101
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL PADA Ny. F DENGAN MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DIRUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR TANGGAL 23 S/D 25 Mei 2017 Disusun oleh : SONIA MAHDALENA 2014750042 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

KESEHATAN MENTAL PADA Ny. F DENGAN MASALAH

GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

DIRUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA

TIMUR TANGGAL 23 S/D 25 Mei 2017

Disusun oleh :

SONIA MAHDALENA

2014750042

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah ilmiah ini dengan judul "Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Psikososial dan Kesehatan Mental pada NY. F dengan Masalah Gangguan

Konsep Diri: Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

Jakarta Timur" ini telah disetujui untuk diujikan pada ujian siding dihadapan

tim peguji.

Jakarta, 05 Juni 2017

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

( Ns. Nuraenah, S.Pd, M.Kep)

Mengetahui

Ka. Prodi. D III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 3: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ilmiah dengan judul "Pemenuhan Kebutuhan Dasar Psikososial dan

Kesehatan Mental pada Ny. F dengan Masalah Gangguan Konsep Diri :

Barga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur"

ini telah diujikan dan dinyatakan "lulus" dalam ujian sidang dihadapan tim

penguji pada tanggal 06 Juni 2017

Penguji I

( Ns. Nuraenah, S.Pd, M. Kep)

Penguji II

( Ns, Isnaini, S.Kep.M.KM)

Mengesahkan

Ka. Prodi. Dill Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 4: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT karna berkat rahmat dan karuniaNya yang memungkinkan penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental pada NY. F dengan

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

Jakarta Timur” yang merupakan bagian persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menempuh ujian akhir Diploma III Keperawatan di Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa tanpa

bimbingan, pengarahan dan bantuan berbagai pihak, tentunya tidak dapat

diselesaikan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan

keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya.

Ucapan terima kasih tak terhingga penulis berikan kepada:

1. Dra. Muhammad Hadi, S.KM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ns. Titin Sutini S. Sp Kep. An, selaku KA. Prodi Akademi D III

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

3. Ns. Nuraenah, S.Pd, M. Kep, selaku penguji 1 dan dosen pembimbing

penyusunan karya tulis ilmiah yang telah memberikan saran dan masukan

kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

4. Ns, Isnaini, S.Kep.M.Kes, selaku penguji II yang telah memberikan saran

kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

5. Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes, selaku wali akademik angkatan XXXII

Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

6. Seluruh dosen serta staff Program D III Keperawatan FIK UMJ selaku

dosen pembimbing institusi yang telah memberikan bekal ilmunya kepada

penulis selama penulis mengikuti proses perkuliahan.

7. Kepada kedua orang tua serta seluruh keluarga saya atas do’a dan kasih

sayang yang tulus dan besar kepada saya, sehingga saya dapat terus

bersemangat dan mewujudkan cita-cita.

8. Kepada teman-teman tim KTI Keperawatan Jiwa yang telah membantu

dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini dan memberikan dorongan

kepada penulis sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

9. Kepada teman-teman Anak Cantik yang selalu memberikan semangat dan

senyuman kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan karya tulis

ilmiah ini dan selalu setia selama 3 tahun ini untuk tetap bersama-sama.

10. Kepada teman-teman seperjuangan mahasiswa/i Akademi Keperawtan

Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawtan Universitas

Muhammadiyah Jakarta Angkatan 32, terima kasih atas semua bantuan

dan dukungannya.

Page 5: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

iv

Dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari sangat jauh dari kata

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik agar penulis

dapat gunakan sebagai perbaikan pada masa yang akan dating. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi setiap mahasiswa umumnya dan bagi

penulis khususnya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah

pengetahuan dibidang kesehatan. Amin.

Alhamdulillahirabil’alamin

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Jakarta, 05 Juni 2017

Penulis

SONIA MAHDALENA

2014750042

Page 6: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

v

Daftar isi

Hal

Lembar Persetujuan…………………………………………………………... i

Lembar Pengesagan............................................................................................. ii

Kata Pengantan..................................................................................................... iii

Daftar Isi................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Tujuan Peulisan..............................................................................

C. Ruang Lingkup...............................................................................

D. Metode Penulisan...........................................................................

E. Sistematika Penulisan…………………………………………….

1

1

6

7

7

7

BAB II TINJAUAN TEORITIS…..………………………………………..

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia...............................................

B. Definisi..........................................................................................

C. Psikodinamik..…………………………………………………...

1. Etiologi....................................................................................

2. Cara Mengatasi Harga Diri Rendah........................................

3. Komplikasi…………………………………………………..

.

D. Rentang Respon……………….....................................................

E. Pengkajian Keperawatan………………………………………...

F. Pohon Masalah…………………………………………………..

G. Diagnosa Keperawatan…………………………………………..

H. Perencanaan Keperawatan……………………………………….

I. Penatalaksanaan Keperawatan………………………………….

J. Evaluasi Keperawatan…………………………………………...

9

9

10

12

12

13

13

14

15

18

19

20

32

36

BAB III TINJAUAN KASUS…...…………………………………………...

A. Pengkajian keperawatan.................................................................

B. Pohon Masalah…………………………………………………...

C. Diagnosa keperawatan....................................................................

D. Perencanaan keperawatan...............................................................

E. Penatalaksanaan keperawatan........................................................

F. Evaluasi Keperawatan………........................................................

37

37

44

45

46

51

56

Page 7: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

vi

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………….

A. Pengkajian......................................................................................

B. Diagnosa keperawatan....................................................................

C. Perencanaan Keperawatan..............................................................

D. Penatalaksanaan Keperawatan…...................................................

E. Evaluasi Keperawatan…...…….....................................................

60

60

63

65

66

67

BAB V PENUTUP…………………………………………………………..

A. Kesimpulan.....................................................................................

B. Saran...............................................................................................

69

69

72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

KEGIATAN HARIAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 8: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis,

dan social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,

perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan

emosional (Sheila L. Videback, 2008). Kesehatan jiwa adalah suatu

kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan

emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan

selaras dengan keadaan orang lain (UU kesehatan Jiwa No.3 tahun 1966).

Sedangkan menurut (WHO dalam buku konsep dasar keperawatan jiwa,

2011), kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang

menggambarkan keselarasan dan keseimbangan jiwa yang mencerminkan

kedewasaan kepribadiannya.

ANA (America Nurses Association) mendefinisikan keperawatan

kesehatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yan

menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri

secara terapeutik sebagai kaitnya (Stuart, 2007). Sedakangkan menurut

(Depkes RI, 1998), setiap perawat jiwa dituntut mampu menguasai

bidangnya dengan menggunakan ilmu perilaku sebagai landasan berpikir

dan berupaya sedemikian rupa sehingga dirinya dapat menjadi alat yang

efektif dalam merawat pasien.

Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan

pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi

idividu dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu

akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan

lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,

tujuan serta keinginan, cara individu memandang dirinya secara utuh fisik,

emosional, sosial dan spiritual (Bech, Wiliam dan Rawlin, 2009). Konsep

Page 9: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

2

diri merupakan semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang

merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi

hubungannya dengan orang lain, konsep diri tidak terbentuk waktu lahir,

tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya

sendiri, dengan orang terdekat, dan realitas dunia (Stuart, 2006). Salah satu

gangguan jiwa adalah skhizofrenia.

Skhizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang di tandai

dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realita

(halusinasi) efek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak

mampu berpikir abstrak) dan mengurangi aktivitas sehari-hari (keliat,

2006). Skhizofrenia adalah sebagai penyakit neurologis yang

mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku

socialnya (Melinda Hermann, 2008). Orang dengan skhizofrenia akan

menarik diri dari orang lain dan kenyataan serta merasa tidak mempunyai

kemampuan apa-apa dan merasa rendah diri yang dikenal dengan

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah (dalam buku NANDA NIC-

NOC jilid 3, 2015).

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti

dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap

diri sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2009). Harga diri rendah

merupakan evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri

yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005).

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang pencapaian diri

dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.

Pencapaian ideal diri atau cita-cita, harapan langsung menghasilkan

perasaan bahagia (Budi anna keliat, 2009). Harga diri rendah merupakan

perasaan negative terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya

diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada

harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000)

Page 10: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

3

Komponen-komponen konsep diri (Struart, 2009) sbb:

1. Cintra tubuh

Kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap

tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang

tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi yang dimiliki.

2. Ideal tubuh

Persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya berprilaku

berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.

3. Harga diri

Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan

diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan,

dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan

berharga.

4. Peran

Peran yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak

mempunyai pilihan. Peran yang di ambil adalah peran yang terpilih

atau dipilih oleh individu.

5. Identitas diri

Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung

sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa

remaja.

Klien yang mengalami Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

tidak diatasi akan beresiko melakukan perilaku kekerasan baik pada diri

sendiri ataupun orang lain sehingga pentingnya peran perawat. Peran

perawat dalam menanggulangan klien dengan gangguan konsep diri:

Harga Diri Rendah meliputi upaya promotif, prefentif, kuratif, dan

rehabilitative.

Adapun promotif adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang

gangguan jiwa harga diri rendah pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat mulai dari pengertian, penyebab, sampai kompilkasi ketika

Page 11: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

4

tidak ditangani untuk meningkatkan kesehatan jiwa. Sedangkan preventif

adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh tim perawat dalam mencegah

terjadinya Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah. Kuratif adalah

peran perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan

jiwa dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah secara mandiri

serta memberikan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan

pasien Harga Diri Rendah mengenali aspek positif yang dimiliki.

Rehabilitative adalah usaha mengembalikan penderita kedalam

masyarakat, sehingga dapat berfungsi kembali sebagai anggota masyarakat

yang berguna untuk dirinya dan masyarakat terutama dengan gangguan

jiwa pada pasien Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.

Berdasarkan data WHO 2016 menunjukkan terdapat sekitar 35 juta

orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena

skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia. Salah satu bentuk ganggua

jiwa adalah skizofrenia. Tingginya angka gangguan kesehatan jiwa

merupakan masalah kesehatan yang besar jika dibandingkan dengan

masalah kesehatan lainnya yang ada di masyarakat. Masalah kesehatan

jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat

penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh

jajaran lintas sektor pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, serta

perhatian dari seluruh masyarakat. Penyakit jiwa di Tanah Air masih

cukup besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Risdesdas) tahun 2013,

menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang

ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar

6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan

prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skhizofrenia adalah 1,7 per 1000

penduduk atau sekitar 400.000 orang.

Page 12: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

5

Berdasarkan data statistik di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta

Timur

No. Masalah 2015 2016 2017

(Januari-April)

1. Gangguan Persepsi

Sensori : Halusinasi

510 jiwa 546 jiwa 245 jiwa

2. Perilaku Kekerasan 245 jiwa 170 jiwa 18 jiwa

3. Menarik Diri : Isolasi

Sosial

21 jiwa 18 jiwa 11 jiwa

4. Gangguan Konsep

Diri : Harga Diri

Rendah

6 jiwa 8 jiwa 2 jiwa

Table 1.1

Berdasarkan hasil analisa data di atas angka klien Gangguan

Konsep Diri: Harga Diri Rendah berada pada urutan keempat, jika klien

dengan harga diri rendah tidak ditangani akan berakibatkan individu

tersebut mengisolasi diri dari orang lain, tidak mau berinteraksi dengan

orang lain. Kondisi yang terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan

sensori persepsi: Halusinasi, jika gangguan persepsi sensori halusinasi

tidak di tangani akan mengakibatkan resiko perilaku kekerasa, sehingga

pentingnya peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif dengan pendekatan manusia seutuhnya meliputi biologis,

psikologis, social, budaya dan spiritual, yang sangat dibutuhkan oleh

pasien dan keluarga sehingga sangat diharapkan sekali dapat membangun

kembali kepercayaan dirinya dalam membina hubungan dengan orang lain

serta lingkungan sekitarnya secara bertahap.

Oleh karena itu penulis sangat tertarik sekali untuk menyusun

sebuah Karya Tulis Ilmuah dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Paikososial dan Kesehatan Mental Pada Ny. F Dengan Masalah

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa

Page 13: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

6

Islam Klender Jakarta Timur” selama 3 hari dari tanggal 23 s/d 25 Mei

2017.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah agar dapat

memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan Asuhan

Keperawatan pada Ny. F dengan masalah Konsep Diri : Harga Diri

Rendah di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Psikososial dan Kesehatan Mental pada Ny. F dengan Masalah

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.

b. Mampu menentukan masalah keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental pada Ny. F dengan

Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawaran Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental pada Ny. F

dengan Masalah Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawtan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental pada Ny. F

dengan Masalah Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pemenuhan Kebutuhan

Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental pada Ny. F dengan

Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori

dan kasus dalam praktik Asuhan Keperawatan pada Ny. F dengan

Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.

g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun

penghambat serta dapat mencari solusi/alternatif pemecahan

masalah pada Ny. F dengan Masalah Gangguan Konsep Diri :

Harga Diri Rendah.

Page 14: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

7

h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan Asuhan Keperawatan

pada Ny. F dengan Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri

Rendah.

C. Ruang Lingkup

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membahas tentang

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Psikosisoal dan Kesehatan Mental pada Ny.

F dengan Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Rumah

Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur yang dilaksanakan pada tanggal

23 s/d 25 Mei 2017.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif dan

kepustakaan, dimana penulis menggambarkan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental Pada Ny. F Dengan Masalah

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Islam

Klender dalam bentuk narasi. Sedangkan tehnik yang penulis gunakan

dalam penyusunan makalah ini adalah dengan menggunakan neknik

wawancara, observasi dimana penulis terlihat langsung semala 3 hari

dalam memberikan asuhan keperawatan. Penulis melakukan wawancara

dengan klien, keluarga klien, perawat ruangan dan tim kesehatan.

E. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini di tulis dalam 5 bab yang ditulis secara sistematika

tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab:

BAB I : Pendahulan

Berisi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Konsep Dasar

Berisi definisi, etiologi, proses terjadinya masalah, rentang

respon, komplikasi dan asuhan keperawatan.

Page 15: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

8

BAB III : Tinjauan Kasus

Berisi pengkajian diagnosa, perencanaan, implementasi, dan

evalusi.

BAB IV : Pembahasan

Berisi perbandingan masalah konsep dan kasus.

BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

Daftar Lampiran Hidup

Lampiran

Page 16: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang

dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis

maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan

kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham

Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa setiap

manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan psikologis,

keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Perry, 1997).

Ciri-ciri Kebutuhan Dasar Manusia, manusia memiliki kebutuhan dasar

yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan

yang sama. Akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka

kebutuhan tersebut pun ikut berbeda dalam memenuhi kebutuhannya,

manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha

mendapatkannya.

Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar menusia dipengaruhi oleh berbagai factor sebagai

berikut.

1. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan

pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis,

karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan

lebih besar dari biasanya.

2. Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan

pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan

kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.

3. Konsep Diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan

kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar yang positif memberikan makna dan

keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat

menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif

tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan, dan

Page 17: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

10

mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi

kebutuhan dasarnya.

4. Tahap Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia

mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut

memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis,

sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh

mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

B. Definisi

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi idividu dalam

berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan

kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai

yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan, cara

individu memandang dirinya secara utuh fisik, emosional, sosial dan

spiritual (Bech, Wiliam dan Rawlin, 2006). Konsep diri adalah semua

pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan

individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang

lain, konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil

pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat,

dan realitas dunia (Stuart, 2009).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan

rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri

sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2009). Harga diri rendah adalah

evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif

dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005). Harga diri

rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan dengan ideal diri.

Pencapaian ideal diri atau cita-cita, harapan langsung menghasilkan

perasaan bahagia (Budi anna keliat, 2009). Harga diri rendah adalah

perasaan negative terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya

Page 18: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

11

diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada

harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000)

Komponen-komponen konsep diri (stuart, 2009)

1. Citra Tubuh (Body Image)

Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak

disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu

dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi yang

dimiliki. Citra tubuh dimodifikasi secara berkesinambungan dengan

persepsi dan pengalaman baru.

2. Ideal Diri (Self Ideal)

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya

berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal

yang diyakini. Sering juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-

cita, keinginan, harapan tentang dirinya sendiri.

3. Harga Diri (Self Esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan

ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari

penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan

dan kegagalan tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.

4. Peran Diri (Self Role)

Peran diri merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh

lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai

kelompok social. Peran yang diterapkan adalah peran yang dijalani dan

seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diambil adalah peran

yang terpilih atau dipilih oleh individu.

5. Identitas Diri (Self Identifity)

Identitas diri merupakan kesadaran akan diri pribadi yang bersumber

dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep

diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Pembentukan identitas

Page 19: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

12

dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan

tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja.

C. Psikodinamik

1. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Menurut stuart 2006, berbagai faktor penunjang terjadinya

perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi

sebagai berikut :

(dalam buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Mukhripah Damaiyanti dan

Iskandar, hal 39)

1) Factor yang mempengaruhi harga diri meliputi penilakan

orangtua, harapan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang

berualang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,

ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak

realistis.

2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip

peran gender (kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang

tepat untuk pria dan wanita), tuntutan peran kerja, dan harapan

peran budaya.

3) Factor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi

ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan

perubahan struktur social.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya

sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,

mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan

konsep diri: harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional

maupun kronik. (dalam buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Ade

Hermawan, hal 147)

Page 20: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

13

1) Situasional : Gangguan konsep diri : harga diri rendah yang

terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma secara

tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai

suami/isteri, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan

malu karena sesuatu yaitu korban pemerkosaan, dipenjara tiba-

tiba. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan

harga diri rendah.

2) Kronik : Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronik adalah

perasaan negativ terhadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum

sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara perpikir yang

negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi

negativ terhadap dirinya.

2. Cara Mengatasi Harga Diri Rendah

Coopersmith dalam buku stuart dan sundeen (2002) menyatakan bahwa

ada empat hal yang dapat meninggkatkan Harga Diri Rendah, yaitu:

(dalam buku ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.pdf, hal 94)

a. Memberi kesempatan untuk berhasil.

b. Menanamkan idealisme.

c. Mendukung aspirasi/ide.

d. Membantu membentuk koping.

3. Komplikasi

Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri

merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain bisa mengakibatkan resiko

perilaku kekerasan.

Page 21: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

14

D. Rentang Respon

Menurut Stuart G.W, 2006

Respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rantang respon konsep

diri yaitu adaptif dan maladaptive (Stuart G.W, 2006) sebagai berikut :

1. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien menghadapi suatu

masalah dapat menyelesaikan masalah dengan baik :

a. Aktualisasi diri adalah penyataan diri tentang konsep diri yang

positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan

dapat diterima.

b. Konsep diri positif adalah merupakan bagaimana seseorang

memandang apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal

dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta idntitas dirinya yang

positif.

2. Respon mal-adaptif Gangguan konsep diri adalah respon individu

dalam menghadapi masalah dimana individu tidak mampu

memecahkan masalah tersebut.

a. Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya

sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak

berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.

b. Kerancauan identitas meurapakan suatu kegagalan individu untuk

mengintegrasikan sebagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam

kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.

Aktuali

sasi diri

Konsep

diri

Kekacauan

identitas

Adaptif Maladapatif

Gangguan

Harga diri

Depersonalisasi

/tidak personal

diri

Page 22: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

15

c. Depersonalisasi adalah suatu perasaan yang tidak realistis di mana

klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar

dirinya.

E. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan meliputi factor predisposisi, factor presipitasi

perilaku klien dan mekanisme koping klien. (dalam buku ajar

Keperawatan Kesehatan Jiwa.pdf, hal 95)

1. Factor Predisposisi

a. Citra Tubuh

1) Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh.

2) Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh akibat tumbuh

kembang atau penyakit.

3) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi

tubuh.

4) Proses pengobatan sepetri radiasi dan kemoterapi.

b. Harga diri

1) Penolakan.

2) Kurang penghargaan.

3) Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,

terlalu dituntut.

4) Persaingan antara keluarga,

5) Kesalahan dan kegagalan berulang.

6) Tidak mampu mencapai standar.

c. Ideal diri

1) Cita-cita yang terlalu tinggi.

2) Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

3) Ideal diri samar atau tidak jelas.

d. Peran

1) Tuntutan peran kerja.

2) Harapan peran kultural.

Page 23: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

16

e. Identitas diri

1) Ketidak percayaan orang tua.

2) Tekanan dari teman sebaya.

3) Perubahan struktur social.

2. Factor Presipitasi

Menurut sunaryo (2004) faktor presipitasi meliputi:

a. Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan individu, sedang

diduduki individu lain.

b. Peran yang tidak jelas terjadi apabila individu diberikan peran yang

kabur, sesuai perilaku yang diharapkan.

c. Peran yang tidak sesuai terjadi apabila individu dalam proses

peralihan mengubah nilai dan sikap.

d. Peran berlebihan terjadi jika seseorang individu memiliki banyak

peran dalam kehidupannya.

Menurut Stuart (2006) stressor pencetus juga dapat berasal dari sumber

internal atau eksternal seperti:

a. Trauma seperti penganiyaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.

b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

3. Perilaku

(dalam buku ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.pdf, hal 96)

a. Citra tubuh

1) Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu.

2) Menolak bercermin.

3) Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh.

4) Menolak usaha rehabilitasi.

5) Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat.

6) Menyangkal cacat tubuh.

Page 24: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

17

b. Harga diri rendah

1) Gangguan berhubungan.

2) Merasa diri paling penting.

3) Merasa tidak mampu.

4) Merasa bersalah dan khawatir.

5) Mudah tersinggung atau marah.

6) Perasaan negative terhadap tubuh.

7) Keluhan fisik.

8) Penolakan kemampuan diri.

9) Menarik diri secara social.

c. Kerancauan identitas

1) Tidak ada kode moral.

2) Kepribadian yang bertentangan.

3) Hubungan interpersonal yang eksploitatif.

4) Perasaan hampa.

5) Perasan mengambang tentang diri.

6) Kerancuan gender.

7) Tingkat ansietas tinggi.

8) Tidak mampu empati terhadap orang lain.

9) Masalah estimasi.

4. Mekanisme koping

Menurut stuart (2006) meknisme koping termasuk pertahanan koping

jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme

pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi

persepsi diri yang menyakitkan. (dalam buku Asuhan Keperawatan

Jiwa, Mukhripah Damaiyanti dan Iskandar, hal 43)

a. Pertahanan jangka pendek

1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis

identitas diri (misalnya: konser music, bekerja keras, menonton

televisi secara obsesif).

Page 25: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

18

2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara

(misalnya: ikut serta dalam club social, agama, politik, kelompok,

gerakkan atau geng).

3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan

perasaan diri yang tidak menentu (misalnya: olahraga yang

kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan

popularitas).

b. Pertahanan jangka panjang

1) Penutupan identitas

Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang terdekat

tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri

individu.

2) Identitas negative

Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang

diterima masyarakat.

F. Pohon Masalah

Menurut stuart, 2006 pohon masalh yang ada pada Gangguan Konsep Diri:

Harga Diri Rendah sebagai berikut:

(dalam buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Mukhripah Damaiyanti dan

Iskandar, hal 45)

Resiko Isolasi social Akibat

C/P

Ideal diri Penyebab

Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Page 26: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

19

G. Diagnosa Keperawatan

Masalah konsep diri berkaitan dengan ansietas, bermusuhan dan

rasa bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri dan

sirkular bagi individu yang dapat menyebabkan respon koping

maladaptive. Respon ini dapat terlihat pada berbagai macam individu yang

mengalami ancaman integritas fisik atau sistem diri (Stuart, 2006)

Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah

adalah :

(dalam buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Mukhripah Damaiyanti dan

Iskandar, hal 45)

1. Harga Diri Rendah

2. Resiko Isolasi Sosial

3. Citra Tubuh (Body Image)

Page 27: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

20

H. Perencnaan Keperawatan

Perencanaan adalah proses keperawatan yang penuh pertimbangan sistematis, mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian

masalah. Dalam perencanaan perawat merujuk pada data pengkajian klien dan menyatakan diagnose sebagai petunjuk dalam

merumuskan tujuan klien dan merencanakan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah, mngurangi, atau

menghilangkan masalah kesehatan klien (Kozier, Erb, Bermain, & Snyder, 2010)

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Perncanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Gangguan Konsep

Diri : Harga Diri

Rendah

TUM: Klien memiliki

konsep diri yang positif.

TUK:

1) Klien dapat membina

hubungan saling

percaya dengan

perawat.

1. Setelah … kali

pertemuan klien

menunjukkan

ekspresi wajah

bersahabat,

menunjukkan

rasa senang, ada

kontak mata, mau

berjabat tangan,

mau

menyebutkan

1. Bina hubungan saling

percaya dengan

menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik:

Sapa klien dengan

ramah, baik verbal

maupun non verbal.

Perkenalkan diri dengan

sopan.

Tanyakan nama lengkap

dan nama panggilan

Hubungan saling percaya

merupakan dasar untuk

kelancaran hubungan

interaksi selanjutnya.

Page 28: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

21

nama, mau

menjawab salam,

klien mau duduk

berdampingan

dengan perawat,

mau

mengutarakan

masalah yang

dihadapi.

yang disukai klien.

Jelaskan tujuan

pertemuan.

Jujur dan menepati janji.

Tunjukkan sikap empati

dan menerima klien apa

adanya.

Beri perhatian dan

perhatikan kebutuhan

dasar klien.

2) Klien

mengidentifikasi

aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki.

2. Setelah … kali

pertemuan klien

menyebutkan:

Aspek positif

dan

kemampuan

yang dimiliki

klien.

Aspek positif

keluarga.

Aspek positif

lingkungan

klien.

2.1 Diskusikan dengan klien

tentang

Aspek positif yang

dimiliki klien,

keluarga, lingkungan.

Kemampuan yang

dimiliki klien.

2.3 Bersama klien buat daftar

tentang:

Aspek positif klien,

keluarga, lingkungan.

Kemampuan yang

dimilki klien.

Diskusikan tingkat

kemampuan klien menilai

realitas, control diri atau

integritas ego sebagai dasar

asuhan keperawatan.

Reinforcement positif akan

meningkatkan harga diri.

Page 29: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

22

2.3 Beri pujian yang realistis,

hindarkan memberi

penilaian negative.

Pujian yang realistis tidak

menyebabkan melakukan

kegiatan hanya karna ingin

mendapat pujian.

3) Klien dapat menilai

kemampuan yang

dimiliki untuk

dilaksanakan.

3. Setelah … kali

pertemuan klien

menyebutkan

kemampuan yang

dapat

dilaksanakan.

3.1 Diskusikan dengan klien

kemampuan yang dapat

dilaksanakan.

3.2 Diskusikan kemampuan

yang dapat dilanjutkan

pelaksanaannya.

Keterbukaan dan pengertian

tentang kemampuan yang

dimiliki adalah prasat untuk

berubah.

Pengertian tantang

kemampuan yang dimiliki

diri motivasi untuk tetap

mempertahankan

penggunaannya.

4) Klien dapat

merencanakan

kegiatan sesuai

dengan kemampuan

yang dimiliki

4. Setelah … kali

pertemuan klien

membuat rencana

kegiatan harian.

4.1 Rencanakan bersama klien

aktifitas yang dapat

dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan klien:

Kegiatan mandiri

Kegiatan dengan

bantuan

4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai

kondisi klien.

Klien adalah individu yang

bertanggung jawab terhadap

dirinya sendiri.

Klien perlu bertindak sevara

realistis dalam

kehidupannya.

Page 30: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

23

4.3 Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan yang

dapat klien lakukan

Contoh peran yang dilihat

klien akan memotivasi klien

untuk melaksanakan kegiata.

5) Klien dapat

melakukan kegiatan

sesuai rencana yang

dibuat.

5. Setelah … kali

pertemuan klien

melakukan

kegiatan sesuai

jadwal yang

dibuat.

5.1 Anjurkan klien untuk

meaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan.

5.2 Pantau kegitan yang

dilaksanakan klien.

5.3 Beri pujian atas usaha

yang dilakukan klien.

5.4 Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah puang.

Memberikan kesempatan

kepada klien dirumah.

Reinforment positif akan

meningkatkan harga diri.

Memberikan kesempatan

kepada klien untuk tetap

melakukan kegiatan yang

biasa dilakukan.

6) Klien dapat

memanfaatkan

sistem pendukung

yang ada.

6. Setelah … kali

peremuan klien

memanfaatkan

sistem

pendukung yang

ada di keluarga.

6.1 Beri pendidikan kesehatan

pada keluarga tentang

cara merawat klien

dengan harga diri rendah.

6.2 Bantu keluarga

memberikan dukungan

selama klien dirawat.

Mendorong keluarga untuk

mampu merawat klien

mandiri dirumah.

Support system keluarga

akan sangat berpengaruh

dalam mempercepat proses

penyembuhan.

Page 31: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

24

6.3 bantu keluarga

menyiapkan lingkungan

dirumah.

Meningkatkan peran serta

keluarga dalam merawat

klien dirumah.

Page 32: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

25

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2. Resiko Isolasi

sosial

TUM: Klien dapat

berinteraksi dengan

orang lain.

TUK:

1) Klien dapat

membina hubungan

saling percaya.

1. setelah … kali

pertemuan klien

menunjukkan

tanda-tanda

percaya kepada

perawat:

wajah cerah

tersenyum, mau

berkenalan.

Ada kontak

mata.

Menerima

kehadiran

perawat.

Bersedia

menceritakan

perasaan

1.1Bina hubungan saling

percaya dengan:

Beri salam setiap

berinteraksi

Perkenalkan nama,

nama panggilan

perawat dan tujuan

perawat berinteraksi

Tanyakan nama dan

panggilan kesukaan

klien.

Tunjukkan sikap jujur

dan menepati janji

setiap kali

berinteraksi.

Tanyakan perasaan

dan masalah yang

dihadapi klien.

Buat kontrak interaksi

Hubungan saling percaya

merupakan dasar untuk

kelancaran hubungan

interaksi selanjutnya.

Page 33: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

26

yang jelas.

Dengarkan dengan

penuh perhatian

ekspresi perasaan

klien.

2) Klien mampu

menyebutkan

penyebab menarik

diri.

2. Setelah … kali

pertemuan klien

dapat

menyembutkan

minimal satu

penyebab menarik

diri dari :

Diri sendiri.

Orang lain.

Lingkungan.

2.1 Tanyakan pada kliean

tentang :

Orang yang tinggal

serumah / teman

sekamar klien

Apa yang membuat

klien dekat dengan

orang tersebut

Orang yang tidak

dekat dengan klien di

rumah / diruang

perawatan

Apa yang membuat

klien tidak dekat

dengan orang tersebut

Upaya yang sudah

dilakukan agar dekat

dengan orang lain

2.2 Diskusikan dengan klien

penyebab menarik diri

atau tidak mau bergaul

dengan orang lain.

Diketahuinya penyebab akan

dapat dihubungkan dengan

factor resipitasi yang dialami

klien.

Page 34: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

27

2.3 Beri pujian terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan

perasaannya.

3) Klien mambu

menyebutkan

keuntungan

berhubungan social

dan kerugian

menarik diri.

3. Setelah … kali

pertemuan dengan

klien dapat

menyebutkan

keuntungan

berhubungan

sosial, misalnya:

Banyak teman.

Tidak kesepian.

Bias diskusi.

Saling

menolong.

Dan kerugian menarik

diri, misalnya:

Sendiri.

Kesepian.

Tidak bias

diskusi.

3.1 Tanyakan pada klien

tentang

Manfaat hubungan

social

Kerugian menarik diri

3.2 Diskusi bersama klien

tentang manfaat

berhubungan social dan

kerugian menarik diri.

3.3 Beri pujia terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan

perasaannya.

Klien harus dicoba

berinteraksi secara bertahap

agar terbiasa membina

hubungan yang sehat dengan

orang lain.

Mengevaluasi manfaat yang

dirasakan klien sehingga

timbul motivasi untuk

berinteraksi.

4) Klien dapat

melaksanakan

hubungan social

4. Setelah … kali

pertemuan klien

dapat

4.1 Observasi perilaku klien

saat berhubungan sosial.

4.2 beri motivasi dan bantu

Page 35: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

28

secara bertahap.

melaksanakan

hubungan sosial

secara bertahap

dengan:

Perawat.

Perawat lain.

Klien lain.

Kelompok.

klien untuk berkenlan /

berkomunikasi dengan:

Perawat lain

klien lain

kelompok

4.3 Libatkan klien daln

Terapi Aktivitas

Kelompok Sosial.

4.4 diskusikan jadwal harian

yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan

kemampuan klien

bersosialisasi.

4.5 Beri motivasi klien untuk

melakukan kegiatan

sesuai dengan jadwal

yang telah dibuat.

4.6 Beri pujian terhadap

kemampuan klien

memperluas

pergaulannya melalui

aktivitas yang

dilaksnakan.

Page 36: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

29

5) Klien mampu

menjelaskan

perasaannya setelah

berhubungan soaial.

5. Setelah … kali

pertemuan klien

dapat menjelaskan

perasaannya

setelah

berhubungan sosial

dengan:

Orang lain.

Kelompok.

5.1 Diskusikan dengan klien

tentang perasaannya

setelah berhubungan

sosial dengan:

Orang lain.

Kelompok.

5.2 Beri pujian terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan

perasaannya.

6) Klien mendapat

dukungan keluarga

dalam memperluas

hubungan sosial.

6.1 Setelah … kali

pertemuan

keluarga dapat

menjelaskan

tentang:

Pengertian

menarik diri.

Tanda dan

gejala menarik

diri.

Penyebab dan

akibat menarik

diri.

Cara merawat

klien menarik

6.1 Diskusikan pentingnya

peran serta keluarga

sebagai pendukung untuk

mengatasi perilaku

menarik diri.

6.2 Diskusikan potensi

keluarga untuk membantu

klien mengatasi perilaku

menarik diri.

6.3 Jelaskan pada keluarga

tentang:

Pengertian menarik

diri.

Tanda dan gejala

Page 37: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

30

diri.

6.2 Setelah … kali

pertemuan

keluarga dapat

memperaktekkan

cara merawat klien

menarik diri.

menarik diri.

Penyebab dan

akibat menarik diri.

Cara merawat klien

menarik diri.

6.4 Latih keluarga cara

merawat klien menarik

diri.

6.5 Tanyakan perasaan

keluarga setelah mencoba

cara yang dilatih.

6.6 Beri motivasi keluarga

agar membantu klien

untuk bersosialisasi.

6.7Beri puji kepada keluarga

atas keterlibatannya

merawat klien di rumah

sakit.

7) Klien dapat

memanfaatkan obat

dengan baik.

7.1 Setelah … kali

pertemuan klien

dapat

menyebutkan:

Manfaat minum

7.1 Diskusikan dengan klien

tentang manfaat dan

kerugian tidak minum

obat, nama, warna, dosis,

cara, efek terapi dan efek

Page 38: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

31

obat.

Kerugian tidak

minum obat.

Nama, warna,

dosis, efek

terapi dan efek

samping obat.

7.2 Setelah … kali

pertemuan klien

dapat

mendemonstrasika

n pengguanaan

obat dengan benar.

7.3 Setelah … kali

pertemuan klien

dapat menyebutkan

akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi dokter.

samping penggunaan

obat.

7.2 Pantau klien saat

penggunaan obat.

7.3 Beri pujian jika klien

menggunakan obat

dengan benar.

7.4 Diskusikan akibat

berhenti minum obat

tanpa konsultasi dengan

dokter.

7.5 Anjurkan klien untuk

konsultasi kepada

dokter/perawat jika

terjadi hal-hal yang tidak

di inginkan.

Page 39: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

32

I. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan adalah permulaan dan perwujudan dari

perencanaan keperawatan. Jenis tindakan pada penatalaksanaan

keperawatan ini terdiri dari tindakan mandiri. Saling ketergantungan atau

kolaborasi dan tindakan rujukan atau ketergantungan. Pelaksanaan

keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan (Ernawati,

dkk, 2009).

1. Komunikasi Terapeutik

Menurut stuart G, W, 2009 menjelaskan bahwa dalam prosesnya

komunikasi terapeutik terbagi menjadi empat tahap yaitu: tahap

persiapan atau tahap prainteraksi, tahap perkenalan atau orientasi, tahap

kerja dan tahap terminasi. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik terdiri

dari :

a. Fase Prainteraksi

Prainteraksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien. Perawat

mengekplorasi perasaan, fantasi dan ketakutannya sehingga

kesadaran dan kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan

klien dapat dipertanggung jawabkan. Tugas tambahan pada fase ini

adalah melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi

tentang klien dan menentukan kontrak pertama.

b. Fase Perkenalan atau Orientasi

Fase ini mulai dengan pertemuan dengan kilen dalam memulai

hubungan, tugas utama pada fase hubungan ini adalah membina

hubungan rasa saling percaya, pengertian, penerimaan, dan

berkomunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak dengan klien.

Membuat kontrak merupakan proses timbal balik dimana klien

berpartisipasi secara penuh. Kontrak dimulai dengan perkenalan

perawat dan klien, saling mengenalkan nama, penjelasan tentang

peran termasuk tanggung jawab dan harapan klien dan perawat,

kesepakatan tentang tujuan dan kerahasiaan.

Page 40: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

33

c. Fase Kerja

Pada fase kerja, perawat dank lien mengeksplorasikan atau menggali

stressor yang tepat dan mendorong atau meningkatkan

perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi,

pikiran, perasaan, dan perubahan klien. Perubahan perilaku

maladaptif menjadi perilaku adaptif merupakan fokus pada fase ini.

d. Fase Terminasi

Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari

hubungan terapeutik antara perawat dank lien. Tugas perawat pada

fase ini adalah menghadapi realitas persiapan yang tidak dapat

diingkari. Fase terminasi harus diatasi dengan memakai konsep

proses terminasi yang sehat akan memberikan pengalaman positif

dalam membantu klien mengembangkan koping kesiapan.

2. TAK Stimulasi Persepsi

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi adalah terapi yang

menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman

atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi

kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative

penyelesaikan masalah.

a. Tujuan :

Tujuan umum

TAK stimulasi persepsi: Harga Diri Rendah adalah klien

mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang

diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

Tujuan khusus

1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak

menyenangkan.

2) Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

3) Klien dapat menilai hal positif dirinya yang dapat digunakan.

4) Klien dapat memilih hal positif dirinya yang akan dilatih.

5) Klien dapat melatih hal positif dirinya yang telah dilatih.

Page 41: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

34

6) Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah

dilatih.

b. Aktivitas dan indikasi

Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan

stimulus nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respons yang dialami

dalam kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respons yang

dialami dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan

harga diri rendah.

1) Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari.

a) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi persepsi:

menonton televisi.

b) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi:

membaca majalah/Koran/artikel.

c) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi:

melihat gambar.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan

sensori persepsi dan klien menarik diri (isolasi social) yang telah

mengikuti TAKS.

2) Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respons yang

dialami dalam kehidupan.

Aktivitas ini khususnya untuk klien perilaku kekerasan.

Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu:

a) Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi: mengenal

kekerasan yang biasa dilakukan (penyebab; tanda dan

gejala; perilaku kekerasan; akibat perilaku kekerasan).

b) Terapi Aktivitas Kelompok.

3) Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons

yang dialami dalam kehidupan

Aktivitas mempersepsikan stimulasi tidak nyata dan respons

yang dialami dalam kehidupan, khususnya untuk klien

halusinasi.

Page 42: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

35

Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu:

a) Terapi Aktivitas Kelopmpok stimulasi persepsi: mengenal

halusinasi.

b) Terapi Aktifitas Kelompok stimulasi persepsi:

mengusir/menghardik halusinasi.

c) Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi: mengontrol

halusinasi dengan melakukan kegiatan.

d) Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi: mengontrol

halusinasi dengan bercakap-cakap.

e) Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi: mengontrol

halusinasi dengan patuh minum obat.

Klien yang mempunyai indiksi TAK ini adalah klien

halusinasi.

4) Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan

Harga Diri Redah.

Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu:

a) Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi:

mengidentifikasi aspek yag membantu harga diri rendah

dan aspek positif kemampuan yang dimiliki selama hidup

(dirumah dan dirumah sakit).

b) Terapi Aktvitas Kelompok stimulasi persepsi: melatih

kemampuan yang dapat digunakan dirumah sakit dan

dirumah.

c. TAK stimulasi

Dibagi menjadi dua sesi yaitu:

Sesi 1 : Mengidentifikasi hal yang positif pada diri.

Sesi 2 : Melatih hal yang positif pada diri yang telah dipilih.

Page 43: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

36

J. Evaluasi Keperawatan (Ernawati, dkk, 2009)

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada

respon klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat

dibagi dua jenis yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan selesai

melaksanakan tindakan. Evaluasi hasil atau simotif dilakukan dengan

membandingkan respon klien pada tujuan umum, dan tujuan khusus yang

telah ditentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP

sebagai pola piker, dimana masing-masing huruf tersebut akan diuraikan

sebagai berikut:

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

A : Analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah

masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang

kontraindikasi dengan masalah yang ada.

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon

klien.

Evaluasi keperawatan pada masalah Konsep Diri: Harga Diri Rendah :

1. Klien mampu mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

2. Klien mampu memilih hal positif dirinya yang dapat digunakan.

3. Klien mampu memilih hal positif diri yang akan dilatih atau

dilakukan.

4. Klien mampu memperagakan hal positif diri yang telag dipilihnya.

5. Klien mampu menjadwalkan penggunaan kemampuan atau hal positif

diri yang telah dilatih atau dilakukan.

Page 44: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

37

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menyajikan pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Tn./Ny.

Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah yang di rawat di Rumah Sakit

Jiwa Islam Klender Jakarta Timur, yang dimulai pada tanggal 23 s/d 25 mei 2017

dengan melalui pendekatan dan proses keperwatan yang diawali dengan

pengkajia, analisa data, diagnose keperawatan, rencana keperawatan,

implementasi dan evaluasi. Untuk mendapatkan data yang sesuai dalam

mendukung karya tulis ilmiah ini, penulis melakukan metode wawancara dengan

pasien, melalui pendekatan dan mencari fakta-fakta dan data pendukung dri pasien

(Gangguan Konsep Diri:Harga Diri Rendah)

A. Pengkajian

Terlampir

1. Data dasar

2. Resume kasus tanggal 23 s/d 25 mei 2017

Nama klien Ny. F berusia 39 tahun, status belum menikah (masih gadis),

pasien beragama islam, suku berasal dari padang, pendidikan terakhir S1

management, pasien memiliki pekerjaan sebagai staf disalah satu RS, klien

tinggal di Bekasi Timur yang beralamat di Jl. Haji anwar no.80

Pasien rawatan yang ke 8, pernah dirawat sebelumnya di Rumah Sakit Jiwa

Islam Klender selama 1 minggu dengan alasan masuk tidak mau minum

obat, pasien masuk Rumah Sakit Jiwa Islam Klender diantar oleh

keluarganya (ibunya) pada tanggal 22 Mei 2017 dengan alasan masuk “klien

gelisah sudah 4 hari, ingin selalu berpergian tapi tidak tau tujuannya

kemana, cemas berlebihan, curiga terhadap ibu dan keluarganya, keluarga

mengatakan klien suka marah-marah tidak jelas dan klien tidak mau

meminum obat dengan alasan haid yang tidak lancara dikarnakan selalu

mengkonsumsi obat-obat tersebut”. Pada saat dikaji tanggal 23 Mei 2017

klien mengatakan selalu ingin pulang, merasa malu dan minder sama orang

lain dan keluarganya karena klien belum menikah di usia yang sekarang ini

Page 45: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

38

39 tahun, klien mengatakan ingin segera menikah, mempunyai pasangan

serta anak, klien mengatakan sudah bekerja di salah satu Rumah Sakit, klien

mengataka suka mengikuti kegiatan pengajian di Al-azar setiap 1 minggu

sekali, klien mengatakan sudah sering keluar masuk Rumah Sakit, klien

mengatakan tidak mau minum obat karna haidnya yang tidak lancara karna

sering mengkonsusi obat-obat tersebut, klien mengatakan sedih karena

belum dijenguk oleh keluarganya, kontak mata kurang, klien selalu

menghindar ketika ingin di ajak bicara oleh perawat, klien selalu

memalingkan wajahnya kebawah tidak mau menatap perawat, klien tampak

selalu menyendiri dan berdiam diri dikamar, wajah klien tampak murung.

Klien adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, klien tinggal berdua dengan

ibunya, karna ayahnya sudah meninggal dunia kurang lebih 10 tahun yang

lalu dan sedangkan kakak serta adiknya sudah berkeluarga semua, oleh

karna itu klien merasa minder dan malu karena belum menikah sampai saat

ini di usia 39 tahun. Dalam anggota keluarga klien tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa, baik dari pihak anggota keluarga ibu ataupun

dari pihak anggota keluarga ayahnya. Keluarga klien mengatakan selama

dirumah klien jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah, klien

keluar rumah hanya untuk bekerja dan mengikuti kelompok pengajian di al-

azar, klien tidak pernah ikut kegiatan masyarakat didaerah rumahnya.

Keluarga klien mengatakan klien orang yang sangat tertutup jika ada

masalah tidak pernah cerita dengan ibu atau anggota keluarga lainnya

(kakak/adiknya), klien lebih memilih memendam masalahnya sendiri. klien

mengatakan orang yang paling berarti dalam dirinya adalah alm ayahnya

karena menurut klien ayahnya adalah orang yang sangat baik dan sayang

kepada pasien. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD

110/80 mmHg, N 100 x/m, SH 36,5°C, RR 18 x/m.

Pasien berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender dibawa oleh ibunya

karena tidak mau minum obat dikarnakan haid yang tidak lancar. Untuk

kebutuhan dasar seperti makan, minum, berpakaian, mandi, BAB/BAK klie

dapat melakukan secara mandiri.

Page 46: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

39

Terapi medikal

Oral:

a. Clozapine 25 mg tablet 2x1

b. Seroquel 200 mg tablet 1x1

c. Heximer 2 mg tablet 1x1

3. Data Fokus

Data subjektif Data objektif

1. Klien mengatakan merasa malu

dan minder sama orang lain dan

keluarganya karena belum

menikah.

2. Klien mengatakan tidak percaya

diri.

3. Klien mengatakan belum

mempunyai pasangan saat ini.

4. Klien mengatakan tidak mau

diajak bicara.

5. Klien mengatakan ingin

tidur/istirahat ketika ingin diajak

ngobrol oleh perawat.

6. Klien mengatakan sudah sering

bolak-balik masuk kerumah

sakit, dan sekarang sudah

rawatan yang ke 8.

7. Klien mengatakan tidak mau

minum obat “karena haid nya

yang tidak teratur dikarenakan

sering mengkonsumsi obat”.

8. Keluarga klien mengatakan

klien mengatur sendiri tentang

pengobatannya.

9. Keluarga klien mengatakan

saat dirumah klien selalu

marah-marah.

10. Klien mengatakan belum

dijenguk lagi oleh keluarganya

selama dirawat di Rumah Sakit

1. Kontak mata klien kurang

2. Ekspresi wajahwajah klien

tampak murung.

3. Klien tampak selalu menyendiri.

4. Klien selalu memalingkan

pandangannya saat diajak

ngobrol oleh perawat.

5. Klien tampak kurang

berkomunikasi.

6. Klien tampak selalu berdiam

diri dikamar.

7. Klien tampak menghindar saat

diajak ngobrol.

8. Klien lebih sering memalingkan

ajah dan menundukkan

kepalanya.

9. Klien tampak melamun.

10. Pandangan mata kliean

kosong.

11. Kliean tampak sensitive ketika

disinggung soal pernikahan.

12. Klien tampak berbicara keras.

13. Pandangan mata klien tampak

tajam.

14. Ekspresi wajah klien tampak

kesal.

15. Klien tampak sedih.

16. Klien tampak murung.

17. Klien pernah dirawat

sebelumnya di Rumah Sakit

Page 47: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

40

Jiwa Islam Klender.

11. Keluarga klien mengatalan

ketika klien marah-marah

keluarganya hanya

mendiaminya dan

mengabaikannya.

12. Klien mengatakan belum

menikah.

13. Klien mengatakan ingin

mempunyai anak dan keluarga

dengan pasangan. Tapi

sekarang diusia 39 tahun klien

belum menikah, memiliki

pasangan dan anak.

Jiwa Islam Klender selama 1

minggu.

18. Menurut keluarga klien

menolak minum obat dan lien

lebih memilih minum obat

herbal

19. Klien tampak malu dan ragu

untuk menceritakan statusnya.

20. Pemeriksaan fisik didapatkan

hasil :

TD : 110/80 MMhG

Nadi : 100 x/menit

Suhu : 36,5 °C

Pernafasan : 18x/menit

21. Mendapatkan terapi medikal

Clozapine tablet 2x1

Seroquel tablet 1x1 (sore)

Heximer tablet 1x1 (pagi)

22. Klien tampak diam

23. Klien soerang sarjana S1

Management.

24. Klien sudah bekerja sebagai

staff di salah satu RS.

25. Klien mengikuti kegiatan

mengaji di Al-azar.

Page 48: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

41

4. Analisa Data

Nama klien : Ny. F

Usia : 39 tahun

Tanggal/jam Data Fokus Masalah Keperawatan

23 mei 2017

Jam 09.00

Data subjektif:

1. Klien mengatakan merasa

malu dan minder sama orang

lain dan kelurganya karena

belum menikah.

2. Klien mengatakan tidak

percaya diri.

3. Klien mengatakan belum

mempunyai pasangan saat ini

Data objektif :

1. Kontak mata klien kurang.

2. Klien tampak sedih.

3. Ekspresi wajah klien tampak

murung.

4. Klien tampak selalu

menyendiri.

5. Klien selalu memalingkan

pandangannya saat diajak

ngobrol

6. Klien selalu menghindar ketika

ingin diajak ngobrol oleh

perawat.

Gangguan konsep diri:

Harga Diri Rendah

23 mei 2017

Jam 09.30

Data subjektif :

1. Klien mengatakan tidak mau

diajak bicara.

2. Klien mengatakan ingin

tidur/istirahat ketika ingin

Resiko Isolasi Sosial :

menarik diri

Page 49: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

42

diajak ngobrol oleh perawat.

Data objektif :

1. Klien tampak kurang

berkomunikasi.

2. Klien tampak selalu berdiam

diri dikamar.

3. Klien tampak menghindar saat

diajak ngobrol oleh perawat.

4. Klien lebih sering

memalingkan wajah dan sering

menundukkan kepalanya.

5. Klien tampak sedih.

6. Klien tampak melamun.

7. Klien tampak murung.

8. Pandangan mata klien tampak

kosong.

23 mei 2017

Jam 10.30

Data subjektif :

1. Keluarga klien mengatakan

saat dirumah klien selalu

marah-marah.

2. Keluarga klien mengatakan

saat dirumah klien selalu kesal

dengan orang lain ataupun

keluarganya.

Data objektif :

1. Klien tampak sensitive ketika

disinggung soal pernikahan.

2. Klien tampak berbicara keras.

3. Pandangan mata klien tampak

tajam.

Resiko perilaku

kekerasan

Page 50: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

43

4. Ekspresi wajak klien tampak

kesal.

23 mei 2017

Jam 11.00

Data subjektif :

1. Klien mengatakan sudah

sering bolak balik masuk ke

rumah sakit dan sekarang

sudah rawatan yang ke 8.

2. Klien mengatakan tidak mau

minum obat “karena haid nya

yang tidak teratur dikarnakan

sering mengkonsusi obat”.

3. Keluarga mengatakan klien

mengatur sendiri tentang

pengobatannya.

Data objektif :

1. Klien pernah dirawat

sebelumnya di Rumah Sakit

Jiwa Islam Klender selama 1

minggu.

2. Menurut keluarga, klien

menolak minum obat dan klien

lebih memilih minum obat

herbal.

Regiment therapy in

efektif

23 mei 2017

Jam 11.30

Data subjektif :

1. Klien mengatakan belum

dijenguk lagi oleh keluarganya

selama dirawat di Rumah Sakit

Jiwa Islam Klender.

2. Ketika klien marah-marah,

keluarga hanya mendiami dan

mengabaikannya.

Mekanisme koping

keluarga tidak efektif

Page 51: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

44

Data objektif :

1. Klien tampak diam.

2. Klien tampak sedih.

3. Klien tampak murung.

23 mei 2017

Jam 12.00

Data subjektif :

1. Klien mengatakan belum

menikah.

2. Klien mengatakan ingin

mempunyai anak dan keluarga

dengan pasangan. Tetapi

diusia yang 39 tahun klien

belum menikah, memiliki anak

dan pasangan.

Data objektif :

1. Klien tampak malu dan ragu

untuk menceritakan statusnya.

2. Klien seorang sarjana S1

Management.

3. Klien sudah bekerja sebagai

staff di salah satu rumah sakit.

4. Klien suka mengikutin.

kegiatan pengajian di al-azar.

Gangguan ideal diri

Page 52: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

45

B. Pohon masalah

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan

pohon masalah pasien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah

sebagai berikut.

Resiko Perilaku Kekerasa Resiko isolasi sosial:

Menarik diri C

Regiment therapy CP

In efektif

Mekanisme koping P

Keluarga tidak efektif

Gangguan ideal diri

C. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

2. Resiko Isolasi sosial: menrik diri

3. Resiko perilaku kekerasan

4. Koping keluarga tidak efektif

5. Regiment therapy in efektif

6. Gangguan ideal diri

Gangguan konsep diri :

Harga Diri Rendah

Page 53: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

46

D. Rencana Keperawatan

Perencanaan adalah proses keperawatan yang penuh pertimbangan sistematis, mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian

masalah. Dalam perencanaan perawat merujuk pada data pengkajian klien dan menyatakan diagnose sebagai petunjuk dalam

merumuskan tujuan klien dan merencanakan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah, mengurangi, atau

menghilangkan masalah kesehatan klien (Kozier, Erb, Bermain, & Snyder, 2010)

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Perncanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Gangguan Konsep

Diri : Harga Diri

Rendah

TUM: Klien memiliki

konsep diri yang positif.

TUK:

7) Klien dapat membina

hubungan saling

percaya dengan

perawat.

2. Setelah 3 kali

pertemuan klien

menunjukkan ekspresi

wajah bersahabat,

menunjukkan rasa

senang, ada kontak

mata, mau berjabat

tangan, mau

menyebutkan nama,

mau menjawab salam,

klien mau duduk

berdampingan dengan

7. Bina hubungan saling

percaya dengan

menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik:

Sapa klien dengan

ramah, baik verbal

maupun non verbal.

Perkenalkan diri

dengan sopan.

Tanyakan nama

lengkap dan nama

panggilan yang

Hubungan saling

percaya merupakan

dasar untuk

kelancaran hubungan

interaksi selanjutnya.

Page 54: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

47

perawat, mau

mengutarakan masalah

yang dihadapi.

disukai klien.

Jelaskan tujuan

pertemuan.

Jujur dan menepati

janji.

Tunjukkan sikap

empati dan menerima

klien apa adanya.

Beri perhatian dan

perhatikan kebutuhan

dasar klien.

8) Klien

mengidentifikasi

aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki.

8. Setelah 3 kali

pertemuan klien

menyebutkan:

Aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki klien.

Aspek positif

keluarga.

Aspek positif

lingkungan klien.

2.1 Diskusikan dengan klien

tentang

Aspek positif yang

dimiliki klien,

keluarga,

lingkungan.

Kemampuan yang

dimiliki klien.

2.3 Bersama klien buat

daftar tentang:

Aspek positif klien,

keluarga,

lingkungan.

Diskusikan tingkat

kemampuan klien

menilai realitas,

control diri atau

integritas ego sebagai

dasar asuhan

keperawatan.

Reinforcement positif

akan meningkatkan

harga diri.

Page 55: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

48

Kemampuan yang

dimilki klien.

2.3 Beri pujian yang

realistis, hindarkan

memberi penilaian

negative.

