30
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN USIA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BADUTA USIA 6-24 BULAN DI DESA PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan di STIKES Jendral Ahmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh : SISWATI NPM : 1308331 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN YOGYAKARTA 2010

PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN USIA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BADUTAUSIA 6-24 BULAN DI DESA PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanandi STIKES Jendral Ahmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :SISWATI

NPM : 1308331

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANIPROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

YOGYAKARTA2010

Page 2: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN USIA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZIBADUTA USIA 6-24 BULAN DI DESA PAYUNGAN KECAMATAN

KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun OlehSiswati

NPM : 1308331

Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Dan Diterima Sebagai Salah SatuSyarat Untuk Melakukan Karya Tulis Ilmiah

Tanggal :…………………………

Menyetujui :

Penguji ISri Handayani, A.Md.Keb, S.Pd, S.Kep, Ns,M.Kep ______________NPP :

Penguji IIEndang Suprapti, SST ______________NPP : 05.2309.4901

Penguji IIIEndah Puji Astuti, S.SiT ______________NIDN : 05-1203-8701

MengesahkanKetua Program Studi D III Kebidanan

STIKES A. Yani Yogyakarta

Tri Sunarsih. SST., M.Kes.NIDN : 05-2403-8401

Page 3: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Diploma III Kebidanan di suatu

Akademi/Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan peneliti juga tidak terdapat

karya yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dilampirkan

dalam naskah ini dan disebut pustaka.

Semarang, Juli 2010

Siswati

Page 4: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikanrahmat serta berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya TulisIlmiah Yang berjudul “ Hubungan Usia Pemberian MP-ASI dengan Status GiziBaduta Usia 6-24 Bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, KabupatenSemarang Tahun 2010 “.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuanbeberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan pengarahan. Oleh karenaitu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Sri Wedati, SKM.,M.Kes. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan JenderalAhmad Yani Yogyakarta.

2. Tri sunarsih, S.ST.,M.Kes. Ketua Program Studi Diploma III KebidananSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

3. Endang Suprapti, S.ST. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Endah Puji Astuti, S.SiT. Pembimbing II yang telah memberikanbimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya TulisIlmiah.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi diploma III Kebidanan SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiahini.Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu segala kritikyang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan KaryaTulis Ilmiah ini.

Semarang, Juli 2010

Penulis

Page 5: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

INTISARI

HUBUNGAN USIA PEMBERIAN MP-ASIA DENGAN STATUS GIZIBADUTA USIA 6-24 BULAN DI DESA PAYUNGAN KECAMATAN

KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

Siswati1), Endang Suprapti2), Endah Puji Astuti3)

Latar Belakang : Sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakantidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadiankekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akantetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angkakematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizibaduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan,Kecamatan Kaliwungu,KabupatenSemarang tahun 2010.Metode Penelitian : Menggunakan jenis penelitian analitik korelasional denganpendekatan Cross Sectional.Penelitian dilakukan terhadap 41 responden di DesaPayungan,Kecamatan Kaliwungu,Kabupaten Semarang selama bulan Juli tahun 2010.Hasil penelitian : Status gizi baduta usia 6-24 bulan ,gizi baik pada baduta yang diberi MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan adalah 12 baduta (42,9%), pada usia lebihdari 6-24 bulan 16 baduta (57,1%). Baduta dengan status gizi kurang pada badutayang disapih kurang dari 6 bulan adalah 9 baduta (81,8%), pada usia lebih dari 6bulan adalah 2 baduta (18,2%). Terdapat 2 baduta dengan status gizi buruk yangdiberi MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan.Kesimpulan : Ada hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta usia6-24 bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Hal inidibuktikan dengan uji chi square di peroleh hasil r hitung 22.302 > r tabel 5.99.

Kata Kunci : Usia penyapihan, status gizi.

Halaman : xiii + 52 halaman + 7 lampiranDaftar Pustaka : 23 (2000-2009) : 22 Buku dan 1 artikel.

1) Mahasiswa STIKES Ahmad Yani Yogyakarta2) Pembimbing I3) Pembimbing II

Page 6: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN THE AGE OF WEANING WITHNUTRITIONAL STATUS OF INFANTS AGED SIX MONTHS TO TWENTY

FOUR MONTH (6 – 24 MONTHS) IN PAYUNGAN VILLAGE, KALIWUNGUSUBDISTRICT AND SEMARANG REGENCY IN 2010

Siswati1), Endang Suprapti2), Endah Puji Astuti3)

Background : Mostly or 50% Indonesia society can be said that they are not sick butnot health as well, generally we called with less of nutrition. The accident of less ofnutrition oftenly from sights or general observation, but slowly effected in the high ofmother’s death number, infants death number, also the low of hope to alive.Aim / Purpose: To know the relation between the age of weaning with the nutritionalstatus of infants in Payungan’s Village, Kaliwungu’s Subdistrict , Semarang Regencyin 2010.Research Methods : Using Analitik Korelasional’s research by approaching CrossSectional. Research can be done by 41’s respondent in Payungan’s Village,Kaliwungu’s Subdistrict, Semarang’s regency during on July 2010.Result : The nutritional status of infants aged 6 – 24 months, good nutrition for infantafter breast feeding in age less than 6 months is 12 infants ( 42,9% ), in age more than6-24 months is 16 infants ( 57,1% ). Infant with less of the nutritional status forunbreast feeding less than 6 months is 9 infants ( 81,8 % ), in age more than 6 monthsis 2 infants ( 18,2 % ). There are 2 infants with bad nutritional status that unbreastfeeding in age less than 6 months.Conclusion : There’s relation between the age of weaning with the nutritional statusof infants aged 6 – 24 months in Payungan’s Village, Kaliwungu’s Subdistrict,Semarang’s Regency.In this case been proved by test of chi square, there’s result of r count 22.302 > rtable 5.99.

Keyword : The age of weaning , The nutritional statusPage : xiii + 52 pages + 7 attachmentsContains : 20 ( 2000 – 2009 )

Boldness

1) Student Ahmad Yani Yogyakarta School of Health2) Lecture I3) Lecture II

Page 7: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… iHALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………. iiHALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iiiHALAMAN PERNYATAAN …………………………………………….…. ivHALAMAN MOTTO …………………………………………………….…. vHALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………...... viKATA PENGANTAR ………………………………………………………. viiABSTRAK …………………………………………………………………… viiiINTISARI ………………………………………………………………….… ixDAFTAR ISI …………………………………………………………………. xDAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiDAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiiDAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..…. 1A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 4C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….... 4D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 5E. Keaslian Penelitian …………………………………………………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 8A. TinjauanTeori ……………………………………………………….. 8

1.MP-ASI …..……………………………………………………….. 82.Status Gizi ………………………………………………………… 143.Hubungan Usia Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi

Baduta ………………………………………………………….…. 25B. Kerangka Teori ……………………………………………………... 26C. Kerangka Konsep …………………………………………………... 27D. Hipotesis ……………………………………………………………. 28

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 29A. DesainPenelitian ……………………………………………………. 29B. Lokasi dan Waktu penelitian ………………………………………. 29C. Variabel Penelitian …………………………………………………. 30D. Hubungan Antar Variabel ………………………………………….. 31E. Definisi Operasional ………………………………………………... 32F. Polulasi dan Sampel ……………………………………………….. 33G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ………………………………. 34

Page 8: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

H. Jalannya Penelitian …………………………………………………. 35I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ……………………………... 36J. Etika Penelitian …………………………………………………..…. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .………………….. 40A. Hasil Penelitian ……………………………………………………... 40B. Pembahasan …………………………………………………………. 45C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………….. 50

BAB V PENUTUP ………………………………………………………….. 51A. Kesimpulan …………………………………………………………. 51B. Saran ………………………………………………………………… 51

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 9: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Keaslian Penelitian ………………………………..…………… 7Tabel 2 : Penggolongan Keadaan Gizi Anak menurut Standar Deviasi ...... 23Tabel 3 : Definisi Operasional …………………………………………... 32Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan usia ibu di Desa Payungan,

Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten SemarangTahun 2010. ……………………………………………….…... 40

Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan tingkat pendidikan ibu di DesaPayungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang Tahun2010. ……………………………………………………….….. 41

Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan pekerjaan di Desa Payungan,Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang Tahun 2010.…… 41

Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Makanan PendampingYang Diberikan oleh Responden di Desa Payungan, KecamatanKaliwungu, Kabupaten Semarang Tahun 2010. ……………...... 42

Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pemberian MP-ASI diDesa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten SemarangTahun 2010. ..……………………………………………….….. 42

Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Baduta Umur 6-24Bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, KabupatenSemarang Tahun 2010 …………………………………….…. 42

Tabel 10 : Hubungan Usia Pemberian MP-ASI Terhadap Status Gizi Baduta diDesa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten SemarangTahun 2010. …………………………………………………... 43

Page 10: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ……………………………………………. 26

Gambar 2.2. Kerangka Konsep …………………….………………..….. 27

Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel ……………………………..…… 31

Page 11: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal PenelitianLampiran 2 : Surat ijin pendahuluan penelitianLampiran 3 : Surat Balasan dari Kepala Desa PayunganLampiran 4 : Surat Ijin Penelitian dari Gubernur Propinsi DIYLampiran 5 : Surat Balasan dari Gubernur Propinsi DIYLampiran 6 : Surat Ijin Penelitian dari Gubernur Propinsi Jawa TengahLampiran 7 : Surat Balasan dari Gubernur Propinsi Jawa TengahLampiran 8 : Surat Ijin Penelitian dari Kepala Desa PayunganLampiran 9 : Surat Balasan dari Kepala Desa PayunganLampiran 10 : Permohonan menjadi RespondenLampiran 11 : Persetujuan menjadi RespondenLampiran 12 : Kuesioner PenelitianLampiran 13 : Hasil PenelitianLampiran 14 : Daftar Riwayat HidupLampiran 15 : Lembar Konsultasi

Page 12: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian maternal dan perinatal merupakan tolok ukur kemampuan

pelayanan kesehatan suatu Negara. Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI)

sesuai data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI). 2003, yakni 307

/ 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 20/1000

kelahiran hidup, tertinggi di negara ASEAN (Singapura, Malaysia, Brunei).

(Lucianawati, 2004).

Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan

tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi.

Kejadian kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan

biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu,

angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.

(Atmarita, 2004).

Penyebab gizi kurang pada anak, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi

dan keduanya saling mendorong. Sebagai contoh anak balita yang tidak mendapat

cukup makanan bergizi seimbang memiliki daya tahan yang rendah terhadap

penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dapat

mengakibatkan asupan gizi tidak dapat diserap tubuh dengan baik sehingga

berakibat pada gizi buruk. Oleh karena itu, mencegah terjadinya infeksi juga dapat

Page 13: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

mengurangi kejadian gizi kurang dan gizi buruk. Rencana Aksi Nasional Pangan

dan Gizi 2006, oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (BPPN)

Ditingkat nasional, promosi penggalangan pemberian ASI juga dilakukan

upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia sesuai Undang-undang Kesehatan no

36 tahun 2009 pasal 128 ayat 1 disebutkan bahwa : Setiap bayi berhak

mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,

kecuali atas indikasi medis.

Menurut Savitri, (2005) dalam bukunya ASI dan Menyusui terdapat dua

kerugian utama memperkenalkan makanan padat pada bayi kurang dari enam

bulan, yakni meningkatnya resiko diare dan infeksi, juga jumlah ASI yang

diterima bayi akan menurun. Karena ASI lebih bergizi dari makanan padat,

pertumbuhan bayi akan terganggu.

Pemberian makanan terlalu dini akan menimbulkan resiko sebagai berikut:

Kenaikan berat badan yang terlalu cepat sehingga menjurus ke Obesitas,

alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan

tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti garam dan nitrat yang merugikan,

mungkin saja dalam makanan yang dipasarkan terhadap zat pewarna atau zat

pengawet yang tidak diinginkan, kemungkinan pencemaran dalam menyediakan

atau menyimpannya.

Gizi lebih, menimbulkan dampak penyakit degeneratif seperti penyakit-

penyakit pembuluh darah dan jantung, gangguan sendi, diabetus melitus, dan

sebagainya. Gizi kurang, menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga

Page 14: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

tubuh mudah terserang infeksi (sakit). Keduanya akan menurunkan produktivitas

dan gairah hidup. (Savitri, 2005).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2010, dengan

memberikan kuesioner pada 12 ibu yang ada di desa Payungan yang memiliki

anak usia 6-24 bulan (baduta), mengatakan melakukan pemberian MP-ASI

kurang dari enam bulan karena ibu beranggapan bila diberi makan anak tidak

rewel atau menangis serta anak cepat gemuk. Dari 12 ibu didapatkan hasil 1 anak

dengan gizi buruk, 4 anak dengan gizi kurang, 6 anak dengan gizi baik dan 1 anak

dengan gizi lebih, dengan cara penilaian hasil BB/U dan BB/TB dilihat dibuku

pedoman BB Standar Deviasi. Dep Kes RI. 2005.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan usia

pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan,

Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut : “ Apakah ada hubungan usia pemberian MP-ASI dengan

status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang Tahun 2010 ? “.

Page 15: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia pemberian

MP-ASI dengan status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan,

Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1). Diketahuinya usia pemberian MP-ASI baduta di Desa Payungan,

Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

2). Diketahuinya status gizi baduta di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang.

3). Hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta di Desa

Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan kiranya hasil penelitian ini

dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya

mengenai Hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizi

baduta usia 6-24 bulan.

Page 16: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

b. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Ahmad Yani Yogyakarta.

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk

menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan

wawasan bagi para mahasiswa serta pembaca pada umumnya

tentang hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizi

baduta.

2) Sebagai acuan peneliti selanjutnya.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Kepala Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten

Semarang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

status gizi baduta.

b. Bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas Kaliwungu (Petugas Gizi,

Bidan dan Perawat).

Dapat dijadikan masukan bagi petugas kesehatan untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Hasil penelitian ini dapat digunakan

untuk menambah informasi yang dapat dimanfaatkan, serta untuk

meningkatkan wawasan dalam memberikan pengetahuan kepada

masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kaliwungu,

dalam menentukan kebijakan tentang gizi khususnya pemberian

makanan pendamping ASI pada baduta.

Page 17: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

c. Bagi Kader Posyandu dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan kepada masyarakat wilayah setempat khususnya kader

posyandu tentang status gizi dan pemberian MP-ASI pada baduta

(anak usia 6-24 bulan) dalam rangka meningkatkan kemandirian

keluarga dan masyarakat.

Page 18: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Secara administratif Desa Payungan terletak di Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa Payungan memiliki 6

dusun, 28 Rt, 9 Rw dan dengan jumlah penduduk 3.125 jiwa, dengan kader

berjumlah 25 orang yang aktif dalam kegiatan posyandu. Kegiatan

penyuluhan kesehatan dilakukan tiap bulan di Tk Desa dan Posyandu,

penyuluhan yang diberikan antara lain : Tentang ASI Eksklusif, Gizi

seimbang, Pemberian MP-ASI pada anak usia di bawah 2 tahun ,

Penimbangan rutin tiap bulan di posyandu. Desa Payungan merupakan desa

yang berbatasan langsung dengan Desa Selodoko yang masuk wilayah

Kabupaten Boyolali.

1. Karakteristik ibu baduta di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang.

a. Usia Ibu

Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik usia ibu diDesa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, KabupatenSemarang tahun 2010.

Umur Ibu Frekuensi (n) Persen (%)< 20 tahun 0 020-35 tahun 38 92,7

Page 19: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

>35 tahun 3 7,3Total 41 100

Karakteristik ibu di Desa Payungan, menunjukkan bahwa mayoritas

umur ibu (responden) adalah antara 20-35 tahun dengan jumlah

responden 38 responden (92,7%), minoritas responden berumur >35

tahun yaitu sebanyak 3 responden (7,3%). Responden yang berumur

<20 tahun tidak ada.

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan ibu diDesa Payungan Kecamatan Kaliwungu, KabupatenSemarang tahun 2010.

Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persen(%)SD 14 34,1SMP 22 53,7SMU 5 12,2Total 41 100

Tingkat pendidikan responden mayoritas adalah SMP dengan jumlah

22 responden (53,7%) dan minoritas tingkat pendidikan responden

adalah SMU yaitu sebanyak 5 responden (12,2%).

c. Pekerjaan

Pada table 4.3 : Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di DesaPayungan Kecamatan Kaliwungu, KabupatenSemarang tahun 2010.

Pekerjaan Frekuensi (n) Persen(%)Bekerja 9 22Tidak bekerja 32 78

Page 20: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Total 41 100Sumber : Data Primer, 2010

Mayoritas responden adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 32

responden (78%), dan minoritas responden bekerja yaitu sebanyak 9

responden (22%).

d. Jenis Makanan Pendamping ASI

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi berdasarkan jenis makananpendamping di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu,Kabupaten Semarang Tahun 2010

Jenis MP-ASI Frekuensi Persen(%)Buah 16 39Susu Formula 5 12,2Bubur Susu 20 48,8Total 41 100Sumber : Data Primer, 2010

Jenis makanan pendamping ASI yang diberikan oleh responden

terhadap bayinya mayoritas adalah bubur susu yaitu sebanyak 20

responden (48,8%), dan minoritas adalah susu formula yaitu sebanyak

5 responden (12,2%).

2. Usia Pemberian MP-ASI

Pemberian MP-ASI yang dilakukan di Desa Payungan yang meliputi

usia pemberian MP-ASI, dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5 : Distribusi frekuensi berdasarkan usia pemberian MP-ASIdi Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, KabupatenSemarang Tahun 2010.

Usia Pemeberian MP-ASI Frekuensi Persen(%)

Page 21: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

< 6 bulan 23 56,26-24 bulan 18 43,8

Total 41 100Sumber : Data Primer, 2010

Usia pemberian MP-ASI yang dilakukan pada usia 6-24 bulan

mayoritas dilakukan pada usia kurang dari 6 bulan yaitu sebanyak 23

responden atau sebesar 56,2% dan minoritas dilakukan pada usia 6-24

bulan yaitu sebanyak 18 responden (43,8%) .

3. Status Gizi Anak

Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi baduta di DesaPayungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten SemarangTahun 2010.

Status Gizi Anak Frekuensi Persen (%)Baik 28 68,3Kurang 11 26,8Buruk 2 4,9Total 41 100Sumber : Data Primer, 2010

Status gizi anak yang ada di Desa Payungan, menunjukkan bahwa

mayoritas status gizi baduta atau anak usia 6-24 bulan adalah status gizi

baik yaitu sebanyak 28 responden ( 68,3%), dan minoritas status gizi

baduta usia 6-24 bulan adalah status gizi buruk yaitu sebanyak 2

responden (4,9%).

4. Hubungan Usia Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi Baduta usia 6-24

bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang

Tahun 2010.

Page 22: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Tabel 4.7 : Hubungan usia Pemberian MP-ASI dengan status gizi badutausia 6-24 bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu,Kabupaten Semarang tahun 2010.

NoStatusGizi

Usia Pemberian MP-ASIJumlah

P value:< 6 bulan 6-24 bulan

N % n % n %

1 Baik 10 24,4 18 43,9 28 68,3 0,0002 Kurang 11 26,8 0 0 11 26,83 Buruk 2 4,9 0 0 2 4,9

Jumlah 23 56,1 18 43,9 41 100Sumber : Data Primer, 2010

Dari tabel diatas menunjukkan :

a. Status gizi baik pada bayi yang diberi MP-ASI pada usia kurang dari 6

bulan sebanyak 10 anak (24,4%), dan anak yang diberi MP-ASI pada

usia 6-24 bulan sebanyak 18 anak (43,9%).

b. Bayi dengan status gizi kurang yang diberi MP-ASI pada usia kurang

dari 6 bulan sebanyak 11 anak (26,8%), dan anak yang diberi MP-ASI

pada usia lebih dari 6 bulan tidak ada.

c. Bayi dengan status gizi buruk yang diberi MP-ASI pada usia kurang

dari 6 bulan sebanyak 2 bayi (4,9%), dan bayi yang diberi MP-ASI

pada usia lebih dari 6 bulan tidak ada.

Hasil uji statistic dengan uji chi square didapatkan X² = 14,86%.

Dilihat pada table X², df=2, didapatkan p value = 0,000. Jadi p value <

Page 23: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

usia pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa

Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang Tahun 2010.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Payungan, Kecamatan

Kaliwungu, Kabupaten Semarang, yang dilakukan pada bulan Juli tahun 2010,

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Usia Pemberian MP-ASI

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosentasi pemberian

MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan lebih mendominasi.

Responden yang melakukan pemberian MP-ASI kurang dari 6 bulan yaitu

sebesar 56,1% sedangkan yang melakukan pemberian MP-ASI pada usia

6-24 bulan yaitu sebesar 43,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian

MP-ASI yang ideal (pada usia 6-24 bulan) belum dilakukan di Desa

Payungan.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Depkes RI (2000) yang mengatakan bahwa ketika anak memasuki usia 6

bulan keatas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan

beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI tidak lagi

mencukupi. Sejak itu dalam usia 6 bulan, kepada anak selain ASI mulai

Page 24: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) agar kebutuhan gizi bayi

terpenuhi.

Hasil penelitian tentang usia ibu di Desa Payungan, menunjukkan

bahwa mayoritas umur ibu (responden) adalah antara 20-35 tahun yaitu

sebanyak 38 responden (92,7%), minoritas responden berumur >35 tahun

yaitu sebanyak 3 responden (7,3%). Responden yang berumur <20 tahun

tidak ada. Kelompok umur 20-35 tahun merupakan kelompok umur yang

produktif dan masih mempunyai kemampuan baik untuk menerima

informasi sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya pengetahuan ibu.

Selain itu pada kelompok umur ini belum terjadi penurunan fungsi organ

sehingga hormon masih aktif diproduksi. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Notoatmodjo (2003), bahwa penurunan fungsi organ

manusia terjadi mulai umur 40 tahun. Dengan menunda waktu pemberian

MP-ASI atau memeberikan ASI eksklusif pada kelompok umur ini maka

akan dapat memberi manfaat, diantaranya menunda waktu hamil sehingga

dapat dijadikan sebagai cara untuk melakukan KB secara alamiah.

Hasil penelitian tentang pendidikan ibu di Desa Payungan , mayoritas

tingkat pendidikan responden adalah SMP yaitu sebanyak 22 responden

(53,7%), minoritas tingkat pendidikan responden adalah SMU yaitu

sejumlah 5 responden (12,2%). Akan tetapi pengetahuan ibu tentang

penyapihan tidak tergantung pada faktor pendidikan saja, tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor lain yang lebih mendukung diantaranya sosial

Page 25: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ekonomi, budaya dan dari pengalaman diri sendiri. Selain faktor diatas,

pengetahuan juga didukung oleh adanya media informasi serta peran aktif

dari tenaga kesehatan dalam memberikan stimulus yang berupa

informasi-informasi tentang kesehatan. Menurut Supariasa dkk (2002).

Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi status gizi adalah

tingkat pendidikan ibu/bapak. Dengan pendidikan yang baik maka ibu

dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik dan cara menjaga kesehatan anaknya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 32 responden (78%).

Hal ini cukup menguntungkan dilihat dari waktu dan perhatian responden

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ibu yang tidak

bekerja akan mempunyai kesempatan waktu luang lebih banyak untuk

mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan oleh PKK atau tenaga

kesehatan guna menambah pengetahuan tentang pemberian nutrisi yang

tepat bagi anaknya meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa ibu

bekerja juga bisa melakukannya.

2. Status gizi baduta usia 6-24 bulan.

Status gizi baduta atau anak usia 6-24 bulan di Desa Payungan,

menunjukkan hasil penghitungan status gizi anak berdasarkan BB/U yang

dilakukan secara langsung, didapatkan anak yang mempunyai status gizi

baik adalah 28 (68,3%) dan yang mempunyai status gizi kurang berjumlah

Page 26: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

11 (26,8%). Dan terdapat 2 baduta anak usia 6-24 bulan yang memiliki

status gizi buruk, perlu dilakukan pemantauan yang lebih serius terhadap

anak yang memiliki status gizi kurang sehingga bisa meningkatkan status

gizi dan menghindarkan defisiensi nutrisi yang bisa menyebabkan

terjadinya status gizi buruk.

Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai menjadi salah satu

penyebab terdapatnya status gizi anak yang kurang dan status gizi buruk.

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan

seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah

maupun mutu gizinya. Rendahnya kualitas konsumsi pangan dipengaruhi

oleh kurangnya akses rumah tangga dan masyarakat terhadap pangan, baik

akses pangan karena masalah ketersediaan maupun tingkat pendapatan

yang mempengaruhi daya beli rumah tangga terhadap pangan (Supariasa,

2002).

Jenis Makanan Pendamping ASI. Pada penelitian mayoritas jenis

makanan pendamping ASI adalah bubur susu yaitu sebanyak 20

responden (48,8%), dan minoritas adalah susu formula yaitu sebanyak 5

responden (12,2%).

Menurut Suherni dkk (2008) bubur susu merupakan jenis makanan

lumat yang diberikan sebagai peralihan dari pemberian ASI ke makanan

padat. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden memberikan jenis

makanan yang tepat kepada bayinya sebelum memberikan makanan padat.

Page 27: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pemberian MP-

ASI usia kurang 6 bulan sebanyak 23 responden (56,1%), dan pemberian

MP-ASI usia 6-24 bulan sebanyak 18 responden (43,9%), dengan masing-

masing mayoritas status gizi baik karena anak masih mendapat ASI yang

cukup dilihat dari pekerjaan ibu yang sebagian besar ibu rumah tangga.

Menurut Savitri dalam bukunya ASI dan Menyusui (2005) terdapat

dua kerugian utama memperkenalkan makanan padat kurang dari enam

bulan, yakni meningkatnya resiko diare dan infeksi, juga jumlah ASI

yang diterima bayi akan menurun. Karena ASI lebih bergizi dari makanan

padat, pertumbuhan anak akan terganggu.

3. Hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta usia 6-24

bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi baik pada anak yang

diberi MP-ASI pada usia kurang 6 bulan sebanyak 10 anak (24,4%), dan

bayi yang diberi MP-ASI pada usia 6-24 bulan sebanyak 18 anak (43,9%).

Anak dengan status gizi kurang yang diberi MP-ASI pada usia kurang dari

6 bulan sebanyak 11 anak (26,8%), dan anak yang diberi MP-ASI pada

usia lebih dari 6 bulan tidak ada. Anak dengan status gizi buruk yang

diberi MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan sebanyak 2 anak (4,9%), dan

bayi yang diberi MP-ASI pada usia lebih dari 6 bulan tidak ada.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara usia pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta usia 6-

Page 28: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

24 bulan di Desa Payungan. Hasil perhitungan uji statistik dengan uji chi

square didapatkan X²=14,86%. Dilihat pada table X², df=2, didapatkan p

value = 0,000. Jadi p value < alpha 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara usia penyapihan dengan

status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan, Kecamatan

Kaliwungu, Kabupaten Semarang Tahun 2010.

Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6

bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan

berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur 2 tahun atau lebih.

(WHO, 2009).

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian terdapat keterbatasan, diantaranya :

1) Tehnik pengumpulan data yang belum dapat menggali informasi yang

mendalam, karena pengumpulan data dilakukan secara obyektif terhadap

ibu dengan anak usia 6-24 bulan.

2) Waktu penelitian yang hanya kurang lebih 1 bulan, belum mampu untuk

mendapatkan data yang lebih mendalam terhadap responden.

3) Alat ukur timbangan Dacin tidak dilakukan uji validitas terlebih dahulu

jadi untuk kevalitan penelitian belum dapat dipastikan.

Page 29: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Usia pemberian MP-ASI ibu terhadap baduta usia 6-24 bulan mayoritas

dilakukan pada usia kurang 6 bulan yaitu sebanyak 56,1 persen.

2. Status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan, 68,3 persen, baduta

yang memiliki status gizi baik, 26,8 persen status gizi kurang dan 4,9

persen status gizi buruk.

3. Hasil uji statsistik dengan uji chi square didapatkan X² = 14,86. Dilihat

pada table X², df=2, didapatkan p value = 0,000. Jadi p value < alpha 0,05.

Adanya hubungan yang signifikan usia pemberian MP-ASI dengan status

gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang.

B. Saran

Saran-saran yang bisa penulis berikan berdasarkan dari hasil analisis

data adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Page 30: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/1284/3/Siswati_1308331_nonfull.pdf · kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis tentang hubungan usia pemberian MP-ASI dengan status gizi

baduta usia 6-24 bulan.

2. Untuk Ketua TP PKK dan kader posyandu di Desa Payungan, Kecamatan

Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

Diharapkan lebih intensif dalam menggerakkan program, kaitannya dengan

ASI eksklusif dan waktu yang tepat untuk dilakukan pemberian MP-ASI.

3. Untuk Petugas Kesehatan Puskesmas Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang (Dokter, Bidan, Ahli Gizi dan Perawat).

Petugas Gizi diharapkan untuk lebih meningkatkan dalam

mempromosikan keunggulan ASI untuk meningkatkan masyarakat dalam

memberikan ASI eksklusif, meningkatkan status gizi anak di wilayahnya

dan memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi usia pemberian MP-ASI dengan status gizi anak kepada

masyarakat.

4. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya.