Upload
hoangdieu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH KULIT /KEPALA UDANG MENJADI CHITOSAN UNTUK INGREDIENTPEMBUATAN PERMEN DI HOME INDUSTRI KEBON AGUNG
KEPANJEN MALANG
1)Ir. Noor Harini, 2)Sri Winarni, 3)Ety Setyaningsih
1. PENDAHULUANA. Analisis Situasi
Pembangunan Perikanan yang sedangdigalakkan saat ini selain menghasilkan produkyang dapat dimanfaatkan untuk memenuhikebutuhan pangan, industri maupun sumberpendapatan Juga menghasilkan limbah baikberupa limbah padatan, cairan maupun gas.Sampai saat ini limbah-limbah tersebuturnumnya belum dikelola dan dimanfaatkandengan baik, namun dibuang ke laut, sungai,danau, pantai dan tempat-tempat yang lain.Kondisi ini apabila berlangsung terus-menerusakan rnengganggu kelangsunganpembangunan perikanan di masa mendatang.Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan konseppembangunan berwawasan lingkungan ataupembangunan berkelanjutan {sustainable de-velopment). Di samping itu praktekpembuangan limbah tersebut dapatmenurunkan daya guna dan nilai guna produkperikanan, sehingga secara ekonomi sangatmerugikan.
Upaya Pemerintah dalam mernper-tahankan daya dukung lingkungan melaluipengembangan industri yang bersih (clean in-dustry) dan upaya peningkatan daya guna danhasil guna produk perikanan, maka
pengembangan rnanajemen limbah perikananharus menjadi prioritas penting. Strategi yangdapat diterapkan untuk mencapai tujuantersebut antara lain melalui peningkatanefisiensi dalam penanganan dan pengolahanhasil perikanan, maksirnalisasi pemanfaatanlimbah sehingga jumlah limbah yang dihasilkandapat ditekan seminimal mungkin, sertaperlakuan terhadap limbah yang tidak dapatdimanfaatkan lagi supaya berada di bawahambang batas yang ditentukan sehingga bilalimbah tersebut dibuang tidak mencemarilingkungan.
Beberapa jenis limbah padat hasilperikanan dan kemungkinan pemanfaatannyaserta teknologi pengolahan yang banyakdikenal masyarakat ada 3 produk yaitupengolahan tepung dari kepala/kulit udang,pengolahan silase ikan dan pengolahan chi/indan chitosun dari kulit/kepala udang. Chitindan chitosan merupakan senyawa golongankarbohidrat yang dapat dihasilkan dari limbahhasil laut, khuusnya golongan udang, kepiting,ketam, dan kerang. Chum diperoleh denganmelalui proses deproteinasi dan demineralisasi.Chithosan merupakan produk dari prosesdeasetilasi chitin, yang memiliki sifat unik.Unit penyusun chithosan merupakan
1,2,3) Staf Pengajar Fak. Pertanian UMM
1
2
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
disakarida (l-4)-2-amino-2-deoksi-a-D-glukosa yang saling berikatan beta.Penampilan fungsional chitosan ditentukanoleh sifat fisik dan kimiawinya. Seperti halnyadengan polisakarida lain, chitosan memilikikerangka gula, tetapi dengan sifat yang unik,karena polimer ini memiliki gugus aminbermuatan positif, polisakarida lain urnumnyabersifat netral atau bermuatan negatif.Berbagai bentuk globular chitosan didesaindi dalam larutan dengan konsentrasi NaOHyang berbeda. Di dalam aplikasinya digunakanuntuk kosmetik, farmasi, biomedis danbioteknologi. Sedangkan aplikasi dalampangan, globular putih chitosan yang dibentukdengan pengendapan pada larutan NaOHdapat digunakan untuk pembuatan jenismakanan tertentu, misalnya jenis permen ataugula-gula. Bentuk globular bermembran iniakan pecah apabila ditekan yang akan dapatdibuat dengan mengendapkan tetesan larutanchitosan di dalam larutan alginat. Denganbentuk globular ini, maka permen atau gula-gula akan segera pecah dengan melepaskancairan didalamnya apabila digigit.Desa Kebon Agung kecarnatan Kepanjenkabupaten Malang memiliki potensipembuatan permen/kembang gula, dimanamasyarakatnya (5-10%) membuatpengolahan permen dalam skala home industri.Produksi yang dibuat mempunyai berbagaivariasi jenis, skala produksi, jumlah dankualitas hasil yang beragam. Pemasaran hasilproduksinya sangat tergantung padapermintaan pasar dan kemampuan pengrajindalam pengolahannya. Untuk itu, maka perludilakukan upaya untuk memperbaiki kualitaspermen yang diproduksinya, sekaligusmemanfaatkan limbah buangan dari produkperikanan.
B. Perumusan MasalahChitin dan chitosan merupakan senyawa
golongan karbohidrat yang dapat dihasilkandari limbah hasil laut, khususnya golonganudang. Produk chtin dihasilkan dari 4 tahapkegiatan yaitu pencucian, pengeringan,penghilangan protein (deproteinasi) danpenghilangan mineral (demineralisasi).Sedangkan produk chitosan dihasilkan dariproses deasetilasi produk chitin.
Kulit udang merupakan bahan yang mudahrusak. Jika dibiarkan dalam kurun waktu yangsingkat, maka akan berlangsung prosesenzimatik dan degradasi oleh bakteri terutamapada bagian protein kulit. Degradasi tersebutberpengaruh terhadap perolehan produk chitindan chitosan yang dihasilkan lebih sulit larutdan molekulnya menjadi lebih kecil. Olehkarena itu proses degradatif tersebut sebaiknyaditekan bila diinginkan produk chitin atauchitosan berkualitas baik.Pada aplikasi produk chitosan dari hasildeasetilasi chitin dapat berperan sebagai sta-biliser, emulsifier dan plasticizer bagi produkpermen (candy). Produk chitosan bersama-sarna dengan campuran bahan baku (ingredi-ent) untuk pernbuatan permen dapatberpengaruh terhadap kualitas permen yangbalk. Untuk pembuatan permen atau gula-gula, maka bentuk globular bermembran iniakan pecah apabila ditekan yang akan dapatdibuat dengan mengendapkan tetesan larutanchitosan di dalam larutan alginat. Denganbentuk globular ini, maka permen atau gula-gula akan segera pecah dengan melepaskancairan didalamnya apabila digigit.Berbagai variasi jenis, skala produksi, jumlahdan kualitas hasil yang beragam yangdilakukan oleh pengrajin home industri dapatditingkatkan dengan penambahan chitosan kedalam ingredient pembuatan permen. Dengan
3
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
demikian, maka tujuan untuk perbaikankualitas permen yang diproduksinyameningkat, sekaligus memanfaatkan limbahbuangan dari produk perikanan.
C. Tujuan KegiatanPemanfaatan teknologi pengolahan
limbah kulit/kepala udang untuk pembuatanpermen bertujuan untuk mengintroduksi danmentransfer teknologi pengolahan yangmampu memperbaiki kualitas hasil permen/kembang gula. Dengan kualitas yangditingkatkan, maka permjntaan konsumenakan meningkat, sehingga nilai jual/ekonomidan pendapatan masyarakat khususnyapengrajin juga akan meningkat.
D. Manfaat KegiatanManfaat dan teknik pengolahan limbah
kulit/kepala udang dalam bentuk chitosandiharapkan untuk meningkatkan kualitasproduk permen/kembang gula bagi pengrajin,meningkatkan permiintaan konsumenterhadap produknya dan meningkatkanpendapatan mereka.
III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
A. Kerangka Pemecahan MasalahKulit atau bagian kepala udang yang keras
merupakan bahan yang mudah rusak. Jikadibiarkan dalam beberapa jam saja, akanberlangsung proses enzimatik dan degradasioleh bakteri terutama pada bagian proteinkulit. Oleh karena itu proses degradatiftersebut sebaiknya ditekan denganmengubahnya menjadi produk chitin atauchitosan.
Pada aplikasi produk chitosan dan hasildeasetilasi chit in dapat berperan sebagai sta-biliser, emulsifier dan plaslicizer bagi produk
permen (candy). Produk chitosan bersama-sama dengan campuran bahan baku (ingredi-ent) untuk pembuatan permen dapatberpengaruh terhadap kualitas permen yangbalk. Untuk pembuatan permen atau gula-gula, maka bentuk globular bermembran iniakan pecah apabila ditekan yang akan dapatdibuat dengan mengendapkan tetesan larutanchitosan di dalam larutan alginat. Denganbentuk globular ini, maka permen atau gula-gula akan segera pecah dengan melepaskancairan didalamnya apabila digigit.
Penerapan teknologi ini ditujukan untukverifikasi pengujian di lapangan bagi pengrajinproduk olahan permen/kembang gula. Di sisilain kebutuhan akan bahan makanan ini daritahun ke tahun konsumennya selalumeningkat, serta diimbangi dengan kualitashasil dari produk tersebut yang juga selalumeningkat.
B. Realisasi Pemecahan MasalahPada pembuatan produk chitin dan
chitosan tidak ada masalah pada teknispembuatannya. Demikian pula padapencampuran dengan jenis polisakarida yanglain yaitu gelatin, agar-agar, pektin dankaragenan. Produk chitin dan chitosan yangberasal dan kulit/kepala udang dapat menundakerusakan yang cepat terjadi atau prosespembusukan/deaminasi pada bahan yangberprotein tinggi khususnya dan proteinhewani (udang). Dengan demikian penundaankerusakan dapat dihindari, sekaligusmeningkatkan nilai guna dari limbah tersebut.
Pada pembuatan produk permen (candy),chitin dan chitosan dapat berperan sebagaistabiliser, emulsifier dan plasticizer, tetapidaya terima konsumen masih cukup rendah,karena tidak pernah dijumpai penambahan in-gredient tersebut, walaupun diberikan dalam
4
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
junniah yang relatif sedikit dan sudah dicampurdengan bahan baku (ingredient) lain yaitu gela-tin, agar-agar, pektin dan karagenan. Untukpembuatan permen atau kembang gula, makabentuk globular bermembran ini akan pecahapabila ditekan yang akan dapat dibuat denganmengendapkan tetesan larutan chitosan didalam larutan alginat. Dengan bentuk globu-lar ini, maka permen atau gula-gula akansegera pecah dengan melepaskan cairandidalamnya apabila digigit. Penambahan ingre-dient tersebut sudah dapat meningkatkankualitas permen yang dihasilkan, dilihat daritingkat keempukan dan tekstur, tetapi dayasimpan tidak berbeda.
C. Khalayak SasaranDalam penerapan teknologi ini yang
direncanakan sebagai khalayak sasaran adalahpara pengrajin permen/kembang gula yangtersebar di seluruh pelosok desa KebonAgung. Pada musim giling, mereka biasanyabekeija sebagai buruh pabrik gula di P.G.Kebon Agung dan di luar musim giling merekamengerjakan home industri berupa permenkembang gula untuk menyambung hidupnya.Produk permen yang dihasilkan urnumnyamasih terbatas pada pengetahuan tradisionalyang dikuasainya, sehingga kualitas yangdihasilkan sangat terbatas. Selain itu merekabiasanya menyetorkan hasil permennya kepabrik/pengrajin yang lebih besar. Dengandemikian para pengrajin ini perlu diberi adopsiteknologi, sehingga pada saatnya nanti merekadapat mandiri dan produk yang dihasilkandapat bersaing di pasaran, sehinggapendapatannya meningkat.
PT. RIM JAYA dipilih sebagai khalayaksasaran antara strategis, karena lokasinyadekat dengan jalan raya (transportasi relatifmudah), bahan baku produksi relatif besar (70-
750 kg gula per hari), pangsa pasar luas (Jawasampai luar Jawa), cukup berpengaruh dilmgkungan sekitarnya (dalam hal penyerapantenaga keija dan pengrajin lain menyetor hasilproduknya ke pabrik/hdme industri ini) danlain-lain.
D. Metode Kegiatan1. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 6bulan (pada musim di luar giling) yaitu padapara pengrajin permen/kembang gula di homeindustri desa Kebon Agung kecamatanKepanjen kabupaten Malang. Sebelumnyakegiatan pembuatan chitin- chitosandilaksanakan di Lab. Sentral Teknologi HasilPertanian-UMM, untuk menjaga supaya tidakterjadi kontaminasi.2. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah para pengrajinpermen/kembang gula di desa Kebon Agung.Mereka biasanya bekerja di P.G. Kebon Agungpada musim giling, sehingga pada musim iniyang diambil sebagai sasaran adalah pengrajinyang lebih besar/pengepul (dalam hal iniPT>RIM JAYA). Pada masa di luar masa gilingmereka yang sudah terampil dapat mentransferteknologi ini ke pengrajin yang lain, sehinggavariasi produknya menjadi lebih homogen.