Pujian yang realistis

tidak menyebabkan

melakukan kegiatan

hanya karna ingin

mendapat pujian.

9) Klien dapat menilai

kemampuan yang

dimiliki untuk

dilaksanakan.

9. Setelah 3 kali

pertemuan klien

menyebutkan

kemampuan yang dapat

dilaksanakan.

3.1 Diskusikan dengan klien

kemampuan yang dapat

dilaksanakan.

3.2 Diskusikan kemampuan

yang dapat dilanjutkan

pelaksanaannya.

Keterbukaan dan

pengertian tentang

kemampuan yang

dimiliki adalah prasat

untuk berubah.

Pengertian tantang

kemampuan yang

dimiliki diri motivasi

untuk tetap

mempertahankan

penggunaannya.

10) Klien dapat

merencanakan

kegiatan sesuai

dengan kemampuan

yang dimiliki

10. Setelah 3 kali

pertemuan klien

membuat rencana

kegiatan harian.

4.1 Rencanakan bersama

klien aktifitas yang dapat

dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan klien:

Kegiatan mandiri

Klien adalah individu

yang bertanggung

jawab terhadap

dirinya sendiri.

Page 56: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

49

Kegiatan dengan

bantuan

4.2 Tingkatkan kegiatan

sesuai kondisi klien.

4.3 Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan

yang dapat klien lakukan

Klien perlu bertindak

sevara realistis dalam

kehidupannya.

Contoh peran yang

dilihat klien akan

memotivasi klien

untuk melaksanakan

kegiata.

11) Klien dapat

melakukan kegiatan

sesuai rencana yang

dibuat.

11. Setelah 3 kali

pertemuan klien

melakukan kegiatan

sesuai jadwal yang

dibuat.

5.1 Anjurkan klien untuk

meaksanakan kegiatan

yang telah

direncanakan.

5.2 Pantau kegitan yang

dilaksanakan klien.

5.3 Beri pujian atas usaha

yang dilakukan klien.

5.4 Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah puang.

Memberikan

kesempatan kepada

klien dirumah.

Reinforment positif

akan meningkatkan

harga diri.

Memberikan

kesempatan kepada

klien untuk tetap

melakukan kegiatan

yang biasa dilakukan.

Page 57: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

50

12) Klien dapat

memanfaatkan sistem

pendukung yang ada.

12. Setelah 3 kali peremuan

klien memanfaatkan

sistem pendukung yang

ada di keluarga.

6.1 Beri pendidikan

kesehatan pada keluarga

tentang cara merawat

klien dengan harga diri

rendah.

6.2 Bantu keluarga

memberikan dukungan

selama klien dirawat.

6.3 bantu keluarga

menyiapkan lingkungan

dirumah.

Mendorong keluarga

untuk mampu

merawat klien

mandiri dirumah.

Support system

keluarga akan sangat

berpengaruh dalam

mempercepat proses

penyembuhan.

Meningkatkan peran

serta keluarga dalam

merawat klien

dirumah.

Page 58: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

51

E. Penatalaksanaan Keperawatan

berdasarkan pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien (Ny. F) dengan

masalah gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah dapat evaluasi sebagai

berikut :

Hari

Tgl/J

am

No.

Dx

KEP/

TUK

Implementasi

tindakan

keperawatan

Evaluasi

( S O A P )

Nama/

Paraf

Selasa

, 23

mei

2017

J: 11

Dx :1

Sp :1

Point :

1-2

1. Mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki.

2. Membantu klien

menilai

kemampuan klien

yang masih dapat

digunakan.

3. Membantu klien

memilih kegiatan

yang akan dilatih

sesuai dengan

kemampuan klien.

Subjektif :

Klien mengatakan

saat dirumah klien

suka “menonton tv,

mencuci baju dan

piring, merapihkan

tempat tidur, sholat,

bekerja dan

mengikuti kegiatan

pengajian di al-

azar”.

Klien mengatakan

masih mampu

merapihkan tempat

tidurnya dan

mengaji sesudah

selesai sholat.

Klien mengatakan

selama di rumah

sakit kegiatan yang

masih dapat

digunakan adalah

merapihkan tepat

tidur.

Objektif

Klien mampu

menyebutkan

kemampuan yang

dimiliknya seperti:

“menonton tv,

memcuci baju dan

sonia

Page 59: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

52

piring, merapihkan

tempat tidur, sholat,

bekerja dan

mengikuti kegitan

pengajian di al-

azar”

Klien tampak

mampu menilai

kegiatan yang masih

bisa digunakan di

rumah sakit seperti

“merapihkan tempat

tidur dan mengaji”.

Kontak mata klien

kurang.

Pasien berbicara

pelan dan lembut.

Klien tampak selalu

ingin menyudahi

pembicaraan dengan

perawat.

Analisa

Sp 1 point 1-3 teratasi.

Planning

Pasien diharapkan

mampu

menyebutkan

kemampuan dan

aspek positif yang

dimilikinya seperti:

“menonton tv,

memcuci baju dan

piring, merapihkan

tempat tidur, sholat,

bekerja dan

mengikuti kegitan

pengajian di al-

azar”

Pasien diharapkan

dapat menilai

kemampuan yang

masih dapat

digunakan seperti:

“merapihkan tempat

tidur dan mengaji”

Perawat dapat

Page 60: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

53

memberikan

motivasi kepada

pasien dalam

menyebutkan

kemampuan dan

aspek positif yang

dimilikinya.

Rabu,

24

mei

2017

J: 12

Dx : 1

Sp : 1

Point:

4-6

4. Melatih pasien

sesuai kemampuan

yang dipilih.

5. Memberikan

pujian yang wajar

terhadap

keberhasilan

pasien.

6. Menganjurkan

pasien

memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian.

Subjektif

Klien mengatakan

kegiatan yang masih

dapat digunakan di

rumah sakit adalah

merapihkan tempat

tidur dan kadang

mengaji sehabis

sholat.

Klien mengatakan

senang melakukan

kegiatan bersama.

Klien mengatakan

akan memasukkan

kegiatan dalam

jadwal kegiatan

harian.

Objektif

Klien tampak

senang setelah

memperaktekkan

kegiatan yang telah

dipilihnya

Klien membuat

jadwal kegiatan

bersama perawat.

Analisa

Sp 1 point 4-6 teratasi.

Lanjut Sp 2.

Planning

Pasien diharapkan

dapat memilih

sonia

Page 61: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

54

kemampuan yang

dimilikinya seperti:

“merapihkan tempat

tidur dan mengaji

2x1 sehari pagi dan

sore”

Perawat dapat

memotivasi agar

pasien selalu

melakukan kegiatan

positif yang telah

dimilikinya.

Kami

s/25

mei

2017

J: 13

Dx : 1

Sp 2

1. Mengevluasi

jadwal kegiatan

harian pasien.

2. Melatih ke

mampuan yang

kedua pasien.

3. menganjurkan

pasien

memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian

Subjektif

Klien mengatakan

suka membaca

surat-surat pendek.

Klien mengatakan

kadang-kadang suka

membaca surat-

surat pendek setelah

melaksanakan

sholat.

Klien mengatakan

ketika lagi sendiri

dikamar klien suka

mengaji.

Objektif

klien tampak sedang

membaca surat-

surat pendek.

Klien tampak

tenang.

Wajah klien tampak

tidak tegang.

Analisa

Sp 2 teratasi.

Planning

Sonia

Page 62: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

55

Pasien diharapkan

dapat melakukan

kemampuan yang di

milikinya seperti:

merapihkan tempat

tidur dan mengaji

2x1 pagi dan sore”

Perawat memotivasi

klien agar selalu

melakukan hal-hal

yang positif sesuai

dengan kemampuan

klien

Kami

s/25

Mei

2017

J: 13

Dx. 5

Regim

ent

therap

y in

efektif

1. Memotivasi klien

untuk minum obat

teratur.

2. Menganjurkan

kilen untuk minum

obat tepat waktu

dan sesuai dosisi

yang sudah

ditentukan oleh

dokter.

Subjektif :

Klien mengatakan

dapat minum obat

dengan teratur 2x1

sesudah makan.

Klien mengatakan

minum obat tepat

waktu saat pagi dan

sore hari sesuai

dengan dosisi yang

diberikan oleh

dokter.

Objektif :

Klien tampak mau

minum obat 2x1

pagi dan sore.

Klien tampak mau

minum obat sesuai

dengan program

dokter.

Analisa

masalah tidak teratasi

planning

diharapkan klien

mampu dan mau

meminum obat

secara teratur.

Perawat mampu

sonia

Page 63: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

56

memotivasi kepada

klien agar selalu

minum obat dengan

teratur tidak hanya

di rumah sakit tapi

ketika klien sudah

di rumah.

F. Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan tidakan keperawatan kepada Ny. F maka penulis akan

membuat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tahapan-

tahapan perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh

penulis, evaluasi ini disesuaikan dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang

telah direncanakan.

No Hari/tgl No. Dx

kep

Catatan perkembangan Paraf

1. selasa/

23 mei

2017

Dx 1 Subjektif

Klien mengatakan “saat dirrumah

suka menonton tv sendiri,

merapihkan rumah, mencuci piring

dan baju, merapihkan tempat tidur

serta suka mengaji”.

Klien mengatakan memiliki

kemampuan merapihkan tempat

tidur, memcuci baju dan piring

serta mengaji.

Klien mengatakan selama di rumah

sakit kegiatan yang masih dapat

digunakan adalah merapihkan tepat

tidur.

Objektif

Klien mampu menyebutkan

kemampuan yang dimiliknya .

Klien tampak mampu menilai

kegiatan yang masih bisa

digunakan di rumah sakit seperti

“merapihkan tempat tidur”.

Sonia

Page 64: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

57

Kontak mata klien kurang.

Pasien berbicara pelan dan lembut.

Klien tampak selalu ingin

menyudahi pembicaraan dengan

perawat.

Analis

Masalah Sp 1 point 1-3 teratasi.

Planning

Lanjutkan Sp 1 point 4-6

Memotivasi pasien untuk

melakukan kegiatan merapihkan

tempat tidur dan mengaji pada pagi

dan sore hari.

2. Rabu/ 24

mei

2017

Dx 1 Subjektif

Klien mengatakan kegiatan yang

masih dapat digunakan di rumah

sakit adalah merapihkan tempat

tidur dan kadang mengaji sehabis

sholat.

Klien mengatakan senang

melakukan kegiatan bersama.

Klien mengatakan akan

memasukkan kegiatan dalam

jadwal kegiatan harian.

Objektif

Klien tampak senang setelah

memperaktekkan kegiatan yang

telah dipilihnya

Klien membuat jadwal kegiatan

bersama perawat.

Analisa

Masalah Sp 1 point 4-6 teratasi

Planning

Lanjutkan Sp 2

Mempertahankan kegitan harian

pasien minimal melaksanakan

shalat 5 waktu.

Sonia

Page 65: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

58

3.

Kamis/

25 mie

2017

Dx 1

Subjektif

Klien mengatakan suka membaca

surat-surat pendek.

Klien mengatakan kadang-kadang

suka membaca surat-surat pendek

setelah melaksanakan sholat.

Klien mengatakan ketika lagi

sendiri dikamar klien suka

mengaji.

Objektif

klien tampak sedang membaca

surat-surat pendek.

Klien tampak tenang.

Wajah klien tampak tidak tegang.

Analisa

Sp 2 teratasi.

Planning

Pertahankan intervens. Dan

memotivasi pasien setiap hari untuk

melakukan penghafalan surat-surat

pendek setiap hari.

Sonia

4. 25 Mei

2017

Dx. 5 Subjektif :

Klien mengatakan dapat minum

obat dengan teratur 2x1 sesudah

makan.

Klien mengatakan minum obat

tepat waktu saat pagi dan sore hari

sesuai dengan dosisi yang

diberikan oleh dokter.

Objektif :

Klien tampak mau minum obat

2x1 pagi dan sore.

Klien tampak mau minum obat

sesuai dengan program dokter.

Page 66: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

59

Analisa

masalah tidak teratasi

planning

diharapkan klien mampu dan mau

meminum obat secara teratur.

Diharapkan perawat mampu

memotivasi kepada klien agar

selalu minum obat dengan teratur

tidak hanya di rumah sakit tapi

ketika klien sudah di rumah.

Page 67: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

60

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas berbagai kesenjangan yang terjadi antara

teori yang ada didalam landasan teori dengan tinjauan kasus, faktor-faktor

penghambat dan pendukung serta alternativ pemecahan masalah yang ditemukan

dalam melakukan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Ny. F dengan

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

Jakarta Timur selam tiga hari dari tanggal 23 s/d 25 mei 2017, sesuai dengan

konsep dasar dan tahap-tahap dalam proses keperawata terdiri dari pengkajian,

diagosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Jiwa pada Ny. F dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah yang dirawat

di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur. Pembahasan ini berdasarkan

tinjauan teoritis pada bab II dan dibandingkan dengan tunjauan kasus pada bab III,

dimana akan dikemukakan mengenai persamaan, kesenjangan-kesenjangan yang

terjadi dan factor-faktor penghambat yang ditemukan pada aspek keperawatan

sesuai dengan tahap-tahap dalam proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

diagosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 s/d 25 Mei 2017 dilakukan untuk

mengumpulkan data agar diketahui permasalahan yang ada pada klien, data

tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara langsung terhadap klien,

melihat status dan informasi dari perawat ruangan berdasarkan kasus yang

ada dilapangan, penulis menemukan factor yang menyebabkan terjadinya

gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah cintra tubuh, ideal tubuh,

harga diri, peran dan identitas diri. Pada tahap pengkjian ini, untuk

Page 68: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

61

mendapatkan data yang adekuat mengenai masalah klien. Penulis melakukan

pengkaijan secara menyeluruh meliputi aspek biologis, psikologis, sosial dan

spiritual, dalam proses pengambilan data penulis selalu mengatadakan

kontrak yang singkat (15-25 menit), dan dengan observasi, wawancara

langsung terhadap klien, informasi dari status klien dan informasi dari

perawat ruangan yang merawat klien. Pengkajian ini disesuaikan dengan

format pengkajian yang telah digunakan dalam mendapatkan data dari klien.

Pengkajian pada pasien gangguan jiwa meliputi meliputi factor predisposisi,

factor presipitasi, prilaku dan mekanisme koping.

Faktor predisposisi dalam tinjauan teoritis pada pasien dengan gangguan

konsep diri: harga diri rendah meliputi Citra tubuh (kehilangan atau

kerusakan bagian tubuh, perubahan bentuk, ukuran, dan penampilan tubuh

akibat tumbuh kembang atau penyakit). Harga diri (penolakan, kurangnya

penghargaan, persaingan antara keluarga, kesalahan dan kegagalan berulang,

tidak mampu mencapai standar). Ideal diri (cita-cita yang terlalu tinggi,

harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan, ideal diri samara tau tidak jelas).

Peran (tuntutan peran kerja, harapan peran kultural). Identitas diri (ketidak

percayaan orang tuan, tekanan dari teman sebaya, perubahan struktur sosial).

Sedangkan yang ada pada kasus Ny. F adalah pertama harga diri karena klien

merasa malu dan minder pada orang lain ataupun keluarganya karena belum

menikah serta pasangan, sedangkan kakak dan adiknya sudah berkeluarga

semua dan mempunyai anak, dan yang kedua adalah ideal diri karena klien

mengharakan untuk segera menika, mempunyai pasangan serta anak,

sedangkan saat ini klien belum menika di usia yang ke 39 tahun.

Sedangkan yang ada pada Faktor Presipitasi dalam teori adalah Konflik

peran (peran yang diinginkan individu sedang diduduki individu lain), Peran

yang tidak jelas (individu diberikan peran yang kabur, sesuai perilaku yang

diharapkan), Peran yang tidak sesuai (individu dalam proses peralihan

mengubah nilai dan sikap), Peran berlebih (individu memiliki banyak peran

dalam kehidupannya), Trauma ( penganiayaan seksual dan psikologis atau

Page 69: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

62

menyaksikan peristiwa yang mangancam kehidupan), Ketegangan peran

(peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai

frustasi). Sedangkan yang ada pada kasus Ny. F adalah ketegangan peran

karena klien merasa frustasi di usia 39 tahun belum menikah dan mempunyai

pasangan serta anak, maka dari itu klien berkeinginan ingin segera menikah

dan mempunyai pasangan serta anak.

Perilaku pasien dengan masalah Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

pada teori adalah Citra tubuh (menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh

tertentu, menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatan atau cacat

tubuh), Harga diri rendah (ganggua berhubungan, merasa diri paling penting,

mudah tersinggung atau marah, menarik diri secara sosial), Kerancuan

identitas (hubungan interpersonal yang eksploitatif, perasan hampa, perasaan

mengambang tentang diri). Sedangkan pada kasus Ny. F adalah harga diri

rendah karena klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain, klien merasa

malu dan minder karena belum menika di usia 39 tahun, selama di rumah

klien hanya keluar untuk bekerja dan mengikuti kegiatan kelompok mengaji,

klien lebih sering berdiam diri dikamar.

Mekanisme koping yang ada pada teori gangguan konsep diri: harga diri

rendah adalah pertahanan jangka pendek yaitu aktivitas yang memberikan

pelarian sementara dari masalah gangguan konsep diri (contoh bekerja keras,

menonton tv, konser music), aktivitas yang memberikan identitas pengganti

sementara (contoh ikut dalam club sosial, agama, politik, kelompok, gerakan

atau geng), aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan

diri yang tidak menentu (contoh olahraga, prestasi akademik, kontes untuk

mendapatkan popularitas), sedangkan pertahanan jangka panjang adalah

penutupan identitas (identitas yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa

memperhatikan keinginan individu), identitas negative (asumsi identitas yang

tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat). Sedangkan

mekaisme koping yang dugunakan oleh Ny. F adalah pertahanan jangka

pendek karena klien menyibukan dirinya dengan beraktifitas menonton tv

Page 70: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

63

ketika dirumah, dan keluar rumah hanya untuk bekerja dan mengikuti

kegiatan kelompok pengajian.

Faktor pendukung : yang penulis lihat dan rasakan pada pngkajian konsep

diri: harga diri rendah pada pasien adalah pada tahap pengkajian awal, klien

terlihat kooperatif, mau diajak cakap-cakap. Sedangkan faktor penghambat :

yang penulis temukan dalam melakukan pengkajian yaitu waktu yang sangat

terbatas, data-tada yang kurang lengkap dan penulis tidak bertemu langsung

dengan keluarganya. Sehingga penulis tidak mendapatkan data-data yang

akurat, hanya mendapat data dari klien sendiri, status klien dan kardek klien

diruangan. Untuk itu penulis mencoba mencari sosuli yaitu membina

hubungan terapeutik dengan baik dan mencari informasi nomer telpon

keluarga yg masih bisa dihubungi sehingga mendapatkan data dan masalah

dapat teratasi.

B. Diagnosa Keperawatan

diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan klinik yang dijelaskan tentang

respon individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang

baik yang bersifat actual maupun potensial.

Pada tinjauan teoritis penulis membuat diagnosa keperawatan teori yaitu

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, ideal diri dan resiko isolasi

sosial. Sedangkan yang ada pada kasus didapatkan diagnosa yaitu : gangguan

konsep diri: harga diri rendah, resiko isolasi sosial: menarik diri, resiko

perilaku kekerasan, koping keluarga tidak efektif, regiment therapy in efektif,

gangguan ideal diri.

1. Resiko perilaku kekerasan

Diagnosa ini muncul karena keluarga pasien mengatakan saat dirumah

klien selalu marah-marah, dan selalu kesal dengan orang lain ataupun

keluarganya, klien tampak sensitive ketika disinggung soal pernikahan,

dan ekspresi wajah tampak kesal.

Page 71: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

64

2. Koping keluarga tidak efektif

Diagnosa ini muncul karena kurangnya support sistem dari keluarga

selama dirumah, keluarga klien mengatakan ketika pasien marah-marah

klien didiamkan dan tidak dihiraukan. Didapatkan informasi dari perawat

ruangan bahwa pasien belum ada yang menjenguk dari pihak

keluarganya.

3. Regiment therapy in efektif

Diagnosa ini muncul karena klien mengatur sendiri tentang

pengobatannya karena klien lebih percaya dengan pengobatan herbal, dan

klien beralasan tidak minum obat dikarnakan haidnya yang tidak teratur

selama meminum obat-obat tersebut.

Faktor pendukung : penulis temukan adalah adanya data dasar, tanda dan

gejala yang penuis dapatkan pada analisa data, dan adanya buku sumber dan

litetur yang tersedia diperpustakaan. Sedangkan faktor penghambat : penulis

menemukan hambatan dalam mengumpulkan data yang menunjang data

diagnosa, karena informasi yang didapatkan dari klien dan status. Maka

penulis mencari solusi lain dengan cara berkomunikasi dengan baik dengan

pasien agar dapat membina hubungan saling percaya, agar pasien mau

menceritakan masalah yang dihadapai saat ini kepada perawat dan mencari

informasi nomer telpon keluarga yg masih bisa dihubungi sehingga

mendapatkan data dan masalah dapat teratasi.

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanan adalah Perencanaan adalah proses keperawatan yang penuh

pertimbangan sistematis, mencangkup pembuatan keputusan dan

penyelesaian masalah. Dalam perencanaan perawat merujuk pada data

pengkajian klien dan menyatakan diagnose sebagai petunjuk dalam

merumuskan tujuan klien dan merencanakan intervensi keperawatan yang

diperlukan untuk mencegah, mngurangi, atau menghilangkan masalah

kesehatan klien (Kozier, Erb, Bermain, & Snyder, 2010). Tahapan

perencanaan pada teori dan kasus tidak banyak perbedaan, penulis

Page 72: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

65

menetapkan prioritas masalah yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah

karena pada saat melakukan pengkajian didapatkan data klien tampak

mengatakn malu, minder pada keluarga ataupun orang lain karena belum

menikah di umur 39 tahun, klien suka menyendiri, tidak mau bersosialisasi

dengan orang lain, klien merasa minder dengan kakak dan adiknya yang

sudah mempunyai keluarga dan anak. Oleh karena itu penulis

memprioritaskan masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah denagn

sebagai masalah utama yang harus segera ditangani dan langkah selanjutnya

adalah merumuskan tujuan agar perkembangan klien dapat di ketahui.

Dipantau apa klien mengalami kemajuan atau tidak. Sedangkan tujuan,

kriteria evaluasi, intervensi penulis sesuaikan berdasarkan tinjauan teori.

Faktor pendukung : penulis dapatkan adalah mengacu pada standar asuhan

keperawatan yang ada dan berbagai sumber buku. Sedangkan faktor

penghambat tidak ditemukan.

D. Penatalaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan, untuk

membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan

direncanakan. Pada tinjauan ini teori tahap pelaksanaan keperawatan meliputi

konumikasi terapeutik dan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi

persepsi. komunikasi terapeutik terdiri dari fase pra interaksi, fase orientasi,

fase kerja dan fase terminasi. Sedangkan terapi aktifitas kelompok (TAK)

yang digunakan pada klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah

adalah terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulus persepsi. Pada tahap

implementasi atau pelaksanaan ini adalah asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien dengan gangguan kosep diri: harga diri rendah ada 2 SP. Pada

SP1 pasien terdapat 6 point yaitu point 1 mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif yang dimiiki klien, point 2 membantu klien menilai kemampuan

pasien yang masih dapat digunakan, point 3 membantu klien memilih

kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampun pasien, point 4 melatih

Page 73: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

66

pasien sesuai kemampuan yang dipilihnya, point 5 memberikan pujian yang

wajar terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien

memasukkan mengevaluasi kegiatan harian. Dan pada SP 2 pasien terdapat 3

point, SP 2 point 1 mengevluasi jadwal kegiatan harian pasien, point 2

melatih kemampuan yang kedua pasien, pont 3 menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Serta berkolaborasi dengan

dokter dalam pemberian obat psikofarmaka meliputi Clozapin tablet 1x1

(antisikotik ), Seroquel tablet 1x1 (anti psikotik), Heximer tablet 1x1 (anti

Parkinson) Dan SP 1 dan SP 2 pasien telah dilaksanakan dengan baik, dan

memberikan motivasi kepada klien untuk selalu meminum obat secara teratur,

tidak hanya di Rumah Sakit, tetapi ketika klien sudah pulang ke rumah.

Namun SP keluarga, TAK dan diagnosa lain belum dapat dilakukan.

Faktor Pendukung : dalam tindakan keperawatan klien dengan gangguan

kosnep diri: harga diri rendah, klien mau di ajak ngobrol maupun beberapa

menit (15-25 menit) pasien tampak kooperatif saat tindakan SP, dan klien

tampak mau untuk meminum obat ketika di Rumah Sakit. Sedangkan Faktor

Penghambat : dalam melakukan tindakan keperawtan penulis mengalami

kesulitan yaitu, klien berusaha untuk menyudahi pembicaraan, dan klien

selalu menghindar ketika akan dilakukan SP, pihak keluarga pasien susah

untuk dihubungi dan belum datang menjenguk pasien sehingga penulis tidak

melakukan SP keluarga serta tindakan untuk diagnosa lainnya seperti resiko

isolasi sosial, resiko perilaku kekerasa, mekanisme koping keluarga tidak

efektif, dan TAK. Karena keterbatasan waktu dimana penulis hanya dapat

melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari dari tanggal 23 mei 2017

sampai dengan 25 mei 2017. Maka penulis mencari solusi dengan

bekerjasama dengan perawat ruangan agar bisa dilakukannya pelaksanaan

untuk diagnosa lainnya, TAK dan SP keluarga pada pasien gangguan konsep

diri: harga diri rendah.

Page 74: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

67

E. Evaluasi Keperawatan

Setelah memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. F dengan

gangguan konsep diri: harga diri rendah selama 3 hari. Adapun evluasi yang

dapat digunakan kepada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada klien dengan masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah. Ada 2

SP. Pada SP 1 pasien terdapat 6 point yaitu point 1 mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, point 2 membantu klien

menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, point 3 membantu

klien memilih kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, point 4

melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilihnya, point 5 memberikan

pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Dan pada SP 2 pasien terdapat 3

point, SP 2 point 1 mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, point 2

melatih kemampuan yang kedua pasien, point 3 menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Yang belum terlaksana SP

keluarga, TAK dan diagnosa lain belum dapat dilakukan, karena keterbatasan

waktu dines sehingga belum dilakukan. Disamping itu keluarga juga belum

menjenguk klien. Penulis akhirnya sulit melakukan tindakan yang di SP

keluarga. Diagnosa priotitas (gangguan konsep diri: harga diri rendah) teratasi

dan SP 1, SP 2 sudah di atasi kecuali SP keluarga belum dilakukan karena

selama dines tidak pernah bertemu dan belum menjenguk klien sedangkan

dihubungi via telpon juga keluarga mengatakan saat ini sedang ada kerjaan,

jadi penulis tidak dapat informasi yang banyak dan lengkap. Sedangkan

diagnosa yang belum teratasi karena keterbatasan waktu dines yang membuat

penulis tidak dapat melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada

diagnosa resiko isolasi sosial: menarik diri, resiko perilaku kekerasa dan

mekanisme koping keluarga tidak efektif.

Faktor Pendukung : klien mau dilakukan Sp 1 dan SP 2, klien merasa

senang diberikan aktivitas selama di rumah sakit jiwa islam klender.

Sedangkan Faktor Penghambat : penulis menemukan banyak penghabat

dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. F dikarenakan waktu dines

Page 75: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

68

yang kurang diberikan pada mahasiswa yang membuat penulis belum bisa

melakukan tindakan untuk diagnosa lainnya, TAK dan SP keluarga karena

selama dines keluarga belum menjenguk klien dan keterbatasan waktu dines.

Maka penulis mencari solusi yaitu dengan bekerja sama dengan perawat

ruanga agar perkembangan pada klien gangguan konsep diri: harga diri

rendah dapat teratasi dengan baik.

