90
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL PADA “ Tn R “ DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DIRUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR TANGGAL 23 Mei-25 Mei 2017 Disusun Oleh : RIZQA ASFIYATUL MUBAROQ 2014750035 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

1

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

KESEHATAN MENTAL PADA “ Tn R “ DENGAN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN

DIRUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR

TANGGAL 23 Mei-25 Mei 2017

Disusun Oleh :

RIZQA ASFIYATUL MUBAROQ

2014750035

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

i

LEMBAR

PERSETUJUAN

Makalah Ilmiah denganjudul ,~ Pemenuhan kebutuhan dasar Psikososial dan kesehatan

mental pada Tn R dengan Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Di Rumah Sakit

Jiwa Islam Klender Jakarta Timur " ini di setujui untuk diujikan pada sidang di

Hadapan tim

penguji.

Jakarta, 05 juni

2017

Pembimbing

makalah

(Ns.Nuraenah, S. Pd,

M.Kep)

Mengetahui

Ka..Prodi..DIII

Keperawatan Fakultas ilmu

keperawatan

Page 3: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

ii

Page 4: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulilah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini dengan judul “Pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. Dengan Halusinasi di

Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta pada tanggal “ sebagai salah satu syarat yang

harus dilewati kami sebagai mahasiswa/mahasiswi program studi DIII KEPERAWATAN

FIK UMJ untuk menyelesaikan study kami di institusi khususnya saya.

Sholawat serta salam saya junjungkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa

kita ke zaman yang lebih terang, berkat cintanya lah saya dapat terus berusaha dan berjuan

dalam menuntut ilmu.

Dalam proses penulisan karya tukis ilmiah ini saya melewati banyak sekali kesulitan, namun

karena adanya bimbingan dan semangat dari berbagai pihak. Akhirnya saya dapat

menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu pada

kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, S.KM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep.An selaku ketua program DIII Keperawatan Rumah

Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Ibu Ns. Fitrian Rayasari, M.Kep., Sp.KMB selaku ketua bidang pendidikan Akademi DIII

Keperawatan Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes, selaku wali Akademik Angkatan XXXII program

DIII Keperawatan Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

5. Ibu Ns. Nuraenah, M.Kep, selaku penguji I dan dosen pembimbing dalam penyusunan

karya tulis ilmiah,Terima kasih atas pengarahan, bantuannya dalam membimbing dan

memberikan motivasinya kepada penulis.

6. Ibu Ns. Isnaini, S.Kep, M.Kes selaku penguji II Terima kasih atas bimbingan dan saran

selama ujian sidang.

Page 5: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

iv

7. Kepada kedua orangtua Terima Kasih yang telah mensupport, dan membimbing saya

untuk menyelesaikan KTI ini

8. Pada wakil ketua, pembimbing Akademik,Koordinator Mata Ajar, para dosen dan seluruh

Staf Pendidikan Program Studi DIII Keperawatan Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

9. Kepada eka widya,windi yuniati, arsini, aina, veggy, nungki,terima kasih yang telah

menjadi teman 3 tahun ini yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya

Karya Tulis Ilmiah ini

10. Kepada Muhammad juhara terima kasih telah memberikan dukungan dan support hingga

terselesaikannya KTI ini

11. Kepada teman- teman tim KTI Keperawatan Jiwa ( Arsini, Isti, Sonia, Nurul syifa, Nurul

Fitri Aina, Nungki Kusumawati ) yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis

ilmiah dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga terselesaikannya karya tulis

ilmiah ini.

Dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari sangat jauh dari kata

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran agar penulis dapat

perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi setiap mahasiswa umumnya dan bagi penulis khussnya. Sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dibindangh kesehatan.

Alhamdulliahirobilalamin

Wasallam’mualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Jakarta,02 februari 2017

Rizqa Asfiyatul Mubaroq

Page 6: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3

1. Tujuan Umum ............................................................................... 3

2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3

C. Ruang Lingkup .................................................................................... 4

D. Metode Penulisan ................................................................................ 4

E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 4

BAB II TUJUAN TEORI

A. Konsep Dasar Manusia ....................................................................... 6

B. Pengertian ........................................................................................... 6

C. Psikodinamika ..................................................................................... 7

1. Etilogi ............................................................................................. 7

2. Proses Terjadinya Masalah ............................................................. 8

3. Komplikasi ..................................................................................... 10

D. Rentang Respon .................................................................................. 11

E. Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 12

1. Faktor prediposisi .......................................................................... 13

2. Faktor presipitasi ........................................................................... 13

3. Tanda dan Gejala ........................................................................... 15

4. Mekanisme koping ........................................................................ 15

Page 7: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

vi

5. Perilaku Halusinasi ....................................................................... 16

6. Pohon masalah .............................................................................. 16

F. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 16

G. Perencanaan ........................................................................................ 18

H. Pelaksanaan ......................................................................................... 41

1. Tahapan – Tahapan komunikasi teraupetik .................................. 41

2. Terapi Aktivitas Kelompok ........................................................... 42

3. Psikofarmologis ............................................................................ 42

4. Prinsip keperawatan pada klien halusinasi ................................... 42

I. Evaluasi ............................................................................................... 43

BAB III TIJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 44

B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 51

C. Perencanaan Keperawatan .................................................................. 52

D. Pelaksanaan Keperawatan ................................................................... 61

E. Evaluasi Keperawatan ......................................................................... 63

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 67

B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 68

C. Perencanaan Keperawatan .................................................................. 69

D. Pelaksanaan Keperawatan ................................................................... 70

E. Evaluasi Keperawatan ......................................................................... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 73

B. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi kesehatan dunia (WHO,2008) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaaan

sehat fisik, mental, dan social bukan semata mata keadaan tanpa penyakit atau

kelemahan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan

social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan

koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan yang emosional.Salah

satu masalah kesehatan jiwa adalah gangguan jiwa. Dimasa lalu gangguan jiwa di

pandang sebagai kerasukan setan, hukuman karena pelanggaran sosial atau agama,

kurang minat atau semangat, dan pelanggaran norma sosial. Penderita gangguan jiwa

dianiaya, dihukum, dijauhi. Diejek, dan dikucilkan dari msyarakat “normal”

(Viedebeck, 2008 ).

Faktor yang menyebabkan gangguan jiwa juga dapat dipandang dalam tiga katagori,

factor individual meliputi struktur psikologis, sosial dan spiritual (UUD Kesehatan

jiwa, 2009). Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah skizofrenia. Skizofrenia

merupakan suatu gangguan jiwa yang ditandai dengan penurunan atau

ketidakmampuan komunikasi. Diperkirakan lebih 90 ℅ klien dengan skizofrenia

mengalami halusinasi. Halusinasi yang dialami klien jenisnya bervariasi, tetapi

sebagian besar klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi

pendengaran. Suara dapat berasal dari dalam individu atau dari luar individu. Suara

yang didengar klien dapat dikenalnya, suara dapat tunggal atau multiple, isi suara

dapat memerintahkan sesuatu pada klien atau seringnya tentang perilaku klien sendiri

dan klien sendiri merasa yakin bahwa suara itu ada. (Trimelia S, Skp, 2011).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan

persepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,

perabaan atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada

(Damaiyanti, 2008). Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensori seseorang

dimana terdapat stimulus (Varcolis, 2006) dalam buku Trimelia S, Skp 2011.

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan dalam membedakan rangsangn internal

Page 9: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

2

(pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau

pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai

contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara

(Farida Kusumawati, 2010).

Jenis dan Tanda-tanda Halusinasi (Menurut Farida Kusumawati, 2010) Seseorang

mengalami halusinasi biasanya memperlihatkan gejala-gejala yang khas, yaitu:

menarik diri, tersenyum sendiri, duduk terpaku, bicara sendiri, memandang satu arah,

menyerang, tiba-tiba marah, dan gelisah. Jenis-jenis halusinasi adalah sebagai berikut:

1. Halusinsi pendengaran : mendengarkan suara atau kebisingan yang kurang jelas

ataupun yang jelas, dimana terkadang suara-suara tersebut seperti mengajak

berbicara klien dan kadang memerintah klien untuk melakukan sesuatu.

2. Halusinasi penglihatan : stimulus visual dalm bentuk kilatn atau cahaya, gambar

atau bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau

menakutkan.

3. Halusinasi penghidu : membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses,

parfum atau bau yang lain.

4. Halusinasi pengecapan : merasa mengecap rasa seperti darah, urine, feses atau

yang lainnya.

5. Halusinasi perabaan : merasa mengalami nyeri, rasa tersetrum ketidaknyamanan

tanpa stimulus yang jelas.

Akibat lanjut dari persepsi sensori akan mengakibatkan resiko mencedeerai diri

sendiri atau orang lain sehingga pentingnya perawat yaitu melakukan upaya :

promotif, preventif, kuratif, rehabilitative.

- Promotif :Memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang

Kesehatan psikososial

- Preventif :Memberi cara pencegahan pasien dengan gangguan jiwa

terutama dengan gangguan jiwa halusinasi

- Kuratif :Memberikan asuhan keperawatan kepada klien gangguan jiwa

halusinasi secara mandiri serta memeberikan obat-obatan sebagai

tindakan kolaborasi dengan dokter

- Rehabilitative : Memperkenalkan kepada anggota keluarga cara merawat pasien

dengan gangguan jiwa halusinasi

Page 10: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

3

No Masalah 2015 2016 2017

(Januari-April)

1 Gangguan persepsi

sensori: Halusinasi

510 Jiwa 546 Jiwa 245 Jiwa

2 Perilaku Kekerasan 245 Jiwa 170 Jiwa 18 Jiwa

3 Menarik diri : Isolasi

Sosial

21 Jiwa 18 Jiwa 11 Jiwa

4 Harga diri rendah 6 Jiwa 8 Jiwa 2 Jiwa

Dengan melihat data statistic diatas masalah keperawatan gangguan persepsi sensori:

halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur urutan Pertama setiap

tahunnya pada rentan 2015-2017. Bila hal ini tidak diatasi akan bisa menyebabkan

mencederai diri sendiri atau orang lain, atau resiko bunuh diri.

Oleh karena itu perawat sangat berperan dalam proses penyembuhan penderita

gangguan jiwa melalui promosi kesehatan tentang pendidikan kesehatan jiwa dengan

memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum mulai dari pengertian, penyebab,

tanda dan gejala sampai komplikasi ketika tidak ditangani. Oleh karena itu penulis

merasa tertarik untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada Tn/Ny

dengan masalah psikososial gangguan jiwa persepsi: sensori halusinasi

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memberikan pengalaman nyata dalam

melakukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia psikososial dan kesehatan

mental pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dari mulai

pengkajian samapai evaluasi dengan pendekatan asuhan keperawatan secara

otoritis.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pemenuhan kebutuhan dasar psikososial dan kesehatan

mental pada dengan perubahan persepsi sensori : Halusinasi

b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada dengan perubahan persepsi

sensori : Halusinasi

Page 11: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

4

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada dengan perubahan persepsi

sensori : Halusinasi

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dengan perubahan persepsi

sensori : Halusinasi

e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada perubahan pesepsi sensori :

Halusinasi

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat anatara teori dan kasus

g. Mampu mengidentifikasi faktor faktor pendukung, penghambat serta dapat

mencari solusi

h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan kebutuhan dasar dalam bentuk

narasi.

C. Ruang lingkup

Ruang lingkup pada penulisan karya tulis ilmiah ini dibatasi pada” Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Pada Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Di Rumah

Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur”

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunanakan penulis dalam membuat makalah ini ialah

dengan menggunakan pendekan secara studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari

dari buku-buku catatan dan literature yang berkaitan dengan judul karya tulis ilmiah

dan metode deskriftif yaitu suatu metode atau cara dimana penulis menjabarkan hasil

asuhan keperawatan melalui pengkajian, menentukan diagnosa, mencatat dan

pencatatan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan dan membandingkannya secara

terotis dengan pendekatan di lapangan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberi penjelasan tentang isi makalah yang akan dibuat berikut penulis akan

menguraikan secara ringkas yang terbagi 4 bab yaitu

BAB I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan

Ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan

BAB II Tinjauan teoritis

Terdiri dari pengertian Halusinasi, psikodinamika yang terdiri

dari (etiologi, proses terjadinya penyakit, dan komplikasi)

Page 12: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

5

rentang respon, penatalaksanaan medis, pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluas.

