Upload
dodieu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN
PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B2
SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Wilhelmina Yanuari
081134038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk
kesakitan, kehilangan dan kekecewaan, tetapi
kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk
aslinya.
- Joseph Addison
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
• Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
• Orang tua: Bapak Alex Temu Subagyo dan
Ibu Marciana Mujirah
• Kakak: Dhanik, Novi, Okti, dan Titin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Yanuari, Wilhelmina. (2012). Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang melibatkan dosen
peneliti dan peneliti sebagai anggotanya. Penelitian ini bermula dari keprihatinan dosen peneliti terhadap kebutuhan guru akan adanya perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menindaklanjuti kebutuhan guru dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Juni 2012.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan model Dick dan Carey dengan beberapa modifikasi dari peneliti. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari silabus, RPP, dan materi ajar. Kelayakan model perangkat pembelajaran tersebut dapat diketahui dari hasil penilaian ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling, dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengacu Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP I).
Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi memperoleh persentase 87.57% dengan kategori layak. Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar memperoleh persentase sebesar 92.54% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta semester genap. Kelayakan model perangkat pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik tekun belajar Bahasa Indonesia dan teliti mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Bahasa Indonesia, Bimbingan Pribadi,
Bimbingan Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Yanuari, Wilhelmina. 2012. The Development Model of A Learning Set of Bahasa Indonesia Subject Integrated with Varied Personal and Learning Guidance for the Grade IV Students of Tarakanita Bumijo Elementary School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program Sanata Dharma University.
This research is collaborative research involving lecturer and the
researcher as the members. This research was conducted because of the faculty researcher’s concern for teachers’ needs in providing Bahasa Indonesia learning set integrated with varied guidance. Based on that fact, the researcher was interested in developing learning set of Bahasa Indonesia subject integrated with varied personal and learning guidance. This research was aimed to find out the suitability of that product. This research was conducted from January until June 2012. The method used was research and development. Dick & Carey model was used and modified in this research. The subjects of this research were teachers and the students of class IV B2 of Tarakanita Bumijo Elementary School Yogyakarta. The product developed consisted of syllabuses, lesson plans, and teaching materials. The suitability of those models was validated based on the evaluation results of Indonesian language experts, Guidance and Counseling experts, and learning set development experts based on - Patokan Acuan Penilaian I (PAP I).
The results in percent showed the suitability of a learning set of Bahasa Indonesia subject integrated with varied personal guidance was as follows 87.57% in the category of suitable. While the suitability of a learning set of Bahasa Indonesian subject integrated with varied learning guidance was as follows 92.54% in the category of very suitable. Based on the evaluation results, it could be concluded that the developed learning set of Bahasa Indonesia subject integrated with varied personal and learning guidance was suitable to be used in Bahasa Indonesia learning for the grade IV students of Tarakanita Bumijo Elementary School Yogyakarta even semester. The suitability of that learning set was expected to help students to occupy themselves in learning Bahasa Indonesia to do the task thoroughly and to achieve optimal developmental task. Keywords: Learning Set, Bahasa Indonesia, Personal Guidance, Learning
Guidance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik
Kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I.
4. Ibu AG. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A., dosen pembimbing II.
5. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., dosen penguji ke 3.
6. Bapak Drs. Yohanes Agus Purnama, Kepala Sekolah Dasar Tarakanita
Bumijo Yogyakarta.
7. Ibu Francisca Rustiati, S.Pd., guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta.
8. Pihak yang memvalidasi perangkat pembelajaran pada penelitian ini.
9. Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta dan Kantor Wilayah Lahat.
10. Peserta Didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
11. Teman-teman penelitian kolaboratif: Zita, Devi, Novi Sibur, Mei, Dwi,
Nindy, Ayu, Agatha Novi, dan Tina.
12. Teman-teman kelompok PPL: Vero, Leny, Sahid, Isnu, Ratih, Monic, Nana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.4 Spesifikasi Produk .................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional................................................................. 5
1.6 Kontribusi Penelitian ................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Kajian Teori ............................................................................ 8
2.1.1 Perangkat Pembelajaran .................................................. 8
2.1.2 Bimbingan dalam Konteks Pendidikan ........................... 11
2.1.3 Tugas Guru Sekolah Dasar ............................................ 20
2.1.4 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .................................. 22
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 24
2.8 Kerangka Berpikir ................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 30
3.2 Model Pengembangan ............................................................. 30
3.3 Desain Pengembangan ............................................................ 31
3.4 Prosedur Pengembangan ......................................................... 32
3.5 Subjek Penelitian ..................................................................... 38
3.6 Jenis Data ................................................................................ 38
3.7 Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 38
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 45
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 54
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 64
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 64
5.3 Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas IV B2 ........................................ 39
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia ......... 39
Tabel 3.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2.......................... 40
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Ahli Mata Pelajaran .......................................... 41
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Ahli Bimbingan Konseling............................... 42
Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran .. 42
Tabel 3.7 Kriteria Revisi Produk Pengembangan ............................................ 44
Tabel 3.8 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 ........................................... 44
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Kelas IV B2 ............................................... 46
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia ................ 47
Tabel 4.3 Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2 ............ 48
Tabel 4.4 Deskripsi Para Ahli .......................................................................... 50
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ......................... 51
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ......................... 51
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar .......................... 53
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar .......................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Konsep Pengintegrasian Perangkat Pembelajaran ........................ 27
Bagan 3.1 Sistem Pembelajaran Dick dan Carey ........................................... 34
Bagan 3.2 Modifikasi Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...... 35
Bagan 4.1 Alur Analisis Kebutuhan ............................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 69
Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan .......... 70
Lampiran 3. Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan ............................... 71
Lampiran 4. Hasil Penilaian dari Para Ahli ................................................... 74
Lampiran 5. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi
Ragam Bimbingan Pribadi .......................................................... 79
Lampiran 6. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi
Ragam Bimbingan Belajar .......................................................... 108
Lampiran 7. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ................. 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penelitian ini bermula dari keprihatinan dosen peneliti terhadap
kebutuhan guru sekolah dasar akan adanya model perangkat pembelajaran
terintegrasi ragam bimbingan. Hal ini didukung dengan SK Menpan No.
83/1993 (dalam Barus dan Sri, 2011) yang menegaskan bahwa tugas utama
guru sekolah dasar adalah mengajar dan memberikan bimbingan kepada
peserta didik. Bimbingan yang menjadi tanggung jawab guru sekolah dasar
mencakup bidang bimbingan pribadi/ sosial/ belajar/ karier; dalam rangka
membantu tugas perkembangan peserta didik agar tercapai secara optimal.
Dosen peneliti menindaklanjuti kebutuhan guru sekolah dasar akan
adanya model perangkat pembelajaran yang terintegrasi ragam bimbingan
dengan melaksanakan penelitian kolaboratif. Penelitian kolaboratif ini
melibatkan peneliti sebagai anggota peneliti. Oleh karena itu, peneliti
menindaklanjuti kebutuhan guru yang ditemukan oleh dosen peneliti dengan
melakukan analisis kebutuhan terhadap guru kelas IV B2 Sekolah Dasar (SD)
Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat
hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan dosen peneliti.
Analisis kebutuhan yang pertama pada tanggal 11 Januari 2012, peneliti
melakukan kegiatan wawancara terhadap guru kelas IV B2 SD Tarakanita
Bumijo. Guru berpendapat bahwa perilaku yang dapat menghambat
perkembangan peserta didik antara lain, tidak tepat waktu saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengumpulkan tugas, tidak teliti saat mengerjakan tugas, dan tidak tekun
belajar. Perilaku tersebut tampak pada saat guru melakukan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil wawancara
menyatakan bahwa guru belum memiliki model perangkat pembelajaran
Bahasa Indonesia yang terintegrasi ragam bimbingan.
Peneliti memperkuat data hasil wawancara dengan melakukan observasi
terhadap peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo. Hasil observasi
pada tanggal 14 Januari 2012 menunjukkan bahwa selama pengajaran guru
belum menyisipkan ragam bimbingan. Hasil observasi juga menunjukkan
bahwa peserta didik mengerjakan tugas dengan tidak membaca petunjuk soal
yang telah disediakan guru, perilaku tersebut menunjukkan masalah yang
dialami peserta didik berkaitan dengan ketelitian. Peserta didik juga terlihat
tidak membuat catatan, terlambat datang ke kelas, serta tidak mengumpulkan
pekerjaan rumah, perilaku tersebut menunjukkan masalah yang dialami
peserta didik berkaitan dengan masalah ketekunan belajar.
Hasil wawancara dan observasi tersebut peneliti perkuat dengan
menyebarkan Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) pada 30 peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo. Hasil penyebaran AUK pada tanggal 19 Januari
2012 menunjukkan bahwa persentase tinggi terletak pada pernyataan peserta
didik tidak teliti mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dan pernyataan peserta
didik tidak tekun belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara,
observasi, dan AUK menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV B2
membutuhkan bimbingan pribadi dalam hal ketelitian dan bimbingan belajar
dalam hal ketekunan terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk membantu peserta
didik mengatasi permasalahan dalam aspek pribadi maupun belajarnya, maka
guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo membutuhkan model perangkat
pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar terutama pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat digunakan guru sebagai sarana
memberikan bimbingan pribadi maupun belajar kepada peserta didik melalui
nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut. Hal ini
dikarenakan Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi
atau alat penyerap berbagai informasi tetapi juga merupakan kekayaan
nasional yang sangat berharga untuk mempersatukan suku-suku bangsa, serta
menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. Melalui pembelajaran Bahasa
Indonesia peserta didik dibimbing memiliki rasa bangga terhadap bangsa dan
Bahasa Indonesia. Akhadiah, dkk (1992) mengungkapkan “belajar Bahasa
Indonesia membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa yang diperlukannya, bukan saja untuk berkomunikasi dan
menyerap ilmu pengetahuan, melainkan juga untuk menyampaikan pikiran,
perasaan, sikap, menyerap nilai moral, dan agama serta pengetahuan yang
dipelajarinya” (hlm.5).
Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti hendak membantu guru kelas
dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar. Model perangkat
pembelajaran tersebut digunakan guru untuk memberikan layanan bimbingan
sekaligus melakukan pengajaran secara klasikal. Model pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
model perangkat pembelajaran yang dilakukan akan mengunakan metode
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Oleh
karena itu, peneliti tertarik membuat skripsi yang berjudul “Model
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi
dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta?
2. Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
2. Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.4 SPESIFIKASI PRODUK
Hasil akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa:
1. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan
ragam bimbingan pribadi yang terdiri dari: konsep pengintegrasian model
perangkat pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan Materi Ajar.
2. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan
ragam bimbingan belajar yang terdiri dari: konsep pengintegrasian model
perangkat pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan Materi Ajar.
1.5 DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsiran mengenai definisi
yang dikemukakan maka perlu adanya definisi operasional sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran
Seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar
sekaligus memberikan bimbingan pada peserta didik, meliputi konsep
pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus, RPP, dan materi ajar.
2. Bahasa Indonesia
Bahasa resmi Negara Indonesia yang diajarkan kepada peserta didik dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan tujuan agar peserta
didik bangga terhadap bangsa dan Bahasa Indonesia, sehingga hal
tersebut dapat membantu tugas perkembangan pribadinya. Bahasa
Indonesia juga sebagai alat penyerap ilmu pengetahuan yang dipelajari
peserta didik, sehingga dapat membantu tugas perkembangan belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Bimbingan pribadi
Bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan pribadi peserta didik
agar mereka teliti dalam mengerjakan tugas, konsentrasi, berpikir kritis,
dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri.
4. Bimbingan belajar
Bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan belajar peserta didik
agar mereka tekun belajar, tidak mudah putus asa, dan tepat waktu.
5. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan
Pribadi
Seperangkat tindakan pembelajaran yang dirancang untuk mendukung
proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sekaligus bimbingan pribadi.
6. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan
Belajar
Seperangkat tindakan pembelajaran yang dirancang untuk mendukung
proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sekaligus bimbingan belajar.
1.6 KONTRIBUSI PENELITIAN
Penelitian ini memiliki konstribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru
Melalui penelitian ini, guru sekolah dasar memiliki model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan
pribadi dan belajar untuk peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Bagi peserta didik
Melalui penelitian ini, peserta didik terbantu tugas perkembangannya
terutama dalam aspek pribadi dan belajar melalui pelajaran Bahasa
Indonesia.
3. Bagi peneliti
Peneliti sebagai calon guru sekolah dasar yang bertugas sebagai pengajar
sekaligus pembimbing memiliki pengalaman menyusun model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan
pribadi dan belajar.
4. Bagi Program Studi
Menjalin kerjasama dengan SD mitra melalui kegiatan penelitian model
pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi
ragam bimbingan pribadi dan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini peneliti mengemukakan beberapa hal tentang landasan teori yang
meliputi: (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3) kerangka
berpikir.
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Perangkat Pembelajaran
Menurut Siregar dan Hartini (2010) perangkat pembelajaran merupakan
seperangkat usaha yang dilakukan dengan rencana dan tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya
terkontrol agar ada perubahan yang lebih baik pada diri seseorang. Menurut
Winkel (dalam Siregar dan Hartini, 2010) perangkat pembelajaran yaitu
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta
didik, dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang akan terjadi pada
diri peserta didik.
Ibrahim (dalam Trianto, 2009) menjelaskan perangkat pembelajaran yang
diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS),
Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta
materi ajar. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari silabus, RPP,
dan materi ajar yang akan dijabarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.1.1.1 Silabus
Yulaelawati (dalam Majid, 2008) menyatakan bahwa silabus adalah
seperangkat rencana pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara
sistematis, berisi komponen-komponen yang saling berhubungan untuk mencapai
kompetensi dasar. Pembuatan silabus hendaknya memperhatikan unsur-unsur
silabus, prinsip-prinsip silabus, dan langkah-langkah pembuatan silabus. Unsur-
unsur silabus yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) keterampilan yang diperlukan
agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan
sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, serta (4) berbagai
teknik evaluasi yang digunakan.
Prinsip-prinsip pengembangan silabus yaitu: (1) sistematis, artinya
komponen-komponen dalam silabus saling berhubungan untuk mencapai
kompetensi, (2) konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian, (3) memadai, artinya cakupan
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian cukup
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Langkah-langkah pengembangan silabus meliputi: (1) penulisan identitas
mata pelajaran, (2) penentuan standar kompetensi, (3) penentuan kompetensi
dasar, (4) penentuan materi pokok, (5) penentuan pengalaman belajar peserta
didik, (6) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator, (7) penjabaran indikator
ke dalam instrumen penilaian, (8) penentuan alokasi waktu, dan (9) penentuan
sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.1.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Trianto (2009) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu
panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran
dan disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dijabarkan
dari tujuan pembelajaran yang mengacu indikator agar tercapai hasil belajar sesuai
kurikulum. Komponen-komponen yang ada dalam RPP meliputi: Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar,
strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, serta evaluasi.
Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Menurut Rusman (2010) kegiatan inti dalam
RPP menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi adalah pendalaman
pengalaman yang hendak dicapai. Konfirmasi adalah penegasan dari pengalaman
yang telah diperoleh.
Berdasarkan Buku Pedoman Pengajaran Mikro (2008) sebuah RPP
dikatakan baik jika sudah meliputi: (1) komponen lengkap dan logis urutannya,
(2) pemilihan materi ajar sesuai dengan KD, indikator, dan tujuan, (3) media dan
sumber belajar sesuai dengan indikator yang akan dicapai, (4) langkah-langkah
pembelajaran terdiri kegiatan awal, inti, dan akhir, (5) langkah-langkah
pembelajaran menekankan pada pengalaman peserta didik, (6) langkah-langkah
pembelajaran mencerminkan model atau metode yang digunakan, (7) terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
alokasi waktu pada setiap tahap, (8) penilaian sesuai dengan indikator yang akan
dicapai.
2.1.1.3 Materi Ajar
Menurut Wina Sanjaya (2008) materi ajar adalah isi kurikulum yang harus
dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Materi ajar terdiri
dari: (1) rincian kegiatan agar tujuan yang harus dicapai terukur keberhasilannya,
(2) materi memuat fakta, konsep, dan prosedur (3) materi yang harus dipelajari
oleh peserta didik, (4) rangkuman materi yakni garis-garis besar materi pelajaran
secara urut, (5) tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini memiliki kekhasan pada
pengintegrasian mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan ragam bimbingan yang
peneliti jabarkan sebagai berikut.
2.1.2 Bimbingan dalam Konteks Pendidikan
2.1.2.1 Pengertian Bimbingan
Tohirin (2007) menyatakan istilah bimbingan merupakan terjemahan dari
kata “guidance”. Istilah “guidance”, dalam Bahasa Indonesia berarti bantuan
atau tuntunan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan
atau tuntunan; tetapi tidak semua bantuan dalam lingkup bimbingan. Menurut
Gunawan (1992) “Guidance is the help given by one person to another in making
intelligent choices and adjustment and in solving problem” (hlm. 39-40). Definisi
ini menjelaskan bahwa anak harus membuat pilihannya sendiri dan ia harus
mampu memecahkan permasalahan secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Walgito (2010) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan tuntunan
sehingga orang yang dibimbing tidak merasakan ada sebuah paksaan. Menurut
Yusuf dan Juntika (2010) bimbingan adalah suatu proses yang berkesinambungan,
sistematis, dan terarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Strang (dalam Furqon,
2005) mengemukakan bimbingan merupakan proses belajar untuk menyelesaikan
masalah agar yang dibimbing berkembang secara optimal.
Berdasarkan pengertian bimbingan dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
seseorang agar mampu mengatasi masalah secara mandiri dalam kehidupannya.
2.1.2.2 Tujuan Bimbingan
Menurut Gunawan (1992) bimbingan dinyatakan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu agar (1) memahami diri dan lingkungannya sesuai
tuntutan yang ada, (2) mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan
hidupnya baik dalam aspek pribadi, belajar, dan kariernya, (3) mengembangkan
kemampuannya secara maksimal, serta (4) memberikan bantuan menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat tugas perkembangannya.
Depdikbud 1994 (dalam Furqon, 2005) menjelaskan bahwa secara khusus
layanan bimbingan di sekolah dasar bertujuan untuk membantu peserta didik agar
dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial,
pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Berdasarkan
penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan yaitu membantu
seseorang dalam hal ini dikhususkan pada peserta didik agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangan dalam hidupnya secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.2.3 Landasan Bimbingan di Tingkat Sekolah Dasar
UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun 1990 (dalam Furqon, 2005) menyatakan
bahwa pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk
memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Barus, 2011) mengungkapkan
bahwa pelayanan bimbingan sebagai satu kesatuan dalam sistem pendidikan di
sekolah sehingga perlu diupayakan secara sungguh-sungguh. Perubahan
pendidikan di SD menghendaki juga hadirnya pelayanan bimbingan yang nyata,
konkret, terstruktur, dan lebih profesional.
2.1.2.4 Ragam Bimbingan
Bimbingan dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Bimbingan pribadi
Menurut Marsudi (2010) bimbingan pribadi menuntun peserta
didik agar berkembang dalam iman, mandiri, serta sehat jasmani dan
rohani. Winkel dan Sri (2004) menyatakan bahwa bimbingan pribadi
berarti bimbingan agar peserta didik dapat mengatur diri sendiri baik
jasmani maupun rohani, serta mengembangkan diri agar dapat
memecahkan masalah dalam batin akibat kurangnya penyesuaian diri
terhadap aspek-aspek perkembangan sehingga mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap sesuatu, seperti sikap tidak teliti. Peneliti
kemudian dapat menyimpulkan pengertian bimbingan pribadi yaitu
bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan pribadi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
didik, sehingga mereka mampu mencapai tugas perkembangan
pribadinya.
Beberapa tugas perkembangan pribadi menurut Brown dan
Trusty (dalam Barus, 2010) adalah sebagai berikut: (1) pemahaman
tehadap dirinya sendiri yang meliputi kesadaran menyangkut
kelebihan, kelemahan, minat, perbedaan, dan kesamaan dengan orang
lain, (2) penghargaan terhadap diri sendiri, pandangan positif tentang
diri sendiri, penerimaan diri, (3) mengembangkan rasa percaya diri,
berani tampil, berlatih mengungkapkan gagasan sendiri, (4) belajar
berperilaku dan mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan
efektif, (5) membiasakan bersikap jujur, santun, rendah hati, mentaati
norma-norma, (6) memahami dan mampu mengenali perilaku baik dan
buruk, perbuatan salah dan benar, (7) berlatih mengembangkan
perilaku bertanggung jawab, teliti dan konsekuen, (8) berlatih
mengatur keperluan diri sendiri, perawatan diri dan kegiatan pribadi.
Menurut Sukmadinata (2009) ciri-ciri orang memiliki pribadi
yang baik adalah berpendirian teguh, bertindak tegas, konsekuen,
bertanggung jawab, perhatian terhadap sesuatu, berhati-hati, teliti,
konsentrasi, berpikir secara kritis, dan memahami apa yang dipelajari
penting bagi kehidupannya.
2. Bimbingan Sosial
Marsudi (2010) menjelaskan bahwa bimbingan sosial merupakan
bantuan bagi peserta didik agar bertanggung jawab dalam pergaulan
sosialnya. Menurut Tohirin (2007) “bimbingan sosial bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial
seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri, dan
sebagainya” (hlm. 127). Peneliti menyimpulkan pengertian bimbingan
sosial adalah bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan
sosial peserta didik, sehingga tugas perkembangan sosial peserta diidk
dapat tercapai secara optimal.
Tugas perkembangan sosial menurut Furqon (2005) diantaranya
yaitu (1) menghargai orang lain, (2) mengembangkan keterampilan
hubungan antar pribadi, dan (3) dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
3. Bimbingan Belajar
Menurut Marsudi (2010) bimbingan belajar adalah “bantuan bagi
peserta didik untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan
diri, sikap kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan
dan keterampilan, sesuai dengan program belajar dalam rangka
menyiapkannya melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi
dan berperan serta dalam kehidupan masyarakat” (hlm. 90). Winkel
dan Hastuti (2004) menjelaskan bimbingan belajar ialah bimbingan
dalam hal menemukan cara belajar yang tepat seperti mengingat materi
pelajaran, tidak mudah putus asa, konsentrasi, dan tepat waktu. Peneliti
dapat menyimpulkan pengertian bimbingan belajar sebagai bantuan
untuk mengatasi permasalahan belajar peserta didik, sehingga mereka
mampu mencapai tugas perkembangan belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Furqon (2005) menyatakan bahwa layanan bimbingan belajar
membantu tugas perkembangan peserta didik agar: (1) melaksanakan
cara-cara belajar yang benar, seperti mengulang pelajaran, membuat
ringkasan materi, konsentrasi, dan tepat waktu, (2) mencapai prestasi
belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya dengan
mengembangkan sikap tidak mudah putus asa, (3) memiliki
keterampilan untuk menghadapi ujian dengan belajar secara tekun.
Pengertian belajar itu sendiri menurut Suparno (1997) yaitu
“proses mengumpulkan dan menghubungkan pengalaman atau bahan
yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang
sehingga pengertiannya dikembangkan” (hlm. 61).
4. Bimbingan karier
Menurut Marsudi (2010) bimbingan karier merupakan bantuan
untuk mengenal potensi diri yang berguna bagi masa depan peserta
didik. Menurut Winkel dan Sri (2004) bimbingan karier ialah bantuan
dan pembekalan bagi peserta didik dalam menghadapi dunia pekerjaan
yang akan dihadapinnya. Pengertian bimbingan karier dapat
disimpulkan sebagai bantuan pencapaian tugas perkembangan karier
peserta didik sehingga mereka mampu mempersiapkan dan
menghadapi dunia pekerjaan yang hendak dihadapi.
Furqon (2005) menyatakan bahwa tugas perkembangan karier
adalah (1) mengenali macam dan ciri pekerjaan, (2) menentukan cita-
cita dan masa depan, (3) mengembangkan bakat, dan (4) menyesuaikan
bakat serta minat sesuai jenis pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ragam
bimbingan terbagi menjadi empat macam yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar,
dan karier. Penelitian ini berfokus pada bimbingan pribadi dan belajar. Hal ini
berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan AUK, menunjukkan bahwa
permasalahan yang dialami peserta didik adalah masalah pribadi dan masalah
belajar. Bimbingan dalam penelitian ini dilakukan secara klasikal.
2.1.2.5 Layanan Bimbingan Klasikal
Sukmadinata (2009) menyatakan “bimbingan klasikal merupakan suatu
bantuan yang diberikan kepada peserta didik yang dilaksanakan dalam situasi
kelompok” (hlm. 243). Menurut Winkel dan Hastuti (2004) bimbingan klasikal
merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik dalam suatu kelompok agar
bertambah pengalaman dan interaksinya sehingga memperoleh peningkatan
perkembangan pribadi,belajar, dan sosial masing-masing peserta didik. Hartinah
(2009) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang
dilaksanakan secara berkelompok terhadap sejumlah individu sekaligus, baik
dalam skala besar maupun kecil, sehingga mereka dapat menerima bimbingan
yang dimaksudkan.
Menurut Hartinah (2009) manfaat bimbingan klasikal meliputi (1) peserta
didik yang bermasalah mampu mengenal dirinya melalui teman-teman dalam satu
kelompok, (2) melalui kelompok, peserta didik dapat mengembangkan sikap-
sikap positif seperti toleransi, kerjasama, tanggung jawab, disiplin, kreatif,
menemukan cara belajar yang tepat, (3) melalui kelompok, peserta didik
dihilangkan rasa takut, egois, curiga, iri hati, dan lain sebagainya. Menurut
Winkel (2004) bimbingan yang dilakukan secara berkelompok bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengembangkan secara optimal dari masing-masing individu yang tergabung
dalam suatu kelompok dan bukan mengembangkan kelompok tersebut.
Peneliti dapat simpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan yang dilakukan secara kelompok, baik dalam jumlah
besar maupun kecil dengan tujuan membantu peserta didik mengembangkan diri
untuk mencapai tugas perkembangan dihadapinya.
2.1.2.6 Tugas Perkembangan, Ciri-ciri, dan Permasalahan Peserta Didik Usia
9-12 Tahun
1. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun
Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst dalam Hurlock
(1990) meliputi: (a) membangun sikap yang positif mengenai diri
sendiri, (b) belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman
sebayanya, (c) mengembangkan hati nurani dan tuntutan nilai yang
ada dalam masyarakat, (d) mengembangkan sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial, dan (e) mencapai kebebasan pribadi.
2. Ciri-ciri Peserta Didik Usia 9-12 Tahun
Menurut Izzaty, dkk (2008) masa kelas-kelas tinggi SD
berlangsung antara usia 9-12 tahun, biasanya mereka duduk di
kelas 4, 5, dan 6 SD. Ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi SD
meliputi (a) perhatiannya tertuju pada kehidupan yang dialami
sehari-hari, (b) ingin tahu, ingin belajar (c) timbul minat kepada
pelajaran-pelajaran khusus, (d) beranggapan nilai merupakan
ukuran mengenai prestasi belajarnya di sekolah, dan (e) anak-anak
suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun
Kowitz (dalam Furqon, 2005) menjelaskan permasalahan yang
dihadapi anak-anak SD meliputi:
a. Masalah pribadi terutama berkaitan dengan kemampuan
intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan kebiasaan-
kebiasaannya. Perilaku tersebut diantaranya malas untuk
belajar, malas datang ke sekolah, ketergantungan, kurang
percaya diri, kurang memiliki inisiatif, kurang bertanggung
jawab, tidak teliti, dan menunjukkan perilaku agresif
b. Masalah penyesuaian sosial, seperti perasaan rendah diri,
ketergantungan pada teman, iri hati, cemburu, curiga,
persaingan, perkelahian, permusuhan, terbentuknya klik, tidak
menyenangi guru, tergantung pada guru, tidak ada semangat
belajar, tidak disiplin
c. Masalah belajar, seperti tidak menguasai materi yang
ditargetkan sebagai tujuan pengajaran, kesalahan dalam cara
belajar misalnya tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas;
tidak mengulang pelajaran yang telah dipelajari.
d. Masalah karier menurut Tohirin (2007) disebabkan belum
adanya pemahaman terhadap dunia kerja, cita-cita masa depan,
minat terhadap pekerjaan tertentu, dan kemampuan dalam
bidang tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.1.3 Tugas Guru Sekolah Dasar
2.1.3.1 Tugas Guru SD mengampu Mata Pelajaran
Menurut Suparno (1997) peran guru sangat menuntut penguasaan bahan
yang luas dan mendalam, hal ini disebabkan tugas guru adalah mengampu lima
mata pelajaran pokok yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai bahan yang
diajarkan. Tugas guru adalah membantu peserta didik mengkonstruksi
pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang nyata. Guru yang baik akan
memperkembangkan caranya sendiri dan menerapkan pembelajaran yang inovatif,
sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Sukmadinata
(2009) tugas utama guru sebagai pengajar berbagai ilmu yang diajarkannya yaitu
(1) membantu perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, melalui
pengetahuan yang dimilikinya, (2) membantu memecahkan masalah, (3) melatih
keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik.
Dardji Darmodiharjo (dalam Furqon, 2005) memaparkan kompetensi yang
harus dimiliki seorang guru, yaitu (1) menguasai landasan-landasan pendidikan,
(2) menguasai bahan ajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya, (3) mampu
mengelola program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya,
(4) mampu mengelola kelas dengan cara mengatur tata ruang sesuai karakteristik
peserta didik, (5) mampu mengelola interaksi belajar mengajar, (6) mampu
memvariasi penggunaan media/sumber belajar (7) menilai hasil belajar peserta
didik, (8) memahami prinsip-prinsip dan hasil-hasil penelitian untuk keperluan
pengajaran, dan (9) memahami administrasi pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
tugas guru sekolah dasar dalam mengampu mata pelajaran yaitu membantu
peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan karakteristik dan
tugas perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, guru sekolah dasar selain
mempunyai tugas mengampu mata pelajaran juga bertugas sebagai pembimbing
yang hendak peneliti jabarkan sebagai berikut.
2.1.3.2 Tugas Guru SD sebagai Pembimbing
Barus (2011) menyatakan bahwa “pendidikan bermutu menuju
optimalisasi perkembangan peserta didik usia SD yang bersifat holistik
menghendaki keterpaduan gerak langkah antara proses pembelajaran dan layanan
bimbingan. Sinergi ini mengandung implikasi bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling di SD merupakan tanggung jawab guru, khususnya guru kelas” (hlm 2).
SK Menpan No.83/1993 (dalam Furqon, 2005) menegaskan bahwa selain tugas
utama mengajar, guru sekolah dasar ditambah dengan melaksanakan program
bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Sukmadinata
(2009) selain mengajar guru memiliki tugas untuk membimbing. Hal tersebut
dikarenakan perkembangan anak tidak selalu lancar, terkadang terhambat bahkan
berhenti sama sekali. Oleh karena itu, untuk membantu peserta didik mengatasi
hambatan tersebut, guru memiliki peran sebagai pembimbing.
Furqon (2005) menjelaskan wujud bimbingan yang dapat dilakukan guru
dalam proses belajar mengajar yaitu: (1) menyelenggarakan proses pengajaran
sesuai kemampuan dan kebutuhan peserta didik, (2) menciptakan situasi dan
kondisi kelas yang menyenangkan yaitu bebas dari rasa takut, (3) menilai
keberhasilan belajar peserta didik dan memberikan perbaikan, (4) memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
informasi terhadap pendidikan selanjutnya yang hendak dihadapi peserta didik,
(5) membantu para peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan,
kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya, terutama yang berkaitan dengan
pengajaran yang diajarkannnya dan program pendidikan yang ditempuh para
peserta didiknya, (6) memperlakukan peserta didik sebagai pribadi yang memiliki
harga diri, dengan memahami kelemahan, kekurangan, dan masalah-masalahnya,
(7) memberikan layanan konsultasi, (8) menyerahkan layanan rujukan pada pihak
yang lebih berkompeten bagi peserta didik yang memiliki masalah tetapi tidak
dapat dipecahkan oleh guru, (9) memberikan dorongan untuk meningkatkan dan
mengembangkan aspek pribadi, belajar, dan sosial peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas guru
tidak hanya mengajar mata pelajaran di kelas, tetapi juga mampu memberikan
ragam bimbingan. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik mampu mencegah
maupun mengatasi masalah yag dihadapinya.
2.1.4 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
2.1.4.1 Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Sufanti (2010) menjelaskan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia
memiliki peran utama dalam perkembangan pribadi, belajar, dan sosial peserta
didik. Melalui pengalaman berbahasa murid didorong untuk menyenangi dan
bangga terhadap bangsa dan Bahasa Indonesia. Akhadiah, dkk (1992)
memaparkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan peserta
didik untuk menguasai mata pelajaran lain yang dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.1.4.2 Tujuan Bahasa Indonesia
Akhadiah, dkk (1992) mengungkapkan “belajar Bahasa Indonesia
membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa yang
diperlukannya, bukan saja untuk berkomunikasi atau alat penyerap berbagai
informasi melainkan juga untuk menyampaikan pikiran, perasaan, sikap,
menyerap nilai moral, dan agama serta pengetahuan yang dipelajarinya” (hlm.5).
Contoh tujuan Bahasa Indonesia sebagai alat penyerap informasi bagi peserta
didik yaitu melalui pengembangan kemampuan dasar berbahasa seperti membaca,
menulis, berbicara, dan mendengarkan yang selalu dibiasakan selama kegiatan
pembelajaran. Bahasa Indonesia memiliki peranan penting untuk membantu
peserta didik berkomunikasi melalui pengembangan kemampuan berbahasa dalam
hal berbicara. Bahasa Indonesia juga dapat membantu perkembangan pribadi
peserta didik dapat ditunjukkan melalui penggunaan Bahasa Inonesia saat
menyampaikan ide dan perasaan mereka.
BSNP tahun 2006 (dalam Sufanti, 2010) menjabarkan tujuan mata
pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan
efisien, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, (3) memahami penggunaan Bahasa
Indonesia yang tepat, (4) menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan pribadi, belajar, dan sosial, (5) menggunakan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa tujuan Bahasa Indonesia adalah membantu peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
agar berkomunikasi secara efektif dan efisien serta memperkembangkan diri
dalam aspek pribadi, belajar, dan sosial.
2.1.4.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menjelaskan bahwa
ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Semester 2 meliputi
aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek mendengarkan
meliputi: (1) mendengarkan pengumuman, (2) pembacaan pantun. Aspek
berbicara meliputi: mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan
berbalas pantun dan bertelepon. Aspek membaca meliputi: memahami teks
melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. Aspek
menulis meliputi: mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis
dalam bentuk karangan, menemukan kalimat utama, pengumuman, dan pantun
anak. Melalui aspek dan pokok bahasan Bahasa Indonesia tersebut, maka peneliti
dapat mengintegrasikan pokok bahasan yang hendak dicapai dengan ragam
bimbingan, baik ragam bimbingan pribadi, belajar, maupun sosial yang bertujuan
membantu tugas perkembangan peserta didik.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan satu penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan. Penelitian tersebut dilakukan saudari Erni Yuli
Aryanti mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Daerah yang berjudul “Pengembangan Silabus dan Materi Menyimak dengan
Media Audio Visual dan Metode Kooperatif untuk Peserta didik Kelas VII
Semester 1 SMP Negeri 1 Nanggulan Tahun ajaran 2009/2010” dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menghasilkan produk berupa silabus dan materi pembelajaran menyimak dengan
menggunakan audio visual dan metode kooperatif. Langkah-langkah
pengembangan diawali dengan melakukan analisis kebutuhan yang bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan peserta didik. Analisis kebutuhan ditempuh melalui
penyebaran kuesioner pada peserta didik dan melakukan wawancara pada guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Langkah-langkah pengembangan silabus dan materi menyimak yang
dilakukan Aryanti diantaranya: (1) perencanaan, (2) penyusunan, (3) perbaikan,
(4) pemantapan. Untuk mengetahui produk yang dikembangkan layak digunakan,
maka peneliti melakukan uji coba produk dan melakukan konsultasi pada ahli
untuk memperoleh masukan dan saran. Hasil dari uji coba produk peneliti jadikan
dasar revisi produk pengembangan. Berdasarkan hasil penilaian dosen
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru Bahasa dan Sastra Indonesia
kelas VII semester I SMP Negeri 1 Nanggulan, dan tanggapan peserta didik
terhadap media, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan media audio
visual telah memenuhi kriteria kelayakan. Relevansi penelitian yang dilakukan
oleh Aryanti peneliti jadikan gambaran tentang pengembangan perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya silabus dan gambaran tentang langkah-
langkah pengembangan yang dilakukan oleh Aryanti.
Peneliti juga melakukan penelusuran tentang model pengembangan perangkat
pembelajaran terintegrasi dengan ragam bimbingan, tetapi hasil penelusuran
menunjukkan belum ada pengembangan yang terkait perangkat pembelajaran
tersebut. Meskipun demikian, menurut Gendon Barus dan Sri Hastuti (2011)
fokus perhatian pengembang perangkat pembelajaran diarahkan pada butir-butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kebutuhan yang teridentifikasi sangat intens untuk ditetapkan sebagai topik
bimbingan yang mendapat skala prioritas pertama dalam mendapatkan pelayanan.
Butir-butir kebutuhan yang terdaftar sangat intens tersebut selanjutnya diolah
menjadi muatan layanan bimbingan pribadi yang dijabarkan dalam perangkat
pembelajaran.
Oleh karena itu, peneliti melihat contoh modul pengembangan diri yang telah
dikembangkan oleh Gendon Barus dan Sri Hastuti (2011) dengan pokok bahasan:
“Terampil Membaca dengan Cepat”. Indikator layanan tersebut adalah: (1) peserta
didik memotivasi diri untuk bersemangat dalam membaca, (2) peserta didik
menemukan keterampilan membaca dengan cepat, (3) peserta didik berlatih kiat-
kiat jitu dalam membaca yang telah dipelajarinya. Kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai indikator tersebut pembimbing mengajak peserta didik menonton cerita
pendek “Arci Sang Juara”, cerita tersebut mengisahkan seorang anak yang rajin
membaca buku pelajaran, sehingga ketika ujian anak tersebut tidak mengalami
kesulitan.
Pembimbing kemudian mengajak peserta didik untuk berefleksi terhadap
cerita yang telah ditonton dengan harapan peserta didik termotivasi untuk rajin
membaca. Pembimbing kemudian menjelaskan kiat-kiat dalam membaca.
Penelitian yang hendak peneliti lakukan memiliki relevansi dengan modul tersebut
yaitu pada penekanan pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam
bimbingan, serta penetapan topik bimbingan berfokus pada butir-butir kebutuhan
yang sangat intens untuk mendapat prioritas pelayanan.
Berdasarkan relevansi penelitian yang dilakukan oleh Aryanti, dan modul
pengembangan diri dari Gendon Barus dan Sri Hastuti, maka peneliti jadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
acuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik di
SD.
2.3 Kerangka Berpikir
Guru SD memiliki tugas mengajarkan materi pelajaran dan melaksanakan
bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bimbingan tersebut dapat
diberikan melalui nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran itu sendiri,
dengan demikian peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya
sekaligus belajar materi pelajaran yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan guru dalam memberikan bimbingan sekaligus mengajarkan
materi pelajaran, maka perlu adanya model perangkat pembelajaran yang
mengintegrasikan mata pelajaran dengan ragam bimbingan. Mekanisme konsep
pengintegrasian model perangkat pembelajaran akan disajikan dalam bentuk
bagan seperti berikut.
Bagan 2.1 Konsep Pengintegrasian Model Perangkat Pembelajaran
Tugas guru SD: mengajar dan memberikan bimbingan.
Pemenuh kebutuhan: perangkat pembelajaran
terintegrasi ragam bimbingan.
Kebutuhan guru SD: model perangkat pembelajaran yang
berisi materi pelajaran sekaligus bimbingan untuk membantu peserta
didik mencapai tugas perkembangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran diawali dengan
mengkaji kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia dan menentukan
kompetensi dasar yang berada pada semester genap. Setelah kompetensi dasar
ditentukan, langkah selanjutnya yaitu menentukan materi yang berkaitan dengan
kompetensi dasar tersebut. Materi diputuskan pada kalimat utama dan pantun.
Peneliti kemudian menyusun indikator materi berdasarkan kompetensi dasar
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan menyusun indikator bimbingan berdasarkan
esensi bimbingan dalam hal ini bimbingan pribadi dan belajar. Indikator materi
dan indikator bimbingan selanjutnya diintegrasikan, sehingga tersusun menjadi
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut sebagai acuan bagi guru untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar Bahasa Indonesia sekaligus mencapai
tugas perkembangan pribadi dan belajar. Penelitian ini difokuskan pada
pencapaian tugas perkembangan pribadi dan belajar dikarenakan hasil analisis
kebutuhan yang menunjukkan bahwa peserta didik mengalami masalah pada
aspek pribadi dan belajar. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran hendaknya
mengandung tugas perkembangan yang harus dicapai peserta didik, dalam hal ini
tugas perkembangan pribadi dan belajar.
Tujuan pembelajaran dijabarkan secara terperinci dalam langkah-langkah
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berfungsi untuk menggali
pengetahuan awal peserta didik (eksplorasi), pendalaman pengalaman yang
hendak dicapai (elaborasi), dan penegasan dari pengalaman yang telah diperoleh
(konfirmasi). Setelah tersusun menjadi konsep pengintegrasian, maka langkah
selanjutnya mengembangkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar yang terdiri dari silabus, RPP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dan materi ajar. Pengembangan model perangkat pembelajaran tersebut selalu
mengacu pada konsep pengintegrasian yang ada.
Model perangkat pembelajaran tersebut, kemudian dinilai oleh ahli mata
pelajaran Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling, dan ahli pengembangan.
Tujuannya agar dapat diketahui kelayakan model perangkat pembelajaran yang
sedang dikembangkan dari sudut pandang masing-masing ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini peneliti menjabarkan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian
yang meliputi: (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan, (3) desain
pengembangan, (4) prosedur pengembangan, (5) subyek penelitian, (6) jenis data,
(7) instrumen pengumpulan data, dan (8) teknik analisis data.
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan. Penelitian ini mengembangkan model perangkat pembelajaran
Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar, yang terdiri dari
konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran, silabus, RPP, dan materi ajar.
Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa “metode penelitian dan pengembangan atau
dalam bahasa Inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut” (hlm. 407). Menurut Nugraha (2011) “penelitian
pengembangan yaitu jenis penelitian yang berorientasi pada aktivitas
mengembangkan/ menghasilkan produk dan memvalidasi produk tersebut melalui
langkah-langkah sistematis” (hlm. 1).
3.2 MODEL PENGEMBANGAN
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
prosedural. Menurut Setyosari (2010) model prosedural adalah model deskriptif yang
menggambarkan alur yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Model prosedural biasanya berupa urutan langkah-langkah, yang diikuti secara
bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Penelitian kali ini menggunakan
model prosedural yang dirancang oleh Dick dan Carey.
3.3 DESAIN PENGEMBANGAN
Sanjaya (2008) menyatakan bahwa “desain pengembangan adalah proses yang
disengaja tentang suatu pemikiran, perencanaan, dan penyeleksian bagian-bagian,
teknik, dan prosedur yang mengatur suatu tujuan atau usaha yang hendak
dikembangkan” (hlm. 32). Pengembangan dalam penelitian ini mencakup dua hal
yaitu pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi
ragam bimbingan pribadi dan pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa
Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar. Bimbingan pribadi membantu peserta
didik mengatasi masalah dalam hal ketelitian yang mencakup kemampuan
memperhatikan petunjuk, berhati-hati melakukan sesuatu, bertanggung jawab dalam
melakukan sesuatu, berpikir kritis, berkonsentrasi, menyadari apa yang dipelajari
penting bagi kehidupannya. Bimbingan belajar membantu peserta didik mengatasi
masalah dalam hal ketekunan yang mencakup kemampuan mengingat materi
pelajaran, tidak mudah putus asa, mengulang pelajaran, membuat ringkasan,
berkonsentrasi, serta tepat waktu.
Pengembangan pada penelitian ini menghasilkan model perangkat pembelajaran
Bahasa Indonesia yang berisi konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran,
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi ajar terintegrasi ragam
bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita
Bumijo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.4 PROSEDUR PENGEMBANGAN
Prosedur pengembangan dalam penelitian pengembangan model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan
belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo ini menggunakan
langkah-langkah yang dikemukakan oleh Dick dan Carey dengan beberapa
modifikasi.
Setyosari (2010) memaparkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan
yang dirancang oleh Dick dan Carey seperti berikut.
1. Analisis Kebutuhan
Langkah ini untuk menentukan tujuan produk yang akan dikembangkan
2. Analisis Pembelajaran
Analisis pembelajaran meliputi: keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-
tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Analisis Pebelajar dan Konteks
Tahap ini meliputi: menganalisis kemampuan, sikap, karakteristik awal
pebelajar, karakteristik pembelajaran awal, dan dimana pengetahuan dan
keterampilan baru akan digunakan.
4. Tujuan Umum dan Khusus
Tahap ini menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan operasional yang lebih
spesifik. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus
program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara
spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Mengembangkan Instrumen
Mengembangkan instrumen assessment dengan mengacu tahap 4.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik untuk membantu
pebelajar untuk mencapai tujuan khusus.
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang dapat berupa: bahan
cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang
dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan.
8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk
yang dikembangkan.
9. Melakukan Revisi
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau
produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.
10. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektifitas program secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Bagan 3.1 Sistem Pembelajaran Dick & Carey
1. Analisis Kebutuhan
Dan Identifikasi
Tujuan Umum
2.Melakukan
analisis
pembelajaran
3.Menganalisis
pebelajar dan
konteks
4.Merumus
kan tujuan
khusus
5. Mengem
bangkan
instrumen
assessment
6. Mengem
bangkan
strategi
pembelajaran
7. Mengembangkan
dan memilih bahan
pembelajaran
8. Merancang dan
melakukan evaluasi
formatif
Melakukan
analisis
pembelajaran
10.Merancang
dan melakukan
evaluasi sumatif
9. Melakukan
revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berikut ini langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan
oleh Dick dan Carey dengan beberapa modifikasi dari peneliti.
Bagan 3.2 Modifikasi Prosedur Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
TAHAP PENILAIAN AHLI
Penilaian Ahli Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Penilaian Ahli Bimbingan Konseling
Penilaian Ahli Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Penilaian 1
Penilaian 2 Penilaian 2
Penilaian 1
TAHAP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
(8) Mengembangkan strategi pembelajaran
(7) Mengembangkan assessmen
(9) Mengembangkan materi pelajaran
Revisi 1
Revisi 2
Revisi 1
Revisi 2
Penilaian
Revisi
MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA
DIDIK KELAS IV B2 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA
TAHAP AWAL PENELITIAN
(6)
Merumuskan
indikator
(5)
Menganalisis nilai
bimbingan
(3)
Mengidentifikasi
standar
kompetensi
(4)
Menganalisis
kompetensi dasar
(2)
Analisis
Kebutuhan
(1)
Penetapan
Subjek
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Keterangan Bagan 3.2
Prosedur pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar:
1. Tahap Awal Penelitian
a. Penetapan subjek penelitian
Penelitian ini akan berfokus pada guru kelas dan peserta didik IV B2 SD
Tarakanita Bumijo
b. Analisis kebutuhan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup:
1) Wawancara dengan seorang guru kelas yang sekaligus sebagai guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IVB2 SD Tarakanita Bumijo.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru tersebut.
2) Observasi terhadap 30 peserta didik di kelas IV B2 SD Tarakanita
Bumijo saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Data ini
digunakan untuk memperkuat hasil wawancara.
3) Penyebaran AUK (Alat Ungkap Kebutuhan) di kelas IV B2 SD
Tarakanita Bumijo untuk mengetahui kebutuhan yang dihadapi peserta
didik dan memperkuat hasil wawancara dan AUK.
c. Mengidentifikasi standar kompetensi.
d. Menganalisis kompetensi dasar.
e. Menganalisis esensi bimbingan yang dibutuhkan peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo. Esensi bimbingan diperoleh berdasarkan
kuesioner alat ungkap kebutuhan. Peneliti kemudian menjabarkan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
bimbingan tersebut menjadi beberapa indikator bimbingan yang akan
dicapai.
f. Merumuskan indikator materi berdasarkan kompetensi dasar, kemudian
mengintegrasikan indikator bimbingan dengan indikator materi sehingga
tersusun tujuan pembelajaran.
2. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran
a. Mengembangkan assessment dengan mengacu tujuan pembelajaran.
b. Mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran.
3. Tahap Penilaian Ahli
Jenis penilaian pada penelitian ini menggunakan jenis validasi isi (content
validity). Menurut Setyosari (2010) validitas isi mengarah pada seluruh
kandungan isi instrumen yang bersangkutan dan menggambarkan isi yang
dikehendaki. Validitas isi ditetapkan berdasarkan penilaian ahli mata pelajaran
dan para pakar yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang kajiannya.
Peneliti menjabarkan tahapan penilaian ahli sebagai berikut.
a. Penilaian oleh ahli mata pelajaran
Masukan dan penilaian dari ahli mata pelajaran peneliti jadikan acuan
melakukan revisi, kemudian dijadikan bahan penilaian yang kedua.
a) Penilaian oleh ahli Bimbingan Konseling
Masukan dan penilaian dari Bimbingan Konseling peneliti jadikan acuan
melakukan revisi, kemudian dijadikan bahan penilaian yang kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b) Penilaian oleh ahli pengembangan perangkat pembelajaran
Masukan dan penilaian dari ahli pengembangan sebagai acuan melakukan
revisi. Tujuan penilaian tersebut adalah untuk memperkuat penilaian dari
ahli mata pelajaran dan ahli Bimbingan Konseling, serta menilai dari
sudut pandang pengembangan suatu perangkat pembelajaran.
3.5 SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah 1 guru kelas dan 30 peserta didik kelas IV B2
SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
3.6 JENIS DATA
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang didukung dengan data
kuantitatif. Data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari kuesioner yang berupa
alat ungkap kebutuhan dan hasil penilaian dari ahli. Data kualitatif diperoleh berupa
hasil wawancara dengan guru kelas IV B2, hasil observasi ketika kegiatan belajar
mengajar Bahasa Indonesia, serta hasil komentar dari penilaian ahli bidang studi
Bahasa Indonesia, ahli BK, dan ahli pengembangan.
3.7 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara, observasi,
kuesioner, penilaian ahli. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV B2 di SD
Tarakanita Bumijo, sedangkan observasi peneliti lakukan ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti menyebarkan AUK untuk memperkuat data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
wawancara dan observasi. Tabel daftar wawancara dengan guru kelas, tabel daftar
pengamatan (observasi), dan tabel AUK, peneliti jabarkan seperti di bawah ini:
3.7.1 Pedoman Wawancara
Kegiatan wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran perangkat
pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan guru agar dapat membantu peserta didik
mencapai tugas perkembangannya. Pedoman wawancara dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas IVB 2 SD Tarakanita Bumijo
NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling? 2 Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan kepada peserta didik? (jika jawaban tidak lanjut nomer 3)
3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan anda dapat menghambat perkembangan mereka?
4 Perilaku tersebut tampak pada saat anda melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran apa?
5 Apakah anda pernah menyusun perangkat pembelajaran dari mata pelajaran tersebut yang berisi ragam bimbingan?
6 Perangkat pembelajaran seperti apa yang anda perlukan?
3.7.2 Pedoman Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran Bahasa
Indonesiadi kelas IVB 2 SD Tarakanita Bumijo. Kegiatan observasi dilakukan untuk
memperkuat data hasil wawancara.
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia
No Pernyataan Keterangan 1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias 2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru 3 Peserta didik datang tepat waktu 4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang
disampaikan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
5 Peserta didik mengumpulkan PR 6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru
kurang jelas
7 Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan cermat 8 Peserta didik mengerjakan tugas secara tepat waktu 9 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan 10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang
dibentuk guru
3.7.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan (AUK)
Alat ungkap kebutuhan merupakan alat untuk mengetahui ragam bimbingan
yang dibutuhkan oleh peserta didik. AUK memuat pernyataan – pernyataan yang
berkaitan dengan ragam bimbingan. AUK bertujuan untuk mengetahui ragam
bimbingan yang dibutuhkan peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.
Tabel 3.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2
No Pernyataan Ya Tidak 1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia. 2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan tepat waktu. 3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah. 4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa Indonesia. 5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal Bahasa Indonesia yang
sulit.
6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. 7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia. 8 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia secara berkelompok.
9 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk bergaul dengan orang lain. 11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat berbicara dengan baik. 12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis dengan baik. 13 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi dari
berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan sebagainya)
14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan berbahasa Indonesia. 15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya dengan berbahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.7.4 Pedoman Penilaian Ahli
Peneliti jabarkan pedoman penilaian ahli mata pelajaran, ahli Bimbingan
Konseling, dan ahli pengembangan terhadap model perangkat pembelajaran Bahasa
Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar sebagai berikut.
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Ahli Mata Pelajaran
No. Komponen Penilaian
Silabus 1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar 4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator RPP 1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator dan tujuan 3 Kesesuaian pemilihan model pembelajaran dengan materi
pembelajaran 4 Rumusan kegiatan pembelajarannya mencerminkan kegiatan
Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK) 5 Kegiatan pembelajaran bervariasi 6 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional 7 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat otentik 8 Jumlah sumber belajar memadai 9 Ketepatan pemilihan media pembelajaran 10 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Materi Ajar 1 Kesesuaian isi materi ajar dengan kegiatan yang dilakukan. 2 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3 Materi memuat fakta, konsep, prosedur. 4 Pengorganisasian materi sistematis dan logis. 5 Bahasa yang digunakan komunikatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Ahli Bimbingan Konseling (BK)
No Komponen Penilaian Silabus 1 Kesesuaian antara SK, KD mata pelajaran dan esensi bimbingan 2 Kualitas perumusan pengalaman belajar 3 Kesesuaian pengalaman belajar dengan esensi bimbingan RPP 1 Kesesuaian antara SK, KD, indikator, tujuan, dan nilai bimbingan. 2 Konsistensi antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran
yang berisi bimbingan. 3 Kegiatan pembelajaran mencerminkan bimbingan. 4 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat reflektif 5 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Materi Ajar 1 Materi ajar mencerminkan esensi bimbingan. 2 Materi ajar memuat komponen kognisi, afeksi dan konasi 3 Materi ajar sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 4 Bahasa yang digunakan komunikatif
Tabel 3.6 Pedoman Penilian Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran
No Komponen Penilaian
Silabus
1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar 4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator RPP 1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator dengan nilai bimbingan 3 Ketepatan dalam memilih model pembelajaran 4 Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan kegiatan Eksplorasi,
Elaborasi, Konfirmasi (EEK) 5 Rumusan kegiatan pembelajaran melibatkan siswa 6 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional 7 Penilaian bersifat otentik 8 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Materi Ajar 1 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2 Materi memuat fakta, konsep, prosedur. 3 Pengorganisasian materi sistematis dan logis. 4 Bahasa mudah dipahami 5 Tampilan materi tidak membosankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA
Peneliti menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu menggunakan
skala dikotomi dan skala likert. Skala dikotomi merupakan penghitungan untuk
kuesioner tertutup yang memiliki jawaban terbatas yaitu ya dan tidak. Jawaban ‘ya’
mempunyai skor 0, dan jawaban ‘tidak’ mempunyai skor 1. Skala likert digunakan
dalam instrumen validasi untuk mengukur kelayakan model perangkat pembelajaran
dengan rentang skor 1-5 dan dinamakan tipe data interval. Kedua cara analisis data di
atas pada akhirnya akan dideskripsikan, sehingga menjadi satu data yaitu data analisis
deskriptif.
Persentase hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli bidang studi Bahasa
Indonesia, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli pengembangan ditentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Langkah yang dilakukan peneliti setelah mendapat persentase skor penilaian
adalah mencari interval yang sesuai untuk menentukan tingkat kelayakan perangkat
pembelajaran. Tingkat kelayakan inilah yang dijadikan dasar perlu ada tidaknya
revisi. Arikunto menjabarkan kriteria revisi model pengembangan perangkat
pembelajaran sebagai berikut (dalam Pardiyono, 2006).
Jumlah skor yang diperoleh x100%
Jumlah skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.7 Kriteria Revisi Model Pengembangan`Perangkat Pembelajaran
Interval Tingkat
Pencapaian
Nilai Kualifikasi
90-100% 5 Baik sekali. Tidak perlu dilakukan revisi. 80-89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi. 65-79% 3 Cukup baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus
dipertimbangkan untuk dilakukan revisi. Pertimbangan didasarkan beberapa hal, yaitu: (1) penilaian oleh ahli Bimbingan Konseling (BK), (2) ahli mata pelajaran, dan (3) ahli pengembangan.
55-64% 2 Kurang baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.
< 35% 1 Sangat kurang. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi dan melakukan pengkajian ulang model.
Tabel kriteria kelayakan model perangkat pembelajaran yang terintegrasi
dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar akan diukur menggunakan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. Menurut Masidjo (2006) PAP I merupakan
penilaian yang berorientasi pada suatu patokan yang sifatnya pasti dan sesuai
tingkat penguasaan yang telah ditetapkan. Tabel PAP I dijabarkan sebagai
berikut.
Tabel 3.8 Penilaian Acuan Patokan (PAP) I
Tingkat Penguasaan kompetensi Rentang Nilai Keterangan 90-100% 87-100 Sangat layak 80-89% 74-87 Layak 65-79% 61-74 Cukup layak 55-64% 48-61 Kurang layak < 35% Di bawah 48 Sangat kurang layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini peneliti menjabarkan beberapa hal berkaitan: (1) hasil penelitian
dan (2) pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan analisis kebutuhan sebelum mengembangkan model
perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui model perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru
dalam membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Analisis
kebutuhan tersebut diperoleh dari kegiatan wawancara, observasi, dan
penyebaran kuesioner Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) yang dijabarkan sebagai
berikut.
Bagan 4.1 Alur Analisis Kebutuhan
4.1.1.1 Wawancara
Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas IV B2 pada
tanggal 11 Januari 2012. Kegiatan wawancara bertujuan untuk mengetahui
Analisis
Kebutuhan
Wawancara Observasi Penyebaran AUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kebutuhan guru akan adanya model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam
bimbingan. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Kelas IV B2
NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Apakah di sekolah ini ada
guru bimbingan konseling?
Di SD Tarakanita Bumijo ada satu guru BK.
2 Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik? (jika jawaban tidak lanjut nomer 3)
Ya, saya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik tiap satu bulan sekali atau biasa disebut perwalian.
3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan anda dapat menghambat perkembangan mereka?
Menurut pengamatan saya, perilaku peserta didik yang dapat menghambat perkembangan mereka antara lain, tidak tepat waktu, tidak teliti saat mengerjakan tugas, mengeluh saat diberi tugas, tidak memperhatikan saat saya memberikan penjelasan.
4 Perilaku tersebut tampak pada saat anda melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran apa?
Perilaku tersebut tampak pada saat saya melakukan KBM mata pelajaran Bahasa Indonesia.
5 Apakah anda pernah menyusun perangkat pembelajaran dari mata pelajaran tersebut yang berisi ragam bimbingan?
Saya belum pernah menyusun perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan.
6 Perangkat pembelajaran seperti apa yang anda perlukan?
Perangkat pembelajaran yang saya perlukan adalah perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan, sehingga ketika saya mengajar Bahasa Indonesia bisa sekaligus memberikan ragam bimbingan kepada peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas berpendapat tentang perilaku
peserta didik yang dapat menghambat tugas perkembangannya antara lain, tidak
tepat waktu saat mengumpulkan tugas, tidak tekun belajar, dan tidak teliti saat
mengerjakan tugas. Guru mengungkapkan bahwa perilaku tersebut tampak pada
saat guru melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Indonesia. Guru juga menyatakan bahwa membutuhkan perangkat pembelajaran
Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan, sehingga ketika mengajar Bahasa
Indonesia dapat sekaligus memberikan ragam bimbingan kepada peserta didik
untuk membantu tugas perkembangannya.
4.1.1.2 Observasi
Peneliti melakukan observasi pada tanggal 14 januari 2012 untuk
memperkuat hasil wawancara dengan guru kelas. Hasil observasi kepada 30
peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo diperoleh peneliti sebagai
berikut.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia
No Indikator Keterangan 1 Peserta didik mengikuti
pelajaran dengan antusias Peserta didik antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru
Beberapa peserta didik mengeluh saat diberi tugas.
3 Peserta didik datang tepat waktu
2 peserta didik datang terlambat.
4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru
3 peserta didik tidak membuat catatan.
5 Peserta didik mengumpulkan PR
6 peserta didik tidak mengumpulkan PR.
6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru kurang jelas
Beberapa peserta didik bersedia menanggapi pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
7 Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan cermat
Beberapa peserta didik mengobrol dengan temannya saat guru menjelaskan, 2 peserta didik bermain dengan alat pengatur kipas angin, 4 peserta didik mengerjakan tugas tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru.
8 Peserta didik mengerjakan tugas secara tepat waktu
1 peserta didik tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas.
9 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan
Peserta didik meminjamkan alat tulis kepada temannya.
10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru
Seluruh peserta didik bersedia bekerjasama dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan tabel observasi di atas, beberapa peserta didik terlihat tidak
mengumpulkan pekerjaan rumah. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik
kelas IV B2 mengalami masalah pada tugas perkembangan belajarnya, sehingga
untuk mengatasi permasalahan tersebut membutuhkan bimbingan belajar.
Pernyataan ini didukung oleh Furqon (2005) yang memaparkan manfaat layanan
bimbingan belajar yaitu membantu tugas perkembangan belajar peserta didik,
diantaranya adalah melaksanakan cara-cara belajar yang benar, seperti mengulang
pelajaran, membuat ringkasan materi, konsentrasi, dan tepat waktu.
Perilaku lain yang banyak terlihat adalah peserta didik tidak teliti dalam
membaca petunjuk soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV
B2 mengalami masalah pada tugas perkembangan pribadinya, sehingga
membutuhkan bimbingan pribadi. Pernyataan tersebut didukung oleh Winkel dan
Sri (2004) bahwa bimbingan pribadi berarti bimbingan agar peserta didik dapat
mengatur diri sendiri dan mengembangkan diri agar dapat memecahkan masalah
dalam batin akibat kurangnya penyesuaian diri terhadap aspek-aspek
perkembangan pribadi diantaranya agar bertanggung jawab, teliti dan konsekuen.
4.1.1.3 Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) Peserta Didik
Peneliti menyebarkan AUK pada tanggal 19 Januari 2012. Penyebaran
AUK bertujuan memperkuat hasil wawancara dan observasi. Hasil AUK yang
telah disebarkan kepada 28 peserta didik adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2
No Item Pernyataan Menjawab Tidak % Ragam Bimbingan Pribadi
4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
4 14.29%
5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal Bahasa Indonesia yang sulit.
2 7.14%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. 12 42.86% 7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia. 2 7.14%
11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat berbicara dengan baik.
2 7.14%
Ragam Bimbingan Sosial
8 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas Bahasa Indonesia secara berkelompok.
4 14.29%
9 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
9 32.14%
10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk bergaul dengan orang lain.
8 28.57%
14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan berbahasa Indonesia.
2 7.14%
15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya dengan berbahasa Indonesia.
3 10.71%
Ragam Bimbingan Belajar 1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia. 1 3.57%
2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan tepat waktu.
6 21.43%
3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah. 10 35.71%
12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis dengan baik.
3 10.71%
13 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan sebagainya)
4 14.29%
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi terletak pada item
nomor 6 tentang pernyataan peserta didik tidak teliti mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia. Persentase tinggi lainnya terletak pada item nomor 3 tentang
pernyataan peserta didik tidak tekun belajar Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan penyebaran AUK, maka
peneliti dapat simpulkan bahwa guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo
membutuhkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi dalam hal ketelitian dan ragam bimbingan belajar dalam hal
ketekunan. Oleh karena itu, peneliti tertarik membantu guru dengan
mengembangkan model perangkat pembelajaran tersebut. Kelayakan model
perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dan belajar diketahui dari hasil penilaian para ahli yang akan dijabarkan sebagai
berikut.
4.1.2 Hasil Penilaian Ahli
Perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan
pribadi dan belajar yang dikembangkan oleh peneliti dinilai oleh ahli mata
pelajaran Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli
pengembangan perangkat pembelajaran.
Tabel 4.4 Deskripsi Para Ahli
No Ahli Jabatan Pengalaman Tugas
Penilaian Jenis
Validasi Pelaksanaan
validasi 1 Praktisi
mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD.
Guru kelas, guru Bahasa Indonesia, guru PKn, dan guru Bahasa Jawa di SD Tarakanita Bumijo.
Mengajar Bahasa Indonesia lebih dari 10 tahun.
Menilai keefektifan perangkat apabila digunakan guru Bahasa Indonesia di kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo.
Isi 1 Mei 2012 dan 28 Mei 2012
2 Ahli yang mendalami Bahasa Indonesia.
Dosen Bahasa Indonesia di Program Studi PBSID UniversitasSanata Dharma.
Mengajar Bahasa Indonesia lebih dari 10 tahun.
Menilai isi perangkat pembelajaran dari sudut pandang Bahasa Indonesia.
Isi 8 Mei 20012 dan 5 Juni 2012
3 Praktisi SD yang memiliki latar belakang BK.
Guru kelas di SD Kanisius Sorowajan.
Mengajar lebih dari 10 tahun.
Menilai keefektifan kegiatan bimbingan yang diberikan melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang.
Isi 11 Mei 2012 dan 11 Juni 2012
4 Ahli yang mendalami ilmu BK.
Dosen di Program Studi BK Universitas Sanata
Mengajar BK selama 2 tahun.
Menilai isi perangkat pembelajaran dari sudut pandang BK.
Isi 10 Mei 2012 dan 7 Juni 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dharma 5 Ahli
penelitian pengembangan di Universitas Sanata Dharma.
Dosen di Program Studi PBSID UniversitasSanata Dharma.
Melakukan penelitian pengembangan dan memberikan seminar tentang penelitian pengembangan selama lebih dari 10 tahun.
Melakukan penilaian terhadap langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran.
Isi 14 Juni 2012
Perangkat pembelajaran yang dinilai oleh para ahli meliputi: silabus, RPP, dan
materi ajar. Kriteria penilaian menggunakan skala likert dengan rentang skor 1-5.
Acuan penilaian kelayakan perangkat pembelajaran menggunakan Penilaian
Acuan Patokan 1 (PAP 1) seperti yang telah dicantumkan pada tabel 3.8
(hlm. 44).
Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi
Komponen Ahli Mata Pelajaran
Ahli BK Ahli Pengembangan
Persentase Total
Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II Silabus 90% 90% 93% 86% 85% RPP 92% 86% 96% 92% 80% Materi ajar 92% 92% 95% 90% 76%
Jumlah 90.3% 92.12% 80.3% 87.57%
Komponen Ahli Mata Pelajaran
Ahli BK Persentase Total
Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II Silabus 85% 90% 86.7% 80% RPP 84% 84% 92% 80% Materi ajar 88% 84% 80% 80%
Jumlah 85.83% 83.12% 84.48%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian pertama pada perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi memperoleh
persentase total sebesar 84.48% berdasarkan PAP 1 dalam kategori layak
digunakan. Hasil penilaian kedua memperoleh persentase sebesar 87.57%
berdasarkan PAP 1 dalam kategori layak digunakan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil penilaian kedua mengalami peningkatan perolehan persentase.
Penilaian pertama dan kedua juga memiliki perbedaan, hal tersebut terlihat
pada tabel 4.5 dan tabel 4.6. Kedua tabel tersebut menunjukkan perbedaan pada
jumlah ahli yang melakukan penilaian. Pada penilaian pertama terdapat dua ahli
yaitu mata pelajaran dan ahli BK, sedangkan penilaian kedua terdapat ahli mata
pelajaran, ahli BK, dan ahli pengembangan. Hal ini disebabkan ahli
pengembangan hanya menilai satu kali pada model perangkat pembelajaran yang
peneliti kembangkan. Model tersebut adalah model perangkat pembelajaran
Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi. Penilaian tersebut
dilakukan satu kali dan pada satu model perangkat pembelajaran karena saat
peneliti mengajukan dua desain model untuk dinilai, ahli pengembangan memilih
salah satu model sebagai perwakilan. Penilaian ini juga dimaksudkan untuk
memperkuat dan memberikan masukan terhadap model yang dikembangkan
peneliti dari sudut pandang pengembangan sebuah perangkat pembelajaran.
Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan belajar oleh ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia dan ahli BK
dijabarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar
Komponen Ahli Mata Pelajaran
Ahli BK Persentase Total
Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II Silabus 85% 80% 93% 80% RPP 84% 84% 92% 80% Materi ajar
84% 84% 90% 80%
Jumlah 83.5% 85.83% 84.67%
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar
Komponen Ahli Mata Pelajaran
Ahli BK Persentase Total
Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II Silabus 90% 90% 100% 86.7% RPP 86% 88% 96% 96% Materi ajar
96% 92% 95% 95%
Jumlah 90.3% 94.78% 92.54% Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian pertama pada perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar memperoleh
persentase total sebesar 84.67%, berdasarkan PAP 1 dalam kategori layak
digunakan. Hasil penilaian kedua memperoleh persentase total sebesar 92.54%,
berdasarkan PAP 1 dalam kategori sangat layak digunakan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil penilaian kedua mengalami peningkatan perolehan
persentase dan peningkatan dalam kategori hasil penilaian. Hasil penilaian
pertama dalam kategori layak digunakan, namun setelah dilakukan revisi dan
dilakukan penilaian yang kedua, kategori yang diperoleh adalah sangat layak
digunakan. Pembahasan hasil penelitian akan peneliti jabarkan seperti berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa guru kelas IV B2 SD
Tarakanita Bumijo membutuhkan model perangkat pembelajaran Bahasa
Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar. Oleh karena itu,
peneliti tertarik membantu guru dengan mengembangkan model perangkat
pembelajaran tersebut. Kelayakan perangkat pembelajaran yang peneliti
kembangkan dibahas sebagai berikut.
4.2.1 Pembahasan hasil penilaian ahli terhadap model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi.
4.2.1.1 Hasil penilaian dari ahli mata pelajaran
Hasil penilaian pertama dari ahli I dan ahli II tidak ada item penilaian yang
mendapatkan skor 3, meskipun demikian ahli I dan ahli II memberikan komentar
terhadap perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan
pribadi. Komentar dari ahli I terletak pada komponen RPP yaitu agar alokasi
waktu tiap kegiatan pembelajaran proposional. Ahli II juga memberikan komentar
terhadap RPP yaitu agar jumlah sumber belajar ada keberagaman. Ahli II
memberikan komentar terhadap materi ajar agar pola pengorganisasian materi
lebih sistematis dan logis. Komentar dari ahli I dan ahli II kemudian peneliti
jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang kedua
kalinya.
Hasil penilaian yang kedua menunjukkan bahwa model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi tidak ada
yang mendapatkan skor 3 dan tidak terdapat komentar dari ahli I maupun ahli II,
sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa
Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dapat dikatakan sangat layak dari
sudut pandang mata pelajaran Bahasa Indonesia (tabel hasil penilaian dari ahli
mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 74-75).
4.2.1.2 Hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling
Hasil penilaian pertama tidak ada item penilaian yang mendapatkan skor 3,
meskipun demikian ahli I dan ahli II memberikan komentar terhadap perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi. Komentar
tersebut terletak pada komponen RPP yaitu agar kegiatan refleksi alokasi waktu
yang disediakan lebih proposional. Komentar dari ahli I dan ahli III kemudian
peneliti jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang
kedua kalinya.
Hasil penilaian kedua menunjukkan bahwa model perangkat pembelajaran
Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi tidak terdapat komentar
dari ahli I dan II sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi. Berdasarkan hasil
penilaian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dapat
dikatakan sangat layak dari sudut pandang Bimbingan Konseling (tabel hasil
penilaian dari ahli Bimbingan Konseling dapat dilihat pada lampiran 4 halaman
76-77).
4.2.1.3 Hasil penilaian dari ahli pengembangan
Tabel di atas menunjukkan ternyata masih ada beberapa kekurangan pada
item penilaian RPP maupun materi ajar. Hal tersebut ditandai dengan adanya skor
3 dan mendapatkan beberapa komentar dari ahli pengembangan. Item penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
RPP yang mempunyai skor 3 terletak pada item penggunaan Bahasa Indonesia
dan tata tulis baku dengan komentar agar diperbaiki ejaannya. Item penilaian
materi ajar yang mempunyai skor 3 terletak pada item pengorganisasian materi
sistematis dan logis dengan komentar yaitu agar lebih runtut lagi dalam
pengorganisasiannya.
Berdasarkan penilaian ahli pengembangan, maka peneliti dapat simpulkan
bahwa perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan
dalam kategori layak dari sudut pandang pengembangan perangkat pembelajaran.
Meskipun demikian, penilaian dan komentar yang diberikan oleh ahli
pengembangan tersebut peneliti jadikan bahan untuk merevisi dan menyelesaikan
model pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi
ragam bimbingan pribadi (tabel hasil penilaian dari ahli pengembangan perangkat
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 78).
4.2.2 Pembahasan hasil penilaian ahli terhadap model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar.
4.2.2.1 Hasil penilaian dari ahli mata pelajaran
Hasil penilaian pertama dari ahli I dan ahli II terhadap model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar tidak ada
item penilaian yang mendapatkan skor 3. Meskipun demikian, pada saat penilaian
pertama ahli I dan II memberikan komentar terhadap model perangkat
pembelajaran tersebut.
Ahli I memberikan komentar terhadap silabus agar ada penambahan indikator
yang mencerminkan langkah-langkah pembuatan pantun, sedangkan ahli II
memberikan komentar agar pengalaman belajar dengan indikator tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kognisinya beragam. Ahli II juga memberikan komentar terhadap materi ajar agar
materi disesuaikan dengan substansi kompetensi dasar. Komentar dari ahli I dan
ahli II kemudian peneliti jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan
bahan penilaian yang kedua kalinya.
Hasil penilaian yang kedua menunjukkan bahwa model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar tidak ada
yang mendapatkan skor 3 dan tidak terdapat komentar dari ahli I maupun ahli II,
sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut,
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa
Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar dapat dikatakan sangat layak dari
sudut pandang mata pelajaran Bahasa Indonesia (tabel hasil penilaian dari ahli
mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 74-75).
4.2.2.2 Hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling
Hasil penilaian pertama tidak ada yang mendapatkan skor 3, meskipun
demikian ahli I dan ahli II memberikan komentar terhadap perangkat
pembelajaranBahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar. Komentar
dari ahli I terletak pada komponen RPP yaitu agar refleksi lebih ditekankan,
sedangkan komentar dari ahli II yaitu agar kegiatan refleksi alokasi waktu yang
disediakan lebih proposional. Komentar dari ahli I dan ahli II kemudian peneliti
jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang kedua
kalinya.
Hasil penilaian yang kedua menunjukkan bahwa model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar tidak
terdapat komentar dari ahli I dan II sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan
belajar dapat dikatakan sangat layak dari sudut pandang Bimbingan Konseling
(tabel hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling dapat dilihat pada lampiran 4
halaman 76-77).
4.2.3 Kelayakan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar
Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa perilaku peserta didik kelas IV
B2 SD Tarakanita Bumijo terindikasi mengalami masalah yang dapat
menghambat tugas perkembangnnya, yaitu pada hal ketelitian dan ketekunan.
Masalah ketelitian ditunjukkan dengan adanya perilaku peserta didik yang tidak
cermat dan tidak konsentrasi saat membaca petunjuk soal Bahasa Indonesia yang
diberikan guru. Masalah ketekunan ditunjukkan dengan adanya perilaku peserta
didik yang tidak membuat catatan ketika guru menjelaskan materi pelajaran dan
tidak mengumpulkan pekerjaan rumah.
Oleh karena itu, diharapkan guru dapat mengatasi perilaku-perilaku peserta
didik di atas melalui bimbingan secara klasikal dengan bantuan model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi bimbingan pribadi (dapat dilihat pada
lampiran 5 halaman 79-107) dan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi bimbingan belajar (dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 108-137).
Hal ini didukung dengan hasil penilaian dari ahli mata pelajaran Bahasa
Indonesia, ahli BK, dan ahli pengembangan yang menunjukkan bahwa model
perangkat pembelajaran tersebut dalam kategori layak digunakan oleh guru kelas
IV B2 SD Tarakanita Bumijo. Perangkat pembelajaran tersebut juga diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dapat digunakan guru agar menimbulkan ketertarikan pada peserta didik untuk
mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, peserta didik dapat
mencapai tugas perkembangan melalui kegiatan pembelajaran yang telah peneliti
kembangkan. Pembahasan kelayakan dari masing-masing model perangkat
pembelajaran yang peneliti kembangkan dijabarkan sebagai berikut.
1. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi.
Pada model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi dengan materi pokok “kalimat utama”, kegiatan
pembelajaran yang diharapkan dapat menimbulkan ketertarikan sehingga
perhatian peserta didik tertuju pada materi yang sedang dipelajarinya yaitu
melalui permainan “susun kalimat”. Permainan tersebut mengajak peserta
didik untuk menyusun sebuah cerita dari beberapa kalimat yang terpisah-
pisah dengan memperhatikan petunjuk yang disediakan melalui kegiatan
berkelompok. Permainan secara berkelompok bertujuan menuntun peserta
didik untuk bersikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Pernyataan ini didukung oleh penjelasan Winkel (2004) bahwa bimbingan
yang dilakukan secara berkelompok bertujuan mengembangkan secara
optimal dari masing-masing individu yang tergabung dalam suatu kelompok
dan bukan mengembangkan kelompok tersebut.
Permainan “susun kalimat” juga menuntun peserta didik untuk bersikap
teliti karena setelah kalimat tersusun, peserta didik diminta menentukan
kalimat utama dari cerita yang telah tersusun. Beberapa cara agar peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
didik mampu menentukan kalimat utama dengan mudah yaitu berhati-hati
dan berkonsentrasi ketika membaca cerita.
Oleh karena itu, permainan “susun kalimat” diharapkan membantu peserta
didik tertarik belajar materi “kalimat utama” dan membantu peserta didik
bersikap tanggung jawab, hati-hati, serta berkonsentrasi sehingga
perhatiannya tetap tertuju pada materi yang sedang diajarkan. Sikap-sikap
tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh tugas perkembangan peserta
didik pada usia 9-12 tahun, yaitu membangun sikap positif mengenai diri
sendiri yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari (Havighurts dalam
Hurlock, 1990).
Tugas perkembangan pribadi lain yang dapat tercapai diantaranya yaitu
berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab, teliti dan konsekuen
(Brown dan Trusty dalam Barus (2010). Selain terpenuhi tugas
perkembangannya, peserta didik juga dapat menguasai ciri perkembangannya,
yaitu perhatiannya tertuju pada kehidupan yang dialami sehari-hari (Izzaty,
dkk, 2008).
Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kelayakan dari model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang
terintegrasi ragam bimbingan pribadi diharapkan mampu membantu peserta
didik menyenangi kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia sekaligus
mencapai tugas perkembangan pribadinya. Hal ini ditunjukkan pada kegiatan
pembelajaran yang memuat materi pelajaran Bahasa Indonesia sekaligus
menuntun peserta didik mencapai tugas perkembangan pribadi seperti
bersikap tanggung jawab, hati-hati, dan berkonsentrasi. Hal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menunjukkan termuatnya tujuan pembelajaran seperti yang telah dicantumkan
dalam konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran (lampiran 5 halaman
79-81).
2. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan belajar.
Pada model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan belajar dengan materi pokok “pantun”, kegiatan yang diharapkan
dapat menimbulkan ketenunan belajar diantaranya yaitu melalui menonton
video “pantun nasehat” dan permainan “kartu pantun”. Kegiatan menonton
video “pantun nasehat” membantu peserta didik belajar menentukan tinggi
rendahnya nada dalam pantun. Hal ini dikarenakan video “pantun nasehat”
berisi contoh- contoh cara berbalas pantun yang tepat, sehingga diharapkan
peserta didik mampu melatih diri untuk berkonsentrasi ketika menirukan cara
menentukan tinggi rendahnya nada dalam pantun.
Selain menonton video, melalui permainan “kartu pantun” juga diharapkan
melatih peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia secara sungguh-sungguh namun tetap menyenangkan. Permainan
“kartu pantun” diawali dengan kegiatan pembagian kelompok, kemudian tiap
kelompok mendapatkan amplop berisi kartu kata yang harus disusun terlebih
dahulu agar membentuk sebuah pantun. Setelah tersusun menjadi sebuah
pantun, tiap peserta didik dalam kelompok membacakan satu suku kata dari
pantun tersebut secara bergantian. Permainan diberi batas waktu dengan
tujuan peserta didik melaksanakan kegiatan secara sungguh-sungguh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Oleh karena itu, menonton video “pantun nasehat” dan permaianan “kartu
pantun” diharapkan membantu peserta didik tekun belajar Bahasa Indonesia
terutama pada materi pokok “pantun”. Hal tersebut ditandai dengan adanya
tuntutan sikap-sikap yang harus dimiliki selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Sikap tersebut diantaranya muncul saat peserta didik diajak
menonton video “pantun nasehat” secara konsentrasi, melaksanakan
permainan “kartu pantun” secara sungguh- sungguh dan tepat waktu.
Sikap-sikap di atas sesuai dengan tugas perkembangan belajar yang harus
dicapai peserta didik yaitu melaksanakan cara – cara belajar yang benar,
seperti konsentrasi, tepat waktu, belajar secara sungguh (Furqon, 2005). Hal
tersebut didukung oleh pernyataan Havighurts yang menyatakan bahwa tugas
perkembangan peserta didik usia 9-12 tahun diantaranya yaitu membangun
sikap positif mengenai diri sendiri yang diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari (dalam Hurlock, 1990).
Peserta didik selain terpenuhi tugas perkembangan belajar juga dapat
menguasai ciri perkembangannya, yaitu timbul rasa ingin tahu, ingin belajar,
dan minat pada pelajaran-pelajaran khusus dalam hal ini pelajaran Bahasa
Indonesia (Izzaty, dkk, 2008).
Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kelayakan dari model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang
terintegrasi ragam bimbingan belajar diharapkan membantu peserta didik
menyenangi kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia sekaligus mencapai
tugas perkembangan belajarnya secara optimal. Hal ini ditunjukkan pada
kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sekaligus menuntun peserta didik mencapai tugas perkembangan belajar
seperti bersikap konsentrasi, sungguh-sungguh, dan tepat waktu. Hal tersebut
juga menunjukkan termuatnya tujuan pembelajaran seperti yang telah
dicantumkan dalam konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran
(lampiran 6 halaman 108-109).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, maka peneliti dapat
menyimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi menurut ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia, ahli
Bimbingan Konseling, dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran,
termasuk dalam kategori layak digunakan di kelas IV B2 SD Tarakanita
Bumijo.
5.1.2 Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan belajar menurut ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia dan ahli
Bimbingan Konseling, termasuk dalam kategori sangat layak digunakan di
kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian model pengembangan perangkat pembelajaran ini mempunyai
beberapa keterbatasan diantaranya sebagai berikut.
5.2.1 Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi dan belajar pada penelitian ini hanya dapat digunakan di
kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
5.2.2 Langkah model Dick dan Carey yang digunakan sebatas langkah ketujuh,
yaitu tahap model pengembangan perangkat pembelajaran dan tidak terdapat
uji coba prototipe, sehingga keefektifan model perangkat pembelajaran yang
dikembangkan tidak dapat diketahui.
5.2.3 Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam
bimbingan pribadi dan belajar yang dikembangkan sebatas Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan materi ajar.
5.2.4 Ahli pengembangan hanya menilai satu model perangkat pembelajaran dari
dua model perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Model tersebut
yaitu model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan
ragam bimbingan pribadi.
5.3 Saran
Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar adalah sebagai
berikut.
5.3.1 Peneliti sebaiknya melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan di tiap kelas maupun tiap sekolah memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda.
5.3.2 Langkah model Dick dan Carey yang digunakan sebaiknya sampai pada uji
coba lapangan, sehingga keefektifan model perangkat pembelajaran dapat
diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5.3.3 Peneliti sebaiknya tidak hanya mengembangkan model perangkat
pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan materi ajar, tetapi mengembangkan perangkat pembelajaran
lainnya seperti soal evaluasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
5.3.4 Ahli pengembangan sebaiknya melakukan penilaian terhadap seluruh model
perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti, supaya dapat diketahui
kelayakannya secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti; dkk. 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Aryanti, Erni Yuli. 2010. Pengembangan Silabus dan Materi Menyimak dengan Media Audio Visual dan Metode Kooperatif untuk Peserta didik Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Nanggulan Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi: Yogyakarta: PBSID USD.
Barus, Gendon dan Sri Hastuti. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Furqon. 2005. Konsep dan Aplikasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Gunawan, Yusuf. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hartinah. Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama.
Hurlock, Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Izzaty, Rita Eka; dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Marsudi, Saring. 2010. Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surakarta: Muhamadiyah University Press.
Masidjo. 2006. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Nugraha, Setya Tri. 2011. Research & Development (R & D). Yogyakarta: Seminar Penyamaan Persepsi Penulisan Skripsi Prodi PGSD.
Pardiyono, Nugroho Yogo. 2010. Pengembangan Media Audio dan Audiovisual untuk Keterampilan Menyimak Kelas X SMA Bopkri Banguntapan Bantul Yogyakarta. Skripsi: Yogyakarta: PBSID USD.
Penyunting, Tim. 2008. Buku Pedoman Pengajaran Mikro. Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.
Penyusun, Tim. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
____________. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Winkel dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Rekapitulasi Hasil Alat Ungkap Kebutuhan (AUK)
Nama No Item Belajar No Item Pribadi No Item Sosial 1 2 3 12 13 4 5 6 7 11 8 9 10 14 15
A 1 1 B 1 1 C 1 D 1 E 1 1 F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 G 1 H 1 I 1 J 1 1 K L 1 1 1 1 1 M 1 1 1 1 N 1 1 1 O 1 1 1 P 1 Q 1 1 R S 1 1 1 1 1 1 T 1 1 U V W 1 X 1 1 1 Y 1 1 1 1 1 Z 1 1 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 AB 1 1 1 1 6 10 3 4 4 4 2 12 2 4 9 8 2 3
Keterangan Tabel:
Peseta didik yang menjawab “Tidak” pada tiap item mendapat skor 1.
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan jawabanmu!
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia. √
2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan tepat waktu. √
3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah. √
4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa Indonesia. √
5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal Bahasa Indonesia
yang sulit.
√
6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. √
7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia. √
8 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia secara berkelompok.
√
9 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia.
√
10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk bergaul dengan orang
lain.
√
11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat berbicara dengan
baik.
√
12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis dengan baik. √
13 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi
dari berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan
sebagainya)
√
14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan berbahasa
Indonesia.
√
15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya dengan berbahasa
Indonesia.
√
Lampiran 3
No Absen: 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan jawabanmu!
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia. √
2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan tepat waktu. √
3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah. √
4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa Indonesia. √
5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal Bahasa Indonesia
yang sulit.
√
6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. √
7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia. √
8 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia secara berkelompok.
√
9 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia.
√
10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk bergaul dengan orang
lain.
√
11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat berbicara dengan
baik.
√
12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis dengan baik. √
13 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi
dari berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan
sebagainya)
√
14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan berbahasa
Indonesia.
√
15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya dengan berbahasa
Indonesia.
√
No Absen: 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan jawabanmu!
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia. √
2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan tepat waktu. √
3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah. √
4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa Indonesia. √
5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal Bahasa Indonesia
yang sulit.
√
6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. √
7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia. √
8 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia secara berkelompok.
√
9 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas Bahasa
Indonesia.
√
10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk bergaul dengan orang
lain.
√
11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat berbicara dengan
baik.
√
12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis dengan baik. √
13 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi
dari berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan
sebagainya)
√
14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan berbahasa
Indonesia.
√
15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya dengan berbahasa
Indonesia.
√
No Absen: 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel Hasil Penilaian oleh Ahli Mata Pelajaran No Komponen Penilaian Ahli I Ahli II
Pribadi Belajar Pribadi Belajar Silabus P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 5 5 5 5 4 5 4 5 2 Kesesuaian antara SK, KD, dan
indikator 4 5 4 5 4 4 4 4
3 Kualitas perumusan pengalaman belajar
4 4 4 4 5 5 4 5
4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator
4 4 4 4 5 4 4 4
Skor total 17 18 17 18 18 18 16 18 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
85% 90% 85% 90% 90% 90% 80% 90%
RPP P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 5 5 5 5 4 5 4 5 2 Kesesuaian antara SK, KD,
indikator dan tujuan 5 4 5 5 4 4 4 4
3 Kesesuaian pemilihan model pembelajaran dengan materi pembelajaran
4 4 4 4 5 5 4 5
4 Rumusan kegiatan pembelajarannya mencerminkan kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK)
4 4 4 4 4 4 4 4
5 Kegiatan pembelajaran bervariasi 4 4 4 4 5 5 5 5 6 Pengaturan alokasi waktu tiap
kegiatan pembelajaran proporsional
4 4 4 4 4 4 4 4
7 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat otentik
4 4 4 4 4 4 4 4
8 Jumlah sumber belajar memadai 4 5 4 4 4 4 4 4 9 Ketepatan pemilihan media
pembelajaran 4 5 4 4 4 4 5 5
10 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku
4 5 4 5 4 4 4 4
Skor total 42 46 42 43 42 43 42 44 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
84% 92% 84% 86% 84% 86% 84% 88%
Materi Ajar P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 1 Kesesuaian isi materi ajar dengan
kegiatan yang dilakukan 5 5 4 5 5 5 5 5
2 Materi sesuai dengan tujuan 5 4 5 5 4 4 4 4
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pembelajaran yang dicapai 3 Materi memuat fakta, konsep,
prosedur. 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Pengorganisasian materi sistematis dan logis
4 5 4 5 4 5 4 5
5 Bahasa yang digunakan komunikatif
4 5 4 5 4 5 4 5
Skor total 22 23 21 24 21 23 21 23 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
88% 92% 84% 96% 84% 92% 84% 92%
Keterangan Tabel:
Pribadi = Perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi
Belajar = Perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar
P1 = Penilaian pertama
P2 = Penilaian kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel Hasil Penilaian oleh Ahli Bimbingan Konseling No Komponen Ahli I Ahli II
Pribadi Belajar Pribadi Belajar Silabus P 1 P 2 P 1 P 2 P1 P2 P1 P2 1 Kesesuaian antara SK,
KD mata pelajaran dan esensi bimbingan
5 5 5 5 4 5 4 5
2 Kualitas perumusan pengalaman belajar
4 4 5 5 4 4 4 4
3 Kesesuaian pengalaman belajar dengan esensi bimbingan
4 5 4 5 4 4 4 4
Skor total 13 14 14 15 12 13 12 13 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
86.7% 93% 93% 100% 80% 86.7% 80% 86.7%
RPP P 1 P 2 P 1 P 2 P1 P2 P1 P2 1 Kesesuaian antara SK,
KD, indikator, tujuan, dan nilai bimbingan.
4 5 5 5 4 4 4 5
2 Konsistensi antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang berisi bimbingan.
5 5 4 5 4 4 4 4
3 Kegiatan pembelajaran mencerminkan bimbingan.
5 5 4 5 4 5 4 5
4 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat reflektif
5 4 5 5 4 5 4 5
5 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis baku
4 5 5 4 4 5 4 5
Skor total 23 24 23 24 20 23 20 24 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
92% 96% 92% 96% 80% 92% 80% 96%
Materi Ajar P 1 P 2 P 1 P 2 P1 P2 P1 P2 1 Materi ajar
mencerminkan esensi bimbingan.
4 5 4 5 4 4 4 4
2 Materi ajar memuat aspek kognisi, afeksi dan konasi
4 5 5 5 4 4 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3 Materi ajar sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
4 5 5 5 4 5 4 5
4 Bahasa yang digunakan komunikatif
4 4 4 4 4 5 4 5
Skor total 16 19 18 19 16 18 16 19 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
80% 95% 90% 95% 80% 90% 80% 95%
Keterangan Tabel:
Pribadi = Perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan pribadi
Belajar = Perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan belajar
P2 = Penilaian pertama
P2 = Penilaian kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel Hasil Penilaian oleh Ahli Pengembangan No Komponen Penilaian Skor
Silabus 1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 5 2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 4 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar 4 4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator 4 Skor total 17 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%)
85%
RPP 1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 5 2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator, dengan nilai bimbingan 4 3 Ketepatan dalam memilih model pembelajaran 4 4 Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan kegiatan
Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK) 4
5 Rumusan kegiatan pembelajaran melibatkan peserta didik 4 6 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran
proporsional 4
7 Penilaian bersifat otentik 4 8 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku 3 Skor total 32 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%) 80% Materi Ajar 1 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4 2 Materi memuat fakta, konsep, prosedur. 4 3 Pengorganisasian materi sistematis dan logis. 3 4 Bahasa mudah dipahami 4 5 Tampilan materi tidak membosankan 4 Skor total 19 Persentase (skor total: skor maksimal x 100%) 76% Persentase Total (silabus+RPP+materi ajar) 80.3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KONSEP PENGINTEGRASIAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
RAGAM BIMBINGAN PRIBADI
II. Standar Kompetensi:
Membaca
7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.
Kompetensi Dasar
Indikator Materi
Esensi Bimbingan
Indikator Bimbingan
Tujuan Pembelajaran
Tugas Perkembangan Kegiatan Pembelajaran
7.1Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif.
7.1.1 Menentukan kalimat utama pada tiap paragraf.
Ketelitian
Tanggung jawab 7.1.1.1 Peserta didik mampu bertanggung jawab menemukan inti sebuah bacaan melalui kegiatan berkelompok.
1. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari (Havighurst dalam Hurlock (1980: 10)).
2. Berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab, teliti dan konsekuen (Brown dan Trusty dalam Barus (2010: 14-16)).
• Guru mengajak peserta didik bertanggung jawab saat melakukan permainan “susun kalimat”. Permaianan tersebut bertujuan untuk menemukan inti sebuah bacaan. Kemudian guru menekankan pentingnya sikap tanggung jawab.
Konsentrasi 7.1.1.2 Peserta didik mampu berkonsentrasi membaca sebuah cerita.
• Guru mengajak peserta didik dengan konsentrasi membaca cerita “jangan jajan sembarangan”. Kemudian memberikan sedikit penjelasan
79
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap manfaat berkonsentrasi.
Hati-hati 7.1.1.3Peserta didik mampu menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dengan berhati-hati.
• Guru kemudian meminta peserta didik menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dan menuliskannya di lembar kerja dengan hati-hati.
7.1.2 Menyebutkan pesan cerita yang telah dibaca.
Kritis 7.1.2.1 Peserta didik mampu menyebutkan pesan cerita yang telah dibaca secara kritis. pengerjaan.
• Guru meminta peserta didik menemukan pesan cerita tersebut secara kritis. Guru juga memberikan sedikit penjelasan ciri-ciri orang yang berpikir kritis
Memperhatikan petunjuk
7.1.2.2 Peserta didik mampu menuliskan pesan cerita sesuai petunjuk.
• Melalui tugas menulis pesan cerita pada kertas origami, maka guru dapat menekankan pentingnya manfaat memperhatikan petunjuk pengerjaan.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.1.3 Menjelaskan pentingnya menemukan pesan dari sebuah cerita.
Memahami pentingnya suatu hal yang sedang dipelajari bagi kehidupannya.
7.1.3.1 Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya menemukan pesan dari sebuah cerita.
• Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang pentingnya menemukan pesan pada sebuah bacaan bagi kehidupan sehari-hari.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Pengantar Satuan Layanan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Terintegrasi Ragam Bimbingan
Pribadi
Mari Menemukan Kalimat Utama dengan Teliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pengantar Satuan Layanan Pembelajaran
No KETERANGAN
1 Pendahuluan Guru SD harus memiliki kemampuan memberikan
layanan bimbingan di sekolah, yang mencakup bidang
bimbingan pribadi/sosial/belajar/karir; dalam rangka
membantu tugas perkembangan peserta didik supaya
dapat berproses menjadi pribadi yang matang secara
personal dan interpersonal (UU No.20 tahun 2003, PP No.
19 tahun 2005, dan permendiknas No. 22 tahun 2006)
Realitas di lapangan mayoritas sekolah dasar tidak
memiliki guru bimbingan dan konseling. Guru kelas
akhirnya diberi tanggung jawab selain mengajar juga
harus sanggup memberikan bimbingan. Bimbingan di SD
dapat diberikan secara klasikal karena guru tidak ada
waktu khusus untuk memberikan bimbingan. Oleh karena
itu, guru harus mampu memberikan materi pelajaran yang
sekaligus mengandung layanan bimbingan.
2 Materi pokok
pembelajaran
Menemukan Kalimat Utama
3 Deskripsi
singkat kegiatan
pembelajaran
Pada perangkat ini guru diajak untuk memberikan
bimbingan pribadi dengan tema ketelitian. Kekhasannya
terletak pada pengintegrasikan indikator ketelitian dengan
indikator mata pelajaran yang nampak dalam kegiatan
pembelajaran sebagai berikut.
a. Eksplorasi
1) Guru mengajak peserta didik bertanggung jawab
saat melakukan permainan “susun kalimat” dan
PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B2 SD TARAKANITA BUMIJO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
melakukan kegiatan sesuai petunjuk yang telah
disediakan.
2) Guru menekankan pentingnya sikap tanggung
jawab dan manfaat memperhatikan petunjuk
pengerjaan berdasarkan kegiatan yang baru saja
peserta didik dilakukan.
b. Elaborasi
1) Guru mengajak peserta didik dengan konsentrasi
membaca cerita “jangan jajan sembarangan” dan
memberikan sedikit penjelasan terhadap manfaat
berkonsentrasi.
2) Guru kemudian meminta peserta didik menentukan
kalimat utama pada tiap paragraf dan
menuliskannya di lembar kerja dengan hati-hati.
3) Guru meminta peserta didik menemukan pesan
cerita tersebut secara kritis. Guru juga memberikan
sedikit penjelasan ciri-ciri orang yang berpikir
kritis.
c. Konfirmasi
Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab
tentang pentingnya menemukan pesan pada sebuah
bacaan bagi kehidupan sehari-hari.
Kegiatan di atas bertujuan untuk membantu peserta
didik memahami materi pelajaran sekaligus mencapai
indikator bimbingan pribadi dalam hal ketelitian yang
akan dituangkan dalam perangkat pembelajaran.
3 Perangkat
pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi:
a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Materi ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 jp (2 x 40 menit)
Standar Kompetensi (Membaca) : 7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Esensi Bimbingan
Indikator Materi Pengalaman Belajar
Penilaian Sumber Belajar
7.1 Menemu
kan
kalimat
utama
pada tiap
paragraf
melalui
membaca
intensif.
Menemu
kan
Kalimat
Utama
Ketelitian 7.1.1. Menentukan
kalimat utama
pada tiap
paragraf.
7.1.2. Menyebutkan
pesan cerita
yang telah
dibaca.
7.1.3. Menjelaskan
pentingnya
menemukan
pesan dari
sebuah cerita.
- Mengkaji pengertian kalimat utama
- Memahami cara menentukan kalimat utama
- Berlatih menentukan kalimat utama
1. Jenis : tes dan non tes (terlampir)
2. Bentuk: tertulis dan unjuk kerja
3. Teknik : uraian dan lembar pengamatan
4. Pedoman Penilaian (terlampir)
Barus, Gendon. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Darmadi, Kaswan, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Warsisi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Pengalaman peserta didik - Kertas origami - LKS
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit
A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca
pantun.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif.
C. Indikator
7.1.1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf.
7.1.2. Menemukan pesan cerita yang telah dibaca.
7.1.3. Menjelaskan pentingnya menemukan pesan dari sebuah cerita.
D. Tujuan Pembelajaran
7.1.1.1 Peserta didik mampu bertanggung jawab menemukan inti sebuah
bacaan melalui kegiatan berkelompok.
7.1.1.2 Peserta didik mampu berkonsentrasi membaca sebuah cerita.
7.1.1.3 Peserta didik mampu menemukan kalimat utama pada tiap paragraf
dengan berhati-hati.
7.1.2.1 Peserta didik mampu menemukan pesan cerita yang telah dibaca secara
kritis.
7.1.2.2 Peserta didik mampu menuliskan pesan cerita sesuai petunjuk
pengerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
7.1.3.1 Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya menemukan pesan dari
sebuah cerita bagi kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran
Menemukan Kalimat Utama
F. Model dan Metode Pembelajaran :
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2. Metode Pembelajaran: permainan, ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
G. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi pada pertemuan ini menekankan hal ketelitian, yang
terdiri dari: memperhatikan petunjuk, berhati-hati, bertanggung jawab, berpikir
kritis, konsentrasi, dan menyadari yang dipelajari penting bagi kehidupan.
H. Langkah-Langkah Kegiatan
No Langkah-
langkah
STAD
Keterangan Waktu
(dalam
menit)
1. Pembukaan Guru memberikan pengantar berupa salam dan doa serta
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran.
7”
2. Kegiatan
kelompok
Eksplorasi:
Permainan: “Susun Kalimat”
Guru dan peserta didik melakukan kegiatan tanya
jawab tentang pentingnya sikap tanggung jawab bagi
keberhasilan kelompok. Kemudian guru mengajak peserta
didik melakukan permainan “Susun Kalimat” sesuai
petunjuk yang telah disediakan. Permainan ini bertujuan
mengaitkan permainan dengan materi yang akan dipelajari
sekaligus belajar memperhatikan petunjuk yang ada dan
13”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok yang mereka
peroleh.
Langkah permainan:
a. Peserta didik membentuk kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan lima orang.
b. Tiap kelompok mendapatkan beberapa buah kalimat.
Kalimat tersebut harus disusun terlebih dahulu agar
membentuk satu buah cerita yang utuh.
c. Setelah tersusun satu buah cerita, tiap kelompok
diminta menentukan kalimat yang menjadi inti cerita.
d. Guru menekankan kembali pentingnya sikap tanggung
jawab dan manfaat memperhatikan petunjuk
pengerjaan berdasarkan kegiatan yang baru saja peserta
didik dilakukan.
3. Ceramah Guru menyampaikan bahwa kalimat yang menjadi inti
cerita disebut kalimat utama, kemudian guru juga
menyampaian bahwa kalimat utama adalah inti sebuah
paragraf.
5”
4. Penugasan Elaborasi:
a. Peserta didik mendapatkan LKS dan diminta membaca
cerita “Jangan Jajan Sembarangan” secara bergantian,
masing-masing peserta didik membaca satu kalimat.
Guru juga mengajak peserta didik dengan konsentrasi
membaca cerita tersebut dan memberikan sedikit
penjelasan terhadap manfaat berkonsentrasi.
b. Setelah membaca cerita “Jangan Jajan Sembarangan”
peserta didik diminta menentukan kalimat utama pada
tiap paragraf dengan hati-hati.
c. Guru kemudian mengajak peserta didik menemukan
30”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pesan dari cerita “Jangan Jajan Sembarangan” secara
kritis. Guru juga memberikan sedikit penjelasan ciri-ciri
orang yang berpikir kritis.
d. Peserta didik kemudian diminta menuliskan pesan
tersebut di beberapa kertas origami dan membentuknya
sesuai kreasi masing-masing.
e. Peserta didik menukarkan jawabannya kepada teman
yang ada disebelahnya, kemudian jawaban tersebut
dicocokkan dengan jawaban guru dan dibahas secara
bersama-sama.
f. Jawaban yang sudah dicocokkan, kemudian
dikembalikan kepada pemiliknya.
5. Penghargaan Guru bertanya kepada peserta didik “Siapa yang
jawabannya benar semua?” bagi peserta didik yang
jawabannya benar semua akan mendapatkan reward dari
guru.
5”
6. Refleksi Konfirmasi:
Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang
pentingnya menemukan pesan pada sebuah bacaan bagi
kehidupan sehari-hari.
10”
7. Penutup a. Guru dan peserta didik menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
b. Peserta didik menyanyikan lagu “Kalau Kau Suka Hati”.
c. Guru menutup kegiatan.
10”
I. Sumber Belajar
1. Buku Referensi
Barus, Gendon. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Darmadi, Kaswan, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Warsisi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk SD
dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Media
Kertas Origami dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
J. Penilaian
1. Jenis : tes dan non tes (terlampir) 2. Bentuk : tertulis dan unjuk kerja 3. Teknik : uraian dan lembar pengamatan 4. Pedoman Penilaian (terlampir)
Mengetahui Guru Kelas Francisca Rustiati
Yogyakarta, ………………... Guru Wilhelmina Yanuari 081134038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lembar Penilaian KognitifLembar Penilaian KognitifLembar Penilaian KognitifLembar Penilaian Kognitif
1) Kalimat utama pada paragraf 1 adalah jika ada pedagang di sekolah, akan
terlihat kerumunan teman-teman kita, baik sebelum masuk sekolah maupun
setelah pulang dari sekolah.
2) Kalimat utama pada paragraf 2
adalah……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3) Kalimat utama pada paragraf 3
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4) Kalimat utama pada paragraf 4
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5) Kalimat utama pada paragraf 5
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
#Temukan kalimat utama pada tiap paragraf!
#Bacalah cerita dengan teliti!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lembar Penilaian Afektif
Nama :
Petunjuk : Isilah setiap pernyataan berikut dengan memberi tanda cek list (√) sesuai dengan jawabanmu!
No Pernyataan Ya Tidak 1 Menemukan kalimat utama pada suatu cerita membantu
saya untuk berkonsentrasi.
2 Berpikir kritis membantu saya menemukan pesan pada suatu cerita.
3 Membaca petunjuk tentang ciri-ciri kalimat utama mempermudah saya menangkap pesan dari suatu bacaan.
4 Berhati-hati membaca suatu cerita membantu saya menemukan kalimat utama.
5 Saya bertanggung jawab menyelesaikan tugas tentang penyusunan kartu kalimat secara tepat waktu.
6 Saya menyadari pentingnya menemukan pesan dari setiap bacaan yang saya pelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Penilaian Psikomotorik Tugas: Buatlah hasil karya dari kertas origami yang di dalamnya berisi jawaban tentang
pesan cerita “jangan jajan sembarangan!” No Nama
peserta didik
Aspek yang dinilai Skor Total (Jumlah Skala x Bobot)
Kriteria Kertas tidak kotor
Tulisan dapat dibaca
Kreativitas hasil karya
Kertas tidak kusut/robek
Skala 1-4 1-4 1-4 1-4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Rubrik Penilaian Psikomotorik No Komponen Skor
1 2 3 4 1 Kertas tidak
kotor Terdapat lebih dari tiga coretan pada kertas yang telah disediakan
Terdapat maksimal tiga coretan pada kertas yang telah disediakan
Terdapat satu coretan pada kertas yang telah disediakan
Tidak ada coretan sama sekali
2 Tulisan dapat dibaca
Terdapat lebih dari dua tulisan tidak dapat dibaca
Terdapat dua tulisan tidak dapat dibaca
Terdapat satu tulisan tidak dapat dibaca
Semua tulisan dapat dibaca
3 Kreativitas hasil karya
Peserta didik membuat hasil karya
Hasil karya bervariasi
Imajinasi hasil karya
Kerumitan hasil karya
4 Kertas tidak kusut/robek
Terdapat lebih dari dua lipatan
Terdapat dua lipatan
Terdapat satu lipatan
Tidak ada lipatan sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LEMBAR PEDOMAN PENILAIAN I. Penilaian Tes
• Tes Uraian
♣ Jumlah soal = 1
♣ Perhitungan skor
- Skor 1 jika peserta didik menjawab satu pesan
dengan tepat
- Skor 2 jika peserta didik menjawab dua pertanyaan
secara tepat
- Skor 3 jika peserta didik menjawab tiga pesan
secara tepat
- Skor 4 jika peserta didik menjawab empat pesan
secara tepat.
II. Penilaian Non Tes • Penilaian Psikomotorik
- Skor maksimal = 4
• Penilaian Afektif
- Skor maksimal = jumlah jawaban “ya” x 100
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Menentukan Kalimat Utama
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :IV/2
Materi Ajar
Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Materi Ajar
“MARI KITA BELAJAR MENENTUKAN KALIMAT UTAMA”
Tanggung jawab adalah
sesuatu yang kita terima
dan kita usahakan
sebaik mungkin.
Sebelum pelajaran dimulai, mari kita bertanggung
jawab melakukan permainan “Susun Kalimat” dan
mengikuti petunjuk yang telah disediakan!
Langkah-langkah permainan:
a. Bentuklah kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan lima
orang!
b. Tiap kelompok mendapatkan beberapa buah kalimat. Kalimat tersebut
harus disusun terlebih dahulu agar membentuk satu buah cerita yang utuh.
c. Tentukan kalimat yang menjadi inti cerita tersebut!
Apa manfaat sikap
tanggung jawab
berdasarkan kegiatan
yang baru saja kalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Contoh kalimat yang belum tersusun:
(4)Setelah makan malam, kami
sekeluarga pergi ke pasar malam.
(5)Awalnya ayahku tidak setuju karena tempat
pasar malam pasti becek.
(1)Apalagi sehari sebelumnya hujan turun
amat deras.
(3)Setelah dua jam berada disana, kami pun
pulang.
(2)Sesampai di rumah kami baru menyadari
betapa kotornya celana, sandal, dan kaki kami
karena terkena lumpur di pasar malam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Contoh kalimat yang telah tersusun:
Setelah makan malam, kami sekeluarga
pergi ke pasar malam.
Awalnya ayahku tidak setuju karena tempat
pasar malam pasti becek.
Apalagi sehari sebelumnya hujan turun amat
deras.
Setelah dua jam berada disana, kami pun
pulang.
Sesampai di rumah kami baru menyadari
betapa kotornya celana, sandal, dan kaki kami
karena terkena lumpur di pasar malam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Jelaskan pengertian kalimat utama berdasarkan permaian
“susun kalimat” yang baru saja kalian lakukan!
Kalimat utama merupakan kalimat yang menjadi acuan untuk kalimat
selanjutnya
pada sebuah paragraf. Kalimat utama berisi inti dari sebuah paragraf.
Kalimat utama terdapat pada salah satu kalimat pada sebuah
paragraf. Letaknya dapat di awal, di tengah, atau di akhir paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Teman-teman, pernahkah kamu mendengar pepatah yang mengatakan ada
gula ada semut? Pepatah itu kira-kira bermakna jika ada sesuatu yang menarik, orang
akan datang. Pepatah ini mungkin dapat diterapkan juga pada kebiasaan kita jajan di
pinggir jalanan. Jika ada pedagang di sekolah, akan terlihat kerumunan teman-teman
kita, baik sebelum masuk sekolah maupun setelah pulang dari sekolah. Bahkan, ada
siswa yang baru datang ke sekolah langsung mendatangi pedagang itu tanpa
menyimpan dahulu peralatan sekolahnya. Jadi, kalau tidak ikut berkerumun untuk
jajan di pinggir jalan, ada perasaan kurang pada diri teman-teman.
Di rumah, ibu sudah bersusah payah menyediakan makanan untuk teman-
teman, tetapi teman teman tidak memakannya dengan alasan takut terlambat tiba di
sekolah. Setelah tiba di sekolah, teman-teman tidak masuk kelas, tetapi jajan dahulu
di pinggir jalan. Sebenarnya, jajan di pinggir jalan itu boleh-boleh saja, tetapi kita
harus hati-hati. Kebersihan di tempat itu belum tentu terjamin. Kita harus
memperhatikan kebersihan cara pembuatan dan penyajiannya.
Kebersihan cara pembuatannya antara lain dengan memperhatikan bahan-
bahan dan air yang digunakan untuk membuat makanan atau minuman. Misalnya,
untuk membuat minuman berupa sirop atau es. Kita harus memperhatikan apakah air
yang digunakan pedagang untuk membuat sirop atau es adalah air matang atau bukan.
Kalau yang digunakannya air matang dan bersih tidak jadi masalah. Akan tetapi,
bagaimana kalau air yang dipakainya itu tidak dimasak sampai matang atau bahkan
tidak dijerang dahulu? Teman-teman pasti tidak tahu sebab teman-teman langsung
saja membeli sirop itu tanpa pernah menanyakannya kepada pedagang tersebut. Tentu
saja ini berbahaya karena dapat membuat teman-teman sakit.
Bacalah cerita “Jangan Jajan Sembarangan” dengan konsentrasi!
(tiap peserta didik membaca satu kalimat secara bergantian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Cara penyajian yang dimaksud adalah jajanan yang dijual di pinggir jalan itu
ditutup atau tidak. Jangan-jangan jajanan tersebut tidak ditutup sehingga mengundang
lalat-lalat yang membawa bibit penyakit untuk hinggap pada jajanan tersebut. Selain
itu, debu-debu yang berasal dari kendaraan-kendaraan yang lewat juga dapat
menempel pada jajanan tersebut. Hal ini tentu saja dapat berbahaya sebab lalat atau
debu yang menempel pada jajanan itu bisa mengakibatkan penyakit diare.
Teman-teman juga jangan terlalu tergiur oleh jajanan yang memiliki warna-
warna mencolok, misalnya mangga yang berwarna kuning, kerupuk yang berwarna
merah dan hijau, atau arumanis yang berwarna jingga. Memang kalau kita lihat,
jajanan dengan warna-warna seperti itu sangat mengundang selera kita untuk
mencicipinya. Akan tetapi, kita harus dapat sedikit menahan keinginan tersebut.
Mungkin saja takaran zat pewarna yang digunakan untuk mewarnai jajanan tersebut
tidak sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah ( Oyeng dalam Warsisi, 2008: 56-
57).
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2288607-ciri-ciri-siswa-yang-dapat/
♣ Apa manfaat yang kalian dapatkan ketika membaca cerita
“jangan jajan sembarangan dengan konsentrasi?
♣ Apa konsentrasi itu?
♣ Konsentrasi adalah sikap seseorang yang ditandai dengan
adanya perhatian yang terfokus
pada hal yang diterangkan guru atau pelajaran yang
sedang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
(Lembar Kerja Siswa(Lembar Kerja Siswa(Lembar Kerja Siswa(Lembar Kerja Siswa))))
1) Kalimat utama pada paragraf 1 adalah jika ada pedagang di sekolah, akan
terlihat kerumunan teman-teman kita, baik sebelum masuk sekolah maupun
setelah pulang dari sekolah.
2) Kalimat utama pada paragraf 2
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3) Kalimat utama pada paragraf 3
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4) Kalimat utama pada paragraf 4
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5) Kalimat utama pada paragraf 5
adalah…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Nama:
#Temukan kalimat utama pada tiap paragraf!
#Bacalah cerita dengan teliti!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/
Ciri-ciri orang yang berpikir kritis adalah:
♣ Berani bertanya jika tidak paham
♣ Tidak tergesa-gesa
♣ Cermat
♣ Mengulang pengamatan jika belum jelas
♣ Mampu menyimpulkan secara mandiri
Mari menemukan pesan cerita
“jangan jajan sembarangan”
secara kritis!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
reward
Temukan minimal dua pesan dari cerita “Jangan Jajan Sembarangan?” secara
kritis, kemudian tulislah jawabanmu pada kertas origami. Buatlah hasil karya
dari kertas origami yang berisi jawabanmu tadi!
Setelah membuat hasil karya dari kertas origami, lakukan kegiatan di bawah ini!
Catatlah di lembar kerjamu kalimat utama paragraph 2,3,4,5 dengan hati-hati!
Tukarkan jawabanmu pada teman yang ada di sebelahmu! Cocokkan jawaban
kalian dengan jawaban yang ada di layar!
Berilah tanda silang jika jawabannya tidak sama. Kembalikan kertas tersebut
kepada pemiliknya!
Siapa yang jawabannya benar semua???
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Refleksi
Apa pentingnya menemukan pesan pada bacaan tadi
bagi kehidupan sehari-hari?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kesimpulan:
Hari ini kita telah belajar tentang: 1) Kalimat utama
2) Kalimat utama adalalah…
Kalau kau suka hati tepung tangan 2 x
Kalau kau suka hati
Mari kita lakukan
Kalau kau suka hati tepung tangan
Kalau kau suka hati hentak kaki 2 x
Kalau kau suka hati
Mari kita lakukan
Kalau kau suka hati hentak kaki
Kalau kau suka hati jabat tangan 2 x
Kalau kau suka hati
Mari kita lakukan
Kalau kau suka hati jabat tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KONSEP PENGINTEGRASIAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
RAGAM BIMBINGAN BELAJAR
I. Standar Kompetensi :
Berbicara : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon.
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Esensi Bimbingan
Indikator Bimbingan
Tujuan Pembelajaran Tugas Perkembangan
Kegiatan Pembelajaran
6.1Berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.
6.1.1Menentukan tinggi rendahnya nada sesuai syair pantun.
Ketekunan
Mengingat materi pelajaran
6.1.1.1Peserta Didik mampu mengingat materi pelajaran tentang pantun yang dibuktikan melalui kegiatan pretest.
1. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar (Furqon (2005: 51)).
2. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari (Havighurst dalam Hurlock (1980: 10)).
• Guru memberikan pretest untuk membuktikan peserta didik mampu mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Konsentrasi 6.1.1.2Peserta didik mampu menentukan tinggi rendahnya nada sesuai syair pantun dengan konsentrasi.
• Guru mengajak peserta didik berkonsentrasi menirukan cara berbalas pantun sesuai video “pantun nasehat” dengan memperhatikan tinggi rendahnya nada sesuai syair pantun.
6.1.2Mengurutkan kalimat menjadi sebuah pantun.
Sungguh-sungguh
6.1.2.1 Peserta didik mampu mengurutkan kalimat menjadi sebuah pantun dengan sungguh-sungguh.
• Peserta didik diminta bersungguh-sungguh ketika mengurutkan “kartu pantun” sehingga menjadi sebuah pantun yang utuh.
6.1.3 Tidak mudah 6.1.3.1Peserta didik • Guru mengajak peserta didik
Lampiran 6
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengucapkan setiap suku kata dalam pantun.
putus asa mampu mengucapkan setiap suku kata dalam pantun dengan tidak mudah putus asa.
untuk tidak mudah putus asa saat berlatih berbalas pantun melalui “kartu pantun” yang telah peserta didik susun.
6.1.4 Membuat ringkasan tentang aturan pembuatan pantun dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Membuat ringkasan
6.1.4.1Peserta didik mampu membuat ringkasan tentang aturan pembuatan pantun dengan menggunakan kata-kata sendiri.
• Guru meminta peserta didik membuat ringkasan dengan mengingat-ingat ciri-ciri dan aturan pembuatan pantun berdasarkan pengalaman menonton video “pantun nasehat” , berbalas pantun, dan mengurutkan kartu pantun..
6.1.5Membuat pantun sesuaiaturan pembuatan pantun
Tepat waktu 6.1.5.1Peserta didik mampu membuat pantun sesuai aturan pembuatan pantunsecara tepat waktu.
• Guru meminta peserta didik membuat pantun berdasarkan ciri-ciri pantun sesuai waktu yang telah ditentukan guru.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Pengantar Satuan Layanan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar
Mari Belajar Pantun dengan Tekun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Pengantar Satuan Layanan Pembelajaran
No KETERANGAN
1 Pendahuluan Guru SD harus memiliki kemampuan
memberikan layanan bimbingan di sekolah, yang
mencakup bidang bimbingan
pribadi/sosial/belajar/karir; dalam rangka membantu
tugas perkembangan peserta didik supaya dapat
berproses menjadi pribadi yang matang secara personal
dan interpersonal (UU No.20 tahun 2003, PP No. 19
tahun 2005, dan permendiknas No. 22 tahun 2006)
Realitas di lapangan mayoritas sekolah dasar
tidak memiliki guru bimbingan dan konseling. Guru
kelas akhirnya diberi tanggung jawab selain mengajar
juga harus sanggup memberikan bimbingan.
Bimbingan di SD dapat diberikan secara klasikal
karena guru tidak ada waktu khusus untuk memberikan
bimbingan. Oleh karena itu, guru harus mampu
memberikan materi pelajaran yang sekaligus
mengandung layanan bimbingan.
2 Materi pokok
pembelajaran
Pantun
3 Deskripsi
singkat kegiatan
pembelajaran
Pada perangkat ini guru diajak untuk memberikan
bimbingan belajar dengan tema ketekunan. Kekhasan
pada perangkat ini adalah mengintegrasikan indikator
ketekunan dengan indikator mata pelajaran yang
nampak dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a. Eksplorasi
1) Guru mengajak peserta didik untuk
PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B2 SD TARAKANITA BUMIJO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
berkonsentrasi melalui kegiatan menonton video
“pantun nasehat”.
2) Guru mengajak peserta didik menirukan cara
berbalas pantun sesuai video yang telah mereka
tonton.
3) Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab
tentang manfaat berkonsentrasi saat menonton
video dan menirukan cara berbalas pantun.
b. Elaborasi
1) Guru mengajak peserta didik untuk tidak mudah
putus asa saat berlatih berbalas pantun melalui
permaianan “kartu pantun”. “Kartu pantun”
berisi kata-kata sebuah pantun yang harus
dirangkai terlebih dahulu secara sungguh-
sunngguh agar menjadi sebuah pantun lengkap.
Kartu yang telah tersusun dijadikan peserta didik
sebagai panduan dalam berbalas pantun.