Page 76: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

69

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis memberikan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Psikososial dan

Kesehatan Mental Pada Pasien Ny. F Dengan Masalah Gangguan Konsep

Diri: Harga Diri Rendah yang dilakukan selama dines 3 hari mulai dari

tanggal 23 s/d 25 mei 2017 di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta

Timur. Dan penyuluhan karya tulis ini selama 2 minggu efektif dari tanggal

22 mei 2017 sampai dengan 3 juni 2017. Dengan cara bio, psiko, sosio dan

spiritual melalui pendekatan asuhan keperawatan yang terdiri dari :

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat penulis

simpulkan sebagai berikut:

1. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada kasus Ny. F yang perlu

diperhatikan adalah mengakaji faktor predisposisi, faktor presipitasi,

perilaku dan mekanisme koping yang dilakukan oleh klien, dimana pada

kasus Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah pada Ny. F faktor

predisposisi yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa pada klien

Ny. F adalah faktor presipitasi tentang ideal diri dan harga diri. Adapun

pada faktor presipitasi yang mempengaruhi klien yaitu klien tidak mau

minum obat secara rutin.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mumcul pada klien (Ny. F) adalah sebanyak

6 diagnosa keperawatan yang didapatkan berdasarkan analisa data dan

pohon masalah yang dibuat. Diagnosa yang ditegakkan berdasarkan

berdasarkan masalah yang ada pada saat pengkajian, yaitu gangguan

konsep diri: harga diri rendah, resiko isolaso sosial: menarik diri, risiko

perilaku kekerasan, koping individu tidak efektif, dan regiment therapy in

efektif.

Page 77: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

70

3. Perencanaan Keperawatan

Pada tahap perencanaan yang dibuat oleh penulis sesuai masalah

keperawatan mengacu pada diagnosa prioritas pada klien (Ny. F) adalah

gangguan konsep diri: harga diri rendah. Didalam perencanaan ini bisa

terlaksanakan dengan baik makan diperlukan adanya kerja sama atau

dukungan diri klien (Ny. F), keluarga dan perawat ruangan yang merawat

klien.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Pada tahapan pelaksanaan penulis memberikan asuhan keperawatan

dengan memberikan tindakan Strategi Pelaksanaan SP 1 pasien terdapat 6

ponit, SP 1 point 1 mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki pasien, point 2 membantu klien menilai kemampuan pasien yang

masih dapat digunakan, point 3 membantu klien memilih kegiatan yang

akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien, point 4 melatih pasien

sesuai dengan kemampuan yang dipilih, point 5 memberikan pujian yang

wajar terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien untuk

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Dan pada SP 2 pasien

terdapat 3 point, SP 2 point 1 mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien, point 2 melatih kemampuan yang kedua pasien, point 3

menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Penulis

memberian 2 SP selama 3 hari serta berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat psikofarmaka meliputi Clozapin tablet 1x1 (antisikotik ),

Seroquel tablet 1x1 (anti psikotik), Heximer tablet 1x1 (anti Parkinson),

dan memberikan motivasi kepada pasien agar selalu meminum obat

secara teratur, penulis tidak melakukan SP keluarga dan TAK karena

waktu yang terbatas.

Page 78: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

71

5. Evaluasi

Setelah memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. F dengan

gangguan konsep diri: harga diri rendah selama 3 hari. Penulis dapat

mengevaluasi pada klien dengan masalah gangguan konsep diri: harga

diri rendah, tingkat keberhasilan yang penulis lakukan adalah mengalami

perkembangan hal ini dapat terlihat pada diagnosa pertama sesuai denagn

tujuan khusus yang sudah tercapai antara lain SP 1 point 1

mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,

point 2 membantu klien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan, point 3 membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih

sesuai dengan kemampuan pasien, point 4 melatih pasien sesuai dengan

kemampuan yang dipilih, point 5 memberikan pujian yang wajar

terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien untuk

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP 2 poni 1 mengevaluasi

jadwal kegiatan harian pasien, point 2 melatih kemampuan yang kedua ,

point 3 menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian. Penulis tidak dapat melakukan SP keluarga, TAK dan diagnosa

yang lain karena keterbatasan waktu serta dari pihak keluarga yang

belum menjenguk klien dirumah sakit jiwa islam klener, sehingga penulis

sulit untuk melakukan SP keluarga.

Page 79: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

72

B. SARAN

Melalui karya tulis ilmiah ini penulis ingin memberika saran yang mudah-

muadahan dapat berguna untuk meningkatkan asuhan keperawatan jiwa di

RSJIK Jakarta Timur antara lain:

1. Kepada keluarga

Keluarga berperan penting dalam penyembuhan pada klien gangguan

jiwa untuk meningkatkan rasa percaya diri klien. Diharapkan keluarga

memberikan support, kesabaran, perhatian penuh kepada klien, karena

hal tersebut merupakan bisa memotivasi klien untuk lebih baik karena

merasa mendapat perhatian serta dukungan dari keluarga.

2. Kepada perawat

Diharapkan perawat dapat memberikan motivasi kepada klien agar klien

mau melakukan kegiatan-kegiatan yang ada diruangan, serta membuat

jadwal TAK secara rutin. Diharapkan selalu berhubungan secara baik

dengan pasien agar terciptanya saling percaya antara pasien dengan

perawat.

3. Kepada institusi

Diharapkan institusi menyedikan referansi yang lebih banyak dan

terbaru, serta waktu yang diberikan kepada mahasiswa yang mengabil

laporan di RSJIK Jakarta timur ditambah supaya dapat membuat karya

tulis ilmiah yang optimal sehingga sesuai dengan yang diharapkan.

4. Kepada Rumah Sakit

Diharapka kedepannya rumah sakit memberikan berbagai kegiatan

keterampilan untuk pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Islam

Klender Jakarta Timur untuk membantu pemulihan melalu berbagai

kegiatan yang ada di Rumah Sakit.

Page 80: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ernawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah

Psikososial. Jakarta: TIM

Damayanti, Mukhripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:

Refika Aditama

Herman, Surya Ade Direja. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Nuha Medika

Hidayat, Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar

Manusia Buku 1 Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna & Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa (Terapi Aktifitas

Kelompok). Jakarta: EGC

Kusumawati, Farida & Hartono, Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.

Jakarta: Salemba Medika

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2.

Yogjakarta: Mediaction Publishing

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3.

Yogjakarta: Mediaction Publishing

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajara Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:

Salemba Medika

Page 81: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

74

LAMPIRAN

FORMAT PENGKAJIAN

A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 23 mei 2017

Tanggal dirawat : 22 mei 2017

Nomor registrasi : 00-50-68

Diagosa medis : Skizofrenia Paranoid (SP)

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. F

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 39 tahun

Status pernikahan : Belum Kawin

Agama : Islam

Suku bangsa : Padang

Pendidikan : S1

Alamat : Jln. Haji Awar No. 8

Suber informasi : Pasien, status, perawat, keluarga

II. ALASAN MASUK

Klien dibawa oleh keluarga (ibunya) dengan keluhan gelisah sudah 4

hari, ingin selalu berpergian tapi tidak tau tujuannya kemana, cemas

berlebih, curiga terhadap ibunya dan anggota keluarganya. Klien

merasa malu dan minder karena di usia 39 tahun belum menikah.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu:

Klien pernah sakit jiwa sebelumnya, dan pernah dirawat

sebelumnya di SRJIK Jakarta timur dengan sakit yang sama.

b. Pengobatan sebelumnya

Page 82: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

75

Pengobatan kurang berhasil, tidak teratur meminum obat, dan

tidak ada pengawasan dari pihak keluarga.

c. Aniaya fisik

Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksualm

penolakan, kekerasan dalam keluarga dan tindakank kriminal.

Penjelasan :

Klien bernama Ny. F berjenis kelamin perempuan berumur 39

tahun, status pernikahan belum menikah, beragama islam, suku

padang, pendidikan S1, alamat Jln. Haji Anwar No.8 (bekasi

timur), sumber informasi dari klien, satus klien, perawat dan

keluarga. Klien dibawa oleh keluarganya (ibunya) dengan

keluhan geliasah sudah 4 hari, ingin selalu berpergian tapi tidak

tau tujuannya kemana, cemas berlebih, curiga terhadap ibu dan

anggota keluarganya. Klien merasa malu dan minder di usia 39

tahun belum menikah, klien sering menyendiri dikamar, klien

tidak mau berinteraksi dengan orang di sekitar lingkungan rumah,

klien keluar rumah hanya untuk bekerja dan mengikiti kegiatan

agama di al-azar. Klien pernah sakit jiwa sebelumnya dan pernah

dirawat sebelumnya di RSJIK Jakarta timur selama 1 minggu

dengan dengan sakit yang sama. Dan pengobatan kurang berhasil,

tidak teratur minum obat. Klien tidak pernah mengalami aniaya

fisik, aniaya seksual, penulakan, kekerasan dalam keluarga dan

tindakan kriminal.

Masalah Keperawtan : Regiment therapy in efektif

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, baik

dari anggota keluarga pihak ibu atau pun dari pihak ayah.

Page 83: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

76

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien pernah ditanya oleh keluarganya kapan akan menikah.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 23 mei 2017,

didapatkan data. Tanda-tanda vital : Tekanan darah 110/80 mmHg,

Suhu 36,5°C, Nadi 110 x/menit, Pernapasan 18x/menit. Tinggi badan

160 cm, Berat badan 70 kg. tidak ada keluhan fisik.

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

a. Genogram

AYAH IBU

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: meninggal

Page 84: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

77

: Garus pernikahan

: Satu rumah

: Klien

: Bercerai

Penjelasan :

Klien anak ketiga dari empat bersaudara, usia saat ini 39 tahun,

kakaknya dan adiknya berjenis kelamin perempuan dan sudah

menikah, ayah klien sudah lama meinggal, klien hanya tinggal

berdua dengan ibunya. Didalam keluarga hanya klien yang belum

menikah.

Masalah Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri

Rendah

b. Konsep diri

Klien mengatakan menyukai semua yang ada dalam anggota

tubuhnya, klien mengatakan sebagai seorang perempuan, berusia

39 tahun, klien bangga sebagai seoarang perempuan, klien saat ini

sudah bekerja. Klien mengharapkan ingin cepat menikah, ingin

mempunyai anak dan suami. Klien merasa minder dan malu sama

orang lain maupun keluarganya karena belum menikah.

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri

Rendah

c. Hubungan sosial

Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah alm.

Ayahnya. Klien suka mengikuti kegiatan pengajian di al-azar dan

pergi bekerja. Klien merasa malu dan minder sama orang lain karna

belum menika di usia 39 tahun, klien lebih sering di rumah dan

Page 85: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

78

berdiam diri dikamar, keluar rumah ketika ingin bekerja dan

mengikuti kegiatan mengaji di al-azar.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial: Menarik Diri

d. Spiritual

Klien percaya ALLAH SWT itu ada dan klien percaya sakit yang

di deritanya sekarang adalah ujian dari ALLAH SWT. Dalam

ibadah klien insha allah tidak meninggalkannya.

VI. STATUS MENTAL

a. Penampilan

Klien tampak memakai baju dan celana trening yang rapih, klien

menggunakan sesuai jenis kelaminnya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

b. Pembicaraan

Klien berbicara dengan pelan, dan halus, klien selalu menundukkan

kepala dan memalingkan kepalanya saat berbicara sama perawat.

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri

Rendah

c. Aktivitas motorik

Klien tampak lesu, klien terlihat berdiam diri

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri

d. Alam perasaan

Klien merasa malu dan minder karena belum menikah, klien

mengatakan ingin cepat pulang kerumah bersama dengan ibunya,

klien mengatakn selalu kesal dengan orang lain tanpa sebab.

Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

Page 86: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

79

e. Afek

Klien tampak labil, klien tampak mudah mengalihkan pembicaraan,

ekspresi kadang berubah-ubah.

Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

f. Interaksi selama wawancara

Klien saat diajak ngobrol klien tampak kontak mata kurang, selalu

menghindar dan pergi.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri

g. Persepsi

Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah

keperawatan

h. Proses pikir

Saat diajak bicara klien terkadang memotong pembicaraan orang

lain.

Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah

keperawatan

i. Isi pikiran

Klien tampak terobsesi ingin menikah dan mempunyai setelah

keluar dari RSJK

Masalah Keperawatan: Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

j. Tingkat kesadaran

Klien dapat menyebutkan hari/waktu, tempat, dan orang dengan

baik tanpa dibantu oleh perawat.

Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah

keperawatan

k. Memori

Page 87: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

80

Klien mengatakan daya ingat klien masih bagus, klien ingat

kenangan masalalu maupun masakini.

Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah

keperawatan

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mudah beralih pada setiap pembicaraan dengan oerang lain,

tidak focus pada 1 orang.

Masalah Keperawatan: Gangguan persepsi sensori: halusinasi

m. Kemampuan penilaian

Klien dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah

keperawatan

n. Daya tilik diri

Klien mengingkari bahwa dia tidak merasa sakit apa-apa.

Masalah Kperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

Klien tampak mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VIII. MEKANISME KOPING

Maladaptive : klien mengatakan tidak suka berinteraksi dengan

lingkungan rumahnya, klien lebih banyak menyendiri di kamar, keluar

rumah hanya ketika bekerja dan mengaji.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri

Page 88: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

81

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGUNGAN

a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien mengatakan

suka malu ketika berkumpul dengan kelompok.

b. Masalah berhubungan dengan lingkugan, spesifik : klien

mengatakan tidak pernah berinteraksi dengan lingkungan sekitar

rumah.

c. Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan telah lulus

S1 management, klien tidak mempunyai masalah pada pendidikan.

d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien mengatakan masih

bekerja di salah satu rumah sakit.

e. Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan jarang

keluar rumah, klien lebih memilih sendiri di kamar.

f. Masalah ekonomi, spesifik : tidak ditemukan maslah

g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : tidak ditemukan

masalah.

h. Masalah lainnya, spesifik : klien mengatakan ingin cepat pulang

dengan ibunya dirumah.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri

X. PENGETAN KURANG TENTANG

Penyakit jiwa : klien mengtakan kurang tahu dari penyebab terjadinya

gangguan jiwa.

