75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: WIDO ADITYA C0505049 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO

TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM

TAHUN 1918-1920

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

WIDO ADITYA

C0505049

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO

TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM

TAHUN 1918-1920

Disusun oleh

WIDO ADITYA

C0505049

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum

NIP 195402231986012001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum

NIP 195402231986012001

Page 3: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO

TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM

TAHUN 1918-1920

Disusun oleh

WIDO ADITYA

C0505049

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada tanggal……………….

Jabatan Nama TandaTangan

Ketua Penguji Dra. Sawitri Pri Prabawati, M. Pd (………………)

NIP 195806011986012001

Sekretaris Penguji Tiwuk Kusuma Hastuti, SS. M.Hum (………………)

NIP 197306132000032002

Penguji I Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum (………………)

NIP 195402231986012001

Penguji II Drs. Soedarmono, SU (………………)

NIP 194908131980031001

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A.

NIP 19530314198506100

Page 4: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : WIDO ADITYA

NIM : C0505049

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Polemik

Djawi Hisworo Terhadap Kondisi Sarekat Islam Tahun 1918-1920” adalah

betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-

hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Wido Aditya

C0505049

Page 5: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Dan orang-orang yang berjuang untuk mencari keridhaan Kami, pasti akan

Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah

bersama orang-orang yang suka berbuat baik.

(QS. Al-Ankabut, 29:69)

Hidup ibarat orang berjalan, jika yang dilihat panjangnya jalan maka akan

terasa melelahkan, tapi jika kita membayangkan tempat tujuan maka akan

membuat kita semangat agar cepat sampai ke tujuan.

(Penulis)

Page 6: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta

Adikku tersayang

Page 7: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Sejarah

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada pelaksanaannya, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan

fasilitas, bimbingan maupun kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. Sudarno, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan

dalam perijinan untuk penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret dan selaku

pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis.

3. Bapak M. Bagus Sekar Alam, SS., M.Si selaku pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Sejarah, yang telah memberikan bimbingan

dan bekal ilmu yang sangat berguna bagi penulis.

5. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Sastra

dan Seni Rupa, Perpustakaan Jurusan Sejarah, Sonopustoko Kasunanan

Surakarta dan Perpustakan Nasional RI yang telah memberikan kemudahan

kepada penulis dalam penyediaan dan peminjaman buku-buku yang

diperlukan.

6. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak dan Ibu Widodo serta dik Frida yang

selalu memberikan kasih sayang dan semangat dengan tulus ikhlas serta doa

yang tak pernah putus kepada penulis.

Page 8: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Memik Zunainingsih yang selalu memberikan saran, bantuan, dukungan, dan

semangatnya.

8. Teman-teman sejarah angkatan 2005, Achmad, Bayu, Darmawan, Rika,

Yusuf, Doni, Wanto, Cahyo, Budi D, Yusuf Arie, Khanifan dkk, terima kasih

atas persahabatan dan dukungannya.

9. Kakak-kakak tingkat terima kasih atas saran dan nasehatnya.

10. Teman-teman UKM MENWA dan INKAI, terima kasih atas persahabatannya.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak luput dari berbagai

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya

membangun akan penulis perhatikan dengan baik. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua pembaca.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 9: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DARTAR ISTILAH............................................................................................ xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv

ABSTRAK....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Peumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

E. Kajian Pustaka ......................................................................... 8

F. Metode Penelitian .................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 15

BAB II PERKEMBANGAN SAREKAT ISLAM SURAKARTA 1918-

1919 ............................................................................................... 17

A. Perkembangan Sarekat Islam Surakarta 1918-1919 ............... 17

1. Kemunculan dan Perkembangan SI di Surakarta ............... 17

2. Perpindahan Kekuatan SI Pusat dari Surakarta ke Surabaya.. 22

3. Eksistensi SI Surakarta Pasca Pindahnya SI Pusat dari

Surakarta ke Surabaya ........................................................ 27

B. Perubahan Aktivitas Pergerakan di Surakarta Setelah Lemahnya SI

Surakarta tahun 1918-1919........................................................ 36

Page 10: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III POLEMIK SURAT KABAR DJAWI HISWORO TAHUN 1918-

1919 ................................................................................................ 39

A. Sejarah Perkembangan Surat Kabar Djawi Hisworo ............... 39

1. Latar Belakang Munculnya Surat Kabar Djawi Hisworo .... 39

2. Perjalanan Martodarsono sebagai Seorang Jurnalis............. 41

3. Pergerakan Martodarsono di Sarekat Islam Surakarta......... 44

B. Munculnya Polemik di Surat Kabar Djawi Hisworo ............. 46

1. Fenomena Polemik Surat Kabar di Surakarta sebelum

Djawi Hisworo ..................................................................... 46

2. Konflik Wacana Antara Kaum Nasionalisme Jawa dan

Nasionalisme Islam ............................................................. 48

3. Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo seiring Menurunnya

Kekuatan SI Surakarta...................................................... ... 52

C. Gejolak Awal di Tubuh Sarekat Islam Sebagai Akibat dari

Kemunculan Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo ................. 54

1. Isu Volksraad sebelum Munculnya Respon Terhadap

Polemik Djawi Hisworo ...................................................... 54

2. Respon terhadap polemik di artikel Djawi Hisworo ........... 56

BAB IV PERANG KEPENTINGAN DI SAREKAT ISLAM SETELAH

POLEMIK SURAT KABAR DJAWI HISWORO TAHUN 1919-

1920 ............................................................................................... 70

A. Perang Kepentingan Dalam Elit SI Pasca Polemik Surat

Kabar Djawi Hisworo .............................................................. 70

1. Perselisihan Antara Kubu Cokroaminoto-Abdoel Moeis

dengan Kubu Goenawan-Samanhudi dalam Tubuh SI

Pusat.................................................................................... 70

2. Tampilnya Tjokroaminoto sebagai Anggota Volksraad

(Dewan Rakyat).................................. ............................... 73

B. Kritik Balik Sarekat Islam Surakarta terhadap TKNM Terkait

Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo ...................................... 75

1. Gerakan dari Haji Misbach................................................... 75

2.Gesekan Kepentingan Kepemimpinan SI Surakarta.............. 79

Page 11: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Dampak Umum sebagai Akibat Polemik Surat Kabar Djawi

Hisworo..................................................................................... 83

D. Akhir Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo Tahun

1920............................. ............................................................. 86

BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 91

LAMPIRAN...................................................................................................... 95

Page 12: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISTILAH

Amar maruf : Mendekati yang baik.

Bumiputra : penduduk asli.

Centrale Commissie : Badan kordinasi pusat.

Clash : Perpecahan.

Inlander : Warga asli atau pribumi.

Jawaisme : Paham yang menganut pemikiran orang jawa kuno.

Jihad : Perjuangan dalam Islam

Kamuflase : Siasat tipu muslihat untuk mengecoh perhatian

lawan.

Kaum abangan : Kelompok yang menganut Islam kejawen.

Kaum putihan : Kelompok yang penganut Islam murni.

Kontroversi : Perdebatan.

Metode Beating : Metode protes yang lebih menekankan pada

kekerasan atau perkelahian.

Metode Rally : Metode protes yang menggunakan rapat akabr atau

rapat umum sebagai media perantara.

Militansi : jiwa pantang menyerah.

Misionaris : Pengemban misi penyebaran agama kristen.

Musyrik : Menyekutukan Tuhan.

Nahi munkar : Menjauhi yang kurang baik.

Nasionalisme jawa : kebanggaan menjadi orang jawa.

Pagebluk : Kesialan yang diakibatkan oleh wabah penyakit.

Polemik pers : Kegiatan pers yang menyimpang dari pers pada

umumnya.

Presdelict : Pembredelan surat kabar

Ratu Adil : Pembawa kejayaan dan kesejahteraan bagi seluruh

rakyat.

Reaksioner : Sangat tanggap dengan sesuatu.

Rekest : Surat permohonan.

Page 13: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Selfgofernment : Pemerintahan sendiri.

Vergadering : Rapat terbuka.

Volksraad : Dewan rakyat.

Vorstenlanden : Wilayah kerajaan yang memiliki status istimewa di

Jawa pada masa kolonial (Surakarta dan

Yogyakarta).

Zending : Misi penyebaran agama kristen.

Page 14: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR SINGKATAN

BO : Boedi Oetomo.

CSI : Centrale Sarekat Islam.

Dr. : Doktor.

H : Hadji.

IJB : Inlandsche Joernalist Bond.

IP : Indische Partij.

ISDV : Indische Sociaal Democratische Vereeniging.

JN : javaansche Nationlisme.

KH : Kyai Hadji.

M : Mas.

M.H : Mas Haryo.

M.Ng. : Mas Ngabehi.

MULO : Meer Uitgebreid Lager Onderwijs.

OSVIA : Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren.

PBT : Pemogokan Buruh Percetakan.

PD : Perang Dunia.

PKBT : Perkoempoelan Kaoem Boeroeh Tani.

R : Raden.

R.M.A : Raden Mas Arya.

R.M.T : Raden Mas Tumenggung.

R.Ng : Raden Ngabehi.

RM : Raden Mas.

SATV : Sidiq Amanah Tabligh Vatonah.

SAW : Sallallahu Allaihi Wassalam.

SDI : Sarekat Dagang Islam.

SI : Sarekat Islam.

TKNM : Tentara Kandjeng Nabi Muhammad.

VOC : Vereenigde Oost Indische Compagnie.

Page 15: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Sinar Djawa, edisi 8 April 1918 ................................................................... 89

Islam Bergerak, edisi 26 Februari 1918 ........................................................ 90

Djawi Hisworo, edisi 11 Januari 1918 .......................................................... 91

Pantjaran Warta, edisi 12 Agustus 1913 ...................................................... 92

Neratja, edisi 3-4 April 1918 ........................................................................ 93

Sinar Djawa, edisi 13 Februari 1919 ............................................................ 94

Sinar Hindia, edisi 22 Januari 1919 .............................................................. 95

Darmo Kondo, edisi 20 Januari 1919 ........................................................... 96

Page 16: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Wido Aditya. C0505049. 2010. “Pengaruh Polemik Djawi Hisworo

terhadap kondisi Sarekat Islam Tahun 1918-1920”. Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini membahas tentang perkembangan dari kasus Polemik Surat

Kabar Djawi Hisworo terhadap kondisi Sarekat Islam Tahun 1918-1920. Sebagai

organisasi massa terbesar pada dasawarsa kedua tahun 1900, kasus polemik surat

kabar Djawi Hisworo memiliki pengaruh besar dalam mengubah kondisi internal

Sarekat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perkembangan

Sarekat Islam Surakarta pada tahun 1918-1919, untuk mengetahui perkembangan

awal kasus polemik surat kabar Djawi Hisworo tahun 1918-1919, serta untuk

mengetahui dampak yang ditimbulkan persdelict surat kabar Djawi Hisworo

terhadap kondisi Sarekat Islam dan kehidupan perpolitikan Surakarta 1918-1920.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap

yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu heuristik atau

pengumpulan sumber-sumber sejarah melalui penelusuran dokumen tentang

Sarekat Islam dan Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo serta studi pustaka. Tahap

kedua adalah kritik sumber, yaitu memeriksa keaslian dan validitas sumber yang

diperoleh. Tahap ketiga adalah interpretasi berupa penafsiran terhadap data yang

diperoleh sehingga didapat fakta-fakta sejarah. Tahap keempat penulisan atau

historiografi, yaitu menyajikan fakta-fakta yang telah diperoleh dalam bentuk

tulisan sejarah. Untuk menganalisa data digunakan pendekatan ilmu sosial yang

lain sebagai ilmu bantu ilmu sejarah. Pendekatan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosial dan politik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dan perkembangan

Sarekat Islam Surakarta mengalami penurunan kemampuan pergerakan menjelang

awal tahun 1916. Permasalahan ini dipicu oleh pergeseran kepemimpinan SI dari

Samanhudi ke Cokroaminoto. Perubahan ini juga menggeser poros kekuatan SI

dari Surakarta ke Surabaya, menyusul munculnya cabang lain yang juga pantas

untuk diperhitungkan yaitu Sarekat Islam Semarang. Kondisi nasionalisme yang

dijunjung oleh para aktivis pergerakan Islam ternyata berbenturan dengan

pemikiran kaum nasionalis sekuler dan kaum nasionalisme Jawa. Keadaan

kemudian semakin meruncing dengan munculnya kasus polemik surat kabar

Djawi Hisworo, dimana kaum Islam merasa dilecehkan dengan artikel yang

menghina Nabi Muhammad. Kasus ini semakin naik ke permukaan sebagai akibat

konflik politik di tubuh Sarekat Islam. Dukungan dari umat Islam tidak

seluruhnya murni dipergunakan untuk menyerang balik Djawi Hisworo dan

Martodharsono, tetapi juga dipakai untuk memperkuat kedudukan beberapa tokoh

SI seperti Abdul Muis dan Cokroaminoto di Volksraad. Semakin lama,

ketidakjelasan penyelesaian dari SI pusat justru memancing reaksi balik dari

sebagian tokoh SI yang kritis. Pertentangan di wilayah internal SI pun semakin

meruncing yang menyebabkan kasus Djawi Hisworo akhirnya hilang seiring

dengan berjalannya waktu.

Page 17: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi pergerakan di Hindia Belanda pada awal abad ke-19 mulai

menunjukkan keberadaannya. Kaum-kaum pribumi yang mengenyam pendidikan

serta mereka yang mulai memiliki kesadaran akan kemerdekaan dan kebebasan

menjadi pelopor dalam pembentukan ruang berkumpul berbentuk organisasi.

Lahirlah Budi Utomo, Sarekat Islam dan perkumpulan-perkumpulan baru bagi

masyarakat Hindia Belanda dengan lebih terorganisir secara baik.

Kemunculan organisasi-organisasi di Hindia Belanda juga bersamaan

dengan munculnya surat kabar-surat kabar yang menggeser pola masyarakat

Hindia Belanda dari mendengar menjadi membaca. Pada satu segi kelahiran surat

kabar pribumi dapat dipandang sebagai lambang kelahiran modernitas dan

kebebasan bersuara bagi kaum Bumiputera pada masa kolonial. Periodisasi pers

yang terbit pada abad-19 hingga dengan awal abad ke-20 sebagai periode

“prasejarah” pers nasional. Periode tersebut turut mengubah budaya kebiasaan

masyarakat yang awalnya sebagai pendengar kabar menjadi membaca

kabar/berita.1

Surat kabar pada masa itu menjadi media komunikasi organisasi politik

yang strategis dalam membawakan visi misi pada pemimpin gerakan, pendidikan

kreatifitas, pembinaan sikap kritis, intelektual dan kemandirian. Akibatnya,

1Septiawan K Santana, 2005, Jurnalisme Kontemporer, Yogyakarta: Yayasan Obor,

hlm. 158-159

Page 18: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pergeseran pola ini menumbuhkan daya kritis masyarakat Hindia ke tingkat yang

lebih baik. Organisasi dan surat kabar pada abad ke-19 menjadi sepasang alat

untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Kondisi tersebut menyebar merata di seluruh kawasan Hindia Belanda. Di

Solo, kondisi yang demikian terbukti dengan munculnya Sarekat Islam (SI) di

bawah kepemimpinan Samanhudi pada tahun 1911. Sarekat Islam yang awalnya

diklaim sebagai cabang dari Sarekat Dagang Islam (SDI) di Bogor milik Tirto Adi

Soerjo, berkembang menjadi organisasi raksasa pertama kali di Hindia Belanda,

menyaingi Boedi Oetomo (BO)2. Dengan mengusung asas keIslaman dan

mencoba mengakomodir kepentingan para pengusaha pribumi di Hindia, jumlah

massa Sarekat Islam semakin banyak. Berdirinya SI adalah tanda tanda solidaritas

dari bumiputera terutama terhadap perlakuan orang Eropa yang di luar batas3.

Cabang-cabangnya pun bermunculan di daerah-daerah lain seperti Surabaya,

Batavia, Semarang, dan diluar Jawa.

Kondisi yang demikian juga dibarengi dengan munculnya surat kabar di

bawah naungan SI. Di SI Solo misalnya memiliki surat kabar Sarotomo, SI

Surabaya memiliki surat kabar Oetoesan Hindia dan begitu juga cabang-cabang

SI yang lain. Pengurus SI pun cukup banyak yang berkecimpung di dunia

jurnalistik pada waktu itu. Kondisi tersebut terus mengalir bersamaan dengan

pasang surutnya kekuatan SI Surakarta. Bangkrutnya surat kabar yang satu diikuti

dengan munculnya surat kabar baru. Kehidupan dunia tulis menulis sendiri

mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Berbagai tema menjadi bahan

2 Soewarsono, 2000, Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaon,

Lkis: Yogyakarta, hlm: 14

3 Daniel Dhakidae. 2000. Dalam “Seribu Tahun Nusantara”. Jakarta: Kompas. Hlm. 636

Page 19: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bacaan dan diskusi bagi masyarakat Hindia. Di antara berbagai tema yang muncul

dalam surat kabar tersebut kerap kali mengundang kemarahan pemerintah kolonial

atau terkadang menuai kontroversi tersendiri di kalangan kaum pribumi.

Salah satu kontroversi yang menyulut panasnya suhu pergerakan di Hindia

Belanda dan di Solo pada khususnya adalah kasus artikel di surat kabar Djawi

Hisworo pada tahun 1918. Surat kabar yang berbahasa campuran (bahasa Jawa

dan bahasa Indonesia) ini, pada 11 Januari 1918 pernah memuat artikel dengan

judul “Pertjakapan Marto dan Djojo”. Dalam artikel tersebut, termuat beberapa

kalimat yang mengegerkan Hindia. Disebutkan bahwa “Goesti Kandjeng Nabi

Rasul itoe minoem tjioe A.V. H dan minoem opeioem…”.4 Tulisan ini kemudian

memancing kaum pribumi khususnya yang beragama Islam untuk bertindak

karena artikel tersebut dianggap menghina Islam.

Djawi Hisworo merupakan surat kabar terbitan tahun 1909 yang dipimpin

oleh Martodharsono, salah seorang tokoh jurnalis dan pengurus SI Solo.

Martodharsono juga pernah menjadi anak didik Tirto Adi Soerjo di Bandung serta

menjadi redaktur surat kabar Sarotomo. Sedangkan Djojosoediro adalah salah satu

anggota redaksi surat kabar Djawi Hisworo.

Setelah meninggalnya Tirto Adi Soerjo, Martodharsono kembali ke Solo,

dan menerbitkan surat kabar berbahasa Jawa, Djawi Hisworo. Surat kabar ini

muncul sebagai bentuk media baca dan pembelajaran bagi masyarakat surakarta.

Sama halnya seperti Sin Po dan Djawi Kondo, Djawi Hisworo merupakan surat

kabar yang tidak diterbitkan di bawah organisasi pergerakan, melainkan milik

perseorangan atau instansi non pergerakan. Ideologi yang diusung Djawi Hisworo

4 Djawi Hisworo Januari 1918

Page 20: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

adalah Nasionalisme Jawa, sesuai dengan karakter Martodharsono yang menganut

kejawen. Sebelum bergabung dengan Sarekat Islam, Martodharsono adalah sosok

guru yang menganut paham Jawa secara mendalam. Aktivitas Martodharsono

sebagai guru spiritual juga dilakukan di Keraton Surakarta dan tetap dijalankan

meskipun ia telah bergabung dengan Sarekat Islam.

Djawi Hisworo selain surat kabar Sarotomo dan majalah Doenia Bergerak

menjadi salah satu pilar komunikasi yang turut serta mendukung panji-panji

kebesaran SI hingga akhir 1917, saat dimana perselisihan antara Martodharsono

dan Tjokroaminoto terjadi.5 Pada tahun 1918, perbedaan pemahaman antara

aktivis pergerakan yang mengusung nasionalisme Islam dan nasionalisme Jawa

dalam melakukan perlawanan terhadap kolonial semakin terbuka. Perbedaan

pemahaman tersebut juga muncul dalam bentuk serangan dalam bentuk artikel di

surat kabar.

Djojodikoro menulis sebuah artikel di Djawi Hisworo mengenai

kontroversi penghinaan terhadap nabi Muhammad. Dalam hal ini yang merasa

menjadi pihak yang disudutkan adalah umat Islam. Meskipun ada permohonan

ralat tentang kemunculan artikel tersebut, sebagian umat Islam di Hindia Belanda

terlanjur geram. SI juga dibuat geram dengan aksi tulisan dari Djawi Hisworo.

Berbagai sikap muncul dari cabang-cabang SI yang berujung pada

tuntutan cekal terhadap Djawi Hisworo sekaligus Martodharsono. Para aktivis

pergerakan sendiri pun menanggapi hal tersebut dengan versi yang beragam.

Muncul reaksi diantara mereka yang berpandangan keseluruhan dari kacamata

5 Iswara N Raditya. Aktor Obrolan “kafir”. <http://jemaridewa.-blogspot.com/2007/10/-

marto-dharsono-aktor--obrolan-kafir.html>. (diakses pada tanggal diunduh pada tanggal 28 Januari

2010 pukul 22.17).

Page 21: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Islam dan pandangan dari mereka yang memakai pegangan kebebasan pers serta

pola gerakan melawan kolonial. Kampanye anti Martodharsono dan Djawi

Hisworo misalnya muncul dari Haji Misbach, Hadji Hisamzaijnie, serta Raden

Ng. Poerwodihadjo yang tergabung dalam SI Solo6. Di lain pihak, pandangan

berbeda ditunjukkan oleh SI Semarang yang lebih terfokus pada aksi buruh dan

pemogokan.7

Gelombang boikot dan penolakan menyebar di berbagai tempat. Setiap

cabang SI menunjukkan sikap yang berbeda satu sama lain. Aksi mobilisasi massa

Islam di Hindia Belanda lewat tubuh SI menjadi aksi kepedulian dan solidaritas.

Kontroversi dari artikel Djawi Hisworo tersebut memunculkan reaksi-reaksi

politik lain.

Reaksi yang muncul diantaranya ditandai dengan adanya Kemunculan

gerakan Tentara Kandjeng Nabi Muhammad (TKNM), tekanan massa Islam

terhadap pemerintah kolonial, masuknya beberapa tokoh SI ke Volksraad seperti

Cokroaminoto dan Abdoel Moeis, Gerakan Sidiq, Amanah, Tabligh, Vatonah

(SATV) dan beberapa bentuk-bentuk perlawanan lainnya. TKNM sendiri pada

rapat akbarnya di bulan Februari 1918 berhasil memobilisasi ribuan massa dan

mampu mengumpulkan uang yang berjumlah ribuan gulden.8 Sebagian dari

reaksi-reaksi ini memang menimbulkan kekuatan yang besar, namun dalam

6 Takashi Shiraishi,1997, Zaman Bergerak Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926,

Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti. Hlm. 177

7 Eka Kurniawan, 2002, Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis,

Yogyakarta: Jendela, Hlm.72-73

8 Soewarsono, 2000, Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaoen,

Lkis; Yogyakarta, hlm. 48

Page 22: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perkembangannya, tidak sedikit protes dan kritik yang digulirkan oleh kalangan

pergerakan sendiri.9

Kontroversi polemik surat kabar Djawi Hisworo akhirnya diboncengi

kepentingan-kepentingan lain oleh sebagian aktivis pergerakan di Hindia Belanda.

Akibatnya, kasus artikel Djawi Hisworo ini bergeser dari tuduhan kasus penodaan

terhadap agama menjadi kasus yang dimanfaatkan demi keuntungan politik

tertentu. Pemerintah kolonial sendiri tidak memberikan perhatian khusus terhadap

kontroversi tersebut. Di satu sisi kasus ini membawa semangat persatuan umat

Islam Hindia Belanda kembali menguat, namun di sisi lain penyingkapan terhadap

polemik surat kabar Djawi Hisworo juga memecah belah garis perlawanan kaum

pribumi terhadap pemerintah kolonial Belanda. Gejolak yang mewarnai SI pun

semakin beragam di tengah masuknya paham (isme) baru di Hindia Belanda.

Polemik surat kabar Djawi Hisworo ikut serta memicu konflik-konflik internal

yang mulai muncul dalam tubuh Sarekat Islam.

B. Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Sarekat Islam Surakarta pada tahun 1918-

1919?

2. Bagaimana polemik yang ditimbulkan surat kabar Djawi Hisworo tahun

1918-1919?

9 Islam Bergerak 10 Juni 1918

Page 23: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari adanya polemik Surat Kabar

Djawi Hisworo terhadap kondisi Sarekat Islam dan kehidupan perpolitikan

Surakarta 1918-1920?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian yang berjudul ”Pengaruh Polemik Djawi

Hisworo Terhadap Kondisi Sarekat Islam Tahun 1918-1919” adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan Sarekat Islam Surakarta pada tahun

1918-1919

2. Untuk mengetahui polemik yang terjadi dalam surat kabar Djawi Hisworo

tahun 1918-1919.

3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari polemik surat kabar

Djawi Hisworo terhadap kondisi Sarekat Islam dan kehidupan perpolitikan

Surakarta 1918-1920.

D. Manfaat Penelitian

Dari kajian tentang pengaruh polemik Djawi Hisworo terhadap kondisi

Sarekat Islam Tahun 1918-1920, maka penelitian ini diharapkan mampu

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi mengenai perkembangan surat kabar Djawi Hisworo dan

kehidupan politik saat itu serta sebagai bahan kajian bagi peneliti lain

terhadap segala bentuk-bentuk aktivitas pergerakan, jurnalistik dan agama.

Page 24: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

Hasil kajian dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

historiografi sejarah sosial politik dan pergerakan.

E. Kajian Pustaka

Penelitian ini menggunakan beberapa literatur yang relevan dengan tema

penelitian. Takashi Shiraishi dalam karyanya Zaman Bergerak Radikalisme

Rakyat di Jawa 1912-1926 (1997), menjadi salah satu referensi dalam penelitian.

Buku ini mengkaji asal dan evolusi pergerakan di panggung nasional dan lokal.

Selain membahas Sarekat Islam secara kritis, Takashi juga menggambarkan

tentang pergerakan di wilayah Surakarta dengan menyoroti kemunculan dan

kehancuran sejumlah partai dan perhimpunan politik, termasuk Sarekat Islam

Surakarta. Menurutnya, Sarekat Islam tumbuh dari Rekso Roemekso. Permusuhan

terjadi dengan organisasi serupa yaitu Kong Sing, antara orang-orang Jawa dari

Roemekso dan orang-orang Tionghoa dari Kong Sing. Perkelahian itu

mengundang penyelidikan dari pemerintah kolonial terhadap status hukum.

Kemudian penyelidikan itu mengubah organisasi ronda yang sederhana menjadi

organisasi raksasa, Sarekat Islam.

Organisasi-organisasi pergerakan pun lambat laun mulai menyesuaikan

diri menjadi organisasi pergerakan modern dengan tujuan politik yang jelas.

Organisasi pergerakan tersebut dinamakan partai. Implikasi perubahan ini sangat

besar bagi organisasi pergerakan karena selain harus merubah struktur dan sifat

organisasi juga harus menghadapi kebijakan kolonial yang semakin represif.

Terkadang perubahan-perubahan ini menimbulkan perdebatan dan bahkan

Page 25: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

memuncak menjadi perpecahan organisasi. Karya Takashi ini mampu menjadi

bahan rujukan dalam melihat gambaran Surakarta sebagai wilayah vorstenlanden

pada era-era pendudukan kolonial Belanda. Selain itu, berbagai gejolak di SI

Surakarta juga dijelaskan dalam buku ini. Termasuk beberapa informasi terkait

kasus “Pertjakapan Marto dan Djojo” di Surat kabar Djawi Hisworo.

Buku karangan Dewi Yuliati yang berjudul Semaoen Pers Bumiputera

Dan Radikalisasi Sarekat Islam (2000), menjelaskan latar belakang

perkembangan dunia pergerakan dan pers di Semarang pada masa kolonial.

Pergerakan nasional dan pers seakan menjadi kembar siam dan saling melengkapi.

Semarang merupakan salah satu tempat berkembangnya aktivitas politik Marco.

Selain sebagai kota pelabuhan, juga merupakan satu dari empat kota pusat

persurat kabaran nasional pertama (tiga diantaranya: Betawi/Jakarta, Surabaya dan

Padang. Dewi Yuliati memberikan deskripsi panjang lebar mengenai proses SI

Semarang dari murni sampai menjadi reaktif dibawah pimpinan Semaoen.

Penjelasan ini amatlah penting mengingat perkembangan organisasi kiri (sosialis-

komunis) tercuat di Semarang, dan SI Merah adalah benih awalnya. Alur

perkembangan SI Semarang ini dapat menjadi bahan kajian untuk melihat

berbagai sikap SI, baik SI Semarang dan SI cabang lainnya. Sehingga dengan

buku ini mampu memberi gambaran mengenai radikalisme Sarekat Islam

Semarang dibawah pengaruh sosialisme, yang tentunya membuat sudut pandang

SI menjadi beragam.

Buku yang dikembangkan dari tesis Mark W. Woodward yang berjudul

Islam Jawa, Kesalehan Normatif vs Kebatinan (2003) dapat dijadikan referensi

mengenai perkembangan agama masyarakat Jawa. Buku ini menjelaskan bahwa

Page 26: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Islam Jawa (kejawen) juga merupakan Islam yang mengambil bentuknya yang

khas Jawa. Tesis dari Howard ini dibuktikan dengan penelusuran pada doktrin dan

ritual agama Islam (yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadits) serta kajian

historis kenapa Islam Jawa mengambil bentuknya seperti yang saat ini. Dari

penelusuran teks-teks Jawa, seperti Babad Tanah Jawa, Serat Centhini, Serat

Cebolek, Serat Wirid Hidayat Jati, dan babad-babad lainnya membawa

Woodward pada sebuah kesimpulan bahwa ajaran-ajaran kejawen sangat

dipengaruhi oleh doktrin Sufi dan pandangan kosmis tentang hubungan antara

kemanusiaan dan keilahian. Dengan kata lain, buku ini menggambarkan

perkembangan Agama Kejawen dan Islam Jawa di Pulau Jawa. Islam Jawa

muncul dengan misi bagaimana harus menyelesaikan permasalahan syirik dalam

warisan-warisan kebudayaan pra-Islam. Kajian ini menggunakan pendekatan dan

sudut pandang yang benar-benar berbeda dari kajian tentang Jawa sebelumnya,

sehingga akan memberikan gambaran lain tentang keagamaan orang Jawa.

Wacana dan informasi dari buku ini dapat menambah pengetahuan mengenai

perkembangan Islam Jawa dan proses tarik ulurnya dalam kehidupan kepercayaan

masyarakat Jawa.

Buku karya Ahmad Mansyur Suryanegara yang berjudul Api Sejarah I

(2008) menyajikan fakta bahwa Islam dan ulama memiliki peran besar dalam

sejarah kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Namun, banyak

perjuangan mereka dilupakan atau sengaja dilupakan. Sejarah Islam di

Indonesia,termasuk sejarah Sarekat Islam didalamnya banyak mengalami konflik

dan pertempuran dengan golongan di luar Islam. Konflik tersebut diantaranya

yang terjadi dengan kelompok nasionalisme Jawa dan kelompok pro kolonial. Di

Page 27: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dalam buku ini, gerakan-gerakan kebatinan yang berlawanan dengan Islam di

masa pergerakan dibahas dengan jelas. Salah satunya adalah kasus yang terjadi

pada surat kabar Djawi Hisworo. Meskipun lebih menggunakan perspektif agama

Islam, namun informasi dari buku ini dapat dijadikan acuan data tambahan terkait

kasus pelecehan terhadap Islam di Indonesia.

Buku yang berjudul Berbareng Bergerak karangan Soewarsono (2000),

menjadi satu referensi yang juga mendukung informasi mengenai perkembangan

Sarekat Islam, khususnya Sarekat Islam Semarang. Periodisasi bahasan pada buku

ini terfokus tahun 1920-an. Meminjam istilah Soe Hok Gie, periode tahun-tahun

ini di Semarang dan beberapa tempat lahirnya Sarekat Islam, muncul “orang-

orang dipersimpangan kiri jalan”. Penjamuran SI pada tahun 1911-1913 di

berbagai tempat di Hindia Belanda, terutama di Pulau Jawa, merupakan pertanda

kelahiran pergerakan. Sedangkan periode 1920-an adalah masa dimana para

aktivis SI mulai “memerah” karena kecocokan orang-orang tersebut dengan

sosialisme yang dibawa masuk oleh Sneevliet. Buku ini membahas Sarekat Islam

Semarang dengan lebih mendalam. Tetapi gesekan kepentingan antara Sarekat

Islam satu dengan yang lain sekaligus perbedaan arah gerak memunculkan reaksi

yang berbeda dalam memahami berbagai kasus. Beberapa diantaranya dijelaskan

dalam buku karya Soewarsono ini. Sarekat Islam Semarang adalah salah satu

cabang SI yang tidak terlalu tenggelam dan fokus terhadap kasus Djawi Hisworo.

Buku Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007 (2007) karangan Muhidin M.

Dahlan, memaparkan teori tentang pers. Pers merupakan wadah bagi kaum

terpelajar untuk menyampaikan aspirasi dan inspirasi dari rakyat kepada

pemerintah. Selain itu, pers juga sebuah bentuk media untuk menyampaikan

Page 28: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perkembangan keadaan sosial politik ekonomi dan budaya suatu negara tempat

pers tersebut berada. Pers tersebut dibuat guna mencukupi kebutuhan rakyat akan

berita. Pers dapat berbentuk media seperti koran dan majalah. Pers juga dapat

diartikan kegiatan sekelompok orang dalam melakukan penyusunan berita di surat

kabar atau majalah.

Dalam pers suatu fenomena yang bisa memancing kontroversi atau

perdebatan. Hal ini dapat berujung pada persdelict atau pembredelan bagi pers

yang bersangkutan jika kontroversi dalam pers tersebut ditentang oleh orang

banyak. Persdelict diartikan sebagai pembredelan atau pelarangan peredaran

media masa tertentu dan pencekalan/penghukuman bagi redaktur yang terlibat di

dalamnya.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang mencakup empat tahap

yaitu menghimpun sumber-sumber sejarah yang sesuai dengan permasalahan

(heuristik), kritik sumber, interpretasi yang merupakan analisa dan sintesa serta

penyusunan atas penulisan sejarah (historiografi).10

Tahap pertama adalah heuristik. Tahap heuristik yaitu menghimpun

sumber-sumber sejarah berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan surat kabar

dan Sarekat Islam serta dokumen-dokumen lainnya yang sesuai dengan

permasalahan yang sedang dikaji.

10 Kuntowijoyo, 2001, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,

hlm. 91-92. Lihat juga Sartono Kartodirdjo,1993, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi

Sejarah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm 2

Page 29: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

a. Studi Dokumen

Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang penting karena

dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan data sejarah serta

diharapkan mampu menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Pada

penelitian ini dokumen yang digunakan adalah dokumen-dokumen yang

tersimpan di Sonopustoko Kasunanan Surakarta dan perpustakaan

Nasional Indonesia Jakarta.

Sumber Dokumen disini merupakan sumber dokumen dalam arti sempit,

yang berhasil penulis kumpulkan untuk penelitian ini antara lain : Laporan

pemerintah kolonial, arsip-arsip terkait SI, surat kabar Djawi Hisworo,

Sinar Djawa, Sinar Hindia, Medan Bergerak, Islam Bergerak, Medan

Moeslimin dan lain-lain.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam suatu penelitian dijadikan sumber penulisan yang

tentunya berhubungan dengan tema yang dikaji. Sumber pustaka dapat

berupa buku, artikel dan media lainnya. Dengan studi pustaka ini

diharapkan mampu menambahkan pemahaman teori dan konsep yang

diperlukan dalam penelitian. Studi pustaka dilakukan di Perpustakaan

Pusat UNS, Perpustakaan FSSR, Perpustakaan Jurusan Sejarah,

Perpustakaan Monumen Pers Indonesia dan Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

Page 30: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tahap kedua adalah Verifikasi atau kritik sumber yang merupakan metode

sejarah untuk mencapai obyektivitas. Kritik sumber terbagi menjadi dua, yaitu :

kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern bertujuan untuk mencari autentisitas

atau keaslian sumber. Kritik intern dilakukan untuk mencari kredibilitas suatu

sember dengan cara menyelidiki objek dan dokumen sejarah untuk membuktikan

keaslian fakta sejarah.

Tahap ketiga Interpretasi adalah proses penguraian sumber setelah

terseleksi sumber-sumber tersebut disatukan dalam satu kelompok atau

penggabungan sumber atau fakta-fakta sehingga tercapailah interpretasi yang

menyeluruh. Analisis yang di gunakan dalam penelitia ini adalah analisis

kualitatif dalam bentuk deskriptif analisis. Maksudnya adalah dari sumber–

sumber bahan dokumen dan studi kepustakaan selanjutnya diadakan analisis dan

diinterpretasikan dalam jalinan kausalitas sebab akibat dari peristiwa penelitian ini

secara kronologis kedalam isinya. Data–data yang telah dikumpulkan dan dikaji

kebenarannya itu adalah fakta–fakta yang akan digunakan dan dihubungkan

menjadi sebuah kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Tahap yang terakhir adalah Historiografi yang merupakan bentuk

penyajian hasil penelitian. Dalam penulisan sejarah perlu diperhatikan sifat

diakronik dan sinkroniknya. Jadi selain memanjang dalam waktu juga melebar

dalam ruang. Dalam studi ini historiografi dilakukan dalam bentuk penulisan

skripsi.

Page 31: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini akan menyajikan permasalahan dalam

tiap bab nya.

Penulisan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi latar belakang

penelitian yang menjelaskan informasi singkat perubahan Sarekat Islam Surakarta

dan keberadaan surat kabar Djawi Hisworo 1918-1919 beserta kasus polemik

yang menimpanya sampai tahun 1920. Selain latar belakang, bab pertama juga

berisi rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, studi pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

Bab kedua menjelaskan perkembangan Sarekat Islam Surakarta pada tahun

1918-1919. Kondisi Sarekat Islam Surakarta pada masa ini mengalami kelesuan

organisasi yang dikarenakan oleh beberapa sebab dan permasalahan. Baik yang

bersifat internal yaitu tidak adanya pengurus yang memadai dan factor eksternal

berupa konflik kepentingan antara cabang Sarekat Islam di Hindia Belanda.

Kondisi Sarekat Islam Surakarta yang mengalami kelesuan organisasi ini

kemudian akan memanas kembali setelah munculnya polemik surat kabar Djawi

Hisworo tahun 1918.

Bab ketiga berisi penjelasan mengenai surat kabar Djawi Hisworo yang

merupakan surat kabar berbahasa campuran, Indonesia lama dan Jawa. Surat

kabar yang berdiri sebelum Sarekat Islam Surakarta berdiri ini juga dikelola oleh

tokoh Sarekat Islam Surakarta yaitu Martodharsono. Dalam perkembangannya,

Djawi Hisworo dalam sebuah edisi terbitannya memuat artikel kontroversi yang

dianggap melecehkan agama Islam. Kontroversi ini kemudian memancing aksi

massa besar-besaran atas nama Islam dan Sarekat Islam.

Page 32: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Bab Keempat menjelaskan kelanjutan dari kasus Djawi Hisworo. Dalam

penanganannya, banyak dijumpai penyelewengan dari gerakan yang pada awalnya

ditujukan untuk menyelesaikan kasus Djawi Hisworo ini. Dampak yang muncul

kemudian adalah konflik antara cabang Sarekat Islam di Hindia Belanda.

Permasalahan kemudian bergeser menjadi pemanfaatan kasus Djawi Hisworo

sebagai kendaraan politik atas nama Islam dan Sarekat Islam. Kasus Djawi

Hisworo sendiri berakhir tanpa ada penyelesaian yang jelas.

Bab Kelima berisi kesimpulan dari berbagai bab yang ada dalam penelitian

ini.

Page 33: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB II

PERKEMBANGAN SAREKAT ISLAM SURAKARTA

TAHUN 1918-1919

A. Perkembangan Sarekat Islam Surakarta 1918-1919

Sarekat Islam yang lahir pada tahun 1912, merupakan organisasi pertama

yang bersifat lintas kelas dan etnis, bahkan ideologi. Keempat tokoh pendiri

Sarekat Islam di Surakarta, yakni Haji Samanhudi, Tirto Adi Suryo,

Martodarsono, dan Joyomargoso, pada awalnya tidak merencanakan sebuah

kelompok yang kemudian dikenal dengan nama Sarekat Islam, sebagaimana

Wahidin Sudirohusodo dan para siswa Sekolah Dokter Pribumi dengan Budi

Utomo. Benih Sarekat Islam terbentuk dari sebuah insiden perpecahan dan

konflik. Peristiwa itu adalah perkelahian antara dua perkumpulan sosial, yaitu

Kong Sing dan Rekso Rumekso. Kong Sing merupakan perkumpulan tolong-

menolong untuk penguburan milik orang Tionghoa, sedang Rekso Rumekso

perkumpulan jaga malam (ronda) milik para pengusaha batik Pribumi di bawah

pimpinan Haji Samanhudi di Laweyan, Surakarta.1

1. Kemunculan dan Perkembangan SI di Surakarta

Sarekat Islam dipandang sebagai sebuah agensi yang memiliki

karakteristik pemersatu yang berjiwakan semangat nasional. Jika Boedi Oetomo

(BO) dilihat oleh sebagian kalangan sebagai organisasi pergerakan yang

cenderung bersifat elitis dan bahkan punya kecenderungan menjadi pendukung

1 Safrizal Rambe, 2008, Sarekat Islam, Jakarta : Yayasan Kebangkitan Insan Cendikia,

hlm. 30

Page 34: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

terbentuknya “nasionalisme-jawa”, maka Sarekat Islam merupakan organisasi

yang berkontribusi dalam menegakan akar kebangsaan dan persatuan Indonesia.

Orang Eropa di nusantara merasakan kepanikan yang luar biasa pada saat

lahirnya Sarekat Islam. Sebelumnya, kemunculan Boedi Oetomo (BO) yang

menuntut perluasan hak ajar bagi priyayi rendahan pada tahun 1908, tidak

memancing perhatian pemerintah kolonial secara penuh. Hak untuk memperoleh

pendidikan bagi pemerintah Belanda, masih dapat ditunggangi sebagai

kepentingan Belanda di tanah Hindia. Barulah ketika mulai banyak pribumi –

yang dianggap sebagai inlander, yang warga negara kelas terendah melakukan

perlawanan lewat Sarekat Islam, perubahan dengan lambat tapi pasti mulai

dirasakan.

Kepanikan pemerintah kolonial terjadi karena kemunculan SI menunjukan

awal dari datang sebuah masa menuju pembebasan nasional, sekaligus menjadi

bukti bagaimana sebuah organisasi yang mengatasnamakan Islam mampu

berperan sebagai motor emansipasi dalam perjuangan mengukuhkan jati diri dan

merebut keadilan. Sambutan yang demikian antusias dan cepat sampai keluar

Jawa, mulai dari Aceh, Palembang, Banten, Jakarta, Surabaya, Balikpapan,

Makassar, hingga Donggala, menjadi bukti tingginya pengharapan anak bangsa

terhadap SI. Fenomena ini telah memaksa Gubernur Jenderal Idenburg dan

pemerintah kolonial meningkatkan kewaspadaan. Apabila Boedi Oetomo

mendapatkan pengakuan dengan mudah, maka SI dipaksa dipecah sejak

kelahirannya di Surakarta. Meskipun kemudian muncul cabang dimana-mana,

serta disusul dengan Central Sarekat Islam, kepentingan SI di berbagai daerah

seringkali bergesekan.

Page 35: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pada awalnya, Samanhudi merupakan anggota Budi Utomo, hal ini

rupanya membuat para pengusaha batik Tionghoa cemas apabila Budi Utomo

mendirikan organisasi pengusaha batik di bawah pimpinan Samanhudi. Segera

mereka mengajak Samanhudi bergabung ke dalam Kong Sing. Samanhudi setuju,

dan dengan dia ikut-serta banyak pengusaha batik Pribumi, konon jumlahnya

melebihi pengusaha batik Tionghoa.

Pergeseran paradigma masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda setelah

Revolusi Tiongkok terhadap penguasa Dinasti Qing pada 10 Oktober 1911,

menimbulkan rasa kebangsaan Tionghoa yang memuncak dan bagi orang Pribumi

mungkin terkesan berlebihan. Samanhudi dan pengikutnya keluar dari Kong Sing,

dan Rekso Rumekso segera dibentuk.

Pada saat perdagangan kain dan batik pada masa tersebut, muncul kain

halus impor yang menggeser kain batik lokal. Menyusul kemudian bahan celupan

nila digeser dengan bahan sintetis buatan Eropa. Dua jenis barang ini merupakan

bahan pokok industri batik, yang mulai dikuasai pedagang-pedagang Cina. Faktor

lain yang juga mendorong semangat kemunculan SI adalah gerakan penginjil yang

mendapatkan izin dari Gubernur Jenderal Idenberg untuk membuka cabang di

Surakarta.

Reaksi keras datang dari para pedagang batik Laweyan yang mayoritas

beragama Islam. Para pedagang Laweyan khawatir dengan meluasnya agama

Kristen di Surakarta dapat mempengaruhi orang-orang Jawa, sehingga akan

menimbulkan terganggunya stabilitas keamanan. Reaksi juga muncul dari pihak

keraton mengenai masalah penginjilan tersebut. Pakubuwono X memiliki

persamaan pandangan dengan para pedagang Laweyan. Ketika para penginjil

Page 36: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mengajukan permohonan izin untuk mendirikan rumah sakit kepada Kraton

Surakarta, permohonan pendirian ditolak. Akhirnya izin pendirian rumah sakit

mendapat restu dan tanah dari Mangkunegaran dan berdirilah rumah sakit zending

di Jebres. Kraton mempunyai andil yang cukup dalam mendorong munculnya SI.

Bahkan hubungan diantara keduanya tidak hanya persoalan keterkaitan karena

memiliki misi yang sama dalam melahirkan gerakan kebebasan dan kemerdekaan,

melainkan juga keterlibatan dalam berorganisasi dan izin. Munculnya organisasi

kebangsaan di wilayah Vorstenlanden (Surakarta dan Yogyakarta) bukan hal yang

mengherankan. Meskipun dalam tingkat pemanfaatan teknologi kurang maju

dibanding dengan wilayah gubernemen, namun secara kultural daerah kerajaan ini

sangat besar potensinya. Terkait dengan hal tersebut, bahkan ada yang

beranggapan berdirinya Sarekat Islam di Surakarta salah satunya karena restu dari

Pakubuwono X.

Konflik antara pribumi dan Tionghoa di Surakarta pada tahun 1911 secara

tidak sengaja memicu tumbuhnya cikal bakal SI. Perkelahian diantara keduanya

dijalanan berakhir di kantor polisi. Samanhudi merasa terpojok karena dimintai

bukti status badan hukum Rekso Rumekso. Pada tahapan ini, Samanhudi dan

semua pengikutnya samasekali tidak paham mengenai seluk-beluk status badan

hukum tersebut. Ia pun minta tolong kepada temannya, Joyomargoso, pegawai di

Kepatihan. Bantuan berpindah dari Joyomargoso kepada Martodarsono, bekas

anggota redaksi suratkabar Medan Prijaji, dan akhirnya Martodarsono minta

tolong kapada Tirto Adi Suryo, pemilik suratkabar itu dan pendiri beberapa

organisasi berstatus badan hukum di Batavia dan Bogor, seperti Sarekat Prijaji,

Sarekat Dagang Islamijah, dan Sarekat Dagang Islam.

Page 37: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Berkat bantuan Tirto Adi Suryo, pada akhir Januari 1912 Rekso Rumekso

mendapatkan status badan hukum sebagai organisasi Sarekat Islam (disebut SI),

tapi dengan tanggal yang lebih dini pada akte notaris, 9 November 1911. Dalam

dokumen itu, SI disebutkan bertujuan untuk mengejar kemajuan bagi seluruh

rakyat Hindia-Belanda, tujuan yang dianggap merupakan kewajiban kaum

Muslim untuk menyumbang ke arah kemajuan, karena Islam merupakan pengikat

rakyat Hindia-Belanda, sebagaimana Konfusianisme bagi Tiongkok, serta Kristen

bagi Belanda.

Sarekat Islam ada beberapa, yakni di Batavia, Bogor, dan Surakarta. Tirto

Adi Suryo sekalian saja menjadikan SI Surakarta sebagai Badan Kordinasi Pusat

(Centrale Commissie). Ketuanya H. Samanhudi, sekretaris Djojomargoso, sedang

Tirto Adi Suryo hanya sebagai penasehat. Namun kerjasama Samanhudi dan Tirto

Adi Suryo tidak berhenti sampai di sini. Mereka membentuk usaha baru, yaitu

menerbitkan suratkabar SI, Sarotomo (panah Arjuna), yang penyelenggaraannya

praktis tergantung penuh pada Tirto Adi Suryo. Segera timbul pertengkaran di

antara keduanya tentang sejumlah perkara, termasuk ricuhnya pengeluaran uang

oleh Tirto Adi Suryo, dan juga sikapnya yang membuat Samanhudi merasa

seolah-olah bawahannya. Samanhudi memutus kerjasama itu dan memindahkan

kantor redaksi Sarotomo ke Surakarta.

Pada awal berdirinya Sarekat Islam, dari pimpinan yang terdiri dari 11

orang, empat orang diantaranya adalah pegawai Kasunanan. Pada kongres tanggal

23 Maret 1913 di Surakarta, SI menawarkan kepada RM Woerjaningrat,

kemenakan sekaligus calon menantu Pakubuwono X untuk duduk dalam

pimpinan Sarekat Islam. Pangeran Hangabehi juga diangkat sebagai pelindung SI.

Page 38: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pada kongres tersebut, Samanhudi terpilih sebagai ketua dan Cokroaminoto

sebagai wakil ketua. Sebagai pengurus pusat untuk seluruh Jawa Tengah dipilih

R.M.A Poespodiningrat, putera dari salah satu penasehat kepercayaan

Pakubuwono X, R.M.T Wiriodiningrat. Kedekatan SI dengan Kraton Surakarta

ternyata memunculkan kegelisahan dari pihak Mangkunegaran. Sri

Mangkunegoro yang takut melihat bertambah besarnya keanggotaan SI yang pro

dengan Kasunanan, mencoba mendirikan Sarekat Islam tandingan dengan nama

Darmo Hatmoko. Tetapi Darmo Hatmoko ini tidak dapat berkembang karena

terkenal atas sifat kekerasannya. Tidak itu saja, di dalam organisasi yang muncul

di jantung Pulau Jawa ini, berkumpulah tokoh-tokoh besar pergerakan (yang

belakangan kemudian menjadi ideologi dari berbagai macam keyakinan politik)

seperti Samanhudi, R HOS Tjokroaminoto, Agus Salim, Abdoel Moeis, KH

Ahmad Dahlan, sampai dr Sukiman, Kartosoewiryo, Ki Hajar Dewantara,

Semaoen, Darsono. Semuanya mengusung sebuah keyakinan akan pembebasan,

persatuan, perlawanan, dan kemandirian atas dasar identitas dan keyakinan

bersama dalam SI, meski kemudian beberapa di antara tokoh itu keluar atau

dikeluarkan. Dengan luasnya cakupan dukungan itu tidak mengherankan jika pada

tahun keempat keberadaannya organisasi ini telah mendapatkan anggota sekitar

700.000 orang yang tersebar di 180 cabang.

2. Perpindahan Kekuatan SI Pusat dari Surakarta ke Surabaya

Pertemuan antara Samanhudi dengan Cokroaminoto sebagai wakilnya di

SI bermula pada 10 September 1912. Cokroaminoto adalah anggota SI Surabaya,

Jebolan OSVIA dan pangreh praja, lalu anggota pertunjukan wayang keliling dan

teknisi pabrik gula. Cokroaminoto diundang oleh Samanhudi untuk mencari jalan

Page 39: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

keluar dari larangan residen Surakarta atas kegiatan SI. Cokroaminoto cepat

melihat celah hukum bahwa SI di daerah lain tidak dilarang. Lalu ia membenahi

SI Surabaya dan daerah lain dengan anggaran dasar baru yang jauh lebih rapi,

sehingga ia ditunjuk oleh Samanhudi sebagai komisaris di Centrale Commissie

khusus untuk menyusun anggaran dasar yang baru juga. Dalam kongres SI

pertama di Surakarta, 25 Maret 1913, Cokroaminoto terpilih jadi Wakil Ketua

Centrale Commissie.

Kebetulan pemerintah tidak mengakui SI sebagai satu kesatuan di bawah

Centrale Commissie, tapi masing-masing cabangnya sebagai SI lokal. Untuk

menghubungkan SI lokal itu, dibentuklah semacam badan kordinasi bernama

Centrale Sarekat Islam (CSI) dalam kongres kedua di Yogyakarta, April 1914.

Ternyata dalam kongres kedua itu, Cokroaminoto sendiri berhasil jadi ketua CSI,

Raden Gunawan sebagai wakil ketua, sedang Samanhudi “jatuh ke atas” sebagai

ketua kehormatan. Setelah Kongres kedua SI di Yogyakarta April 1914, SI

semakin pesat berkembang. Pemerintah Belanda menyebut fenomena SI tersebut

sebagai kebakaran prairi yang melambangkan besarnya kekuatan SI sebagai

organisasi massa. Setelah Cokroaminoto menggantikan Samanhudi, karir

Cokroaminoto dalam SI semakin melesat.

Cokroaminoto hanya dalam kurun watu satu tahun tidak hanya berhasil

konsolidasi, tapi juga membawa SI jadi organisasi besar sehingga sempat

membuat pemerintah jajahan cemas, serta membuat dirinya sangat masyhur

sehingga digelari Ratu Adil. Namun keberhasilan itu bukan tanpa korban. Pusat

kegiatan SI bergeser dari Surakarta ke Surabaya, sehingga Samanhudi praktis

Page 40: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tersisih. Di Surabaya ia mengambil-alih suratkabar Oetoesan Hindia dari tangan

Hasan Ali Surati, seorang pedagang Arab.

Samanhudi sebenarnya termasuk pandai, kerjanya efektif, tetapi sebagai

pimpinan organisasi besar, Samanhudi tidak memiliki kemampuan berorganisasi

dan kurang handal dalam berpidato, jadi untuk memimpin suatu organisasi massa,

bukan kemampuannya. Lain dari Cokroaminoto yang mahir berpidato sekaligus

memiliki karisma dalam memimpin. Pidato-pidatonya luas akan pengetahuan dan

wacana. Seringkali Cokroaminoto menggugah kembali kepercayaan psiko religius

tradisional yang dimiliki orang Jawa dengan cara membangkitkan kembali

nasionalisme dari masa dinasti Majapahit yang silam. Kata-kata serta pandangan

Cokroaminoto mampu meninggalkan kesan mendalam pada rakyat, sehingga

membangkitkan semangat meluap-luap. Sampai-sampai banyak pula yang

beranggapan bahwa Cokroaminoto merupakan messiah atau ratu adil di Jawa. SI

dan Cokroaminoto mampu menggugah dan menumbuhkan kembali asa kaum

pribumi. Cokroaminoto bahkan dianggap sebagai “Ratu Adil” pembawa kejayaan

dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat sebagaimana Ramalan Joyoboyo.

Sehubungan dengan itu diberitakan di Situbondo misalnya massa yang menyemut

bahkan rela mencium kaki Cokroaminoto untuk mendapatkan berkahnya, suatu

hal yang amat tidak disukai oleh si pemilik kaki.

Di lain pihak, Raden Gunawan dari SI Batavia di Sumatera Selatan juga

dianggap sebagai sosok yang mesianistik. Fenomena kecil itu sekadar

memperlihatkan bagaimana kepercayaan dan pengharapan yang diberikan rakyat

kepada SI cukup besar, jauh lebih besar dari yang didapatkan oleh organisasi

semacam BO. Hal ini terbukti kemudian dengan cepatnya pertumbuhan cabang-

Page 41: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

cabang dan keanggotaan SI di hampir seluruh pelosok Hindia Belanda. Namun

gelar sebagai ratu adil tidak melekat pada diri Samanhudi. Ia hanya dikenal

sebagai pendiri Sarekat Islam yang juga seorang pedagang besar ternama.

Kemampuannya lebih terfokus pada dukungan moral dan dana. Praktis setelah

ketua SI dipegang oleh Cokroaminoto. Kekuatan SI bergeser ke Surabaya.

Sementara itu pimpinan SI untuk Jawa Tengah juga beralih ke RM Soerjopranoto,

seorang anggota Pakualam Yogyakarta. Sehingga pada awal 1915, SI Surakarta

mengalami kemunduran bersamaan dengan renggangnya hubungan SI Surakarta

dengan Kraton Kasunanan. Di tengah gejolak politik di dalam tubuh SI Surakarta,

wabah pes menyebar di Surakarta. Orang Jawa menamakkannya sebagai

pageblug, pagi sakit sore mati, atau sore sakit paginya mati. Semula yang diserang

adalah daerah stasiun Jebres kemudian menjalar sampai ke seluruh kota dan

bahkan hingga ke pedesaan.

SI mulai kekurangan anggotanya dan merubah fokus organisasi kepada

soal agama dan sosial ekonomi. Hal ini terlihat pada tarekat yang dicetuskan oleh

Haji Misbach. Haji Misbach membentuk gerakan Sidiq Amanah Tabligh Vatonah

(SATV). Untuk salah satunya meraih dukungan para kaum petani agar masuk

Islam dan bergabung dengan SI Surakarta. Kaum petani yang menjadi sasaran dari

Haji Misbach adalah kaum petani di sekitar Solo, yaitu yang tempatnya

mengelilingi kota Solo. Haji Misbach memasukan ajaran agama Islam kepada

kaum petani tersebut dengan cara sederhana.2 Dengan hanya membaca bacaan

taawud dan basmalah, petani sudah masuk Islam dan kemudian ajaran Islam

diperkenalkan dengan cara yang begitu mudah. Haji Misbach adalah seorang yang

2 George D Larson, 1990, Masa Menjelang Revolusi, Keraton dan Kehidupan Politik di

Surakarta 1912-1942, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hlm. 67

Page 42: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sangat memperhatikan kesejahteraan kaum petani, melalui gerakan SATV beliau

berusaha menjadikan para petani masuk Islam dan masuk Sarekat Islam serta

mensejahterakan mereka. Meskipun ada beberapa cabang SI yang justru semakin

radikal (SI Semarang), kebanyakan mengikuti SI Cokroaminoto. Dalam tubuh SI

sendiri terjadi perpecahan internal dengan munculnya dua kubu. Yang pertama

kubu Samanhudi dan R Gunawan, dan kubu yang kedua adalah kubu

Cokroaminoto dan Abdul Muis. Meski pada awalnya SI menolak disebut sebagai

gerakan politik, Hal itu sesungguhnya hanya merupakan pandangan sesaat yang

segera saja bermetamorfosis. Langkah awal SI itu hanya sekedar kamuflase atau

strategi jangka pendek untuk menghindari tekanan pemerintahan kolonial pada

masa-masa awal pembentukannya.3

Di bawah Cokroaminoto, SI tumbuh menjadi organisasi yang memiliki

posisi tawar. Selama karirnya yang melesat itu, Cokroaminoto bekerja dekat

dengan wakil Penasehat Urusan Pribumi, D.A. Rinkes. Di satu pihak SI

menggalang semangat rakyat, tapi di pihak lain bersikap lunak terhadap

pemerintah jajahan. Sikap mendua ini jelas tampak pada garis Cokroaminoto

ketika ia menolak tegas desakan dr Cipto Mangunkusumo agar syarat agama

dihilangkan dalam penerimaan anggota, sehingga SI (Sarekat Islam) dapat

menjadi SI atau Sarekat (H)India saja. Cokroaminoto kemudian menegaskan

bahwa SI bukan partai politik, tidak menghendaki revolusi, dan memilih setia

kepada pemerintah. Sikap-sikap yang demikianlah menjadikan Cokroaminoto

seringkali mendapat kritikan dari tokoh-tokoh yang berseberangan dengan

kepemimpinannya.

3 Edi Cahyono, 2003, Jaman Bergerak di Hindia-Belanda: Mozaik Bacaan Kaoem

Pergerakan Tempo Doeloe, Jakarta : Yayasan Pancur Siwah, hlm. 108

Page 43: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

SI Surabaya pimpinan Cokroaminoto kemudian mendasarkan ideologi

organisasinya pada ajaran Islam yang lurus dan murni.4 Ajaran ini merupakan

ajaran para kaum nasionalisme Islam dimana mereka berjuang demi bangsa dan

negaranya yang didasarkan pada pengamalan ajaran Islam yang benar dan

sungguh-sungguh. Ini berarti unsur-unsur kemusrikan dan adat-adat dalam

keraton yang tidak sesuai dengan ajaran Islam harus dihindari. Dalam Islam

sendiri perjuangan dapat diartikan dengan jihad. Jihad merupakan salah satu

bentuk ibadah.

Di samping berpindahnya kekuatan SI ke Surabaya, iklim organisasi

Surakarta diramaikan kembali oleh Boedi Oetomo. Pada tahun 1914 seakan-akan

terjadi pertukaran dua organisasi nasional di Surakarta. Pada kongres Boedi

Oetomo di Surabaya tanggal 8-9 Juli 1916, Soerjosoeparto sebagai ketua umum

mengundurkan diri. Sebagai gantinya terpilihlah RMA Woerjaningrat (pengurus

SI Surakarta) dari Keraton Surakarta. Boedi Oetomo yang dipimpin oleh

Woerjaningrat semakin memperluas pengaruhnya. Hal ini juga melambangkan

dukungan Keraton Surakarta bergeser kepada Boedi Oetomo.

3. Eksistensi SI Surakarta Pasca Pindahnya SI Pusat dari Surakarta ke

Surabaya 1918-1919

Pada masa dominasi Cokroaminoto dalam Sarekat Islam (SI) terus

menguat, Surakarta tetap menjadi ingatan dalam masyarakat sebagai tempat lahir

dan besarnya SI. Ingatan tersebut juga lekat pada posisi H. Samanhudi sebagai

pendiri SI. Tetapi kejayaan SI Surakarta hanya sebatas pada memori kolektif

masyarakat Hindia Belanda. Karena terserang berbagai macam masalah, SI

4 Delian Noer, 1996, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES.

Hlm. 51

Page 44: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Surakarta mengalami kemunduran, tidak bisa bergerak dan hampir kehilangan

massa pengikutnya.5

Kejayaan masa lalu SI Surakarta yang didukung oleh para pedagang batik

dan aristokrat Kasunanan telah berlalu. Kondisi yang demikian bergeser ketika

terjadi perubahan inti pada orang nomor satu di SI. Perpindahan kekuasaan dari

Samanhudi ke Cokroaminoto membawa dampak besar bagi kejayaan SI

Surakarta. Pergeseran kekuatan dari Surakarta ke Surabaya yang dimulai sejak

tahun 1915, juga berarti pergeseran pemasukan dana serta pendapatan SI. Uang-

uang dari SI lokal berhenti mengalir ke tangan pimpinan SI Surakarta. Para

saudagar batik yang pernah memberi dukungan tidak dapat membiayai lagi

aktivitas SI Surakarta karena lonjakan harga bahan mentah untuk produksi batik

akibat Perang Dunia I.

SI mencoba mempertahankan eksistensinya yang ditunjukkan dengan

adanya pergeseran metode dari boikot dan beating (fisik/berkelahi), menjadi Rally

(pengumpulan massa/rapat) dan propaganda. Metode Rally bukanlah metode asli

dari SI. Metode Rally diterapkan pertama oleh Indische Partij (IP) yang didirikan

oleh EFE Douwes Dekker. IP yang menyebut diri mereka sebagai “Children Of

The Country” (anak-anak negeri), menggunakan rapat umum terbuka sebagai

metode pembelajaran untuk massa. Rapat Umum terbuka menjadi andalan

organisasi pada waktu itu. Kelebihan cara ini adalah mampu mengumpulkan

massa dalam jumlah banyak dari berbagai golongan. Konsep kedua yang telah

digagas dan dijalankan oleh IP adalah dimaklumkannya pembicaraan politik

secara terus terang dan terbuka mengenai sistem kemasyarakatan kolonial, serta

5 Sinar Hindia, 22 Januari 1919

Page 45: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

bisa diikuti oleh siapapun.6 SI lebih cenderung menggunakan metode Rally

dengan rapat umum terbuka dan penggunaan media massa (meskipun kemudian

cara ini condong berbelok pada saat kemunculan SI Merah).

Keadaan SI Surakarta bertambah lesu ketika SI Semarang pada 1917 mulai

tumbuh dengan kekuatan serikat buruh di bawah kendali Semaoen. SI Batavia

dibawah pimpinan Goenawan juga menurun akibat kasus keuangan yang

menimpa SI Batavia. Kubu Cokroaminoto memperkuat SI Jawa Barat sebagai

pesaing SI Batavia. Ditengah tumbuhnya kekuatan SI, kubu SI Surabaya di bawah

Cokroaminoto dan SI Semarang di bawah Semaoen saling berebut pengaruh.7

SI Semarang di bawah Semaoen menjadi SI dengan kekuatan sosialis.8 Hal

ini dikarenakan pada tahun 1916 mulai terjadi gerakan buruh secara besar-besaran

di perusahaan kereta api yang ada di Semarang. Gerakan ini kemudian menjalar

kepada gerakan buruh-buruh yang lain di pabrik-pabrik besar di Semarang.

Gerakan-gerakan tersebut umumnya meminta kenaikan gaji dan melarang

pemecatan buruh. Gerakan buruh inilah kemudian didukung oleh SI Semarang

dan diperjuangkannya.

Pada tanggal 27 Januari 1918, SI Surakarta mengadakan algeemene

vergadering (pertemuan umum) untuk membahas kondisi internal SI di Surakarta.

6 Soewarsono, 2000, Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaon,

Lkis: Yogyakarta, Hlm. 16-18

7 Suradi, 1997, Haji Agus Salim dan Konflik Politik dalam Sarekat Islam, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, hlm. 27

8 Dewi Yuliati, 2000, Semaoen; Pers Bumi Putra dan Radikalisasi Sarekat Islam

Semarang, Semarang: Bendera, hlm. 22

Page 46: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Tujuan rapat tersebut untuk membahas berbagai permasalahan internal SI, juga

mengenai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan segenap anggotanya.9

Kurang aktifnya SI Surakarta tidak berarti vakumnya kegiatan SI

Surakarta secata total. Secara organisasi SI Surakarta masih ada, meskipun

pengurusnya hanya sedikit orang. Fokus kegiatan SI Surakarta lebih kepada soal

pendidikan dan syiar keislaman. Hal ini untuk mengimbangi kegiatan zending

yang ada di Surakarta. SI Surakarta pernah membentuk komite Tentara Kanjeng

Nabi Muhammad (TKNM) dalam menyelesaikan kasus yang dipicu oleh surat

kabar Djawi Hisworo, tetapi komite tersebut tidak berjalan dengan baik. Kas

komite habis untuk mengadakan rapat dan tidak ada kemajuan yang berarti dari

pembentukan komite tersebut. Pengurus komite dianggap diam saja terhadap

permasalahan yang ada. Baik soal kasus Djawi Hisworo, misi penyebaran agama

Nasrani, dan janji pendirian sekolah yang berpedoman pada agama Islam.

Pengurus komite bahkan diistilahkan sebagai pers berkepala hitam.10

Sejak kongres CSI Central Sarekat Islam (CSI) pada 1918, kekuatan SI

mulai disokong oleh serikat buruh dan gerakannya. Perjuangan ekonomi yang

disepakati pada kongres CSI 1918 menjamin posisi unggul Cokroaminoto dalam

SI. Walaupun pada saat itu banyak serikat buruh yang dipelopori oleh SI

Semarang dan Yogyakarta, kekuatan dari keduanya tidak mengubah kontrol

Cokroaminoto dalam SI. Baik itu SI Semarang yang diketuai oleh Semaoen dan

serikat buruh Yogyakarta yang dipelopori oleh Soerjopranoto.

9 Djawi Hisworo, 28 Januari 1918

10

Islam Bergerak, 10 Juni 1918

Page 47: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pada kongres SI September 1918, para pengurus CSI hampir tidak ada

tokoh yang berasal dari SI Surakarta.11

Susunan inti dari pengurus CSI sebagai

berikut :

Ketua : Cokroaminoto

Wakil Ketua : Abdoel Moeis

Sekretaris : Sosrokardono

Wakil Sekretaris : Brotosoehardjo

Wakil Bendahara : Cokroaminoto

Komisaris : Moehammad Joesoef

: Dojosoediro

: Hasan Djajadiningrat

: Soerjopranoto

: Cokrosoedarmo

: Semaoen

: Wignjadisastra

: Mohammad Samin

: Soekirno

: H Moh. Arip

: Prawoto Soedibyo

Penasihat : KH Ahmad Dahlan

: H. Ahmad Sjadzili

Berdasarkan sususan pengurus CSI tersebut, SI Surakarta tidak

mendapatkan tempat meskipun secara status masih sebagai pemimpin dari SI.

11

Takashi Shiraishi,1997, Zaman Bergerak Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926,

Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti, hlm. 147-148

Page 48: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Kekuatan di dominasi oleh kubu Cokroaminoto dari SI Surabaya. Beberapa tokoh

yang masuk dalam kepengurusan CSI berasal dari SI Surabaya, SI Semarang, SI

Jawa Barat dan SI Yogyakarta.

Meskipun ada aktivitas dari orang SI Surakarta, kebanyakan terfokus pada

kegiatan syiar Islam dan penerbitan. Kondisi yang demikian tentunya tidak

muncul begitu saja. Selain hilangnya pamor SI Surakarta dan Samanhudi,

beberapa tokoh SI Surakarta ditangkap pemerintah kolonial Belanda atas kegiatan

pergerakan mereka. Beberapa diantaranya menjabat sebagai pengurus Inlandsche

Joernalist Bond (IJB). Suwardi Suryaningrat tertangkap karena aktivitas

radikalnya di Indische Partij. Dr. Tjipto Mangkunkusumo yang juga pernah

tinggal di Surakarta, ditangkap terkait kegiatannya dengan tiga serangkai12

. Marco

Kartodikromo ditangkap dan dipenjara dari 1915-1917 di penjara Weltreveden

karena aktivitas jurnalistiknya di Sarotomo (organ SI) dan Doenia Bergerak, yang

juga mendukung SI Surakarta. Penangkapan Marco Kartodrikromo ternyata cukup

memberi dampak pada aktivitas politik SI Surakarta. Penangkapan Martodharsono

dan penangkapan Marco menjadikan SI Surakarta semakin kehilangan suara

nyaring, sedangkan tokoh seperti H Misbach masih berjuang dengan

menggunakan media penerbitan media massa sebagai corong untuk menyuarakan

kepentingan masyarakat Hindia Belanda.

Perbedaan aktivitas SI Surakarta dengan SI yang lain juga terlihat pada

tindakan yang menuntut kebijakan pemerintah kolonial. Pada bulan April 1918, SI

Semarang dan SI Surabaya menuntut pemerintah kolonial Belanda untuk

mengurangi jumlah perkebunan tebu di Pulau Jawa, dan digantikan oleh tanaman

12

Doenia Bergerak, no. 43, 1914

Page 49: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

padi. Tuntutan tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap bahaya kelaparan

yang menyerang Hindia Belanda. SI Surakarta tidak ikut serta dalam mengkritik

kebijakan pemerintah kolonial.13

Bahaya kelaparan yang menyerang Hindia

Belanda terjadi juga di Trenggalek Jawa Timur. Bahkan Cokroaminoto menulis

sebuah surat permohonan (rekest) yang cukup panjang kepada pemerintah

kolonial Hindia Belanda di Batavia. Isi rekest tersebut memohon supaya

pemerintah membahas lagi dengan serius bencana kelaparan yang terjadi di

Trenggalek, karena pemerintah belum bertindak apapun atas bencana tersebut.14

Hal yang sama juga dituliskan oleh Marco Kartodikromo, sebagai pengurus SI

Yogyakarta, mengkritik kebijakan kolonial lewat tulisan sama rasa sama rata.

Dalam tulisannya, Marco mengungkapkan bahwa pentingnya derajat yang sama

bagi manusia.15

Semangat untuk membangun SI Surakarta untuk bangkit dari kelesuan

sebenarnya masih ada dan hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya

tokoh-tokoh yang loyal terhadap Samanhudi. Pada awal tahun 1919, tokoh-tokoh

lokal Surakarta yang pernah aktif di Sarekat Islam membentuk kepengurusan baru

sebagai bukti keberadaan SI Surakarta. Dalam beberapa bulan terakhir kondisi SI

Surakarta memang lesu, tetapi pembentukan pengurus tersebut mencoba

menjawab pertanyaan mengenai permasalahan SI Surakarta. Samanhudi

memperoleh jabatan tertinggi diluar kepengurusan yaitu sebagai dewan

kehormatan, sedangkan ketua SI Surakarta dipegang oleh Marco Kartodikromo.

13

Neratja, 3 – 4 April 1918

14

Sin Po, 1 Mei 1918

15

Sinar Hindia, 16 April 1918

Page 50: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Berikut ini adalah susunan kepengurusan yang dibentuk pada Januari 1919

tersebut:

Penasihat : H Samanhudi

Ketua : Marco Kartodikromo

Wakil Ketua : R. Ng. Wirokoesoemo

Bendahara : M. H. Abdoelsalam

Sekretaris : R. Hadiasmoro

Sekretaris 2 : R. Wirowongso

M Ng Darmosasmito

R. Ng. Djiwopardoto

H. Misbach

M. Soekarno

Kandidat kandidat tersebut dipilih secara fleksibel, karena sebagian

memang tidak hadir dalam rapat di Surakarta pada 19 Januari 1919. Meskipun

demikian, para kandidat tersebut diharapkan mampu mengemban amanah sebagai

pengurus SI Surakarta yang baru dan mampu menghidupkan kembali kegiatan SI

Surakarta.16

Beberapa pengurus baru ini sempat mengeluarkan beberapa tulisan di surat

kabar yang mengkritik aktivis pergerakan yang hanya memikirkan gaji saja.

Namun sayangnya, kebanyakan dari pengurus baru tersebut memegang dua

jabatan pada waktu yang sama di organisasi lain sehingga tidak mampu

beraktivitas secara maksimal di SI Surakarta. H Misbach dan Marco

Kartodikromo misalnya begitu sibuk mengurus surat kabar mereka masing-

16

Darmo Kondo, 20 Januari 1919

Page 51: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

masing. Secara organisasi, kemampuan Marco Kartodikromo sebagai pemimpin

organisasi tidak begitu maksimal. Apalagi domisilinya berada di Semarang, dan

aktif di SI Semarang sebagai pengurus Sinar Hindia.17

Keberadaan SI Surakarta belum menunjukkan posisi yang berarti pada

kongres CSI 1919. Kepengurusan CSI masih didominasi oleh orang-orang dari

kubu Cokroaminoto, dan tidak ada perwakilan dalam CSI tersebut.18

Sebagaimana

kepengurusan CSI yang terbentuk pada kongres 1919 sebagai berikut ini:

Ketua : Cokroaminoto

Wakil ketua I : Abdoel Moeis

Wakil ketua II : Soerjopranoto

Sekretaris : Sosrokardono

Wakil Sekretaris I : Brotosoehardjo

Wakil Sekretaris II : Rachmat

Bendahara : Cokroaminoto

Wakil Bendahara : Brotosoehardjo

Komisaris : Hasan Djajadiningrat

: H Agus Salim

: Brotonoto

: Alimin Prawirodirjo

: Abikoesno T

: Soekirno

: Semaoen

: Marco Kartodikromo

: Haji Fachroedin

17

Sinar Hindia, 22 Januari 1919

18

Ibid, hlm. 155-156

Page 52: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

: H. Ahmad Sjadzili

: Amir Hamza

Penasihat : Djojosoediro

: KH Dahlan

B. Perubahan Aktivitas Pergerakan di Surakarta Setelah Lemahnya SI

Surakarta tahun 1918-1919

Pada masa awal berdirinya, SI Surakarta adalah perkumpulan orang Jawa

yang kuat pengaruhnya di bawah pimpinan pedagang batik dan aristokrat

Kasunanan. Anggotanya mencapai puluhan ribu orang. Namun ketika jaman

berganti, masa gemilang itu pun berlalu. Ketika orang-orang sudah terbiasa

dengan vergadering dan membaca surat kabar, eksistensi SI berkurang. Para

priyayi beramai-ramai lari meninggalkan SI Surakarta di tengah keterpurukannya.

yang tersisa hanyalah para jurnalis yang kemudian beralih, memegang kendali

menjadi pemimpin pergerakan.

Banyak aktivis SI Surakarta yang beralih ke dunia jurnalistik setelah

lesunya iklim keorganisasian di SI. Hal ini menunjukkan ruang gerak aktivis

pergerakan di Surakarta berubah arah. Perlawanan terhadap pemerintah kolonial

menggunakan media pers untuk menyuarakan kepentingan masyarakat Hindia.

Pada bagian ini, tokoh-tokoh seperti H Misbach, Marco Kartodikromo dan

Martodharsono, merupakan pemicu perlawanan tersebut. Setelah bangkrutnya

Sarotomo, Marco Kartodikromo mendirikan Doenia Bergerak, sedangkan

Martodharsono kembali mengurus surat kabar Darmo Kondo dan Djawi Hisworo.

H Misbach menerbitkan surat kabar Medan Moeslimin dan mempelopori Islam

Bergerak, sebagai media perlawanan dan syiar keislaman. Disamping itu muncul

pula surat kabar Mardi Raharjo yang dipergunakan sebagai media misionaris.

Page 53: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Menurunnya pengaruh SI Surakarta, berpengaruh pula terhadap nasib

Sarotomo, surat kabar ini pun kekurangan dana, padahal organisasi adalah alat

untuk mencapai perubahan dan tatanan dunia baru. Kemunculan jurnalis-jurnalis

pribumi menjadi jembatan bagi para pembaca pribumi sekaligus sebagai bentuk

ekspresi solidaritas masyarakat terjajah. Hal ini merupakan gambaran gelombang

perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia, yang lazim disebut

sebagai golongan inlander atau kaum “bumiputera”. Gejolak ini menjadi tanda

lahirnya kebangkitan nasional yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah

perkembangan masa berikutnya. Zaman pergerakan ditandai dengan hadirnya

organisasi pergerakan serta kemunculan beberapa koran (sekaligus jurnalis muda)

pergerakan dengan arah gerak yang lebih reaksioner.19

Pada satu segi kelahiran surat kabar pribumi dapat dipandang sebagai

lambang kelahiran modernitas dan kebebasan bersuara bagi kaum Bumiputera

pada masa kolonial. Periodisasi pers yang terbit pada abad 19 hingga dengan awal

abad ke 20 dideskripsikan sebagai periode “prasejarah” pers nasional. Periode

tersebut turut mengubah budaya kebiasaan masyarakat yang awalnya sebagai

pendengar kabar menjadi membaca kabar/berita.20

Surat kabar pada masa itu

benar-benar menjadi media komunikasi organisasi politik yang strategis dalam

membawakan visi misi pada pemimpin gerakan, pendidikan kreatifitas,

pembinaan sikap kritis, intelektual dan kemandirian.

19 Indomarxist. Mas Marco Kartodikromo: Dengan Sastra, ia mengasah pena.

<http://www24.brink-ster.com/ indomarxist/masmarco.htm>. (diakses tanggal 13 Januari 2010

Pukul 12.35)

20

Santana K, Septiawan, 2005, Jurnalisme Kontemporer, Yogyakarta: Yayasan Obor,

hlm 158-159

Page 54: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kemunculan surat kabar-surat kabar yang meramaikan dunia pergerakan

di Surakarta satu sisi memang tetap menghidupkan aktivitas penyadaran terhadap

masyarakat. Namun di sisi lain, tidak bisa lepas juga dari konflik antar

kepentingan baik di dalam tubuh SI maupun kepentingan atar organisasi. Pada

awal 1918, kasus Djawi Hisworo naik ke permukaan yang segera disambut oleh

Cokroaminoto sebagai mesin pendulang suara. SI di bawah Cokroaminoto perlu

diperkuat lagi, sehingga suara-suara yang tidak sepakat dengan Djawi Hisworo

dan Martodharsono harus dipersatukan.

Page 55: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB IV

PERANG KEPENTINGAN DI SAREKAT ISLAM SETELAH

POLEMIK SURAT KABAR DJAWI HISWORO

TAHUN 1919-1920

A. Perang Kepentingan Dalam Elit SI Pasca Polemik Surat Kabar Djawi

Hisworo

Sebagai organisasi massa terbesar pada zamannya, SI pun mengalami

perebutan di pucuk pimpinan oleh beberapa kubu. Kubu Cokroaminoto-Abdoel

Moeis dengan kubu Goenawan-Samanhudi. Di lain pihak Semaoen juga

menggagas dibukanya SI untuk semua golongan, sebagai tindakan penyelamatan

SI dari organisasi yang sektarian. Di beberapa wilayah di Jawa (Jawa Tengah dan

Jawa Timur), Cokroaminoto dianggap sebagai ratu adil. Hal yang sama juga

terjadi pada Goenawan yang dielukan sebagai ratu adil di kawasan Sumatra dan

Jawa Barat. Tarik ulur kekuatan antara keduanya juga sangat berpengaruh di

kepengurusan SI. Tidak heran bahwa beberapa cabang SI menuntut perwakilan

yang sepadan. Sebagai contoh, pada kongres SI di Surabaya 1915, hanya wakil SI

Medan yang diberi jabatan komisaris (Moh. Samin). SI lokal di Sumatera, yang

memberikan sumbangan dana lebih besar justru tidak mendapatkan jabatan

apapun.

1. Perselisihan Antara Kubu Cokroaminoto-Abdoel Moeis dengan Kubu

Goenawan-Samanhudi dalam Tubuh SI Pusat

Ketertarikan rakyat terhadap SI mulai menurun setelah sering mengalami

teknik rally atau rapat akbar. Tidak lama kemudian pesona Tjokroaminoto sebagai

Page 56: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Ratu Adil juga mengalami penurunan. Hal tersebut menyebabkan tulisannya

mulai tidak menarik. Dalam Sinar Djawa 16 April 1914 sudah muncul komentar

bahwa SI sudah menjadi masa lalu, mulai ditinggalkan orang ibarat "habis

menonton wayang”. Ketika Cokroaminoto baru memegang kepemimpinan pada

April 1914, pada akhir Juni tahun itu masih ada 60 SI lokal diresmikan, tetapi ini

lebih banyak nama saja. Selama Juli 1914-Juni 1915 hanya 18, sedangkan Juli

1915-akhir 1916 hanya berjumlah ll.

Perkembangan ini mengakibatkan menyusutnya sumber keuangan SI.

Iuran yang diwajibkan pada anggota tidak berjalan dengan maksimal.

Tjokroaminoto masih melakukan rutinitas dengan terus mengunjungi daerah-

daerah di Jawa dan mengadakan rally. Dari kunjungan kedaerahannya

Cokroaminoto, SI lokal yang baru memang masih saja terbentuk, namun

demikian, SI lokal yang lama praktis mengalami kelesuan.1

Pada kongres SI di Surabaya bulan Juli 1915, Goenawan bersekutu dengan

Samanhoedi dan mengundang semua wakil SI lokal di Sumatera yang tidak

mendapat kedudukan komisaris. Pada Desember 1915, Goenawan mengumumkan

rencana anggaran dasar CSI untuk Jawa Barat dan Sumatera dalam Pantjaran

Warta. Sebulan kemudian, SI se-Jawa Barat dan Sumatera mengadakan rally,

sekaligus meresmikan terbentuknya CSI untuk wilayah tersebut. Samanhoedi

terpilih menjadi ketua, sedang Goenawan terpilih menjadi sekretaris merangkap

sebagai bendahara.

1 Takashi Shiraishi,1997, Zaman Bergerak Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926,

Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti, hlm. 109-110.

Page 57: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Pertikaian kedua pemimpin ini merupakan pertanda betapa dangkalnya

kemampuan organisasi SI, yang besar dalam jumlah anggota itu, di bawah

kepemimpinan Cokroaminoto. Hal tersebut tercermin dalam perselisihannya

dengan Goenawan. Bermaksud mendirikan CSI sendiri untuk Jawa Barat dan

Sumatera, Goenawan mendasarkan tantangannya semata-mata pada perubahan

perimbangan kekuasaan geografik karena seakan terpusat di Jawa. Persoalan

pokoknya adalah uang dan hubungan kekuasaan antara mereka berdua, samasekali

bukan mengenai tujuan organisasi, bagaimana pemimpinnya harus bertindak, dan

ke arah mana organisasi dipimpin. Goenawan dan Cokroaminoto, dua-duanya

berkutat dengan soal sepele.

Hal tersebut menyebabkan SI di bawah Cokroaminoto memang besar,

tetapi hampa (colossal but empty). Baik gagasan maupun gaya yang baru tak ada

lagi muncul dari tangan Cokroaminoto. Teknik rally sendiri mengadopsi dari

strategi Indische Partij yang diterapkan oleh tiga serangkai. Cokroaminoto tetap

saja seorang satria di bawah perlindungan kekuasaan negara. Sementara itu, dunia

sedang berada dalam zaman yang berubah cepat menjelang akhir PD I.2

Menanggapi manuver dari kubu Goenawan, Kubu Cokroaminoto tidak

tinggal diam, ia menunjuk Ardiwinata dan SI Batavia menjadi bendahara CSI

dengan harapan bisa lebih mudah memindahkan iuran. Hal ini tidak berjalan

dengan baik karena Ardiwinata berada di bawah Goenawan dalam segala hal.

Lalu pada Desember 1915 Cokroaminoto mengungkapkan penyelewengan

Goenawan sebesar 60.000 gulden dari kas SI.

2 Ibid.

Page 58: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2. Tampilnya Cokroaminoto sebagai Anggota Volksraad (Dewan

Rakyat)

Pada 20 Maret 1918 Oetoesan Hindia, mengumumkan hasil pemufakatan

internal SI mcngcnai pengangkatan Cokroaminoto, Pemimpin besar CSI, sebagai

anggota Volksraad (Dewan Rakyat). Dari cabang SI yang diakui CSI, 28 cabang

di antaranya menyetujui masuknya Cokroaminoto sebagai wakil SI di dalam

Volksraad, sedangkan 26 cabang lainnya menyatakan tidak setuju, dan 1 blangko

kosong serta 3 suara tidak sab. Dengan hasil ini, Cokroaminoto kemudian dapat

dengan tenang melenggang di dalam forum Volksraad.3

Adanya dukungan dari segenap cabang-cabang SI, Cokroaminoto, Ketua

Umum CSI akhirnya menyatakan bersedia menjadi anggota Volksraad. Sesaat

setelah diperoleh permufakatan dari segenap cabang-cabang SI (Sarekat Islam) se-

Jawa dan Madura mengenai hal tersebut, Cokroaminoto segera menulis surat

kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johan Paul Graaf van Limburg Stirum,

untuk mcnyatakan kescdiaannya duduk di dalam keanggotaan Volksraad.4

Strategi Cokroaminoto dalam menanggapi kasus Djawi Hisworo sangat

halus dan tepat sasaran. Dari kasus yang menggerakkan ribuan orang untuk

kembali mendukung Islam (Sarekat Islam) sekaligus mengumpulkan dana, Cokro

berhasil menjadikannya senjata ampuh untuk dapat masuk ke dalam Volksraad.

Fokus utama dari pergerakan Cokroaminoto ini bukan tanpa alasan. Pada

pokoknya, visi perjuangan Tjokroaminoto adalah perwakilan rakyat dalam Hindia

Belanda untuk pada akhirnya otonomi serta pemerintahan sendiri

3 Slamet Muljana, 2008, Kesadaran nasional: dari kolonialisme sampai kemerdekaan,

Yogyakarta :LKis, hlm. 124.

4 Suradi, 1997, Haji Agus Salim dan Konflik Politik dalam Sarekat Islam, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, hlm. 27.

Page 59: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(selfgovernment), bukan kemerdekaan. Pendapat Cokroaminoto ini dijelaskan

ketika menjawab Darnakoesoema, wakil Insulinde pada sebuah perdebatan di

surat kabar:

Apakah artinya suatu negeri Hindia yang memerintah diri sendiri

tetapi tak mampu mempertahankan diri dan menggempur musuh?

Lebih banyak hak-hak haruslah diberi seiring dengan banyaknya

kewajiban. Kewajiban dan hak haruslah sama banyaknya. Ini

merupakan tuntutan yang masuk akal. Kita memang harus punya ke-

merdekaan, tetapi kita juga harus menaati hukum yang sehat.

Ketertiban dan kemerdekaan itu sama dan sebangun.5

Organisasi yang tidak ambil pusing dengan langkah Cokroaminoto dan

Abdoel Moeis adalah Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).

Ketika Cokroaminoto mengu-mumkan keabsahannya menjadi anggota Volksraad,

ISDV justru mengadakan rapat di Dagen, Jogjakarta. Agendanya, apalagi kalau

bukan masalah hak-hak buruh dan perlawanan tehadap kaum kapitalis. Tamu yang

hadir dalam pertemuan tersebut adalah Adolf Baars, tokoh sosialis asal Belanda.

Pada 21 Maret 1918, Neratja memaparkan hasil referendum Centraal

Sarekat Islam (CSI) beberapa waktu sebelumnya. Referendum tersebut

memutuskan bahwa CSI akan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad (Dewan

Rakyat). Mekanisme referendum terpaksa ditempuh karena terjadi perselisihan

internal di dalam tubuh CSI. Ketidaksepakatan tersebut gara-gara pcngurus

Sarekat Islam (SI) cabang Semarang, Semaoen dan Darsono, yang menentang

kcikutsertaan CSI dalam Volksraad. Bagi Darsono dan Semaoen keikutsertaan

CSI dalam Volksraad menjadikan SI kooperatif dan tunduk kepada kaum

kolonial.

5 Oetoesan Hindia, 16 Maret 1918.

Page 60: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Di tengah konflik antar cabang SI dan kasus Djawi Hisworo yang masih

mengambang, Cokroaminoto menyusun sebuah surat permohonan (rekest) yang

cukup panjang kepada Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Batavia. Melalui

rekest tersebut Cokroaminoto memohon supaya pemerintah Kolonial membahas

lagi mengenai bencana kelaparan yang melanda warga Bumiputera di Trenggalek,

Jawa Timur. Sebab pihak kolonial, belum berbuat apapun untuk mengatasi

masalah tersebut.

B. Kritik Balik Sarekat Islam Surakarta Terhadap TKNM Terkait

Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo

1. Gerakan dari Kelompok Haji Misbach

Semakin tidak jelasnya kepastian terhadap kasus Djawi Hisworo membuat

sebagian aktivis SI mulai berbalik arah. Misbach ketika itu, mulai

mempersalahkan TKNM. Misbach berharap TKNM menjadi wadah bagi umat

muslim di Hindia untuk melawan dominasi kolonial. Tapi harapan terscbut

agaknya belum sepenuhnya terpenuhi. Harapan yang diberikan kepada

Tjokroaminoto justru tidak digunakan untuk menyelesaikan masalah persoalan

penghinaan nabi tersebut.6 Padahal salah satu pihak yang awalnya bersemangat

untuk memunculkan kasus tersebut ke permukaan adalah Cokroaminoto, tetapi ia

semakin sibuk dengan urusan Dewan Rakyat. Alhasil, TKNM seolah macan

ompong. Kelihatan mengerikan tetapi tidak mampu bcrbuat apapun.

Misbach akhirnya memilih untuk tidak berharap banyak pada TKNM.

Justru sebaliknya melalui suratkabarnya, Islam Bergerak mengritik TKNM.

Bahkan pada 10 Juni 1918, Misbach meloloskan artikel dari Mr Zahid yang isinya

6 A Suryana Sudrajat. 2006, Kearifan Guru Bangsa: Pilar Kemerdekaan, Erlangga:

Jakarta, hlm. 33.

Page 61: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kurang lebih mengritik kepemimpinan Tjokroaminoto. Berikut sedikit cuplikan

tulisan Zaid tersebut:

"...Dana eomite sekarang soedah djadi sate jang dimakan oleh

sepertjik noda pes dan sekarang tinggal toesoeknja sadja. Ingat

pemimpin comitc, bangsa soedah siap membangoen kekoeatan loear

biasa jang teroes meningkat dari hari ke hari. Dan apa jang telah

kamoe lakoekan, pemimpin comite? Bersoeka ria dan berdiam diri.

Djanganlah membisoe, pemimpin comite!.7

Zaid berpendapat dana tersebut telah lenyap entah kemana. Namun penulis

artikel terscbut tidak memerinci sebab hilangnya dana tersebut. Sama seperti

Misbach, ia berharap Cokroaminoto segcra bcrgerak karena kekuatan yang

terhimpun sudah sedemikian besar. Hingga sampai pertengahan Agustus 1918,

kasus Martodharsono tersebut menguap karena tidak ada gerakan nyata dari

TKNM.

Ternyata kegiatan TKNM tidak lebih daripada mengumpulkan uang

sumbangan dan menyampaikan petisi kepada gubemur jenderal agar Djojodikoro

dan Martodharsono dihukum. Namun. tidak lama kemudian, kampanye

menghukum keduanya diam-diam diakhiri oleh Cokroaminoto. Dalam hal ini,

Hasan bin Semit tidak sependapat, lalu perselisihannya dengan Cokro merembet

ke soal uang sumbangan kepada TKNM yang tidak jelas penggunaannya. Hasan

bin Semit kemudian keluar dari TKNM dan CSI.

Sebagai salah satu reaksi terhadap kekisruhan itu, Misbach bersama

generasi muda santri mendirikan Sidiq Amanat Tableg Vatonah (SATV), untuk

menunjukkan satunya kata dan perbuatan sebagai "Islam sedjati", bukan "Islam

lamisan". Hal itu berlangsung pada minggu-minggu terakhir Mei 1918, ketika

7Islam Bergerak, 10 Juni 1918

Page 62: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Volksraad memulai sidangnya yang pertama di Batavia. Termasuk dalam generasi

muda santri itu adalah Koesen, Harsoloemekso, Darsosasmito.8

Misbach menganggap TKNM telah mengkhianati tujuan membela Islam

dan memanipulasikannya. Baginya, pegawai keagamaan, kiai, guru ngaji dan

orang-orang Arab yang memimpin TKNM itu tidak ada bedanya dengan

Martodharsono dan Djojodikoro yang sudah menodai Nabi dan Islam. Kaum

muda Islam pun pccah. Misbach kemudian mengambil alih kepemimpinan Medan

Moeslimin dari Hisamzaijnie. Dalam artikel pertamanya "Seroean Kita", ia antara

lain menulis:

"Njatalah soedah bahwa agama kita Islam di Hindia ini tidak dapat

bantoean dari siapa poen. Orang moeslimin jang kaja kaja merika

banjak jang tak soeka menetapi prentah agamanja, ia itoe tidak soeka

membantoeken ”. 9

Kasus terkait Martodharsono kemudian memudar seiring dengan

berjalannya waktu. TKNM tidak banyak mengambil tindakan atas

mengambangnya kasus hukum terhadap Djawi Hisworo. Tokoh-tokoh yang

dulunya sepaham dengan Cokro dan TKNM kini mulai memposisikan diri sebagai

pengkritik kebijakan Cokro. Islam Bergerak pada 10 Juni 1918 memuat artikel

terkait dengan tidak berjalannya TKNM sekaligus menyindir soal dana umat yang

tidak transparan. Penggalan tulisan dengan judul “Perasaan tentang adanja Tentara

K N Moehammad” tersebut sebagai berikut :

8 Hidoep. “Korban Pergerakan Rakyat”, 1 September 1924

. 9 A Suryana Sudrajat. Op.Cit, hlm. 34.

Page 63: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

... ... sampai saat ini waktoe beloem kelihatan boentoetnja si

Comite tadi, saja mendengar djoega soearanja, tetapi tinggal soeara

sadja beloem ada njatanja, tjoema sadja saja dengar dari sahabat saja

jang boleh dipertjaja, bahwa Comite akan mendirikan sekolah jang

ditjampoeri agama Islam, tetapi ja tinggal kabar sadja, alias tida njata.

Sjahadan saja mendengar chabar poela, bahwa kas Comite di

Soerabaia ada banjak sekali, ada koeatir sampai sakarang masih nihil,

djangan-djangan nanti oeang jang sebanjak itoe dimakan “pest kepala

itam" ada-ada sadja. en di Solo ada apa? ja, baroe remboeg sadja.

Djangan-djangan nanti wang kas abis dimakan “remboeg sadja”

O ja Allah ja Comite, bergeraklah kamoe, kerdjakanlah

maksoedmoe pada ini waktoe, en maoe toenggoe apa lagi?? apa

toenggoe angin jang akan membawa kaboer wang kasmoe??

Sasoenggoehnja tioeri itoe djika tiada dipraktikan tida ada

goenanja, alias kosong sadja, apakah tida maloe kamoe Comite!

kamoe telah bertrijak-trijak setinggi langit sap toedjoe, abis bertrijak

tinggal angop sadja, bangsa lain tinggal tertawa, tjis tjis tjis kata

bangsa lain. “Comite wang kasnja djadi sate, dimakan pest kepala

itam sampai kasnja tinggal meleng”. 10

Ternyata comite TKNM Solo tidak sekedar mengurusi soal kasus

pelecehan Islam lewat surat kabar. Beberapa wacana lain yang juga digulirkan

adalah pembangunan sekolah dengan pelajaran agama Islam. Disamping itu

direncanakan pula pembangunan rumah sekolah dengan subsidi pemerintah. Tapi

seperti yang dikatakan penulis artikelnya “sesoenggoehnja tiori itoe djika tiada

dipraktikkan tidak ada goenanja alias kosong sadja” :

Djikalau comite tida maoe lantas menoetoeti bekerdja, soedah

tentoe semangkin lama semangkin djaoeh katjeknja, tjarilah dan

koempoelkanlah bangsa kita jang kaja-kaja, dan diberi taoe-Sah,

djakatnja saben tahoen soepaja diberikan kepada comite, dan comite

moelai sekarang moesti melahirkan maksoednja, jaitoe membikin

roemah sekolah jang baik sekali dan dimintakan subsidie kepada

Kangdjeng Gouvernement, seberapa begrootingnja diangkat orang

banjak jang kaja-kaja itoe perkara tjari goeroe dan bajarannja

diremboeg, diblakang asal soedah kelihatan roemah jang baik, nanti

gampang sadja, asal ada boektinja lebih doeloe, sasoenggoehnja

bangsa kita jang kaja ini masih banjak jang beloem mengarti, djadi

kalau beioem ada boektinja masih beloem pertjaja, takoet kalau-kalau

wangnja tjoema dimakan pest sadja, memang doeloe-doeloenja soedah

banjak pest jang soeka makan wang kas perkoempoelan itoe.

10

Islam Bergerak, 10 Juni 1918.

Page 64: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

... ....

Tjobalah perhatikan voorstel saja ini, dan djangan ajal lagi atas

voorstel saja ini djikalau t. t pengandjoer comite masih menggoenakan

kemalesannja, soedah tentoe tiada akan bisa kedjadian maksoednja

comite.11

2. Gesekan Kepentingan Kepemimpinan SI Surakarta

Adanya gejolak terkait TKNM yang belum mereda itu, terjadi gesekan

kepentingan dalam tataran elit pusat dan Surakarta. Upaya sayap radikal SI

Surakarta untuk mengambil-alih kepemimpinan SI Surakarta berlangsung kira-

kira sebagai berikut: Tampuk kepemimpinan SI Surakarta berada di tangan dua

kelompok. Yang satu merupakan pendukung Samanhoedi dan anti-

Tjokroaminoto, kebanyakan saudagar batik dari Laweyan. Yang kedua pendukung

Tjokroaminoto, terdiri dari pemimpin TKNM Surakarta yang sebagian besar

adalah ulama dan Arab. Kedua kelompok itu sama-sama tidak aktif melibatkan SI

Surakarta dalam pergerakan sehingga itulah yang sesungguhnya menyatukan

mereka. Dengan kata lain, karena sikap mereka tersebut, SI Surakarta hanya

tinggal nama saja.

Pihak yang bergerak mengambilalih kepemimpinan SI Surakarta juga ada

beberapa kelompok. Pertama adalah kelompok Sidiq Amanah Tabligh Vatonah

(SATV) yang dipimpin oleh Misbach, dengan corongnya Medan Moeslimin dan

Islam Bergerak. Yang kedua, Toenggal Boedi dan Djawa Dipa. Toenggal Boedi

didirikan pada Mei 1918, dipimpin oleh Djojopanatas, Tirtodanoedjo, dan

Soedarman yang juga ketua PPPB. Djawa Dipa Surakarta dipimpin oleh

Sosrokardono dan Tirtodanoedjo (bekas pemimpin Darma Kanda). Kebetulan

Djojopanatas ialah mertua Sosrokardono dan Moedi Wignjosoetomo. Dalam

11

Islam Bergerak, 10 Juni 1918.

Page 65: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

kelompok ini bergabung juga Perkoempoelan Kaoem Boeroeh dan Tani (PKBT)

cabang Surakarta yang dipimpin oleh R. Santoso, pejabat kantor candu dan

pemimpin rcdaksi mingguan berbahasa Jawa, Koemandang Djawi. Mereka semua

dipersatukan oleh Sosrokoernio, yang bersama Marco Kartodikromo pernah

menerbitkan majalah dua bulanan berbahasa Jawa dan Melayu, Paso Pati.

Sebelumnya Sosrokoemio adalah sekretaris SI Surakarta, yang digantikan oleh

Poerwodihardjo yang juga sekretaris TKNM Surakarta.12

Sejak Agustus 1918, kelompok ini mulai aktif bergerak. Pemogokan buruh

percetakan (PBT) yang dipimpin oleh Santoso adalah gerakan yang pertama.

Gerakan ini kemudian disusul dengan terbentuknya Fonds Sarnarasa atas prakarsa

Sosrokoernio. Pemogokan itu disokong oleh SI Semarang dan oleh Insulinde.

Dalam rapat pimpinan CSI di Surabaya pada 15 Februari 1919, atas desakan

Marco dan Semaoen, disetujui untuk mengaktifkan SI Surakarta dengan Marco

sebagai ketua, Misbach wakil ketua, dan Hadiasmara sekretaris. Kondisi SI di

bawah Marco tidak berjalan dengan begitu baik karena kapasitas Marco lebih

pada aktivis jurnalis bukan sebagai front terdepan organisasi. Kondisi demikian

sebenarnya sudah terjadi sebulan sebelumnya. Dorongan kepada SI Solo untuk

bangkit oleh kubu Samahudi muncul kembali. Samanhudi/papahnja SI diangkat

sebagai pelindung SI (bukan pengurus).13

Darmo Kondo pada 20 Januari 1919

memuat kabar usulan pembentukan pengurus SI Solo lagi. Mereka adalah :

1. T. H. Samanhoedi (beschremheeren)

2. T. M Marco (president)

12

Parakitri T Simbolon, 2006, Menjadi Indonesia, Yogyakarta: Kompas Media

Nusantara, hlm. 592-594

13

Doenia Bergerak, No 11, 1914, hlm. 1

Page 66: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

3. R. Ng Wiroekoesoemo (vice president)

4. M. H Abdoelsalam (thesaurer)

5. R. Hadiasmoro (Sekretaris 1)

6. R. Wirowongso (Sekretaris 2)

7. M. Ng. Darsosasmito

8. R. Ng. Djiwopradoto

9. M H Misbach

10. M Soekarno14

Begitulah usulan tersebut dibuat agar menjadi perhatian. Terdapat juga

tambahan kalimat-kalimat yang menyindir di antara tulisannya tersebut.

Bahwasanya menjadi penuntun pergerakan rakyat hanyalah untuk kemanusiaan

jadi jangan dipergunakan sebagai alat pencari kekayaan.

Penoentoen pergerakan rakjat jang tertindas djangan mentjari

KEKAJAAN, tetapi mentjari KEMANOESIAAN!

Doea patah perkataan itoe manalah jang mesti dipilih oleh penoentoennja

SI Solo jang akan datang?

Pikirlah sampai masak!!

Djangan seperti anak ketjil!!15

Konsentrasi kaum pergerakan memang terbiasa terbang dalam beberapa

aktivitas yang sama. Tapi kelesuan dari SI Solo memang mulai menjamur. Biarpun

demikian, ada usaha-usaha yang dilakukan demi tercapainya kesuksesan seperti

yang pernah terjadi dulu.

Rapat besar bersama antara PKBT, SI Surakarta, dan Insulinde pada 18

Februari 1919, keputusan CSI ini diumumkan. Segera Marco menerbitkan corong

SI yang baru berupa mingguan, Medan Bergerak. Pada awal Maret 1919,

14

Darmo Kondo, 20 Januari 1919

15

Sinar Hindia, 22 Januari 1919

Page 67: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Hadiasmara dan kawan-kawannya mendesak agar diadakan rapat umum SI

Surakarta untuk menghidupkannya kembali. Diusulkan pula agar SI Surakarta

bergabung dengan CSI. dan Samanhoedi hanya dijadikan sebagai ketua

kehormatan tanpa wewenang memberi nasihat.

Rapat umum itu jadi diadakan di Sriwedari pada 6 April 1919 ketika

gerakan tani yang dipimpin oleh Misbach dan Insulinde sedang memuncak.

Khawatir SI Surakarta akan betul-betul dikuasai oleh Misbach, Marco, dan

sekutunya, Samanhoedi dan seluruh pendukungnya ramai-ramai datang dalam

rapat umum. Mereka berhasil menguasai jalannya rapat dan menggagalkan upaya

Marco dan Misbach untuk mengambil alih kepemimpinan.

SATV mengadopsi sistem tabligh yang dilaksanakan oleh

Muhammadiyah. Tradisi tabligh K.H. Ahmad Dahlan itu dilembagakan dalam

pendidikan guru agama, mula-mula dalam Kweekschoool Muhammadiyah (1918)

kemudian menjadi Madrasah Mu'ailimin Muhammadiyah dan Madrasah

Mu'allimat Muhammadiyah (1930). Lulusan sekolah-sekolah itu dikirim ke

daerah-daerah untuk bertabligh. Para muballigh tentu saja termasuk ahli syariah,

sckalipun tidak pcrnah discbut sebagai virtuosi, tctapi qua ilmu mercka

sebenarnya pantas disebut demikian.16

Berbeda dengan Misbach, Ahmad Dahlan memiliki sikap tersendiri dalam

melawan gejolak Jawaisme yang masih kental. Dalam menghadapi Jawaisme,

K.H. Ahmad Dahlan menggunakan metode positive action (dengan

mengedepankan amar maruf dan tidak secara frontal mcnycrangnya (nahi

munkar). Rupanya metode ini diambil Dahlan karena ia sadar betul bahwa cita-

16

Abdul Munir Mulkhan, 2010, Marhaenis Muhammadiyah, Yogyakarta: Galangpress,

hlm. 17

Page 68: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

cita kemajuan yang waktu itu sedang populer akan mendapat tempat, sehingga

tahayul diberantas selanjutnya dengan sendirinya hilang.17

Kasus yang dapat menjadi petunjuk tentang sikap tout comprendre est

toutpardonner (mengerti berarti memaafkan) dari Ahmad Dahlan terhadap

Jawaisme ialah kasus Djawi Hisworo. Martodarsono dikabarkan dapat

menunjukkan surat dukungan dari K.H. Ahmad Dahlan.18

Lingkup kasus Djawi

Hisworo yang terjadi pada awal tahun 1918 itu berskala kecil dan dapat

diselesaikan dengan militansi Islam yang kecil pula.19

C. Dampak Umum yang terjadi sebagai Akibat Polemik Surat Kabar

Djawi Hisworo

Kasus polemik surat kabar Djawi Hisworo sebenarnya adalah akibat dari

pertentangan antara dua ideologi di Indonesia pada zaman pergerakan nasional.

Yaitu : ideologi nasionalisme Jawa dan ideologi nasionalisme Islam.

Pertama, ideologi nasionalisme Jawa yang merupakan ideologi yang

berkembang di Pulau Jawa(daerah Keraton). Ideologi ini muncul dan berkembang

sejak zaman masuknya paham Hindu-Budha di Indonesia dan dikembangkan oleh

penduduk di Pulau Jawa khususnya daerah Keraton.20

Kaum nasionalisme Jawa

sebagian besar beragama Islam akan tetapi mereka lebih senang melestarikan

kebudayaan nenek moyang daripada melaksanakan ajaran Islam dengan benar.

17

Ibid, hlm. 20.

18

Ibid, hlm. 28-31

19

Deliar Noer, 1996, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES,

hlm. 192.

20

Neils Mulder, 2009, Mistisme Jawa: Ideologi di Indonesia, Yogyakarta: LkiS, hlm 44

Page 69: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Orang-orang nasionalisme Jawa seperti Martodarsono sebenarnya tidak terlalu

suka dengan model ajaran agama Islam yang asli datang dari negri Arab. Orang-

orang nasionalisme Jawa menganggap Islam datang sama hal nya seperti penjajah

dari Belanda. Bedanya, ini dilakukan oleh bangsa Arab. Mereka (bangsa Arab)

berusaha mempengaruhi perilaku masyarakat Jawa untuk melakukan aktifitas

sesuai dengan ajaran agama Islam yang dinilai hanya menguntungkan bangsa

Arab. Sebagai contoh orang Islam harus pergi ke Mekah untuk melaksanakan

ibadah haji, ini berarti akan menguntungkan dan menambah penghasilan dari

negara Arab sendiri. Golongan nasionalisme Jawa yang beragama Islam, memang

penganut agama Islam tapi mereka hanya menjalankan ibadah yang sesuai dengan

ajaran nenek moyang. Padahal, ajaran-ajaran tersebut menurut pandangan Islam

banyak yang mengandung unsur syirik (menyekutukan Tuhan).

Kedua, ideologi nasionalisme Islam. Ideologi ini merupakan ideologi

perjuangan yang hadir karena ingin benar-benar mengamalkan ajaran Islam yang

murni.21

Menurut kaum nasionalisme Islam seperti Cokroaminoto, Islam

merupakan agama perdamaian dan menginginkan kebaikan-kebaikan bagi para

pemeluknya. Jadi, mengamalkan ajaran Islam secara benarakan menguntungkan

yang menjalankannya dan berdampak baik pula bagi orang lain. Ajaran Islam bagi

kaum nasionalisme Islam bukan hanya sekedr agama yang datang dari negri Arab,

tapi agama yang sempurna dan paling cocock diamalkan pada zaman sekarang ini.

Menurut pandangan kaum nasionalisme Islam, kaum nasionalisme Jawa harus

segera diluruskan. Maksudnya cara berfikir mereka mengenai Islam sebagai

agama yang diibaratkan sebagai penjajah harus diluruskan. Ajaran Islam bukan

21

Delian Noer, Op. Cit. Hlm. 24

Page 70: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

untuk menguntungkan bangsa Arab tapi menguntungkan bagi diri sendiri untuk

kehidupan dunia dan akhirat. Pandangan kaum nasionalisme Jawa yang

menjalankan agama Islam sekehendak hati yang dicampur dengan budaya Jawa

juga harus diluruskan yang mana mengandung kemusrikan.

Pertentangan inilah yang pada akhirnya memancing Martodarsono untuk

menulis artikel dalam surat kabar Djawi Hisworo yaitu mengenai kontroversi

penghinaan Nabi Muhammad yang berjudul “Percakapan Marto dan Djojo”.

Martodarsono sebagai pimpinan redaksi dan penganut nasionalisme Jawa yang

beragama Islam menganggap bahwa minum ciu dan opiat yang saat itu menjadi

kebiasaan rakyat Jawa khususnya kalangan Keraton dapat mendekatkan diri kita

pada Tuhan. Nabi Muhammad digambarkan dalam artikel tersebut memang suka

minum ciu dan opiat seperti rakyat Jawa waktu itu. Ini berarti Martodarsono telah

menciptakan nabinya sendiri sesuai dengan falsafah kaum nasionalisme Jawa.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Martodarsono bahwa yang dimaksud nabi di

sini adalah nabinya masing-masing orang.

Kemunculan artikel ini kemudian berdampak pada semakin rendahnya

hubungan antara kaum nasionalisme Jawa dan kaum nasionalisme Islam. Kaum

nasionalisme Jawa dengan munculnya polemik Djawi Hisworo tersebut justru

semakin dipersalahkan, disudutkan dan dikucilkan oleh kaum nasionalisme Islam.

Mereka dianggap bersalah dan bertanggungjawab atas polemik ini. Martodarsono

sebagai wakil dari kaum nasionalisme Jawa dianggap telah melakukan pelecehan

terhadap agama Islam dan kaum nasionalisme Islam. Bagi kaum nasionalisme

Islam polemik tersebut justru menguntungkan, wakil dari nasionalisme Islam

yaitu Cokroaminoto mendapatkan dukungan dari kaum nasionalisme Islam yang

Page 71: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

kemudian bersatu melawan kaum nasionalisme Jawa dengan cara berusaha

melakukan pencekalan terhadap surat kabar Djawi Hisworo dan redakturnya. Hal

ini membuat kaum nasionalisme Islam dapat dipersatukan kembali setelah

sebelumnya mengalami perpecahan, khususnya di tubuh Sarekat Islam. Melalui

Tjokroaminoto lah gerakan mereka terakomodir dalam Tentara Kandjeng Nabi

Muhammad (TKNM). Namun Cokroaminoto bukanlah orang yang lugu, keadaan

ini kemudian dia manfaatkan untuk kepentingannya sendiri dalam

keanggotaannya di Volksraad. Persatuan kaum nasionalisme Islam melalui

TKNM dimanfaatkanya guna memperkuat posisinya dalam volksraad (Dewan

Rakyat). Cokroaminoto berambisi menjadikan Negara Indonesia sebagai negara

persemakmuran Belanda dengan ideologi Islam bukan negara yang merdeka.22

D. Akhir Kasus Polemik Surat Kabar Djawi Hisworo Tahun 1920

Pada tahun kasus yang menimpa Djawi Hisworo berakhir dengan

sendirinya. Redaktur dan penulisnya tidak bisa diadili, sebab tulisan itu bukanlah

penghinaan kepada agama lain karena keduanya beragama Islam. Alasan lain

yang membuat kasus artikel Djawi Hisworo ini berhenti ditengah jalan adalah

status hukum keduanya sepenuhnya ada di bawah yurisdiksi Sunan Solo, dan

bukan di bawah Pemerintah Hindia Belanda. Hal ini dikarenakan Martodarsono

juga menjabat sebagai abdi dalem Kraton Kasunanan. Sebagai bagian dari perang

Kristen dan Islam, Pemerintah kolonial Belanda tidak memberikan kepastian

karena menganggap diuntungkan dengan adanya kasus tersebut. Gerakan Islam

22

Edi Cahyono, 2003, Jaman Bergerak di Hindia Belanda: Mozaik Bacaan kaoem

pergerakan tempo doeloe, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Hlm. 195

Page 72: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

yang mulai berhaluan ke arah politik berhasil dibelokkan pemerintah kolonial ke

arah agama kembali.23

Di lain pihak, Cokroaminoto yang tadinya memunculkan kasus ini ke

masyarakat luas lebih fokus kepada Volksraad, sehingga TKNM terbelangkai dan

memunculkan konflik internal di dalam Sarekat Islam. Kondisi kembali

mengalami perubahan ketika Cipto Mangunkusumo di tahun yang sama

melaksanakan gerakan Anti Sunan di Surakarta. Martodharsono menjadi salah

satu tokoh yang paling aktif membalas serangan dari Cipto terhadap eksistensi

Kraton Kasunanan tersebut. Bahkan dukungan juga muncul dari Samanhudi dan

TKNM Surakarta. Gerakan Anti Sunan dari Cipto ini menyatukan kembali tokoh-

tokoh Surakarta yang pernah saling perang sebagai akibat kasus pelecehan

terhadap Islam.24

Dalam perkembangannya Martodharsono mengalami kekalahan

adu argumen oleh Cipto, dan mundur dari dunia pergerakan. Djawi Hisworo

sendiri sebagai media yang kontroversial itu diterpa krisis ekonomi dan

mengalami kebangkrutan juga pada tahun 1920 sebagaimana krisis yang juga

menimpa beberapa surat kabar di Hindia Belanda pada waktu itu.25

23

Ahmad Mansur Suryanegara, 2009, Api Sejarah 1, Bandung: Salamadani. Hlm. 392

24

Muhidin M Dahlan, 2007, Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007, Jakarta: IBoekoe, hlm.

20-23

25

Kaoem Moeda, 5 Januari 1920

Page 73: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

BAB V

KESIMPULAN

Dunia pers yang mulai tumbuh di Indonesia merupakan bagian dan agenda

kolonial bangsa Eropa. Oleh karena itu, tidak heran apabila para pengusaha

persuratkabaran serta para jurnalis asal Belanda sejak, masa awal pemerintahan

VOC, sudah berani membuka usaha dalam bidang penerbitan berkala dan surat

kabar di Batavia. Dalam perkembangannya, kaum pribumi juga memanfaatkan

surat kabar dan media cetak lainnya sebagai alat pencapai tujuan kebebasan atau

sebagai alat peraup keuntungan.

Media massa merupakan senjata organisasi yang berkembang di Hindia

Belanda untuk mengkritisi posisi pemerintah kolonial sekaligus untuk

menanamkan kesadaran kaum terjajah. Sarekat Islam (SI) merupakan organisasi

yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan paham dan tujuannya.

Radikalisme dari SI bukan hanya merupakan respons terhadap eksploitasi kolonial

melainkan juga dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan sebagai akibat dari

pertarungan persaingan internal maupun eksternal.

Konflik antar organisasi pribumi seringkali dipicu oleh perang wacana dari

dunia persuratkabaran. Salah satunya adalah apa yang muncul pada awal tahun

1918 di Surakarta. Artikel “Pertjakapan Marto dan Djojo” di surat kabar Djawi

Hisworo menuai kontroversi dikalangan umat Islam khususnya Jawa dan Madura.

Tulisan yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad itu kemudian

menjadi alat propaganda untuk menggerakkan massa Islam yang telah lama

mengalami kevakuman. Era ini menjadi era awal semakin tegasnya posisi umat

Page 74: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Islam dalam memberi batas toleransi terhadap dunia kebatinan Jawa atau kaum

yang kontra dengan Islam.

Berbagai tindakan balasan dibentuk untuk menunjukkan eksistensi Sarekat

Islam dan kekuatan Islam kepada pemerintah kolonial. Kasus Artikel Djawi

Hisworo dianggap sebagai serangan terhadap agama Islam dan sebagai reaksi

balik dari serangan tersebut maka didirikanlah Komite Tentara Kanjeng Nabi

Mohammad (TKNM) untuk membela agama Islam yang berpusat di Surabaya.

Dalam bulan Februari dan Maret protes keras terhadap artikel itu meluas di

seluruh Pulau Jawa. TKNM dipergunakan sebagai alat pengumpul dana dan alat

tawar di mata kolonial. Kondisi ini yang dipakai Cokroaminoto untuk dapat

menembus Volksraad.

Konflik yang kemudian muncul dari kontroversi tersebut adalah konflik

antara kaum Nasionalisme Jawa dan kaum Nasionalisme Islam. Sebagai reaksi

terhadap kegiatan pihak TKNM. Komite Nasionalisme Jawa menyebarkan

pamflet yang mengecam fanatisme agama pada TKNM dan dcngan dcmikian

mengundang amarah TKNM, serta SI. Secara otomatis, SI semakin tajam

mengadakan serangannya kepada kaum Nasionalis Jawa.

Pada awalnya, perhatian umat Islam terhadap kasus Djawi Hisworo dan

TKNM cukup besar, tetapi seiring dengan waktu, kepastian hukum yang semakin

tidak jelas membuat sebagian aktivis SI berbalik arah. Kemunduran sikap tersebut

semakin didorong dengan konflik internal di elit SI. TKNM yang tadinya

dielukan, kemudian dianggap sebagai macan ompong.

Kritik terhadap TKNM justru datang dari aktivis SI yang tadinya sangat

aktif mendukung TKNM seperti H Misbach. Akhir dari kasus Djawi Hisworo

Page 75: PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH POLEMIK DJAWI HISWORO TERHADAP KONDISI SAREKAT ISLAM TAHUN 1918-1920

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

sendiri tidak jelas dan hilang termakan waktu. Baik dari kepastian hukum

pemerintah, maupun dari SI sendiri. Djawi Hisworo sendiri mengalami

kebangkrutan pada 1920 dikarenakan turunnya upah dan banyaknya pembayaran

yang menunggak. Penyikapan yang berlebihan terhadap penghinaan Islam

tersebut terkesan lebih bermuatan politis ketimbang sebagai pembelaan terhadap

Islam. Kasus yang dapat diselesaikan dengan skala lebih kecil itu justru semakin

memperuncing perebutan kekuasaan di tubuh SI.