143
POLITEKNIK LP3I BANDUNG SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : …………………………………...............…………............................. KREDIT : 2 SKS SEMESTER : 3 GANJIL PENANGGUNG JAWAB MATA KULIAH : PEMBUAT (REVISI) : Budi Lesmana, S.E.,M.M DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pengauditan serta aplikasinya terhadap dunia kerja. Pembahasan mata kuliah ini meliputi : Auditing, Standar Profesional Akuntan Publik (PSAP), Indonesian Institute of Auditing (IIA) dan Kode Etik Akuntan Indonesia,Tujuan Audit dan Laporan Audit, Laporan Audit, Pengendalian Internal, Bukti Audit, Resiko Audit, Rencana Pemeriksaan, Pemeriksaan Kas dan Setara Kas, Piutang, Surat Berharga, Penghitungan Aktiva tetap, berwujud & tidak berwujud, persediaan barang Dagangan, program Pemeriksaan, Prosedur Audit, Pemeriksaan dengan elektronik, kertas kerja pemeriksaan

Modul audit jadi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING

KODE MATA KULIAH : …………………………………...............………….............................

KREDIT : 2 SKS

SEMESTER : 3 GANJIL

PENANGGUNG JAWAB

MATA KULIAH :

PEMBUAT (REVISI) : Budi Lesmana, S.E.,M.M

DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pengauditan serta

aplikasinya terhadap dunia kerja. Pembahasan mata kuliah ini meliputi : Auditing, Standar

Profesional Akuntan Publik (PSAP), Indonesian Institute of Auditing (IIA) dan Kode Etik Akuntan

Indonesia,Tujuan Audit dan Laporan Audit, Laporan Audit, Pengendalian Internal, Bukti Audit,

Resiko Audit, Rencana Pemeriksaan, Pemeriksaan Kas dan Setara Kas, Piutang, Surat

Berharga, Penghitungan Aktiva tetap, berwujud & tidak berwujud, persediaan barang Dagangan,

program Pemeriksaan, Prosedur Audit, Pemeriksaan dengan elektronik, kertas kerja

pemeriksaan

Page 2: Modul audit jadi

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) :

Mata Kuliah ini membahas bagaimana melakukan proses pemeriksaan yang meliputi tahapan perencanaan, proses pemeriksaan

sampai membuat laporan hasil pemeriksaan dengan membuat satu pernyataan atas hasil pemeriksaan.

MATERI :

Auditing, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik Akuntan Indonesia

Tujuan Audit dan Laporan Audit

Pengendalian Intern

Bukti Audit dan Tes Transaksi

Kertas Kerja Pemeriksaan

Rencana pemeriksaan, Program Pemeriksaan dan Prosedure Pemeriksaan

Page 3: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 1

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN

SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Mahasiswa dapat menjelaskan

pengertian auditing, profesi-

profesi dalam auditing

Pengertian auditing dan

profesi dalam dunia auditing

1) Pengertian Auditing 2) Perbedaan auditing dan akuntansi 3) Perlunya dilakukan audit 4) Jenis-jenis audit 5) Profesi akuntan di Indonesia dan

di Negara lain. 6) Peer Review

Ceramah Data

Primer dan

sekunder

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 1

Alvin A Arrens

PERTEMUAN1

BUKU REFERENSI :

1) Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2) Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3) Standar pemeriksaan Akuntan Publik

Page 4: Modul audit jadi
Page 5: Modul audit jadi

PERTEMUAN I

PENGERTIAN AUDITING

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk

menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan

kriteria - kriteria yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh seorang yang

kompeten dan independen .(disimpulkan dari beberapa sumber yang

penulis baca)

Beberapa keyword dari definisi tersebut di atas dapat diuraikan sebagai

berikut:

Entitas Ekonomi, adalah satuan usaha yang legal seperti PT,CV, Fa,

lembaga pemerintah, atau perusahaan perorangan .

Pengumpulan dan pengevaluasian bukti .

Bukti-bukti merupakan segala sesuatu yang merupakan informasi yang

digunakan auditor seperti pernyataan lisan dari auditee , komunikasi

tertulis dan pengamatan .

Orang yang kompeten dan independen maksudnya adalah orang yang

mempunyai kemampuan dan sikap mental yang independen .

Pelaporan sebagai alat penyampaian temuan-temuan kepada auditee .

Oleh sePERTEMUAN itu Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi.

Atestasi, pengertian umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang

expert mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang.

Dalam pengertian lebih sempit atestasi merupakan “komunikasi tertulis yang

menjelaskan suatu kesimpulan mengenai reabilitas dari asersi tertulis yang

merupakan tanggung jawabdari pihak lainnya”. Seorang akuntan public

dalam kapasitasnya sebagai seorang auditor memberikan atestasi mengenai

kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas.

Akuntansi berfungsi menyajikan informasi kuantitatif untuk pengambilan

keputusan . Sementara dalam auditing, aturan-aturan akuntansi menjadi

kriteria untuk membandingkan kesesuaian informasi. Dengan demikian,

akuntansi dan auditing berbeda dalam esensinya.

Sehingga akhir-akhir ini akuntan publik mulai melakukan jenis jasa assurance

lainnya. Committee Assurance Service dari AICPA mendefinisikan assurance

services sebagai berikut : “Jasa seorang professional yang independen yang

meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan” yang

Page 6: Modul audit jadi

ternyata assurance services memiliki ruang lingkup yang lebih luas

disbanding auditing atau atestasi.

Gambar 1.1

Hubungan antara Assurance, Attestation dan Auditing

Ada beberapa hal yang penting perlu diperhatikan lebih lanjut, yaitu ;

Pertama ; yang diperiksa adalah laporang keuangan yang telah disusun oleh

pihak manajemen beserta catatan-catatan dari pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari Neraca,

Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas.

Catatan-catatan pembukuan terdiri dari buku harian (buku kas/Bank, buku

penjualan/pembelian, Buku serba-serbi) buku besar, sub buku besar (piutang,

utang, kartu persediaan, aktiva tetap).

Kedua ; Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis, dalam

melakukan pemeriksaannya, akuntan public berpedoman pada Standar

Profesional Akuntan Publik, mentaati kode etik IAI dan aturan etika IAI serta

memenuhi Standar Pengendalian Mutu

Ketiga ; Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independent yaitu akuntan

public yang tidak memiliki hubungan, kepentingan tertentu dengan dewan

direksi baik itu sebagai pemegang saham ataupun hubungan relasi lainnya,

auditor harus bersifat objective tidak memihak kepada siapapun dan

melaporkan apa adanya.

Keempat ; tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Assurance Services

Attestation

Auditing

Page 7: Modul audit jadi

Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan prinsip

akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia : Prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia yang dikodefikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan)

Auditing dan Asersi Manajemen

Asersi adalah representasi manajemen mengenai kewajaran laporan

keuangan Auditing Standards Board (ASB), suatu badan yang dibentuk

AICPA untuk memformulasikan standar auditing dan interpretasinya,

mengklasifikasinya asersi laporan keuangan sebagai berikut ;

1. Existence atau Occurance adalah standard yang dibuat untuk

meyakinkan keberadaan dari semua harta, utang dan ekuitas yg

tercantum dalam neraca betul-betul ada dan apakah semua transaksi

yang terangkum dalam laba rugi betul-betul terjadi.

2. Completeness ; apakah ada harta, utang dan ekuitas yang dihilangkan

dari laporan keuanga

3. Right and Obligations adalah hak dan pengakuan dari harta yang

tercantum dalam neraca adalah milik perusahaan ?, apakah kewajiban

perusahaan merupakan kewajiban perusahaan pertanggal neraca ?

4. Valuation atau allocation adalah standar penilaian atas harta, utang

dan ekuitas berdasarkan nilai yang tepat dan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku.

5. Presentation and disclosure, berkaitan dengan pengujian dari laporan

keuangan yang disajikan apakah sudah tereflesikan kondisi keuangan

yang sesungguhnya.

Perbedaan Auditing dan Akuntansi

Akuntansi dalam pengerjaannya mempunyai sifat konstruktif karena disusun

mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku

besar, neraca saldo sampai pada laporan keuangan.

Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan public memulai

pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keuangan lalu dicocokan

dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (General Ledger), buku

harian dan buku khusus sampai pada bukti-bukti transaksi

Page 8: Modul audit jadi

Gambar 1.2

Perbedaan Auditing dan Accounting

Jenis Audit

Audit Atas Laporan Keuangan/Financial Audit adalah audit yang

bertujuan untuk menentukan kesesuaian informasi terukur yang akan

diverifikasi dengan kriteria tertentu sepeti GAAP atau Standar

Akuntansi yang berlaku umum ( PSAK).

Audit Operasional adalah penelaahan bagian dari prosedur atau

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan

efektifitasnya Hasilnya berupa rekomendasi perbaikan operasi.

Audit Ketaatan adalah audit atas ketaatan auditee terhadap prosedur

atau aturan tertentu yang telah ditetapkan baik aturan yang ditetapkan

perusahaan maupun aturan yang ditetapkan oleh atau dengan pihak

luar seperti pemerintah , bank , kreditor atau pihak lainnya. Audit atas

laporan keuangan pada hakekatnya adalah audit ketaatan terhadap

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Jenis Auditor

Kantor Akuntan Publik Terdaftar, yaitu auditor yang mempunyai

tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua

perusahaan publik, perusahaan-perusahaan besar dan beberapa

perusahaan kecil dan organisasi nirlaba.

Auditor Pemerintah, yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab

mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari

program/proyek pemerintah. Di Indonesia ada beberapa lembaga yaitu

BPKP, BEPEKA, serta Itjen pada departemen-departemen pemerintah

.

Transaksi yg

mempunyai

nilai uang

Bukti

Pembukuan

Special

Journal

General

Journal

Trial

Balance

Worksheet Financial

Report

Sub-

Ledger

Ledger

Accounting

Auditing

Page 9: Modul audit jadi

Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertanggung jawab melaksanakan

pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor

perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Di

Amerika ada Internal Revenue Service ( IRS ), sementara di Indonesia

dilaksanakan oleh KPP dan Karikpa sebagai tenaga teknis

pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ).

Internal Auditor, yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk

melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan.

Sebagai contoh di BUMN-BUMN di Indonesia ada unit SPI yang

menangani hal tersebut.

Kebutuhan akan Auditing

Jasa auditing yang digunakan di kalangan pengusaha, pemerintah, dan lain-

lain pada hakikatnya adalah untuk mengurangi risiko informasi antara dua

pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini adalah manajemen sebagai

pembuat laporan dan user sebagai pemakai laporan. Hal ini karena semakin

kompleksnya kondisi masyarakat yang memungkinkan para pengambil

keputusan akan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak

dapat diandalkan yang secara umum disePERTEMUANkan oleh 4 hal yaitu:

Hubungan yang tidak dekat (Jauhnya sumber informasi) antara

penerima dan pemberi informasi .

Sikap memihak/bias dan motif lain yang melatarbelakangi pemberian

informasi.

Data yang berlebihan

Transaksi pertukaran yang kompleks

Untuk menanggulangi risiko informasi tersebut ada tiga cara yang dapat

dilaksanakan :

Verifikasi Informasi oleh pihak pemakai/pengguna informasi

Pengguna informasi menanggung risiko informasi secara bersama-

sama dengan manajemen

Dilakukan audit atas Laporan Keuangan .

PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR

1. Manajemen

Dalam konteks audit, yang dimaksud manajemen meliputi pejabat

pimpinan, kontroler, dan para personil kinci perusahaan. Selama audit

berlangsung, auditor sangat sering berhubungan atau berinteraksi dengan

manajemen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit,

auditor sering kali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Data

Page 10: Modul audit jadi

seperti ini, tentu disimpan oleh para manajemen tersebut. Oleh karena itu,

sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin hubungan baik dengan

manajemen atas dasar saling percaya dan saling menghormati (tanpa

mengurangi professional skepticism).

2. Dewan Komisaris dan Komite Audit

Dewan Komisaris dan Komite Audit bertindak sebagai penengah antara

auditor dan manajemen. Fungsi dewan dan komite ini yang berhubungan

langsung dengan akuntan publik adalah:

a. Menunjuk kantor akuntan publik yang akan diberi penugasan audit.

b. Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor

c. Mengundang auditor untuk mendiskusikan masalah-masalah yang

timbul selama audit berlangsung

d. Mereview laporan keuangan dan laporan auditor dengan auditor

menjelang selesainya penugasan audit.

3. Auditor Intern

Akuntan publik biasanya menjalin kerja sama dengan auditor intern pada

perusahaan klien, karena akuntan publik mempunyai kepentingan

langsung dengan pekerjaan auditor intern yang merupakan bagian dari

pelaksanaan sistem pengendalian intern klien. Di samping itu, auditor

intern akan memberi bantuan langsung kepada akuntan publik dalam

pelaksanaan audit atas laporan keuangan. Pekerjaan auditor intern

merupakan pelengkap bagi akuntan publik.

4. Pemegang Saham

Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah

diaudit untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah

melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Oleh karena itu, auditor

memiliki tanggung jawab yang penting terhadap mereka sebagai pemakai

utama laporan auditor.

KETERBATASAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

1. Keterbatasan yang melekat pada laporan keuangan (adanya berbagai

metode, adanya pertimbangan tertentu dalam suatu kejadian atau

transaksi, dan lain-lain)

2. Keterbatasan dalam pelaksanaan audit (misalnya: sampling bukti)

sehingga dalam standar hanya mengatakan “ ….bukti yang cukup …”

bukan bukti yang menjamin 100% benar, dan pendapat yang diberikan

oleh akuntan publik adalah “wajar” bukan absolut benar (namun akhir-

akhir ini berkembang wacana dalam akuntansi adanya “true and fair

value”).

Page 11: Modul audit jadi

Aktivitas Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik terutama melaksanakan empat jenis jasa, yaitu :

Atestasi, di mana KAP mengeluarkan laporan tertulis yang

menyatakan kesimpulan atas keandalan pernyataan tertulis yang telah

dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.Terdapat tiga jenis atestasi

yaitu : audit laporan keuangan historis , review/penelaahan laporan

keuangan historis dan jasa atestasi lainnya .

Jasa Perpajakan berupa SPT PPh, PBB, PPN , perencanaan

perpajakan dan jasa perpajakan lainnya.

Konsultasi Manajemen yaitu dalam peningkatan aktivitas operasi .

Jasa Akuntansi dan Pembukuan .

Ketiga jasa terakhir sering disebut sebaga jasa non assurance.

AICPA

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) atau di Indonesia

IAI mempunyai tiga fungsi utama yaitu :

1. Penetapan Standar dan Aturan, ada empat bidang utama dalam

auditing yang perlu dibuat standar aturannya yaitu ; Standar Audit ,

Standar Kompilasi dan Penelaahan Laporan Keuangan , Standar

Atestasi Lainnya, Kode Etik Profesi .

2. Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal

seperti jurnal berkala , jurnal akuntansi dan lain-lain.

3. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik/USAP

4. Pendidikan lanjutan .

Terdapat tiga persyaratan utama untuk menjadi akuntan public bersertifikat

yaitu persyaratan pendidikan, persyaratan ujian akuntan dan persyaratan

pengalaman.

Standar Auditing yang berlaku umum/GAAS

GAAS merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab

profesionalnya. Terdiri dari sepuluh standar yang terdiri dari tiga bagian besar

(Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan), yaitu

:

A. Standar Umum, merupakan kualifikasi dan perilaku umum yang terdiri dari

:

Keahlian dan pelatihan teknis yang cukup .

Independensi dalam sikap mental .

Kemahiran profesional yang cermat dan seksama .

Page 12: Modul audit jadi

B. Standar Pekerjaan Lapangan, meliputi :

Perencanaan dan supervisi yang pantas .

Pemahaman yang cukup tentang struktur pengendalian intern.

Bahan bukti kompeten yang cukup .

C. Standar Pelaporan, pelaporan hasil audit yang meliputi :

Apakah laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi

yang berlaku umum.

Keadaan dimana standar akuntansi tidak diikuti secara konsisten .

Kecukupan pengungkapan informasi .

Pernyataan pendapat terhadap laporan keuangan secara keseluruhan

.

Gambar 1.3

Diagram Standar Auditing

Pengendalian Mutu/Quality Control

Pengendalian mutu adalah prosedur yang digunakan KAP untuk membantu

mentaati standar secara konsisten dalam setiap kontrak kerja yang

mengikatnya.

Komite standar pengendalian mutu menetapkan sembilan elemen

pengendalian mutu yaitu :

Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai

Independensi dalam sikap mental

Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama

Standar Umum

Standar Auditing

Standar Pekerjaan Lapaangan

Perencanaan dan supervisi audit

Pemahaman yang memadai atas

pengendalian intern

Bukti audit kompeten yang cukup

Standar Pelaporan

Pernyataan ttg kesesu-aian lap keu dgn prinsip akuntansi yg berlaku umum

Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yg berlaku umum

Pengungkapan informatif dlm lap keu.

Pernyataan pendapat atas lap keu secara keseluruhan

Page 13: Modul audit jadi

Independensi

Penugasan para auditor, dalam hal ini harus memiliki kemampuan dan

pelatihan teknis yang memadai

Konsultansi , auditor harus meminta petunjuk dari ahli bila menemui

kesulitan dalam pelaksanaan auditing

Supervisi

Pengangkatan Auditor

Pengembangan professional

Promosi

Penerimaan dan Pemeliharaan hubungan dengan klien

Inspeksi, diperlukan untuk penunjang delapan unsur diatas .

Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi Kantor Akuntan Publik ( tiga

persyaratan pertama juga berlaku bagi KAP yang tidak menjadi anggota

forum) yang ditetapkan AICPA dengan divisinya yaitu SEC dan Kantor

Akuntan Publik atau di Indonesia Forum IAI - SAP yaitu :

Ketaatan pada standar pengendalian mutu .

Penelaahan sejawat ( peer review ) , harus dari KAP lain yang

memenuhi persyaratan

Pendidikan lanjutan

Rotasi partner

Penelaahan oleh partner lain

Larangan pemberian atas jasa tertentu

Pelaporan ketidaksepakatan

Pelaporan jasa konsultasi manajemen.

Page 14: Modul audit jadi

Contoh Engagement letter ;

Kepada

[Pihak yang Mengadakan Perikatan]

Saudara telah meminta kami untuk mengaudit neraca …………(selanjutnya

disebut"Perusahaan") tanggal……………….., dan laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal

tersebut. Surat ini menegaskan penerimaan kami dan pemahaman kami atas

perikatan ini. Audit kami akan kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan

pendapat kami atas laporan keuangan tersebut.

Kami akan melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan

dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan

keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas

dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan

dalam laporan keuangan. Audit juga akan meliputi penilaian atas prinsip

akuntansi yang digunakan dan estimasisignifikan yang dibuat oleh manajemen,

serta penilaian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan

ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pendapat kami atas laporankeuangan tersebut

adalah tergantung dari hasil penerapan prosedur-prosedur audit yang akan kami

laksanakan, oleh karena itu, kami tidak memberikan jaminan bahwa kami dapat

memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut di

atas.

Sebagai bagian dari proses audit, kami akan melakukan permintaan keterangan

dari manajemen tentang pernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan

keuangan. Kami juga akan meminta pernyataan tertulis clien manajemen yang

menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab

manajemen dan penegasan tertulis lainnya untuk mengkonfirmasi beberapa

pernyataan yang dibuat oleh manajemen kepada kami selama proses audit kami.

Tanggapan manajemen atas permintaan keterangan kami dan pemerolehan

pernyataan tertulis dari manajemen diwajibkan oleh standar auditing sebagai

bagian dari bukti audit yang akan kamiandalkan sebagai dasar dalam memberikan

pendapat atas laporan keuangan. Karena pentingnya surat pernyataan manajemen

tersebut, Perusahaan setuju untuk membebaskan dan mengganti rugi

kepada……………(nama KAP yang bersangkutan) dan stafnya atas segala

tuntutan, kewajiban, dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari

kesalahan pernyataan manajemen berkaitan dengan jasa audit yang kami berikan

sesuai dengan perikatan ini.

Audit kami mengandung risiko bawaan bahwa bila terdapat kekeliruan dan

ketidakberesan material, termasuk kecurangan atau pemalsuan, mungkin tidak

akan terdeteksi. Namun, bila kami menemukan adanya hal-hal tersebut dalam

audit kami,informasi tersebut akan kami sampaikan kepada Saudara.

Page 15: Modul audit jadi

Sebagai tambahan laporan audit kami atas laporan keuangan, kami akan

menyampaikan surat terpisah tentang kelemahan signifikan pengendalian intern

yang kami temukan dalam audit yang kami lakukan.

Kami mengingatkan Saudara bahwa tanggung jawab atas penyusunan laporan

keuangan, termasuk pengungkapan memadai merupakan tanggung jawab

manajemen perusahaan. Tanggung jawab ini mencakup pula penyelenggaraan

catatan akuntansi dan pengendalian intern memadai, pemilihan dan penerapan

kebijakan akuntansi, dan penjagaan keamanan aktiva perusahaan..Sebagai bagian

dari proses audit, kami akan meminta penegasan tertulis dari Saudara tentang

representasi yang Saudara buat untuk kami dalam rangka audit yang kami

laksanakan.

Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Saudara dan kami yakin bahwa

mereka akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan informasi lain yang kami

perlukan dalam rangka audit kami. Berdasarkan diskusi tentang operasi

perusahaan dan perencanaan audit kami, fee audit kami perkirakan sebesar Rp

…………. Ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak Pertambahan Nilai.

Fee tersebut kami hitung berdasarkan waktu yang diperlukan oleh staf yang kami

tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tarif per jam staf yang kami tugasi, yang

bervariasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalaman

serta keahlian yang diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan

kemajuan pekerjaan kami.

Surat perikatan audit ini akan efektif berlaku untuk tahun-tahun yang akan datang

kecuali jika dihentikan, diubah, atau diganti.

Silakan menandatangani dan mengembalikan copy surat perikatan audit terlampir

yang menunjukkan kesepakatan Saudara atas pengaturan tentang audit atas

laporan keuangan tersebut di atas.

Terima kasih atas kesempatan yang Saudara berikan kepada kami untuk

menyediakan jasa audit bagi Saudara.

PT KXT Kantor Akuntan Publik

Page 16: Modul audit jadi

Soal Latihan PERTEMUAN I 1. Mengapa laporan keuangan perlu diaudit?

2. Syarat-syarat apa saja yang perlu dimiliki oleh seorang auditor?

3. Jelaskan standar audit dan sebutkan apa saja!

4. Akuntan Publik (auditor) bertanggung jawab atas opini yang diberikannya

dan alas laporan keuangan yang tercantum dalam audit report ?

5. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan yang lengkap

terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan

Catatan Atas Laporan Keuangan ?

6. Independent auditing dilakukan untuk memeriksa kebenaran dari laporan

keuangan klien beserta catatan pembukuan dan dokumen-dokumen

perusahaan yang di audit ?

7. Pemeriksaan akuntan harus dilakukan berdasarkan Standar Profesional

Akuntan Publik dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

di Indonesia/SAK ?

8. Auditing mempunyai sifat analitis, sedangkan accounting mempunyai sifat

konstruktif ?

9. Audit proposal yang sudah disetujui klien, merupakan dasar bagi auditor

untuk melakukan pemeriksaan dan disebut Management Letter ?

10. Beberapa unsur dari pengendalian mutu: independensi, konsultasi,

supersive, materiality ?

Page 17: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 2

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN

SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

2

Mahasiswa dapat memahami apa

yang di maksud dengan auditing

standart dan dalam fungsinya

dalam pelaksanaan profesi

auditor, serta kode etik dalam

dunia auditing

Auditing standard dan kode

etik auditing

1. Pengetian auditing standard dan fungsinya dalam pelaksanaan profesi auditor.

2. Kode etik akuntan Indonesia

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 2

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 18: Modul audit jadi

PERTEMUAN II

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

DAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

ETIKA PROFESIONAL

Apakah Etika Itu?

Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.

Daftar prinsip-prinsip berikut ini berhubungan dengan karakteristik dan nilai-

nilai yang sebagian besar dihubungkan dengan prilaku etis

Kejujuran

Integritas

Mematuhi Janji

Loyalitas

Keadilan

Kepedulian kepada Orang Lain

Menghargai Orang Lain

Menjadi Warga Yang Bertanggungjawab

Mencapai Yang Terbaik

Ketanggunggugatan

Kebutuhan akan Etika

Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak

diantara nilai-nilai etika yang dimasukkan dalam undang-undang. Sejumlah

besar nilai etika dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam undang-

undang karena sifat nilai tertentu yang memerlukan pertimbangan.

Mengapa Orang Bertindak Tidak Beretika

Terdapat dua alasan utama mengapa orang bertindak tidak beretika ;

1. Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum

2. Seseorang memilih bertindak semaunya

Page 19: Modul audit jadi

Etika Dalam Bisnis

Ada beberapa akibat potensial dari kasus-kasus dan terdapat banyak kritik

terhadap bisnis yang ditampilkan filem, televisi, surat kabar dan media

lainnya. Contoh kasus pertama tadi menunjukkan upaya untuk membuat

perilaku bisnis yang tidak beretika seolah-olah normal saja. Kasus kedua

menyimpulkan bahwa perilaku manajemen tersebut tidak beretika dan

bisnisnya tetap sukses. Akhirnya, dan barangkali merupakan yang terpenting,

adalah menyimpulkan bawa suatu tindakan haruslah benar-benar ekstrim

untuk dinyatakan sebagai tidak beretika. Sebagai contoh, merupakan

tanggungjawab social untuk memperlakukan pegawai, pelanggan dan

pemasok secara jujur dan adil, tetapi dalam jangka panjang banyak

kemungkinan tindakan yang akan diambil untuk keberhasilan bisnis.

Dilema Etika

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan

mengenai perilaku yang pantas harus dibuat. Contoh sederhana dari dilema

etika adalah pada saat kita menemukan cicin berlianyang memaksa kita untuk

memutuskan mengembalikan pada pemiliknya atau untuk kita saja.

Auditor, akuntan dan kalangan bisnis lainnya menghadapi banyak dilema

etika dalam karier bisnis mereka

Memecahkan Dilema Etika

Ada beberapa alternative pemecahan dilemma etika, tetapi harus berhati-hati

untuk menghidari cara yang merupakan rasionalisasi perilakutidak beretika.

Berikut ini adalah metode rasionalisasi yang biasanya digunakan bagi

perilaku tidak beretika ;

- Semua orang melakukannya

- Jika itu legal, maka itu beretika

- Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya

- Fakta Relevan

- Masalah etika

- Konsekuensi dari setiap alternative

Kebutuhan Khusus Berperilaku Beretika Dalam Profesi

Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku professional yang tinggi pada

setiap profesi adalah kebutuan akan kepercayaan public terhadap kualitas

jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara peorangan.

Page 20: Modul audit jadi

Bagi akuntan public, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan

keuangan akan kualitas audit dan jasa lainnya. Jika pmakai jasa tidak

mempunyai keyakinan pada ali medis, hakim atau akuntan public,

kemampuan professional itu untuk memberikan jasa kepada klien dan

asyarakat secara efekti berkurang.

Prinsip Prilaku Profesional

Prinsip-prinsip Etika

1. Tanggungjawab

2. Kepentingan masyarakat

3. Integritas

4. Objektivitas dan Independen

5. Keseksamaan

6. Lingkup dan Sifat Jasa

7. Standar teknis

8. Kerahasiaan

Independensi

Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam

pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan

audit. Apabila auditor adalah seorang penasehat klien,seorang banker atau

yang lainnya, dia tidak dapat dikatakan independen.

Hubungan Keuangan Dengan Klien

Di Amerika Serikat, tedapat aturan yang lebih rinci mengenai peilikan saham

tersebut. Ada tiga perbedaan dalamperaturan 101 da Amerika Serikat

sehubungan dengan independensi dan kepemilikan saham ;

- Partner atau pemegang saham kontra non-partner atau non-pemegang

saham

- Kepentingan keuangan langsung dan tidak langsung

- Material dan tidak material

- Mantan praktisi

- Prsedur peminjaman yang normal

- Kepentingan keuangan pada hubungan keluarga

- Hubungan investor atau investee bersama dengan klien

- Komisaris, direksi, manajemen atau pegawai perusahaan

Page 21: Modul audit jadi

Upaya Memelihara Independensi

Banyak elemen-elemen dan persyaratan atau dorongan lain bagi akuntan

untuk mempertahankan independensi dalam kenyataan dalam penampilan.

Hal-hal itu yang yang terutama berlaku di Amerika Serikat, akan diikhtisarkan

secara ringkas sebagai berikut.

- Kewajiban Hukum

- Peraturan 101, interperestasi dan ketentuannya

- Standar auditing yang berlaku umum

- Standar pengendalian mutu IAI (dan AICPA di Amerika Serikat)

- Pendivisian Perusahaaan

- Komite Audit

- Kominikasi denagn auditor pendahuluan

- Menjajangi pendapat mengenai penerapan prinsip akuntansi

- Pengesahan auditor oleh pemegang saham

Standar-Standar Teknis

Di Amerika Serikat terdapat aturan-atuaran perilaku bagi anggota AICPA

yang berkaitan dengan standar teknis, sebagai berikut ;

Peraturan 102 - Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas

dan bebas dari perbedaan kepentingan dan tidak dengan sengaja salah

mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-

pertimbangannya pada orang lain .

Peraturan 201 - standar umum , Anggota harus mentaati standar -standar

berikut dan interpretasinya yaitu : kompetensi profesional, kepedulian

profesional, perencanaan dan pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.

Ketaatan pada standar

Peraturan 202 - Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi,

bantuan manajemen, perpajakan , atau jasa profesional lainnya harus taat

pada standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan .

Peraturan 203 - Prinsip Akuntansi, Anggota tidak dibenarkan menyatakan

laporan keuangan tidak menyimpang dari GAAP atau menyatakan tidak

mengetahui setiap modifikasi yang material jika laporan keuangan

menyimpang dari prinsip akuntansi ditetapkan oleh badan perumus yang

ditunjuk dewan. Dan kalau ada penyimpangan atau yang dapat

menyePERTEMUANkan penyimpangan maka dia harus menjelaskan

mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya, alasan mengapa menyatakan

penyimpangan.

Page 22: Modul audit jadi

Peraturan 301 – Kerahasiaan, Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan

mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien .

Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab yang

lebih penting dari sekedar mempertahankan hubungan rahasia dengan klien

yaitu :

Kewajiban sehubungan dengan standar teknis

Dakwaan pengadilan

Penelaahan sejawat

Tanggapan kepada divisi etik.

Peraturan 302 - Honor bersyarat, Anggota dalam praktek publik tidak boleh

membuat honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima

ongkos dari klien yang anggota perusahaannya juga melakukan ; audit atau

penelaahan, kompilasi, Pemeriksaan prospektif .

Peraturan 501- Tindakan yang mendatangkan aib tindakan tercela

Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi

profesinya .

Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai

berikut :

1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta.

2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis

kelamin dan lainnya

3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain

dari GAAS , auditor tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan

beserta alasannya pada laporan

Peraturan 502 - Periklanan dan Penawaran , Anggota tidak dibenarkan

melakukan periklanan dan penawaran yang bersifat mendustai, menyesatkan

dan menipu. Dan penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang

berlebihan, dan hasutan dilarang .

Peraturan 503 - Komisi dan Honor Perujukan

A. Komisi yang dilarang, Anggota tidak diperkenankan merekomendasi

atau mereferensi produk atau jasa yang pihak lain bagi klien atau yang

disediakan oleh klien demi untuk memperoleh komisi atau menerima

komisi , apakah anggota atau perusahaan anggota juga memberikan

jasa kepada klien untuk audit atau penelaahan, kompilasi,

pemeriksaan prospektif .

Page 23: Modul audit jadi

B. Peraturan 503 -B. Pengungkapan komisi yang diijinkan Anggota

diijinkan untuk memberikan jasa dengan menerima komisi dan harus

mengungkapkan kepada siapa merekomendasikannya.

Peraturan 505 - Bentuk dan Nama praktek , Anggota dapat membuka praktek

dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan

profesional sesuai dengan ketentuan dewan dan tidak diperkenankan

membuka praktek dengan nama yang menyesatkan dan tidak boleh

menyebut dirinya sebagai “ AICPA” kecuali semua partner dan pemegang

sahamnya anggota dari lembaga tersebut .

Berikut ini merupakan Standar Auditing di Indonesia berdasarkan pada ;

A. Standar Umum

1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

B. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan ssemestinya/.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

C. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan dalam periode berjalan dibandingkan dengan

penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

Page 24: Modul audit jadi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan

tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Aturan tambahan ;

PSA No. 04 (SA Seksi 220)

PSA No. 04 (SA Seksi 230)

PSA No. 07 (SA Seksi 326)

PSA No. 08 (SA Seksi 410)

PSA No. 09 (SA Seksi 420)

PSA No. 10 (SA Seksi 431)

Page 25: Modul audit jadi

Soal Latihan PERTEMUAN II

Page 26: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 3

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

3

Mahasiswa dapat memahami

bentuk-bentuk laporan audit

Laporan Audit/ akuntan 1. Jenis-jenis pendapat Akuntan 2. Jenis-jenis Laporan Akuntan

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 3

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 27: Modul audit jadi

PERTEMUAN III

LAPORAN AUDIT

Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi

bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-

kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara

asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Ada tiga (3) macam audit:

1) Audit Laporan Keuangan,

2) Audit Ketaatan/Kesesuaian, dan

3) Audit Manajemen/Operasional/Kinerja. Modul ini hanya membahas yang

pertama.

Dengan demikian audit laporan keuangan adalah suatu proses sistematis untuk

mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap laporan

keuangan suatu entitas guna memberiikan pendapat atas laporan keuangan

tersebut dan mengkomunikasikan hasil audit tersebut kepada pihak yang

berkepentingan.

Kriteria yang lazim digunakan dalam audit keuangan adalah prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Salah satu prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ada

di Indonesia adalah standar akuntansi keuangan (SAK). Sedangkan laporan

keuangan yang diaudit adalah neraca (laporan posisi keungan), laporan laba

rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan. Orang yang melakukan audit terhadap laporan keuangan disebut

auditor. Auditor bekerja pada kantor akuntan publik (KAP). Walaupun menerima

honorarium dari manajemen (klien), auditor harus menjaga independensinya

tehadap manajemen tersebut (bandingkan dengan profesi pengacara atau

dokter). Independensi tersebut dalam hal hubungan darah (semenda), hubungan

usaha, dan penampilan (in appearance).

Dalam melakukan audit, seorang auditor berpedoman pada standar professional

akuntan publik (SPAP). Standar tersebut terdiri atas:

1. Standar Auditing

2. Standar Atestasi

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

4. Standar Jasa Konsultasi

5. Standar Pengendalian Mutu

Page 28: Modul audit jadi

JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN

1. Laporan Audit Standar Dengan Pendapat Wajar tanpa Pengeculian

Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar dengan

pendapatan wajar tanpa pengecualian. Lebih dari 90 persen laporan audit

menggunakan bentuk ini. Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian

digunakan bila kondisi berikut terpenuhi.

Kondisi Untuk Laporan Wajar Tanpa Pengecualian :

1. Semua Laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, saldo laba dan

laporan arus kas – sudah tercakup didalam laporan keuangan.

2. Ketiga strandar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.

3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tesebut telah

melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya

untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangn telah

dipenuhi.

4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan

dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain laporan keuangan.

Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau

modifikasi kata-kata dalam laporan.

Keadaan Yang MenyePERTEMUANkan Panyimpangan Pendapat Dari Wajar

Tanpa Pengecualian

Dalam membahas laporan audit yang menyimpang dari laporan audit standar

ada tiga topik yang berhubungan, yaitu : yang menyePERTEMUANkan

penyimpangn dari pendapat wajar tanpa pengecualian, jelas pendapat selain dari

pendapat wajar tanpa pengecualian, dan materialitas.

Kondisi 1. Pembatasan lingkup audit.

Kondisi 2. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

2. Laporan Audit Selain Laporan Wajar Tanpa Pengecualian

Jika salah satu dari ketiga kondisi diatas, yang menuntut penyimpangan dari

pendapat wajar tanpa pengecualian, ditemukan dalam audit dan dampaknya

material, auditor harus memberikan pendapat selain wajar tanpa pengecualian

dalam laporannya. Pendapat tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak

Page 29: Modul audit jadi

memberi pendapat (disclaimer of opinion), dan pendapat wajar dengan

pengecualian (qualified opinion).

a. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan

modifikasi kalimat: Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil

yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar,

tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan

b. Wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan

laporan keuangan memang telah disajikan dengan wajar, tetapi lingkup audit

telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

c. Tidak wajar (adverse) atau menolak memberikan pendapat (disclaimer):

Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar

(adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai apakah

laporan keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer). Pendapat

disclaimer dapat disePERTEMUANkan dua hal yaitu dibatasinya lingkup audit

dan ketidakindependennya auditor.

PenyePERTEMUAN-penyePERTEMUAN utama ditambahkannya suatu

paragraph penjelasan atau modifikasi kalimat dalam laporan audit bentuk

baku

a. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku

umum

b. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan

c. Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang

berlaku umum

d. Penekanan pada suatu masalah

e. Laporan yang melibatkan auditor lainnya

Contoh perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi palaporan dan

memerlukan paragraph penjelasan

d. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan FIFO ke LIFO

e. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan

baru dalam lapran keuangan gabungan

f. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi, yaitu dengan

melakukan perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima umum pada

prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk di dalamnya

perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi.

Page 30: Modul audit jadi

Bagian-Bagian Dari Laporan Audit Bentuk Baku

Terlepas dari siapa auditornya,ketujuh bagian laporan audit berikut ini akan tetap

sama.

Judul laporan, Contoh: Laporan Auditor Independen

Alamat laporan audit

Paragraf pendahuluan

o Membuat suatu pernyataan sederhana bahwaKAP telah melakukan audit

o Menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit termasuk tanggal

neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi dan laporan arus

kas.

o Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab

manajemen dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan

pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit..

Paragraf scope.

o Paragraf ini berisi pernyataan factual tentang apa yang dilakukan auditor

selama proses audit.

o Menyatakan bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan standar

audit profesioanal akuntan pulik.

o Menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang

memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Paragraf pendapat

Nama KAP

Tanggal laporan audit

Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila

kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi

g. Seluruh laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, laporan laba

ditahan, dan laporan arus kas lengkap

h. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam

penugasan audit tersebut

i. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah

melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga

membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan

lapangan telah terpenuhi.

j. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

k. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk

menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam

laporan audit.

Page 31: Modul audit jadi

Penyimpangan dari Laporan Bentuk Baku

Auditor sering menjumpai keadaan dimana tidak mungkin memberiikan pendapat

wajar tanpa pengecualian tetapi juga bukan pendapat yang nomor 3, 4, atau 5

seperti di atas.. Dalam keadaan seperti itu berarti ia tetap memberiikan pendapat

wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan. Keadaan yang

memerlukan paragraf penjelasan atas laporan bentuk baku dengan pendapat

wajar tanpa pengecualian adalah:

1. Ketidak sesuaian dengan suatu prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI

2. Tidak konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum

3. Ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang yang hasilnya belum bisa

diperkirakan pada tanggal laporan audit

4. Keraguan besar tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya

5. Pemberian tekanan atas masalah tertentu oleh auditor

Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

a. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan

b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh tempo

c. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin

oleh asuransi, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak umum

d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa yang dapat

mengancam kemampuan operasional perusahaan

Page 32: Modul audit jadi

Contoh Laporan Audit oleh Akuntan Publik ;

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kepada

Yth. Pemegang Saham dan Dewan Komisaris

PT HUMAIRA INDAH SADIDA

Kami telah mengaudit neraca PT Humaira Indah Sadida tanggal 31

Desember 2010 serta laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus

kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah

tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada

pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mangharuskan kami untuk

merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan

memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material. Suatu

audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung

jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi

penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang

dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan

secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberiikan dasar memadai

untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT

Humaira Indah Sadida tanggal 31 Desember 2010, dan hasil usaha serta arus

kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

Kantor Akuntan Publik Price Waterhouse Cooper

Abdullah Taman, M.Si. Ak.

Register Akuntan Negara No. D-7316

Page 33: Modul audit jadi

Latihan Soal PERTEMUAN III

Page 34: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 4

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

4

Mahasiswa dapat memahami

tujuan utama audit dan konsep

tentang internal control structure

Audit objective dan konsep

tentang internal control

1. Pengertian dan fungsi external control system

2. Penilaian terhadap internal control system yang dimliki perusahaan

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 4

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 35: Modul audit jadi

PERTEMUAN IV

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

TERMINOLOGI

Audit Objecktive

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan

seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan

melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan.

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk

;mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal :

1) keandalan pelaporan keuangan,

2) kesesuaian dengan UU dan peraturan lainnya, dan

3) efektivitas dan efisiensi operasi.

Dari terminologi di atas, dapat ditarik beberapa konsep dasar tentang

pengendalian intern:

1. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Artinya bahwa pengendalian

intern merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

2. Pengendalian intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan

hanya terdiri dari buku pedoman, aturan, atau formulir-formulir semata, tetapi

juga orang-orang yang berada di berbagai jenjang dalam struktur organisasi.

3. Pengendalian intern diharapkan hanya memberiikan keyakinan memadai,

bukannya keyakinan penuh (mutlak) bagi manajemen, karena adanya

kelemahan bawaan yang melekat (inherent) pada sistem pengendalian itu

sendiri.

4. Pengendalian intern adalah alat untuk mencapai tujuan dalam berbagai hal,

ada kemungkinan adanya tumpang-tindih antara pelaporan keuangan,

kesesuaian dan operasional.

TUJUAN

Tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk:

1. keandalan pelaporan keuangan,

2. kesesuaian dengan UU dan peraturan lainnya, dan

3. efektivitas dan efisiensi operasi.

Page 36: Modul audit jadi

ARTI PENTING

Arti pentingnya pengendalian intern:

1. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi sedemikian kompleks dan

luas sehingga manajemen tidak mungkin lagi mengendalikan secara

langsung. Untuk mengatasi hal itu manejemen harus mengendalikan

sejumlah laporan dan analisis agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif.

2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang

baik, akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan

mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.

3. Ditinjau dari segi auditing, sistem pengendalian yang berlaku pada

perusahaan klien akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pihak-pihak yang bertanggungjawab dan perannya masing-masing

1. Manajemen. Penetapan dan pemeliharaan suatu sistem pengendalian intern

yang efektif merupakan tanggung jawab manajemen. Manajemen puncak

wajib menciptakan iklim yang kondusif pada setiap bagian perusahaan

dengan menunjukkan kesadaran yang tinggi tentang perlunya pengendalian

intern. Ia harus yakin bahwa setiap komponen pengendalian intern telah

ditempatkan dan dilaksanakan dengan benar dan konsisten.

2. Dewan Komisaris dan Komite Audit. Anggota dewan komisaris harus

menentukan apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawabnya dalam

penetapan dan pemeliharaan stistem pengendalian intern. Komite audit (bila

tidak ada, dilaksanakan sendiri oleh dewan komisaris) harus mengawasi

kemungkinan manajemen melakukan kecurangan dan mendeteksi

kecurangan pelaporan keuangan, serta mengambil tindakan yang diperlukan.

3. Auditor Intern. Auditor intern harus memeriksa dan mengevaluasi

kecukupan sistem pengendalian intern perusahaan secara periodic dan

membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

4. Personil Perusahaan Lainnya. Peran dan tanggung jawab personil

perusahaan lainnya yang harus memberii informasi untuk sistem

pengendalian intern dan yang akan menggunakan informasi yang dihasilkan

oleh sistem pengendalian intern, harus dirumuskan dengan jelas dan

menyadari perannya.

5. Akuntan Independen atau Akuntan Publik. Ada kemungkinan hasil dari

prosedur audit laporan keuangan, auditor ektern dapat menemukan adanya

kelemahan dalam pengendalian intern. Informasi tentang hal tersebut

dikomunikasikan kepada manajemen, dewan komisaris, komite audit, beserta

rekomendasi untuk perbaikan yang diperlukan.

6. Pihak Luar Lainnya. Instansi atau pihak yang berwenang lainnya membuat

ketentuan atau persyaratan minimum tentang keharusan menetapkan

pengendalian intern dalam perusahaan.

Page 37: Modul audit jadi

KOMPONEN

Adapun komponen pengedalian intern adalah:

1. Lingkungan pengendalian

2. Perhitungan risiko

3. Informasi dan komunikasi

4. Aktivitas pengendalian

5. Monitoring

Penjelasan :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu

organisasi,mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-

orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan landasan bagi komponen-

komponen lainnya, dengan menciptakan disiplin dan sistem.

Lingkungan pengendalian terdiri atas:

a. Integritas dan etika

Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika di antara para

personil suatu organisasi, manajemen puncak harus:

1) Menciptakan iklim dengan memberi/menjadi contoh, yaitu dengan

menunjukkan integritas dan berperilaku dengan standar etika yang tinggi

2) Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, secara lisan dan melalui

kebijakan serta aturan-aturan perilaku tertulis.

3) Memberii pedoman moral kepada para karyawan yang karena latar

belakang moralnya buruk, membuat mereka tidak bisa membedakan baik

dan buruk.

4) Mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa

membuat orang menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak

tidak etis.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang

pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan, dan perpaduan antara

intelegensia, ketrampilan dan pengalaman yang diminta untuk

pengembangan kompetensi.

c. Dewan komisaris dan komite audit

Komposisi dewan komisaris dan komite audit serta cara bagaimana mereka

melaksanakan tanggung jawab pengawasan memiliki dampak yang besar

terhadap lingkungan pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas dewan komisaris dan komite audit adalah:

1) Independensi

Page 38: Modul audit jadi

2) Pengalaman dan kedudukan

3) Keterlibatan dalam aktivitas manajemen

4) Ketepatan tindakan yang diambil

5) Pertanyaan yang diajukan kepada manajemen

6) Interaksi dengan auditor intern dan ekstern

d. Falsafah manajemen dan gaya operasi

Beberapa karakteristik yang membentuk falsafah dan gaya operasi adalah:

1) Pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis

2) Pendekatan pada kontak-kontak informal langsung dengan manjemen

3) Kebiasaan dan tindakan terhadap pelaporan keuangan

4) Pemilihan prinsip akuntansi alternatif yang tersedia secara konservatif

atau agresif

5) Kehati-hatian dan konservatif dalam mengembangkan taksiran-taksiran

akuntansi

6) Kebiasaan dalam mengolah informasi dan fungsi akuntansi serta

personalia.

Karakteristik nomor 4-6 di atas sangat berpengaruh dalam membentuk

lingkungan pengendalian atas pelaporan keuangan.

e. Struktur organisasi

Struktur organisasi memberiikan kerangka menyeluruh untuk

perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan, serta monitoring aktivitas

perusahaan. Pengembangan struktur organisasi untuk suatu perusahaan

menyangkut perumusan kewenangan dan tanggung jawab serta alur

pelaporan.

f. Perumusan kewenangan dan tanggung jawab

Perumusan kewenangan dan tanggung jawab merupakan kelanjutan dari

pengembangan struktur organisasi. Adanya perumusan kewenangan dan

tanggung jawab ini akan membuat setiap individu mengetahui 1) bagaimana

tindakannya berkaitan dengan pihak lain dalam upaya pencapaian tujuan

perusahaan, dan 2) untuk hal apa masing-masing individu harus bertanggung

jawab. Selain itu, perusahaan biasanya menyusun deskripsi jabatan yang

menggambarkan dengan jelas tugas-tugas spesifik masing-masing jabatan

dan hubungan pelaporannya.

g. Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia

Efektif tidaknya sistem pengendalian intern akan sangat bergantung kepada

kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia yang dianut, yang akan

menentukan apakah personil perusahaan memiliki tingkat integritas yang

diharapkan, nilai-nilai etika, dan kompetensi. Praktik yang sehat mengenai hal

ini menyangkut:

Page 39: Modul audit jadi

1) Rekruitmen dan screening dalam pengangkatan karyawan

2) Orientasi pegawai baru terhadap kultur perusahaan

3) Kebijakan pelatihan

4) Tindakan pendisiplinan atas pelanggaran

5) Evaluasi, konseling dan promosi berdasarkan kinerja yang lalu

6) Program kompensasi yang memotivasi dan memberii penghargaan atas

kinerja istimewa

2. Perhitungan Risiko

Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,

dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan

laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

3. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan (yang

mencakup sistem akuntansi) terdiri dari metode dan catatan-catatan yang

digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis,

menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transkasi perusahaan dan

menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban yang

bersangkutan.

Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan

tanggung jawab masing-masing individu berkenaan dengan sistem pengendalian

intern atas pelaporan keuangan.

4. Aktivitas Pengendalian

AKtivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan

prosedur itu membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah

dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki

berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.

Pengelompokan pengendalian dapat berdasarkan berikut ini:

a. Pengendalian pengelolaan informasi

Pengendalian ini terdiri atas:

1) Pengendalian umum

2) Pengendalian aplikasi

Pengendalian aplikasi terdiri atas:

a) Pengotorisasian secara tepat

b) Dokumentasi dan catatan

c) Pengecekan independen

b. Pemisahan tugas

c. Pengawasan fisik

d. Review kinerja

Page 40: Modul audit jadi

5. Monitoring

Monitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja sistem pengendalian

intern sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan

pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode

waktu tertentu, untuk menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang

dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan, karena adanya perubahan

kondisi, telah dilakukan.

KELEMAHAN

Struktu pengendalian intern memiliki kelemahan:

o Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali terjadi, manajemen dan personil

lainnya melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan

keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas-tugas rutin, karena

kekurangan informasi, keterbatasan waktu, atau penyePERTEMUAN lainnya.

o Kemacetan. Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan dapat terjadi

karena salah mengerti instruksi, kecorobohan, kebingungan atau kelelahan.

Kemacetan juga disePERTEMUANkan karena perpindahan personil dan

perubahan sistem dan prosedur.

o Kolusi. Kolusi atau persekongkolan dari bagian-bagian atau individu yang

semestinya independen akan mengakibatkan sistem pengendalian intern

tidak berfungsi dengan baik.

o Pelanggaran oleh manajemen. Manajemen dapat melakukan pelanggaran

atas kebijakan atau prosedur-prosedur untuk tujuan tidak sah, seperti untuk

keuntungan pribadi, atau membuat laporan keuangan tampak baik (ingat: sisi

negatif earnings management).

o Biaya dan Manfaat. Biaya penyelenggaraan sistem pengendalian intern

seyogyanya tidak melebihi manfaat penerapan sistem pengendalian intern.

Page 41: Modul audit jadi

SOAL LATIHAN PERTEMUAN IV

Page 42: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 5

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

5

Mahasiswa dapat memahami apa

yang di maksud dengan bukti

audit ( audit evidence) dan cara

melakukan tets (pengujian)

transaksi

Audit evidence dan tets of

recorded transaction

1. Pengertian audit evidence 2. Bentuk bentuk audit evidence 3. Compliance test & substantive

test

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 5

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 43: Modul audit jadi

PERTEMUAN V

Test Transaksi

Audit Evidence ( Bukti Audit )

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau

informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan

oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya

Tipe Bukti Audit Dan Prosedur Audit

Ada delapan tipe bukti audit yang harus diperoleh auditor dalam auditnya:

pengendalian intern, bukti fisik, bukti dokumenter, catatan akuntansi,

perhitungan, bukti lisan, perbandingan dan ratio, serta bukti dari spesialis.

Untuk memperoleh bukti audit, auditor melaksanakan prosedur audit yang

merupakan instruksi terperinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu

yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang

dipakai oleh auditor untuk memperoleh bukti audit adalah inspeksi, pengamatan,

wawancara, konfirmasi, penelusuran, pemeriksaan bukti pendukung,

penghitungan, dan scanning.

Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan

keputusan yang sating berkaitan, yaitu penentuan prosedur audit yang akan

digunakan, penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu,

penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi, dan penentuan waktu

yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut.

Berikut ini adalah tiga strategi yang berhubungan dengan penilaian resiko

pengendalian :

1. Menilai resiko pengendalian berdasarkan pemakai.

2. Merencanakan suatu penilaian resiko pengendalian yang rendah

berdasarkan pengendalian aplikasi

3. Merencanakan suatu penilaian resiko pengendalian yang tinggi

berdasarkan pada pengendalian umum dan tindak lanjut manual.

Page 44: Modul audit jadi

Bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan

ke Sembilan jenis bulti tersebut:

1. Struktur Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan

dapat dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern

merupakan indicator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus

dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti

yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi keuangan dipercaya.

2. Bukti Fisik

Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan

persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud.

Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang

paling obyektif dalam menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu,

bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling dapat dipercaya.

Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi

penghitungan, danobservasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti fdisik

sangat tinggi. Bukti fisk berkaitan erat dengan keberadaan atau kejadian,

kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

3. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk

membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan

obyek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan

akuntansi merupakan obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan.

Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur

pengendalian intern.

4. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi

lansgung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang

unsure tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi

merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang

berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak

menghabiskan waktu dan biaya.

Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:

a. Konfirmasi positif

b. Blank confirmation

c. Konfirmasi negative

Page 45: Modul audit jadi

Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:

o Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien

o Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan

o Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan

ke penjaga atau kepala gudang

o Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor

5. Bukti Dokumenter

Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut

sumber dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara

langsung

b. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui

klien

c. Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien

Bukti documenter kelompok a mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada

kelompok b. Bukti documenter kelompok b mempunyai kredibilitas yang lebih

tinggi daripada kelompok c. bukti documenter meliputi notulen rapat, faktur

penjualan, rekening Koran bank (bank statement), dan bermacam-macam

kontrak. Reliabilitas bukti documenter tergantung sumber dokumen, cara

memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat

kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan

kecacatan dokumen. Bukti documenter banyak digunakan secara luas dalam

auditing. Bukti documenter dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya

(reliabel) untuk semua asersi.

6. Bukti Surat Pernyataan Tertulis

Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang

individu yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening,

kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari

manajemen atau organisasi klien maupun dari dari sumber eksternal termasuk

bukti dari spesialis. Reprentation letter atau representasi tertulis yang dibuat

manajemen merupakan bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat

pernyataan konsultan hokum, ahli teknik yang berkaitan dengan kegiatan teknik

operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga.

Bukti ini dapat menghasilkan bukti yang reliable untuk semua asersi.

7. Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis

Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor.

Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat

Page 46: Modul audit jadi

kuantitatif dan matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan

ketelitian catatan akuntansi klien. Perhitungan tersebut misalnya:

a. Footing untuk meneliti penjumlahan vertical

b. Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal

c. Perhitungan depresiasi

Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo,

dan perhitugnan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas

obligasi. Bukti matematis menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian

atau pengalokasian dengan biaya murah.

8. Bukti Lisan

Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia,

sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan.

Masalah yang ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi

dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim,

kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak

tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan merupaka bukti lisan. Bukti

lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat menghasilkan bukti

yang berkaitan dengan semua asersi.

9. Bukti Analitis dan Perbandingan

Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan

anggaran atau standar prestasi, trend industry, dan kondisi ekonomi umum. Bukti

analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu

dalam laporan keuangan dan kewajaran hubungan antas pos-pos dalam laporan

keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data

pembanding. Bukti analitis berkaitan serta dengan asersi keberadaan atau

keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.

Bukti analitis meliputi perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan

keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya.

Perbandingan in dilakukan untuk meneliti adanya perubahan yang terjadi dan

untuk menilai penyePERTEMUANnya.

Pengendalian Pemakai

Dalam banyak kasus, klien mungkin merancang prosedur manual untuk menguji

kelengkapan dan keakuratan dari transaksi yang diproses oleh komputer

pengendali aplikasi.

Page 47: Modul audit jadi

Dalam rangka merencanakan setrategi auditor seharusnya :

Menguji pengendalia aplikasi komputer

Menguji pengendalian umum komputer

Menguji tindak lanjut manual untuk pengecualian yang dicatat oleh

pengendalian aplikasi

Pengendalian Umum Dan Prosedur Tindak Lanjut

Teknik Audit Berbantuan Komputer

Simulasi Paralel

1. Data Pengujian

Dengan pendekatan data pengujian, transaksi buatan dipersiapkan oleh auditor

dan diproses menurut pengendalian auditor denghan program klien. Akan tetapi

metode ini kelemahan :

Program klien diuji hanya pada titik waktu tertentu dan tidak sepanjang

priode

Metode yang digunakan adalah suatu pengujian dimana hnayna

pengendaliuan yang ada yang berfungsi oleh program.

Tidak terdapat pemeriksaan dokumentasi se4cara aktual diproses oleh

sistem

Operator komputer mengetahui bahwa data pengujian sedang dijalankan,

sehingga dapat mengurangi validitas output.

Lingkup pengujian terbatas pada imajinasi ouditor dan pengetahuan

tentang pengendalian dalam aplikasi.

Fasilitas Pengujian Terintegrasi

Pendekatan fasilitas pengujian terintegrasi (integrated test

facility/ITF approuch) membutuhkan pembentukan suatu sub sistem yang kecil

(suatu perusahaan mini) dalam sistemteknologi reguler. Hal ini dapat dengan

menciptakan file master buatan atau catatan arsip buatan ke dalam arsip klien

yang ada.

Page 48: Modul audit jadi

Menilai Pengendalian Teknologi Informasi

1. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk

memperoleh suatu pemahaman

2. Mengidentifikasi salah saji professional

3. Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan

Keberadaan Bukti Lain

Auditor seharusnya mempertimbangkan keberadaan bukti lain dari pengujian

pengendalian(existance of other evdence from test of controls).

Keputusan Pemilihan Staff

Suatu keputusan akhir audit melibatkan pemilihan staf untuk pengujian

pengendalian (staffing for test of controls), atau siapa yang seharusanya

melaksanakan pengujian pengendalian.

Pertimbangan Tambahan

Auditor secara khusus pertama kali menilai resiko pengendalian untuk asersi

yang berkenaan dengan kelas transaksi seperti penerimaan kas dan

pengeluaran kas. Penilaian tersebut kemudian digunakan untuk menilai resiko

pengendalian asersi saldo akun yang signifikan sehingga kesesuaian dari tingkat

pengujian substantif yang direncanakan untuk saldo akun dapat ditentukan, dan

pengujian substantif khusus dapat dirancang. Proses ini dipertimbangkan

selanjutnya, pertama untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh suatu kelas

transaksi tunggal dan kemudian untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh kelas

transaksi berganda.

SAMPLE AUDIT

Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus

persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan

untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi

tersebut.1 Seksi ini memberikan panduan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian sampel audit.

Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistik.

Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan

profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta

dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti

audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi

yang berkaitan. Panduan dalam Seksi ini berlaku baik untuk sampling audit

secara statistik maupun nonstatistik

Page 49: Modul audit jadi

KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT

Beberapa tingkat ketidakpastian secara implisit termasuk dalam konsep “sebagai

dasar memadai untuk suatu pendapat” yang diacu dalam standar pekerjaan

lapangan ketiga. Dasar untuk menerima beberapa ketidakpastian timbul dari

hubungan antara faktor-faktor seperti biaya dan waktu yang diperlukan untuk

memeriksa semua data dan konsekuensi negatif dari kemungkinan keputusan

yang salah yang didasarkan atas kesimpulan yang dihasilkan dari audit terhadap

data sampel saja.

Risiko Sampling

Auditor harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan risiko

sampling. Dalam menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian, auditor

memperhatikan dua aspek daririsiko sampling: Risiko keliru menerima (risk of

incorrect acceptance), yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan basil

sampel, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji secara material, padahal

kenyataannya saldo akun telah salah saji secara material. Risiko keliru menolak

( risk of incorrect reject ion) , yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan

hasil sampel, bahwa saldo akun berisi salah saji secara material, padahal

kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara material.

Sampling Dalam Pengujian Substantif Rinci

Perencanaan Sampel

Perencanaan meliputi pengembangan strategi untuk melaksanakan audit atas

laporan keuangan. Untuk panduan umum perencanaan, lihat SA Seksi 311 [PSA

No. 05] Perencanaan dan Supervisi.

Dalam perencanaan sampel untuk pengujian substantif rinci, auditor harus

mempertimbangkan:

- Hubungan antara sampel dan tujuan audit yang relevan. Lihat SA Seksi 326

[PSA No. 07] Bukti Audit. Sampling Audit

- Pertimbangan pendahuluan atas tingkat materialitas.

- Tingkat risiko keliru menerima yang dapat diterima (allowable risk of incorrect

acceptance).

- Karakteristik populasi, yaitu unsur yang membentuk saldo akun atau

kelompok transaksi yang menjadi perhatian.

Page 50: Modul audit jadi

SAMPLING DALAM PENGUJIAN PENGENDALIAN

Perencanaan Sampel

Dalam perencanaan sampel audit tertentu untuk pengujian pengendalian, auditor

harus mempertimbangkan:

a. Hubungan antara sampel dengan tujuan pengujian pengendalian.

b. Tingkat penyimpangan maksimum dari pengendalian yang ditetapkan yang

akan mendukung tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.

c. Tingkat risiko yang dapat diterima auditor atas penentuan risiko pengendalian

yang terlalu rendah.

d. Karakteristik populasi, yaitu, unsur yang membentuk saldo akun atau

kelompok transaksi yang menjadi fokus perhatian.

Pemilihan Sampel

Unsur sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang terpilih

diharapkan dapat mewakili populasi. Oleh karena itu, semua unsur dalam

populasi harus memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Pemilihan secara

acak merupakan salah satu cara pemilihan sampel tersebut. Ada tiga metode

pemilihan sampel yang umum digunakan: (1) pemilihan acak (random selection),

yaitu setiap unsur dalam populasi atau dalam setiap strata memiliki kesempatan

yang sama untuk dipilih, (2) pemilihan sistematik (systematic selection), yaitu

pemilihan unsur dengan menggunakan interval konstan di antara yang dipilih,

yang interval permulaannya dimulai secara

acak, (3) pemilihan sembarang (haphazard selec-tion), yang merupakan

alternatif pemilihan acak, dengan syarat auditor mencoba mengambil sampel

yang mewakili dari keseluruhan populasi tanpa maksud untuk memasukkan atau

tidak memasukkan unit tertentu ke dalam sampel yang dipilih. Idealnya, auditor

harus menggunakan metode pemilihan yang memiliki kemampuan untuk memilih

unsur dari seluruh periode yang diaudit. SA Seksi 319 [PSA No. 23]

Pertimbangan Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 73

memberikan panduan yang dapat diterapkan dalam penggunaan sampling oleh

auditor selama periode interim dan periode sisanya.

Kinerja dan Penilaian

Prosedur audit memadai untuk mencapai tujuan pengujian pengendalian harus

dilaksanakan terhadap setiap unsur sampel. Jika auditor tidak dapat menerapkan

prosedur audit yang direncanakan atau prosedur alternatif memadai terhadap

unsur sampel yang terpilih, ia harus mempertimbangkan penyePERTEMUAN

keterbatasan tersebut , dan ia biasanya harus mempertimbangkan unsur yang

terpilih tersebut sebagai penyimpangan dari prosedur atau kebijakan yang telah

ditetapkan untuk tujuan penilaian sampel.

Page 51: Modul audit jadi

SOAL LATIHAN PERTEMUAN V

Page 52: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 6

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

6

Mahasiswa dapat mengenali

bentuk, isi, fungsi, dan kegunaan

kertas kerja audit, serta

memahami mekanisme

pengerjaan kertas kerja audit

Kertas kerja pemeriksaan (

Audit Working Paper)

Pengertian kertas kerja audit

Tujuan kertas kerja audit

Current file dan permanent

Criteria pembuatn kertas kerja audit

Pemilikan dan penyimpanan kertas kerja audit

Working balance sheet & working profit and loss

Top schedule and supporting schedule

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 6

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 53: Modul audit jadi

PERTEMUAN VI

KERTAS KERJA AUDIT

KERTAS KERJA AUDIT (WORKING PAPER)

Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama

melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang

telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta

kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.

Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban

konfirmasi, Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat

oleh akuntan pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu

daftar baik yang diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh

akuntan.

Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil

analisis yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara

langsung maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien

dapat berupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank

reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule),

Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya Umum

dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.

Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas Opname

(Cash Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil

analisis pengendalian interen.

Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt (penyisihan

piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance , atau dapat dipecah

menjadi dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and Loss, Top

Schedule, Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .

Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara lain :

Hasil konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank, Pernyataan

dari penasihat hukum.

Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang

menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga

kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang

tidak diinginkan perusahaan.

Page 54: Modul audit jadi

Isi Kertas Kerja Audit

Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok

dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar

auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi

yang memperlihatkan :

o Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang

menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.

o Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang telah dilakukan.

o Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan

pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang

cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar

pekerjaan lapangan yang ketiga.

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit

• Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pengauditan

• Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan

keuangan yang diauditnya

• Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.

• Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.

Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit

Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas

kerja. Keempat tehnik tersebut adalah :

· Pembuatan heading.

· Nomor indeks

· Tick marks

· Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal

pembuatan serta penelaahan.

Page 55: Modul audit jadi

Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja audit :

a) Kertas Kerja kerja harus dibuat lengkap.

b) Teliti.

c) Ringkas.

d) Jelas.

e) Rapi.

Tipe Kertas Kerja :

• Audit program

Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian Audit

program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan) merupakan

daftar prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu.

Sedangkan Procedure audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe

bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan.

Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa orang yang

diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan yang

direncanakan.

• Working Trial Balance

Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar

pada akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang

diusulkan serta saldo menurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula

dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.

• Summary of adjusment journal entries

Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang

diusulkan kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

• Top Schedules

Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi

yang dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang

berhubungan.

• Supporting schedules

Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil

pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi

dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana oleh akuntan.

Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.

Page 56: Modul audit jadi

TAHAP PENYUSUNAN AUDITED FINANCIAL STATEMENTS.

a. Pembuatan atau pengumpulan daftar pendukung (supporting schedules)

sebagai langkah pengumpulan bukti pemeriksaan.

b. Penyusunan daftar utama (lead schedules atau top schedules) dengan cara

meringkas supporting schedules dan summary of adjustment journals entris.

c. Meringkas informasi yang tercantum dalam daftar utama dan daftar

pendukung ke dalam Working Trial Balance.

d. Menyusun Audited Financial Statements.

SUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT.

Draft laporan pemeriksaan ( audit report ).

Audited financial statements.

Ringkasan informasi bagi penelaah.

Program pemeriksaan.

Laporan keuangan atau neraca lajur yang dibuat klien.

Ringkasan journal adjustment.

Working trial balance.

Top schedule.

Supporting schedule.

PENGARSIPAN KERTAS KERJA AUDIT.

Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan

tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat

untuk tahun yang diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname,

Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian

biaya dan lain lain.

Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak

mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa

periode pengauditan.

Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak

kontrak,Notulen rapat

Page 57: Modul audit jadi

Tujuan dari permanent file :

• Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.

• Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff

yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.

• Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari

tahun ke tahun.

Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.

KEPEMILIKAN KERTAS KERJA AUDIT.

Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang

disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor,

adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja

tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan

secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.

Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang

memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja

tersebut kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah

pengadilan atau profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor

memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa

informasi tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana advertensi,

data biaya produksi dan metode penentuan harga jual produk. Jika auditor

membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan

kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau

dituntut ke pengadilan.

Test Of Control

Test of control atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai uji pengendalian

adalah prosedur audit yang umum dilakukan untuk mengetahui apakah sistem

pengendalian yang dilakukan oleh organisasi sudah berjalan efektif. Pengujian

pengendalian atau test of control dilakukan untuk memperoleh bukti audit

tentang efektivitas rancangan dan operasi kebijakan atau prosedur struktur

pengendalian internal. Sebagai contoh, prosedur pengendalian internal komputer

menggunakan jumlah berkas [total batch] untuk memastikan bahwa semua

berkas transaksi telah dicatat. Apabila jumlah nilai uang yang diproses dalam

berkas tersebut tidak cocok, maka transaksi jumlah berkas tersebut tidak akan

Page 58: Modul audit jadi

diproses dan sebagai gantinya dicetak suatu laporan pengecualian atau

exception report.

Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian dengan cara memasukan data uji

yang mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati apa yang terjadi

dengan data uji tersebut. Pengujian pengendalian juga meliputi permintaan

keterangan kepada para pekerja mengenai apa yang mereka ketahui tentang

efektivitas dari pengendalian tersebut da memeriksa laporan pengecualian yang

telah dihasilkan oleh pengendalian internal klien. Kinerja pengujian pengendalian

tidak diharuskan dalam audit laporan keuangan. Namun, hal itu dilaksanakan

dalam banyak audit dengan populasi yang besar karena efektivitas biaya.

Pengujian Substantif

Pengujian substantif terdiri dari:

1. Prosedur analitis

2. Pengujian terinci atas transaksi

3. Pengujian terinci atas saldo

Pengujian substantif memberikan bukti tentang kelayakan asersi laporan

keuangan klien. Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk

menilai kewajaran, misalnya membandingkan saldo suatu akun dengan data

nonkeuangan yang terkait dengan saldo akun tersebut. Pengujian terinci atas

transaksi meliputi pemeriksaan dokumen pendukung dari setiap satuan transaksi

yang dibukukan pada sebuah akun tertentu, misalnya melakukan pemeriksaan

dokumen pendukung [vouching] untuk sisi debet akun piutang usaha terdapat

ayat jurnal pada jurnal penjualan serta faktur pendukung penjualan. Selain itu

dilakukan juga penelusuran rinci dari dokumen asli atau dokumen sumber

terhadap buku jurnal serta buku besar yang terkait dengan transaksi tersebut

yang dapat digolongkan juga sebagai pengujian terenci atas transaksi.

Sedangkan pengujian terinci atas saldo meliputi pemeriksaan dokumen

pendukung untuk saldo akhir secara langsung, misalnya melakukan konfirmasi

langsung kepada salah seorang pelanggan tentang saldo piutang uasaha. Ketiga

jenis pengujian substantif tersebut merupakan hal yang komplementer.

Pengujian mana yang akan digunakan untuk suatu akun tertentu dapat bervariasi

berdasarkan faktor-faktor seperti efektivitas relatif untuk akun dan biaya.

Page 59: Modul audit jadi

Test Of Transaction

Test of transactions atau dalam bahasa indonesia disebut test atas transaksi

merupakan bagian dari prosedur audit yang bertujuan untuk menguji

pengendalian internal sebuah organisasi. Auditor menggunakan test terhadap

transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa

terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan material pada

laporan keuangan. Perbedaan test ini dengan test sebelumnya (test of

control) adalah dalam test sebelumnya pengujian yang dilakukan tanpa

memandang nilai moneter, namun dalam test of transactions nilai moneter

menjadi salah satu objek yang akan di uji.

Tes ini dilaksanakan dengan menelusuri jurnal transaksi dari sumber dokumen,

memeriksa file, dan mengecek keakuratan. Hal ini perlu dilakukan karna sangat

berpengaruh pada opini auditor yang akan diberikan mengenai kewajaran

penyajian laporan keuangan. Umumnya Auditor akan mengambil sampel

transaksi yang akan di uji dan melihat seberapa besar tingkat kesalahan yang

dihasilkan, berdasarkan tingkat kesalahan tersebut auditor dapat menentukan

apakah mereka dapat mengandalkan informasi yang tersedia baik di buku besar

maupun jurnal pencatatan transaksi. Berdasarkan hasil tersebut pula maka

auditor dapat menentukan ruang lingkup pekerjaan audit.

Page 60: Modul audit jadi

LATIHAN SOAL PERTEMUAN VI

Page 61: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 7

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

7

Mahasiswa dapat memahami

bagaimana cara melakukan

perencanaan audit, membuat

audit program, melaksanakan

audit prosedur, dan konsep

materialitas serta risiko audit

Audit plan, program audit,

audit procedures and Audit

Technique, Audit risk and

matreiality

Audit plan Audit program Audit Prosedur dan teknik Audit Risiko audit dan materialitas

1 kali

tatap

muka

Sukrisno

Agoes: buku

1,

PERTEMUAN

7

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 62: Modul audit jadi

PERTEMUAN VII

AUDIT PROGRAM

Personel yang mengelola program audit hendaknya mengimplementasikan

program audit dengan cara sebagai berikut:

1. Menginformasikan bagian yang terkait dalam program audit kepada pihak

yang relevan dan menginformasikan perkembangannya secara berkala

2. Mendefinisikan tujuan, ruang lingkup, dan kriteria dari setiap audit

individual

3. Mengkoordinasikan dan menjadwalkan audit serta aktivitas lain yang

terkait dengan program audit

4. Memastikan seleksi tim audit dilakukan berdasarkan kompetensi yang

sesuai

5. Menyediakan sumber daya yang sesuai pada tim audit

6. Memastikan pelaksanaan audit dilakukan sesuai dengan program audit

dan dalam rentang waktu yang disetujui

7. Memastikan aktivitas audit terdokumentasi dan dikelola serta dipelihara

dengan baik

Mendefinisikan Tujuan, Ruang Lingkup, dan Kriteria Setiap Audit Individual

Setiap audit individual hendaknya didasarkan pada tujuan, ruang lingkup, dan

kriteria audit yang terdokumentasi. Hal ini hendaknya ditetapkan oleh personel

yang mengelola program audit dan konsisten dengan tujuan program audit

secara umum.

Tujuan audit merupakan hal yang harus dijawab secara tuntas oleh audit

individual dan dapat mencakup:

1. Penentuan ruang lingkup kesesuaian pada sistem manajemen yang

diaudit, atau bagian dari itu, dengan kriteria audit

2. Penentuan ruang lingkup kesesuaian aktivitas, proses, dan produk

dengan persyaratan serta prosedur dari sistem manajemen

3. Evaluasi kapabilitas sistem manajemen untuk memastikan kepatuhan

terhadap persyaratan legal dan kontrak serta persyaratan lain yang dianut

oleh organisasi

Page 63: Modul audit jadi

4. Evaluasi efektivitas sistem manajemen terhadap tujuan yang spesifik

5. Identifikasi area perbaikan potensial pada sistem manajemen

Ruang lingkup audit hendaknya konsisten dengan program audit dan tujuan

audit. Hal ini mencakup faktor seperti lokasi fisik, unit organisasi, aktivitas dan

proses yang diaudit, sejalan dengan periode waktu yang tercakup oleh audit.

Kriteria audit digunakan sebagai referensi guna menetapkan kesesuaian dan

dapat mencakup kebijakan, prosedur, standar, persyaratan legal, persyaratan

sistem manajemen, persyaratan kontrak, kode etik tertentu atau pengaturan

perencanaan lain yang sesuai.

Dalam kejadian setiap perubahan pada tujuan, ruang lingkup, dan kriteria audit,

program audit hendaknya dimodifikasi jika perlu.

Jika dua atau lebih sistem manajemen dari disiplin yang berbeda diaudit

bersama dalam audit kombinasi, sangat penting untuk memastikan tujuan, ruang

lingkup, dan kriteria audit konsisten dengan tujuan dari program audit yang

relevan.

Pemilihan Metode Audit

Personel yang mengelola program audit hendaknya menyeleksi dan menetapkan

metode yang efektif untuk pelaksanaan audit, disesuaikan dengan tujuan, ruang

lingkup, dan kriteria yang ditetapkan.

Jika dua atau lebih organisasi audit melakukan audit bersama pada auditee yang

sama, personel yang mengelola program audit yang berbeda hendaknya setuju

pada metode audit dan mempertimbangkan implikasi untuk sumber daya dan

perencanaan audit. Jika auditee menggunakan dua atau lebih sistem

manajemen pada disipilin yang berbeda, audit kombinasi perlu dimasukkan ke

dalam program audit.

Pemilihan Anggota Tim Audit

Personel yang mengelola program audit hendaknya menunjuk anggota tim audit,

mencakup ketua tim dan tenaga ahli yang dibutuhkan untuk audit yang spesifik.

Tim audit hendaknya diseleksi, sesuai kompetensi yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan audit individual dalam ruang lingkup yang ditetapkan. Jika

hanya terdapat 1 orang auditor, ia hendaknya tampil dalam kapasitas sebagai

ketua tim.

Page 64: Modul audit jadi

Dalam memutuskan ukuran dan komposisi tim audit untuk audit yang speisifik,

pertimbangan hendaknya diberikan pada hal-hal berikut:

1. Kompetensi umum tim audit yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit

dengan memperhitungkan ruang lingkup dan kriteria audit

2. Kompleksitas audit dan jika audit dilakukan secara kombinasi atau

bersama-sama

3. Metode audit yang digunakan

4. Persyaratan kontrak dan legal serta lainnya yang dianut oleh organisasi

5. Keperluan untuk memastikan independensi anggota tim audit dari aktivitas

yang diaudit dan untuk menghindari konflik atau kepentingan tertentu

6. Kemampuan anggota tim audit untuk berinteraksi secara efektif dengan

perwakilan auditee dan untuk bekerja bersama

7. Bahasa yang digunakan saat audit, serta karakteristik sosial dan budaya

auditee. Isu ini terkait dengan kemampuan auditor sendiri, atau melalui

dukungan tenaga ahli.

Untuk memastikan kompetensi umum tim audit, tahapan yang harus dilakukan

adalah:

1. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan audit

2. Seleksi tim audit sesuai pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan

tersebut

Jika, semua kompetensi yang dibutuhkan tidak dimiliki oleh auditor di dalam tim

audit, tenaga ahli dengan kompetensi tambahan hendaknya diikutsertakan di

dalam tim. Tenaga ahli hendaknya bertugas di bawah arahan dari auditor namun

tidak bertindak sebagai auditor.

Auditor dalam pelatihan dapat diikutsertakan di dalam tim audit, namun

partisipasinya dibawah arahan dari auditor.

Penyesuaian ukuran dan komposisi tim audit perlu dilakukan selama audit,

sebagai contoh jika konflik kepentingan atau isu kompetensi terjadi. Jika situasi

tersebut terjadi, hendaknya didiskusikan dengan pihak yang terkait (ketua tim

audit, personel yang mengelola program audit, klien audit, atau auditee) sebelum

segala penyesuaian dibuat.

(Diterjemahkan dari ISO 19011: 2011)

Page 65: Modul audit jadi

Peran dan Tanggung Jawab Personel yang Mengelola Program Audit Personel yang mengelola program audit hendaknya:

1. Menetapkan ruang lingkup program audit 2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko terhadap program audit 3. Menetapkan tanggung jawab audit 4. Menetapkan prosedur untuk program audit 5. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan 6. Memastikan implementasi dari program audit, mencakup pelaksanaan

tujuan audit, ruang lingkup, dan kriteria dari audit individual, menetapkan metode audit, dan menyeleksi tim audit serta melakukan evaluasi auditor

7. Memastikan catatan program audit yang ada dikelola dan dipelihara 8. Memonitor, meninjau kembali, dan melakukan perbaikan pada program

audit Personil yang mengelola program audit hendaknya menginformasikan kepada manajemen puncak perihal muatan program audit, dan jika perlu meminta persetujuan

Kompetensi Personel yang Mengelola Program Audit Personel yang mengelola program audit hendaknya memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mengelola program audit dan resiko yang berhubungan secara efektif dan efisien, sesuai pengetahuan dan kemampuan pada aspek berikut:

1. Prinsip, prosedur, dan metode audit 2. Standar sistem manajemen dan dokumen yang menjadi referensi 3. Aktivitas, produk, dan proses yang dilakukan auditee 4. Persyaratan legal atau lainnya yang relevan dengan aktivitas dan produk

auditee 5. Pelanggan, pemasok, dan pihak lain yang terkait dengan auditee, jika

dimungkinkan Personel yang mengelola program audit hendaknya melakukan aktivitas pengembangan profesional yang berkesinambungan untuk mempertahankan pengetahuan dan kekmampuan yang diperlukan guna mengelola program audit.

Ruang Lingkup Program Audit Personel yang mengelola program audit hendaknya menetapkan ruang lingkup program audit, yang bisa sangat tergantng pada ukuran dan kebiasaan dari auditee, sesuai dengan keadaan, fungsi, kompleksitas, dan tingkat kematangan, serta hal-hal yang yang berdampak signifikan pada sistem manajemen yang diaudit.

Pada kasus tertentu, tergantung pada struktur auditee dan aktivitas yang terjadi, program audit dapat saja hanya memuat audit tunggal.

Page 66: Modul audit jadi

Faktor lain yang memberi pengaruh pada ruang lingkup program audit mencakup hal-hal berikut:

1. Tujuan, cakupan, dan durasi setiap audit dan jumlah audit yang akan dilaksanakan, mencakup juga tindak lanjut audit, jika memungkinkan.

2. Jumlah, kepentingan, kompleksitas, kesesuaian, dan lokasi aktivitas yang diaudit

3. Faktor-faktor yang memberikan pengaruh pada efektivitas sistem manajemen

4. Kriteria audit yang sesuai, seperti pengaturan terencana terhadap standar sistem manajemen yang sesuai, peraturan hukum, dan persyaratan kontrak, serta persyaratan lain yang dianut oleh organisasi

5. Kesimpulan dari audit sebelumnya, internal dan eksternal 6. Hasil dari review program audit sebelumnya 7. Bahasa, budaya, dan isu sosial lainnya 8. Hal-hal yang menjadi perhatian pihak luar, seperti keluhan pelanggan atau

ketidaksesuaian dengan persyaratan legal 9. Perubahan signifikan pada auditee dan operasionalnya 10. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung

aktivitas audit, umumnya pada metode audit di tempat terpencil 11. Kejadian internal dan eksternal, seperti produk gagal, kegagalan

keamanan informasi, insiden kesehatan dan keselamatan, tindak kriminal atau insiden lingkungan

Identifikasi dan Evaluasi Resiko Program Audit Terdapat banyak resiko berbeda yang berhubungan dengan penetapan, implenetasi, pemantauan, peninjauan dan perbaikan program audit yang bisa memberikan dampak pada tujuan. Personel yang mengelola program audit hendaknya mempertimbangkan resiko tersebut. Beberapa resiko yang relevan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan, contoh: kegagalan menetapkan tujuan audit yang relevan dan menetapkan ruang lingkup program audit

2. Sumber Daya, contoh: tidak cukup waktu yang memungkinkan untuk mengembagkan program audit atau melaksanakan audit

3. Seleksi Tim Audit, contoh: tim tidak memiliki kompetensi kolektif untuk melaksanakan audit secara efektif

4. Implementasi, contoh: komunikasi program audit yang tidak efektif 5. Catatan dan Pengendaliannya, contoh: kegagalan untuk melindungi

catatan audit secara baik 6. Pemantauan, Peninjauan, dan Perbaikan Program Audit, contoh:

pemantauan yang tidak efektif dari keluaran program audit

Page 67: Modul audit jadi

Penetapan Prosedur untuk Program Audit Personel yang mengelola program audit hendaknya menetapkan satu atau lebih prosedur berikut, sejauh diperlukan:

1. Perencanaan dan penjadwalan audit dengan mempertimbangkan resiko 2. Pemastian keamanan dan kerahasiaan informasi 3. Penjaminan kompetensi audit dan ketua tim audit 4. Seleksi tim audit yang sesuai dan pemberian wewenang serta tanggung

jawab 5. Pelaksanaan audit, mencakup penggunaan metode pengambilan sampel

yang sesuai 6. Pelaksanaan tindak lanjut audit, jika diperlukan 7. Pelaporan kepada manajemen puncak terkait pencapaian umum dari

program audit 8. Pemeliharaan catatan program audit 9. Pemantauan dan peninjauan performa dan resiko, serta perbaikan

efektivitas dari program audit

Identifikasi Sumber Daya Progam Audit Ketika mengidentifikasi sumber daya untuk program audit, personel yang mengelola program audit hendaknya mempertimbangkan:

1. Sumber daya finansial yang sesuai untuk pengembangan, implementasi, pengelolaan, dan perbaikan aktivitas audit

2. Metode audit 3. Ketersediaan auditor dan ahli teknis yang memiliki kompetensi yang

sesuai terkait tujuan umum program audit 4. Ruang lingkup program audit dan resikonya 5. Waktu dan biaya perjalanan, akomodasi, dan kebutuhan audit lainnya 6. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi

(Diterjemahkan dari ISO 19011: 2011)

Tujuan dapat didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Prioritas manajemen

2. Tujuan komersial atau kepentingan bisnis lainnya

3. Karakteristik proses, produk, dan proyek serta segala perubahan yang

relevan

4. Persyaratan sistem manajemen

5. Persyaratan legal dan kontrak, serta persyaratan lainnya yang dianut oleh

organisasi

6. Keperluan untuk evaluasi pemasok

7. Keperluan dan ekspektasi pihak lain, termasuk pelanggan

Page 68: Modul audit jadi

8. Tingkat kinerja auditee, yang direfleksikan dari kejadian kegagalan atau

insiden atau keluhan pelanggan

9. Resiko terhadap auditee

10. Hasil dari audit sebelumnya

11. Level kematangan dari sistem manajemen yang diaudit

Contoh tujuan program audit adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan kontribusi terhadap perbaikan sistem manajemen dan

kinerjanya

2. Untuk memenuhi persyaratan eksternal, seperti sertifikasi suatu standar

sistem manajemen

3. Untuk memverifikasi kesesuaian dengan persyaratan kontrak

4. Untuk mencapai dan mempertahankan kepercayaan terhadap kapabilitas

pemasok

5. Untuk menentukan efektivitas sistem manajemen

Untuk mengevaluasi kesesuaian tujuan sistem manajemen dengan kebijakan

sistem manajemen dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Contoh Audit Program:

Budget

Hours

Procedures

Completed

by/Date

W/P Ref.

Scope

This audit will review (Key or Internal) Performance Measures

reported data for FY XXXX.

Objectives

1. Meet the requirement of OAR 125-700-0050.

2. Determine accuracy/reliability of the data reported in the agencies (Key or Internal) Performance Measures report for FY XXXX.

3. Help ensure Management that the agency’s performance measures are:

Documented – appropriate information behind the measures exists;

Repeatable – can be accurately re-created; and

Consistent – reported the same year to year.

General Audit Steps

Page 69: Modul audit jadi

Budget

Hours

Procedures

Completed

by/Date

W/P Ref.

1. During audit work be aware of management accomplishments and report as necessary.

2. During audit work be aware of potential areas for fraud and report to management as necessary.

3. Discuss the areas of greatest risk and exposure with management. Also, include suggested objectives and test procedures. Discuss with Management.

4. Document and perform any additional audit steps deemed necessary.

Fieldwork

1. Conduct an entrance conference with the Performance Measure Coordinator and appropriate members of management.

2. Obtain and review appropriate background information including:

a) pertinent laws, rules, regulations and performance measure reporting guidelines

b) Agency strategic plan

c) Any previous audit reports of agency’s performance measures

3. Obtain and review documentation of key performance measures to determine completeness. Each measure’s documentation should include:

a) Definition of all components of the measure

b) Identification of the source of the data

c) Statement of all calculations involved in creating the final number

d) Methodology used for calculations

e) Definition of the timelines of data gathering and the frequency of reporting

f) Reports include current performance data, trends, targets and/or required levels of performance and dates of performance

4. Interview the Performance Measure Coordinator, data owners, and other pertinent personnel as necessary to gain an understanding of performance measurement processes. Request and review any available documentation of the performance measure reporting process including procedures, desk manuals of appropriate staff, or flowcharts.

5. Determine which key performance measures to test using the following information:

a) Risk assessment results

b) Measures that represent the major business lines and their products and services, quality elements, outcomes and those of significant customer interest or input

6. Identify testing methodology and sample plan for each data set to be tested.

Determine number of reports to include in testing per each

Page 70: Modul audit jadi

Budget

Hours

Procedures

Completed

by/Date

W/P Ref.

measure depending on length of reporting period. Include a reasonable represented sample for each measure – recommended use at least 2 reporting periods for each measure (For example, if a measure is based on a population survey conducted every 2 years, you may include the last 4 reports in testing.) Sufficient data for each measure must be reviewed to allow a conclusion to be drawn.

Review each measure’s definition and calculation for accuracy and determine the degree of deviation for each, if any.

For each measure, determine how the data is kept and identify the source of documentation review – manual (paper files) or automated (computer – application or spreadsheet) system.

7. Determine if adequate controls are in place for each measure being tested. Begin this review at the point of incoming information and end at the point when calculated performance information is reported.

For a manual system: Determine if documentation exists to outline how and when performance information is first recorded, and for collecting and calculating the information. There should be consistencies in staff understanding and application of the procedures and staff should understand the source of the information and be familiar with any modifications. Are regular reviews taking place to ensure consistency?

For an automated system: Ensure staff performing data entry have been trained and have access to guidelines and procedures. Perform testing to ensure the computer program being utilized is obtaining the correct data and making the correct calculations. System data, summary information and measure calculations should be reviewed for correctness on a regular cycle.

9. Determine if the performance data can be recreated. Obtain performance measure reports and all supporting raw data for measures selected for review. Using the documentation for each measure, determine the method used to collect and calculate the performance data. Using the raw data, recalculate all of the performance measure information based on the defined calculations in the documentation for each of the measures. Document any miscalculations in the performance measure reports.

10. Request a list of all data elements included in the performance measures to be tested or create a list based on the performance measure documentation already obtained. Verify with appropriate staff that the list is correct and all-inclusive. Obtain data to match the data elements.

11. Test the source documentation for accuracy. Verify that performance measure documentation is complete and accurate. The definition should be adequate to minimize any misunderstanding. The data elements should mirror the data element list. The directions for the calculation of each performance measure should support the performance reported.

Page 71: Modul audit jadi

Budget

Hours

Procedures

Completed

by/Date

W/P Ref.

The data sources(s) listed should be complete and accurate.

12. Review testing results and conclude as to each performance measure’s verification category:

Verified: The performance reported is consistently accurate within plus or minus five percent and adequate controls are in place to ensure consistency and accuracy in collection of all supporting data and subsequent reports.

Verified with Qualifications: The performance reported is consistently accurate within plus or minus five percent, but adequate controls are not in place to ensure continued accuracy. The span of data is less than ideal or the performance measure definition is not followed but the calculation remained within the five percent error range.

Factors Prevented Verification: When documentation is not available and controls are not adequate to ensure consistency and accuracy or the performance measure definition is not followed and the correct measure result cannot be determined.

Inaccurate: The performance reported is commonly not within five percent of actual performance.

Not Applicable: Lack of adequate data exists for review for a justifiable reason, i.e. a new measure.

13. Review methodology behind measure calculations. Determine data type and verify appropriateness of methodology employed (reference guide).

14. Prepare findings for results in the Verified with Qualifications, Factors Prevented Verification and Inaccurate categories.

15. Conclude on the results including listing strengths and opportunities for process improvement in performance measure reporting processes regarding documentation, reports, calculations, data handling and verification category.

Reporting

16. Complete and index working papers.

17. Prepare a preliminary draft of the report and forward to CAE, Performance Measure Coordinator, and appropriate Management for review.

18. Have report and supporting work papers reviewed and clear any review notes.

19. Hold exit conference and provide draft to agency; request response and action plan to implement recommendations, if appropriate.

20. Incorporate response into the final report.

21. Distribute final report to management; present to Internal Audit Committee; and submit summary to the Department of Administrative Services Internal Audit Section and Legislative Fiscal Office.

22. Complete quality control worksheet.

Page 72: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 8

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

8

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan kas dan bank secara

sederhana

Pemeriksaan kas dan bank Sifat dan contoh kas dan bank Tujuan audit kas dan bank Prosedur pemeriksaan kas dan bank

2 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 8

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 73: Modul audit jadi

PERTEMUAN VIII

KAS dan SETARA KAS

A. Gambaran Umum transaksi siklus dan hubungannya dengan saldo

kas

Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses

yang dibutuhkan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang

telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan. Siklus ini dimulai dengan

permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan atau jasa menjadi

piutang usaha dan akhirnya menjadi uang tunai.

Didalam penerimaan dan pengeluaran kas terdapat 5 siklus yang

secara langsung mempunyai hubungan dengan saldo rekening kas, yaitu :

™ Siklus pendanaan

™ Siklus pengeluaran

™ Siklus Investasi

™ Siklus pendanaan

™ Siklus Jasa jasa Personel

Siklus produksi tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan

penyajian saldo rekening kas, meskipun diakui secara langsung hubungan

tersebut ada. Transaksi yang mempengaruhi siklus kas mempunyai mutasi

yang tinggi, hal ini dikarenakan kas yang menyangkut aktiva yang terkait

dengan pengukuran nilai bersifat sangat likuid. Ini berarti resiko melekat

dalam siklus ini sangat tinggi. Semakin tinggi volume transaksi yang

terbentuk, maka akan meningkat pula resiko yang melekat dalam penyajian

rekening kas dalam neraca.

B. Permasalahan Audit Terhadap Saldo Kas

Tujuan menyeluruh dalam audit atas siklus penjualan dan penerimaan kas

adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini

telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku

umum.

Auditor dalam rangka pelaksanaan audit terhadap saldo rekening kas

menghadapi kemungkinan adanya risiko deteksi yang pada dasarnya

dipengaruhi oleh tingkat risiko melekat dan risiko pengendalian. Mengingat

transaksi yang terbentuk dalam siklus ini demikian besarnya (berpengaruh

terhadap ke lima siklus yang lain) dengan sendirinya risiko melekat yang ada

dalam siklus ini juga sangat tinggi. Oleh karenanya tujuan audit untuk

memperoleh keyakinan terhadap eksistensi dan peristiwa yang melatar

belakangi pembentukan transaksi, serta kesempurnaan penyajian elemen kas

Page 74: Modul audit jadi

harus mendapat perhatian yang seksama.sangat berbeda dengan permasalahan

dalam pencapaian tujuan memperoleh keyakinan terhadap hak dan kewajiban,

maka dalam hal ini tingkat risiko salah saji menjadi sangat rendah. Demikian

halnya terhadap tujuan penyajian dan pengungkapannya cenderung beresiko

rendah. Namun demikian harus diingat, bahwasanya efektivitas pengendalian

terhadap penerimaan dan pengeluaran kas sangat tergantung pada kelima siklus

yang terkait dengan rekening kas.

Memperhatikan hal-hal yang relevan dengan pengujian ini, maka langkah

yang harus dipertimbangkan oleh auditor adalah:

1. auditor menentukan perencanaan pendahuluan auditor terhadap risiko deteksi

sebagai dasar penentuan strategi audit terhadap setiap asresi kas,

2. menentukan revisi risiko

C. Permasalahan audit terhadap saldo kas

Metodologi dalam merancang pengukian atas transaksi penjualan, dapat

digunakan untuk merancang pengujian atas transaksi penerimaan kas. Demikian

pula, prosedur audit untuk pengujian atas transaksi penerimaan kas akan

dikembangkan dengan kerangka kerja seperti yang digunakan dalam penjualan

yakni, tujuan pengendalian intern ditentukan, pengendalian intern kunci bagi tiap

tujuan ditentukan, pengujian atas pengendalian dikembangkan bagi masing--

masing tujuan, dan dikembangkan pengujian substansif atas transaksi bagi

kekeliruan moneter yang dikaitkan dengan masing-masing tujuan.

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah seluruh penerimaan kas

telah disetor e rekening bank adalah pembuktian atas penerimaan kas. Dalam

pengujian ini total penerimaan kas yang dicatat di jurnal penerimaan kas pada

periode tertentu, misalnya satu bulan, direkonsiliasi dengan setoran actual yang

dilakukan ke bank untuk periode yang sama.

D. Pengendalian Intern terhadap Saldo kas

Dokumen dan catatan penting yang biasanya digunakan dalam siklus penjualan

dan penerimaan kas adalah sebagai berikut :

Pesanan pelanggan (customer order)

Merupakan permintaan barang dagangan oleh pelanggan, yaitu dapat diterima

melalui telepon, surat, formulir isian yang dikirimkan ke pelanggan yang ada dan

pelanggan potensial, melalui wiraniaga, atau cara yang lain.

Pesanan Penjualan (sales Order)

Merupakan dokumen untuk mencatat deskripsi, jumlah, dan informasi terkait atas

barang yang dipesan oleh pelanggan.

Dokumen Pengiriman (Shipping document)

Merupakan dokumen yang dibuat untuk memulai pengiriman barang, yang

menunjukkan deskripsi atas barang dagang, jumlah yang dikirim, dan data yang

relevan.

Page 75: Modul audit jadi

Faktur Penjualan (sales invoice)

Merupakan dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang

dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan data

lain yang relevan.

Jurnal penjualan (sales Journal)

Merupakan jurnal untuk mencatat transaksi penjualan

Laporan ikhtisar penjualan (summary sales report)

Merupakan dokumen yang dihasilkan komputer yang mengikhtisarkan

penjualan untuk satu periode.

Notes kredit (credit memo)

Merupakan dokumen yang berisi pengurangan jumlah yang ditagih dari

pelanggan karena adanya pengembalian barang atau pengurangan harga.

Notes pembayaran (remittance advice)

Merupakan dokumen yang mendukung faktur penjualan yang dikirim ke

pelanggan dan dikembalikan ke penjualan dengan pembayaran tunai.

Jurnal penerimaan kas (cah receipt jurnal)

Merupakan jumal untuk mencatat penerimaan kas hasil dari penerimaan kas,

penjualan tunai dan penerimaan kas yang lain.

Nota persetujuan penghapusan piutang (uncollectible account

authorization form)

Merupakan dokumen yang digunakan didalam perusahaan, yang

menunjukkan kewenangan untuk menghapuskan piutang usaha menjadi tak

tertagih.

Berkas induk piutang usaha (account receivable master file)

Merupakan berkas untuk mencatat setiap penjualan, penerimaan kas, dan

retur dan pengurangan harga penjualan untuk masing-masing pelanggan dan

mengelola saldo perkiman pelanggan

Neraca saldo piutang usaha (account receivable trial balance)

Merupakan daftar jumlah yang terutang kepada pelanggan pada waktu

tertentu.

Laporan bulanan (Monthly statement)

Merupakan dukumen yang dikirimkan kepada tiap pelanggan yang

menunjukkan saldo piutang usaha, jumlah dan tanggal

setup penjualan,penerimaan pembayaran tunai, notes kredit yang diterbitkan,

dan saldo akhir.

Fungsi-fungsi yang terkait dalam transaksi kas

Pemrosesan pesanan pelanggan

Merupakan penawaran untuk membeli barang dengan ketentuan

tertentuPersetujuan penjualan secara kredit

Indikasi adanya persetujuan penjualan secara kredit atas permintaan

penjualan adalah persetujuan untuk mengirim barang.

Page 76: Modul audit jadi

Pengiriman barang

Merupakan titik pertama dari siklus ini dimana aktiva perusahaan meningkat.

Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan

Merupakan alat pemberitahuan ke pelanggan mengenai jumlah yang ditagih

atas barang tersebut.

Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas

Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan

Bila pelanggan tidak puas dengan barang yang diterima, penjual seringkali

menerima pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga karena

beban tersebut.

Penghapusan piutang tak tertagih

Bila perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi,

jumlah tersebut harus dihapuskan.

Penyisihan piutang tak tertagih

Bila penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dimasa

depan.

E. Pengujian Subtantif terhadap saldo kas

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun yang akan diuji lebih lanjut

- Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang

bersangkutan didalam buku besar.

- Hitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar

- Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber

posting dalam akun kas

- Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal yang bersangkutan

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik

- Hitung ratio berikut ini :

(1) Ratio kas dengan aktiva lancar

- Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan

pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data

lain

- Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas

akhir tahun yang lalu

Pengujian terhadap transaksi Rinci

3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas

• Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan

saldo kas menurut catatan klien

• Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke

dalam cut off bank statement

Page 77: Modul audit jadi

• Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal

neraca

• Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank

statement

• Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai

kemungkinanan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar

pada tanggal neraca.

4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal

neraca untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.

5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom

6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping

penerimaan dan pengeluaran kas

2. Pengujian terhadap akun Rinci

7. Hitung kas yang ada ditangan klien

8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang

bersangkutan

9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank

10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran

bank Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas

11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima

umum

- Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang

dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank

- Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan

penggunaan kas klien

F. Kertas Kerja Pemeriksaan

Konfirmasi saldo kas Di Bank

1. Konfirmasi saldo kas dibank dilakukan oleh auditor dengan

cara mengirimkansurat konfirmasi ke bank yang klien merupakan

nasabahnya. Informasi yangdimintakan konfirmasi dari bank meliputi :

1. Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca

2. Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta

tanggal jatuh tempo, bunga, dan jenis jaminan yang bersangkutan

dengan utang tersebut.

3. Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien,

karena klien menanggung utang yang ditarik oleh pihak lain atau

mendiskontokanwesel tagih.

4. Batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.

Page 78: Modul audit jadi

Contoh surat konfirmasi bank

................ , ..... 20...

Kepada

Yth ...........................

……………………..

kami minta Saudara mengisi informasi yang diperlukan oleh akuntan publik

kami : Rimendi & rekan, Jln.Sawa CT VII/94, Yogyakarta seperti formulir berikut

ini. Jika jawaban Saudara "tidak ada" harap ditulis demikian pada kolom yang

bersangkutan. Kami minta formulir berikut ini Saudara kirimkan di dalam amplop

yang kami sertakan bersama surat ini langsung kepada akuntan public kami

tersebut di atas.

Hormat kami,

Okan Sansaha

Direktur Keuangan

Rekonsiliasi Empat Kolom

Rekonsiliasi empat kolom digunakan oleh auditor untuk membuktikan

kebenaran saldo kas di bank.

Contoh rekonsiliasi empat kolom :

PT .................

Pembuktian Ketelitian Saldo Kas

Saldo

Awal

Peneri-

maan

Penge-

luaran

Saldo

Akhir

Saldo kas menurut rekening

koran bank

Setoran dalam perjalanan

awal periode

Setoran dalam perjalanan

akhir periode

Cek yang beredar awal

Periode

Cek yang beredar akhir

Periode

Cek yang dibebankan dalam

Rekening

Page 79: Modul audit jadi

Cek kosong

Saldo bank setelah di-adjust

Saldo kas menurut buku

Cek kosong

Wesel yang ditagih oleh bank

belum dicatat didalam buku

Biaya administrasi bank

Saldo menurut buku setelah

di adjust

Page 80: Modul audit jadi

LATIHAN SOAL PERTEMUAN 8

Page 81: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 9

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

9

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan piutang

Pemeriksaan Piutang Sifat dan contoh Piutang Tujuan pemeriksaan piutang Prosedur pemeriksaan piutang

2 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN 9

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 82: Modul audit jadi

PERTEMUAN IX

PEMERIKSAAN PIUTANG

Pengertian Piutang Usaha

Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling umum

ialah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Kredit dapat diberikan dalam

bentuk perkiraan terbuka atau berdasarkan instrumen kredit yang sahih, yang

disebut surat promes (wesel). Surat promes (promissory note), yang sering

disebut wesel (nota), adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu

atas permintaan atau pada suatu tanggal yang telah ditetapkan.

Menurut Donald E. Keiso (2004:386) “piutang adalah klaim uang, barang,

jasa kepada pelanggan atau pihak – pihak lainnya.”

Menurut Sukrisno Agoes, (2004:173) “piutang usaha adalah piutang

yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.”

Menurut Jhon J Wild (2005:260) “Piutang merupakan semua klaim dalam

bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau

organisasi-organisasi lainnya.”

Menurut Mulyadi (2001:257) dalam akuntansi piutang, secara periodik

dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Mutasi

penjualan adalah disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas

dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.

Contoh dari piutang usaha menurut Sukrisno Agoes (2004:713) ialah :

1. Piutang Usaha

2. Wesel Tagih

3. Piutang Pegawai.

4. Piutang Bunga

5. Uang Muka

6. Refundable deposit (uang jaminan)

7. Piutang lain-lain

Page 83: Modul audit jadi

8. Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)

2.3.2 Tujuan Audit Piutang Usaha

Menurut Sukrisno Agoes (2004:173) tujuan pemeriksaan perkiraan

piutang usaha yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang

baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.

2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada

piutang.

3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup

tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)

4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang

timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)

5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

2.3.3 Prosedur Audit Piutang Usaha

Menurut Sukrisno Agoes (2004:125) Prosedur audit ialah “langkah-

langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaaannya

dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan

dapat bekerja secara efisien dan efektif.” Prosedur audit dilalukan dalam rangka

mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung

pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.

Sukrisno Agoes (2004:176) menyarankan prosedur audit piutang usaha

sebagai berikut:

5. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan,

piutang dan penerimaan.

6. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.

7. Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain

menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan

kalau bisa subsequent collections-nya.

8. Periksa mathematicalaccuracy-nya dan check individual

balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.

Page 84: Modul audit jadi

9. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang

dan sales invoice.

10. Kirimkan konfirmasi piutang:

Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat

konfirmasi.

Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi

negatif.

Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di

surat konfirmasi.

Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk

dicari perbedaannya.

Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi

11. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti

penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati

tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan

bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang

berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.

12. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk

mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.

13. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah

yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan

terlalu kecil.

14. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-

lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.

Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal

neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya.

Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang

dibatalkan dalam periode berikutnya.

15. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,

dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan

sebagai jaminan.

16. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK

17. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

Page 85: Modul audit jadi

LATIHAN SOAL PERTEMUAN IX

Page 86: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 10

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

10

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan surat berharga dan

persediaan

Pemeriksaan surat berharga

dan pemeriksaan persediaan

Pemeriksaan marketable securities Sifat dan contoh surat berharga Prosedur pemeriksaan surat berharga

Pemeriksaan persediaan

2 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN

10&11

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 87: Modul audit jadi

PERTEMUAN X

PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA

SIFAT DAN CONTOH SURAT BERHARGA Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut. Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities yang merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable. Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan tujuan sebagai berikut : - Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih

besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar). - Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga

dari pembelian obligasi. - Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber

pembelian bahan baku. Menurut PSAK No. 1, hal.1.10 (IAI:2002): Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Akuntansi Untuk Investasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6 (IAI:2002): Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,royalti, devidend, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.

Page 88: Modul audit jadi

Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction). Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar yang aktif. Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darimana suatu nilai pasar (atau beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung) tersedia. Untuk investasi yang memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif, cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar. Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai aktiva lancar. Biaya perolehan suatu investasi mencakup perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal atau par value. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) SURAT BERHARGA

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik

atas temporary dan long term investment. 2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum dineraca, betul-

betul ada, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal neraca. 3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal

dari surat berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.

4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGAYANG DISARANKAN

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment.

a. Contoh Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa dilihat di Exhibit 10-1.

2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan pengurangan serta saldo akhirnya.

3. Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah atas nama peusahaan).

a. Biasanya periksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas opname. Seandainya surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus dikirimkan konfirmasi.

Page 89: Modul audit jadi

4. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan phisik surat berharga tersebut.

5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga. 6. Cocokkan saldo akhir dai rincian tersebut dengan buku besar. 7. Lakukan Vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga,

terutama perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya. 8. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi

perpajakannya. Periksa apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan semuanya.

9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk temporary investment, valuationnya adalah mana yang lebih rendah antara harga beli dan harga pasar. Untuk long term investment, valuationnya adalah berdasarkan harga beli kecuali jika terdapat tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa yang cukup panjang.

10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan dari pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga tersebut.

11. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat-surat berharga tersebut, misalnya penjualan long term investment dalam subsequent period.

12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term investment yang diperiksa.

PENYAJIAN DI NERACA Menurut PSAK No. 13 (IAI : 2002) Investasi Lancar Dicatat berdasarkan (a) mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang direalisasi, (b) nilai pasar. Investasi Jangka Panjang Dicatat berdasarkan harga perolehan. Jika terdapat penurunan yang tidak bersifat sementara dalam penilaian investasi jangka panjang tersebut, bisa digunakan nilai pasar. Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang dibebankan pada laporan laba rugi. Pemindahan Investasi Untuk investasi jangka panjang yang direklasifikasikan sebagai invetasi

lancar, pemindahan harus dilakukan berdasarkan nilai tercatat. Investasi yang direklasifikasikan dari lancar ke jangka panjang masing-

masing harus dipindahkan pada metode terendah antara biaya dan nilai pasar, atau pada nilai pasar jika investasi tersebut sebelumnya dinyatakan pada nilai tersebut.

Page 90: Modul audit jadi
Page 91: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 11

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

11

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan biaya dibayar

dimuka dan pemeriksaan aktiva

tetap

Pemeriksaan terhadap Siklus

Pengeluaran

Pemeriksaan terhadap catatan siklus pengeluaran yang berhubungan dengan transaksi pembelian barang atau aktiva tetap

2 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 1,

PERTEMUAN

12&13

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 92: Modul audit jadi

PERTEMUAN XI dan XII

PEMERIKSAAN SIKLUS PENGELUARAN

Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa.

Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga

yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih

dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau

digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau

kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu

jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel,

bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu

tahun (aktiva tidak berwujud).

4.1.1. Jenis-jenis akun yang mempengaruhi audit terhadap siklus

pengeluaran

Dalam siklus ini terdapat dua transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran

kas.

Transaksi pembelian dan pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening

sebagai berikut :

1. Persediaan

2. Persediaan bahan baku

3. Biaya dibayar dimuka

4. Palnt asset

5. Asset lain-lain (missal : aktiva tak berwujud)

6. Kembalian pembelian

7. Potongan pembelian

8. Berbagai jenis biaya

9. Utang dagang

10. Kas

4.1.2. Tujuan audit terhadap siklus pengeluaran

Kelompok Asersi Tujuan audit terhadap

golongan transaksi

Tujuan audit terhadap saldo

akun

Keberadaan dan keterjadian Transaksi pembelian

mencerminkan barang dan

jasa yang baik yang

diterima dari pemasok

selam periode yang diaudit

Transaksi pengeluaran kas

mencerminkan pembayaran

Hutang usaha yang tercatat

mencerminkan jumlah

kewajiban entitas yang ada

pada tanggal neraca

Aktiva tetap mencerminkan

aktiva produktif yang masih

Page 93: Modul audit jadi

yang dilakukan kepada

pemasok selam periode

yang diaudit

dimanfaatkan pada tanggal

neraca

Aktiva tidak berwujud

mencerminkan aktiva

produktif yang masih

dimanfaatkan pada tanggal

neraca

Kelengkapan Semua transaksi pembelian

dan pengeluaran kas yang

terjadi selam periode yang

diaudit telah dicatat

Hutang usaha mencakup

semua jumlah yang terhutang

kepada pemasok barang dan

jasa pada tanggal neraca

Saldo aktiva tetap mencakup

semua transaksi perubahan

yang terjadi selama periode

yang diaudit

Saldo aktiva tidak berwujud

mencakup semua transaksi

perubahan yang terjadi selama

periode yang diaudit

Hak dan kewajiban Entitas memiliki kewajiban

sebagai akibat transaksi

pembelian yang tercatat

dalam periode yang diaudit

Entitas memiliki hak atas

aktiva tetap sebagai

transaksi pembelian yang

tercatat dalam periode yang

diaudit

Entitas memiliki hak atas

aktiva tidak berwujud

sebagai akibat transaksi

pembelian yang tercatat

dalam periode yang diaudit

Hutang usaha pada tanggal

neraca mencerminkan

kewajiban entitas kepada

pemasok

Entitas memiliki hak atas

aktiva tetap yang tercatat pada

tanggal neraca

Entitas memiliki hak atas

aktiva tidak berwujud yang

tercatat pada tanggal neraca

Penilaian atau alokasi Semua transaksi pembelian

dan pengeluaran kas yang

telah dicatat dalam jurnal,

diringkas, dan diposting ke

dalam akun dengan benar

Hutang usaha dinyatakan

dalam jumlah yang benar

kewajiban entitas pada

tanggal neraca

Page 94: Modul audit jadi

Aktiva tetap dinyatakan pada

kas dikurangi akumulasi

depresiasi

Aktiva tidak berwujud

dinyatakan pada kas atau kas

dikurangi dengan amortisasi.

Biaya yang berkaitan dengan

aktiva tetap dan aktiva tidak

berwujud dicatat sesuai

dengan prinsip akuntansi

berterima umum

Penyajian dan

pengungkapan

Rincian transaksi dan

pengeluaran kas mendukung

penyajian akun yang

berkaitan dalam laporan

keuangan, baik

klasifikasinya maupun

pengungkapannya

Hutang usaha, aktiva tetap

dan aktiva tidak berwujud di

identifikasi dan

diklasifikasikan dengan

semestinya dalam neraca

Pengungkapan memadai telah

berkaitan dengan hutang

usaha, aktiva tetap dan aktiva

tidak berwujud

Materialitas, Risiko dan Strategi audit terhadap siklus pengeluaran

Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara

individual pada hanya satu rekening saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih

satu transaksi.

Faktor-faktor risiko melekat yang berhubungan dengan transaksi-transaksi siklus

pengeluaran meliputi :

Seberapa banyak volume transaksi

Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi

Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai

Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodic harus

mempertimbangkan terhadap aspek kesinambungan dalam akuntansinya

Keempat factor tersebut sangat menentukan seberapakah tingkat risiko melekat

dalam transaksi siklus ini. Menghadapi kemungkinan tersebut, auditor harus

Page 95: Modul audit jadi

merumuskan strategi dengan menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang

rendah dan pengujian substansi dalam siklus pengeluaran.

Pemahaman terhadap struktur pengendalian intern

Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang

ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, system

akuntansi, dan prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna

dalam menentukan strategi audit dalam rangka pengujian substansi.

Aspek lingkungan pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus

pengeluaran

Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan

aktivitas siklus pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-

barang dibawah kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler,

sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan,

pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan kebijaksanaan

investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya.

Untuk memperoleh pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus

melakukan wawancara (inquiry) kepada manajemen.

Sistem akuntansi secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran

Pemahaman terhadap system akuntansi menyebabkan auditor harus

mempelajari metode pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan

yang digunakan dalam penanganan transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu

auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir system akuntansi, dan

melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui

proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.

Prosedur Pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus

pengeluaran

Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori

prosedur pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima

kategori tersebut antara lain :

Adanya otorisasi yang memadai

Adanya pemisahan tugas

Adanya dokumen dan catatan akuntansi

Adanya akses kea rah pengendalian

Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent

Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam

perusahaan benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian

yang tidak memenuhi kelima criteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko

audit yang tinggi.

Page 96: Modul audit jadi

Pengendalian Intern terhadap siklus pengeluaran

Catatan dan dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi siklus

pengeluaran

Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank

Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah

dikeluarakan dalam suatu periode

Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi

pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan untuk

memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar

Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal

terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain

Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi siklus pengeluaran

Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi

1. Fungsi yang memerlukan

pengeluaran kas

2. Fungsi pencatatan utang

3. Fungsi keuangan

4. Fungsi akuntansi biaya

5. Fungsi akuntansi umum

6. Fungsi audit intern

7. Fungsi penerimaan kas

Bagian pemasaran atau bagian-

bagian lain

Bagian utang

Bagian kasa

Bagian akuntansi biaya

Bagian akuntansi umum

Bagian audit intern

Bagian kasa

Keterangan :

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa

dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan

permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus

mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan

2. Fungsi pencatatan utang

Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang

memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek

yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung

jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen

pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

3. Fungsi keuangan.

Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk

mengisi cek, meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada

kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.

4. Fungsi akuntansi biaya

Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas

pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.

Page 97: Modul audit jadi

5. Fungsi akuntansi umum

Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas

pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau

register cek.

6. Fungsi audit intern

Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count )

secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas

menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini

bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak

(surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat

rekonsiliasi bank scara periodic

Risiko yang terdapat struktur pengendalian intern siklus pengeluaran.

Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi

pengeluaran kas harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji,

pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian yang harus

dilakukan berikut ini:

a. Terhadap transaksi pembayaran hutang.

o Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak

disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan cek

melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher

dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara

observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan

dengan bebas terhadap dokumen pendukung.

o Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan

pemberian cap terhadap voucher dan dokumen pendukungnya bila

telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua

pembayaran diberi cap.

o Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan

dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai kesesuaian

jumlah dalam check dengan voucher-nya.

o Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan

pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim. Auditor dapa

melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang

prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.

b. Terhadap transaksi pengeluaran kas.

o Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang

bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian terhadap

penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.

o Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan

pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak yang bebas.

Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi.

Page 98: Modul audit jadi

o Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang

bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal pencatatannya.

Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya

kebebasan dalam pengecekan.

Pengujian Substansif terhadap Siklus Pengeluaran.

Prosedur pemeriksaan terhadap aktiva tetap.

Aktiva tetap ( fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equiement

sifat atau ciri aktiva tetap antara lain: tujuan dari pembeliannya bukan untuk

dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk

dipergunakan dalam, kegiatan operasi perusahaan, mempunyai masa manfaat

lebih dari 1o tahun, jumlahnya cukup material.

Adapun audit prosedur atas aktiva tetap mempunyai 7 tujuan antara lain:

emeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik, apakah aktiva tetap

yang tercantum dalam neraca benar-benar ada, penambahan aktiva tetap

dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu capital expenditure yang

diotorisasi, memeriksa apakah disposal ( penarikan ) aktiva tetap sudah dicatat

dengan benar dibuku perusahaan, memeriksa apakah pembebanan

penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan sesuai dengan SAk

dan konsisten, ada tidaknya aktiva tetap yang] ijadikan sebagai jaminan.

Program pengujian substantive terhadap saldo aktiva tetap berisi

prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang

diuraikan diatas. Prosedur, audit diklasifikasikan menjadi empat golongan:

prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci

pengujian terhadap akun rinci dan verifikasi penyajian dan pengungkapan yang

masing-masing prosedur tersebut akan dibahas ke dalam tabel benkut:

Proses Audit

Kertas kerja

Tanggal pelaksanaan

Pelaksanaan

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur audit awal atas

saldo akun aktiva tetap yang akan

diuji lebih lanjut

a. Usut saldo aktiva tetap yang

tercantum dineraca ke saldo akun

aktiva tetap yang bersangkutan

dibuku besar

b. Hitung kembali saldo akun aktiva

dibuku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi

luar biasa dalam jumlah dan sumber

Page 99: Modul audit jadi

posting dalam akun aktiva tetap dan

akumulasi depresiasinya

d. Usut saldo awal akun aktiva tetap

ke kertas kerja tahun lalu

e. Usut posting pendebitan dan

pengkreditan akun aktiva tetap

dalam ke dalam jurnal yang

bersangkutan

f. Lakukan rekonsiliasi akun control

aktiva tetap dalam buku besar ke

buku pembantu aktiva tetap

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik

a. Hitung ratio berikut ini :

1) Tingkat perputaran aktiva tetap

2) Ratio laba bersih dengan aktiva

tetap

3) Ratio tetap dengan modal saham

4) Ratio biaya reparasi dan

pemeliharaan dengan aktiva tetap

b. Lakukan analisis hasil prosedur

analitik dengan harapan yang

didasarkan pada data masa lalu,

data industri, jumlah yang

dianggarkan, atau data lain

Kertas kerja

Tanggal pelaksanaan

pelaksanaan

Pengujian terhadap transaksi rinci

3. Periksa tambahan aktiva tetap ke

dokumen yang mendukung

timbulnya transaksi berikut

4. Periksa berkurangnya aktiva tetap

ke dokumen yang mendukung

timbulnya transaksi tersebut

5. Lakukan pemeriksaan pisah batas

transaksi aktiva tetap

6. Lakukan review terhadap akun

biaya reparasi dan pemeliharaan

aktiva tetap

Pengujian terhadap saldo akun rinci

7. Lakukan inspeksi terhadap aktivat

tetap

a. Lakukan inspeksi terhadap

Page 100: Modul audit jadi

tambahan aktiva tetap

b. Lakukan penyelidikan dan

sesuaikan jika terjadi perbedaan

c. Periksa dokumen yang

mendukung pembayaran utang

usaha seetelah tanggal neraca

8. Periksa bukti hak kepemilikan

aktiva tetap dan kontrak

9. Lakukan review terhadap

perhitungan depresiasi aktiva tetap

Verifikasi penyajian dan

pengungkapan

10. Bandingkan penyajian aktiva tetap

dengan Prinsip akuntansi berterima

umum

a. Periksa klasifikasi aktiva tetap di

neraca

b. Periksa pengungkapan yang

bersangkutan dengan aktiva tetap

4.4.2 Prosedur Pemeriksaan terhadap hutang dagang

Kertas

kerja

Tanggal

pelakasanaan

Pelaksanaan

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur audit awal atas

saldo akun utang usaha yang akan

diuji lebih lanjut

a. Usut saldo utang usaha yang

tercantum di dalam neraca ke saldo

akun utang usaha yang

bersangkutan didalam buku besar

b. Hitung kembali saldo akun utang

usaha di dalam buku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi

luar biasa dalam jumlah dan sumber

posting dalam akun utang usaha

d. Usut saldo awal akun hutang

usaha ke kertas kerja tahun yang

lalu

e. Usut posting pendebitan akun

hutang usaha ke dalam jurnal yang

bersangkutan

f. Lakukan rekonsiliasi akun control

Page 101: Modul audit jadi

utang usaha dalam buku besar ke

buku pembantu utang usaha

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik

a. Hitung ratio berikut ini :

1) Tingkat perputaran utang usaha

2) Ratio utang usaha dengan utang

lancar

b. Lakukan analisis hasil prosedur

analitik dengan harapan yang

didasarkan pada data masa lalu,

data industri, jumlah yang

dianggarkan, atau data lain

Pengujian terhadap saldo akun rinci

7. Lakukan konfirmasi saldo akun

rinci

a. Lakukan identifikasi penjualan

besar dengan mereview register

bukti kas keluar atau buku pembantu

utang, arsip induk utang dan

kirimkan konfirmasi kepada kreditur

yang akun utang klien kepadanya

memiliki karakteristik berikut ini : (1)

bersaldo besar, (2) terdapat

kegiatan pembelian yang luar biasa,

(3) bersaldo kecil atau nol, dan (4)

bersaldo debit

b. Lakukan penyelidikan dan

sesuaikan jika terjadi perbedaan

c. Periksa dokumen yang

mendukung pembayaran utang

usaha setelah tanggal neraca

8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha

yang tidak di konfirmasi ke

pernyataan piutang bulanan yang

diterima oleh klien dari kreditur

Verifikasi penyajian dan

pengungkapan

9. Bandingkan penyajian utang usaha

dengan prinsip akuntansi berterima

umum

a. Periksa klasifikasi utang usaha di

Page 102: Modul audit jadi

neraca

b. Periksa pengungkapan yang

bersangkutan dengan utang usaha

c. Periksa pengungkapan yang

bersangkutan dengan utang usaha

non usaha

d. Mintalah informasi dari klien untuk

menemukan komitmen yang belum

diungkapkan dan utang bersyarat

dan periksa penjelasan yang

bersangkutan dengan utang

tersebut

e. Bandingkan akun biaya dengan

akun biaya yang sama tahun lalu

atau biaya yang dianggarkan untuk

mendapatkan indikasi kemungkinan

adanya under statement utang

lancer

Pengujian terhadap transaksi rinci

3. Periksa sampel transaksi utang

usaha yang tercatat ke dokumen

yang mendukung timbulnya utang

usaha

a. Periksa pengendalian akun utang

usaha ke dokumen pendukung :

bukti kas keluar, laporan

penerimaan barang, surat order

pembelian, atau dokumen

pendukung lain

b. Periksa pendebitan akun usaha ke

dokumen pendukung : bukti kas

masuk , memo debit untuk retur

penjualan

4. Lakukan verifikasi pisah batas (out

off) transaksi pembeli

a. Periksa dokumen yang

mendukung transaksi pembelian

dalam minggu terakhir tahun yang

diaudit dan minggu pertama setelah

tanggal neraca

5. Lakukan verifikasi pisah batas (out

off) transaksi pengeluaran kas

a. Periksa dokumen yang

Page 103: Modul audit jadi

mendukung transaksi pembayaran

utang usaha dalam minggu terakhir

tahun yang di audit dan minggu

pertama setelah tanggal neraca

6. Lakukan pencarian utang yang

belum dicatat

a. Periksa bukti yang mendukung

transaksi pengeluaran kas yang

dicatat setelah tanggal neraca

4.2.1 Prosedur pemeriksaan terhadap biaya dibayar dimuka

Berikut ini akan dibahas prosedur pemeriksaan yang terdapat dalam biaya

dan pajak dibayar dimuka.

Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.

Dalam hal ini internal control questionnoises yang digunakan tercakup

dalam internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank

Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar

dimuka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.

Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang

berwenang.

Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak termasuk bukti pemotongan

pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.

Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.

Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar

dimuka.

2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar

dimuka.

Prosedur Pemeriksaan Substantive sewa dibayar dimuka ( Prepaid Rent )

Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal neraca.

Check ketelitian perhitungan mathematis ( mathematical accuracy ).

Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku bestir

(general ledger) prepaid rent.

Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.

Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan

periksa lease agreement ( jika sudah dilakukan di compliance test, refen ke

kertas kerja compliance test ).

Tie_Up / tie_in ( Cocokan ) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku

besar biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya sewa langsung dibebankan ke,

perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku

besar akan terlihat lebih besar.

Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

Page 104: Modul audit jadi

LATIHAN SOAL PERTEMUAN 11 dan 12

Page 105: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 12

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

12

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan biaya dibayar

dimuka dan pemeriksaan aktiva

tak berwujud

pemeriksaan aktiva tak

berwujud

Sifat aktiva tak berwujud Tujuan pemeriksaan aktiva tak berwujud Prosedur pemeriksaan aktiva tak berwujud

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

14

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 106: Modul audit jadi
Page 107: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 13

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

13

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan biaya dibayar

dimuka dan pemeriksaan utang

jangka pendek

pemeriksaan utang jangka

pendek

Sifat kewajiabn jangka pendek Tujuan pemeriksaan kewajiabn jangka pendek Prosedur Pemeriksaan kewajiban jangka pendek

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

15

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 108: Modul audit jadi

PERTEMUAN XIII

PEMERIKSAAN UTANG JANGKA PENDEK

A. Pengertian Hutang Jangka Pendek Pengertian Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current assets) perusahaan.

Termasuk current liabilities diantaranya :

- Hutang dagang/account payable : Yaitu kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

- Pinjaman bank jangka pendek/short term loan : Yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).

- Hutang pajak/tax payable : Yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya, misal hutang PPH 21, PPH 25, PPN.

- Biaya yang masih harus dibayar : Yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan audit :

1. Kecendrungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya. Hal ini bertujuan untuk melaporkan laba lebih besar dari yang sebenarnya. Auditor harus melakukan searching of unreposting liabilities, yakni dengan cara memeriksa pembayaran setelah tanggal neraca.

2. Perbedaan account payable dan accrual expense. Account payable memiliki angka pasti, karena dicatat berdasarkan invoice, sedangkan accrual expense dicatat berdasarkan estimasi.

Page 109: Modul audit jadi

B. Tujuan Audit Hutang Jangka Pendek & Panjang Ada beberapa tujuan audit current liabilities yang perlu diperhatikan, diantaranya :

1. Untuk meyakini bahwa pengendalian intern current liabilities memadai. Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka pendek. Dengan internal control yang memadai auditor dapat mempertimbangkan mengurangi substantif tes atau mengurangi scope.

2. Untuk meyakini bahwa current liabilities didukung bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi. Minta rincian hutang jangka pendek, periksa kebenaran penjumlahan, cocokkan dengan saldo general ledger. Rincian disiapkan oleh klien, dan auditor melakukan pengujian terhadap rincian, apabila terdapat kesalahan dibuat koreksi audit dan dikomunikasikan dengan klien.

3. Untuk meyakini bahwa semua transaksi telah tercatat per tanggal neraca. Cocokkan saldo masing-masing debitur dengan saldo pada subsidoary ledger.

4. Untuk meyakini bahwa jumlah accrual expense reasonable (layak) Periksa dasar perhitungan accrual expense yang dibuat perusahaan, apakah konsisten dan reasonable dengan tahun sebelumnya. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca.

5. Untuk meyakini bahwa pencatatan transaksi telah sesuai dengan SAK. Periksa apakah pencatatan transaksi current liabilities sudah sesuai dengan SAK. Dalam hal ini auditor harus meyakinkan bahwa tidak terdapat unrecorded liabilities. Untuk itu auditor harus memeriksa notulen rapat direksi dan pemegang saham, dan mengirim konfirmasi ke penasehat hukum perusahaan. Hal-hal yang diperiksa : tanggal kejadian, jumlah hutang, syarat hutang, bunga, jatuh tempo. Substantif test :

o Periksa apakah dokumen dan subledger sesuai atau tidak o Periksa jurnal pada tanggal bersangkutan o Periksa bukti penerimaan kas o Lihat ke mutasi buku besar o Cek pembayaran bunga

6. Untuk meyakini bahwa hutang dalam mata uang asing telah dikonveksikan

dengan kurs BI. Periksa apakah saldo hutang dalam mata uang asing per tanggal neraca telah dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI. Selisih kurs dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.

7. Untuk meyakini bahwa semua persyaratan dalam akad kredit sudah dipenuhi untuk menghindarkan bank default (right and obligation). Periksa penjanjian dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh nasabah, seperti penggantian manager kunci, pengendalian current ratio, dan ketepatan waktu pembayaran hutang.

Page 110: Modul audit jadi

Bank default (ketetapan persyaratan-persyaratan untuk nasabah) antara lain :

o Perusahaan nasabah tidak boleh mengganti manajer kunci tanpa seijin bank

o Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu o Tidak diperkenankan terlambat membayar bunga

Jika terdapat pelanggaran terhadap ketiga syarat tersebut maka dalam audit harus di disclousure untuk masalah hutang di catatan laporan keuangan.

8. Untuk memeriksa apakah penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan laporan keuangan telah sesuai dengan SAK.

Periksa apakah penyajian hutang jangka pendek di neraca dan catatan laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

C. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Hutang usaha

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan hutang usaha.

2. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo hutang usaha yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di

neraca Hutang usaha biasanya timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan penolong, suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik. Hutang usaha dapat digolongkan menjadi 2 yaitu hutang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (account payable) dan hutang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (notes payable).

Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan factor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Audit atas hutang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan karena jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.

D. Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian maupun transaksi pengeluaran kas. Jadi risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis dan factor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

Page 111: Modul audit jadi

E. Perancangan Pengujian Substantif 1. Prosedur awal

Pengujian audit dinilai dengan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry klien. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantive atas hutang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar jumlah yang terhutang pada tanggal neraca.

2. Prosedur analitis Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Suatu penurunan yang abnormal atas rasio perputaran hutang usaha atau kenaikan yang tidak diharapkan atas rasio lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah. Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

A. Pengujian rincian transaksi i. Menelusuri hutang yang dicatat ke dokumentasi pendukung.

Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam file klien seperti voucher, faktur penjualan, laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas seperti buku pengeluaran cek atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga.

ii. Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian. Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaki pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal-tanggal laporan penerimaan ke ayat jurnal register voucher dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya mencakup periode antara 5-10 hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dalam memeriksa dokumentasi harus diberikan pertimbangan khusus atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca.

iii. Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi langsung dan review atas dokumentasi internal. Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca.

iv. Melakukan pencarian hutang yang belum tercatat. Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur

Page 112: Modul audit jadi

yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiaban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca.

v. Pengujian rincian saldo. a. Konfirmasi hutang usaha. Prosedur ini bersifat opsional

karena konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan dan bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak dalam tahun berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.

b. Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan pemasok. Para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang biasa dijumpai dalam file klien. Jumlah yang terhutang pada pemasok menurut daftar hutang klien dapat direkonsiliasi dalan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien dan bukan langsung kepada auditor. Selain itu laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok tertentu.

Pembandingan penyajian laporan dengan GAAP. Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai kewajiban lancer. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa depan maka jumlah semacam itu harus di reklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai aktiva. Pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa, komitmen pembelian serta kewajiban kontinjen.

INTERNAL CONTROL A. Internal Control Hutang Dagang Internal Control yang baik untuk Hutang Dagang adalah :

B. Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian. Bagian penerimaan barang, bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian keuangan.

C. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered), untuk permintaan pembelian , order pembelian, dan laporan penerimaan barang.

D. Adanya system otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan hutang.

Page 113: Modul audit jadi

E. Digunakannya system tender untuk pembelian dalam jumlah yangbesar, dimana beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis dalam amplop tertutup ke panitia tender.

F. Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk hutang dagang, dan setiap akhir bulan jumlah saldo hutang dagang menurut buku tambahan harus dibandingkan dengan saldo hutang dagang menurut general ledger yang merupakan perkiraan pengendali.

G. Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (fakturin voice) harus dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving report dan purchase order, untuk mencegah pembayaran atas barang yang dibeli melebihi jumlah barang yang dipesan dan yang diterima.

H. Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas untuk menghindari digunakannya dokumen-dokumen tersebut untuk proses pembayaran kedua kalinya

B. Prosedur Pemeriksaan kewajiban Jangka Pendek dan Panjang Prosedur Pemeriksaan kewajiban Jangka Pendek adalah :

A. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek. B. Minta rincian dari kewajiban jangka pendek, baik hutang dagang

maupun kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo hutang di buku besar.

C. Untuk hutang dagang cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger hutang dagan.

D. Secara test basis , periksa bukti pendukung dari saldo kepada beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition, purchase order, reseving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan mathematis dari dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.

E. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger hutang.

F. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.

G. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraaca (subsequent payment) untuk mengetahui apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorder liabilities) per tanggal neraca dan untuk menyakinkan diri mengenai kewajaran saldo hutang per tanggal neraca.

H. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excepent dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.

I. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian

Page 114: Modul audit jadi

kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

J. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna, dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat sebagi hutang jangka pendek.

K. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dan tiap jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada laporan rugi laba. Perhatikan juga aspek pajaknya.

L. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalain barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar harus direklasifikasikan sebagai piutang.

M. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode berikutnya misalnya dengan megirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.

N. Seandainya ada kredit jangka panjang , harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek.

O. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs yang terjadi dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.

P. Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi pada periode berikiutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 Desember dilunasi dibulan Januari tahun berikutnya. Sedangakan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayarPPh 29

Q. Periksa dasar perhitungan accrued expense yang dibuat oleh perusahaan, apakah reasonable dan konsisten dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.

R. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.

S. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan. T. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan

catatan atas laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK)

Page 115: Modul audit jadi

LATIHAN SOAL PERTEMUAN 13 dan 14

Page 116: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 14

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

14

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan utang jangka

panjang

pemeriksaan utang jangka

panjang

Sifat utang jangka panjang Tujuan pemeriksaan utang jangka panjang Prosedur pemeriksaan utang jangka panjang

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

16

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 117: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 15

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

15

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan permodalan

Pemeriksaan permodalan Sifat permodalan Tujuan pemeriksaan permodalan Prosedure pemeriksaan permodalan

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

17

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 118: Modul audit jadi

PERTEMUAN XV

PEMERIKSAAN PERMODALAN

Permodalan

Jenis akun yang mempengaruhi audit transaksi pendanaan: siklus ini

mempengaruhi dua aspek yaitu ;

(a) Pembentukan kewajiban yang berjangka waktu pelunasan lebih clan' satu

tahun

(b) Pembentukan kepemilikan perusahaan ( modal saham )

Transaksi yang berhubungan dengan utang jangka panjang antara lain berupa :

obligasi, wesel jangkapanjang,hipotik (mortgages), bond Premium

(discount ), interest expense, dan gain (gloss) on retirement of bonds.Sedangkan

transaksi yang berkaitan dengan modal saham antara lain : saham preferensi,

saham biasa, saham tresury, paid-in capital, retained

earnings, deviden, devidend payable.

Tujuan audit terhadap siklus pendanaan:

o Eksistensi atau okurensi pembentukan transaksi

Pencatatan terhadap saldo-saldo utang jangka panjang dan modal

saham pada saat tanggal neraca benar-benar nyata.

Pembayaran deviden dan biaya bunga obligasi yang timbul dan

terbentuknya transaksi dalam periode ini dinyatakan.

o Kesempurnaan

Rekening utang jangka panjang mencerminkan semua kewajiban

kepada kreditor jangkan panjang pada saat tanggal neraca.

Rekening modal saham mencerminkan hak-hak para pemilik terhadap

semua aktiva pada saat tanggal neraca.

Semua transaksi utang jangka panjang dan transaksi modal saham

dalam tahun yang dilaporkan telah dicatat.

Hak dan kewajiban

Rekening utang jangka panjang mencerminkan jumlah yang secara

hukum dimiliki oleh para kreditor dan pihak lain yang berkepentingan

pada saat tanggal neraca.

Rekening modal saham mencerminkan hak yang secara hukum dimiliki

para pemegang saham pada saat tanggal neraca.

Penilaian atau alokasi

Page 119: Modul audit jadi

Penilaian terhadap rekening utang jangka panjang dan modal saham

didasarkan pada prinsip akuntansi yang lajim diterapkan

di Indonesia diUSA disebut GAAP).

Presentasi dan pengungkapan

Rekening utang jangka panjang dan modal saham telah diidentifikasi dan

diklasifikasi secara layak dalam neraca.

Semua kesepakatan, perjanjian dan rancangan pelunasan terhadap

utang jangka panjang telah dijelaskan dan diungkapkan dalam laporan

keuangan.

Semua fakta yang berkaitan dengan pengeluaran saham ( yang meliputi

par atau stated value) telah memperoleh persetujuan terhadap jenis

saham dan pengeluarannya, dan jumlah saham yang dipegang sebagai

saham treasury atau adanya opsi saham telah diungkapkan.

Materialitas, Risiko dan Strategi audit terhadap transaksi pendanaan:

Risiko terhadap kemungkinan kesalahan penanganan dan pencatatan

transaksi siklus pendanaan biasanya rendah. Dalam beberapa kasus, aspek

operasional yang mungkin menimbulkan permasalahan adalah pembayaran

bunga obligasi dan pembayaran deviden (kadangkala ditangam oleh pihak luar,

antara lain bank, pialang, pedagang effek). Semua transaksi yang berkaitan

dengan proses pendanan ini (saat menerima uang dan saat pemberian

kompensasi bunga dan deviden) selalu harus memperoleh persetujuan dari

dewan komisaris atau para pemegang saham. Dalam perancangan strategi

audit terhadap rekening-rekening yang terbentuk oleh transaksi dalam siklus

ini, harus diperhatikan adanya ide terbentuknya transaksi dari dalam

perusahaan sendiri.

Cara memahami dan menilai struktur pengendalian intern:

Setiap langkah dalam memahami struktur pengendalian intern meliputi:

(1) Pemahaman terhadap sagala catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang

digunakan oleh klien dalam menangani transaksi silkus pendanaan.

(2) Pemahaman terhadap fungsi-fungsi yang terkait dalam penanganan

transaksi siklus pendanaan tersebut.

o Prosedur pengendalian secara umum yang terkait dengan transaksi

pendanaan:

Lakukan verifikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar

dan buku pembantunya.

Terapkan prosedur analitikal.

Lakukan penelaahan terhadap otonsasi beserta kontrak-kontraknya.

Lakukan konfirmasi atas utang jangka panjang.

Lakukan vouching terhadap jurnal rekening utang jangka panjang.

Page 120: Modul audit jadi

Lakukan penghitungan kembali terhadap biaya bunga.

Bandingkan penyaj iannya dengan standar akuntansi keuangan yang

berlaku.

Catatan dan dokumen apa yang biasa digunakan dalam transaksi

pendanaan:

Dokumen yang digunakan dalam siklus pendanaan ini secara keseluruhan

sama dengan dokumen dalam siklus investasi. Hanya saja, tinjauan dokumen

dalam aspek pendanaan ditinjau dari sisi perusahaan yang mempunyai

kewajiban kepada kreditor atau hak-hak para pemilik. Dokumen ini diperlukan

mengingat pada saat semua obligasi telah dilunasi, maka surat-surat obligasi

tersebut harus ditarik kembali. Padahal penarikan obligasi tersebut pada

dasarnya masih aktif, dan oleh karenanya harus dimusnahkan.

1. Fungsi-fungsi yang terkai dengan transaksi pendanaan;

Pengeluaran modal saham atau obligasi.

Pembayaran bunga obligasi dan deviden tunai

Pelunasan obligasi dan pembelian kembali saham

Pencatatan transaksi-transaksi pendanaan

Pemegang buku besar obligasi dan modal saham dan pemeliharaan

kecermatan pencatataannya.

Pengujian Substansif terhadap siklus pendanaan Daftar pengujian

substantif yang disarankan antara lain :

a. Lakukan verivikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar dan

buku pembantunya

b. Terapkan prosuder analitikal

c. Lakukan penelaahaan terhadap anggaran dasar dan rumah tangga

perusahaan.

d. Lakukan penelaahan terhadap otorisasi pengeluaran saham.

e. Lakukan konfirmasi atas saham yang beredar di pasaran

f. Lakukan inspeksi buku sertifikat saham

g. Lakukan ispeksi sertifikat saham yang berada ditangan bendaharawan

perusahaan.

h. Lakukan vouching jumal pada rekening utang modal saham

i. Lakukan vouching terhadap laba yang ditahan

j. Bandingkan penyajiannya dengan SAK yang berlaku.

Page 121: Modul audit jadi

Prosedur pemeriksaan terhadap pendanaan obligasi

Dalam rangka audit obligasi maka auditor harus menyusun prosedur sebagai

berikut ;

a. Lakukan verivikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar dan buku

pembantunya

b. Terapkan prosedur analitikal

c. Lakukan penelaahan terhadap otorisasi beserta kontrak-kontraknya

d. Lakukan konfirmasi atas obligasi

e. Lakukan vouching terhadap jurnal rekening obligasi

f. Lakukan penghitungan kembali terhadap Maya bunga

g. Bandingkan penyajiannya dengan SAK yang berlaku

Contoh Kertas Kerja Audit

Kertas Kerja Modal Saham

Disiapkan J5 tgl 24/l/95 Disiapkan R5 tgl 29/1/94

PT. METAL INDUSTRI

Saham Otorisasi Beredar Jumlah

Saldo 1/1/93 10.000 v 5.000 500.000

Penyaluran

100.000

Saham nilai

pertunai

Saldo 31/12/93 10.000 1.000 #

6.000 c

V Telusur ke kertas kerja tahun lalu

# Telusur ke catatan rapat Dekom 20/12/93

O Cek hasilnya ke penerimaan kas

C Konfirmasi ke agen penjualan

Page 122: Modul audit jadi

LATIHAN SOAL PERTEMUAN XV

Page 123: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 16

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

16

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan atas perkiraan rugi-

laba

pemeriksaan atas perkiraan

rugi-laba

Jenis perkiraan rugi-laba Tujuan pemeriksaan perkiraan rugi-laba Prosedur pemeriksaan perkiraan rugi-laba

2 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

18

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 124: Modul audit jadi

PERTEMUAN XVI

PEMERIKSAAN LAPORAN LABA RUGI

Page 125: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 17

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

17

Mahasiswa dapat memahami dan

mampu melaksanakan

pemeriksaan atas subsequent

events dan menyelesaikan

pemeriksaan

pemeriksaan atas

subsequent events dan

menyelesaikan pemeriksaan

Sifat subsequent events Tujuan pemeriksaan subsequent events Prosedur pemeriksaan subsequent events Penyelesaian pemeriksaan akuntan

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

19

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 126: Modul audit jadi

PERTEMUAN XVII

SUBSEQUENT EVENTS DAN FINISHING AUDIT

1. Pengertian

Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal

neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang

material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau

pengungkapan dalam laporan tersebut.

Terdapat 2 jenis subsequent eventmerujuk pada PSAK no. 46, yakni:

1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan

kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang

melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan,

2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan

kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada

sesudah tanggal neraca.

Menurut Sukrisno Agoes (2004:138), subsequent event yang harus di audit oleh

akuntan publik adalah:

1. Subsequent Collection

Penagihan sesudah tanggal neraca, sampai mendekati selesainya pekerjaan

lapangan/audit field work, dan dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang, dan

barang dalam perjalanan

2. Subsequent Payment

Pembayaran sesudah tanggal neraca sampai mendekati selesainya audit field

work, dan dilaksanakan pada saat pemeriksaan hutang dan biaya yang masih

harus dibayar.

2. Tujuan Pemeriksaan Subsequent Event

Subsequent event harus dilakukan pemeriksaan dengan tujuan:

1. Menentukan keberadaan kejadian penting sesudah tanggal neraca yang

membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan

pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak

menyesatkan pengguna laporan keuangan

Page 127: Modul audit jadi

2. Menentukan kemungkinan tertagihnya piutang

3. Memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum di neraca per

tanggal neraca, masih di perjalanan

Saat membayar uang muka pembelian (L/C) perusahaan mencatat:

Barang dagang dalam

perjalanan xxx

Kas xxx

Saat penerimaan barang sebelum tanggal neraca, perusahaan mencatat:

Persediaan xxx

Hutang dagang xxx

Akibatnya per tanggal neraca tetap terlihat saldo barang dalam perjalanan dan

terjadi dua kali pencatatan hutang dagang :

Persediaan xxx

Barang dalam perjalanan xxx

4. Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang

tercantum di neraca per tanggal neraca, merupakan kewajiban perusahaan yang

akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca)

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per

tanggal neraca

1. Prosedur Pemeriksaan Subsequent Event

Prosedur pemeriksaan subsequent event terdiri dari beberapa langkah, yakni:

1. Periksa pengeluaran dan penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai

mendekati tanggal selesainya audit field work,

2. Periksa bukti pengeluaran dan penerimaan barang sesudah tanggal neraca,

sampai mendekati tanggal selesainya audit field work,

3. Periksa cut-off pembelian dan penjualan,

4. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca,

5. Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, periksa

apakah ada commitment dari perusahaan yang baru dipenuhi pada periode

sesudah tanggal neraca,

6. Lakukan rofe jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang,

mengenai:

Page 128: Modul audit jadi

1. Ada/tidaknya contingent liabilities

2. Ada/tidaknya perubahan dalam modal saham, kewajiban jangka panjang

atau kredit modal kerja dalam periode sesudah tanggal neraca

3. Ada/tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang memerlukan

adjustment terhadap laporan keuangan atau penjelasan catatan laporan

keuangan

7. Kirim konfirmasi ke penasihat rofe perusahaan,

8. Analisa perkiraan rofessional fees,

9. Dapatkan surat representasi klien (client representation letter)

2.Penyelesaian Pemeriksaan Akuntan

Beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik, sebelum suatu pemeriksaan

akuntan dinyatakan selesai:

1. Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan

direview oleh atasannya.

2. Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan harus

dijawab oleh staf yang direview (reviewee) secara tertulis

3. Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index working

papernya, diskusikan dengan klien

4. Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus diposting ke masing-masing

kertas kerja yang berkaitan

5. Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim audit), direview oleh

audit manager dan audit partner

6. Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit

manager dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun notes to

PPM (catatan untuk Partner, Principal dan Manager)

7. Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan dengan klien. Jika

klien setuju, buat final audit report.

8. Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat

Pernyataan Langganan dari klien. Tanggal surat harus sama dengan tanggal

selesainya audit field work dan tanggal laporan audit.

9. Auditor membuat draft management letter, setelah direview dan disetujui

PPM, diskusikan dengan klien. Klien setuju, buat management letter final

untuk klien

10. tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee (ditambah 10% PPN,

dikurangi PPh 23 7,5%)

Page 129: Modul audit jadi

11. Dalam audit working papers, cantumkan “catatan untuk audit tahun

berikutnya”.

12. Opini yang diberikan, tergantung hasil pemeriksaan

13. Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP sebaiknya mempunyai daftar

“Audit Working Papers Review Guide”

Page 130: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 18

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

18

Mahasiswa dapat memahami

management letter & client

representation letter

management letter & client

representation letter

management letter client representation letter

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

20&21

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 131: Modul audit jadi

PERTEMUAN XVII

MANAGEMENT LETTER

I. PENGERTIAN MANAJEMEN LETTER

Manajemen Letter merupkan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan keuangannya (di audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian intern perusahaan (baik material maupun immaterial weaknesses) yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan saran-saran perbaikan dari KAP.

Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Paniy (2001), management letter adalah suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk perbaikan kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping untuk menyampaikan informasi-informasi yang bermanfaat kapada manajemen, management letter juga membantu membatasi tanggung jawab akuntan public seandainya dikemudian hari kelemahan pengendalian intern mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Dalam menjalankan usahanya, KAP tidak diperbolehkan mengiklankan kantornya atau jasa yang diberikan kantornya, karena jika hal tersebut dilakukan berarti KAP tersebut melanggar Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik – IAI.

Salah satu cara untuk mendapatkan langganan adalah bekerja sebaik mungkin dalam memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan, sehingga jika perusahaan tersebut puas atas jasa pemeriksaan dari KAP, diharapakan manajemen perusahaan akan merekomendasikan kepada teman-teman usahanya untuk menggunakan jasa KAP tersebut.

Untuk mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern, akuntan public bisa menggunakan:

a. Internal Control Questionnaires b. Flow Chart, menggambarkan arus dokumen dalam memproses suatu

transaksi, dari awal sampai akhir dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.

c. Menggunakan Narrative Memo (penjelasan tertulis dari system dan prosedur akuntansi)

Page 132: Modul audit jadi

Dari ketiga cara tersebut, akuntan publik akan mendapatkan suatu gambaran mengenai pengendalian intern mengenai pengendalian intern yang ada di perusahaan secara teoritis. Hal tersebut masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan menggunakan Complience test (test ketaatan).

Dalam compliance test, yang diperiksa adalah: a. Transaksi pengeluaran kas b. Transaksi penerimaan kas c. Transaksi penjualan d. Transaksi pembelian e. Transaksi pembayaran gaji f. Transaksi koreksi/penyesuaian Dalam hal ini yang diperhatikan adalah hal-hal berikut:

Apakah setiap transaksi didukung oleh dokumen pendukung yang lengkap

Apakah setiap transaksi diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang

Apakah perhitungan matematis dalam dokumen pembukuan sudah benar

Apakah pendebitan dan pengkreditan transaksi ke masing-masing perkiraan buku besar sudah benar.

Setelah melakukan compliance test, akuntan public harus menarik kesimpulan mengenai kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaan. Kemudian hasil temuan tersebut harus diberitahukan kepada manajemen perusahaan, beserta saran-saran perbaikannya dalam sebuah surat yang disebut Manajemen Letter. II. CARA MEMBUAT MANAGEMENT LETTER YANG BAIK

Dalam membuat management letter, perlu diperhatikan beberapa hal penting agar dihasilkan suatu management letter yang baik dan efektif:

1. Management letter harus tepat waktu (timely), sehingga perusahaan masih sempat melakukan perbaikan-peraikan dalam pengendalian intern. Jika management letter terlambat diberikan, kemungkinan besar kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern sudah mengakibatkan terjadinya kesalahan dan kecurangan yang merugikan perusahaan.

2. Management letter harus berisi saran-saran yang bermanfaat dan bisa diterapkan.

3. Komentar dan saran-saran dalam management letter tidak boleh merupakan sesuatu yang “surprise”. Untuk itu, sebelumnya konsep management letter harus di diskusikan terlebih dahulu dengan manajemen perusahaan dan bagian yang berkaitan dan dimintakan komentar dari manajemen.

Page 133: Modul audit jadi

4. Management letter harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, halus dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

5. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan urutan-urutan pos neraca dan laba rugi atau menurut hal-hal yang paling penting yang memerlukan perhatian khusus dari manajemen dan perlu penanganan secepat mungkin.

6. Saran-saran yang diberikan harus sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan dan harus menunjukkan kemauan baik kantor akuntan public untuk membantu pengembangan usaha perusahaan.

7. Pada bagian akhir management letter jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan seluruh staf perusahan, atas segala bantuan dan kerjasama yang diberikan mereka selama akuntan public melaksanakan pemeriksaannya.

III. MANFAAT MANAGEMENT LETTER

Management letter mempunyai banyak manfaat untuk klien tetapi untuk KAP dan staf (anggota tim pemeriksa) dari KAP, antara lain:

1. Untuk klien:

1. dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaannya dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang diberikan dalam managemen letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan di dalam perusahaan.

2. Untuk KAP :

1. menjadikan nama kantor akuntan public menjadi bertambah baik, karena disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management letter yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.

2. jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor akuntan public tersebut.

3. jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah jumlah klien kantor akuntan public.

3. Untuk staf kantor akuntan public (anggota tim pemeriksan):

1. jika klien kantor akuntan public bertambah, tentunya kesejahteraan pegawai dapat lebih ditingkatkan.

2. mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari pengendalian intern diberbagai macam/jenis perusahaan.

Page 134: Modul audit jadi

3. mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana membuat management letter yang baik.

IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM AUDIT DALAM MEMBUAT MANAGEMENT LETTER

Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tim audit (dari KAP) dalam membuat management letter:

1. Asisten Auditor (Junior Staf)

1. sebagai petugas yang terjun ke lapangan (ke kantor perusahaan) setiap hari, bertugas mengumpulkan data dan informasi yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaan, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan pengendalian intern.

2. Mendokumentasikan data dan informasi tersebut beserta fotocopy bukti pendukung dalam kertas kerja pemeriksaan, untuk ditelaah lebih lanjut oleh senior auditornya.

2. Senior Auditor (Pimpianan Tim Pemeriksa)

a. menelaah kertas kerja pemeriksaan yang dibuat asisten auditor, khususnya yang berkaitan dengan informasi mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan.

b. mengumpulkan hal-hal yang bisa dimasukkan dalam management letter, sekaligus menyusun konsep management letter.

c. mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan bagian pajak dan bagian management service dari kantor akuntan public, untuk mendapatkan komentar mereka dari segi perpajakan dan system akuntansi.

d. menyerahkan konsep management letter kepada audit supervisior/manager untuk ditelaah.

e. setelah ditelaah oleh atasan, melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

3. Audit Supervisor/Manager

a. menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.

b. menyerahkan konsep management letter yang sudah diperbaiki, kepada audit partner untuk ditelaah.

c. setelah ditelaah audit partner dan diperbaiki (jika ada saran perbaikan dari audit partner) mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan manajemen perusahaan.

Page 135: Modul audit jadi

d. melaporkan kepada audit partner mengenai hasil diskusi dengan manajemen perusahaan, dan meminta persetujuan audit partner jika ada saran perubahan dari manajemen perusahaan.

e. memerintahkan konsep terakhir management letter untuk difinalisasi.

4. Audit Partner

a. menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari audit manager dan mendiskusikannya dengan audit manager dan “jika perlu” dengan audit senior.

b. mengembalikan konsep tersebut berikut saran-saran perbaikan “jika ada” kepada audit manager.

c. menelaah kembali konsep yang sudah diperbaiki, kemudian meminta audit manager untuk mendiskusikannya dengan manajemen perusahaan.

d. membahas dengan audit manager, hasil diskusi konsep management letter yang telah dilakukan oleh audit manager dengan manajemen perusahaan.

e. menandatangani management letter yang final untuk dikirimkan kepada manajemen perusahaan.

Dari pembahasan tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan:

a. Management Letter merupakan suatu alat komunikasi antara kantor akuntan public dengan maajemen perusahan yang diaudit, mengenai pengendalian intern dan kelemahan-kelemahan yag terdapat dalam pengendalian intern perusahaan.

b. Management Letter merupkan dokumentasi tertulis mengenai kelemahan pengendalian intern yang pernah dibicarakan dan disarankan perbaikan kepada klien. Sehingga jika dikemudian hari ada kecurangan yang merugikan perusahan karena kelemahan pengedalian intern yang belum diperbaiki, akuntan public tidak bisa disalahkan.

c. Management Letter bermanfaat baik bagi perusahan yang diaudit, kantor akuntan public, maupun staf kantor akuntan public.

d. Management Letter dapat merupakan”iklan tidak langsung” bagi kantor akuntan public.

e. Semua kantor akuntan public harus membiasakan diri untuk memberikan management letter yang baik dan bermanfaat bagi kliennya.

Page 136: Modul audit jadi

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

MATA KULIAH : AUDITING KODE MATA KULIAH : KREDIT : 2 SKS PERTEMUAN : 19

No. TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

POKOK BAHASAN DALAM

MATA PELAJARAN SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU

DAFTAR

PUSTAKA

1 2 3 4 5 6 7 8

19

Mahasiswa dapat memahami

internal audit dan perbedaannya

dengan External Audit

Internal audit Pengertian Audit Perbedaan internal audit dengan external audit Departemen internal audit yang efektif Pengertian error, collusion and fraud Temuan pemeriksaan intern dan laporan internal audit

1 kali

tatap

muka

Sukrisno Agoes:

buku 11,

PERTEMUAN

23

BUKU REFERENSI :

1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib). 2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition 3. Standar pemeriksaan Akuntan Public

Page 137: Modul audit jadi

PERTEMUAN XIX

INTERNAL AUDIT

A. Pengertian Internal Auditor Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing. Oleh sePERTEMUAN itu Internal Auditor senatiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Dengan demikian Internal Auditing muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan teknik dasar dari penilaian. Dengan demikian pemeriksa Intern (Internal Auditor) harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan. Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum membicarakan lebih lanjut tentang pengertian Internal Auditor terlebih dahulu penulis menguraikan pengertian Internal Control (pengawasan intern), sePERTEMUAN pembahasan selanjutnya berkaitan erat dengan pengawasan intern. Pengawasan intern mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam menilai operasiperusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha. AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberikan pengertian Internal Control sebagai berikut : Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures adopted within a business to safeguad its cassets, chek the accuracy and realibility of its accounting data,promate operational efficieny, and encourage adhrence to prescribed manegerial policies. Atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia akan tampak sebagai berikut : Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksan kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan. Sesuai dengan defenisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mecakup pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif. a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari

prosedur yang terutama menyangkut dan berhubugan langsung dengan

Page 138: Modul audit jadi

pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahaan antara tugas operasional, tugas penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern (internal audit).

2. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terahadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan yang pada umumnya tidak lansung berhubungan dengan pembukuan (akuntansi). Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time and motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.

Dari defenisi diatas mengenai pengertian sistem pengawasan intern maka jelas betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya penyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila orangorang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapka. Usaha untuk melaksanakan sistem intern control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan dengan membuatu suatu departemen / bagian yang disebut departemen Internal Auditing. Semakin berkembanya satuan-satuan usaha ekonomis, baik ditinjau dari unitunit operasi maupun struktur organisasi menurut suatu sistem manajemen yang lebih baik, dengan mempekerjakan pekerja atau karyawan yang sesuai dengan keahliannya pada berbagai bidang tingkat unit operasi dan tempat yang berbeda pula. Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka mereka tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk seluruh perusahaan. Oleh karena itu manajemen perlu dibantu oleh suatu unit yang khusus mengenai dan menelaah prosedur-prosedur dan operasi perusahaan. Dengan adanya departemen Internal Audit, diharapkan akan dapat membantu anggota manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijasanaan pimpinan perusahaan, efisiensi, unit usaha atau efektifitas sistem pengawasan intern. Hal inilah yang melatar belakangi timbulnya spesialisasi bidang pemeriksaan intern, yang menuntut tidak hanya keahlian dalam bidang akuntansi tetapi juga keahlian bidang lainnya. Meskipun dunia usaha sekarang ini mempunyai perhatian yang semakin meningkat terhadap sistem pengawasan intern yang baik, tetapi pengawasan intern tersebut tidaklah dapat berlaku secara universil, suatu sistem yang baik untuk suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lain meskipun

Page 139: Modul audit jadi

perusahaan itu termasuk dalam bidang usaha yang sejenis. Namun beberapa ciri-ciri sistem pengawasan intern yang memadai adalah adanya empat unsur seperti berikut ini:

1. Suatu bagan organisasi yang menungkinkan pemisahan fungsi secara tepat.

2. Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak agar tercapai pengawasan akuntansi yang cukup atas aktiva, hutang-hutang, hasil dan biaya.

3. Praktek yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.

4. Pegawai-pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawab. Keempat unsur ini yang masing-masing sama pentingnya merupakan dasar pengawasan intern yang baik kelemahan yang menyolok dalam salah satu diantaranya dapat menghambat tujuan sistem itu sendiri. Dengan sistem pengawasan intern yang memenuhi syarat sebagaimana dalam mencapai tujuannya. Namun demikian tujuan pengawasan intern hanya akan tercapai apabila pelaksanaanya semua prosedur, metode dan teknik yang menjadi unsur dari sistem itu sendiri bener-benar sesuai dengan semestinya. Untuk menjaga agar pelaksanaan itu benar dikerjakan maka perusahaan yang cukup besar umumnya memerlukan suatu bagian khusus yang disebut bagian pemeriksa intern (Internal Auditing Departement). Bagian ini mempunyai tugas antara lain untuk meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan intern tetap memenuhi fungsinya dengan mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan. Petugas yang memimpin ini untuk melakukan pemeriksaan itu disebut dengan pemeriksaan intern (Internal Auditor). DaIam melaksanakan pemeriksaan Internal Auditor akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem pengawasan yang ada. Dengan mengadakan penelitian terhadap pengawasan intern secara berkesinambungan akan dapat diketahui apakah berbagai depertemen atau unit lainnya dalam perusahaan telah melaksanakan fungsinya dengan baik atau belum. Jadi pemeriksaan intern yang dilakukan oleh internal auditor adalah merupakan suatu alat pengawasan yangpenting untuk mengukur dan menilai keefektifan pengawasan-pegawasan yang ada di dalam perusahaan. Beberapa pendapat mengenai pengertian Internal Auditing juga diberikan oleh beberapa penulis. Berikut ini adalah salah satu diantaranya, yang memberikan batasan pengertian Internal Auditing sebagai berikut: Status aktivitias penilaian yang bebas atau indnpenden dalam organisasi perusahaan untuk meneliti kembali dalam bidang akuntansi, keuangan clan bidang-bidang lain sebagai dasar memberikan servis pada manajemen. Dari pengertian singkat diatas, dapat dilihat penekanan utama pengertian Internal Auditing adalah untuk memberikan servis / jasa kepada manajemen.

Page 140: Modul audit jadi

B. Fungsi dan Tuiuan Internal Auditing. Seperti telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah: 1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian

akuntansi, keuangan serta operasi. 2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan

prosedur yang ditetapkan. 3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung

jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.

4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.

5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.

Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. SePERTEMUAN itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan. Adapun tujuan Internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah:

Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.

Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari prosedur intern.

Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.

Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.

Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.

Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.

Page 141: Modul audit jadi

C. Posisi Internal Auditor Dalam Struktur Organisasi. Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu: 1. Berada dibawah Dewan Komisaris. Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disePERTEMUANkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi. 2. Berada dibawah Direktur Utama. Menurut sistem ini star internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat internal auditor. 3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan. Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi. Apabila posisi atau kedudukan internal auditor itu perlu digambarkan dalam skema maka letak kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian keuangan saja, maka pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada alternatif ketiga yang paling cocok. Namun kalau diingat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumbernya secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai star komisaris paling tepat. Jadi yang paling indeal bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya. Kedudukan atau posisi internal auditor dalarn struktur organisasi perusahaan mempengaruhi luasnya aktivitas fungsi yang dapat dijalankan dan dipengaruhi independensi dalam melaksanakan fungsinya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan mempengaruhi luasnya aktivitas fungsi yang dapat dijalankan dan mempengaruhi indenpendensi dalam melaksanakan fungsinya.

Page 142: Modul audit jadi

D. Laporan Internal Auditor. Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang dapat dicapai. 1. Pemeriksaan. Sebelum membuat laporan, internal auditor terlebih dahulu mengadakan pemeriksaan terhadap bagian yang diperiksa. Dalam melaksanakan internal auditor terlebih dahulu menyusun rencana kerja periksaan yang disetujui pimpinan perusahaan. Berdasarkan rencana kerja pemeriksaan yang telah disusun dan disetujui Direksi atau berdasarkan informasi yang diperoleh baik yang dari dalam maupun dari luar tentang adanya suatu penyelewengan yang akan merugikan kepentingan perusahaan, maka star internal auditing (auditor) akan mengadakan usulan pemeriksaan kepada manajemen. Dalam usulan pemeriksaan, star internal auditing hendaknya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang beralasan, yang menjadi dasar usulan pemeriksaan yang dilakukan. Disamping itu setiap usulan pemeriksaan harns dapat menggambarkan kepada manajemen jumlah waktu dan biaya yang dibutuhkan dan susunan auditor yang akan melaksanakan tugas tersebut. Sebagai dasar untuk melakukan suatu pemeriksaan, star internal auditor harus memperoleh sural penugasan yang dibuat oleh Direksi atau yang ditunjuk untuk itu. Surat penugasan ini merupakan suatu bentuk bukti persetujuan Direksi untuk melaksanakannya tugas pemeriksaan dan bahwa program pemeriksaannya telah dapat dilaksanakannya. Agar pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan lancar perlu persiapan, sebagai berikut: Pengumpuian data/informasi yang menjadi dasar usulan pemeriksaan. Kertas-kertas keIja pemeriksaan (working paper), kertas keIja ini merupakan

alat yang dapat dipergunakan oleh staf-stafinternal auditing untuk menghimpun

Auditing program setiap rencana pemeriksaan perlu disusun terlebih dahulu

program pemeriksaan yang menggambarkan langkah-langkah apa yang harus

dilakukan oleh staf internal auditing tersebut.

Peralatan lain-lain yang dapat membantu memperlancar jalannya pemeriksaan hendaknya dipersiapkan dengan baik

2. Laporan. Setelah melakukan pemeriksaan, internal auditor menyusun laporan kepada pihak manajemen. Adapun bentuk penyajian laporan dapat berupa: a. Tertulis (Written). o Tabulasi o Laporan akuntansi formal o Statistik o Uraian atau paparan singkat o Grafik

Page 143: Modul audit jadi

o Suatu kombinasi dari berbagai bentuk diatas. b. Lisan o Presentasei formal group, ini dapat meliputi penggunaan berbagai alat

visual. o Konferensi individual.

Dalam laopran tertulis, data disampaikan secara lengkap dan menyeluruh (konprehensif). Sementara lisan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh. Agar laporan internal auditor informatif, maka sebaiknya laporan tersebut memenuhi beberapa unsur yang menjadi dasar bagi penyusunan laporan. Menurut "Norma Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara" pada point norma pelopor yang disusun oleh Bapeka khususnya pada norma pelopor, point tiga, disebutkan: Tiap laporan harus : Menerangkan dengan jelas ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan. Dibuat seringkas mungkin, akan tetapi harus jelas dan cukup lengkap, agar dapat dimengerti oleh pihak yang menggunakannya. Manyajikan fakta-fakta dengan teliti, lengkap dan layak, apabila terdapat suatu penyimpangan atau kesalahan, sedapat mungkin dijelaskan sebab dan akibatnya. Menyajikan pendapat dan kesimpulan pemeriksa secara objektif dan dalam bahasa yang jelas dan sederhana. Semata-mata membuat informasi yang didasarkan pada fakta pendapat dan kesimpulan yang di dalam kertas kerja didukung oleh bukti yang memadai. Sedapat mungkin membuat rekomendasi pemeriksa sebagai dasar untuk pengambilan tindakan untuk mengusahakan kebaikan. Lebih mengutamakan usaha-usaha perbaikan daripada kecaman. Selain sebagai pedoman yang diungkapkan sebelumnya, khusus dalam penyajian dalam laporan tertulis, internal auditor perlu memperhatikan beberapa prinsip penyajia. Prinsip penyajian tersebut lebih dikenal dengan prinsip 10 (sepuluh). Hal ini perlu diperhatikan dengan maksud agar laporan mudah dimengerti dan informasi yang terkandung didalamnya mudah diserap. Prinsip-prinsip tersebut adalah: a. Correct, penyajian harus tepat dan benar. b. Complete, disajikan secara lengkap. c. Concise, penyajian sesingkat mungkin. d. Clear, informasi yang disampaikan harus jelas. e. Comprehensive, laporan harus bersifat menyeluruh. f. Comperative, sedapat mungkin laporan harus diperbandingkan. g. Conciderate, informasi yang disajikan harus relevan. h. Celerity, laporan harus selesai pada waktunya. i. Candid, laporan harus objektif. j. Coordinate, laporan harus dapat dikoordinasikan dengan laporan-laporan

lainnya.