Obat-obatan : klien mengatakan kurang tahu manfaat obat yang klien

minum.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

XI. ASPEK MEDIS

Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid (SP)

Terapi medik :

Clozapin 25 g 2x1

Seroquel 1x1

Heximer 2mg 1x1

Page 89: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

82

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

TINDAKAN KEPEAWATAN

Pertemuan : 1

Hari/Tanggal : Selasa, 23 Mei 2017

Nama Klien Inisial : Ny. F

Ruangan : Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

a. Data Subyektif

Klien mengatakan merasa malu dan minder sama orang lain dan

keluarga karena belum menikah.

Klien mengatakan tidak percaya diri.

Klien mengatakan belum mempunyai pasangan saat ini.

b. Data Obyektif

Kontak mata kurang.

Selalu memalingkan pandangan saat diajak ngobrol.

Bicara selalu menunduk kadang ngehadap lain.

Ekspresi wajah tampak murung dan sedih.

Tampak selalu menyendiri.

2. Diagnosa

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan

a. Tujuan Umum: Klien memiliki konsep diri yang positif

b. Tujuan Khusus:

Page 90: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

83

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk

dilaksanakan.

4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki.

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

4. Tindakan Keperawatan

SP-1 : Harga Diri Rendah

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien.

b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan.

c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai

dengan kemampuan pasien.

d. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.

e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.

f. Menganjurkan pasien memasukkan dalan jadwal kegiatan harian.

B. FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutik

“Assalamualaikum, nama saya Sonia Mahdalena saya mahasiswa D III

Keperawatan UMJ, saya yang akan merawat ibu hari ini. “Nama ibu

siapa?”, biasa di panggil apa?”

2. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana keadaan ibu/bapak hari ini? Sepertinya ibu/bapak terlihat

lebih segar” Bagaimana semalam tindurnya ibu? “Apakah ibu hari ini ada

keluhan?”

Page 91: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

84

3. Kontrak (topic, waktu dan tempat)

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan kegian yang

pernah ibu lakukan dan aspek positif yang pernah ibu/bapak lakukan?,

setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat ibu/bapak

lakukan di rumah sakit, setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan

untuk kita latih. Dimana kita akan bercakap-cakap?, Bagaimana kalau

didepan kamar tidur ibu/bapak?, berapa lama maunya ibu.bapak?,

bagaimana kali 15 menit?”

4. Tujuan

Agar ibu/bapak mengetahui kemampuan dan aspek positif serta kegiatan

ibu/bapak yang dapat dilakukan.

C. FASE KERJA

“Ibu, apa saja kemampuan yang ibu/bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat

daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan?

Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci piring? Wah,

bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki”

“Ibu, dari 5 kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan

dirumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ….

Samapai 5 (misalnya ada 3 kegiatan yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali

ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini”

“Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah

sakit ini”. “O yang nomor satu, merapihkan tenpat tidur? Kalau begitu,

bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur? Kalau

begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur ibu”.

Mari kita lihat tempat tidur ibu. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah klau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dahulu

bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat sepreinya, dan kasurnya

kita balik. “Nah, sekarang kita pasang lagi sepreinya, kita mulai dari arah

atas, ya bagus!. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah

pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah

Page 92: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

85

atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki.

Bagus!”

“Ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan

bedakah dengan sebelum dirapihkan? Bagus”.

“Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberikan tanda dijadwal harian

dengan huruf M (melakukan) dan T (tidak melakukan).”

D. FASE TERMINASI

1. Evaluasi (respon klien terhadap tindakan keperawatan)

a. Evluasi subyektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap mengenai

aspek positif dan latihan merapihkan tempat tidur?”

b. Evaluasi obyektif

“Iya, ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat

dilakukan dirumag sakit ini. Salah satunya merapihkan tempat tidur

dan mencuci piring yang sudah ibu lakukan dengan baik sekali. Nah

kemampuan ini dapat dilakukan dirumah setelah pulang.”

2. Rencana tindak lanjut (yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang

dilakukan)

“Sekarang mari kita masukkan jadwal harian ibu. Ibu mau berapa kali

sehari merapihkan tempat tidur dan mencuci piring? Bagus, 2 kali yaitu

pagi-pagi pukul berapa? Lalu sehabis istirahat, pokul 5 sore, setelah ibu

sholat dan mandinya bu.”

3. Kontrak yang akan datang (topic, waktu dan tempat)

“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan ibu. Ibu masih ingat kegiatan

apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat

tidur? Iya bagus, merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Kalau begitu

kita akan latihan merapihkan tempat tidur dan mencuci piring besok

pukul 09.00 setelah makan pagi, ibu mau dimana? Baiklah bu! Ibu mau

sampai jam berapa bu?” sampai jumpa besok lagi ya bu

“Wassalamualaikum.wr.wb

Page 93: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

86

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan : 2

Hari tanggal : Rabu, 24 Mei 2017

Nama klien inisial : Ny. F

Ruangan : Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

a. Data Subyektif

Klien mengatakn sudah lebih baik dari sebelumnya.

Klien mengatakan masih suka berdian diri dikamar.

Klien mengatakan sudah merapihkan tempat tidur.

b. Data Obyektif

Kontak mata kurang.

Selalu memalingkan pandangan saat diajak ngobrol.

Bicara selalu menunduk kadang ngehadap lain.

Ekspresi wajah tampak murung dan sedih.

Tampak selalu menyendiri.

2. Diagnosa

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

b. Klien dapat megidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki.

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.

d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

Page 94: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

87

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

4. Tindakan Keperawatan

SP-1 pasien : Harga Diri Rendah

a. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien

b. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.

c. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan.

B. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum, masih ingat dengan saya bu? Wah bagus! Ternyata ibu

masih mengingat saya.”

2. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana keadaan ibu haru ini? Sepertinya ibu terlihat lebih segar”

Bagaimana samalam tidurnya bu?, “Apakah ibu hari ini ada keluhan?”

3. Kontrak (topik, waktu dan tempat)

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan

yang pernah ibu lakukan dan aspek positif yang pernah ibu lakukan?

Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat ibu lakukan

di rumah sakit, setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita

latih. Dimana kita akan bercakap-cakap?. Bagaimana kali didepan kamar

tidur ibu? Berapa lama munya ibu? Bagaimana kalau 15 menit?.”

4. Tujuan

Agar ibu mengetahui kemampuan ibu dan aspek positif ibu dan kegiatan

yang dapat ibu lakukan.

C. FASE KERJA

“Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus!. Apalagi bu? Bu saya buat

daftarnya! Apapula kegiatan rumah yang pernah ibu lakukan sebelumnya?

Page 95: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

88

Bagaimana dengan merapihkan tempat tidur? Menyapu? Mencuci piring?

Wah, bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki.”

“Ibu dari 5 kemampuan/kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan

di rumah sakit. Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua …. Sampai

5 (misalnya ada 3 kemampuan yang masih bisa dilakukan) bagus sekali ada 3

kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.”

“Sekarang coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah

sakit ini.” “O, yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalu begitu,

bagaimana kalau sekaran kita latih merapihkan tempat tidur ibu? Mari kita

lihat tempat tidurnya ibu, coba lihat sudah rapihkah tempat tidurnya?.”

“Nah, kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu

bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat sepreinya dan kasur kita

balik.” “Nah sekarang kita pasang lagi sepreinya, kita mulai dari atas, iya

bagus bu! Sekarang sebelah bawah, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir

masukkan, sekarang ambil bantal, rapihkan dan letakan di sebelah

atas/kepala. Mari kita lipat selimut nah letakkan di sebelah bawah/kaki,

Bagus!.”

“Sekarang ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba

ibu perhatikan bedanya dengan sebelum dirapihkan? Bagus”

“Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberikan tanda dijadwal harian

dengan huruf M (melakukan) dan T (tidak melakukan).”

D. FASE TERMINASI

1. Evaluasi

a. Evaluasi Subyektif (respon klien terhadap tindakan keperawatan)

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap mengenai aspek

positif dan latihan merapihkan tempat tidur?.”

b. Evaluasi Obyektif

“Iya ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan

dirumah sakit ini. Salah satunya merapihkan tempat tidur yang sudah

ibu lakukan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan

juga di rumah setelah pulang.”

Page 96: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

89

2. Rencana Tindak Lanjut (yang perlu dilatih, klien sesuai hasil tindakan

yang dilakukan)

“sekarang mari kita masukkan jadwal harian ibu. Ibu mau berapa kli sehari

merapihkan tempat tidur? Bagus, 2 kali yaitu pagi-pagi pukul berpa? Lalu

sehabis istirahat, pukul 5 sore, setelah ibu sholat dan mandinya bu.”

3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)

“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan ibu yang ketiga. Ibu masih ingat

kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan

tempat tidur? Iya bagus. Merapihkan tempat tidu. Kalu begtu kita akan

latihan merapihkan tempat tidur besok pagi pukul 09.00 setelah makan

pagi. Ibu maunya dimana? Baiklah bu! Ibu mau sampai jam berapa bu?”

sampai jumpa besok ya bu “Wassalamualaikum.wr.wb”

Page 97: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

90

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan : 3

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Mei 2017

Nama Klien Inisial : Ny. F

Ruangan : Rumah Sakit Jiwa Islam Jakarta Klender

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

a. Data subjektif

Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan teman sekamar.

Klien mengatakan selalu melalukan kegiatan merapihkan tempat tidur

ketika habis bangun tidur.

Klien mengatakan selalu mencatat di jadwal kegiatan yang telah

perawat instruksikan.

b. Data objektif

Klien tampak mau berbicara dengan teman sekamar.

Klien tampak kooperativ ketika diajak ngobrol oleh perawat.

Klien tampak sudah mau berinteraksi dengan orang lain.

2. Diagnosa

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

b. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki.

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimilki untuk dilaksanakan.

d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

Page 98: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

91

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

4. Tindakan Keperawatan

SP-2 pasien : Harga Diri Rendah

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

b. Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan

kemampuan pasien.

c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum ibu, masih ingat tidak dengan saya?, wah… ternyata ibu

masih ingat yah dengan saya.”

2. Evaluasi/validasi

“Bagaimana keadaan ibu hari ini? Sepertinya ibu terlihat lebih segar,

bagaimana semalam tidurnya bu?, apakah ibu hari ini ada keluhan?”

3. Kontrak (topik, waktu dan tempat)

“Bagaimana ibu, sudah dicoba merapihkan tempat tidur tadi pagi?, bagus

(kalu sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan

kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu bu?. Ya benar, kita akan

latihan menghafal surat-surat pendek. Ibu maunya di mana?, bgaimana kali

di kamar ibu saja, ibu maunya berapa lama?, bagaimana kalau 15 menit?.”

4. Tujuan

Agar ibu ada kegiatan yang dilakukan di rumah sakit ini.

C. FASE KERJA

“Ibu, sebelum kita memulai mengaji ada yang perlu disiapkan dahulu, yaitu Al-

qur’an/jus’ama, kerudung/kain. Ibu bisa melakukannya di tempat sholat

ataupun di kamar. Bagaimana ibu sudah siap?, klo sudah kita mulai yah, jangan

lupa kita membaca “bissmilahirahmanirahim” sebelum kita mengaji. Ibu sudah

Page 99: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

92

hafal surat apa saja? Bagus (kalu sudah ada yang hafal, kalau belum coba

ajarkan surat-surat pendek).”

“Coba sekarang ibu baca surat yang tadi sudah kita hafalkan, bagus ibu sudah

hafal sekarang, ibu bisa membacanya setiap ibu selesai sholat atau membaca

dalam bacaan shalat.”

D. FASE TERMINASI

1. Evaluasi

a. Evluasi subjektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mengaji?”

b. Evaluasi objektif

“Iya ternyata ibu bisa mengaji juga, ibu bisa melakukannya di rumah

sakit ini ketika ibu selesai shalat ataupun di sela- sela waktu luang.”

2. Rencana tindak lanjut (yang perlu dilatih, klien sesuai hasil tindakan yang

dilakukan)

“Sekarang mari kita masukkan jadwal harian ibu, ibu mau berapa kali sehari

dalam mengaji?, bagus, ibu mengaji setiap selesai shalat dan ketika ada

waktu luang”

3. Kontrak yang akan dating

“Besok pagi kita akan mengaji lagi dan menghafal lagi surat-surat pendek,

agar hafalan surat-surat pendek ibu banyak, ibu mau jam berapa besok?

Bagaimana kalo jam 10.00 setelah makan siang, ibu maunya dimana?,

baiklah bu!, samapai jumpa besok pagi yah bu.”

“Wassalamualaikum.wr.wb”

Page 100: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

93

Jadwal Kegiatan Harian Ny. F

No Waktu Kegiatan Tanggal

23 Mei 24 Mei 25 Mei

1

2

3

4

5

6

7

8

10

11

12

13

14

15

16

17

18

05.00-06.00

07.00-07.15

07.20-08.00

08.00-09.00

09.00-09.30

10.00-10.30

11.00-1130

12.00-12.20

12.30-14.00

14.00-15.00

15.00-15.30

16.00-16.20

16.30-17.00

17.00-17.20

18.00-18.20

19.00-19.30

20.00-05.00

Bangun+mandi+sholat

Sarapa+minum obat

Olahraga

Karaoke

Kontrak watku, bercakap-cakap

Nonton TV

Melakukan SP

Makan siang+sholat zuhur

Tidur siang

Menonton TV

Sholat asar

Mandi sore

Bercakap-cakap dengan teman sekamar

Makan sore+minum obat

Sholat magrib

Sholat isya

Tidur malam

Page 101: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN …

94

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : SONIA MAHDALENA

NPM : 2014750042

Tempat Tanggal Lahir : BEKASI, 28 Mei 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Sekarang : Jln. Kali Abang Bungur Rt.05/02 No. 02

Kel. Pejuang Kec. Medan Satria Kota

Bekasi 17181

Email : [email protected]

B. Pendidikan :

1. TK Al-Istiqomah Tahun 2001-2002

2. MI Nurul Falah Tahun 2002-2008

3. SMP Plus Al-Istiqomah Tahun 2008-2011

4. SMK Kesehatan Fhad Islamic School Tahun 2011-2014

5. D III Keperawatan FIK UMJ Tahun 2014-2017

Jakarta, Mei 2017

Mengetahui

Sonia Mahdalena

2014750042