27
Intoksikasi Insektisida Kelvin Jan Sutrisna Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta PENDAHULUAN Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta, jamur dangulma). Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida ( pembunuh jamur), Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu). Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga penganggulainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada manusia. Kematian yang disebabkan oleh keracunan pestisida banyak dilaporkan baik karena kecelakaan waktu menggunakannya, maupun karena disalah gunakan (untuk bunuh diri). Dewasa ini bermacam- macam jenis pestisida telah diproduksi dengan usaha mengurangi efek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya daya toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksik pada serangga. Diantara jenis atau pengelompokan pestisida tersebut diatas, jenis insektisida banyak digunakan dinegara berkembang, sedangkan herbisida banyak

Pbl 29 Kelvin

Embed Size (px)

Citation preview

Intoksikasi InsektisidaKelvin Jan SutrisnaFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta

PENDAHULUANPestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta, jamur dangulma). Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida ( pembunuh jamur), Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu).Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga penganggulainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada manusia. Kematian yang disebabkan oleh keracunan pestisida banyak dilaporkan baik karena kecelakaan waktu menggunakannya, maupun karena disalah gunakan (untukbunuh diri). Dewasa ini bermacam-macam jenis pestisida telah diproduksi dengan usaha mengurangi efek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya daya toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksik pada serangga. Diantara jenis atau pengelompokan pestisida tersebut diatas, jenis insektisida banyak digunakan dinegara berkembang, sedangkan herbisida banyak digunakan dinegara yang sudah maju. Dalam beberapa data Negara-negara yang banyak menggunakan pestisida adalah sebagai berikut: Amerika Serikat 45%,Eropa Barat 25%,Jepang 12%,Negara berkembang lainnya 18%.Dari data tersebut terlihat bahwa negara berkembang seperti Indonesia, penggunaan pestisida masih tergolong rendah. Bila dihubungkan dengan pelestarian lingkungan maka penggunaan pestisida perlu diwaspadai karena akan membahayakan kesehatan bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaTelepon : 08989157563, Email : [email protected] : 10-2009-093, Kelompok : D1

Gambar 1.1. contoh insektisidaDefinisiIntoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahanyang dipakai manusia untukmembasmi hama yang merugikan manusia . Termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisida yang paling banyak digunakan dalam pertanian :1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon )2. Isektida fosfat organic (IFO =Organo Phosphatase insectisida )Paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satuderivatnya adalah Tabundan Sarin. Bahan ini dapat menembus kulit yang normal (intact) juga dapat diserap diparu dan saluran makanan, namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti golongan IHK. Macam-macam IFO adalah malathion (Tolly ) Paraathion, diazinon, Basudin, Paraoxon dan lain-lain.IFO ada 2macam adalah IFO Murni dangolongan carbamate. Salah satu contohgol.carbamate adalah baygon.1,2

Anamnesis (Alloanamnesis)Penyebab keracunan seringkali dapat ditentukan melalui anamnesis perjalanan penyakit melalui keluarga, teman, personel ambulan, atau orang lain yang terakhir kontak dengan pasien dengan menanyakan :1. Kejadian terakhir2. Riwayat medis pasien3. Riwayat psikiatrik4. Obat-obatan5. Penyalah gunaan obat-obatan atau alkohol 2

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tanda vital Hipertensi & takikardi :amphetamin, kokain,antikolinergik Hipotensi & bradikardi : nifedipin, propanolol,barbiturat Hipotensi & takikardi :phenotiazine, teophilin Nafas cepat : CO, salisilat Hipertermi : obatantikolinergik, salisilat, obat yg menimbulkan seizure (kekakuan otot) Hipotermi : ethanol, phenotiazine

Mata Miosis : opioid, klonidin, phenotiazine, insektisidaorganofosfat (penghambat kolinesterase), komadalam akibat obat sedatif Midriasis : amphetamine, kokain, atropin Nistagmus horisontal : phenitoin, alkohol,barbiturat Nistagmus horisontal & vertikal :phencyclidine(PCP) Ptosis & ophtalmoplegi : botulisme

Mulut Tanda terbakar : unsur korosif/abu darihirupan asap Bau alkohol, jengkol, amonia, almond (sianida) Bau bawang putih : arsen, organofosfat(baygon)

Kulit Kering, kemerah-merahan, panas : atropine Keringat berlebihan : baygon, nikotin, Sianosis : hipoksemia (CO, CN) Ikterus : nekrosis hati karena asetaminofen, jamurAmanita phalloides

Perut Ileus : opioid, hipnotik-sedatif Bunyi isi perut yang hiperaktif, kejang abdomen, diare : baygon, arsen,Amanitaphalloides.2,3

Tanda - tanda khusus pada keracunan tertentu

B A U : Aceton : Methanol, isopropyl alcohol, acetyl salicylic acid Coal gas : Carbon monoksida Buah per : Chloralhidrat Bawang putih : Arsen, fosfor, thalium, organofosfat Alkohol : Ethanol, methanol Minyak : Minyak tanah atau destilatminyak

K U L I T : Kemerahan : Co,cyanida, asam borax, anticholinergik Berkeringat : Amfetamin, LSD, organofosfat, cocain, barbiturat Kering : Anticholinergik Bulla : Barbiturat, carbonmonoksida Ikterus : Acetaminofen, carbontetrachlorida, besi, fosfor,jamur Purpura : Aspirin, warfarin, gigitan ular Sianosis : Nitrit,nitrat, fenacetin, benzocain

SUHU TUBUH : Hipothermia : Sedatifhipnotik, ethanol, carbonmonoksida, clonidin, fenothiazin Hiperthermia : Anticholinergik, salisilat,amfetamin, cocain, fenothiazin,theofilin

TEKANAN DARAH : Hipertensi : Simpatomimetik, organofosfat, amfetamin Hipotensi : Sedatif hipnotik, narkotika, fenothiazin, clonidin, beta-blocker

N A D I : Bradikardia : Digitalis,sedatif hipnotik, beta-blocker, ethchlorvynol Tachikardia : Anticholinergik, amfetamin, simpatomimetik,alkohol, cokain,aspirin, theofilin Arithmia :Anticholinergik, organofosfat, fenothiazin, carbonmonoksida, cyanida, beta-locker

SELAPUT LENDIR : Kering : Anticholinergik Salivasi :Organofosfat, carbamat Lesi mulut : Bahan korosif,paraquat.4

Pemeriksaan Penunjang

LaboratorikPengukuran kadar KhE dengan sel darah merahdan plasma, penting untukmemastikan diagnosis keracunan IFOakut maupun kronik (Menurun sekian%dari harga normal ). Keracunan akut: Ringan : 40 - 70 % Sedang : 20 - 40 % Berat : Keracunan kronik. Bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yangberhubungan dengan insektisida iniharus segara disingkirkan dan baru diizinkanbekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N

Patologi Anatomi ( PA )Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas. Sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya.3

Working DiagnosisKERACUNAN INSEKTISIDASeiring dengan semakinmeningkatnya penggunaan insektisida dalamusaha intensifikasi pertanian maka kejadian keracunan insektisida juga semakin banyak dijumpai.Pembahasan disiniakan dibatasi lebih banyak padakeracunan organofosfatyang lebih banyak dipakai dandijumpai. Racun serangga organofosfat sering dicampur dengan bahan pelarut minyak tanah sehingga pada keracunan organofosfat harus pula diperhatikan tanda-tanda dan penatalaksanaan keracunan minyak tanah selainorganofosfatnya sendiri.

ORGANOFOSFATOrganofosfat menyebabkan fosforilasi dariester acetylcholine esterase (sebagai choline esterase inhibitor) yang bersifat irreversibel sehingga enzim inimenjadi inaktif dengan akibat terjadipenumpukan acetylcholine. Efek klinik yang terjadi adalah terjadi stimulasiyang berlebihan olehacetylcholine.Gejala klinis :1. SLUDGE:salivasi,lakrimasi,urinasi,diare,gejalaGItractdanemesis2. Miosis3. Bronchokonstriksidengansekresiberlebihan,anaktampaksesakdanbanyak mengeluarkan lendirdan mulutberbusa dan bau organofosfat yangtertelan ( bawang putih/garlic)4. BradikardiasampaiAVblock5. Lain-lain:hiperglikemia,fasikulasi,kejang,penurunankesadaransampai koma.6. DepresipusatpernafasandansistemkardiovaskularPenatalaksanaan :1. Lepaskanbajudanapasajayangdipakai,dicucidengansabundansiram dengan airyang mengalir bahkan meskipun keracunan sudah terjadi sampai 6 jam.2. Lakukankumbahlambung,pemberiannoritdancathartic3. Atropinisasi Atropin berfungsi untuk menghentikan efek acetylcholine pada reseptormuscarinik, tapi tidak bisa menghentikan efek nikotinik.Pada usia < 12 thpemberian atropin diberikan dengan dosis 0,05 mg/kg BB. Pelan - pelan dilanjutkan dengan 0,02 -0,05mg/kg BB setiap 5 -20 menit sampaiatropinisasi sudah adekwat atau dihentikan bila: Kulitsudahhangat,keringdankemerahan Pupildilatasi Mukosamulutkering HeartratemeningkatPada anak usia > 12 tahun diberikan 1 - 2 mg IV dan disesuaikan dengan respon penderita. Pengobatan maintenance dilanjutkan sesuai keadaan klinispenderita,atropine diteruskan selama 24jam kemudian diturunkan secara bertahap. Meskipun atropine sudah diberikan masih bisa terjadi gagal nafas karena atropin tidak mempunyai pengaruh terhadap efek nikotinik (kelumpuhan otot ) organofosfat.4. Pralidoxim Bekerja sebagai reaktivator dari cholinesterase pada neuromuscularjunction dan tidak mempengaruhi fungsi CNS karena tidak dapat melewati bloodbrain barrier. Diberikan sesudah atropinisasi dan harus dalam < 36 jampaparan. Dosis pada anak 12 tahun 30 ml. Pemberian sirup ipecac diikuti dengan pemberian 200 ml airputih. Bila sesudah 20 menit tidak terjadimuntah pada anak diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diulangi. Apomorphine Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir100%, dapat menyebabkan muntah dalam 2 -5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kgBB secara subkutan. Kontraindikasi rangsang muntah : Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperticamphor, produk-produk yang mengandung halogenat atau aromatik, logam berat dan pestisida. Keracunan bahan korossif Keracunan bahan-bahan perangsang CNS ( CNSstimulant , seperti strichnin) Penderita kejang Penderita dengan gangguan kesadaran

Kumbah lambungKumbah lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosongan lambung.Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada : Keracunan bahan korosif Keracunan hidrokarbon KejangPada penderita dengan gangguan kesadaran atau penderita - penderita dengan resiko aspirasi jalan nafasharus dilindungi dengan cara pemasangan pipa endotracheal Pemberian Norit ( activated charcoal )Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian noritharus menunggu paling tidak 30 - 60menit sesudah emesis.Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan, diberikan peroral atau melalui pipa nasogastrik. Indikasi pemberian norit untuk keracunan: Obat2 analgesik/ antiinflammasi :acetamenophen, salisilat, antiinflamasinonsteroid, morphine, propoxyphene. Anticonvulsants/ sedative :barbiturat, carbamazepine, chlordiazepoxide, diazepam phenytoin, sodium valproate. Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis, quinine, theophylline, cyclic anti depressants Norittidak efektif pada keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol. CatharsisEfektivitasnya masihdipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal ginjal, diare yang berat ( severe diarrhea ),ileusparalitik atau traumaabdomen

Diuretika paksa ( Forced diuretic )Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ). Tujuan adalah untuk mendapatkan produksi urine 5,0ml/kg/jam, hati-hati jangan sampai terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolitserum pada pemberian diuresis paksa.Kontraindikasi : edema otak dan gagal ginjal

DialysisHanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya pada bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis (dialysable toxin ) seperti phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol dan lithium.Dialysis dilakukan bila : Asidosis berat Gagal ginjal Ada gejala gangguan visus Tidak ada respon terhadap tindakan pengobatan.

Hemoperfusi masih merupakan kontroversi danjarang digunakan.

b. Racun yang disuntikkan atau sengatan Immobilisasi Pemasangan torniquet diproksimal darisuntikan Berikan antidotum bila adac. Racun pada kulit dan mata Lepaskan semua yang dipakai kemudian bersihkan dengan sabun dan siramdengan air yang mengalir selama 15 menit. Jangan diberiantidotum.d. Racun yang dihisap melalui saluran nafasKeluarkan penderita dari ruangyang mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau perlu lakukan pernafasan buatan.

Pemberian antidotum kalau mungkin

Pengobatan Supportif Pemberian cairan dan elektrolit Perhatikan nutrisi penderita Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb).3,4,5

KomplikasiKomplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide.Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya meninggal.Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan terutama jaringan otak. Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.5,7

Upaya Pencegahan Memberikan informasi secara intensif kepada orang tua dan kepada masyarakat mengenai: Keracunan, bagaimana terjadinya, akibat- akibat yang terjadiserta bagaimana mencegahnya. Bahan-bahan yang potensial dapat menyebabkan keracunan yang terdapatdidalam atau sekitar rumah yang seringkali tidak diketahui oleh orang tua. Pengetahuan sederhana bagaimana memberikan pertolongan pertama bilaterjadi keracunan. Produsen bahan-bahan beracun Para produsen bahan-bahan yang potensial dapat menyebabkan keracunan agar membuat label dan keterangan sertaperingatan yang jelas mengenai isi, bahaya, gejala klinis yang timbul dan tindakan yang harus segera dilakukan bila ada tanda-tanda keracunan Menjauhkan semua bahan-bahan yang potensial beracun terutama dari jangkauan anak-anak : Menyimpan obat-obatan serta bahan berbahaya ditempat khusus yang terkunci dan tidak bisadijangkau anak-anak. Bahan-bahan beracun dan obat-obatan jangan diletakkan dalam satu tempat dengan makanan. Obat-obatan dan bahan beracun harus mempunyai label yang jelas. Bila tidakberlabel atau bila sudah tidak diperlukan lagisebaiknya dibuang. Selalu harus dilihat kembali label obat-obatan sebelum diminum. Jangan meletakkan larutan-larutan berbahaya dalam gelas minum. Bahan-bahan rumah tangga seperti minyak tanah, detergent, semir cair, cairan pembersih kaca, obat pemutih, dsb, jangan diletakkan disembarang tempat yang mudah dijangkau anak-anak. 75% dari keracunan bahan-bahan rumah tangga terjadi karena kelalaian mengembalikan bahan-bahan beracun atau obat-obatan ketempat semula.6,7

PrognosisPrognosis baik bila pertolongan terutama pertolongan pertama dilakukan dalam waktu 1-6 jam pertama, kemudian disusul penatalaksanaan sesuai indikasi.KesimpulanIntoksikasi Insektisida dapat mengenai siapa saja secara disengaja ataupun tidak disengaja. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus terhadap penggunaan zat zat tersebut. Ada baiknya kita mengenal betul sebab akibat penggunaan zat tersebut terhadap lingkungan maupun tubuh kita sendiri. Juga pada proses penggunaan diharapkan menggunakan sebaik mungkin, gunakan alat pelindung dan cuci tangan setelah menggunakan.

Kesimpulan1. Jay Michael, George L. Sternbach :Manual kedokteran darurat ed 6 . ahli bahasa , y .joko suyono : editor edisi bahasa Indonesia : ECG 20062. E.wayne massey, A.Barnad Pleet, Barbara J.S.,alih bahasa A.Petrus, Tes-tes diagnostik dalam neurologi bimbingin foto bagi teknik di samping ranjang, Jakarta; Hipokrate, 19903. Mansjoer arif ; kapita sleekta ed III , jakarta : media aesculapius , 19994. Idrieas, AM, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Ed . Pertama, Jakarta: Binarupa Aksara, 2007, Hal : 259 2635. Frank, C. Lu, Toksikologi Dasar, Ed. Kedua ( Terj ), Jakarta: Penerbit UniversitasIndonesia, 2008, Hal : 328 3296. Gani, MH, Catatan Materi Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian KedokteranForensik Universitas Andalas, Padang, 2001, Hal : 111 1397. Junandi, Purnawan: Kapita Selekta Kedokteran edisi 2, Penerbit Medica Aesculapius FK UI, Jakarta, 2006, Hal : 196 197