3. Teknis Pelaksanaana. Memberikan penyuluhan dan pelatihan
pembuatan chitosanb. Memberikan pelatihan tentang
penerapannya pada produk permen yangtepat
c. Mengevaluasi hasil penyuluhan danpelatihan dari penerapan IPTEK tersebut
d. Mengaplikasikan penambahan ingredi-ent pada produk permen dan dicobakanpada Panelis/konsumen.
5
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Tahapan Pembuatan Chitin-Chitosan
Pada tahap pembuatan chUin-chitosan,pelaksanaan dilakukan di LaboratoriumSentral Teknologi Hasil Pertanian, Universi-tas Muhammadiyah Malang. Adapun rinciandari tahapan ini dimulai dan pengadaan bahanbaku kulit udang, persiapan pengolahan kulitudang, pembuatan chitin-chitosan danpenambahan ingredient lain (gelatin, agar-agar,pektin dan karagenan).
1. Pengadaan bahan baku kulit udangBahan baku kulit udang didapatkan di
pabrik pengolahan udang (Cold Storage) PT.Bumi Menara Intemusa (PT. BMI) yangterletak di Jl. Pahlawan 1/3 Dampit,Kabupaten Malang. Pabrik ini beijarak sekitar20 Km dari lokasi home industri di daerahKebon Agung, Kepanjen, Malang. Sedangkanlokasi home industri permen/kembang gulayang menjadi lokasi sasaran dari kegiatan inibeijarak sekitar 30 Km dari LaboratoriumSentral Teknologi Hasil Pertanian, Univer-sitas Muhammadiyah Malang.
PT. Bumi Menara Intemusa (PT. BMI)yang merupakan perusahaan pengolahanudang (Cold Storage) mempunyai bidangcakupan yang cukup luas, sedangkan kulitudang merupakan waste (limbah) bagiperusahaan tersebut. Kulit ini biasanya diambiloleh pengusaha terasi, petis dan kerupuk, sertasebagian kecil dikeringkan. Sehingga jumlahkulit udang cukup tersisa banyak dihasilkanoleh perusahaan lersebut.
Jumlah bahan baku kulit udang dari pabrikini untuk pembuatan chitin-chitosanmenyesuaikan dengan kebutuhan untuk prosesproduksinya. Kulit udang yang diambil adalahbagian kulit badan + ekor dan kulit kepala.Pada waktu pengambilan kulit ini berada
dalam keadaan basah, tetapi sudah dalamkeadaan bersih (terpisah dari bagian daging).Jenis udang yang digunakan untuk kegiatanini adalah udang putih (Penaern monodon),sernentara dari perusahaan ini juga dihasilkanjenis udang lain seperti udang windu (Penaeusmerguiensts).
2. Persiapan Pengolahan Kulit UdangBahan baku dalam bentuk kulit/ kepala
udang dibawa ke Laboratorium SentralTeknologi Hasil Pertanian, UniversitasMuhammadlyah Malang untuk diproses lebihlanjut. Kulit yang sudah bersih langsungdikeringkan, sedangkan bagian yang masihtertempel dengan sisa daging (terutama bagiankulit kepala) harus dipisahkan dulu, kemudiandilakukan pencucian. Hal ini dilakukan untukmenghindari terjadinya proses pembusukan(deaminasi). Selanjutnya dilakukanpenjemuran selama 8-12 jam untuk meniriskanair dan dilanjutkan dengan pengeringanrnenggunakan cubynet drier(pengeringkabinet) dengan suhu pengeringan 80-90 “Cselama 24 jam untuk mengeluarkan air daribahan.
3. Proses Pembuatan Chitin-ChitosanTeknologi pembuatan chitin dan chitosan
seperti terlihat pada gambar 1
KULIT UDANG
Pencucian
Pengeringan- penjemuran 8-12 jam- oven 800C, 24 Jam
6
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
4. Penambaban Ingredient LainPenambahan ingredient atau bahan
pembantu perlu dilakukan, karena chitin danchitosan merupakan polisakarida yang tidakdapat larut dalam air, sementara padapembuatan permen/kembang gulamenggunakan media air. Chitin dan chitosanmempunyai sifat tidak larut dalam pelarutorganik, tetapi dapat larut dalam asam kuat,berbagar jenis eter dan sebagainya. Untuk itupada kegiatan ini chitin dan chitosan perludilarutkan bahan pembantu sejenis denganpolisakarida yaitu gelatin, agar-agar, pektindan karagenan.
B. Pengolaban Permen/Kembang GulaPada pengolahan permen ini dilakukan
beberapa tahapan kegiatan dimulai danmengetahui keadaan urnum perusahaanpengolah permen/kembang gula, prosespengolahan, pengendalian mutu dan aspeksanitasi.1. Keadaan Umum Perusahaan
Diantara sejumlah home industri permen/kembang gula yang ada di sekitar daerahKebon Agung, Kepanjen, Malang, maka yangmenjadi lokasi sasaran dan kegiatan ini salahsatunya adalah PT. RIM JAYA. Home industriini diambil dengan beberapa pertimbangandiantaranya adalah1) Volume penggunaan bahan baku (gula dan
sirup glukosa) cukup besar berkisar antara70 kg sampai 750 kg per hari
2) Pangsa pasar tersebar di daerah Malangdan sekitamya, Pasuruan, Probolinggo,Jember, bahkan sampai Kalimantan Selatan
3) Pengadaan bahan baku relatif mudahdidapatkan. Gula didapatkan dan PG.Kebon Agung yang beijarak sekitar I Kmdan lokasi home industri dengan tingkatproduksi yang kontinyu, sedangkan sirup
Penghilangan gugus asetil (Deasetilisasi)- pencampuran dengan NaOH 40-60%,
perbandingan 1 : 20- pemanasan 65-750C, 1-2 jam- pendinginan dengan penyaringan- pencucian pH netral- pengeringan 800C, 24 jam
Pencucian
Pengeringan- penjemuran 8-12 jam- oven 800C, 24 Jam
Penghilangan protein (Deproteinasi)- pencampuran dengan NaOH 3%,
perbandingan 1 : 6- pemanasan 75-850C, 30-60 menit- pendinginan dan penyaringan- pencucian pH netral- pengeringan 800C, 24 jam
Penghilanga mineral (Demineralisasi)- pencampuran dengan NCl, 25 N,
perbandingan 1 : 10- pemanasan 65-750C, 1-2 jam- pendinginan dan penyaringan- pencucian pH netral- pengeringan 800C, 24 jam
Penghilangan gugus asetil (Deasetilisasi)- pencampuran dengan NaOH 40-60%,
perbandingan 1 : 20- pemanasan 65-750C, 1-2 jam- pendinginan dengan penyaringan- pencucian pH netral- pengeringan 800C, 24 jam
CHITOSAN
CHITIN
7
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
glukosa didapat dan Pabrik HFS (HighFructose Syrup) yang terletak di Jl. RayaKepanjen-Gondanglegi yang berjaraksekitar 10 Km dan home industri.
