Upload
vuongcong
View
231
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PONDOK PESANTREN UMMUL QURO AL-ISLAMI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT
KAMPUNG BANYUSUCI BOGOR JAWA BARAT
Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Samsul Bahri 101032221715
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1429 H. / 2008 M.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PONDOK PESANTREN UMMUL QURO AL-ISLAMI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT
KAMPUNG BANYUSUCI BOGOR JAWA BARAT
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sebagai syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos ) dalam Sosiolaogi Agama
Oleh
Samsul Bahri 101032221715
Dibawah Bimbingan
Prof. DR. H. M. Bambang Pranowo, MA.
Nip : 150170055
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PENGARUH PONDOK PESANTREN UMMUL QURO AL-ISLAMI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG BANYUSUCI BOGOR JAWA BARAT telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 07 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi Agama.
Jakarta, 07 Mei 2008
Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Dra. Hermawati, M.A. Dra. Jauharotul Jamilah, M.Si. NIP: 150227408 NIP: 150282401
Anggota,
Dr. Masri Mansoer, M.A. Dra. Ida Rosyida, M.A. NIP: 150244493 NIP: 150243267
Pembimbing,
Prof. Dr. H. M. Bambang Pranowo, M.A. NIP: 150170055
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah segala rasa syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas
nikmat yang tiada hentinya diberikan kepada penulis. Salawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang banyak menitikan
perjuangannya untuk memberikan contoh betapa berharganya suatu perjuangan dan
semangat.
Merupakan kebahagian dan kebanggaan tersendiri bagi penulis, setelah
sekian lama berkutat dalam penyelesaian skripsi ini. Walau banyak jatuh bangun,
namun berkat orang-orang di sekitar yang selalu memberi perhatiannya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Karya ini merupakan persembahan pengabdian sebagai seorang siswa,
persembahan rasa syukur sebagai seorang anak, mudah-mudahan menjadi
kebanggaan untuk semua. Berkat dukungan dari semua pihak, karya ini bisa
terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dukungannya, yaitu:
1. Kedua orang tua tercinta H. Matalih dan Hj. Rosyidah, dan keluarga besar
yang telah memberikan dukungan moril, materil dan do’a yang selalu
dipanjatkan untuk kesuksesan penulis yang begitu besar dan tak terhingga.
Semoga Allah SWT memberikan balasan, rahmat dan magfirah-Nya kepada
mereka.
2. Prof. DR.H.M. Bambang Pranowo, MA, sebagai dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya.
3. Dr. H. M. Amin Nurdin, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra. Ida Rosyidah, MA, selaku Ketua Prodi Sosiologi Agama dan Ibu
Jaharatul Jamilah, M. Si., selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi Agama terima
kasih atas bimbingannya.
5. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat serta seluruh petugas
perpustakaan UIN dan FUF, atas ilmu dan bantuannya yang sangat berguna
bagi penulis sehingga banyak memberikan kemudahan selama menjalani
perkuliahan.
6. KH. Helmi Abdul Mubin, Lc, sebagai pimpinan Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami, yang telah memberikan ijin kepada penulis sehingga skripsi
ini tak mungkin selesai tanpa bantuan beliau.
7. Rekan dan rekanita seperjuangan yang telah membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik, dengan
tidak mengurangi rasa hormat penulis tidak dapat menyebutkan nama rekan
dan rekanita satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam penerapan kalimat serta isinya, oleh karena itu penulis mohon
maaf atas segala kekurangannya, dan sekiranya dapat memakluminya.
Akhir kata dengan kerendahan hati, semoga pihak yang telah membantu
penyusunan skripsi ini, senantiasa mendapatkan limpahan karunia Allah SWT dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Amiin.
Jakarta, Mei 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 6
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6
Metode Penelitian ................................................................................... 7
Sistematika Penelitian............................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pondok Pesantren.................................................................................. 11
Pengertian Pondok .......................................................................... 11
Pengertian Pesantren ........................................................................ 13
Fungsi Pondok Pesantren ................................................................. 15
Tujuan Pondok Pesantren................................................................. 15
Perilaku ................................................................................................ 16
Pengertian Perilaku Agama.............................................................. 16
Pengertian Masyarakat ..................................................................... 22
Fungsi Agama bagi Masyarakat ........................................................... 23
Dimensi-dimensi Keagamaan ............................................................... 27
A.
B.
C.
D.
E.
A.
C.
D.
1.
2.
3.
4.
B.
1.
2.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SUBYEK PENELITIAN
Latar Belakang Pendidikan, Ekonomi dan Keagamaan Masyarakat di
Sekitar Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami RW. 04/04 Kampung
Banyusuci ............................................................................................. 31
Obyek Penelitian................................................................................... 35
Visi dan Misi Didirikannya Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami......................................................................... 46
BAB V DEKRIPSI HASIL PENELITIAN
Kondisi Keagamaan Masyarakat Banyusuci Sebelum Adanya Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami ........................................................ 48
Kondisi Keagamaan Masyarakat Banyusuci Setelah Adanya Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami ........................................................ 53
Pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami terhadap perilaku
Keagamaan Masyarakat di kampung Banyusuci .................................. 57
BAB V PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................... 60
Saran-saran............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
A.
B.
C.
A.
B.
C.
A.
B.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pesantren merupakan sumber tipologi yang unik dari suatu pendidikan
yang telah berusia ratusan tahun, sejak sekitar tiga abad silam. Ia merupakan asal
muasal lahirnya lembaga pendidikan yang penting di tengah masyarakat.1
Istilah pesantren diambil dari kata santri, yang menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia istilah tersebut mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang shaleh.
2. Orang yang mendalami pengajian dalam agama Islam dengan berguru kepada
orang alim.
Dari makna tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pesantren
merupakan suatu tempat dimana seseorang mendalami dan mempelajari ilmu
agama kepada seorang alim untuk dapat menjadi orang yang taat beribadah,
sholeh.
Dewasa ini perkembangan pesantren begitu pesat dari desa-desa
pedalaman bahkan ditengah-tengah kota metropolitan sekalipun. Image sebuah
pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal yang berarti hanya
1 Syaifullah Ma’sum, Dinamika Pesantren, Yayasan Islam al-Hamidiyah, Depok, 1998, h. 23
mempelajari ilmu-ilmu agama, khususnya kitab kuning semakin lama semakin
berubah seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pesantren saat ini, telah dapat mengkombinasikan antara kurikulum
berbasis agama dengan kurikulum berstandar nasional bahkan mungkin
internasional sekalipun, sehingga generasi-generasi islam masa depan mampu
siap terjun kedalam masyarakat, tidak hanya sebagai da’i atau tokoh agama yang
dapat menyejukkan hati. Melainkan juga sebagai ilmuan yang memiliki cakrawala
pengetahuan yang luas tidak hanya bidang agama tetapi juga ilmu-ilmu
pengetahuan umum yang dibutuhkan di masyarakat.
Eksistensi sebuah pesantren sangat ditentukan oleh figur kiyai, yang
memimpin pesantren tersebut. Jika seorang kiyai yang memimpin satu pesantren
memiliki jiwa materialistis, maka pesantren dapat diprediksikan umur
keberlangsungannya. Sebaliknya, jika kiyai pemimpin pesantren memiliki
kepribadian sosial yang tinggi dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat maka pesantren tersebut akan cepat mengalami perkembangan.
Pesantren juga sebagai wadah penyebaran Islam yang diharapkan dapat
terus menerus mewariskan upaya memelihara kontinuitas tradisi Islam yang
dikembangkan dari pengalaman sosial masyarakat lingkungannya. Dengan kata
lain pesantren mempunyai keterkaitan yang erat dengan lingkungannya.
Kebanyakan pesantren juga berfungsi sebagai komunitas belajar
keagamaan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar yang sering menjadi
wadah pelaksanaannya. Dalam komunitas pedesaan tradisional, kehidupan
keagamaan merupakan suatu bagian yang terpadu dengan kenyataan sehari-hari
dan tidak dianggap sebagai sektor yang terpisah. Begitu pula tempat-tempat
upacara keagamaan sekaligus merupakan pusat kehidupan pedesaan, sedangkan
pimpinan keagamaan juga merupakan sesepuh yang diakui di dalam
lingkungannya.2
Jadi hubungan antara pesantren dan komponen yang ada didalamnya
sangat erat, khususnya dengan lingkungan sekitar (masyarakat). Dengan adanya
pesantren, masyarakat bisa menggali ilmu-ilmu agama, tapi terkadang mereka
yang tinggal disekitar pesantren justru mempunyai sikap yang acuh terhadap
adanya pesantren. Mereka enggan belajar atau menuntut ilmu di pesantren, malah
sebaliknya. Kebanyakan orang yang datang ke pesantren berasal jauh dari wilayah
pesantren. Ini menandakan bahwa masyarakat di sekitar pesantren belum tentu
mempunyai gairah yang tinggi untuk belajar, apalagi ikut mengembangkan
pesantren di lingkungannya.
Namun demikian ada juga masyarakat yang merespon secara positif terhadap
datangnya pesantren, karena dengan adanya pesantren masyarakat bisa menuntut
ilmu dan bisa juga memetik keuntungan dengan mengadakan transaksi jual-beli
untuk kebutuhan santri yang ada di dalam pesantren. Kebanyakan koperasi
pondok pesantren (kopontren) barang kebutuhannya disuplai oleh masyarakat,
terutama berupa bahan makanan. Hal ini karena permintaan yang tinggi
sedangkan kopontren tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga
2 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, PT. Temprint, Jakarta, 1986, h. 96
kopontren mengadakan kerjasama dengan masyarakat sekitar. Maka terjalinlah
rantai perekonomian, masyarakat sebagai produsen, pesantren sebagai distributor
dan santri sebagai konsumen. Dengan adanya kegiatan tersebut semua pihak
saling memetik keuntungan. Pesantren juga memberikan pengaruh sosial kepada
masyarakat dengan merubah status masyarakat sekitar pesantren menjadi
masyarakat yang mempunyai kegiatan-kegiatan yang berarti untuk kelangsungan
hidup mereka.
Kehadiran pesantren sebagai wadah untuk memperdalam agama, juga
sebagai wadah penyebaran Islam yang diharapkan dapat terus menerus mewarisi
dan terus memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan dari
pengalaman sosial masyarakat lingkungannya. Tidak sedikit orang di kota
maupun di desa yang belum mengenal agama sehingga banyak terjadi tindakan-
tindakan asusila atau penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma
agama.
Fungsi tersebut mengindikasikan bahwa pesantren harus berperan dalam
perkembangan masyarakat sekitarnya, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Hal
itu karena pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan dan
lembaga sosial kemasyarakatan yang tumbuh secara diam-diam di pedesaan
maupun di perkotaan.3
Kini banyak pesantren-pesantren modern yang mulai bermunculan, yang
ditandai dengan bangunan-bangunan yang megah dengan kualitas yang bagus.
3 Kunto Wijoyo, Paradigma Islam, Mizan, Bandung, 1994, h. 246
Bangunan yang megah mulai dibatasi dengan tembok-tembok pagar yang tinggi,
yang berfungsi membatasi kehidupan pondok pesantren dengan masyarakat
sekitar.4 Namun di mana pun pesantren itu berada sesungguhnya diharapkan dapat
melaksanakan kewajibannya untuk peduli dengan masyarakat sekitarnya.
Figur Kyai, Santri dan seluruh perangkat fisiknya yang menandai sebuah
pesantren senantiasa dikelilingi oleh sebuah kultur keagamaan. Kultur tersebut
mengatur perilaku seseorang serta membentuk pola hubungan antara warga
masyarakat bahkan hubungan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Dengan kata lain pesantren dengan figur Kyai, Santri dan seluruh perangkatnya
berdiri sebagai jawaban terhadap panggilan keagamaan dan kebutuhan akan
pengayoman. Secara pelan-pelan pesantren berupaya mengubah dan
mengembangkan cara hidup masyarakat di sekitarnya.
Kehadiran pesantren sebagaimana digambarkan diatas juga terjadi di
kampung Banyusuci Kecamatan Leuwiliyang Kabupaten Bogor yang menjadi
sasaran penelitian ini. Sebelum datangnya pesantren, kehidupan di kampung ini
diwarnai dengan sangat kurangnya pengetahuan tentang agama. Hal ini dapat
terlihat pada kondisi kehidupan sehari-hari, sebagai contoh banyak terlihat ibu-ibu
maupun remaja putri yang kurang memperhatikan aurat mereka ketika sedang
melakukan kegiatan di sungai seperti mencuci dan mandi. Berangkat dari
kenyataan seperti itu, maka yang menjadi fokus permasalahan dari penelitian ini
4 Proyek Peningkatan Pesantren, Pola Pemberdayaan Melalui Pesantren, Depag, Jakarta,
2001, h. 3
adalah peran Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dalam mempengaruhi
perilaku keagamaan masyarakat Banyusuci.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, tampak bahwa pembahasan yang
berkaitan dengan pengaruh pondok pesantren terhadap perilaku keagamaan
masyarakat sangat luas. Agar lebih fokus maka penelitian ini ditekankan pada
aspek “Pengaruh Kyai dan Santri Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
terhadap perilaku keagamaan masyarakat sekitarnya”. Berdasarkan fokus
tersebut dan supaya menghasilkan pembahasan yang sistematis, terarah dan jelas,
maka penulis menjadikan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami di Kampung
Banyusuci, Bogor, Jawa Barat sebagai sasaran penelitian.
Pesantren ini dipilih terutama karena lokasinya yang relatif mudah
dijangkau dari tempat penulis berada. Berdasarkan alasan yang telah diperoleh
maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami khususnya Kyai
dan santri terhadap perilaku keagamaan masyarakat Kampung Banyusuci Bogor.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini terbagi dalam dua kategori, yaitu:
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk
Memberikan pemahaman terhadap masyarakat atas pentingnya pendidikan
pesantren.
Memberikan sumbangan masukan bagi keharmonisan hubungan antara
pesantren dan masyarakat di sekitarnya.
Tujuan khusus
Adapun secara lebih khusus tujuan penulisan adalah:
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program strata I
(satu) pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat pada Jurusan Sosiologi
Agama.
b. Untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial.
c. Untuk memperluas khazanah keilmuan.
d. Untuk mengetahui pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro terhadap
perilaku keagamaan masyarakat di Kampung Banyusuci Bogor.
Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research yakni
penelitian lapangan yang dilakukan di Kampung Banyusuci Bogor. Adapun
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari
orang atau perilaku yang diambil.5 Penelitian dilakukan melalui kegiatan
deskriptif analisis, sebagai upaya memberikan penjelasan serta gambaran
komprehensif tentang pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
terhadap kehidupan keagamaan masyarakat di Kampung Banyusuci Bogor.
Penelitian kualitatif di sini maksudnya adalah penelitian yang
mempunyai latar belakang alami dan peneliti sendiri berperan sebagai
instrumen inti. Studi yang di lakukan adalah studi deskriptif dimana data yang
dikumpulkan lebih banyak berupa kata atau gambaran keadaan dari pada
dalam bentuk angka-angka. Penulis berusaha menggambarkan fenomena yang
ada di Kampung Banyusuci Bogor dan menggambarkan konsep yang ada
dengan menghimpun fakta dan data yang relevan serta memaparkan secara
mendalam sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
kegamaan masyarakat di Kampung Banyusuci Bogor Jawa Barat terhadap
pengaruh pondok pesantren Umul Quro Al-Islami.
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, cet ke-2 tahun 2002.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kampung Banyusuci RT. 04, RW.
04 Leuwimekar Leuwiliang Bogor. Alasannya adalah lokasi yang relatif
5 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
1999), cet.5 h. 83
mudah dijangkau dari tempat peneliti berada serta Pondok di mana penulis
belajar.
3. Subyek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Subyek utama penelitian ini adalah penulis sendiri yang melakukan
pengumpulan data dengan tehnik sebagai berikut:
a. Wawancara
Yakni penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara penulis dengan responden yang menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).6 Untuk
memperoleh data yang diperlukan penulis melakukan wawancara dengan
beberapa pihak, penulis mendapatkan jawaban dari 7 orang yang dianggap
berwenang atau mengetahui masalah yang sedang diteliti.
b. Observasi pengamatan langsung
Yakni pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan
langsung terhadap gejala dan obyek yang diteliti.7
Untuk memperkaya data dan interpretasi, penelitian ini juga
menggunakan data sekunder dan kepustakaan sebagai penunjang.
6 M. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985), cet. 2 h. 182 7 Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tasiro. 1986) cet.7 h. 102
Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan skipsi yang bejudul “Pengaruh Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami Terhadap Perilaku Keagamaan
Masyarakat Kampung Banyusuci Bogor” ini disusun kedalam beberapa bab
yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN : Menerangkan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA : Menerangkan beberapa pengertian pondok
pesantren seperti tujuan pondok pesantren dan fungsi pondok pesantren. Dan
pengertian perilaku, seperti pengertian perilaku, pengertian prilaku agama,
pengertian masyarakat, fungsi agama bagi masyarakat serta dimensi-dimensi
keagamaan.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SUBYEK PENELITIAN
: Menerangkan tentang latar belakang pendidikan, ekonomi dan keadaan
masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, subyek
penelitian serta Visi dan Misi didirikannya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami.
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN : Membahas tentang kondisi
keagamaan masyarakat Banyusuci sebelum adanya Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami, kondisi keagamaan masyarakat Banyusuci setelah adanya
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dan analisa pengaruh Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami terhadap perilaku keagamaan masyarakat di
kampung Banyusuci.
BAB V PENUTUP : Dalam bab penutup ini berisi mengenai kesimpulan dan
saran-saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok
Istilah pondok sebenarnya berasal dari kata funduk dari bahasa Arab yang
artinya hotel atau asrama.8 Pada zaman dahulu ada beberapa orang yang
menuntut ilmu agama tinggal di satu tempat/pondok, apakah itu di rumah Kyai
atau di pondok pesantren yang khusus dibuat untuk tempat tinggal para santri.
Dalam bahasa Indonesia nama pondok dan pesantren sering dipergunakan
juga sebagai sinonim untuk menyebut "Pondok Pesantren", namun yang lebih
ditekankan disini adalah pengertian dari pondok itu sendiri. Pondok adalah
suatu tempat untuk kediaman bagi para santri atau siswa dimana terjadi proses
belajar dan mengajar. Adapun penggabungan kata ini sesuai dengan sifat
pesantren yang di dalamnya terdapat dua unsur komponen yang saling
berhubungan satu sama lain yaitu merupakan sarana pendidikan keagamaan dan
sarana kehidupan bersama dalam suatu kelompok belajar yang berdampingan
secara berimbang.
Pondok atau asrama bagi para santri merupakan ciri khas tradisi pesantren
yang diwariskan turun temurun sebagai tempat pencarian ilmu agama. Dulu,
8 H. M. Yacub, M, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa, (Bandung :
Angkasa 1984), h. 65
yang membedakan sistem pondok pesantren dengan luar pesantren adalah
bahwa sistem pondok pesantren masih berbentuk tradisional dalam segi tempat,
seperti di masjid, di rumah-rumah para kyainya. Dari segi pelajaranpun, pondok
pesantren lebih cenderung pada pembelajaran kitab-kitab klasik/salafi lain
halnya dengan sekolah luar. Namun, dewasa ini dari segi fasilitas dan materi
pembelajaran sudah hampir sepadan yang masih membedakan adalah kitab-
kitab klasik serta hubungan antara guru dan murid yang lebih dominan karena
berada dalam satu lingkungan selama 24 jam.
Alasan utama mengapa pesantren harus menyediakan asrama atau pondok
bagi para santri.9
- Kemashuran seorang kiyai dan kedalaman pengetahuannya tentang Islam
yang dapat menarik santri-santri yang jauh untuk dapat menggali ilmu dari
kiyai tersebut secara teratur dan dalam waktu yang lama menyebabkan para
santri tersebut harus meninggalkan kampung halamannya dan menetap
didekat kediaman kiyai.
- Hampir semua pesantren berada di desa-desa dimana tidak tersedia
perumahan yang cukup untuk dapat menampung santri-santri, maka dengan
demikian perlulah adanya suatu asrama atau pondok khusus bagi para santri.
- Adanya sikap timbal balik antara kiyai dan santri, dimana para santri
menganggap kiyai sebagai orang tuanya sendiri begitu pula kiyai
9 Zamakh Syari Dhofier, Tradisi Pesantren, StudiTentang Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta:
LP3ES 1985), h. 46-47
menganggap santrinya sebagai titipan Tuhan yang senantiasa harus
dilindungi.
Pondok tempat tinggal santri wanita biasanya dipisahkan dengan pondok
santri pria, selain dipisahkan jauh dari rumah kiyai dan keluarganya juga
dengan masjid dan ruang-ruang sekolahnya. Adapun keadaan kamarnya tidak
jauh berbeda dengan asrama pria.
2. Pengertian Pesantren
Pondok pesantren sering juga disebut sebagai lembaga pendidikan
tradisional yang telah beroperasi di Indonesia sejak sekolah-sekolah pola Barat
belum berkembang. Lembaga pendidikan pesantren memiliki sistem
pengajaran yang unik.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran-
ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari. Pengertian “tradisional” dalam batasan ini
menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun yang lalu dan telah
menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian besar umat
Islam di Indonesia, yang merupakan golongan mayoritas, dan telah mengalami
perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan hidup ummat.10 Jadi,
pengertian tradisional disini sebatas sumber-sumber hukum dan kitab-kitabnya.
Sedangkan, metode pengkajian serta relevansi permasalahan yang terjadi
10 Mastuhu, Dinamika Pendidikan, (Jakarta : INIS, 1994), h. 55
dianalogikan dengan sumber-sumber terdahulu agar tetap tidak menyimpang
dengan ajaran dasar Islam. Sebagai contoh, gandum dianalogikan dengan beras
karena memiliki unsur yang sama. Bukan “tradisional” yang berarti tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Selain itu, pondok pesantren saat ini tidak bisa
dikatakan tradisional, sebab telah mengalami perubahan sistem menjadi
modern. Seperti adanya pembelajaran umum dan juga bahasa asing.
Kembali kepada istilah pesantren, yang di maksud pesantren ialah lembaga
pendidikan Islam yang umumnya dilaksanakan dengan cara klasikal.
Pengajarnya seorang yang menguasai ilmu agama Islam melalui kitab-kitab
agama Islam klasik (kitab kuning dengan tulisan Arab, dalam bahasa Melayu
kuno atau dalam bahasa Arab). Kitab-kitab itu biasanya hasil karya ulama-
ulama Islam (Arab) dalam zaman pertengahan.
Pesantren adalah sebuah lembaga yang sangat penting untuk tetap
memposisikan manusia pada dimensi spiritual. Kehadiran pesantren berfungsi
sebagai wadah memperdalam agama dan mengamalkan atau terus memelihara
kontinuitas tradisi Islam dan terus menerus mewariskannya kepada generasi
berikutnya.
Jadi pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang
mengajarkan agama, mengamalkan ajaran Islam secara mendalam, juga
merupakan lembaga penyiaran agama dan lembaga keagamaan bagi
masyarakat di sekitar pondok pesantren itu sendiri.
3. Fungsi Pondok Pesantren.
Pondok pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan,
tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama.
a. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren menyeleggarakan pendidikan
formal (madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi) dan pendidikan
non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat
dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu ulama- ulama fiqih, hadist,
tafsir, tauhid dan tasawuf yang hidup diantara abad 7-13 Masehi. Kitab-
kitab yang dipelajarinya, meliputi: tauhid, tafsir, hadis, fiqih, tasawuf,
bahasa Arab (nahwu, sharaf, balaghah dan tajwid), mantiq dan akhlak.
b. Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak dari berbagai lapisan
masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat status sosial,
ekonomi, dan latar belakang orang tua mereka.
c. Ditengah komplek pesantren dapat dipastikan ada bangunan masjid,
masjid tersebut berfungsi sebagai masjid umum. Selain sebagai tempat
belajar para santri untuk menuntut ilmu agama juga sebagai tempat bagi
masyarakat umum untuk beribadah. Masjid sering kali digunakan untuk
menyelenggarakan majlis ta'lim (pengajian) diskusi-diskusi keagamaan
dan sebagainya oleh masyarakat umum dan para santri.
4. Tujuan Pondok Pesantren
Tujuan pondok pesantren pada dasarnya membentuk manusia bertaqwa,
mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan, dengan
membela kebenaran Islam. Selain itu tujuan didirikannya pondok pasantren
pada dasarnya terbagi dua hal:
a. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim
dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta
mengamalkannya dalam masyarakat.
b. Tujuan umum, yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia
berkepribadian Islam yang mampu dengan ilmu agamanya menjadi
mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan agamanya.11
Sehubungan dengan ketiga fungsi pesantren tersebut, maka pesantren
memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, dan
menjadi rujukan moral bagi masyarakat umum, terutama pada kehidupan
moral keagamaan.
B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku dan Agama
Perilaku adalah suatu tindakan rutin yang dilakukan oleh seseorang dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan motifasi atau kehendak untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan dan hal itu mempunyai arti penting bagi dirinya.
Sebagimana yang diungkapkan Weber, bahwa yang dimaksud perilaku adalah
pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong oleh motifasi entah itu
11 H.M. Arifin dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa,
1996), h. 44
berupa perenungan, perencanaan, pengambilan keputusan dan sebagainya, serta
entah kelakuan itu terdiri dari intervensi positif ke dalam situasi positif atau
sikap yang sengaja tidak mau terlibat.12
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, tingkah laku itu sama artinya dengan
perangai, kelakuan dan perbuatan. Tingkah laku dalam pengertian ini lebih
mengarah kepada aktivitas dan sifat seseorang.13
Di dalam kamus “Kamus Umum Bahasa Indonesia” perilaku dapat juga
dikatakan dengan kata tingkah laku. Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa menyatakan
bahwa, perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia, respon makhluk
hidup terhadap lingkungannya, perilaku adalah aksi, reaksi, terhadap
rangsangan dari luar.14 Selanjutnya Singgih D. Gunarsa menyatakan pula
bahwa, perilaku manusia dengan segala tindakannya ada yang mudah untuk
dilihat, tetapi ada juga yang sulit untuk dilihat dan hanya bisa diketahui dari
hasil atau akibat dari perbuatan. Kecuali itu, perilaku ada yang tertutup atau
terselubung (covert behavior) dan ada perilaku terbuka (overt behavior), yang
termasuk perilaku tertutup antara lain; aspek-aspek mental meliputi persepsi,
ingatan dan perhatian. Sedangkan perilaku terbuka adalah perilaku yang
langsung dapat dilihat seperti; jalan, lari, tertawa dan lain-lain.15
12 K. J Veeger, Realitas Sosial, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1993), h. 171 13 Ramayulis, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Kalam Mulya, 2002), h. 82 14 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, (Jakarta: BPK Gunung
Mulya,1995), h. 5 15 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, h.34
Dr. Kartini Kartono, juga mengatakan bahwa perkataan perilaku atau
perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya mencakup
kegiatan motorik saja seperti berbicara, berjalan, berlari, berolahraga, bergerak
dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat,
mendengar, mengingat, berfikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan
emosi-emosi dalam bentuk tangis, tawa dan seterusnya. Kegiatan berfikir dan
fantasi, misalnya tampak positif belaka namun kenyataannya kedua-duanya
merupakan bentuk aktifitas psikis atau jiwani.16
Menurut Budiarjo, tingkah laku itu merupakan tanggapan atau rangkaian
tanggapan yang dibuat oleh sejumlah makhluk hidup. Dalam hal ini tingkah
laku itu walaupun harus mengikutsertakan tanggapan pada suatu organisme,
termasuk yang ada di otak, bahasa, pemikiran, impian-impian, harapan-harapan
dan sebagainya, tetapi ia juga menyangkut mental sampai aktivitas fisik.17
Dengan kata lain tingkah laku atau perilaku merupakan perangai,
kelakuan dan perbuatan atau aktivitas dan sifat seseorang yang menyangkut
mental dan aktivitas fisik.
Pesantren sebagai lembaga keagamaan, berusaha menciptakan generasi-
generasi Islam yang memiliki imtaq (iman dan taqwa) yang tinggi, serta
membekali mereka dengan pengetahuan agama sehingga dapat berinteraksi
dengan lingkungan sesuai dengan norma-norma agama yang diajarkan dengan
16 Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 3 17 Ramayulis, Pengantar Psikologi, h. 83
berakhlak mulia seperi baginda Rosulullah Muhammad SAW. Sehingga tutur
kata dan tindakannya dapat menguntungkan diri sendiri dan orang lain.
Dalam mendefinisikan agama terkadang akan mengalami kesulitan.
Kesulitan ini lebih disebabkan karena agama itu merupakan hal yang bersifat
abstrak, karena agama menyangkut sistem kepercayaan, sistem nilai atau norma
dan sistem ritus, dimana setiap agama mempunyai pola dan komponen yang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga ada beberapa
alasan mengapa kemudian istilah agama ini menjadi sulit untuk didefinisikan.
Beberapa alasan tersebut, antara lain:
a. Karena pengalaman keagamaan itu soal batiniah dan sangat subyektif serta
bersifat individualistik.
b. Tidak ada orang yang berbicara begitu bersemangat dan emosional lebih dari
pada pembicaraan soal agama, maka dalam pembahasan arti agama selalu
ada emosi yang kuat sehingga sulit memberikan arti kata agama itu.
c. Konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan
pengertian agama sehingga kerap kali ada perbuatan tujuan diantara para ahli
tentang makna agama itu.18
Dari segi bahasa, yang dimaksud dengan agama di dalam kamus “Kamus
Besar Bahasa Indonesia” adalah suatu yang berhubungan dengan ajaran, sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
18 Mukti Ali, Agama dan Pembangunan di Indonesia, (Jakarta, Depag-RI,1972), h. 48
Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya.
Di samping itu, agama juga dikenal dengan istilah din dan religi yang
pada umumnya dianggap memiliki pengertian yang sama dengan agama. Dalam
terminologi Arab, agama biasa disebut dengan kata al-Din atau al-millah.
Sebagaimana agama, kata al-Din mengandung berbagai arti. Al-Din atau al-
millah yang berarti “mengikat”, maksudnya adalah mempersatukan segala
pemeluknya dan mengikat dalam suatu ikatan yang erat.19 Al-Din juga berarti
undang-undang yang harus dipatuhi, namun al-Din yang biasa diterjemahkan
dengan “agama” menurut guru besar Al-Azhar Syaikh Muhammad Abdullah
Badran, adalah menggambarkan suatu hubungan antara dua pihak di mana pihak
yang pertama mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada yang kedua. Dengan
demikian, agama merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Hubungan itu terwujud dalam sikap batin serta tampak dalam praktik ibadah
atau ritual yang dilakukannya, untuk kemudian tercermin dalam sikap dan
perbuatan keseharian individu tersebut.20 Al-Din yang berarti agama itu bersifat
umum, artinya tidak ditujukan kepada salah satu agama tertentu.21 Selain itu,
kata agama juga dapat disamakan dengan kata religion (Inggris) atau religie
19 Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1952), h. 50 20 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Masyarakat,
(Bandung : Mizan, 1997), h. 210 21 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h. 6
yang keduanya berasal dari bahasa Latin religio dari akar kata religare yang
memiliki arti “mengikat”. 22
Bahkan menurut kamus sosiologi, pendekatan terhadap pengertian agama
(religion) mencakup tiga aspek yakni:
a. Menyangkut kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat spiritual.
b. Merupakan seperangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang
dianggap sebagai tujuan tersendiri.
c. Idiologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural. 23
Maka, uraian di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa, agama
merupakan seperangkat peraturan atau undang-undang yang dapat mengikat
manusia untuk dijadikan pedoman dalam hidupnya. Agama dianut oleh manusia
untuk mengatur perikehidupan didunia ini, agar menjadi teratur dan selaras
sesuai dengan tuntutan-tuntutan yang ada dalam agama. Sehingga tidak
menimbulkan kekacauan.
Sedangkan perilaku agama adalah tingkah laku manusia yang diatur
ataupun berdasarkan norma-norma agama sehingga tidak menyimpang yang
dapat merugikan orang banyak ataupun diri sendiri.
2. Pengertian Masyarakat
Dalam studi masyarakat, individu tidak dipandang sebagai orang tersendiri
tanpa hubungan lain. J. L. Gillin dan J. P. Gillin, menamakan masyarakat
22 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, h. 6 23 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta : CV. Rajawali Pers, 1993), h. 430
sebagai kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi,
sikap dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan menurut Auguste Comte,
masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-
realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan
berkembang menurut pola perkembangannya tersendiri.24
Manusia dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga
tanpa adanya kelompok manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak
dalam kehidupannya.25
Secara ringkas kumpulan individu dapat disebut sebagai masyarakat jika
telah memiliki atau memenuhi empat syarat utama, yaitu : (a). Dalam kumpulan
manusia harus ada ikatan perasaan dan kepentingan. (b). Mempunyai tempat
tinggal atau daerah yang sama dan atau mempunyai kesatuan ciri kelompok
tertentu. (c). Hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama. (d). Dalam
kehidupan bersama itu terdapat aturan-aturan atau hukum-hukum yang mengatur
perilaku mereka dalam mencapai tujuan dan kepentingan bersama.
Dengan demikian, berarti masyarakat bukan sekedar kumpulan manusia
tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional antara satu sama lainnya.
Setiap individu mempunyai kesadaran akan keberadaannya di tengah-tengah
individu yang lainnya. Sistem pergaulan didasarkan atas kebiasaan atau lembaga
kemasyarakatan yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.
24 Dikutip oleh Abdul Shani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, (Pustaka Jaya, 1985), h.
46 25 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : CV. Rajawali Pers, 1982), h. 73
Manusia tidak dapat hidup sendirian secara berkelanjutan tanpa mengadakan
hubungan dengan sesamanya dalam bermasyarakat. Jadi masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama
cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan atau
sistem nilai yang sama dan sebagian besar melakukan kegiatannya dalam
kelompok tersebut.
C. Fungsi Agama Bagi Masyarakat
Pemahaman mengenai fungsi agama tidak lepas dari tantangan-
tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakatnya. Berdasarkan
pengalaman dan pengamatan analitis, dapat disimpulkan bahwa, tantangan-
tantangan yang dihadapi manusia dapat dikembalikan pada tiga hal yaitu:
ketidakpastian, ketidakmampuan dan kelangkaan.26 Untuk mengatasi itu
semua manusia lari kepada agama, karena manusia percaya dengan keyakinan
yang kuat bahwa agama memiliki kesanggupan yang definitif dalam
menolong manusia. Dengan kata lain, manusia memberikan suatu fungsi
tertentu kepada agama.
Berbicara lebih lanjut mengenai fungsinya, agama sangat berperan
dalam memenuhi kebutuhan serta pemeliharaan masyarakat. Artinya bahwa
dalam mengatur kehidupan sosial, agama memiliki kekuatan untuk memaksa
26 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983), h. 38
dan mengikat masyarakat untuk bisa mengorbankan kepentingan-kepentingan
pribadinya demi kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Di pihak lain,
agama juga berperan dalam membantu menciptakan sistem-sistem nilai sosial
yang terpadu dan utuh dengan memberikan nilai-nilai yang berfungsi
menyalurkan sikap-sikap para anggota masyarakat dan menetapkan isi
kewajiban-kewajiban sosial mereka.27
Agama selain mempunyai peranan dalam masyarakat sebagai kekuatan
yang mempersatukan, mengikat dan melestarika, ia juga memiliki tanggung
jawab untuk meluruskan kaedah-kaedah yang buruk serta penyelewengan-
penyelewengan yang dilakukan oleh umat manusia di muka bumi ini. Di
samping itu agama juga berfungsi sebagai pengajaran dan bimbingan yang
tidak bisa diperankan oleh lembaga-lembaga yang profane. Masih banyak
fungsi-fungsi agama yang tidak bisa terhitung bagi kehidupan manusia di
dunia ini.28
Di sisi lain agama juga mempunyai beberapa fungsi bagi masyarakat,
antara lain :
1. Fungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup
tugas mengajar dan tugas bimbingan. Agama menyampaikan ajarannya
dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam upacara keagamaan,
27 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, h. 36 28 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, h. 44
khotbah, pendalaman rohani dan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas itu
ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: Syaman, Dukun, Kyai, Imam, Nabi.
Mengenai yang disebut Nabi ini dipercayai bahwa penunjukannya dilakukan
oleh Tuhan sendiri. Kebenaran ajaran mereka yang harus diterima dan yang
tak dapat keliru, didasarkan atas kepercayaan penganut-penganutnya, bahwa
mereka dapat berhubungan langsung dengan “yang gaib” dan”yang sakral”
dan dapat ilham khusus darinya. Agama-agama mempunyai pusat-pusat
pendidikan yang di kenal dengan nama pondok, asrama, pesantren, biara dan
lain-lain.
Kunci keberhasilan pendidikan kaum agamawan terletak dalam
pendayagunaan nilai-nilai rohani yang merupakan pokok-pokok kepercayaan
agama. Di antara nilai yang diresapkan pada anak didik ialah:makna dan
tujuan hidup, hati nurani dan tanggung jawab, Tuhan, hidup, kekal, ganjaran
atau hukuman yang setimpal dengan perbuatan yang baik atau yang jahat.29
2. Fungsi Penyelamatan
Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang
maupun sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama,
karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang
khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya
29 Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat; Pendekatan Sosiologi Agama, (Jakarta :
Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 38-39
mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu di luar
batas kekuatan manusia.
Dalam fungsi ini berarti agama mempunyai fungsi ekslusif bagi manusia:
a. Agama membantu manusia untuk mengenal “yang sakral” dan
berkomunikasi dengan-Nya.
b. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang “salah” dengan
Tuhan, dengan jalan pengampunan dan penyucian.
3. Fungsi Sosial Kontrol
Para penganut agama sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya,
terikat batin kepada tuntunan ajaran tersebut, baik secara pribadi maupun
secara kelompok. Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma,
sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial
secara individu maupun kelompok, karena:
a. Agama secara instansi, merupakan norma bagi pengikutnya
b. Agama secara dogmatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis yang bersifat
profetis (kenabian).30
Apabila dua persyaratan diatas terpenuhi maka manusia merasa bahagia
yang intinya tidak lain ialah menemukan (kembali) dirinya sendiri terintigrasi
dengan tertib alam fisik dan dunia sakral yang telah dirusak dengan langkah
yang salah.31
30 Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, h. 40 31 Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat; Pendekatan Sosiologi Agama, h. 40
D. Dimensi-dimensi Keberagamaan
Berbagai fenomena sosial banyak ditimbulkan oleh agama diantaranya
berupa stuktur sosial, pranata sosial dan dinamika masyarakat. Dalam
masyarakat majemuk atau plural, jika kita perhatikan, ekspresi agama yamg
dianut oleh manusia sangatlah bervariasi dan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini tentunya mengasumsikan bahwa agama-agama yang ada
memiliki perbedaan pula dalam menjalankannya. Nampak bahwa perbedaan-
perbedaan atau variasi-variasi itu bersifat sangat mendasar dan dapat pula
dikatakan bahwa variasi itu amat terinci dan sangat jelas antara satu dengan
yang lainnya. Namun begitu, diluar perbedaan dan variasi yang bersifat khusus
dalam keyakinan dan praktek ibadah tersebut, nampaknya terdapat konsensus
umum dalam semua agama di mana keberagamaan itu diungkapkan. Konsensus
umum ini menciptakan seperangkat dimensi inti dari keberagamaan itu.
Menurut Glock dan Stark ada lima dimensi yang dapat dibedakan, di
mana di dalam setiap dimensi aneka ragam kaidah dan unsur-unsur yang lainnya
dari berbagai agama dunia dapat digolong-golongkan, dimensi-dimensi itu
antara lain: keyakinan, praktek agama, pengalaman, pengetahuan agama dan
konsekuensi-konsekuensi.32
32 Robertson Roland, ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, (Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada, 1993), h. 295
1. Dimensi keyakinan: Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan di
mana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu
dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Isi dan ruang lingkup
keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi dalam
agama dan tradisi yang sama keanekaragaman keyakinan itu seringkali
terjadi.
2. Dimensi Praktek Agama: Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,
ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen
terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari
dua aspek penting pertama ritual, berkaitan dengan seperangkat upacara-
upacara keagamaan, perbuatan religius formal dan perbuatan-perbuatan
mulia yang diinginkan oleh semua agama agar dilakukan oleh penganutnya.
Kedua berbakti atau ketaatan, hampir sama dengan ritual akan tetapi
memiliki perbedaan penting. Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air.
Aspek komitmen ritual sangat formil dan bersifat publik, tetapi disamping
itu semua agama yang dikenal mempunyai perangkat tindakan
persembahan dan kontemplasi personal yang relative spontan, informal dan
khas pribadi.33
3. Dimensi pengalaman: Dimensi ini berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman religius, yakni persamaan persepsi-persepsi dan sensasi-sensasi
yang dialami oleh seorang pelaku atau yang oleh suatu kelompok
33 Robertson Roland, ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, h. 296
keagamaan (atau suatu masyarakat) dianggap melibatkan semacam
komunikasi, betapapun halusnya, dengan suatu esensi mulia, yakni dengan
Tuhan, dengan realitas tertinggi, dengan kekuasaan transendental.34
Tegasnya, ada kontras-kontras yang nyata dalam berbagai pengalaman
tersebut yang dianggap layak oleh berbagai tradisi dan lembaga keagamaan
dan agama juga bervariasi dalam hal dekatnya jarak dengan prakteknya.
Namun setiap agama memiliki paling tidak nilai minimal terhadap sejumlah
pengalaman subyektif keagamaan sebagai tanda kereligiusan individu.35
4. Dimensi pengetahuan agama: Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa
orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal
pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan
tradisi-tradisi keagamaan mereka. Dimensi ini berkaitan erat dengan
dimensi keyakinan, karena pengetahuan tentang sesuatu yang diyakini
merupakan prasyarat yang diperlukan bagi penerimanya. Namun pada
hakekatnya, keyakinan tidak selalu berasal dari pengetahuan, demikian pula
tidak semua pengetahuan agama dihubungkan dengan keyakinan terhadap
agama itu. Seseorang bisa saja memegang teguh suatu keyakinan tanpa
benar-benar memahaminya, artinya keyakinan dapat timbul atas
pengetahuan yang sedikit.36
34 Robertson Roland, ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, h. 296 35 Robertson Roland, ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, h. 297 36 Robertson Roland, ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, h. 297
5. Dimensi konsekuensi: Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-
akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan
seseorang dari hari kehari. Disini terkandung makna ajaran “kerja” dalam
pengertian teologis.37
Hampir senada dengan yang dikemukakan oleh Glock dan Stark ini,
Harjana berpendapat bahwa sistem atau struktur agama itu terdiri dari empat segi
yakni: eksistensial, intelektual, institusional dan etika.38 Segi eksistensial
menjelma dalam iman dan kepercayaan, dengan iman ini manusia membangun
pandangan dunia world view dan sekaligus sebagai sumber dan penyangga
hidup. Segi intelektual menyangkut bagaimana penganut agama memahami
Tuhan, kitab suci, hakikat iman, ibadah dan moralitas yang terbentuk dalam
pernyataan-peryataan, ungkapan-ungkapan, tulisan-tulisan dan simbol-simbol.
Segi institusional berkenaan dengan kelembagaan dan pengorganisasian agama.
Sedangkan segi etika mengungkapkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan
dalam perilaku. Iman kepada Tuhan ini tidak hanya mempengaruhi unsur
batiniyah tetapi juga perilaku lahiriyah.39
Dalam bahasa lain disebutkan bahwa seperangkat dimensi inti dari
keberagamaan itu terdiri dari dimensi intelektual, spiritual, mistikal dan
37 Robertson Roland, ed., Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, h. 297 38 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung :
Rosdakarya, 2001), h. 20 39 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, h. 23
institusional.40 Pada intinya dimensi-dimensi tersebut memberikan implikasi
yang seperti apa kemudian seseorang itu memahami keagamaannya sangat sukar
untuk ditentukan secara hirarki.
40 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, h. 16
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SUBYEK PENELITIAN
A. Latar Belakang Pendidikan, Ekonomi dan Keagamaan Masyarakat di
Sekitar Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami RW. 04/04 Kampung
Banyusuci
Kampung Banyusuci merupakan salah satu kampung yang berada di
bawah naungan Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Kampung Banyusuci
terletak disebelah selatan dari kantor Kecamatan, luasnya sekitar 4,6 hektar.
keadaan Kampung Banyusuci masih cukup asri, karena dikelilingi oleh
beberapa sungai serta pohon-pohon yang cukup rindang sehingga terlihat seperti
daerah perbukitan.
Sebagian besar masyarakat Banyusuci merupakan penduduk asli yang
turun temurun bertempat tinggal di daerah pemukiman yang dialiri anak sungai
Cigatet. Meskipun sebagian besar warga yang bermukim di kampung ini adalah
penduduk asli, namun keadaan mereka tidak semapan para pendatang. Para
pendatang menguasai hampir sebagian besar aspek kehidupan di kampung
Banyusuci. Meski demikian, jarang sekali terjadi konflik di antara penduduk
asli dan pendatang. Hal ini disebabkan mereka sudah berbaur dan menyatu
dengan masyarakat dan menjadi keluarga besar masyarakat kampung
Banyusuci yang satu sama lain saling melengkapi. Selain itu wilayah
pemukiman kampung Banyusuci sudah cukup padat. Adapun jumlah
masyarakat Kampung Banyusuci RW. 04 RT. 04 berjumlah 336 Jiwa adapun
jumlah laki-laki 180 Jiwa dan jumlah perempuan 156 Jiwa.
Untuk mengenal lebih dalam masyarakat Banyusuci, berikut ini
rangkuman dari hasil wawancara terhadap beberapa orang warga setempat
tentang latar belakang kehidupan mereka:
1. Latar Belakang Pendidikan
Secara garis besar masyarakat Banyusuci sangat menjunjung tinggi
nilai pendidikan. Mereka bercita-cita menyekolahkan anak-anaknya
setinggi mungkin, akan tetapi keadaan ekonomi memaksa mereka untuk
mengubur impiannya memiliki anak lulusan perguruan tinggi. Rata-rata
remaja kampung Banyusuci hanya mampu menamatkan sekolah sampai SD
dan SMP atau Tsanawiyah saja.
Sebagian kecil dari remaja Banyusuci ada yang menamatkan sekolah
sampai perguruan tinggi. Mereka adalah remaja-remaja yang memiliki
orang tua berkemampuan ekonomi di atas rata-rata, ada juga anak-anak
yang sekolah sampai SMU atau Aliyah dari kalangan masyarakat biasa.
Bagi remaja yang menamatkan SMP atau Tsanawiyah pada
masyarakat Banyusuci merupakan sebuah kemajuan dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Para orang tua penduduk kampung Banyusuci sangat
jarang yang sampai tamatan SD, mayoritas mereka berhenti dari sekolah
setelah naik ke kelas 3 (tiga) atau 4 (empat) SD. Bagi mereka sekolah
hanya sarana untuk belajar baca dan tulis, setelah cukup menguasai kedua
keterampilan tersebut, mereka merasa sudah cukup.
2. Latar Belakang Ekonomi
Letak geografis kampung Banyusuci yang hanya 1 (satu) kilometer
dari pasar kecamatan memudahkan masyarakatnya mencapai pusat jual beli
tersebut. Hal ini mendorong penduduk Banyusuci untuk bekerja di pasar
sekalipun ada sebagian masyarakat yang bertani namun pada akhirnya
mereka membawa hasil pertaniannya ke pasar.
Mayoritas penduduk kampung Banyusuci yang bekerja di pasar
adalah para petani, pedagang kaki lima dan penjual asongan. Mereka tidak
mampu menyewa kios di pasar karena tidak mempunyai modal. Bagi
mereka berjualan bukan untuk memperkaya diri tetapi untuk memehuhi
kehidupan sehari-hari. Bisa mendapatkan keuntungan yang cukup untuk
memenuhi keperluan dapur dan jajan anak sudah merupakan berkah bagi
mereka. Setiap hari para petani, pedagang kaki lima, dan penjual asongan
tersebut berangkat ke pasar pagi-pagi dan setelah ashar mereka akan
kembali. Dagangan yang mereka bawa ke pasar adalah buah-buahan yang
didapat dari hasil panen dan dari para tengkulak. Jeruk merupakan
komoditas utama diselingi dengan buah-buahan musiman seperti rambutan,
cimpedak, dan duren.
3. Latar Belakang Keagamaan
Seluruh penduduk kampung Banyusuci beragama Islam. Mereka
memiliki prasarana keagamaan yang memadai seperti masjid, musholla, dan
majelis ta'lim. Acara-acara keagamaan yang diadakan di tempat peribadatan
dipimpin oleh beberapa tokoh ulama, mereka adalah lulusan pesantren salaf.
Para tokoh ulama agama yang biasa di panggil ustadz adalah para pendatang
yang memperistri gadis Banyusuci selain itupula ada beberapa tokoh ulama
yang berasal dari kampung tersebut.
Setiap minggu diadakan berbagai macam pengajian baik itu untuk ibu-
ibu, bapak-bapak, dan remaja. Antusiasme masyarakat Banyusuci terhadap
pengajian sangat besar terutama di kalangan ibu-ibu. Mereka membentuk
kelompok pengajian yang beranggotakan beberapa orang ibu. Kelompok ini
tidak hanya menghadiri pengajian di kampung Banyusuci saja, bahkan mereka
menghadiri pengajian di kampung-kampung tetangga.
Para bapak dan remaja secara konsisten mengadakan tahlilan atau
pembacaan rawi di musholla setiap malam Jum'at. Dalam acara ini mereka
sengaja berkumpul untuk mengirim doa kepada arwah keluarga, kerabat, dan
sesepuh yang telah meninggalkan mereka ke alam baka.
Meski kebanyakan penduduk Banyusuci taat beragama, bukan berarti
kampung ini terbebas dari aktifitas maksiat. Ada sebagian penduduk yang hobi
judi pancing, mereka membayar sejumlah uang untuk mengikuti lomba pancing
yang hadiahnya disediakan oleh pihak pengelola pemancingan ada juga yang
melakukan judi sabung ayam dan lain-lain. Hal ini terjadi sejak lama.
B. Subyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesanten Ummul Quro Al-Islami 41
Berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dimulai sejak
awal tahun 1993 di mana pada waktu itu dalam tahap pencarian lokasi yang
tepat untuk lembaga pendidikan pesantren yang ideal. Pada mulanya
pemilihan lokasi adalah di Kampung Setu desa Leuwimekar. Karena ada
kendala dengan pengadaan air untuk MCK, meskipun pondasi bangunan
sudah selesai digali terpaksa diurungkan. Pada akhirnya mencari lokasi
kembali dan menemukan lokasi di kampung Banyusuci Desa Leuwimekar.
Daerah ini dikelilingi sungai Cigatet, yang merupakan muara dari sungai
Cianteun. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota kecamatan yang berjarak
kurang lebih 800 m dari jalan protokol Jasinga – Bogor.
Pada tanggal 21 Juni 1993 M atau 1 Muharram 1414 H, mulailah
tonggak awal sejarah berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami,
dengan ditandai peletakan batu pertama pondasi Masjid Jami` Umml Quro
yang dilaksanakan oleh semua pegawai Muspika (Camat, Danramil dan
Kapolsek) dan sebagian besar alim ulama disekitarnya serta sejumlah ulama
dari Jawa Timur. Secara resmi pendidikan ini mulai beroperasi tepatnya pada 41 Sekretariat Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
tanggal 10 Juli 1994 dan dibuka secara resmi oleh perintisnya dan disaksikan
oleh seluruh staf pengajar, pengurus dan seluruh santri pertama waktu itu.
Pemilihan lokasi tersebut sungguh sangat tepat, karena melihat kondisi
pendidikan masyarakat kampung tersebut yang sangat minim, dan tidak
memenuhi wajib belajar 9 tahun. Minimal pesantren ini menjadi penggerak
untuk menyadarkan masyarakat sekitarnya untuk menimba ilmu dan
pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja hal
sangat menggembirakan. Hasilnya sampai sekarang sudah banyak yang
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah menamatkan
jenjang pendidikan dasar (SD/MI), termasuk ke Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami. Namun masih ada sebagian masyarakat yang belum sadar
untuk menyekolahkan anaknya agar menjadi manusia yang cerdas, beriman
dan bertaqwa kepada Allah sehingga sebagian masyarakat disana justru
lebih mendukung putra-putrinya untuk berdagang.
KH. Helmy Abdul Mubin, Lc sebagai pimpinan dan sekaligus sebagai
perintis pesantren, dalam hal pencarian dana laksana menjemput bola untuk
membebaskan tanah, membangun masjid, asrama dan sarana MCK.
Sehingga tanah yang dibebaskan mencapai kurang lebih 1,5 ha dari para
darmawan baik berupa hibah, infak, shodaqoh dan zakat. Artinya semua
yang ada di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dari umat untuk
umat, bahkan dana yang keluar juga banyak dari dana pribadi pimpinan
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami.
Pembangunan fisik Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami telah
dimulai secara tepat pada tanggal 21 Juni 1993 M, diawali dengan
pembangunan Masjid Jami` dan kediaman pimpinan sementara dari bilik,
karena beliau sudah pindah dari Pondok Pesantren Darul Rahman Jambu
Sibanteng Leuwiliang. Kemudian disusul dengan asrama santri semi
permanen di samping juga membangun kediaman pimpinan yang permanen,
dilanjutkan dengan pembanguanan MCK permanen baik putra maupun putri.
Untuk sementara asrama putri diletakkan di ruang tamu pimpinan yang
memuat sekitar 25 santriwati. Pembangunan terus berlanjut sampai sekarang,
seiring dengan banyaknya santri yang berminat untuk belajar di Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami. Perkembangan itu bisa diklasifikasikan
menjadi: 1) Pembangunan asrama dan ruang belajar 18 ruang, 2)
Pembangunan asrama dan ruang belajar sementara 21 ruang, 3) MCK 6 unit,
4) Masjid dan perluasannya sampai sekarang (2 lantai) 1 unit. Pembangunan
secara fisik terus akan dibenahi sampai betul-betul layak huni dan layak
pakai untuk sebuah lembaga pendidikan yang efektif.
Secara resmi Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami mulai
beroperasi pada tanggal 10 Juli 1994, dengan pimpinan KH. Helmy Abdul
Mubin, Lc. Beliau alumnus Madinah University, Saudi Arabia. Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami ini berdiri di bawah naungan Yayasan
Ummul Quro, sekaligus sebagai pusat dari lembaga lain yang ingin
dikembangkan di kemudian hari.
Yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami adalah karena adanya kesadaran serta niat pengabdian terhadap
Masyarakat untuk mengamalkan ilmu agama yang bertujuan untuk
meninggikan kalimat Allah SWT, mencerdaskan bangsa serta dapat
membekali generasi masa depan dengan Iman dan Taqwa dan ilmu
pengetahuan agar dapat meminimalisir usaha-usaha yang digencarkan oleh
para misionaris dan orientalis dalam rangka mengikis nilai-nilai Islam
melalui ghazwatul afkar. Selain itu, karena tuntutan dan permintaan kaum
muslimin kepada pendiri untuk mendirikan suatu wadah pendidikan yang
bernuansa Islam namun dapat bersaing dengan dunia luar dan yang terakhir
adalah turut serta mencerdaskan dan mensukseskan program pendidikan
wajib belajar pemerintah.
Semangat yang tinggi untuk merintis pesantren ideal semacam ini
berangkat dari pengalaman beliau pada masa belajar di Pondok Pesantren
Modern Darussalam Gontor Ponorogo, yang penuh kegetiran untuk
membantu para dhuafa', sekaligus pengalaman beliau dalam memimpin
Pondok Pesantren Darul Rahman cabang Jambu Sibanteng Leuwiliang
selama 11 tahun, sekaligus beliau banyak menyusun buku pegangan materi
berbahasa Inggris. Dari sini terlintas di benak beliau keinginan untuk
mendirikan pesantren yang memadai sebagai tempat untuk menyalurkan
keinginan umat Islam dalam mempertahankan nilai-nilai Islam dan
syariatnya
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami bersifat independen dan
untuk semua golongan, maksudnya adalah tidak berafiliasi pada salah satu
organisasi keagamaan manapun dan tidak melibatkan diri dalam aktivitas-
aktivitas politik aktif. Jadi pondok ini untuk semua umat Islam dan milik
semua umat yang betul-betul berminat untuk tafaqquh fiddin, supaya sesuai
dengan salah satu jiwa kepesantrenan, yaitu "Berpikir Bebas" dengan tetap
berdasarkan kepada nilai-nilai keagamaan yang kental, sehingga tertanam
jiwa optimisme yang besar.
2. Tujuan berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami sebagai lembaga pendidikan
sekaligus sebagai proyek masa depan umat, maka harus bisa menunjukan
keseriusan dalam pengkaderan umat supaya lembaga ini bisa melakukan hal-
hal yang bermanfaat bagi kepentingan umat, dunia dan akhirat.
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami bukan hanya peduli pada
iman, ilmu dan amal saja, akan tetapi didalam seluruh asfek kehidupan bisa
diterapkan dalam kondisi apapun dan dalam perkembangan zaman yang
semakin menggelobal ini. Untuk bisa menatap pada pendidikan yang ideal
maka pesantren telah merumuskan tujuan institusional yang sangat
diprioritaskan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
− Mempertahankan mundzirul qoum (orang yang memberi peringatan
kepada umat) dalam segala sektor
- Mempertahankan pemimpin muslim yang luas pengetahuan
agamanya dengan memiliki mental keterampilan yang baik.
- Mempertahankan guru-guru agama Islam yang luas keislamannya
dan tidak ekstrim.
b. Tujuan Khusus
- Mendalami ilmu-ilmu agama Islam secara luas dan mendasar.
- Melatih dan membiasakan mu'amalah (pergaulan) yang baik dan
benar, baik dengan sang Khaliq atau sesama mahkluk serta
lingkungan sekitarnya.
- Melatih kepemimpinan dan manajemen yang tangguh dan
bertanggung jawab melalui organisasi santri (Organtri) dan media
lainnya.
- Melatih mengajar yang baik dan berbicara dengan bahasa Arab dan
Inggris dan bisa menyampaikan dakwah islamiyah dengan dua
bahasa baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar.
- Pelatihan keterampilan dan ketangkasan melalui kursus-kursus,
seperti: kursus komputer, jurnalistik, dan keterampilan-keterampilan
lainnya.
Dari tujuan tersebut di atas, maka para santri Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami dituntut untuk bisa mengarah kepada tuntutan zaman
dan dapat memenuhi tuntutan masyarakat setelah menjadi alumni. Tuntutan
masyarakat adalah teori dan prakteknya, maka segala kegiatan yang ada di
pesantren, baik itu intra maupun ekstra diwarnai dengan suasana yang islami
dalam artian segala kegiatan hanya untuk ibadah.
3. Riwayat Singkat Pimpinan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami adalah salah satu lembaga
pendidikan yang ada di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pondok Pesantren Ini
berlokasi di Kampung Banyusuci RT. 04 RW. 04 Desa Leuwimekar
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Pondok ini didirikan oleh KH.
Hemi Abd Mubin, Lc yang di lahirkan di Madura pada tanggal 23 maret
1956 dari pasangan Abdul Mubin dan Musarah, beliau adalah anak pertama
dari dua bersaudara dan adiknya bernama Izzati.
KH. Helmi Abd Mubin, Lc melangsungkan pernikahan pada tahun
1984 oleh seorang wanita yang bernama Fatimah Nursalim (adik ipar dari
KH. Syukron Ma'mun) yang kemudian memiliki dua putri yang bernama
Nuril Izzah Dan Ummu Hafsoh. Beliau adalah alumnus Gontor yang
kemudian melanjutkan studinya kesalah satu perguruan tinggi di Madinah
Saudi Arabia di Islamic University Madinah.
KH. Helmi Abd Mubin, Lc telah dibantu oleh berbagai pengalamannya
mengenai asin garamnya mendidik santri. Sebenarnya sejak tahun 1987
beliau sudah berangan-angan ingin mendirikan sebuah pesantren, kemudian
hasratnya baru terwujud pada tahun 1993. dengan modal Bismillah Beliau
membangun Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dengan dana Rp.
250.000.- yang berlokasi di Banyusuci, sebelumnya Beliau mempunyai
enam lokasi untuk Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami namun atas
saran Guru Beliau dari enam lokasi tersebut tanah yang paling timur yaitu
Banyusuci yang menjadi pilihannya.
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, demikian Beliau
menamakan Pesantren ini. Nama ini sengaja diambil dari nama lain di Kota
Suci di Mekkah sebagai tabarukan dengan harapan semoga pendiri dan
pembantu-pembantunya memiliki niat suci dan Pesantren ini dikunjungi
Umat Islam dari seluruh Dunia.
a. Faktor Pendukung
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami di Kampung Bunyusuci
Desa Leuwimekar berdiri sejak tahun 1993 tetapi mulai beroperasi pada
tahun 1994. Banyak faktor yang menjadikan Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami cepat berkembang seperti sekarang ini dengan total
santri kurang lebih 2000 orang. Salah satu faktor yang sangat signifikan
adalah pengalaman pimpinan Pesantren yang telah mengajar diberbagai
Pondok Pesantren Moderen, Beliau adalah tamatan Gontor yang telah
mencicipi pengalaman menjadi pengajar dialmamaternya selama satu
tahun kemudian menuruskan pengabdiannya di Pondok Pesantren Al-
Amien. Beliau menyebrang ke Jakarta untuk menambah pengalaman
mengajarnya, pesantren yang dituju adalah Pondok Pesantren Darul
Rahman yang kebetulan dipimpin seorang Kiayi asal Madura. Selama
mengajar di Pondok Pesantren tersebut Beliau menimba pengalaman
dengan mengajar di SMP Al-Azhar Kemang.
Selain mengembangkan ilmu dengan mengajar. Beliaupun
mengembangkan diri dengan meneruskan studinya di Universitas
Madinah hingga mendapatkan gelar Lc. Setelah lulus dari Madinah
Beliau kembali ke Jakarta dan meneruskan pengabdiannya di Pondok
Pesantren Darul Rahman. Dengan modal pengalamannya dimadinah
Beliau mendapatkan kepercayaan dari pimpinan Pondok Pesantren
Darul Rahman pusat, Beliau di percaya untuk memimpin Pondok
Pesantren Darul Rahman cabang Bogor tepatnya di Leuwiliang.
Setelah 10 tahun memimpin Pondok Pesantren Darul Rahman
dengan prestasi yang cukup membanggakan Beliau mampu menjadikan
Pondok Pesantren Darul Rahman sebagai Pondok Pesantren terbesar di
Bogor barat, inilah yang menjadi dasar berdirinya Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami, setelah bertahun-tahun mengurusi Pesantren
lain Beliau berkeinginan untuk mendirikan Pesantren sendiri.
Selain faktor pengalaman pimpinannya. Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami juga berkembang karena letaknya yang strategis dan
mudah di akses dari arah manapun. Dengan letak geografis di dataran
tinggi para santrinya juga disuguhi pemandangan alam yang indah di
pinggiran sungai Cigatet dan Cianten. Selain pemandangan yang indah
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami juga terletak tidak jauh dari
pusat perdagangan Pasar Leuwiliang dan Terminal Leuwiliang.
Faktor terakhir yang mendukung perkembangan Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami adalah biaya yang terjangkau oleh semua
kalangan Rp. 250.000.- perbulan santriawan dan santriwati
mendapatkan makan tiga kali dalam sehari, bimbingan belajar oleh
ugru-guru yang mayoritas bermukim di Pesantren serta asrama yang
memadai tempat para santri tinggal.
b. Faktor Penghambat
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
banyak sekali faktor yang menghambat perkembagan Pesantren ini
terutama faktor ekstern dari sebagian masyarakat sekitar Pondok.
Mereka secara terang-terang menentang pendirian Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami dengan memblokir jalan masuk Pesantren dan
meruntuhkan jembatan yang menghubungkan pesantren dengan wilayah
perkampungan. Hal ini mereka lakukan kerena ketidak tahuan mereka
akan Misi dan Visi Pesantren, mereka beranggapan dengan adanya
Pesantren Moderen akan merusak tatanan keberagamaan yang sudah
mengakar dalam masyarakat.
Tidak hanya sampai di situ, gangguan secara halus pun juga
dilancarkan dan yang menjadi sasaran adalah para santri baru, baik
berupa gangguan makhluk halus yang membuat mereka tidak betah
untuk belajar dan menetap di pondok pesantren. Selain faktor di atas
yang telah disebutkan, juga dikarenakan adanya tokoh masyarakat
sekitar yang merasa tersaingi eksistensinya dimasyarakat dengan
kedatangan orang baru yang lebih dalam dan matang ilmu
pengetahuannnya.
Selain dari faktor masyarakat itu sendiri, yang lebih penting dan
merupakan faktor penghambat adalah belum tersedianya sarana MCK
yang memadai serta air bersih, sehingga mereka harus bersusah payah
melewati ilalang yang cukup tinggi dan sawah-sawah untuk mandi dan
mencuci. Terlebih pada malam hari di mana alat penerangan masih
terbatas. Bagi seorang murid yang baru mengalami keadaan seperti ini
pasti akan terkejut dan kaget dibandingkan apa yang mereka rasakan di
rumah dengan fasilitas yang serba lengkap, air bersih yang selalu
mengalir setiap hari, serta tempat bermain dan bergabung dengan
teman-temannya tanpa adanya aturan-aturan yang harus mereka
laksanakan dan taati.
Faktor lain yang tidak kalah beratnya yang menjadi hambatan bagi
perkembangan Pesantren adalah minimnya dana yang dimiliki
pimpinan. Hal ini sempat menggangu eksistensi Pesantren yang belum
memiliki banyak santri pada tahun-tahun pertama berdirinya Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami, sehingga pimpinan sempat
meminjam uang ke beberapa orang untuk keperluan pembangunan.
C. Visi dan Misi Didirikan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
1. Visi Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Visi Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami sebagaimana telah
dirumuskan oleh pimpinannya bahwa Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami adalah lembaga iqamatuddien yang berupaya mencetak generasi
mutafaqqih fiddien, ahli zikir dan ahli fikir yang memiliki motivasi semata-
mata untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengharapkan ridho-Nya.
Selain itu juga memiliki kompetensi dasar penguasaan ilmu agama (al-ullm
at-tanzilliyah) dan ilmu-ilmu alam (al-ullum al-kauniyah) dengan
menerapkan fungsi kholifah di atas bumi yang tercermin dalam sikap
proaktif, kreatif, inovatif untuk manfaat sebesar-besarnya bagi manusia dan
seluruh alam.
2. Misi Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Untuk mewujudkan Visi sebagaimana dirumuskan diatas, pimpinan
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami telah menetapkan Misi Pondok
Pesantren sebagai berikut:
a. Mendidik pribadi muslim yang berkualitas imaniyah, ilmiah dan
amaliyah serta mampu melaksanakan da'wah ilal-khoir, amar ma'ruf
dan nahi munkar. Yang berarti bahwa terciptanya generasi muslim
yang memiliki keimanan, ilmu pengetahuan, serta menjadi teladan
dalam tingkah laku sehingga mampu mengajak pada kebaikan dan
mencegah kemunkaran.
b. Mencetak pribadi unggul dan trampil berbahasa Arab dan Inggris
secara lisan dan tulisan, karena dua bahasa tersebut merupakan bahasa
internasional yang digunakan seluruh dunia baik dalam ilmu
pengetahuan maupun produk-produk barang dan jasa.
c. Membentuk generasi moderat dan toleran yang mampu hidup di
tengah-tengah masyarakat sebagai pemersatu umat.
d. Mewujudkan dan mengembangkan lembaga pendidikan berkualitas,
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dan menjadi munzirul
qoum, sebab banyak lembaga pendidikan saat ini yang hanya dijadikan
lahan bisnis tanpa memperhatikan rakyat kecil maka Pondok Pesantren
Ummul Quro Al-Islami tampil dengan mengedepankan kualitas dan
biaya yang terjangkau.
e. Meningkatkan pengetahuan kemampuan profesional SDM.
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Keagamaan Masyarakat Banyusuci Sebelum Adanya Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Lingkungan di luar pesantren dinamakan masyarakat, mereka mungkin
bisa berada di sekitar lingkungan pesantren atau berada di wilayah lain dimana
pesantren itu berada. Dimanapun pesantren itu berada, maka sudah menjadi
kewajiban untuk menjadi peduli pada kondisi masyarakat sekitarnya. Idealnya
memang sebuah lembaga pondok pesantren memiliki upaya-upaya untuk
mengembangkan masyarakat sekitarnya. Sehingga pada daerah-daerah yang
terdapat pondok pesantren diwarnai oleh keberdaan pesantren tersebut.
Peran pesantren sebagai lembaga pendidikan telah lama dilaksanakan
oleh intuisi ini, namun sejalan dengan perkembangannya, maka peran lembaga
inipun meluas. Tidak hanya bergerak dibidang pendidikan saja, tetapi juga di
bidang sosial masyarakat dan penyiaran agama, karena kebaradaan pesantren
biasanya berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap pembentukan
watak masyarakat sekitar.
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dalam pengaruhnya untuk
merubah perilaku keagamaan masyarakat Kampung Banyusuci melalui beberapa
upaya diantaranya dalam bidang pendidikan, baik formal maupun non formal,
dalam bidang da’wah melalui pengajian dan peringatan hari besar Islam, serta
dalam bidang sosial.
Sebelum berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
masyarakat Kampung Banyusuci merupakan salah satu masyarakat yang kurang
agamis, akan tetapi mereka telah mengenal ajaran agama dengan baik walaupun
pada dasarnya pengetahuan ajaran agama mereka belum begitu mendalam.
Pada taraf pengetahuan rukun Iman dan rukun Islam, mayoritas
masyarakat Kampung Banyusuci mengetahui dengan baik, tentang Tuhan
mereka, jumlah Nabi yang wajib diketahui, macam-macam shalat wajib, sunnah
dan lain-lain. Tetapi pengetahuan tentang implementasi dari ibadah yang mereka
lakukan terkadang belum diketahui sepehuhnya. Seperti contoh: mereka
mengetahui bahwa shalat itu wajib, tetapi tata cara mengerjakan shalat dan hal-
hal yang harus dilakukan sebelum shalat, seperti wudhu kurang begitu di
mengerti, begitu juga ha-hal yang membatalkannya dan tidak membatalkannya
selain dari yang keluar dari dua lubang.
Jika dilihat dari keadaan masyarakat Kampung Banyusuci sendiri, hal-
hal itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Faktor ekonomi, dimana rata-rata keadaan perekonomian
masyarakat Kampung Banyusuci adalah menengah kebawah,
sehingga untuk melanjutkan anak-anak mereka kesekolah yang lebih
tinggi menjadi manusia seutuhnya menjadi terhambat.
2. Faktor pendidikan, minimnya generasi-generasi yang dapat
meneruskan estapet para Ulama untuk dapat mengajarkan ilmu
agama kepada masyarakat banyak.
3. Faktor lingkungan, yang memang rata-rata masyarakat Kampung
Banyusuci tidak mengenyam pendidikan sehingga banyak waktu
kosong dan kekosongan tersebut yang pada akhirnya dapat
menimbulkan hal-hal yang negatife, kriminal bahkan tindakan-
tindakan asusila yang melanggar norma agama.
Kebiasaan-kebiasaan buruk ditengah-tengah masyarakat seperti mandi
dikali di tempat terbuka baik tua maupun muda-mudi, jelas akan berdampak
negatife bagi semua pikah, tidak hanya pada kalangan tua bahkan generasi
mudapun akan mudah terjerumus kedalam tindakan asusila tersebut. Maka tidak
heran, jika terdapat pernikan dini atau MBA (married by accident) apalagi
ditambah dengan minimnya pengetahuan agama yang mereka miliki.
Rasa sosial keagamaan yang ada pada masyarakat Kampung Banyusuci
kurang tertanam dalam kehidupan mereka. Hal ini antara lain disebabkan oleh
usaha-usaha dan karya pendahulu mereka dan sampai sekarang ini dilanjutkan
oleh generasi-generasi berikutnya, sehingga mereka kurang memiliki fanatisme
pada agama.
Rasa percaya diri dan keyakinan terhadap Allah kurang tertanam dalam
tingkah laku dan perbuatan mereka sehari-hari yang senantiasa tidak diwarnai
dengan nilai-nilai keagamaan sebagai contoh mandi tanpa berbusana ditempat
terbuka, judi sabung ayam, judi pancing dan sebagainya.
Sarana-sarana keagamaan tidak cukup dan kurang memadai. Adapun
lembaga pendidikan kurang tersebar di Kampung Banyusuci, pada prinsipnya
ada beberapa majlis ta’lim dan madrasah diniyah itupun kurang peminatnya.
Mereka lebih mementingkan kepentingan atau kebutuhan yang bersifat duniawi.
Masyarakat Kampung Banyusuci lebih antusias melakukan kegiatan
yang bersifat sosial kemasyarakatan (yang bersifat menghibur) seperti acara
perayaan kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dibarengi dengan acara hiburan
seperti dangdut dan yang lainnya. Sedangkan pada kegiatan sosial keagamaan
masyarakat kurang merespon, hanya golongan bapak-bapak dan ibu-ibu yang
mau mengikuti, ironisnya para ustadz di kampung tersebut masih sedikit dan
keilmuannya pun relatif kurang. Mereka tidak menggunakan media da’wah yang
komperhensif, sehingga masyarakat Kampung Banyusuci kurang tersentuh
dengan ajaran-ajaran keagamaan karena metode yang digunakan adalah metode
tradisional yang tidak mengikuti perkembangan zaman.
Banyak sekali kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat
Kampung Banyusuci seperti: pengajian, baik yang dilakukan di rumah atau di
majlis ta’lim, biasanya pengajian tersebut dipimpin oleh seorang ustadz atau
ustadzah yang memberikan penjelasan tentang masalah keagamaan yang
terdapat dalam kitab suci Al-qur’an dan Hadits Nabi, serta penjelasan tentang
tata cara beribadah yang baik dan benar. Akan tetapi masyarakat disana kurang
merespon program tersebut, terbukti kurangnya kaum ibu, bapak dan remaja
untuk menghadiri kegiatan tersebut, dikarenakan kesibukan mereka untuk
mencari kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
Sangatlah jelas permasalahan agama yang diajarkan oleh para pengajar
hanya dijadikan sebagai kegiatan yang mempunyai arti tanpa adanya pengaruh
yang tertanam dalam hati mereka. Namun mereka yakin bahwa agama yang
diajarkan menghimbau ummatnya agar berperilaku baik, baik dengan Tuhan
maupun dengan ciptaan-Nya. Artinya pemahaman agama disini dapat dilihat
dari tiga dimensi keagamaan yang pada dasarnya ada lima akan tetapi penulis
hanya menekankan tiga dimensi saja antara lain dimensi keyakinan, dimensi
pengetahuan dan dimensi ibadah.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, “masyarakat Kampung Banyususci meyakini bahwa Allah itu ada dan mengetahui segala macam yang ada di langit dan bumi beserta isinya. Sebaliknya jika kita tidak meyakini dengan adanya Allah maka disebut kufur dan masyarakat Kampung Banyusuci percaya akan malaikat-malaikat, Nabi-nabi dan Rosul-Rosul Allah, serta qodho dan qodar yaitu ketentuan Allah berlaku bagi manusia.”42 “Masyarakat Kampung Banyusuci mempunyai pengetahuan tentang keagamaan bahwasanya mereka telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, kalimat itu sangat penting yang merupakan syarat bagi seorang muslim dan juga pengakuan hamba terhadap Allah dan Rosulnya serta mereka tahu kewajiban-kewajiban selain mengucapkan dua kalimat syahadat seperti sholat, zakat, puasa dan haji.”43 “Ibadah itu dibagi dua ibadah mahdho dan goiro mahdho, bahwasanya Allah mewajibkan sholat fardu lima waktu yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun walaupun dalam keadaan sakit yang parah. Sholat mempunyai banyak pengaruh bagi perilaku seseorang dalam kehidupan
42 Wawancara pribadi dengan Asep Umar, warga Kampung Banyusuci, Bogor 20 Mei 2008 43 Wawancara pribadi dengan Suryadi Suryanullah, warga Kampung Banyusuci, Bogor 20 Mei 2008
sehari-hari, orang yang menjalankan sholat dengan khusyu dan benar akan mencegah dari perbuatan keji dan munkar.”44
Pada umumnya masyarakat harus mengetahui macam-macam zakat
yang diwajibkan, contoh zakat fitrah yang dikeluarkan pada saat bulan suci
ramadhan dan mengetahui hakekat puasa bahwa puasa adalah menahan rasa
haus dan lapar dan segala hawa nafsu, disamping kewajiban puasa ramadhan ada
juga puasa sunnah seperti puasa senin dan kamis dan lain-lain.
Bagi masyarakat Kampung Banyusuci yang mampu (mempunyai
kelebihan harta) wajib hukumnya melaksanakan haji ke Baitullah dan berharap
akan menjadi haji yang mabrur dan dari keterangan diatas dapat diukur
kesempurnaan ibadah seseorang.
B. Kondisi Keagamaan Masyarakat Banyusuci Setelah Adanya Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami
Kondisi keagamaan masyarakat Kampung Banyusuci setelah adanya
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan. Perubahan itupun menyentuh segala aspek kehidupan seperti
pendidikan, perekonomian, dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Ini merupakan
keuntungan bagi kehidupan masyarakat Kampung Banyusuci terbukti dengan
adanya beberapa orang tua kampung tersebut yang menyekolahkan anaknya pada
44 Wawancara pribadi dengan Nuril Izzah, warga Kampung Banyusuci, Bogor 20 Mei 2008
sekolah-sekolah agama yang ada di sekitanya, bahkan ada beberapa orang tua
yang menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami.
Banyaknya masyarakat Kampung Banyusuci yang antusias
menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
dikarenakan:
1. Biaya yang relatife murah dengan tetap menjaga kualitas pendidikan
yang dapat menciptakan generasi-generasi Islam penerus bangsa.
2. Sitim pendidikan dengan perpaduan salafi dan moderen, sehingga
masyarakat Kampung Banyusuci berpikir bahwa alumni-alumni
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dapat menghadapi masa
depan diera globalisasi dengan Imtak dan Imtek.
3. Jiwa sosial yang tinggi kepada masyarakat sekitar dari pimpinan
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, sehingga menarik
simpati masyarakat, seperti pembagian zakat kepada orang-orang
yang tidak mampu disekitar Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami khususnya Kampung Banyusuci, pembagian daging dari
hewan kurban bahkan membebaskan biaya santri-santri yang
memang tidak mampu dari segi biaya untuk tetap belajar di Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami.
Masalah etika berpakaian bagi kaum ibu dan remaja putri telah
mengalami perubahan dan peningkatan kearah yang lebih baik. Sekarang
kebanyakan para wanita disekitar lingkungan pesantren khususnya pada
masyarakat Kampung Banyusuci telah menggunakan busana tertutup dan
berjilbab, padahal sebelumnya mereka menyukai pakaian-pakaian yang tidak
menutupi aurat. Hal ini merupakan awal perubahan menuju kehidupan yang lebih
baik. Proses perubahan secara bertahap merupakan hal yang biasa ditemui oleh
para pembaharu. Islampun ketika datang tidak serta merta diterima khalayak
ramai, tapi membutuhkan proses yang cukup panjang. Sebagai contoh, pada
awal-awal berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, kebutuhan air di
Pesantren masih cukup minim sehingga hal-hal seperti wudhu pada setiap shalat,
sebagian santri harus berwudhu dikali.
Dengan sering adanya kegiatan keagamaan dalam pesantren, masyarakat
Kampung Banyusuci terbiasa diperlihatkan aktivitas keagamaan yang dilakukan
oleh para santri, hal itu mempengaruhi peningkatan aktivitas ibadah mereka
kepada Allah SWT. Ini terealisasi dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan
keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat yang secara tidak langsung meniru
kegiatan-kegiatan keagamaan yang mereka lihat dalam lingkungan pesantren.
Apalagi dengan adanya beberapa santri yang kini telah menjadi ustadz
dari kalangan warga Kampung Banyusuci sendiri, memberikan suasana baru bagi
mereka, sebab dapat dijadikan panutan dan teladan karena ustadz tersebut dari
warga Kampung Banyusuci.
Para ustadz yang mengajar di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
yang berasal dari Kampung Banyusuci akan dapat lebih mudah mengajarkan
ilmu-ilmu agama karena telah mengetahui karakteristik masyarakat tersebut,
sebab, semakin kita mengetahui karakteristik seseorang, semakin mudah kita
mencari jalan untuk dapat masuk kedalam kehidupan mereka. Namun, sebaliknya
semakin kita tidak mengenal adat istiadat mereka semakin sulit kita
menyampaikan da’wah yang diinginkan.
Setelah berdirinya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami perilaku
tersebut lambat laun mengalami perubahan perubahan yang sangat drastis.
Sebagian pemuda yang awalnya kurang berperilaku baik menjadi lebih baik
karena sering bergaul dan belajar dari para santri dan sebagian dewan guru yang
berada di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami.
Bagaimanapun juga pondok pesantren merupakan wadah untuk belajar
dan mempraktekkan kegiatan-kegiatan ibadah. Semakin sering masyarakat
diberikan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan keagamaan lambat laun perubahan
sikap, mental dan tingkah laku akan menjadi lebih baik dan itu yang diharapkan
dari Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami.
Dari segi ekonomi setelah adanya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami keadaan masyarakat sangat membaik, ini terbukti dari yang awalnya
mereka bermata pencaharian bertani dan berdagang, kini sebagian dari mereka
ada yang menjadi tenaga pengajar, buruh bangunan, binatu dan menjual makanan
di kopontren.
C. Pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami terhadap Perilaku
Keagamaan Masyarakat Kampung Banyusuci.
Sebagaimana yang diuraikan di atas, data-data yang diperoleh terutama
data-data yang berkaitan dengan pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami terhadap perilaku keagamaan masyarakat Kampung Banyusuci dapat
ditafsirkan bahwa setelah adanya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
perilaku keagamaan masyarakat sekitar jauh lebih baik dibanding sebelum
adanya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, hal ini dapat dilihat dari
beberapa faktor:
1. Ekonomi.
Peningkatan perekonomian masyarakat sekitar Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami khususnya masyarakat Kampung Banyusuci sangat
signifikan, baik dari peningkatan penghasilan yang tidak tetap menjadi
tetap baik itu menjadi karyawan di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami, misalnya menjadi petugas kebersihan, tukang bangunan, petugas
binatu bagi santri dan para ustadz di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami dan ada juga yang menjadi pengajar.
2. Budaya.
Budaya keagamaan masyarakat sekitar mengalami perubahan dan
peningkatan baik dari kualitas keagamaan yang pada awalnya kurang
memiliki daya tarik untuk diikuti menjadi mengalami gairah untuk
mengikuti kegiatan tersebut, sehingga langkah demi langkah masyarakat
mulai mengamalkan ajaran-ajaran Islam baik dalam hal berbusana
maupun kebiasaan-kebiasaan yang berlandaskan Islam.
3. Pendidikan.
Dalam hal pendidikan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami khususnya masyarakat Kampung Banyusuci mengalami
peningkatan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak-
anak sekitar Pesantren khususnya Kampung Banyusuci yang taraf
pendidikannya rendah menjadi lebih baik terbukti dengan semakin
banyaknya para orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya baik itu ke
sekolah umum ataupun sekolah agama.
4. Keagamaan.
Mengenai keagamaan, masyarakat Kampung Banyusuci banyak
mengalami peningkatan pemahaman agama, yang pada awalnya hanya
mengikuti ajaran agama hanya pada pokoknya saja dalam hal ini bisa
dikatakan pemahaman mereka salafi yang menimbulkan fanatisme pada
aliran tertentu menjadi terbuka wawasan pemikiran mereka tentang aliran
yang sebelumnya mereka tidak tahu sama sekali. Dalam pengetahuan
agama mereka juga mengalami peningkatan dengan adanya pengajian
yang diadakan dengan pengajar dari pihak Pesantren maupun dari santri
kelas akhir yaitu kelas enam, dari kegiatan tersebut dapat dilihat adanya
penambahan-penambahan pengetahuan keagamaan melalui pengajian-
pengajian yang mengkaji berbagai masalah tentang agama.
5. Ibadah.
Setelah adanya Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dari segi ibadah
pada masyarakat Kampung Banyusuci telah mengalami peningkatan, ini
dapat dilihat dari ramainya masjid, musholah dan majlis ta’lim dalam hal
keagamaan seperti shalat berjamaah dan mengikuti pengajian-pengajian
yang dilaksanakan di masjid, musholah maupun di majlis ta’lim. Dalam
hal puasa pun, mereka mengalami peningkatan kualitas ini disebabkan
karena banyaknya kajian-kajian fiqih dalam pengajian sehingga
menambah pemahaman mereka bahwa ibadah puasa harus dilandaskan
keimanan dan didukung dengan pengetahuan yang memadai.
6. Keyakinan.
Mengenai keimanan, pada umumnya masyarakat sekitar Pondok
Pesantren Ummul Quro Al-Islami hanya terpaku pada tokohnya saja,
mengalami pendalam pemahaman yaitu, sampai tingkat keimanan bagi
orang awam sampai mengetahui dalil aqli meskipun dalil naqlinya sedikit
yang menguasainya.
Dalam hal rukun Islam yang mana sebelumnya masyarakat sekitar
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami hanya tahu sebatas perincian
global, setelah adanya pondok pesantren tersebut mayoritas masyarakat
sekitarnya baik dari kaum dewasa, ibu-ibu dan remaja, mereka menjadi
mengetahui dan memahami rukun Islam yang lebih terperinci. Jelas hal
ini merupakan suatu prestasi yang baik dalam peningkatan keimanan
masyarakat tersebut, sehingga dalam menjalankan ibadah dan kehidupan
mereka sehari-hari menjadi lebih berkualitas. Dengan demikian hubungan
dengan sang pencipta dan hubungan dengan sesama manusia terjalin
dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas bahwa eksistensi Pondok Pesantren Ummul
Quro Al-Islami sangat besar kontribusinya dalam peningkatan kualitas dan
kuantitas kegiatan keagamaan bagi masyarakat sekitar khususnya Masyarakat
Kampung Banyusuci secara komferhensif dalam berbagai bidang, baik sosial
kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
Dengan demikian tujuan-tujuan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-
Islami baik yang umum maupun yang khusus dapat tercapai, dengan menjalin
suatu hubungan simbiosis mutualisme dengan masyarakat sekitar, sehingga
interaksi antara Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dengan masyarakat
terjalin kuat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan skripsi ini adalah:
1. Pengetahuan masyarakat Kampung Banyusuci terhadap ajaran-ajaran agama
Islam menjadi lebih mendalam dengan adanya Pondok Pesantren yang berada
di kampung mereka.
2. Begitu pula dengan pola fikir mereka, yang pada awalnya masih sangat kolot
(tradisional) lambat laun menjadi lebih maju dalam hal pendidikan, ekonomi,
serta pengamalan praktek keagamaan.
3. Dengan berdirinya Pondok Pesantren di sana masyarakat sekitar kampung
tersebut menjadi lebih memahami ajaran agama Islam untuk bekal
menjalankan ibadah dan dengan bekal pemahaman agama mereka akan malu
kalau seandainya mereka tidak menjalankan ajaran tersebut. Sehingga mereka
takut akan azab yang datangnya dari Allah SWT.
4. Pondok Pesantren yang berdiri di sana mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembentukan perilaku masyarakat Kampung Banyusuci, hal itu
tercermin dalam tingkah laku perbuatan dalam keseharian yang sarat dengan
pengaruh ajaran agama.
B. Saran-Saran
Disamping kesimpulan yang ada, untuk menindak lanjuti hasil penelitian
ada baiknya saran-saran berikut ini di perhatikan oleh semua pihak.
1. Kepada lembaga Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, di harapkan agar
mampu meningkatkan sumber daya manusia baik yang ada di dalam lembaga
maupaun yang di luar lembaga (masyarakat di sekitar kampung). Salah
satunya dengan pembekalan yang cukup, baik itu dalam bidang pengetahuan
agama maupun dalam bidang pengetahuan umum, agar mereka mampu
bersaing dalam kancah percaturan dunia dan mampu merubah kehidupan
mereka dikemudian hari.
2. Diharapkan untuk masa yang akan datang masyarakat Kampung Banyusuci
dapat lebih meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, dengan bekerja sesuai
dengan kemampuan yang mereka miliki demi menambah penghasilan mereka
dan taraf hidup yang lebih baik.
3. Dengan keadaan kondisi ekonomi yang dialami pada saat ini, walau
bagaimanapun perihnya kehidupan ini namun kita harus tetap mengabdi
kepada sang Maha Agung yaitu Allah SWT. Kita harus meyakini dan
mempercayai bahwa zat adi kodrati tersebutlah yang bisa membuat kita
merasa tentram dan nyaman.
4. Kepada instansi pemerintah setempat agar mau lebih memperhatikan
kepentingan dan keinginan Pondok Pesantren dalam menjalankan syiar agama
Islam, agar mampu bersaing dengan lembaga-lembaga Non-Pesantren serta
dapat mencetak kader-kader yang tangguh dan mampu bersaing sehingga di
kemudian hari tidak ada lagi yang melihat Pondok Pesantren dengan sebelah
mata.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Syani. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Pustaka Jaya, 1985
Abdullah, Syamsudin. Agama dan Masyarakat, Pendekatan Sosiologi Agama.
Jakarta:Logos Wacana Ilmu, Cet-ke 1, 1997
Ali Mukti. Agama dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Depag-RI, 1972
Arifin HM dan Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. PT. Raja Grafindo
Perkasa, 1996
Ash-Shiddieqy, Hasbi Al-Islam. Jakarta: Bulan Bintang,1952
Dhoffier, Zamachsyari, Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3es, 1982
Gazalba, Sidi, Pesantren sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Gunarsa, D, Singgih. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995
Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
Kartono, Kartini. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju, 1996
Kuntowijoyo. Paradigma Islam. Bandung: Mizan, 1994
Ma’sum, Syaifullah. Dinamika Pesantren. Depok: Yayasan Islam Al-Hamidiyah,
1998
Madjid. Nurkholis. Bilik-bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina, 1997
Mastuhu. Dinamika Pendidikan. Jakarta: INIS, 1994
Nasir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, Cetakanan ke 2
Proyek Peningkatan Pesantren. Pola Pemberdayaan Melalui Pesantren. Jakart:
Depag, 2001
Puspito Hendro. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1983
Ramayulis. Pengantar Psikologi Agama. Bandung: Kalam Mulia, 2002
Ramayulis. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2002
Roland Robetsen. Ed. Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi. Jakarta: PT.
Roja Grafindo Persada, 1993
Shihab, Quraish. Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Masyarakat. Bandung: Mizan, 1997
Soekanto, soerjono. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1993
Suekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers, 1982
Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Rosda
karya, 2001
Surahmand, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, Cet. Ke 7,
1986
Vegeer, K.J. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
Wahid, Abdurrahman. Pesantren Masa Depan. Bandung:Pustaka Hidayah, 1999
Yakub, HM, M.ed. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa.
Bandung: Angkasa, 1984
Yasmadi. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press, 2002
Ziemek, Manfred. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Temprint, 1986
PEDOMAN WAWANCARA
KEYAKINAN
1. Apakah anda tahu dengan adanya Allah? Melalui apa anda tahu?
2. Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
3. Percayakah anda dengan kuasa Allah?
4. Percayakah anda dengan adanya malaikat?
5. Apa yang anda tahu tentang malaikat?
6. Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
7. Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
8. Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
9. Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
10. Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
11. Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
12. Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
PENGETAHUAN
1. Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
2. Apakah anda memahami makna dua aklimat syahadat dengan baik?
3. Menurut anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
4. Tahukah anda tentang rukun Iman?
5. Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
6. Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
7. Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
8. Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
9. Tahukah anda tentang rukun Islam?
10. Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
11. Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
12. Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
13. Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
14. Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
IBADAH
1. Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
2. Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
3. Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
4. Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
5. Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari?sebutkan contohnya?
6. Apa yang anda ketahui tentang zakat?
7. Ada berapa zakat yang anda ketahui?
8. Menurt anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
9. Apa yang anda ketahui tentang puasa?
10. Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
11. Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
12. Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
13. Apa yang anda ketahui tentang haji?
14. Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
Nama :Asep Umar
Usia : 54 Tahun
Tanggal : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu dengan adanya Allah? Melalui apa anda tahu?
AU : Ya, saya tahu bahwa Allah itu ada dan Dia Maha Mengetahui segala macam
yang ada di dunia dan di langit serta apa-apa yang ada di antara keduanya. Saya
tahu dari sejak kecil dari pengajian di Musholah. Saya tahu karena kita semua
ini ciptaan Allah, jadi Allah itu benar-benar ada.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
AU : Saya yakin, kita wajib meyakini ada Allah. Allah sendiri yang mengatakan
bahwa Allah itu ada. Kalau tidak yakin, itu namanya kufur. Saya heran kenapa
ada pertanyaan ini kenapa keyakinan kepada Allah masih dipertanyakan, saya
yakin ada Allah kerena saya mempunyai iman.
SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
AU : Wah sangat percaya. Allah itu maha kuasa, Allahlah penguasa langit dan
bumi, penguasa semua yang didaratan lautan maupun udara, Allah juga yang
menguasai manusia.
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
AU : Saya juga percaya dengan adanya malaikat-malaikat Allah.
SB : Apa yang anda tahu tentang malaikat?
AU : Menurut yang saya tahu, malaikat itu juga mahkluk Allah namun tidak
berwujud, bukan laki-laki dan juga bukan perempuan. Malaikat itu tidak punya
hawa nafsu. Malaikat diciptakan Allah hanya untuk beribadah kepada-Nya
tanpa pernah membantah.
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
AU : Sepertinya ada 25 malaikat yang wajib kita ketahui jumlahnya. Sebenarnya
malaikat itu banyak namun kita tidak mengetahuinya dengan pasti.
SB : Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
AU : Saya kurang begitu tahu, hanya saja menurut yang saya dapat dari mengikuti
pengajian di musholah, qodha dan qodhar itu adalah ketentuan Allah yang
berlaku bagi manusia. Itu saja yang saya ketahui de…
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
AU : Saya sangat yakin, mungkin saja kita diciptakan Allah seperti ini sudah
menjadi ketentuan qodha dan qodharnya Allah. Betul ga de…
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
AU : Iya saya yakin. Qodha dan qodhar itu termasuk didalamnya yang tadi ade
tanyakan.
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
AU : Saya akan pasrah saja terhadap ketentuan dan ketetapan Allah. Tapi saya juga
berusaha, saya berdo’a karena do’a itu kan kewajiban manusia, dikabulkan
tidaknya itukan urusan Allah.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
AU : Saya menerima karena para ulama dan agama mengajarkan kita untuk
menerima ketetapan Allah.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
AU : Wah…itu sih pasti..kalau tidak percaya adanya mati serta hari kiamat, untuk
apalah kita shalat,puasa,zakat dll. Hidup setelah mati itu ya hidup di akhirat
yang lebih kekal.
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
AU : Bagaimana ya…dua kalimat syahadat itu artinya bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
SB : Apakah anda memahami makna dua aklimat syahadat dengan baik?
AU : Saya paham, tapi hanya sebatas itu saja.
SB : Menurut anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
AU : Penting sih bahwa dua kalimat syahadat itu adalah syarat bagi orang yang mau
memeluk agama Islam, itu juga pengakuan hamba terhadap Allah dan Rasul-
Nya.
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
AU : Ya saya tahu ada 6 kan
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
AU : Iman kepada Allah. Iman kepada malaikat. Iman kepada kitab-kitab. Iman
kepada rasul-rasul. Iman kepada hari kiamat dan Iman kepada qodha dan
qodhar.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
AU : Ya… saya mah orang bodoh jadi hanya sedikit aja.
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
AU : Saya yakin betul dengan rukun Iman.
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
AU : Bagai mana ya.. saya juga malu kalau dibilang sudah, takut belum. Dibilang
belum juga, ya.. emang begini saja dari dulu juga.
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
AU : Ya tentu saya tahu.
SB :Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
AU : Ada 5 kan. Syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
AU : Sedikit saja, kalau rukun Islam itu syarat kewajiban menjadi orang muslim.
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
AU : Tentu saya yakin sekali.
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
AU : Aduh… saya belum tahu jawabannya saya jadi malu.
SB : Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
AU : Saya mah Cuma bisa sedikit-sedikit aja.
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
AU : Shalat fardhu itu shalat yang wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap muslim dan
muslimat.
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
AU : Kalau ditanya sudah, ya, sudah tapi baik betulnya saya tidak tahu, yang tahu
hanya Allah.
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
AU : Ya kadang-kadang sih de…
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
AU : Saya sih biasanya shalat sunnah setelah shalat fardhu tapi itu juga jarang-
jarang.
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari?sebutkan contohnya?
AU : Harusnya begitu, tapi belum maksimal. Maklum aja namanya juga manusia
kadang eling kadang juga tidak eling, tapi dengan shalat saya biasa jadi takut
untuk berbuat yang tidak baik.
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
AU : Zakat itu adalah harta yang harus dikeluarka dari harta yang kita punya.
SB : Ada berapa zakat yang anda ketahui?
AU : Mungkin hanya zakat mal dan zakat peternakan saja yang saya tahu.
SB: Menurut anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
AU : Wah manfaatnya sangat besar, kalau orang-orang kaya mau berzakat,
sepertinya tidak ada orang miskin lagi di negri ini.
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
AU : Puasa itu kewajiban bagi kaum muslimin sebulan penuh pada bulan ramadhan.
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
AU : Ya, tapi kadang-kadangaja, itu juga hanya sebatas puasa senin kamis.
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
AU : puasa senin kamis dan puasa arafah.
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
AU : Sebenarnya besar sekali pengaruh dan manfaatnya, bisa untuk mengendalikan
diri dari tindakan-tindakan serakah dan sombang juga supaya ketakwaan
meningkat.
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
AU : Haji itu pergi ketanah suci, pergi ke Makkah.
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
AU : He… belum mudah-mudahan ada rizki saya bisa pergi haji.
Ttd,
Asep Umar
Nama :Suryadi Suryanullah
Usia : 29 Tahun
Tanggal : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu dengan adanya Allah? Melalui apa anda tahu?
SS : Sebagai hamba yang beriman saya meyakini adanya Allah, tetapi jika
keberadaan-Nya saya tau atau tidak, cukup untuk saya menjawab Allah itu ada
dimana-mana.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
SS : Saya meyakini adanya Allah SWT, karena Allah adalah Kholiq ( Pencipta )
dan semua yang ada di alam semesta ini. Keberadaan kita ada dan lahir kedunia
ini itu pun sudah cukup kuat secara akal meyakini bahwa Allah itu ada,. Karena
Allah bersifat Wujud, jadi yakinlah bahwa Allah itu ada sekalipun kita tak
mampu melihat-Nya, akan tetapi Allah selalu memperhatikan dan mengawasi
dimana dan kapanpun kita pergi. Sesuai dengan firman-Nya :
داصرملا بل كبر نا SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
SS : Hanya orang-orang yang buta hati dan tidak beriman yang tidak mempercayai
atas kuasa-Nya, karena Allah Maha Kuasa dan Maha Memiliki semua yang ada
di Langit dan Bumi
ضرألا ىفامو تاومسلاىفام هل
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
SS : Ya
AB : Apa yang anda tahu tentang malaikat?
SS : Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, yang selalu
memuji Allah disetiap waktu, serta mengemban tugas dari Allah untuk
mengatur segala urusan.
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
SS : Ada 10 Malaikat.
1. Jibril : Membawa wahyu Allah
2. Mikail :
3. Isrofil : Peniup Sangkakala
4. Izro’il :
5. Munkar : Mencatat amal buruk
6. Nakir : Mencatat amal baik
7. Roqib : Penjaga kubur
8. Atib : Penjaga kubur
9. Malik : Penjaga neraka
10. Ridwan : Penjaga surga
SB :Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
SS : Secara makna ialah ketentuan dan ketetapan Allah
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
SS : Yakin, adalah perkara yang bisa berubah dan berganti pada manusia, akan
tetapi sesuai dengan kehendak Allah.
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
SS : Yakin, Allah telah menetapkannya sejak zaman ajali
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
SS : Ketentuan Allah telah ditakdirkannya, akan tetapi manusia tetap berusaha
pada harapan dan keinginan selama harapan tersebut menjerumus kepada
kebaikan.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
SS : Saya menerima dan meyakininya, tetapi terkadang manusiawi juga ketika kita
tidak mengharapkan suatu hal terjadi diluar keinginan kita, padahal Allah telah
menghendaki, intinya adalah hikmah yang ada yang harus kita syukuri.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
SS : Percaya. Karena saya beriman kepada Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
SS : pernyataan atau janji seorang muslim terhadap agamanya yang bukan sekedar
ucapan saja, melainkan dibenarkan oleh hati dan diluruskan dalam perbuatan.
SB : Apakah anda memahami makna dua kalimat syahadat dengan baik?
SS : Pernyataan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan mengamalkan dengan
syari’at.
SB : Menurt anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
SS : 100% penting, karena syahadat adalah rukun Islam yang pertama yang
menyatakan salah satu kesempurnaan seorang dalam beragama Islam, dan akan
rusak iman seorang muslim jika syahadatnya tidak betul-betul diyakininya.
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
SS : Tahu
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
SS : Ada enam:
1. Beriman kepada Allah
2. Beriman kepada Malaikat Allah
3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah
4. Beriman kepada Rasul-rasul Allah
5. Beriman kepada Hari Akhir
6. Beriman kepada Qodho & Qodar
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
SS : Saya paham
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
SS : Sya yakin
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
SS : Saya hanya bisa menjawab bahwa saya selalu berusaha untuk selalu meyakini
dan menjalani lebih dalam, mungkin bagi saya suatu jiwa yang sombong bila ia
mengatakan “ saya sudah menjalankan rukun iman “ karena manusia tempatnya
khilaf dan salah.
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
SS : Tahu
SB : Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
SS : Ada lima :
1. Syahadat
2. Sholat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji jika mampu
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
SS : ya, saya memahami rukun Islam
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
SS : ya, saya meyakini rukun Islam
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
SS : Hanya Allah yang mampu menilainya, baik dan benar saya menjalankannya
SB : Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
SS : Insya Allah saya tahu
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
SS : Shalat aritnya Do’a, dalam istilahnya ucapan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam.
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
SS : Insya Allah, hanya Allah yang bisa menilai
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
SS : Ya, biasanya sih shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
SS : Biasanya shalat Hajat, Dhuha dan Tahajud. Cuma itu aja
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari? sebutkan contohnya?
SS : Jelas banyak pengaruhnya, perilaku orang yang shalat tidak sebejat orang yang
benar-benar meninggalkan shalat.
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
SS : Zakat adalah kewajiban seorang muslim setiap tahunnya
SB : Ada berapa zakat yang anda ketahui?
SS : Zakat Fitrah dan Zakat Maal
SB : Menurut anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
SS : Sangat besar manfaatnya bagi orang yang membutuhkannya
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
SS : Puasa Artinya menahan dari rasa haus dan lapar
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
SS : Ya
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
SS : Puasa sunnah Senin dan Kamis
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
SS : Manfaatnya bisa menjadikan orang sehat, karena pola makan yang teratur juga
menambah keimanan seseorang dan menjauhkan dari hal-hal yang tidak baik
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
SS : Haji ialah pergi ke Baitullah
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
SS : Belum
Ttd,
Suryadi Suryanullah
Nama : Bazri
Usia : 62 Tahun
Tanggal : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu denagan adanyan Allah? Melalui apa anda tahu?
B : Tahu, melaui penciptaan langit dan bumi beserta isinya.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
B : Yakin, kerena kita sebagai hamba dan mahkluknya.
SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
B : Percaya, karena Allah menghidupkan, mematikan, memberi nikmat atau
musibah.
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
B : Percaya, Karena mereka ciptaan Allah dan menerima tugas masing-masing.
Apa yang anda tahu tentang malaikat?
B : Mahkluk Allah yang diciptakan tanpa ada keinginan makan atau minum, salah
atau benar.
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
B : Yang wajib kita kenal sih ada 10.
SB : Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
B : Satu perkara yang bisa diganti dan dirubah oleh manusia, qodhar suatu
kekuasaan Allah.
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
B : Yakin.
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
B : Yakin, sesuatu yang telah ditulis dan ditentukan oleh Allah.
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
B : Bahwa Allah telah mentakdirkan seseorang dengan sesuatu.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
B : Menerima namun dengan banyak ikhtiar dalam menghadapi takdir.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
B : Percaya, karena adanya yaumul ma’syar dan dibangkitkannya manusia oleh
Allah dihari kiamat.
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
B : Satu ikrar atau pernyataan seorang muslim terhadap agama islam.
SB : Apakah anda memahami makna dua aklimat syahadat dengan baik?
B : Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Adalh utasan
Allah.
SB : Menurt anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
B : Suatu keabsahan seorang muslaim dan mu’min.
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
B : Tahu.
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
B : Ada 6
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Rosul
4. Iman kepada kitab
5. Iman kepada Hari kiamat
6. Iman kepada qodha dan qodhar
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
B : Ya tapi hanya sedikit
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
B : Tentu kita sebagai orang Islam harus yakin terhadap rukun Iman
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
B : Hanya Allah yang mengetahui.
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
B : Ya tahu.
SB : Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
B : Ada 5. Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji jika mampu.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
B : Rukun Islam adalah Syarat kewajiban bagi seorang muslim.
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
B : Ya tentu.
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
B : Insya Allah, hanya Allah yang tahu.
SB : Apakah andan tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
B : Tahu tapi hanya sedikit-dikit.
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
B : Shalat yang wajib dan tidak boleh kita tinggalkan.
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
B : Insya Allah.
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
B : Kadang-kadang.
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
B : Qobliyah dan ba’diyah kadang juga shalat tahajud, dan dhuha.
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari? sebutkan contohnya?
B : Tentu. Dengan shalat kita akan terjauhi dari perbuatan-perbuatan buruk.
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
B : Harta yang wajib dikeluarkan bagi setiap orang muslim.
SB : Ada berapa zakat yang anda ketahui?
B : Zakat Fitrah.
SB: Menurt anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
B : Sebesar penderitaan orang miskin yang kelaparan.
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
B : Menahan dari segala makan dan minum dan mencegah manusia untuk berbuat
dosa.
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
B : Ya kadang-kadang.
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
B : Biasanya sih hanya puasa senin dan kamis.
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
B : Besar sekali, karena dapat mengendalikan diri dari segala sesuatu yang dapat
merugikan dirinya.
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
B : Pergi kebaitullah di makkah.
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
B : Alhamdulillah belum.
Ttd,
Bazri
Nama : Nuril Izzah
Usia : 20 Tahun
Tangga : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu dengan adanya Allah? Melalui apa anda tahu?
NI : Ya saya tahu adanya Allah dengan memperhatikan alam semesta beserta
isinya sebagai ciptaan Allah dan melalui ni’mat dan karunia yang Allah
berikan.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
NI : Ya, saya yakin karena Allah yang menciptakan manusia.
SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
NI : Ya, saya percaya.
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
NI : Ya, saya percaya.
SB : Apa yang anda tahu tentang malaikat?
NI : Malaikat adalah mahkluk Allah yang diciptakan dari cahaya.
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
NI : Ya, ada 10 malaikat yang wajib kita ketahui.
SB : Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
NI : Ketentuan dan ketetapan Allah.
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
NI : Ya, saya yakin.
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
NI : Ya betul, dan saya sangat yakin.
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
NI : Menerimanya dengan ikhlas karena Allah yang tahu segala yang terbaik untuk
kita. Allah selalu memberikan sesuatu yang kita butuhkan bukan yang kita
inginkan.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
NI : Ya saya menerima dan menyakini takdir Allah.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
NI : Ya, saya percaya.
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
NI : Ya, saya tahu sebagai orang muslim kita harus tahu.
SB : Apakah anda memahami makna dua aklimat syahadat dengan baik?
NI : Insya Allah.
SB : Menurt anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
NI : Dua kalimat syhadat bagi orang muslim sangat penting karena tidak syah
hukumnya bagi muslim kalau tidak mengucapkan dua kalimat syahadat.
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
NI : Ya, saya tahu
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
NI : Ada enam :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Rasul
4. Iman kepada Kitab-kitab Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qodho & Qodar
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
NI : Ya, memahami
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
NI : Ya, meyakini
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
NI : Insya Allah sudah
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
NI : Ya, saya tahu
SB : Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
NI : Rukun Islam ada 5
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
NI : Ya, saya memahami
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
NI : Ya, saya meyakini
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
NI : Insya Allah sudah menjalankannya dengan baik dan benar walau belum dapat
menyempurnakannya
SB : Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
NI : Ya, saya tahu
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
NI: Shalat fardhu adalah shalat wajib yang dilaksanakan 5 kali dalam sehari
semalam
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
NI : Insya Allah
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
NI : Ya,
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
NI : Dhuha dan Tahajud
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari?sebutkan contohnya?
NI : Ya, dengan shalat hati dan pikiran menjadi lebih tenang
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
NI : Zakat adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh ummat Islam karena
termasuk rukun Islam
SB Ada berapa zakat yang anda ketahui?
NI : Zakat Fitrah dan Zakat Maal
SB : Menurut anda, seberapa besar manfaat zakat bagi immat Islam?
NI : sangat besar manfaat zakat bagi umat Islam untuk membersihkan diri dan
hartanya, serta berbagi dengan yang tidak mampu.
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
NI : Puasa adalah ibadah wajib yang dilakukan dengan cara menahan dari makan
dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari.
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
NI : Ya
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
Puasa sunnah Senin dan Kamis
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
NI : Sanget besar manfaat puasa bagi umat Islam : bisa lebih bertaqwa dan dapat
mengendalikan hawa nafsu.
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
NI : Haji adalah rukun Islam yang kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat
Islam yang mampu melaksanakan saja.
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
NI : Belum.
Ttd,
Nuril ‘Izzah
Nama : Andri Nurjailani
Usia : 27 Tahun
Tanggal : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu dengan adanya Allah? Melalui apa anda tahu?
AN : Ya, saya tahu dengan adanya Allah melalui ciptaannya, seperti penciptaan
Langit dan Bumi serta isinya.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
AN : Ya, saya meyakini dengan adanya Allah. Saya yakin karena setiap ciptaan
pasti ada yang menciptakan.
SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
AN : Ya, saya percaya dengan kuasa Allah
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
AN : Ya, saya percaya dengan adanya malaikat.
SB : Apa yang anda tahu tentang malaikat?
AN : Yang saya ketahui tentang malaikat adalah Ia diciptakan bernyawa tetapi
tidak berjasad, dia tidak mempunyai hawa nafsu.
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
AN : Malaikat yang wajib kita ketahui ada 10
SB: Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
AN : Yang saya tahu adalah ketentuan dan ketetapan Allah.
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
AN : Saya yakin dengan adanya Qodho dan Qodar.
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
AN : Ya, saya yakin dengan pertanyaan tadi.
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
AN : Saya menyikapi takdir Allah dengan sabar dan tabah.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
AN : Ya, saya meyakini akan takdir Allah.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
AN : Ya, saya percaya dengan adanya kehidupan setelah kematian.
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
AN : Ya, saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muahmmad
utusan Allah.
SB : Apakah anda memahami makna dua aklimat syahadat dengan baik?
AN : Ya, saya memahami kalimat itu.
SB : Menurut anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
AN : Itu penting sekali, karena kalau kita tidak mamahami kalimat syahadat itu
musyrik dan syahadat merupakan rukun Islam yang pertama.
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
AN : Ya, saya tahu.
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
AN : Rukun Iman ada 6
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Rasul
4. Iman kepada Kitab-kitab Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qodho & Qodar
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
AN : Ya
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
AN : Ya, saya tahu rukun Iman.
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
AN : Ya, Insay Allah
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
AN : Ya
SB : Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
AN : Ada lima:Syahadat, shalat, zakat, puasa, haji jika mampu.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
AN : Ya, saya memahaminya.
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
AN : Ya, saya menyakini dengan baik.
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
AN : Insya Allah, hanya Allah yang mengetahui.
SB : Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
AN : Ya, kita harus membaca Al-Qu’an dengan baik dan jelas baik debagan
pengucapannya dan tajwidnya.
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
AN : Shalat adalah wajib hukumnya, apabila kita mengerjakan maka kita mendapat
pahala dan apabila kita meninggalkannya maka kita mndapat dosa.
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
AN : Ya, Insya Allah.
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
AN : Ya, kadang-kadang.
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
AN : Shalat dhuha, tahajud.
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari?sebutkan contohnya?
AN : Dengan melaksanakan shalat pikiran kita akan terang dan jernih.
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
AN : Zakat adalah menginfakan sebagian harta untuk diberikan kepada yang lebih
membutuhkannya.
SB : Ada berapa zakat yang anda ketahui?
AN : Zakat Fitrah, zakat mal apa lagi saya lupa.
SB : Menurt anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
AN : Dengan kita berzakat maka kita dapat mengurangi penderitaan bagi orang
yang kurang mampu.
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
AN : Puasa adalah menahan rasa lapar dan dahaga.
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
AN : Jarang.
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
AN : Biasanya sih saya puasa senin kamis.
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
AN : Manfaat puasa adalah untuk kesehatan dan mendapatkan pahala.
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
AN : Haji adalah ibadah ummat Islam yang terdapat dalam rukun Islam yang ke 5.
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
AN : Belum.
Ttd,
Andri Nurjailani
Nama : Saiful Falah
Usia : 26 Tahun
Tanggal : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu dengan adanya Allah? Melalui apa anda tahu?
SF : Saya tahu,adanya Allah dengan melihat ciptaanya.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
SF : Saya yakin adanya Allah, karena tidak mungkin saya ada kalau tidak ada yang
menciptakan.
SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
SF : Ya, percaya.
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
SF : Ya, percaya.
SB : Apa yang anda tahu tentang malaikat?
SF : Malaikat adalah mahkluk Allah yang diciptakan dari cahaya.
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
SF : Sebenarnya malaikat itu banyak tetapi yang wajib kita tahu hanya 10.
SB : Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
SF : Ya, ketentuan Allah dan ketetapan Allah.
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
SF : Ya, sangat yakin.
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
SF : Ya, yakin.
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
SF : Menyakininya dan menerima dengan sepenuh hati.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
SF : Ya, saya menerima.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
SF : Ya, percaya.
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
SF : Ya, tahu tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
SB : Apakah anda memahami makna dua aklimat syahadat dengan baik?
SF : Insya Allah.
SB : Menurt anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
SF :Menurut saya sangat penting ibarat pintu bagi rumah.
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
SF :Ya, saya tahu.
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
SF : Ada 6. Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada rasul, iman
kepada kitab-kitab, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qodha dan
qodhar.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
SF :Ya, saya memahami dan menyakini.
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
SF : Ya tentu.
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
SF : Insya Allah.
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
SF : Ya saya tahu.
SB : Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
SF : Ada lima.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
SF :Ya saya paham.
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
SF : Ya saya yakin.
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
SF : Saya belum bisa menjalankan dengan baik dan benar.
SB : Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
SF : Ya sedikit-sedikit.
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
SF : Shalat fardhu adalah shalat yang tidak boleh kita tinggalkan, pa bila kita
tinggalkan maka kita akan berdosa.
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
SF : Saya menjalankannya dengan kemampuan saya.
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
SF : Ya, kadang-kadang..
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
SF : Ya, shalat dhuha dan tahajud.
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari?sebutkan contohnya?
SF : Ya, dari shalat saya bisa mencegah diri untuk berbuat banyak maksiat.
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
SF : Zakat wajib bagi orang islam untuk membersihkan diri dan hartanya.
SB : Ada berapa zakat yang anda ketahui?
SF : Zakat fitrah, zakat maal dan zakat penghasilan.
SB : Menurt anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
SF : Sangat bermanfaat sekali.
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
SF : puasa dilaksanakan agar manusia bertakwa.
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
SF : Ya, kadang-kadang.
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
SF : Ya, senin kamis.
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
SF : Sangat besar, puasa membuat ummat islam saling menjaga diri dari hal-hal
yang dilarang Allah.
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
SF : Haji adalah rukun islam yang kelima bagi orang yang mampu.
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
SF : Alhamdulillah belum.
Ttd,
Saiful Falah
Nama : Dede Iik Mudrikah
Usia : 21 Tahun
Tanggal : 20 Mei 2008
KEYAKINAN
SB : Apakah anda tahu denagan adanyan Allah? Melalui apa anda tahu?
DIM : Ya saya tahu bahkan sangat yakin dengan adanya Allah. Karena Dia adaalh
tuhan semesta alam saya bisa meyakini itu melaluui suma yang ada dialam
semesta ini yang telah diciptakan-Nya.
SB : Apakah anda menyakini dengan adanya Allah? Mengapa anda yakin?
DIM : Ya, saya percaya dengan kuasa Allah.
SB : Percayakah anda dengan kuasa Allah?
DIM : Ya, saya percaya.
SB : Percayakah anda dengan adanya malaikat?
DIM : Malaikat-malaikat Allah termasuk mahluknya juga yang diciptakan untuk
membantu semua yang ada dialam semesta ini.
SB : Apa yang anda tahu tentang malaikat?
DIM : Setahu saya malaikat yang wajib diketahui ada 10
SB : Tahukah anda berapa banyak malaikat yang wajib kita ketahui berikut tugas-
tugasnya?
DIM : Sebenarnya jumlah malaikat itu banyak tetapi yang wajib kita ketahui ada 10.
SB : Tahukah anda makna dari Qodha dan Qodhar?
DIM : Yang saya tahu sih ketentuan dan ketetapan Allah.
SB : Yakinkah anda dengan adanya Qodha dan Qodharnya Allah?
DIM : Tentu saya sangat yakin.
SB : Rizki, jodoh dan maut adalah salah satu ketetapan Allah untuk mahkluk-Nya?
Yakinkah anda dengan pertanyaan tadi?
DIM : Ya, setiap dari kita harus yakin rezeki, jodoh dan maut adalah qodho dan
Qadar-Nya.
SB : Bagaimana cara anda menyikapi takdir Allah terhadap diri anda?
DIM :Cara menyikapinya dengan memerima segala apa yang Tuhan berikan kepada
kita.
SB : Apakah anda menerimanya atau tidak menyakini adanya takdir Allah?
DIM : Sebagai manusia yang diciptaka Tuhan kita wajib menerima dan menyakini
takdir Allah.
SB : Percayakah anda dengan kehidupan lain setelah mati?
DIM : Ya saya percaya
PENGETAHUAN
SB : Tahukah anda arti dari dua kalimat syahadat?
DIM : Ya, saya tahu Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah.
SB : Apakah anda memahami makna dua kalimat syahadat dengan baik?
DIM : Dua kalimat syahadat wajib hukumnya bagi setiap orang yang mau memeluk
Islam.
SB : Menurut anda, seberapa penting dua kalimat syahadat bagi ummat Islam?
DIM : Sangat penting karena itu adalah pengakuan terhadap tuhan dan juga nabi-
Nya
SB : Tahukah anda tentang rukun Iman?
DIM : Ada enam : 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada malaikat, 3. Iman kepada
kitab Alquran, 4. Iman kepada rosul, 5. Iman kepada hari akhir, 6. Iman kepada
Qodho dan Qadar.
SB : Ada berapa rukun Iman yang anda ketahui? Sebutkan?
DIM : Ada enam.
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Iman?
DIM : Ya, saya memahaminya.
SB : Apakah anda menyakini rukun Iman tersebut?
DIM : Ya, saya berusaha memperbaiki diri saya untuk terus menjalankan rukun iman
dan islam
SB : Sudahkah anda menjalankan keyakinan anda terhadap rukun Iman dalam
kehidupan anda sehari-hari?
DIM : Tentu saja sudah. Karena itu suatu kewajiban
SB : Tahukah anda tentang rukun Islam?
DIM : Ya, saya tahu.
SB : Ada berapa rukun Islam yang anda ketahui?
DIM : Ada lima
SB : Apakah anda memahami makna dari rukun Islam?
DIM : Ya, saya sangat paham
SB : Apakah anda menyakini rukun Islam tersebut?
DIM : Ya, saya meyakini
SB : Sudahkah anda menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar?
DIM : Insya Allah
SB : Apakah anda tahu tentang cara membaca Al-Qur’an?
DIM : Insya Allah saya mengetahui ilmu dan cara membaca Al-Quran.
IBADAH
SB : Apa yang anda ketahui tentang shalat fardhu?
DIM : sholat fardhu itu adalah sholat wajib yang harus dilaksanakan pada setiap
orang.
SB : Sudahkah anda menjalankan shalat fardhu dengan baik dan benar?
DIM : belum semua. Tapi saya akan terus memperbaiki dengan sebenar-benarnya.
SB : Selain shalat fardhu, apakah anda juga mendirikan shalat sunnah?
DIM : kadang shalat dhuha, kadang sholat tahajjud.
SB : Shalat sunnah apa yang biasa anda jalankan?
DIM : Shalat tahajud dan dhuha saja.
SB : Apakah shalat mempengaruhi perilaku anda sehari-hari? sebutkan contohnya?
DIM : da. Saya merasa malu entah pada keluarga atau orang lain ketika mau
melakukan sesuatu yang tidak burulk. Tetapi rasa malu itu tidak ada sebelum
sholat.
SB : Apa yang anda ketahui tentang zakat?
DIM : Ahm…zakat itu kewajiban agama yang harus dilaksanakan.
SB : Ada berapa zakat yang anda ketahui?
DIM : Ada 2, zakat fitrah dan zakat maal.
SB : Menurt anda, seberapa besar manfaat zakat bagi ummat Islam?
DIM : Sangat membantu orang yang dibawah garis kemiskinan.
SB : Apa yang anda ketahui tentang puasa?
DIM : Puasa itu wajib.
SB : Selain puasa wajib, apakah anda juga menjalankan puasa sunnah?
DIM : kadang-kadang.
SB : Puasa sunnah apa saja yang anda jalankan?
DIM : Kadang puasa senin kamis.
SB : Seberapa besar manfaat puasa bagi ummat Islam?
DIM : Membuat badan menjadi sehat.
SB : Apa yang anda ketahui tentang haji?
DIM : Haji itu pergiu ke baitullah untuk beribadah dengan menjalankan semua rukun-
rukunnya.
SB : Apakah anda sudah menjalankan ibadah haji?
DIM : Belum.
Ttd,
Dede Iik Mudrikah