Upload
vutruc
View
228
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH SIKAP PROFESIONAL DAN MINAT
TERHADAP KEPUASAN KERJA PENYIAR RADIO
DI SURAKARTA
Oleh :
RAHADHI CAHYA PRABOWO
D 0205112
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
PENGARUH SIKAP PROFESIONAL DAN MINAT TERHADAP
KEPUASAN KERJA PENYIAR RADIO
DI SURAKARTA
Oleh:
RAHADHI CAHYA PRABOWO
D 0205112
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 14 Februari 2011
Pembimbing Utama,
Drs. Subagyo, SU NIP.19520917 198003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : Rabu
Tanggal : 4 Mei 2011
Susunan Panitia Penguji:
1. Drs. Hamid Arifin, M.Si Ketua (……………………)
NI NIP. 19600517 198803 1 002
2. Tanti Hernawati, S.Sos, M.S Sekretaris (……………………)
NIP. 19690207 199512 2 001
3. Drs. Subagyo, SU Penguji (……………………)
NIP. 19520917 198003 1 001
Mengetahui,
Dekan,
Drs. H. Supriyadi, SN, S.U.
NIP. 19530128 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
Pengaruh Sikap Profesional dan Minat terhadap Kepuasan Kerja Penyiar
Radio di Surakarta
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Saya
bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di
kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata
bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, 14 Februari 2011
Rahadhi Cahya Prabowo
D 0205112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Pourquoi le désespoir si le secret du succès est très facile. Tous les
etres humains ne commence par un reve
(Mengapa harus putus asa jika ternyata rahasia menjadi sukses sangat mudah.
Semua yang manusia inginkan berawal dari mimpi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dan ucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tuaku, Alm. Soetarmono, SH dan dr. Sri Indratni, P.A.K, M.Or
yang dengan sabar menyemangatiku dan mendukungku serta selalu
mendoakanku.
2. Kakakku tercinta Yustisiana Cahyawati, dan Agus Purnomo serta
Keponakanku tersayang Adhiesty Ciarra Agnetta atas dukungan dan
semangatnya.
3. Someone special atas kesabarannya mendukungku setiap hari serta selalu
membuatku optimis atas segala sesuatunya.
4. Teman-teman Ilmu Komunikasi Angkatan 2005 atas pengalaman dan
kebersamaan yang membuat proses pencarian ilmu menjadi lebih
menyenangkan dengan sikap kekeluargaan sehingga merasakan sebagai suatu
kesatuan.
5. Teman-teman Honge yang sudah seperti keluarga dalam menjalani kehidupan
bersama, Yoga, Okta, Adkurz, Mas Jeka, Yoxii, Ucok, Rendy, Yosi Lezer,
Cristian Renata Lie, Cristian Robert, Probo, Very Massy.
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Assalamu’Alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah atas kehadirat ALLAH SWT atas segala anugerah
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Pengaruh Sikap
Profesional dan Minat terhadap Kepuasan Kerja Penyiar Radio di Surakarta”.
Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu
penulis dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral.
Semoga budi baik yang diberikan kepada Penulis mendapat balasan dari ALLAH
SWT. Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:
1. Maha Besar Allah SWT atas segala kasih sayang dan rahmatnya yang
telah memberikan kesempatan penulis sehingga mendapatkan pengalaman
yang berharga di FISIP UNS.
2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Komunikasi yang
telah banyak membantu dan memberi pengarahan kepada Penulis,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya.
3. Drs. Subagyo, SU selaku dosen pembimbing yang memberikan arahan,
masukan dan nasihat, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Drs. Kandyawan selaku Pembimbing Akademik yang memberikan
pengarahan dan saran yang membangun.
5. Segenap dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi atas pengetahuan yang
diberikan selama masa studi dan semoga dapat menjadi ilmu yang
bermanfaat.
6. Segenap karyawan di Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penyusunan skripsi ini masih dapat dikembangkan lebih baik lagi. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran
maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.
Solo, 14 Februari 2011
Penulis
Rahadhi Cahya Prabowo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Rahadhi Cahya Prabowo, D 0205112, Pengaruh Sikap Profesional dan Minat
terhadap Kepuasan Kerja Penyiar Radio di Surakarta, 100 halaman.
Sikap profesional yang dimiliki seseorang dalam bidang kerja dipengaruhi
oleh diri pribadi pekerja yaitu minat terhadap bidang kerja yang ditekuni.
Seseorang yang berminat terhadap pekerjaannya akan termotivasi untuk bekerja
secara profesional. Tingkat pemahaman individu terhadap profesionalisme dan
pemahaman minat dalam dirinya akan berpengaruh terhadap sikap profesi kerja
yang ditekuni, yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat kepuasan kerja
individu. Seseorang yang kurang memiliki sikap profesional dan minat yang yang
rendah terhadap pekerja mempengaruhi kepuasan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh sikap profesional
dan minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta. (2) Pengaruh
sikap profesional terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta. (3)
Pengaruh minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta. (4)
Sikap profesional atau minat kerja yang berpotensi dominan pengaruhnya
terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan yaitu statistik dengan subjek penelitian
adalah para penyiar radio di Surakarta. Data dikumpulkan dengan angket, ada tiga
angket yaitu: (1) sikap profesional, (2) minat, (3) dan kepuasan kerja. Analisis
data menggunakan regresi parsial dan regresi simultan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada pengaruh yang signifikan
antara sikap profesional (X1) dan minat kerja (X2) secara bersama-sama terhadap
variabel kepuasan kerja Penyiar (Y). Hal ini ditunjukkan dari hasil Fhitung = 22,067
> 2,50 (Fhitung > Ftabel). Pengaruh sikap profesional dan minat kerja sebesar 85%.
Sedangkan sisanya 15% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak
terobservasi, misalnya keadaan lingkungan perusahaan, gaji, dan suasana kerja.
(2) Sikap profesional (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
kerja Penyiar (Y). Hal ini dapat diketahui dari hasil uji t sebesar 7,462 dan
diketahui ttabel sebesar 2,04 (thitung < ttabel). (3) Minat kerja (X2) terbukti
berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja Penyiar (Y) minat kerja
sebesar 3,125 dan diketahui ttabel sebesar 2,04 (thitung > ttabel). (4) Sikap profesional
lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta
daripada minat kerja.
Kata kunci: sikap profesional, minat, kepuasan kerja, pengaruh, penyiar radio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Batasan Permasalahan ......................................................................... 8
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
F. Landasan Teori
1. Komunikasi ..................................................................................... 10
2. Pengertian Sikap Profesional .......................................................... 16
3. Minat Kerja ..................................................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
4. Kepuasan Kerja ............................................................................... 28
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 32
H. Hipotesis ........................................................................................... 33
I. Kerangka Konsep ................................................................................. 33
J. Definisi Operasional ............................................................................. 34
K. Metode Penelitian ................................................................................ 35
BAB II. DESKRIPSI SINGKAT RADIO SWASTA DI SURAKARTA
A. Perkembangan Radio Siaran Di Indonesia.......................................... 46
B. Siaran Radio Swasta sebagai The with Estate .................................... 48
C. Karakteristik Siaran Radio Swasta....................................................... 50
BAB III. PEMAPARAN DATA
A. Statistik Deskriptif ............................................................................... 53
B. Karakteristik Responden ...................................................................... 53
C. Frekuensi Jawaban Responden ............................................................ 55
D. Analisis data dan Pembahasan ............................................................. 72
BAB IV. ANALISIS DATA
A. Karakteristik Responden ...................................................................... 80
B. Pengaruh sikap profesional dan minat kerja terhadap kepuasan kerja
penyiar radio di Surakarta ..................................................................... 81
C. Pengaruh sikap profesional terhadap kepuasan kerja penyiar radio
di Surakarta .......................................................................................... 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Pengaruh minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio
di Surakarta .......................................................................................... 87
E. Sikap profesional berpotensi dominan pengaruhnya terhadap kepuasan
kerja penyiar radio di Surakarta daripada sikap profesional ................. 90
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 95
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 1.1: Jumlah Karyawan Berdasarkan Staff dan Penyiar Radio .............. 38
Tabel 3.1: Umur Penyiar Radio di Surakarta .................................................. 54
Tabel 3.2: Pendidikan Penyiar Radio di Surakarta ......................................... 54
Tabel 3.3: Pendidikan Penyiar Radio di Surakarta ......................................... 55
Tabel 3.4: Pernyataan Reponden Sikap Profesional untuk Kemampuan
Bekerja Secara Efektif dan Tepat Waktu ....................................... 55
Tabel 3.5: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional sesuai dengan
pengetahuan.................................................................................... 56
Tabel 3.6: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ....................... 56
Tabel 3.7: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ....................... 57
Tabel 3.8: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ....................... 57
Tabel 3.9: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ....................... 58
Tabel 3.10: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ..................... 58
Tabel 3.11: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ..................... 59
Tabel 3.12: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ..................... 59
Tabel 3.13: Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional ..................... 60
Tabel 3.14: Tingkat Sikap Profesional ............................................................ 61
Tabel 3.15: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 61
Tabel 3.16: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 62
Tabel 3.17: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 62
Tabel 3.18: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 63
Tabel 3.19: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 63
Tabel 3.20: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 64
Tabel 3.21: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 64
Tabel 3.22: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 65
Tabel 3.23: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 65
Tabel 3.24: Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja ............................ 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 3.25: Tingkat Sikap Minat Kerja........................................................... 66
Tabel 3.26: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 67
Tabel 3.27: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 67
Tabel 3.28: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 68
Tabel 3.29: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 68
Tabel 3.30: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 69
Tabel 3.31: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 69
Tabel 3.32: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 70
Tabel 3.33: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 70
Tabel 3.34: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 71
Tabel 3.35: Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja ...................... 71
Tabel 3.36: Tingkat Sikap Kepuasan Kerja .................................................... 72
Tabel 3.37: Ringkasan Hasil-hasil Olah Data ................................................. 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bidang kepenyiaran baik di televisi maupun di radio
saat ini berkembang pesat. Pada saat yang sama, penyiar masih perlu belajar,
pengarah dialog belum berpengalaman. Hasilnya, usaha untuk penggunakan
bahasa Indonesia ”baik dan benar”. Baik dan benar di sini bukan baik dan
benar yang sebenarnya, tetapi masih dalam itikad baik dan persepsi para
pelaksana kepenyiaran.
Secara jujur harus diakui bahwa produk pada kepenyiaran dalam
berbahas sekarang sudah baik, akan tetapi kadang terjadi kekacauan logika
bertutur bahasa Indonesia kalimat terputus, jeda tidak pada waktunya, kata
ganti tidak sesuai, dan cenderung dalam ragam wacana. Pihak stasiun radio
bukannya tidak tahu kalau hasil suaranya penyiar kadang masih kurang
sempurna, tetapi semua itu harus diterima karena kebutuhan yang mendesak
dan sadar tidak dapat menuntut lebih karena memang kondisinya masih seperti
itu. Kesadaran untuk meningkatkan mutu kepenyiaran sangat tinggi. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil kepenyiaran di Indonesia dewasa ini jauh lebih
baik daripada lima tahun yang lalu. Namun belum semuanya mampu
mencapai seperti yang diharapkan.
Proses kepenyiaran di Indonesia, secara umum melalui langkah-
langkah sebagai berikut: (1) Penyelarasan Naskah: menyelaraskan hasil
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
terjemahan agar mendapatkan naskah dengan dialog matang-gerak bibir (lip-
sync) sesuai, pemberian tanda jeda, reaksi, penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar termasuk penggantian dialog yang tidak sesuai dengan kondisi
budaya Indonesia. (2) Rekaman: pengambilan suara di studio. Rekaman
merupakan inti sulih suara. Orang yang paling berperan di dalam proses
rekaman ini adalah pengarah dialog di samping para pengisi suara sendiri.
Pengarah dialog mengarahkan para pengisi suara membawakan dialog seperti
yang seharusnya. Baik dan tidakya hasil rekaman tanggung jawab terbesar
pada pengarah dialog. (3) Penyelaraan Akhir (Mixing): memberi musik, efek,
atmosfir, mengedit program, mengganti judul dan credit title (Ruddyanto,
2006: 34-36).
Ruddyanto (2006: 37) memberikan gambaran, berdasarkan penelitian
Departemen Penerangan, dari 778 responden, 2 orang tidak pernah nonton
siaran televisi mendapatkan data sebagai berikut. Kepuasan terhadap program
sulih suara 21 orang (2,69%) menyatakan sangat puas; 436 orang (56,04%)
puas. Kesesuaian suara pengisi suara dengan karakter tokoh di film: 9 orang
(1,15%) menyatakan sangat sesuai; 370 orang (47,58%) sesuai. Penjiwaan
pengisi suara terhadap peran tokoh film: 12 orang (1,54%) menyatakan sangat
menjiwai: 377 orang (48,47%) menjiwai. Kesesuaian intonasi 7 orang (0,9%)
menyatakan sangat pas: 292 orang (37,53%) pas. Kebenaran bahasa Indonesia:
# Orang (0,38%) menyatakan sangat benar, 349 orang (44,86%) baik.
Kebaikan bahasa Indonesia 4 orang (0,51%) menyatakan sangat baik: 430
orang (55,27%) baik. Manfaat peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
22 orang (2,83%) menyatakan sangat bermanfaat: 500 orang (64,26%)
bermanfaat.
Data di atas menunjukkan bahwa mutu faktor-faktor utama dalam
kepenyiaran dapat diterima oleh sekitar lima puluh persen dari pemirsa
televisi, sedangkan pemirsa lainnya menuntut lebih dari yang ada sekarang.
Bahkan, intonasi yang merupakan salah satu faktor terpenting dalam sulih
suara menjadi titik terlemah, hanya sekitar 38% saja yang bisa menerima
dengan senang. Hal lain yang menarik justru pada bahasa Indonesia. Pada
umumnya masyarakat menyatakan bahasa Indonesia kepenyiaran suara sudah
agak benar (56%), tetapi belum begitu baik (45%); namun, sedikit banyak
telah bermanfaat bagi peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia (67%).
Semua ini menandakan masih banyak hal yang harus dibenahi agar penyiar
bisa diterima sebagian besar masyarakat Indonesia secara umum, wajar dan
memuaskan. Para pelaksana kepenyiaran ditantang untuk bekerja keras lagi
agar prosentasi di atas bisa mendekati seratus persen yang menunjukkan
bahwa penyiar sudah diterima dengan baik oleh hampir seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Ini bukan tugas yang ringan dan mudah.
Waldan (2009: 9) menyatakan bahwa komentar-komentar para
pengamat dan pemirsa program penyiar. Pendengar pada umumnya
berpendapat bahwa program yang kepenyiaran hasilnya belum sesuai dengan
tujuan acara sehingga belum bisa dinikmati secara penuh. Kata aslinya yang
dimaksud di sini bukan harus sama persis dengan dialog asli, tetapi hasil suara
penyiar yang menyatu dengan pendengar. Hal-hal yang paling sering menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sasaran kritikan adalah intonasi, penjiwaan dan penggunaan bahasa yang
belum sesuai dengan situasi dan kondisi film itu. Bahasa Indonesia dan
aplikasinya di dalam dialog merupakan unsur terpenting namun masih
menjadi titik terlemah dalah proses kepenyiaran.
Kurangnya sikap profesional beberapa penyiar karena penyiar
mempunyai potensi yang tinggi, oleh karena itu penyiar sering mendapat
tawaran untuk mengerjakan banyak program di beberapa stasiun radio. Akibat
terlalu banyak pekerjaan, penyiar tidak mampu lagi menghasilkan kualitas
kerja yang tinggi karena tidak bisa berkonsentrasi dan kelelahan. Pada saat
rekaman di suatu studio, teringat jadwal yang ada di studio lain. Demikianlah
dan seterusnya, hal ini pula warna suara dan nuansa yang sama.
Dijelaskan oleh Thurstone (dalam Walgito, 2003: 39) bahwa sikap
sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam
hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif, yaitu afeksi
senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan.
Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai-bagai macam sikap,
dapat menimbulkan berbagai-bagai macam tingkatan afeksi pada seseorang.
Sikap hanya sebagai tingkatan saja, belum mengkaitkan sikap dengan
perilaku. Ditambahkan oleh Solbrekke dan Karseth (2006: 97) bahwa
profesionalisme menunjukkan ide, aliran, isme, yang bertujuan untuk
mengembangkan profesi agar profesi dilaksanakan secara profesional
mengacu kepada norma-norma, standar, dan kode etik, serta memberikan
pelayanan yang terbaik kepada klien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Sikap profesional yang dimiliki seseorang dalam bidang kerja
dipengaruhi oleh diri pribadi pekerja yaitu minat terhadap bidang kerja yang
ditekuni (Petocz dan Reid, 2010: 4). Woodworth dan Marquis (Moekijat,
2001: 107) berpendapat bahwa minat merupakan suatu motif yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan obyek yang menarik
baginya. Oleh karena itu, minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk
berhubungan dengan lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa,
menyelidiki atau mengerjakan aktivitas yang menarik baginya. Apabila
individu menaruh minat terhadap sesuatu hal maka obyek itu berguna untuk
memenuhi kebutuhannya. Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri
seseorang maka cenderung menetap, obyek minat tersebut efektif baginya,
sehingga apabila obyek minat tersebut tidak efektif lagi maka minatnya
cenderung berubah.
Seseorang yang berminat terhadap pekerjaannya akan termotivasi
untuk bekerja secara profesional. Dalam diri pekerja akan timbul dorongan-
dorongan untuk bekerja secara maksimal. Fatchurrohman ( 2004: 47)
menyatakan bahwa minat adalah kekuatan motif yang menyebabkan individu
memberikan perhatian terhadap seseorang atau suatu barang atau aktifitas
Minat merupakan salah satu faktor internal yang paling menentukan mampu
tidaknya suatu stimulus menarik perhatian seseorang. Seseorang akan
menaruh perhatian pada apa yang sejalan dengan minatnya.
Individu akan menaruh minat pada objek yang berada dalam
jangkauannya, objek tersebut tidak akan mempunyai arti bagi individu apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
tidak dapat dijangkau dengan cara apapun. Kemampuan untuk menjangkau ini
meliputi kemampuan untuk mengenali, memahami, menangani dan mengelola
objek yang diminati. Di dalam minat terdapat suatu motif yang menyebabkan
individu berhubungan secara aktif dengan obyek yang menarik baginya. Oleh
karena itu minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan
lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki atau
mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya. Apabila individu menaruh
minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan obyek atau kegiatan yang berguna
untuk menenuhi kebutuhannya (Darvell, dkk., 2009: 1).
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat penyiar yaitu memiliki
pengetahuan dan memahami karakteristik radio. Pemahaman terhadap
karakteristik media radio yang sangat diperlukan untuk mendukung
kemampuan menyampaikan pesan-pesan kepada pendengar, sesuai dengan
kaidah-kaidah siaran di media tersebut (Prayuda, 2008: 42).
Seseorang yang mempunyai minat terhadap bidang kerja kepenyiaran
akan bekerja secara profesional dengan cara memberikan pengabdian,
melaksanakan kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi
kepenyiaran, dan menjalin hubungan dengan teman profesi. Hall (dala
Ariyani, 2008: 257) berpendapat bahwa tingkat pemahaman individu terhadap
profesionalisme dan pemahaman minat dalam dirinya akan berpengaruh
terhadap sikap profesi kerja yang ditekuni, yang selanjutnya akan
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja individu. Seseorang yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
memiliki sikap profesional dan minat yang yang rendah terhadap pekerja
mempengaruhi kepuasan kerja.
Caugemi dan Claypool (dalam As’ad, 2002) menyatakan kepuasan
kerja menyangkut cara kerja seseorang karyawan menyesuaikan dirinya
dengan kondisi dan situasi kerja. Penyesuaian diri berhubungan dengan
interaksi sosial, baik antara sesama karyawan, dengan atasan, maupun antar
karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Kepuasan sejati yang bisa
diperoleh dalam lingkungan kerja ialah rasa bangga dan keberhasilan
melaksanakan tugas pekerjaan sampai tuntas, yang disebut sebagi pemuas
instink keahlian atau keterampilan.
Menurut As'ad (2002) ada 4 faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja, yaitu: 1) Faktor finansial, meliputi: gaji, pemberian jasa produksi atau
jasa, macam-macam tunjangan, jaminan sosial. (2) Faktor kondisi lingkungan
kerja, meliputi: jenis pekerjaan, waktu kerja dan sistem kerja, keadaan alat
perlengkapan dan mesin-mesin. (3) Faktor sosial, meliputi: hubungan antara
karyawan dan pimpinan, hubungan sesama karyawan, hubungan dalam serikat
kerja. (4) Faktor psikologis, meliputi: cita-cita dan pandangan hidup,
minat dan kemauan, sikap bakat dan kecakapan.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini bermaksud mencari
bukti-bukti pengaruh sikap profesional dan minat terhadap kepuasan kerja
pada penyiar radio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Batasan Permasalahan
Batasan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Sikap profesional merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku dalam mengembangkan
profesi agar profesi dilaksanakan secara profesional mengacu kepada
norma-norma, standar, dan kode etik, serta memberikan pelayanan yang
terbaik kepada klien. Sikap profesional dalam penelitian ini dibatasi pada
sikap profesonal seorang penyiar radio.
2. Minat kerja merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak
dan bertingkah laku terhadap pekerjaan yang menarik perhatian disertai
dengan perasaan senang, dengan melibatkan fungsi fisik dan mental dalam
mencapai tujuan yaitu untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang
berupah dan dipergunakan untuk menggantungkan hidupnya. Minat kerja
dalam penelitian ini dibatasi pada minat kerja di bidang kepenyiaraan atau
karyawan radio.
3. Kepuasan kerja suatu perasaan dan sikap positif karyawan terhadap
pekerjaannya, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran karyawan dalam
lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan yang akan dicapai
dengan kenyataan yang ada. Kepauasan kerja dibatasi pada kepuasan kerja
karayawan radio yang bekerja di bidang kepenyiaraan.
4. Penyiar radio adalah orang yang kegiatan memancarluaskan siaran melalui
sarana pemancaran atau sarana tranmisi di barat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel, serat optik, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
media lainnya untuk dapat diterima oleh masyarakat dengan pesawat
penerima siaran radio, atau perangkat elektronik lainnya dengan atau tanpa
alat bantu.
C. Rumusan Masalah
Agar masalah yang dibahas dapat terarah dan menuju pada suatu tujuan
yang diinginkan, maka perlu adanya perumusan masalah. Adapun masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap profesional terhadap kepuasan
kerja penyiar radio di Surakarta.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara minat kerja terhadap kepuasan kerja
penyiar radio di Surakarta.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan suatu penelitian haruslah jelas, mengingat penelitian harus
mempunyai arah atau sasaran yang tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah
ingin mengetahui:
1. Pengaruh sikap profesional terhadap kepuasan kerja penyiar radio di
Surakarta.
2. Pengaruh minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan tambahan
referensi dan dasar penelitian dalam memahami pengaruh sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
profesional dan minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di
Surakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi subjek penelitian dapat dipergunakan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan bahan masukkan dalam memahami pengaruh sikap
profesional dan minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di
Surakarta.
b. Bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang tertarik dalam dunia
kepenyiaran dapat dijadikan sumber informasi tentang memahami
pengaruh sikap profesional dan minat kerja terhadap kepuasan kerja
penyiar radio di Surakarta.
c. Bagi peneliti yang akan datang, dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan sumber informasi tentang pengaruh sikap profesional
dan minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di Surakarta
Pengaruh sikap profesional dan minat kerja terhadap kepuasan kerja
penyiar radio di Surakarta.
F. Landasan Teori
1. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata Latin communicatio dan berasal dari kata communis
yang berarti sama yang maksudnya adalah sama makna (Effendy,
2005: 9). Carl I. Hovland mengemukakan bahwa komunikasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah
perilaku orang lain (Mulyana, 2004: 62). Komunikasi terjadi bila ada
pertukaran pesan atau informasi antara pengirim dan penerima pesan
sehingga diharapkan penerima pesan ini mengerti isi pesan yang
disampaikan kepadanya dan memberikan respon, maka proses
komunikasi dapat dikatakan berlangsung (Siti Amanah, 2005: 45).
Harold D. Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function
of Communication in Society, menambahkan bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai
berikut: who says what in which channel to whom with what effect?
Pandangan Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,
yakni: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message),
media (channel), komunikan (communicant, comunicatee, receiver,
recipient), efek (effect, impact, influence) (Effendy, 2005: 10).
Purwanto (2003: 2) menyatakan bahwa komunikasi mempunyai
hubungan yang erat dengan emosi, sebab dalam emosi sebagai
penggerak energi, emosi memuat informasi, dan emosi
membangun interpersonal. Maksudnya, seseorang yang dapat
mengontrol emosi saat melakukan komunikasi dapat menyampaikan
inti informasi dengan tepat sesuai tujuan. Hal ini dapat terjadi sebab
emosi sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
seseorang dapat memberi tanggapan atas persepsi dalam dirinya saat
terjadi proses komunikasi.
Proses komunikasi dimulai dari berjalannya komunikator dalam
menyampaikan pesan (message) melalui jalur tertentu kemudian pesan
tersebut ditangkap oleh penerima (receiver = audience) dan bila
memungkinkan terjadi umpan balik (feed back) (Panuju, 2001: 26).
Lebih jelasnya proses komunikasi tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar: 1
Bagan Proses Komunikasi
Sumber: Panuju (2001)
Komunikator adalah individu (seseorang) atau sekelompok orang
yang mempunyai inisiatif atau prakarsa untuk mengadakan komunikasi
dengan individu (seseorang) atau sekelompok orang. Pesan atau
informasi adalah hal yang ingin disampaikan oleh komunikator. Media
adalah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan. Sedangkan
penerima yang disebut juga dengan komunikan adalah objek dari
kegiatan komunikasi bahwa hasil dari kegiatan yang berupa ide,
Komunikator Pesan Media Penerima
Umpan Balik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
anjuran, pesan yang ingin disampaikan komunikator juga diterima oleh
komunikan.
b. Komunikasi Massa
Komunikasi adalah ilmu, dan ilmu komunikasi ini termasuk ke
dalam ilmu sosial yang meliputi intrapersonal communication,
interpersonal communication, group communication, mass
communication, intercultural communication, dan sebagainya
(Effendy, 2005: 6). Oleh karena itu, mass communication merupakan
satu bidang saja dari sekian banyak bidang yang dipelajari ilmu
komunikasi.
Dalam Encyclopedia International yang dikutip oleh Effendy
(2005: 6), mass communication is a process by which a message is
transmitted though one more of the mass media (newspapers, radio,
television, movies, magazines and books) to an audience that is
relatively large and anonymous. Sebagaimana definisi tersebut, para
ahli komunikasi membatasi pengertian komunikasi massa pada
komunikasi dengan menggunakan media massa, misalnya surat kabar,
majalah, radio, televisi, atau film (Effendy, 2005: 20).
Adapun komunikasi massa juga didefinisikan Bittner dengan
“Mass Communication is message communicated through a mass
medium to a large number of people” (komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang). Komunikasi massa juga diartikan sebagai jenis komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang diajukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui medai cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.” (Rakhmat, 2002: 188-189).
Menurut Wright (dalam Severin dan Tankard, 2005: 4),
komunikasi massa dapat didefinisikan dalam tiga ciri:
1) Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar,
heterogen dan anonim.
2) Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan
untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara
serempak dan sifatnya sementara.
3) Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah
organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang
besar.
Berbagai definisi mengenai komunikasi massa tersebut
memunculkan suatu karakteristik dari komunikasi massa yang menurut
Ardianto dan Erdinaya (2007: 7) terdiri dari:
1) Komunikator terlembagakan: Ciri komunikasi massa yang pertama
adalah komunikatornya yang melibatkan lembaga dan bergerak
dalam organisasi yang kompleks.
2) Pesan bersifat umum: Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya
komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak
ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria
penting atau menarik bagi sebagian besar komunikannya.
3) Komunikannya anonim dan heterogen: Dalam komunikasi massa,
komunikator tidak mengenal komunikasn (anonim), karena
komunikasi berlangsung dengan media dan tidak tatap muka.
Selain itu, komunikan komunikasi massa adalah heterogen karena
terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.
c. Media Massa
Media adalah suatu alat penyampaian berita yang aktif, media
dapat mempengaruhi efektivitas beritanya (Kertopati, 1988: 385),
sedangkan massa (mas) pengertian mas media adalah alat atau sarana
untuk menghubungkan dengan masyarakat (Wiryanto, 2000, 86).
Jadi, media massa (mas media) adalah suatu alat yang ada dalam
periklanan dan dipergunakan untuk menghubungkan masyarakat
dengan suatu hal (dapat barang atau jasa, dan lain-lan).
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
media adalah:
1) Produk yang diiklankan
2) Sistem distribusi produknya
3) Editorial
4) Kemampuan teknis media
5) Strategi periklanan saingan
6) Sasaran yang akan dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
7) Karakteristik media
8) Biaya (Swastha dan Irawan, 1990: 386).
Setiap media yang ada memiliki kesan dan kepribadian sendiri-
sendiri. Ada yang lebih menonjol sebagai “prestise” seperti majalah
Tempo dan Eksklusif. Ada pula yang lebih menonjol dalam “keahlian”
seperti majalah Management dan Bisnis (Panuju, 2001: 153).
Sebagai salah satu media, radio dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat mempunyai ciri-ciri, yaitu:
1) Komunikator: orang yang menyampaikan informasi.
2) Pesan: pesan yang akan disampaikan kepada pemirsa.
3) Kornunikan: sasaran masyarakat sebagai penerima pesan.
4) Efek: merupakan perubahan yang terjadi pada audience atai
pemirsa setelah menerima informasi (Panuju, 2001: 158).
2. Pengertian Sikap Profesional
a. Pengertian Sikap Profesional
Sherif dan Sherif (dalam Dayakisni dan Hudaniyah, 2003)
menyatakan bahwa sikap menentukan keajegan dan kekhasan perilaku
seseorang dalam hubungannya dengan stimulasi manusia atau
kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang
memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku.
Dari batasan tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa Thurstone
(dalam Walgito, 2003) memandang sikap sebagai suatu tingkatan
afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif, yaitu afeksi
senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak
menyenangkan. Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai-
bagai macam sikap, dapat menimbulkan berbagai-bagai macam
tingkatan afeksi pada seseorang. Sikap hanya sebagai tingkatan saja,
belum mengkaitkan sikap dengan perilaku. Dengan kata lain dapat
dikemukakan secara eksplisit melihat sikap hanya mengandung
komponen afeksi saja.
Myers (dalam Gerungan, 1996) berpendapat bahwa perilaku itu
merupakan sesuatu yang akan kena banyak pengaruh dari lingkungan.
Demikian pula sikap yang diekspresikan (expressed attutudes) juga
merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya.
Sedangkan expressed attitudes adalah merupakan perilaku. Orang
tidak dapat mengukur sikap secara langsung, maka yang diukur adalah
sikap yang menampak, dan sikap yang menampak adalah perilaku.
Karena itu bila orang menetralisir pengaruh terhadap perilaku, maka
dengan jelas bahwa sikap mempunyai kaitan dengan perilaku. Perilaku
dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan
yang lain. Sikap dan perilaku mempunyai hubungan yang erat.
Perilaku seseorang akan diwarnai atau dilatarbelakangi oleh sikap yang
ada pada orang yang bersangkutan.
Sikap seseorang mendorong dan membantunya menghadapi
tantangan, mengatasi masalah, dan meraih sasaran. Orang-orang ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tahu bahwa meskipun tidak mampu mengendalikan lingkungan, namun
mereka mampu mengendalikan cara menanggapinya. Mereka punya
sikap optimis, dan bahkan saat hidup terasa berat, mereka menganggap
kemunduran sebagai interupsi sesaat yang disebabkan oleh lingkungan
yang tidak bisa dikendalikan. Saat menghadapi tantangan, individu
cenderung berfokus pada solusi, dan bukan pada masalah.
Ariyani (2008: 158) berpendapat bahwa profesionalisme
menunjukkan ide, aliran, isme, yang bertujuan untuk mengembangkan
profesi agar profesi dilaksanakan secara profesional mengacu kepada
norma-norma, standar, dan kode etik, serta memberikan pelayanan
yang terbaik kepada klien. Agar suatu pekerjaan dapat dianggap
sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi lima persyaratan profesi,
yaitu: (1) profesi merupakan pekerjaan intelektual, maksudnya
menggunakan intelegensi yang bebas untuk diterapkan pada problem
untuk memahami dan menguasanya. (2) profesi merupakan pekerjaan
saintifik berdasarkan pengetahuan dan berasal dari sains, (3) profesi
merupakan pekerjaan pratikal, artinya bukan hanya teori akademik
tetapi dapat diterapkan dan dipraktekkan. (4) Profesi berorganisasi
secara sistematis, ada standar cara melaksanakannya dan mempunyai
tolok ukur hasilnya. (5) Profesi merupakan pekerjaan altruisme,
berorientasi pada masyarakat yang dilayani bukan kepada diri
profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kesimpulan sikap profesional yaitu suatu keadaan yang
memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku dalam
mengembangkan profesi agar profesi dilaksanakan secara profesional
mengacu kepada norma-norma, standar, dan kode etik, serta
memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Profesional
Walgito (2003) berpendapat bahwa yang menjadi determinan
sikap professional cukup banyak. Namun demikian ada beberapa yang
dianggap penting, yaitu (a) faktor fisiologis; (b) faktor pengalaman
langsung terhadap objek sikap; (c) kerangka acuan; (d) komunikasi
sosial, dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Faktor Fisiologis
Fakator fisiologis seseorang akan ikut menentukan
bagaimana sikap seseorang. Berkaitan dengan ini ialah faktor umur
dan kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal
daripada sikap orang yang telah tua, sedangkan pada orang dewasa
sikapnya lebih moderat. Dengan demikian masalah umur akan
berpengaruh pada sikap seseorang. Orang yang sering sakit lebih
bersikap tergantung daripada orang yang tidak sering sakit.
2) Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan
dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang besangkutan
dengan objek sikap tersebut. Misal orang yang mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
peperangan yang sangat mengerikan, akan mempunyai sikap yang
berbeda Dengan orang yang tidak mengalami peperangan terhadap
objek sikap peperangan. Orang akan mempunyai sikap yang
negatif terhadap peperangan atas dasar pengalamannya.
3) Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap
seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek
sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka
orang yang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek
sikap tersebut. Misal terhadap masalah hubungan seksual sebelum
perkawinan.
4) Faktor komunikasi sosial
Faktor komunikasi sosial sangat jelas menjadi determinan
sikap seseorang, dan faktor ini yang banyak diteliti. Komunikasi
sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain
dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang
bersangkutan.
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan,
melainkan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga
sikap bersifat dinamis. Faktor pengalaman besar peranannya dalam
pembentukan sikap. Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar,
karenanya sikap dapat mengalami perubahan. Sesuai dengan yang
dinyatakan oleh Sherif dan Sherif (Walgito, 2003) menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan.
Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya
karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam
interaksi manusia berkenaan dengan obyek tertentu. Lebih tegas,
menurut Walgito (2003) bahwa pembentukan dan perubahan sikap
akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu: Faktor internal (individu itu
sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan
selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
Faktor Eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada diluar individu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembentukan dan
perubahan sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor yang ada
dalam diri individu dan faktor diluar diri individu yang keduanya
saling berinteraksi. Proses ini akan berlangsung selama perkembangan
individu.
c. Indikator Sikap Profesional
Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu
pekerjaan seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003), berkaitan
dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap.
Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan
tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan
kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa
profesionalisme. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat
prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional.
Indikator sikap professional yang diterapkan menurut
Soeprihanto (2001), yaitu:
1) Pengetahuan dan keterampilan, artinya kemampuan dan
keterampilan kerja yang dimiliki karyawan sehingga karyawan
tersebut dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien
sesuai target yang diinginkan.
2) Inisiatif, artinya semangat dan motivasi yang mendorong
peningkatan hasil kerja dan kualitas kerja.
3) Kerja sama, artinya keharmonisan kerja dengan karyawan lain baik
karyawan seleval atau bawahan serta kemampuan komunikasi
secara lisan ataupun tulisan.
4) Kehadiran, artinya kerajinan yang berhubungan dengan absensi,
tepat waktu, kedatangan dan kepulangan serta ijin-ijin kerja.
5) Disiplin, artinya kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dan
ketentuan yang dikeluarkan perusahaan atau manajemen.
6) Kejujuran, artinya keikhlasan dalam melakukan tugas yang
diberikan oleh atasan.
Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996)
menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang
membentuk struktur sikap, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-
hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
terhadap objek sikap.
2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa
tidak senang merupakan hal yang negatif.
3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component),
yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan
intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Indikator sikap profesional yang digunakan sebagai dasar untuk
pembuatan kuesioner yaitu: pengetahuan, inisiatif, kerjasama,
kehadiran, disiplin, kejujuran.
3. Minat Kerja
a. Pengertian Minat Kerja
Minat merupakan salah satu aspek psikologi yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku dan minat merupakan
sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan
apa yang mereka lakukan (Moekijat, 2001: 7). Minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk
melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau
mendapatkan obyek tersebut.
Woodworth dan Marquis (Moekijat, 2001: 8) berpendapat bahwa
minat merupakan suatu motif yang menyebabkan individu
berhubungan secara aktif dengan obyek yang menarik baginya. Oleh
karena itu, minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk berhubungan
dengan lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki
atau mengerjakan aktivitas yang menarik baginya. Apabila individu
menaruh minat terhadap sesuatu hal maka obyek itu berguna untuk
memenuhi kebutuhannya. Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada
diri seseorang maka cenderung menetap, obyek minat tersebut efektif
baginya, sehingga apabila obyek minat tersebut tidak efektif lagi maka
minatnya cenderung berubah.
Mc.Gregor (dalam Moekijat, 2002: 56) bahwa bekerja atau kerja
merupakan kondisi bawaan seperti bermain atau beristirahat, untuk
aktif mengerjakan sesuatu. Bekerja adalah melaksanakan suatu tugas
yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh individu
yang bersangkutan Seseorang didorong untuk berakitivitas karena
orang tersebut berharap akan membawa pada keadaan yang lebih
memuaskan daripada keadaan sekarang.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
minat kerja merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
bertindak dan bertingkah laku terhadap pekerjaan yang menarik
perhatian disertai dengan perasaan senang, dengan melibatkan fungsi
fisik dan mental dalam mencapai tujuan yaitu untuk mendapatkan
imbalan hasil kerja yang berupah dan dipergunakan untuk
menggantungkan hidupnya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Kerja
Sudarsono (Casdari, 2006) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang menimbulkan minat kerja dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Faktor kebutuhan dari dalam, kebutuhan ini dapat berupa
kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2) Faktor motif sosial, timbulnya minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3) Faktor emosional, faktor yang merupakan ukuran intensitas
seseorang dalam menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan atau
objek tertentu
Kotler (1999) menggolongkan empat faktor yang mempengaruhi
minat yaitu:
1) Faktor kebudayaan, merupakan faktor penentu dari keinginan dan
perilaku seseorang yang dipelajari dari serangkaian nilai, persepsi
dan perilaku melalui proses sosialisasi dalam keluarga. Budaya
yang berbeda akan membentuk minat membeli yang berbeda pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Kelas Sosial, merupakan susunan yang relatif permanen dan teratur
dalam suatu masyarakat yang anggotanya memiliki nilai, perhatian
dan perilaku yang cenderung sama.
3) Faktor Pribadi
a) Usia
b) Pekerjaan dan kondisi ekonomi
c) Kepribadian dan konsep diri pembeli
4) Faktor Psikologis terdiri dari
a) Pengalaman individu dalam penggunaan suatu produk akan
berpengaruh pada perilaku selanjutnya terhadap produk
tersebut.
b) Persepsi yaitu proses dimana individu memilih, merumuskan
dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan
gambaran mengenai dirinya.
c) Kepercayaan dan sikap akan mempengaruhi pandangan
individu. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang akan sesuatu. Sikap merupakan evaluasi
perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten
terhadap suatu objek atau gagasan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dilihat bahwa minat
merupakan suatu yang khas bagi tiap individu karena dipengaruhi oleh
faktor- faktor tertentu yaitu faktor kebutuhan, faktor motif sosial,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
faktor emosional, faktor budaya, faktor psikologis, faktor pribadi yang
berbeda- beda pada tiap individu.
c. Indikator Minat Kerja
Ahyari (1999), berpendapat bahwa minat adalah menyebabkan
seseorang berbuat atau bertindak sesuatu. Individu akan melakukan
pembelian apabila ada tahapan persepsi psikologis yang bagus
terhadap suatu barang kegiatan. Suntara (1998) mengemukakan
indikator yang terdapat dalam minat kerja antara lain:
1) Motif, meliputi dorongan yang bersifat irasional maupun yang
rasional, ikut-ikutan dan uji coba. Pada awalnya dorongan seorang
untuk melakukan tindak pemilihan kegiatan. Namun kenyataannya
sering kali pertimbangan itu bukan hanya pertimbangan kegiatan
tetapi ada dorongan lain yang menimbulkan keputusan kerja.
2) Mode, mencakup macam kegiatan yang sedang popular dan
digemari oleh banyak orang. Adapun kesempatan dari aspek-aspek
yang mendasari perilaku seseorang dalam tentang pekerjaan
sebagai penyiar adalah pengenalan masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, keputusan berperilaku itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas maka aspek yang dipilih untuk diukur
adalah aspek minat membeli dari Suntara (1998) yaitu aspek motif dan
mode pada ketertarikan, keinginan, dan keyakinan dalam pengukuran
minat membeli.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
As’ad (2002: 23) mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dari karyawan yang
berhubungan dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek atau besarnya gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan
karyawan lain, penempatan kerja jenis pekerjaan, struktur organisasi
perusahaan, mutu pengawasan, sedangkan perasaan yang berhubungan
dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan,
pendidikan, dan sebagai karyawan akan merasa puas dalam bekerja
apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong
dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong karyawan
akan merasa tidak puas.
Blum (Anoraga, 2002: 59) menyatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap umum yang merupakan hasil diri dari beberapa sifat
khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan
hubungan sosial individu diluar kerja. Hal ini merupakan suatu kondisi
yang subyektif dari keadaan diri seseorang sehubungan dengan senag
atau tidak senang sebagai akibat dari dorongan atau kebutuhan yang
ada pada dirinya dan di hubungkan dengan kenyataan yang dirasakan.
Kepuasan kerja adalah erat kaitannya dengan apa yang diharapkan
karyawan dari pekerjaannya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Menurut Jewell dan Siegall (1998) kepuasan kerja adalah sikap
yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja yang
merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang
bermacam-macam. Kepuasan kerja erat kaitannya dengan keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan menurut
karyawan memandang pekerjaannya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kepuasan kerja adalah suatu perasaan dan sikap positif karyawan
terhadap pekerjaannya, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran
karyawan dalam lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan
yang akan dicapai dengan kenyataan yang ada.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Burt (Anoraga, 2002) faktor yang menentukan kepuasan
adalah :
1) Lingkungan terdiri dari tingkat pekerjaan, isi pekerjaan, pimpinan
yang penuh perhatian, kesempatan promosi dan interaksi sosial dan
bekerja dalam kelompok.
2) Faktor individual : jenis kelamin, lama bekerja dan tingkat
pendidikan.
3) Kondisi kerja merupakan kenyamanan ruang kerja yang dirasakan
dapat mempengaruhi aktivitas (luas sempitnya ruangan, pergantian
udara, terbuka dan tertutupnya ruangan dan ketenangan suasana
kerja).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4) Waktu istirahat maksudnya adalah istirahat yang resmi diberikan
dari perusahaan , istirahat yang tidak resmi yang dibutuhkan oleh
pekerja.
As’ad (2002) mengemukakan faktor-faktor kepuasan kerja
adalah:
1) Faktor pemimpin dan karyawan, faktor fisik dan kondisi kerja
hubungan sosial diantara karyawan, sugesti dari teman sekerja
emosi dan situasi kerja.
2) Faktor individu: yang berhubungan dengan sikap orang terhadap
pekerjaannya.
3) Faktor luar, yaitu dukungan yang berasal dari luar diri individu
misalnya keluarga.
Kepuasan kerja berkaitan erat dengan aspek seperti umur, tingkat
pekerjaan dan ukuran organisasi perusahaan (Jewell dan Siegall,1998)
1) Umur: ada kecenderungan karyawan yang lebih tua lebih merasa
puas dari karyawan yang berumur relative lebih muda.
2) Tingkat pekerjaan : karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan
yang lebih tinggi cenderung lebih puas daripada karyawan yang
tingkat pekerjaanya lebih rendah.
3) Ukuran organisasi perusahaan. Ukuran organisasi perusahaan dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal itu karena besar
koordinasi, komunikasi dan partisipasi karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
antara lain: faktor lingkungan kerja, faktor individual, kondisi kerja,
pimpinan, umur, dan tingkat usia.
c. Pengukuran Kepuasan Kerja
Menurut Jewell dan Siegall (1998) bahwa pengukuran kepuasan
kerja:
1) Finansial dan jaminan sosial antara lain jaminan kesejahteraan yang
berupa: gaji, tunjangan, hubungan dengan interaksi sosial baik antar
karyawan maupun antara bawahan dengan atasan.
2) Kondisi dan lingkungan fisik: jenis pekerjaan, pengaturan, waktu
kerja, pengaturan waktu kerja, keadaan ruang, suhu udara ruangan.
3) Kesempatan maju dan berkembang dalam hal ini karyawan
merasakan adanya kemungkinan untuk naik tingkat dan jabatan, serta
keahlian dan pengalaman yang mereka dapatkan dari perusahaan.
4) Psikologis: berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat,
ketentraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.
Pada hakikat untuk pengukuran kepuasan pekerja atau karyaan
ditentukan oleh 3 indikator (Supranto, 1997), yaitu:
1) Pilihan tentang ukuran kinerja yang tepat.
2) Proses pengukuran secara normatif.
3) Instrumen dan teknik pengukuran yang dipergunakan untuk
menciptakan suatu indikator kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek
kepuasan kerja antara lain aspek financial dan jaminan sosial, kondisi
dan lingkungan fisik kerja, kesempatan untuk maju dan berkembang
serta aspek psikologis.
G. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Seseorang dalam bekerja menginginkan ada kepuasan kerja. Kepuasan kerja
seseorang dipengaruhi oleh faktor intrinsik atau faktor dalam diri individu.
Dua faktor intrinsik, diantaranya faktor sikap profesional dan minat. Tingkat
pemahaman individu terhadap profesionalisme dan pemahaman minat dalam
Individual
Sikap Profesional Minat
Faktor
- Norma/budaya
- Kepribadian/psikologi
- Informan/pengadaan
Faktor
- Budaya
- Kelas sosial
- Psikologis
Kepuasan Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dirinya akan berpengaruh terhadap sikap profesi kerja yang ditekuni, yang
selanjutnya akan mempengaruhi tingkat kepuasan kerja individu. Kepuasan
kerja berhubungan dengan cara kerja seseorang dalam menyesuaikan dirinya
dengan kondisi dan situasi kerja.
H. Hipotesis
Hipotesis sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan ilmiah yaitu
untuk mengarahkan dan memberikan pedoman-pedoman yang dapat
mempermudah penelitian. Pembuktian tentang teori sementara dapat dilihat
dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan rumusan
masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan
hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
1. Ada pengaruh sikap profesional penyiar terhadap kepuasan kerja penyiar
radio di Surakarta.
2. Ada pengaruh minat kerja penyiar terhadap kepuasan kerja penyiar radio
di Surakarta.
I. Kerangka Konsep
1. Sikap profesional merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku dalam mengembangkan
profesi agar profesi dilaksanakan secara profesional mengacu kepada
norma-norma, standar, dan kode etik, serta memberikan pelayanan yang
terbaik kepada klien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Minat kerja merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak
dan bertingkah laku terhadap pekerjaan yang menarik perhatian disertai
dengan perasaan senang, dengan melibatkan fungsi fisik dan mental dalam
mencapai tujuan yaitu untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang
berupah dan dipergunakan untuk menggantungkan hidupnya.
3. Kepuasan kerja suatu perasaan dan sikap positif karyawan terhadap
pekerjaannya, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran karyawan dalam
lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan yang akan dicapai
dengan kenyataan yang ada.
J. Definisi Operasional
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sikap profesional,
minat kerja, dan kepuasan kerja, dengan penjelasannya sebagai berikut:
1. Sikap profesional yang digunakan dalam penelitian ini mengungkapkan
sikap profesional penyiar radio diungkap melalui indikator, yaitu: (1)
pengetahuan dan keterampilan, (2) inisiatif, (3) kerja sama, (4) kehadiran,
(5) disiplin, dan (6) kejujuran.
2. Minat kerja yang digunakan dalam penelitian ini mengungkapkan minat
kerja penyiar radio diungkap melalui indikator, yaitu motif dan mode
(kegiatan yang sedang populer atau digemari banyak orang).
3. Kepuasan kerja yang digunakan dalam penelitian ini mengungkapkan
kepuasan kerja penyiar radio diungkap melalui indikator, yaitu: (1)
finansial dan jaminan sosial, (2) kondisi dan lingkungan fisik, (3)
kesempatan maju dan berkembang, dan (4) psikologis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
K. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan klasifikasi penelitian, maka penelitian ini menggunakan
metode korelasional karena penelitian ini akan menyimpulkan data apa
adanya sehingga dapat digambarkan ada atau tidaknya hubungan
antarvariabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Adapun dalam pengolahan data dipilih jenis kuantitatif.
Menurut Azwar (2001) pengolahan data kuantitatif, yaitu data yang
dianalisis adalah datadata yang diangkakan dan menggunakan metode dan
teknik yang dikembangkan dalam statistik matematik. Lebih lanjut
dikatakan oleh Arikunto (2002) dua variabel yang hendak diselidiki biasa
diberi kode variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah variabel bebas
dan Y adalah variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi terjadinya variabel Y dan Variabel Y adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel X.
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Hadi (2007: 29) mendefinisikan populasi sebagai kelompok
subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi dalam
penelitian ini yaitu penyiar radio swasta dan RRI di wilayah Surakarta
dan sekitarnya berjumlah 20 stasiun dan jumlah penyiar radio
sebanyak 97 orang, baik penyiar di RRI ataupun penyiar radio swasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 1.1
Jumlah Karyawan Berdasarkan Staff dan Penyiar Radio Swasta
dan RRI di Surakarta dan Sekitarnya
Nama Stasiun Radio Staff Penyiar Jumlah
SOLOPOS FM 3 4 7
SOLO RADIO 3 4 7
Mentari FM 4 4 8
MH FM 3 4 7
Immanuel FM 4 5 9
Prambors FM 3 5 8
Metta FM 3 6 9
Ria Sonora FM 4 6 10
Karavan FM 3 5 8
Jimbaran FM 4 4 8
H FM Karanganyar 3 5 8
Hiz FM 4 6 10
CJ DW FM Boyolali 3 4 7
El Shadday FM 3 4 7
Buana Asri FM Sragen 4 5 9
Merapi FM Boyolali 3 5 8
Radio Republik Indonesia (RRI)
Surakarta
4 5 9
Suara Slank 4 6 10
Radio PTPN Rasitania 3 6 9
Radio Jaya Pemuda Indonesia
(Radio JPI FM)
3 4 7
Jumlah 68 97 165
b. Sampel
Hadi (1998) menyatakan bahwa Sampel adalah sebagian dari
populasi atau jumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah
populasi. Dengan demikian, sampel adalah sebagian dari populasi
dengan kata lain sampel ini jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan
dengan populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 penyiar,
yang diperoleh berdasarkan karakteristik:
1) Penyiar radio di wilayah Surakarta dan sekitarnya.
2) Berusia antara 20 tahun sampai dengan 40 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Pengalaman kerja menjadi penyiar radio minimal 2 tahun
c. Teknik Sampling
Hadi (2007: 58) mengemukakan bahwa teknik sampling
merupakan cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.
sampel yang diambil harus representatif dalam artian sampel yang
benar-benar mencerminkan populasinya. Teknik sampling berfungsi
untuk:
1) Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampling yang
mewakili populasinya secara representatif, sehingga kesimpulan
terhadap populasi dapat dipertanggung jawabkan.
2) Lebih teliti menghitung yang sedikit dari pada yang banyak.
3) Menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
non random sampling dengan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2007: 45).
3. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuesioner. Hadi (1998) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan suatu
daftar dari sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada subjek yang
hendak diteliti. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari penggunaan
metode kuesioner:
a. Subjek adalah orang yang paling mengetahui keadaan dirinya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Apa yang dikatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
c. Jawaban atau interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang
diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh
peneliti.
Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk tertutup, yaitu bentuk
pernyataan dimana subjek yang dikenai kuesioner tinggal memilih
jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam kuesioner tersebut. Jadi
jawabannya telah diberikan, subjek tidak dapat memberikan jawaban yang
seluas-luasnya yang mungkin dikehendaki oleh subjek yang bersangkutan.
Sedangkan cara pengisian kuesioner adalah secara langsung, yaitu
kuesioner yang diberikan kepada subjek yang dikenai, tanpa menggunakan
perantara. Jadi bahan atau data yang diperoleh berasal dari sumber
pertama.
Alasan digunakannya metode kuesioner ini karena metode
kuesioner mengandung kelebihan, Suryabrata (2000) berpendapat bahwa
kelebihan penggunaan metode kuesioner adalah:
a. Biaya relatif murah.
b. Dalam waktu singkat dapat diperoleh banyak data.
c. Dapat dilakukan sekaligus terhadap subjek yang besar jumlahnya.
Di samping memiliki beberapa kelebihan, metode kuesioner juga
mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
a. Unsur-unsur yang tidak disadari kurang dapat terungkap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Besar kemungkinan jawaban-jawaban yang diberikan dipengaruhi oleh
keinginan pribadi, dan tidak apa adanya.
c. Ada hal-hal yang tidak dinyatakan karena dianggap memalukan atau
dipandang tidak perlu.
d. Ada kesukaran merumuskan keadaan diri sendiri ke dalam bahasa.
Alasan peneliti menggunakan metode kuesioner karena lebih
mudah, praktis, dan lebih tepat waktu yang digunakan. Kuesioner yang
dibuat oleh peneliti disesuaikan dengan variabel dalam judul penelitian,
yaitu sikap profesional, minat kerja, dan kepuasan kerja.
Skoring kuesioner menggunakan 5 poin skala likert Azwar (2001:
142), dengan penilaian “sikap responden yang "sangat tidak setuju"
dengan skor "1", sikap responden yang "tidak setuju" dengan skor "2",
sikap responden yang "cukup setuju" dengan skor "3", sikap responden
yang "setuju" dengan skor "4", sedangkan sikap responden yang "sangat
setuju" dengan skor "5".”
4. Analisis Data
a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data
1) Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Hadi, 2007: 15). Validitas juga dapat
diartikan mengukur apa yang hendak diukur (Hadi dan
Pamardiningsih, 2000: 18). Suatu alat ukur dikatakan mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut dapat menjalankan
fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Dalam penelitian ini untuk menguji validitas alat ukur
digunakan kriteria dalam (internal criterion). Digunakannnya
internal criterion dengan alasan variabel dalam penelitian adalah
variabel perilaku. Azwar (2001) berpendapat bahwa untuk melihat
tinggi rendahnya validitas berdasar kriteria dilakukan komputasi
korelasi antara skor tes dengan skor criteria. Koefeisien ini
merupakan koefisien validitas bagi tes yang bersangkutan, yaitu
rxy, di mana X melambangkan skor tes dan Y melambangkan skor
kriteria. Dalam penelitian ini X melambangkan skor per aitem dan
Y melambangkan skor total. Teknik korelasi yang digunakan
adalah teknik korelasi product moment
2) Reliabilitas
Azwar (2003) menyatakan bahwa reliabilitas adalah suatu
alat ukur yang memberikan konsistensi hasil ukur yang
menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil yang
konsisten menurut keadaan subyek ukurnya bila dilakukan
pengukuran ulang. Hadi dan Pamardiningsih (2000) menyatakan
bahwa reliabilitas merupakan kemantapan atau stabilitas apabila
dilakukan pengamatan berulang-ulang hasilnya tetap mantap atau
stabil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hadi (2007: 26) berpendapat bahwa alat ukur tersebut
dikatakan reliabel apabila alat ukur itu digunakan untuk mengukur
masalah yang sama walaupun waktunya berbeda dengan hasil
relatif sama.
Rumus Alpha Cronsbach digunakan untuk mencari
reliabilitas ini berhubungan dengan pengolahan dalam analisis data
yaitu menggunakan program SPSS.
b. Analisa Data Uji Hipotesis
Hadi (2007: 47) berpendapat bahwa metode analisis data adalah
suatu metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis hasil
penelitian untuk dijadikan dasar penarikan kesimpulan. Dalam
penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode
statistik. Pertimbangan digunakannya metode statistik adalah sebagai
berikut:
1) Metode statistik bekerja dengan angka-angka, artinya bahwa angka
tersebut menunjukkan jumlah atau frekuensi dan menunjukkan
nilai atau harga.
2) Statistik bersifat obyektif, sehingga statistik menutup masuknya
unsur-unsur subyektif. Dalam arti statistik sebagai alat penilaian
tidak dapat berbicara lain kecuali apa adanya.
3) Statistik bersifat universal, dalam arti dapat digunakan hampir
dalam semua bidang penelitian (Hadi, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4) Dalam menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen digunakan regresi berganda dalam persamaan
KK = a+b1 (SP) + b2 (MK )+ ut
KK = Kepuasan Kerja
a = Intercept Point
b1,b2 = Koefisien Regresi
SP = Sikap Profesional
MK = Minat Kerja
Tujuan pengujian regresi adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh ketiga variabel terhadap minat memasang iklan. Model
regresi yang digunakan adalah regresi berganda yaitu tehnik analisis
regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel–variabel
independen dengan variabel dependen. Dalam penggunaan persamaan
regresi, pendapat beberapa asumsi–asumsi dasar yang harus dipenuhi.
Asumsi–asumsi tersebut adalah normalitas, multikolinearitas,
autokorelasi , dan heteroskedastisitas.
Setelah diketahui persamaan regresi berganda beserta asumsi–
asumsi yang mendasarinya, maka langkah analisis selanjutnya adalah
pengujian model regresi atas asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
Guna mengetahui regresi secara parsial dan simultan digunakan
uji t dan uji F dengan penejalsannya yaitu:
1) Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji T )
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variabel bebas, secara parsial atau individu mempunyai pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
2) Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ( Uji F )
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
terikat.
3) Pengujian ketepatan Perkiraan (Goodness Of Fit Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi. Hasil dari
pengujian ini adalah koefisien determinasi majemuk (R2).
Koefisien determinasi menunjukkan suatu besaran variasi dari
variabel independen dapat dijelaskan variabel dependen. Nilai R2
biasanya antara nol dan satu (0 ≤ R2
≤ 1), jika mendekati 1 maka
kecocokan model dikatakan lebih baik. R-square sama dengan 1
berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen, tetapi R-square sama dengan nol variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Distribusi normal merupakan distribusi dari variabel random
yang kontinyu dan merupakan distribusi yang simetris. Sebuah
variabel mungkin mempunyai karakteristik yang tidak diinginkan
seperti data yang tidak normal yang menggurangi ketepatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
pengujian hipotesis atau bias signifikan. Untuk menguji
normalitasnya, maka dilakukan dengan menggunakan metode
normal prabability plot, yaitu apabila grafik menunjukkan
penyebaran data yang berada di sekitar arah garis diagonal, maka
model tersebut memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Mutlikolineritas
Multikolineritas berarti ada hubungannya linier yang
sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel
independen dari model yang ada. Adanya Multikolineritas
menyebabkan standart error cenderung semakin besar dengan
meningkatnya tingkat korelasi antar variabel dan srandart error
menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data.
Variabel yang menyebabkan Multikolineritas dapat dilihat
dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai Variance
Inflance Faktor ( VIF ) yang lebih besar dari 10.
3) Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dari model linear klasik adalah tidak
adanya autokorelasi atau kondisi yang berurutan diantara gangguan
atau distribusi yang masuk dalam fungsi regresi populasi.
4) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah penyimpangan penyebaran titik –
titik data populasi pada bidang regresi yang dianggap konstan,atau
gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Heteroskedastisitas atau semua gangguan tidak mempunyai varian
yang sama. Metode yang dapat di gunakan untuk menguji adanya
gejala ini adalah metode grafik, yaitu dengan kriterianya bahwa
apakah nilai rata – rata yang ditaksir dari Y secara sistematis
berhubungan dengan kuadrat residual. Kalau terjadi hubungan
maka grafik yang ada akan menunjukkan suatu pola tertentu atau
tersebar tidak menentu, artinya tidak menjadi Heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB II
DESKRIPSI SINGKAT RADIO SWASTA DI SURAKARTA
A. Perkembangan Radio Swasta Surakarta
Siaran-siaran radio yang berkumandang di Indonesia membuka
pemikiran baru bagi bangsa Indonesia dan siaran-siaran ini dijadikan alat
perjuangan melalui seni budaya yang terdapat di Indonesia, sebab secara tidak
langsung segala pemeliharaan seni budaya di Indonesia merupakan
penanaman kesadaran berbangsa, termasuk di Surakarta
Perkembangan dan fungsi radio yang semakin digemari oleh
masyarakat membuat sebagian orang berminat untuk mendirikan radio swasta.
Stasiun radio swasta berbeda dengan RRI, tujuan utama radio swasta adalah
memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat. Tingginya minat
masyarakat terhadap siaran di radio, di Surakarta dan sekitar banyak berdiri
stasiun-stasiun radio swasta atau radio amatir.
PRSSNI sebagai wadah organisasi radio swasta di Indonesia
menuliskan bahwa keberadaan radio siaran di Indonesia, mempunyai
hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa, baik semasa penjajahan,
masa perjuangan proklamasi kemerdekaan, maupun didalam dinamika
perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang demokratis,
adil dan berkemakmuran. Di zaman Penjajahan Belanda, radio siaran swasta
yang dikelola warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang,
sedangkan radio siaran swasta yang dikelola pribumi menyiarkan program
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
untuk memajukan kesenian, kebudayaan, di samping kepentingan pergerakan
semangat kebangsaan.
Ketika pendudukan Jepang tahun 1942, semua stasiun radio siaran
dikuasai oleh pemerintah, programnya diarahkan pada propaganda perang
Asia Timur Raya. Tapi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus
1945 para angkasawan pejuang menguasai Radio Siaran sehingga dapat
mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke
seluruh dunia. Selanjutnya sejak proklamasi kemerdekaan RI sampai akhir
masa pemerintahan Orde Lama tahun 1965, Radio Siaran hanya
diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Radio Republik Indonesia
atau RRI.
Secara defacto Radio siaran swasta nasional Indonesia tumbuh sebagai
perkembangan profesionalisme “radio amatir” yang dimotori kaum muda
diawal Orde baru tahun 1966; secara yuridis keberadaan radio siaran swasta
diakui, dengan prasyarat, penyelenggaranya ber-Badan Hukum dan dapat
menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah RI nomor 55 tahun
1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah, yang mengatur fungsi, hak,
kewajiban dan tanggungjawab radio siaran, syarat-syarat penyelenggaraan,
perizinan serta pengawasannya.
Nama-nama Stasiun Radio swasta di Surakarta dan sekitarnya, yang
saat sekarang masih mengudara, sebagai berikut:
1. SOLOPOS FM
2. SOLO RADIO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3. Mentari FM
4. MH FM
5. Immanuel FM
6. Prambors FM
7. Metta FM
8. Ria Sonora FM
9. Karavan FM
10. Jimbaran FM
11. H FM Karanganyar
12. Hiz FM
13. CJ DW FM Boyolali
14. El Shadday FM
15. Buana Asri FM Sragen
16. Merapi FM Boyolali
17. Radio Republik Indonesia Surakarta
18. Suara Slank
19. Radio PTPN Rasitania
20. Radio Jaya Pemuda Indonesia (Radio JPI FM)
B. Siaran Radio Swasta sebagai The Fifth Estate
Radio memilki kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini
disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol social seperti
surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberi informasi,
menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi.Faktor-faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mempengaruhi kekuatan radio siaran tersebut adalah daya langsung, daya
tembus, daya tarik.
a. Daya Langsung
Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan
penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. Suatu pesan
yang yang disampaikan melalui surat kabar akan membutuhkan proses
penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu
relatif lama. Pemberitaan dengan riset penyebaran yang dengan surat kabar
harus disusun secara panjang, diset, dikoreksi, dicetak, diangkut kepada
para agen, dan disebarkan pada para pelanggan. Sedangkan dalam radio
siaran., berita yang sudah dikoreksi dan sudah dicek kebenarannya dapat
langsung dibacakan. Berarti dalam hal ini radio memiliki kecepatan
penyampaian informasi tanpa harus melewati proses yang sangat panjang
daripada surat kabar, oleh karena itu berita radio siaran itu sebaiknya lebih
up to date.
b. Daya Tembus
Kekuatan lain dari radio siaran , ialah daya tembus. Melalui benda
kecil yang namanya radio siaran kita dapat mendengarkan siaran berita
dari BBC dli London, atau ABC di Australia. Peran radio di zaman
pembangunan sangatlah besar. Program-program pemerintah seperti
keluarga berencana dll.telah disebarluaskan melalui radio siaran ke seluruh
pelosok tanah air. Sehingga bila dibandingkan dengan media televisi yang
membutuhkan biaya yang besar dan peralatan yang lebih kompleks, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
alasan inilah radio siaran memiliki peran penting bagi rakyat Indonesia
yang tersebar di berbagai ribuan pulau.
c. Daya Tarik
Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuasaan
adalah daya tarik. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup
berkat tiga unsur yang ada padanya., yakni musik, kata-kata dan efek
suara. Salah satu contoh remaja lebih menyukai acara musik, karena radio
itu memang identik dengan musik, rata-rata setiap orang jika menyetel
radio pasti mendengarkan acara musik. Contoh efek suara kita temukan
pada acara dongeng, tanpa efek suara mungkin cerita tersebut kurang
menarik, misalnya dalam keadaan tegang, sedih, terharu, gembira dan lain-
lain yang menggambarkan suasana dalam cerita tersebut. Kata-kata pun
mempengaruhi, daya tarik khlayak, misalkan penyiar yang sanggup
menghidupkan suasana dengan kata-kata mampu menyedot perhatian
khalayak, dengan didukung oleh intonasi, pembawaan, dan karakter suara
penyiar radio tersebut.
C. Karakteristik Siaran Radio Swasta
1. Audiori
Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk
didengar. Karena kemampuan mendengar, manusia itu terbatas, maka
pesan komunikasi melalui radio siaran diterima dengan selintas. Pendengar
tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang tidak jelas
diterimanya., karena ia tidak bisa meminta kepada komunikator atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penyiar untuk mengulang informasi yang hilang tersebut, kecuali ia
merekamnya.
2. Radio is The Now
Ditinjau dari segi aktualitas berita, mestinya radio siaran
dibandingkan dengan media massa lainnya adalah yang paling aktual.
Selain hitungan waktunya dalam detik, proses, penyampaian pesannya
lebih simpel. Radio siaran juga seringkali melakukan liputan langsung dari
tempat kejadian. Dalam radio siaran, dikenal dengan rewriting to update
(Radio Swasta, Http//www.google.com).
3. Imajinatif
Radio siaran dapat mengajak komuikannya untuk berimajinasi.
Karena radio siaran bersifat imaginatif.
4. Akrab
Sifat radio lainnya adalah akrab atau intim. Seorang penyiar radio
seolah-olah berada di kamar pendengar, menemani pendengar yang sedang
belajar atau mengerjakan pekerjaan kantor, sehingga dengan keakraban
seperti ini radio menyajikan acara - acara bervariasi, mulai dari acara yang
bersifat informative sampai dengan acara hiburan.
5. Gaya percakapan
“Keep, simple, keep it convertional” (Radio Swasta,
Http//www.google.com) adalah rumus-rumus penulisan berita radio.
Penyiar radio seolah-olah bertamu ke rumah atau menemui pendengarnya
dimanapun mereka berada. Penyampaian pesannya pun harus bergaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(conversational style).Karena itu , menulis naskah radio siaran haruslah
sebagaimana kita berbicara kepada khalayak sasaran (write the way you
talk).
6. Menjaga mobilitas
Pada umumnya kita mendengarkan radio sambil melakukan aktivitas
lain. Seperti: mengendarai mobil, menyetrika baju, makan, menulis,
bahkan, berbicara dengan orang lain . Mobilitas pendengar terjaga, karena
pendengar tidak meninggalkan pekerjaan ketika mendengarkan radio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB III
PEMAPARAN DATA
Pada bab bagian ini, akan disajikan bahasan-bahasan mengenai statististik
deskriptif, identitas responden, dan pembahasan hasil penelitian, dengan
penjelasannya sebagai berikut:
A. Statistik Deskriptif
Obyek atau sampel dalam penelitian adalah penyiar radio di Surakarta ada
20 stasiun radio dengan jumlah penyiar 30 orang. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive, dalam teknik
pengambilan sampel ini pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada ciri-ciri
atau sifat-sifat tertentu yang dipandang memiliki keterkaitan yang erat dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi
Pelaksanaan penelitian untuk mengumpulkan data dilakukan pada tanggal
5 sampai dengan tanggal 10 Juli 2010. Cara mengumpulkan data peneliti
mendatangi subjek di tempat stasiun radio dan menyebarkan kuesioner penelitian.
Kuesioner ditinggalkan peneliti dan setelah satu minggu peneliti kembali
mendatangi lokasi penelitian untuk mengambil data yang sudah diisi oleh
responden.
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan identitas responden dapat diperoleh latar belakang responden
mengenai umur, banyak pekerja laki-laki dan perempuan, pendidikan terakhir, dan
pendapatan per bulan masing-masing responden.
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1. Umur
Para penyiar yang diambil sebagai subjek penelitian adalah para Penyiar
yang telah bekerja selama satu tahun dan dengan usia antara 20 tahun sampai
dengan 40 tahun, dengan penjelasannya sebagai berikut:
Tabel 3.1
Umur Penyiar Radio di Surakarta
No Keterangan Jumlah Presen (%)
1 Umur 20 th – 25 th 7 23,3%
2 Umur 25 th – 30 th 8 26,7%
3 Umur 30 th – 35 th 9 30%
4 Umur 35 th – 40 th 6 20%
Jumlah 30 100%
Sumber Data Primer
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa umur Penyiar radio
di Surakarta yang paling banyak berumur antara 30 tahun-35 tahun sebesar
30% dan paling sedikit antara umur 35 tahun – 40 tahun sebesar 20%.
2. Pekerja laki-laki perempuan
Berdasarkan hasil data dapat diketahui bahwa Penyiar laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan Penyiar perempuan. Hal itu ditunjukkan
untuk Penyiar laki-laki sebanyak 18 orang atau 60 % dan Penyiar
perempuan 12 orang atau 40%.
Tabel 3.2
Jenis Kelamin Penyiar Radio di Surakarta
No Jenis Kelamin Jumlah Persen
(%)
1 Laki-laki 18 60%
2 Perempuan 12 40%
Jumlah 30 100%
Sumber Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Pendidikan terakhir
Tabel 3.3
Pendidikan Penyiar Radio di Surakarta
No Keterangan
Pendidikan
Jumlah Persen (%)
1 SMA 7 23,3%
2 D3 9 30%
3 S1 14 46,7%
Jumlah 30 100%
Sumber Data Primer
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Penyiar radio
di Surakarta yang paling banyak adalah Penyiar yang berpendidikan D3/S1
S1 sebesar 46,7% dan Penyiar pendidikan terendah yaitu SMA (Sekolah
Menengah Atas) sebesar 23,3%, pendidikan D3 sebesar 30%.
C. Frekuensi Jawaban Responden
Kategori variabel bertujuan untuk mengetahui frekuensi jawaban dari
responden terhadap pernyataan pada kuesioner, penjelasan dari tiga
variabel, sebagai berikut:
1. Variabel Sikap Profesional
Tabel 3.4
Pernyataan Reponden Sikap Profesional untuk Kemampuan
Bekerja Secara Efektif dan Tepat Waktu
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
4
14
9
3
0
13,3 %
46,7%
30%
10%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional kemampuan bekerja secara efektif dan tepat waktu untuk
jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak 13,3%, TS (Tidak
Setuju) sebanyak 46,7%, N (Netral) sebanyak 30%, S (Setuju)
sebanyak 10%, dan SS (Sangat Setuju) 0%.
Tabel 3.5
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional sesuai
dengan pengetahuan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
15
6
9
0
0%
50%
20%
30%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.2
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional sesuai dengan pengetahuan untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 50%, N
(Netral) sebanyak 20%, S (Setuju) sebanyak 30%, dan SS (Sangat
Setuju) 0%.
Tabel 3.6
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional
Menggunakan Sarana Modern
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
11
14
3
2
0%
36,7%
46,7%
10%
6,6%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional menggunakan sarana yang modern untuk jawaban (STS)
Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 36,7%,
N (Netral) sebanyak 46,7%, S (Setuju) sebanyak 10%, dan SS (Sangat
Setuju) 6,6%.
Tabel 3.7
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional dalam
Meningkatkan Kualitas Profesi
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
6
15
7
2
0%
20%
50%
23,4%
6,6%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.4
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional dalam meningkatkan kualitas profesi untuk jawaban (STS)
Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 20%,
N (Netral) sebanyak 50%, S (Setuju) sebanyak 23,4%, dan SS (Sangat
Setuju) 6,6%.
Tabel 3.8
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional dalam
Membina Hubungan dengan Teman Sekerja
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
5
15
7
2
3,4%
16,6%
50%
23,4%
6,6%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional dalam membina hubungan dengan teman sekerja untuk
jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak 3,4%, TS (Tidak Setuju)
sebanyak 16,6%, N (Netral) sebanyak 50%, S (Setuju) sebanyak
23,4%, dan SS (Sangat Setuju) 6,6%.
Tabel 3.9
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional dalam
Hubungan Sesama Penyiar Radio
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
11
9
5
4
3,5%
36,7%
30%
16,8%
10%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.6
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional dalam hubungan sesama penyiar radio untuk jawaban
(STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak 3,5%, TS (Tidak Setuju)
sebanyak 36,7%, N (Netral) sebanyak 30%, S (Setuju) sebanyak
16,8%, dan SS (Sangat Setuju) 10%.
Tabel 3.10
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional Kerja
Tepat Waktu
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
9
10
8
2
3,3%
30%
33,3%
26,7%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi profesional
kerja tepat waktu untuk jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak
3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 30%, N (Netral) sebanyak 33,3%, S
(Setuju) sebanyak 26,7%, dan SS (Sangat Setuju) 6,7%.
Tabel 3.11
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional Mentaati
Peraturan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
11
11
8
0
0%
36,7 %
36,7%
26,6%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.8
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional mentaati setiap peraturan untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 36,7 %, N
(Netral) sebanyak 36,7%, S (Setuju) sebanyak 26,6%, dan SS (Sangat
Setuju) 0%.
Tabel 3.12
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional Minta
Ijin Tidak masuk Kerja
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
11
15
3
1
0%
36,7%
50%
10%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional minta ijin tidak masuk kerja untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 36,7%, N
(Netral) sebanyak 50%, S (Setuju) sebanyak 10%, dan SS (Sangat
Setuju) 3,3%.
Tabel 3.13
Pernyataan Reponden Terhadap Sikap Profesional penyiar
Kejujuran
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
3
12
9
6
0
10%
40%
30%
20%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 1.10
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sikap
profesional dalam kejujuran untuk jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju
sebanyak 10%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 40%, N (Netral) sebanyak
30%, S (Setuju) sebanyak 20%, dan SS (Sangat Setuju) 0%.
Dari hasil skor responden untuk variabel sikap profesional
diperoleh nilai tertinggi 38 dan nilai terendah 20 sehingga tingkat sikap
profesional yang dijadikan 3 kategori adalah
Interval = Nt-Nr = 38 – 20 = 6
3 3
Sehingga diperoleh kategori
Tinggi (32-38) sebanyak 11
Sedang (26-31) sebanyak 10
Rendah (20-25) sebanyak 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tingkat sikap profesional responden disajikan pada tabel 3.14 di
bawah ini.
Tabel 3.14
Tingkat Sikap Profesional
Tingkat Sikap Profesional Jumlah Prosentase
Tinggi
Sedang
Rendah
11
10
9
36,7%
33,3%
30%
Jumlah 30 100%
Sumber: Hasil Skor Kuesioner Nomor 1-10.
2. Variabel Minat Kerja
Hasil frekuensi responden terhadap pernyataan minat kerja dapat
dirangkum sebagai berikut:
Tabel 3.15
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Cita-cita
Menjadi Penyiar Radio
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
10
11
7
1
3,3%
33,3%
36,8%
23,3%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.1
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
sesuai cita-cita menjadi penyiar radio untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 33,3%, N
(Netral) sebanyak 36,8%, S (Setuju) sebanyak 23,3%, dan SS (Sangat
Setuju) 3,3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 3.16
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Karena
Tertarik Sebagai Penyiar Radio
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
9
12
6
2
3,3%
30%
40%
20%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.2
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
karena tertarik sebagai penyiar radio untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 30%, N
(Netral) sebanyak 40%, S (Setuju) sebanyak 20%, dan SS (Sangat
Setuju) 6,7%.
Tabel 3.17
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Menjadi
Penyiar Radio Karena Ibu Juga Penyiar
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
7
17
5
1
0%
23,3%
56,7%
16,7%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.3
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
menjadi penyiar radio karena ibu juga penyiar untuk jawaban (STS)
Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 23,3%,
N (Netral) sebanyak 56,7%, S (Setuju) sebanyak 16,7%, dan SS
(Sangat Setuju) 3,3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 3.18
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Menjadi
Peniar Karena Ajakan Teman
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
11
12
4
2
3,3%
36,7%
40%
13,3%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.4
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
menjadi peniar karena jakan teman untuk jawaban (STS) Sangat Tidak
Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 36,7%, N (Netral)
sebanyak 40%, S (Setuju) sebanyak 13,3%, dan SS (Sangat Setuju)
6,7%.
Tabel 3.19
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Menjadi
Penyiar Karena Banyak Kenalan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
2
10
7
10
1
6,8%
33,3%
23,3%
33,3%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.5
Frekuensi minat kerja menjadi penyiar karena banyak kenalan
untuk jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak 6,8%, TS (Tidak
Setuju) sebanyak 33,3%, N (Netral) sebanyak 23,3%, S (Setuju)
sebanyak 33,3%, dan SS (Sangat Setuju) 3,3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 3.20
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Menjadi
Penyiar Pekerjaan yang menyenangkan, Menghibur, dan
Memperoleh uang
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
8
12
8
1
3,3%
26,7%
40%
26,7%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.6
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
menjadi penyiar pekerjaan yang menyenangkan, menghibur, dan
memperoleh uang untuk jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak
3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 26,7%, N (Netral) sebanyak 40%, S
(Setuju) sebanyak 26,7%, dan SS (Sangat Setuju) 3,3%.
Tabel 3.21
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Sesuai
Pendidikan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
10
11
4
4
3,3%
33,3%
36,8%
13,3%
13,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.7
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
sesuai pendidikan untuk jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak
3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 33,3%, N (Netral) sebanyak 36,8%,
S (Setuju) sebanyak 13,3%, dan SS (Sangat Setuju) 13,3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 3.22
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Menjadi
Penyiar Karena Ingin Dikenal
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
10
11
6
2
3,3%
33,3%
36,7%
20%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.8
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
menjadi penyiar karena ingin dikenal untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 33,3%, N
(Netral) sebanyak 36,7%, S (Setuju) sebanyak 20%, dan SS (Sangat
Setuju) 6,7%.
Tabel 3.23
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Menjadi
Penyiar Radio Karena Terobsesi Penyiar Televisi
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
10
13
4
3
0%
33,3%
43,3%
13,3%
10%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.9
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
menjadi penyiar radio karena terobsesi penyiar televisi untuk jawaban
(STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak
33,3%, N (Netral) sebanyak 43,3%, S (Setuju) sebanyak 13,3%, dan
SS (Sangat Setuju) 13,3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 3.24
Pernyataan Responden Terhadap Minat Kerja Tantangan
Menjadi Penyiar Radio
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
11
13
5
0
3,3%
36,7%
43,3%
16,7%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 2.10
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi minat kerja
tantangan menjadi penyiar radio sesuai dengan pengetahuan untuk
jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju)
sebanyak 36,7%, N (Netral) sebanyak 43,3%, S (Setuju) sebanyak
16,7%, dan SS (Sangat Setuju) 0%.
Dari hasil skor responden untuk variabel minat kerja diperoleh
nilai tertinggi 39 dan nilai terendah 16 sehingga tingkat minat kerja
yang dijadikan 3 kategori adalah
Interval = Nt-Nr = 39 – 16 = 7,67
3 3
Sehingga diperoleh kategori
Tinggi (32 - 39) sebanyak 10
Sedang (24 - 31) sebanyak 10
Rendah (16 - 23) sebanyak 10
Tabel 3.25
Tingkat Sikap Minat Kerja
Tingkat Minat Kerja Jumlah Prosentase
Tinggi
Sedang
Rendah
10
10
10
33,3%
33,3%
33,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Hasil Skor Kuesioner Nomor 1-10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Variabel Kepuasan Kerja
Tabel 3.26
Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Karena
Gaji Sudah Sesuai Keinginan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
10
14
6
0
0%
33,3%
46,7%
20%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.1
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja karena gaji sudah sesuai keinginan untuk jawaban (STS) Sangat
Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 33,3%, N
(Netral) sebanyak 46,7%, S (Setuju) sebanyak 20%, dan SS (Sangat
Setuju) 0%.
Tabel 3.27
Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Karena
Pimpinan Memperhatikan Bawahan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
8
11
11
0
0%
26,6%
36,7%%
36,7%
0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.2
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja karena pimpinan memperhatikan bawahan untuk jawaban (STS)
Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 26,6%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
N (Netral) sebanyak 36,7%, S (Setuju) sebanyak 36,7%, dan SS
(Sangat Setuju) 0%.
Tabel 3.28
Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Karena
Ada Uang Lembur
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
2
5
14
7
2
6,7%
16,7%
46,6%
23,3%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.3
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja karena ada uang lembur untuk jawaban (STS) Sangat Tidak
Setuju sebanyak 6,7%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 16,7%, N (Netral)
sebanyak 46,6%, S (Setuju) sebanyak 23,3%, dan SS (Sangat Setuju)
6,7%.
Tabel 3.29
Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Karena
Ruang Kerja Nyaman
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
6
18
3
2
3,3%
20%
60%
10%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.4
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja kerja karena ruang kerja nyaman untuk jawaban (STS) Sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 20%, N
(Netral) sebanyak 60%, S (Setuju) sebanyak 10%, dan SS (Sangat
Setuju) 6,7%.
Tabel 3.30
Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Karena
Pimpinan Memberi Dukungan Karyawan Meningkatkan
Pengetahuan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
3
14
11
2
0%
10%
46,6%
36,7%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.5
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja kerja karena pimpinan memberi dukungan karyawan
meningkatkan pengetahuan untuk jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju
sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 10%, N (Netral) sebanyak
46,6%, S (Setuju) sebanyak 36,7%, dan SS (Sangat Setuju) 6,7%.
Tabel 3.31
Pernyataan Reponden Terhadap Kepuasaan Kerja Karena
Bebas Mengeluarkan Ide
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
5
16
7
1
3,3%
16,6%
53,4%
23,4%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.6
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja karena bebas mengeluarkan ide untuk jawaban (STS) Sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 16,6%, N
(Netral) sebanyak 53,4%, S (Setuju) sebanyak 23,4%, dan SS (Sangat
Setuju) 3,3%.
Tabel 3.32
Pernyataan Reponden Terhadap Kepuasaan Kerja Karena
Pimpinan Merespon Ide Karyawan
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
5
16
5
3
3,3%
16,7%
53,4%
16,6%
10%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.7
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja karena pimpinan merespon ide karyawan untuk jawaban (STS)
Sangat Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak
16,7%, N (Netral) sebanyak 53,4%, S (Setuju) sebanyak 16,6%, dan
SS (Sangat Setuju) 10%.
Tabel 3.33
Pernyataan Reponden Terhadap Kepuasaan Kerja Bersikap
Ramah Pada Orang Lain
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
10
15
3
1
3,3%
33,3%
50%
10%
3,4%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.8
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja bersikap ramah pada orang lain untuk jawaban (STS) Sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tidak Setuju sebanyak 3,3%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 33,3%, N
(Netral) sebanyak 50%, S (Setuju) sebanyak 10%, dan SS (Sangat
Setuju) 3,4%.
Tabel 3.34
Pernyataan Reponden Terhadap Kepuasaan Kerja
Mendapat Dukungan Keluarga
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
1
8
13
7
1
3,4%
26,7%
43,3%
23,3%
3,3%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.9
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja mendapat dukungan keluarga untuk jawaban (STS) Sangat Tidak
Setuju sebanyak 3,4%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 26,7%, N (Netral)
sebanyak 43,3%, S (Setuju) sebanyak 23,3%, dan SS (Sangat Setuju)
3,3%.
Tabel 3.35
Pernyataan Reponden Terhadap Kepuasaan Kerja Senang
Bekerja sebagai Penyiar Radio
Jawaban Pernyataan Frekuensi Prosentase
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
N (Netral)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
0
3
16
9
2
0%
10%
53,3%
30%
6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Kuesioner 3.10
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi kepuasan
kerja senang bekerja sebagai penyiar radio untuk jawaban (STS)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%, TS (Tidak Setuju) sebanyak 10%,
N (Netral) sebanyak 53,3%, S (Setuju) sebanyak 30%, dan SS (Sangat
Setuju) 6,7%.
Dari hasil skor responden untuk variabel kepuasan kerja
diperoleh nilai tertinggi 41 dan nilai terendah 20 sehingga tingkat
kepuasan kerja yang dijadikan 3 kategori adalah
Interval= Nt-Nr = 41– 20 = 7
3 3
Sehingga diperoleh kategori
Tinggi (34 - 41) sebanyak 5
Sedang (27 - 33) sebanyak 17
Rendah (20 - 26) sebanyak 8
Tingkat sikap kepuasan kerja responden disajikan pada tabel
3.36 di bawah ini.
Tabel 3.36
Tingkat Sikap Kepuasan Kerja
Tingkat Kepuasan kerja Jumlah Prosentase
Tinggi
Sedang
Rendah
5
17
8
16,7%
56,7%
26,6%
Jumlah 30 100%
Sumber: Hasil Skor Kuesioner Nomor 1-10.
D. Analisis data dan Pembahasan
1. Uji Regresi Berganda, Uji t, dan Uji F
Guna mengetahui uji regresi berganda, uji t, dan uji F dapat
diketahui melalui hasil olahan data dengan program SPSS versi 10.0. Hasil
ringkasan olah data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 3.37
Ringkasan Hasil-hasil Olah Data
Variabel KoefisienB Nilai thitung Sig.
Konstanta 26,9812 - -
Harga 0,853 7,462 0,002
Layanan 0,340 3,125 0,003
R² 0,922 - -
Adjusted R² 0,850 - -
F Statistik 22,067 - 0,000
Sumber Data Primer, Diolah. 2009
Berdasarkan ringkasan hasil olah data pada tabel di 3.4 dapat
dijelaskan analisisnya, sebagai berikut:
a. Uji Regresi Ganda
Uji regresi ganda ini digunakan sebab variabel independen atau
prediktornya lebih dari satu, yaitu sikap profesional dan minat kerja.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen (sikap profesional dan minat kerja) setiap
variabelnya berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen
(kepuasan kerja penyiar) atau tujuan pengujian regresi adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kedua variabel terhadap kepuasan
kerja Penyiar. Bentuk hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen digunakan regresi berganda dalam persamaan sebagai
berikut:
Setelah dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 10.0
diperoleh persamaan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Y = a + β1X1 + β 2X2 + e
Di mana:
Y
a
β
X1
X2
e
=
=
=
=
=
=
Kepuasan kerja
Bilangan konstanta sebagai titik potong
Koefisien regresi, mengukur besarnya pengaruh X
terhadap Y kalau X naik 1 unit
Sikap profesional
Minat Kerja
Kesalahan pengganggu yaitu kesalahan yang
disebabkan adanya pengaruh dari faktor lain, selain X,
akan tetapi tidak dimasukkan dalam persamaan (Nasir,
1992: 347).
Setelah dihitung dengan menggunakan program SPSS versi
10.0 diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β 2X2
26,9812 0,853 0,340
Persamaan di atas berarti:
a
β1
β1
=
=
=
26,9812 Artinya jika nilai sikap profesional dan minat kerja
sama dengan 26,9812; maka kepuasan kerja bersifat
positif.
0,853 Artinya bahwa jika nilai koefisien regresi sikap
profesional berpengaruh pada kepuasan kerja. Di
mana sikap profesional semakin meningkat, maka
semakin tinggi kepuasan kerja.
0,340 Artinya bahwa nilai koefisien regresi minat kerja
berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Di mana minat
kerja semakin meningkat maka kepuasan kerja akan
semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Uji t
Uji t ini untuk mengetahui pengaruh kedua variabel, yaitu
variabel independen (sikap profesional dan minat kerja) secara
individu terhadap variabel dependen (kepuasan kerja Penyiar) secara
parsial.
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas dapat diketahui pengaruh
kedua variabel, yaitu variabel independen (sikap profesional dan minat
kerja) secara individu terhadap variabel dependen (kepuasan kerja
Penyiar) secara parsial adalah sebagai berikut:
1) Variabel Sikap Profesional (X1) terhadap Kepuasan Kerja Penyiar
(Y)
Adapun langkah-langkah pengujiannya:
1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel
komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan kerja Penyiar.
H1 : 0, artinya ada pengaruh antara variabel
komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan kerja Penyiar..
2. Level of significance () = 0,05
3. Nilai t tabel = t /2; (n – 1)
= t 0,025; (30 –1) = 29
= 2,04
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Ho diterima apabila –t tabel t hitung t tabel
Ho ditolak apabila t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel
4. Kesimpulan
Dengan bantuan program SPSS 10.0 pada level of significan
0.05hitung untuk variabel sikap profesional sebesar 7,462 dan
diketahui ttabel sebesar 2,04 (thitung < ttabel) sehingga Ho
diterima dan terlihat nilai signifikansi t sebesar 0,000 (sign t >
0,05). Dengan demikian variabel sikap profesional (X1) terbukti
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja
Penyiar (Y).
2) Variabel minat kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja Penyiar (Y)
Adapun langkah-langkah pengujiannya:
1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho: = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel komunikasi
antar-organisasi terhadap kepuasan kerja Penyiar.
H1 : 0, artinya ada pengaruh antara variabel komunikasi
antar-organisasi terhadap kepuasan kerja Penyiar.
2. Level of significance () = 0,05
3. Nilai t tabel = t /2; (n – 1)
= t 0,025; (30 –1) = 29
= 2,04
Daerah terima
2,04
Daerah
ditolak
Daerah
ditolak
-2,04
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Ho diterima apabila –t tabel t hitung t tabel
Ho ditolak apabila t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel
4. Kesimpulan
Dengan bantuan program SPSS 10.0 pada level of significant
0,05hitung untuk variabel komunikasi antar-organisasi sebesar 3,125
dan diketahui ttabel sebesar 2,04 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak
dan terlihat nilai signifikansi t sebesar 0.000 (sign t < 0,05).
Dengan demikian variabel minat kerja (X2) terbukti berpengaruh
signifikan terhadap variabel kepuasan kerja Penyiar (Y).
c. Uji F
Analisis uji F ini untuk mengetahui apakah variabel komunikasi
interpersonal, komunikasi antar-organisasi, dan komunikasi inter-
organisasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti
signifikan terhadap kepuasan kerja Penyiar.
Langkah-langkah pengujiannya:
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : ¹ = ² = ³ = 0, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X1, X2, dan
X3 terhadap variabel Y.
Daerah terima
2,04
Daerah
ditolak
Daerah
ditolak
-2,04
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
H1 : ¹ ² ³ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan
antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap
variabel Y.
b. Level of significance () = 0,05
= F0,05;k; (n – k – 1)
= F0,05 ; 4 ; 26
= 2,50
c. Kriteria pengujian
Ho diterima apabila – t tabel t hitung t tabel
Ho ditolak apabila t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel
d. Pada level of significance () = 0,05 diperoleh Fhitung
= 22,067 (lihat lampiran : Uji F). F tabel sebesar 0,05; 30 –
3 – 1 = 2,50 (Fhitung > Ftabel) sehingga Ho ditolak dan
terlihat signifikan dengan probabilitas 0,000. Dengan
demikian terbukti ada pengaruh yang signifikan antara
sikap profesional (X1) dan minat kerja (X2) secara
bersama-sama terhadap variabel kepuasan kerja Penyiar
(Y).
d. Uji Koefisien Determinasi (R²)
R² digunakan untuk menunjukkan seberapa besar variasi variabel
dependen dijelaskan oleh variabel independen. Dari analisis koefisien
2,50
Daerah
ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
determinasi R² sebesar 0,850 (lihat lampiran Uji R²), yang berarti
variasi perubahan variabel kepuasan kerja Penyiar dapat dijelaskan
variabel sikap profesional dan minat kerja sebesar 85%. Sedangkan
sisanya 15% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak
terobservasi, misalnya keadaan lingkungan perusahaan, gaji, dan
suasana kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa umur Penyiar radio di
Surakarta yang paling banyak berumur antara 30 tahun-35 tahun sebesar 30%
dan paling sedikit antara umur 35 tahun – 40 tahun sebesar 20%.
Umur dipandang sebagai suatu keadaan yang menjadi dasar kematangan
dan perkembangan seseorang. Kematangan individu dapat dilihat langsung
secara objektif dengan periode umur sehingga berbagai proses pengalaman,
pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkait sejalan dengan bertambahnya
umur individu. Setionegoro (Suprayoga, 2008) mengatakan bahwa umur <20
tahun adalah umur belum dewasa, 21–29 tahun dewasa muda, sedangkan
umur 30–40 tahun adalah dewasa penuh. Pada umumnya umur akan
mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan hidup.
Penyiar laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan Penyiar perempuan.
Hal itu ditunjukkan untuk Penyiar laki-laki sebanyak 18 orang atau 60 % dan
Penyiar perempuan 12 orang atau 40%.
Pengertian jender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan.
Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan perkasa. Ciri dari sifat itu
sendiri merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, ada anak laki-laki yang
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
emosional, lemah lembut, keibuan, ada juga perempuan yang kuat, rasional,
perkasa (Fakih, 1996: 8).
Tingkat pendidikan Penyiar radio di Surakarta yang paling banyak
adalah Penyiar yang berpendidikan D3/S1 S1 sebesar 46,7% dan Penyiar
pendidikan terendah yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas) sebesar 23,3%,
Penyiar lainnya pendidikan D3 sebesar 30%.
Pendidikan yang dimiliki Penyiar berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku penyiar saat berhubungan atau melakukan komunikasi dengan
pimpinan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tilaar (2002: 49) yang
menyatakan bahwa pendidikan yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi
cara bicara dan sikap individu dalam melakukan komunikasi dengan orang.
Membedakan cara awal bicara atau mengutarakan ide-ide yang mungkin ada
pada seseorang yang berpendidikan rendah dalam menyampaikannya kurang
lancar.
Pendidikan yang dimiliki oleh Penyiar berhubungan dengan penelitian
ini saat Penyiar mengisi angket yang diberikan oleh peneliti. Sebagaian besar
penyiar berpendidikan SMA, maka saat Penyiar mengisi angket tidak ada
kesulitan sehingga pengisian angket dapat berjalan lancar.
B. Pengaruh sikap profesional dan minat kerja terhadap kepuasan kerja
penyiar radio di Surakarta
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada level of significance ()
= 0,05 diperoleh Fhitung = 22,067 (lihat lampiran : Uji F). Ftabel sebesar 0,05; 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
– 3 – 1 = 2,50 (Fhitung > Ftabel) sehingga Ho ditolak dan terlihat signifikan
dengan probabilitas 0,000. Dengan demikian terbukti ada pengaruh yang
signifikan antara sikap profesional (X1) dan minat kerja (X2) secara bersama-
sama terhadap variabel kepuasan kerja Penyiar (Y).
Frekuensi sikap profesional yang paling tinggi adalah jawaban setuju
sebanyak 12 orang atau 40%, jawaban sangat tidak setuju dan netral sebanyak
6 orang atau 19,9%, jawaban tidak setuju sebanyak 5 orang atau 16,9%, dan
jawaban sangat setuju sebanyak 1 orang atau 3,3%.
Sikap profesional merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku dalam mengembangkan profesi
agar profesi dilaksanakan secara profesional mengacu kepada norma-norma,
standar, dan kode etik, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.
Thurstone (dalam Walgito, 2003: 39) bahwa sikap sebagai suatu
tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya
dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif, yaitu afeksi senang,
sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. Dengan
demikian objek dapat menimbulkan berbagai-bagai macam sikap, dapat
menimbulkan berbagai-bagai macam tingkatan afeksi pada seseorang. Sikap
hanya sebagai tingkatan saja, belum mengkaitkan sikap dengan perilaku.
Ditambahkan oleh Ariyani (2008: 158) berpendapat bahwa profesionalisme
menunjukkan ide, aliran, isme, yang bertujuan untuk mengembangkan profesi
agar profesi dilaksanakan secara profesional mengacu kepada norma-norma,
standar, dan kode etik, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Sikap profesional yang dimiliki seseorang dalam bidang kerja
dipengaruhi oleh diri pribadi pekerja yaitu minat terhadap bidang kerja yang
ditekuni. Woodworth dan Marquis (Moekijat, 2001: 107) berpendapat bahwa
minat merupakan suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara
aktif dengan obyek yang menarik baginya. Oleh karena itu, minat dikatakan
sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan lingkungannya,
kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki atau mengerjakan aktivitas
yang menarik baginya. Apabila individu menaruh minat terhadap sesuatu hal
maka obyek itu berguna untuk memenuhi kebutuhannya. Minat tersebut
apabila sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap, obyek
minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila obyek minat tersebut tidak
efektif lagi maka minatnya cenderung berubah.
Berdasarkan hasil olah data Crosstabulation untuk mengetahui frekuensi
minat kerja dapat diketahui sebagai berikut: minat kerja yang paling tinggi
adalah jawaban setuju sebanyak 14 orang atau 46,6%, jawaban netral
sebanyak 6 orang atau 19,9%, jawaban tidak setuju sebanyak 5 orang atau
16,9%, jawaban sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau 10%, dan jawaban
sangat setuju sebanyak 2 orang atau 6,6%.
Seseorang yang berminat terhadap pekerjaannya akan termotivasi untuk
bekerja secara profesional. Dalam diri pekerja akan timbul dorongan-dorongan
untuk bekerja secara maksimal. Fatchurrohman ( 2004: 47) menyatakan
bahwa minat adalah kekuatan motif yang menyebabkan individu memberikan
perhatian terhadap seseorang atau suatu barang atau aktifitas Minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
merupakan salah satu faktor internal yang paling menentukan mampu tidaknya
suatu stimulus menarik perhatian seseorang. Seseorang akan menaruh
perhatian pada apa yang sejalan dengan minatnya.
Di dalam minat terdapat suatu motif yang menyebabkan individu
berhubungan secara aktif dengan obyek yang menarik baginya. Oleh karena
itu minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan
lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki atau
mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya. Apabila individu menaruh
minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan obyek atau kegiatan yang berguna
untuk menenuhi kebutuhannya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat penyiar yaitu memiliki
pengetahuan dan memahami karakteristik radio. Pemahaman terhadap
karakteristik media radio yang sangat diperlukan untuk mendukung
kemampuan menyampaikan pesan-pesan kepada pendengar, sesuai dengan
kaidah-kaidah siaran di media tersebut (Prayuda, )
Seseorang yang mempunyai minat terhadap bidang kerja kepenyiaran
akan bekerja secara profesional dengan cara memberikan pengabdian,
melaksanakan kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi
kepenyiaran, dan menjalin hubungan dengan teman profesi. Selanjutnya akan
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja individu. Seseorang yang kurang
memiliki sikap profesional dan minat yang yang rendah terhadap pekerja
mempengaruhi kepuasan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Kepuasan kerja suatu perasaan dan sikap positif karyawan terhadap
pekerjaannya, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran karyawan dalam
lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan yang akan dicapai dengan
kenyataan yang ada.
Frekuensi kepuasan kerja yang paling tinggi adalah jawaban setuju
sebanyak 15 orang atau 50%, jawaban netral sebanyak 5 orang atau 16,9%,
jawaban tidak setuju sebanyak 4 orang atau 13,1%, jawaban sangat tidak
setuju sebanyak 3 orang atau 10%, dan jawaban sangat setuju sebanyak 3
orang atau 10%.
R² digunakan untuk menunjukkan seberapa besar variasi variabel
dependen dijelaskan oleh variabel independen. Dari analisis koefisien
determinasi R² sebesar 0,850 (lihat lampiran Uji R²), yang berarti variasi
perubahan variabel kepuasan kerja Penyiar dapat dijelaskan variabel sikap
profesional dan minat kerja sebesar 85%. Sedangkan sisanya 15% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model yang tidak terobservasi, misalnya keadaan
lingkungan perusahaan, gaji, dan suasana kerja.
C. Pengaruh sikap profesional terhadap kepuasan kerja penyiar radio di
Surakarta
Hasil analisis berdasarkan program SPSS 10.0 pada level of significan
0.05hitung untuk variabel sikap profesional sebesar 7,462 dan diketahui ttabel
sebesar 2,04 (thitung < ttabel) sehingga Ho diterima dan terlihat nilai
signifikansi t sebesar 0,000 (sign t > 0,05). Dengan demikian variabel sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
profesional (X1) terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
kerja Penyiar (Y).
Blum (Anoraga, 2002: 59) menyatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap umum yang merupakan hasil diri dari beberapa sifat khusus
terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial
individu diluar kerja. Hal ini merupakan suatu kondisi yang subyektif dari
keadaan diri seseorang sehubungan dengan senag atau tidak senang sebagai
akibat dari dorongan atau kebutuhan yang ada pada dirinya dan di hubungkan
dengan kenyataan yang dirasakan. Kepuasan kerja adalah erat kaitannya
dengan apa yang diharapkan karyawan dari pekerjaannya sesuai dengan
kebutuhan yang dirasakan.
Menurut Burt (Anoraga, 2002) faktor yang menentukan kepuasan kerja
adalah :
1. Lingkungan terdiri dari tingkat pekerjaan, isi pekerjaan, pimpinan yang
penuh perhatian, kesempatan promosi, interaksi sosial dalam bekerja
dalam kelompok, dan hubungan antara sesama pekerja.
2. Faktor individual : jenis kelamin, lama bekerja dan tingkat pendidikan.
3. Kondisi kerja merupakan kenyamanan ruang kerja yang dirasakan dapat
mempengaruhi aktivitas (luas sempitnya ruangan, pergantian udara,
terbuka dan tertutupnya ruangan dan ketenangan suasana kerja).
4. Waktu istirahat maksudnya adalah istirahat yang resmi diberikan dari
perusahaan, istirahat yang tidak resmi yang dibutuhkan oleh pekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Faktor individual meliputi jenis kelamin, lama bekerja dan tingkat
pendidikan dapat diketahui melalui sikap. Sikap yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi kerja yang merupakan generalisasi sikap-sikap
terhadap pekerjaannya yang bermacam-macam. Kepuasan kerja erat kaitannya
dengan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
menurut karyawan memandang pekerjaannya.
D. Pengaruh minat kerja terhadap kepuasan kerja penyiar radio di
Surakarta
Hasil analisis berdasarkan program SPSS 10.0 pada level of significant
0,05hitung untuk variabel minat kerja sebesar 3,125 dan diketahui ttabel sebesar
2,04 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan terlihat nilai signifikansi t sebesar
0.000 (sign t < 0,05). Dengan demikian variabel minat kerja (X2) terbukti
berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja Penyiar (Y).
Minat kerja merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk
bertindak dan bertingkah laku terhadap pekerjaan yang menarik perhatian
disertai dengan perasaan senang, dengan melibatkan fungsi fisik dan mental
dalam mencapai tujuan yaitu untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang
berupah dan dipergunakan untuk menggantungkan hidupnya.
Woodworth dan Marquis (Moekijat, 2001: 8) berpendapat bahwa
minat merupakan suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara
aktif dengan obyek yang menarik baginya. Oleh karena itu, minat dikatakan
sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan lingkungannya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki atau mengerjakan aktivitas
yang menarik baginya. Apabila individu menaruh minat terhadap sesuatu hal
maka obyek itu berguna untuk memenuhi kebutuhannya. Minat tersebut
apabila sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap, obyek
minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila obyek minat tersebut tidak
efektif lagi maka minatnya cenderung berubah.
Sudarsono (Casdari, 2006) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Faktor kebutuhan dari dalam, kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang
berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2. Faktor motif sosial, timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong
oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,
penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3. Faktor emosional, faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang
dalam menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan atau objek tertentu
Ahyari (1999), berpendapat bahwa minat adalah menyebabkan
seseorang berbuat atau bertindak sesuatu. Individu akan melakukan pembelian
apabila ada tahapan persepsi psikologis yang bagus terhadap suatu barang
kegiatan. Suntara (1998) mengemukakan aspek-aspek yang terdapat dalam
minat antara lain motif dan mode.
Aspek motif meliputi dorongan yang bersifat irasional maupun yang
rasional, ikut-ikutan dan uji coba. Pada awalnya dorongan seorang untuk
melakukan tindak pemilihan kegiatan. Namun kenyataannya sering kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
pertimbangan itu bukan hanya pertimbangan kegiatan tetapi ada dorongan lain
yang menimbulkan keputusan kerja.
Aspek mode, mencakup macam kegiatan yang sedang popular dan
digemari oleh banyak orang. Adapun kesempatan dari aspek-aspek yang
mendasari perilaku seseorang dalam tentang pekerjaan sebagai penyiar adalah
pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan
berperilaku itu sendiri.
Kepuasan kerja berkaitan erat dengan aspek seperti umur, tingkat
pekerjaan dan ukuran organisasi perusahaan (Jewell dan Siegall,1998)
1. Umur: ada kecenderungan karyawan yang lebih tua lebih merasa puas dari
karyawan yang berumur relatif lebih muda.
2. Tingkat pekerjaan : karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang
lebih tinggi cenderung lebih puas daripada karyawan yang tingkat
pekerjaanya lebih rendah.
3. Ukuran organisasi perusahaan. Ukuran organisasi perusahaan dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal itu karena besar koordinasi,
komunikasi dan partisipasi karyawan.
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
keinginan dan sistem nilai yang diminatinya. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang diminati
individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
E. Sikap profesional berpotensi dominan pengaruhnya terhadap kepuasan
kerja penyiar radio di Surakarta daripada sikap profesional
Ariyani (2008: 158) berpendapat bahwa profesionalisme menunjukkan
ide, aliran, isme, yang bertujuan untuk mengembangkan profesi agar profesi
dilaksanakan secara profesional mengacu kepada norma-norma, standar, dan
kode etik, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien. Agar suatu
pekerjaan dapat dianggap sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi lima
persyaratan profesi, yaitu: (1) profesi merupakan pekerjaan intelektual,
maksudnya menggunakan intelegensi yang bebas untuk diterapkan pada
problem untuk memahami dan menguasanya. (2) profesi merupakan pekerjaan
saintifik berdasarkan pengetahuan dan berasal dari sains, (3) profesi
merupakan pekerjaan pratikal, artinya bukan hanya teori akademik tetapi
dapat diterapkan dan dipraktekkan. (4) Profesi berorganisasi secara sistematis,
ada standar cara melaksanakannya dan mempunyai tolok ukur hasilnya. (5)
Profesi merupakan pekerjaan altruisme, berorientasi pada masyarakat yang
dilayani bukan kepada diri profesional.
Abad 21 merupakan abad global. Masa ini ditandai dengan kehidupan
bermasyarakat yang berubah cepat karena dunia semakin menyatu. Apalagi
ditopang kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sehingga batas-batas
masyarakat dan negara menjadi kabur. Demikian pula pada sekotor ekonomi,
dunia berkembang dengan pesat yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan.
Ekonomi yang berdasarkan ilmu pengetahuan merupakan lokomotif dari
perubahan dunia abd 21. Selanjutnya sektor ekonomi yang berdasarkan ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pengetahuan (knowledge based economy) menuntut penguasaan ilmu
pengetahuan dari para pelaku ekonomi profesional. Di dalam masyarakat
sederhana, berbagai pekerjaan dilakukan secara rutin. Masyarakat konsumen
menuntut kualitas produksi yang tinggi dan terus menerus diperbaiki.
Oleh sebab itu profesionalisme merupakan syarat mutlak dalam kehidupan
global. Apalagi pada dunia global lebih diutamakan pada penguasaan
kemampuan dan keterampilan serta penuh persaingan.
Globalisasi mengubah hakikat kerja dari amatirisme menuju kepada
profesionalisme. Memang inilah dasar dari suatu masyarakat berdasarkan
merit system. Legitimasi dari suatu pekerjaan atau jabatan di dalam
masyarakat abad 21 tidak lagi didasarkan kepada amatirisme atau
keterampilan yang diturunkan atau dengan dasar-dasar yang lain, tetapi
berdasarkan kepada kemampuan seseorang yang diperoleh secara sadar dan
terarah dalam menguasai berbagai jenis ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Tuntutan profesionalisme akibat dari perubahan global sesuai dengan
tuntutan perubahan masyarakat, profesi penyiar juga menuntut
profesionalisme. Penyiar yang profesional bukan hanya sekedar alat untuk
transmisi kebudayaan, tetapi mentransfomasikan kebudayaan itu ke arah
budaya yang dinamis yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan,
produktivitas yang tinggi, dan kualitas karya yang dapat bersaing.
Berpijak pada adanya kesadaran dan keinginan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Penguasaan Materi, penyiar juga dituntut untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
mampu menyampaikan materi, bahkan penyiar haruslah merasa yakin bahwa
apa yang disampaikan kepada pendengar telah dipahami.
Menurut Ali Muhammad (2002:7) bahwa penyiar perlu menguasai
bukan hanya sekedar materi tertentu saja, tetapi penguasaan yang lebih luas
terhadap materi itu sendiri, penguasaan secara baik menjadi bagian dari
kemampuan penyiar yang merupakan tuntutan pertama dalam profesi
kepenyiaran.
Penyiar harus selalu memperluas dan menguasai materi. Persiapan diri tentang
materi diusahakaan dengan cara mencari lebih banyak informasi mengenai
materi.Oleh Karena itu dalam memberikan pelajaran, penyiar sebenarnya
mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tak pernah kering
dan pengelola proses belajar mengajar.
Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh pendengar dengan penuh
semangat karena bermanfaaat. Kemampuan ini harus dihayatinya sebagai
suatu seni yang diperoleh melalui latihan, pengalaman dan kemauan belajar
yang tak pernah putus. Keterbatasan perolehan kemampuan pada lembaga
pendidikan penyiar, perlu dilanjutkan pengembangannya melalui program
pendidikan dalam jabatan yang berkesinambungan.
Komitmen Penyiar Terhadap Tugas. Pelaksanaan tugas seorang
penyiar harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan “tugas” yang
dipercayakan kepadanya. Seorang penyiar harus bangga bahwa tugasnya
adalah memberikan informasi, pengetahuan, dan menhibur. Betapapun jenis
ragam tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam melaksanakannya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
penyiar harus tetap tegar dan penuh kesadaran bahwa tugasnya harus
dilaksanakan dengan penuh pengabdian. Harus di sadari sepenuhnya bahwa
tugas seorang penyiar penting.
Disiplin dalam Arti Luas. Penyiar sebagai jembatan informasi dengan
sengaja mempengaruhi arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap
baik dan berlaku dalam masyarakat. Namun lemah kuatnya pengaruh itu
sangat bergantung pada usaha disiplin yang diterapkan penyiar. Penerapan
disiplin yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap
mental, watak dan kepribadian penyiar yang kuat.
Setiap pegawai memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain
berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari
pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan
kinerjanya. Perbedaan pegawai tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga
dalam psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kinerja, perlu diupayakan untuk membangkitkan motivasi para pegawai dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan kerja. Callahan dan Clark (1998) mengemukakan bahwa motivasi
adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku
ke arah tujuan tertantu. Mengacu pada pendapat tersebut, dapat dikemukakan
bahwa motivasi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam suatu
lembaga. Para pegawai akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila
memiliki motivasi yang tinggi. Apabila para pegawai memiliki motivasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
positif, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut
serta dalam tugas atau kegiatan. Dengan kata lain, seorang pegawai akan
melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor pendorong
(motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan
membangkitkan motivasi para pegawai sehingga kinerja mereka meningkat.
Orang yang bekerja pada profesi tertentu disebut profesional. Oleh
karena itu, seorang profesional menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap lebih dibanding pekerja lainnya. Untuk menjadi profesional harus
memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Bila penyiar merupakan profesi,
maka untuk menjadi penyiar harus memenuhi kualifikasi minimun, sertifikasi,
serta memiliki etika profesi. Dengan persyaratan dan perannya tersebut,
penyiar seharusnya memiliki status istimewa, sehingga dapat disejajarkan
dengan profesi terhormat lainnya. Setelah lulus dari lembaga pendidikan
formal, mereka harus menjalani serangkaian kerja lapangan, seperti magang
atau praktik kerja di industri terkait dalam waktu tertentu. Hal ini sebagai
salah satu jaminan bahwa yang bersangkutan profesional dalam menjalankan
tugasnya. Secara ideal, status profesional bisa berasal dari beberapa unsur,
seperti adanya undang-undang, otonomi atau hak untuk mengatur dirinya
sendiri, keahlian yang menyangkut pengetahuan dan adanya penghargaan
tinggi dari masyarakat atau kliennya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang hubungan antara
sikap profesional dan minat kerja dengan kepuasan kerja pada penyiar radio di
Surakarta dapat diperoleh suatu kesimpulan, yaitu:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap profesional (X1) dan minat kerja
(X2) secara bersama-sama terhadap variabel kepuasan kerja Penyiar (Y). Hal
ini ditunjukkan dari hasil Fhitung = 22,067 > 2,50 (Fhitung > Ftabel). Pengaruh
sikap profesional dan minat kerja sebesar 85%. Sedangkan sisanya 15%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak terobservasi, misalnya
keadaan lingkungan perusahaan, gaji, dan suasana kerja.
2. Sikap profesional (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
kerja Penyiar (Y). Hal ini dapat diketahui dari hasil uji t sebesar 7,462 dan
diketahui ttabel sebesar 2,04 (thitung < ttabel).
3. Minat kerja (X2) terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
kerja Penyiar (Y) minat kerja sebesar 3,125 dan diketahui ttabel sebesar 2,04
(thitung > ttabel).
4. Sikap profesional lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja
penyiar radio di Surakarta daripada minat kerja.
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
B. Saran-saran
1. Bagi pimpinan radio
Penting bagi pimpinan untuk mempertahankan sikap profesional dan minat
yang dimiliki oleh karyawan. Cara yang dapat dilakukan oleh pimpinan untuk
meningkatkan sikap profesional dan minat yang dimiliki oleh karyawan misalnya
dengan cara pimpinan radio memberikan tugas kepada karyawan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Misalnya, penyiar yang menguasai
lagu-lagu lama diberi tugas pada acara siaran radio lagu-lagu kenangan.
2. Bagi subjek
Mengingat hasil penelitian untuk sikap profesional dan minat berpengaruh
tinggi (85%) terhadap kepuasan, maka saran yang diberikan kepada subjek,
sebagai berikut:
a. Meningkatkan minat dapat dilakukan dengan cara antara lain: memiliki
tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya, mau bekerja sama dengan pihak lain
untuk mencapai tujuan kerja, dan mau menerima kritikan untuk memperbaiki
hasil kerja.
b. Meningkatkan sikap profesional dapat dilakukan dengan cara seperti: mau
belajar guna mempertahankan kemampuan yang dimiliki melalui buku,
internet, dan majalah. Subjek mau menerima masukkan orang lain agar
prestasi kerja tetap tinggi, mepertahankan penampilan diri misalnya
menggunakan pakaian yang sopan, dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Besarnya pengaruh sikap profesional dan minat sebesar 85% terhadap
kepuasan. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Maka untuk selanjutnya, agar peneliti melakukan
penelitian untuk mengungkap variabel-variabel lain yang mempengaruhi kepuasan
kerja, antara lain persepsi karyawan terhadap upah yang diberikan oleh
perusahaan atau organisasi, kondisi lingkungan kerja dalam perusahaan atau
organisasi, dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan.
.