4) Keberadaan masyarakat sekitar cukupmenunjang mengingat pabrik permen/kembang gula menggunakan tenaga kerjadi luar musim giling pabrik gula dan cukupbanyak menyerap tenga kerja
5) Aspek pengembangan/perluasanmempunyai akses cukup besar mengingatlokasi ada di daerah poros Jalan RayaMalang-Blitar yang relatif mudahdijangkau transportasi/pengangkutan,sarana dan prasarana penunjang lainnya(seperti air dan listrik).Keadaan di dalam perusahaan juga perlu
diketahui untuk menentukan lay-out/ denahperusahaan, struktur organisasi, tenaga kerjadan aspek manajemen lainnya.
I.I. Lay-outffienah Tata Letak Ruang diDalam Home IndustriDenah pengaturan ruangan dalam pabrik
dapat menentukan efektivitas kerja karyawandan tingkat produksi. Tempat yang biasadigunakan untuk pembuatan permen adalahtempat penyiapan bahan baku, prosespengolahan, proses pencetakan, prosespengemasan dan penyimpanan serta tempatpenunjang lain seperti ruang
1.2. Struktur OrganisasiStruktur organisasi di pabrik permen/
kembang gula di daerah Kebon Agung,Kepanjen, Malang khususnya di PT. RIMJAYA terdiri dari pimpinan sekaligus pemilik,karyawan (bagian produksi dan bagiandistribusi) serta pekerja.
1.3. Tenaga Kerja dan Aspek-aspek ManajemennyaTenaga kerja di pabrik permen/kembang
gula terdiri dan 2 kelompok yaitu tenaga keijaharian dan borongan. Tenaga kerja harianbekeija di bagian pemasaran (pembliatanadonan), bagian pengguntingan dan bagianpengepakan/pengemasan I Sedangkan tenagakeija borongan bekeija di bagian pencetakandan pengemasan II (finishing). Para pekerjaini berjenis kelamin laki-laki (khususnya dibagian pemasakan dan penguntingan) danperempuan (bagian lain).
Sistem pengupahan didasarkan atas 4 halyaitu produksi (banyaknya permen yangdiproduksi), masa kerja (lamanya bekerja dipabrik), senioritas (usia dan pengalaman kerjadi produksi sejenis) dan menurut kebutuhan(saat kebutuhan pasar meningkat, pekerja,yang direkrut lebih banyak). Jam kerja dimulaijam 07.00-16.30 dengan waktu istirahat 1 jam(12.00-13.00), kecuali hari jumat jam 11.00-13.00.
2. Teknologi Pembuatan PermenTeknologi pembuatan permen/kembang
gula mengikuti gambar di bawah ini :
8
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
Gambar Teknologi pembuatan permen/kembang dengan pertambahan Chitin/Chitosan dan ingredient lainCatatan : *) perbandingan jumlah gula sirupglukosa = 1 : 1 (10 kg : 10 kg)Atau 6 : 4 ( 6 kg : 4 kg)Cara pembuatan permen/kembang gulamengikuti tahapan sebagai benkut : persiapanbahan, pembuatan adonan, pendinginan danpewamaan, penarikan adonan, pengguntingandan pencetakan, terakhir adalah pengemasandan pengepakan.1. Persiapan Bahan
Tahap ini terdiri dari penimbangan bahanyaitu gula pasir (sukrosa) dan sirup glukosadengan perbandingan I : 1 (10 kg: 10 kg) atau6 ; 4(6 kg : 4 kg) dan air sebanyak 2 liter.Gula pasir yang telah ditimbang dilarutkan ke
dalam air yang dipanaskan. Setelah gula larut,lalu sirup glukosa dimasukkan dan kemudiandiaduk sampai meleleh.2. Pembuatan Adonan
Adonan merupakan proses paling awalpada pembuatan permen/kembang gula.Bentuk adonan adalah semi padat dan lengket.Adonan dibuat setelah bahan-bahan (gula,sirup glukosa dan air) dilarutkan, kemudiandididihkan sampai suhu mencapai 150-160"C.Suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 160"C,karena gula yang dipanaskan akan mengalamiproses karamelisasi.3. Pendinginan dan Pewamaan
Adonan yang telah dididihkan,kemudian didinginkan di bak pendinginagar adonan menjadi kental. Selamapendinginan adonan ditambah dengan
Ingredient(Gelatin, Agar, Pektin, Karagenan)
+(Chitin+Chitosan
Pemanasan(150-1600C)
Air mendidih (2 liter)
Pencampuran Sirup glukosa ( 10 kg )*)Surkosa ( 10 kg )*)
PendinginanPewarna
+Essence
Penarikan adonan
Pengguntingan
Pencetakan
Pengemasan
Permen /kembang gula
9
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
pewama dan essence sambil terus diaduk.Pewamaan dilakukan dengan melarutkanbahan pewarna ke dalam air, sambildilakukan penambahan essence (vanili,mocca, jeruk, strawberry).4. Penarikan Adonan
Setelah adonan yang didinginkan tersebutmengental, dilanjutkan dengan penarikanadonan untuk membuat jenis permen buramdan adonan menjadi liat dan kental. Penarikandapat dilakukan secara manual dan mekanis.Waktu yang digunakan untuk penarikanadonan selama kurang lebih 3 menit danadonan tidak boleh mengeras supaya bisadicetak. Sedangkan jenis permen jemih tidakperlu dilakukan penarikan adonan.5. Pengguntingan dan Pencetakan
Adonan diletakkan di atas meja guntingdan meja ini harus dalam keadaan hangat, agaradonan tidak mengeras. Selanjutnya adonandigulung sampai diperoleh ukuran ukurangulungan yang dikehendaki, kemudiandilakukan pengguntingan. Setelah diguntingsecepat mungkin dicetak, supaya tidak cepatmengeras. Adonan yang sudah tercetak segeradimasukkan ke dalam plastik (pengemasan 1),agar tidak tertalu lama kontak dengan denganudara, sehingga bahan yang telah tercetaktidak berair dan lengket.6. Pengemasan dan Pengepakan
Pengemasan adalah suatu cara dalammemberikan kondisi sekeliling yang tepatbagi bahan pangan. Pengemasan dapatmembantu mencegah atau mengurangikerusakan dan penunjang dalam distribusi,transportasi, meningkatkan daya saing danmemberi nilai tambah bagi produk. Bahanpengemas untuk permen adalah plastik PP(polipropilen) atau AI(Aluminium)-foil,sedangkan pengepakan menggunakankarton.
3. Aspek Pengendalian MutuPengendalian mutu merupakan suatu
sistem sertifikasi dan penjagaan dan suatukualitas produk atau proses yang dikendakidengan cara perencanaan yang seksama,pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksiyang terus-menerus serta tindakan korektifbiladiperlukan (Wignyosubroto, 1993).Pengendalian mutu bertujuan untukmenciptakan mutu barang atau produk untukperkembangan industri, perdagangan,periindungan konsumen dan kelancarandistribusi, sehingga erat kaitannya denganberbagai aspek kehidupan (Susanto, 1993).Untuk mencapai tujuan tersebut perludilakukan pengendalian mutu di perusahaanini. Pengendalian mutu dilakukan terutamaterhadap bahan baku dan bahan pembantuutama dan bahan pembantu lain/tambahanserta terhadap proses produksi.
3.1. Pengendalian Bahan (Bahan Baku dan Bahan Pembantu)Pengendalian terhadap bahan baku utama
dilakukan dalam pemilihan gula pasir dan sirupglukosa yang dipakai dalam proses produksi.Kriteria pemakaian gula pasir yang digunakandengan ketentuan sebagai benkut :- Wama putih- Gula dalam keadaan bersih (tidak kotor)- Kering (tidak dalam keadaan basah).
Berdasarkan kriteria tersebut, makabanyak pabrik permen di daerah ini yangmenggunakan gula yang berasal dan Thailand(gula import), walaupun lokasi pebrikberdekatan dengan PG. Kebon Agung. Untukitu telah dilakukan penyuluhan dan penelitiantentang perbedaan pemakaian gula lokal danimport dan kombinasinya.Pemakaian sirup glukosa masih belumdilakukan pengendalian secara baik, karena
1 0
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
sirup ini hanya ditempatkan dalam sebuahdrum. Sedangkan pemakaian bahan pewarnamasih menggunakan pewama sintetik,sehingga perlu perlu dicobakan penggunaanpewama alami yang tahan terhadap suhu panas(150-160"C). Pemakaian ingredient lainseperti gelatin, agar-agar, pektin, karagenandan lain-lain yang berfungsi sebagai bahanpengempuk juga perlu dicobakan secara terus-menerus.
3.2. Pengendalian Proses ProduksiPembuatan adonan merupakan proses
penting dalam pembuatan permen/ kembanggula. Apabila proses pembuatan adonan gagalatau tidak tepat, maka akan dihasilkan produkyang kualitasnya kurang baik.
Penyelesaian akhir pada proses pembuatankembang gula adalah suhu pemanasan yangmencapai 150-160"C. Apabila suhupemanasan kurang dan 150"C, maka kadar airproduk akan lebih dan 3%, sehingga dapatmenyebabkan kerusakan pada waktupenyimpanan. Sedangkan apabila suhu lebihdan 160"C, maka gula akan mengalamikaramelisasi.
Proses produksi lain yang penting adalahpenarikan adonan untuk membuat jenis kacangyang keruh. Apabila proses penarikan adonanterlalu lama, maka produk akan cepatmengeras sebelum dilakukan pencetakan. Disamping itu, proses penggulungan danpengguntingan serta pencetakan perlusesegera mungkin dilakukan, berdekatandengan PG. Kebon Agung. Untuk itu telahdilakukan supaya produk tidak mengeras,lengket dan berair. Untuk itu prosespenggulungan dan pengguntingan dilakukandi atas meja yang hangat dengan carameletakkan seng yang ditutup dengan glangsidan sebagai sumber panas adalah kompor yang
diletakkan di bawah meja. Selain itu setelahdigunting sesegera mungkin dicetak dandimasukkan ke palstik pengemas, agar tidaklengket dan berair.4. Aspek Sanitasi
Sanitasi merupakan persyaratan mutlakbagi industri pangan, sebab sanitasiberpengaruh iangsung dan tidak langsungterhadap mutu pangan, daya awet/daya simpanproduk dan nama baik/citra perusahaan.Sanitasi juga menjadi tolok ukur dalam menilaikeberhasilan perusahaan menangani produkpangan. Sanitasi mutlak diperlukan dengantujlian untuk :- Melindungi bahan makanan dan
kebusukan, agar rasa dan bau yangdikehendaki tidak berubah
- Menghindari penyebaran penyakit- Menghindari bahaya terhadap kesehatan
dan keselamatan konsumen- Estetika pabrik.
Sanitasi dilakukan terhadap bahan baku,bahan pembantu, peralatan, pekerja, gedungdan lingkungan perusahaan serta terhadapbahan buangan/limbah. Secara umum sanitasiyang dilakukan di perusahaan permen/kembang gula PT. Rim Jaya masih kurangbaik. Untuk itu perlu secara kontinyudilakukan penyuluhan dan pemantauan.
4.1. Sanitasi Bahan (Bahan Baku dan Bahan Pembantu)Sanitasi bahan baku utama dilakukan
dengan meletakkan gula di dalam karung-karung dalam keadaan tertutup rapat,kemudian diberi alas karton dan disusunbertumpuk/ berjajar. Hal ini dimaksudkanuntuk menghindari pencemaran terhadapdebu, serangga dan kotoran-kotoran lain.Walaupun demikian kondisi ini masihmemungkinkan terjadinya penyerapan air dan
1 1
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
udara dan lantai semen dari di bawahnya.Sanitasi terhadap bahan pembantu
(pewarna, essence dan ingredient lain) secaraumum sudah cukup baik. Walaupun demikianmasih perlu diberi penyuluhan dan dilakukanpenelitian terus-menerus tentang konsentrasipenggunaan bahan pewarna dan altematifpenggunaan pewarna alami yang tahan suhupanas dan memberi kualitas wama yang baik.
4.2. Sanitasi terhadap PeralatanSanitasi terhadap peralatan sudah
dilakukan dengan selalu membersihkan alatsetiap kali selesai proses produksi. Walupundemikian masih dijumpai beberapa peralatanyang masih kotor pada wajan pemanas, karenapemakaian yang terus-menerus dan berkerak.Di samping itu penggunaan glangsi sebagaialas pada proses penggulungan danpengguntingan juga rawan kotoran darisekitamya, karena selalu dalam keadaanterbuka.
4.3. Sanitasi terhadap PekerjaHome industri urnumnya kurangmemperhatikan sanitasi terhadap pekerjakaryawannya. Hal ini diduga karena tingkatpendidikan pekeija yang rendah, sebagianbesar (70%) berpendidikan SD, 20% SMP dansisanya SMA. Selain itu pabrik tidak memberifasilitas yang diperlukan bagi pekerja misalnyapenutup kepala, celernek dan sebagainya.Penggunaan sarung tangan dilakukan olehpekeija bagian penggulungan danpengguntingan, karena bahan dalam keadaanpanas. Selain itu aspek ergonomi pekerjakurang diperhatikan, karena pekerja praktisbekerja selalu (80%) dalam keadaan berdiriterutama pada waktu proses produksi danhanya pada waktu pengemasan danpengepakan saja pekerja yang duduk.
4.4. Sanitasi terhadap Gedung/Bangunan dan Bahan BuanganSanitasi terhadap gedung dan bangunan
sudah dilakukan, tetapi masih terbatas padaareal proses produksi dan lingkungan di luar(tennasuk bahan buangan) masih belumdilakukan dengan baik. Air buangan limbahberupa air pendinginan dialirkan langsung keselokan, walaupun air ini tidak toksik tetapidalam keadaan panas sehingga perludiwaspadai aspek-aspek lainnya.
C. RANCANGAN DALAMPENERAPAN IPTEKRancangan yang dicobakan meliputi wama
produk permen (berwama kuning dan merah),penambahan komposisi ingredient yangberbeda danjenis produk permen (jernih dankeruh). Berdasarkan hasil percobaan yangditerapkan, maka dalam adopsi teknologi inipara pengrajin cukup antusias untukmengetahui hasilnya, karena selama ini belumpemah diternui penambahan ingredient lainpada pembuatan produk permen. Dalam halkemampuan penyerapan teknologi daninformasi yang diberikan menunjukkan, bahwapara pengrajin cukup mampu menyerapinformasi yang diberikan, tetapi merekanantinya perlu dibekali dengan teknologipembuatan chitin- chitosan. Pada kegiatanini, pembuatan chitin-chitosan dilakukan diLab. Sentral THP-UMM, sehingga merekahanya mengaplikasikan saja pada produkpermen. Disamping itu distribusi informasi,adopsi dan transfer teknologi dari pengrajinbesar ke pengrajin kecil cukup balk, terlihatdari antusiasme untuk melanjutkan kegiatanini pada skala yang lebih besar.Percobaan dirancang mengikuti selera pasardan dicobakan pada Panelis meliputi rasa,aroma, kenampakan, tekstur, wama dan
1 2
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
tingkat keempukan dalam mulut, dengan skalaI sampai 5. Selain itu juga dilihat tekstur(untuk mengetahui kekerasan permen) secarakuantitatif dengan alat penetrometer.Perlakuan yang dicobakan dan hasil rata-rataskor menurut Panelis terhadap rasa, aroma,kenampakan, tekstur, wama dan tingkatkeempukan dalam mulut seperti terlihat padaTabel 3 dan 4. Sedangkan pengukuran tekstursecara kuantitatif seperti terlihat pada Tabel 5.
DATA EVALUASI DALAM PENERAPANIPTEK
Evaluasi hasil penyuluhan dan pelatihandari penerapan IPTEK tersebut dilakukansebelum kegiatan, pada saat kegiatandilakukan dan setelah kegiatan. Hasil evaluasiseperti terlihat pada tabel 6.Tabel 6 Evaluasi hasil penyuluhan danpelatihan dari penerapan IPTEKsebelum, padasaat dan setelah kegiatan dilakasanakan
Keterangan : *) T = tidak ; = S.T = sangat tidak ; A = agak ; A.T = agak tidak
Data Masukan Sebelum Kegiatan Pada Saat Kegiatan Setelah Kegiatan1. Pembuatan Chitin-chitosan
- Bahan baku- Pengolahan kulit udang- proses pembuatan- Penambahan ingredient
Belum adaBelum adaBelum adaBelum ada
Sudah adaSudah adaSudah adaSudah ada
Sudah adaSudah adaSudah adaSudah ada
2. Pengolahan permen- Keadaan umum
perusahaan(denah ruang,struktur organisasi, tenagakerja & aspek manjemenlain)
- Teknologi pembuatanpermen
- Pengendalian mutu (bahanbaku/pembantu dan prosesproduksi)
- Sanitasi (sanitasi, bahan, alatpekerja, gedung & limbah)
Baik
Baik, tapi belumditambah ingredient
Baik, tetapi terlalubanyak bahan pewarna
Baik, tetapi alat yangdipakai kdg masih kurangbersih
Baik
Baik, sudah ditambahingredient (dosisbelum tetap)
Baik, sudah kurangpemakaian bahanpewarnaBaik, dan alat yangdipakai sudah bersih
Baik
Baik, sudah ditambahingredient (dosis sudahtetap)
Baik, sudah kurangpemakaian bahanpewarnaBaik, dan alat yangdipakai sudah bersih
3. Rancangan percobaan- Rasa- Aroma- Kenampakan- Tekstur- Warna- Tingkat keempukkan di
mulut- Tekstur (secara kuantitatif)
T. suka – A. suka *)S. T. suka – T. SukaT. suka – A. sukaA.keras – kerasA.T. suka – T. SukaS.T. empuk – T.empuk
8,0-8,1
T. suka – A. suka *)S. T. suka – T. SukaT. suka – A. sukaA.keras –T. kerasA.T. suka – T. SukaS.T. empuk – T.empuk
8,0-8,1
T. suka – suka *)S. T. suka – A. SukaT. suka – A. sukaA.keras –T. kerasA.T. suka – T. SukaS.T. empuk – T.empuk
5,4 -11,0
4. Pengrajin dan pabrik- Respon dalam mengikuti Biasa / sedang Cepat Cepat
1 3
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan penerapan IPTEK dalam
pembuatan permeiVkembang gula yang diberiingredient dan pemanfaatan limbah kulit/kepala udang menjadi chitosan sertapenambahan ingredient lain, maka dapatdisimpulkan hal-hal sebagai benkut:1. Pada pembuatan chitin dan chitosan
dimulai dan pengadaan bahan baku berupakulit/kepala udang, persiapan pengolahan(penjemuran dan pengeringan), prosespembuatan chitin dan chitosan(deproteinasi, demineralisasi dandeasetilasi).
2. Pada pengolahan permen/kembang gula dilokasi pabrik permen perlu diketahuitentang keadaan urnum perusahaan/homeindustri sasaran (denah/lay out ruangan,
stniktur organisasi, tenaga kerja dan aspek-aspek manajemennya), teknologipembuatan permen/kembang gula,meliputi : pencampuran (gula, simpglukosa dan air), pemanasan, pendinginandan penambahan bahan (bahan pewama,essence dan ingredient gelatin/agar/pektin/karagenan + chitin-chitosan), penarikanadonan, pengguntingan, pencetakan,pengemasan dan pengepakan.
3. Pengendalian mutu di home industripermen/kembang gula sudah diterapkanterhadap bahan baku dan bahan pembantuserta proses produksi. Demikian pulaaspek sanitasi sudah diterapkan terhadapbahan baku/pembantu, perlatan, pekeija,gedung/bangunan dan bahan buangan,tetapi masih terbatas pada pengetahuanyang dimiliki pengrajin. Pada saat dansetelah kegiatan ini dilaksanakan mulai adapeningkatan terhadap pengendalian mutudan sanitasinya.
4. Produk permen/kembang gula dicobaditerapkan pada Panelis/konsumen,hasilnya menunjukkan bahwa rasa, aroma,kenampakan dan wama permen adapeningkatan kualitas, demikian puladengan tekstumya. Sedangkan tingkatkeempukan masih agak keras, sehinggaperlu dicari formula yang tepat untukpenambahan ingredient tersebut.
5. Respon pengrajin dan pabrikkomeindustri dalam kegiatan ini cukup baik,demikian pula dengan kemampuanmenyerap teknologi dan distribusi, adopsidan transfer teknologinya.
B. Saran1. Pengrajin perlu dibekali teknologi
pembuatan chitin-chitosan, mengingatAlat Penarik Adonan (Mekanis)
1 4
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
bahan baku mudah didapat dan dapatdibuat dalam skala home industri apabilatersedia peralatannya, serta peran chitin-chitosan sebagai ingredient pembuatanpermen (perlu diangkat ke Program Vucer/Vucer Multi Tahun).
2. Pada proses pembuatan permen/kembanggula perlu diversifikasi produk (misalnyaditambah bahan-bahan lain seperti coklat,kacang dan lain-lain) serta model dan jenispermen lain, sehingga menank minatkonsumen untuk membeli serta membuatpermen lebih empuk (perlu penelitiantersendiri).
3. Perlu perbaikan dan peningkatan alat-alatproduksi pembuatan permen, mengingatpabrik masih kurang memperhatikanergonomi pekerja serta kecepatanproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, D.H., W.S. Chang dan T.I. Yoon. 1999.Dyestuff”Waste-water Treatment Using
Chemical Oxidation, Physical Adsorption andFixed Bed Biofilm Process.
Process Biochemistry Vol. 33 No. 6. ElsevierScience Ltd. Seoul.
Angka, S.L. dan M.T. Suhartono. 2000.Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian
Sumber- daya Pesisir dan Lautan (PSKL),Institut Pertanian Bogor. Bogor. h.
99-107.Anonymous, 1984. Association of Official
Analytical Chemistry. AOAC Inc.Washington.Austin, PR., J.E. Castle dan C.J. Albisetti.
1988. Beta-Chitin from Squid : NewSolvent and Plasticizers. College of Marine
Studies, University of Delawar,Newark, Del. 19716. USA.Benjakul, S. dan P. Sophanodora, 1993.
Chitosan Product ion from Carapace andShell
of Black Tiger Shrimp (Penaeus monodon).ASEAN Food Journal Vol. 8 No.4.
Brandao, S.C., M.I. Richmond, J.I. Gray, I.D.Morton dan C.M. Stine. 1980.
Separation of Mono- and Di-Saccharides andSorbitol by High Performance
Liquid Chromatography. J. of Food Science.P. 1492-1493.
Chellapandian dan M.R.V. K-rishnan. 1997.Chitosan-Poly(glucidyl methacry late)
Copolymer for Immobilization ofUrease.Process Biochemistry Vol. 33 No. 6.
Alat Penarik Adonan (Manual)
1 5
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
Publ. Elseiver Science Ltd. Madras.Cho, Y.I., H.K. No dan S.P. Meyers. 1998.
Physicochemical Characteristics andFunctional Properties of Various Commercial
Chitin and Chitosan Products. J.of Agricultural and Food Chemistry. Taegu dan
Lousiana.Darmono. 1993. Budidaya Vdang Penaeus.
Kanisius. Jakarta.h.9-43.Diljen Perikanan. 1991. Statistik Perikanan.
Direktorat Jendral Perikanan. Deptan.Jakarta.Diljen Perikanan. 1994. Pengolahan dan
Pemanfaatan Limbah Hasil Perikanan SeriI,
Pengolahan Chitin dan Chitosan. DiljenPerikanan, Direktorat Bina Usaha
Tani dan Pengolahan Hasil. Jakarta, h.l 1-14.Donhowe, G. dan 0. Fennema. 1990. The Ef-
fect of Plasticizers on Cristallinity,Permeability and Mechanical Properties
of Methylcellulose Films.Departement of Food Science, University of
Wisconsin-Madison, 1605 LindenDrive, Madison.East, G. dan J.E. Mcintyre. 1988. The Pro-
duction of Fibres from Chitosan.Departement of Textile Industries, University
of Leeds, Leeds LS2 9Jt.England.Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, A.Prajitno,
M. Sukkel, J.H. Boon dan M.C.J.Verdegem. 1995. Perkembangan Budidaya
Udang Windu (Penaevs monodon)dan Udang Putih (Penaeus mergulensis) di
Jawa Timur. Fakultas Perikanan,
Universitas Brawijaya, Malang. H. 1-11.Hirano, S. 1988. Production and Application
ofChitin and Chitosan in Japan. TottoriUniversity, Departement of Agricultural Bio-
chemistry, Tottori 680. Japan.llyina, A.V, N.Y. Tatarinova, dan V.P.
Varlarnov. 1999. The Preparation ofLow-
Moleculare-Weight Chitosan UsingChitynolylic Complex from Streptomyces
kurssanovii. Process Biochemistry Vol. 33 No.6. Elsevier Science Ltd.
Moscowllyina, A.V., V.E. Tikhonov, A.I. Albulov
dan V.P. Varlarnov. 2000. EnzymicPreparation of Acid-Free-Water-Soluble
Chitosan. Process Biochemistry Vol.33 No. 6. Elsevier Science Ltd. Moscow.Jeuniaux, C., M-F. Voss-Foucart, M. Poulicek
dan J.C. Bussers. 1988. Sources ofChitin, Estimated Data on Chitin Biomass
and Production. University ofLiege, Zoological Institute Ed. Van Beneden,
B-4020 Liege. Belgium.Knorr, D., M.D. Beaumont dan Y. Pandya.
1988. Potential of Acid Soluble and Wa-ter
Soluble Chitosan in Biotechnology. Depart-ment of Food Technology, Berlin
University of Technology, Konigin-Luise-Str.Berlin.
Krochta, J.M., E.A. Baldwin, M.O. Nisperos-Carriedo. 1994. Edible Coating and
Films to Improve Food Quality. TechnomicPubl. Co. Inc. Lancaster,
Pensylvania.
1 6
Junal DEDIKASI Volume I No. 2 Nopember 2004
Lang, G. dan T. Clausen. 1988. The Use ofChitosan in Cosmetics. Wella AG. Ber-liner
Allee 65,6100 Darmstadt, West Germany.Lee, Moo-Yeal, Figen Var, Yoshitsune Shin-
ya, Toshio Kajiuchi dan Ji-Won Yang.1999. Optimum Conditions for The Precipi-
tation ofChitosan Oligomers with DP5-7 in Concentrated Hydrochloric Acid at
Low Temperature. ProcessBiochemistry Vol. 33 No. 6. Elsevier Science
Ltd. Taejon. Turki. Tokyo.Rinaudo, M. dan A. Domard. 1988. Solution
Properties of Chitosan. Centre deRecherches sur les Macromolecules Vegetales
Lab. propre du C.N.R.S. ass.L’Univ. Joseph Fourier de Grenoble. France.Sandford, P.A. 1988. Chitosan : Commercial
and Potential Applications. ProductDevelopment, Bio Applications Group, Pro-
ton, Inc., P.O. Box 1632.Wooddinville. Washington. 98072.Santoso, U. 1990. Studi tentang Khitin
Cangkang Udang (Penaeus merguiensisi):
Isolasi menggunakan Actinase dan EDTA.FTP. UGM. Yogyakarta.
Shimahara, H., Y. Takiguchi, T. Kobayashi K.Uda dan T. Sannan. 1988. Screening of
Mucoraceae for Chitosan Production. Dept.of Industrial Chemistry. Faculty
of Engeenering, Seikei University, Musashino-shi dan Dainichiseika Color and
Chemical Mfg. Co. Ltd. Horinouchi, Adachi-ku, Tokyo. Japan.
Siso, M.I.G., E. Lang, B. Carreno-Gornez, M.
Bacerra, F.O. Espinar dan J.B. Mendez.1997. Enzyme Encapsulation on Chitosan
Microbeads. Process BiochemistryVol. 33 No. 6. Elsevier Science Ltd. Seoul.Somashaekar, D. dan R. Joseph. 1996.
Chitosanases-Properties and Applica-tions : A
Review. Bioresource Technology Vol. 55 No.6. Elsevier Science Ltd. Britain.
Spagna, G., F. Andreani, E. Salatelli, D.Romagnoli dan P.G. Pifferi. 1998.
Immobilization ofoc-L-Arabinofuranosidaseon Chitin and Chitosan. Process
Biochemistry Vol. 33 No. I Elsevier ScienceLtd. Seoul.
Sudarmadji, S„ B. Haryono dan Suhardi.1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty. Yogyakarta.Suhardi. 1993, Khitin dan Khitosan. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Suyanto, S.R. dan A. Mujiman. 2001.
Budidaya Udang Windu. PenebarSwadaya.
Jakarta, h. 1-25.Tang, S.C., M.C. Chang dan C.Y. Cheng.
1998. Use of Colloid Chitin andDiatomaceous Earth in Continuous Cake-
Filtration Fermentation to ProduceCreatinase. Process Biochemistry Vol. 33 No.
5. Elsevier Science Ltd. Seoul.Winterowd, J.G. dan P.A. Sandford. 1995.
Chitin and Chitosan. In FoodPolysaccharides and Their Applications.
Marcel Dekker, Inc. New York, Basel,Hongkong. p. 441-462.
1 7
Noor Harini, Sri WInarni & Ety Setyaningsih, Pemanfaatan Teknonolgi Pengolahan Limbah
Valliant, P., A. Millan, P. Millan, M. Domier,M. Decloux dan M. Reynes. 2000. Co-
immohilized Pectynlyase and Endocelluloseon Chitin and Nylon Support.
Process Biochemistry Vol. 33 No. 6. ElsevierScience Ltd. Perancis.
Zakaria, Z., G.M. Hall dan G. Shama. 1998.Lactic Acid Fermentation ofScampi
Waste in A Rotating Horizontal Bioreactor forChitin Recovery. Process
Biochemistry Vol. 33 No. 1. Elsevier ScienceLtd. Leicester.