91
1 Laporan Akhir Penelitian Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb Terhadap Biota Laut dan Konsumennya Di Kelurahan Bagan Deli Belawan Oleh : Ir. Lestina Tiarma Ida Siagian, MSi NIDN : 0120125901 Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2014

Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb Terhadap Biota Laut …akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/TEKNIK/ELEKTRO/Lestina_Siagian/Penelitian...Hasil Uji Statistik Konsentrasi Logam Berat

  • Upload
    lekhanh

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

1

Laporan Akhir Penelitian

Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb Terhadap

Biota Laut dan Konsumennya Di Kelurahan Bagan

Deli Belawan

Oleh : Ir. Lestina Tiarma Ida Siagian, MSi

NIDN : 0120125901

Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2014

2

DAFTAR ISI

RINGKASAN ...................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ v

PENDAHULUAN ................................................................ 1

Latar Belakang ........................................................... 1

Permusan Masalah ..................................................... 3

Tujuan Penelitian ...................................................... 3

Hipotesa Penelitian ................................................... 4

Mamfaat Penelitian .................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5

Pencemaran Laut ........................................................ 5

Indikator Biologis ....................................................... 9

Pencemaran Logam Berat ............................................ 10

Sifat-sifat Logam Berat ................................................ 13

Bioindikator Rambut .................................................... 17

Pencemaran Logam Berat Di Sungai Deli ................... 18

Kelurahan Bagan Deli Sebagai Lokasi Penelitian ...... 21

METODE PENELITIAN ................................................... 24

Rancangan Penelitian ................................................... 24

3

Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 25

Pengumpulan Data ........................................................ 25

Biota Laut ...................................................................... 26

Bahan dan Alat .............................................................. 26

Tahap Analisis Laboratorium ....................................... 27

Analisa Statistik ........................................................... 30

Pengujian Hipotesis Secara Statistiks ........................... 34

HASIL PEMBAHASAN ..................................................... 36

Konsentrasi Logam Berat Pada Biota Laut Sampel ...... 39

Pengujian Hipotesis Secara Statistik ............................ 40

Konsentrasi Logam Pb Pada Rambut .......................... 42

Analisa Hasil Pengujian Regresi Berganda ANOVA .... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 46

Kesimpulan ................................................................... 46

Saran ............................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 50

LAMPIRAN ......................................................................... 53

4

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Konsentrasi Ion-ion Logam (mg/l) yang Matematika

Beberapa Biota laut Pada Pernapasan 96 jam ............................ 8

2. Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya ............................. 13

3. Kadar Pb dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak

Pepapar oleh Pb ........................................................................... 16

4. Industri yang mengeluarkan Limbah Logam Berat

Sepanjang DAS Sungai Deli dari Hulu ke Hilir ......................... 19

5. Kandungan Logam Berat pada Limbah Industri ........................ 21

6. Data Kependudukan Kelurahan Bagan Deli Belawan ............... 22

7. Komposisi Mata Pencaharian ..................................................... 22

8. Kandungan Logam Pb pada Contoh Biota Laut Belawan .......... 38

9. Hasil Uji Statistik Konsentrasi Logam Berat Pb dengan

Standart kesehatan ....................................................................... 41

5

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Proses Perjalanan Logam berat dari Sumber

Pancemar

sampai ke Tubuh Manusia ............................................... 12

2. Dinamika metabolisme Pb pada Tubuh Manusia ............. 16

3. Industri Sepanjang Sungai Deli ......................................... 20

4. Tahap Analisis Laboratorium ............................................ 30

6

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Gambar Kerangka Pemikiran .................................................. 53

2. Gambar Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut ..................... 54

3. Tabel Baku Mutu Limbah Logam Berat Untuk Industri ......... 56

4. Tabel Kandungan Rata-rata dari Beberapa Logam erat

Penting yang Dihasilkan Berbagai Industri ...................... 58

5. Logam Beracun dan Organ Target ........................................... 59

6. Organ Target yang dirusak oleh Berbagai Logam .................. 59

7. Gambar-gambar Kegiatan Peneltian di lapangan .................... 60

8. Hasil Analisis terhadap Rambut Responden

Dengan Program SPSS 10,05 ............................................ 64

9. Kuesioner Penelitian ................................................................. 75

10. Tabel Distribusi Normal ........................................................... 77

11. Tabel Distribusi t ...................................................................... 78

12. Peta Lokasi Kelurahan Bagan Deli .......................................... 79

13. Hasil Analisis Sampel .............................................................. 80

7

PENDAHULUAN

Latar Belakang

“Hanya dalam lingkungan yang baik, manusia dapat

berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang

baik, lingkungan hidup dapat berkembang kearah yang

iptimal”(Sastrawijaya, 2000)

Pencemaran lingkungan semakin banyak menarik perhatian

karena dampak yang ditimbulkannya.Aktivitas kehidupan yang sangat

tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan

bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupana manusiia dan

tatanan lingkungan hidupnya. Pencemaran yang dapat menghacurkan

tatanan lingkungan hidup biasanya berasal dari limbah-limbah yang

memiliki toksisitas yang tinggi seperti limbah logam berat.

Sungai merupakan temapat yang paling mudah untuk membuang

limbah yang akhirnya sampai ke laut dan menjadi temapat

terakumulasinya bahan pencemar. Di laut hidup sejumlah biota laut

seperti jenis ikan dan kerang; jika ikan-ikan dan kerang ini dimakan oleh

manusia, bahan cemaran tersebut akan masuk ke tubuh mansuia.

Perairan Belawan terletak di Pantai Timur Provinsi Sumatera

Utara, sebagian berada di wilayah Kota Medan dan sebagian lagi

merupakan wilayah kabupaten Deli Serdang.Secara geografis terletak

pada koordinat 03o47’00” LU dan 98

o42’00” BT diapit oleh muara

Sungai Belawan dan Sungai Deli. Sungai-sungai ini menerima limbah

logam berat baik yang berasal dari limbah domestik maupun limbah non

domestik. Limbah domestik yang masuk ke Sungai Deli berasal dari

8

limbah kota, limbah rumah tangga, rumah sakit, laboratorium, pasar,

jalan dan terminal. Sedang limbah non domestik berasal dari

pabrik/industri, pertanian, perikanan, peternakan dan

transprotasi.Disepanjang Sungai Deli banyak terdapat industri yang

terdiri dari 35% industri organik, 33% industri logam, 25% industri

kimia, 10% undustri semendan 1% industri pupuk dari 85 buah industri

(Masaulina, 1992).

Masyarakat kelurahan Bagan Deli yang berlokasi di muara

Sungai Deli sehari-harinya mengkonsumsi biota laut yang mereka

tangkap dari perairan disekitarnya. Untuk mengetahui apakah biota laut

yang mereka konsumsi telah tercemar ligam berat, maka dilakukan

pengukuran konsentrasilogam berat tertentu pada jenis biota laut tersebut

dan membandingkan dengan buku mutu kesehatan yang dikeluarkan oleh

WHO

Apabila Biota laut tersebut sudah tercemar oleh logam berat Pb

dan dikonsumsi oleh manusia,akan terjadi proses biomagnifikasi pada

tubuh manusia. Sebagian akan dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh

manusia, sedang sisanya akan terakumulasi pada logam tubuh seperti

rambut, ginjal, kuku, darah, hati; sehingga untuk mengetahui kadar

logam berat yang sudah terakumulasi pada tubuh mansuia dapat diukur

melalui organ-organ tersebut.

Penelitian ini akan mengambil batasan daerah Kelurahan Bagan

Deli sebagai muara Sungai Deli, pengukuran logam berat Pb terhadap

9

jenis biota laut yang dikomsumsi masyarakat, pengukuran konsentrasi

logam berat pada rambut konsumen sebagai indikator pencemaran.

Sebagai kontrol diambil dari masyarakat bukan nelayan dari Kelurahan

Sicanang dan masyarakat pegunungan dari Desa Sabungan Ni Huta

Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara dengan asumsi jenis biota laut yang

dikonsumsi adalah sama.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tesebut diatas, dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah biota laut perairan Belawan telah tercemar logam Pb?

2. Apakah konsumen (penduduk ) telah tercemar logam Pb?

3. Apakah ada pengaruh tingkat konsumsi biota laut, usia konsumen

terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen ?

Tujuan Penelitian

1. Utuk mengetahui kandungan (konsentrasi) logam berat pada biota

laut Belawan.

2. Untuk mengetahui konsentrasi Pb yang terakumulasi pada rambut

konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi biota laut dan usia

konsumen terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen.

10

Hipotesa Penelitian

1. Biola laut perairan Belawan telah tercemar logam berat Pb..

2. Konsumen biota laut telah tercemar logam Pb.

3. Ada pengaruh tingkat konsumsi biota laut, usia konsumen terhadap

konsentrasi Pb pada rambut konsumen.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai kelayakan biota laut

perairan Belawan untuk dikonsumsi

2. Sebagai informasi bagi Departemen Perikanan Dan Kelautan

mengenai tingkat kotaminasi logam berat Pb pada biota laut

diperairan Belawan.

3. Sebagai informasi bagi Depperindag dalam kaitan pemberian surat

izin usaha bagi industri yang menghasilkan limbah logam berat.

4. Sebagai informasi bagiBapedalda dalam kaitannya dengan masalah

penyusunan AMDAL dan ANDAL bagi industri yang menghasilkan

limbah logam berat.

11

TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran laut

Gejala pencemaran laut telah berlangsung sepanjang zaman.

Beberapa dasawarsa akhir ini laut mendapat tambahan zat-zat pencermar

baik yang berupa limbah padat maupun berupa limbah cair, sehingga laut

tidak mampu lagi melakukan purifikasi karena telah melampaui daya

dukungnya. Sebagai akibatnya, laut menjadi kotor bahkan kadang sangat

kotor. Kotoran tersebut tersebar merata sehingga mempengaruhi

lingkungan laut tersebut. Karena faktor-faktor diatas laut berada dalam

situasi dan kondisi yang dapat dikatakan sebagai keadaan tercemar

(Saptarini, 1996).

Menurut peraturan RI N0. 19 Tahun 1999 tentang pengendalian

pencemaran dan/atau perusakan laut, Pencemaran Laut adalah

masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi/atau komponen

lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/ atau fungsinya.

GESAMP (Group of Expert on the Scientific Aspect on Marine

pollution) mendefinisikan Pencemaran Laut adalah masuknya atau

dimasukkannya zat atau energi oleh manusia baik secara langsung

maupun tidak langsung ke lingkunagan laut yang menyebabkan efek

merugikan kerena merusak sumber daya hayati, membahayakan

kesehatan manusia, menghalangi aktifitas di laut termasuk perikanan,

12

menurunkan mutu air laut yang digunakan serta mengurangi kenyamanan

dilaut (Fahmi, 2000).

Pencemaran laut menurut Mc. Connacghey (1974) dalam

Sumadhiharga (1995) adalah disebabkan 7 hal yaitu:

1) Perubahan-perubahan estuarina, gobe, habibat-habibat pantai oleh

pencemaranyang berasal dari daratan atu adanya pencemaran akibat

pengerukan, pembangunan, perkapalan dan aktivitas lainnya dilaut.

2) Penyebaran pestisida dan zat-zat kimia lainnya yang meluas hampir

keseluruh dunia.

3) Pencemaran minyak.

4) Sumber-sumber mineral didasar laut

5) Konta minasi zat-zat radio aktif yang terbesar luas

6) Perubahan-perubahan atmosfir yang mempengaruhi keseimbangan

karbondioksida, oksigen dan karbonat yang merusak biota di seluruh

dunia

7) Pencemaran panas.

Sedangkan menurut Fahmi (2000) sumber pencemara laut secara

umum disebabkan oleh kegiatan atau aktivitas di darat (land based

pollution) maupun kegiatan di laut (sea based pollution). Diperkirakan

sekitar 80% sumber percemaran laut berasal dari aktivitas didaratan

seperti penebangan hutan, buangan limba industri, limba pertanian dan

budaya, limba cair domestik, limba padat serta reklamasi pantai.

Sedangkan aktifitas di laut yang berpotensi mencemari lingkungan laut

13

adalah laut adalah kegiatan transportasi pelayanan, pertambangan,

eksplorasi dan eksplotasi minyak dan gas bumi

Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika,

kimiawi maupun biologis banyak menghasilkan racun bagi biotan laut

dan manusia.Menurut Ginting (1992) limba industri mengandung limbah

B3 (bahan beracun berbahaya).Yang termasuk racun-racun dari limbah

industri adalah logam berat, zat-zat organik minyak bumi, zat-zat

petrokimia, zat-zat organik dan pestida (Idler, 1972 dalam Sumadhiharga,

1995).Banyak dari zat-zat ini menjadi racun bagi biota laut dan

manusia.Bila zat-zat tersebut masuk kelaut menjadi sumber daya

perikanan sangat terancam, menurunnya harga ikan karena manjadi

kurang baik warnanya, rasanya bahkan kadang-kadang jenis tertentu

beracun.Pencemaran laut juga dapat mengakibatkan bekurangnya

produksi ikan yang disebabkan kerusakan ekologis (Sumadhiharga,

1995).

Pencemaran sumber daya ikan adalah tercampurnya sumber daya

ikan dengan makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain akibat

perbuatan manusia sehingga sumber daya ikan menjadi kurang atau tidak

berfungsi sebagaimana seharusnya dan / atau berbahaya bagi yang

memanfaatkan (Men. Pertanian, 1985).

Undang- undang No. 9 tahun 1985 Menteri Pertanian Pasal 1 Butir

2 menguraikan jenis-jenis ikan dan biota perairan lainnya:

1. Pisces (ikan bersirip)

14

2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dsb).

3. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput).

4. Colenterata (ubur-ubur dan sebangsanya)

5. Echinodermata (tripang, bulu babi)

6. Ampihibia (kodok dan sebangsanya)

7. Reptillia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dsb)

8. Mammalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung)

9. Algae(rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup didalam

air).

10. Biota perairan lainnya ada yang ada kaitannya dengan jenis-jenis

tersebut diatas.

Tabel 1 : Konsentrasi Ion logam (mg/I) yang mematikan beberapa

Biota laut pada pernapasan 96 jam

Jenis

Logam

Berat

Jenis Biota Laut

Ikan Udang Krang Polyeheta

Cd

Cr

Cu

Hg

Ni

Pb

Zn

22 – 55

91

2,5 – 3,5

0,23 – 0,8

350

188

60

0,15 – 47

10

0,17 -100

0,05 – 0,5

6 -47

-

0,5 - 50

22 – 35

14 – 105

0,14 – 2,4

0,58 – 32

722 – 320

-

10 -50

2,5 -12,1

2,0 – 9,0

0,16 – 0,5

0,20 – 0,09

25 – 72

7,7 – 20

1,8 -55

Sumber : Jackimetral (1970) dalam Palar (1994)

15

Indikator Biologis

Indikator bologis merupakan petunjuk ada tidaknya kenaikan

kedaan lngkungan dari keadaan garis dasar malaui analisis kandungan

logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat didalam

hewan maupun tanaman atau suatu hasil dari hewan (susu, keju) maupun

tanaman (buah, umbi). Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan

atau tanaman yang terletak pada dasar pencemaran lingkungan sebelum

sampai ke manusia. Indikator biologis yang ada pada jalur air baik air

sungai, air danau maupun air laut dan akan sampai kepada manusia

(Wardhana, 1995) adalah:

1. Phytoplankton, jenis plankton tanaman.

Indikator biologisnya: Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), plutonium

(Pu),Cesium (Cs), Yrtium (Y), Tritium (H3)

2. Zooplankton, jenis plankton hewan.

Indikator biologisnya : Ytrium (Y), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan

(Mn), Strontium (Sr), Nikel (Ni), Zirkonium (Zr).

3. Mollusca, jenis kerang-kerangan

Indikator biologisnya : Seng (Zn), Nikel(Ni), Tembaga (Cu),

Kadmium (Cd), Cromium (Cr), Mangan (Mn), Cesium (Cs), Kobalt

(Co)

4. Crustacea, jenis-jenis siput-siputsn.

16

Indikator biologisnya: Srtontium (Sr), Tritium (H3), Ytirum (Y),

Cesium (Cs), Kobalt (Co), Seng (Zn), Tritium(Y), Cesium (Cs),

Kobalt (Co), Seng (Zn), Manga ( Mn).

5. Ikan dan sejenisnya

Indikator biologisnya : Kadminum (Cd), Kromium (Cr), Mangan

(Mn), Cesium (Cs), Seng (Zn)< Besi (Fe)< Kobalt (Co).

Pencemaran Logam Berat

Pencemaran yang disebabkan logam berat sangat perlu mendapat

perhatian karena adanya sifat-sifat logam berat yang tahan pelapukan

(non degradable) dan mudah diadsorbsi oleh biota laut baik secara

langsung maupun melalui rantai makanan. Pencemaran suatu perairan

oleh unsur-unsur logam berat selain dapat mengganggu ekosistem juga

secara tidak langsung dapat merusak perikanan dan kesehatan manusia

(Mansur,1982 dalam Sumadhiharga, 1995).

Umumnya logam berat dalam industri dipakai sebagai bahan baku,

aditif dan ktalisator. Unsur-unsur logam berat ini sebagai besar masuk ke

lingkungan laut melalui aliran sungai.Hanya unsur-unsur yang menguap

saja yang banyak dibawa oleh udara seperti metkuri dan selinium. Unsur

logam berat dapat masuk kedalam tubuh biota laut melalui 3 cara yauitu

melalui permukaan tubuh, terserang insang dan rantai makanan

(Sumadhiharga, 1995). Merkuri termagnifikasi oleh ikan-ikan yang lebih

besar melalui ikan-ikan kecil (Lasut& Lumyar, 1998).

17

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat beberapa

macam penyakit pada manusia akibat memakan makanan yang

mengandung logam berat seperti kanker, gangguan saluran cerna, ginjal,

dll. Pencemaran merkuri di Minamata Jepang (1953- 1960 ) dan Niaga

Jepang (1968) berasal dari limbah industri plastik yang memakai

katalisator merkuri clorida menyebabkan tingginya kadar merkuri pada

ikan yang berasal dari hasil laut sekitarnya dan menyebabkan masyarakat

yang mengkomsumsikannya keracunan merkuri. Akibatnya timbul

berbagai penyakit seperti depresi, gangguan jiwa dan cacat. Tercatat pada

periode 1953-1960 di Minamata 111 orang meninggal dan di Nigata

(1968) 5 orang meninggal 25 cacat ( Palar, 1994),

Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak LON (Lembaga

Oceanologi Nasional- Lipi) Pada Tahun 1983 menunjukkan bahwa kadar

mercuri dalam perairan Teluk Jakarta telah mencapai 0,027 ppm, berarti

hampir empat kali dari jumlah hasil penelitian yang dilakukan dua tahun

sebelumnya. Peningkatan itu mengakibatkan bencana. Tercatat satu

orang telah meninggal dan beberapa orang mengalami kelupuhan, lidah

keluh, dan sama sekali tidak memiliki daya (Sastrawijaya, 1991)

Hasil penelitian tehadap kerang-kerangan di teluk Buyat dan teluk

Minahasa (1999) menujukan terdapat konsentrasi logam berat Cd 0,228

ppm, Hg 0,138 ppm dan Fe 5,28 ppm, sedang untuk jenis Gastropoda

konsentrasi Cd 0,111 ppm, Hg 3,745 ppm dan FE 5,847 ppm (poliiii dkk,

1999) Hasil penelitian Bapedal (2000) menemukan pada 10 ekor ikan

18

sampel yang dianalisa yang ditangkap dari peraian Teluk Buyat,

diperoleh hati dan perut ikan merupakan organ mengakumulasi logam

Arsen tertinggi, yaitu sekitar 2,772 ppb-5, 1365 ppb, konsentrasi logam

besi (Fe) terakumulasi paling banyak pada daging ikan, yaitu sekitar

1,03- 1,86 ppm. Dan hasil pengukuran kosentrasi logam berat Arsen

terhadap ikan lemutu sebesar 22,7 mg/kg dan ikan kapas-kapas

mengandung 5,33 mg/kg merkuri (Hg) melampaui toleransi WHO

sebesar 30 ppb. Tingginya konsentrasi logam berat tersebut diduga

karena Teluk Buyat telah mengalami pencemaran yang berasal dari

pembuangan tailing oleh perusahaan tambang emas PT. Newmont

Minahasa Raya (Walhi, 2004)

Gambar 1 : Proses perjalanan logam berat dari sumber pencemar

sampah ke tubuh manusia

Sumber : Surwirma (1998)

Industri Limbah

logam

logam

berat

Sungai Laut

Air Minum

Pertanian Ikan Ikan benthos, dll

Manusia

Irigasi

Tambak Fitoplankton Xoopnakton

Bantuan

19

Sifat-Sifat Logam Berat Pb

Sifat – Sifat Fisika dan Kimia Pb

Timbal atau timah hitam dalam bahasanya ilmiahnya dinamakan

Plumbum dan dilambangkan dengan Pb. Nomor atom 82, bobot atom

207,2 dan titik lebur 327,5oC. Logam ini termasuk ke dalam kelompok

logam golongan IVA pada tabel periodik unsur kimia.Timbal dan

persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam

unsur baterai digunakan sebagai grik yang merupakan alloy dengan

logam bismut (Pb-Bi) dengan perbandingan 93 : 7.Timbal Oksida (PbO4)

dan logam timbal dalam industri baterei digunakan sebagai bahan aktif

dalam pengaliran arus elektron. Bentuk persenyawaan Pb dengan unsur

kimia lainnya serta kegunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2 : Bentuk persenyawaan Pb dan Kegunaannya

Bentuk Persenyawaan Kegunaan

Pb – Sn

PB + As + Sm + Bi

Pb + Ni

Pb + Cr + Mo + Ce

Pb – Asetat

Pb + te

(CH3)4 Pb – Tetramil Pb}

(C2H5)4 Pb – Tetramil Pb

Kabel telepon

Kabel listrik

Senyawa azida untuk bahan

peledak

Untuk pewarnaan pada cat

Pengkilap keramik dan bahan anti

api

Pembangkit istik tenaga panas

20

Addtitive untuk kendaraan

bermotor

Sumber : Palar (1994)

Limbah dari industri-industri di atas mengandung Pb. Sedang

bahan additive yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan

bermotor pada umumnya terdiri dari 62% tertracil Pb, atau timbal

tertracil sebagai anti knocking. Setelah pembakaran akan keluar sebagai

senyawa PbCl2 atau PbBr2.

Pb dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan

secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas mansuia. Secara alami

pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Disamping itu proses

herotifikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang yang

merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk ke badan

perairan lalu ke laut. Akibat aktivitas kehidupan manusia diantaranya

adalah air buangan (limbah) industri dan dari pertambangan biji timah

hitam.Senyawa Pb dalam badan perairan dalam bentuk Pb2+

, Pb4. Ikan

dapat mengadsorbsi Pb dapat permukaan tubuh dan makanan yang

dikonsumsinya. Kerang dapat mengakumulasi Pb dalam jumlah besar

(Palar, 1994).

Toksikologi Logam Berat Pb

Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan

minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Namun

demikian jumlah Pb yang masuk bersama makanan dan/atau minuman

21

masih mungkin ditolerir oleh lambung disebkan oleh asam lambung

(HCI) mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb, walupun pada

kenyataannya Pb lebih banyak dikeluarkan bersama tinja, pada jaringan

dan/atau organ tubuh, logam Pb terakumulasi pada tulang dan rambut

karena logam ini dalam bentuk ion (Pb2+

) mampu menggantikan

keberadaan ion Ca2+

. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat

melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem

peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan

dikeluarkan bersama air susu. Keracunan Pb dapat pempengaruhi sistem

syaraf, inteligasia dan pertumbuhan anak-anak serta kerusakan ginjal.

Keluhan sakit kepala, gelisah, gugup, lemas, mudah tersinggung

merupakan beberapa tanda yang mendahului efek keracunan sebelum

terjadinya koma, kemudian kematian (Palar, 1994). Dinamika

metabolisme Pb pada tubuh manusia digambarkan oleh Rabinowitz, et al.

(1974):

22

Gambar 2 : Dinamika metabolisme Pb pada tubuh manusia

Kadar Pb dalam jaringan tubuh orang yang tidak tepapar oleh Pb

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3: Kadar Pb dalam 9 jaringan tubuh orang-orang yang tidak

tepapar oleh Pb

Jaringan Mg Pb/100gr jaringan basah

Rambut

Tulang

Hati

Paru-paru

Ginjal

Limpa

Jantung

0,07 – 1,17

0,67 – 3,59

0,04 -0,28

0,03 – 0,09

0,05 – 0,16

0,01 – 0,07

0,04

Pb. Dalam makanan Pb. di udara

Darah Jaringan keras Jaringan Lunak

Urine

Sekresi

Rambut

Pencernaan, Kuku

23

Otak

Gigi

0,01 – 0,09

0,28 – 31,4

Sumber : Palar (1994)

Biondikator Rambut

Rambut mengandung protein struktural terdiri dari asam-asama

amino sistem yang mengandung ikatan disulfida sistein (-S-S-) dan gugus

sulfihidril (-SH) yang berkembang mengikat logam berat yang masuk ke

dalam tubuh, jumlah logam berat pada rambut bekorelasi dengan jumlah

yang diadsorbsi oleh tubuh. Oleh karena itu rambut dapat dijadikan

sebagai bahan biopsi.(Saeni, 1997).

Keuntungan digunakannya rambut sebagai bioindikator adalah :

1. Dapat dengan mudah dikumpulkan

2. Tidak merugikan donor

3. Dapat disimpan dalam waktu relatif lama sebelum dianalisis tanpa

menimbulkan kerusakan pada contoh

4. Konsentrasi sebagian besar unsur renik relatif tinggi terkandung pada

rambut dibandingkan pada bagian tubuh lainnya (Laker, 1982).

24

Pencemaran Logam Berat di Sungai Deli

Sungai Deli terletak pada 2o57

4’ – 3

o16’ LS dan 98

o33’ BT –

99o44’BB.Sepanjang DAS Sungai Deli terdapat 85 buah industri dan 13

diantaranya adalah industri yang menghasilkan limbah logam berat (lihat

table 6).Dari jenis limbah logam berat yang dihasilakan sebahagian besar

jmengandung logam berat Pb (lihat Tabel 7).

Hasil penelitian terdahulu tentang kadar beberapa logam berat

termasuk Pb di Sungai Deli di sekitar daerah industri lapis dan industri

baja sudah melampaui bakumutu atau Nilai Ambang Batas (NAB). Hasil

pengukuran menunjukkan bahwa kada logam Pb = 1,14 ppm (NAB = 0,1

ppm) (Putra, 2002). Berdasarkan data tersebut dipilih limbah logam berat

Pb, untuk diteliti konsentrasinya.

25

Tabel 4: Industri Yang mengeluarkan Limbah Logam berat

Sepanjang DAS Sungai Deli (dari hulu ke hilir)

No Nama Perusahaan Jenis Industri

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11.

12.

13.

PT. Intan Sua kartika

PT. Karya Plastik

PT. Kim Sari Paper

PT. Karya Elektroplating

CV. Tri Murni

PT. Sumatex

PT. Golgon

PT. SICO

PT. Intan Nasional

PT. Growth Sumatera

PT. Wira Mustika

PT. Ahli Teknik

PT. Baja Garuda

Baja

Plastik

Kertas

Elektroplating

Teksstil

Tekstil

Baja

Cat

Baja

Baja

Baja

Elektroplating

Baja

Sumber: Bapedalda (1998/1999)

26

Gambar 3 : Industri Sepanjang Sungai Deli

Sumber : Bapedalda (1998/1999)

27

Tabel 5: Kandungan Logam Berat pada Limbah Industri

No. Jenis Industri Limbah Logam Berat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Baja

Elektropolating

Tekstil dan zat warna

Cat

Penyamakan kulit

Percetakan dan tinta cetak

Minyak pelumas

Logam & kawat

Gela, keramik, ubin dan

Teraso

Baterei kering dan aki

Plastik PVC

Cu, Pb, Zn, Cd

Cu, Cr, Ni, Zn

Pb, Cr, Cd, Ni, Mo, CI

Hg, Pb, Zn, Ni, Cr

Pb, Cr,Zn

Pb, Te

Cd, Pb

Cr, Pb, Zn

Cy. Pb

Cd, Hg, Pb, Zn, Ni

Cr, Cd

Pb, Zn, Ni, Cr

Sumber : Palar, 1994

Kelurahan Bagan Deli Sebagai Lokasi Penelitian

Kelurahan Bagan Deli di Pantai Timur perairan Belawan terletak di

muara Sungai Deli pada kemiringan 0 – 2% dengan evaksi 0 -3,9 m

diatas permukaan laut. Muara Sungai Deli mempunyai konfigurasi dasar

laut relatif landai dengan kemiringan rata-rata 0 – 40% dan kedalaman

perairan antara 1 -2,20m.(Silalahi, 2001).

28

Kelurahan Bagan Deli dihuni oleh 3.017 rumah tangga dengan

perincian sebagai berikut:

Tabel 6: Data kependudukan kelurahan Bagan Deli Belawan

Jenis Kelamin Jumlah Orang %

- Laki-laki dewasa

- Perempuan dewasa

- Anak laki-laki

- Anak perempuan

4.038

4.669

3.958

2.701

26,3

30,51

25,86

17,65

Jumlah 15.306 100,4

Tabel 7 : Komposisi mata pencharian

Mata Pencaharian Jumlah orang %

- Pengawal negeri

- Pegawai swasta

- TNI/polri

- Nelayan

- Pedagang

- Pensiunan

42

1.682

6

1,269

186

21

13,10

52,46

0,19

39,58

5,80

0,66

Jumlah 3 . 206 100,00

Sumber : BPS (2002)

Data diatas menunjukkan populasi masyarakat nelayan di

kelurahan Bagan Deli sebesar ± 40%.Sehari-hari mereka mengkonsumsi

biota laut yangditangkap dari perairan disekitarnya seperti jenis ikan dan

29

kerang. Untuk mengetahui apakah biota laut yang mereka konsumsi telah

tercemar logam berat, maka dilakukan pengukuran konsentrasi dengan

bakumu WHO untuk kandungan logam berat yang diizinkan pada biota

laut. Sedang dari penelitian terdahulu terhadap jenis kerang-kerang di

muara Sungai Deli didapatkan bahwa kadar Cadmium (Cd) sebesar 1,706

ppm (Hutabarat, 1997) sedang NAB untuk konservasi biota laut bagi

logam Cd adalah 0,05 ppm (WHO, 1998).

30

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis studi

kasus. Metode deskriptif di rancang untuk mencari fakta dengan

interprestasi yang tepat dan bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran, lukisan secara sistematis faktual dan akurat menganai fakta-

fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomensa yang diselediki (Nazir,

M, 1983).

Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang

berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari seluruh personalistas

(Macfild, 1930 dalam Nazir, M, 1983).Tujuan studi kasus adalah untuk

memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat

serta karakter-karakter yang hkas dari kasus ataupun status dari individu

yang kemudian dari sifat yang khas lebih menahankan mengkaji variabel

yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil (Nazir, M, 1983).

Jenis data yang duikumpulkan dalam penelitian ni adalah data

primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang berkaitan

dengan tingkat konsumsi atau pola konsumsi biota laut, usia konsumen

dan kandungan logam berat Pbpada biota dan rambut konsumen

responden. Data sekunder berupa data penduduk serta hasil wawancara.

Dengan mehubungkan antara data kandungan logam berat Pb pada biota

laut, tingkat konsumen biota laut, usia konsumen dengan data kandungan

logam berta yang terkamulasi pada rambut responden serta data

31

pendukung lainnya, ingin diketahui sejauh mana pengaruh pencemaran

logam berat di Laut Belawan telah samapi kepada mansuia sebagai

konsumen biota lautnya.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Responden dan donor rambut dipilih secara acak dari tiga lokasi.

Lokasi pertama adalah nelayan pemilik maupun nelayan buruh penduduk

Kelurahan Bagan Deli, lokasi kedua adalah masyarakat bukan nelayan

dari Kelurahan Sicanang Belawan, sedang lokasi ke tiga adalah

masyarakat pegunungan dari Desa Sabungan Ni Huta Kecamatan

Sipahutar Tapanuli Utara.

Biota laut diperoleh dari hasil tangkapan nelayan Bagan Deli.Untuk

analisa rambut dan biota laut dilakukan di laboratorium Lingkungan

Hidup BAPEDALDA Sumut. Penelitian dilakukan selama bulan Januari

s/d Maret 2004.

Pengumpulan Data

Data tingkat konsumsi ikan dan kerang diperoleh dari responden

dan data kandungan logam berat pada rambut dan biota laut serta data

pendukung lainnya merupakan data hasil analisis di laboratorium; data

yang diperoleh dari Departemen kelautan dan perikanan, Badan POM,

isntansi lain yang terkait serta studi kepustakaan. Data tingkat konsumen

biota laut berdasarkan konsumsi dalam satu minggu terakhir, usia

konsumen dan lain-lain di peroleh melalui hasil wawancara terhadap

responden berdasarkan kuesioner yang telah disusun. Sedangkan data

32

kandungan logam berat (Pb, Cd, Cr) diperoleh melalui pengukuran

sampel biota laut serta rambut responden

Biota Laut Sampel

Contoh biota laut yang dianalisis adalah dari jenis yang dikonsumsi

oleh reponden sehari-harinya yaitu jenis ikan pelagis seperti ikan dencis

(sardeinella sirm), ikan kepe-kepe atau ikan ketang-ketang (scatophangus

argus), jenis ikan demersial seperti ikan gulamah atau ikan samgeh

(pseudocelinia amoyensis), cumi-cumi (loligo vulgaris), udang windu

(penaeus monodon), jenis kerang-kerangan seperti kerang darah

(anadarah indica) dan kerang bulu (anadara granosa). Data kandungan

logam berat pada rambut dengan usia konsumen antara 1 tahun – 70

tahun, yaitu masing-masin 28 data dari keluarga nelayan yang bersedia di

ambil rambutnya dan sebagai kontrol diambil 28 data dari keluarga non

nelayan dan 28 data dari keluarga di daerah pegunungan.

Bahan Dan Alat

Bahan

a. Sampel biota laut berupa ikan dan kerang diperoleh dari hasil

tangkapan nelayan

b. Rambut diperoleh dari responden

c. Larutan standard Pb 1000 ppm

d. HNO3 pekat (65%)

e. HCI 2%

33

f. Aquadest

Alat

a. AAS (Atomic Absorbtion Emission Spectrophotometer) model AA

630 -12.

b. Neraca Analitik listrik

c. Cawan porselen

d. Muffle furnace

e. Breaker gelas

f. Batang pengandung

g. Gelas ukur 10 ml

h. Erlenmeyer

i. Sendok

j. Kaca arloji

k. Pipet volume

l. Corong

m. Kertas sarin

n. Labu ukur 50 ml

Tahapan Analisis Laboratorium

a. penyediaan larutan standard logam berat. Stock larutan standard Pb

masing-masing 1000 ppm di pipet sebanyak 1 ml, masing-masing

dimasukkan kedalam labu ukur dan diencerkan sampai 100 ml. Larutan

tersebut mengandung 10 ppm masing-masing logam berat. Dengan

34

pengeceran larutan standard tersebut disesuaikan dengan batas baku mutu

untuk konsentrasi biota laut yaitu Pb 0,05 ppm (WHO, 1988)

b. Penyediaan sampel

1. Biota Lut

a) Kerang dan ikan diambil dagingnya, dikeringkan dalam oven

pada temperatur 105ºC selama 12 jam untuk menghilangkan

kadar airnya.

b) Sampel kering ditimbang sebanyak 3 gram dan ditempatkan

pada cawa porselen.

c) Tambahkan 10 ml HNO 65% +25 ml air suling.

d) Panaskan di hot plate selama 30 menit = 120 c sampai volume

berkurang 10 ml.

e.) Diangkat keluar, setelah dingin ditambahkan 3 ml HCIO 2%,

kemudian ditambahkan 5 ml HNO (p) sampai timbul asap

putih dan filtra kelihatan jernih.

f) Setelah asap putih timbul teruskan pemanasan = 30 menit.

g) Dinginkan, saring dengan menggunakan kertas saring wattman

dan ditampung dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquadest

hingga tanda garis.

h) Analisa dengan AAS.

2. Rambut

a. Rambut diambil sebanyak 1,2 gram kemudian ditambahkan 5ml

HNO 65% tambah 12,5 air suling.

35

b. Panaskan diatas hot plate selama 15 menit = 120 C HCIO volume

berkuran 5 ml.

c. Dinginkan, tambahkan 2,5 HNO sampe timbul asap puih dan filtra

kelihata jernih kemudian teruskan pemanasan = 15 menit.

d. Dinginkan, saring masukkan ke dalam labu ukur 50 ml sampai

tanda garis

e. Analisa dengan AAS

3. Penentuan Kadar Berat

a. Ambil larutan standard logam berat yang telah disediakan dengan

kosentrasi tertentu, kemudian diukur absorbennya dengan kondisi

alat ukur AAS yang sesuai dengan penentuan masing-masing

logam

b. Ambil larutan sampai yang telah disiapkan sebanyak= kemudian

diukur absorbansinya, untuk logam Pb panjang gelombang 283,3

nm.

c. Masukkan cawan yang telah berisi contoh uji ke dalam oven suhu

pemanasan 195o C selama 2 jam.

d. Pndahkan dan masukkan ke dalam Desikator selama 30

menit/samapi dingin.

e. Tembang cawan tersebut dan catat beratnya.

f. Dari hasil pengukuran obsorbansi larutan standard logam berat

tersebut dibuat kurva kalibrasinya maka dapat ditentukan

konsentrasi logam berat tersebut dalam larutan contoh.

36

Gambar 4 : Tahap Analisis Laboratorium

Analisa Statisik

Analisa Regresi

Analisa regresi adalah metode statisik yang digunakan untuk

menetukan hubungan antara faktor-faktor perubahan yang mempengaruhi

suatu keadaan dalam bentuk matematika yang dapat dinyatakan dalam

persamaan garis.

Tujuan pokok metode ini adalah untuk memperkirakan nilai dari

suatu variabel dalam hubungannya dengan analisa regresi, dari

keseluruhan faktor-faktor pengaruh yang menyangkut analisa suatu

psikala dinyatakan ke dalam dua faktor pengaruh bebas (varibel bebas)

dan faktor pengaruh terikat (variabel terikat).

Penyediaan

Larutan standard

Pb

Penyediaan

Sampel

Biodata

Laut

Rambut

Ukur Absorbsinya

Kurva Kalibrasi

Konsentrasi Logam Berat

37

Sebagai besaran untuk menyatakan faktor-faktor pengaruh bebas dan

faktor-faktor pengaruh terikat adalah:

a. Variabel bebas, variabel yang diteliti pengaruhnya, variabel bebas ini

sering juga disebut dengan variabel eksperimen dengan notasi X.

b. Variabel terikat, variabel yang akan diramalkan akan muncul dalam

hubungan fungsional sebagai pengruh dari variabel bebas. Variabel

terikat ini dikenal dengan nama variabel control yang diberi notasi Y.

Regrasi Linear (Sederhana)

Untuk menentukan kadar logam berat pada biota laut dilakukan

melalui analsisi regresi linear (sederhana), dengan persamaan :

Y = a + bx

Dimana :

Y = Angka absorbansi

A = Konstanta

B = Koefisien regresi

X = Konsentrasi logam berat

Berdasarkan model regresi tersebut dapat dihitung:

a. Koefisien korelasi (r)

Ukuran yang diopakai untuk menyatakan seberapa kuat hubungan

antara variabel digunakan koefisien korelasi Person (Nazir, 1988) dengan

persamaan

SSySSx

SPr

.

38

Dimana : SP : Sum of Product

SSx: Sum Swuare dari variabel X

Ssy: Sum Square dari variabel Y

r : Koefisien korelasi Pearson

berdasarkan indeks korelasi -1 ≤ r ≤ 1.

Interprestasi koefisien korelasi:

r = 1 maka kedua variabel dikatakan berhubungan erat secara positif,

artinya main besar nilai variabel pertama dari suatu individu

tertentu, makin besar pula nilai variabel kedua pada indidvidu

yang sama

r = - 1 Maka kedua variabel berkaitan erat secara negatif, artinya

makin besar nilai variabel pertama dari suatu individu tertentu,

makin besar pula nilai variabel kedua pada individu yang sama.

r = O maka kedua variabel tidak berhubungan sama sekali.

b. t- test

yaitu menguji significancy absorbansi terhadap kadar logam

berat, dengan menggunakan rumus:

t – h = b / se (b)

t – h = t- hitung

b koefisiensi error koefisien regresi

39

Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh usia responden dan tingkat

konsumsi terhadap konsentrasi logam berat dilakukan melalui analisis

regresi berganda, berdasarkan model regresi sebagai berikut:

Y = bo + b1X1 + b2X2

Dimana :

Y = konsentrasi logam berat

bo = konstanta

b1 = koefisien regresi umur

b2 = koefisien regresi tingkat konsumsi

X1 = umur responden

X2 = tingkat konsumsi

Berdasarkan model regresi tersebut dapat dihitung:

a. Koefisien determinal (R2)

Fungsinya adalah untuk menetukan besarnya sumbangan (peranan)

dari variabel bebas (X1) terhadap varibel terikat Y, dihitung dengan

Rumus:

R2 = SSR/SSt

R2 = Koefisien determinasi

SSR = Sum of Square Regression

SST = Sum of Square Total.

b. t – test

Yaitu untuk menguji significancy variabel bebas secara individual,

dengan menggunakan rumus:

40

t – h = bi/se (bi), dimana:

t- h = t-hitung

bi = koefisien regresi ke-1

se (bi)= standar error koefisien regresi ke-1

c. F – h

Yaitu untuk significancy variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel terikat, dengan menggunakan rumus;

F hitung = knIRSS

kIESS 1

k = Jumlah variabel

n = jumlah sampel

ESS = Expained of Square

RSS = Residual Sum of Square

Pengujian Hipotesa Secara Statistik

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah biota laut telah

tercemar atau melewati nilai bakumutu, dilakukan dengan uji satu pihak

yaitu pihak kanan dengan harga level of significant (α) = 0,05, dimana

hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : X ≤ µo : berarti kadar logam berat dalam biota tidak melewati batas

maksimum kandungan logam berat yang diizinkan

dalam makanan.

41

H1 : X >µo: berarti kadar logam berat dalam laut melewati batas

maksimum kandungan logam berat yang diperbolhkan

dalam makanan.

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah Ho diterima

bila Z hit ≤ Z table, Ho ditolak bila Z hit > Z tabel

Untuk mempermudah analisis data, pengolahan data dilakukan

dengan bantuan perangkat lunak komputer, program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) Versi 10.05. (Santoso, 2000). Sedang

untuk melihat kuat lemahnya korelasi digunakan skala sebagai berikut:

Nilai 0,00 – 0, 19 menyatakan hubungan rendah sekali

Nilai 0,20 – 0,39 menyatakan hubungan rendah tapi pasti

Nilai 0,40 – 5,59 menyatakan hubungan yang cukup berarti

Nilai 0,60 – 0,79 menyatakan hubungan yang kuat dan tinggi

Nilai 0,80 – 0,99 menyatakan hubungan yang mutlak

42

HASIL DAN PEMBAHASAN

Masyarakat kelurahan Bagan Deli terdiri dari keluarga nelayan.(±

40%). Ketergantungan mereka terhadap keberadaan sumber daya alam

hayati perairan Belawan adalah sangat besar, sedangkan penurunan

kualitas perairan sebagai akibat dari pencemaran akan berpengaruhi

terhadap kualitas biota laut.

Dari hasil wawancara dengan 28 responden yang diambil dari

keluarga nelayan, diambil kesimpulan bahwa hasil tangkapan menurun

dari tahun ke tahun akibat seriusnya terjadi kematian ikan dan kerang

dalam humlah besar.Menurut responden, hal terebut diakibatkan

pencemaran yang masuk ke perairan terutama dari limbah pabrik yang

ada di sekitar daerah tersebut.

Untuk membuktikan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan

mengukur kandungan logam berat Pb pada contoh biota laut yang

diambil dari hasil tangkapan nelayan daerah tersebut meliputi jenis ikan

pelagis seperi ikan dencis (sardinella sirm), jenis ikan demersal seperti

ikan kepekepe atau disebut juga ikan ketang-ketang (spcatophagus

argus), ikan gulamah atau ikan samgeh (pseudosenia amoyensis), jenis

molluska seperti cumi-cumi (loligo vulgaris), kerang bulu (anadara indica

sp), kerang darah (ananda granosa sp).

Penelitian kandungan logam berat Pb pada biota laut Belawan perlu

dilakukan untuk mendapatkan data yang pasti mengenai apakah biota laut

43

tersebut masih aman untuk dikonsumsi, juga untuk membuktikan apakah

ada hubungannya dengan pencemaran logam berat di laut Belawan.

Kandungan logam berat Pb pada ikan dipengaruhi oleh cara ikan

dalam mengekresikan logam tersebut dari tubuhnya. Semakin baik

eskresi kadar logam tersebut semakin kecil kandungan dalam tubuhnya

dan sebaliknya laju absorbsi logam dari perairan di pengaruhi oleh

kondisi kelaparan hewan, fase siklus hidup, habitat, besar organisme,

jenis kelamin dan kemampuan hewan menghindar dari kondisi buru

(Darmono, 1982).

Pada tabel di bawah ini tercatum kadar logam Pb dari beberapa

contoh biota laut yang sehari- hari dikonsumsi oleh masyarakat

Kelurahan Bagan Deli. Pengambilan contoh dilakukan pada bulan Maret

2004.

44

Tabel 8 : Kandungan Logam Pb pada Contoh Biota Laut Belawan

No. Nama biota laut Kode Sampel Pb

(ppm)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Udang

Kerang bulu

Cumi-cumi

Ikan

Gulamah

Ikan kepe-kepe

Kerang darah ikan

dancis

I1

I2

I3

I4

I5

I6

I7

0,1625

0,1377

0,0093

0,1624

0,1886

0,2738

0,1374

Buku mutu yang ditetapkan oleh

UNEP/FO/WHO

0,05

Kerang mendapatkan makanan dengan menjaring (filter feed)

jasad-jasad renik terutama plankton nabati antara hewani, sehingga

apabila lingkungan temapat kerang tersebut tercemar logam berat maka

pada tubuh kerang akan terakumulasi logam berat dalam jumlah tinggi.

Terlihat kadar Pb pada kerang darah sebesar 0,2798 ppm sedang pada

kerang bulu 0,1625 ppm.

Ikan pelagis kecil yang hidup di ciolomatry atau permukaan air

umumnya pemangsa zooplankton sehingga apabila makanannya sudah

terkontaminasi logam berat, maka pada ikan tersebut akan terakumulasi

45

logam berat dalam jumlah yang lebih besar.Ikan demersal seperti ikan

kepe-kepe dan ikan gulamah adalah jenis ikan yang biasanya tinggal di

dasar perairan (Nikijuluw, 2002). Terlihat bahwa konsetrasi Pb pada ikan

ini tinggi.

Konsentrasi Logam Berat Pb Pada Biota Laut Sampel

Pengukuran konsentrasi Pb pada biota laut sample adalah untuk

mengetahui apakah jenis biota laut yang dikonsumsi masyarakat nelayan

Bagan Deli sehari-harinya sudah tercemar bila dibandingkan dengan

baku mutu yang diizinkan untuk biota laut.

Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb.

Konsentrasi tertinggi pada kerang darah = 0,2738 ppm,

kemungkinan disebkan faktor sifat kerang yang berdiam di suatu tempat

misalnya di muara sungai, sehingga menerima lebih banyak zat pencemar

yang di bawa sungai itu. Konsentrasi tertinggi ke dua pada ikan kepe-

kepe. Ikan kepe-kepe mengandung Pb 0,1886 ppm, kemungkinan

disebakan habitat hidup ikan ini yang berada di muara-muara sungai

yang besarnya berlumpur. Keadaan di atas membeli petunjuk bahwa

muara Sungai Deli telah tercemar logam Pb yang terkumulasi dalam

tubuh biota laut tersebut. Kemungkinan logam Pb berasal dari limbah

industri kabel telepon dan listrik, pewarna pada cat secara luas sebagai

pigmen chrom. Senyawa PbCrO4 untuk mendapatkan chrom, senyawa Pb

(OH)2 dan 2 PbCo3 untuk mendapatkan warna timah putih dan senyawa

46

yang dibentuk dari Pb304 digunakan untuk mendapatkan warna timah

merah, sedang senyawa silikat timbal sebagai bahan pengkilap keramik.

Dalam industri baterei PbO4 digunakan sebagai bahan aktif dalam

pengaliran arus elektron (Palar, 1994).

Pengujian Hipotesis Secara Statistik

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah biota laut telah

tercemar atau melewati nilai bakumutu, dilakukan dengan uji satu pihak

yaitu pilih kanan dengan harga level of significant (α) = 0,05 dimana

hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : X ≤ µo : Berati kadar logam berat dalam biota laut tidak melewati

batas maksimum kandungan logam berat yang diizinkan

dalam biota laut (baku mutu Who).

H1 : X > µo : Berarti kadar logam berat dalam laut melewati batas

maksimum kandungan logam berat yang diperolehkan

dalam biota laut (baku mutu WHO).

Harga µo untuk Pb = 0,05

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah :

Ho diterima bila Z hit ≤ Z tabel Ho ditolak bila Z hit > Z table

47

Tabel 9 : Hasil Uji Statistik Konsentrasi Logam Berat Pb dengan

Standard Kesehatan (µ = 0,05, n = 3)

Kode

Samp

el

∑ X2 (z 2X) X Standa

rd

Deviasi

Z

Hitun

g

Z

tabel

Keteranga

n

I1 0,0801 0,2376 0,1625 0,0212 9,22 2,92 Ho ditolak

I2 0,0570 0,4700 0,1377 0,0129 11,69 2,92 Ho ditolak

I3 0,0239 0,0712 0,0093 0,0091 -7,68 2,92 Ho ditolak

I4 0,0754 0,2222 0,1624 0,0258 7,54 2,92 Ho ditolak

I5 0,1069 0,3201 0,1886 0,0100 25,90 2,92 Ho ditolak

I6 0,2255 0,6747 0,2738 0,0173 22,38 2,92 Ho ditolak

I7 0,0569 0,1701 0,1274 0,0100 15,07 ,2,92 Ho ditolak

Hasil Uji Statistik menyatakan sebagian hipotesa Ho ditolak yang artinya

biota laut telah terancar logam berat tersebut, konsentrasi Pb pada cumi-

cumi (Ho diterima) artinya jenis biota laut tersebut belum tercemar

logam Pb. Untuk mengetahui apakah biota laut tersebut masih aman

untuk diokonsumsi, maka dilakukan perhitungan berapa banyak kadar

logam berat tersebut yang masuk ke dalam tubuh konsumen dan

membandingkannya dengan Accepted Daily Intake (ADI) yang

dikeluarkan oleh WHO. Sebagai contoh untuk logam Pb, Adi dewasa =

480 ug/g/h dan ADI anak-anak = 300 ug/g/h. bila seorang dewasa di

daerah dewasa di daerah Bagan Deli dengan tingkat konsumsi 290 g/h

48

mengkonsumsi kerang darah (konsentrasi Pb tertinggi 0,2738 ug/g; maka

jumlah Pb yang ikut dikonsumsinya (Food Intake) adalah 290 g/h x

0,2738 ug/g = 79,402 ug/h = 480 ug/h (ADI WHO). Begitu juga dengan

seorang anak dengan tingkat konsumsi 50 g/h, maka Food Intake nya

adalah 50g/h x 0,2738 ug/h = 13,69 ug/h < 300 ug/g (ADI WHO). Dari

hasil perhitungan ini disimpulkan bahwa walaupun biota laut tersebut

sudah tercemar, ternyata masih aman untuk dikonsumsi.

Konsentrasi Logam Pb pada rambut

Pengukuran kadar logam Pb pada rambut responden adalah untuk

mengetahui sejauh mana pencemaran Pb pada tubuh manusia akibat

mengkonsumsi biota laut tersebut, sebab pencemaran biota laut akan

berpengaruh terhadap kesehatan mansuia melalui rantai makanan.

Keberadaan logam berat pada manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat

absorbsi dan ekskresi..Daya toksisitasnya lebih ditentukan oleh masing-

masing individu untuk menetralisir bahan-bahan beracun yang masuk ke

dalam tubuhnya (Palar, 1994).

Dari tabel Lampiran 7 diketahui kandungan logam Pb pada rambut

responden Bagan Deli bervariasi antara 4,667 s/d 6,150 pp, dengan

tingkat konsumsi biota laut harian 20,00 s/d 290,00 g/h/orang.

Responden berusia antara 3 s/d 65 tahun dibandingkan dengan kontrol

yang diambil dari rambut responden bukan nelayan dari kelurahan

Sicanang dari usia 1 s/d 70 tahun dengan kandungan Pb 2,291 s/d 3,183

ppm dengan tingkat konsumsi berkisar 12,75 s/d 190,50 g/hari/orang.

49

Sedang responden dari daerah pegunungan yaitu masyarakat Desa

Sabungan Ni Huta kecamatan Sipahutar dengan tingkat konsumsi

berkisar 1,75 s/d 31,80 g/h/orang, konsentrasi logam berat pada rambut

responden dengan usia 3 s/d 70 tahun adalah Pb 0,193 s/d4,796 ppm.

Kandungan Pb pada anak-anak bisa menyerap 50 % lebih tinggi orang

dewasa.Kadar penyerapan itu meningkat bila seorang anak mengalami

kekurangan gizi (Darmono, 1995).

Analisa Hasil Pengujian Regresi berganda ANOVA

1. Hasil analisa regresi pengaruh umur dan tingkat konsumsi

terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Bagan Deli

Variabel Koefisien

Regresi

Standard

Error

t

hitung Korelasi r

2 Sign

Umur

Tingkat

Konsumsi

Konstanta

-0,22

0,007

5,076

0,014

0,003

0,128

-1,591

2,204

39,576

0,415 *

0,487**

-

1,185

1,642

0,124

0,037

0,000

Adjusted R squared = 0,252

R Squared = 0,307

Multiple R = 0,554

F hitung = 5,543

Keterangan : * = nyata pada taraf kepercayaan 95%

** = nyata pada taraf kepercayaan 91%

tn = tidak nyata

50

Persamaan garis Regresi Linear Berganda yang diproleh

berdasarkan hasil analisa tersebut adalah:

Y = 5,076 – 0,22 X1 + 0,007 X2

Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) 0,252 menjlaskan bahwa

perubahan konsentrasi Pb dirambut responden Bagan Deli diterangkan

oleh perubahan umur dan tingkat konsumsi sebesar 25,2%. Nilai ini

menunjukkan suatu hubungan yang cukup berarti. Sedang 74,8% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat

dalam model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan

data yang tersedia dalam penelitian ini.

Nilai F hitung sebesar 5,543 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01

:df 2 :25) sebesar 0,437. Nilai ini menunjukkan bahwa serempak variabel

umur dan tingkat konsumsi berpengaruh sangat nyata terhadap

konsentrasi Pb pada rambut konsumen Bagan Deli dengan taraf

kepercayaan 99%.

Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti

pengaruh dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi

PB pada rambut konsumen Bagan Deli dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb rambut konsumen

Bagan Deli.

Koefisien regresi b1 (koefisien variabel umur) sebesar – 0,22

dengan t hitung sebesar – 1,591 dan probabilitas 0,124 > 0,05 yang

51

berarti Ho diterima, artinya koefisien regresi significant umur tidak

berpengaruh terhadap konsentrasi Pb.

Nilai koefisien korelasi ® parsial umur secara 0,415 menunjukkan

hubungan yang significant dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb

dapat diterangkan oleh perubahan umur sebesar 41,5%. Nilai ini

menunjukkan hubungan yang cukup berarti.

b. Pengaruh tingkat konsumsi terhadap konsentrasi Pb rambut

responden Bagan Deli.

Koefisien regresi b2 (koefisien variabel tingkat konsumsi) sebesar

0,007 dengan t hitung sebesar 2,204 dan probabilitas 0,037 berarti Ho

ditolak, artinya bariabel tingkat konsumsi mempengaruhi konsentrasi Pb

di rambut karena nilai probabilitasnya < 0,50. Nilai koefisien korelasi ®

parsial tingkat konsumsi sebesar 0,487 menunjukkan hubungan yang

significant pada tingakt kepercayaan 99 %. Dan secara parsial perubahan

konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan tingkat konsumsi

sebesar 48,7%. Nilai ini menunjukkan hubungan yang cukup berarti.

Demikian seterusnya dilakukan analisa terhadap hasil pengujian Regresi

berganda ANOVA terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen

Sicanang dan Sipahutar (Lihat Lampiran 8).

52

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

di peroleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsetrasi logam berat Pb pada biota laut perairan Belawan yaitu

konsntrasi tertinggi pada kerang darah 0,2738 ppm:Variabel terhadap

konsentrasi Pb pada biota sampel dengan µo = 0, 05 ppm menunukan

Ho ditolak. Kesimpulanbiota laut sampel sudah tercemar logam berat

Pb kecuali pada cumi-cumi Ho diterima, artinya biota laut tesebut

belum tercemar logam berat Pb.

2. Konsentrasi Pb yang terkamulasi pada rambut konsumen

a) Untuk konsumen dan keluarga nelayan Bagan Deli dengan usia dari 3

s/d 65 tahun dan tingkat konsumsi antara 20,00 s/d 290,00 g/h/orang,

konsentrasi Pb bervariasi antara 4,667 s/d 6,150 ppm,

b) Untuk konsumen dari keluarga bukan nelayan dari kelurahan Sicanang

dengan usia dari 1 s/d 70 tahun dan tingkat konsumsi berkisar 12,75

s/d 190,50 g/h/orang, konsentrasi logam berat Pb pada rambutnya

adalah antara 2,291 s/d 3,358 ppm

c) Untuk konsumen dari masyarakat pengunungan Desa Sabungan Ni

Huta dengan tingkat konsumsi 1,75 s/d 31,80 g/h/orang, konsentrasi

logam berat pada rambutnya adalah untuk Pb antara 0,193 s/d 4,796

ppm. Kesimpulan, pencemaran tertinggi dialami oleh konsumen dari

keluarga nelayan Bagan Deli Belawan.

53

3. Hasil Uji F dan Uji t menunjukkan bhwa usia dan tingkat konsumsi

mempunyai pengaruh positifterhadap konsetrasi Pb terhadap rambut

konsumen, artinya pertambahan usia dari tingkat konsumsi diikuti

dengan kenaikan konsentrasi Pb pada rambut konsumen.

4. Berdasarkan nilai standardlized coefisien diketahui:

a. Untuk Konsumen Bagan Deli

Secara parsial tingkat konsumsi memiliki pengaruh dominan (48,7%)

disebanding dengan variable umur (41,5%)., sedang koefisien

determinasi R2 hasil regresi 0,252 menunjukkan bahwa variabel umur

dan tingkat konsumen dapat mempengaruhi 25,2% variabel konsentrasi

Pb.

b. Untuk konsumen Sicanang

Untuk dominan (75,0%) dibandingkan dengan variabel umur (72,5%)

sedang R2 sebesar 0,530 menunjukkan bahwa variabel umur dan tingkat

konsumsi dapat mempengaruhi 53,0% konsentrasi Pb.

c. Untuk konsumen Sipahutar

Variabel umur memiliki pengaruh dominan (8,9%) dibanding dengan

variabel tingkat konsumsi (7,4%0, sedang R2 sebesar 0,905 menunjukkan

bahwa perubahan konsentrasi Pb dipengaruhi oleh perubahan umur dan

tingkat konsumsi sebesar 90,5%.

c. Dari hasil perhitungan yang kemudian dibandingkan dengan Accepted

Daily Intake (ADI-WHO) didaptkan hasil yang menujukkan bahwa

jenis biota laut sampel masih aman untuk dikonsumsi

54

Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi

masyarakat mengenai kelayakan biota laut perairan Belawan untuk

dikonsumsi.

2. Walaupun hasil perhitungan menunjukkan jenis bota laut samapai

masih aman untuk dikonsumsi, tetapi karena hasil penelitian

menunjukkan bahwa beberpa jenis biota laut sampel telah tercemar

logam berat, maka disarankan supaya masyarakat tetap berhati-hati

dalam memilih dan mengkonsumsi biota laut tersebut.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi

Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rangka menjaga dan

meningkatkan kualitas dari hasil perikanan laut Belawan.

4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi bagi

Depperindag dalam kaitan pemberian surat izin usaha bagai industri-

industri yang menghasilkan limbah logam berat.

5. Disarankan kepada Bapedalda suppaya hasil penelitian ini dapat di

pakai sebagai informasi dalam kaintannya dengan masalah

penyusunan AMDAL dan ANDAL bagai industri-industri yang

menghasilkan logam berat.

6. Disarankan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui sejauh mana

pencemaran logam berat Pb ini berpengaruh terhadap kesehaan

konsumennya.

55

7. Disarakan adanya penelitian terhadap konsentrasi logam berat pada

konsumen dengan indikator darah

8. Disarankan adanya penelitian lanjutan berhadap konsentrasi logam

berat pada biota laut berdasarkan fase sikulus hidup (waktu musim

pasang naik dan musik pasang surut) untuk melihat perbedaan

konsentrasi pencemaran logam berat tersebut.

56

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H, Nazaraini .2000. Instrumen AAS dan kimia Analisis, PTKI

Depperindag, Medan

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Cetakan

pertama, UI Press, Jakarta.

Dartius, 1994. K, Lingkungan Sungai Asahan, Jurnal Lingkungan dan

Pembangunan LPFE UI, Jakarta

Dermon, Richard A 1987. Experimental Design, Anova

Fahmi A., 2000, Pencemaran Laut, Status dan Dampaknya Pada

Ekosistem Laut, Nuansa Lingkungan, Majalah Bapedal Wilayah

I no 04 tahun II, Pekanbaru

Fardiaz, Srikandi ,1992. Polusi Air & Udara, Kanisius, Yogyakarta

Frieberg, L., Gunnar, 1974, Hand book of Toxicology of Metals,

Elsevier, Neherlands.

Gintings, Perdana, Ir 1982, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran

Industri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Handmer, J,W,T,W. Nirton, S.R Dovers.2001, Ecology, Uncertainty and

policy manaing Ecosytems for Susantaibility, Prentice Hall,

person Education Lt

Hutabarat. Dewi Sari, M. 1997. Penetuan kadar Logam Berat kadmium

Pada Kerang dan kerang Batu Secara Spekrotometri Serapan

koeng-Koeng atau Kerang-kerang laut itu Berwarna, Pewarta

Oseana, LIPI lembaga oseanologi nasional vol 6 Jakarta

Laker, Mt & Lc Lumigar, 1998, Akumulasi logam pada beberapa jenis

biota laut diperairan sepanjang Semenanjung Minahasa Prop

Sulut, laporan Penelitian F. Perikanan & Ilmu Kelautan,

Manado

LCMEP, 2001 Heavy metal conttent in the fish Orreohronmis Nilotticus

from mwanza gulf of lake Victoria, Tanzania

Marsaulina, Irnawati. 1992 distribusi kelimpahan makroisobenthos

sebagai indikator pemantangan damapak industri dan

pemukiman diperairan sungai Deli Kotamadya Medan, Thesis

PPS IPB, Bogor

57

Mustofa, Drs, H.A, 2000, Kamus Likungan, Rineka Cipta Jakarta

Nikijuluw, Viktor P.H, Dr, Ir, Msc. 2002 Rezim pengolaan Sumber Daya

perikanan, PT Pusataka Cisendo, Jakarta

Nonci Anugerah, dr. 1993, Laut Nusantara penerbit Djambatan, Jakarta

Palar Heryando Drs. 1994. Pencernaan & Toksikologi Logam berat, PT.

Rineka Cipta, Jakarta

Pemda Tk. I SU Bapedalda, 1999. Laporan Prokasih Prop. SU Tahun ke

X (1998/1999), Medan

Polii, B., LAJ Waworuntu, V.A Kumurru, MT. Lasut & H. Simanjuntak

1999, Status pencegahan logam & Sianida di Perairan Teluk

Buyat dan sekirtanya, prop Sulawesi Utara

Prawiroatmodjo, Denda Surono,, prof Dr. 1997.pendidikan Lingkugan

kelautan, Rineka Cipta, jakarta

Putra, Eka Adi. 2002. Analisis Limbah Industri Logam Terhadap

Kualitas Sungai Deli, Tehsis, PSL USU, Medan

Rabinowitz, MB, G.W Wetherill, dan Dj Kopple, 1974. Studies of

Human lead Metabolisme by use of stable Isoto[, Tracer.

Environ. Health perspect, 7

Razak, H. 1980 Pengaruh lOgam Berat Terhadap Lingkungan, pewarta

Oseana, lembaga oseanologi Nasioan- LIPI, Vol 2 hal 15 -19

Rominmohtharto, Kasijan, Juwana. 2001, Ilmu Pengetahuan tentang

Biologi Laut, Penerbit Djambatan, Jakarta

Saeni,MS. 1989. Kimia Lingkungan, IPB Bogor

_________1997. Penetuan Tingkat Pencemaran Logam Berat Dengan

Analisis Rambut, FIMIPA IPB Bogor

_________2000. Sifat-Sifat Fisik, Kimia, Mikrobiologi Bahan Beracun

dan Berbahaya (B3), IPB Bogor

Santosa,S. 2000 . Buku latihan SPSS Statisitik parametrik, PT Elex

media Komputindo, Jakarta

Sastrawijaya, A. Tresna, MSc, 2000, Pencemaran LingkunganM rineka

Cipta Jakarta.

58

Sekretaiat Bapedal. 1999. PP RI No. 19 Tahun 199 Tentang pengadilan

pencemaran dan/atau Perusakan laut, Jakarta

Seminar pencemaran laut . 1974, Laporan Seminat Pencemaran Laut,

Pewarta Oseana-LIPI Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta,

vol 24 -25

Silalahi, Parmintaran, 2001, Kondisi lingkungan fisik kimia perairan

Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan Pengaruhnya

Terhadap Kualitas Air Budaya Tambak, Tesis PSL USU, Medan

Soerharyadi Saraswati 2000. Potensi sumberdaya hayati laut di perairan

Indonesia dan usaha pelestariannya, Pilar Bambu Kuning

Soemarwoto, Otto. 1997, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

Penerbit Djambatan, Jakarta

Subani Waluyo, Sahabi M mahaswara, W. kastoro siti Nuraini 1991

Potensi dan penyebaran sumber daya ikan laut di perairan

Indonesia , Dirjen perikanan, pusitbang perikanan pustitbang

oseanologi LIPI, Bandung.

Sudjana, Prof, DR, MA, MSc. 1992. Medan Statistik, Edisi

Kelima,Tersito Bandung

Sumadhiharga, Kurnaen. 1994 zat-zat yang menyebabkan pencemaran di

laut, Jurnali Lingkungan Hidup dan Pembangunan vol 15 no,1

1995, LPFE, UI, Jakarta.

Stuman, Werner, James Morgan, 1981, Auatic chemistry, John Wiley &

Sons, New York

Surwirma, S. 1988. Distribusi kandungan logam berat di aliran sungai

Cakung , Jakarta

Tole, Mwakio P. and Jenipher Suhalulukhu shitsama, 2003, Concentation

of heavy Metal in water, fish, and sediments of the winam Gulf,

Lake Vitoria Moi University Eladoret Kenya

59

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Kerangka Pemikiran

60

Lampiran 2 : Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

61

62

Lampiran 3 : Tabel Baku Mutu Limbah Logam Berat Untuk

Industri

No Jenis Industri Paremeter Kadar Max

(mg/l)

Beban Pencernaan

max (gram/ton)

1

2

3

4

5

Pestisida

a. Pembuatan

b. Pengemasan

Cat

Baterei kering

a. Alkaline Mangan

b. Karbon Seng

Tekstil

Elektroplating

Cu

Hg

Zn

Pb

Cu

Cr+6

Ti

Cd

Hg

Zn

Cr

Ni

Hg

Zn

Mn

Cr

Cu

Cr+6

Pb

Zn

1,0

0

0,01

1,0

0,30

0,80

0,20

0,40

0,08

0,01

0,20

0,30

0,06

0,01

0,3

0,3

1,0

0,6

0,1

0,1

1,0

0,02

0,005

0,50

0,15

0,40

0,10

0,20

0,04

0,015

0,3

0,45

0,60

0,0025

0,075

0,075

0,1

0,012

0,02

0,002

0,0

63

6

7

Caustic soda

Penyamakan kulit

a. Menggunakan

krom

b. Menggunakan

daun-daun

Cr

Ni

Cd

Hg

Pb

Cu

Zn

Cr

Ni

Cr

Cr

0,5

1,0

0,05

0,004

0,8

1,0

1,0

0,5

1,2

0,60

0,10

0,075

0,020

0,001

0,012

2,4

3,0

3,0

1,5

3,6

0,24

0,004

64

Lampiran 4 : Tabel Kandungan Rata-rata dari Beberapa Logam

Berat Penting Yang dihasilkan Sebagai Industri

Jenis Industri Kandungan rata-rata dalam mg/L

Zn Cu Cr Ni Cd

1 2 3 4 5 6

Pembuatan roti

Bir

Pengolahan ikan

Penyamakan kulit

Es krim

Laundry

Pengolahan daging

Bahan kimia

Makanan

Minuman ringan

Pencelupan tekstil

0,28

0,47

1,60

1,73

0,78

1,75

0,46

0,80

1,10

2,99

0,50

0,15

0,41

0,24

7,04

2,70

1,70

0,15

0,16

0,35

2,04

0,04

0,33

0,06

0,23

20,14

0,05

1,22

0,15

0,28

0,15

0,18

0,82

0,43

0,04

0,14

0,74

0,11

0,10

0,07

0,10

1,11

0,22

0,25

0,002

0,005

0,014

0,115

0,031

0,134

0,011

0,027

0,006

0,003

0,030

Sumber : Agarwal, S. K. (2002)

65

Lampiran 5 : Logam Beracun dan Organ Target

Nama Logam Organ Target

Cadmium (Cd2+

)

Timah hitam

Merkuri dalam bentuk uap

Methyl merkuri

Mangan

Chromium

Ginjal, paru-paru, hati

Jaringan pembentuk darah, sistem

saraf pusat dan peripel dan ginjal

Sistem saraf pusat dan ginjal

Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat

Kulit

Sumber : Agarwal, S. K. (2002)

Lampiran 6 : Organ Target yang Dirusak Oleh Berbagai Logam

Organ Target Polutan

Darah

Tulang / gigi

Otak

Hati

Paru-paru

Ginjal

Arsen, cadmium, timah hitam, merkuri

Cd, Se

As, Pb, Hg

As, Hg, Mo, Se

As, Cd, Hg

As, Hg, Pb

Sumber : Misra and Mani (1992) dalam Agarwarl (2002

66

Lampiran 7

Gambar-Gambar Kegiatan Penelitian Di

Lapangan

Gambar 1-2. Muara Sungai Deli di Kelurahan Bagan Del

67

i

Gambar 3 .

Wawancara dengan Responden dan Pengambilan Sampel Rambut

68

Gambar 4

Pengumpulan Biota Laut Sampel di Tangkahan Bagan Deli

69

Gambar 5 : Sampel Biodata laut

Gambar 6 : Analisis di Laboratorium

70

Lampiran 8 :

HASIL ANALISIS STATISTIK TERHADAP RAMBUT

RESPONDEN DENGAN PROGRAM SPSS 10,05

Analisa Statistik Terhadap Konsentasi Pb

71

Korelasi umur dan tingkat konsumsi terhadap Pb Pada Rambut Responden Bagan Deli

72

73

Analisa Statistik Terhadap Konsentrasi Pb

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Tingkat Konsumsi, Umura . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Konsentrasi Pb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .752a .565 .530 .20285

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.336 2 .668

.041

16.233 .000a

Residual 1.029 25

Total 2.365 27

a. Predictors: (Constant), Motivasi

b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta

Zerro-

order Partial Part

1 (Constant)

umur

2.420

.004

.077

.010

.269

82.026

.441

.000

.694

.

.725 079 .052

Tingkat

konsentrasi

.005 .004 .652 1.013 .175 .750 .287 .198

a. Dependent Variable: Konsentrasi Pb

74

75

Hasil analisa pengaruh umur dan tingkat konsumsi

Terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Sicanang.

Variabel

Konfensien

Regresi

Standard

Error

t

Hitung

Korelasi r2

Parasial

Sign

Umur

Tingkat

Konsumsi

konstanta

0.004

0.005

2.420

0.010

0.004

0.077

-

0.398

1.500

31.45

6

0.725**

0.750**

-

0.26

9

1.01

3

0.694

0.146

0.000

Adjusted R squared = 0.530

R squared = 0.565

Multiple R = 0.752

F hitung = 16.233

Keterangan :* = nyata pada taraf kepercayaan 95%

**= nyata pada taraf kepercayaan 99%

tn = tidak nyata

Persamaan garis regresi Linear Berganda yang diperoleh berdasarkan hasil

analisa tersebut adalah :

Y = 2.420 – 0, 004 X1 + 0.005X2.

Terilhat bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted) R2) adalah 0.530,

menjelaskan bahwa perubahan konsentrasi Pb dirambut responden Sicanang

76

diterangkan oleh perubahan umur dan tingakt konsumsi sebesar 53,0%. Nilai ini

menunjukkan suatu hubungan yang cukup berarti sedangkan sisanya sebesar 47,0%

dipengaruhi oleh variabel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat dalam

model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang tersedia

dalam penelitian ini.

Nilai F hitung sebesar 16,233 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 ; df 2 : 25)

sebesar 0,437. nilai ini menunjukkan bahwa serempak vriabel umur Pb pada rambut

konsumen Sicanang dengan taraf kepercayaan 99%.

Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari

setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen

Sicanang dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb rambut konsumen Sicanang.

Koefisien regresi b1 (koefisien fariabel umur) sebesar -0,004 dengan t

dihitung sebesar -0.398 dan probalitas 0,694 menunjukkan Ho diterima, artinya

variabel umur tidak berpengaruh terhadap konsentrasi Pb karena nilai probalitas

>0,05.

77

78

79

Hasil analisa regresi pengaruh umur dan tingkat konsumsi

Terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Sipahutar.

Variabel

Konfensien

Regresi

Standard

Error

t

Hitung

Korelasi r2

Parasial

Sign

Umur

Tingkat

Konsumsi

konstanta

0,086

0,448

0,307

0,470

0,028

1,714

-0,183

16,057

0,179

0,089**

0,074**

-0,037

0,955

0,856

0,000

0,859

Adjusted R squared = 0,905

R squared = 0,912

Multiple R = 0,955

F hitung = 129,692

Keterangan :* = nyata pada taraf kepercayaan 95%

**= nyata pada taraf kepercayaan 99%

tn = tidak nyata

persamaan gris Regresi Linear Berganda yang diperoleh berdasarkan hasil analisa

tersebut adalah :

Y = 0,307 – 0, 086 X1 + 0,448 X2.

Terlihat bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted R2) adalah 0,905, menjelaskan

bahwa perubahan konsnetrasi Pb disambut responden Sicanang diterangkan oleh perubahan

umur dan tingkat konsumsi sebesar 90,5%. Nilai ini menunjukkan suatu hubungan yang mutlak.

Sedangkan sisanya sebesar 9,5% dipengaruhi oleh varibel lain yang turut menentukan, tetapi

80

tidak dimuat dalam model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang

tersedia dalam penelitian ini.

Nilai F hitungsebesar 129,692 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 ; df 2 : 25) sebesar

0,437. nilai ini menunjukkan bahwa serempak variabel umur dan tingkat konsumsi berpengaruh

dangat nyata terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar dengan taraf

kepercayaan 99%.

Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari setiap

variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar,

dijelaskan sebagai berikut :

a. pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar.

Koefisien regresi b1 (kopefisien variabel umur) sebesar -0,086 dengan t hitung sebesar

0,183 dan probalitas 0,856 menunjukkan Ho diterima, artinya variabel umur tidak berpengaruh

terhadap konsentrasiPb karena nilai probalitas >0,05.

Nilai koefisien korelasi (r) parsial umur sebesar 0,089 pada taraf tidak nyata

menunjukkan hubungan yang significant pada dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat

diterangkan oleh perubahan umur sebesar 8,9%. Nilai ini menunjukkan keeratan yang rendah

sekali.

b. pengaruh tingkat konsumsi terhadap konsentrasi Pb pada rambut responden

Sipahutar

Koefisien regresi b2 (koefisien variabel tingkat konsumsi) sebesar 0,448 dengan t hitung

sebesar 16,057 dan probalitas 0,000 berarti Ho ditolak, artinya variabel tingkat konsumsi

81

mempengaruhi konsnetrasiPb di rambut karena nilai probalitasnya <0,05. Nilai koefisien korelasi

(r) parsial tingkat konsumsi sebesar 0,074 menunjukkan hubungan yang segnificant pada taraf

tidak nyata 99%. Dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan

tingkat konsumsi sebesar 7,4%.nilai ini menunjukkan hubungan yang rendah sekali.

Lampiran 9 : Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

II. Karakteristik Individu

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita (lingkari yang dianggap sesuai)

4. Suku Bangsa :

5. Agama :

6. Pendidikan :

7. Pekerjaan :

8. Jumlah Anggota keluarga :

II. Kuesioner

1. Jenis hasil laut yang di konsumsi.

a. Kerang bulu

b. Kerang btu

c. Kerang hijau

d. Ikan kembung

e. Ikan sarden

f. Ikan selar

g. Ikan belanak

2. Beberapa kli makan lauk ikan /kerang setiap hari?

a. Satu kali

b. Sua kali

c. Tiga kali

3. Beberapa ekor sekali makan ?

a. Satu

b. Dua

c. Tiga

d. Empat

82

4. Khusus untuk kerang, berapa banyak setiap makan?

a. sepuluh

b. dua puluh

c. tiga puluh

5. Bila frekwensi makan ikan dalam satuan minggu berapa kali dalam satu minggu?

a. Satu

b. Dua

c. Tiga

d. Empat

6. Berapa ekor setiap kali makan ?

a. Satu

b. Dua

c. Tiga

7. Dari mana ikan diperoleh ?

a. Ditangkap sendiri dari laut Belawan

b. Dibeli dari pasar, tetapi hasil tangkapan nelayan Bagan Deli

c. Dibeli dipasar tidak tau asalnya

d. Kombinasi a, b dan c

8. Sejak usia berapa makan ikan

a. 1-10 tahun

b. 11-20 tahun

c. 21-30 tahun

d. 31-40 tahun

e. 41-50 tahun

f. 51-60 tahun

g. > 60 tahun

Lampiran 10

Tabel Distribusi Normal

83

84

85

Lampiran 13

Hasil Analisis Sampel Biota Laut dan Rambut Responden dari Laboratorium

Lingkungan Bapedalda

Provinsi Sumatera Utara

86

87

88

89

90

91