2) Guru meminta peserta didik membuat ringkasan
dengan mengingat-ingat ciri-ciri dan aturan
pembuatan pantun berdasarkan pengalaman
menonton video “pantun nasehat” dan berbalas
pantun melalui permaianan “kartu pantun”. Guru
bertanya kepada peserta didik tentang manfaat
membuat ringkasan.
3) Guru meminta peserta didik membuat pantun
berdasarkan ciri-ciri pantun sesuai waktu yang
telah ditentukan guru.
c. Konfirmasi
Guru dan peserta didik menyimpulkan
manfaat berkonsentrasi, tidak mudah putus asa,
membuat ringkasan, mengingat materi pelajaran,
dan tepat waktu berdasarkan pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
baru saja peserta didik lakukan.
Kegiatan di atas bertujuan untuk membantu
peserta didik memahami materi pelajaran sekaligus
mencapai indikator bimbingan belajar dalam hal
ketekunan yang akan dituangkan dalam perangkat
pembelajaran.
3 Perangkat
pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi:
a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Materi ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 jp (2 x 40 menit)
Standar Kompetensi (Berbicara) : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon.
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Esensi Bimbingan
Indikator Materi Pengalaman Belajar Penilaian Sumber Belajar
6.1Berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Berbalas pantun dan membuat pantun.
Ketekunan
6.1.1Menentukan
tinggi rendahnya nada
sesuai syair pantun.
1. Mengkaji ciri-ciri pantun dengan tidak mudah putus asa.
2. Memahami aturan pembuatan pantun dengan konsentrasi.
3. Berlatih membuat pantun secara tepat waktu.
1. Jenis : tes dan non tes (terlampir)
2. Bentuk: tertulis dan unjuk kerja
3. Teknik : uraian dan lembar pengamatan
4. Pedoman Penilaian (terlampir)
Barus, Gendon. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Darmadi, Kaswan, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-pengalaman peserta didik
-video
-kartu pantun
-LKS
6.1.2Mengurutkan
kalimat menjadi
sebuah pantun.
6.1.3 Mengucapkan setiap suku kata dalam pantun. 6.1.4 Membuat
ringkasan tentang
aturan pembuatan
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pantun dengan
menggunakan kata-
kata sendiri.
6.1.5Membuat pantunsesuai aturan pembuatan pantun
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit
A. Standar Kompetensi
Berbicara
6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun
dan bertelepon.
B. Kompetensi Dasar
6.1 Berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
6.1.1. Menentukan tinggi rendahnya nada sesuai syair pantun.
6.1.2. Mengurutkan kalimat menjadi sebuah pantun.
6.1.3. Mengucapkan setiap suku kata dalam pantun.
6.1.4. Membuat ringkasan tentang aturan pembuatan pantun dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
6.1.5. Membuat pantun sesuai aturan pembuatan pantun.
D. Tujuan Pembelajaran
6.1.1.1 Peserta didik mampu mengingat materi pelajaran tentang pantun yang
dibuktikan melalui kegiatan pretest.
6.1.1.2 Peserta didik mampu berkonsentrasi menentukan tinggi rendahnya
nada sesuai dengan syair pantun.
6.1.2.1 Peserta didik mampu mengurutkan kalimat menjadi sebuah pantun
dengan sungguh-sungguh.
6.1.3.1 Peserta didik dengan tidak mudah putus asa mampu mengucapkan
setiap suku kata dalam pantun dengan lafal yang jelas.
6.1.4.1 Peserta didik mampu membuat ringkasan tentang aturan pembuatan
pantun dengan menggunakan kata-kata sendiri.
6.1.5.1 Peserta didik mampu membuat pantun sesuai aturan pembuatan
pantun secara tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
E. Materi Pembelajaran
Berbalas Pantun dan Membuat Pantun
F. Model dan Metode Pembelajaran :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2. Metode Pembelajaran: permainan, menonton video, tanya jawab, dan
penugasan.
G. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar pada pertemuan ini menekankan hal ketekunan,
yang terdiri dari mengingat materi pelajaran, tidak mudah putus asa,
membuat ringkasan, bekerja sungguh-sungguh, konsentrasi, dan tepat waktu.
H. Langkah-Langkah Kegiatan
No Langkah-
langkah
STAD
Keterangan Waktu
(dalam
menit)
1. Pembukaan Guru menyampaikan pengantar berupa salam
dan doa kemudian memberikan pretest untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik memahami
materi tentang pantun yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Guru juga menjelaskan
tujuan kegiatan pembelajaran yaitu pentingnya
mengulang pelajaran di rumah.
10”
2. Latihan
terbimbing
Eksplorasi:
a. Peserta didik diajak berkonsentrasi ketika
menonton video singkat tentang “pantun
nasehat”.
b. Peserta didik diminta bersungguh-sungguh
menirukan cara membaca pantun berdasarkan
video yang telah ditonton dengan
memperhatikan tinggi rendahnya nada.
c. Guru menyampaikan manfaat berkonsentrasi
saat menonton video dan menirukan cara
berbalas pantun.
10”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
3. Kegiatan
kelompok
Elaborasi:
Guru mengajak peserta didik untuk tidak
mudah putus asa saat berlatih berbalas pantun
melalui permaianan “kartu pantun”. “Kartu
pantun” berisi kata-kata sebuah pantun yang
harus dirangkai terlebih dahulu agar menjadi
sebuah pantun lengkap. Kartu yang telah
tersusun dijadikan peserta didik sebagai
panduan dalam berbalas pantun.
Langkah permainan “Kartu Pantun”:
a. Peserta didik dibagi dalam 8 kelompok. Tiap
kelompok beranggotakan 4 orang. Setelah
terbentuk, 8 kelompok tersebut dibagi lagi
menjadi 2 kelompok besar. Sehingga tiap
kelompok besar memiliki anggota 4 kelompok
kecil.
b. Tiap kelompok kecil mendapatkan satu amplop
kata yang akan disusun menjadi satu buah
kalimat.
c. Tiap kelompok kecil mengurutkan kalimat
tersebut sehingga menjadi satu buah pantun,
kemudian mereka diminta menentukan jenis
pantun yang telah disusun.
d. Setelah tersusun menjadi satu buah pantun, tiap
peserta didik membacakan satu suku kata dari
pantun tersebut dengan lafal yang jelas.
10”
4. Refleksi Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
perasaan mereka setelah melakukan permainan
“Kartu Pantun”.
10”
5. Tanya jawab Guru dan peserta didik melakukan tanya
jawab tentang ciri-ciri dan aturan dalam membuat
pantun. Kemudian peserta didik diminta membuat
5”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
ringkasan tentang ciri-ciri dan aturan pembuatan
pantun berdasarkan pengalaman menonton video
“pantun nasehat” dan berbalas pantun melalui
permaianan “kartu pantun”.
6. Penugasan Peserta didik berlatih membuat pantun
berdasarkan ciri-ciri dan aturan dalam pembuatan
pantun dengan memperhatikan waktu yang
ditentukan oleh guru, kemudian pantun tersebut
dikumpulkan.
15”
7. Penghargaan Konfirmasi:
Guru dan peserta didik melakukan tanya
jawab tentang pentingnya berkonsentrasi, tidak
mudah putus asa, membuat ringkasan, mengingat
materi pelajaran, dan tepat waktu berdasarkan
pengalaman yang baru saja mereka lakukan. Bagi
peserta didik yang bersedia bertanya dan
menjawab, maka mendapatkan reward berupa
stiker hijau.
5”
8. Evaluasi Peserta didik mengerjakan soal-soal evaluasi. 10”
9. Penutup a. Guru memandu peserta didik untuk
menyimpulkan pengetahuannya setelah
mengikuti kegiatan.
b. Guru meminta peserta didik untuk membuat
pantun nasehat di rumah dengan tema: menjaga
lingkungan, kedisiplinan, dan kesehatan.
c. Guru menutup kegiatan.
5”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
I. Sumber Belajar
1. Buku Referensi
Barus, Gendon. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Darmadi, Kaswan, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Media
a. Video
http://www.youtube.com/watch?v=NPMxnhGNYKs, diakses pada
tanggal 2 April 2012.
b. Kartu Pantun
http://karodalnet.blogspot.com/2010/02/pantun-nasehat.html, diakses
pada tanggal 2 April 2012.
J. Penilaian
1. Jenis : tes dan non tes (terlampir) 2. Bentuk : tertulis dan unjuk kerja 3. Teknik : uraian dan lembar pengamatan 4. Pedoman Penilaian (terlampir)
Mengetahui Guru Kelas Francisca Rustiati
Yogyakarta, …………… Guru Wilhelmina Yanuari 081134038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tugas Rumah (Kognitif):
Buatlah satu pantun nasehat masing-masing bertemakan:
a. Menjaga lingkungan
b. Kedisiplinan
c. Menjaga kesehatan
Soal Evaluasi (Kognitif)
1. Sebutkan tiga jenis pantun!
2. Apa pola sajak akhir dari pantun?
3. Berapakah jumlah baris dalam satu pantun?
4. Sebutkan dua bagian pantun!
5. Jelaskan perbedaan dari dua bagian pantun!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kunci jawaban Tes
1. Tiga jenis pantun yaitu pantun nasehat, pantun jenaka, pantun karmina.
2. Pola sajak akhir dari pantun adalah a-b-a-b.
3. Jumlah baris dalam satu pantun yaitu empat baris
4. Dua bagian pantun yaitu sampiran dan isi.
5. Perbedaan sampiran dan isi yaitu: sampiran merupakan dua baris pertama,
sedangkan isi adalah dua baris terakhir dan merupakan tujuan dari pantun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lembar Analisis Penilaian Afektif
Nama :
Petunjuk : Isilah setiap pernyataan berikut dengan memberi tanda cek list (√) sesuai dengan jawabanmu!
No Pernyataan Ya Tidak 1 Tugas membuat pantun di rumah membantu saya
mengulang materi pelajaran.
2 Saya menyimak video tentang berbalas pantun dengan penuh konsentrasi.
3 Berlatih membuat pantun membantu saya mengingat materi pelajaran tentang pantun.
4 Berlatih mengucapkan suku kata dalam pantun dengan dengan lafal yang jelas membantu saya tidak mudah putus asa.
5 Membuat ringkasan tentang aturan pembuatan pantun memudahkan saya ketika belajar di rumah.
6 Saya mampu membuat pantun secara tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Penilaian Psikomotorik
No Nama siswa
Aspek dalam membuat pantun Skor Total
(Jumlah Skala x Bobot)
Kriteria Kertas tidak kotor
Tulisan dapat dibaca
Tulisan tidak melebihi tempat yang disediakan
Kertas tidak kusut
Skala 1-4 1-4 1-4 1-4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Rubrik Penilaian Membuat Pantun No Komponen Skor
1 2 3 4 1 Kertas tidak
kotor Terdapat lebih dari tiga coretan pada kertas yang telah disediakan
Terdapat maksimal tiga coretan pada kertas yang telah disediakan
Terdapat satu coretan pada kertas yang telah disediakan
Tidak ada coretan sama sekali
2 Tulisan dapat dibaca
Terdapat lebih dari dua tulisan tidak dapat dibaca
Terdapat dua tulisan tidak dapat dibaca
Terdapat satu tulisan tidak dapat dibaca
Semua tulisan dapat dibaca
3 Tulisan tidak melebihi tempat yang disediakan
Terdapat lebih dari dua tulisan melebihi tempat yang disediakan
Terdapat dua tulisan melebihi tempat yang disediakan
Terdapat satu tulisan melebihi tempat yang disediakan
Tidak ada tulisan yang melebihi tempat yang disediakan
4 Kertas tidak kusut
Terdapat lebih dari dua lipatan
Terdapat dua lipatan
Terdapat satu lipatan
Tidak ada lipatan sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LEMBAR PEDOMAN PENILAIAN
I. Penilaian Tes
• Tes Uraian
♣ Jumlah soal = 5
♣ Skor maksimal setiap soal = 2
- Skor 2 jika jawaban lengkap dan tepat
- Skor 1 jika jawaban kurang lengkap
♣ Skor total = jumlah skor maksimal x 10
=100 II. Penilaian Non Tes
• Penilaian Psikomotorik
Skor Maksimal=4 • Penilaian Afektif
Skor Total = jumlah jawaban “Ya” x 100 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Materi Ajar
Bahasa Indonesia
Terintegrasi Bimbingan
Belajar
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :IV/2
Mari Belajar Pantun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Belajar pantun
Pre-test
1. Apa yang dimaksud dengan pantun?
2. Sebutkan macam-macam pantun yang kamu ketahui!
3. Sebutkan ciri-ciri pantun yang kamu ketahui!
Manfaat mengulang pelajaran di rumah
adalah agar kamu lebih memahami materi
yang telah kamu pelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Mari kita menonton video “Berbalas Pantun”
Mari kita membaca pantun di bawah ini
seperti yang dicontohkan dalam video tadi
dengan penuh konsentrasi!
Buah kurma manis rasanya
Dapat dibeli di pasar Rabu
Bolehkah saya menumpang tanya
Cara berbakti kepada ibu
Buah kecapi buah seribu
Enak dicampur ke dalam kolak
Cara berbakti kepada ibu
Manis ditutur indah diderap
Buah semangka manis sekali
Beli terigu dengan bungkusnya
Begitulah cara berbakti
Semoga engkau memahaminya
Apa manfaat berkonsentrasi setelah kalian melakukan kegiatan tadi?
Video
Berbalas pantun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Mari kita belajar pantun sambil bermain!
Bermainlah Kartu
Pantun Sesuai
Petunjuk!
Langkah-langkah permainannya adalah:
1. Bentuklah kelompok, masing-masing beranggotakan
empat orang!
2. Setelah mendapatkan kartu pantun yang berisi satu
buah kata dari gurumu, urutkan kartu tersebut
dengan teman satu kelompokmu agar menjadi satu
buah kalimat!
3. Susunlah kalimat yang telah kalian dapatkan dengan
kalimat kelompok lain yang sudah ditentukan oleh
gurumu, sehingga membentuk satu buah pantun yang
lengkap!
4. Setelah terbentuk satu buah pantun yang lengkap,
berdirilah secara melingkar! Sebutkan jenis pantun
yang telah kalian susun!
5. Bacalah pantun yang telah kalian susun, tiap siswa
membaca satu buah kata secara urut dan bergantian
berdasarkan kata yang didapat dari kartu pantun!
6. Bacalah kata tersebut dengan lafal yang jelas!
7. Kerjakan semua perintah nomer 1 sampai dengan 6
dalam waktu 15 menit!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Rangkaian pantun yang belum tersusun
(bertanda sama satu kelompok kalimat):
(bertanda sama satu kelompok kalimat):
(@)Membuat (@)Hulu (@)Ke
(#)Terpotong (#)Jangan (@)Pagar
(#)Batang (^)Guru (^)Belajar
(#)Durian (^)Tempat (^)Cari
(*)Jangan (*)Sesal (*)Kemudian
(*)Supaya
(*)Sepuluh (*)Ayam (*)Turun
(#)Mati (*)Anak (^)Tuntutlah
(#)Tinggal (#)Satu (#)Sembilan
(@)Engkau (^)Dengan (^)Ilmu
(@)Tidak (@)Ketinggal
an
(@)Supaya
(^)Sungguh-
sungguh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Rangkaian pantun yang telah tersusun lengkap:
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Rangkaian pantun yang telah tersusun lengkap:
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak sesal kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Skema pembagian kelompok
Pertanyaan setelah permainan:
Apa manfaat yang kalian dapatkan setelah berlatih mengucapkan suku
kata dalam pantun?
Bagaimana perasaanmu setelah melakukan permainan “kartu pantun?”
Siapa yang mengalami kesulitan saat melakukan permainan tadi?
Apa yang harus kita lakukan jika mengalami kesulitan?
senang sedih Biasa saja
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2
Seluruh peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
• Berdasarkan permainan yang telah kalian
lakukan dan video yang kalian tonton,
temukan ciri-ciri dan aturan dalam pembuatan
pantun!
• Buatlah ringkasan tentang ciri-ciri dan aturan
pembuatan pantun dengan menggunakan kata-
katamu sendiri!
• Apa manfaat yang kalian dapatkan dari
membuat ringkasan?
Ciri-ciri dan aturan pembuatan pantun adalah:
1. Pantun terdiri dari empat baris
2. Bersajak akhir dengan pola a-b-a-b
3. Pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi
4. Sampiran adalah dua baris pertama
5. Isi adalah dua baris terakhir
6. Sampiran biasanya tidak ada hubungan dengan isi
7. Isi merupakan tujuan dari pantun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
LEMBAR KERJA SISW A
Nama:_____________
Buatlah satu pantun berdasarkan ciri-ciri dan aturan dalam pembuatan
pantun yang baru saja kita pelajari!
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Petunjuk:
1. Tulislah jawaban pada
tempat yang telah
disediakan!
2. Kumpulkan LKS dalam
keadaan rapi!
3. Kerjakan dalam waktu 15
menit!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
(*)Manfaat dari konsentrasi adalah…….
(*)Manfaat dari tidak mudah putus asa adalalah…
Berdasarkan pengalaman yang telah
kalian lakukan apa manfaat dari….(*) Peserta didik
(*)Manfaat dari membuat ringkasan adalah….
(*)Manfaat dari tepat waktu adalah………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Kesimpulan:Kesimpulan:Kesimpulan:Kesimpulan:
a. Hari ini kita telah berlatih mengucapkan setiap suku kata dalam
pantun dengan lafal yang jelas.
b. Hari ini kita telah menentukan tinggi rendahnya nada sesuai dengan
syair pantun.
c. Hari ini kita telah belajar membuat pantun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI