12
Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid (Studi Kasus Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang) Siti Aisyah, S. EI Dosen Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam UNISI Tembilahan Abstrak Masjid dalam membangun kekuatan ekonomi Masjid seharusnya menjamin komitmen umat Islam sebagai peluang mengatasi ma- salah rendahnya tingkat kesejahteraan umat, namun tidak menggeser fungsi Masjid yang sebenarnya. Pada Masjid Taqwa Muhammadiyah sudah mulai menggerakan perekonomian Masjid namun belum sepenuhnya Masjid yang mengelola karna ada unsur organisasi yang lebih menonjol, dilihat dari satu sisi Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang dapat membantu meningkatkan ekonomi umat dan Masjid namum ketergantungan terhadap organisasi besar yang ada di Suma- tera Barat menjadikan Masjid tidak mampu menunjukkan eksisten- sinya dalam membangun kekuatan ekonomi Masjid. Key words: ekonomi, masjid A. Pendahuluan Jika diperhatikan pada sirah Rasulullah Saw, maka akan dite- mukan fakta bahwa Masjid memiliki peran yang sangat vital dan signifikan dalam pengembangan dakwah Islam. Rasulullah menjadi- kan Masjid sebagai sentral utama seluruh aktivitas keumatan. Baik itu dalam aspek tarbiyah (pembinaan) para sahabat, pembentukan karakter para sahabat sehingga mereka memiliki keimanan dan ketakwaan yang sangat kokoh kepada Allah SWT, maupun aspek- aspek lainnya termasuk politik, strategi perang, hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Kegiatan ekonomi mendapat perhatian tersendiri dari Rasulullah Muhammad Saw, sebagai bukti kecil adalah dekatnya lokasi pasar dengan Masjid, sehingga tidak- lah mengherankan jika di sekitar lokasi Masjid Nabawi ditemukan pasar, yang hingga sekarang keberadaannya masih tetap terpelihara. Ini membuktikan bahwa ajaran Islam memberikan perhatian pada upaya untuk mengembangkan perekonomian umat. 1 1 Irfan Syauqi Beik, Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid htm, dalam website

Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

  • Upload
    others

  • View
    68

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid (Studi Kasus Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang)

Siti Aisyah, S. EIDosen Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

UNISI Tembilahan

AbstrakMasjid dalam membangun kekuatan ekonomi Masjid seharusnya menjamin komitmen umat Islam sebagai peluang mengatasi ma-salah rendahnya tingkat kesejahteraan umat, namun tidak menggeser fungsi Masjid yang sebenarnya. Pada Masjid Taqwa Muhammadiyah sudah mulai menggerakan perekonomian Masjid namun belum sepenuhnya Masjid yang mengelola karna ada unsur organisasi yang lebih menonjol, dilihat dari satu sisi Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang dapat membantu meningkatkan ekonomi umat dan Masjid namum ketergantungan terhadap organisasi besar yang ada di Suma-tera Barat menjadikan Masjid tidak mampu menunjukkan eksisten-

sinya dalam membangun kekuatan ekonomi Masjid.

Key words: ekonomi, masjid

A. PendahuluanJika diperhatikan pada sirah Rasulullah Saw, maka akan dite-

mukan fakta bahwa Masjid memiliki peran yang sangat vital dan signifikan dalam pengembangan dakwah Islam. Rasulullah menjadi-kan Masjid sebagai sentral utama seluruh aktivitas keumatan. Baik itu dalam aspek tarbiyah (pembinaan) para sahabat, pembentukan karakter para sahabat sehingga mereka memiliki keimanan dan ketakwaan yang sangat kokoh kepada Allah SWT, maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang, hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Kegiatan ekonomi mendapat perhatian tersendiri dari Rasulullah Muhammad Saw, sebagai bukti kecil adalah dekatnya lokasi pasar dengan Masjid, sehingga tidak-lah mengherankan jika di sekitar lokasi Masjid Nabawi ditemukan pasar, yang hingga sekarang keberadaannya masih tetap terpelihara. Ini membuktikan bahwa ajaran Islam memberikan perhatian pada upaya untuk mengembangkan perekonomian umat.1

1 Irfan Syauqi Beik, Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid htm, dalam website

Page 2: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

52 Jurnal Syari’ahVol. II, No. II, Oktober 2013

Upaya memakmurkan Masjid tidak terlepas dari bagaimana mengelola Masjid secara professional. Mengelola Masjid dewasa ini membutuhkan ilmu dan keterampilan manajemen yang diharapkan mampu menjadi acuan dalam menetapkan dan melaksanakan setiap kegiatan Masjid. Pengurus Masjid harus mampu menyesuaikan diri dengan terpaan perubahan dan perkembangan zaman.2

Paradigma pembangunan di abad 20 ini sudah berubah tidak lagi terfokus pada pembangunan berwawasan penduduk. Perkem-bangan kehidupan masyarakat memiliki ikatan sosial dan tradisi yang baik sebagai modal sosial (sosial capital) dalam ikut mengen-taskan kemiskinan dan pengangguran, perlu diberikan kesempatan untuk mengorganisir pergerakan peran Masjid dan pengurus serta masyarakat guna menjamin terpenuhinya kepentingan bersama.

Bila diperhatikan tentang kondisi riil di Sumatera Barat ada beberapa Masjid yang sudah mampu menggerakan perekonomian umat. Seperti Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang yang berlokasi di pasar raya dalam peranannya memberdayakan kekuatan ekonomi Masjid dengan berbagai pengembangan usaha ekonomi di lingkun-gan Masjid, sudah ada beberapa usaha ekonomi dilakukan yaitu took buku, pangkas rambut, foto cofy, wartel, BMT, penyewaan toko dan mengumpulkan zakat harta yang akan diberikan dalam bentuk dana pendidikan bagi anak yang tertunda membayar SPP.3 Setelah diketahui peranan dari Masjid di atas, tentunya usaha ekonomi terse-but dapat memberikan dorongan dalam mengembangkan peranan Masjid itu sendiri.

Secara lebih rinci, ternyata ada Masjid yang terbatas secara prasarana namun mempunyai peranan sosial ekonomi yang besar dalam masyarakat. Sebaliknya ada juga Masjid yang memiliki prasa-rana berlimpah namun tidak memperoleh manfaat dari keberadaan Masjid tersebut.

Pesantren Virtual Com.data, diakses tanggal 2 Juli 2007, jam 20:00

2 Jusmawati dkk, Manajemen Masjid dan Aplikasinya, (Padang: Jakarta The Minangkabau Foundation, 2006), h. 5

3 Wawancara dengan Yuzardi Ma’ad, tanggal 3 Maret 2007

Page 3: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

53Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid

Siti Aisyah, S. EI

B. Metode Penelitian1. Lokasi Penelitian

Yang menjadi lokasi penelitian dalam pembahasan ini yaitunya Masjid yang ada di kota Padang, yaitu Masjid Taqwa Muhammadiyah Jalan Bundo Kandung no.1 Padang.

2. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.4

3. Sumber DataUntuk mendapatkan data dan bahan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kual-itatif untuk menggali data melalui wawancara dan observasi. Yang mana sumber data didapat dari pengurus Masjid yaitu ketua dan pengurus lain yang terlibat aktif dalam pengelo-laan Masjid, dengan pertimbangan merekalah yang memiliki ide-ide dan melaksanakan pengelolaan Masjid. Masyarakat di lngkungan Masjid juga dijadikan responden dengan pertim-bangan bahwa mereka dapat menjadi sumber informasi yang sangat penting.

4. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi

ini terdiri dari:a. Observasi (pengamatan) Observasi adalah suatu cara pengambilan data dengan

menggunakan mata, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud secara langsung adalah subjek pengamatan mengetahui bahwa dia diamati, sedangkan tidak langsung adalah subjek pengamatan tidak mengetahui bahwa dia sedang diamati.5 Di sini, penulis

4 Lexi J. Moleong, 1989 : 6

5 Universitas Indonesia, Makalah Untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian, Teknik dan Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. h. 6

Page 4: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

54 Jurnal Syari’ahVol. II, No. II, Oktober 2013

menggunakan observasi secara langsung, maksuudnya mengamati langsung Masjid yang telah mampu menye-diakan sarana dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

b. Wawancara Yang dimaksud wawancara adalah proses memperoleh ket-

erangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawan-cara (peneliti) dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat. ( Anto Dajan, 1983 : 34 ). Di sisni, penulis menggunakan wawancara yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari semua responden.

c. Riset Pustaka Hal ini diperlukan untuk mendapatkan teori-teori menge-

nai permasalahan pokok yang berguna sebagai penunjang penelitian ini, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan ma-salah penelitian.

d. Teknik Analisa Data Proses analisa data dimulai dari menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, wawancara, penga-matan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan dan sebagainya, kemudian mengadakan analisa data dengan deskriptif.

C. Hasil Penelitian Menurut pengamatan peneliti, jenis-jenis kegiatan ekonomi

yang ada di Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang meliputi 3 bi-dang, yaitu bidang jasa, bidang barang dan bidang penghimpunan.1. Pangkas Rambut

Kegiatan ini dikelola oleh suatu badan yang bernama Badan Pengelola Toko Ekonomi Islam Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang. Badan ini bertanggung jawab kepada pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. Yang mempergunakan jasa ini tidak terbatas kepada warga Muhammadiyah saja, tetapi mencak-up masyarakat umum.

2. Balai PengobatanBalai pengobatan ini bernama Balai Pengobatan K.H Ahmad

Dahlan, kegiatan ini dikelola oleh Majelis Kesehatan Pimpinan

Page 5: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

55Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid

Siti Aisyah, S. EI

Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. Yang mempergunaka jasa ini adalah masyarakat umum. Waktunya setiap hari kerja dari jam 10.00 s.d 13.00 dengan tenaga dokter bergantian setiap hari. Menyediakan waktu untuk khitanan dikala sekolah libur dan khi-tanan terhadap mualaf (orang yang baru masuk Islam).

3. Titipan Alas`KakiTempat titipan alas kaki ini ada 4 tempat yaitu terdapat pada

setiap tangga naik ke lantai II.4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR ini bernama BPR Nurul Barakah yang berpusat di Lu-buk Alung, tetapi membuka hari kerjanya 1 hari dalam seming-gu di Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang. Kegiatan BPR ini adalah tempat menabung, menerima zakat dan pinjaman kepada para pedagang kecil. Pada awalnya BPR ini akan berpusat di Mas-jid Taqwa Muhammadiyah Padang.

5. Bimbingan Haji dan UmrahBimbingan ini dikelola oleh satu badan yang benama “Badan

Pneyelenggara Bimbingan Haji dan Umrah Muhammadiyah Su-matera Barat”. Badan ini bertanggung jawab kepada Pimpinan Wilayah Sumatera Barat, yang mempergunakan jasa ini bukan terbatas calon haji dari kota Padang saja, tetapi mencakup selu-ruh calon haji Sumatera Barat atau luar sumatera Barat.

6. Pengabdian MasyarakatBadan ini bernama Pengabdian Masyarakat Fakultas Sya-

riah Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Sekretariatnya menempati kantor Fakultas Syariah UMSB, yang sudah pindah tempat kuliah ke kampus baru tahun 1994. Kegiatannya meliputi: konsultasi agama, revisi menentukan arah kiblat shalat, penen-tuan tahun Hijriah, muzakarah dan penerbitan bulletin.

7. Baitul Mal Wal TamwilBadan ini bernama “Baitul Mal Wal Tamwil (BMT) Mas-

jid Taqwa Muhammadiyah Padang”. BMT ini adalah kerjasama antara Muhammadiyah dengan Orsat ICMI Padang. Organisasi informal dalam bentuk kelompok simpan pinjam (KSP) atau ke-lompok swadaya masyarakat (KSM) yang dikelola dengan modal lembaga swadaya masyarakat (LSM).

8. Taman Pendidikan al-Quran (TPA)

Page 6: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

56 Jurnal Syari’ahVol. II, No. II, Oktober 2013

TPA ini dikelola oleh Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, sebelumnya dikelola oleh para pedagang blok A pasar raya Padang statusnya meminjam tempat. Waktu belajarnya adalah malam hari mulai dari sesudah shalat maghrib s.d jam 12.00.

9. Kakus (WC) UmumSalah satu diantara kakus (wc) yang disediakan untuk umum

dan untuk orang yang mempergunakannya memberikan sumban-gan dengan tidak ditetapkan tarifnya.

10. Parkir Kendaraan Pada hari jumat diadakan parkir kendaraan roda dua dan

pada waktu malam dibulan Ramadhan diadakan pula parkir kendaraan roda dua dan roda empat.

11. Bidang Baranga. Toko Buku

Toko buku ini dikelola oleh Badan Ekonomi Islam Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, barang yang tersedia adalah buku-buku agama, bahan pakaian dan pakaian siap berupa batik berlambangkan Muhammadiyah A’asyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), Lambang pendidikan Muhammadi-yah dan juga menyediakan madu lebah.

b. Toko Buku TulisToko ini menyediakan alat-alat tulis dan juga menghasilkan jasa berupa foto copy, printer computer dan pesanan cetakan.

c. Toko Perlengkapan Toko perlengkapan sablon, souvenir cendera mata, madu lebah dan menerima pesanan cetakan dan stempel (biasa dan warna)

d. BulletinPenerbitan bulletin dikelola oleh pengurus Remaja Masjid Taqwa (RISTA) Muhammadiyah Padang, terbit setiap hari ju-mat, karena bahan diperolah dari rekaman khutbah jumat.

12. Bidang Penghimpunana. Infaq yang dihimpun setiap jumat dimulai 15 menit sebelum

waktu masuk sehingga khatib naik mimbar, oleh anggota jama’ah (suka rela) pada setiap shaf.

b. Infaq yang dihimpun diwaktu pengajian, yaitu pengajian se-

Page 7: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

57Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid

Siti Aisyah, S. EI

belum zuhur, sesudah maghrib, sesudah shalat shubuh dan sesudah shalat ashar.

c. Infaq yang dihimpun melalui celengan (jihad), kotak di lantai II dan kotak di tempat pangkas.

Suatu fenomena yang terlihat adalah melakukan berbagai keg-iatan ekonomi yang berlokasi di lingkungan Masjid. Penulis melihat ada beberapa kegiatan ekonomi pada lantai dasar Masjid Taqwa Mu-hammadiyah digunakan untuk kegiatan ekonomi yang dapat menin-gkatkan ekonomi umat Islam khususnya, baik dalam bentuk jasa, barang maupun penghimpunan dana.

Pada Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang semestinya men-jadi model bagi Masjid-masjid lain yang ada di Sumatera Barat den-gan adanya kemajuan dalam bidang ekonomi, mampu mengatasi permasalahan dan kebutuhan umat, namun Masjid Taqwa Muham-madiyah belum sepenuhnya mampu berdiri sendiri membangun kekuatan ekonomi Masjid karena Masjid Taqwa Muhammadiyah masih berada di bawah naungan organisasi besar Muhammadiyah.

D. Pembahasan

Hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakuka dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa Masjid merupakan salah satu institusi keagamaan yang potensial dikembangkan umat Islam di seluruh pelosok tanah air. Masjid menjadi posisi yang san-gat penting dalam upaya membentuk, membina dan mengembang-kan nilai-nilai kepribadian Islami kepada individu dan umat. Untuk itu berarti Masjid harus difungsikan secara optimal. (Moh. E. Ayub, 1994 : 7-15)

Pada anggaran rumah tangga Dewan Kemakmuran Masjid In-donesia yang terdapat pada bab 1 pasal 1tentang usaha yaitu kes-ejahteraan dan kemakmuran Masjid dengan :1. Mengadakan kerjasama dengan badan/organisasi yang bergerak

dalam bidang kemesjidan, badan/organisasi yang berlandaskan Islam, instansi-instansi pemerintah dan swasta dalam rangka memakmurkan Masjid.

2. Mengusahakan dana dan bantuan bagi keperluan Masjid dan jamaahnya.

3. Berusaha membina Masjid yang sudah ada dan membantu pem-

Page 8: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

58 Jurnal Syari’ahVol. II, No. II, Oktober 2013

bangunan Masjid di daerah/tempat-tempat tertentu berdasar-kan kemampuan yang ada. (Samik Ibrahim, 1977: 20-24)Mengelola Masjid pada zaman sekarang memerlukan ilmu dan

keterampilan manajemen. Pengurus Masjid harus mampu meneye-suaikan diri dengan riak perkembangan zaman. Metode/pendeka-tan , perencanaan, strategi dan model evaluasi yang dipergunakan dalam manajemen modern merupakan alat bantu yang juga diperlu-kan dalam manajemen Masjid modern.

Tak ada alasan untuk mengelak, sebab, bukan saatnya lagi kini pengurus mengandalkan sistem pengelolaan tradisional yang tanpa kejelasan perencanaan, tanpa pembagian tugas, tanpa laporan per-tanggungjawaban keuangan dan sebagainya. (Juswarti dkk, 2006: 29). Dana atau uang yang dimiliki Masjid adalah amanat yang harus dikelola dengan baik oleh pengurus Masjid. Dana tersebut sebaiknya tidak untuk dipinjamkan, kecuali jika di dalam naungan Masjid tersebut didirikan koperasi Masjid. Pengeluaran hendaknya dilak-sanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan bersama me-lalui rapat pengurus. Makin banyak kegiatan, makin banyak mem-butuhkan dana. Tanpa dana mustahil kegiatan dapat dilaksanakan. Pada sebagian besar masyarakat, pengelolaan dana/keuangan Masjid relatif sangat rentan manajemennya. Hal ini disebabkan berbagai faktor, antara lain :

1. Kemiskinan2. Kurang pengetahuan dalam pengelolaan dana3. Ketidakpercayaan masyarakat4. Tingkat keimanan dan ketaqwaan yang belum kuat5. Administrasi keuangan yang tidak rapi

Berbagai kelemahan diatas harus diatasi satu persatu, sehingga pengurus Masjid akhirnya mendapat kepercayaan dari jamaahnya . (Mubarok, 1999 : 23-24)

Ajaran tentang muamalah untuk mengatur perhubungan ses-ama manusia, tidak pula kurang pentingnya. Ukuran iman seorang muslim tidaklah cukup dengan ibadahnya belaka, tetapi soal mua-malah, social dan ekonomi dijadikan pula oleh Nabi sebagai uku-ran yang setepat-tepatnya bagi keimanan seorang muslim. (Abdullah Zaky al Kaaf, 2002 : 11-21)

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya

Page 9: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

59Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid

Siti Aisyah, S. EI

terlihat fenomena baru yang menunjukkan sebagian Masjid telah menunjukkan fungsinya sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, tempat pemberdayaan ekonomi umat dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Dengan demikian keberadaan Masjid memberikan manfaat bagi jamaah dan masyarakat lingkungannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membangun dan merealisasikan poten-si kekuatan umat berbasis Masjid dengan :1. Mendata potensi jamaah Masjid

Sudah seharusnya pengurus Masjid memiliki data potensi jamaah masih terbilang sedikit. Kalaupun ada, maka kualitas data yang dimiliki umumnya masih kurang memuaskan. Untuk itu, sebagai langkah awal didalam membangun kekuatan ekono-mi Masjid, maka ketersediaan data potensi ini menjadi sebuah keharusan.

Data ini paling tidak meliputi data jamaah yang terkate-gorikan mampu dan tidak mampu dengan standar Masjid. Ter-masuk persebaran tempat tinggalnya, diversifikasi mata penca-harian masing-masing individu jamaah Masjid, latar belakang pendidikan para jamaah, termasuk data kependudukan lainnya yang bersifat standar. Hal ini dapat dijadikan juga sebagai in-dikator komitmen yang bersangkutan didalam memakmurkan Masjid.

2. Mendata potensi ekonomi lingkungan sekitar MasjidMendata potensi ekonomi masyarakat yang tinggal di seki-

tar Masjid, termasuk menganalisis potensi strategis lokasi Mas-jid. Tentu saja Masjid yang berlokasi di daerah perumahan yang mayoritas penduduknya bekerja pada sektor jasa akan memiliki potensi yang berbeda dengan Masjid yang berlokasi di wilayah yang didiami oleh mayoritas petani atau nelayan. Analisis yang tepat akan menggiring pada pemilihan aktivitas ekonomi yang tepat. Misalnya, untuk wilayah perumahan yang tidak memiliki toko yang menjual kebutuhan tersebut atau masjid dapat mem-buka usaha pengadaan pupuk murah bagi petani, apabila ma-yoritas penduduk sekitar Masjid adalah petani, namun memiliki kesulitan didalam mendapatkan pupuk murah.

Masih banyak lagi contoh lainnya, akan tetapi yang terpen-

Page 10: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

60 Jurnal Syari’ahVol. II, No. II, Oktober 2013

ting adalah pihak pengelola Masjid harus mampu menangkap kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga ini akan memberikan ru-ang dan peluang bagi pengembangan aktivitas ekonomi Masjid.

Menggandeng mitra yang berasal dari bank syariah, BPRS syariah maupun lembaga keuangan syariah (LKS) non bank lain-nya pada langkah selanjutnya, pihak Masjid sebaiknya meng-gandeng mitra yang berasal dari lembaga keuangan syariah, baik institusi perbankan seperti bank syariah dan BPRS syariah, mau-pun institusi non bank seperti BMT (Baytul Maal wa at-Tamwil).

Hal ini sangat penting untuk dilakukan disamping sebagai syiar dan dakwah, juga untuk menumbuhkan kesadaran bereko-nomi secara islami bagi masyarakat umum. Pihak Masjid pun akan mendapatkan tambahan sumber pembiayaan bagi kegiatan operasionalnya. Bagi pihak bank syariah, hal ini merupakan peluang dan kesempatan untuk memperluas pasar, dengan me-nyerap segmen masyarakat sekitar Masjid secara lebih optimal. Bahkan pihak bank pun dapat membuka kantor cabang pem-bantu atau kas yang alokasi di sekitar Masjid dengan tujuan un-tuk menjaring nasabah potensial.

3. Memperkuat jaringan ekonomi Masjid lainnyaDidalam era global dewasa ini, salah satu sumber kekua-

tan bisnis adalah terletak pada kekuatan jaringan yang dimiliki, semakin luas jaringan semakin kuat pula bisnis yang dimiliki. Karena itulah, Masjid harus memanfaatkan secara optimal po-tensi jaringan yang dimilikinya. Jaringan merupakan salah satu sumber kekuatan umat yang harus dikelola dengan baik, sehing-ga akan memiliki manfaat yang bersifat luas.

Pada Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang semestinya menjadi model bagi Masjid-masjid lain yang ada di Sumatera Barat dengan adanya kemajuan dalam bidang ekonomi, mampu mengatasi permasalahan dan kebutuhan umat, namun Masjid Taqwa Muhammadiyah belum sepenuhnya mampu berdiri send-iri membangun kekuatan ekonomi Masjid karna Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang masih berada di bawah naungan orga-nisasi besar Muhammadiyah.

Page 11: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

61Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid

Siti Aisyah, S. EI

E. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dan data-data

yang telah dihimpun dan dianalisa sebelumnya tentang pemberday-aan Masjid dalam meningkatkan ekonomi umat, maka dapat dis-impulkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Masjid Taqwa Mu-hammadiyah Padang dalam bentuk usaha ekonomi yaitu pangkas rambut, kegiatan ini dikelola oleh Badan Pengelola Toko Ekonomi Islam Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, balai pengobatan, yang bernama Balai Pengobatan K.H. Ahmad Dahlan, penitipan alas kaki, ada 4 tempat yang terdapat pada setiap tangga naik ke lan-tai II, Bank Perkreditan rakyat, yang bernama BPR Nurul Barakah yang berpusat di Lubuk Alung, tetapi membuka hari kerjanya 1 hari dalam seminggu di Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, bimbin-gan haji dan umrah, badan ini dikelola oleh badan yang bernama Badan Pneyelenggara Bimbingan Haji dan Umrah Muhammadiyah Sumatera Barat, pengabdian masyarakat, yang bernama Pengabdian Masyarakat Fakultas Syariah Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, parker kendaraan, Baitul Mal Wal Tamwil yang bekerjasama dengan Orsat ICMI Padang, toko buku, yang dikelola oleh Badan Ekonomi Islam Taqwa Muhammadiyah Padang, toko perlengkapan sablon yang menyediakan alat-alat perlengkapann sablon. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan di lingkungan masjid merupakan bentuk pemberdayaan masjid dalam miningkatkat ekonomi umat karena masjid menyediakan tempat berbagai kegiatan usaha ekonomi.

Daftar Pustaka

Harahaf Sofyan Syafri, Manajemen Masjid, Jogyakarta PT. Dana Bhakti Wakaf, 1993

Universitas Indonesia, Makalah Untuk Mata Kuliah Metodologi Peneli-tian, Teknik dan Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuan-titatif dan Kualitatif.

Moh.E.Ayub dkk, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press, 1994

Azizy A. Qodry, Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Jakarta: Pustaka

Page 12: Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid - FIAI UNISI

62 Jurnal Syari’ahVol. II, No. II, Oktober 2013

Pelajar, 2004Karim Adiwarman, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta:

Gema Insani, 2001Fadhely Mohammad, Meneropong Kehidupan Ekonomi Umat Islam, Ja-

karta: PT. Golden Terayon Press, 1995Jusmawati dkk, Manajemen Masjid dan Aplikasinya, Padang: Jakarta

The Minangkabau Foundation, 2006 Al Kaaf Abdullah Zaki, Ekonomi dalam Perspektif Islam, Bandung: CV

Pustaka Setia, 2002Karim Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: III T Indonesia,

2003Dajan Anto, Pengantar Metode Statistik, Jakarta: LP3ES, 1983Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sara-

sin, 1989Ibrahim Samik, Bulletin Dewan Masjid Tk 1 Sumatera Barat, Padang:

Percetakan Offset Padang, 1977Mubarok, Buku Petunjuk Pedoman Pengelolaan Keuangan Masjid, Jakar-

ta: Direktur Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji, 1999Institut Manajemen Masjid, Manajemen Masjid Praktis, dalam website

http/www.immasjid.com.data, diakses tanggal 2 Juli 2007, jam 19:00

Irfan Syauqi Beik, Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid htm, dalam website Pesantren Virtual Com.data, diakses tanggal 2 Juli 2007, jam 20:00

Agustianto, Peran Masjid dalam Edukasi Ekonomi, dalam website Pesantren Virtual Com.data, diakses tanggal 2 Juli 2007, jam 20:00

Damsar, Sosiologi Ekonomi, Jakarta: PT.Raja Grapindo Persada, 2000Amin Mansyur, Fiqh Masjid, Jakarta: Badan Kesejahteraan Mas-

jid,2002Dahlan Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ictiar Baru Van

Hoeve, 1997Almi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Ba-

lai Pustaka, 1989Sirojuddin AR, Ensiklopedi Islam 3, Jakarta: Ictiar Baru Van Hoeve,

1997