13
TUGAS AKHIR SEMESTER FONETIK DAN FONOLOGI PROSES FONOLOGIS PADA BAHASA JAWA KUNO Dosen Pengampu : Dr. Agus Subiyanto, M. Hum. Oleh Aveny Septi Astriani [email protected] 13020213410033 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013

Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

  • Upload
    aveny

  • View
    86

  • Download
    16

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

TUGAS AKHIR SEMESTER

FONETIK DAN FONOLOGI

PROSES FONOLOGIS PADA BAHASA JAWA KUNO

Dosen Pengampu : Dr. Agus Subiyanto, M. Hum.

Oleh

Aveny Septi Astriani

[email protected]

13020213410033

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

PROSES FONOLOGIS PADA BAHASA JAWA KUNO

Aveny Septi Astriani

Abstract

This paper discusses the phonological processes contained in the data that

there is only pe-an affixation, especially prefix [pe-] as a place marker. The writer

would like to find out what phonological processes contained in BJK. This study

used a qualitative - descriptive approach, it was by describing the analysis results

of BJK phonological processes. The techniques which the writer used were

recording and taping ones. The research results show that there are three processes

in phonological processes contained in BJK on affixation [pa-an], particularly the

prefix [-pa], which is the process of adding a consonant, a consonant vowel

assimilation, and a deletion. The process of adding a nasal consonant [ŋ] occurs

when the vocal sounds of the prefix [pa-] is followed by a morpheme which

begins with the sound of [a, i, u, ə]. In the process of assimilation, [pa] will be

[pam] if the consonant [p, b] and [w] appears before the prefix [- pa]. While [pa]

will be [pan] if the sound [t] appears before the prefix [-pa]. The deletion happens

to the sound [a] in the prefix [-pa] which is deleted after popping sound [o] of the

morpheme which follows.

Keywords: ancient Javanese, phonological processes

PENDAHULUAN

Bahasa yang awalnya menggunakan tulisan kawi ini, kini diubah menjadi

tulisan bahasa jawa biasa, yang disebut Bahasa Jawa Kuno (selanjutnya disingkat

BJK). Hal ini karena tidak banyak orang yang bisa membaca dengan huruf kawi.

Oleh karena itu, BJK mempunyai ejaan cara membacanya pada tulisan bahasa

jawa, yaitu dengan suara panjang [ā], [ī], [ū], [ö], dan pada konsonan kh, gh, ch,

jh, th,dh,ph, dan bh. Bahasa yang menjadi acuan bahasa jawa ini dipakai oleh

masyarakat Jawa sejak abad 1-15 Masehi. BJK banyak mendapatkan pengaruh

tambahan kosakata Sansekerta yang bisa mencapai 45% dari kesulurah kosakata

BJK yang ada (Wedhawati). Selain itu, pada BJK terdapat aturan yang unik, yaitu

adanya hukum sandi (gabungan dua bunyi),misalnya bunyi [a] jika diikuti bunyi

[i] akan menjadi [e] dan masih banyak lagi keunikan lainnya.

Tulisan ini membahas proses fonologis yang terdapat dalam BJK pada

data yang hanya terdapat afiksasi pe-an, khususnya prefiks /pa-/ sebagai pemarkah

Page 3: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

tempat. Penulis ingin mengetahui proses fonologis apa saja yang terdapat dalam

BJK dan aturan lain apa yang akan penulis temukan ketika meneliti BJK.

FONOLOGI GENERATIF TRANSFORMASIONAL

Tata Bahasa Generatif Transformasional (TGT) dikenalkan oleh

Chomsky dalam bukunya Syntatic Structure. Bagi Chomsky, kajian linguistik

berkaitan dengan aktivitas mental yang berkaitan dengan probabilitas dan bukan

berangapan dengan data kajian yang tertutup dan selesai hingga dapat dianalisis

dan dideskripsikan secara pasti.

Muridnya, Morris Halle yang pertama kali menerapkan prinsip generatif

dalam bidang fonologi. (Chomsky dan Halle dalam Luqman, 2010)

mengungkapkan pengertian fonologi sebagai berikut. ".... .an interpretativ

device projects surface representation to photnetic forms". Fonologi adalah

"piranti penafsir" yang menjembatani struktur luar (surface structure) dengan

bentuk fonetisnya. Schane (1992) mengelompokkan proses fonologi ke dalam

empat kelompok besar, yaitu.

a) Asimilasi

Proses asimilasi menurut (Schane, 1992:51) yaitu jika sebuah segmen

mendapat ciri-ciri dari segmen yang berdekatan. Konsonan mungkin

mengambil ciri-ciri dari vokal ataupun dari konsonan lainnya. Begitu pula

yang terjadi pada vokal. Vokal mungkin saja mengambil ciri-ciri dari vokal

lainnya ataupun dari konsonan .

b) Proses Struktur Silabel

Proses struktur silabel mempengaruhi distribusi relatif antara konsonan dan

vokal dalam kata. Proses yang terjadi dalam struktur silabel adalah konsonan

dan vokal dapat dilesapkan atau disisipkan (pelesapan dan penyisipan), dua

segmen dapat berpadu menjadi satu segmen (koalisi), sebuah segmen dapat

mengubah ciri-ciri kelas utama, serta dua segmen dapat saling bertukar tempat

(metatesis).

c) Pelemahan dan Penguatan

Pada pelemahan dan penguatan, proses fonologis yang terjadi adalah sinkope

(vokal yang berdekatan dengan vokal bertekanan akan dilesapkan), apokop

Page 4: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

(pemenggalan vokal tak bertekanan di posisi akhir), kontraksi vokal (misalnya

pelemahan vokal tak bertekanan menjadi bunyi pepet), diftongisasi, dan

perubahan vokal

d) Netralisasi

Netralisasi merupakan suatu proses fonologis yang menghilangkan perbedaan

fonologis dalam lingkungan tertentu sehingga syegmen-segmen yang berbeda

(kontras) dalam suatu lingkungan akan mempunai representasi yang sama

dalam lingkungan netralisasi.

DATA DAN METODE PENGUMPULAN/ ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, yaitu dengan

mendeskripsikan hasil analisis dari proses fonologis BJK. Teknik yang penulis

gunakan adalah teknik pencatatan dan perekaman. Pada teknik pencatatan, penulis

menggunakan kamus Bahasa jawa Kuno cetakan ketiga tahun 2000 yang ditulis

oleh P.J. Zoetmulder bekerjasama dengan S.O. Robson. Penulis meneliti satu

persatu kata yang mengalami penambahan afiks pa-an dari A-Z dan mencatatnya

untuk kemudian dianalisis.

Teknik selanjutnya yaitu teknik perekaman, pada teknik ini penulis merekam

narasumber yang bernama Pak Raden Tumenggung Projo Sumarsono. Beliau

adalah seorang mantan abdi dalem Kraton Jogjakarta. Pak Projo membacakan

tulisan yang telah dibuat dan merekam suara Pak untuk mendapatkan cara

membaca tulisan BJK. Selain itu, penulis juga menggunakan instingnya sebagai

orang jawa untuk mentraksripsikan tulisan orotografis ke dalam tulisan fonetis

dan menggunakan transkripsi IPA (International Phonetic Association) untuk

mendukung dalam menganalisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, penulis hanya akan menguraikan proses fonologis BJK

pada prefiks [pe-] yang terdapat dalam afiks /pe-an/ yang merupakan pemarkah

tempat. Prefiks /pa-/ pada BJK mempunyai beberapa variasi bunyi ketika

mendapatkan penambahan morfem tertentu, yaitu variasi /pa-/ menjadi [paŋ-],

[pam-], [pan-], dan [pa-]. Berikut adalah data dari variasi bunyi prefiks /pa-/.

Page 5: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

a. Perubahan dari [pa-] menjadi [paŋ-]

Data 1

abət golongan

rohaniawan paŋabətan timpat tinggal para rohaniawan

abhya:sa latihan paŋabhya:san tempat berlatih

asthana balai pertemuan paŋasthanan tempat

ənah meletakkan paŋənahan tempat di rahim

ənep bersembunyi paŋənepan tempat bersembunyi

igəl menari Paŋigəlan tempat menari

ubhaya persetujuan paŋubhayan tempat persetujuan

udi menguji paŋudyan tempat menguji

ulih apa yang dicapai polihan tempat untuk memperoleh

undəŋ beristirahat paŋundəŋan tempat untuk istirahat

uŋaŋ penonton paŋuŋaŋan tempat untuk penonton

umapa perbandingan paŋupaman

tempat memperoleh

perbandingan

utsawa pesta paŋutsawan tempat ruang pesta

Berdasarkan data tersebut, terdapat perubahan ketika prefiks /pa-/ bertemu

dengan morfem tertentu berubah menjadi [paŋ-]. Environment dari bunyi yang

mengikuti adalah.

[pa]->[paŋ]/#_[a]

#_[i]

#_[ə]

#_[u]

Jadi, bunyi [pa-] akan direpresentasikan menjadi bunyi [paŋ] jika muncul sebelum

bunyi [a,i,u,ə].

b. Perubahan bunyi dari [pa-] menjadi [pam-]

Data 2

bharana perhiasan pamamaranan tempat berhias

pinton pertunjukan Pamintonan tempat pertunjukan

panjara kurungan pamanjaran tempat sesuatu dikurung

plesat melompat pamlesatan tempat bertolak

pöm menyimpan pamöman tempat menyimpan

pəndəm kuburan paməndəman tempat mengubur

puja pemujaan pamujan tempat pemujaan

Page 6: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

pet mengambil Pametan tempat mengambil

wanantən penatu pamalantənan tempat penantu

wantiŋ banting pamantiŋan tempat dibantingkan/dilemparkan

wəgil sementara paməgilan tempat tinggal semantara

wica:ra perbincangan pamica:ran tempat untuk perbincangan

wiŋkis

kain yang

disingsingkan pamiŋkisan tempat sesuatu diletakkan terbuka

wiyasa hawa nafsu pamiyasan tempat (hawa nafsu) dibangkitkan

wulik mencari pamulikan tempat untuk mencari

wursita menyambut pamursitan tempat untuk menyambut

Terdapat perubahan ketika prefiks /pa-/ bertemu dengan morfem tertentu

berubah menjadi [pam-] pada data 2, sehingga environmement dari data tersebut

adalah :

Jadi, bunyi [pa-] akan direpresentasikan menjadi bunyi [pam] jika muncul

sebelum bunyi bilabial [b,p] dan semivokal [w].

c. Perubahan [pa] menjadi [pan]

Data 3

tadah makan Panadahan tempat makan

tambaŋ tali panambaŋan tempat berpisah

temu bertemu panemuan tempat yang ditemukan

ton pandangan panonan

tempat seseorang memandandang

sesuatu

taŋkil menghadap Panaŋkilan tempat menghadap

Pada data 3, terdapat perubahan bunyi ketika prefiks /pa-/ bertemu dengan

morfem tertentu berubah menjadi [pan-], sehingga environmement dari data

tersebut adalah :

[pa]->[pan]/ #_[t]

Jadi, bunyi [pa-] akan direpresentasikan menjadi bunyi [pan] jika muncul sebelum

bunyi alveolar [t].

[pa]-> [pam]/#_[b]

#_[p]

#_[w]

Page 7: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

d. Perubahan [pa] menjadi [pa]

Data 4

celeŋ babi paceleŋan tempat memelihara babi

dagaŋ dagang padagaŋan tempat perdagangan

dələŋ

ikan air

tawar padəlagan tempat untuk memelihara dələng

döm sunyi padöman tempat beristirahat

diwahara yang dipuja padiwaharan tempat pemujaan

dhupa dupa (sesaji) padhupan tempat meletakkan dupa (sesaji)

gaway bekerja Pagawayan tempat bekerja

gəlar luas Pagəlaran tempat yang luas

homa sesaji Pahoman tempat sesaji

hethöt bersembunyi Pahəthötan tempat bersembunyi

jabuŋ nama ikan pajabuŋan tempat untuk menangkap ikan

karuŋ babi hutan pakaruŋan tempat memelihara babi hutan

kəjəp tidur pakəjəpan tempat tidur

laga perkelahian palagan tempat perang

liman gajah palimanan kandang gajah

lugu perang palugon medan perang

rahup cuci muka parahupan tempat cuci muka

saji disajikan pasajen tempat sesuatu disiapkan

sənöt sembunyi pasənötan tempat persembunyian

siwo bermain pasiwon tempat untuk bermain

śuci suci paśucyan tempat untuk menyucikan diri

sumur sumur pasumuran tempat sumur

timbun bersusun patimbunan tempat yang bersusun

tuduh petunjuk patuduhan tempat yang bisa ditunjukkan

yajna berkurban Payajnan tempat berkurban

mandyaŋ

mandi dan

cuci pamandyaŋan tempat untuk mandi dan cuci

Perubahan bunyi pada data 4 terjadi ketika prefiks /pa-/ bertemu dengan

morfem tertentu tetap menjadi [pa-] dengan environmement sebagai berikut.

[pa]->[pa]/#_[c] #_[l]

#_[d] #_[p]

#_[g] #_[r]

#_[h] #_[s]

#_[j]

#_[k]

Page 8: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

Jadi, bunyi [pa] akan direpresentasikan menjadi bunyi [pa] jika muncul

dimana saja (elsewhere).

Berdasarkan penjelasan mengenai keempat data tersebut, bunyi

[paŋ,pam,pan, pa] adalah alofon dari fonem /pa/. Hal ini karena bunyi [pa]

mempunyai distribusi paling luas diantara bunyi yang lain. Selain itu, environment

dari keempat variasi bunyi tersebut saling melengkapi, sehingga penulis

menyimpulkan bahwa /pa/ adalah fonem seperti bagan berikut.

Perubahan bunyi seperti penjelasan sebelumnya merupakan proses

fonologis. Proses fonologis yang terdapat dalam BJK prefiks /pa-/ ada tiga, yaitu

penambahan konsonan, asimilasi dan pelesapan. Berikut adalah penjelasannya.

Proses Penambahan Konsonan [ŋ]

Pada BJK, terdapat proses penambahan konsonan [ŋ], yaitu pada proses

perubahan prefiks [pa] menjadi [paŋ] seperti data 1 pada penjelasan sebelumnya.

/Pa- + abət + -an/ [paŋabətan] timpat tinggal para

rohaniawan

/Pa- + abhya:sa + -an/ [paŋabhya:san] tempat berlatih

/Pa- + asthana + -an/ [paŋasthanan] tempat

/Pa- + ənah + -an/ [paŋənahan] tempat di rahim

/Pa- + ənep + -an/ [paŋənepan] tempat bersembunyi

/Pa- + igəl + -an/ [Paŋigəlan] tempat menari

/Pa- + ubhaya + -an/ [paŋubhayan] tempat persetujuan

/Pa- + udi + -an/ [paŋudyan] tempat menguji

/Pa- +

ulih

+ -an/

[polihan]

tempat untuk

memperoleh

/Pa- + undəŋ + -an/ [paŋundəŋan] tempat untuk istirahat

Page 9: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

/Pa- + uŋaŋ + -an/ [paŋuŋaŋan] tempat untuk penonton

/Pa- + utsawa + -an/ [paŋutsawan] tempat ruang pesta

Data tersebut menunjukkan bahwa penambahan nasal [ŋ] terjadi pada saat

bunyi vokal dari prefiks /pa-/ diikuti oleh morfem pangkal yang diawali dengan

bunyi vokal [a,i,u,ə]. Proses penambahan [ŋ] ini dapat digambarkan dalam kaidah

fonologi berikut ini

Ø [ŋ] / X [a] - + [a]

+sil

+sil

Ø +nas -ting -ting

-kor / X +ren + +ren

-ant +bel +bel

-bul -bul

Ø [ŋ] / X [a] - + [i]

+sil +sil

Ø +nas -ting +ting

-kor / X +ren + -ren

-ant +bel -bul

-bul +bel

Ø [ŋ] / X [a] - + [u]

Ø +nas -ting +ting

-kor / X +ren + -ren

-ant +bel +bul

-bul +bel

Ø [ŋ] / X [a] - + [ə]

+sil +sil

Ø +nas -ting -ting

-kor / X +ren + -ren

-ant +bel -bul

-bul

Page 10: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

* X adalah bagian dari prefiks.

Penulis menulis kaidah satu persatu vokal [a], [i], [u], [ə] karena memang

penulis menemukan kata di Kamus BJK seperti itu adanya, tidak ada morfem

yang diawali dengan bunyi vokal [e] atau [o] pada kata yang mengalami

penambahan prefiks /pa-/. Jadi, penulis tidak mengumpulkan bunyi [a], [i], [u], [ə]

menjadi [vokal] pada kaidah, sehingga pada penulisan distingtif fiture pun

demikian.

Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa

konsonan [ŋ] ([+nas, -kor, -ant]) akan ditambahkan bila bunyi vokal [a] ([+sil, -

ting, +ren, +bel, -bul]) pada prefiks /pa-/ diiukuti oleh morfem pangkal yaŋ

berawalan vokal [a, i, u ə].

Proses Asimilasi Konsonan Vokal

Selain proses penambahan konsonan, perubahan bunyi juga disertai

dengan proses asimilasi. Pada bagian sebelumnya, penulis telah memilih [pa]

sebagai fonem dari alofon [paŋ], [pam], dan [pan] karena distribusi [pa] yang

paling luas, sehingga [pa] dipilih sebagai bentuk dasar dari prefiks pemarkah

tempat. Perubahan bentuk dasar /pa/ menjadi [pam] atau [pan] terjadi karena

proses asimilasi, seperti terlihat pada data berikut

/Pa- + bharana + -an/ pamamaranan tempat berhias

/Pa- + pinton + -an/ Pamintonan tempat pertunjukan

/Pa- + panjara + -an/ pamanjaran tempat sesuatu dikurung

/Pa- + plesat + -an/ pamlesatan tempat bertolak

/Pa- + pöm + -an/ pamöman tempat menyimpan

/Pa- + pəndəm + -an/ paməndəman tempat mengubur

/Pa- + puja + -an/ pamujan tempat pemujaan

/Pa- + pet + -an/ Pametan tempat mengambil

/Pa- + wanantən + -an/ pamalantənan tempat penantu

/Pa- +

wantiŋ

+ -an/

pamantiŋan

tempat

dibantingkan/dilemparkan

/Pa- + wəgil + -an/ paməgilan tempat tinggal semantara

/Pa- +

wica:ra

+ -an/

pamica:ran

tempat untuk

perbincangan

/Pa- +

wiŋkis

+ -an/

pamiŋkisan

tempat sesuatu diletakkan

terbuka

/Pa- + wiyasa + -an/ pamiyasan tempat (hawa nafsu)

Page 11: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

dibangkitkan

/Pa- + wulik + -an/ pamulikan tempat untuk mencari

/Pa- + wursita + -an/ pamursitan tempat untuk menyambut

Data tersebut menunjukkan bahwa bilabial plosif [p,b] dan semivokal [w]

akan berubah menjadi nasal bilabial [m] setelah proses penambahan prefiks /pa-/.

Hal ini terjadi karena konsonan [p,b,w] mendapatkan ciri-ciri dari vocal [a] yang

mendahuluinya. Proses asimilasi ini dapat digambarkan dalam kaidah fonologi

berikut ini.

[b/p] [m]/ X[a]-_#

-son +nas +sil

+ant -cor / X -ting _#

-cor +ant +ren

-cont +bel

-bul

[w] [m]/ X[a]-_#

-cons +nas +sil

+son -cor / X -ting _#

+bel +ant +ren

+bul +bel

-bul

Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa bunyi

bilabial [b,p] ( [-son, +ant, -cor, -cont]) dan semivokal [w] ([-sons, +son, +bel,

+bul]) akan berubah menjadi konsonan nasal bilabial [m] ([+nas, -kor, +ant]) jika

muncul setelah prefiks dengan awalan vokal [a] ([+sil, -ting, +ren, +bel, -bul]) .

Asimilasi konsonan vokal juga terjadi pada variasi bunyi dari [pa] menjadi

[pan], seperti pada tabel di bawah ini.

/Pa- + tadah + -an/ Panadahan tempat makan

/Pa- + tambaŋ + -an/ panambaŋan tempat berpisah

/Pa- + temu + -an/ panemuan tempat yang ditemukan

/Pa- +

ton

+ -an/

panonan

tempat seseorang

memandandang sesuatu

/Pa- + taŋkil + -an/ Panaŋkilan tempat menghadap

Page 12: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

Data tersebut menunjukkan bahwa bunyi alveolar [t] akan berubah

menjadi nasal [n] setelah proses penambahan prefiks /pa-/. Hal ini terjadi karena

konsonan [t] mendapatkan ciri-ciri dari vocal [a] yang mendahuluinya. Proses

asimilasi ini dapat digambarkan dalam kaidah fonologi berikut ini.

[t] [n]/ X[a]-_#

-son +nas +sil

-cont +cor / X -ting _#

+ant +ant +ren

+cor +bel

-voi -bul

Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa bunyi

alveolar [t] ( [-son, -cont, +ant, +cor, -voi]) akan berubah menjadi konsonan nasal

bilabial [m] ([+nas, -kor, +ant]) jika muncul setelah prefiks dengan awalan vokal

[a] ([+sil, -ting, +ren, +bel, -bul]) .

Pelesapan

Proses pelesapan juga terjadi pada BJK, khususnya kata yang mengalami

prefiks /pa-/. Berdasarkan pencarian penulis pada Kamus BJK, penulis

menemukan satu kata yang mengalami pelesapan. Berikut kaidah proses

pelesapan prefiks /pa-/ pada BJK.

Data 5

/pa-+osadha +an/ [posadhan] tempat seseorang mencari obat

Pelesapan terjadi pada vokal [a] pada prefiks /pa-/ yang dilesapkan setelah

muncul bunyi vokal [o] dari morfem yang mengikutinya. Proses pelesapan ini

dapat digambarkan dalam kaidah fonologi berikut ini.

X[a] Ø/ [o] _#

X +sil Ø / +sil _#

-ting +bul

+ren +bel

+bel -ting

-bul -low

Page 13: Paper Proses Fonologis Pada Bahasa Jawa Kuno Aveny

*X adalah bagian dari prefiks.

Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa bunyi

vokal [a] ( +sil, -ting, +ren, +bel, -bul]) akan dilesapkan setelah muncul bunyi

vokal [o] ([+sil, +bul, +bel, -ting, -low]).

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada beberapa simpulan dari

penelitian ini, yaitu.

a. Ada tiga proses dalam proses fonologis yang terdapat di BJK pada afiksasi

[pa-an], khususnya prefiks /pa-/ sebagai pemarkah tempat, yaitu proses

penambahan konsonan, asimilasi konsonan vokal, dan pelesapan.

b. Proses penambahan konsonan nasal [ŋ] terjadi pada saat bunyi vokal dari

prefiks /pa-/ diikuti oleh morfem pangkal yang diawali dengan bunyi vokal

[a,i,u,ə].

c. Pada proses asimilasi, [pa] akan menjadi [pam] jika konsonan bilabial plosif

[p,b] dan semivokal [w] muncul sebelum prefiks /pa-/. Sedangkan [pa] akan

menjadi [pan] jika konsonan alveolar [t] muncul sebelum prefiks /pa-/.

d. Pelesapan terjadi pada vokal [a] pada prefiks /pa-/ yang dilesapkan setelah

muncul bunyi vokal [o] dari morfem yang mengikutinya

DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Muhammad. 2010. Fonologi Generatif. Pascasarjana Universitas Negeri

Malang.

Odden, David. 2005. Introducing Phonology. Cambridge: CUP

Schane, Sanford A. 1973. Generative Phonology. Prentice Hall. New Jersey :

Englewood Cliffs.