BAB III Tinjauan kasus

Membuat laporan secara langsung pada klien dengan cara

Memberikan Asuhan Keperawatan Pada klien dengan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi yang terdiri dari

Pengkajian, diagnosa, perencanaan, penatalaksanaan dan

Evaluasi keperawatan

BAB IV Pembahasan pada bab ini pembahasan yang terkait kesenjangan

yang di dapat dan solusi atau pemecahan masalah yang terjadi

Antara bab II dan bab III yang meliputi pengkajian, diagnose,

Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan

BAB V Penutupan

Kesimpulan: kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan yang

Yang tertulis pada bab IV sesuai tahap atau langkah proses di

Keperawatan yang ditulis secara alinea mulai dari pengkajian

Sampai evaluasi keperawatan.

Saran : saran disesuaikan dengan kesimpulan ditunjukan

Kepada diri sendiri atau perawat yang bersangkutan

Berdasarkan ha hal yang telah dimuat pada pembahasan yang

Bersifat operasional (dapat diaplikasikan).

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 13: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini penulisan akan menyajikan tinjaun teoritis mengenai pemenuhan

kebetuhan dasar pada dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi di Rumah Sakit

Jiwa Islam Klender Jakarta Timur adapaun pemenuhan kebutuhan dasar dengan

gangguan persepsi sensori : Halusinasi

A. Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur unsur yang dibutuhkan oleh manusia

dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang

tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan

dasar menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki, kebutuhan menyatakan

bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis,

keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (potter dan patricia, 1997, dalam

buku A. Aziz alimul, 2006).

1. Ciri Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia memiliki kebutuhan dasar Setiap orang pada dasarnya memiliki

kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut pun

ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia menyesuaikan diri

dengan prioritas yang ada, lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan

lebih bekerja keras dan bergerak untuk berusaha untuk mendapatkannya.

2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia

a. Penyakit

Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan

kebutuhan, baik secara fisologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ

tubuh memerlukan pemenuhan besar dari biasanya.

b. Hubungan keluarga

Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar

karena adanya saling percaya merasakan kesenangan hidup tidak ada rasa curriga

c. Konsep diri manusia meiliki

Page 14: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

7

Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep

diri yang positif akan memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Orang

yang merasa positif dalam dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali

kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah

memenuhi kebutuhannya.

d. Tahap perkembangan

Sejalan dengan meningkatnya umur, manusia mengalami perkembangan dan

setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda,baik

kebutuhan biologi maupun psikologis, sosial maupun spiritual (A.Aziz alimul

2006).

B. Pengertian

Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori

seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. ( iyus yosep 2007 )

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang di tandai

dengan perubahan persepsi sensori : merasakan sensasi palsu, berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus

yang sebenarnya tidak ada. ( Budi Anna Keliat, 2010 )

Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal ( pikiran ) dan rangsangan eksternal ( dunia luar ). Klien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau

rangsangan yang nyata. ( Farida kKusumawati, 2010 )

Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami

perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, pengecapan,

perabaan atau penghidung. ( Ade Herma, 2011 )

C. Psikodinamika

Menurut Iyus Yosep 2007

1. Etiologi

a. Faktor predisposisi

1. Faktor perkembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan

kehangatan keluarga meyebabkan klien tidak mau mandiri sejak kecil,

mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress

2. Faktor sosiokultural

Page 15: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

8

Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan

merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.

3. Faktor psikologis

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah

terjerumus pada penyalahgunaan zat adaktif.

4. Faktor presipitasi

Respon klien terhadap klien halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,

perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku merusak diri,

kurang perhatian, tidak mampu mengambil kepetusan serta tidak dapat

membedakan keadaan nyata dan tidak nyata.

2. Proses terjadinya masalah

Halusinasi berkembang melalui emapat fase, yaitu sebagai berikut:

Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku klie

Fase 1 :

Comforting

(ansietas sedang),

halusinasi

menyenangkan

Klien mengalami perasaan

mendalam seperti ansietas,

kesepian, rasa bersalah, takut

dan mencoba untuk berfokus

pada pikiran yang

menyenangkan untuk

meredakan ansietas. Individu

mengenali bahwa pikiran-

pikiran dan pengalaman

sensori berada dalam kendali

kesadaran jika ansietas dapat

ditangani.

1. Tersenyum atau tertawa

yang tidak sesuai

2. Menggerakan bibir

tanpa suara

3. Pergerakan mata cepat

4. Respon verbal lambat

jika sedang asik

5. Diam dan asyik sendiri.

Page 16: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

9

Fase II

Comforting

(Ansietas berat)

Halusinasi

menjadi

menjijikan

1. Pengalamansensori

menjijikandan

menakutkan

2. Klien mulai lepas

kendali dan mencoba

untuk mengambil jarak

dirinya dengan sumber

yang dipersepsikan

3. Klien mungkin

mengalami

dipermalukan

pengalaman sensori dan

menarik diri

sendiri,psikotik ringan

4. Mulai merasa

kehilangan kontrol.

5. Tingkat kecemasan

berat, secara umum

halusinasi menyebabkan

perasaan antipati

1. Meningkatkan tanda-

tanda system saraf

otonom akibat ansietas

seperti peningkatnya

denyut jantung,

pernafasan dan

tekanan darah.

2. Rentang perhatian

menyempit.

3. Asyik dengan

pengalaman sensori

dan kehilangan

kemampuan

membedakan

halusinasi.

4. Menyalahkan

5. Menarik diri dari orang

lain

6. Konsentrasi terhadap

pengalaman sensori

kerja.

Fase III

Comforting

(Ansietas berat )

Pengalaman

sensori menjadi

berkuasa

1. Klien berhenti melakukan

perlawanan terhadap

halusinasi dan mengarah

pada halusinasi tersebut.

2. Isi halusinasi menjadi

menarik

3. Kesepian jika sensori

halusinasinya berhenti.

Klien mengalami psikotik.

1. Kemauan yang

dikendalikan halusinasi

lebih diikuti.

2. Kerusakan

berhubungan dengan

orang lain.

3. Rentang perhatian

hanya beberapa detik

atau menit.

4. Adanya tand-tanda

asietas berat: tremor

Page 17: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

10

Fase IV

Conquering

(panik),

umumnya

menjadi lebur

dalam halusinasi

1. Pengalaman sensori

menjadi mengancam jika

klien mengikuti perintah

halusinasinya.

2. Halusinasi berakhir dari

beberapa jam atau hari

jika tidak ada intervensi

terapeutik.

1. Perilaku tremor akibat

panik.

2. Potensi kuat.

Aktifitas fisik

mereflesikan isi

halusinasi seperti:

perilaku kekerasan,

agitasi menari diri atau

katakonik.

Tidak mampu

merespon perintah

yang kompleks.

Tidak mampu

merespon lebih satu

orang.

3. Komplikasi

Dampak dari gangguan sensori persepsi : Halusinasi (stuart and larisa, 2005)

a. Resiko perilaku kekerasan

Hal ini terjadi bahwa klien dengan halusinasinya cenderung untuk marah

marah dan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

b. Isolasi sosial

Hal ini terjadi karena perilaku klien yang sering marah-marah dan resiko

perilaku kekerasan maka lingkungan akan menjauh dan mengisolasi

c. Harga diri rendah

Hal ini terjadi karena klien menjauhi dan mengisolasi dari lingkungan klien

beranggapan dirinya merasa tidak berguna dan tidak mampu.

d. Defisit perawatan diri

Kebersihan diri hal ini terjadi karena klien merasa tidak berguna dan tidak

mampu sehingga klien mengalami penurunan motivasi dalam hal

kebersihan dirinya.

Page 18: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

11

D. Rentang Respon

Perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon neurobiologis dari

yang adaptif ke maladaptif (Farida Kusumawati, 2010) sebagai berikut:

Respon adaptif tr Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Distorsi pikiran 1. Waham

2. Persepsi akurat 2. Ilusi 2. halusinasi

3. Emosi konsisten 3. Menarik diri 3. Sulit berespon

4. Perilaku sesuai 4. Reaksi emosi 4. Perilaku disorganisasi

5. Hubungan sosial 5. Perilaku tidak biasa 5. Isolasi sosial

Keterangan gambar:

1. Respon adaptif respon yang dapat diterima oleh norma-norma budaya yang

berlaku dan jika menghadapi masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.

a. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.

b. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan.

c. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari

pengalaman ahli.

d. Perilaku sesuai adalah sikap tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran.

e. Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan

lingkungan.

2. Respon psikososial meliputi:

a. Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.

b. Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang

benar-benar terjadi (objek nyata ) karena rangsangan panca indera.

c. Emosi berlebihan atau berkurang

d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas

kewajaran.

e. Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain.

3. Respon Maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang

menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan.

Page 19: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

12

a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan

walaupun tidak diyakaini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan.

b. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang

tidak realita atau tidak ada.

c. Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.

d. Perilaku terorgranisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur.

e. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan

diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang

negative mengancam

E. Pengkajian keperawatan.

Pengkajian meruapakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

Pengkajian halusinasi meliputi: pengkajian, manisfestasi klinis dan mekasime

koping dan pohon masalah.

1. Pengkajian

pengkajian pada klien dengan halusinasi difokuskan pada:

Factor

predisposisi

Factor biologis

faktor psikologis

Adanya kejadian terhadap

fisik, berupa atrofi otak,

pembesaran ventrikel diotak,

atau perubahan pada sel

kortikal dan limbic.

Hubungan yang tidak

harmonis, peran

ganda/bertentangan dapat

menimbulkan ansietasdan

berakhir dengan pengingkaran

terhadap kenyataa.

Faktor sosial budaya

Seseorang yang merasa

diasingkan dan kesepian dapat

menyebabkan timbulnya

waham.

Page 20: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

13

Faktor perkembangan

Hambatan perkembangan akan

menggangu hubungan

interpersonal seseorang. Hal

ini dapat meningkatkan stress

dan ansietas yang berakhir

dengan gangguan persepsi.

Faktor presipitasi

Perilaku

Fisik

Perilaku yang sering

tampak pada klien

dengan halusinasi

antara lain

Respon klien terhadap halusinasi

dapat berupa curiga, ketakutan,

perasaan tidak aman.

Kebiasaan

ADL

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh

beberapa kondisi fisik seperti

kelelehan yang luar biasa,

penggunaan obat-

obatan,intoksikasi alkohol

Nutrisi tidak adekuat bila

halusinasi memerintahkan untuk

tidak makan, minum, tidur

terganggu karena ketakutan.

Page 21: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

14

Status emosional Klien tidak sanggup lagi

menentang perintah tersebut, afek

tidak sesuai, sikap negative, suka

berkelahi.

Status intelektual Adanya penurunan fungsi ego,

tidak bias melawan implus yang

menekan da nisi pikiran tidak

realistis

Status sosial klien mengalami gangguan

interaksi sosial, ketidakmampuan

mengatasi stress,dan tidak bisa

mengontrol kecemasan.

Status spiritual Kehampaan hidup, rutinitas tidak

bermakna, hilangnyan aktivitas

ibadah.

Pada proses pengkajian terdapat juga hal yang perlu diketahui mengenai halusinasi:

a. Jenis da nisi halusinasi

b. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi. Hal ini

dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya

halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi,

sehingga pasien tidak terlarut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui

frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk

mencegah terjadinya halusinasi.

c. Respon terhadap halusinasi. Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien

ketika halusinasi itu muncul.

Page 22: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

15

2. Mekanisme koping

Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi (ernawati

dalami, 2009)

a. Regresi : menghindari stress dan kecemasan

b. Proyeksi : mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalahkan

mencurahkan emosi pada orang lain.

c. Menarik diri : pergi atau menghindar dari sumber stressor, mengisolasi

diri, tidak berminat untuk bercengkraman dengan yang lain dan disertai

rasa takut/cemas.

3. Manisfestasi klinis

Menurut (sulistiawati, 2009 dalam buku asuhan keperawatan)

Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif

Halusinasi

pendengaran

Mendengar suara-suara

Menutup telinga

Ketakutan/ditakuti

Bicara sendiri

Berlari-lari

mendengar suara

atau kegaduhan

mendengar suara

yang memerintah

mendengar suara

untuk bercakap-

cakap

Halusinasi

penglihatan

melirikan mata kekiri dan

kekanan

ketakutan dengan yang

tidak jelas

menggerak-gerakan mulut

seperti sedang berbicara

dg orang lain tetapi tidak

nyata

melihat bayangan

melihat hantu aatau

moster

Halusinasi

penghidu

mencium bau-bau aneh

mencium bau tubuh

menutup hidung

membau baui

darah, feses, urine

Halusinasi

pengecapan

meludah makanan atau

minuman

merasa makanan

tidak enak.

Page 23: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

16

muntah .

Halusinasi

perabaan

menggaruk-garuk

permukaan kulit

menyatakan ada

sesuatu ditubuhnya

4. Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan ………. Akibat

Gangguan persepsi sensori : halusinasi

(penglihatan/pendengaran/penhidu/pengecap/perabaan …… masalah

utama

Isolasi sosial menarik diri …………… etiologi

Gambar pohon masalah menurut (suliswati, 2009)

F. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian teknik mengenai respon individu dan

keluarga, masalah kesehatan atau proses kehidupan atau actual maupun potensial

(NANDA, 2001)

Adapun diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada kklien dengan

halusinasi menurut (suliswati, 2009)

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Gangguan persepsi sensori halusinasi

3. Isolasi sosial

Page 24: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

18

Tgl No dx Diagnosa

keperawatan

Perencanaan Intervensi Rasional

Tujuan Kriteria Evaluasi

1 Gangguan

persepsi

sensori

halusinasi

1.klien dapat

membina

hubungan saling

percaya.

1.1 Ekspresi wajah

bersahabat,

menunjukan rasa

senang, ada kontak

mata, mau berjabat

tangan, mau

menyebutkan nama,

mau menjawab

salam, klien mau

duduk

berdampingan

dengan perawat

mau mengutarakan

masalah yang

dihadapi.

1.1 Bina hubungan saling

percaya dengan

mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik:

a. sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun

nonverbal

b. perfkenalkan diri dengan

sopan

c. tanyakan nama lengkap

klien dan nama panggilan

yang disukai klien

d. jelaskan dan menepati

janji

e. jelaskan tujuan pertemuan

f. tunjukan sikap empati dan

menerima klien apa

Hubungan saling

percaya merupakan

dasar untuk kelancaran

hubungan interaksi

selanjutnya.

Page 25: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

19

2. klien dapat

mengenali

halusinasinya

2.1 klien dapat

menyebutkan waktu,

isi, frekeunsi

timbulnya halusinasi

2.2 klien dapat

mengungkapkan

perasaan terhadap

halusinasi

adanya

g.Beri perhatian pada klien

dan perhatikan dasar klien.

2.1 Adakah kontak sering dan

singkat secara bertahap

2.2 Observasi tingkah laku

klien terkait dengan

halusinasinya bicara dan

tertawa tanpa stimulus,

memandang ke kiri atau ke

kanan atau kedepan seolah-

olah ada teman bicara

Kontak sering tapi

singkat selain membina

hubungan saling

percaya, juga dapat

memutuskan halusinasi

Mengenal perilaku

pada saat halusinasinya

timbul memudahkan

perawat dalam

melakukan intervensi

Page 26: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

20

2.3 Bantu klien mengenali

halusinasi.

a. jika menemukan yang

sedang halusinasi,

tanyakan apakah ada

suara yang didengar

b. jika klien menjawab ada,

lanjutkan apa yang di

katakana.

c. katakan bahwa perawat

percaya klien mendengar

suara itu, namun perawat

sendiri tidak

mendengarnya (dengan

nada bersahabat tanpa

menuduh atau

menghakimi).

d. katakana bahwa klien ada

juga yang seperti klien.

Mengenal halusinasi

memungkinkan klien

untuk menghindarkan

faktor pencetus

timbulnya halusinasi.

Page 27: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

21

3. klien dapat

mengontrol

halusinasi

3.1 klien dapat

menyebutkan

tindakan yang biasa

dilakukan untuk

2.4 Diskusikan dengan klien

a. situasi yang menimbulkan

atau tidak menimbulkan

halusinasi.

b. waktu dan frekuensi

terjadinya halusinasi

2.5 Diskusikan dengan klien

apa yang dirasakan jika

terjadi halusinasi (marah

atau takut, sedih, senang)

beri kesempatan

mengungkapkan

perasaannya.

3.1 Identifikasi bersama klien

cara tindakan yang

dilakukan jika terjadi

halusinasi (tidur, marah,

Dengan mengetahui

waktu, isi, dan

frekuensi munculnya

halusinasi

mempermudah

tindakan keperawatan

klien yang akan

dilakukan perawat.

Untuk mengidentifikasi

pengaruh halusinasi

klien

Upaya untuk

memutuskan siklus

halusinasi sehingga

halusinasi tidak

Page 28: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

22

mengendalikan

halusinasinya.

3.2 klien dapat

menyebutkan cara

baru

3.3 klien dapat memilih

carab mengatasi

halusinasi seperti

yang telah

didiskusikan

dengan klien.

menyibukan diri dll)

3.2 Diskusikan manfaat cara

yang dilakukan klien, jika

bermanfaat beri pujian.

3.3 Diskusikan cara baru untuk

memutus atau mengintrol

halusinasi :

a. katakana “saya saya tidak

mau dengar “ (pada saat

halusinasi itu datang)

b. menemui orang lain

(perawat/teman/anggota

keluarga) untuk bercakap

cakap atau mengatkan

halusinasi yang terdengar.

berlanjut

Reinforcement positif

akan meningkatkan

harga diri klien.

Memberikan alternative

pilihan bagi klien untuk

mengontrol halusinasi

Page 29: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

23

4. klien dapat

dukungan dari

keluarga dalam

4.1 klien dapat

membina hubungan

saling percaya

dengan perawat

c. membuat jadwal kegiatan

sehari-hari agar halusinasi

tidak muncul

d. minta

keluarga/teman/perawat

jika nampak bica sendiri.

3.4 Bantu klien memilih dan

melatih cara memutus

halusinasi secara bertahap

4.1 Anjurkan klien untuk

memberi tahu keluarga jika

mengalami halusinasi.

Memotivasi dapat

meningkatkan kegiatan

klien untuk mencoba

memilih salah satu cara

mengendalikan

halusinasi dan dapat

meningkatkan harga

diri klien

Untuk mendapatkan

bantuan keluarga

mengontrol

haluswinasi.

Untuk mengetahui

pengetahuan keluarga

dan meningkatkan

kemampuan

pengetahuan tentang

halusina

Page 30: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

24

mengontrol

halusinasi

4.2 keluarga dapat

menyebutkan

pengertian, tanda

dan kegiatan untuk

mengendalikan

halusinasi

4.2 Diskusikan dengan keluarga

(pada saat berkunjung/pada

saat kunjungan rumah):

a. Gejala halusinasi yang

dialami klien

b. cara yang dapat dilakukan

klien dan keluarga untuk

memutus halusinasi.

c. cara merawat anggota

keluarga untuk memutus

halusinasi dirumah, beri

kegiatan, jangan biarkan

sendiri, makan bersama,

bepergian bersama.

diberi informasi waktu

follow up atau kapan perlu

mendapat

bantuan:halusinasi

terkontrol dan resiko

mencederai orang lain.

Dengan menyebutkan

dosis frekuensi dan

manfaat obat.

Page 31: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

25

5. klien dapat

memanfaatkan obat

dengan baik.

5.1 klien keluarga

dapat menyebutkan

manfaat, dosis dan

efek samping obat.

5.2 klien dapat

mendemonstrasikan

penggunaan obat

secara benar

5.3 klien dapat

informasi tentang

efek samping obat

5.4 klien dapat

memahami akibat

berhenti minum

obat.

5.1 Diskusikan dengan klien

dan keluarga tentang dosis,

frekuensi manfaat obat

5.2 Anjurkan klien meminta

sendiri obat pada perawat

dan merasakan manfaatnya

5.3 Anjurkan klien bicara

dengan dokter tentang

manfaat dan efek samping

obat yang dirasakan

5.4 Diskusikan akibat berhenti

minum obat tanpa konsultasi

Diharapkan klien

melaksanakan program

pengobatan menilai

kemampuan klien

dalam pengobatannya

sendiri.

Program pengobatan

dapat berjalan sesuai

rencana

Dengan mengetahui

prinsip penggunaan

obat, maka

kemandirian klien

untuk pengobatan dapat

dittingkatkan secara

bertahap.

Page 32: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

26

Tgl No dx Diagnosa

keperawatan

Perencanaan Intervensi Rasional

Tujuan Kriteria Evaluasi

1 Perilaku

kekerasan

1.klien dapat

membina hubungan

saling percaya

1.1 klien mau membalas

salam

1.2 klien mau menjabat

tangan

1.3 klien mau

menyebutkan nama

1.4 klien mau tersenyum

1.1 Beri salam/panggil

nama klien

1.2 sebutkan nama

perawat sambil jabat

tangan

1.3 jelaskan maksud

hubungan interaksi

1.4 jelaskan kontrak

Hubungan saling

percaya merupakan

landasan utama untuk

hubungan selanjutnya

5.5 klien dapat

menyebutkan

prinsip 5 benar

penggunaan obat

5.5 Bantu klien menggunakan

obat dengan prinsip benar

Page 33: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

27

2. klien dapat

mengidentifikasi

penyebab perilaku

kekerasan

1.5 klien mau kontak

mata

1.6 klien mengetahui

nama perawat

1.7 menyediakan waktu

untuk kontrak

2.1 klien dapat

mengungkapkan

perasaanya

2.2 klien dapat

mengungkapkan perasaan

jengkel/kesal (dari diri

sendiri, dari

lingkungan/orang lain)

yang akan dibuat

1.5 Beri rasa aman dan

sikap empati

1.6 Lakukan kontak

singkat tapi sering

2.1 Beri kesempatan

untuk mengungkapkan

perasaanya

2.2 Bantu klien untuk

mengungkapkan

penyebab jengkel/kesal

Beri kesempatan untuk

mengungkapkan

perasaannya dapat

membantu mengurangi

stress dan penyebab

perasaan jengkel/kesal

dapat diketahui

Untuk mengetahui yang

dialami dan dirasa saat

jengkel.

Untuk mengetahui

tanda-tanda

klien/jengkel.

Menarik kesimpulan

bersama klien supaya

Page 34: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

28

3. klien dapat

mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku

kekerasan

4. klien dapat

mengidentifikasi

perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan

3.1 klien dapat

mengungkapkan perasaan

saat marah/jengkel

3.2 klien dapat

menyimpulkan tanda-

tanda jengkel/kesal yang

dialami

4.1 klien dapat

mengungkapkan perilaku

kekerasan yang biasa

dilakukan

3.1 Anjurkan klien

mengungkapkan apa

yang dialami saat

marah/jengkel

3.2 Observasi tanda

perilaku kekerasan pada

klien

3.3 Simpulkan bersama

klien tanda-tanda

jengkel/kesal yang

dialami klien

4.1 Anjurkan klien

untuk mengungkapkan

perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan klien.

4.2 Bantu klien bermain

peran sesuai dengan

klien mengetahui secara

garis besar tanda-tanda

marah kesal.

-Mengekplorasi

perasaan klien terhadap

perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan.

-Untuk mengetahui

perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan dan

-dengan bantuan

perawat bisa

membedakan perilaku

konstruktif dan

destruktif.

-Dapat membantu klien

menemukan cara yang

dapat menyelesaikan

masalah.

Page 35: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

29

5. klien dapat

mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

4.2 klien dapat bermain

peran dengan perilaku

kekerasan yang biasa

dilakukan

4.3 klien dapat

mengetahui cara yang

biasa dapat

menyesuaikan masalah

atau tidak

5.1 klien dapat

menjelaskan akibat dari

cara yang digunakan

klien.

perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan

4.3 Bicarakan dengan

klien apakah cara yang

klien lakukan

masalahnya selesai

5.1 Bicara

akibat/kerugian dari cara

yang dilakukan klien

5.2 Bersama klien

menyimpulkan akibat

apa yang digunakan oleh

klien

-Membantu klien untuk

menilaki perilaku

kekerasan yang

dilakukannya

-Dengan mengetahui

akibat perilaku

kekerasan diharapkan

klien dapat merubah

perilaku destruktif yang

dilakukannya menjadi

perilaku yang kontruktif.

-Agar klien dapat

mempelajari cara yang

lain yang kontruktif

-Dengan

mengidentifikasi cara

yang kontruktif dalam

merespon terhadap

kemarahan dapat

Page 36: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

30

6. klien dapat

mengidentifikasi cara

kontruktif dalam

merespon terhadap

kemarahannya

6.1 klien dapat

melakukan cara berespon

terhadap kemarahan

secara kontruktif

6.1 Tanyakan pada klien

“apakah ia ingin

mempelajari carabaru

yang sehat?

6.2 Berikan pujian jika

klien mengetahui cara

lain yang sehat

6.3 Diskusikan dengan

klien cara lain yang

sehat

a. secara fisik : tarik

nafas dalam jika sedang

kesal/memukul

bantal,kasur/ olahraga

atau pekerjaan yang

memerlukan tenaga

b. secara verbal :

katakana bahwa anda

membantu klien

menemukan cra yang

baik untuk mengurangi

kenjengkelannya

sehingga klien tidak

stress lagi

-Reinforcement positif

dapat memotifasi klien

dan meningkatkan harga

dirinya

-Berdiskusi dengan

klien

Page 37: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

31

7. klien dapat

7.1 klien dapat

sedang kesal /atau

tersinggung/jengkel

(saya kesal anda berkata

seperti itu saya marah

karena mama tidak

memenuhi keinginan

saya

c. secara sosial : lakukan

dalam kelompok cara-

cara marah yang sehat,

latihan asentif latihan

manajemen perilaku

kekerasan

d. secara spiritual :

anjurkan klien

beribadah,

berdoa/meminta kepada

tuhan untuk diberi

kesabaran.

7.1 Bantu klien memilih

cara yang paling tepat

-memberikan simulasi

kepada klien untuk

menilai respon perilaku

kekerasan secara tepat

-membantu klien dalam

membuat keputusan

terhadap cara yang telah

dipilihnya dengan

melihat manfaatnya

-agar klien mengetahui

cara marah yang

Page 38: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

32

mendemonstrasikan

cara mengontrol

perilaku kekerasan

mendemostrasikan cara

mengontrol perilaku

kekerasan

- fisik : tarik nafas dalam,

olahraga

- verbal : mengatakan

secara langsung dengan

tidak menyakiti

- spiritual : beribadah,

berdoa.

untuk klien

7.2 Bantu klien

mengidentifikasi

manfaat cara dipilih

7.3 Bantu keluarga klien

untuk menstimulasi cara

tersebut (roleplay)

7.4 Berreinforcement

positif atau keberhasilan

klien menstimulasi cara

tersebut

7.5 Anjurkan klien

untuk menggunakan

cara yang telah

dipelajari saat

jengkel/marah

kontruktif

-pujian dapat

meningkatkan motivasi

dan harga diri klien

-Agar klien dapat

melaksanakan cara yang

telah dipilihnya jika ia

sedang kesal atau

jengkel

-Kemampuan keluarga

dalam mengidentifikasi

akan memungkinkn

keluarga untuk

melkaukan penilaian

terhadap perilaku

kekerasan

Page 39: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

33

8. klien mendapat

dukungan keluarga

dalam mengontrol

perilaku kekerasan

8.1 Keluarga klien dapat :

- menyebutkan cara

merawat klien yang

berperilaku kekerasan

- mengungkapkan rasa

puas dalam merawat

klien

8.1 Identifikasi

kemampuan keluarga

merawat klien dari sikap

yang telah dilakukan

keluarga terhadap klien

selama ini

8.2 Jelaskan peran serta

keluarga dalam merawat

klien

8.3 Jelaskan cara-cara

merawat klien:

- terkait dengan cara

mengontrol perilaku

marah secara konstruktif

- sikap tenang, bicara

tenang dan jelas

- mambantu klien

-Meningkatkan

pengetahuan keluarga

tentang cara merawat

klien sehingga keluarga

terlibat dalam perawatan

klien.

-Agar keluarga dapat

merawat klien dengan

perilaku kekerasan

Page 40: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

34

9. klien dapat

menggunakan obat-

obatan yang diminum

dan kegunaannya

(jenis,waktu,dosis,dan

efek)

9.1 klien dapat

menyebutkan obat-obatan

yang diminum dan

kegunaannya

(jenis,waktu,dan efek)

mengenal penyebab ia

marah

9.1 jelaskan jenis-jenis

obat yang diminum

klien pada klien

keluarga

9.2 Diskusikan manfaat

minum obat dan

kerugiaan berenti

minumobat tanpa seijin

dokter

9.3 Jelakan prinsip

benar minumobat (baca

nama yang tertera pada

botol obat,dosis

obat,waktu dan cara

-Klien dan keluarga

dapat mengetahui nama-

nama obat yang

diminum oleh klien

-Klien dan kelurga dapat

mengetahui kegunaan

obat yang dikomsumsi

klien

-Klien dan keluarga

mengetahui prinsip

benar agar tidak terjadi

kesalahana dalam

mengkomsumsi klien

-Klien dapat memiliki

kesadaran pentingnya

minumdan obat dan

bersedia minum obat

dengan kesadaran

Page 41: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

35

minum

9.4 Ajarkan klien minta

obat dan minum tepat

waktu

9.5 Anjurkan klien

melaporkan pada

perawat /dokter jika

merasakan efek yang

tidak menyenangkan

9.6 Beri pujian jika klien

minum obat dengan

benar

sendiri

-Mengetahui efek

samping sedini mungkin

sehingga tindakan dapat

dilakukan segera

mungkin untuk

menghindari komplikasi

-reinforcement positif

dapat memotifasi

keluarga dank lien serta

dapat meningkatkan

harga diri.

Page 42: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

36

Tgl No dx Diagnosa

keperawatan

Perencanaan Intervensi Rasional

Tujuan Kriteria hasil

2 Isolasi sosial 1. klien dapat

membina hubungan

saling percaya

1.1 Ekspresi wajah bersahabat

menunjukan rasa senang,

ada kontak mata, mau

berjabat tangan, mau

menjawab salam, klien

mau duduk berdampingan

dengan perawat mau

mengutarakan masalah

yang dihadapi

1.1 Bina hubungan

saling percaya

dengan

mwngungkapka

n prinsip

komunikasi

terapeutik.

a. Sapa klien dengan

ramah baik verbal

maupun non

verbal.

b. perkenalkan diri

dengan sopan.

c. tanyakan nama

lengkap klien dan

nama panggilan

yang disuka klien

d. jelaskan tujuan

pertemuan

e. jujur dan

-Hubungan saking

percaya merupakan

dasar untuk

kelancaran

hubungan interaksi

selanjutnya

Page 43: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

37

2. klien dapat

menyebutkan

penyebab menarik

diri

2.1 klien dapat menyebutkan

penyebab menarik diri

yang berasal dari :

- Diri sendiri

- orang lain

- lingkungan

menepati janji

f. tunjukan sifat

empati dari

menerima klien

apa adanya.

g. beri perhatian

kepada klien dan

perhatian

kebutuhan dasar

klien.

2.1 kajian

pengetahuan

klien tentang

perilaku

menarik diri dan

tanda-tandanya

2.2 Beri kesempatan

kepada klien

untuk

mengungkapkan

perasaan

-Diketahuinya

penyebab akan

dapat dihubungkan

dengan faktor

resipitasi yang

dialami klien.

Page 44: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

38

3. klien dapat

menyebutkan

keutungan

berhubungan dengan

orang lain dan

kerugian tidak

berhubungan dengan

orang lain.

3.1 klien dapat menyebutkan

keuntungan berhubungan

dengan orang lain.

peyebab

menarik diri

atau tidak mau

bergaul

3.1 kaji pengetahuan

klien tentang

manfaat dan

keuntungan

3.2 beri kesempatan

dengan klien

untuk

mngungkapkan

perasaan

tentang

keuntungan

3.3 Diskusikan

bersama klien

tentang

Klien harus dicoba

berinteraksi secara

bertahap agar

terbiasa membinas

hubungan yang

sehat dengan orang

lain

Page 45: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

39

3.2 klien dapat menyebutkan

kerugian tidak

berhubungan dengan orang

lain

keuntungan

3.4 Beri

reinforcement

positif terhadap

kemampuan

pengungkapan

perasaan

tentang

keuntungan

berhubungan

dengan orang

lain.

3.2 kaji klien

tentang manfaat

dan kerugian

tidak

berhubungan

dengan orang

lain

3.3 beri kesempatan

kepada klien

-Mengevaluasi

manfaat yang

dirasakan klien

sehingga timbul

motivasi untuk

berinteraksi

Page 46: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

40

4. klien dapat

melaksanakan

hubungan sosial

4.1 klien dapat

mendemonstrasikan

hubungan sosial secara

untuk

mengungkapkan

perasaan

tentang

kerugian tidak

berhubungan

dengan orang

lain

3.4 Diskusikan

bersama klien

tentang kerugian

tidak

berhubungan

dengan orang

lain.

4.1 kaji kemampuan

klien membina

hubungan

dengan orang

Page 47: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

41

secara bertahap

bertahap antara:

k-p

k-p-k

k-p-kel

k-p-klp

lain

4.2 dorong dan

bantu klien untuk

berhubungan

dengan orang lain

melaui tahap :

k-p

k-p-p lain

k-p-p lain-klain

k-p-kel/klp/masy

4.3 Beri

reinforcement

terhadap

keberhasilan

yang telah

dicapai

4.4 Bantu klien

untuk

mengevaluasi

manfaat

Page 48: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

42

5. klien dapat

mengungkapkan

perasaannya setelah

5.1 klien dapat

mengungkapkan

perasaanya setelah

berhubungan

4.5 Diskusiakan

jadwal harian

yang dapat

dilakukan

bersama klien

dalam mengisi

waktu

4.6 Motivasi klien

untuki

mengikuti

kegiatan

ruangan

4.7 Beri

reinforcement

atas kegiatan

klien dalam

ruangan

Keterlibatan

keluarga sangat

mendukung

terhadap proses

perubahan perilaku

klien.

Page 49: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

43

berhubungan dengan

orang lain.

berhubungan dengan orang

lain :

-Diri sendiri

-Orang lain

5.1 Dorong klien

untuk

mengungkapkan

perasaanya bila

berhubungan

dengan orang

lain

5.2 Diskusikan

dengan klien

tentang

perasaan

manfaat

berhubungan

dengan orang

lain.

5.3 Beri

reinforcement

positif atas

kemampuan

Page 50: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

44

6. Klien dapat

memperdayakan

system pendukung

atau keluarga

mampu

mengembangkan

kemampuan klien

untuk berhubungan

dengan orang lain.

6.1 keluarga dapat

- menjelaskan perasaannya

- menjelaskan cara merawat

klien menarik diri

- mendemostrasikan cara

perawatan klien menarik diri

- berpartisipasi dalam

perawatan klien menarik diri

klien

mengungkapkan

klien manfaat

berhubungan

dengan orang

6.1 Bisa

berhubungan

saling percaya

dengan keluarga

- salam, perkenalkan

diri

- sampaikan yujuan

-buat kontrak

Eksplorisasi

perasaan keluarga

6.2 Diskusiakn

dengan anggota

keluarga tentang

- perilaku menarik

diri

Page 51: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

45

-penyebab perilaku

menarik dir

-akibat yang akan

terjadi jika perilaku

menarik diri tidak

ditanggapi

- cara keluarga

menghadapi klien

menarik diri

6.3 Dorong anggota

keluarga untuk

memberikan

dukungan

kepada klien

untuk

berkomunikasi

dengan orang

lain.

6.4 Anjurkan

Page 52: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

46

anggota

keluarga secara

rutin dan

bergantian

menjenguk

klien minimal

satu minggu

sekali.

6.5 Beri

reinforcement

atas hal-hal yang

telah dicapai

oleh keluarga

Page 53: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

41

G. Pelaksanaan keperawatan

implementasi keperawatan pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan

maka kontrak dengan klien dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan

dikerjakan. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan (Ernawati, Dkk, 2009)

1. Tahap komunikasi terapeutik terdiri dari :

- Preinteraksi

- Interaksi

- Terminasi

2. TAK Stimulasi persepsi

Terapi Aktifitas Kelompok stimulasi persepsi terapi yang menggunakan aktifitas

sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk

didiskusikan dalm kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan

persepsi atau alternative penyelaesaian masalah.

a. Tujuan

1) Tujuan umum:

Klien memiliki kamampuan untuk menyelesaikan masalah yang

diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

2) Tujuan khusus

a. Klien dapat mempersiapkan stimulus yang dipaparkan kepadanya

secara tepat.

b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulasi yang

dialami.

b. Aktifitas dan indikasi

Aktifitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersiapkan stimulus nyata

sehari-hari, stimulus nyata dan responyang dialami dalam kehidupan, stimulus

yang tidak nyata yang menyebabkan harga diri rendah.

1. Aktifitas mempersiapkan stimulus nyata sehari-hari.

Indikasi : klien yang mengalami gangguan persepsi sensori dan klien yang

mengalami isolasi sosial yang yelah mengikuti TAKS.

2. Aktifitas stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan.

Indikasi : klien yang memiliki perilaku kekerasan yang telah kooperatif.

Page 54: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

42

3. Aktifitas stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam

kehidupan.

Indikasi : klien yang mengalami gangguan persepsi sensori : halusinasi.

Indikasi.

4. Aktifitas stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah.

Indikasi : klien yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah

(Budi Anna Keliat, 2015)

1. Psikofarmakologis

Obat yang digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan

gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat anti psikosis, yaitu :

a. Chlorpromazine (CPZ), untuk mengatasi psikosa, dan mengurangi gejala

emesis, untuk gangguan jiwa, dosisi awal : 3x25 mg, kemudian dapat

ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara

oral.

b. Trihexyphenidil (THP) diberikan 1 mg pada gari pertama dan hari kedua

diberikan 2 mg/ hari hingga mencapai 6-10 mg/hari untuk pengobatan

berbagai bentuk Parkinson, efek samping mulut kering, penglihatan kabur,

pusing, mual, muntah, takikardi dan konstipasi.

2. Prinsip keperawatan pada klien halusinasi

a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi

terapuetik.

b. Adakan kontrak sering dan singkat secara bertahap.

c. Observasi tingkah laku klien, yang terkait dengan halusinasinya : bicara,

tertawa sendiri tanpa stimulus, dan memandang ke kiri kanan depan seolah

ada yang mengajak bicara.

d. Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung pada

kunjungan rumah) gejala halusinasi, cara yang dapat dilakukan, cara

merawat keluarga yang halusinasi.

e. Ajarkan klien program pengobatan secara optimal.

f. Menyamakan persepsi jika klien bertanya nyatakan secara senderhana

pada perawat bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang sama (tidak

mendengar).

Page 55: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

43

H. Evaluasi keperawatan.

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien, Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien

terhadap tindakan yang dilakukan. Evaluasi dapat dibagi dua jenis yaitu evaluasi

proses atau formatif dilakukan selesai melaksanakan tindakan. Evaluasi umum

dan tujuan khusus yang telah ditentukan. (Ernawati, Dkk, 2009).

Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah perawat lakukan untuk

pasien halusinasi sebagai berikut :

1. Klien mampu:

a. Menjelaskan apa itu halusinasi

b. Menyebutkan jenis halusinasi

c. Menyebutkan isi halusinasi

d. Menyebutkan waktu halusinasi

e. Menyebutkan frekuensi halusinasi

f. Menyebutkan situasi yang menimbulkan halusinasi

g. Menjelaskan respon terhadap halusinasi

h. Mampu melaksanakan menghardik halusinasi

i. Mampu melaksanakan bercakap-cakap jika terjadi halusinasi

j. Membuat jadwal kegiatan harian sesuai jadwal

k. Menggunakan obat secara teratur.

2. Keluarga mampu:

a. Menjelaskan pengertian halusinasi

b. Menyebutkan jenis halusinasi yang dialami oleh pasien

c. Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi pasien

d. Memperagakan latihan cara memutus halusinasi pasien

e. Mengajak pasien bercakap-cakap saat tiba waktu pasien berhalusinasi

f. Memantau aktifitas sehari-hari pasien sesuai jadwal

g. Memantau dan memenuhi obat untuk pasien

h. Menyebutkan sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia

i. Memanfaatkan sumber-sumber pelayanan kesehatan terdekat (Budi Anna

Keliat, 2013).

Page 56: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

41

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada kesempatan kali penulis akan mengajukan pemenuhan kebutuhan dasar kepada Tn.

R dengan halusinasi pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.Jakarta Timur

2017.pemenuhan kebutuhan dasar ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan secara kompherensif yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnose

keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi, pemenuhan kebutuhan dasar ini dilakukan

pada tanggal 23 mei 2017.

A. Pengkajian keperawatan

1. Data dasar (Terlampir)

2. Resume kasus

pasien yang menjadi objek karya ilmiah ini adalah Tn.R berusia 55 tahun berasal

dari Jakarta barat, beragama islam, pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja,

alamat jln. Raya 25 Gg H. Niih rt 03/10 no 52 cengkareng barat tinggal bersama

istri dan anaknya

penmpilan fisik: tinggi badan 170, berat badan 60 kg, penampilan rapih,memakai

baju pendek dan celana panjang, klien berbadan tampak gemuk,dan tubuhnya

tampak tinggi, dan klien saat di lakukan pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai

berikut: tekanan darah 120/80 Mmhg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, didalam

anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

pada saat ini merupakan rawatan ketiga, klien masuk pada tanggal 09 mei 2017

dengan alasan yaitu : klien bingung, suka bicara sendiri, sering mendengar bisikan

mengajak untuk berteriak,dan suka berbicara bernada tinggi, klien minum obatnya

tidak teratur. Klien semasa mudanya mudah bergaul,tidak ada masalah

berkomunikasi,Tn R 5 bersaudara laki laki semua Tn R anak ke 2 dari 5

bersaudara Tn R berpendidikan sampai SMA setelah lulus SMA klien bekerja di

yakes Telkom dan menikah berumur 38 tahun Tn R menikah dengan Ny I semasa

menikah dan bekerja di yakes Telkom klien sempat mengalami kesurupan sampai

berkali kali hingga pernah di rukiyah tetapi tidak ada perkembangan, keluarga

klien mengatakan Tn R ini sering melamun dan berbicara sendiri dan tertawa

sendiri, Tn R kadang sering berteriak sampai membanting barang. keluarga pun

Page 57: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

42

akhirnya membawa Tn R ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur.

Klien pertama masuk pada tanggal 12-04-2015 Tn R berada dalam rumah sakit

hanya kurang lebih 2 minggu setelah 2 minggu klien kembali ke rumah dan

beraktifitas seperti biasa tetapi pada saat istri klien meninggal dunia karena tidak

kuat dengan keadaan Tn R yang mempunyai gangguan jiwa. Tn R hanya dengan 2

orang anak yang berada di bangku SMP, klien pun akhirnya mencoba untuk

membuka hati dengan wanita dan akhirnya pun menikah pada awal 2016, keluarga

klien mengatakan sudah menceritakan keadaan Tn R ini kepada Istri ke-2 nya dan

istripun siap dan menerima semuanya. Pada tanggal 10 mei 2016 Tn R berhenti

bekerja dikarenakan pensiun, dan Tn R pun berpindah tempat tinggal di ciamis

tempat istrinya, keluarga klien mengatakan Tn R sempat tidak harmonis dengan

keluarga barunya dikarenakan ekonomi yang kurang, dan anak pun harus

melanjutkan sekolahnya ke jenjang berikutnya, keluarga klien mengatakan Tn R

sempat kambuh dan di bawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur,

karena tertekan dengan ekonominya dan sempat tidak minum obat teratur.

klien masuk pada tanggal 26-09-2106 dengan keluhan klien suka berbicara

sendiri, tertawa sendiri,kadang menangis,bingung,lupa makan,lupa cara sholat

sering berteriak, dan suka marah marah tanpa sebab keluarga klien mengatakan 2

minggu sebelumnya klien sempat tidak teratur untuk minum obatnya. Klien di

rawat kurang lebih satu bulan.klien diRumah Sakit dirawat oleh dr. muadz. setelah

klien di perbolehkan pulang klien beraktivitas kembali dengan anak istri, tetapi

keluarga mengatakan istri ke 2 ini sering menuntut dalam hal ekonomi hingga Tn

R mempunyai angan angan yang tinggi sampai tidak bisa diraih akhirnya tertekan

dan mempunyai banyak fikiran sampai bulan mei ini Tn R kambuh karena sempat

tidak minum obat teratur dan terbebani oleh ekonomi.

Tn R masuk ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur pada tanggal 09

mei 2017 dengan alasan klien bingung, suka bicara sendiri,menyendiri dikamar,

sering mendengar bisikan mengajak untuk berteriak, dan suka berbicara bernada

tinggi, klien minum obatnya tidak teratur. Klien mengatakan “saya tertekan karena

anak saya harus melanjutkan sekolah yang lebih tinggi tetapi saya tidak

mempunyai banyak uang, belum lagi istri saya menuntut saya supaya saya harus

banyak uang dan menyekolahkan anak saya sampai kuliah, saya punya angan

Page 58: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

43

angan yang tinggi saya tidak mau kalau anak saya hanya lulusan SMA seperti

saya, saya mau anak saya harus sukses harus melanjutkan sekolah ke jenjang yang

lebih tinggi dan saya harus membahagiakan istri saya dan saya harus mempunyai

uang yang banyak”

Terapi medis:

Respiredone 2mg : 3x1

Clozapine 25mg : 3x1

Heximer 2mg : 3x1

Haloperidol 2mg : 3x1

Data subjektif Data objektif

1. Klien mengatakan sering

mendengar suara suara

bisikan menyuruh untuk

teriak

2. Klien mengatakan disaat

sendiri suara suara itu

muncul

3. Klien mengatakan suara

suara itu sangat keras dan

jelas

4. Klien mengatakan suara

suara itu timbul 15 menit

5. Klien mengatakan suara

suara itu datang setiap hari

6. Klien mengatakan ketika

suara-suara itu muncul klien

berespon untuk teriak dan

menutup kuping

7. Klien mengatakan sering

marah marah tanpa sebab

8. Klien mengatakan tiba tiba

kesal

9. Klien mengatakan pernah

membanting banting barang

1. Klien tampak gelisah

2. Klien tampak menutup kuping

disaat sendiri

3. Klien tampak berbicara sendiri

4. Klien tampak tertawa sendiri

5. Klien tampak afek datar

6. Klien tampak curiga dengan

pertanyaan yang saya berikan

7. Klien tampak gelisah

8. Klien tampak menyendiri

dikamar

9. Klien tampak tidak banyak

berbaur dengan yang lain, hanya

beberapa yang dia kenal

10. Klien tampak bosan minum obat

11. Klien saat ini rawatan ke tiga

12. Klien tampak sedih

13. Klien tampak sering melihat kea

rah pintu keluar

14. Klien tampak sedih ketika ditanya

tentang keluarga

15. klien tampak minder karena dari

keluarga kurang mampu

16. klien tampak tidak dapat

Page 59: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

44

10. Klien mengatakan tidak

terlalu suka berbaur dengan

yang lain

11. Klien mengatakan hanya

beberapa orang yang dikenali

12. Klien mengatakan sering

berada di kamar untuk tidur

13. Klien mengatakan sudah 2

minggu yang lalu minum

obat tidak teratur

14. Klien mengatakan bosan

minum obat

15. Klien mengatakan

keluarganya belum

menjenguk

dukungan / support dari keluarga

3. Analisa data

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapat oleh penulis, maka didapatkan data

focus pada klien dengan halusinasi pendengaran adalah sebagai berikut :namun

untuk lebih mempermudah dalam menganalisa penulis sengaja membuat dalam

table sebagai berikut:

Nama : Tn. R

Ruangan : Bunga rampai

Usia : 55 tahun

Dx : halusinasi pendengaran

Tanggal Data focus Masalah keperawatan

23 mei 2017 Data subjektif:

Klien mengatakan sering

mendengar suara suara

bisikan dan menyuruh

untuk teriak

Klien mengatakn suara

Persepsi sensori : halusinasi

pendengaran

Page 60: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

45

suara itu timbul 5-10

menit

Klien mengatakan suara-

suara itu sangat keras dan

jelas

Klien mengatakan disaat

sendiri dikamar suara

suara itu muncul

Klien mengatakan ketika

suara itu datang klien

berespon berteriak dan

menutup kuping

Data objektif :

Klien tampak bicara

sendiri

Klien tampak gelisah

Klien tampak tertawa

sendiri

Klien tampak menutup

telinga

3 mei 201

Data subjektif:

Klien mengatakan kesal

tanpa sebab

Klien mengatakan marah

marah tanpa sebab

Klien mengatakan sering

kesal dengan anaknya jika

pulang pulang malam

Data objektif:

Klien tampak mondar

mandir

Resiko perilaku kekerasan

Page 61: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

46

Klien tampak gelisah

Klien mudah curiga saat

diberikan pertanyaan

Afek klien labil

23 mei 2017

23 mei 2017

Data subjektif:

Klien mengatakan malu

karena tidak bisa

menyekolahkan anaknya

ke jenjang yang lebih

tinggi

Data objektif

Kliem tampak sedih dan

murung

Data subjektif

Klien mengatakan tidak

banyak berbaur dengan

pasien lain

Klien mengatakan hanya

beberapa pasien saja yang

Tn R kenal dan dekat

Data objektif

Klien tampak sering

menyendiri dikamar

Klien beraktivitas dengan

Tn D untuk bermain kartu

Harga diri rendah

Isolasi sosial

Page 62: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

47

23 mei 2017 Data subjektif:

Klien mengatakan sudah 2

minggu yang lalu minum

obat tidak teratur

Klien mengatakan bosan

minum obat

Data objektif:

Klien tampak bosan

minum obat

Klien saat ini rawatan ke

dua

Regiment theraphy inefektif

23 mei 2017 Data subjektif:

Klien mengatakan

keluarganya belum

menjenguk

Data objektif:

Klien tampak sedih

Klien tampak sering

melihat kea rah pintu

keluar

Koping keluarga tidak efektif

dan menyanyi selebihnya

Tn R tidur dan menyendiri

Page 63: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

67

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas berbagai kesamaan yang terjadi antara teori yang

ada didalam landasan teoritis dengan tinjauan kasus, faktor-faktor penghambat dan

pendukung serta alternative pemecahan masalah yang ditemukan dalam melakukan

pemenuhan kebutuhan dasar Tn R dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi

selama 3 hari dari tanggal 23 mei 2017 sampai 25 mei 2017 di Rumah Sakit Jiwa

Islam Klender Jakarta Timur. Sesuai dengan konsep dasar tahap-tahap dalam proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian,diagnose,pencencanaan dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian

terdiri dari atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.

(Budi Anna Keliat, 2006). Didalam pengkajian secara bio,psiko sosial, spiritual, dan

banyak menemukan kesulitan atau hambatan karena klien sering berubah mood.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari data status sudah tampak jelas alasan

masuk klien yaitu didaptkan klien masuk dengan suka mendengar suara sura bisikan,

perintah, berbicara sendiri, tertawa sendiri. Dirumah lebih dari satu hari klien tidak

bisa mengontrol halusinasi dan emosinya sampai akhirnya membanting banting

barang, klien sering terlihat gelisah dan labil. Ini sesuai dengan tingkah laku yang

sering terjadi pada klien gangguan persepsi sensori : halusinasi dalam tinjauan teoritis

untuk faktor predisposisi terdapat 5 hal yang mempengaruhi perkembangan,

sosiokultural, biokimia, psikologis, faktor genetic,dan pola asuh.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 mei 2017 dengan bertujuan untuk

mengumpulkan data agar diketahui permasalahannya yang terjadi pada pasien. Dalam

proses ini pengambilan data penulis selalu mengadakan pertemuan dengan pasien

untuk mendapatkan data melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan

pasien, melihat status dan informasi dari perawat ruangan dan keluarga pasien.

Page 64: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

68

Pengkajian disesuaikan dengan format pengkajian yang telah dibahas oleh pihak

institusi dan pihak Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur

Adapun pengkajian pada pemenuhan kebutuhan dasar meliputi Faktor Predisposisi,

Faktor Presipitasi, perilaku, mekanisme koping. Faktor predisposisi pada teori

meluputi biologis,psikologis,sosialkultutal. Pada kasus ini Tn R terjadi karena faktor

psikologis yaitu terbebani dengan angan-angan yang tinggi yang tidak bisa di capai.

Faktor presipitasi yang di terjadi pada Tn R status intelktual yaitu adanya

penurunan fungsi ego, pikiran yang tidak realistis

Untuk tanda dan gejala klien yang muncul pada teori halusinasi pendengaran: pasien

mendengar suara-suara, kegaduhan atau perintah yang tidak nyata, berbicara sendiri,

menutup telingannya, ketakutan/ditakuti ( Sulistiawati, 2009 ) perilaku pada Tn R

sesuai dengan teori yaitu: mendengar suara-suara perintah untuk berteriak, berbicara

sendiri, dan menutup telinganya, sehingga penulis menemukan kesamaan antara teori

dan kasus.

Mekanisme koping yang ada pada masalah gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran yang terdapat pada teori adalah regresi, proyeksi, dan menarik diri

(Ernawati dalami, 2009) sedangkan mekanisme koping yang digunakan pada Tn R

menarik diri pergi atau menghindar dari sumber stressor, mengisolasi diri.

Faktor pendukung yang penulis rasakan selama pengkajian penulis mendapatkan

informasi dari keluarga klien untuk mengklarifikasi data pengkajian yang didapat.

Faktor penghambat klien tidak terlalu kooperatif klien hanya menceritakan masa

yang akan datang,klien tidak pernah menceritakan masa lalunya

Solusinya penulis harus lebih ekstra untuk berkomunikasi,dan membina trust yang

baik dengan klien sehingga klien bersedia untuk berinteraksi dengan perawat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah penilaian teknik mengenai respon individu dan

keluarga, masalah kesehatan atau proses kehidupan atau actual maupun potensial (

NANDA, 2001)

Page 65: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

69

Pada pembahasan teori ini didapatkan diagnose keperawatan gangguan persepsi

sensori : halusinasi, resiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, dan

pada kasus ini didapatkan diagnose tambahan seperti regiment teraphy inefektif dan

koping keluarga tidak efektif.

Penulis menetapkan masalah utama Tn R adalah gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran karena didasarkan pada alasan masuk dan data yang didapat

dari hasil pengkajian,status dan keluarga kalau pasien sering mendengar suara suara

perintah untuk berteriak, berbicara sendiri, tertawa sendiri. Selain itu penulis

menetapkan hal tersebut menjadi masalah utama karena jika tidak ditangani pasien

akan mengalami resiko perilaku kekerasan. Adapun diagnose keperawatan ditemukan

sebagai berikut :

1. Penulis memunculkan diagnose pertama yaitu gangguan persepsi sensori :

halusinasi pendengaran karena berdasarkan hasil observasi klien sering, berbicara

sendiri,menutup telinganya, mendengar suara suara perintah untuk berteriak

2. Pada diagnose kedua yaitu resiko perilaku kekerasan karena berdasarkan

observasi klien sering tampak marah marah sendiri

3. Pada diagnose ketiga yaitu: isolasi sosial karena pasien menarik diri tidak mau

berbincang dengan yang lain

4. Pada diagnose keempat yaitu harga diri rendah karena pasien malu tidak bisa

menyekolahkan anaknya sampai universitas

5. pada diagnose kelima yaitu regiment teraphy inefektif karena berdasarkan data

klien, klien sebelumnya pernah dirawat diRumah Sakit Islam Jiwa Klender Jakarta

Timur Tahun 2016

6. pada diagnose keenam yaitu koping keluarga tidak efektif karena berdasarkan data

klien, keluarga klien terutama istri dan anaknya tidak mau ikut campur dengan

keadaan Tn R sekarang dan selama klien diRs keluarga belum ada yang

menjenguk.

Faktor pendukung: Tersedianya diagnose nanda sehingga diagnose ini bisa di

tegakan

Faktor penghambat: Yang penulis rasakan penulis menemukan kesenjangan antara

diagnose teori dan diagnose kasus seperti regiment teraphy in efektif dan koping

keluarga tidak efektif

Page 66: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

70

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan adalah rencana tindakan keperawatan yang merupakan serangkaian

tindakan yang dapat mencapai tujuan khusus. Dalam hal ini perencanaan disusun

berdasarkan diagnose yang telah dibuat dan perencanaan-perencanaan yang dibuat

sebisa mungkin dilakukan oleh penulis dan perawat ruangan. ( Budi Anna Keliat,

2009 ).

Antara perencanaan pada teori dan kasus tidak banyak perbedaan yang berarti penulis

membuat perencanaan untuk setiap diagnose. Namun pada teori ini hanya 3

perencanaan dan pada kasus hanya terdapat 1 perencanaan. Setelah dilakukan

pengkajian muncul diagnose tetapi yang diambil hanya 3 diagnosa dan tiga

perencanaan.

Faktor pendukung : penulis mengacu pada standar asuhan keperawatan yang sudah

dilakukan dan sumber-sumber buku yang ada.

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pelaksanaan keperawatan pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka

kontrak dengan klien dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan.

Pelaksanaan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan

(Ernawati, Dkk, 2009 )

Pada tahap pelaksanaan melaksanakan satu daignosa saja dari enam diagnose yang

ditemukan pada kasus yaitu gangguan persepsi sensori : halusinasi. Penulis hanya

melakukan Sp 3 saja. Pada hari pertama tanggal 23 mei 2017, penulis melakukan

pelaksanaan keperawatan pada Sp 1 point 1-8 yaitu mendiskusikan jenis halusinasi

pasien, mendiskusikan isi halusinasi, mendiskusikan waktu halusinasi datang,

mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien, mendiskusikan situasi yang menimbulkan

halusinasi,mendiskusikan respon pasien terhadap halusinasi, menganjurkan pasien

memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian. Dan perawat

memberikan teraphy Resperindone 2mg, clozapine 25mg, hexamer 2mg, haloperidol

5mg. pada hari kedua pada tanggal 24 mei 2017.

Page 67: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

71

Penulis melakukan implementasi pasa Sp I point 1-8 dan melakukan Sp II point 1-3

yaitu mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan

menghardik, melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakpa-cakap

dengan orang lain, menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan

harian.klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, klien mampu

mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap cakap dengan orang lain, klien

mampu memasukan dalam jadwal kegiatan harian dan perawat memberika teraphy

Resperidone 2mg, clozapine 2mg, hexamer 2mg, haloperidol 5mg. pada hari ketiga 25

mei 2017 penulis melaukan implementasi keperawatan pada Sp III pont 1-3 yaitu

mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik

dan bercakap-cakap denga orang lain, melatih pasien mengendalikan halusinasi

dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien), menganjurkan

pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.sedangkan penulis tidak melakukan

implementasi pada diagnosa gangguan konsep diri: Harga diri rendah karena

terbatasnya waktu

Faktor pendukung: Perawat dapat melakukan Sp I,II,III halusinasi sesuai dengan

protap dan pasien kooperatif

Faktor penghambat: Penulis tidak bisa melaksanakan Sp IV halusinasi,Sp keluarga

halusinasi, TAK halusinasi dan tidak melakukan sp gangguan konsep diri: harga diri

rendah dikarenakan terhambatnya waktu

Solusinya: Penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk melakukan TAK

dihari berikutnya

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien, evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap

tindakan yang dilakukan. Evaluasi dapat dibagi 2 jenis yaitu evaluasi proses atau

formatif dilakukan sesuai melaksanakan tindakan. Evaluasi umum dan tujuan khusus

yang telah ditentukan. ( Ernawati, Dkk, 2009 ).

Penulis melakukan evaluasi pada kasus diagnose gangguan persepsi sensori :

halusinasi pada hari selasa tanggal 23 mei 2017 Sp I point 1-8 yaitu pasien dapat

mengenal halusinasi, isi halusinasi, waktu halusinasi, frekuensi halusinasi, situasi

yang menyebabkan halusinasi, dan pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara

Page 68: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

72

menghardik halusinasi yang akan dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian. Pada

hari rabu tanggal 24 mei 2017 Sp II point 1-3 yaitu ketika dievaluasi pasien dapat

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, pasien mampu mengendalikan

halusinasi dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain, dan pasien mampu

memasukan jadwal kegiatan harian untuk Sp III pint 1-3 pada tanggal 25 mei 2017

yaitu pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, mengendalikan

dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain, dan mengendalikan halusinasi

dengan melakukan kegiatan harian yang biasa pasien lakukannya.

Faktor pendukung: Di evaluasi ini dengan adanya teori untuk mengevaluasi pasien

halusinasi dan klien pun tampak mampu mengenal halusinasi dan mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, dan

melakukan kegiatan yang bermanfaat. Penulis memotivasi klien untuk rutin dalam

minum obat sehingga tidak terjadi regiment teraphy inefektif

Faktor penghambat: Penulis tidak bisa melakukan Sp IV, Sp keluarga, dan TAK

dikarenakan terhambatnya waktu

Solusinnya: Penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk memberikan

motivasi sesuai tindakan selanjutnya.

Page 69: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis membandingkan dalam landasan teori dengan laporan kasus

pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan secara menyeluruh. Penulis

memberikan pemenuhan kebutuhan dasar kepada Tn R dengan masalah gangguan

persepsi sensori halusinasi pendengaran yang dilakukan diRumah Sakit Jiwa Islam

Klender Jakarta Timur mulai dari tanggal 23 mei 2017 sampai 25 mei 2017 secara

promotif, preventif, dan kuratif melalui asuhan keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian yang dilakukan kepada Tn R yang perlu

diperhatikan adalah faktor predisposisi, faktor presipitasi, perilaku dan mekanisme

koping yang digunakan oleh pasien. Dimana pada Tn R predisposisinya terjadi

karena psikologis sejak klien menikah dengan istri pertama klien sering kali

melamun dan kesurupan.

Faktor presipitasi klien mempunyai angan angan yang tinggi yang sulit untu

dicapai karena keadaan ekonominya yang masih rendah. Mekanisme koping yang

digunakan oleh Tn R yaitu menarik diri dengan cara pergi atau menghindar,

mengisolasi diri, melamun hingga tidak mau bercengkraman dengan orang lain.

2. Diagnosa keperawatan

Terdapat persamaan antara teori dan kasus yaitu diagnose yang muncul pada teori

dengan masalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi adalah masalah resiko

perilaku kekerasan. Sedangkan pada diagnose kasus terdapat 6 diagnosa yaitu:

resiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, regiment teraphy

inefektif dan koping keluarga tidak efektif.

3. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan dibuat sesuai rencana tindakan yang ada pada

pasien dengan gangguan persepsi halusinasi. Penulis merumuskan perencanaan

sesuai dengan masalah keperawatan yang prioritas pada pasien dengan masalah

Page 70: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

74

gangguan persepsi sensori: halusinasi. Dalam perencanaan ini agar terlaksana

dengan baik maka diperlukan kerjasama atau dukungan dari pasien, dan juga

perawat ruangan.

4. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya penulis hanya bisa melakukan implementasi pada kasus

Tn R hanya diangnosa pertama dari Sp I point 1-8 mendiskusikan jenis halusinasi

pasien, mendiskusikan isi halusinasi, mendiskusikan waktu halusinasi,

mendiskusikan frekuensi halusinasi, mendiskusikan respon pasien terhadap

halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

halusinasi, menganjurkan pasien memasukan cara menghardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian. Respon pasien pada Sp I point 1-8 pasien mengatakan “

saya dapat mengetahui jenis,isi,waktu,dan situasi ketika halusinasi itu datang,saya

dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi dan saya akan

memasukan kedalam jadwal kegiatan harian saya.

Pada Sp II point 1-3 yaitu mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol

halusinasi dengan menghardik, melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan

cara bercakap-cakap dengan orang lain, menganjurkan pasien memasukan dalam

jadwal kegiatan harian. Respon pasien pasa Sp II point 1-3 pasien mengatakan “

saya dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, saya dapat

mengendalikan halusinasi dengan cara berbincang bincang dengan orang lain, dan

saya dapat memasukan di jadwal kegiatan harian.

Pada Sp III point 1-3 yaitu mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol

halusinasi dengan menghardik dan bercakap-cakap dengan orang lain, melatih

pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan ( kegiatan yang

biasa dilakukan pasien ), menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan

harian. Respon pasien pada Sp III point 1-3 pasien mengatakan “ saya dapat

mengontrol halusinasi dengan cara menhardik, bercakap-cakap dengan orang lain,

saya mengendalikan halusinasi dengan cara kegiatan yang saya lakukan contoh,

bermain kartu, memainkan alat musik seperti gitar dan saya dapat memasukan

kedalam jadwal kegiatan harian. Dan selama 3 hari perawat memberi therapy

Resperindone 2 mg, holaperidone 5 mg, hexamer 2 mg, cloazapine 2mg pada saat

makan siang.

Page 71: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

75

5. Evaluasi

Evaluasi yang ditunjukan oleh pasien berdasarkan hasil observasi panulis, pasien

sudah mengalami perkembangan. Hal ini bisa dilihat pada diagnose pertama

sesuai dengan tujuan khusus yang tercapai yaitu pasien dapat mengontrol

halusinasi dengan cara mengahardik halusinasi, menutup telinagnnya dan berkata

“itu suara palsu saya tidak mau dengar, pergi pergi saya tidak mau dengar “

B. Saran

Melalui karya tulis ini, penulis ini ingin memberikan saran agar pemenuhan

kebutuhan dasar yang diberika n pada gangguan jiwa dapat lebih optimah yaitu

antara lain:

1. Perawat ruangan:

a. Perawat harus lebih berusaha untuk menghubungi keluarga klien untuk

mengklarifikasi data pengkajian klien.

b. Penulis dan perawat harus lebih ekstra untuk berkomunikasi, dan membina

trust yang baik dengan klien sehingga klien bersedia untuk berinteraksi dengan

perawat.

c. Perlu diciptakan rasa saling percaya antara pasien dan perawat, perawat

ruangan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pasien agar terjalin

hubungan yang harmonis terhadap perawat dan pasien, serta dapat

melanjutkan rencana yang terlaksanakan.

d. Perawat lebih mengintensifkan pasien untuk mengikuti kegiatan TAK.

2. Keluarga:

a. Sebaiknya untuk keluarga harus berperan untuk mendukung secara aktif pada

upaya minum obat teratur karena keluarga merupakan pendukung bagi pasien

yang dapat mempercepat penyembuhan pasien sendiri.

b. Keluarga hendaknya menerima pasien dengan apa adanya dan memotivasi

pasien untuk kesembuhannya dan ikhlas menerima masalah ini.

c. Anggota keluarga yang hendaknya untuk bisa berempati kepada salah satu

anggota keluarga sehingga tidak terjadi misskomunikasi pada pasien.

Page 72: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

76

3. Institusi pendidikan:

Institusi dapat lebih memberikan waktu yang diberikan kepada mahasiswa

ditambah agar dapat membuat karya tulih ilmiah yang lebih optimah sehingga

sesuai yang diharapkan.

4. Pasien

Diharapkan pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara mengardik,

mendealikan halusinasi dengan cara berbincang-bincang dengan orang dan

melakukan kegiatan yang bermanfaat yang telah diajarkan oleh perawat.

Page 73: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

73

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz, (2006). Kebutuhan dasar manausia. jakarta: salemba medika.

Dalami Ernawati Dkk. (2009) . Asuhan keperawatan klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:

Trans Info Medika.

Keliat, Budi. 2008. Model praktek keperawatan professional Jiwa. Jakarta: EGC.

Keliat, Budi A. 2014. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok Jakarta: EGC.

Kusumawati, Farida &Yudi, Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:

Salemba Medika.

Sundeen dan Stuart. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Viedebeck, Sheila. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Page 74: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

74

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWTAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat :Rumah Sakit Islam Jiwa Klender

Tanggal rawat :23 mei 2017

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial klien : Tn R

Jenis kelamin : Laki laki

Umur : 55thn

Status : menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

RM No : 00 54 23

Diagnose medis : skizofrenia paranoid

Sumber informasi : klien dan perawat

II. ALASAN MASUK

Klien masuk karena bingung, suka berbicara sendiri,seing mendengar suara suara

menyuruh untuk teriak sampai akhirnya klien suka marah marah tanpa sebab,akhirmya

keluarga membawa Tn R ke rumah sakit jiwa islam klender

Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

III. FAKTOR PREDISPOSISI

Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya pada tahun 2015 dan klien pernah

mengalami kesurupan sebelum di bawa ke RS klien sering kali mendengara suara-suara

perintah untuk berteriak dan klien sering marah tanpa sebab. Faktor predisposisi pada Tn

R terjadi karena Tn R tidak mampu untuk menggapai angan-angan yang Tn R harapkan,

Tn R terbebani dengan masalah ekonomi yang bercita-cita menyekolahkan anaknya ke

perguruan tinggi tetapi klien tidak mampu untuk menyekolahkannya karena ekonomi

yang tidak mencukupi.

Masalah keperawatan: Regiment teraphy inefektif

Page 75: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

75

IV. FISIK

Tanda-tanda vital: TD : 120/80 Mmhg, nadi: 80x/mnt, sh: 36, RR: 20x/mnt, ukur: Tb:

170cm, BB: 60Kg

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSISAL

1. Genogram

Tn R Ny I

An. I

14 THN

An G

12 THN

Ny

.n

Page 76: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

76

2. Konsep diri

a. Gambaran diri: klien menyukai seluruh bagian tubuhnya karena tubuhnya tidak

ada kecacatan

b. Identitas : klien dikeluarganya sebagai ayah dan mempunyai anak 3 dan Tn R

sudah pensiun

c. Peran : klien berperan sebagai ayah untuk anak2nya dan berperan sebagai suami

untuk istrinya, klien tidak bekerja.

d. Ideal diri : klien berharap ingin mempunyai penghasilan lagi dan menyekolahkan

anaknya ke jenjang yang lebih tinggi

e. Harga diri : klien merasa sedih karna belum bisa membahagiakan anak dan

istri,dan sedih tidak bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi

Masalah keperawatan: gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Hubungan sosial

a. Orang yang sangat berarti: anak dan istri

b. Peran serta dalam masyarakat: tidak ada

c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: tidak ada

Masalah keperawatan: tidak ada

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan: klien mengatakan tidak dan merasa baik baik saja

b. Kegiatan ibadah: sholat dan berdoa

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

dari hasil observasi cara berpakaian Tn R tampak rapi, tidak terbalik, gigi tampak

bersih, mulut tidak tercium bau, rambut klien terlihat rapi, klien mengatakan mandi

3x1 sehari

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan

Saat interaksi klien tampak bicara lambat, klien kurang mampu memulai

pembicaraan, klien kooperatif dan jika terlalu banyak pembicaraan klien terlihat

inkoheren

Masalah keperawatan: Isolasi sosial

Page 77: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

77

3. Aktivitas motorik

Aktifitas motoric klien pada saat interaksi terlihat lesu dan gelisah

Masalah keperawatan: Isolasi sosial dan gangguan persepsi sensori halusinasi

4. Alam perasaan

Alam perasaan, klien tampak sedih dan dank lien mengatakan risih dari bisikan-

bisikan yang ia dengar sehingga klien menghindar dari perawat saat sedang

wawancara.

Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi

5. Afek

Afek klien tampak datar

Masalah keperawatan: Isolasi sosial

6. Interaksi selama wawancara

Klien tampak kooperatif, namun saat berinteraksi kontak mata klien kurang

Masalah keperawatan: Isolasi sosial

7. Persepsi

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara perintah untuk berteriak. Klien

mengatakan halusinasinya tiap saat sedang sendiri terutama pada siang,dan malam

klien mengatakan halusinasinya muncul sekitar 5-10 menit dan klien pada saat

mendengar suara-suara itu muncul ia merasa terganggu menjadi gelisah.

Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi

8. Proses pikir

Pembicaraan klien saat diwawancarai tampak menjawab pertanyaan terkadang suka

tidak nyambung atau tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi

9. Isi pikir

Klien merasa dirinya berasal dari keluarga baik

Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi

10. Tingkat kesadaran

Saat interaksi kesadaran klien baik, saat ditanya waktu klien mengatakan hari ini hari

selasa tanggal 23 mei 2017 dan saat ditanya tempat klien mengatakan saat ini ia

berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender, dan saat ditanya untuk menyembutkan

nama-nama pasien lainnya yang ada di dekatnya klien tampak salah menyebutkan

nama-nama pasien lainnya.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah

Page 78: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

78

11. Memori

Gangguan jangka panjang, jangka pendek dan saat ini tidak ada masalah yaitu klien

mampu mengingat dibawa ke Rumah Sakit mampu menyebutkan nama dokter yang

merawatnya, pengalaman masa lalunya ketika bekerja di yakes Telkom

Masalah keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan.

12. Tingkat konsentrasi, berhitung, dan kemampuan penilaian

Klien mampu berhitung sederhana yaitu mulai dari angka

1-20 dan mampu berhitung sulit sekalipun yaitu 5x5=25, 10+10=20, klien tampak

serius mendengarkan pembicaraan atau pertanyaan perawat. Selama interaksi klien

terkadang suka melakukan blocking dan mudah beralih. Pada saat melakukan

pengkajian klien mampu mengambil keputusan sederhana, ketika diberi pilihan untuk

makan dulu baru mandi atau mandi dulu baru makan, menurut klien lebih baik mandi

dulu baru makan supaya bersih dan nyaman saat makan.

Masalah keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan.

VII. KEBUTUHAN KLIEN PULANG

Nafsu makan klien baik, tidak ada pantangan makanan dank lien selalu menghabiskan

porsi makanannya, pola makan klien teratur 3x sehari, pola eliminasi klien baik tidak

ada masalah dalam kebersihan dalam eliminasi.

VIII. ASPEK M EDIS

Diagnose medic

- Skizofrenia paranoid

Terapi medic

- Risperidone 2mg 3x1

- Clozapine 2mg 3x1

- Heximer 2mg 3x1

- Holaperidol 5mg 3x1

Page 79: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

79

Strategi

Tindakan Keperawatan Klien Dengan

Persepsi Sensori : Halusinasi

Masalah : Halusinasi pendengaran

Pertemuan : Ke 1 (satu)

Hari/tanggal : selasa, 23 mei 2017

SP : 1

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Data subjektif :

Klien mengatakan mendengar suara suara perintah untuk berteriak

Klien mengatakan sekitar 5-10 menit suara timbul

Klien mengatakan disaat sendiri suara itu datang

Klien mengatakan suara itu datang pada siang dan malam

Data objrktif :

Klien tampak berbicara sendiri

Klien tampak tertawa sendiri

Klien tampak gelisah

Klien tampak menutup kuping disaat sendiri

2. Diagnose keperawatan

Persepsi sensori : halusinasi pendengaran

3. Tujuan khusus

Tujuan umum : klien dapat mengotrol halusinasi yang dialaminya

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengenal halusinasi

3. Klien dapat mengontrol halusinasi

4. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi

Page 80: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

80

5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan keperawatan

1. Mendiskusikan penyebab halusinasi

2. Mendiskusikan tanda dan gejala

3. Mendiskusikan akibat halusinasi

4. Mendiskusikan mengenal halusinasi

5. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik

halusinasi

6. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi pelaksanaan

1. Orientasi

Salam terpeuitik

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya rizqa panggil saja riska saya

mahasiswi dari universitas muhamadiyah Jakarta jurusan akper yang akan

merawat bapak. Disini bpk

Evaluasi/ Validasi

Bagaimana perasaan Tn R hari ini ? apa keluhan Tn R saat ini ? apakah

mendengar suara suara yang ditidak berwujud ?

Kontrak

- Topic

Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini Tn R

dengar tetapi tak tampak wujudnya

- Waktu

Berapa lama Tn R bersedia?

- Tempat

Tempatnya disini saja ya ?

- Tujuan

Page 81: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

81

Tujuan kita berbincang bincang agar dapat mengetahui suara suara yang

Tn R dengar, mengetahui apa itu halusinasi, jenis jenis halusinasi dan

mengontrol halusinasi

2. Tahap Kerja

Apakah Tn R mendengar suara tanpa ada ujudnya ? apa yang dikatakan suara itu ?

apakah terus menerus terdengar atau sewaktu waktu ? kapan yang paling sering

Tn R dengar suara ? berapa kali sehari Tn R alami ? pada keadaan apa suara itu

terdengar ? apakah pada waktu sendiri ? apakah yang Tn R rasakan pada saat

mendengar suara itu ? apakah yang Tn R rasakan pada saat mendengar suara itu ?

apa yang Tn R lakukan saat mendengar suara suara itu muncul ? apakah dengan

cara itu suara suara ittu hialang ? bagaimana kalau kita belajar cara cara untuk

mencegah suara suara itu mucul ?

“Tn R ada empat cara untuk mencegah suar suara itu muncul. Pertama dengan

cara menghardik suara tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang

lain. Ketiga dengan cara melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang

keempat minum obat dengan teratur”

“bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”

“caranya sebagai berikut: saat suara suara itu muncul, langsung Tn R bilang pergi

saya tidak mau dengar,…saya tidak mau dengar.kamu suara palsu.begitulah

diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Tn R peragakan, nah

begitu, bagus,coba lagi,ya bagus Tn R sedah mengerti dan bisa.

3. Tahap terminasi

Evaluasi

DS: Bagaimana perasaan Tn R setelah tahu cara keempat tadi dan melakukan

peragaan cara pertama?

DO: Coba Tn R sebutkan empat cara untuk mencegah suara suara itu muncul?

Rencana tindak lanjut

Kalau sewaktu waktu suara itu muncul saya harapkan Tn R dapat melakukan

cara empat tadi. bagaimana kalau kita buat jadwal latihan menghardik

halusinasi ?

Page 82: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

82

Kontrak yang akan datang

Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan mengendalikan suara-

suara dengan cara yang kedua ? jam berapa ?bagaimana kalau nantio siang jan

13.00 disini lagi ya tempatnya? Baiklah, sampai jumpa assalamualaikum

Page 83: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

83

Strategi pelaksanaan

Tindakan keperawatan klien dengan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

Masalah : Halusinasi pendengaran

Pertemuan : ke 2

Hari/tanggal : Rabu, 24 mei 2017

Sp : 2

A. Proses keperawtan

1. Kondisi klien

Data subjektif:

Klien mengatakan masih mendengar suara-suara perintah untuk berteriak

Klien mengatakan suara itu muncul pada saat siang dan malam

Klien mengatakan suara itu datang saat sendiri dikamar

Klien mengatakan merasa terganggu dengan suara suara itu

Data objektif:

Klien tampak melamundan menyendiri

Klien tampak bicara sendiri

Klien klien tampak tertawa sendiri

2. Diagnose keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

3. Tujuan khusus

Tujuan umum:

- klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya

Tujuan khusus:

6. Klien dapat mengenal halusinasi

7. Klien dapat mengontrol halusinasi

8. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi

9. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Page 84: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

84

4. Tindakan keperawatan

1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan

menghardik

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain

3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi pelaksanaan

1. Orientasi

Salam terapeutik

Assalamualaikum Tn R masih ingat dengan saya ?. Sesuai janji kita kemaren saya

akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain. Kita akan latih selama 20 menit

Evaluasi / validasi

bagaimana perasaan Tn R hari ini ?apakah suara suaranya masih muncul ? apakah

sudah dipakai cara yang kita latih ? berkurangkan suara-suara nya/bagus.

Kontrak

a. Topic

Sesuai janji kita kemaren saya akan latih cara kedua untuk mengontrol

halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

b. Tempat

Tempatnya disini saja ya ?

c. Waktu

Kita akan latih selama 20 menit bagaimana setuju?

d. Tujuan

2. Tahap kerja

“cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan

bercakap-cakap dengan orang lain, jadi kalau Tn R mulai mendengar suara-suara

langsung saja cari teman untuk diajak mengobrol. Minta teman untuk mengobrol

dengan Tn R contohnya begini: tolong, saya mulai mendengar suara suara, ayo

ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalkan anak istri katakan:

nak/bu, ayo ngobrol dengan Tn R. Tn R sedang dengar suara-suara. Begitu Tn R.

Page 85: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

85

coba Tn R lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus ! coba sekali lagi?

Bagus, nah, latih terus yaah Tn R.

3. Tahap terminasi

evaluasi

a. Ds : bagaimana perasaan Tn R setelah lahitan cara kedua ini ?

b. Do: jadi sudah ada beraba cara yang Tn R pelajari untuk mencegah suara

suara itu ?

4. Rencana tindak lanjut

Kalo sewaktu waktu suara itu datang kembali saya harapka Tn R dapat melakukan

cara tersebut, bagaiman kalu kita buat jadwal untuk berbincang-bincang dengan

orang lain ?

5. Kontrak yang akan datang

Bagaiman kalu kita bertemu kembali untuk belajar dan melatih kegiatan Tn R

supaya lebih bermanfaat dan dan bisa mengendalikan halusinasi dengan

melakukan kegiatan kegiatan yang biasa Tn R lakukan. Jam berapa Tn R bersedia

? temapatnya mau diman ? baiklah sampai jumpa, assalamualaikum.

Page 86: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

86

Strategi Pelaksanaan

Tindakan keperawatan klien dengan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

Masalah : Halusinasi pendengaran

Pertemuan : ke 3

Hari/tanggal : kamis, 25 mei 2017

Sp : 3

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Data subjektif :

Klien mengatakan masih suka mendengar suara suara perintah untuk

berteriak

Klien mengatakan suara itu muncul disaat sendiri

Klien mengatakan sekitar 5-10 menit suara itu datang

Data objektif :

Klien tampak melamun dan menyendiri

Klien tampak menutup kuping dengan bantal

Klien tampak berbicara sendiri

2. Diagnose keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

3. Tujuan khusus

Tujuan umum :

- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara ketiga : melaksanakan

aktivitas terdajwal

4. Tindakan keperawatan

1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan

menghardik,dan bercakap cakap dengan orang lain

Page 87: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

87

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan

yang biasa dilakukan pasien

3. Menganjurkan pasien memasukan jadwal kegiatan harian

B. Strategi pelaksanaan

1. Orientasi

Salam terapeutik

Assalamualaikum Tn R masih ingat dengan saya ? sesuai janji kemaren kita

akan melakukan cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan

kegiatan yang biasa dilakukan

Evaluasi / validasi

Bagaimana perasaannya hari ? apakah masih mendengar suara suara itu ?

apakah sudah dipakai dua cara yang kita telah latih ? bagaimana hasilnya ?

bagus !

Kontrak

Topik

Sesuai janji kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi

yaitu melakukan kegiatan terjadwal

Tempat

Mau dimana kita bicara ? disini saja ?

Waktu

Berapa lama kita bicara ? bagaimana kalau 30 menit ? baiklah

Tujuan

2. Tahap kerja

Apa saja yang biasa Tn R lakukan ? pagi pagi apa kegiatannya, terus jam

berikutnya ? wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari

ini. Bagus sekali Tn R bisa l 5akukan. Kegiatan ini dapat Tn R lakukan untuk

mencegah suara suara tersebut muncul.

3. Tahap terminasi

Bagaimana perasaan Tn R setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk

mencegah suara-suara ? bagus sekali! Coba sebutkan tiga cara yang telah kita

latih untuk mencegah suara suara. Bagus sekali. Mari kita masukan dalam

jadwal harian Tn R coba lakukan sesuai jadwal ya!

Page 88: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

88

Evaluasi

a. Ds : bagaimana perasaan Tn R setelah kita bercakap-cakap cara ketiga

untuk mencegah suara suara ?

b. Do : coba sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah suara

suara itu datang

4. Rencana tindak lanjut

Kalua sewaktu-waktu suara itu datang kembali saya harapkan Tn R dapat

melakukan kegiatan kegiatan yang biasa bapak lakukan yang bermanfaat

5. Kontrak yang akan datang

Klien mampu melakukan sp yang telah di ajarkan oleh perawat serta

mengikuti kegiatan secara rutin diruangan.

Page 89: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

89

Jadwal kegiatan harian

No Waktu Acara Kegiatan 23 mei 2017 24 mei 2017 25 mei 2017

M B T M B T M B T

1

05.00-06.00 Bangun pagi,sholat

subuh

√ √ √

2

07.00 Sarapan pagi +

minum obat

√ √ √

3

08.00-09.00 Senam setiap hari

selasa- jumat

√ √ √

4

09.00-10.00 Bermain kartu +

Bernyanyi

√ √ √

5

10.00-12.00 tidur √ √ √

6

12.00 Sholat, makan siang

+ minum obat

√ √ √

7

13.00 Berbincang dengan

perawat

√ √ √

8

14.00 Tidur √ √ √

9

15.00-17.00 Bermain kartu +

mandi

√ √ √

10

20.00 Tidur √ √ √

Page 90: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL DAN

90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data pribadi

Nama : Rizqa Asfiyatul Mubaroq

Tempat tanggal lahir : Bogor, 31 Agustus 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : Cipinang besar utara, prumpung tengah rt 004 rw 05

Jatinegara Jakarta timur

B. Riwayat pendidikan

1. SDN Muhara 01 : 2001 - 2006

2. SMP Bantarjati yasmen : 2007 - 2009

3. SMA PLUS PGRI Cibinong : 2010 - 2013

4. Program DIII Keperawatan FIK UMJ : 2014 - 2017