungai Sambong, Makalah, Teknologi Sumber Daya Air, Volume 1 no.1, ISSN : 1411 5824, Balai Sungai Puslitbang SDA, Surakarta.12. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, Penentuan Bentuk Poligon UntukPemetaan Teritris Sungai, Makalah, Belum Terbit.13. Irwan Syafri dan A. Wuriyati, Aplikasi Hitung Perataan Metode Kuadrat TerkecilDengan Variasi Parameter untuk Kerangka Planimetris Peta, Makalah, Belum Terbit.14. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, 2000 Sifat Pasang Surut Di Muara SungaiBengawan Solo, Makalah, Jurnal dan Pengembangan Keairan no. 2 Tahun 7, ISSN :0854 4549, Laboratorium Pengaliran, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNDIP.15. Irwan Syafri, Sutomo Kahar dan A. Wuriyati, 2000, Pengaruh Interpolasi Kontur DalamPenghitungan Perubahan Dasar Sungai, Makalah, Pilar Volume 9 no. 2, ISSN : 0854 1515, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNDIP.4

3

2

1

Manajemen Survei dan Pemetaan18