140
1 Pengantar Pengantar T antangan pembangunan pertanian ke depan semakin berat mengingat makin beragamnya masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi dan melepaskan diri dari jeratan kemiskinan. Perubahan iklim global, isu lingkungan, perdagangan bebas, degradasi lahan, konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian, fragmentasi lahan, perkembangan hama dan penyakit tanaman, lemahnya modal petani, dan menurunnya minat generasi muda berusaha di bidang pertanian adalah masalah aktual yang perlu segera dipecahkan. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi menuntut penyediaan produk pertanian dalam jumlah yang cukup secara berkelanjutan. Pengalaman selama ini menunjukkan sebagian besar masalah yang dihadapi petani di lapangan dapat diatasi dengan penerapan teknologi. Mengacu kepada target empat sukses Kementerian Pertanian 2010-2014, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terus bekerja keras untuk menghasilkan inovasi teknologi yang mampu mengatasi masalah usaha tani. Pada tahun 2012 telah dihasilkan berbagai inovasi teknologi, antara lain pengelolaan lahan, varietas unggul baru, teknologi budi daya dan pascapanen berbagai komoditas pertanian, mekanisasi, inovasi kelembagaan, dan alternatif kebijakan pembangunan pertanian. Laporan ini memuat sebagian informasi inovasi teknologi dan kelembagaan yang dihasilkan melalui penelitian dalam tahun 2012 yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan pertanian. Laporan tahunan ini juga sekaligus sebagai pertanggungjawaban Badan Litbang Pertanian dalam pengelolaan sumber daya penelitian yang didanai dari APBN 2012. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan pertanian serta penyusunan Laporan Tahunan 2012 Badan Litbang Pertanian disampaikan penghargaan dan terima kasih. Jakarta, Februari 2013 Kepala Badan, Dr. Haryono

Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Teknologi 2012 1

Pengantar

Pengantar

Tantangan pembangunan pertanian ke depan semakin beratmengingat makin beragamnya masalah dan kendala yang dihadapi

petani dalam berproduksi dan melepaskan diri dari jeratan kemiskinan.Perubahan iklim global, isu lingkungan, perdagangan bebas, degradasilahan, konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian,fragmentasi lahan, perkembangan hama dan penyakit tanaman,lemahnya modal petani, dan menurunnya minat generasi mudaberusaha di bidang pertanian adalah masalah aktual yang perlu segera

dipecahkan. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi menuntut penyediaanproduk pertanian dalam jumlah yang cukup secara berkelanjutan.

Pengalaman selama ini menunjukkan sebagian besar masalah yang dihadapi petani dilapangan dapat diatasi dengan penerapan teknologi. Mengacu kepada target empat suksesKementerian Pertanian 2010-2014, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terus bekerjakeras untuk menghasilkan inovasi teknologi yang mampu mengatasi masalah usaha tani. Padatahun 2012 telah dihasilkan berbagai inovasi teknologi, antara lain pengelolaan lahan, varietasunggul baru, teknologi budi daya dan pascapanen berbagai komoditas pertanian, mekanisasi,inovasi kelembagaan, dan alternatif kebijakan pembangunan pertanian.

Laporan ini memuat sebagian informasi inovasi teknologi dan kelembagaan yang dihasilkanmelalui penelitian dalam tahun 2012 yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunanpertanian. Laporan tahunan ini juga sekaligus sebagai pertanggungjawaban Badan LitbangPertanian dalam pengelolaan sumber daya penelitian yang didanai dari APBN 2012.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian dan pengembanganpertanian serta penyusunan Laporan Tahunan 2012 Badan Litbang Pertanian disampaikanpenghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Februari 2013

Kepala Badan,

Dr. Haryono

Page 2: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan2

Inovasi Teknologi 2012Perubahan iklim yang ditandai oleh terjadinya iklim ekstrem dengan frekuensi yangberlebihan telah dirasakan dampaknya di berbagai belahan dunia. Curah hujan tinggiyang menyebabkan banjir dan tanah longsor, misalnya, telah menerjang sebagianarea pertanian dan permukiman di beberapa daerah. Di kawasan pesisir, naiknyapermukaan laut sebagai dampak dari perubahan iklim telah merendam areapertanaman yang kemudian meninggalkan unsur garam (salinitas) di lahan pertanianyang berpotensi meracuni tanaman. Dalam periode tertentu, kemarau panjang yangkering dan panas menyebabkan sebagian pertanaman menderita kekeringan danbahkan menjadi pemicu kebakaran lahan dan hutan.

Tudingan terhadap sektor pertanian sebagai salah satu sumber emisi gas rumahkaca (GRK) yang berdampak pada pemanasan global sebagai pemicu perubahaniklim datang dari berbagai kalangan, terutama pakar dan pengamat lingkunganinternasional. Sementara itu, pasar bebas tidak dapat dibendung, yangmengisyaratkan pentingnya upaya peningkatan daya saing produk pertanian untukdapat berkompetisi di pasar. Efisiensi sistem produksi dan produk yang bebas daricemaran bahan kimia berbahaya menjadi tuntutan yang harus dipenuhi agar produkpertanian yang dihasilkan diminati oleh banyak konsumen sehingga mendatangkankeuntungan bagi petani.

Di Indonesia, tantangan pembangunan pertanian terasa makin berat. Degradasilahan, konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian, fragmentasi lahan,

Lahan persawahan di daerah Cianjur, Jawa Barat.

Page 3: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Teknologi 2012 3

perkembangan hama dan penyakit tanaman, lemahnya modal petani, dan makinmemudarnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia usaha tani adalah sederetanmasalah yang juga perlu dicarikan upaya pemecahannya. Di sisi lain, jumlah pendudukyang terus bertambah memerlukan produk pertanian, terutama pangan, dalam jumlahyang cukup secara berkelanjutan karena berdampak pada stabilitas sosial, ekonomi,dan bahkan politik.

Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga penelitian publik dituntut untuk terusbekerja keras guna mengatasi permasalahan yang ada. Mengacu kepada targetempat sukses Kementerian Pertanian 2010-2014, Badan Litbang Pertanian besertajajarannya terus berupaya mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi petanidalam berproduksi melalui penelitian dan pengembangan inovasi teknologi.

Perluasan area melalui pembukaan lahan baru tampaknya menjadi suatukeharusan bagi upaya peningkatan produksi pertanian untuk menggantikan lahanproduktif yang telah beralih fungsi menjadi area nonpertanian, terutama di Jawa.Lahan yang masih tersedia untuk pertanian umumnya terdapat di luar Jawa denganstatus suboptimal seperti lahan rawa, lahan kering, dan lahan tadah hujan. Hasilpenelitian menunjukkan sebagian lahan rawa pasang surut dan gambut dapatdikembangkan untuk pertanian melalui penerapan teknologi pengelolaan lahan dantanaman yang tepat dengan memerhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan

Persemaian padi di lahan rawapasang surut Talangrejo, Banyuasin,

Sumatera Selatan.

Page 4: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan4

setempat. Emisi GRK, terutama metana dan karbondioksida, dari lahan sawah dapatdiminimalkan melalui rekayasa teknologi budi daya, termasuk penataan pola tanamdan penggunaan varietas padi yang toleran.

Pengembangan sejumlah varietas unggul padi dan palawija yang dihasilkanmelalui penelitian diharapkan dapat pula mendukung upaya keberlanjutanswasembada pangan, sebagaimana yang diamanatkan dalam target empat suksesKementerian Pertanian. Potensi hasil tinggi, toleran terhadap genangan, kekeringan,salinitas, dan kemasaman tanah, umur genjah, dan tahan terhadap hama penyakitutama adalah sifat penting yang dimiliki oleh umumnya varietas unggul padi danpalawija yang dilepas pada tahun 2012.

Varietas unggul yang dirakit melalui pemuliaan konvensional memiliki beberapakelemahan, antara lain menurunnya tingkat ketahanan terhadap hama dan penyakitsetelah dikembangkan dalam periode tertentu. Beberapa varietas padi yang awalnyatahan terhadap hama wereng batang coklat, misalnya, menjadi tidak tahan setelahbeberapa tahun kemudian. Melalui penelitian bioteknologi telah dirakit galur padiyang diharapkan memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap hawar daun bakteri(HDB) dan blas yang merupakan penyakit penting tanaman padi yang di beberapadaerah mulai mengancam keselamatan produksi. Teknologi produksi yang efisien,efektif, dan ramah lingkungan telah pula dihasilkan untuk mendukung upayapeningkatan daya saing dan keberlanjutan sistem produksi.

Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan beberapa varietas unggulbaru sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan beberapa komoditas perkebunanuntuk memperkuat usaha agribisnis yang akan memperbaiki tingkat kesejahteraan

Pertanaman kubis di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa Barat.

Page 5: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Teknologi 2012 5

pelaku usaha, terutama petani. Hal ini tentu tidak terlepas dari penyediaan benihbermutu tinggi dari varietas unggul yang telah dihasilkan. Bagi Badan LitbangPertanian, penyediaan benih sumber merupakan keniscayaan karena keberhasilanusaha tani sebagian terletak dari benih yang digunakan. Melalui teknik konvensionaldan kultur antera, telah dihasilkan benih bermutu berbagai komoditas untukdikembangkan lebih lanjut oleh penangkar guna memenuhi permintaan benih unggulyang terus meningkat.

Beberapa komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit dan kakao, menjadiprimadona dan unggulan nasional karena memiliki pasar yang luas di dalam danluar negeri. Selain sebagai penghasil minyak goreng, kelapa sawit juga menjadisalah satu sumber biodiesel yang merupakan bahan bakar minyak terbarukan.Varietas unggul dan teknologi proses yang telah dihasilkan diharapkan dapatmempercepat pengembangan usaha agribisnis dan meningkatkan kontribusikomoditas perkebunan terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan devisa negara.

Di tengah kompleksnya tantangan yang dihadapi dalam berproduksi, KementerianPertanian tetap berkeinginan mewujudkan swasembada dan swasembadaberkelanjutan. Swasembada daging sapi yang diharapkan terealisasi dalam waktuyang tidak terlalu lama menuntut komitmen yang tinggi dari berbagai pihak. Melaluipenelitian dari berbagai aspek, Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan inovasi

Integrasi kelapa sawit-sapidi perkebunan PT Sabut Mas Abadi

di Pangkalan Bun, KalimantanTengah.

Page 6: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan6

teknologi dan kelembagaan yang dapat menginisiasi percepatan pengembanganpopulasi sapi untuk memenuhi permintaan daging di dalam negeri dengan hargayang sesuai dengan daya beli masyarakat.

Swasembada pangan berkelanjutan tidak hanya dapat diraih melalui peningkatanproduksi, tetapi juga melalui diversifikasi pangan lokal yang menjadi bagian pentingdalam sistem ketahanan pangan nasional. Selain berdampak terhadap pemenuhankonsumsi, diversifikasi pangan juga diperlukan dalam meningkatkan gizi masyarakat.Beberapa teknologi pengolahan produk pangan yang telah dihasilkan seyogianyadapat mendorong percepatan diversifikasi pangan dan pengembangan usahaagribisnis produk pangan, baik di pedesaan maupun perkotaan.

Ketahanan pangan nasional ditentukan oleh ketahanan pangan keluarga.Paradigma ini menginisiasi Badan Litbang Pertanian mengembangkan KawasaanRumah Pangan Lestari (KRPL) yang menyediakan berbagai sumber pangan di tingkatrumah tangga. Berawal dari pengembangan Rumah Pangan Lestari di Pacitan, JawaTimur, sejak beberapa tahun yang lalu, kini inovasi KRPL telah berkembang dibeberapa daerah di Indonesia. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga,pengembangan KRPL juga memberikan peluang bagi anggota rumah tangga untukmeningkatkan pendapatan dari penjualan produk yang diusahakan sendiri di halamansekitar rumah.

Terkait dengan upaya pemecahan masalah kekurangan tenaga kerja di pedesaankarena memudarnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia usaha tani,pengembangan mekanisasi pertanian merupakan cara yang dapat ditempuh. Beberapa

Kolam terpal dengan teknologi akuakultur yang memadukan tanaman, ikan, dan sayuran verikultur di sekitar rumah betang(rumah tradisional Kalimantan Tengah), sebagai model RPL.

Page 7: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Teknologi 2012 7

prototipe alat dan mesin pertanian rakitan Badan Litbang Pertanian potensialdikembangkan untuk meningkatkan efisiensi, mengatasi kelangkaan tenaga kerja,mengurangi tingkat kelelahan kerja, mempercepat proses produksi, dan mendorongmodernisasi pertanian.

Agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pertanian secara luas, inovasiteknologi yang dihasilkan tentu perlu disosialisasikan dan didukung oleh kebijakanyang mengakomodasi berbagai kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah.Dari segi penyuluhan pertanian, misalnya, diperlukan koordinasi dan komitmen yangkuat dan serius agar program yang telah dicanangkan secara nasional dapat berjalandengan baik di daerah, sehingga inovasi teknologi yang dikembangkan dapatmemberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kesejahteraan petani yangberbasis di pedesaan. Untuk mempercepat pengembangan inovasi teknologi telahdirancang beberapa alternatif kebijakan dengan memerhatikan berbagai aspek, baiksosial dan ekonomi maupun politis.

Pameran Gelar Teknologi XIVdi Batam, Riau , 10-14

Oktober 2012.

Page 8: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan8

Sumberdaya LahanPembangunan pertanian dewasa ini dihadapkan kepada berbagaikendala, antara lain keterbatasan lahan produktif karena telah berubahfungsi menjadi lahan nonpertanian. Dengan demikian, pengembanganpertanian ke depan lebih mengarah kepada pemanfaatan lahan sub-optimal yang umumnya terdapat di luar Jawa. Selain itu, perubahaniklim juga perlu diantisipasi agar tidak mengganggu ketahanan pangan.Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional danantisipasi dampak perubahan iklim, Badan Litbang Pertanian melaluiBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanianmelaksanakan berbagai kegiatan yang terkait dengan evaluasi potensisumberdaya lahan, inovasi teknologi arang aktif untuk lahan padi dansayuran, emisi gas rumah kaca, NPK lepas lambat, pupuk silika, pupukhayati M-Star untuk tanaman jagung dan kelapa sawit, PUTS digital,serta pertanian berbasis efisiensi karbon dan ramah lingkungan.

Hamparan sawah di Ambarawa, Jawa Tengah.

Page 9: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 9

Sumberdaya Lahan untukPengembangan Komoditas Pangandan Kakao di Sulawesi

Dalam rangka mengembangkan komoditas pangandan kakao di Sulawesi dilakukan kegiatan untukmendapatkan data dan informasi spasial potensisumberdaya lahan melalui (1) identifikasi,karakterisasi, dan evaluasi potensi sumber dayalahan, (2) penyusunan peta sumberdaya lahan/tanahskala 1:50.000, (3) evaluasi kesesuaian lahan untukkomoditas tanaman pangan dan kakao, dan (4)penyusunan peta arahan/rekomendasi penggunaanlahan untuk pengembangan tanaman pangan dankakao skala 1:50.000 di Sulawesi. Luas wilayahkabupaten yang diteliti/dipetakan adalah 2,58 juta ha,yang terdiri atas 737.522 ha di Kabupaten Luwu Utara,319.900 ha di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo.792.324 ha di Kabupaten Mamuju, dan 727.877 ha diKabupaten Poso.

Pemetaan menggunakan pendekatan landscapemapping dengan satuan lahan sebagai dasar untukmenyusun satuan peta tanah. Satuan lahan dianalisisdan didelineasi dari data digital elevation model (DEM)yang diturunkan dari data shuttle radar topographicmission (SRTM) dan di-overlay dengan data citralandsat, peta dasar digital, peta geologi, dan petarupabumi dengan teknik GIS, yang menghasilkan petaanalisis satuan lahan. Survei lapangan menggunakanpeta analisis satuan lahan bertujuan untuk meng-identifikasi dan mengkarakterisasi sifat tanah dan fisiklingkungannya serta mengambil contoh tanah untukanalisis laboratorium. Pengamatan sifat-sifat tanahdi lapangan dilakukan dengan cara pemboran tanah,pembuatan minipit dan profil tanah, yang hasildeskripsinya dicatat dalam form isian basisdata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerahpenelitian mempunyai iklim relatif basah, yangdicirikan oleh jumlah bulan basah lebih dari 3 bulandan bulan kering kurang dari 4 bulan, serta jumlahcurah hujan rata-rata tahunan relatif tinggi. Curahhujan tahunan terendah adalah 1.362 mm di Ponrang,Sulawesi Selatan dan tertinggi 3.995 mm di Pendolo,Sulawesi Tengah. Zona agroklimat cukup bervariasi,

mulai yang terbasah sampai yang agak kering, yaituzona A, B1, C1, C2, D1, dan D2. Analisis neraca airmenunjukkan terjadi periode defisit antara 3-4 bulandi wilayah Belopa Ponrang. Sebaliknya, di wilayahMasamba, Mamuju, dan Poso terjadi periode surplushampir sepanjang tahun. Oleh karena itu, pe-rencanaan pola dan masa tanam perlu memerhatikankondisi iklim/sebaran curah hujan tersebut.

Bahan induk tanah bervariasi, terdiri atasendapan aluvium (sungai, lakustrin, marin), batuansedimen tersier (batu pasir, serpih, napal, batu liat,batu gamping), batuan intrusi (granit, granodiorit),batuan metamorfik (skis, gneis, filit, slate), batuanultrabasik (serpentinit), dan batuan volkan tua (tuf,lava, breksi), bersifat intermedier sampai basis, danmasam sampai intermedier.

Menurut grup landform, daerah penelitian di-bedakan atas grup aluvial, marin, fluvio-marin, karst,tektonik, volkan tua, dan intrusi volkan. Menurutsebaran bentuk wilayahnya, daerah penelitian dibe-dakan atas wilayah datar (lereng kurang dari 1%),agak datar (1-3%), berombak (3-8%), bergelombang(8-15%), berbukit kecil (15-25%), berbukit (25-40%),dan bergunung (lebih dari 40%). Rincian luasan bentukwilayah per kabupaten disajikan pada Tabel 1.

Sebagian besar lahan potensial, yaitu wilayah-wilayah datar hingga bergelombang, umumnya telahdimanfaatkan untuk pertanian tanaman pangan dantahunan serta buah-buahan, seperti persawahan,tegalan/tanaman palawija dan sayuran, tanamankakao, kelapa, cengkih, kopi, pala, lada, dan buah-buahan (durian, rambutan, langsat). Di wilayah pantai,seperti Kabupaten Luwu Utara dan Kota Luwu,sebagian lahan telah dimanfaatkan untuk tambak.

Tanah di kelima kabupaten/kota diklasifikasikanke dalam ordo Histosols, Entisols, Inceptisols,Mollisols, Spodosols, Alfisols, Ultisols, dan Oxisols.Histosols dijumpai pada depresi aluvial dan rawa-belakang. Mollisols dan Alfisols terbentuk dari bahaninduk batu gamping atau sedimen berkapur. Spodosolsterbentuk dari endapan pasir di daerah peralihan kedaerah rawa, sementara Ultisols terbentuk daribatuan volkan tua, sedimen, dan metamorfik. Oxisolsmerupakan tanah yang telah mengalami pelapukan

Page 10: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan10

paling lanjut, yang terbentuk dari batuan volkan tua,ultrabasik, dan sedimen dengan penyebaran cukupluas. Inceptisols dan Entisols terbentuk dari berbagaimacam bahan induk tersebut dan mempunyaipenyebaran paling luas. Penyusunan peta tanahtingkat semidetail untuk Kabupaten Luwu Utaramenghasilkan 66 satuan peta tanah (SPT), KabupatenLuwu dan Kota Palopo 45 SPT, Kabupaten Mamuju61 SPT, dan Kabupaten Poso 69 SPT, atau ke-seluruhannya 65 peta skala 1:50.000.

Hasil evaluasi kesesuaian lahan menunjukkan diKabupaten Luwu Utara terdapat lahan yang tergolongcukup sesuai (kelas S2) untuk padi sawah seluas120.338 ha dan sesuai marginal (kelas S3) 18.145ha. Apabila dinilai hanya untuk tanaman pangan lahankering, maka lahan yang cukup sesuai seluas 42.214ha dan sesuai marginal 132.345 ha. Apabila dinilaiuntuk tanaman tahunan/kakao, lahan yang sesuaiseluas 67.825 ha dan sesuai marginal 177.390 ha.

Di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo, lahan yangcukup sesuai untuk padi sawah adalah 84.444 ha dansesuai marginal 19.460 ha. Apabila dinilai untuktanaman pangan lahan kering saja, maka lahan yangcukup sesuai seluas 87.922 ha dan sesuai marginal23.228 ha. Untuk tanaman kakao, lahan yang cukupsesuai adalah 94.243 ha dan sesuai marginal 36.224ha.

Di Kabupaten Mamuju terdapat lahan cukupsesuai untuk padi sawah seluas 115.250 ha dan sesuaimarginal 54.883 ha. Untuk tanaman pangan lahankering terdapat lahan cukup sesuai seluas 106.978ha dan sesuai marginal 82.592 ha. Untuk tanamankakao, lahan yang cukup sesuai 106.978 ha dan sesuaimarginal 164.324 ha.

Di Kabupaten Poso, lahan yang termasuk cukupsesuai untuk padi sawah seluas 154.512 ha dan sesuaimarginal 259.557 ha. Untuk tanaman pangan lahankering, lahan yang cukup sesuai 347.894 ha dan sesuaimarginal 211.027 ha. Untuk tanaman kakao, terdapatlahan cukup sesuai 153.397 ha dan sesuai marginal485.743 ha. Faktor penghambat biofisik penggunaanlahan di kelima daerah tersebut adalah erosi/lerengcuram, drainase, banjir musiman, toksisitas, danretensi hara.

Arahan penggunaan lahan untuk pengembangantanaman pangan dan kakao di masing-masing wilayahkabupaten/kota disajikan pada Tabel 2. Informasi daripeta tanah semidetail skala 1:50.000 dan peta-petaturunannya, antara lain peta kesesuaian lahan danpeta arahan, dapat dimanfaatkan untuk perencanaanoperasional pengembangan kawasan komoditaspertanian tanaman pangan dan kakao pada tingkatkabupaten atau kecamatan.

Tabel 1. Sebaran bentuk wilayah di lima kabupaten/kota di Sulawesi.

LerengLuas (ha)

Bentuk wilayah(%)

Luwu Utara Luwu dan Kota Palopo Mamuju Poso

Datar 0-1 57.305 45.359 22.726 75.008Agak datar 1-3 62.944 43.721 48.159 -1)

Berombak 3-8 18.475 11.858 48.726 35.699Bergelombang 8-15 19.759 3.053 51.338 58.972Berbukit kecil 15-25 16.791 7.159 20.989 145.523Berbukit 25-40 84.416 24.953 187.923 259.379Bergunung >40 471.452 179.081 407.001 115.892Lain-lain - 6.380 4.716 5.462 37.404

Jumlah 737.522 319.900 792.324 727.877

1)Bergabung dengan wilayah datar

Page 11: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 11

Peta bentuk wilayah/lereng di lima kabupaten/kota di Sulawesi.

Page 12: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan12

Peta arahan penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan kakao di limakabupaten/kota di Sulawesi.

Page 13: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 13

Teknologi Arang Aktif DiperkayaMikroba Pendegradasi SenyawaPOPs untuk Lahan Padi dan Sayuran

Pemberian arang aktif pada lahan sawah dapatmeningkatkan jumlah bakteri di dalam tanah,terutama di sekitar akar tanaman. Arang aktif dapatdiberikan sebagai selaput (coating) pupuk nitrogenseperti urea untuk meningkatkan efisiensi pupuk.Penggunaan pupuk nitrogen di lahan pertanianumumnya kurang efisien karena hanya 20-30% pupukyang dapat dimanfaatkan oleh tanaman padi sawah.Arang aktif dari tempurung kelapa dan tongkol jagungmemenuhi persyaratan standar kualitas arang (dayaserap I2 > 750 mg/g), sehingga berpotensi menyerapresidu pestisida, khususnya yang terdapat di dalamtanah. Arang aktif yang diperkaya dengan mikrobatertentu, seperti mikroba pendegradasi pestisida,

diharapkan dapat mempercepat laju degradasi residuinsektisida yang mengandung senyawa persistentorganic pollutants (POPs).

Percobaan mikroplot dengan menggunakanlisimeter di lapangan.

Tabel 2. Arahan penggunaan lahan untuk pengembangan tanaman pangan dan kakao di lima kabupaten/kota di Sulawesi.

Sistem pertanian, pola tanam, dan alternatifLuas (ha)

Simbolkomoditas

Luwu Utara Luwu dan Kota Palopo Mamuju Poso

Sistem Pertanian Lahan Basah Padi SawahPS Padi sawah - padi sawah/jagung/kedelai/sayuran 66.780 22.912 49.345 47.692PS/TP Padi sawah - jagung/kedelai/sayuran - 966 10.680 8.174

Sistem Pertanian Lahan Kering Tanaman PanganTP/PS Jagung/kedelai/ubi jalar - padi sawah 10.877 6.015 - 38.476TP Jagung/kedelai - ubi jalar/sayuran 52.226 57.760 101.785 78.399TP/TT Jagung/kedelai - kakao, kelapa, kopi 13.047 2.595 - -

Sistem Pertanian Lahan Kering Tanaman TahunanTT Kakao, kelapa, kopi, cengkih, lada, rambután,

durian 71.043 7.817 90.488 145.521TT/H Kakao, kopi, cengkih, dan hutan 29.690 26.051 - -

Sistem Pertanian Lahan BasahTb/Hm Tambak/perikanan air payau (udang, bandeng) 11.740 7.874 - -

Kawasan Konservasi/hutanH Kawasan hutan konservasi/lindung 475.739 183.194 532.616 372.211

Penggunaan LainX Tubuh air, pemukiman, gawir, dan lain-lain 6.380 4.716 7.781 37.404

Jumlah 737.522 319.900 792.695 727.877

Page 14: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan14

Penelitian memperoleh empat spesies (limastrain) mikroba yang mampu mendegradasi aldrin,dieldrin, heptaklor, dan DDT, yaitu strain Ralstoniapickettii dengan homologi 97% (strain 1), Burkholderiacepacia 100% (strain 2), Bacillus thuringiensis 99%(strain 3) Stenotrophomonas maltophilia 1899 bits,1028 bp 100% (strain 4), dan Stenotrophomonasmaltophilia 1746 bits, 945 bp, 100% (strain 5).

Urea berlapis arang aktif tongkol jagung yangdiperkaya mikroba mampu menurunkan residu POPs(aldrin, dieldrin, heptaklor, dan DDT) dalam tanah padapertanaman padi, masing-masing dengan indekspenurunan 82%, 83%, 78%, dan 73%, serta indekspenurunan residu dalam air masing-masing 36%,33%, 34%, 22% dibandingkan dengan kontrol.Efisiensi pupuk N sebesar 44% diperoleh daripenggunaan urea arang aktif tongkol jagung (UAATJ)+ mikroba.

Urea berlapis arang aktif tempurung kelapamampu menurunkan residu POPs (aldrin, dieldrin,heptaklor, dan DDT) dalam tanah pada pertanamanpadi dengan indeks penurunan masing-masing 76%,73%, 79%, dan 74%, dan indeks penurunan residudalam air masing-masing 49%, 56%, 34%, dan 24%dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan ureaberlapis arang aktif tempurung kelapa + mikrobamemberikan efisiensi pupuk N sebesar 40,6%.

Pemberian urea berlapis arang aktif umumnyameningkatkan ketersediaan N-NH4

+ dalam tanah padapertanaman padi pada 22 hari setelah tanam (berkisarantara 0,9-2,4 ppm), sedangkan ketersediaan N-NO3

-

tertinggi (4,5 ppm) hanya terjadi dengan pemberianurea berlapis arang aktif tempurung kelapa + mikroba.Ketersediaan N-NH4

+ dalam tanah mencerminkanpeningkatan efisiensi pupuk urea di lahan sawahkarena NO3

- lebih mobile dibandingkan NH4+, sehingga

NO3- potensial hilang tercuci.

Residu insektisida POPs (aldrin, heptaklor,dieldrin, dan DDT) pada tanaman sawi pada saatpanen masih terdeteksi, hasil terendah padaperlakuan urea berlapis arang aktif tempurung kelapa+ mikroba, diikuti urea berlapis arang aktif tongkoljagung + mikroba, masing-masing 0,003-0,005 ppmuntuk DDT dan 0,002-0,003 ppm untuk dieldrin.

Efisiensi pupuk N pada tanaman sawi adalah 40,6%dengan pemberian urea berlapis arang aktif tongkoljagung + mikroba, dan 35,6% dengan urea berlapisarang aktif tongkol jagung.

Efektivitas Bahan Organik MenekanEmisi GRK dan MeningkatkanProduktivitas Padi di Lahan Rawa

Lahan rawa pasang surut di luar Jawa merupakanlahan suboptimal yang sangat penting untuk produksipadi, karena menyusutnya luas lahan subur di Jawadan Bali. Lahan sulfat masam yang merupakan bagiandari lahan rawa pasang surut luasnya mencapai 6

Pertumbuhan tanaman padi pada tanah sulfatmasam alami (atas) dan tanah sulfat masamyang intensif dibudidayakan (bawah).

Page 15: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 15

juta ha atau sekitar 33,3% dari total luas lahanpasang surut di Indonesia.

Permasalahan lahan sulfat masam bermula dariadanya pirit (FeS2) di dalam lapisan tanah. Lapisanpirit jika mengalami oksidasi, maka Fe akandibebaskan menjadi Fe3+ dan S akan teroksidasimenjadi sulfat yang mendorong penurunan pH tanahmenjadi sangat masam (pH < 3,5), sehinggatanaman tidak mampu tumbuh. Penurunan hasil padiakibat keracunan besi berkisar antara 30-100%,bergantung pada toleransi varietas terhadap besi,intensitas keracunan, dan kesuburan tanah.

Pemanfaatan bahan organik merupakan salahsatu kunci dalam memperbaiki produktivitas lahanrawa. Penggunaan bahan organik berupa jerami padidan gulma yang tumbuh pada lahan pertaniansetempat (misalnya purun tikus) sebagai bahanamelioran telah dilakukan oleh petani di lahan sulfatmasam. Pemberiannya dilakukan bersamaan dengankegiatan penyiapan lahan dengan cara ditebas,dipuntal, dibalik, dan disebar pada persawahan danmerupakan indigenous technology yang ramahlingkungan.

Pola budi daya padi dengan memberikan bahanorganik pada kondisi tergenang cukup intensifdilakukan oleh petani dan diduga dapat memacu emisigas rumah kaca (GRK) dari lahan rawa. Sumberbahan organik yang ditambahkan sangat menentukanpembentukan gas metana (CH4) dan karbondioksida(CO2) di lahan sawah. Pengomposan merupakan carapaling umum untuk mematangkan bahan organik danterbukti dapat mengurangi emisi GRK.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianbahan organik yang dikomposkan paling efektifmenekan emisi CH4 dan CO2 di lahan rawa pasangsurut dan meningkatkan pertumbuhan tanaman padi.Pemberian kompos (kombinasi jerami 30% + purun30% + kotoran sapi 40%) pada lahan rawa pasangsurut alami dapat meningkatkan produktivitastanaman padi menjadi 3,7 t/ha, sedangkan padalahan rawa pasang surut yang intensif dibudidayakan,pemberian kompos dapat meningkatkan produktivitastanaman padi menjadi 5,8 t/ha.

Teknologi Konservasi Karbon

Sampai saat ini belum ada praktik konservasi karbondalam tanah yang dapat dianjurkan secara universal.Oleh karena itu, setiap sistem pertanian yang diterap-kan petani secara individu perlu dievaluasi dinamikakarbonnya. Lamanya karbon berada dalam tanah(carbon turn-over) bervariasi, bergantung pada jenisdan manajemen usaha tani yang diaplikasikan.

Hasil evaluasi di KP Tamanbogo, Lampung padadelapan jenis/pola usaha tani menunjukkan bahwalamanya karbon berada di dalam tanah bervariasiantara 22-55 tahun (Tabel 3). Karbon yang palinglama berada di dalam tanah dijumpai pada usahatani surjan (padi + jeruk), yaitu 55 tahun, sedangkankarbon yang paling cepat hilang dari tanah dijumpaipada usaha tani jagung, yaitu 22 tahun. Hal ini karenapada usaha tani jagung, pengolahan tanah cukupintensif sehingga kondisi aerasi tanah yang baik(oksigen banyak dalam tanah) mendorong prosesdekomposisi bahan organik lebih cepat. Selain itu,penggunaan pupuk kimia seperti NPK yang cukupbanyak mendorong terjadinya proses dekomposisibahan organik yang lebih cepat.

Hasil analisis dinamika dan neraca karbon antarayang diaplikasikan di KP Tamanbogo dan yangditerapkan oleh petani disajikan dalam Tabel 4. Padausaha tani ubi kayu, manajemen pengelolaanbiomassa tanaman di KP Tamanbogo sama denganyang diterapkan oleh petani di sekitarnya. Hampirsemua (± 100%) karbon yang diserap dalam bentukbiomassa tanaman hilang atau terbawa keluar lahanyaitu dalam bentuk umbi, batang, dan daun ubi kayusetelah panen (Tabel 4). Hal ini menunjukkan sistemusaha tani ubi kayu sangat menguras karbon darilahan atau tidak efisien karbon.

Pada pola tanam jagung-jagung di sekitar KPTamanbogo, petani menggunakan pupuk kandang 5t/ha/musim. Pada pola petani ini, karbon yang diserapdalam bentuk biomassa tanaman dan yang tetaptinggal di lahan sekitar 49,54% dan yang keluar darilahan 50,46%. Pada usaha tani jagung di KPTamanbogo, 65,90% hasil serapan karbon dalam

Page 16: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan16

Tabel 4. Dinamika dan neraca karbon yang diserap tanaman dalam bentuk biomassa di KP Tamanbogo, Lampung,dan di sekitarnya pada jenis usaha tani yang sama.

KP Tamanbogo Luar KP Tamanbogo

Sistem usaha tani Karbon kembali Karbon keluar Karbon kembali Karbon keluarke lahan dari lahan ke lahan dari lahan

(t/ha/tahun) (t/ha/tahun) (t/ha/tahun) (t/ha/tahun)

JagungBiji - 1,19 - 2,75Batang + daun 2,30 - 2,70 -Total serapan 2,30 1,19 2,70 2,75

Ubi kayuUmbi - 2,81 - 1,88Batang - 1,32 - 1,20Daun - 0,41 - 1,20Total serapan - 4,54 - 4,28

Sawah (padi-padi)Gabah MT I - 1,07 - 0,78Jerami MT I 1,21 1,81 0,80 1,59Akar MT I 0,51 - 0,44Gabah MT II - 1,07 - 0,78Jerami MT II 1,21 1,81 0,80 1,59Akar MT II 0,51 - 0,44Total serapan 3,44 5,76 2,47 4,74

Tabel 3. Kandungan karbon (C) dalam tanah (lapisan 0-30 cm), total karbon masuk ke tanah per tahun, dan nilai carbonturn-over pada berbagai sistem usaha tani di KP Tamanbogo, Lampung dan sekitarnya.

KP Tamanbogo Luar KP Tamanbogo

Sistem usaha taniC dalam tanah C masuk ke lahan C-turn over C dalam tanah C masuk ke lahan C Turn over

(t/ha) (t/ha/tahun) (tahun) (t/ha) (t/ha/tahun) (tahun)

Jagung 102,83 4,59 22 69,17 3,01 23Ubi Kayu 142,09 3,61 39 83,00 3,24 26Sawah 141,32 3,43 41 84,86 2,56 33Alley cropping 105,42 2,23 47 - - -Surjan 105,01 1,91 55 - - -Agroforestry 95,10 2,02 47 - - -Jagung + ubi kayu 123,34 4,10 30 - - - + pukanJagung + ubi kayu 114,87 2,24 51 - - - (tanpa pukan)

Page 17: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 17

bentuk biomassa tetap berada atau dikembalikan ketanah, sisanya (34,10%) dalam bentuk tongkol (yangterdiri atas biji, kelobot, dan janggel) terangkut ataukeluar dari lahan. Hal ini menunjukkan manajemenusaha tani di KP Tamanbogo lebih efisien karbondibandingkan dengan manajemen petani jagung disekitar Tamanbogo.

Emisi dan Potensi Penyerapan GasRumah Kaca

Salah satu masalah utama yang dihadapi petani padaekosistem sawah beririgrasi adalah efisiensipemupukan yang rendah, terutama nitrogen.Pengelolaan tanaman yang tepat melalui penggunaanvarietas genjah, pengairan terputus, dan pupukanorganik diharapkan dapat meningkatkan atau mem-pertahankan produksi padi tetap tinggi, sekaligusmengurangi emisi GRK dari lahan sawah.

Penelitian untuk mendapatkan informasi emisidan potensi absorbsi GRK pada sistem pengelolaantanaman telah dilaksanakan pada ekosistem sawah

tadah hujan di Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Hasilpenelitian menunjukkan pemberian pupuk nitrogenpada sistem pengairan tergenang umumnyamenghasilkan emisi GRK tinggi. Pada sistempengairan tergenang, emisi GRK tertinggi dihasilkandari penggunaan urea berlapis arang aktif (UAA),yakni 11,0 t CO2-eq/ha/musim, dan terendah padaperlakuan tanpa pupuk atau kontrol (8,7 t CO2-eq/ha/musim) (Tabel 5). Penggunaan urea dan bahanamelioran nyata meningkatkan emisi CH4, yakni 254,218, 272, 270, dan 289 kg/ha/musim, masing-masingpada penggunaan urea prill, urea + NI, UAA, NPK,dan urea + kitosan.

Pada sistem pengairan terputus, emisi GRKtertinggi terdapat pada perlakuan urea + kitosan (7,0t CO2-eq/ha/musim) dan terendah pada perlakuanNPK plus (4,9 t CO2-eq/ha/musim) dan urea + NI (5,0t CO2-eq/ha/musim). Emisi CH4 tertinggi dihasilkandari perlakuan urea + kitosan (145 kg/ha/musim) danterendah pada perlakuan urea + NI (75 kg/ha/musim).Penggunaan urea dan bahan amelioran tidakberpengaruh nyata terhadap emisi GRK, baik padapengairan tergenang maupun pengairan terputus,

Tabel 5. Total emisi GRK dan global warming potential (GWP) pada perlakuan pengairantergenang dan terputus dengan pemberian urea dan bahan amelioran padalahan sawah, Jakenan, Pati, Jawa Tengah, 2012.

Emisi GRK (kg/ha/musim)GWP

Perlakuan(t CO2-eq/ha/musim

CH4 N2O CO2

Pengairan terus-menerusKontrol 179 2,25 1793 8,7Urea prill 254 2,47 1605 10,2Urea + NI 218 2,56 1547 9,1Urea + AA 272 3,03 1616 11,0NPK 270 2,31 1741 10,8Urea + kitosan 289 2,06 1430 9,6

Pengairan terputusKontrol 99 3,31 1600 5,7Urea prill 111 2,84 1738 6,1Urea + NI 75 2,84 1816 5,0Urea + AA 111 3,93 2107 6,8NPK 77 3,30 1517 4,9Urea + kitosan 145 3,47 1467 7,0

Page 18: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan18

kecuali pada perlakuan urea + AA dan NPK (pengair-an tergenang) dan perlakuan urea + NI dan NPK(pengairan terputus).

Emisi CH4 terendah pada sistem pengairanterputus terdapat pada perlakuan urea + NI (75 kg/ha/musim). Pada pengairan tergenang, emisi CO2 danN2O terendah terdapat pada perlakuan urea + kitosanmasing-masing 1.430 kg CO2/ha/musim dan 1,73 kgN2O/ha/musim.

Berdasarkan nilai GWP, pengairan terputusmampu mengurangi emisi GRK 40% dibandingkandengan pengairan tergenang. Berdasarkan nilaiindeks GWP dan hasil, maka penggunaan urea + NIpada pengairan tergenang berpotensi menekan emisiGRK karena menghasilkan emisi yang rendah dan hasilyang cukup tinggi.

Neraca Karbon dan TeknologiPengurangan GRK Lebih dari 20%di Lahan Gambut

Ameliorasi tanah gambut merupakan salah satu upayauntuk meningkatkan produktivitas lahan. Pemberianbahan amelioran pada tanah gambut mampu me-nurunkan emisi CH4 dan meningkatkan produktivitastanaman padi. Bahan amelioran yang kaya oksidandapat menunda atau menghambat pembentukan gasCH4.

Penelitian untuk memperoleh informasi neracakarbon dan teknologi pengurangan emisi GRK (CO2,N2O dan CH4) lebih dari 20% pada pengelolaantanaman pangan di lahan gambut telah dilaksanakandengan menggunakan mikroplot berukuran 1,5 x 1,5x 1 m. Contoh gambut terusik diambil dari KalimantanSelatan.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian biocharsebagai bahan amelioran mampu meningkatkancadangan karbon dalam tanah gambut. Neracakarbon pada tanah gambut yang ditanami padi denganpemberian abu vulkan adalah -1.087 kg-C/ha, diikutioleh biochar purun tikus, abu vulkan + biochar sekampadi, kontrol, abu vulkan + biochar purun tikus danbiochar sekam padi berturut-turut -1.631, -2.168,-2.210, -2.799, dan -3,571 kg-C/ha (Tabel 6).

Emisi GRK tertinggi dari tanah gambut yangdisawahkan terdapat pada perlakuan abu vulkan(5.723 kg CO2-eq/ha). Namun, perlakuan kombinasiabu vulkan dengan biochar purun tikus menghasilkanemisi GRK terendah (3.571 kg CO2-eq/ha), diikuti olehperlakuan biochar sekam padi (3.597 kg CO2-eq/ha).Teknologi ameliorasi tanah gambut yang disawahkanyang mampu menurunkan emisi GRK lebih dari 20%dan memberikan hasil gabah tinggi adalah perlakuanbiochar sekam padi dan kombinasi abu vulkan +biochar purun tikus. Perlakuan tersebut mampumenurunkan emisi GRK dari tanah gambut yangdisawahkan masing-masing 22,9% dan 23,5%.

Tabel 6. Kandungan C-organik, global warming potential (GWP), net karbon, dan indeks GWP dari enam perlakuan ameliorandi tanah gambut yang disawahkan.

Kandungan C-organik (kg-C/ha) GWP Net Indeks GWPPerlakuan (kg CO2- karbon (t gabah/

Biomassa Gabah Gulma Total C/ha) (kg-C/ha) CO‚ -eq)

Kontrol 5.126 1.734 18 6.878 4.667 -2.210 0,38Biochar sekam padi 4.904 2.209 55 7.167 3.597 -3.571 0,41Biochar purun tikus 4.502 1.839 57 6.397 4.766 -1.631 0,27Abu vulkan 4.874 1.918 18 6.809 5.723 -1.087 0,30Abu vulkan+ biochar sekam padi 4.959 1.685 37 6.680 4.512 -2.168 0,30Abu vulkan+ biochar purun tikus 4.261 2.061 48 6.370 3.571 -2.799 0,42

Page 19: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 19

Formulasi Pupuk Hayati M-Staruntuk Tanaman Jagung danKelapa Sawit

Lahan rawa pasang surut memerlukan upayaperbaikan kondisi lahan untuk meningkatkanproduktivitas tanaman yang diusahakan. Masalahutama lahan ini adalah kemasaman tanah yang tinggiyang menyebabkan kekahatan unsur-unsur hara,terutama N, P, K, Ca dan Mg. Ketergantungan yangbesar pada pupuk kimia sebagai sumber haraberpotensi menurunkan produktivitas lahan, sehinggapenggunaan pupuk perlu dikurangi dengan meman-faatkan pupuk hayati yang unggul dan adaptif padalahan pasang surut.

Untuk mengatasi masalah ini telah ditelitipemanfaatan mikroba yang dapat berfungsi sebagaiperombak bahan organik dan pemacu pertumbuhantanaman. Penelitian bertujuan untuk mendapatkanformula pupuk hayati M-Star sebagai dekomposer,

penambat N, pelarut P, dan meningkatkan efisiensipemupukan dan produksi tanaman jagung dan kelapasawit di lahan rawa pasang surut sulfat masam.Penelitian dilakukan di laboratorium, rumah kaca, danlapangan.Pada tahun 2012, penelitian difokuskanpada seleksi jamur biodekomposer bahan organik,mikroba penambat N, dan mikroba pelarut P untukmemacu pertumbuhan tanaman, formulasi bahanpembawa, serta cara aplikasi untuk tanaman jagungdan kelapa sawit.

Hasil penelitian di lahan rawa pasang surut sulfatmasam Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan,menunjukkan bahwa formula pupuk hayati M-Staryang terdiri atas mikroba perombak bahan organik(Trichoderma sp.), penambat N (Azospirillium sp.),dan pelarut P (Bacillus sp.) dengan dosis 120 g/tanaman untuk tanaman kelapa sawit dan 15 kg/hauntuk tanaman jagung dapat meningkatkankandungan hara tanah dan pertumbuhan tanaman.Pupuk mikroba tersebut juga dapat mengefisienkanpenggunaan pupuk NPK anorganik sampai 50%.

Tanaman jagung dan ubi jalar pada tanah gambut ketebalan sedang (100-200 cm) di Kabupaten KubuRaya, Provinsi Kalimantan Barat.

Page 20: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan20

Tabel 7. Hasil gabah kering panen dan kering gilingdengan pemberian pupuk NPK slow release,Desa Jambu Luwuk, Bogor.

Hasil gabah (t/ha)Perlakuan RAE (%)1)

GKP GKG

Kontrol 6,18 4,71 -Perlakuan petani 7,04 5,41 -NPK Phonska 7,68 5,95 100NPK tunggal 7,25 5,57 69NPK SR setara dosis 7,47 6,14 116rekomendasi75% NPK Phonska 7,58 5,95 10075% NPK tunggal 6,76 5,36 5375% NPK SR 7,30 6,08 111

1)RAE dihitung berdasarkan GKG

Formula NPK Lepas Lambat danPupuk Silika

Pada tahun 2012 telah dihasilkan dua formula pupukanorganik, yaitu NPK lepas lambat (slow release) danpupuk silika. Formula pupuk NPK lepas lambat15:10:10 (NPK SR) memiliki kemampuan setaradengan pupuk NPK majemuk (Phonska) dan NPKtunggal dalam meningkatkan pertumbuhan padi.Dalam hal ini, nilai RAE yang lebih tinggi menunjukkanpupuk NPK slow release efektif meningkatkanpertumbuhan dan hasil tanaman padi. Dengandemikian, pupuk NPK slow release dapat direkomen-dasikan untuk tanaman padi (Tabel 7).

Pupuk silika yang dikombinasikan dengan NPKmaupun NP tanpa K rata-rata memberikan hasil yangtinggi (Tabel 8). Pupuk silika dengan dosis 200-300kg/ha yang dikombinasi dengan NP tanpa Kmempunyai efektivitas yang sama dengan perlakuan75% NPK yang dikombinasikan dengan silika padadosis 100-300 kg/ha. Ini berarti pemberian silika

Pengujian penggunaan pupuk hayati M-Star pada tanaman jagung dan kelapa sawit di lahan rawapasang surut Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan.

dapat menggantikan sebagian peran K. Pupuk silikanyata meningkatkan bobot 1.000 butir gabah sehinggameningkatkan kualitas padi. Pemberian pupuk silika

Page 21: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sumberdaya Lahan 21

Tabel 8. Hasil gabah kering panen dan kering gilingdengan pemberian pupuk NPK dan silika, DesaJambu Luwuk, Bogor.

Hasil gabah (t/ha)

PerlakuanGKP GKG

(t/ha) (t/ha)

Kontrol lengkap 5,91 4,83Perlakuan Petani 7,92 6,47NPK Tunggal dosis rek. 8,63 6,85NPK + Si 100 8,33 6,86NPK + Si 200 8,40 6,84NPK + Si 300 7,93 6,46NP + Si 100 8,02 6,48NP + Si 200 8,88 7,28NP + Si 300 8,34 6,8375% NPK + Si 100 8,94 7,2275% NPK + Si 200 8,65 6,9475% NPK + Si 300 8,73 7,08

Prototipe perangkat uji tanah sawah (PUTS)digital yang memiliki tingkat keakuratan 80%.

juga meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadapserangan OPT. Penularan virus tungro yang palingrendah terdapat pada petak tanaman yang diberipupuk silika dengan dosis paling tinggi.

PUTS Digital

Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan perangkatuji tanah sawah (PUTS) sejak 5 tahun yang lalu.

Mengikuti tuntutan teknologi dan kemudahan bagipengguna, dan tetap mempertahankan validitas data,maka pada tahun 2012 disusun dan diformulasikanPUTS digital. Sampai saat ini, tingkat akurasi produksudah mencapai 80% dan masih akan terus di-sempurnakan hingga mencapai keakuratan 95%.

Page 22: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan22

Tanaman PanganDi tengah makin beratnya tantangan yang dihadapi dalam usaha tani,Kementerian Pertanian tetap optimistis swasembada pangan dapat diraihdan dipertahankan karena pengalaman membuktikan implementasiteknologi yang tepat dapat mengatasi masalah teknis yang dihadapipetani dalam berproduksi. Sejalan dengan komitmen KementerianPertanian untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, BadanLitbang Pertanian terus berupaya menghasilkan teknologi yangdiharapkan mampu meningkatkan produksi padi dan palawija yangselain sebagai pangan penting juga merupakan sumber perekonomianyang menopang kehidupan sebagian besar petani di pedesaan. Melaluipenelitian yang mengacu kepada target empat sukses KementerianPertanian 2010-2014, Badan Litbang Pertanian dalam tahun 2012 telahmenghasilkan sejumlah varietas unggul, teknologi produksi, dan benihsumber varietas unggul padi dan palawija untuk dikembangkan lebihlanjut oleh penangkar dan produsen benih guna mendukung upayapeningkatan produksi nasional.

Varietas unggul baru padi sawah Inpari 23.

Page 23: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Tanaman Pangan 23

Varietas Unggul Baru

Memanfaatkan sumber daya genetik yang ada, baikdi dalam maupun introduksi dari luar negeri, BadanLitbang Pertanian melalui unit kerja penelitiannyatelah menghasilkan 21 varietas unggul baru tanamanpangan, yang terdiri atas 12 varietas unggul padi,tiga varietas unggul jagung, satu varietas unggulkedelai, empat varietas unggul kacang tanah, dansatu varietas unggul ubi kayu. Varietas unggul barutersebut telah dilepas oleh Menteri Pertanian dalamtahun 2012.

Padi

Sepuluh varietas unggul padi yang dihasilkan cocokdikembangkan pada lahan sawah, satu varietas padalahan rawa, dan satu varietas lagi pada lahan kering(gogo). Varietas unggul baru padi sawah tersebutmasing-masing dilepas dengan nama Inpari 21Batipuah, Inpari 22, Inpari 23 Bantul, Inpari 24Gabusan, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 26, Inpari 27,Inpari 28 Kerinci, Inpari 29 Rendaman, dan Inpari 30Ciherang-Sub1 dengan potensi hasil 7,7-9,6 t/ha.Varietas unggul padi lahan rawa dan lahan keringmasing-masing dilepas dengan nama Inpara 7 danInpago 9. Varietas Inpara 7 berdaya hasil 5,1 t/ha

dan varietas Inpago 9 mampu berproduksi 8,4 t/hapada lahan kering subur dengan lingkungan yangmendukung (Tabel 1).

Jagung Hibrida

Di Indonesia, jagung termasuk pangan utama setelahpadi. Di beberapa daerah, jagung putih telah menjadimakanan pokok masyarakat setempat secara turun-temurun. Dewasa ini pertanaman jagung putih dapatdijumpai di Nusa Tenggara Timur (Pulau Timor, Sumba,dan Flores), Nusa Tenggara Barat (Sandubaya), JawaTengah (Blora, Temanggung), Jawa Timur (Madura),Sulawesi Selatan (Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng,dan Selayar), Sulawesi Tenggara, DI Yogyakarta, danGorontalo.

Jagung hibrida yang berkembang di petani hinggasaat ini berbiji kuning dan umumnya digunakan untukpakan. Dua dari tiga varietas unggul jagung hibridayang dilepas memiliki biji putih, masing-masing diberinama Bima Putih 1 dan Bima Putih 2 dengan potensihasil di atas 10 t/ha. Bima Putih 1 memiliki perakarankuat sehingga tahan rebah. Bima Putih 1 tergolonggenjah (108 hari), batang dan daun di atas tongkolmasih hijau (stay green) pada saat panen sehinggadapat digunakan untuk pakan ternak. Kelebihanlainnya dari Bima Putih 1 adalah kandungan asam

Varietas unggulpadi sawah yangdilepas padatahun 2012berpotensi hasil7,7-9,6 t/hadengan beberapakeunggulanlainnya.

Page 24: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan24

amino esensial yang tinggi, 0,23% untuk lisin dan0,06% untuk triptofan, atau satu setengah kali lebihtinggi dari kadar asam amino jagung putih lokal. BimaPutih 2 juga memiliki perakaran yang kuat, umur lebihgenjah (107 hari), dan stay green. Kandungan asamamino esensial Bima Putih 2 lebih tinggi dari Bima

Putih 1, yaitu lisin 0,29% dan triprofan 0,07%. Keduajagung hibrida berbiji putih ini dapat dijadikan sebagaibahan substitusi beras, khususnya pada wilayah yangpenduduknya mengonsumsi jagung sebagai makananpokok.

Tabel 1. Varietas unggul baru padi yang dilepas pada tahun 2012.

NamaUmur Potensi hasil

Keterangan(hari) (t/ha)

Inpari 21 Batipuah 120 8,2 Padi sawah, agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, 2 danrentan biotipe 3, tahan terhadap HDB strain III, tahan penyakitblas ras 003, rentan virus tungro, mutu beras pera, cocok padaekosistem sawah dataran rendah hingga ketinggian lokasi600 m dpl

Inpari 22 118 7,9 Padi sawah, agak tahan wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, tahanhawar daun bakteri strain III, tahan blas ras 033 dan 133, agaktahan ras 073 dan 137, rentan tungro

Inpari 23 Bantul 113 9,2 Padi sawah, tahan wereng batang coklat biotipe 1, agak tahanbiotipe 2 dan 3, tahan hawar daun bakteri strain III, namun rentanstrain VIII, rasa nasi pulen, aromatik (aroma wangi pandan)

Inpari 24 Gabusan 111 7,7 Padi sawah, warna beras merah, tahan hawar daun bakteristrain III dan agak tahan strain IV

Inpari 25 Opak Jaya 115 9,4 Padi sawah, ketan, warna beras merah, agak tahan wereng batangcoklat biotipe 2 dan 3, tahan hawar daun bakteri strain III danagak tahan strain IV dan VIII

Inpari 26 124 7,9 Padi sawah, tahan hawar daun bakteri strain III, tahan blasras 033, sesuai ditanam di lahan sawah dataran tinggi sampai900 m dpl

Inpari 27 125 7,6 Padi sawah, tahan hawar daun bakteri strain III, tahan blasras 073, rentan tungro, rasa nasi pulen

Inpari 28 Kerinci 128 9,5 Padi sawah, tahan hawar daun bakteri strain III, agak tahanblas ras 033 dan 073, rentan tungro, rasa nasi pulen

Inpari 29 Rendaman 110 9,5 Padi sawah, agak rentan wereng batang coklat biotipe 1 dan 2,serta hawar daun bakteri strain III, toleran rendaman pada fasevegetatif selama lebih dari 14 hari, rasa nasi pulen

Inpari 30 Ciherang-Sub 1 111 9,6 Padi sawah, agak rentan wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, hawardaun bakteri patotipe III, toleran rendaman pada fase vegetatifselama 15 hari, rasa nasi pulen

Inpara 7 114 5,1 Padi rawa, agak tahan tungro isolat Subang, tahan blas ras 033dan 173, agak toleran keracunan Fe dan Al, rasa nasi pulen

Inpago 9 109 8,4 Padi gogo, agak tahan wereng batang coklat biotipe 1, agak tahanblas ras 133, agak toleran kekeringan dan keracunan Al, rasa nasisedang

Page 25: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Tanaman Pangan 25

Varietas Bima16 merupakan jagung hibridaberbiji kuning dan berumur 119 hari. Dalam pengujianmultilokasi, jagung hibrida ini mampu berproduksi12,4 t/ha pipilan kering pada kadar air 15%. Bima 16tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerosporamaydis ), karat daun (Puccinia sorgi), dan bercak daun(Helminthosporium maydis). Dari aspek nutrisi,varietas unggul ini memiliki karbohidrat yang cukuptinggi, mencapai 63,1%, protein 12,1%, danlemak 9,2% (Tabel 2).

Kedelai

Varietas unggul baru kedelai dilepas dengan namaDering 1. Varietas unggul ini toleran terhadapkekeringan selama fase reproduktif, umur genjah (81hari) dengan potensi hasil 2,8 t/ha (rata-rata hasil2,0 t/ha), ukuran biji sedang (10,7 g/100 biji), tahanhama penggerek polong dan penyakit karat daun.

Jagung hibrida berbiji putih varietas Bima Putih 1 dan Bima Putih 2 berpotensi hasil di atas 10 t/ha,lebih tinggi dari jagung putih lokal yang hanya mampu berproduksi 3 t/ha, dan jagung hibrida Bima 16berbiji kuning yang memiliki potensi hasil 12,4 t/ha.

Tabel 2. Varietas unggul jagung hibrida yang dilepas pada tahun 2012.

VarietasUmur panen Hasil

Sifat penting lainnya(hari) (t/ha)

Bima Putih 1 108 10,3 Biji putih, perakaran kuat, stay green, lisin 0,23%, triptofan 0,06%Bima Putih 2 107 10,4 Biji putih, perakaran kuat, stay green, lisin 0,29%, triptofan 0,07%Bima 16 119 12,4 Biji kuning oranye, tahan bulai, karat, dan bercak daun, kokoh, pertumbuhan

seragam, hasil stabil di lahan suboptimal

Kedelai unggul varietas Dering 1, berumurgenjah dengan potensi hasil 2,8 t/ha.

Page 26: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan26

nasional ubi kayu yang saat ini baru mencapai 15-20t/ha. Varietas Litbang UK 2 juga memiliki potensibioetanol 96% atau 14.472 liter/ha. Keunggulan laindari varietas unggul ubi kayu ini adalah agak tahanterhadap tungau dan agak tahan penyakit busuk akar/umbi.

Teknologi Produksi

Teknologi Produksi Padi Hibrida pada LahanSawah Irigasi

Peningkatan produksi padi hibrida di lahan sawahirigasi dapat diupayakan melalui penerapan teknologipemupukan dan sistem tanam. Penggunaan bahanorganik 2 t/ha yang dikombinasikan dengan sistemtanam legowo 2:1 dan pemupukan berdasarkan hasil

Kacang Tanah

Empat varietas unggul kacang tanah yang dilepasmasing-masing diberi nama Hipoma 1, Hipoma 2,Takar 1, dan Takar 2. Selain tahan penyakit bercakdan karat daun, Hipoma 2 juga toleran kekeringan.Varietas Takar 1 dan 2 tahan penyakit karat daundan kutu kebul yang kini sudah menjadi hama pentingkacang tanah di beberapa sentra produksi, dantoleran kemasaman tanah. Umur panen keempatvarietas berkisar antara 85-95 hari dengan potensihasil 3,5-4,25 t/ha (Tabel 3).

Ubi Kayu

Varietas unggul baru ubi kayu dilepas dengan namaLitbang UK 2. Umur panennya 9-10 bulan dan potensihasil 60,4 t/ha, jauh lebih tinggi dari rata-rata hasil

Tabel 3. Varietas unggul kacang tanah yang dilepas pada tahun 2012.

VarietasUmur panen Hasil

Sifat penting lainnya(hari) (t/ha)

Hipoma 1 91 3,7 Tahan bercak dan karat daunHipoma 2 90 3,5 Tahan bercak dan karat daun, toleran kekeringanTakar 1 95 4,25 Tahan karat daun, kutu kebul, toleran tanah masam (pH 4,5-5,6), kejenuhan Al sedangTakar 2 85-95 3,9 Tahan karat daun, agak tahan bercak daun, tahan kutu kebul, toleran tanah

masam (pH 4,5-5,6), kejenuhan Al sedang

Kacang tanah varietas Takar 1, potensi hasil4,25 t/ha.

Ubi kayu varietas Litbang UK-2, potensi hasil60,2 t/ha.

Page 27: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Tanaman Pangan 27

analisis tanah atau PUTS dapat meningkatkan hasilpadi hibrida. Dengan cara ini, hasil padi mencapai8,87 t GKP/ha di Subang, 10,25 t/ha di Cianjur, dan7,87 t/ha di Bogor. Hasil tertinggi dicapai oleh varietasHipa 8, yaitu 8,97 t/ha di Subang, 10,53 t/ha di Cianjur,dan 8,25 t/ha di Bogor.

Teknologi Produksi Padi Lahan Pasang Surut

Hasil penelitian di Sumatera Selatan dan Jambimenunjukkan bahwa pencucian lahan dan pemberiankapur pertanian 3 t/ha meningkatkan hasil padi padalahan pasang surut masing-masing 21% dan 15%.Untuk lebih meningkatkan produksi padi di lahanpasang surut disarankan menggunakan varietasunggul Inpara 1, Inpara 2, dan Inpara 3.

Selain di lahan pasang surut, teknologi ini jugadapat diterapkan di lahan yang tercekam salinitasyang umumnya terdapat di daerah pesisir. Pada lahanyang mengalami salinitas, electrical conductivity(konduktivitas listrik) dalam tanah cenderungmeningkat sejak tanam hingga panen. Dalam kondisidemikian, peningkatan dosis pemupukan NPK sampai125% dari dosis rekomendasi tidak berpengaruhterhadap hasil padi. Masalah ini juga dapat diatasimelalui penerapan teknologi pencucian lahan dan

pemberian kapur. Penggunaan kapur pertaniansebulan setelah tanam bertujuan untuk menekansalinitas dan meningkatkan efektivitas pemupukan.

Teknologi Produksi dan SLPTT Padi Gogo

Produksi padi gogo masih berpotensi ditingkatkan,baik melalui peningkatan hasil maupun perluasanarea. Tanaman padi gogo membutuhkan curah hujan>200 mm/bulan, minimal empat bulan secaraberurutan. Pada daerah yang mempunyai bulanbasah >7 bulan, petani dapat menanam dua kali padigogo pada MH I dan II. Dalam pola padi gogo IP 200,penggunaan varietas unggul berumur genjah sampaisangat genjah sangat menentukan, terutama padaMH II.

Sistem tanam joged perlu pula dipertimbangkandalam budi daya padi gogo IP 200, terutama padamusim kemarau. Sistem tanam ini mengacu padapersemaian culik padi sawah. Pada padi gogo,persemaian dilakukan secara kering di luar areapertanaman untuk mempercepat waktu tanam karenapertimbangan intensitas curah hujan yang sudahmenurun.

Melalui Sekolah Lapang Pengelolaan TanamanTerpadu (SLPTT), beberapa varietas unggul padi gogoyang diintroduksikan di Cianjur Selatan, Jawa Barat,

Penerapan teknologi pemupukan pada sistemtanam legowo 2:1 meningkatkan hasil padihibrida di lahan sawah.

Melalui SLPTT, beberapa varietas unggul padigogo mampu berproduksi 5,12-6,24 t/ha,setara dengan hasil padi sawah irigasi.

Page 28: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan28

tani spesifik lokasi, sesuai dengan kondisi sumber dayasetempat. Komponen teknologi yang dirakit di lahansawah mencakup varietas unggul jagung hibrida, dayakecambah benih >90%, penanaman dengan sistemlegowo, dan pemupukan spesifik lokasi dengantakaran pupuk urea 300 kg/ha.

Pada MK I, penerapan teknologi spesifik lokasipada jagung varietas Bima 3 memberikan hasil 10,5t/ha, pada varietas Bisi 2 mencapai 12,1 t/ha, danpada varietas P21 sebesar 12,2 t/ha. Pada MK II,hasil semua varietas relatif rendah, berkisar antara8,0-9,0 t/ha.

Biopestisida Hayati untuk PengendalianHama Jagung

Hasil penelitian menunjukkan pestisida hayati for-mulasi virus HaNPV efektif menekan perkembanganhama utama tanaman jagung, seperti penggerektongkol jagung (Helicoverpa armígera), penggerekbatang (Ostrinia furnacalis), dan ulat grayak(Spodoptera litura). Selain efektif, penggunaanbiopestisida hayati juga ramah lingkungan karenatidak membunuh serangga predator.

Pengelolaan Bahan Organik Tanahpada Kedelai

Pengembangan kedelai di Indonesia tidak hanyadiarahkan pada lahan optimal, tetapi juga lahan sub-optimal. Hal ini tentu memerlukan teknologi produksiyang sesuai, salah satunya adalah pengelolaan bahanorganik yang akan meningkatkan daya dukung lahanterhadap penyediaan hara dan air bagi tanaman.

Di Probolinggo, Ngawi, dan Banyuwangi, peng-ujian dilakukan dengan pengaturan populasi tanaman,aplikasi pupuk organik untuk meningkatkan dayadukung lahan, dan mengombinasikannya denganpupuk anorganik untuk keseimbangan hara bagitanaman kedelai. Hasil kedelai 3 t/ha cukup mudahdicapai dengan menggunakan varietas atau calonvarietas unggul hasil persilangan varietas lokal Jateng/Sinabung-1036 dengan jarak tanam 40 cm x 20 cmatau 40 cm x 15 cm (Tabel 5). Penggunaan pupuk

Tabel 4. Hasil beberapa varietas padi gogo dalampengujian melalui SLPTT di Cianjur Selatan,Jawa Barat.

Hasil gabah

VarietasUbinan Konversi

(kg/6,25 m2) ke t/ha

Situ Bagendit (LL) 3,2 5,12Limboto (LL) 3,9 6,24Way Rarem (LL) 3,6 5,76Jatiluhur (LL) 3,7 5,92Situ Patenggang (SL) 3,8 6,08

LL = laboratorium lapang; SL = sekolah lapang

mampu berproduksi 5,12-6,24 t/ha (Tabel 4), setaradengan produktivitas padi sawah irigasi.

Pengendalian Penyakit HDB pada TanamanPadi dengan Pestisida Nabati

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkanoleh Xanthomonas oryzae merusak tanaman padipada kondisi kelembapan yang tinggi atau dosispemupukan N yang berlebihan. Selama ini penyakitHDB dikendalikan dengan aplikasi bakterisida sintetissehingga mencemari lingkungan.

Dalam upaya pengendalian HDB, Badan LitbangPertanian telah menghasilkan formula pestisida nabatidari ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) danrimpang lengkuas (Alpinia galanga). Cairan perasandari kedua bahan dengan konsentrasi 10% disemprot-kan pada tanaman padi yang terinfeksi HDB, baik padastadia vegetatif maupun generatif. Teknologi inimampu menghambat perkembangan penyakit HDBpada tanaman padi, lebih baik dibandingkan denganaplikasi bakterisida sintetis berbahan aktif tembagaoksida 56% tanpa menurunkan hasil panen.

Peningkatan Hasil Jagung HibridaMelalui Pendekatan PTT

Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan suatupendekatan dalam penyusunan paket teknologi usaha

Page 29: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Tanaman Pangan 29

Penambahan pupuk anorganik (ZA, SP36, danKCl) di tanah Entisol Probolinggo dan Vertisol Ngawitampaknya belum diperlukan (Tabel 5). Hal serupajuga terjadi pada penggunaan pupuk organik yangdikombinasikan dengan pupuk anorganik (Tabel 6).

kandang tidak meningkatkan hasil di Probolinggo danBanyuwangi. Di Ngawi pada jenis tanah Vertisol,pemberian pupuk kandang 2,5 t/ha memberikan hasilyang setara dengan 2,0 t/ha pupuk organik kaya haraNM2 dengan peningkatan hasil 4-7%.

Tabel 5. Pengaruh jarak tanam, pupuk organik, dan pupuk anorganik terhadap hasil kedelai di Probolinggo,Banyuwangi, dan Ngawi, Jawa Timur, MT 2012.

Hasil biji kering kadar air 12% (t/ha)Perlakuan

Probolinggo Banyuwangi Probolinggo Ngawi

Jarak tanam40 x 10 cm, 2 biji/lubang 3,25 3,4240 x 15 cm, 2 biji/lubang 3,50 3,2440 x 20 cm, 1 biji/lubang 2,74 2,8040 x 20 cm, 2 biji/lubang 3,34 2,95

Pupuk organikTanpa pupuk kandang 3,14 3,13 3,42 3,37Pupuk kandang 2,5 t/ha 3,35 3,07 3,24 3,51Pupuk kandang 5,0 t/ha 3,12 3,08 2,80 3,39Pupuk organik NM2 2,0 t/ha 3,22 3,12 2,95 3,62

Pupuk ZA, SP36, KCl0 + 0 + 0 3,13 3,4750 + 50 + 100 3,07 3,4550 + 150 + 50 3,08 3,3650 + 150 + 100 3,12 3,62

Tabel 6. Pengaruh interaksi pupuk organik dan anorganik terhadap hasil biji kedelai lokal Jateng/Sinabung-1036 pada tanahVertisol Ngawi, MK 2012.

Hasil biji kedelai kadar air 12% (t/ha)

Perlakuan ZA + SP36 + KCl (kg/ha)

0 + 0 + 0 50 + 50+100 50 + 150 + 50 50+150+100 Rata-rata

Tanpa pupuk kandang 3,38 3,25 3,47 3,39 3,37Pupuk kandang 2,5 t/ha 3,81 3,37 3,23 3,62 3,51Pupuk kandang 5,0 t/ha 3,05 3,75 3,11 3,63 3,39Pupuk organik NM2 2,0 t/ha 3,63 3,41 3,61 3,83 3,62

Rata-rata 3,47 3,45 3,36 3,62

Pukan = pupuk kandang

Page 30: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan30

memperpanjang daya simpan benih kedelai telahdihasilkan teknologi penyimpanan benih. Teknologipelleted soybean seeds (benih kedelai tersalut)dirancang untuk mempertahankan mutu benih kedelaiselama penyimpanan. Bahan salut yang terdiri atasdolomit, lempung, dan SP36 dengan perbandingan3:2:1 dan 2:2:0,5 dengan kadar air awal benih 12%pada saat disimpan mampu mempertahankan kualitasbenih kedelai yang disalut hingga 1 tahun. Pengem-bangan teknologi ini berperan penting dalam penye-diaan benih kedelai tepat waktu.

Teknologi Produksi Kacang Tanahpada Tanah Sawah Alfisol

Pengembangan kacang tanah pada lahan Alfisol diJepara Jawa Tengah memerlukan komponen teknologipemupukan dan populasi tanaman. Perlakuan jaraktanam lebih efisien dalam penggunaan benih, tetapisecara umum tidak memengaruhi hasil kacang tanah.Hasil yang diperoleh masih setara dengan teknologipetani di sekitar lokasi pengujian.

Aplikasi pupuk anorganik N, P, dan K memberikanhasil 2,35 t/ha polong kering, tetapi lebih rendahdaripada yang hanya dipupuk urea, yakni 2,67 t/ha.Residu pupuk urea dan Phonska yang diaplikasikanpada tanaman padi tampaknya memengaruhirespons tanaman kacang tanah terhadap pemupukanN, P, dan K.

Jarak tanam baris ganda 60 cm x (30 cm x 10cm) meningkatkan hasil polong 7,7% lebih tinggi darihasil yang dicapai dengan jarak tanam tunggal (40cm x 50 cm), masing-masing 2,60 t dan 2,42 t/hapolong kering (Tabel 7).

Pengendalian Kutu Kebul pada Kedelai

Kutu kebul (Bemisia tabaci) dapat merusak tanamankedelai dan menjadi salah satu vektor virus. Aplikasipestisida yang dikombinasikan dengan pengairansprinkle mampu menekan intensitas serangan kutukebul. Percikan air dari sprinkler menyebabkan kutukebul tidak dapat bertahan lama pada daun. Rata-rata kerusakan daun tanaman kedelai pada perlakuanpengairan sprinkler 45% lebih rendah dengan hasilbiji 35% lebih tinggi dibanding pengairan irigasi, yakni1,9 t/ha pada pengairan sprinker dan 1,4 t/ha padapengairan irigasi.

Pengendalian kutu kebul secara hayati denganmemanfaatkan suspensi cendawan entomopatogenLecanicillium lecanii dapat menurunkan populasi kutukebul, baik pada kedelai berbiji besar (Argomulyo)maupun berbiji kecil (Wilis). Semakin sering aplikasicendawan L. lecanii semakin sedikit populasi kutukebul yang ditemukan pada tanaman kedelai.

Pada varietas kedelai berbiji besar, tingkatkerusakan daun lebih berat dibandingkan denganvarietas berbiji kecil, baik pada umur 42 HST maupun60 HST. Aplikasi cendawan L. lecanii tiga kali dalamsatu minggu memperlihatkan tingkat serangan B.tabaci lebih rendah dibandingkan dengan aplikasisatu kali. Aplikasi suspensi cendawan entomopatogenL. lecanii untuk mengendalikan hama kutu kebul tidakmemengaruhi kelangsungan hidup serangga berguna,khususnya predator Coccinella sp.

Teknologi Penyimpanan Benih Kedelai

Benih kedelai perlu disimpan dengan baik sebelumdigunakan pada musim tanam berikutnya. Untuk

Tabel 7. Populasi tanaman dan hasil kacang tanah pada tanah Alfisol Jepara, Jawa Tengah,Agustus-November 2012.

Populasi/hasil Jarak tanam tunggal Jarak tanam ganda

Populasi tanaman dipanen (ha) 135.611 155.602Hasil polong segar (t/ha) 5,54 4,70Hasil polong kering ka 12% (t/ha) 2,42 2,60

Page 31: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Tanaman Pangan 31

Teknologi Produksi Ubi Kayu pada LahanKering Masam

Tingkat kesuburan lahan masam umumnya rendahdan jika akan ditanami dengan tanaman semusimmemerlukan perlakuan khusus. Melalui pendekatanPTT dengan pengolahan tanah dibajak dua kalisebelum tanam, tanam di guludan, jarak tanam 100cm x 60 cm, pemupukan 300 kg urea, 200 kg SP36,200 kg KCl, pupuk kandang 5 t/ha, dan dolomit 500kg/ha, pengendalian gulma menggunakan herbisidapratanam 4 l/ha, penyiangan dan pembumbunan duakali dan disemprot akarisida dua kali setelah tanamanberumur 5 bulan menghasilkan 34-43 t/ha umbi segar(Gambar 1). Hasil yang kurang optimal ini disebabkantanaman ubi kayu mengalami kekeringan sejakberumur 3 bulan sampai 6 bulan. Pada kondisidemikian, ubi kayu varietas Litbang UK2 menghasilkanumbi segar yang setara dengan varietas UJ-5 yangsudah beradaptasi di Lampung, masing-masing 42,7t dan 43,6t/ha.

Benih Sumber

Badan Litbang Pertanian menekankan perlunyaketersediaan benih sumber untuk diperbanyak olehpenangkar atau pihak terkait lainnya. Ketersediaanbenih bermutu dalam jumlah yang cukup merupakanfaktor yang menentukan keberhasilan usaha tani

tanaman pangan. Dalam tahun 2012, Badan LitbangPertanian melalui unit kerja penelitian tanamanpangan telah menyediakan sejumlah benih sumber(BS dan FS) varietas unggul padi dan palawija untukdikembangkan oleh penangkar dan produsen benih.

Padi

Penyediaan benih sumber varietas unggul baru paditerutama bertujuan untuk mendukung upaya pening-katan produksi. Pada tahun 2012 telah diproduksi231,6 ton benih sumber padi yang terdiri atas 27,0ton benih BS dan 204,6 ton benih FS untuk men-dukung kegiatan SLPTT di 18 provinsi di Indonesia.

Jagung

Badan Litbang Pertanian juga telah memperbanyakbenih sumber jagung bersari bebas kelas penjenis(BS) untuk varietas Lamuru, Sukmaraga, Bisma,Srikandi Kuning 1, Srikandi Putih 1, dan Anomansebanyak 5.340 kg, yang terdiri atas 890 kg Lamuru,730 kg Sukamaraga, 1.125 kg Bisma, 865 kg SrikandiKuning, 1.830 kg Srikandi Putih 1, dan 900 kg Anoman.

Perbanyakan benih sumber kelas BD untukvarietas Lamuru, Sukmaraga, Bisma, Srikandi Kuning1, Srikandi Putih 1, dan Anoman dilakukan pada lahanseluas 1,0 ha. Benih empat varietas telah diprosesdengan total hasil 8,7 ton.

Kacang-kacangan

Perbanyakan benih 11 varietas kedelai (Grobogan,Burangrang, Kaba, Tanggamus, Anjasmoro, Argo-mulyo, Wilis, Ijen, Panderman, Detam 1, dan Detam2) menghasilkan 6,26 ton benih BS. Perbanyakanbenih kedelai varietas Grobogan, Burangrang, Kaba,Tanggamus, Anjasmoro, Argomulyo, Sinabung, Wilis,dan Panderman menghasilkan benih FS 14,3 ton.

Telah dihasilkan pula calon benih sumber kacangtanah varietas Tuban, Bima, Domba, Jerapah, Gajah,Kelinci, Kancil, dan Bison sebanyak 3,29 ton.Perbanyakan benih BS kacang hijau dari varietasKutilang, Murai, Betet, Perkutut, Sriti, Kenari, Vima1, dan Walet menghasilkan calon benih 4,14 ton.

Umbi segar(t/ha)

45

40

35

30UJ5 Litbang UK2 Adira4 MLG6 Butoijo

Varietas

Gambar 1. Rata-rata hasil ubi kayu varietasUJ-5, Litbang UK2, Adira4, MLG6,dan Butoijo. Lampung, 2012.

Page 32: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan32

Penelitian berperan penting dalam mengembangkan komoditashortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Badan LitbangPertanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura padatahun 2012 telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi, antara lainvarietas unggul baru, teknologi produksi dan peningkatan kualitasproduk, serta benih sumber beberapa komoditas hortikultura untukmemenuhi permintan yang terus meningkat. Inovasi teknologi tersebutdiharapkan dapat mendukung upaya pengembangan agribisnishortikultura yang berdaya saing serta peningkatan pendapatan petani.

Hortikultura

Pertanaman kentang di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran,Lembang, Jawa Barat.

Page 33: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Hortikultura 33

Varietas Unggul Baru

Badan Litbang Pertanian pada tahun 2012 telahmelepas tiga varietas unggul kentang, lima varietasanggrek, tujuh varietas krisan mutan, dua varietaskrisan pot, dua varietas krisan potong, dan tigavarietas gladiol. Varietas unggul ini diharapkanmemperkuat agribisnis kentang dan tanaman hias.

Kentang

Tiga verietas unggul kentang yang dihasilkan padatahun 2012 cocok untuk kentang olahan. VarietasAmabile berdaya hasil tinggi (24-27 t/ha) denganrendemen hasil keripik melebihi varietas pembandingAtlantik. Kandungan air umbi tergolong rendahsehingga menghemat penggunaan minyak goreng.

Kentang varietas Medians juga berdaya hasiltinggi (24-27 t/ha) dengan rendemen hasil keripikjuga tinggi. Kandungan air umbi rendah sehinggaefisien dalam penggunaan minyak goreng. VarietasMaglia memiliki potensi hasil paling tinggi, mencapai29,2 t/ha. Rendemen keripik melebihi varietasAtlantik, dan kandungan air umbinya lebih rendahdibandingkan Amabile dan Medians.

Tanaman Hias

Anggrek Phalaenopsis Bunga Standar

Empat anggrek Phalaenopsis yang dihasilkan padatahun 2012 yaitu Ayu Lestari, Ayu Suciati, Udapa Pink,dan Indu Pramesi. Anggrek Ayu Lestari mempunyaipanjang tangkai bunga 17,2-40,8 cm, lebar bunga7,8-8,2 cm dengan jumlah kuntum bunga tiap tangkai12-21 kuntum. Kuntum bunga menghadap ke tigaarah, dengan warna bibir bunga red purple 61 A,pangkal sedikit kuning, dan kumis sedang. Tiaptanaman dapat menghasilkan bunga 12-21 kuntum/tahun dengan lama kesegaran bunga 3-4 bulan.Anggrek ini beradaptasi dengan baik di daerah denganketinggian 600-1.400 m dpl.

Anggrek Ayu Suciati mempunyai warna bibirbunga red purple group dengan kumis sedang.Panjang tangkai bunga 23,0-32,5 cm, lebar bunga7,9-8,8 cm, dan jumlah kuntum bunga tiap tangkai12-25 kuntum. Bunga menghadap ke segala arah.Tiap tanaman dapat menghasilkan 12-25 kuntum/tahun. Lama kesegaran bunga 3-4 bulan. Anggrekini beradapatasi baik pada ketinggian tempat 600-1.400 m dpl.

Anggrek Udapa Pink mempunyai bunga tipestandar dengan warna bibir bunga red purple 66A,

Varietas unggul baru kentang Amabile (kiri), Medians (tengah), dan Maglia (kanan), potensi hasilberkisar antara 24-29 t/ha.

Page 34: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan34

dan bunga menghadap ke segala arah. Panjangtangkai bunga 60-65 cm, lebar bunga 7,0-7,4 cm,jumlah kuntum bunga 9-10 kuntum/tangkai, dan hasilbunga 2-4 tangkai/tanaman/tahun. Lama kesegaranbunga 3 bulan. Anggrek ini beradaptasi dengan baikpada ketinggian 600-1.200 m dpl,

Anggrek Indu Pramesi memiliki bunga tipestandar, dengan warna bibir bunga putih NN 155B.Panjang tangkai bunga 50,0-55,7 cm, lebar bunga9,2-9,8 cm, jumlah kuntum tiap tangkai bunga 8-12kuntum, dan hasil bunga 2-4 tangkai/tanaman/tahun.Bunga menghadap ke dua arah. Lama kesegaranbunga 2,5-3 bulan. Anggrek ini beradaptasi denganbaik pada ketinggian tempat 600-1.200 m dpl.

Anggrek Dendrobium Mutan

Anggrek Dendrobium baru diberi nama Lintang Ayu.Anggrek pot ini memiliki warna bibir bunga ungu

bergaris ungu tua dengan panjang tangkai bunga16,5-17,8 cm, lebar bunga 5,2-5,3 cm, dan jumlahkuntum bunga tiap tangkai 7-9 kuntum. Tiap tanamandapat menghasilkan bunga 2 tangkai/tahun. Bunganyamenghadap ke dua arah. Lama kesegaran bunga 1-2 bulan. Anggrek ini beradaptasi dengan baik padaketinggian tempat 600-1.400 m dpl.

Krisan Mutan

Tujuh krisan mutan yang dihasilkan pada tahun 2012diberi nama Marimar, Yulimar, Violetana,Merahayandi, Merahayani, Salemar, dan Limeron.Krisan Marimar mempunyai tinggi tanaman 110-120cm, tipe bunga standar, bentuk bunga dekoratif denganbunga pita berwarna kuning. Diameter kuntum bunga12-14 cm, satu kuntum tiap tangkai. Waktu respons7-9 minggu setelah periode hari panjang dan lamakesegaran bunga 10-14 hari.

Krisan Yulimar mempunyai tinggi tanaman 110-120 cm, tipe bunga standar, bentuk bunga dekoratifdengan bunga pita berwarna putih. Diameter kuntumbunga berkisar antara 12-14 cm, satu kuntum pertangkai. Waktu respons 8-10 minggu setelah periodehari panjang dan lama kesegaran bunga 10-14 hari.

Krisan Violetana mempunyai tinggi tanaman 110-120 cm dan tipe bunga spray. Bentuk bunganyasemiganda dengan bunga pita berwarna violet.

Anggrek Dendrobium mutan Lintang Ayu.

Anggrek Phalaenopsis bunga standar: (a) AyuLestari, (b) Ayu Suciati, (c) Udapa Pink, dan(d) Indu Pramesi.

Page 35: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Hortikultura 35

Diameter kuntum 7,0-7,2 cm dan tiap tangkai terdapat14-16 kuntum. Waktu respons 7-9 minggu setelahperlakuan hari pendek dan lama kesegaran bunga10-15 hari.

Krisan Merahayandi mempunyai tinggi tanaman110-120 cm. Bunganya bertipe spray dengan bentukbunga semiganda dan bunga pita berwarna merahterakota. Diameter kuntum 7,0-7,5 cm dengan 35kuntum per tangkai. Waktu respons 8-10 minggusetelah perlakuan hari pendek dan lama kesegaranbunga 10-15 hari.

Krisan Merahayani mempunyai tinggi tanaman110-120 cm. Bunga tipe spray, berbentuk semi-ganda, dengan bunga pita berwarna merah. Diameterkuntum bunga berkisar antara 5,5-6,5 cm dengan14-16 kuntum per tangkai. Waktu respons 9-10minggu setelah hari pendek dan lama kesegaranbunga 10-15 hari.

Krisan Salemar mempunyai tinggi tanaman 110-120 cm. Bunganya tipe spray dengan bentuk bungasemiganda dan bunga pita berwarna salem. Diameter

kuntum bunga 7,5-8,5 cm dengan 14-16 kuntum pertangkai. Waktu respons 7-9 minggu setelah haripendek dan lama kesegaran bunga 10-15 hari.

Krisan Limeron mempunyai tinggi tanaman 110-120 cm. Tipe bunga spray, bentuk bunga semiganda,dengan bunga pita berwarna oranye. Diameterkuntum bunga 7-8 cm dan tiap tangkai terdapat 15-17 kuntum. Waktu respons 7-9 minggu setelah haripendek dan lama kesegaran bunga 12-16 hari.

Krisan Pot

Dua krisan pot yang dihasilkan pada tahun 2012 diberinama Chandrasmurti dan Anindita. Chandrasmurtimempunyai tinggi tanaman 21,5-33,0 cm, tipe bungaspray, bentuk bunga dekoratif dengan bunga pitaberwarna kuning oranye. Diameter kuntum 5,11-5,54cm dengan 4-5 kuntum per tangkai. Waktu respons56-63 hari setelah periode hari panjang, dan ber-adaptasi dengan baik pada ketinggian 700-1.200 mdpl.

Marimar Yulimar Violetana Merahayandi

Merahayani Salemar Limeron

Tampilan tujuh bunga varietas baru krisan yang dilepas Badan Litbang Pertanian pada tahun 2012.

Page 36: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan36

Krisan Anindita mempunyai tinggi tanaman 17,8-26,0 cm. Tipe bunga spray, bentuk bunga dekoratif,dan bunga pita berwarna ungu muda. Diameterkuntum bunga 4,8-5,1 cm, dengan 4-5 kuntum bungaper tangkai. Waktu respons 56-65 hari, danberadaptasi dengan baik pada ketinggian tempat 700-1.200 m dpl.

Krisan Bunga Potong Tipe Spray

Enam varietas baru krisan potong tipe spray diberinama Elora, Velma, Azzura, Kineta, Selena, danSalzieta. Elora mempunyai tinggi tanaman 88,5-92,5cm. Bunga berbentuk anemon dengan warna bungapita white group 155 A. Diameter kuntum bunga 3,1-3,5 cm, dan jumlah kuntum tiap tangkai 16-20. Wakturespons 49-56 hari dan lama kesegaran bunga 16-20 hari.

Krisan Velma mempunyai tinggi tanaman 125-135 cm. Bunga tipe spray, berbentuk ganda denganwarna bunga pita yellow orange group 22. Diameterkuntum bunga 6,2-6,5 cm dan 12-15 kuntum per

tangkai. Waktu respons 57-63 hari dan lamakesegaran bunga 17-21 hari.

Krisan Azzura mempunyai tinggi tanaman 99-106 cm. Bunga tipe spray dengan bentuk bunga gandadan warna bunga pita greyed red group 179 A.Diameter kuntum bunga 3,8-4,5 cm dan tiap tangkaimemiliki 14-23 kuntum. Waktu respons 52-56 haridan lama kesegaran bunga 14-18 hari.

Krisan Kineta mempunyai tinggi tanaman 95-97cm. Bunga tipe spray, berbentuk dekoratif, denganwarna bunga pita purple group 75 B dan red purplegroup 74 B pada bagian tengah. Diameter kuntumbunga 5,6-6,3 cm dan tiap tangkai terdapat 19-27kuntum. Waktu respons 52-56 hari dan lamakesegaran bunga 14-17 hari.

Krisan Selena mempunyai tinggi tanaman 92,0-98,5 cm. Tipe bunga standar, bentuk bunga dekoratif,dengan warna bunga pita greyed orange group 179B. Diameter kuntum bunga 8,9-10,5 cm, satu kuntumbunga tiap tangkai. Waktu respons 52-57 hari danlama kesegaran bunga 15-18 hari.

Krisan Salzieta mempunyai tinggi tanaman 104-110 cm. Bunga tipe spray, bentuk bunga ganda,dengan warna bunga pita yellow group 12 A dangreyed red group 178 D pada bagian tengah. Diameter

Krisan pot Chandrasmurti dan Anindita.

Chandrasmurti

Anindita

Elora Velma Azzura

Kineta Selena Salzieta

Tampilan bunga enam krisan potong dengantipe bunga spray.

Page 37: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Hortikultura 37

kuntum bunga 5,4-6,0 cm dan 20-31 kuntum pertangkai. Waktu respons 50-57 hari dan lamakesegaran bunga 17-21 hari.

Gladiol

Dua varietas gladiol yang dihasilkan pada tahun 2012diberi nama Devi dan Firda. Gladiol Devi memilikitinggi tanaman 83,0-135,0 cm dan mulai berbungapada umur 45-60 hari. Diameter bunga 10,7-12,0 cm,hasil bunga 1-3 tangkai/tanaman/musim tanam, danlama kesegaran bunga 3-4 hari setelah dipotong dan10-15 hari di lapangan.

Gladiol Firda memiliki tinggi tanaman 86,1-107,2cm. Mulai berbunga pada umur 45-60 hari dengandiameter bunga 8,5-12,5 cm, hasil bunga 1-3 tangkai/tanaman/musim tanam, lama kesegaran bunga 5-6hari setelah dipotong dan 10-15 hari di lapangan.

Calon Varietas Unggul Jeruk

Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan dua calonvarietas unggul baru jeruk keprok SoE dan jerukpamelo dengan sifat tanpa biji (seedless), daya hasiltinggi, rasa manis, dan warna kulit menarik.

Teknologi Produksi

Selain varietas unggul, pengembangan komoditashortikultura memerlukan teknologi yang mampumeningkatkan produksi dan kualitas agar dapatbersaing di pasar dalam dan luar negeri.

Pengendalian Hama dan Penyakit padaKentang Toleran Suhu Panas

Pengembangan kentang di dataran medium meng-alami berbagai kendala, di antaranya serangan hamadan penyakit yang dapat menurunkan kualitas dankuantitas hasil panen. Badan Litbang Pertanian telahmenghasilkan beberapa klon kentang yang toleransuhu panas dan untuk mengembangkannya diperlu-kan dukungan teknologi.

Calon varietas unggul baru pamelo (kiri) danjeruk keprok SoE tanpa biji (kanan).

Gladiol Devi (kiri) dan Firda(kanan).

Page 38: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan38

Penelitian menunjukkan bahwa pengendalianhama terpadu (PHT) mampu menekan populasi danintensitas serangan hama dan penyakit, kecualipenyakit layu bakteri. Oleh karena itu perlu dilakukanperbaikan teknologi pengendalian yang tepat. Selainitu diperlukan teknologi untuk menurunkan suhu tanahagar tanaman kentang dapat tumbuh dan berproduksioptimal. Dari dua klon toleran suhu panas yang diuji,klon CIP 392781.1 mempunyai harapan untukdikembangkan lebih lanjut.

Teknologi Produksi Cabai MerahMenggunakan Naungan

Penggunaan naungan (netting house) berukuran 11,0x 13,5 m dan tinggi 2,5 m dengan spesifikasi R12-C225TrM2-70 mesh 66, lubang 127/cm2, dapatmeningkatkan hasil cabai merah 238% dibandingkandengan di lahan terbuka (22,9 t vs. 9,6 t/ha).Penggunaan naungan meningkatkan pertumbuhantanaman yang secara langsung memengaruhi hasilcabai merah.

Dosis pupuk NPK 500 kg/ha dapat digunakanuntuk tanaman cabai merah yang ditanam di bawahnaungan. Untuk meningkatkan adopsi oleh petani,

teknologi produksi cabai merah di bawah naungandapat diuji coba pada skala yang lebih luas untukmemperoleh perhitungan (analisis) finansial yangsesungguhnya sebagai patokan petani untuk me-nerapkan teknologi.

Perbanyakan Varietas dan Klon-klon TerpilihPhalaenopsis secara Meriklon

Perbanyakan dilakukan di laboratorium kultur jaringanBalai Penelitian Tanaman Hias untuk mendapatkanmedia dasar sumber karbon, posisi dan ukuraneksplan, dan media proliferasi yang optimal untukperbanyakan varietas dan klon-klon Phalaenopsis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tangkai bungatanpa tangkai kuncup merupakan sumber tunas yangpaling baik untuk kultur meristem Phalaenopsis. Tunashasil regenerasi tangkai bunga dikultur pada mediadasar 1/2 MS yang ditambah TDZ 3 mg/l, BAP 0,5mg/l, dan sukrosa 20 g/l sebagai sumber karbon.Ukuran tunas pucuk 2,0 mm potensial untuk induksiembriogenesis pada medium 1/2 MS yang direduksikonsentrasi hormonnya menjadi TDZ 1,5 mg/l danBA 0,25 mg/l.

Cabai merah yang ditanam dengan sistemnaungan (netting house).

Isolasi meristem dan eksplan untukpengembangan kultur meristem Phalaenopsis.

Page 39: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Hortikultura 39

dengan bahan pembawanya, yaitu media formulasidari bahan alami yang mengandung karbohidrat danprotein minimal. Perlakuan bakteri antagonis B26 danB37 yang disuspensikan dalam air steril dan mediaformulasi dari bahan alami yang mengandung karbo-hidrat dan protein minimal dan diaplikasikan setiapminggu dan 14 hari sekali, konsisten menekan penyakitlayu fusarium pada anggrek Phalaenopsis.

Peningkatan Kualitas Buah Manggis

Manggis adalah salah satu komoditas buah unggulandan merupakan buah eksotik Indonesia yang belumdimiliki oleh sebagian besar negara lain. Namun, adabeberapa kendala dalam menghasilkan buah manggisberkualitas, antara lain munculnya getah kuning padakulit buah, daging buah bening, burik pada kulit buah,dan serangan semut. Untuk mengatasi kendalatersebut telah diuji beberapa komponen teknologipengendalian getah kuning pada kulit buah dan dagingbuah bening.

Teknologi yang diuji adalah aplikasi pupuklengkap, yaitu P2O5 (SP36), K2O (KCl), CaCO3 (dolomit),MgO (kiserit), dan N (urea) dengan dosis berturut-turut 0,67 kg, 0,53 kg, 0,59 kg, 1.15 kg, 1 kg/pohonuntuk mengendalikan getah kuning dan daging beningserta aplikasi serai wangi tiap minggu sekali dengandosis 2 cc/l untuk mengendalikan burik dan semut

Empulur 1 yang dikultur pada medium 1/2 MSyang ditambah TDZ 0,75 mg/l dan BAP 0,25 mg/lpotensial untuk embriogenesis Phalaenopsis. Produksiembrio dapat ditingkatkan dengan mensubkultur kalusembriogenik pada medium 1/2 MS dengan vitaminpenuh.

Pengendalian Hayati Penyakit Fusariumoxysporum pada Anggrek Phalaenopsis

Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh Fusariumoxysporum pada anggrek dapat menimbulkan ke-rusakan hingga 40%. Biofungisida cair berbahan aktifbakteri antagonis B37 dan B26 efektif mengendalikanpenyakit layu fusarium pada anggrek masing-masing65,3% dan 48,9%. Namun, isolat bahan aktif tersebutbelum diidentifikasi dan diuji kompatibilitasnya, danmasih diaplikasikan dalam bentuk biakan murni.

Hasil penelitian menunjukkan bahan aktif bio-pestisida B26 dan B37 adalah bakteri dari genusBacillus sp. Semua bahan aktif biopestisida kompatibel

Respons kultur pucuk pada perbanyakantahap awal anggrek Phalaenopsis.

Koloni bakteri antagonis B26 (kiri) dan B37(kanan) pada media Kings B.

Page 40: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan40

menurunkan populasi hama Thrips penyebab burikserta semut pada buah manggis.

Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Buahpada Mangga di Tempat Penyimpanan

Gejala penyakit busuk pangkal buah pada manggamulai muncul setelah 7 hari disimpan pada suhu 26,8± 0,4°C dan kelembapan relatif 70,0% ± 2,4% denganpersentase penularan 1,7-11,2% dan intensitas 0,4-3,2%. Perkembangan penyakit ini terjadi sangat cepatsetelah 10-11 hari. Aplikasi kombinasi fungisidaberbahan aktif propineb dan minyak serai wangi ataupropineb dan mancozeb secara selang-seling satuminggu sekali sebelum panen mampu mengendalikanpenyakit busuk pangkal buah di tempat penyimpanan.

Pemupukan dan aplikasi minyak serai wangi dapat meningkatkan kualitas buah manggis.

Gejala burik, getah kuning, dan daging bening yang menjadi kendala dalam pengembangan agribisnismanggis.

pada buah. Hasil pengujian menunjukkan bahwapemberian pupuk lengkap SP36, KCl, dolomit, kiserit,dan urea dapat menurunkan getah kuning dan dagingbening pada buah manggis. Dengan demikian, untukmeningkatkan kualitas buah manggis direkomendasi-kan dengan memberikan pupuk lengkap (NPK)ditambah dengan pupuk Ca dan Mg dua kali permusim, yaitu sebelum dan 2 bulan setelah tanamanberbunga. Dosis pupuk untuk dua kali pemberianadalah 0,67 kg, 0,53 kg, 0,59 kg, 1.15 kg, 1 kg/pohonberturut-turut untuk SP36, KCl, dolomit, kiserit, danurea. Minyak serai wangi yang diaplikasikan secararutin seminggu sekali dengan dosis 1-2 cc/l air mampumengurangi persentase buah burik dan populasisemut. Minyak serai wangi memiliki sifat penolakserangga dan mampu membunuh serangga sehingga

Page 41: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Hortikultura 41

l. Pada semua genotipe jeruk, sumber karbon dalambentuk sukrosa diperlukan untuk perbanyakan seldengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 146 mMuntuk mandarin dan 88 mM untuk JC, nipis, dan purut.

Pada beberapa genotipe jeruk, induksi embrioterjadi tanpa ZPT dan dipengaruhi oleh jenis dankonsentrasi sumber karbon. Sebagai contoh, padaJC, induksi embrio terjadi pada media yangmengandung 88 mM sorbitol dan galaktosa denganrasio yang sama, sedangkan untuk nipis pada mediayang mengandung 146 mM maltosa dan purut pada146 mM laktosa. Induksi embrio JC tercepat terjadipada media 146 mM maltose, namun setelah 60 hari,jumlah embrio yang terbentuk lebih sedikitdibandingkan dengan media yang mengandung 88mM sorbitol dan galaktosa. Pada nipis, komposisimedia yang mampu menginduksi embrio adalahmedia dengan 88 mM maltosa, 146 mM maltosa, dan146 mM laktosa dengan proses induksi tercepat terjadipada media 146 mM laktosa. Pada purut, komposisimedia yang mampu menginduksi embrio adalahmedia dengan 146 mM maltosa, 88 mM gliserol, dan88 mM sorbitol dan galaktosa pada rasio 1:3 denganproses induksi tercepat pada media dengan 88 mMsorbitol dan galaktosa. Pada mandarin, kombinasisorbitol dan galaktosa pada rasio 3:1 menunjukkanhasil lebih baik dibanding sumber karbon yang lain.

Embriogenesis Jeruk

Keberhasilan embriogenesis pada jeruk dipengaruhioleh tipe eksplan, zat pengatur tumbuh, sumberkarbon, dan kondisi kultur. Pada awal proses inisiasisel, pemilihan tipe eksplan diperlukan untuk men-dapatkan sel-sel embriogenik pada periode waktuyang pendek. Pada jeruk, sel-sel nuselus merupakaneksplan yang tepat. Eksplan ini mudah membentukkalus embriogenik yang remah (friable) padaberbagai genotipe jeruk, seperti jeruk manis pacitan,siam pontianak, keprok garut, Batu 55, JC, nipis, danpurut, baik pada media dengan maupun tanpa zatpengatur tumbuh.

Pada tahap perbanyakan sel friable dan embrio-genik pada media padat, pertumbuhannya dipengaruhioleh keseimbangan ZPT dan konsentrasi karbon. Padaperbanyakan sel friable dan embriogenik secaramassal pada media cair, pertumbuhannya dipengaruhioleh kepadatan inokulum dan aerasi udara. Per-bedaan genotipe jeruk diekspresikan oleh variasikebutuhan sitokinin untuk pertumbuhan sel yangmassif. Sel embriogenik JC, nipis, dan purut tumbuhoptimal pada dosis sitokinin rendah (0,5-1 mg/l),sedangkan jeruk mandarin, keprok Borneo Prima,Batu 55, garut, selayar, siam pontianak, dan kintamanilebih baik dengan perlakuan sitokinin dosis 1,5-3 mg/

Serangan penyakit antraknose dan busuk pangkal buah pada mangga Arumanis dan Gedong Gincu ditempat penyimpanan.

Page 42: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan42

(121,3 kg), Bima (188,6 kg), Kuning (139,1 kg),Pikatan (173,2 kg), Trisula (209,2 kg), Pancasona(219,4 kg), Mentes (340,8 kg), Kramat-1 (18 kg), danKramat-2 (4,5 kg). Benih sayuran lainnya yangdidistribusikan meliputi cabai varietas Lembang-1 (4,7kg), Tanjung-2 (49 g), dan Kencana (4,9 kg), tomatvarietas Mutiara (51 g), Opal (0,4 kg), Ratna (21 g),Zamrut (45 g), Intan (23 g), Berlian (0,6 kg), danCLN 6046 (117 g), bayam varietas Giti Merah (7,6kg) dan Giti Hijau (5,1 kg), mentimun varietasSaturnus (255 g), Mars (11,1 kg), Pluto (1,9 kg),Hibrida-1 (5 g), dan Hibrida-7 (5 g), kacang panjangvarietas KP-1 (69,8 kg), Pras-1 (5,1 kg), dan Pras-3(100 g), caisim LV-145 (9,8 kg), buncis rambat Horti-1 (41,7 kg), Horti-2 (16,9 kg), dan Horti-3 (750 g),kangkung varietas Sutera (60,7 kg), buncis tegak Le02 (75 g), Le 44 (75 g), dan Balitsa-1 (0,5 kg), sertakentang Granola (9136), Merbabu-17 (2695),Margahayu (2552), GM-05 (1881), Cipanas (1823),Kikondo (1770), GM-08 (2422), dan Tenggo (2119).

Untuk buah tropika telah didistribusikan 377 bibitdurian varietas Otong dan 209 bibit durian Kani keKalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,Riau, Bengkulu, Fakfak, Aceh, Jambi, dan Batam; serta

Bibit manggis (kiri) dan durian (kanan) yang siap didistribusikan kepada pengguna.

Perbanyakan sel yang optimum terjadi padamedia dengan konsentrasi sumber karbon 88 mM,sedangkan induksi embrio dan perkecambahanmemerlukan konsentrasi karbon yang lebih tinggi,yaitu 146 mM. Ini menunjukkan bahwa embriogenesissomatik dipengaruhi oleh sumber karbon sebagaienergi dan pengatur osmotikum media untukmenciptakan metabolisme yang optimal. Hasilobservasi pada media padat tersebut akan digunakanuntuk mendapatkan embriogenesis massal padakondisi cair di dalam bioreaktor.

Distribusi Benih Sumber

Benih sumber yang dihasilkan melalui Unit PengelolaBenih Sumber (UPBS) diupayakan dapat memenuhipermintaan konsumen. Pada tahun 2012, UPBShortikulltura telah mendistribusikan sejumlah benihkepada pengguna, baik perusahaan swasta maupunmasyarakat umum.

Untuk memenuhi permintaan pengguna telahdidistribusikan 2,3 ton benih sumber bawang merahvarietas Sembrani (437,3 kg), Katumi (539,1 kg), Maja

Page 43: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Hortikultura 43

Bibit jeruk kelas BF dan BPMT di Kebun Percobaan Punten, Batu, Jawa Timur, untuk didistribusikan kebeberapa sentra produksi di Indonesia.

tiga bibit durian varietas Sunan, 59 bibit durianvarietas Matahari, dan 11 bibit durian varietas Laeke Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, SulawesiUtara, Riau, Bengkulu, Fakfak, Aceh, Jambi, LubukMinturum, Papua Barat, Cipaku Bogor, dan Sumatera.Bibit manggis varietas Ratu Kamang sebanyak 637bibit dan Ratu Tembilahan 4.315 bibit telah didistri-busikan ke Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,Sulawesi Utara, Riau, Aceh, Jambi, Papua Barat,Cipaku Bogor, dan Berastagi. Lima puluh enam bibitalpokat varietas Mega Paninggahan, 59 bibit alpokatMega Murapi dan Mega Gagauan didistribusikan keKalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, SulawesiUtara, Bengkulu, Riau, Aceh, Cipaku Bogor, MuaroJambi, Sumatera, dan Berastagi. Sebanyak 108 bibitsirsak varietas Ratu didistribusikan ke KalimantanSelatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bengkulu,Riau, Aceh, Pakan Baru, Sumatera (swasta), danBerastagi, dan 136 bibit mangga didistribusikan keSumatera.

Benih tanaman hias yang telah didistribusikanselama tahun 2012 meliputi 108.765 setek dan 2.080planlet krisan, yang terdiri atas Swarna Kencana(28.610 setek dan 320 planlet), Wastu Kania (11.280setek dan 280 planlet), Pasopati (32.930 setek dan700 planlet), dan Kusuma Sakti (35.945 setek dan780 planlet). Benih didistribusikan ke Jawa Barat, JawaTengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Palembang,Lampung, Medan, dan Tomohon.

Bibit varietas jeruk keprok dataran tinggi dandataran rendah telah didistribusikan kepada pemesan,di antaranya Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan,dan beberapa sentra jeruk di Indonesia. Bibit BF telahtersebar di 17 provinsi dan BPMT di 19 provinsi,meliputi 6.851 pohon yang terdiri atas jeruk keprokvarietas Berasitepu, Batu 55, Borneo Prima, Garut,Grabag, Kacang, Madu Terigas, Madura, PulauTengah, Pulung, Selayar, SoE, dan Tejakula; jerukmanis Pacitan; pamelo Magetan, dan Srinyonya,serta jeruk siam varietas Banjar, Madum, dan Siompu.

Page 44: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan44

PerkebunanKomoditas perkebunan sebagai penghasil devisa memerlukan penelitiandan pengembangan dengan memerhatikan berbagai aspek, terutamalingkungan dan daya saing. Badan Litbang Pertanian melalui PusatPenelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) senantiasaberupaya menghasilkan inovasi teknologi perkebunan yang mudahditerapkan, efektif, efisien, ramah lingkungan, dan berdaya saing.Kegiatan penelitian dan pengembangan pada tahun 2012 telahmenghasilkan inovasi teknologi yang terkait dengan upaya peningkatankeragaman dan jumlah bahan tanaman, produktivitas, mutu, dan sintesiskebijakan dalam upaya menuju usaha perkebunan yang berkelanjutan.

Kebun induk kelapa Dalam Kima Atas, Sulawesi Utara.

Page 45: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Perkebunan 45

Varietas Unggul

Varietas unggul merupakan komponen teknologi yangandal untuk meningkatkan produksi. Daya hasil yangtinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan toleranterhadap kondisi lingkungan tertentu merupakan sifatpenting yang dimiliki oleh varietas unggul.

Untuk mendukung pengembangan komoditasperkebunan, pada tahun 2012 Badan LitbangPertanian telah menghasilkan sejumlah varietasunggul tanaman perkebunan. Varietas-varietastersebut dapat menambah keragaman pilihan bagipetani maupun pelaku usaha sehingga akanmeningkatkan hasil dan pendapatan mereka.

Varietas Wijen Unggul Winas 1 dan Winas 2

Wijen merupakan bahan baku industri makanan kecildan minyak. Sentra pengembangan wijen di Indonesiaadalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa TenggaraBarat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,Gorontalo, dan Lampung. Di daerah tersebut, wijenumumnya dibudidayakan di lahan kering pada musimhujan. Namun, seiring dengan meningkatnyapermintaan di dalam negeri, pengembangan wijenmulai merambah ke lahan sawah. Di lahan sawah,wijen ditanam sesudah padi pada musim kemaraupertama maupun kedua, seperti di KabupatenSampang, Nganjuk, dan Sukoharjo.

Pengembangan wijen di lahan sawah sesudahpadi memerlukan varietas unggul yang berproduksitinggi. Varietas unggul wijen yang direkomendasikanuntuk lahan sawah sesudah padi adalah Sumberrejo

4 (Sbr-4) yang dilepas pada tahun 2007, serta WijenNasional 1 (Winas 1) dan Winas 2 yang dilepas padatahun 2012. Potensi hasil, umur panen, warna biji,dan daya adaptasi ketiga varietas tersebut disajikanpada Tabel 1.

Potensi hasil varietas Winas 1 mencapai 2.222kg/ha, dengan rata-rata 1.471 kg. Varietas ini memilikidaya adaptasi yang luas dan produktivitasnya lebihtinggi 16,6% dibanding Sbr-4. Pada pengujian diNganjuk dalam kondisi tercekam kekeringan, hasilnya27,5% lebih tinggi dibanding Sbr-4.

Varietas Winas 2 mampu menghasilkan biji 1.874kg/ha, dengan rata-rata 1.413 kg/ha, 12% lebih tinggidibanding Sbr-4. Varietas ini beradaptasi pada lokasispesifik, yaitu daerah yang memiliki agroekosistemseperti di Nganjuk dan Sampang. Pada kondisitercekam kekeringan, hasilnya 899 kg/ha atau 82,8%lebih tinggi dibanding Sbr-4. Demikian juga diSampang pada tahun 2009 dan tahun 2011, hasilnyamasing-masing 1.211 kg dan 1.493 kg/ha atau lebihtinggi 32,9% dan 45,8% lebih tinggi dibanding Sbr-4.

Waktu yang tersedia untuk menanam wijen dilahan sawah sesudah padi II berbeda di masing-masing daerah. Di Sukoharjo, waktu yang tersediayakni 4 bulan (Juli-Oktober), di Nganjuk 3,5 bulan(Juni-pertengahan September), sedangkan diSampang 5 bulan (Juni-Oktober). Dengan demikian,ketiga varietas tersebut dapat mendukungpengembangan wijen di lahan sawah sesudah padikarena umur panennya kurang dari 3,5 bulan. DiNganjuk yang waktu tanam wijen setelah padi II palingsingkat, varietas Winas 2 sangat tepat dikembangkan

Tabel 1. Potensi hasil, umur panen, warna biji, dan daya adaptasi varietas unggul wijen (Sbr-4), Winas 1 dan Winas 2.

Hasil biji (kg/ha) Umur panen (hari)Daya adaptasi/

Varietas Warna bijistabilitas

Rata-rata Potensi Kisaran Rata-rata

Sbr 4 1.262 1.952 89-103 98 Putih Luas/stabilWinas 1 1.471 2.222 95-106 101 Putih Luas/stabilWinas 2 1.413 1.874 93-103 98 Putih Sempit/spesifik

Page 46: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan46

karena umur panennya kurang dari 100 hari sehinggatidak mengganggu pola tanam dalam setahun.

Kelapa Dalam Panua

Kelapa Dalam Panua berasal dari Desa TeheleKecamatan Popayato Timur, Kabupaten PohuwatoProvinsi Gorontalo, merupakan hasil seleksi massadari populasi kelapa Dalam di Perkebunan PT Tombito.Tipe tanaman tumbuh tegak dengan tinggi mencapai18-20 m.

Kelapa Dalam Panua mulai berbunga pada umur48 bulan dan panen pada umur 60 bulan. Jumlahtandan bunga yang dihasilkan per tahun mencapai14 buah, dengan jumlah buah tiap tandan rata-rata10 butir, jumlah buah tiap pohon 149 butir, dan jumlahbuah per hektar per tahun 14.876 butir. Buahnya

berwarna hijau kekuningan, hijau, atau merahkecoklatan dengan sabut tipis. Bobot buah utuh 1.750g, bobot kopra per butir 232 g, dan kadar minyak66,3%.

Kelapa Dalam Panua cocok dikembangkan dilahan kering beriklim basah dengan tinggi tempatkurang dari 500 m dpl. Curah hujan berkisar antara1.000-1.500 mm/tahun dan bulan kering kurang dari6 bulan dalam setahun.

Pinang Betara

Pinang Betara telah lama dibudidayakan petani diKecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,Jambi, merupakan hasil seleksi dari populasi pinangdi kecamatan tersebut. Pinang unggul ini mulaiberbunga pada umur 4-5 tahun dan buah dapat

Pertanaman wijen varietas Sbr-4 (kiri), Winas 1 (tengah), dan Winas 2 (kanan).

Tampilan biji tiga varietas unggul wijen (Sbr-4), Winas 1, dan Winas 2.

Page 47: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Perkebunan 47

kering 5,7 kg/pohon/tahun, dan potensi hasilnya 7,8t/ha.

Pinang ungul Batara sesuai dikembangkan dilahan gambut atau pasang surut dengan bulan keringmaksimal 3 bulan dan curah hujan lebih dari 1.250mm/tahun. Saat ini jumlah pohon induk pinang terpilihmencapai 250 pohon. Pohon induk ini mampumemproduksi benih 165.588 butir/tahun, yang dapatdigunakan untuk pengembangan pinang seluas120,87 ha per tahun.

Cengkih Zanzibar Gorontalo

Cengkih Zanzibar Gorontalo berasal dari DesaTaludaa, Gorontalo, merupakan hasil penyerbukanterbuka cengkih Zanzibar Cibinong, Bogor. Tinggitanaman cengkih ini 13,7 + 2,0 m dengan lingkarbatang 116,1 + 15,2 cm. Batang utama membagi 2-3 dengan bentuk tajuk silindris. Daunnya lonjonglangsing, agak membulat dengan warna daun tuahijau tua dan warna pucuk merah kekuningan.

Rangkaian bunganya bertangkai panjang denganjumlah bunga tiap rangkaian 24 + 4 dan bentukbunga langsing agak corong. Bunga yang masih mudaberwarna hijau kemerahan dan setelah masak petik

Kelapa Dalam Panua mampu menghasilkan buah 14.876 butir/ha/tahun.

Pohon pinang Betara dan buah pinang yangtelah masak.

dipanen mulai umur 6-7 tahun. Jumlah buah tiaptandan rata-rata 131 buah dan bobot biji kering 8,7g/butir. Kadar tanin biji 9,8%, produktivitas kernel

Page 48: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan48

berwarna merah. Panjang bunga 18,3 + 1,5 mmdengan warna mahkota krem berbercak merah.Bobot kering tiap 100 bunga 11,5 + 0,2 g, bobotbuah 2,8 ± 0,4 g, dan bobot biji 1,0 + 0,2 g. Potensihasil bunga basah berkisar antara 102,2-150,8 kg/pohon/tahun dengan kadar minyak atsiri 19,9-23,0%dan kadar eugenol 87,4-93,0%.

Teknologi Budi Daya

Penyediaan Bahan Tanaman dengan TeknikKultur Jaringan

Keberhasilan pengembangan komoditas perkebunansangat bergantung pada ketersediaan bahantanaman yang berkualitas. Namun, penyediaan bahantanaman yang bebas hama penyakit dalam jumlahbanyak dalam waktu cepat bukan hal yang mudah.Terbatasnya pohon induk sebagai sumber benih,lamanya waktu untuk perbanyakan, dan luasnya areayang dibutuhkan untuk perbanyakan merupakanmasalah dalam penyediaan bahan tanaman yang perlusegera diatasi.

Teknologi kultur jaringan dapat menjadi alternatifdalam perbanyakan bahan tanaman karena tidak

Cengkih Zanzibar Gorontalo.

bergantung pada musim, daya multiplikasi tinggi,tanaman yang dihasilkan seragam dan bebas daripenyakit seperti bakteri dan jamur, dan identik denganinduknya (true to type). Teknologi ini juga dapatdimanfaatkan dalam program pemuliaan tanamanuntuk menghasilkan genotipe-genotipe baru melaluimutasi yang dilanjutkan dengan seleksi in vitro atauin vivo.

Pada beberapa komoditas perkebunan, teknologiperbanyakan bahan tanaman dengan teknik kulturjaringan melalui organogenesis dan/atau embrio-genesis telah dikuasai. Namun beberapa masalahmasih perlu ditindaklanjuti, antara lain keragamanpada tanaman yang dihasilkan, seperti pada kopi dankakao, atau perubahan karakter morfologi tanamanseperti pada jahe. Pada sebagian besar komoditasperkebunan lainnya, teknologi kultur jaringan belumdikuasai sepenuhnya.

Untuk mendukung program pengembangankomoditas perkebunan, berbagai penelitian telahdilakukan untuk mendapatkan metode perbanyakanbahan tanaman maupun menghasilkan bahantanaman unggul melalui teknik kultur jaringan. Padatahun 2012, penelitian dilakukan pada kopi, kakao,lada, jahe, jambu mete, dan tebu. Penggunaansumber eksplan yang tepat sebagai bahan per-

Page 49: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Perkebunan 49

banyakan tanaman dengan teknik kultur jaringandapat menghasilkan kalus embriogenik yangselanjutnya berkembang menjadi embrio somatik.

Pada tanaman kopi arabika varietas SigararUtang dan Andung Sari 2 K, penggunaan daun sebagaisumber eksplan dan media induksi kalus 2,4-D 2 mg/l + 2-IP 4 mgl/l menghasilkan kalus terberat. Mediainduksi kalus 2,4-D 2 mg/l + 2-IP 3 mg/l dan 2,4-D 2

mg/l + 2-IP 4 mg/l dengan media regenerasi kinetin2 mg/l paling baik untuk menghasilkan embrio somatikkopi. Benih hasil embrio somatik tumbuh normaldengan tahapan perkembangan melalui fase globular,torpedo, dan kecambah.

Pada tanaman kakao varietas ICS 13, Sca 6, danUIT 1, penggunaan staminoid sebagai sumbereksplan menghasilkan kalus embriogenik dan embrio

Tahapan perkembangan embriosomatik kopi arabika varietas Sigarar Utang; (a) embrio somatik kopidengan berbagai tahapan, (b) fase torpedo, (c) embrio somatik kopi yang berkecambah.

Sumber eksplan dan tahap perkembanganembrio somatik kakao: (a) eksplan staminoid,(b) eksplan petal, (c) kalus primer darieksplan staminoid, (d) kalus sekunder darieksplan staminoid, (e) embrio somatik fasekotiledon.

Kalus embriogenik kopi arabika varietasSigarar Utang di bawah mikroskop elektron.

Page 50: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan50

somatik terbanyak. Dengan menggunakan mediainduksi kalus primer yang diberi kinetin 0,5 mg/l danmedia induksi kalus sekunder WPM + 2,4-D 2 mg/l +kinetin 0,25 mg/l, varietas Sca 6 menghasilkan embriosomatik yang lebih banyak dibanding dua varietaslainnya. Untuk menguji keragaman genetik padatanaman kakao hasil embriogenesis somatik (SE),metode CTAB dapat diaplikasikan untuk isolasi DNAgenom dengan menggunakan daun fase flush.Sembilan pasang primer SSR telah teramplifikasi dansiap digunakan untuk menguji keragaman kakao asalSE.

Pada tanaman lada, penggunaan daun sebagaisumber eksplan dengan media induksi kalus Gamborg+ 2,4 D 0,1 mg/l menghasilkan kalus dengan waktutercepat, yakni 33 hari, tetapi kalus mengalamipencoklatan dan akhirnya mati. Media induksi tunasterbaik adalah MS + BAP 2,5 mg/l dengan waktutumbuh 32 hari, jumlah tunas rata-rata 5,3 buah,dan jumlah daun 5,8 buah.

Pada tanaman jahe putih besar, penggunaanmeristem sebagai sumber eksplan dengan mediainduksi MS ditambah sukrosa 2%, glutamin 100 mg/l, 2,4-D 1,0 mg/l, BA 3,0 mg/l, dan bakto-agar 8%menghasilkan kalus embriogenik pada umur 8 minggudengan struktur kalus remah dan warna putihkekuningan. Induksi embrio globular dan torpedomenggunakan media cair yang dikombinasikan

Tahapan perkembangan embrio somatik kakao klon Sca 6 (kiri), embrio somatik fase kotiledon dewasaklon Sca 6 (tengah), dan embriosomatik fase kotiledon dewasa klon ICS 13 (kanan).

Eksplan daun dan tunas lada pada mediaregenerasi.

dengan metode TIS mempercepat perkembanganembrio somatik dan menghasilkan embrio yang lebihbanyak dibandingkan dengan metode standar (mediapadat).

Pada tanaman jambu mete, penggunaanjaringan nuselus yang diambil dari biji muda sebagaisumber eksplan lebih baik dibanding eksplan daun,karena lebih cepat membentuk kalus embriogenik.

Page 51: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Perkebunan 51

Bululawang adalah MS + NAA 0,5 mg/l + BAP 0,1mg/l, sedangkan untuk varietas Kidang Kencanadan PSJT 941 adalah MS + IBA 0,5 mg/l + BAP 0,3mg/l.

Agen seleksi PEG 10% dapat digunakan sebagaimetode seleksi in vitro untuk toleransi kekeringanpada kalus tebu. Kalus tebu yang berasal dariperlakuan iradiasi sinar gama 10-20 gy mempunyaipertumbuhan dan toleransi kekeringan yang lebihbaik dibanding tanpa iradiasi. Seleksi in vitromenggunakan PEG 10% menghasilkan mutan-mutanbaru dari varietas Bululawang, Kidang Kencana, danPSJT 941 untuk diperbanyak dan diseleksi di rumahkaca.

Media MS + 2,4-D 8 mg/l + BA 1 mg/l + arang aktifmenginduksi kalus paling banyak, yakni 86,1%. MediaMS + 2,4-D 11 mg/l + BA 1 mg/l + arang aktif danMS + 2,4-D 12 mg/l + BA 1 mg/l + arang aktifmenghasilkan kalus yang cukup baik dengan diameterdan berat kalus berturut-turut 0,79 cm dan 0,54 g,dan 0,76 cm dan 0,58 g.

Pada tanaman tebu varietas BL, KK, dan PSJT941, media MS + auksin 2,4 D 3 mg/l mampumenginduksi pembentukan kalus hingga 100%.Induksi kalus embriogenik varietas Kidang Kencanadan PSJT 941 membutuhkan tambahan kaseinhidrolisat 1 g/l, namun sebaliknya pada varietasBululawang. Media regenerasi terbaik untuk varietas

Pertumbuhan eksplan jahe putih besar umur 2 minggu (a), induksi kalus umur 4 minggu (b), kalusumur 8 minggu (c), dan kalus embriogenik umur 10 minggu (d).

Nuselus jambu mete yang mengarah ke pembentukan embrio somatik: (a) kalus embriogenik yangmasih melekat pada kulit biji, (b) kalus embriogenik yang telah terlepas, (c) embrio globular terbentuk,(d) menuju fase hati.

Page 52: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan52

produksi buah kakao per pohon sampai umur 9 bulansetelah perlakuan. Pemangkasan kakao sampaitingkat pencahayaan yang masuk ke pertanaman 15%meningkatkan jumlah buah kakao per pohon sampai156% dibanding cara petani.

Klon Sulawesi-1 sebagai materi sambungsamping menghasilkan jumlah buah per pohon palingbanyak dibanding klon Sulawesi-2 maupun klon lokalsampai umur 18 bulan. Fermentasi kakao lindak milikpetani sampai 6 hari meningkatkan jumlah biji per100 g dan nilai buah kakao. Keuntungan sambungsamping adalah peluang keberhasilan lebih tinggi,

Pengembangan Teknologi Pengelolaan Kakaosecara Terpadu

Penelitian dan pengembangan kakao terintegrasidengan ternak sapi telah dilakukan di SulawesiTenggara dan Sulawesi Selatan. Kegiatan yangdilakukan meliputi teknik produksi kakao, pemanfaatanlimbah kulit kakao sebagai pakan ternak, dandiseminasi teknologi usaha tani kakao secara terpadu.

Hasil penelitian menunjukkan pemupukan N, P,dan K pada tanaman kakao dengan takaran 25-100%dari rekomendasi tidak memengaruhi jumlah dan

Visual kalus tebu varietas PSJT 941 umur 4 minggu setelah kultur pada beberapa mediaregenerasi: (a) IAA 2 mg/l + BAP 0,1 mg/l, (b) IAA 2 mg/l + BAP 0,3 mg/l, (c) IAA 2 mg/l +BAP 0,5 mg/l, (d) IBA 0,5 mg/l + BAP 0,1 mg/l, (e). IBA 0,5 mg/l + BAP 0,3 mg/l, (f) IBA 0,5mg/l + BAP 0,5 mg/l, (g) NAA 2 mg/l + BAP 0,1 mg/l, (h) NAA 2 mg/l + BAP 0,3 mg/l, (i)NAA 2 mg/l + BAP 0,5 mg/l.

Page 53: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Perkebunan 53

Soppeng. Hasil pengkajian menunjukkan perangkapferomon seks dapat menarik ngengat jantan peng-gerek buah kakao (PBK), tetapi perlu dikombinasikandengan komponen pengendalian lainnya. Pemanfaat-an Beauveria bassiana kurang efektif mengurangiserangan PBK. Penerapan paket teknologi budi dayadapat meningkatkan produktivitas. Komponenteknologi yang paling nyata meningkatkan hasil buahadalah pemupukan dan pembuatan rorak, terutamasetelah tanaman disambung dengan klon unggul.

Penataan Sistem ProduksiPerkebunan Kelapa Sawit RakyatMenghadapi Penerapan ISPO 2015

Usaha tani kelapa sawit merupakan sumberpendapatan bagi lebih dari 3,5 juta kepala keluargadan menjadi tumpuan pengembangan wilayahmaupun program pengentasan kemiskinan diberbagai daerah. Produksi minyak sawit (crude palmoil/CPO) Indonesia pada tahun 2011 mencapai 23,9juta ton atau meningkat 8,1% dibanding produksi 2010.Produksi ini setara dengan 49% produksi dunia yangpada tahun 2011 mencapai 50,13 juta ton. Volumeekspor minyak sawit Indonesia juga meningkat 5,7%menjadi 16,5 juta ton pada tahun 2011.

Meskipun produksi dan ekspor meningkat,pengembangan kelapa sawit di Indonesia dihadapkan

dapat memperbaiki sifat yang kurang baik daritanaman (tahan hama penyakit), dan tanaman lebihcepat menghasilkan.

Pemberian dedak kulit kakao 1 kg/ekor/harisebagai pakan tambahan pada sapi bali meng-hasilkan pertambahan bobot badan tertinggi di-banding pemberian rumput dan probiotik sampaiumur 4 bulan.

Di Sulawesi Selatan, kegiatan pengkajiandilaksanakan di Kabupaten Luwu, Bantaeng, dan

Tanaman kakao hasil sambung samping yangmulai berbuah.

Sambung samping pada tanaman kakao.

Page 54: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan54

kelapa sawit demi tercapainya usaha kelapa sawityang berkelanjutan.

Dalam Panduan ISPO disebutkan bahwa praktikpengusahaan perkebunan berkelanjutan harusmemenuhi tujuh prinsip dan 39 kriteria yangditurunkan dari lebih dari 120 peraturan perundang-undangan yang berlaku. Panduan ISPO sebenarnyaditujukan kepada perusahaan perkebunan kelapasawit, sedangkan pedoman ISPO untuk perkebunanrakyat masih berupa draf. Draft pedoman ISPO untukperkebunan sawit rakyat tidak mengatur prinsip“tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomimasyarakat”. Prinsip yang lain tetap diatur denganmemodifikasi kriteria yang relevan. Pedoman ISPOini perlu segera disosialisasikan karena dalamPermentan No. 19/2011, seluruh perkebunan kelapasawit sudah harus mendaftarkan untuk prosessertifikasi ISPO pada 1 Januari 2015.

Perkebunan kelapa sawit di PTPN VIII, Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

pada isu lingkungan dan keamanan pangan yangberpotensi menghambat perkembangan usaha. Olehkarena itu, sosialisasi untuk menunjukkan dampaklingkungan dan tingkat keamanan minyak sawitIndonesia dilakukan ke khalayak luas. Sebagiankhalayak menyatakan minyak sawit Indonesia belumbisa disebut sebagai produk yang ramah lingkungan,namun sebagian besar menyatakan produksi sawitIndonesia berjalan baik.

Meskipun ada perbedaan persepsi, pengem-bangan kelapa sawit dapat dilanjutkan denganmemerhatikan azas keberlanjutan. Berkaitan denganhal tersebut, Menteri Pertanian RI menerbitkanperaturan No. 19/2011 tentang Pedoman PerkebunanKelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atauIndonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Kebijakanini harus diacu oleh setiap pelaku usaha perkebunan

Page 55: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Perkebunan 55

Berkenaan dengan hal tersebut telah dilakukansurvei di Lampung untuk merekam ragam kegiatanyang telah dilakukan terkait persiapan penerapanISPO. Hasil survei adalah sebagai berikut:

1. Dinas Perkebunan Provinsi Lampung telahmelakukan sosialisasi ISPO bagi petugas DisbunKabupaten dan stakeholder sawit yang lain,namun belum melibatkan perkebunan rakyat.Salah satu perusahaan perkebunan kelapasawit di Lampung Tengah pernah mencobamenerapkan RSPO pada tahun 2010, namunkegiatan tersebut tidak berlanjut.

2. PTPN VII menyambut baik rencana penerapanISPO. Pada tahun 2010, PTPN VII pernahmencoba menerapkan RSPO di kebun Rejosari.Terkait ISPO, PTPN VII menyertakan staf bagianpengolahan pada sosialisasi ISPO di DitjenPerkebunan, kemudian melakukan sosialiasi ISPOdi lingkup bagian pengolahan dan direncanakanmencakup seluruh staf. PTPN VII memandangperlunya satuan (gugus) khusus untuk imple-mentasi ISPO.

3. Untuk mengetahui kesiapan petani telah dilakukandiskusi dengan pengurus dan anggota kelompoktani kelapa sawit di Desa Batuliman KecamatanKalianda, Lampung Selatan. Desa ini telahditetapkan sebagai desa unggulan kelapa sawittingkat kabupaten dengan area kelapa sawitpada 2011 mencapai 421 ha. Petani di desa inimerupakan petani sawit mandiri. Terkait rencanapenerapan ISPO, petani belum mengetahui,bahkan istilah ISPO masih asing bagi mereka.

Setelah memperoleh informasi tentang ISPO,petani menilai ISPO dapat diterapkan olehkelompok tani, namun perlu pencermatan dankerja keras untuk memperolehnya. Persoalanakan muncul terkait perizinan dan sertifikat,mengingat 40% lahan sawit yang ada belumbersertifikat.

Sebagai produsen minyak sawit terbesar didunia, kebijakan Indonesia dalam pengembangankelapa sawit tentu mendapat perhatian dari berbagaipihak. Kebijakan penerapan ISPO juga tidak luput dariperhatian tersebut. Untuk itu, penerapan ISPO perludipersiapkan dengan penataan sistem produksi kelapasawit yang tepat, baik dari sisi pemilihan danpenerapan teknologi maupun manajemen usaha tani.Beberapa hal yang perlu dipertimbangan terkaitpenataan sistem produksi sawit adalah: (1) penetapanlahan produksi (terkait Rencana Tata Ruang Wilayah),(2) legalitas usaha tani (terutama dari aspek sertifikatlahan), (3) peningkatan penguasaan teknologiproduksi berkelanjutan (inovasi dan pendampingan),(4) penerapan Good Agriculture Practices (sebagaijaminan mutu produksi), dan (5) pemantauandampak produksi (terhadap kesejahteraan petani danlingkungan). Berdasarkan uraian tersebut, diperlukanbeberapa kebijakan pendukung yang mencakup: (1)program sertifikasi lahan secara massal, (2) programpenguatan manajemen kelembagaan petani, (3)program pendampingan penataan sistem produksisesuai persyaratan ISPO, (4) program peningkatankemampuan audit internal di kelompok tani, dan (5)penjaminan sistem pasar dan harga.

Page 56: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan56

PeternakanDalam upaya mewujudkan swasembada daging sapi, Badan LitbangPertanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan terusberupaya menghasilkan inovasi pengembangan sapi. Usaha peng-gemukan sapi potong di kandang kelompok model Litbangtan danintegrasi sapi-sawit di PTPN merupakan salah satu cara yang ditempuhuntuk mempercepat pengembangan populasi sapi di beberapa provinsi.Beberapa kajian kebijakan di bidang peternakan dan veteriner padatahun 2012 di antaranya adalah status virus HPAI pada unggas dankejadian flu burung pada manusia, kinerja investasi dan aspek perbibitanunggas lokal di Indonesia, dan isu technical barrier terkait pembatasanimpor peternakan untuk mengamankan produksi di dalam negeri. Ayamkampung unggul Badan Litbang Pertanian “KUB” telah disebarkan ke10 provinsi di Indonesia. Teknologi lain yang telah dihasilkan adalahteknik uji imunohistokimia untuk rabies, teknik kriopreservasi primordialgerm cells (PGCs), dan teknologi silase ampas sagu sebagai campuranpakan komplit pada kambing Boerka.

Integrasi sapi-sawit di perkebunan PT Sabut Mas Abadi di Pangkalan Bun, KalimantanTengah.

Page 57: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Peternakan 57

Penggemukan Sapi PotongMenggunakan Kandang KelompokModel Litbangtan

Untuk meningkatkan efisiensi pemeliharaan sapipotong, Badan Litbang Pertanian mengembangkanperkandangan kelompok model Litbangtan yangdilengkapi dengan bank pakan. Kandang kelompokmerupakan model kandang yang dalam suatu ruangankandang ditempatkan beberapa ekor ternak tanpadiikat. Kandang berfungsi sebagai tempat perkawinandan pembesaran anak sampai disapih, atau untukpembesaran dan penggemukan. Setiap ternakdewasa membutuhkan luas kandang minimal 3,0 m2.Sistem perkandangan ini dapat menghemat tenagakerja dan air dan mempermudah proses pembuatankompos, selain meningkatkan kesehatan danreproduksi ternak.

Peternak yang memiliki sapi lebih dari dua ekordapat menerapkan model kandang ini. Kandangkelompok model Litbangtan telah diadopsi olehstakeholder di beberapa provinsi, antara lain di NusaTenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur,Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Tengah, JawaBarat, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Riau, danSumatera Utara.

Efektivitas kandang kelompok model Litbangtantelah diuji di Kandang Belajar Sapi Rakyat (KBSR)

Bojonegoro pada bulan April-Juni 2012 denganmenggunakan 20 ekor sapi jantan silangan denganbobot badan awal sekitar 400 kg. Pada pengujiantersebut, 10 ekor sapi jantan silangan SIMPO(Simmental-PO) dan LIMPO (Limousin-PO) ditempat-kan pada kandang individu dan 10 ekor sapi ditempat-kan dalam kandang kelompok. Pakan hijauan dankonsentrat diberikan ad libitum (tanpa batas), terdiriatas campuran dedak padi, gamblong, bungkil sawit,bungkil kopra, tumpi jagung, garam, kapur, dan urea.Hijauan berupa 7 kg rumput gajah diberikan padapagi hari dan jerami padi pada sore hari (ad libitum).

Penggunaan kandang kelompok dalam usahapenggemukan sapi menghasilkan pertambahan bobotbadan harian (PBBH) yang tidak berbeda nyata dengankandang individu. Namun, penggunaan kandangkelompok menghemat biaya tenaga kerja untukperawatan sapi dan air untuk membersihkan kandangdan ternak.

Integrasi Sapi-Sawit di PTPN VI

Badan Litbang Pertanian bekerja sama denganKementerian BUMN mengembangkan integrasi sapi-sawit dalam hal pengawalan teknologi. Pembibitandan penggemukan sapi potong diterapkan di UnitUsaha Integrasi Sawit-Sapi PTPN VI, di KabupatenMuaro Jambi, Provinsi Jambi.

Pemeliharaan sapi dalam kandang kelompok (kiri) dan kandang individu (kanan).

Page 58: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan58

Inovasi yang dikembangkan adalah kandangkelompok model Litbangtan dan pakan utama yangterdiri atas 85% hasil samping perkebunan sawit.Kandang sapi untuk penggemukan merupakan bekaspabrik karet. Jumlah sapi saat ini mencapai 2.000ekor dan yang ditargetkan sebanyak 10.000 ekor.Proporsi sapi untuk pembibitan adalah 30% dan untukpenggemukan 70%. Sistem perkawinan menerapkankombinasi kawin alam dan inseminasi buatan (IB).

Unit Usaha Integrasi Sawit-Sapi di PTPN VI Jambimenerapkan dua pola yaitu:

1. Penggemukan sapi pada kandang kelompok yangmasing-masing kandang diisi 30 ekor sapi dengankepadatan 3 m2/ekor. Pakan yang diberikan terdiriatas 60% pelepah, 25% bungkil inti sawit, 5%onggok, 8% dedak, 1% molases, dan1% garam.Pakan diberikan dua kali sehari. Kotoran dan urinedibiarkan selama tiga bulan untuk kompos.

2. Pembiakan sapi lokal (Bali dan PO) pada kandangkelompok dengan proporsi pejantan dan betina1:30 dan kepadatan 3 m2/ekor. Pakan terdiri atas70% pelepah, 15% bungkil inti sawit, 5% onggok,8% dedak, 1% molases, dan 1% garam. Pakandiberikan dua kali sehari. Kotoran dan urinedibiarkan tiga bulan untuk kompos.

Kedua model ini mendekati konsep zero cost(pakan sapi sebagian besar berasal dari limbah sawitdan kotoran sapi digunakan untuk kompos) dan LEISA(Low External Input Sustainable Agriculture). UnitUsaha Integrasi Sawit-Sapi di PTPN VI dapat menjaditempat pembelajaran bagi PTPN-PTPN lain maupunmasyarakat peternakan dalam menerapkan polaintegrasi tersebut.

Pencacahan pelepah dan daun sawit untukbahan pakan sapi di PTPN VI, Jambi.

Sistem penggemukan sapi PO pada kandang kelompok model Litbangtan.

Page 59: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Peternakan 59

Kebijakan Peternakan danVeteriner

Status Virus HPAI pada Unggas danKaitannya dengan Kejadian Flu Burungpada Manusia

Wabah avian influenza (AI) pada ayam ras diIndonesia pertama kali diidentifikasi pada akhir2003 di Kabupaten Tangerang dan Blitar, danmengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikanpada industri perunggasan. Sampai 30 April 2012terdapat 189 konfirmasi kasus infeksi virus flu burungpada manusia dan 157 orang di antaranya meninggaldunia.

Vaksinasi sebagai salah satu cara pengendalianvirus AI telah dilakukan pemerintah sejak Agustus2004. Direktorat Jenderal Peternakan dan KesehatanHewan (Ditjen PKH) menyatakan hingga saat ini telahberedar sekitar 20 jenis vaksin AI, yang berasal darimaster seed virus HPAI subtipe H5N1, H5N2, danH5N9, serta virus dengan reverse genetic technology.Seiring dengan sifat virus yang mudah bermutasi,karakter antigenik dan molekuler virus AI punmengalami perubahan yang cukup dinamis sejakdiidentifikasi pada tahun 2003.

Pemantuan terhadap dinamika virus HPAI secaraperiodik telah dilaksanakan oleh Ditjen PKH bekerja

sama dengan FAO. Berdasarkan hasil pemantauandan rekomendasi Komisi Ahli Kesehatan Hewan,vaksin AI yang digunakan untuk pengendalian infeksivirus di lapang berasal dari master seed virus AI lokalH5N1, yaitu strain Nagrak, Pekalongan, Garut, danPurwakarta dengan isolat tantang strain Subang danSukabumi.

Hasil penelitian Balai Besar Penelitian Veterinermenunjukkan bahwa evolusi virus H5N1 di Indonesiadapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) virusyang karakter genetiknya serupa dengan virus asaltahun 2003; (2) virus yang mengalami antigenic drift,yakni virus yang diisolasi dari unggas yang divaksinasidan kelompoknya; dan (3) virus yang mengalamimutasi spesifik, yakni virus yang diisolasi di sekitarkasus manusia yang terinfeksi H5N1 dan virus H5N1manusia.

Hasil analisis molekuler di Fakultas KedokteranHewan Universitas Udayana menunjukkan bahwavirus-virus baru masih mempunyai ciri receptorbinding bermotif virus avian dengan variasi yang tinggipada tiga situs antigenik dan situs-situs penting disekitar receptor binding. Variasi situs di sekitarreceptor binding dapat menyebabkan perubahankeganasan virus dan kemungkinan adaptasinya padamanusia. Hasil analisis genetik pada kasus clusterBali tahun 2011 dan cluster Jakarta tahun 2012menunjukkan virus flu burung pada manusia masihmerupakan reseptor unggas. Tidak ada mutasi padareseptor binding site (RBS) dan sampai saat ini tidakditemukan adanya resistensi terhadap antiviraloseltamivir.

Hasil penelitian dari Erasmus Medical Center,Roterdam, Belanda dan Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa virusAI mutan bersifat sangat mematikan dan mudah me-nyebar pada mamalia dengan cara kontak melaluiudara. Diperkirakan penggabungan virus AI mutanmasih dapat terjadi.

Implikasi kebijakan dan rekomendasi tindaklanjutnya adalah:

1. Perlu pemantauan dinamika virus AI pada unggasdengan teknologi biologi molekuler dan antigeniccartography sehingga program vaksinasi dapat

Virus flu burung merupakan ancaman bagipengembangan ternak unggas.

Page 60: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan60

berjalan efektif. Pengusaha/peternak padakelompok 1, 2, dan 3 agar lebih aktif mengirimkanvirus HPAI untuk dianalisis lebih lanjut. Prosesregistrasi obat hewan, terutama vaksin HPAI untukunggas, dapat lebih dipercepat sehingga vaksinyang tersedia sesuai dengan virus yang ber-kembang di lapang. Registrasi vaksin HPAIsebaiknya diberikan kepada vaksin yangmengandung beberapa strain (cocktail) yangsesuai dengan virus yang sedang bersirkulasi diIndonesia. Pengawasan peredaran vaksin HPAIuntuk unggas perlu ditingkatkan oleh institusi yangmemiliki otoritas atau lembaga hukum yangberwenang.

2. Perlu penerapan public awareness secara luasdan pemberian oseltamivir secara dini pada orangyang menderita flu yang di sekitarnya terdapatunggas sakit/mati.

3. Perlu surveilans terpadu secara terus-menerusdan intensif dengan mengikutsertakan pemerin-tah daerah. Jaringan kerja sama antardaerah danantarinstitusi perlu dibentuk dalam penangananvirus AI yang didukung oleh penelitian daribeberapa aspek, antara lain ekologi dan transmisipenyakit, spektrum klinis dan manajemen pe-nyakit, serta gambaran genetik molekuler danantigenik virus.

Kinerja Investasi dan Aspek PerbibitanUnggas Lokal

Teknologi untuk meningkatkan produksi unggas lokaltelah tersedia di institusi penelitian, perguruan tinggimaupun masyarakat penggemar unggas lokal.Sebagai contoh, Balai Penelitian Ternak telah meng-hasilkan ayam Kampung Unggul Balitnak/KampungUnggul Badan Litbang Pertanian (KUB) yang produksitelurnya lebih tinggi dibandingkan dengan ayam lokallainnya. Namun, penyebarluasan ayam kampungunggul ini masih terkendala oleh penyediaan bibit.Demikian pula halnya dengan itik pedaging maupunitik petelur.

Pembibitan ternak merupakan usaha jangkapanjang sehingga membutuhkan investasi yang

cukup besar. Nilai investasi subsektor peternakanuntuk usaha mikro, kecil, menengah, dan besar(berdasarkan harga konstan tahun 2000) pada tahun2009 mencapai Rp1,08 triliun atau menurun Rp110miliar dibanding tahun 2008. Subsektor peternakanjuga memiliki kontribusi investasi yang paling rendahdibandingkan dengan subsektor perkebunan,perikanan, tanaman pangan, dan kehutanan. Investasipada subsektor peternakan didominasi oleh usahaperunggasan (ayam ras), yakni 69%, di mana 54%bersumber dari modal dalam negeri (PMDN) dansisanya modal asing (PMA).

Rendahnya kinerja investasi pada subsektorpeternakan dapat diatasi melalui: (1) penciptaaniklim usaha kondusif, (2) reformasi kebijakan danadministrasi perpajakan, dan (3) penyediaanmotivator dan fasilitator di daerah. Rendahnya jumlahinvestor skala menengah pada pembibitan unggaslokal telah menyebabkan populasi stagnan, sehinggamemengaruhi produksi ayam umur sehari/day oldchick (DOC) dan itik umur sehari/day old duck (DOD).

Program pemerintah untuk meningkatkan usahaunggas lokal (terutama ayam) terus berkembangdan pada umumnya berbasis kelompok untukpemberdayaan peternak. Peran aktif pemerintahdiperlukan dalam pembinaan dan pendampingankelompok pembibitan sehingga mereka dapat menjadiprodusen bibit unggas lokal.

Investasi peternakan didominasi oleh usahaternak ayam ras yang mencapai 69%.

Page 61: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Peternakan 61

Pengusaha pembibitan unggas lokal skalamenengah juga perlu didorong untuk menjaminketersediaan pasokan DOC/DOD. Data terakhirmenunjukkan hanya ada tiga perusahaan skalamenengah penghasil DOC ayam lokal, dan lebihsedikit lagi untuk pembibit itik lokal. Kontribusi tigaperusahaan pembibitan ini terhadap produksi DODbaru mencapai 1% dari target 400-450 juta ekor padatahun 2019.

Untuk mempercepat pengembangan unggaslokal (ayam dan itik), beberapa opsi kebijakan yangdapat ditempuh meliputi: (1) dukungan pemerintahdalam pemanfaatan dan pelestarian SDG unggaslokal, seleksi dan peningkatan mutu genetik,kelembagaan, akses terhadap pembiayaan, insentifbagi masyarakat penangkar SDG unggas lokal untukmelindungi dan memberdayakan peternak gunamempercepat peningkatan populasi, dan penerapangood breeding practices dan good farming practicesuntuk menjamin keberlangsungan usaha pembibitanayam lokal, dimulai pada kelompok yang meng-usahakan 3.000 ekor/kelompok dengan mesin tetasbersama serta budi daya dan pemasarannya baik,(2) memenuhi kebutuhan bibit itik lokal dan me-wujudkan kelembagaan tata niaga yang menjaminpemasaran itik dengan kualitas standar pada tingkatharga yang menguntungkan, serta (3) dukunganteknologi dalam pengembangan unggas lokal danpeningkatan peran swasta sebagai penangkar skalabesar untuk mempercepat pengembangannya.

Isu Technical Barrier Terkait PembatasanImpor Peternakan

Undang-undang No. 18/ 2009 tentang Peternakan danKesehatan Hewan pada dasarnya bertujuan untukmemperketat tata cara pemasukan dan pengeluaranhewan/ternak dan produk hewan dalam upayamelindungi usaha peternakan di dalam negeri.Misalnya, pemasukan benih dan/atau bibit dari luarnegeri diatur pada Pasal 15, dan pemasukan hewanatau ternak dan produk hewan dari luar negeri diaturdalam Pasal 36 ayat (4). Kedua pasal tersebutbertujuan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat

untuk hewan atau ternak dan produk hewan. Setelahdilakukan amandemen, pemasukan produk hewanterkait dengan aspek kesehatan masyarakat veterinerdalam hal negara asal kembali berbasis negara(country base). Aturan yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut dapat digunakan sebagai landasanpengaturan impor hewan/ternak atau produk hewanmelalui tarif dan hambatan bukan nontarif, sepertiSanitary and Phytosanitary (SPS) dan TechnicalBarrier to Trade (TBT).

Technical Barrier (TB) merupakan salah satuinstrumen dalam perdagangan internasional yangtelah diakui oleh World Trade Organization (WTO),baik dalam kaitannya dengan pengaturan (regulasi)maupun pembukaan dan pembatasan ekspor-imporkomoditas yang diperdagangkan. Namun masihterbuka peluang untuk menyusun peraturan teknis,standar, dan prosedur penilaian kesesuaian tanpamelanggar prinsip-prinsip perjanjian WTO. Untuk itu,perlu dibentuk tim khusus di Kementerian Pertanianyang bertugas menggali, menyusun, dan menyiapkanperaturan-peraturan tersebut. Tim khusus ini harusmemahami berbagai peraturan, seperti: (1)Terrestrial Animal Health Code dan internationalguidelines lainnya, (2) peraturan WTO, (3) berbagaihal yang terkait dengan ISO, OIE, dan CAC, (4)perundang-undangan dan persyaratan tekniskesehatan hewan, (5) penerapan TB dan SPS negara

Bungkil inti sawit, bahan pakan dari limbahsawit yang menjadi komoditas ekspor.

Page 62: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan62

lain, dan (f) teknik dan prosedur negosiasiantarnegara.

Peluang penerapan TB pada bahan baku pakandan produk peternakan harus dilakukan sesuaidengan prinsip TBT yang mencakup: (1) harmonisasikebijakan penerapan TB; (2) pemetaan kebutuhanpengamanan produksi dalam negeri terkait importasibahan baku pakan dan produk peternakan; (3)pemetaan volume dan nilai impor; (4) analisis risikosetiap peraturan teknis yang akan diberlakukan; (5)uji coba pada produk tertentu, meliputi tujuan regulasi,peraturan terkait, standar yang digunakan, danketerkaitan dengan standar internasional; dan (6)pengembangan prosedur penilaian kesesuaian yangbaku dan dapat diimplementasikan di Indonesia.Permasalahan dalam penerapan TBT untuk bahanbaku pakan dan produk peternakan adalah: (1)lamanya waktu yang diperlukan untuk pengembanganregulasi teknis; (2) perlu strategi jitu untuk me-mastikan kebijakan penerapan TB tidak akan meng-hambat perdagangan; (3) koordinasi kelembagaanmasih menjadi hambatan; dan (4) kesiapan pe-mangku kepentingan (regulator, pengusaha, lembagaindependen dan konsumen) perlu ditingkatkan.

Beberapa saran untuk memperkuat posisiIndonesia dalam memanfaatkan TB dan SPS terkaitproduk peternakan dalam perdagangan internasionaladalah:

1. Membentuk tim atau memperkuat task force yangsudah ada di Kementerian Pertanian untuk meng-antisipasi usulan maupun gugatan negara lain,serta mempersiapkan justifikasi teknis bagikebijakan nasional mengenai komoditas pertani-an yang diperdagangkan di pasar internasionalmaupun pemasukan komoditas pertanian darinegara lain.

2. Sosialisasi TBT dan SPS kepada instansipemerintah terkait dan pelaku usaha serta me-ningkatkan pengetahuan sumber daya manusiadalam analisis risiko (impor), pengujian,akreditasi, dan sertifikasi.

3. Harmonisasi antara sistem akreditasi dan serti-fikasi, standar tingkat regional dan internasional,pengembangan jejaring elektronis untuk distribusi

incoming notification kepada pihak terkait olehBSN, penguatan institusi otoritas veteriner untukpenerapan kebijakan dan peraturan, implemen-tasi kesehatan hewan, dan peningkatan peraninstitusi penelitian dan perguruan tinggi dalampenyusunan regulasi teknis, standar, dan pe-nilaian risiko.

4. Pengembangan inspeksi berbasis risiko dankomunikasi risiko, penguatan laboratorium ujimelalui akreditasi, sertifikasi personel, dan kali-brasi alat, dan penguatan kompetensi inspektor(pengawas) terkait dengan sertifikasi.

5. Pembinaan dan peningkatan daya saing produklokal, meliputi efisiensi rantai pasok, pembinaanpetani/peternak/pelaku usaha, serta pendekatanekonomi dan sosial budaya.

Silase Ampas Sagu sebagaiCampuran Pakan Komplit Kambing

Pemanfaatan sumber daya lokal secara optimalmerupakan langkah jitu untuk mengefisienkan usahaternak ruminansia termasuk kambing. Pakan akanmenentukan produktivitas ternak dan biaya produksi,

Penjemuran ampas sagu untuk menurunkankadar air menjadi 50-55%.

Page 63: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Peternakan 63

sehingga pemanfaatan pakan lokal dapat menekanbiaya produksi dan usaha peternakan menjadi efisien

Industri pengolahan sagu menjadi tepung sagumenghasilkan limbah ampas sagu yang memilikipotensi sebagai bahan pakan ternak ruminansiatermasuk kambing. Ampas sagu dapat diawetkandengan teknologi silase.

Tahap awal pembuatan silase ampas saguadalah mengurangi kadar air ampas sagu dengandijemur 3-5 hari sehingga kadar air ampas sagumenjadi 50-55%. Ampas sagu lalu dicampur denganmolases (gula tetes), dedak jagung 12%, dan tepungtapioka. Bahan-bahan tersebut berguna untukmemacu aktivitas mikroba dalam proses fermentasi,serta untuk meningkatkan kandungan energi danprotein silase. Campuran lalu dimasukkan ke dalamdrum plastik berkapasitas 100 kg, dipadatkan untukmeminimalkan udara (fermentasi anaerob), dandisimpan di tempat teduh sekitar 3 minggu.

Bahan penyusun konsentrat adalah dedak halus,jagung giling, bungkil kelapa, bungkil inti sawit, urea,tepung ikan, tepung tulang, ultra mineral, dan garam.Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhanbahan kering pakan untuk kambing. Kebutuhan pakandiasumsikan 3,8% dari bobot badan berdasarkanbahan kering.

Berdasarkan rata-rata konsumsi, kecernaanbahan kering, bahan organik, NDF dan ADF, per-

tambahan bobot hidup dan efisiensi penggunaanpakan, silase ampas sagu yang ditambah molases,dedak jagung, dan tepung tapioka potensial diguna-kan sebagai pakan ternak kambing. Bahan pakan inijuga dapat menggantikan sebagian komponen sumberserat pada pakan.

Pengembangan Ayam KUB sebagaiSumber Bibit Ayam Lokal

Ayam KUB merupakan ayam kampung hasil seleksiBalai Penelitian Ternak selama enam generasi, sejaktahun 1997, dengan kriteria seleksi produksi telurtinggi dan sifat mengeram rendah. Ayam KUB-1 telahdilisensi oleh PT Ayam Kampung Indonesia (AKI)dengan manajemen mengikuti ayam Cobb dariAmerika, sehingga ayam KUB diharapkan dapatmenjadi maskot ayam kampung Indonesia.

Penampilan luar ayam KUB-1 mirip dengan ayamkampung biasa, namun pola dan corak bulu, bentukjengger dan warna shank-nya bervariasi. Ayam KUBdiperoleh dengan menyeleksi ayam kampung daribeberapa daerah di Jawa Barat, yaitu Cianjur,Jatiwangi, Depok, Ciawi, dan Cigudeg (Jasinga), yangberawal dari seleksi 350 ekor induk dan 50 ekorpejantan.

Pengembangan ayam KUB didasari beberapapertimbangan, yaitu (1) bibit ayam lokal masih sulit

Pembuatan silase ampas sagu; ampas sagu dicampur dengan molases, dedak jagung, dan tapioka laludimasukkan ke dalam drum, dipadatkan, dan difermentasi sekitar 3 minggu.

Page 64: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan64

diperoleh, terutama dalam jumlah banyak, (2)penyediaan DOC baru terbatas pada usaha penetasanuntuk usaha budi daya, sedangkan penyediaan bibitberkualitas belum banyak dilakukan, dan (3) adanyatarget yang dicanangkan Himpunan PengusahaUnggas Lokal Indonesia (Himpuli) dan Ditjen PKH,untuk meningkatkan pangsa pasar ayam lokal dari16% menjadi 25%. Dengan demikian, diperlukanusaha pembibitan ayam lokal, baik oleh kelompokpeternak maupun swasta.

Untuk menyebarluaskan ayam KUB-1, BadanLitbang Pertanian melakukan kerja sama danpendampingan kepada mitra-mitra di daerah (pemda)dalam perbanyakan bibit ayam KUB-1 dan membentuk

Corak bulu, bentuk jengger, dan warna shank ayam KUB.

Corak bulu hitam Tipe liar Tipe columbian Corak bulu polos

Corak bulu lurik Corak bulu emas Corak bulu perak Bentuk jengger tunggal

Bentuk jengger kapri/pea Warna shank putih Warna shank hitam Warna shank abu-abu

pembibitan (breeding center) di setiap provinsi untukmenyediakan DOC ayam lokal potong. Sepuluhprovinsi yang ditetapkan sebagai lokasi pengembang-an ayam KUB-1 adalah Banten (300 ekor ParentStock/PS dan 500 ekor Final Stock/FS ), Jawa Tengah(450 ekor PS dan 2.800 FS), Jawa Timur (1.200 ekorPS dan 1.500 FS), Nusa Tenggara Barat (500 ekorPS), Sumatera Selatan (200 ekor PS), Sumatera Barat(1.000 ekor PS), Kalimantan Barat (400 ekor PS),Kalimantan Timur (300 ekor PS), Sulawesi Selatan(1.000 ekor PS), dan Gorontalo (2.000 ekor PS).Pemilihan lokasi didahului dengan evaluasi calonpenerima calon lokasi (CPCL). Persyaratan lokasipembibitan ayam KUB-1 adalah tersedia lahan dan

Page 65: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Peternakan 65

sudah punah atau hampir punah. Oleh karena itu,konservasi plasma nutfah ayam lokal perlu segeradilakukan. Sedikitnya ada empat jenis ayam lokal yangtergolong langka, delapan jenis ayam lokal yangbelum banyak informasinya, dan beberapa jenis ayamyang mempunyai suara kokok merdu yang perludikonservasi agar tidak punah dan dapat di-manfaatkan di kemudian hari.

Pembibitan ayam KUB di Boalemo (kiri) dan di Bonebolango (kanan), Sulawesi Selatan.

PGCs dapat dibedakan dari sel darah merahkarena ukurannya lebih besar dan menyebar.

bangunan kandang, peternak telah berpengalamandalam memelihara ayam, mudah mendapatkan pakankomersial dan bahan pakan tersedia untukmembesarkan ayam DOC sampai umur potong, danpemasaran mudah.

Perkembangan ayam KUB saat ini cukup baik dandi beberapa lokasi kelompok pembibitan sudah mulaimenjual DOC. Masalah yang dihadapi adalahterjadinya feather pecking, yang diduga karenakandang terlalu padat, ketersediaan pakan terbatas,dan suhu lingkungan cukup panas. Kondisi inimenyebabkan konsumsi protein rendah, kesalahanmenentukan kelamin DOC, produksi telur rendah, danterjadinya wabah AI. Diperlukan pembinaankelembagaan, terutama dalam proses penjualan,agar usaha pembibitan dapat berkelanjutan.

Kriopreservasi Primordial GermCells untuk Konservasi SumberdayaGenetik Unggas

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yangberlimpah, termasuk ayam, baik ayam asli Indonesiamaupun ayam lokal introduksi. Indonesia mempunyai31 rumpun ayam lokal dan saat ini sebagian mungkin

Page 66: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan66

Strategi konservasi ex situ berupa koleksi hewanhidup perlu dilakukan untuk semua bangsa ternakuntuk mengumpulkan sebanyak mungkin keragamangenetik. Namun, strategi ini memerlukan dana yangbesar untuk memelihara unggas agar tetap hidup dansehat. Selain mahal, cara ini juga sulit, apalagi denganmerebaknya penyakit flu burung. Oleh karena itu,berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari metodepelestarian yang efisien.

Salah satu teknik konservasi yang berpeluangditerapkan adalah kriopreservasi, yakni penyimpananplasma nutfah dalam bentuk sperma, ovum, maupunembrio beku. Pada unggas, penyimpanan spermasudah banyak dilakukan meski tingkat keberhasilan-nya masih bervariasi, sedangkan penyimpanan ovumdan embrio unggas belum dapat dilakukan karenastruktur dan ukuran kuning telur yang besar. Teknikmanipulasi embrio memungkinkan untuk mendapat-kan keturunan yang sehat dari sel germline yangdibekukan dan di-thawing melalui ayam kimera.

Kriopreservasi primordial germ cells (PGCs)selain dapat digunakan untuk konservasi materigenetik, juga bermanfaat untuk preservasi unggasdengan biaya murah. PGCs adalah sel-sel asli (originalcells) dari spermatogonia pada testes atau oogonia

pada ovarium. PGCs dapat dibedakan dari sel lainkarena memiliki ukuran yang lebih besar dan ber-bentuk sperikal (bundar).

PGCs dapat dipanen dari embrio ayam danmenghasilkan ayam kimera dengan mentransferPGCs. Oleh karena itu, kriopreservasi PGCs merupa-kan alternatif konservasi materi genetik pada unggasjantan maupun betina. PGCs yang telah disimpandapat menghasilkan keturunan yang sehat melaluiayam kimera.

Pemurnian PGCs dimulai dari pengumpulandarah embrio ayam umur 56 jam. Setelah melaluipengenceran menggunakan berbagai konsentrasilarutan Nycodenz dan sentrifusi, akan diperoleh PGCs.PGCs dapat disimpan dalam nitrogen cair sepertihalnya sperma, ovum atau embrio pada hewanmamalia.

PGCs yang disimpan harus dapat dihidupkankembali untuk mendapatkan plasma nutfah unggasyang dikonservasi. Caranya adalah dengan me-nyuntikkan PGCs yang dipreservasi ke dalam embrioayam untuk mendapatkan ayam kimera. Ayam kimeraadalah ayam yang memiliki lebih dari satu populasigenetik, atau ayam yang memiliki dua atau lebihpopulasi sel yang secara genetik berbeda dan berasaldari zigot yang berbeda. Perkawinan antara ayamkimera dapat menghasikan turunan yang samadengan donor PGCs asli.

Tingkat keberhasilan pembuatan ayam kimeramencapai 56,2%. PGC dari ayam donor dapatdirekonstitusi dengan perkawinan interse, yakniperkawinan jantan dan betina kimera. Hasil penelitiantersebut menunjukkan bahwa strategi ini dapatmerekonstitusi sumberdaya genetik dari PGCs yangdisimpan dalam nitrogen cair melalui perantara ayamkimera.

Badan Litbang Pertanian telah menghasilkanteknologi pemurnian PGCs dari embrio ayam lokaldan penyimpanan PGCs dengan menggunakankrioprotektan DMSO, dan teknologi pembekuan PGCsdengan tingkat viabilitas dan recovery rate yang tinggi.PGCs ayam lokal yang telah disimpan dalam nitrogencair yaitu ayam KUB, Merawang, Sentul, Kedu Hitam,

Ayam kimera yang berasal dari embrio ayamWhite Leghorn yang disuntik dengan PGCsayam Barret Plymouth Rock.

Page 67: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Peternakan 67

dan Gaok. Masih banyak ayam lokal yang perludilestarikan melalui kriopreservasi PGCs. Melaluiteknik ini telah dihasilkan ayam kimera yang berasaldari PGC ayam KUB yang diinjeksikan ke dalam embrioayam ras White Leghorn. Diharapkan pada tahun 2013akan dihasilkan ayam kimera yang lebih banyak danlebih baik dibanding tahun 2012.

Deteksi Virus Rabies denganImunohistokimia

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yangmerusak susunan syaraf pusat. Rabies merupakanpenyakit penting di Indonesia karena bersifat fataldan dapat menimbulkan kematian serta berdampakpsikologis bagi orang yang terpapar. Selain bersifatfatal, penyebaran rabies di Indonesia makin lamamakin meluas; pulau yang sebelumnya bebas menjaditertular.

Data menunjukkan bahwa rabies masih bersifatendemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Sampaitahun 2005, daerah bebas rabies meliputi Jawa, Bali,NTB, dan Papua, namun pada tahun 2005 terjadiwabah rabies di beberapa kota di Jawa Barat.Berdasarkan Kepmentan No. 1637.1/2008, Balidinyatakan terjangkit wabah rabies dan KepmentanNo. 1696/2008 menetapkan Provinsi Bali sebagaikawasan karantina penyakit rabies.

Penyakit rabies menjangkiti hewan berdarahpanas termasuk manusia, dan sebagai vektor ataureservoir adalah anjing, kucing, dan kera. Virus rabiesditularkan melalui gigitan hewan positif rabies melaluisalivanya dan diteruskan ke ujung saraf melalui lukagigitan atau jilatan pada kulit yang luka, dan melaluiakson hingga ke susunan syaraf pusat, sehinggamenimbulkan ensefalomielitis akut (radang otak).

Badan Litbang Pertanian telah mengembangkanmetode diagnosis cepat untuk mendeteksi virus rabiespada organ otak dengan metode imunohistokimia,yang disebut dengan direct rapid immunohisto-chemical test (dRIT) pada preparat ulas/sentuh.

Sebanyak 119 organ otak diperoleh dari BalaiPenyidikan Penyakit Veteriner (BPPV) Regional IIBukittinggi, Sumatera Barat, dan dipakai dalamstandardisasi dan validasi metode dRIT. Hasil yangdicapai sangat memuaskan. Pewarnaan dapatdilakukan dalam dua jam dan hasilnya dapat dibacatanpa menggunakan mikroskop fluorescent. Dari 119sampel yang diuji dengan Fluorescent Antibody Test(FAT), 80 sampel (67,2%) positif rabies dan 39 sampel(32,8%) negatif rabies. Hasil dRIT menunjukkanbahwa 78 sampel (65,5%) positif rabies dan 41sampel (34,5%) negatif rabies.

Hasil pemeriksaan dengan dRIT divalidasi dandibandingkan dengan hasil menggunakan goldenstandard untuk diagnosis rabies, yaitu FAT, sehinggasensitivitas dan spesivisitas untuk FAT masing-masingdianggap bernilai 100%. Hasilnya menunjukkanbahwa sensitivitas relatif dRIT terhadap FAT mencapai97,5% dan spesivisitas relatifnya terhadap FATmencapai 100%. Hal ini menandakan bahwa dRITdapat direkomendasikan dalam diagnosis cepat rabiesdengan biaya lebih murah, karena tidak memerlukanmikroskop fluorescent.

Hasil pewarnaan dRIT: (a) kontrol negatif,dRIT, (b) dRIT positif, preparat ulas tipis, (c)dRIT preparat ulas tebal.

Page 68: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan68

Bioteknologi danSumberdaya Genetik

Sumberdaya genetik (SDG) pertanian mempunyai nilai strategis bagiketahanan pangan, kesehatan, energi, lingkungan, dan keamanannegara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biologimolekuler telah membuka khasanah baru dalam pemanfaatan SDG.Bioteknologi dapat memberikan alternatif dan terobosan baru dalampengelolaan dan pemanfaatan SDG secara lestari untuk perakitan varietasunggul baru melalui bioprospekting, identifikasi dan aplikasi markamolekuler untuk sifat-sifat penting pada tanaman, identifikasi, isolasidan karakterisasi gen, rekayasa genetik tanaman dan mikroba, sertakultur in vitro. Teknologi sekuensing telah memacu sekuensing genomberbagai organisme dengan percepatan hampir 300.000 kali. Denganteknologi sekuensing terkini, genom SDG padi dan kakao lokal telahberhasil diresekuensing, dan diidentifikasi potensi gen-gen yang terkaitdengan sifat-sifat unggul untuk program pemuliaan.

Populasi mutan padi penanda aktivasi di rumah kaca.

Page 69: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik 69

Penelitian Genom Padi

Penelitian genom tanaman padi diakukan untukmengidentifikasi gen-gen penting yang berkontribusidalam pembentukan karakter hasil tinggi dan umurgenjah pada ratusan nomor aksesi plasma nutfahyang disimpan pada Bank Gen. Teknologi genom padiditujukan untuk ‘memotret’ potensi genetik, terutamauntuk karakter produksi tinggi dan umur genjah,sehingga plasma nutfah dapat dimanfaatkan secaraoptimal untuk mendukung ketahanan pangan.

Inisiasi teknologi genom padi di Indonesia dimulaipada tahun 2010/2011 dengan menggunakan mesinGenetic Analyzer, IScan-Illumina, dan SNP chipsebagai alat ‘pemotret’ potensi genetik dari 467 aksesiplasma nutfah padi, yang sebagian besar merupakanvarietas lokal Indonesia. Berdasarkan analisisgenotiping aksesi-aksesi plasma nutfah padi yangdikoleksi di Bank Gen telah diperoleh keragamangenetik dan struktur populasi tanaman padi sepertipada Gambar 1.

Pada kelompok pertama, terdapat kedekatangenetik antara aksesi Japonica dan Tropical Japonica.Hal ini mengindikasikan adanya kesamaan alel yangterdomestikasi secara bersamaan, terutama untukalel yang terkait dengan karakter komponen hasil danumur tanaman. Kelompok kedua didominasi oleh

aksesi yang memiliki latar belakang genetik Indica.Sebagian besar varietas elit padi di Indonesia dirakitmenggunakan tetua berlatar belakang genetik Indica.Dengan demikian, genom Indica telah terintrogresidengan berbagai genom padi yang berbeda, yaituJaponica, Tropical Japonica, dan juga dengan kelom-pok genom padi liar, di antaranya Oryza glaberrimadan Oryza rufipogon. Spesies O. glaberrima adalahjenis padi Afrika yang terdomestikasi dari padi liarO. barthii (disebut juga sebagai O. breviligulata),sedangkan O. rufipogon adalah tetua dari O. sativa.Berdasarkan hasil analisis ’potret’ genom padaGambar 2, terlihat adanya pengelompokan genompada kelompok yang sama, karena keduanya ter-domestikasi pada sifat yang sama, seperti komponenhasil, umur awal generatif, serta toleransi terhadapkendala biotik dan abiotik.

Hasil analisis struktur populasi dari 284 aksesisejalan dengan hasil analisis keragaman genetik, yaituterdapat tiga kelompok utama aksesi plasma nutfahpadi, yakni Indica, Japonica, dan Tropical Japonica.Kelompok genom Indica memiliki introgresi yang luasdengan kelompok genom yang lain. Analisis tersebutmenunjukkan bahwa alat potret potensi genom yangberupa 1536 marka SNP chip dapat digunakan untukmengidentifikasi koleksi plasma nutfah padi, termasukaksesi yang memiliki potensi hasil tinggi dan umurgenjah.

Gambar 1. Mesin IScan-Illumina dan 1536 SNP chip yang digunakan sebagai alat ‘pemotret’ genomaksesi-aksesi plasma nutfah padi.

Page 70: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan70

Padi Tahan HDB dan Blas HasilKultur Antera dan Seleksi BerbasisMarka

Pelandaian produksi padi yang sudah berlangsunglama sulit ditingkatkan melalui pengembanganvarietas yang hanya berorientasi pada peningkatanproduktivitas. Pendekatan melalui pengembanganvarietas tahan yang mampu menekan kehilangan hasilyang diakibatkan oleh faktor biotik yang mencapai20-30% tiap tahunnya, merupakan salah satu strategiuntuk memacu pencapaian target swasembada beraspada tahun 2014.

Pengembangan varietas tahan dihadapkan padavariabilitas hama dan patogen yang dapat berevolusisecara cepat ketika mendapat tekanan seleksi yang

kuat oleh varietas yang memiliki gen ketahanantunggal. Masalah ini dapat diatasi dengan mengem-bangkan sifat ketahanan kuantitatif yang memilikibeberapa gen ketahanan sekaligus dalam satuvarietas sehingga mampu melindungi tanaman dalamjangka waktu lama dan dalam skala geografis yangluas.

Hama dan penyakit utama padi sawah antaralain adalah wereng batang coklat, hawar daun bakteri(HDB), dan tungro. Penyakit blas umumnya merusakpadi gogo, namun pada tahun-tahun terakhir mulaiterjadi pergeseran ras patogen blas yang mampumerusak padi sawah. Ketiga organisme pengganggutanaman (OPT) tersebut perlu diwaspadai karenavirulensinya berkembang secara cepat mengikuti polasebaran varietas di lapangan.

Gambar 2. ‘Potret’ genom keragaman genetik aksesi plasmanutfah padi menggunakan 1536 marka SNP chip.

Page 71: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik 71

Badan Litbang Pertanian telah mengembangkanvarietas tahan, yaitu Inpari HDB dan Inpari Blas yangmasing-masing tahan HDB dan blas melalui pen-dekatan kultur antera untuk galur harapan BIO5-AC-Blas/BLB-03 dan metode silang balik untuk galurharapan BIO111-BC-Pir7. Salah satu tetua dari galurBIO5-AC-Blas/BLB-03 dan BIO111-BC-Pir7 adalahspesies padi liar O. rufipogon, sehingga gen-genketahanan yang ada pada kedua varietas tersebutberbeda dengan gen ketahanan pada varietas unggulterdahulu. Di samping itu, seleksi kedua galurdilakukan melalui bantuan marka molekuler.

Alur persilangan galur BIO5-AC-Blas/BLB-03(BIO5) ditampilkan pada Gambar 3. Galur BIO5 adalahhasil silangan IR64/O. rufipogon (Acc.IRGC105491).F1 hasil silangan tersebut dikultur antera sehinggadidapatkan sejumlah galur dihaploid (haploid ganda/DH0). Setelah melalui tahapan perbanyakan benihdan seleksi diperoleh populasi DH1 sampai DH4.Populasi ini diseleksi karakter fenotipe dan genotipe-nya menggunakan marka molekuler untuk ketahanan

Gambar 3. Diagram alur persilangan galurBIO5-AC-Blas/BLB-03.

terhadap penyakit HDB dan hama wereng batangcoklat, sehingga diperoleh galur-galur yang terseleksi.BIO5 merupakan salah satu galur dihaploid yangterseleksi tahan HDB, wereng batang coklat, danpenyakit tungro.

Galur BIO111-BC-Pir7 (BIO111) adalah hasilsilangan antara IR64/O. rufipogon (Acc.IRGC105491)yang kemudian disilang balik lima kali ke IR64 (BC5)(Gambar 4). Seleksi tingkat ketahanan (fenotipe) danseleksi menggunakan marka molekuler (genotipe)untuk gen ketahanan terhadap penyakit blas Pir7dilakukan pada setiap generasi.

Produktivitas

Rata-rata hasil Inpari HDB dan Inpari Blas di 16 lokasimasing-masing 6,62 t dan 6,76 t/ha atau lebih tinggidibandingkan dengan Ciherang dan Inpari 1 yangmasing-masing hanya mampu berpoduksi 6,50 t dan6,39 t/ha. Hasil tertinggi dari galur-galur tersebutdiperoleh di Pasuruan, yaitu 9,30 t/ha untuk Inpari

Gambar 4. Diagram alur persilangan galurBIO111-BC-Pir7.

IR64/Oryza rufipogon(Acc.IRGC105491)

F1/IR64

BC1/IR64

BC2/IR64: seleksi fenotipe dan genotipe

BC3/IR64: seleksi fenotipe dan genotipe

BC4/IR64: seleksi fenotipe dan genotipe

BC5: seleksi agronomis dan ketahanan hamadan penyakit

BC = back cross

IR64/Oryza rufipogon(Acc.IRGC105491)

F1

Kultur antera

Galur haploid ganda (dihaploid): DH0

DH1-DH4: Uji hama dan penyakitdan seleksi genotipe

BIO5

DH = dihaploid

Page 72: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan72

HDB dan 9,30 t/ha untuk Inpari Blas, sedangkanvarietas Ciherang hanya memberi hasil 8,77 t/ha. Disemua lokasi pengujian, hasil varietas Inpari HDBberkisar antara 4,52-9,30 t/ha, Inpari Blas 4,45-9,03t/ha, Ciherang 4,62-8,76 t/ha, dan Inpari 1 3,37-10,23t/ha.

Karakter Agronomis

Inpari HDB memiliki tinggi tanaman 120 cm, sedang-kan Inpari Blas 102 cm atau setara dengan Ciherang(105 cm). Umur berbunga kedua galur sama denganCiherang (83 hari) dan Inpari 1 (80 hari). Demikianpula jumlah anakan produktif dan gabah isi per malai.Jumlah gabah hampa per malai Inpari HDB 23% danInpari Blas 20% lebih sedikit dibandingkan denganCiherang (29%). Bobot 1.000 butir gabah kedua galursama dengan Ciherang dan Inpari 1.

Ketahanan terhadap Wereng Batang Coklat,HDB, Blas, dan Tungro

Inpari HDB dan Inpari Blas telah diuji ketahanannyaterhadap wereng batang coklat koloni Jawa Tengahdan Jawa Barat dengan skor ketahanan 3 untuk sistem

skoring 1-9. Hal ini menunjukkan kedua galur jauhlebih tahan dibandingkan dengan Ciherang dan Inpari1 yang memiliki skor 7 atau masuk kategori rentan.Varietas kontrol yang tidak memiliki gen ketahananseperti Pelita menunjukkan reaksi sangat rentandengan skor 9.

Pengujian sifat ketahanan Inpari HDB dan InpariBlas terhadap HDB dilakukan dengan menggunakantiga patotipe HDB yang dominan di lapang, yaitupatotipe III, IV, dan VIII. Inpari HDB tahan terhadapketiga patotipe tersebut, sedangkan Inpari Blas agaktahan terhadap patotipe III dan IV tetapi agak rentanterhadap patotipe VIII. Hal ini yang menjadi alasanpemberian nama Inpari HDB untuk galur BIO5-AC-Blas/BLB-03. Sebaliknya untuk sifat ketahananterhadap patogen blas, varietas Inpari Blas sangattahan terhadap patogen blas Ras101 (ID21) danRas173 (ID24), sedangkan Inpari HDB bersifat rentan.Sifat penting lain dari Inpari HDB dan Inpari Blas yangtidak dimiliki oleh varietas unggul baru sebelumnyaadalah ketahanan terhadap tungro. Inpari HDB danInpari Blas lebih tahan terhadap tungro strainSumedang, Bogor, dan Bali dibandingkan denganCiherang dan Inpari 1. Skor ketahanannya samadengan Utri Merah dan Utri Rajapan, yaitu 1 untuksistem skoring 1-9.

Penampilan Inpari HDB (kiri) dan Inpari Blas (kanan) pada uji multilokasi di Taman Bogo, Lampung, MK2010.

Page 73: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik 73

Karakteristik Gabah, Beras, dan Nasi

Rendemen beras putih Inpari HDB dan Inpari Blaslebih rendah dibandingkan dengan Ciherang danInpari 1, tetapi persentase beras kepalanya samadengan Ciherang (89%). Dari morfologinya, berasInpari HDB dan Inpari Blas berukuran panjang, bentuksedang, dan pengapuran kecil sampai sedang.Varietas Ciherang dan Inpari 1 mempunyai ukuranberas panjang, bentuk sedang, dan pengapuransedang. Beras Inpari HDB dan Inpari Blas mempunyaikadar amilosa sedang sehingga masih masuk dalamkategori cukup pulen. Keung-gulan Inpari HDB danInpari Blas disajikan dalam Tabel 1.

Kedua galur cocok ditanam di lahan sawah irigasidan tadah hujan pada dataran rendah sampaiketinggian 500 m dpl. Pengembangan denganpendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)lebih dianjurkan karena tahan terhadap werengbatang coklat, HDB, dan blas. Kedua galur juga tahanterhadap penyakit tungro, sehingga dapat dikem-

bangankan juga ke daerah/lokasi endemis penyakittungro, antara lain Bali, Sulawesi Selatan, dansebagian Jawa Barat (Subang dan Sumedang).

Analisis Genom KakaoMenggunakan Teknologi NextGeneration Sequencing

Penelitian genom kakao bertujuan untuk menginven-tarisasi dan mempelajari variasi DNA yang ada dalamklon-klon unggul kakao Indonesia. Data variasi DNAtersebut dapat dimanfaatkan untuk mendesain markaDNA yang dapat digunakan untuk memetakan sifat-sifat unggul tanaman, mengembangkan sistemseleksi yang lebih cepat dan efisien untuk sifat unggulyang telah dipetakan, dan sidik jari DNA untukidentifikasi tanaman maupun perlindungan varietas.Data variasi DNA juga merupakan landasan awaldalam penelitian fungsi gen dalam kromosom untukmemahami mekanisme munculnya sifat-sifat unggul

Beras kepala, beras pecahkulit, dan gabah galur BIO5-AC-Blas/BLB-03 (Inpari HDB)dan BIO111-BC-Pir7 (InpariBlas) dibandingkan denganInpari 1 dan Ciherang.

Page 74: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan74

pada tanaman. Dengan diketahuinya mekanismeterbentuknya sifat-sifat unggul tersebut, pemuliaandi masa depan tidak terlalu bergantung padaketersediaan sifat unggul yang diinginkan dalamsumberdaya genetik yang ada di alam, karena dapatlangsung direkayasa pada tingkat DNA maupunbiokimia.

Komposisi basa DNA dalam genom kakao dapatdiketahui dengan menggunakan alat Next Generation

Sequencing, yang dapat membaca urutan basa DNAtotal suatu organisme hanya dalam waktu duaminggu. Hasil bacaan DNA tersebut selanjutnyadibandingkan dengan data sekuen rujukan yangberasal dari kakao varietas Belizean Criollo untukmendata kesamaan dan perbedaan urutan basa DNA.Klon-klon kakao yang dipelajari dalam penelitian iniadalah ICCRI 02, ICCRI 03, ICCRI 04, ICS 13, danSulawesi 2. Klon ICCRI 02, seperti halnya Belizean

Tabel 1. Keunggulan varietas padi Inpari HDB dan Inpari Blas terhadap varietas pembanding Ciherang dan Inpari 1.

Karakter Inpari HDB Inpari Blas Ciherang Inpari 1

Hasil rata-rata (t/ha GKG) 6,14 6,28 6,31 6,17Potensi hasil (t/ha GKG) 9,3 9,03 8,76 10,23Umur tanaman (50% berbunga, hari) 85 81 83 80Tinggi tanaman (cm) 119 102 105 96Anakan produktif per rumpun 29 34 30 34Gabah total per malai 134 118 132 116Gabah isi per malai 111 98 103 93Gabah hampa per malai 23 20 29 23Persentase gabah isi 82,84 83,05 78,03 80,17Bobot 1.000 butir gabah (g) 25 27 27 27Batang Sedang-lentur Sedang Sedang SedangDaun Sedang, sedikit Sedang, tegak Sedang, tegak, Sedang, tegak,

terkulai, hijau hujau hijau hijauKetahanan terhadap wereng batang coklat

Koleksi Jawa Tengah Agak tahan Agak tahan Sangat rentan RentanKoleksi Jawa Barat Agak tahan Agak tahan Sangat rentan Agak rentanBiotipe 1 Agak tahan Agak tahan Agak rentan RentanBiotipe 2 Agak tahan Agak tahan Agak rentan RentanBiotipe 3 Agak rentan Agak rentan Rentan Sangat rentan

Ketahanan terhadap hawar daun bakteriPatotipe III Tahan Agak tahan Agak tahan TahanPatotipe IV Agak tahan Agak tahan Agak tahan Agak tahanPatotipe VIII Agak tahan Agak rentan Agak rentan Agak rentan

Ketahanan terhadap blasRas 173 Rentan Tahan Rentan RentanRas 101 Rentan Tahan Rentan Rentan

Ketahanan terhadap tungro, strain Cipeles,Tomo, Sumedang Tahan Tahan Agak rentan Rentan

Rendemen beras pecah kulit (%) 76 76 77 76Rendemen beras putih (%) 67 68 68 68Bentuk beras (rasio P : L) Sedang Sedang Sedang SedangPengapuran Kecil Sedang Sedang SedangKadar amilosa (%) 22,9 21,5 21,9 21,8Tekstur nasi Sedang Sedang Pulen PulenRasa nasi Hambar Gurih Gurih GurihAroma Nonaromatik Nonaromatik Nonaromatik Nonaromatik

Page 75: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik 75

fenotipe), 10 fragmen menghasilkan protein yangfungsinya belum diketahui, empat fragmen mengkodeprotein yang berfungsi sebagai ‘saklar’ ekspresi gen-gen lain, dan dua fragmen mengkode sinyal ketahananpenyakit. Variasi-variasi ini perlu dipelajari lebih lanjutuntuk memperbaiki mutu kakao lindak agar mendekatikakao mulia.

Berdasarkan data variasi DNA, telah pula ditelitikekerabatan antarklon (Gambar 5). Hasilnya me-nunjukkan bahwa klon-klon ICCRI memiliki kekera-batan yang dekat, sedangkan klon Sulawesi 2 danICS 13 memiliki kekerabatan yang lebih dekat denganBelizean Criollo.

Criollo, merupakan kakao mulia, sedangkan lima klonlainnya adalah kakao lindak.

Total genom kakao berukuran sekitar 430 jutabasa, hampir sama dengan genom padi, sehinggarelatif mudah menduplikasi data hasil sekuensingdengan pendekatan satu atau dua lajur flow cell darimesin HiSeq2000. Hasil analisis data resekuen limagenotipe kakao menunjukkan bahwa rata-rata setiapbagian genom tersekuensing 77 kali. Berdasarkanhasil analisis perbandingan antara DNA klon-klonkakao lokal dengan sekuen DNA kakao rujukanBelizean Criollo, diketahui perbedaan dan kesamaankomposisi DNA dari genotipe kakao lokal. Variasi DNAdidominasi oleh perubahan pada sekuen DNA di luargen (non-coding region) yang mencapai lebih dari75%. Dari 75% variasi DNA yang ditemukan, 37% diantaranya terletak pada non-coding region pada posisiupstream dari gen dan 38,6% pada posisidownstream dari gen. Variasi sekuen yang tinggi jugaterjadi pada non-coding region lainnya, seperti introndan intergenic.

Hanya 6,3% variasi DNA ditemukan dalam exon,yaitu bagian DNA yang mengkode protein dankemungkinan besar memengaruhi sifat tanaman.Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dari sekitar6.000 variasi yang terdapat dalam exon, beberapavariasi DNA secara spesifik ditemukan pada satu klon,sehingga dapat digunakan sebagai penciri untukidentifikasi klon tersebut. Klon ICCRI 02 memiliki 234penciri unik, sedangkan ICCRI 03 memiliki 315, ICCRI04 memiliki 202, ICS 13 memiliki 394, dan Sulawesi2 memiliki 452 penciri unik. Analisis juga menemukan54 variasi spesifik pada klon kakao mulia (ICCRI 02dan Belizean Criollo), yang terdiri atas 38 fragmenyang mengubah protein (lebih berpeluang mengubah

ICCRI 03

ICCRI 04

ICCRI 02 CRIOLLO

SULAWESI 2

ICS 13100

100

80

0 0,1

Gambar 5. Pola kekerabatan genetik lima klonunggul kakao dibandingkandengan klon kakao rujukan(Belizean Criollo).

Page 76: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan76

PascapanenMelalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian(BB Pascapanen), Badan Litbang Pertanian terus berupaya menghasilkaninovasi teknologi pascapanen pertanian, khususnya untuk meningkatkandiversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing, dan ekspor. Inovasiteknologi pascapanen yang telah dihasilkan meliputi teknologipenanganan segar produk pertanian untuk memperpanjang kesegarandan daya simpan, termasuk distribusi dan transportasi dalam pemasaran,teknologi dan produk untuk meningkatkan diversifikasi pangan dansubstitusi pangan impor, serta teknologi dan produk baru untukmeningkatkan nilai tambah dan daya saing. Inovasi teknologipenanganan dan pengolahan komoditas tanaman pangan, hortikultura,perkebunan, dan peternakan sebagian sudah diadopsi oleh masyarakatpengguna dan sebagian masih perlu disosialisasikan.

Aneka tepung dari bahan pangan lokal.

Page 77: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pascapanen 77

alkohol dan karbondioksida. Produksi vinegar dari airkelapa dengan kandungan asam asetat 4% dapatdilakukan dalam tiga minggu. Peningkatan kadar asamasetat akan diikuti oleh penurunan pH. Konsentrasialkohol pada vinegar air kelapa berkisar antara 3,9-7,19% dengan waktu fermentasi 24-48 jam. Kadarasam asetat tertinggi diperoleh pada fermentasidengan S. cerevisiae 15% dan Acetobacter aceti 10%.

Hasil pengujian daya hambat bakteri pada karkasayam menunjukkan bahan konsentrasi minimalvinegar air kelapa dan kulit pisang adalah 1% denganhasil negatif untuk semua jenis bakteri uji. Aplikasivinegar air kelapa dan kulit pisang mampu meng-hambat pertumbuhan E. coli dan Listeria monocyto-genes pada penyimpanan suhu ruang maupun suhudingin. Vinegar air kelapa mampu menghambatpertumbuhan S. thyphimurium yang lebih baikdibandingkan dengan vinegar kulit pisang.

Pemberian pengawet vinegar pada karkas ayammenurunkan nilai pH, kecerahan karkas, serta tingkatkekerasan dan susut masak. Aplikasi vinegar mampumemperpanjang masa simpan karkas ayam sampai9 hari pada suhu dingin dan 12 jam pada suhu ruang.

Vinegar sebagai Pengawet AlamiDaging Ayam

Kontaminasi mikroba pada daging ayam dapatmenyebabkan daging rusak atau busuk. Kontaminasimikroba dapat berasal dari kotoran, isi perut, dankulit ayam, peralatan yang digunakan pada saatpemotongan, maupun personel yang menanganipemotongan/penanganan karkas. Permasalahankontaminasi mikroba ini telah menjadi perhatianbanyak kalangan, baik pemerintah, pelaku usaha,konsumen, maupun pemerhati kesehatan.

Untuk memperpanjang masa simpan, karkasperlu diawetkan dengan pengawet yang amandikonsumsi. Asam asetat yang dikenal sebagai vinegardapat menjadi pengawet alternatif yang aman, murah,dan mudah digunakan. Asam asetat berperan sebagaiantimikroba karena dapat menurunkan pH danmenyebabkan instabilitas membran sel pada bakteri.

BB Pascapanen telah menghasilkan teknologipengawetan karkas ayam dengan menggunakanvinegar. Bahan baku vinegar adalah kulit pisangnangka dengan tingkat kematangan 70-75% dan airkelapa. Proses pembuatan vinegar dari kulit pisangdiawali dengan pemeraman untuk mengubah karbo-hidrat pada kulit pisang menjadi gula sederhana.Selanjutnya ditambahkan enzim alfa-amilase dangluko-amilase masing-masing 1 ml/liter untuk mem-bantu hidrolisis kulit pisang menjadi glukosa padasaat perebusan sebelum penambahan Saccharo-myces cerevisiae. Fermentasi kulit pisang mengguna-kan proses fermentasi simultan.

Pemeraman dan penambahan enzim alfa-amilase dan gluko-amilase mampu mempercepatpeningkatan konsentrasi asam asetat dan prosesfermentasi dibanding tanpa pemeraman danpenambahan enzim. Kadar asam asetat pada vinegarkulit pisang kurang dari 4% dengan pH 3,5-4,5, kadaralkohol 0,1-0,6%, dan kadar gula total 5-7%.

Proses produksi vinegar dari air kelapa melaluifermentasi bertahap membutuhkan waktu yang lebihcepat untuk menghasilkan asam asetat 4% diban-dingkan dengan fermentasi simultan. Fermentasibertahap dapat memecah senyawa gula menjadi

Vinegar dari kulit pisang dan air kelapa (atas)untuk mengawetkan karkas ayam (bawah).

Page 78: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan78

Vinegar kulit pisang dan air kelapa mempunyaibeberapa keunggulan untuk mengawetkan karkasayam, yaitu: (1) menghambat pertumbuhan beberapabakteri patogen, (2) mempertahankan mutu karkasayam, dan (3) bersifat alami, aman, dan ekonomis.Meski penelitian masih dalam skala laboratorium,teknologi ini memiliki prospek untuk dikembangkankarena: (1) memanfaatkan limbah kulit pisang danair kelapa sehingga meningkatkan nilai tambah, (2)vinegar bersifat alami dan tidak menimbulkan dampaktoksisitas dalam jangka pendek maupun jangkapanjang, dan (3) sederhana dan mudah diaplikasikan.

Teknologi Pengolahan Gambir,Minyak Nilam, dan Kopi di TingkatUKM/Gapoktan

Gambir, nilam, dan kopi merupakan komoditasunggulan perkebunan Kabupaten Pakpak Bharat,Sumatera Utara, namun belum tergarap secaraoptimal, baik di hulu maupun di hilir. Pengolahannyamasih bersifat tradisional dengan menggunakanperalatan yang sederhana, baik yang dilakukan olehpetani secara perorangan maupun berkelompok,

sehingga produk yang dihasilkan belum memenuhipersyaratan SNI.

Pada gambir, rendahnya rendemen dan kualitasproduk disebabkan petani kurang memahami prosesekstraksi atau pengepresan daun gambir, pencetakan,dan pengeringan produk. Pada nilam, rendemen dankualitas minyak nilam yang rendah disebabkan petanikurang memahami cara penanganan bahan baku danpenyulingan minyak, sementara pada kopi karenapetani kurang memahami proses pengolahan danpengemasan.

BB Pascapanen telah menghasilkan teknologipengolahan gambir, nilam, dan kopi. Teknologitersebut selanjutnya disosialisasikan kepada petanibekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Per-dagangan, dan Koperasi serta UMKM KabupatenPakpak Bharat. Melalui sosialisasi, pelatihan, danpendampingan dalam menerapkan teknologi, petanidiharapkan dapat menghasilkan produk yangberkulitas sehingga nilai jualnya meningkat.

Pada gambir, perbaikan proses pengolahandilakukan pada tahap ekstraksi atau pengepresandaun gambir, pencetakan, dan pengeringan sertamengintroduksikan alat pencetak gambir. Pelatihan

Pengolahan gambir dan produkgambir yang dihasilkan petanisebelum (a) dan sesudah (b)menerapkan teknologipengepresan, pencetakan, danpengeringan.

Page 79: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pascapanen 79

dan pendampingan kepada petani dalam menerapkanteknologi pengolahan gambir dapat meningkatkankualitas produk. Warna gambir menjadi lebih cerah,bentuknya lebih padat dengan kadar air rendah, dankadar katekinnya meningkat.

Pada nilam, perbaikan teknologi pengolahanmeliputi cara penanganan bahan baku sebelumpenyulingan, metode penyulingan, peralatanpenyulingan, dan pemurnian untuk memperbaikiwarna minyak nilam. Pelatihan dan pendampingankepada petani dalam menerapkan teknologipengolahan minyak nilam meningkatkan kualitasminyak, yang ditandai oleh meningkatnya kadarpatchouli alkohol. Kadar patchouli alkohol merupakansalah satu parameter penentu kualitas minyak nilam;semakin tinggi kadar patchouli alkohol, semakin baikkualitas minyak nilam. Pemurnian minyak nilam dapatmeningkatkan kejernihan (% transmisi) dari rata-rata45,1% menjadi 50,0%, dan menurunkan kadar besi(Fe) dari 268,8 ppm menjadi 101,7 ppm.

Pada kopi, perbaikan teknologi meliputi prosespemanenan, sortasi, pengkelasan (grading), pen-jemuran, penyangraian, pengemasan, pengolahancara basah, dan peralatannya. Melalui pelatihan danpendampingan, petani kopi dapat memperbaiki carapenyangraian dan pengemasan. Cita rasa kopi yangdihasilkan petani, baik jenis robusta maupun arabika,tergolong sangat baik sesuai standar SNI.

Pengembangan Edible Film sebagaiKemasan Bahan Pangan Segar

Kebutuhan kemasan pangan yang mencapai 50% daritotal kemasan yang beredar di pasaran merupakantantangan sekaligus peluang bagi pengembangankemasan edible atau biodegradable yang bersifatramah lingkungan. Salah satu kemasan bahan pangansegar yang potensial dikembangkan adalah edible filmdari puree buah. Namun, nilai komersial kemasanedible masih rendah karena memiliki kekuatanmekanis dan sifat pelindung atau penghalang(barrier) yang lebih rendah dibandingkan dengankemasan berbahan polimer sintetis.

BB Pascapanen telah menghasilkan teknologipembuatan komposit edible film dengan nanoseratselulosa untuk meningkatkan kekuatan mekanis dansifat barrier kemasan edible. Serat selulosa yangberukuran nano memiliki luas interfasial yang besarsehingga akan mengubah mobilitas molekuler dansifat relaksasi untuk menghasilkan komposit dengankekuatan mekanis, fleksibilitas, kekakuan, sertaketahanan panas dan listrik yang baik. Padapengembangan lebih lanjut (jangka panjang), bahanantimikroba berupa minyak atsiri yang telahdienkapsulasi dapat ditambahkan ke dalam kompositedible film.

Ekstraksi dan sintesis nanoserat selulosa daritongkol jagung dan jerami padi; (a) tepungtongkol jagung dan tepung jerami padi, (b)larutan hasil hidrolisis serat selulosa, dan (c)serat selulosa hasil pemucatan denganmetode Abe dan (d) metode Takahashi.

Page 80: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan80

Penggunaan edible film dari komposit puree buahdan nanoserat selulosa dan bahan antimikrobaterenkapsulasi sebagai bahan kemasan pangan segardapat meningkatkan nilai tambah dan daya saingkomoditas pertanian. Puree mangga menghasilkanedible film yang berwarna cerah, elastis, dan tidakmudah sobek. Penambahan gliserol 1,5% dapatmemperbaiki elastisitas edible film, sedangkanpenambahan pektin 1% meningkatkan kekakuankemasan.

Ekstraksi dan sintesis nanoserat selulosa daritongkol jagung dan jerami padi dilakukan melaluiproses delignifikasi, pemucatan, dan defibrilasi seratselulosa secara mekanis menggunakan ultrasonik danhigh shear homogenizer (ultraturrax). Prosesdelignifikasi dan pemucatan secara kimia denganmenggunakan metode Abe menghasilkan seratselulosa yang memiliki kristalinitas tinggi, baik seratdari tongkol jagung maupun jerami padi. Defibrilasisecara mekanis dengan ultrasonik menghasilkan fibrilselulosa berukuran kecil yang lebih banyak daripada

dengan ultraturrax. Setelah diberi perlakuanultrasonik selama satu jam, selulosa yang berukurankecil (12-34 nm, rata-rata 21 nm) lebih banyakdibandingkan selulosa berukuran besar (68-223 nm,rata-rata 121 nm).

Serat jerami memiliki selulosa berukuran kecilyang lebih halus daripada selulosa tongkol jagung.Namun, serat selulosa berukuran besar lebih banyakditemukan pada serat jerami. Penguatan edible filmdari puree buah dengan nanoserat selulosa me-ningkatkan kekuatan mekanis, baik kekuatan tarik,elongasi maupun fleksibilitasnya.

Pembuatan edible film dari puree buah dengannanoserat selulosa dapat memanfaatkan buah yangkurang memenuhi persyaratan (off-grade) ataukelebihan pasokan pada saat panen raya, sehinggameningkatkan nilai tambah. Penggunaan tongkoljagung dan jerami padi sebagai bahan pembuatannanoserat selulosa merupakan salah satu upayapemanfaatan limbah pertanian.

TEM nanoserat selulosa yang diperoleh dengan metode Abe, dan fibrilasi dengan ultrasonik selamasatu jam, perbesaran 8.000 kali, (a) jerami padi, (b) tongkol jagung.

Page 81: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pascapanen 81

Penanganan Susut Pascapanen PadiMendukung Peningkatan ProduksiBeras Nasional

Angka susut pascapanen padi dapat digunakan untukmenentukan atau meramal produksi regional maupunnasional pada tahun berjalan sesuai dengan luaspertanaman padi dan stok beras pada saat itu,maupun untuk membuat neraca ekspor dan imporberas. Penggunaan metode pengukuran yang tidaktepat akan menyebabkan terjadinya bias data susutpascapanen padi, yang selanjutnya akan menye-babkan kesalahan dalam menentukan ketersediaanstok pangan maupun prioritas ekspor dan impor beras.

Masalah dalam pengukuran susut pascapanenpadi adalah beragamnya angka susut hasil antarlokasimaupun antardaerah dan metode pengukuran yangdigunakan. Oleh karena itu, diperlukan pedomanumum pengukuran susut pascapanen padi yang dapatdisepakati dan digunakan oleh semua pihak.

Pada tahun 2011, BB Pascapanen telah mem-perbaiki metode pengukuran susut pascapanen padidan menghasilkan metode pengukuran dan tabelkonversi susut saat panen. Namun seiring dengandihasilkannya varietas baru dan inovasi teknologipascapanen padi, perlu dilakukan pengukuran ulanguntuk mengetahui tingkat kehilangan hasil pasca-panen padi. Kondisi iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini juga menjadi pertimbangan perlunya metodepengukuran yang lebih tepat. Melalui prosespengukuran ini diharapkan dapat diperoleh dataterbaru susut hasil pascapanen padi untuk mem-perbaiki data susut hasil yang sudah tidak relevanlagi. Data susut hasil akan menentukan ketepatanpengambilan kebijakan stok pangan nasional.

Adanya pedoman umum pengukuran susutpascapanen diharapkan dapat menghilangkanperbedaan persepsi dalam penggunaan metode dancara pengukuran susut panen dan perhitungannya,sehingga dapat menekan variasi data susut panen.Pengukuran susut panen yang digunakan sebagai

Proses pembuatanedible film dari pureebuah mangga dannanoserat selulosa.

Page 82: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan82

acuan dalam pedoman umum menggunakan metodesembilan papan pengamatan (tray) berukuranpanjang 40 cm dan lebar 14 cm. Metode tray merupa-kan metode pengukuran terbaik dan terbukti tidakmenimbulkan perbedaan yang nyata dengan metodepengukuran langsung (gabah dipungut langsung) dilahan petani setelah panen padi.

Pedoman metode pengukuran susut pascapanenpadi telah disosialisasikan kepada pengguna di DIYogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. Sosialisasidilakukan melalui diskusi dalam seminar serta praktiklangsung di lahan petani bekerja sama dengan BPTPdan Dinas terkait di masing-masing provinsi. Sosiali-sasi juga dilakukan melalui Pelatihan WidyaiswaraTingkat Nasional lingkup Kementerian Pertanian

maupun Pelatihan Petugas Gudang dari KementerianPerdagangan. Berdasarkan hasil evaluasi yangdilakukan sebelum dan sesudah sosialisasi di DIYogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah,sosialisasi dapat meningkatkan pemahaman pesertayang ditunjukkan oleh menurunnya tingkat kesalahandalam pengukuran susut pascapanen padi.

Berdasarkan pengukuran, susut panen tertinggiditemukan di Jawa Barat, yaitu 3,2% pada musimhujan dan 1,6% pada musim kemarau dengan susutperontokan 1,3% pada musim hujan dan 1,3% padamusim kemarau. Rendemen giling tertinggi padamusim hujan dicapai penggilingan padi kecil (PPK)dua fase di Sumatera Selatan, yaitu 64,7%, sedang-kan pada musim kemarau dicapai PPK dua fase diJawa Barat, yaitu 67,1%.

Pengukuran susut pascapanen padi secara akurat diperlukan dalam menentukan ketersediaan stok danekspor/impor beras.

Page 83: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pascapanen 83

Untuk varietas padi yang gabahnya mudahrontok, perontokan dianjurkan menggunakan mesindengan kecepatan putaran sedang (700 rpm) dankapasitas perontokan 595 kg/jam dengan susut hasil2,3%. Untuk varietas padi yang tahan rontok,direkomendasikan menggunakan mesin perontokberkecepatan tinggi (800 rpm) dan kapasitas 522,9kg/jam dengan susut hasil 2,8%.

Untuk mengurangi susut pascapanen padi padaproses penggilingan, konfigurasi mesin penggilingansatu kali husker – satu kali separator – dua kalipolisher layak dikembangkan karena menghasilkanberas giling yang berkualitas baik, yaitu beras pecah16,0-21,5%, beras kepala 76,7-82,4%, dan rende-men giling 68,0% pada varietas murni Ciherang, serta69,3% pada varietas campuran Ciherang danMekongga dengan nilai jual rata-rata Rp4.978/kggabah giling. Peningkatan rendemen giling 2,5% untukvarietas Ciherang dan 1,2% untuk varietas campuranCiherang dan Mekongga meningkatkan nilai jual beras

rata-rata Rp277/kg untuk varietas Ciherang danRp146/kg untuk varietas campuran.

Sudut kemiringan separator yang optimal untukmemisahkan beras pecah kulit adalah 61º. Padatingkat kemiringan tersebut, mesin dapat memisahkanberas pecah kulit dengan persentase yang cukuptinggi, namun sebaran gabah dalam beras pecah kulittidak terlalu besar.

Sosialisasi pedoman umum metode pengukuransusut pascapanen padi dapat meningkatkanpemahaman tentang pengukuran susut pascapanen.Teknologi penanganan susut pascapanen padi berupakecepatan mesin perontok, konfigurasi penggilingan,dan sudut kemiringan separator menurunkan susutpenggilingan dari rata-rata 1,2% menjadi 0,3% sertameningkatkan rendemen giling 2,5% untuk varietasCiherang dan 1,2% untuk varietas campuran Ciherangdan Mekongga.

Sosialisasi pedoman umum pengukuran susut pascapanen padi kepada pengguna.

Page 84: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan84

Mekanisasi PertanianMekanisasi pertanian berperan penting dalam pembangunan pertanian,apalagi dikaitkan dengan makin menurunnya minat generasi muda untukberkecimpung dalam usaha tani konvensional. Mekanisasi pertanianjuga diperlukan dalam pengembangan agribisnis. Penerapan mekanisasipertanian dalam kegiatan poduksi di lapangan dapat meningkatkanproduktivitas dan efisiensi kerja, sedangkan dalam kegiatan pascapanendapat memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi. Badan LitbangPertanian melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMektan) pada tahun 2012 telah menghasilkan 24 teknologi yang terkaitdengan mekanisasi pertanian, baik berupa prototipe alat mesin (alsin),model maupun sistem mekanisasi. Sepuluh dari 24 teknologi tersebutmerupakan teknologi unggulan yang berpeluang untuk dikembangkandalam upaya meningkatkan pendapatan pelaku usaha pertanian.

Mesin pemanen padi dengan kapasitas kerja meisn rata-rata 17,6 jam/ha.

Page 85: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Mekanisasi 85

Mesin Penanam Padi Jajar LegowoEmpat Alur

Petani umumnya menanam padi secara manualdengan sistem tanam pindah sehingga membutuhkanbanyak tenaga kerja. Di beberapa sentra produksipadi, tenaga tanam ini makin sulit diperoleh sehinggawaktu tanam sering terlambat, luas cakupan garapanrendah, dan indeks pertanaman padi menurun.Keterlambatan tanam dapat mengakibatkan gagalpanen karena tanaman kekurangan air atau terseranghama dan penyakit. Oleh karena itu, diperlukandukungan mesin penanam padi.

Mesin penanam padi yang ada di Indonesiaumumnya diimpor dan harganya relatif mahal. Mesintersebut memiliki jarak tanam antarbaris 30 cmdengan jumlah baris tanam empat baris. Untuk men-dukung pengembangan sistem tanam jajar legowo2:1 atau 4:1 diperlukan mesin penanam yang sesuai.Sistem tanam ini dapat meningkatkan populasitanaman 30% dibanding sistem tanam tegel, sehinggaproduktivitas meningkat.

Pembuatan desain dan modifikasi mesinpenanam padi diawali dengan pengujian dan evaluasiteknis terhadap mesin tanam padi yang ada dipasaran. Hasil pengujian dan evaluasi ini dijadikanacuan dalam analisis desain dan modifikasi mesin.

Selain itu, dilakukan juga pengkajian sistem pem-bibitan padi yang sesuai untuk pengembangan mesintanam padi secara mekanis (rice transplanter).

Mesin penanam padi yang dikembangkan dapatdigunakan untuk mendukung sistem tanam jajarlegowo 2:1, dengan jumlah baris tanam empat baris.Jarak antarbaris tanam 20 cm dan 40 cm, yaitu jarakantara baris satu dan dua 20 cm, jarak antara barisdua dan tiga 40 cm (jarak legowo), dan jarak antarabaris tiga dan empat 20 cm.

Rancangan mesin penanam padi terdiri atas limakomponen utama, yaitu unit penanam, pengumpanbibit, transmisi dan penggerak, kendali dan rangkautama, dan pelampung. Modifikasi mesin difokuskanpada sistem penanam dan pengumpan bibit. Bagiantersebut disesuaikan dengan jarak tanam jajar legowo2:1. Jarak antarlengan penanam bagian kanan dankiri masing-masing 20 cm, sedangkan jarak lenganpenanam bagian tengah 40 cm (jarak legowo).

Hasil desain ini selanjutnya akan dipabrikasiprototipenya pada tahun 2013. Mesin penanamtersebut diharapkan dapat dibuat dan dikembangkanoleh pabrikan lokal sehingga harga mesin menjadilebih murah. Mesin penanam ini prospektif di-kembangkan seiring dengan makin langka danmahalnya tenaga kerja untuk penanaman padi.

Desain prototipe mesin penanam bibit padi tipe jajar legowo dan lengan penanamnya.

Page 86: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan86

Prototipe Mesin Pemanen PadiMini Combine Harvester

Panen merupakan salah satu kegiatan kritis dalambudi daya padi karena akan menentukan kualitas dankuantitas gabah. Panen membutuhkan tenaga kerjayang banyak, sementara di beberapa daerah, tenagapanen makin langka dan cukup mahal sehingga panenperlu menggunakan alat mesin pemanen.

Permasalah dalam panen padi di Indonesiaadalah gabah mudah rontok, petakan sawah ber-ukuran sempit (0,1-0,5 ha), dan kondisi lahan sawahlembek pada saat panen, sehingga memerlukan mesinpemanen yang sesuai dengan kondisi tersebut.Penggunaan mesin pemanen mampu menekankehilangan hasil, mudah diterapkan pada petakanyang sempit, dan tidak selip pada saat dioperasikandi lahan yang lembek.

Mesin pemanen padi combine harvester yangdiintroduksikan di Indonesia umumnya berukuranbesar, baik untuk tipe whole feeding maupun halffeeding. Kelemahan dan keunggulan kedua tipe mesin

tersebut menjadi acuan dalam mendesain danmemodifikasi mesin mini combine harvester.

BBP Mektan telah menghasilkan desain prototipemesin pemanen padi mini combine harvesterberkapasitas 14 jam/ha. Desain mesin pemanen paditipe mini combine dihasilkan melalui tahapanpembuatan desain konseptual, perwujudan, analisisdesain, dan pabrikasi untuk menghasilkan prototipemini combine harvester dengan lebar kerja 120 cm,kapasitas kerja 14 jam/hari, dan kehilangan hasilpanen 0,8-1,0%. Hasil desain ini selanjutnya akandipabrikasi prototipenya pada tahun 2013.

Alsin Pemroses Benih Padiuntuk UPBS

Target surplus beras 10 juta ton pada akhir tahun2014 dapat dicapai antara lain dengan meningkat-kan produktivitas melalui penggunaan benih ungguldan bermutu. Namun, penggunaan benih unggulbersertifikat oleh petani masih rendah, baru sekitar

Prototipe mesin pemanen padi mini combine harvester yang dimodifikasi.

Page 87: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Mekanisasi 87

62%, karena terbatasnya jumlah benih bermutu dipasaran. Volume produksi benih padi bersertifikatbaru separuh dari total kebutuhan benih padi nasionalyang mencapai 360.000 ton per tahun untuk lahanseluas 12,7 juta hektare.

Untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu,pemerintah mendorong pembentukan Unit PengelolaBenih Sumber (UPBS) di tingkat penangkar benihmaupun di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian(BPTP) di sentra produksi padi. Pemrosesan benih ditingkat penangkar skala kecil dan menengahmemerlukan mesin yang tepat guna agar dapatmenghasilkan benih bermutu dengan kapasitasproduksi yang sesuai dengan kemampuan penangkar.

BBP Mektan telah menghasilkan paket mesinpemroses benih padi untuk UPBS, yang terdiri atasmesin pembersih (sortasi), penimbang, danpengemas. Untuk penangkar benih yang belummemiliki lantai jemur, sudah tersedia mesin pengeringpadi tipe sirkulasi. Ketiga paket mesin pemroses benihpadi tersebut telah diintroduksikan kepada kelompokpenangkar benih di Singkawang Kalimantan Barat,Sukoharjo Jawa Tengah, dan Ngawi Jawa Timur.

Hasil pengujian menunjukkan paket mesinpemroses benih dapat berfungsi dan beroperasi

dengan baik. Mesin pembersih memiliki kapasitas400-500 kg/jam, bergantung pada laju pengumpanangabah dan kebersihan gabah. Mesin penimbangberkapasitas 540 kg/jam atau 108 kemasan/jamdengan tingkat akurasi hasil timbangan 99,6%.Kapasitas alat pengemas benih padi 613 kg/jam atau122 kemasan/jam, bergantung pada keterampilanoperator. Mesin pengering tipe sirkulasi memilikikapasitas muat 3,0-3,5 ton per proses dengan lamapengeringan 16,5 jam pada suhu udara pengering51,7°C. Sistem pemanasan menggunakan gas LPGdengan konsumsi rata-rata 1,2 kg/jam, bergantungpada kondisi udara luar.

Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwabiaya operasional mesin pembersih, penimbang,pengemas, dan pengering berturut-turut adalah Rp59,Rp29, Rp14, dan Rp108/kg gabah. Penggunaan mesinpemroses benih padi menguntungkan dengan nilaiB/C ratio 1,4-1,5 dan nilai BEP 0,5-0,6 tahun. Nilai B/C ratio dan BEP mesin pengering masing-masing 1,2dan 2,0 tahun atau cukup layak.

Tingkat kemurnian benih rata-rata 98,5% dankotoran benih 1,5%. Daya kecambah benih 87%,benih mati 13%, dan kandungan benih tanaman lain0%. Secara umum mutu benih yang dihasilkan

Mesin pemroses benih padi untuk penangkar benih sumber.

Page 88: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan88

memenuhi standar minimum mutu benih padi untukkelas benih sebar.

Alsin Pengepras Tebu

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitastebu adalah penanaman sistem kepras (ratun), yaitumemelihara sisa batang tebu setelah panen(ditebang) hingga tumbuh tunas dan menjaditanaman produktif. Cara ini dapat memperpendekwaktu budi daya, karena tidak perlu pengolahan tanahdan tanam. Meskipun mudah dan murah, hasil tebusistem ratun kurang optimal apabila pemotongan tebupada saat panen tidak beraturan atau ada sisa batangyang pecah. Oleh karena itu, diperlukan alsinpengepras tebu yang dapat memotong batang secarateratur, batang tidak pecah, dan sisa batang ratadengan permukaan tanah.

Pada tahun 2011 BBP Mektan telah merancangalsin pengepras tebu. Alsin pengepras tebu yangdigandeng dengan penggerak traktor roda empatdengan tenaga di atas 45 HP dapat berfungsi denganbaik dan dapat melakukan kerja pedhot oyot(memutus akar) dan pembumbunan tanaman. Padatahun 2012, mesin tersebut dimodifikasi padabeberapa komponennya. Dibandingkan dengan mesinpengepras tebu tahun 2011, prototipe hasil modifikasiini memiliki sistem transmisi yang lebih baik. Jumlah

pisau ditambah dari 8 menjadi 12 bilah dan meng-gunakan gear box percepatan dan pembalik arahputaran dari sebelumnya gearbox pembalik arah saja.Desain piringan berbentuk “coak” untuk pedhot oyotdari sebelumnya berbentuk piringan utuh, dandiameter piringan diperbesar dari 500 mm menjadi660 mm. Prototipe mesin juga ditambah komponenpembumbun tanaman berbentuk ridger satu sisi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa prototipeini mampu melakukan tiga fungsi sekaligus, yaitumengepras tebu secara rata sampai 5 cm di bawahpermukaan tanah, melakukan pedhot oyot hinggakedalaman 20 cm, dan membumbun tanah disepanjang baris tanaman. Pengeprasan dengankecepatan maju 2,5 km/jam dan kecepatan putarpisau 700-800 rpm menghasilkan kapasitas kerjalapang 4,4 jam/ha dengan efisiensi kerja 70%. Hasilkeprasan juga baik, yaitu batang tebu tidak pecah.Dengan demikian, target kapasitas kerja prototipemesin telah terlampaui dan menghemat tenaga kerjapedhot oyot dan pembumbunan tanaman.

Model Mekanisasi PengolahanSayuran Kering

Permintaan sayuran tropis semakin meningkat, tetapiharus memenuhi persyaratan mutu tertentu. Namun,petani sering kali tidak dapat memanfaatkan peluang

Mesin pengepras tebu saat dioperasikan (kiri) dan prototipe alat pengepras tebu ratun/pedhot oyot(kanan).

a b

Page 89: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Mekanisasi 89

ini karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi,terutama dalam pengolahan sayuran kering. Teknologiini dapat memperpanjang daya simpan sayuransehingga dapat mengatasi kelebihan produksi danmemperluas pasar, termasuk ekspor, danmeningkatkan nilai tambah.

Pada tahun 2012, BBP Mektan telah mengem-bangkan paket alsin pengolah sayuran keringberkapasitas 500 kg/hari, yang terdiri atas satu unitmesin perajang (kapasitas 100 kg/jam), dua unitmesin pengering (kapasitas 100 kg/5 jam), satu unitmesin penepung (kapasitas 100 kg/jam), dan satuunit mesin pengemas (kapasitas 450 kg/jam untukkemasan 1 kg). Paket alsin pengolahan sayuran inisudah diadopsi oleh Kelompok Tani Jaya Alam Lestaridi Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, JawaBarat.

Hasil pengujian menunjukkan kapasitas aktualpaket alsin (proses pengolahan) berkisar antara 372-400 kg/hari, bergantung pada jenis sayuran yangdiolah. Biaya operasional mesin perajang Rp164,47/kg, mesin pengering Rp230,92/kg, mesin penepungRp342,94/kg, dan mesin pengemas Rp218,07/kg.Nilai B/C ratio 1,73, net present value (NPV)Rp45.148.814, dan IRR 28%, artinya cukup layakhingga bunga modal 28%.

Pengembangan alsin pengolahan sayuran keringdiharapkan menjadi pemicu bagi sentra produksisayuran untuk mengembangkan sayuran olahanberorientasi ekspor. Sayuran kering seperti cabaikering, cabai bubuk, dan wortel kering mampumeningkatkan nilai tambah produk, memperpanjangdaya simpan, dan mengatasi kelebihan produksi.Pengembangannya juga dapat mendorong per-tumbuhan agroindustri di pedesaan dan variansi pasarbaru produk hortikultura.

Pemetaan Sebaran dan Jumlah AlsinBudi Daya Tanaman Pangan

Dalam mewujudkan swasembada pangan, peme-rintah memberikan bantuan alsin pertanian kepadakelompok tani padi. Namun, bantuan alsin tersebutbelum tepat sasaran karena kurang akuratnya datasebaran maupun jumlah alsin per kabupaten. Di satudaerah, jumlah alsin berlebihan dan di daerah lainkekurangan. Pemanfaatan alsin juga belum optimalsehingga bantuan menjadi tidak efektif.

Untuk menyiapkan data sebaran maupun jumlahalsin yang akurat dan mudah diakses pengguna(Direktorat Jenderal terkait), BBP Mektan telah

Paket alat mesin pengolahan sayuran kering yang dikelola kelompok tani Jaya Alam Lestari, KabupatenBandung, Jawa Barat.

Page 90: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan90

memetakan sebaran dan jumlah alsin pertanian,khususnya alsin budi daya, di beberapa sentraproduksi padi. Pada tahun 2012, kegiatan dilaksanakandi Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIYogyakarta, dan Jawa Timur. Jenis alsin yangdipetakan meliputi traktor tangan, mesin perontok(power thresher), pompa air, mesin pengering, danmesin penggilingan padi (rice milling unit), sedangkanjenis alsin yang dipetakan status keberadaannyaadalah traktor tangan dan mesin perontok. Peng-ambilan data dilakukan secara berjenjang dari tingkatprovinsi, kabupaten terpilih, dan kecamatan terpilih.Kebutuhan alsin ditentukan oleh luas tanam, indekspenggunaan alsin, break even point (BEP), dan jumlahalsin yang ada.

Dengan kriteria luas garapan/kapasitas kerjaalsin, seperti traktor tangan (15 jam/ha), mesinperontok (500 kg/jam), dan perontok pedal (200 kg/

jam), telah dibuat rekomendasi status alsin sebagaiberikut: < 50% (sangat kurang sekali), 50-70%(sangat kurang), 70-90% (kurang), 90-100% (cukup),dan > 100% (jenuh/lebih). Melalui kegiatan ini telahdihasilkan peta sebaran dan jumlah alsin budi dayaper kabupaten di tiap provinsi sentra produksi padi.Peta tersebut diharapkan dapat diintegrasikan dengankalender tanam (KATAM) terpadu.

Optimalisasi alsin dengan memindahkan alsindalam suatu kawasan (kabupaten) sesuai dengankebutuhan diharapkan dapat memudahkan peme-rintah dalam membuat kebijakan bantuan alsinkepada petani, sekaligus rekomendasi mobilisasi alsindari daerah yang kelebihan ke daerah yang kekurang-an. Hal ini penting untuk menghindari keterlambatantanam dan menghemat anggaran pengadaan alsinpertanian.

Penyebaran mesin perontok pedal di Indonesia.

Page 91: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Mekanisasi 91

Sebaran dan jumlah traktor tangan dan mesin perontok di Kabupaten Grobogan Jawa Tengahdan Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

Page 92: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan92

Model Mekanisasi Sistem IntegrasiKakao-Ternak

Kakao merupakan komoditas perkebunan sumberdevisa. Oleh karena itu, pemerintah melalui GerakanNasional Kakao (Gernas Kakao) bertekad meningkat-kan produksi kakao nasional sehingga Indonesia dapatmenjadi salah satu penghasil utama kakao dunia.

Panen buah kakao menghasilkan produk sampingberupa kulit buah segar. Limbah ini dapat digunakansebagai sumber pakan sapi/kambing, sedangkankotoran sapi dapat dimanfaatkan menjadi biogassebagai sumber energi. Penggabungan pengolahankakao dan limbahnya secara terintegrasi dengan budi

daya ternak dikenal dengan sistem integrasi tanaman-ternak (SITT).

Untuk mendukung SITT, BBP Mektan mengem-bangkan Model Pengembangan Pertanian Pedesaanmelalui Inovasi (MP3MI) berbasis kakao-ternak.Inovasi yang diterapkan meliputi kotak fermentasi danmesin pengering kakao serta mesin pencacah kulitkakao dan instalasi biogas. Jenis dan jumlah alsindisesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokasi agarpemanfaatannya optimal.

Kotak fermentasi berfungsi untuk mengolah bijikakao setelah panen agar aromanya berkualitas.Mesin pengering kakao dirancang dengan sistemtenaga hybrid tipe rak, yang berfungsi mengeringkan

Mesin pengering (a) dan kotak fermentasi biji kakao (b).

Mesin pencacah kulitbuah kakao (a) danreaktor biogas (b).

Page 93: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Mekanisasi 93

telah digunakan oleh Kelompok Tani Sulebu Makmur,Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Pengujian dengan menggunakan kacang tanahvarietas Cidaun menunjukkan, mesin pembersihmemiliki kapasitas input rata-rata 214,20 kg/jam,kapasitas output 131,76 kg/jam, efisiensi pem-bersihan 90,8%, dan tingkat kebersihan biji 97,8%.Mesin sortasi memiliki kapasitas input rata-rata 93,4kg/jam, kapasitas output 78,2 kg/jam, efisiensisortasi 83,6%, persentase biji utuh di outlet utama100%, biji rusak/pecah 0%, kotoran 5,9%, dan tingkatkebersihan biji 97,7%.

Pengembangan Alsin PengolahBiofarmaka

Petani di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan,khususnya di Kecamatan Kandis, umumnya menjualhasil panen tanaman biofarmaka (kunyit) dalambentuk segar. Untuk meningkatkan nilai tambah, kunyitdapat dijual dalam bentuk bahan setengah jadisebagai bahan dasar obat/makanan dan minuman.Untuk itu diperlukan peralatan pengolahan biofarmakamentah menjadi bahan setengah jadi.

BBP Mektan telah menempatkan dua unit mesinpengolah biofarmaka, yakni mesin pencuci rimpang

Mesin pembersih kacang tanah (a) dan mesin sortasi kacang tanah (b) yang dikelola kelompok taniSulebu Makmur, Jepara, Jawa Tengah.

a b

biji kakao basah hasil fermentasi hingga kadar air7%. Mesin pencacah kulit kakao berkapasitas 800 kg/jam. Reaktor biogas berfungsi mengolah kotoranternak menjadi biogas yang dapat dimanfaatkanpetani untuk memasak, penerangan, atau bahanbakar enjin.

Model mekanisasi sistem integrasi kakao-ternaktelah diadopsi oleh empat kelompok tani di lokasipengembangan Gernas Kakao di Sulawesi Selatan,Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, dan Jawa Timur, yangdiharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitaskakao nasional.

Pengembangan Mesin Pembersihdan Sortasi Kacang Tanah

Salah satu sentra kacang tanah adalah KabupatenJepara, Jawa Tengah. Petani di daerah ini biasanyamenjual kacang tanah yang telah dirontok kepadapengepul/pabrik tanpa melakukan pembersihan danpenyortiran dari kotoran atau kacang tanah kosong(ukuran kecil). Akibatnya, petani belum memperolehpendapatan yang optimal.

BBP Mektan telah merekayasa mesin pembersihdan sortasi kacang tanah polong untuk meningkatkanmutu, nilai tambah, dan pendapatan petani. Mesin

Page 94: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan94

Mesin pencuci rimpang kunyit danpengeringan simplisia untukmeningkatkan kualitas produk.

Mesin pengering cabai (atas) dan cabai keringyang dihasilkan (bawah).

dengan kapasitas 50-100 kg/proses (satu kali proses±15 menit), dan mesin pengering hemat energi tipeERH-hybrid dengan kapasitas 150-200 kg/proses.Alsin ini untuk melengkapi alsin yang sudah ada dilokasi, seperti mesin perajang dan penepung. Denganpenambahan dua alsin ini maka pengolahan kunyitmenjadi simplisia kering dan tepung dapat dilakukandengan paket teknologi yang ada.

Introduksi Mesin Pengolah TepungCabai

Permasalahan utama dan kerap terjadi dalampemasaran cabai segar adalah fluktuasi harga yangtajam. Pada saat panen raya, harga rendah sehinggapetani mengalami kerugian. Teknologi penyimpanancabai merah dalam bentuk kering (cabai utuh maupuntepung) dapat meningkatkan nilai ekonomi cabaimerah pada saat panen raya maupun cabai afkir.Untuk itu diperlukan teknologi berupa mesinpengering, penepung, dan pengemas.

BBP Mektan telah mengintroduksikan mesinpengolahan cabai, yang meliputi mesin pengeringdan penepung. Mesin pengering dapat mengeringkan

Page 95: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Mekanisasi 95

cabai merah hingga kadar air yang aman untukdisimpan (7,48%) dalam waktu 11 jam, dengankonsumsi gas 0,98 kg/jam. Cabai kering yangdihasilkan berwarna merah cerah dan bersih darikotoran. Mesin dapat dioperasikan menggunakanbahan bakar tempurung kelapa, sekam, dan limbahpertanian lainnya. Mesin ini juga dapat digunakanuntuk mengeringkan sayuran lain, seperti wortel danbawang daun, atau benih tanaman hortikulturakarena suhu pengeringan dapat diatur sesuaikebutuhan dan dikontrol secara otomatis.

Alsin penepung cabai dan produkcabai bubuk.

Mesin penepung cabai merah dikembangkandengan teknologi cyclone sehingga tepung saat keluardari mesin tidak beterbangan karena dorongan anginperputaran gigi-gigi dari piringan penepung (disk mill).Kapasitas input mesin penepung berkisar antara 35-50 kg/jam dengan tepung cabai merah yang lolosayakan < 30 mesh 0,33%, 30 mesh 57,31%, 60 mesh39,86%, dan 80 mesh 2,34%. Konsumsi bahanbakarnya 0,96 l/jam. Tepung cabai merah yangdihasilkan berwarna merah cerah, lebih cerahdibanding tepung cabai merah yang ada di pasaran.

Page 96: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan96

Sosial-Ekonomi danKebijakanKeinginan pemerintah untuk mewujudkan swasembada panganberkelanjutan sudah bulat. Untuk itu, pemerintah telah menetapkansejumlah instrumen kebijakan dan mengesahkan berbagai peraturanperundang-undangan. Namun, dalam implementasinya sering kali terjadiketidaksinkronan dan inkonsistensi di antara peraturan/perundangantersebut, terutama ditinjau dari perspektif lintas sektoral. Oleh karenaitu, pengkajian tentang legislasi diperlukan untuk mengurai tuntaspermasalahan dan memberikan solusi untuk ditindaklanjuti olehstakeholder terkait. Tantangan swasembada pangan berkelanjutan jugasemakin berat dengan makin masifnya konversi lahan pertanian,terutama di Jawa, dan terjadinya fenomena perubahan iklim. Olehkarena itu, perlu dicari upaya terobosan, di antaranya dengan kebijakanakselerasi peningkatan produksi padi di luar Jawa dan peningkatanpemahaman petani terhadap dampak perubahan iklim bagikeberlanjutan produksi pangan.

Wawancara dalam rangka memperoleh informasi kondisi sosial ekonomi petani.

Page 97: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sosial-Ekonomi dan Kebijakan 97

Pengkajian Legislasi di BidangPertanian Mendukung SwasembadaPangan

Pencapaian swasembada pangan menjadi prioritasdalam pembangunan nasional, sehingga pemerintahmengeluarkan berbagai kebijakan dan memberikanfasilitasi dalam bentuk peraturan perundangan.Mengingat pentingnya kebijakan dan peraturantersebut dalam mendukung pencapaian swasembadapangan, Pusat Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanian (PSE-KP) melakukan pengkajian legislasiyang terkait dengan lahan dan air, sarana produksi(benih dan pupuk), perdagangan, dan penyuluhanpertanian.

Legislasi Lahan dan Air

Salah satu sumberdaya penting untuk mencapaiswasembada pangan adalah lahan. Namun,ketersediaan lahan sawah sebagai tulang punggungproduksi padi makin menyusut akibat konversi ke

penggunaan nonpertanian, sehingga lahan sawahyang ada perlu dilindungi dan diimbangi denganperluasan atau pencetakan sawah baru. Berkaitandengan itu, pemerintah telah mengesahkan UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan PertanianPangan Berkelanjutan (PLP2B).

Konflik kepentingan dalam penggunaan lahantelah menimbulkan ketidakharmonisan di antaraperaturan hukum yang ada, seperti penggunaan lahanuntuk pangan (UU No. 41/2009), lahan bagikepentingan umum (UU No. 2/2012), lahan untukperumahan dan kawasan permukiman (UU No. 1/2011), lahan untuk produksi perkebunan (UU No. 18/2004), lahan untuk hortikultura (UU No. 13/2010),dan lahan untuk peternakan (UU No. 28/2009).Ketidaksinkronan juga terjadi antara UU No. 41/2009dengan Peraturan Daerah (Perda) tentang RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi dan kabupaten/kota terkait dengan cakupan dan luas lahan yang akandilindungi.

Dalam UU No. 41/2009, lahan yang dilindungiadalah lahan sawah beririgasi, lahan reklamasi rawa

Untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, pemerintah melindungi eksistensi lahan sawahberirigasi sebagai tulang punggung produksi padi nasional.

Page 98: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan98

pasang surut dan lebak, dan atau lahan kering,termasuk lahan yang dicadangkan untuk tanamanpangan yang berada di dalam atau di luar kawasanpertanian tanaman pangan. Lahan tersebut beradadi kawasan perdesaan dan atau perkotaan di wilayahkabupaten/kota. Sementara dalam Perda RTRWprovinsi dan kabupaten/kota, cakupannya hanyamengarah ke lahan sawah beririgasi.

Ketidaksinkronan tersebut bermula dari amanatyang tertuang dalam UU No. 41/2009 yang terlalulonggar memberikan kewenangan pengaturan danpenetapan lahan yang akan dilindungi kepada RTRWwilayah. Karena banyaknya kepentingan, lahanpertanian tanaman pangan yang dilindungi hanya“sisa lahan” setelah dikurangi kebutuhan untuknonpertanian. Pada kondisi demikian, UU No. 41/2009yang selanjutnya dituangkan dalam Perda RTRWmenjadi landasan yang kuat untuk mengonversi lahanpertanian sesuai yang ditetapkan perda. SeharusnyaUU No. 41/2009 lebih tegas, bukan lagi melindungitetapi juga mengonservasi lahan pertanian tanamanpangan, dengan menetapkan lahan yang harusdikonservasi. Berkaitan dengan hal itu diperlukanpemantauan, pendampingan, dan advokasi kepadapemerintah daerah dalam penyusunan Perda RTRW.

Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalahimplementasi UU No. 41/2009 membutuhkan waktu

panjang, karena memerlukan syarat sebagai berikut:(1) seluruh produk hukum turunan UU No. 41/2009yang berupa Peraturan Pemerintah (PP) danPermentan harus telah terbit, (2) harus terlebih dahuludisusun Perda RTRW provinsi dan kabupaten/kotayang memuat arahan tentang kawasan lahanpertanian yang dilindungi, dan (3) telah disesuaikandengan peraturan/perda/perbup tentang rencanadetail RTRW setiap desa/blok. Langkah mendesaklainnya adalah sosialisasi secara terus-meneruskepada masyarakat untuk menghindari konflik dalamimplementasinya.

Legislasi Benih dan Pupuk

Benih unggul bermutu dan pupuk berperan pentingdalam peningkatan produktivitas, sehinggapemerintah berupaya menyediakan benih bermutudan pupuk sesuai dengan asas enam tepat (jenis,jumlah, mutu, lokasi, waktu, dan harga). Peraturanperundangan yang terkait dengan benih dan pupuksudah tersedia, namun belum sepenuhnya mampumeningkatkan produktivitas tanaman pangan (padi,jagung, dan kedelai).

Peraturan benih dan pupuk dikeluarkan olehpemerintah pusat dan hanya sebagian yang ditemuidi daerah. Peraturan tersebut umumnya hanya

Penyaluran benih dan pupuk bersubsidi perlu ditata sedemikian rupa agar sampai ke petani yangberhak.

Page 99: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sosial-Ekonomi dan Kebijakan 99

mengatur penyediaan benih dan pupuk, dan untukpupuk bersubsidi terkait dengan penyediaan sampailini IV di tingkat desa. Peraturan perbenihan umumnyamengatur kelembagaan, mekanisme produksi,pengawasan mutu benih, mekanisme pemasukandan pengeluaran benih, dan program untuk mencapaiswasembada padi, jagung, dan kedelai. Peraturantentang varietas mengatur perlindungan sumberdayagenetik, proses pelepasan varietas, dan penggunaanvarietas awal.

Undang-undang dan peraturan pemerintahtersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan MenteriPertanian (Permentan), namun tidak ada peraturanturunan di daerah. Perencanaan kebutuhan pupukdidasarkan pada Rencana Definitif KebutuhanKelompok (RDKK). Namun, RDKK umumnya dibuatberdasarkan alokasi pupuk, dan lebih merupakankebutuhan penyaluran pupuk.

Penyaluran pupuk bersubsidi diatur denganPermendag No. 17/2011. Penyaluran pupuk dariprodusen ke distributor dan pengecer diatur melaluisurat perjanjian jual beli (SPJB). Karena sifathubungannya bisnis, maka tingkat ketaatannya relatiftinggi. Namun, hasil evaluasi menunjukkan masihditemui berbagai permasalahan, seperti penyim-pangan penyaluran pupuk bersubsidi, peredaranpupuk ilegal atau palsu, belum berjalannya polatertutup, penjualan pupuk bersubsidi secara paket,harga pupuk di atas harga eceran tertinggi, munculnyapupuk nonsubsidi dengan harga rendah, danperangkat pengawasan pupuk di setiap lini belumoptimal.

Berkaitan dengan masih adanya amanat UU/PPyang belum ditindaklanjuti dan belum sinkronnyabeberapa peraturan perundangan benih, makapemerintah perlu membuat peraturan turunan dalambentuk PP dan/atau peraturan menteri dan pengaturangenetically modified organism (GMO) pada industriperbenihan multinasional. Selain itu, masihrendahnya penggunaan benih unggul dan benihbersertifikat diperlukan: (1) sosialisasi dan demplotbenih bersertifikat, (2) peningkatan peran BPSB dandukungan sarana prasarananya, (3) pengaturanpenangkaran benih dari penangkar lokal, (4)

peninjauan ulang hak paten karena hanya perusahaanbesar yang mempunyai akses memperoleh hak paten,dan (5) melanjutkan sistem jabalsim (jaringan benihantarlapang dan antarmusim).

Untuk menyinkronkan UU No. 12/1992 dan PPNo. 08/2001, maka PP No. 08/2001 perlu disem-purnakan dengan memasukkan status pupuk organik,pupuk hayati, dan bahan pembenah tanah. Peraturanpupuk organik melalui Permentan perlu ditingkatkanmenjadi PP agar dapat ditindaklanjuti denganperaturan tingkat menteri.

Legislasi Perdagangan Bidang Pertanian

Peraturan mengenai perdagangan pangan belumtersedia di beberapa provinsi, seperti di SumateraUtara, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Jawa Timur.Selama ini pemerintah daerah hanya menggunakanregulasi yang dibuat oleh pemerintah pusat, misalnyaUU No. 7/1996 tentang Pangan.

Perdagangan pangan diatur dalam UU No. 7/1994 tentang Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia, UU No. 7/1996 tentang Pangan,Inpres No. 3/2012 tentang Kebijakan PengadaanGabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah,dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 13/2009tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Per-dagangan No. 12/2008 tentang Ketentuan Impor dan

Pengaturan di bidang perdagangan pangandiperlukan untuk mencapai swasembada.

Page 100: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan100

Ekspor Beras. Peraturan ini sangat bermasalah dantidak konsisten dengan UUD 1945 Pasal 33 dan UUNo. 11/2005.

Saat ini pemenuhan kebutuhan pangan di be-berapa provinsi, seperti di Sumatera Utara, SulawesiSelatan, Lampung, dan Jawa Timur mulai bergantungpada impor. Keberadaan komoditas pangan impormenyebabkan harga beras, jagung, dan kedelai ditingkat petani merosot, sementara pemerintah daerahtidak memiliki kemampuan untuk memproteksipertanian tanaman pangan dari liberalisasi per-dagangan. Oleh karena itu, perlu adanya peraturanperundang-undangan di bidang perdagangan pangan.

Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalahliberalisasi perdagangan berdampak negatif terhadapupaya pencapaian swasembada beras, jagung, dankedelai. Oleh karena itu, pemerintah perlu segeramenegosiasi ulang pemberlakuan perdaganganbebas di Indonesia ke negara-negara anggota WTOdan mengagendakan pencabutan atau pengubahanbeberapa ketentuan WTO, khususnya tentangpencapaian swasembada pangan.

Pemerintah juga perlu merumuskan landasanhukum reorientasi kebijakan perdagangan bebasdalam kerangka pencapaian swasembada pangan.Penerapan undang-undang pangan harus menjaminpemenuhan pangan yang merata bagi seluruh lapisanmasyarakat. Untuk itu, diperlukan pengaturan yangjelas tentang pembagian peran dan tanggung jawabantara pemerintah pusat dan pemerintah daerahdalam mencapai swasembada pangan secaraberkelanjutan. Di beberapa sentra produksi pangandiperlukan pula peraturan daerah tentangpencapaian swasembada pangan dan perdaganganpangan untuk meningkatkan efisiensi, produksi,produktivitas, dan mutu produk pangan.

Legislasi Bidang Peternakan

Program swasembada daging sapi dan kerbau(PSDSK) 2014 diharapkan tidak hanya meningkatkanketersediaan daging, tetapi juga pendapatanpeternak. Agar program berjalan dan didukungstakeholder, telah dirancang berbagai peraturan

perundang-undangan (PPU), namun masih sulitdiimplementasikan di lapangan.

Tiga belas kegiatan PSDSK 2014 telah dilengkapipedoman implementasinya di daerah, namun belumsemuanya dilengkapi juklak di tingkat provinsi danjuknis di tingkat kabupaten. Di pihak lain, perludicermati azas pengundangan, yaitu bila suatu PPUtelah diundangkan, maka UU tersebut telah berlakudan bersifat mengikat dan semua orang dianggapsudah mengetahuinya. Asas itu diduga menyebabkansosialisasi UU, termasuk UU No. 18/2009 tentangPeternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dianggapkurang perlu, sehingga tidak tersedia dana yangmemadai untuk sosialisasi. Sosialisasi Permentanterkait PSDSK 2014 sudah dilakukan oleh Ditjen PKHdan Dinas PKH Provinsi, meskipun terkendala dana.

Kelompok peternak peserta program PSDSK 2014tidak menghadapi masalah terkait dengan prosedurdan aturan yang ada. Namun yang menjadi per-masalahan justru terkait aspek teknis dan manajemenbudi daya ternak. Para peternak merasakan kurang-nya pembinaan akibat terbatasnya dana pada instansiterkait.

Penegakan hukum untuk mencegah pemo-tongan sapi betina produktif yang diamanahkan UUNo. 18/2009 masih sangat lemah, antara lain karenabelum ada perda provinsi dan kabupaten/kota terkaitlarangan pemotongan sapi betina produktif. Dinas PKHsulit melarang pemotongan sapi betina produktifkarena tidak adanya kewenangan untuk memberikansanksi, dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yangterkait dalam penerapan PPU belum menjalankanfungsinya dengan baik. Selain itu, penerbitan PPUmelalui tahapan yang panjang dan melibatkan banyakpihak sehingga sering terlambat.

Implikasi kebijakan dari penelitian tersebutadalah: (1) perlu pencermatan lebih dalam terhadapPPU di dalam maupun di luar lingkungan pertanianyang terkait dengan program swasembada dagingsapi dengan melibatkan instansi terkait, (2) perluharmonisasi dan sinkronisasi PPU yang terkait denganprogram swasembada daging sapi, (3) untukmengurangi muatan PPU yang tidak konsisten denganprogram swasembada daging sapi, maka tiap PPU

Page 101: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sosial-Ekonomi dan Kebijakan 101

harus jelas dan tegas dalam implementasinya,sehingga perlu ada dengar pendapat pihak terkaitsebelum PPU diterbitkan, (4) sosialisasi UU No. 18/2009 dan produk hukum turunannya perlu ditingkatkanuntuk mewujudkan swasembada daging sapi,terutama di sentra-sentra produksi, (5) perlupenertiban dalam penerbitan pedoman dan petunjukteknis dikaitkan dengan substansi dan kelembagaantingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, sertapenegakan hukum, dan (6) perlu penguatanorganisasi yang membidangi hukum pada setiap unitkerja di pusat dan daerah.

Legislasi Penyuluhan Pertanian

UU No. 16/2006 tentang Sistem PenyuluhanPertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) sertaPPU di bawahnya belum memberikan ruang bagipenyuluh untuk bekerja sesuai kebutuhan petani danmembuat penyuluh lebih progresif untuk menyuk-seskan swasembada pangan. UU No. 16/2006 danperaturan turunannya (PP, perpres, permentan,perda, pergub, dan perbup) telah konsisten danmerujuk pada peraturan di atasnya. Namun, PPUyang diinisiasi oleh kementerian yang berbedacenderung kurang sinkron, seperti UU No. 7/1996tentang Pangan dan UU No. 16/2006 tentang SP3K(Kementerian Pertanian) yang bertentangan denganPP No. 38/2007 yang mengatur pembagian urusanpemerintahan pusat dan daerah dan PP 41/2007tentang organisasi perangkat daerah (dalam koridorUU No. 32/2004, Kementerian Dalam Negeri). MuatanPPU tidak mencerminkan kepentingan publik maupunmeningkatkan efektivitas penyelenggaraan peme-rintahan, dan lebih mementingkan sektoral.

Implementasi PPU (seperti Permentan No. 45/2011) yang mendukung swasembada pangan hanyafokus pada P2BN, dan tidak memerhatikan kebijakanlain, seperti insentif bagi petani dan penyuluh sebagaifasilitator. Program masih berorientasi pada pen-capaian target produksi. Implikasinya, perlu dibuatperpres di bawah UU No. 16/2006 yang mengaturkelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, ke-bijakan, dan strategi penyuluhan yang diperkuatdengan peraturan menteri maupun perda agarimplementasinya di lapangan lebih jelas.

Perlu ada program advokasi kepada pemdaterkait dengan UU No. 16/2006 dan peraturanturunannya mengingat peran pemda yang lebih besardalam penyuluhan, termasuk alokasi APBD danpenerbitan perda berikut pergub/perbup. UU No. 16/2006 tentang SP3K dan peraturan turunannya masihbersifat parsial, belum terintegrasi, masih bergantungpada kepentingan pemerintah, dan belum mengarahpada pemangku kepentingan. Namun, antarperaturantelah konsisten dan merujuk aturan di atasnya.

Instrumen UU No. 16/2006 dan peraturanturunannya dapat mendukung upaya pencapaian

Dalam mewujudkan swasembada dagingperlu dukungan peraturan daerah, termasuklarangan pemotongan sapi betina produktif.

Page 102: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan102

swasembada daging sapi tahun 2014, bila program-program yang telah dicanangkan pemerintah dapatdijalankan secara sinergis dan terintegrasi, termasukpenyuluhan dan pendampingan dalam implementasiprogram tersebut. Penerbitan Permentan No. 61/2008tentang pedoman pembinaan penyuluh pertanianswadaya dan penyuluh pertanian swasta mem-buktikan pemerintah serius mengembangkan pe-nyuluh swadaya dan penyuluh swasta sebagaipendamping penyuluh pemerintah (PNS). Dalamoperasionalnya, diperlukan petunjuk pelaksanaan danpetunjuk teknis agar penyuluh swadya dan swastadidukung oleh sarana/prasarana yang memadai.Pendampingan petani peserta program (SL-PTT, kajiterap, dan demfarm) memberikan kontribusi terhadappeningkatan produktivitas padi 29-33% dibandingkandengan petani bukan peserta program.

Penelitian ini memberikan implikasi kebijakansebagai berikut. Pertama, perlu pengkajian ulangterhadap beberapa ketentuan dalam PP No. 41/2007(dalam koridor UU No. 32/2004), khususnya yangterkait dengan kebijakan, seperti penentuan jumlahsatuan kerja perangkat daerah (SKPD), bukan hanyadidasarkan pada perhitungan kuantitatif (jumlahpenduduk, luas wilayah, dan APBD), tetapi juga aspek

historis sosiologis suatu kelembagaan yang telah lamadibangun (seperti kelembagaan penyuluhan). PP No.38/2007 juga perlu ditinjau kembali, terutama Pasal7 yang tidak konsisten dalam menempatkan ketahan-an pangan sebagai unsur wajib, sedangkan pertaniansebagai unsur pilihan.

Kedua, perlu dibuat perpres di bawah UU No.16/2006 yang mengatur kelembagaan, ketenagaan,penyelenggaraan, kebijakan, dan strategi penyuluhanyang diperkuat dengan Peraturan Menteri maupunperda, sehingga implementasinya di lapangan lebihjelas.

Ketiga, bentuk kelembagaan, penyelenggaraan,kebijakan dan strategi penyuluhan pertaniandipengaruhi oleh persepsi pembuat kebijakan tentangpembangunan pertanian (termasuk penerapanotonomi daerah dikaitkan dengan pertanian sebagaiunsur pilihan) dan penyuluhan pertanian. Untuk ituperlu ada program advokasi kepada pemda terkaitdengan UU No. 16/2006 dan peraturan turunannya.

Keempat, penyusunan strategi operasionalisasiprograma penyuluhan agar lebih mencerminkankegiatan penyuluhan spesifik lokasi yang strategis danmempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan

Penyuluhan pertanian perlulebih progresif gunamewujudkan swasembadapangan.

Page 103: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sosial-Ekonomi dan Kebijakan 103

produktivitas komoditas unggulan daerah dan pen-dapatan petani. Strategi baru juga dibutuhkan gunamerespons kebutuhan petani dalam melaksanakankegiatan produktif sehingga dapat memberi dukunganterhadap swasembada pangan.

Kebijakan Akselerasi PertumbuhanProduksi Padi di Luar Jawa

Secara historis, Jawa merupakan sentra produksi padinasional. Dalam periode 1985-2005, sekitar 55-62%produksi padi nasional dihasilkan di Jawa dan 95% diantaranya dihasilkan dari lahan sawah dan sisanyadari lahan kering. Namun, laju pertumbuhan produksipadi sawah di Jawa cenderung menurun. Selamatahun 1985-1995 produksi padi sawah di Jawa rata-rata meningkat 1,60%/tahun, tetapi pada tahun 1995-2005 laju peningkatan produksi hanya 0,59%/tahun.

Dalam jangka panjang, laju pertumbuhanproduksi padi di Jawa diperkirakan akan terusmenurun, terutama karena konversi lahan sawah kepenggunaan nonpertanian sejalan dengan lajupertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Untuk

mendorong peningkatan produksi padi nasional, perluterobosan peningkatan produksi padi di luar Jawamelalui peningkatan produktivitas, luas tanam, danintensitas tanam, khususnya pada daerah yang sesuaiuntuk pengembangan padi.

Sebagian besar kecamatan (74,7%) di Sulawesimemiliki sumberdaya lahan kering. Sebagian besarkecamatan bukan sentra produksi padi, dan hanya214 kecamatan (27,5%) yang tergolong sentratanaman padi. Kecamatan sentra padi memilikikontribusi penting terhadap total luas tanam padi diSulawesi. Sekitar 75% tanaman padi di Sulawesiberada di kecamatan sentra padi dan sisanya padakecamatan nonsentra padi. Namun 62% tanamankedelai juga dikembangkan pada kecamatan sentrapadi dan sisanya pada kecamatan nonsentra padi.

Luas lahan sawah cenderung lebih besar dikecamatan sentra padi (3.601 ha/kecamatan)dibanding di kecamatan bukan sentra padi (784 ha/kecamatan). Luas kepemilikan lahan sawah perkeluarga juga lebih luas di kecamatan sentra padi(0,56 ha/keluarga) dibanding di kecamatan bukansentra padi (0,18 ha/keluarga). Jumlah desa yangtersedia jaringan irigasi cenderung lebih banyak di

Untuk meningkatkan produksi beras nasional, perlu terobosan peningkatan produksi padi di luar Jawa,antara lain melalui perluasan area tanam.

Page 104: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan104

kecamatan sentra padi (71,8% desa) dibanding dikecamatan bukan sentra padi (36,1% desa).

Jumlah tenaga kerja atau buruh tani lebih banyakdi kecamatan sentra padi (2.888 orang/kecamatan)dibanding di kecamatan bukan sentra padi (1.274orang/kecamatan). Peran sektor pertanian sebagaisumber pendapatan penduduk juga lebih besar dikecamatan sentra padi (97,0%) dibanding dikecamatan bukan sentra padi (81,7%).

Luas tanam padi cenderung lebih besar dikecamatan sentra padi (5.210 ha/kecamatan)dibanding di kecamatan bukan sentra padi (654 ha/kecamatan). Dari segi IP, 60,8% luas sawah dikecamatan sentra padi memiliki IP padi 100-200,sedangkan 70,5% luas sawah di kecamatan bukansentra padi memiliki IP padi kurang dari 100.

Faktor penentu pengembangan padi dari yangterbesar hingga terkecil adalah: (1) kondisi iklim dantanah (31,0%), (2) karakteristik sumberdaya lahan(18,6%), (3) infrastruktur pendukung (14,7%), (4)lembaga pendukung (9,7%), (5) lingkungan sosial-ekonomi (10,3%), (6) karakteristik petani (7,5%), dan(7) ketersediaan teknologi (8,1%).

Di Sulawesi, Sumatera, dan Papua, ketersediaanair masih melebihi kebutuhan atau surplus, baik padamusim hujan maupun musim kemarau. Di Sulawesi,89% surplus air terjadi pada musim hujan dan 37%pada musim kemarau. Hal ini menunjukkan peluangpeningkatan luas area tanaman semusim di pulautersebut masih cukup besar. Untuk perluasan areatanaman, peluang keberhasilan peningkatan IP padimasih cukup besar.

Potensi perluasan lahan sawah di Sulawesisekitar 423.000 ha dari lahan bukan rawa. DiSulawesi, kendala sosial pengembangan lahan sawahlebih kecil dibanding di Maluku, Papua, danKalimantan, karena sebagian besar petani di Sulawesitelah terbiasa menanam padi. Berdasarkan hal ter-sebut, secara sosial peluang keberhasilan perluasanlahan sawah untuk meningkatkan produksi padi diluar Jawa lebih besar di Sulawesi dibanding di pulaulainnya.

Di Sulawesi Selatan, terdapat 146 kecamatan(52%) yang berpotensi untuk pengembangan padidengan total luas sawah 479.900 ha atau 81% dariluas sawah yang tersedia. Kecamatan tersebutumumnya merupakan sentra tanaman padi. Sekitar53% lahan sawah terdapat di Kabupaten Wajo, Bone,Pinrang, dan Sidrap. Di Sulawesi Tengah, terdapat31 kecamatan (27,2%) yang berpotensi untukpengembangan padi dengan total luas sawah 94.200ha atau 63% dari luas sawah yang tersedia.Kecamatan tersebut pada umumnya merupakansentra tanaman padi. Sekitar 59,5% lahan sawahtersebut terdapat di Kabupaten Sigi, Parigi Moutong,dan Banggai.

Implikasi kebijakan penelitian ini adalah ancamankonversi lahan sawah pada kecamatan sentra padirelatif tinggi sehingga area lahan sawah cenderungberkurang. Untuk mengatasi masalah ini perluditerapkan kebijakan insentif pada kecamatan sentrapadi. Selain untuk mencegah konversi lahan, kebi-jakan tersebut juga dapat mengurangi kemiskinan.

Peluang peningkatan IP padi di Sulawesi masihterbuka mengingat surplus air pada musim hujan danmusim kemarau masih cukup besar. Pemanfaatan airsungai untuk irigasi melalui pompanisasi dapatditempuh mengingat cukup banyak desa yang dilaluisungai tetapi hanya sebagian kecil yang telahmemanfaatkannya untuk irigasi. Penataan jadwalpengairan dan pasokan air untuk usaha tani padi jugadiperlukan berkoordinasi dengan institusi yangmenangani pengairan.

Kapasitas Petani dalam Beradaptasiterhadap Perubahan Iklim

Sektor pertanian paling rentan terhadap perubahaniklim sehingga perubahan iklim merupakan ancamanpaling nyata terhadap ketahanan pangan. Oleh karenaitu, keberlanjutan ketahanan pangan sangatditentukan oleh keberhasilan sektor pertanian,khususnya subsektor tanaman pangan, dalamberadaptasi terhadap perubahan iklim.

Page 105: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Sosial-Ekonomi dan Kebijakan 105

Perubahan iklim diwarnai oleh variabilitas iklimyang tajam dan kadang-kadang dengan pola yangmenyimpang. Amplitudo temperatur dan curah hujankadang-kadang menjadi sangat lebar sehingga banjirdan kekeringan meningkat, baik frekuensi maupunbesarannya. Pada saat yang sama, potensi seranganorganisme pengganggu tanaman (OPT) juga me-ningkat sehingga risiko usaha tani menjadi lebihtinggi. Mengingat iklim sulit dikendalikan makadampak perubahan iklim terhadap produktivitas,produksi, dan pendapatan petani serta implikasinyaterhadap ketahanan pangan nasional akan ditentukanoleh kapasitas petani dalam beradaptasi terhadapperubahan iklim.

Secara empiris, petani telah mengembangkancara-cara beradaptasi terhadap kondisi iklim yangekstrem. Namun, dalam menghadapi variabilitas iklimyang cenderung makin tajam dan sulit diprediksi, cara-cara adaptasi yang dikembangkan petani harusditingkatkan. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh petanisendiri, tetapi perlu dukungan pemerintah, baik dalampenguatan kapasitas adaptasi melalui inovasi teknologidan kemampuan manajerial, maupun penyediaaninfrastruktur, kebijakan harga, dan kelembagaanpendukungnya.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa kapasitaspetani dalam beradaptasi terhadap perubahan iklimberagam antarwilayah. Pada sejumlah wilayah,kapasitas adaptasi yang dikembangkan petani secaramandiri cukup memadai, namun tidak cukup untuk

menghadapi perubahan iklim. Oleh karena itu,diperlukan adaptasi yang terencana (plannedadaptation). Peran kelembagaan kelompok tanisangat penting untuk memperkuat kapasitas adaptasipetani.

Determinan kapasitas adaptasi yang bersifatpositif ditunjukkan oleh variabel pendapatan rumahtangga, peran usaha tani, kemampuan manajerialdalam usaha tani, pengalaman diversifikasi, peng-alaman berganti varietas, aktivitas kelompok tani,cara mengatasi banjir, cara mengatasi kekeringan,dan cara pengendalian OPT. Sebaliknya, variabel umurpetani merupakan determinan kapasitas adaptasiyang bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwakapasitas petani dalam beradaptasi terhadapperubahan iklim akan lebih mudah ditingkatkan jikapetani memiliki kemampuan finansial dan berusiamuda. Petani yang memiliki kemampuan manajerialdalam berusaha tani dapat menjadi penghela petaniyang lain. Peningkatan kapasitas adaptasi terhadapperubahan iklim pada kelompok tani kecil mempunyaiprospek yang baik.

Pengarusutamaan (mainstreaming) adaptasiterhadap perubahan iklim perlu dilakukan secarakonsisten, komprehensif, dan sistematis. Implikasikebijakannya adalah: (1) diperlukan akselerasi danpeningkatan muatan teknologi usaha tani yang adaptifterhadap perubahan iklim, (2) rehabilitasi danpengembangan irigasi, dan (3) percepatan danperluasan program diversifikasi pertanian.

Page 106: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

106 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Inovasi Spesifik LokasiSalah satu peran Badan Litbang Pertanian melalui Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di 33 provinsi adalahmenghasilkan teknologi unggul yang dapat diterapkan pada kondisispesifik lokasi. Sebagai ujung tombak pengembangan inovasi teknologispesifik lokasi, BPTP terus berupaya memecahkan masalah pertaniandi daerah setempat melalui pemilihan dan penerapan teknologi yangtepat. Berbagai program telah dirancang dan dilaksanakan untukmeningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petanimelalui pemberdayaan dalam mengakses informasi, teknologi, danmodal untuk mengembangkan usaha agribisnis dan kemitraan denganpihak swasta. Berbagai aktivitas mulai dari perakitan teknologi spesifiklokasi hingga percepatan diseminasi teknologi telah dilakukan, antaralain melalui pendampingan dalam penerapan teknologi.

Penerapan inovasi teknologi sesuai kondisi spesifik lokasi dapat meningkatkanproduksi pangan.

Page 107: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Spesifik Lokasi 107

Pengembangan Model KawasanRumah Pangan Lestari (M-KPRL)

Ketahanan pangan nasional yang merupakan tujuanstrategis pembangunan pertanian berawal darikecukupan pangan di tingkat keluarga. Hal inimenginisiasi pengembangan M-KPRL yang bertujuanuntuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkatrumah tangga. Data terakhir menunjukkan M-KRPLtelah berkembang di beberapa daerah di 21 provinsidi Indonesia.

Sejak Februari 2011 sampai awal Desember2012, pengembangan M-KRPL mencapai 423 unit,meliputi 44 unit pada tahun 2011 dan 379 unit padatahun 2012, dengan melibatkan lebih dari 20.000 KK.Berbagai pihak telah mereplikasi M-KRPL, antara lainpemerintah daerah, Solidaritas Istri Kabinet IndonesiaBersatu (SIKIB) beserta tujuh organisasi wanita, SIKIBdan Badan Narkotika Nasional (BNN), PP Salimah, TNI-AD, Badan Ketahanan Pangan, Haryono SuyonoCenter melalui program Pos Daya, dan beberapasekolah (SD dan SMP) di berbagai daerah. Untukmempercepat pemassalan M-KRPL, Badan KetahananPangan (BKP) melalui program PercepatanPenganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) akanmengembangkannya di 5.000 desa.

Dampak Pengembangan

Hasil evaluasi secara nasional menunjukkan M-KRPLmampu menghemat pengeluaran keluargaRp120.000-750.000/KK/bulan (rata-rata per akhirNovember 2012). Untuk daerah-daerah yangkebutuhan sayurannya dipenuhi dari provinsi lain,seperti Ternate-Maluku Utara, pengeluaran keluargabisa dihemat Rp1-1,5 juta/KK/bulan. Skor polapangan harapan (PPH) rata-rata meningkat dari 63,8pada Oktober 2011 menjadi 72,5 pada November2012.

Pengembangan KRPL di berbagai provinsimemunculkan varian-varian model pengembangankawasan yang perlu dimantapkan, antara lain: (1)Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL), (2)Model Kawasan Pangan Lestari (M-KPL), dan (3)Model Rumah Pangan Lestari (M-RPL). M-KRPL palingluas penyebaran dan replikasinya. Di beberapa daerahdijumpai kelompok yang mengembangkan M-KRPLsecara bersama dalam satu atau beberapa hamparanlahan, yang disebut dengan M-KPL. Namun ada pulamodel yang hanya melibatkan beberapa rumahtangga yang disebut dengan M-RPL.

Implementasi KRPL meningkatkan skor PPHsekitar 5,17 (Tabel 1), dari 75,8 sebelum penerapan

Lingkungan yang asri dengan aneka tanaman sayuran merupakan ciri KRPL.

Page 108: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

108 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

KRPL (2011) menjadi 81,0 setelah menerapkan KRPL(2012). Peningkatan nilai PPH 5,17 dari 22 provinsitersebut sangat berarti. Melalui berbagai programyang dikembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan,seperti P2KP, nilai PPH diharapkan mencapai 93,3 padatahun 2014.

Integrasi M-KRPL dengan program Pemda, BadanKetahanan Pangan, SIKIB, Salimah, Haryono SuyonoCenter atau Yayasan Damandiri, Lembaga Pema-syarakatan, sekolah/pondok pesantren, BNN, TNI,dan lainnya berlangsung cepat dan menyebar luas.Pembelajaran dari kerja sama tersebut adalahpengembangan KRPL dapat mengubah budayamasyarakat, yang awalnya budaya membeli menjadibudaya menanam sayuran, selain menumbuhkanmodel-model KRPL khusus maupun media pendidikanseperti KRPL desa nelayan, KRPL pesantren, agro-wisata, pendidikan anak, edukasi dan dakwah melaluipertanian, bagian dari terapi pascarehabilitasinarkoba, atau terapi penyakit masyarakat.

Apresiasi

Pada peringatan Hari Pangan se-Dunia ke-32 diPalangkaraya, Kalimantan Tengah, 18-21 Oktober2012, Badan Litbang Pertanian menggelar berbagai

Partisipasi masyarakat,khususnya ibu rumahtangga, dalampengembangan KRPL.

Tabel 1. Pola Pangan Harapan (PPH) sebelum dansetelah pengembangan KRPL di setiap provinsi,2012.

ProvinsiPPH PPH

sebelum setelah

Aceh 73.11 75,67Sumatra Barat 85,00 -Lampung 71,49 89,98DKI Jakarta 94,10 -Jawa Barat 71,01 82,64Jawa Tengah 77,96 81,22Jawa Timur 76,00 80,80Sumatra Selatan 82,10 91,50DI Yogyakarta 62.16 81,50Sulawesi Tengah 72,05 80,06Sulawesi Selatan 64,79 77,24Sulawesi Utara 73,05 76,35Sulawesi Barat 65,31 66,30Papua 80,78 83,89Papua Barat 82,92 86,55Maluku Utara 73,75 81,08Kalimantan Barat 72,82 78,40Kalimantan Tengah 85,00 85,29Kalimantan Selatan 82,96 82,13Bali 63.37 71,09Gorontalo 82,60 87,27

Rata-rata 75,83 81,00

Keterangan: Standar deviasi sebelum: + 8,3 danStandar deviasi sesudah: + 6,14

Page 109: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Spesifik Lokasi 109

inovasi teknologi, termasuk M-KRPL perkotaan danperdesaan (Tabel 2). Acara berskala nasional inidihadiri oleh berbagai pihak, termasuk kelompuk tanidari semua provinsi di Indonesia.

Dalam rangkaian agenda HPS ke-32, BadanLitbang Pertanian memberikan apresiasi terhadapkelompok wanita tani (KWT) yang telah berkontribusi

Wakil Presiden RI,Menteri Pertanian,Menko Kesra, danGubernur Kaltengmengunjungi bloktanaman kedelai padaarea gelar teknologidalam peringatan HariPangan se-Dunia 2012 diPalangkaraya yangdipandu oleh KepalaBadan Litbang Pertanian.

Tabel 2. Model budi daya dan basis komoditas dalam M-KRPL perkotaan dan perdesaan.

Model budi daya Komoditas

Vertikultur (model gantung, tempel, Sayuran: sawi, kucai, pakcoi, caisim, bayam, kangkung, kemangi, seledri,tegak, rak) selada bokor

Toga: kencur, antanan, gempur batu, jinten, sambiloto, jahe merah,binahong, sirih

Pot/polibag/tanam langsung Sayuran: cabai, terung, tomat, kecipir, kacang panjang, mentimun, kenikir,bayam, kangkung, kelor, labu

Benih/bibit Toga: jahe, kencur, kunyit, kumis kucing, sirih hijau/merah, pegagan,lidah buaya, sambiloto, temulawak, gempur batuTanaman buah: pepaya, jeruk nipis, limauTanaman pangan: talas, ubi jalar, ubi kelapa, garut, ganyong

Kolam Pemeliharaan ikan lele

Bedengan, surjan, multistrata Intensifikasi pekarangan: sayuran, buah-buahan, umbi, kacang-kacangan

nyata dalam pengembangan M-KRPL. Mereka berasaldari 11 provinsi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur,Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, SulawesiSelatan, Maluku Utara, dan Papua. Apresiasi diberikandalam bentuk penghargaan dan bantuan kepada KWTyang telah berprestasi sebagai penggerak M-KPRL didaerahnya.

Page 110: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

110 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Pengembangan Inovasi Pertanianmelalui Kegiatan Usaha BersamaGapoktan

Pengembangan inovasi teknologi melalui pen-dampingan antara lain dilaksanakan melaluiPengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP),Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN),dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu(SLPTT). PUAP dimulai pada tahun 2008 sampai 2011dengan menyalurkan bantuan langsung kepada38.1233 gabungan kelompok tani (gapoktan).Gapoktan melaksanakan usaha ekonomi produktifmelalui tahapan penyusunan Rencana Usaha Anggota(RUA) yang selanjutnya dirangkum dalam RencanaUsaha Kelompok (RUK) dan dikompilasi menjadiRencana Usaha Bersama (RUB). Materi RUB yangdisusun gapoktan sangat beragam, bergantung padapotensi ekonomi wilayah. Petani memanfaatkan danadari PUAP, sementara BPTP menyediakan teknologiuntuk mendukung usaha tani yang ada di RUB.Teknologi usaha tani padi yang akan diterapkangapoktan diarahkan melalui pendekatan PengelolaanTanaman Terpadu (PTT).

Pendampingan terhadap gapoktan PUAP ber-tujuan agar inovasi teknologi Badan Litbang Pertaniandapat diterapkan secara optimal sehingga meningkat-kan produktivitas. Pendampingan dilaksanakanbekerja sama dengan penyuluh. Ketersediaan inputproduksi, inovasi teknologi, dan pasar diperlukan

Konsep dasar usaha produktif usaha tani padi gapoktan PUAP.

gapoktan PUAP untuk menunjang keberhasilan usahatani.

Di Kalimantan Timur, dana RUB gapoktan PUAPRp22,07 miliar digunakan untuk pengembangan usahatani padi, Rp6,08 miliar untuk hortikultura (bungapotong, sayuran hijau, sayuran buah), Rp10,18 miliaruntuk peternakan (ayam, kambing, babi, danpenggemukan sapi), dan Rp 19,60 juta untuk usahaperkebunan (pembibitan kelapa sawit, pemeliharaankaret). Pengembangan varietas unggul baru (VUB)dilaksanakan dengan membuat displai gapoktan PUAPdi 11 kabupaten/kota. Selama tahun 2008-2011 telahdisalurkan bantuan ke 649 desa untuk gapoktan di12 kabupaten/kota, dan 38% dimanfaatkan untukusaha budi daya padi sawah.

Gapoktan PUAP di 11 kabupaten/kota telahmengadosi varietas unggul padi sawah Inpari 6, Inpari7, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 10, dan Inpari 13 denganrata-rata hasil 6,4-7,23 t/ha GKP. PUAP dapatmempercepat penyebaran VUB karena adanyapenambahan modal usaha pada gapoktan. IntroduksiVUB padi sawah dapat meningkatkan hasil 38-55%dan pendapatan petani Rp6.545.000.

Di Jawa Barat, dana BLM-PUAP tahun 2008digunakan oleh anggota gapoktan untuk usahatanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung,kacang tanah (60,6%), usaha komoditas hortikulturaseperti cabai, tomat, dan buah-buahan (17,5%),perkebunan kakao, karet, lada (3,9%), peternakandomba, ayam, itik dan sapi (24%), dan usaha

Inovasi, teknologi Peningkatan

Gapoktan Usaha tani PASAR

Penguatan Peningkatan

Gapoktan PUAP

• Modal kuat,• Mandiri, LKM-A,• Fungsi kelembagaan

kuat• Perilaku agribisnis

meningkat

Page 111: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Spesifik Lokasi 111

pemasaran, kerajinan, industri rumah tangga (47%).Pada tahun 2009, BLM PUAP digunakan untuk usahatanaman pangan 35%, hortikultura 8%, perkebunan6,5%, dan peternakan 7,4%, sedangkan kegiatan diluar budi daya (off-farm) 42%. Pada tahun 2010,penggunaan dana didominasi oleh tanaman pangan30,8%, hortikultura 10%, perkebunan 2,1%,peternakan 15,7%, dan off-farm 41%. Jawa Baratyang merupakan provinsi lumbung padi di Indonesia,mendapat alokasi dana BLM PUAP 30% untukpeningkatan produksi beras 10 juta ton pada tahun2014. Secara umum, porsi kegiatan usaha tani budidaya tanaman lebih tinggi (62,1%) dibanding usahalainnya, khususnya untuk tanaman pangan (62%),seperti padi dan palawija, disusul hortikultura (29%),peternakan (12%), dan perkebunan (11%). Porsikegiatan usaha nonpertanian 38,9%, meliputipengolahan hasil (11,6%), pemasaran hasil (17,7%),dan usaha lain berbasis pertanian (7,7%).

Di Jawa Timur, inovasi teknologi VUB (Ciherang,Cibogo, Inpari), benih bermutu dan berlabel untuksetiap dua musim tanam, dan rekomendasipemupukan belum digunakan, sementara pupukorganik (pupuk kandang dan kompos Petro-organik),dan sistem tanam jajar legowo baru diterapkan 15%petani PUAP. Kendala yang dihadapi petani dalammengadopsi teknologi adalah kurangnya pemahamanpetani terhadap inovasi teknologi dan benih VUB tidaktersedia di tingkat petani. VUB yang disukai petaniantara lain adalah Inpari 4, Inpari 6, dan Inpari 13.Program PUAP dapat meningkatkan pendapatan lebihbesar dibandingkan sebelum PUAP, yaitu produksimeningkat 2,7% dan pendapatan meningkat 4,1%per hektare per tahun.

Model Pembangunan PertanianPedesaan melalui Inovasi (MP3MI)

Pendekatan MP3MI dikembangkan Badan LitbangPertanian sejak tahun 2011 sebagai terobosan untukmempercepat diseminasi teknologi pertanian. MP3MImerupakan suatu modus diseminasi inovasi melaluipercontohan berskala ekonomis dan berwawasan

agribisnis yang konkret di lapangan. Fokusnya tidakhanya untuk mempercepat penyebaran inovasipertanian, tetapi juga memperluas dan memperbesarspektrum diseminasi dengan memanfaatkan berbagaimedia/saluran komunikasi yang disebut SpektrumDiseminasi Multichannel (SDMC). Implementasinyamenggunakan engineering approach melaluipengembangan kreativitas.

Pada tahun 2012, kegiatan difokuskan padaperbaikan teknologi komoditas unggulan, optimalisasisumberdaya pertanian melalui peningkatanproduktivitas komoditas unggulan, integrasi dengankomoditas nonunggulan, dan pemberdayaan kelem-bagaan kelompok tani, kelembagaan pemasaran inputdan hasil, serta kelembagaan agribisnis lainnya.Implementasi MP3MI di Bali, Banten, dan Jawa Baratmenunjukkan hasil yang signifikan. Di Banten,Kampung Ternak Domba (KTD) di Desa JukutPandeglang yang dibangun mulai tahun 2007 terusberkembang. Didukung oleh pemerintah daerahsetempat, KTD berubah menjadi sentra dombasehingga menjadi model kluster dan MP3MI. Usahaternak domba telah membawa perubahan ekonomibagi penduduk. Total pendapatan rumah tanggapetani per tahun mencapai Rp13,3 juta atau lebihRp1 juta per bulan. Dengan jumlah anggota keluargarata-rata 4,8 jiwa, maka pendapatan per kapitamencapai Rp2,8 juta/tahun. Kontribusi pendapatandari usaha ternak mencapai 86,9%.

Di Bali, kegiatan MP3MI dilaksanakan di DesaBuahan Kaja. Desa ini memiliki potensi yang sangatbaik untuk menumbuhkembangkan pembangunanpertanian perdesaan dengan introduksi teknologispesifik lokasi. Tiap dusun memiliki sumberdaya air.Dari total wilayah 1.075 ha, luas lahan pertanianmencapai 900 ha dan 80% penduduknya adalahpetani. Lahan berpotensi untuk pengembanganintegrasi ternak dan tanaman, baik tanaman semusimmaupun tanaman perkebunan. Kendala utamanyaadalah wilayahnya berlereng, jenis tanah lempungberpasir (Regosol) dengan tingkat kesuburan sedanghingga cukup baik, dan pemanfaatan lahan belumoptimal. Rata-rata pemilikan lahan 0,5 ha/petani, danrata-rata kepemilikan sapi bali 2-3 ekor/KK.

Page 112: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

112 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Di Jawa Barat, keberhasilan MP3MI tidak hanyadidukung oleh penerapan inovasi teknologi, tetapi jugakelembagaan pendukung usaha tani. Penerapanteknologi percepatan tanam memerlukan penguatankelembagaan tani seperti: (1) peningkatan kemam-puan penyerapan teknologi, (2) pembinaan kelem-bagaan pendukung usaha tani, seperti jasa alsintan,jasa tanam, pengairan, dan pengadaan saranaproduksi, (3) pemupukan modal kelompok, dan (4)penumbuhan kelompok penangkar benih.

Inovasi teknologi yang diintroduksikan meliputipola tanam spesifik lokasi, penangkaran benih,pemanfaatan limbah padi, serta peningkatan kinerjakelompok tani dan mengikutsertakan kelompok tanidalam perencanaan, pelaksanaan, dan penyebaranteknologi ke wilayah lain. Pembinaan kelompokdilakukan melalui pertemuan rutin.

Untuk menyebarkan teknologi kepada petani diluar kelompok tani dilakukan melalui SDMC, antaralain lembaga sosial masyarakat desa (kepala desa,bewara desa, dewan masjid, PKK, dan taruna tani),media cetak dan media elektronis, temu lapang, danpenumbuhan klinik agribisnis. Pembinaan ataupenyuluhan dilakukan setiap dua minggu. Klinikagribisnis berfungsi sebagai lembaga pelayanan jasakonsultasi, diseminasi/penyuluhan, dan informasi.

Pengembangan kemitraan antara lain dilakukandengan Pemerintah Kabupaten Kuningan denganmembangun jalan usaha tani sepanjang 520 m, unitpengolahan pupuk organik UPPO (sapi 34 ekor dansarana pengolahan limbah), lumbung pangan, lantaijemur, dan pembinaan penangkaran benih. BalaiBenih Induk membantu memasarkan benih.

Kajian Sifat Inovasi Teknologi PTTPadi untuk Diseminasi InovasiSpesifik Lokasi

Pengkajian dilaksanakan di lahan sawah irigasi di JawaBarat dan Jawa Tengah untuk mengetahui keragaankuantitatif sifat inovasi teknologi PTT padi danmenentukan pola diseminasi teknologi padi yang

efisien dan efektif pada kondisi spesifik lokasi.Evaluasi dilakukan terhadap petani yang menerapkanPTT padi dengan menggunakan parameter tingkatkesesuaian (bobot 25), kerumitan (bobot 20),kemudahan diuji coba (bobot 10), kemudahandiamati (bobot 20), dan keuntungan nisbi (bobot 25).Pengkajian dilakukan terhadap 80 petani di JawaBarat dan 100 petani di Jawa Timur.

Hasil evaluasi terhadap 12 komponen teknologiPTT padi menunjukkan bahwa:

1. Enam komponen teknologi PTT tergolong kategori2 (rendah), yaitu: (a) pemberian bahan organik,(b) pengaturan populasi tanaman, (c) pemupukanberdasarkan kebutuhan tanaman dan status haratanah, (d) pengendalian OPT dengan pendekatanPHT, (e) pengairan dengan irigasi berselang, dan(f) penyiangan dengan landak/gasrok. Dengandemikian, komponen teknologi tersebut akan sulitditerapkan dan kecil peluangnya untuk diadopsipetani. Namun, teknologi tersebut sangat poten-sial meningkatkan produksi padi secara nasional,sehingga upaya-upaya diseminasi secara intensifsangat diperlukan agar komponen teknologitersebut dapat diterapkan dan diadopsi dilapangan.

2. Dua komponen teknologi PTT tergolong kategori3 (tinggi), yaitu penggunaan bibit muda (<21hari) dan tanam bibit 1-3 batang per rumpun.Komponen teknologi tersebut akan mudahditerapkan dan berpeluang tinggi untuk diadopsipetani. Upaya-upaya diseminasi inovasi teknologitersebut jauh lebih mudah daripada teknologidalam kategori 2.

3. Empat komponen teknologi PTT tergolong kategori4 (sangat tinggi), yaitu (a) penggunaan VUB, (b)benih bermutu dan berlabel, (c) pengolahantanah sesuai musim dan pola tanam, dan (d)panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.Teknologi tersebut mudah diterapkan danberpeluang sangat tinggi untuk diadopsi petanisehingga upaya-upaya diseminasinya mudah dansederhana.

Page 113: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Spesifik Lokasi 113

Diseminasi inovasi komponen teknologi PTT padiyang termasuk dalam kategori 4 dapat menggunakanmedia komunikasi konvensional, seperti mediainterpersonal dan media massa. Untuk komponenteknologi PTT padi yang termasuk dalam kategori 3,diseminasinya dapat menggunakan media inter-personal seperti gelar teknologi maupun komunikasitatap muka, seperti temu aplikasi teknologi. Untukkomponen teknologi PTT padi yang termasuk dalamkategori 2, diseminasi secara konvensional darisumber teknologi – penyuluh – petani, tidak efektif.Pendekatan diseminasi teknologi dalam bentuk pilotproject maupun sekolah lapang mampu memberikanpengetahuan kepada petani untuk mengaktifkanmereka memantau keragaan inovasi teknologi danmembuat penyesuaian yang diperlukan.

Persepsi peneliti/penyuluh BPTP Jawa Baratterhadap pelaksanaan SL-PTT padi di Jawa Baratmenunjukkan hampir semuanya menilai intensitaspertemuan, materi pertemuan, dan proses pem-belajaran di laboratorium lapang (LL) sudah me-madai, dengan tingkat kehadiran petani 60-80%.Persepsi yang berbeda muncul dalam menanggapibantuan benih dan pupuk dari pemerintah. Bantuanbenih dan pupuk disediakan untuk LL seluas satuhektare, sedangkan bantuan benih disediakan untukLL dan luar LL (24 ha per kelompok SL-PTT) sehinggabantuan benih belum sesuai dengan RDKK. Bantuanbenih juga tidak tepat waktu, tidak tepat varietas,dengan kualitas tumbuh benih sedang (70-85%).Pupuk majemuk (NPK) yang seharusnya sebagai pupukdasar (0-7 HST), juga diberikan sebagai pupuksusulan pada umur 35 HST. Takaran dan jenis pupukjuga tidak sesuai dengan Permentan karena pupukurea sering tidak tersedia pada saat diperlukan.

Di Jawa Tengah, intensitas pertemuan di LL SL-PTT belum memadai, dengan tingkat kehadiran petani50-60%. Tidak tepatnya varietas karena terbatasnyajumlah benih varietas tahan wereng seperti Inpari-13. Benih varietas Ciherang yang dibagikan kepadapetani memiliki daya tumbuh yang baik (80-90%).

Dari aspek kelembagaan, terdapat dualismekepemimpinan di tingkat kabupaten karena penyuluh(PPL) berada di bawah Bakorluh, sedangkan

program SLPTT berada di bawah Dinas Pertaniankabupaten. Kegiatan di area LL seharusnya merupa-kan uji verifikasi komponen teknologi spesifik lokasiyang masih diragukan petani, disesuaikan dengankeadaan biofisik lahan serta sosial-ekonomi masya-rakat petani, seperti verifikasi varietas unggul baru,sistem tanam jajar legowo, dan teknologi hemat air.

Pengambilan KeputusanPengendalian OPT dalam PTT Padi

Pengkajian dilakukan di Kabupaten Indramayu danPurwakarta Jawa Barat serta di Kabupaten DeliSerdang dan Serdang Bedagai Sumatra Utara.Lokasi kegiatan memiliki area persawahan yangtermasuk dalam program sekolah lapang dan di-kelompokan menjadi: (1) SLPTT, (2) SLPTT + SLPHT,(3) non-SLPTT-SLPHT, dan (4) SLPHT. Respondenberjumlah 136 orang di Jawa Barat dan 62 orang diSumatra Utara. Ruang lingkup kegiatan meliputi: (1)pemantauan populasi OPT, (2) teknik analisisekosistem tanaman, dan (3) teknik pengambilan ke-putusan pengendalian OPT. Data dikumpulkan melaluifocus group discussion (FGD) dan wawancaramendalam (in-depth interview).

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa teknologipengendalian OPT yang dominan diterapkan petaniadalah cara bercocok tanam dan penggunaan pesti-sida kimia. Petani mengendalikan OPT denganpestisida bila ada serangan dan cenderung menurunmenjadi berdasarkan jadwal, dan beberapa petanitelah menggunakan ambang ekonomi (AE) empiris(berdasarkan pengalaman). Belum ada petani yangmengendalikan OPT berdasarkan AE sistematiskarena sulit diterapkan.

Saran kebijakan dalam pengendalian OPTutama dalam upaya diseminasi teknologi adalah: (1)diperlukan kesinambungan dalam pengawalanteknologi di tingkat petani sampai petani menguasaiteknologi, terutama pengendalian hayati, (2) pengen-dalian OPT dengan agens hayati/biopestisida danpestisida nabati perlu dilengkapi dengan sarana danprasarana pendukung, termasuk pengendalian

Page 114: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

114 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

dengan lampu perangkap untuk memantau populasihama; (3) bantuan benih dan pestisida kimia perludilakukan secara selektif untuk mengurangi dampaknegatif penggunaan pestisida terhadap lingkungan,dan seharusnya bantuan tersebut berupa varietastahan dan pengendalian OPT dengan pestisida nabatidan agens hayati; dan (4) pengembangan musuhalami karena relatif rumit, sedangkan penggunaanpestisida kimia cukup mudah. Oleh karena itu, perlupestisida nabati yang mudah diaplikasikan petani.

Diseminasi Teknologi PengelolaanPertanian Produktif di LahanGambut

Inovasi teknologi pengelolaan lahan gambut yangramah lingkungan dapat meningkatkan penyerapankarbon dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Untuk itu telah dilakukan identifikasi teknologipengelolaan lahan gambut yang dikaitkan dengantingkat adopsinya oleh petani.

Data identifikasi dan teknik pengambilan keputus-an dalam pengelolaan lahan gambut diperoleh melaluikuesioner dan FGD. Kegiatan dilakukan di KalimantanSelatan, Kalimantan Tengah, Riau, dan Jambi yangmerupakan lokasi kegiatan Indonesia Climate ChangeTrust Fund (ICCTF) pada kelompok tani binaan ICCTFdan non-ICCTF. Jumlah responden dalam FGDdisesuaikan dengan jumlah petani kooperator ICCTF.

Salah satu kegiatan ICCTF adalah demplot untukmenilai berbagai perlakuan bahan amelioran danpenggunaan pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan danhasil jagung dan kacang tanah sebagai tanaman selakelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwapertumbuhan kelapa sawit pada lahan gambut cukupbaik karena tanaman ini memliliki daya adaptasi yang

Pemantauan OPT secara berkala berperan penting dalam mencegah ledakan hama pada pertanamanpadi.

Page 115: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Spesifik Lokasi 115

Integrasi ternak sapi denganpertanaman kelapa sawit milikpetani pada lahan gambut diRiau.

Pengembangan nenas diantara tanaman karet di lahangambut Kalimantan Tengah.

baik terhadap kondisi lingkungan ekstrem. Namun,petani belum berminat menerapkan teknologitersebut, baik tanaman pangan sebagai tanaman selamaupun penggunaan bahan amelioran karenatanaman pangan yang dipilih sebagai tanaman selakelapa sawit kurang tepat. Menurut petani, komoditasyang cocok di lahan gambut adalah tanaman buah-buahan dan sayuran. Petani di Jambi pernah me-nanam nenas di antara kelapa sawit yang berumur

kurang dari 3 tahun. Namun, tanaman nenas ber-pengaruh kurang baik terhadap jumlah tandan buah,jumlah bakal buah, dan bobot buah yang dipanen.Kondisi ini menyebabkan mereka tidak lagi menanamnenas di perkebunan kelapa sawit, baik sebagaitanaman sela maupun dalam barisan (piringan)kelapa sawit.

Di Kalimantan Tengah, pengusahaan nenassebagai tanaman sela karet sudah berkembang dan

Page 116: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

116 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

merupakan kearifan lokal petani di lahan gambut.Tanaman karet dengan tanaman sela nenas tumbuhlebih baik dibandingkan tanpa nenas.

Inovasi teknologi pengelolaan tata air dan lahanbelum diterapkan secara optimal. Pemberian bahanamelioran (dolomit dan pupuk kandang) sudah di-terapkan petani untuk mengurangi kemasaman tanah.

Agar dapat digunakan petani, bahan amelioranhendaknya mudah didapat, murah, dan secaraekonomi menguntungkan. Pengetahuan dan pe-mahaman petani terhadap bahan amelioran dantanaman sela masih rendah, sehingga diperlukanberbagai upaya untuk mempercepat penerapannya.Pemilihan komoditas menjadi sangat penting, karenalahan gambut yang masam memerlukan komoditasyang adaptif pada kondisi tersebut. Pemilihankomoditas perlu mempertimbangkan pengetahuan,keterampilan, dan minat petani. Peningkatanpengetahuan dan keterampilan pengelolaan lahangambut perlu diikuti oleh pembuatan demplot/demfarm pada lokasi yang strategis sehingga hasilnyadapat dilihat langsung oleh petani. Petugas pertaniandi lapangan juga perlu dibekali pengetahuan danketerampilan tentang pengelolaan lahan gambut.

Kinerja Sekolah LapangPengelolaan Tanaman Terpadu Padi

Pada tahun 2015 mendatang pemerintah menarget-kan Indonesia surplus beras 10 juta ton. Salah satuupaya untuk mendukung pencapaian target tersebutadalah melalui pengembangan inovasi PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) padi melalui Sekolah Lapang(SLPTT). Pada tahun 2012, program ini sudah berjalanlebih dari empat tahun.

Hasil kajian pendampingan SLPTT di Riau,Kalimantan Barat, Jawa Barat, Banten, dan Balimenunjukkan bahwa secara umum pendampinganSLPTT padi cukup baik. SLPTT mampu meningkatkanproduktivitas padi sampai 46,7% (dari 3,87 t menjadi5,68 t/ha) dibanding teknologi petani, bahkan sudah0,09% di atas tingkat produktivitas yang ditargetkanpemda setempat. Kinerja SLPTT padi pada lahansawah irigasi dan lahan pasang surut juga cukupbaik. Hal ini ditunjukkan oleh produktivitas padi petaniyang menerapkan SLPTT lebih tinggi 18,4% padalahan sawah irigasi dan 2,7% pada lahan pasang surutdibanding teknologi petani pada agoekosistem yangsama.

Lahan gambutmemerlukanteknologi yangspesifik untukpengembanganpertanian.

Page 117: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Inovasi Spesifik Lokasi 117

Perbedaan produktivitas lebih banyak disebabkanoleh perbedaaan teknologi yang diterapkan daripadaperbedaan penggunaan input produksi. Benih yangdiharapkan mampu memberikan kontribusi nyata,justru memengaruhi produktivitas, karena kualitasbenih kurang baik dan varietas yang diterima petanitidak sesuai dengan yang diinginkan. Produktivitasdan pendapatan petani SLPTT masing-masing lebihtinggi 1.408 kg dan Rp5,09 juta per hektare per musimpada lahan sawah irigasi, dan 1.334 kg dan Rp4,80juta pada lahan pasang surut dibandingkan denganpetani non-SLPTT. Peningkatan pendapatan terutamakarena meningkatnya produktivitas. Sementara itu,harga produk memberikan kontribusi negatif.Fenomena ini menunjukkan bahwa pengembanganSLPTT belum menyentuh aspek kualitas gabah yangdihasilkan. Oleh karena itu, dalam pengembanganSLPTT ke depan, aspek kualitas dan kuantitas gabahperlu mendapat perhatian yang seimbang, mengingatpenerimaan petani tidak hanya ditentukan olehproduktivitas, tetapi juga tingkat harga yang diterimapetani.

Perbedaan kondisi lahan dan ketersediaaninfrastruktur menyebabkan kinerja SLPTT padi padalahan sawah irigasi lebih baik dibanding pada lahanpasang surut. Produktivitas, produksi, dan pendapatan

petani di lahan sawah irigasi masing-masing 18,4%,332 kg, dan Rp6,79 juta lebih tinggi dibanding petanipadi di lahan pasang surut.

Peningkatan produktivitas menjadi pertimbangandan pendorong utama bagi petani untuk mengadopsiPTT. Oleh karena itu, upaya penyempurnaan programini perlu terus dilakukan. Peluang petani untukmengadopsi PTT akan semakin besar jika dibarengidengan upaya peningkatan kualitas dan efisiensipenggunaan input produksi.

Dalam upaya perbaikan kinerja SLPTT padi kedepan, beberapa langkah yang diperlukan meliputi:(1) mengganti pola BLBU dengan pola yang lebihmenjamin petani memperoleh benih yang sesuai; (2)pembinaan dan pemberdayaan penangkar-penangkarlokal untuk memperbanyak dan mempercepatpenyediaan benih yang berkualitas, (3) sinkronisasiprogram-program lain di Kementerian Pertanian padalokasi-lokasi pengembangan SLPTT padi, sepertiprogram pengembangan mekanisasi, pengembanganirigasi, dan subsidi permodalan, sehingga tambahanproduktivitas dan pendapatan lebih nyata; (4)perbaikan dan penyediaan infrastruktur dan fasilitasyang memadai; dan (5) koordinasi dan kerja samadengan pemda setempat.

Pendampingan SLPTT dan penerapan teknologi yang tepat meningkatkan produktivitas tanaman padi.

Page 118: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan118

Diseminasi InovasiTeknologiBadan Litbang Pertanian memberi perhatian besar terhadap diseminasihasil penelitian, sama pentingnya dengan penelitian itu sendiri. Inovasiteknologi yang dihasilkan dari penelitian perlu didiseminasikan untukmeningkatkan produktivitas dan pengembangan agribisnis dalam upayameningkatkan kesejahteraan petani. Dalam hal ini Badan LitbangPertanian mengadopsi sistem diseminasi multichanel melalui pendekatankepada berbagai pihak, mulai dari penentu kebijakan di pusat dan daerahhingga penyuluh pertanian di pedesaan dengan memanfaatkan berbagaimedia. Pameran, gelar teknologi, media massa, konferensi dan seminarpenelitian, temu lapang, temu wicara, publikasi hasil penelitian, danperpustakaan termasuk media yang digunakan dalam diseminasi hasilpenelitian pertanian.

Stan Badan Litbang Pertanian pada pameran Ritech di Bandung, 8-11 Agustus 2012.

Page 119: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Diseminasi Inovasi Teknologi 119

Pameran dan Gelar Teknologi

Pameran Inovasi Teknologi

Pameran diperlukan untuk mempromosikan inovasiteknologi kepada khalayak luas. Oleh karena itu, BadanLitbang Pertanian berupaya menyelenggarakan danmengikuti pameran yang diinisiasi oleh berbagaiinstitusi, baik di pusat maupun daerah. Materi yangdisajikan mengikuti tema pameran dan sesuai dengankebutuhan pengunjung pada umumnya.

Pada tahun 2012, Badan Litbang Pertanianmenginisiasi penyelenggaran pameran inovasiteknologi dan berpartisipasi aktif dalam beberapapameran, seperti Agrinex, Agro & Food Expo, GelarTeknologi Tepat Guna, Hari Kebangkitan TeknologiNasional, Pekan Flori dan Flora Nasional, sertapameran yang menyertai beberapa kegiatandiseminasi Badan Litbang Pertanian. Pameranadakalanya disertai dengan penandatanganan

perjanjian kerja sama antara Badan Litbang Pertaniandengan pihak swasta yang berminat mengembangkanteknologi yang dipromosikan. Hal ini menjadi salahsatu tolok ukur efektivitas pameran dalam promositeknologi. Umpan balik dari pengunjung pameranmenjadi acuan untuk memperbaiki dan menyem-purnakan teknologi yang dipromosikan melaluipenelitian lebih lanjut.

Peringatan Hari Pangan se-Dunia

Di beberapa belahan dunia masih terjadi bencanakelaparan karena kekurangan pasokan pangan.Mengingat pentingnya pangan untuk menopangkehidupan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia(FAO) dan semua negara di dunia memperingati HariPangan se-Dunia (HPS) setiap tahun.

Di Indonesia pada tahun 2012, peringatan HPSke-32 diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian,

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono, menjelaskan keunggulan inovasi teknologi kedelai yangdigelar di lapangan kepada Wakil Presiden RI, Mensesneg, Menteri Pertanian, dan rombongan dalamperingatan Hari Pangan se-Dunia ke-32 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 18-21 Oktober 2012.

Page 120: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan120

Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Perikanandan Kelautan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah,pada 18-21 Oktober 2012. Badan Litbang Pertanianberpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan, termasukdalam gelar teknologi yang diperlukan untukmeningkatkan produksi pangan dan kesejahteraanpetani.

Dibuka oleh Wakil Presiden RI, Boediono, HPSke-32 dengan tema “Agroindustri Berbasis KemitraanPetani Menuju Kemandirian Pangan” dihadiri olehberbagai kalangan, termasuk Menko Ekuin, MenteriPertanian, dan Menteri Kehutanan, Perwakilan FAOdi Indonesia, beberapa Duta Besar, Gubernur Kali-mantan Tengah, dan pejabat lainnya dari pusat dandaerah. Kegiatan utama acara ini meliputi seminar,pengabdian masyarakat, gelar teknologi, tur industri,lomba cipta menu, pameran, dan bazar.

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian Suswonomengingatkan pentingnya penanganan pangan ditingkat lokal, nasional, dan global sesuai tema FAO“Cooperatives Key to Feed the World” denganmengangkat agroindustri sebagai ujung tombakpertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan etoskerja pertanian berbudaya industri melalui pengem-bangan agroindustri untuk meningkatkan produksi,produk pangan, kesejahteraan, dan ekonomi regional.

Terkait dengan HPS, Wakil Presiden RI Boedionomenyerahkan bantuan benih dan bibit kepadabeberapa kelompok tani serta memberikanpenghargaan kepada kelompok wanita tani daribeberapa provinsi, yang telah berpartisipasi dalamprogram peningkatan penyediaan pangan di tingkatrumah tangga. Menurut Wapres, peringatan HPSmengingatkan kepada masyarakat dunia bahwaketahanan pangan merupakan masalah mendasardalam kehidupan. Hingga saat ini masih terjadikelaparan di beberapa negara di dunia. Penyebabnyaantara lain kondisi politik yang bergejolak, kebijakanpembangunan pertanian yang salah arah dan tidakmendapat dukungan dari pemerintah, bencana alam,dan perubahan iklim. Indonesia harus berkomitmenmewujudkan swasembada pangan dan diharapkanmenjadi pelopor dalam pengadaan pangan sehat danbergizi bagi masyarakat dunia.

Pekan Pertanian Lahan Kering

Lahan kering yang potensial dan tersedia untukperluasan area pertanian, terutama tanaman pangan,diperkirakan mencapai 7,08 juta ha, yang terdiri ataslahan kering beriklim basah 6,83 juta ha dan lahankering beriklim kering 0,26 juta ha. Peluang perluasanarea pertanian lahan kering terdapat di Kalimantan,Nusa Tenggara, dan Sulawesi, serta di Papua danSumatera.

Lahan kering yang tersedia umumnya berstatussuboptimal sehingga pemanfaatannya memerlukanpengelolaan yang tepat. Badan Litbang Pertanian telahmenghasilkan teknologi pengelolaan lahan kering,baik untuk daerah beriklim kering maupun beriklimbasah.

Dalam upaya mendayagunakan inovasi teknologipengelolaan lahan kering untuk pertanian, BadanLitbang Pertanian menyelenggarakan Pekan PertanianLahan Kering di Nusa Tenggara Timur pada 10-14September 2012. Kegiatan utama acara ini meliputigelar teknologi, seminar nasional, rapat koordinasikonsorsium lahan suboptimal, pameran, dan pasartani. Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertanian,Dr. Suswono, melakukan panen benih varietas unggulkacang hijau dan memberikan bantuan benih unggulpadi, jagung, dan kacang hijau dari Badan LitbangPertanian kepada beberapa kelompok tani.

Panen benih unggul kacang hijau pada acaraPekan Pertanian Lahan Kering di NusaTenggara Timur, 10-14 September 2012.

Page 121: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Diseminasi Inovasi Teknologi 121

Lokakarya Internasional Pengelolaan LahanRawa Berkelanjutan

Di Indonesia, pembukaan lahan rawa secara luasdimulai pada tahun 1969 melalui Proyek PembukaanPersawahan Pasang Surut (P4S) untuk mendukungprogram transmigrasi di lahan rawa. Namun, secaraterbatas dan konvensional, petani tradisional sukuBanjar di Kalimantan dan suku Bugis di pesisirSumatera sudah melakukannya jauh sebelumnya.Keberhasilan suku Banjar dan Bugis dalampengelolaan rawa menginisiasi pemerintah untukmengembangkan lahan rawa untuk pertanian.

Lahan rawa merupakan lumbung pangan masadepan seiring dengan semakin sulitnya mendapatkanlahan subur (optimal) di tengah kebutuhan panganyang terus meningkat. Potensi pengembangan lahanrawa sangat besar, baik dari segi luas maupunpotensinya dalam peningkatan produksi pangan,terutama melalui peningkatan indeks pertanaman (IP).Namun, pengembangan lahan rawa sempat meng-alami kemandegan dalam beberapa tahun terakhir,selain karena kejenuhan adopsi teknologi dan aspeksosial, juga terkait dengan isu perubahan iklim.

Dalam upaya menghimpun informasi, penga-laman, pengetahuan, dan teknologi pengelolaan rawauntuk produksi padi secara berkelanjutan, sertamendiseminasikan keberhasilan model pengelolaandan pengembangan lahan rawa dan meyakinkanpembuat kebijakan tentang potensi pemanfaatanlahan rawa sebagai lumbung pangan masa depan,Badan Litbang Pertanian melaksanakan lokakaryainternasional pengelolaan lahan rawa berkelanjutanpada 27-28 September 2012 di Banjarmasin,Kalimantan Selatan. Dibuka oleh Wakil MenteriPertanian, Dr. Rusman Heriawan, lokakarya dihadirioleh Gubernur Kalimantan Selatan yang diwakili olehPlh Sekda Provinsi Kalsel, Deputi Bidang KerjasamaKemenristek, Bupati Barito Kuala dan Bupati Banyu-asin, pejabat dari pusat dan daerah, para pemangkukepentingan (stakeholder), peneliti, penyuluh, sivitasakademika, dan pemerhati lingkungan.

Pembicara utama dalam lokakarya ini adalahWakil Menteri Pertanian, Deputi Kemenristek BidangKerjasama, UNESCO - the Netherland, Hokkaido

University, Universitas Sriwijaya, dan Badan LitbangPertanian. Juga disampaikan kisah sukses pengelola-an lahan rawa oleh Bupati Barito Kuala dan BupatiBanyuasin serta lembaga luar negeri antara lain dariVietnam dan Afrika Barat. Kegiatan lain yang di-selenggarakan adalah pameran dan kunjunganlapangan ke Desa Terantang, Kapubaten Barito Kuala,Kalimantan Selatan, untuk melihat langsung kesuk-sesan petani dalam mengelola lahan rawa melaluipengaturan pola tanam dan penataan lahan dengansistem surjan.

Pengembangan Teknologi Produksi KedelaiMenuju Swasembada

Badan Litbang Pertanian terus mendorong upayapencapaian swasembada kedelai melalui pengem-bangan inovasi teknologi hasil penelitian. Di beberapakawasan hutan jati berumur 1-5 tahun di Ngawi, JawaTimur, pengembangan teknologi budi daya dan varie-tas unggul kedelai, antara lain Anjasmoro, Grobogan,dan Argomulyo (berbiji besar) serta Wilis dan Kaba(berbiji sedang) memberi hasil 1,9-2,0 t/ha.

Menteri Pertanian, Dr. Suswono, dalam kunjung-an kerjanya ke Ngawi, Jawa Timur, pada 9 Januari2012, melakukan panen perdana kedelai di kawasanhutan jati. Acara ini dilanjutkan dengan temu wicara

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono(kiri) dan Wakil Menteri Pertanian, Dr. RusmanHeriawan (kanan) pada pembukaan LokakaryaInternasional Pengelolaan Lahan Rawa diBanjarmasin, 27-28 September 2012.

Page 122: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan122

yang dihadiri oleh petani, penyuluh pertanian, danpetugas kehutanan. Kepala Badan Litbang Pertanian,Dr. Haryono, yang mendampingi Menteri Pertanianmengajak semua pihak terkait untuk mengembangkaninovasi teknologi kedelai menuju swasembada,termasuk di kawasan hutan. Pada kesempatan ini,Menteri Pertanian menyerahkan bantuan benihsumber kedelai dari Badan Litbang Pertanian sebanyak3 ton untuk dikembangkan lebih lanjut. Di Boyolali,Jawa Tengah, kedelai yang dikembangkan di kawasanhutan jati muda mampu berproduksi 2,4 t/ha.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan produksikedelai, Menteri Pertanian mencanangkan GerakanTanam Nasional Kedelai di Peunaron, Kabupaten AcehTimur, NAD, pada 15 Desember 2012. Kegiatan inijuga merupakan bagian dari pengembangan produksibenih kedelai di kawasan lahan kering dan kawasanperkebunan kelapa sawit/karet di Provinsi NAD,Sumatera Utara, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, JawaTimur, Nusa Tengggara Barat, dan Sulawesi Selatandalam upaya membangun kemandirian benih kedelaimelalui jalur benih antarlapang dan antarmusim(jabalsim).

Petani dan jajaran pemerintah daerah setempatmenyambut baik inovasi yang dikembangkan. Dalamarahannya, Menteri Pertanian menekankan beberapaaspek penting yang mendukung upaya peningkatanproduksi kedelai, antara lain: (1) harga kedelai yangmenguntungkan petani, (2) kesejahteraan dan

Menteri Pertanian, Dr. Suswono (ketiga darikiri), didampingi oleh Kepala Badan LitbangPertanian, Dr. Haryono (kedua dari kiri),mengawali gerakan nasional tanam kedelai diPeunaron, Kabupaten Aceh Timur, NAD.

Menteri Pertanian, Dr. Suswono, didampingi oleh Kepala Badan LitbangPertanian, Dr. Haryono, melakukan panen perdana kedelai varietas Groboganpada kawasan hutan jati muda di Ngawi Jawa Timur, 9 Januari 2012.

Page 123: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Diseminasi Inovasi Teknologi 123

kepastian tenaga penyuluhan, (3) perbaikan infra-struktur pertanian, dan (4) pendampingan teknologidalam upaya meningkatkan produksi benih kedelai ditingkat petani/penangkar.

Konferensi Internasional Jagung

Dalam target empat sukses Kementerian Pertanian2010-2014, jagung termasuk komoditas pangan yangmendapat prioritas utama dalam program peningkatanproduksi selain beras, kedelai, daging, dan gula.Mengacu kepada pengalaman selama ini, upayapeningkatan produksi pertanian tidak dapat dilepaskandari penerapan teknologi. Untuk menghimpun infor-masi teknologi jagung dalam dekade terakhir, BadanLitbang Pertanian menyelenggarakan KonferensiInternasional Jagung bekerja sama dengan Pemerin-tah Provinsi Gorontalo yang dikenal sebagai salah satudaerah penghasil jagung di Indonesia. Dihadiri oleh600-an peserta dari beberapa negara, konferensiinternasional ini diselenggarakan di Gorontalo pada22-24 November 2012 dengan tema “Jagung untukPangan, Pakan, dan Energi”. Empat agenda utamakonferensi adalah seminar internasional agribisnisjagung, pameran, temu bisnis, dan kunjungan lapang.

Dalam sambutannya pada pembukaan konfe-rensi, Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan,menggarisbawahi pentingnya jagung sebagai bahan

Koferensi Internasional Jagungpada 22-24 November 2012 diGorontalo yang dihadiri oleh600-an peserta dari dalam danluar negeri menghimpunberbagai ilmu pengetahuandan teknologi jagung sebagaibahan pangan, pakan, danenergi.

pangan, pakan, dan sumber energi alternatif. Untukmenjawab tantangan produksi jagung ke depan,Wamentan menekankan perlunya kerja sama antar-negara, mengingat makin kompleksnya kendala yangdihadapi, antara lain perubahan iklim.

Seminar jagung internasional membahas potensidan kendala peningkatan produksi jagung ke depan.Dr. Haryono, Kepala Badan Litbang Pertanian, meng-ungkap tantangan dan peluang peningkatan produksiyang dikaitkan dengan jagung untuk pangan, pakan,dan sumber energi. Menurut Dr. Haryono, setidaknyaada tiga tantangan utama dalam mempertahankanswasembada jagung di Indonesia, yaitu peningkatankonsumsi jagung, terbatasnya sumber daya alam, danperubahan iklim. Untuk memecahkan masalahtersebut diperlukan terobosan melalui penerapaninovasi teknologi dan kolaborasi berbagai pihak,antara lain petani, penyuluh, peneliti, ilmuwan,pemangku kebijakan, dan pengusaha pertanian.

Pembicara utama dalam seminar internasionalini (CIMMYT Meksiko, CIMMYT Kenya, QuenslandUniversity, ILRI India, dan beberapa negara lain)menyajikan makalah yang berkaitan dengan pengem-bangan jagung dari berbagai perspektif. Sementarapara akademisi dan peneliti memaparkan kemajuanpenelitian jagung dewasa ini. Seminar menghasilkanbeberapa kesepakatan dalam pengembangan iptekdan peningkatan produksi jagung sebagai bahan

Page 124: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan124

pangan, pakan, dan sumber energi terbarukan,antara lain:

1. Jagung berperan penting sebagai bahan pangan,pakan, sumber energi, dan bahan baku berbagaiindustri.

2. Produksi jagung harus ditingkatkan untuk me-menuhi permintaan yang juga terus meningkat.

3. Semua pihak sepakat bekerja sama dalam pe-nelitian dan pengembangan, termasuk mewujud-kan keseimbangan pasar jagung di pasar nasionaldan internasional.

4. Pengembangan inovasi teknologi jagung harusdibarengi dengan kebijakan yang mendukung.Pemanfaatan jagung diprioritaskan untuk pangan,kemudian pakan, sumber energi, dan bahan bakuindustri, untuk meminimalkan gejolak harga.

5. CIMMYT sebagai lembaga penelitian jagung duniasecara bertahap akan membuka cabang di Indo-nesia untuk mendukung upaya peningkatancapacity building dan pengembangan pemuliaanjagung yang akan menghasilkan varietas unggulyang mampu beradaptasi pada perubahan iklim.

Pemanfaatan Media Massa

Badan Litbang Pertanian mendayagunakan mediamassa cetak dan elektronis, seperti televisi, suratkabar maupun tabloid untuk menyebarluaskaninformasi yang dihasilkan. VCD/CD interaktif yangmemuat informasi hasil litbang juga diproduksi untukmelengkapi media diseminasi yang telah ada. Mediaini terutama bermanfaat bagi penyuluh untukmenunjang kegiatan penyuluhan di lapangan.

Badan Litbang Pertanian memanfaatkan stasiuntelevisi pemerintah maupun swasta untuk menyebar-luaskan informasi kepada khalayak luas. Sejak tahun2007, Badan Litbang Pertanian mengelola rubrik AgroInovasi pada tabloid Sinar Tani untuk menyampaikaninformasi praktis hasil litbang kepada masyarakat,terutama penyuluh. Konferensi pers dan kunjunganwartawan juga penting untuk menyampaikaninformasi kepada masyarakat luas.

Majalah Hasil Penelitian

Di lembaga penelitian pada umumnya, majalah hasilpenelitian merupakan barometer kinerja institusi dansebagai media pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi. Sejalan dengan makin tingginya tuntutanterhadap majalah ilmiah yang bertaraf nasional daninternasional, Badan Litbang Pertanian terus men-dorong peneliti untuk mengaktualisasikan hasil pe-nelitian dalam bentuk tertulis atau digital agar dapatdiakses oleh khalayak ilmiah di dalam dan luar negeri.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi dewasa ini mengisyaratkan pentingnyapeningkatan kualitas majalah ilmiah sebagaimanatercermin dari makin ketatnya persyaratan akreditasi.Untuk mengakomodasi karya tulis ilmiah para peneliti,Badan Litbang Pertanian menerbitkan majalah ilmiahberbasis disiplin ilmu dan komoditas (Tabel 2).Sebagian besar majalah ilmiah sudah terakreditasidan sebagian lainnya sedang dipersiapkan untukmendapat pengakuan sebagai majalah ilmiah nasionalmaupun internasional. Sebagian besar profesor risetBadan Litbang Pertanian berpartisipasi aktif dalampengelolaan majalah ilmiah tersebut.

Selain majalah ilmiah, Badan Litbang Pertanianjuga menerbitkan buku, prosiding seminar nasionaldan internasional, dan beberapa publikasi lainnya.Persyaratan penting yang perlu dipenuhi oleh publikasiadalah diterbitkan oleh publishing house yang telahdiakui sebagai penerbit profesional. Pada tahun 2012,Badan Litbang Pertanian telah menginisiasi pem-bentukan publishing house dengan nama IAARDPress. Penerbit ini dapat didayagunakan oleh lembagapenelitian dan institusi lainnya dalam menerbitkanpublikasi hasil penelitian pertanian, terutama bukudan prosiding seminar.

Pengembangan Perpustakaan

Perkembangan teknologi informasi telah membawaperubahan dalam manajemen perpustakaan,terutama dalam pengelolaan dan pelayanan informasikepada pengguna. Berkaitan dengan hal tersebut,

Page 125: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Diseminasi Inovasi Teknologi 125

Tabel 2. Majalah ilmiah dan ilmiah populer yang diterbitkan unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian.

Unit kerja Judul majalah

Sekretariat Badan Informatika Pertanian

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Indonesian Journal of Agricultural Science(PUSTAKA) Indonesian Journal of Agriculture

Jurnal Penelitian dan Pengembangan PertanianPengembangan Inovasi PertanianJurnal Perpustakaan PertanianBuletin Teknik PertanianWarta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan(Puslitbangtan) Buletin Iptek Tanaman Pangan

Buletin PalawijaBerita Puslitbangtan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Jurnal Hortikultura(Puslitbanghorti)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jurnal Penelitian Tanaman Industri(Puslitbangbun) Perspektif

Warta Puslitbang Tanaman IndustriBuletin Penelitian Tanaman Rempah dan ObatPerkembangan Teknologi Tanaman Rempah

dan ObatInfotek PerkebunanMajalah Semi Populer Tree Tanaman Rempah

dan IndustriBuletin Rempah dan IndustriBuletin Palma

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner(Puslitbangnak) Wartazoa

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jurnal Agro Ekonomi(PSE-KP) Forum Penelitian Agroekonomi

Jurnal Analisis Kebijakan PertanianBuletin Agro Ekonomi

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Jurnal Tanah dan IklimPertanian (BBSDLP) Jurnal Sumberdaya Lahan

Warta Sumberdaya Lahan

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Jurnal AgroBiogenSumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) Buletin Plasma Nutfah

Warta Biogen

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Jurnal Enjiniring Pertanian

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian(BB Pascapanen) Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jurnal Pengkajian dan Pengembangan(BB Pengkajian) Teknologi Pertanian

Page 126: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan126

Badan Litbang Pertanian melalui Pusat Perpustakaandan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)mengembangkan perpustakaan berbasis teknologiinformasi di setiap unit kerja/unit pelaksana teknis(UK/UPT). Selain itu, sesuai dengan tupoksi PUSTAKAuntuk membina perpustakaan lingkup KementerianPertanian, perpustakaan berbasis TI jugadikembangkan di unit eselon I lingkup KementerianPertanian.

Perpustakaan digital yang telah dibangun terusdikembangkan dan disempurnakan agar mampumemberikan layanan yang prima kepada pengguna.Kapasitas sumberdaya manusia dalam pengelolaanperpustakaan dan pemanfaatan TI terus ditingkatkanmelalui pelatihan, magang, lokakarya maupunseminar. PUSTAKA juga melakukan pendampingandan menyiapkan berbagai pedoman pengelolaanperpustakaan dalam upaya memberikan pelayananprima kepada pengguna.

Perkembangan TI juga mengharuskan perpus-takaan tidak hanya menyediakan sumber informasidalam bentuk tercetak, tetapi juga dalam bentukelektronis. Koleksi dalam bentuk elektronis dapatberupa pangkalan data on-line. Untuk meningkatkankoleksi perpustakaan, Badan Litbang Pertanianmelanggan jurnal internasional tercetak, pangkalandata on-line Pro-Quest dan ScienceDirect, sertapangkalan data off-line (CD-ROM) TEEAL. Pengadaan

bahan referensi dan bahan pustaka lain terbitan dalamdan luar negeri dilakukan melalui pembelian maupunpertukaran. Untuk memanfaatkan secara optimalinformasi dalam pangkalan data, PUSTAKA membukaakses bagi perpustakaan UK/UPT lingkup BadanLitbang Pertanian untuk memanfaatkan jurnal ilmiahteks lengkap yang dimuat dalam Pro-Quest danScienceDirect. Untuk membantu pengguna dalammemperoleh informasi yang dibutuhkan, berbagaimajalah bibliografis juga diterbitkan, seperti majalahabstrak, indeks maupun bibliografi komoditas.

Pengelolaan Hak KekayaanIntelektual Pertanian

Pengelolaan kekayaan intelektual pertanian tidakhanya diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi HKItepat waktu, tetapi juga merangsang inventor untukmendaftarkan invensinya. Invensi Badan LitbangPertanian yang unggul dan komersial menjadi targetutama untuk mendapatkan perlindungan HKI.

Sampai tahun 2012, jumlah permohonan HKImencapai 688, meliputi 172 paten, 46 ciptaan, 40merek, 38 perlindungan varietas tanaman (PVT), dan392 varietas. Jumlah invensi yang dilindungi meliputi10 paten, empat ciptaan, tiga PVT, dan tiga varietas(Tabel 3).

Tabel 3. Permohonan paten, ciptaan, merk, dan hak perlindungan varietas tanaman (PVT) Badan Litbang Pertanian sampaidengan 2012.

Pendaftaran/permohonan SertifikatTahun

Paten Ciptaan Merek PVT Var Jumlah Paten Ciptaan Merek PVT Var Jumlah

< 2007 75 13 23 3 14 128 9 9 3 0 11 322007 2 - - 2 18 22 7 - - 1 18 262008 15 5 7 6 64 97 5 - - 2 57 642009 13 10 4 4 104 135 2 1 - 2 100 1052010 28 5 2 5 80 120 5 9 8 - 80 1022011 16 6 4 7 86 119 6 1 2 - 86 952012 23 7 - 11 26 67 10 4 3 3 - 20

Jumlah 172 46 40 38 392 688 44 24 16 8 352 444

Page 127: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Diseminasi Inovasi Teknologi 127

Tabel 4. Perjanjian lisensi yang disetujui dan ditandatangani pada tahun 2012.

Invensi UK/UPT Mitra kerja sama

Pugam A Balittanah PT Polowijo GlosariGliocompost Balithi PT BerdikariInsektisida Cair Biotris Balittri PT BerdikariAyam Kampung Unggul “KUB” Balitnak PT Ayam Kampung IndonesiaProses Produksi Kopi Luwak Probiotik BPTP Bali PT Zeoprima IndsutriProses Produksi Kopi Luwak Probiotik BPTP Bali Koperasi SatmakuraPerangkat Uji Tanah Kering Balittanah Koperasi PuspitaPerangkat Uji Pupuk Balittanah Koperasi PuspitaPerangkat Uji Tanah Sawah Balittanah Koperasi PuspitaKangkung Varietas Sutera Balitsa PT Agrindo Hartha MekarCabai Keriting Varietas Kencana Balitsa PT Agrindo Hartha MekarBayam Varietas Giti Hijau Balitsa PT Agrindo Hartha MekarMentimun Mars Balitsa Fajar SeedCabai Keriting Varietas Kencana Balitsa Fajar SeedStatic Light Trap So-Cell BB Padi PT Sainindo KurniasejatiMoving Light Trap So-Cell BB Padi PT Sainindo KurniasejatiGreen 200 EC Puslitbangbun PT Sainindo KurniasejatiPadi hibrida Hipa Jatim1 BB Padi Pemprov JatimPadi hibrida Hipa Jatim2 BB Padi Pemprov JatimPadi hibrida Hipa Jatim3 BB Padi Pemprov JatimDecomposer Orligno Puslitbangbun PT Sainindo KurniasejatiPupuk Hayati Biotara Balittra PT Pupuk Kalimantan TimurPupuk Urea Berlapis Arang Aktif Balingtan PT Nutrimas Agro IndonesiaJagung Hibrida Bima 3 Bantimurung Balitsereal PT Golden Indonesia SeedFeromon Cyl BB Biogen PT Tektonindo Henida JayaFeromon Ostri BB Biogen PT Tektonindo Henida JayaFeromon Litura BB Biogen PT Tektonindo Henida JayaFeromon PBPK BB Biogen PT Tektonindo Henida Jaya

Untuk mempromosikan teknologi hasil penelitianpertanian kepada pengguna (industri, pemerintah,dan masyarakat), Badan Litbang Pertanian melakukanround table meeting (RTM). Pada tahun 2012 telahdilakukan lima kali RTM untuk komoditas hortikultura,peternakan, tanaman perkebunan, pascapanen,tanaman pangan, dan satu kali promosi dan ekspose.Industri yang berminat mengembangkan teknologitersebut diarahkan untuk membuat kesepakatan(MoU) perjanjian lisensi, yaitu pemberian izin kepadalisensor untuk mengembangkan, memproduksi, danmemasarkan produk hasil penelitian dan BadanLitbang Pertanian sebagai pemberi lisensi akanmendapat royalti.

Pada tahun 2012 telah ditandatangani 28 per-janjian lisensi (Tabel 4). Angka ini meningkat

dibandingkan dengan lisensi pada tahun sebelumnyayang baru mencapai 20 lisensi.

Untuk mengukur kinerja perjanjian lisensi, padatahun 2012 telah dilakukan verifikasi invensi yangdilisensi swasta. Potensi royalti HKI yang telahdilisensikan kepada swasta mencapai Rp470.523.000.

Usulan pendaftaran HKI pada tahun 2012 me-ningkat dibanding tahun sebelumnya, namun masihbanyak usulan yang belum memenuhi persyaratan.Untuk keperluan tersebut diterbitkan tiga panduanumum, yaitu kriteria penilaian invensi (paten danPVT), panduan umum evaluasi invensi, dan panduanumum verifikasi.

Page 128: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

128 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Pengembangan OrganisasiKeberhasilan penelitian dalam menghasilkan teknologi ditentukan olehsumberdaya yang dimiliki, meliputi sumberdaya manusia, sarana danprasarana penelitian dan pengembangan, dana, dan kerja sama denganpihak yang kompeten. Tenaga peneliti merupakan penggerak utamadalam menghasilkan teknologi. Berbagai upaya telah dilakukan untukmeningkatkan kemampuan peneliti, antara lain melalui programpendidikan dan pelatihan. Pada tahun 2008-2012, Badan LitbangPertanian telah mengirimkan 204 petugas belajar ke program S3 dan214 orang ke program S2 di dalam dan luar negeri. Kebun percobaandan laboratorium penelitian terus dibenahi dari berbagai aspek. Kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri terus puladitingkatkan, baik dalam hal penelitian maupun pengembangansumberdaya manusia, sarana, dan program penelitian.

Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian di Jalan Ragunan No. 29, Jakarta.

Page 129: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pengembangan Organisasi 129

Pengembangan Organisasi danKelembagaan

Badan Litbang Pertanian memiliki peran penting dalammenghasilkan teknologi pertanian yang memiliki nilaitambah (impact recognition) ekonomi dan nilai ilmiah(scientific recognition) yang tinggi dalam era yangkian kompetitif. Perubahan lingkungan strategis, baikinternal maupun eksternal, harus dijawab denganmeningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yangberorientasi pasar baik domestik maupun inter-nasional, dan berdaya saing tinggi. Guna menjawabsemua itu, Badan Litbang Pertanian perlu didukungoleh struktur kelembagaan yang kokoh, SDMkompeten, penajaman program dan pengelolaananggaran; sarana dan prasarana yang memadai, danpengembangan kerja sama dalam dan luar negeri.

Pengembangan organisasi Badan LitbangPertanian secara berkelanjutan dan disesuaikandengan dinamika tuntutan perubahan lingkunganstrategis litbang pertanian berperan penting dalammendukung pencapaian visi dan misi Badan LitbangPertanian. Kebijakan yang bertujuan untuk me-wujudkan organisasi pemerintah yang efektif danefisien telah dilakukan melalui penerbitan duaperaturan perundangan, yaitu Peraturan Presiden RINo. 47/2009 tentang Pembentukan dan OrganisasiKementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24/2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara serta Susunan Organisasi,Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

Dalam pelaksanaan Permentan No. 61/2010,Badan Litbang Pertanian terus melakukan penataanorganisasi secara mendasar, dengan mengusulkan50 unit kerja dan unit pelaksana teknis (UK dan UPT)lingkup Badan Litbang Pertanian untuk perubahannomenklatur dari “Departemen Pertanian” menjadi“Kementerian Pertanian”. Beberapa kondisi lingkunganstrategis di antaranya adalah penyempurnaan tugasdan fungsi UK dan UPT lingkup Badan LitbangPertanian, juga memaksimalkan fungsi kebunpercobaan (KP), di antaranya: sebagai pendukungkegiatan penelitian (koleksi plasma nutfah danpelaksanaan penelitian), sebagai sumber pendapatan

negara bukan pajak (PNBP) (kebun produksi benih/buah, penyewaan lahan/alsintan, kerja samalainnya), dan sebagai sarana publisitas/diseminasi(showroom, visitor plot, outlet).

Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian padatahun 2012 terdiri atas Sekretariat Badan, empatPuslitbang, dua Pusat, tujuh Balai Besar, 15 BalaiPenelitian, satu Balai Pengelola Alih TeknologiPertanian, 31 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,dua Loka Pengkajian Teknologi Pertanian, dan tigaLoka Penelitian. Struktur organisasinya disajikan padaGambar 1.

Sumberdaya Manusia

Pada tahun 2012 Badan Litbang Pertanian didukungoleh 7.780 pegawai. Dari jumlah tersebut, 3.344orang (42,98%) adalah tenaga fungsional, yang terdiriatas Pengawas Bibit Ternak, Perekayasa, Peneliti,Arsiparis, Pustakawan, Pranata Komputer, Perencana,Teknisi Litkayasa, Medik Veteriner, Pranata Kehu-masan, Analis Kepegawaian, Penyuluh, dan Statistisi(Gambar 2).

Berdasarkan tingkat pendidikan, pegawai BadanLitbang Pertanian yang berpendidikan S3 sebanyak397 orang (5,10%), S2 ada 1.100 orang (14,14%),S1 sebanyak 2.010 orang (25,84%), dan < S1berjumlah 4.273 orang (54,92%). Komposisi pegawaimenurut tingkat pendidikan pada tahun 2012disajikan pada Tabel 1. Program pengembangan SDMmelalui pendidikan jangka panjang terus dilakukanuntuk meningkatkan kapasitas sebagai penggerakpenelitian. Selama lima tahun terakhir (2008-2012),Badan Litbang Pertanian telah mengirimkan 431petugas belajar ke berbagai perguruan tinggi di luardan dalam negeri, yaitu 204 orang untuk programS3, 214 orang untuk S2, 6 orang untuk S1, 6 oranguntuk D3, dan 1 orang untuk D4.

Berdasarkan sebaran usia, sebagian besarpegawai berusia 46-55 tahun. Dalam lima tahun kedepan cukup banyak pegawai yang akan memasukiusia pensiun. Upaya mengganti pegawai yang pensiundilakukan melalui rekruitmen pegawai baru.

Page 130: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

130 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Tenaga peneliti merupakan penggerak utamadalam menghasilkan inovasi teknologi. Pada tahun2012 Badan Litbang Pertanian didukung oleh 1.628orang peneliti, dan 420 peneliti nonkelas/calonpeneliti (Tabel 2). Jumlah peneliti pada tahun 2012menurun 0,98% dibanding tahun 2011, karenasebagian memasuki masa purnatugas. Jumlah penelitiBadan Litbang Pertanian dirasakan masih kurangmengingat masih banyaknya tugas penelitian yangperlu dilakukan. Penambahan jumlah peneliti diupaya-kan melalui rekruitmen tenaga baru serta melaluiprogram pendidikan dan pelatihan (diklat) yangdiselenggarakan LIPI. Pada tahun 2012, Badan LitbangPertanian mengirim 100 orang untuk mengikuti diklatdi LIPI. Hingga saat ini Badan Litbang Pertanianmempunyai 106 Profesor Riset dari berbagai disiplinilmu dan 15 di antaranya telah pensiun.

Gambar 1. Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian, 2012.

Gambar 2. Komposisi tenaga fungsionalBadan Litbang Pertanian, 2012.

Pengawas Bibit Ternak Teknisi Litkayasa

Perekayasa Medik Veteriner

Peneliti Pranata Kehumasan

Arsiparis Analis Kepegawaian

Pustakawan Label Penyuluh

Pranata Komputer Stastitisi

Perencana

26,35%

0,41%

1,22%

0,19%

10,10%

0,03%0,14%

0,06%0,51%

0,01%

0,03%

0,03% 3,89%

Puslitbangtan Puslitbanghorti Puslitbangbun Puslitbangnak

BB Padi Bbalitvet BBSDLPBB

Pengkajian BB BiogenBB

PascapanenBBPMP

Badan LitbangPertanian

Sekretariat

LolitTungro

Balitkabi

BalitSereal

Balitsa

BalitbuTropika

Balithi

Balitjestro

Balittro

Balittas

Balitka

Balittri

Balitnak

Lolit Sapi

LolitKambing

Balittra

Balittanah

Balingtan

Balitklimat

31 BPTP

PSE-KP PUSTAKA

2 LPTP

Balai PATP

Page 131: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pengembangan Organisasi 131

Anggaran

Pada tahun 2012, Badan Litbang Pertanian mengelolaanggaran Rp1,28 triliun, dan hibah luar negeriRp10,81 miliar. Anggaran tersebut sekitar 7,4% daritotal pagu anggaran Kementerian Pertanian (Rp17,17triliun), dan naik Rp154,05 miliar (13,7%) dibandingtahun 2011.

Pengelolaan dan pemanfaatan anggarandiklasifikasikan dalam tiga jenis belanja, yaitu belanjapegawai, barang, dan modal. Belanja pegawaiRp443,92 miliar (34,7%) digunakan untuk gaji,tunjangan, uang makan, honor, lembur, dan tunjang-an kompensasi kerja. Belanja barang Rp627,75 miliar(49,11%) untuk membiayai program dan kegiatanutama litbang pertanian. Belanja modal Rp206,57miliar (16,16%) dimanfaatkan untuk pemeliharaan

Tabel 2. Peneliti Badan Litbang Pertanian menurut jenjang peneliti dan usia, 2012.

Usia (tahun)Jenjang peneliti

25-35 36-45 46-55 >55 Jumlah

Peneliti Utama 2 0 81 178 261Peneliti Madya 1 42 323 152 518Peneliti Muda 17 204 231 0 452Peneliti Pertama 141 179 77 0 397Peneliti Non Klas 296 68 54 2 420

Jumlah 457 493 766 332 2.048

aset dan pemupukan modal, seperti pembangunan/renovasi gedung kantor, laboratorium, dan revitalisasikebun percobaan; pengadaan perlengkapan saranagedung kantor, alat laboratorium, sarana kebunpercobaan, jurnal dan buku ilmiah, serta pemupukanmodal nonfisik lainnya untuk mendukung peningkatankapasitas litbang pertanian.

Sarana dan Prasarana

Laboratorium penelitian merupakan sumberdayapenelitian yang penting dalam menghasilkan inovasiteknologi. Pada tahun 2012 Badan Litbang Pertanianmemiliki 165 laboratorium penelitian yang tersebarpada UK/UPT di seluruh provinsi di Indonesia. Jenisdan kemampuan laboratorium beragam sehingga

Tabel 1. Perkembangan pegawai Badan Litbang Pertanian menurut pendidikan, 2008-2012.

Jenjang pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

< S1 4.964 4.864 4.818 4.558 4.273Sarjana (S1) 1.797 1.789 1.910 2.076 2.010Master (S2) 1.093 1.099 1.098 1.133 1.100Doktor (S3) 375 372 376 384 397

Jumlah 8.229 8.124 8.202 8.151 7.780

Page 132: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

132 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

upaya meningkatkan kemampuan dan kapasitasnyaterus dilakukan.

Sebanyak 29 dari 165 laboratorium Badan LitbangPertanian sudah mendapat sertifikat ISO-17025-2000dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), yang berartitelah mendapat pengakuan formal di tingkat nasional,regional, dan internasional untuk melaksanakanpengujian, 16 laboratorium dalam proses akreditasi,dan 120 laboratorium belum terakreditasi. Dalamjangka panjang, laboratorium Badan LitbangPertanian diharapkan dapat menjadi laboratoriumrujukan yang andal dan absah, tempat pelatihan danmagang, serta sebagai pusat penelitian.

Pengelolaan laboratorium mengacu padaStandar Nasional Indonesia (SNI) 19-17025-2000yang merupakan adopsi dari ISO/IEC 17025:1999 danSNI 19-9001:2001 untuk penerapan sistemmanajemen mutu. Pengelolaan laboratorium yangsesuai dengan standar tersebut diharapkan meng-hasilkan kinerja yang memiliki daya saing ilmiah dankomersial.

Akreditasi Laboratorium

Akreditasi laboratorium penelitian Badan LitbangPertanian telah dilaksanakan sejak 2002. Labora-torium pada 16 UK/UPT telah diakreditasi KomiteAkreditasi Nasional berdasarkan SNI 19-17025-2000,yaitu laboratorium yang terdapat pada Balai BesarPenelitian Veteriner, Balai Besar PengembanganMekanisasi Pertanian, Balai Besar Penelitian TanamanPadi, Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, BalaiBesar Penelitian dan Pengembangan PascapanenPertanian, Balai Penelitian Kacang-kacangan danUmbi-umbian, Balai Penelitian Tanaman Hias, BalaiPenelitian Tanaman Buah Tropika, Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Sub-Tropika, Balai Peneliti-an Tanaman Obat dan Aromatik, Balai PenelitianTernak, Balai Penelitian Tanah, Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara, BPTPSulawesi Selatan, BPTP Yogyakarta, dan BPTP NusaTenggara Barat (Tabel 3).

Kebun Percobaan

Kebun percobaan (KP) mempunyai fungsi utamamendukung kegiatan litbang di lapangan, selainsebagai tempat konservasi ex situ sumberdayagenetik (SDG), produksi benih sumber, show windowinovasi teknologi, kebun produksi, pendukungketahanan pangan, media pendidikan, dan wahanaagrowidyawisata. Badan Litbang Pertanian memiliki119 KP dengan luas total 4.614 ha, tersebar di 43UPT. Kondisi KP bervariasi, baik luas, status lahan,pemanfaatan maupun keragaannya, dapat padakondisi agroklimat yang berbeda pada dataran rendahsampai dataran tinggi. Kapasitas KP secara kontinuditingkatkan melalui peningkatan anggaran, SDM,serta sarana dan prasarana. Peningkatan kapasitasSDM dilakukan melalui pelatihan dan lokakaryapengelolaan KP. Sementara itu, peningkatan saranaprasarana dilakukan melalui revitalisasi KP yangdimulai pada tahun 2011.

Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)

Keberhasilan diseminasi dan adopsi teknologi varietasunggul ditentukan antara lain oleh kemampuanprodusen dan industri benih untuk memasok danmenyediakan benih secara enam tepat hingga kepetani. Oleh karena itu, sistem perbenihan yangtangguh (produktif, efisien, berdaya saing, danberkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukungupaya peningkatan produksi dan mutu produkpertanian.

Dalam upaya mendukung percepatan penyebar-an dan adopsi varietas-varietas unggul baru yang telahdihasilkan, Badan Litbang Pertanian beserta jajaran-nya, terutama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,berperan penting dalam penyediaan benih sumber(benih dasar/benih pokok). Hingga tahun 2012, telahada 46 satuan kerja pelaksana UPBS lingkup BadanLitbang Pertanian yang berperan dalam pengelolaanbenih sumber tanaman pangan, tanaman hortikultura,tanaman perkebunan, serta galur ternak.

Page 133: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pengembangan Organisasi 133

Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Sumberdaya Genetik untukPenelitian

Badan Litbang Pertanian mendapat wewenangmemberi izin pemasukan dan pengeluaran sumber-daya genetik (SDG) untuk penelitian berdasarkanPermentan No. 37/2011 tentang Pelestarian danPemanfaatan Sumberdaya Genetik Tanaman.Kewenangan tersebut meliputi:

1. Izin eksplorasi SDG (pencarian dan pengumpulan,yang diikuti dengan identifikasi, karakterisasi,dokumentasi, dan evaluasi) 15 hari kerja.

2. Pemberian tanda daftar kebun koleksi (pengum-pulan yang diikuti dengan penyimpanan danpemeliharaan SDG hasil ekplorasi dalam bentukmateri maupun informasi SDG) 15 hari kerja.

3. Pemasukan SDG dari luar negeri ke dalam wilayahRI untuk kepentingan penelitian dan/ataupemuliaan, 10 hari kerja.

4. Pengeluaran SDG ke luar wilayah RI dalam bentuktukar-menukar untuk kepentingan penelitian dan/atau pemuliaan, 10 hari kerja.

Pada tahun 2012 telah diterbitkan 92 izin, yangterdiri atas 71 izin pemasukan dan 22 izin pengeluar-an benih.

Tabel 3. Laboratorium UK/UPT Badan Litbang Pertanian yang sudah memperoleh akreditasi SNI 19-17025 - 2000.

Satker Jenis laboratorium

BB Padi Laboratorium ProksimatBalitkabi Laboratorium Tanah

Laboratorium Pemuliaan/Mutu BenihLaboratorium Servis/Kimia

Balithi Laboratorium VirologiBalitbu Laboratorium Uji Mutu BenihBalitjestro Laboratorium Fitopatologi

Laboratorium PemuliaanBalitro Laboratorium Servis/KimiaBbalitvet Laboratorium Hama/Parasitologi

Laboratorium BakteriologiLaboratorium PatologiLaboratorium Toksikologi/MikologiLaboratorium Virologi

Balitnak Laboratorium Servis/KimiaLaboratorium Fisiologi

Balittanah Laboratorium Servis/KimiaBB Biogen Laboratorium Biologi Molekuler

Fasilitas Bank GenBB Pascapanen Laboratorium Biokimia

Laboratorium Uji Mutu HasilBBP Mektan Laboratorium Pengujian Traktor Roda 4

Laboratorium Pengujian Traktor Roda 2Laboratorium Pengujian Pompa Air IrigasiLaboratorium Pengujian Pascapanen Biji-bijian

BPTP Sumatera Utara Laboratorium Servis/KimiaBPTP Yogyakarta Laboratorium TanahBPTP Nusa Tenggara Barat Laboratorium Servis/KimiaBPTP Sulawesi Selatan Laboratorium Tanah dan Tanaman

Page 134: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

134 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Kerja Sama

Saat ini Badan Litbang Pertanian memiliki kerja samapenelitian dan pengembangan pertanian yang cukupluas, baik nasional maupun internasional. Secaranasional telah terjalin kerja sama penelitian untukbeberapa komoditas dan bidang masalah yangmelibatkan beberapa lembaga penelitian di bawahkoordinasi Kementerian Ristek, LIPI, BATAN, BPPT, danbeberapa perguruan tinggi. Untuk mengefektifkandiseminasi telah dibentuk pula kerja sama denganpemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat,pihak swasta, dan instansi pengambil kebijakan dilingkup maupun di luar Kementerian Pertanian.Secara internasional, Badan Litbang Pertanian jugaterlibat dalam jejaring kerja sama, baik bilateral,multilateral maupun regional.

Dalam Negeri

Kerja sama dalam negeri adalah kesepakatan untukmelakukan penelitian dan pengembangan antara UK/UPT Badan Litbang Pertanian dengan mitra kerjasama dalam negeri seperti pemerintah daerah,perusahaan swasta, BUMN, lembaga swadayamasyarakat, perguruan tinggi, dan lembaga lainnya.Kegiatan penelitian dan pengembangan meliputipenelitian, pengembangan, pengkajiaan, pereka-yasaan, pemetaan, bimbingan teknologi, evaluasi/karakterisasi sumberdaya pertanian, serta pertukarandan pemanfaatan informasi. Kerja sama dalam negeridilakukan secara formal institusional dan bersifatkontraktual yang dituangkan ke dalam nota ke-sepakatan (memorandum of understanding), ataubersifat nonkontraktual yang dituangkan ke dalamsurat kesepakatan para pihak.

Pada tahun 2012 Badan Litbang Pertanianmengelola 537 kerja sama dalam dan luar negeri,terdiri atas kerja sama dengan Kementerian Ristekmelalui program insentif dengan 214 judul kegiatan,diikuti kerja sama kemitraan 91 unit, kerja samapenelitian dengan pemerintah provinsi dan kabupaten91 unit, hibah 74 unit, program KKP3T 37 unit, danswasta 30 unit.

Luar Negeri

Kerja sama luar negeri meliputi kerja sama denganlembaga penelitian asing, organisasi internasional,perguruan tinggi asing, swasta asing, dan lembagaswadaya masyarakat asing. Badan Litbang Pertaniantelah melakukan kerja sama penelitian di bidangpertanian dengan berbagai mitra internasional,seperti ACIAR (Australian Centre for InternationalAgricultural Research), CSIRO (CommonwealthScientific and Industrial Research Organisation), JICA(Japan International Cooperation Agency), JIRCAS(Japan International Research Center for AgriculturalSciences), Amarta, Ansoft, RDA (Rural DevelopmentAdministration, AFACI (Asian Food and AgricultureCooperation Initiative), US Department of State,CIMMYT (International Maize and Wheat Improve-ment Center), CIRAD (Centre de CooporationInternational en Recherche Agronomicque le Develop-ment), IRRI (International Rice Research Institute),FAO (Food and Agriculture Organization), YuanLongping Ltd, HORTIN II, Gent University, MAFF(Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) Japan,AMNET, ICRAF (The World Agroforestry Centre),ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund), IDRC(International Development Research Centre), IAEA(International Atomic Energy Agency), CIP (Inter-national Potato Centre), Biodiversity International,IPNI (International Plant Names Index), IOM,Malaysian Rubber Research Institute, UNDP (UnitedNations Development Programme), IRRI, GIZ,Murdoch University, IFPRI (International Food PolicyResearch Institute), University of Queensland, IPI(International Potash Institute), REDD ALERT, danWorld Bank.

Kerja sama luar negeri diarahkan untuk lebihmeningkatkan akses terhadap inovasi di bidangpertanian yang dihasilkan oleh Pusat-Pusat PenelitianInternasional untuk mendukung kegiatan penelitiandi lingkup Badan Litbang Pertanian. Kerja sama luarnegeri juga bertujuan untuk meningkatkan kompe-tensi peneliti/perekayasa Badan Litbang Pertanian didunia internasional. Kerja sama dilakukan secaraformal kelembagaan dengan didasarkan ataspersamaan kedudukan yang saling menguntungkan

Page 135: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

Pengembangan Organisasi 135

dan dilaksanakan dengan sistem pengendalian yangketat.

Kerja sama luar negeri dilaksanakan melaluiskema kerja sama bilateral, regional, dan multi-lateral. Kerja sama bilateral merupakan kerja samayang dilaksanakan oleh dua negara melaluigovernment to government (G to G) maupun privateto private (P to P). Kerja sama regional dilakukandengan beberapa negara yang berada dalam satukawasan dan kepentingan tertentu seperti ASEAN(Association of Southeast Asia Nations), dan APEC(Asia Pacific Economic Cooperation). Kerja samamultilateral dilaksanakan dengan banyak negara,misalnya FAO (Food and Agriculture Organization),WHO (World Health Organization), dan CGIAR(Consultative Group on International AgriculturalOrganization).

Pada tahun 2012 Badan Litbang Pertanianmengelola 27 kerja sama luar negeri, terdiri ataskerja sama bilateral dan kerja sama multilateral.Perkembangan jumlah kerja sama penelitian dalamdan luar negeri selama 5 tahun terakhir (2008-2012)disajikan terdapat pada Tabel 4.

Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertaniandengan Perguruan Tinggi (KKP3T)

Tahun 2012 merupakan tahap akhir pelaksanaanprogram KKP3T yang didanai Badan Litbang Pertanian.Oleh karena itu, program KKP3T pada tahun 2012hanya mendanai proposal lanjutan tahun kedua danketiga yang berpotensi HKI (Hak KekayaanIntelektual). Melalui proses seleksi, terdapat 37proposal dari 10 perguruan tinggi yang layak didanaidengan total dana Rp3,76 miliar dengan rata-ratabiaya per proposal Rp101,32 juta. Penelitian aplikasiteknologi informasi dan tanaman pangan mendapatpendanaan lebih besar dibandingkan denganpenelitian lainnya, masing-masing Rp883,07 juta danRp781,90 juta. Penelitian hortikultura memiliki rata-rata biaya per proposal terbesar, yakni Rp147,23 juta.Dari perguruan tinggi, IPB mempunyai 18 proposal(48,7%), diikuti BINUS 8 proposal (21,6%), dan UGM3 proposal (8,1%).

Program Insentif Peningkatan KemampuanPeneliti dan Perekayasa

Program ini merupakan kerja sama denganKementerian Riset dan Teknologi yang telahberlangsung sejak tahun anggaran 2009, yang padaawalnya bernama SINTA (Sinergi Penelitian danPengembangan Pertanian) yang didanai olehDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, KementerianPendidikan Nasional. Mulai tahun anggaran 2010 danseterusnya, program ini didanai oleh KementerianRiset dan Teknologi. Pada tahun anggaran 2012,terdapat 229 usulan proposal dengan usulan biayaRp46,1 miliar. Proposal yang disetujui adalah 214proposal dengan dana Rp42,3 miliar. Pengkajianteknologi pertanian mendapat biaya terbesar (Rp19,45miliar) dan penelitian sosial-ekonomi pertanianmendapat biaya rata-rata per proposal tertinggi(Rp250 juta).

Tabel 4. Jumlah kerja sama penelitian dalam dan luarnegeri, 2008-2012.

Jumlah kerja samaTahun

Dalam negeri Luar negeri

2008 2051) 772009 8881) 452010 5822) 412011 5982) 652012 362) 27

1)termasuk KKP3T2)termasuk KKP3T dan SINTA/ Insentif

Page 136: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

137Unit Kerja Lingkup Badan Litbang Pertanian

Unit Kerja Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sekretariat Badan Penelitian danPengembangan Pertanian (Sekretariat Badan)Jalan Ragunan No. 29, PasarmingguJakarta 12540Telp. (021) 7505395, 7806202Faks. (021) 7800644E-mail : [email protected] : http://litbang.deptan.go.id

Pusat Penelitian dan Pengembangan TanamanPangan (Puslitbangtan)Jalan Merdeka No. 147, Bogor 16111Telp. (0251) 8334089, 8331718Faks. (0251) 8312755E-mail : [email protected]

[email protected] : http://puslittan.bogor.net

Pusat Penelitian dan PengembanganHortikultura (Puslitbanghorti)Jalan Ragunan No. 29A, PasarmingguJakarta 12540Telp. (021) 7805768, 7892205Faks. (021) 7805135E-mail : [email protected] : http://litbang.hortikultura.go.id

Pusat Penelitian dan PengembanganPerkebunan (Puslitbangbun)Jalan Tentara Pelajar No. 1, Bogor 16111Telp. (0251) 8313083, 836194, 8329305Faks. (0251) 8336194E-mail : [email protected] : http://perkebunan.litbang.deptan.go.id

Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakan (Puslitbangnak)Jalan Raya Pajajaran Kav. E-59, Bogor 16143Telp. (0251) 8322185, 8328383, 8322138Faks. (0251) 8328382E-mail : [email protected] : http://peternakan.litbang.deptan.go.id

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian(PSE-KP)Jalan Ahmad Yani No. 70, Bogor 16161Telp. (0251) 8333964Faks. (0251) 8314496E-mail : [email protected] : http://pse.litbang.deptan.go.id

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran TeknologiPertanian (PUSTAKA)Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122Telp. (0251) 8321746Faks. (0251) 8326561E-mail : [email protected] : http://pustaka.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Pengembangan MekanisasiPertanian (BBPMP)Situgadung, Legok, Tangerang, Kotak Pos 2,Serpong 15310Telp. (021) 5376787, 70936787Faks. (021) 71695497E-mail : [email protected] : http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumberdaya GenetikPertanian (BB Biogen)Jalan Tentara Pelajar No. 3 A, Bogor 16111Telp. (0251) 8337975, 8339793Faks. (0251) 8338820E-mail : [email protected] : http://biogen.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian dan PengembanganPascapanen Pertanian (BB Pascapanen)Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114Telp. (0251) 8321762, 8350920Faks. (0251) 8321762E-mail : [email protected] : http://pascapanen.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian(BB SDLP)Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114Telp. (0251) 8323012, 8327215Faks. (0251) 8311256E-mail : [email protected] : http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Jalan Raya No. 9, Sukamandi, Subang 41172Telp. (0260) 520157Faks. (0260) 520158E-mail : [email protected] : http://bbpadi.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet)Jalan R.E. Martadinata No. 30, Kotak Pos 52Bogor 16114Telp. (0251) 8331048, 8334456Faks. (0251) 8336425E-mail : [email protected] : http://bbalitvet.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian (BB Pengkajian)Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor 16114Telp. (0251) 8351277Faks. (0251) 8350928E-mail : [email protected] : http://bbp2tp.litbang.deptan.go.id

Page 137: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

138 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian(Balai PATP)Jalan Salak No. 22, Bogor 16151Telp. (0251) 8382563, 8382567Faks. (025) 8382567E-mail : [email protected] : http://bpatp.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan danUmbi-umbian (Balitkabi)Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos 66Malang 65101Telp. (0341) 801468Faks. (0341) 801496E-mail : [email protected]

[email protected] : http://balitkabi.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal)Jalan Dr. Ratulangi, Kotak Pos 173 Maros 90514Telp. (0411) 371529Faks. (0411) 371961E-mail : [email protected] : http://balitsereal.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa)Jalan Tangkuban Perahu 517 LembangBandung 40391Telp. (022) 2786245Faks. (022) 2786416E-mail : [email protected] : http://balitsa.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)Jalan Raya Ciherang, Kotak Pos 8 SDLSegunung Pacet, Cianjur 43252Telp. (0263) 517056, 514138Faks. (0263) 514138E-mail : [email protected] : http://balithi.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika(Balitbu Tropika)Jalan Raya Solok Aripan km 8, Kotak Pos 5Solok 27301Telp. (0755) 20137Faks. (0755) 20592E-mail : [email protected] : http://balitbu.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan BuahSubtropika (Balitjestro)Jalan Raya Tlekung No. 1, Junrejo, Kota Batu 65301Telp. (0341) 592683Faks. (0341) 593047E-mail : [email protected] : http://balitjestro.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat(Balittro)Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111Telp. (0251) 8321879Faks. (0251) 8327010E-mail : [email protected] : http://balittro.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar(Balittri)Jalan Raya Pakuwon km 2, ParungkudaSukabumi 43357Telp. (0266) 7070941Faks. (0266) 6542087E-mail : [email protected]

[email protected] : http://balittri.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Palma (Balitka)Jalan Bethesda II, Mapanget, Kotak Pos 1004Manado 95001Telp. (0431) 812430Faks. (0431) 812017E-mail : [email protected] : http://balitka.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat(Balittas)Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199Malang 65152Telp. (0341) 491447Faks. (0341) 485121E-mail : [email protected] : http://balittas.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Ternak (Balitnak)Jalan Banjarwaru, CiawiKotak Pos 221Bogor 16002Telp. (0251) 8240752Faks. (0251) 8240754E-mail : [email protected]

[email protected] : http://balitnak.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanah (Balittanah)Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114Telp. (0251) 8336757Faks. (0251) 8321608E-mail : [email protected] : http://balittanah.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi(Balitklimat)Jalan Tentara Pelajar No.1 A, Bogor 16111Telp. (0251) 8312760Faks. (0251) 8312760E-mail : [email protected] : http://balitklimat.litbang.deptan.go.id

Page 138: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

139Unit Kerja Lingkup Badan Litbang Pertanian

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra)Jalan Kebun Karet Lok Tabat Utara, Kotak Pos 31Banjarbaru 70712Telp. (0511) 4772534Faks. (0511) 4773034E-mail : [email protected] : http://balittra.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian(Balingtan)Jalan Raya Jakenan, Jaken km 5, Kotak Pos 5, JakenPati 59182Telp. (0295) 883927Faks. (0295) 883927E-mail : [email protected] : http://balingtan.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Nanggroe Aceh DarussalamJalan P. Nyak Makam No. 27, Kotak Pos 41,Lampineung, Banda Aceh 23125Telp. (0651) 7551811Faks. (0651) 7552077E-mail : [email protected]

[email protected] : http://nad.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera UtaraJalan Jend. A.H. Nasution No.1B, Kotak Pos 7 MDGJMedan 20143Telp. (061) 7870710Faks. (061) 7861020E-mail : [email protected] : http://sumut.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera BaratJalan Raya Padang-Solok, km 40, SukaramiSolok 27366Telp. (0755) 31122, 31564Faks. (0755) 731138E-mail : [email protected] : http://sumbar.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)RiauJalan Kaharudin Nasution km 40Padang Marpoyan, Kotak Pos 1020Pekanbaru 10210Telp. (0761) 674206Faks. (0761) 674206E-mail : [email protected]

[email protected] : http://riau.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)JambiJalan Samarinda KotabaruKotak Pos 118, Kotabaru 36128Jalan Jambi-Palembang km 16, Desa Pondok Meja,Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro JambiTelp. (0741) 7053525, 40174Faks. (0741) 40413E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jambi.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera SelatanJalan Kolonel H. Barlian km 6Kotak Pos 1265, Palembang 30153Telp. (0711) 410155Faks. (0711) 411845E-mail : [email protected] : http://sumsel.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Bangka BelitungJalan Mentok km 4, Pangkalpinang 33134Telp. (0717) 421797, 422858Faks. (0717) 421797E-mail : [email protected] : http://babel.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)BengkuluJalan Irian km 6,5Kotak Pos 1010, Bengkulu 38119Telp. (0736) 23030Faks. (0736) 23030E-mail : [email protected] : http://bengkulu.litbang.dptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)LampungJalan Z.A. Pagar Alam No. 1A RajabasaBandar Lampung 35145Telp. (0721) 781776, 701328Faks. (0721) 705273E-mail : [email protected] : http://lampung.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)BantenJalan Raya Ciptayasa km 01, CiruasSerang 42182Telp. (0254) 280093, 281055Faks. (0254) 282507E-mail : [email protected]

[email protected] : http://banten.litbang.deptan.go.id

Page 139: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

140 Laporan Tahunan 2012: Inovasi Teknologi Menuju Pertanian Berkelanjutan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa BaratJalan Kayuambon No. 80, Kotak Pos 8495, LembangBandung 40391Telp. (022) 2786238Faks. (022) 2789846E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jabar.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)DKI JakartaJalan Ragunan No.30, PasarmingguKotak Pos 7321/JKSPM, Jakarta 12540Telp. (021) 78839949, 7815020Faks. (021) 7815020E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jakarta.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa TengahBukit Tegalepek, Sidomulyo,Kotak Pos 101 Ungaran 50501Telp. (024) 6924965, 6924967Faks. (024) 6924966E-mail : [email protected] : http://jateng.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)YogyakartaRingroad Utara Jalan Karangsari Wedomartani,Ngemplak, Sleman, Kotak Pos 1013Yogyakarta 55010Telp. (0274) 884662Faks. (0274) 562935E-mail : [email protected]

[email protected] : http://yogya.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa TimurJalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 188Malang 65101Telp. (0341) 494052Faks. (0341) 471255E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jatim.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)BaliJalan By Pass Ngurah Rai, PasanggaranKotak Pos 3480, Denpasar 80222Telp. (0361) 720498Faks. (0361) 720498Email : [email protected]

[email protected] : http://bali.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Nusa Tenggara BaratJalan Raya Paninjauan NarmadaKotak Pos 1017, Mataram 83010Telp. (0370) 671312Faks. (0370) 671620E-mail : [email protected] : http://ntb.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Nusa Tenggara TimurJalan Timor Raya km 32, Kotak Pos 1022 Naibonat,Kupang 85362Telp. (0380) 833766Faks. (0380) 829537E-mail : [email protected] : http://ntt.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan BaratJalan Budi Utomo No. 45 Siantan Hulu,Kotak Pos 6150, Pontianak 78061Telp. (0561) 882069Faks. (0561) 883883E-mail : [email protected]

[email protected] : http://kalbar.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan TengahJalan G. Obos km 5, Kotak Pos 122Palangkaraya 73111Telp. (0536) 3329662Faks. (0536) 3331416E-mail : [email protected]

[email protected] : http://[email protected]

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan TimurJalan P.M. Noor, Sempaja,Kotak Pos 1237, Samarinda 75119Telp. (0541) 220857Faks. (0541) 220857E-mail : [email protected] : http://kaltim.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan SelatanJalan Panglima Batur Barat No. 4Kotak Pos 1018 & 1032, Banjarbaru 70711Telp. (0511) 4772346Faks. (0511) 4781810E-mail : [email protected]

[email protected]@yahoo.com

Website : http://kalsel.litbang.deptan.go.id

Page 140: Pengantar T - Badan Litbang Pertanian · Persemaian padi di lahan rawa pasang surut Talangrejo, Banyuasin, Sumatera Selatan. ... Integrasi kelapa sawit-sapi di perkebunan PT Sabut

141Unit Kerja Lingkup Badan Litbang Pertanian

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi UtaraJalan Kampus Pertanian Kalasey, Kotak Pos 1345Manado 95013Telp. (0431) 836637Faks. (0431) 838808E-mail : [email protected]

[email protected] : http://sulut.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi TengahJalan Lasoso No. 62, BiromaruKotak Pos 51 PaluTelp. (0451) 482546Faks. (0451) 482549E-mail : [email protected]

[email protected] : http://sulteng.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi SelatanJalan Perintis Kemerdekaan km 17,5Kotak Pos 1234, Makassar 90242Telp. (0411) 556449Faks. (0411) 554522E-mail : [email protected] : http://sulsel.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi TenggaraJalan Prof. Muh. Yamin No. 89, Kotak Pos 55Kendari 93114Telp. (0401) 312571Faks. (0401) 313180E-mail : [email protected] : http://sultra.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)GorontaloJalan Kopi No. 270, Desa Iloheluma, KecamatanTilongkabila, Kabupaten Bone BolangoGorontalo 96183Telp. (0435) 827627Faks. (0435) 827627E-mail : [email protected] : http://gorontalo.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)MalukuJalan Laksdya Leo Wattimena-WaiheruKotak Pos 204 Passo, Ambon 97232Telp. (0911) 3303865Faks. (0911) 322542E-mail : bptp-maluku@litbang. deptan.go.idWebsite : http://maluku.litbang. deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Maluku UtaraKomplek Pertanian Kusu, Kecamatan Oba UtaraKota Tidore Kepulauan 97000Telp. (0921) 326350Faks. (0921) 326350E-mail : [email protected]

[email protected] : http://malut.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)PapuaJalan Yahim No. 49, Sentani, Kotak Pos 256, SentaniJayapura 99352Telp. (0967) 592179Faks. (0967) 591235E-mail : [email protected] : http://papua.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Papua BaratJalan Amban Pantai WaidemaKotak Pos 254, Manokwari 98314Telp. (0986) 213182, 211377Faks. (0986) 212052E-mail : [email protected] : http://papuabarat.litbang.deptan.go.id

Loka Pengkajian Teknologi PertanianKepulauan RiauJalan Pelabuhan Sungai Jang No. 38Tanjung PinangTelp. (0771) 22153Faks. (0771) 313299E-mail : [email protected]

Loka Pengkajian Teknologi Pertanian SulawesiBaratJalan Martadinata No. 16Mamuju, Sulawesi BaratTelp. (0426) 22547Faks. (0426) 22547E-mail : [email protected] : http://sulbar.litbang.deptan.go.id