Presus H (ASA 1, App)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. IDENTITAS PASIEN

    Nomor CM : 38.15.85

    Nama Pasien : Tn. H

    Usia : 40 a!"n

    #enis $e%amin : La&i'%a&i

    Sa"s Maria% : Meni&a!

    Pe&er(aan)$esa"an : $o*ass"s

    A%ama : #a%an Darma 3 No. 5 Ci(an"n+ , #a&ara Tim"r

    Tan++a% Mas"& -S : 15 #an"ari 014

    Tan++a% Pemeri&saan : 15 #an"ari 014

    I.. ANAMNESIS

    Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 15 Januari 2014

    $e%"!an Uama :Nyeri perut kanan bawah

    $e%"!an Tam/a!an :Tidak ada

    -iaa Pena&i Se&aran+:

    Kurang lebih 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan

    bawah, nyeri seperti ditusuktusuk, nyeri hilangtimbul! "asien mengatakan selama 1

    bulan terakhir tidak mual, tidak muntah, tidak ada demam, tidak batuk dan pilek,

    na#su makan pasien baik! $kala nyeri pasien % 2! &'K lan(ar, tidak tesendatsendat

    dan tidak ada darah pada air seninya! Tidak ada gigi palsu dan gigi goyang!

    -iaa Pena&i Da!"%" :

    a! )iwayat sakit serupa % disangkal

    b! )iwayat perawatan % disangkal

    (! )iwayat penyakit *antung % disangkal

    d! )iwayat asma % disangkal

    e! )iwayat penyakit paru % disangkal#! )iwayat nyeri dada % disangkal

    1

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    2/28

    g! )iwayat penyakit gin*al % disangkal

    h! )iwayat ken(ing manis % disangkal

    i! )iwayat hipertensi % disangkal

    *! )iwayat sakit ke*ang % disangkal

    k! )iwayat alergi makanan % disangkal

    l! )iwayat alergi obat % disangkal

    m! )iwayat alergi dingin % disangkal

    -iaa Pena&i $e%"ar+a :

    a! )iwayat keluarga dengan penyakit serupa % disangkal

    b! )iwayat hipertensi % disangkal

    (! )iwayat ken(ing manis % disangkal

    d! )iwayat penyakit *antung % disangkal

    $e/iasaan :

    a! +erokok % -., 1 hari / 1 bungkus

    b! +engkonsumsi alkohol % disangkal

    (! +engkonsumsi narkotika % disangkal

    d! )iwayat olahraga % akti# berolahraga

    I.3. PEME-I$SAAN 2ISI$

    1. $eaaan Um"m

    Kesadaran % (ompos mentis

    &erat badan % 0 kg

    Tinggi badan % 1 (m

    . ia% Si+n

    Tekanan darah % 11030 mmg

    rekuensi nadi % 0 63menit, regular, isi dan tegangan (ukup

    rekuensi na#as % 1 63menit, regular, torakoabdominal

    $uhu % 7,508 per a6illa

    3. Sa"s enera%is

    Kepala % Normo(ephal, distribusi rambut merata

    +ata % Kon*ungti9a anemis 3., sklera ikterik 3.

    idung % Na#as (uping hidur ., perdarahan ., lendir .

    2

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    3/28

    +ulut % +allampati T, mukosa lembab, sianosis ., #aring

    hiperemis ., gigi palsu ., gigi goyang ., buka

    mulut maksimal :7(m.

    Telinga % Nyeri tekan mastoid ., sekret .

    ;eher % Tampak simetris, de9iasi trakea ., lim#onodi tidak

    teraba

    "aru % $uara na#as 9esikuler seluiruh lapang paru, ronki 3

    whee 2 detik

    4. Pemeri&saan Pen"n(an+

    Pemeri&saan La/

    #enis Pemeri&saan Hasi% Ni%ai -"("&an

    Hemao%o+i

    emoglobin 14,5 mg3dl 121 mg3dl

    ematokrit 47 mg3dl 74?

    =ritrosit 4,5 *uta3u; 4,7,0 *uta3u;

    ;eukosit 00 3 @l 40010003u;

    Trombosit 2!000 3u; 150!000400!0003u;&leeding Time 1A15B 17 menit

    8lotting Time 7A70B 1 menit

    $imia $%inis

    @reum 27 mg3dl 2050 mg3dl

    Kreatinin 0, mg3dl 0,51,5 mg3dl

    Clukosa puasa 0 mg3dl 0100 mg3dl

    Clukosa 2 *am "" 120 mg3dl >140 mg3dl

    $C"T 1 mg3dl >40 mg3dl

    $CT 20 mg3dl >75 mg3dl

    Pemeri&saan A*eni&o+ram

    Non#illing appendiks

    I.4. DIAN6SA $E-#A

    'ppendisitis Kronik

    I.5. DIAN6SA ANESTESI

    '$' E

    7

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    4/28

    I.7. -ENCANA TINDA$AN

    'pendektomi

    I.. -ENCANA ANESTESI

    'nestesi )egional dengan teknik spinal blok subaraknoid daerah ;7 F ;4

    PE-SIAPAN P-A ANESTESI

    A. Persia*an *asien

    1! En#ormed (onsent

    2! $urat persetu*uan operasi

    7! "asien dipuasakan se*ak pukul 02!00 GE& tanggal 1 Januari 2014

    tu*uannya untuk memastikan bahwa lambung pasien telah kosong sebelum

    tindakan untuk menghindari kemungkinan ter*adinya muntah dan aspirasi

    isi lambung yang akan membahayakan pasien!

    4! "engosongan kandung kemih pada pagi hari sebelum operasi!

    5! "endataan kembali identitas pasien di kamar operasi! 'namnesa singkat

    yang meliputi &&, umur, riwayat penyakit, riwayat kebiasaan, dll!

    ! "emeriksaan #isik di ruang persiapan % TD % 12030 mmg, Nadi 0

    63menit, )) 1463menit!

    ! +emakai pakaian operasi yang telah disediakan di ruang persiapan!

    B. Persia*an Anesesi

    1! $pinal duk steril

    2! Jarum spinal

    7! ands(oen steril

    4! 8airan asepsis

    5! =KC lead

    ! "ulse o6ymeter

    ! $#igmomanometer digital

    ! +esin anestesi

    H! $u(tion

    10! Cuedel

    4

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

    http://openchild1%28%27/glpcat/clnt_prd_popup.pl?pcid=81&cloc=5878_10017266&iid=18336%27)
  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    5/28

    11! $ungkup muka #a(e mask .

    12! &alon perna#asan

    17! En#us set dan (airan in#us14! "lester!

    15! "eralatan intubasi, serta stetoskop untuk persiapan andaikan ter*adi gagal

    na#as pada pasien

    C. Persia*an 6/a Anesesi

    1! 'nestesi $pinal % &upi9a(aine 15 mg

    entanyl 25 m(g

    2! 'nestesi @mum %

    +ida

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    6/28

    'miodarone

    'minophilline

    ;idokain

    Kalsium Clukoronat

    Natrium &ikarbonat

    'nalgetik'ntiemetik

    D. Persia*an Tera*i Cairan Perio*erai9

    &erat &adan % 0 Kg

    a! +aintenan(e +. I && 6 Kebutuhan (airan per*am

    I 1064.-1062.-061. ml3kg3*am

    I 120 ml3*am

    b! "engganti puasa ". I + 6 Jam puasa

    I 120 ml3*am 6 *am I H0 ((

    (! Jenis operasi . ke(il I && 6 Jenis operasi

    I 0 kg 6 4ml3kgbb I 720 ml"emberian 8airan "ada perasi ini

    "ada *am E I + - 50? ". -

    I 120- 50? H0. - 720

    I H20 ml

    "ada *am EE I + - 25?". - "

    I 120- 25? H0. - 720

    I 0 ml

    "ada *am EEEI 0 ml

    E. Pe%a&sanaan Anesesi

    "ukul 12!10 %

    "asien dibaringkan diatas me*a operasi

    "asang in#us (airan )inger ;aktat pada tangan kiri aboket no!20

    +emasang monitor =KC dan oksimeter pulse

    +engukur TD % 12030 mmg, nadi 5H63mnt

    "ukul 12!20%

    "ersiapan tindakan spinal anestesi, persiapan alat dan obat,

    persiapan anestesi

    TD % 1235 mmg, Nadi % 563mnt, $a2 % HH? Dilakukan perubahan posisi pasien men*adi posisi duduk dan

    tindakan asepsis antisepsis

    Dilakukan insersi *arum spinal tipe uin(ke dengan nomor 2C

    pada area yang sudah ditandai oleh anestesiologis

    +elakukan penyuntikan spinal dengan midline approa(h hingga

    menembus ruang subarakhnoid setinggi ;7;4

    +emasukkan obat anestesi % &upi9a(aine hea9y spinal 15 mg dan

    entanyl 25 m(g Tutup luka dengan plester, membaringkan pasien kembali

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    7/28

    +elakukan pemasangan nasal kanula dengan oksigen 7 ;3menit

    TD % 11030 mmg, N% 563menit, $p2 % HH?

    "ukul 12!40 %

    perasi dimulai

    "ukul 12!55 %

    TD % 12030mmg, Nadi % 263mnt, $a 2 % HH?

    "ukul 17!10 %

    TD % 11030mmg, Nadi % 563mnt, $a 2 % HH?

    "ukul 17!25 %

    TD % 11030mmg, Nadi % 563mnt, $a 2 % HH?

    "ukul 17!40 %

    perasi selesai

    Diberikan Ketorola( 70mg

    TD % 12035mmg, Nadi % 163mnt, $a 2 %HH?

    =KC, manset tensimeter dan saturasi 2dilepas!

    Kemudian pasien dipindahkan ke bran(ar untuk dibawa ke ruang

    pemulihan atau re(o9ery room )).!

    Tera*i Cairan

    8airan yang diberikan selama anestesi adalah ); 500 ((

    Pen+aasan Anesesi

    =KC ritme *antung dalam batas normal, saturasi oksigen HH?!

    2. Pos 6*erasi

    - Tiba di ruang re(o9ery pukul % 14!10 wib

    - Kesadaran % (ompos mentis

    - "erna#asan % spontan, pasien dapat berna#as dalam

    - Tekanan darah % 123H mmg

    - Nadi % 163mnt

    - $p2% HH?

    "enilaian pulih sadar menurut aldrette s(ore %

    - Kesadaran % 2

    -"erna#asan % 2

    - Tekanan darah % 2

    - 'kti9itas % 1

    - Garna kulit % 2

    Total s(ore % H

    "asien pindah keruang perawatan biasa pukul 15!00

    Enstruksi paska bedah %

    &ila kesakitan % Tramadol 100 mg E

    &ila mual3muntah % ndansentron 4 mg E

    'ntibiotika dan (airan sesuai terapi bedah "emantauan tensi, nadi dan na#as setiap 15 menit selama 1 *am!

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    8/28

    BAB II

    TIN#AUAN PUSTA$A

    'da tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional dan

    anestesi lokal! $eorang ahli anestesi akan menentukan *enis anestesi yang menurutnya

    terbaik dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari masingmasing

    tindakannya tersebut! 'nestesi umum beker*a untuk menekan aksis hipotalamus

    pituitari adrenal, sementara anestesi regional ber#ungsi untuk menekan transmisi impuls

    nyeri dan menekan sara# otonom e#eren ke adrenal!

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    9/28

    II.1. ANAT6MI E-TEB-AL

    Tulang belakang terdiri dari tulang 9ertebral dan diskus inter9ertebralis,

    terdapat ser9ikal, 12 thorakal, dan 5 lumbal! $akrum merupakan #usi atau

    gabungan dari 5 tulang sakral dan terdapat tulang koksigeus pada akhir sakrum!

    Tulang belakang se(ara keseluruhan berguna sebagai struktur penyangga tubuhdan proteksi dari korda spinalis dan ner9us! "ada setiap 9ertebra, sepasang ner9us

    spinal keluar dari susunan sara# pusat!

    H

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    10/28

    ertebra akan berbeda bentuk dan ukuran pada tiap segmen! "ada segmen

    lumbal, ketika tulangtulang ini disusun se(ara 9ertikal maka akan membentuk

    rongga dimana terdapat korda spinal, 9ertebra terhubung satu sama lain dengan

    adanya diskus inter9ertebralis!pada bagian 9entral, 9ertebra dan diskus

    inter9ertrebralis dihubungkan dan disokong oleh ligamentum longitudinal

    anterior dan posterior dan pada bagian dorsal, ligamentum #la9um, ligamentum

    interspinosus dan ligamentum supraspinosus memberikan stabilitas tambahan!

    10

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    11/28

    Kanalis spinal terdiri dari korda spinalid dengan pembungkusnya

    meningens., lemak dan pleksus 9enosus! +eninges terdiri dari 7 lapisan %

    piamater, arakhnoid mater dan dura mater! "ia mater menempel dengan korda

    spinalis dan terdiri dari lapisan tipis *aringan penyambung yang diselingi dengan

    kolagen! Trabekulae menghubungkan pia mater dan arakhnoid mater dan sel dari

    kedua meningens ini ber(ampur sepan*ang trabekulae! 'raknoid mater

    merupakan lapisan membran yang lembut, a9askular dan terdiri dari lapislapisan

    sel gepeng dengan *aringan penyambung berada diantara lapisan sel! $elsel

    araknoid bertautan dengan tight-juctiondan occluding-junction! ubungan sel ini

    yang kemungkinan menyebabkan arakhnoid mater merupakan barier #isiologik

    utama untuk obatobat yang beker*a diantara ruang epidural dan korda spinal!

    )uang subarakhnoid berada diantara arakhnoid mater dan pia mater dan

    mengandung (airan serebrospinal! 8airan serebrospinal 8$$. yang berada di

    spinal ini merupakan lan*utan dari (airan serebrospinal yang berasal dari kranial

    dan memberikan *alan bagi obat pada spinal 8$$ untuk men(apai otak! $ebagai

    tambahan, ner9us spinal berada di ruang subarakhnoid )$'.! Dura mater

    merupakan *aringan meningens yang paling luar dan paling tebal! Dura mater

    spinal berawal dari #oramen magnum dan kemudian berakhir pada sekitar $2!

    "ermukaan dalam dari dura mater terdapat arakhnoid mater, ruang potensial

    diantaranya disebut ruang subdural! Terkadang, obat yang seharusnya diberikan

    untuk baik epidural maupun )'$ dimasukkan ke ruang subdural!

    11

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    12/28

    Korda spinalis merupakan lan*utan dari #oramen magnum dan turun hingga

    setinggi ;1 pada dewasa, sementara pada anak berakhir pada ;7 dan akan

    semakin naik sesuai dengan pertambahan usia! Kemudian, ner9usner9us tersebut

    akan membentuk kauda eLuina ekor kuda.! Korda spinalis memberi tempat pada

    71 pasangan ner9us spinalis, yang masingmasing terdiri dari u*ung motorik

    anterior dan u*ung sensorik posterior! &agian korda spinalis yang memberi tempat

    pada ner9us spinalis dan korda yang sesuai disebut segmen korda! Daerah kulit

    diiner9asi oleh ner9us spinal dan korda koresponding yang disebut dermatom!

    $ubstansia abuabu intermediolateral pada T1 F ;2 mengandung sel dari neuron

    simpatetik preganglionik! Neuron simpatetik ini akan ber*alan bersama ner9us

    spinal pasangannya diluar #oramen inter9ertebral dimana kemudian akan keluar

    dan bergabung dengan rantai ganglia simpatetik! Karena korda spinalis berakhir

    di ;1 dan ;2, u*ung sara# torakal, lumbar, dan sakral lebih pan*ang pada )'$

    untuk mendapatkan segmen korda spinalis asalnya sesuai dengan tempat

    keluarnya!

    $truktur anatomis ini yang kemudian mendasari )$' dibawah ;1 pada

    dewasa dan ;7 pada anak, hal ini dilakukan untuk menghindari trauma potensial

    yang disebabkan oleh *arum pada kordaM kerusakan kauda eLuina tidak ter*adi

    karena kauda eLuina berada sakus dural dibawah ;1 dan lebih sering terdorong

    dibandingkan dengan tertusuk oleh *arum!

    +ekanisme anestesi dari anestesi spinal masih bersi#at spekulati#, tu*uan

    utama dari anestesi spinal adalah aksi blokade neuroaksial dan blokade tersebut

    diper(aya berlangsung diu*ung sara# dari tempat anestetik lokal dimasukkan ke

    8$ dan membasahi3merendam )$'! En*eksi langsung dengan anestesi lokal

    12

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    13/28

    pada 8$ di )'$ diberikan dengan 9olume dan dosis yang ke(il untuk

    mendapatkan e#ek kuat dari blokade sensorik dan motorik! Tempat atau tinggi

    suntikan dari anestesi regional harus dekat dengan u*ung sara# yang ingin

    dianestesi, blokade transmisi neural atau konduksi pada serat sara# posterior

    menganggu sensasi somatik dan 9iseral, sementara blokade serat sara# anterior

    men(egah autonomik dan motorik e#eren!

    Dermatomal +yotomal Ner9i9al

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    14/28

    Endikasi%

    1! &edah ekstremitas bawah

    2! &edah panggul

    7! Tindakan sekitar rektum perineum

    4! &edah obstetrikginekologi

    5! &edah urologi

    ! &edah abdomen bawah

    ! "ada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya dikombinasikan

    dengan anesthesia umum ringan!

    Kontra indikasi absolut%

    1! "asien menolak

    2! En#eksi pada tempat suntikan

    7! ipo9olemia berat, syok

    4! Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan

    5! Tekanan intrakranial meningkat

    ! asilitas resusitasi minim

    ! Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi!

    Kontra indikasi relati#%

    1! En#eksi sistemik

    2! En#eksi sekitar tempat suntikan

    7! Kelainan neurologis

    4! Kelainan psikis

    5! &edah lama

    ! "enyakit *antung

    ! ipo9olemia ringan

    ! Nyeri punggung kronik

    "ersiapan analgesia spinal %

    "ada dasarnya persiapan untuk analgesia spinal seperti persiapan pada

    anastesia umum! Daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan

    menimbulkan kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung

    14

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    15/28

    atau pasien gemuk sekali sehingga tak teraba ton*olan prosesus spinosus!

    $elain itu perlu diperhatikan halhal di bawah ini%

    1! En#ormed (onsent % tidak boleh memaksa pasien untuk

    menyetu*ui anesthesia spinal

    2! "emeriksaan #isik % tidak di*umpai kelainan spesi#ik seperti

    kelainan tulang punggung

    7! "emeriksaan laboratorium an*uran % b, ht,pt,ptt

    "eralatan analgesia spinal %

    1! "eralatan monitor% tekanan darah, pulse o6imetri, ekg

    2! "eralatan resusitasi

    7! Jarum spinal

    Jarum spinal dengan u*ung ta*amu*ung bamboo run(ing, Luin(keba(o(k.

    atau *arum spinal dengan u*ung pensil pen(il point white(are.!

    Teknik analgesia spinal %

    "osisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada

    garis tengah ialah posisi yang paling sering diker*akan! &iasanya

    diker*akan di atas me*a operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan

    sedikit perubahan posisi pasien! "erubahan posisi berlebihan dalam 70

    menit pertama akan menyebabkan menyebarnya obat!

    1! $etelah dimonitor, tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral

    dekubitus! &eri bantal kepala, selain enak untuk pasien *uga

    supaya tulang belakang stabil! &uat pasien membungkuk ma6imal

    agar pro(essus spinosus mudah teraba! "osisi lain adalah duduk!

    15

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    16/28

    2! "erpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis Krista

    iliaka, misal ;2;7, ;7;4, ;4;5! Tusukan pada ;1;2 atau

    diatasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis!

    7! $terilkan tempat tusukan dengan betadine atau alkohol!

    4! &eri anastesi lokal pada tempat tusukan &upi9a(ain 20 mg.

    5! 8ara tusukan median atau paramedian! @ntuk *arum spinal besar

    22C, 27C, 25C dapat langsung digunakan! $edangkan untuk yang

    ke(il 2C atau 2HC dian*urkan menggunakan penuntun *arum

    yaitu *arum suntik biasa 10ml! Tusukkan introduser sedalam kira

    kira 2(m agak sedikit kearah se#al, kemudian masukkan *arum

    spinal berikut mandrinnya ke lubang *arum tersebut! Jika

    menggunakan *arum ta*am uin(ke&ab(o(k. irisan *arum

    be9el. harus se*a*ar dengan serat duramater, yaitu pada posisi

    tidur miring be9el mengarah keatas atau kebawah, untuk

    menghindari kebo(oran likuor yang dapat berakibat timbulnya

    nyeri kepala pas(a spinal! $etelah resensi menghilang, mandarin

    *arum spinal di(abut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat

    dan obat dapat dimasukkan pelanpelan 0,5ml3detik. diselingi

    aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi *arum tetap baik!

    @ntuk analgesia spinal kontinyu dapat dimasukan kateter!

    ! "osisi duduk sering diker*akan untuk bedah perineal misalnya

    bedah hemoroid dengan anestetik hiperbarik! Jarak kulit

    ligamentum #la9um dewasa / (m! "osisi%

    '! "osisi Duduk

    &! "asien duduk di atas me*a operasi

    8! Dagu di dada

    D! Tangan istirahat di lutut

    "osisi ;ateral%

    1! &ahu se*a*ar dengan me*a operasi

    2! "osisikan pinggul di pinggir me*a operasi

    7! +emeluk bantal3knee (hest position

    Tinggi blok analgesia spinal %

    1

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    17/28

    aktor yang mempengaruhi%

    1! olume obat analgetik lokal% makin besar makin tinggi daerah

    analgesia

    2! Konsentrasi obat% makin pekat makin tinggi batas daerah analgesia

    7! &arbotase% penyuntikan dan aspirasi berulangulang meninggikan batas

    daerah analgetik!

    4! Ke(epatan% penyuntikan yang (epat menghasilkan batas analgesia yang

    tinggi! Ke(epatan penyuntikan yang dian*urkan% 7 detik untuk 1 ml

    larutan!

    5! +aneu9er 9alsa9a% menge*an meninggikan tekanan liLuor

    serebrospinal dengan akibat batas analgesia bertambah tinggi!

    ! Tempat pungsi% pengaruhnya besar pada ;45 obat hiperbarik

    (enderung berkumpul ke kaudalsaddle blok. pungsi ;27 atau ;74

    obat (enderung menyebar ke (ranial!

    ! &erat *enis larutan% hiper,iso atau hipo barik

    ! Tekanan abdominal yang meningkat% dengan dosis yang sama didapat

    batas analgesia yang lebih tinggi!

    H! Tinggi pasien% makin tinggi makin pan*ang kolumna 9ertebralis makin

    besar dosis yang diperlukan!&& tidak berpengaruh terhadap dosis

    obat.

    10! Gaktu% setelah 15 menit dari saat penyuntikan,umumnya larutan

    analgetik sudah menetap sehingga batas analgesia tidak dapat lagi

    diubah dengan posisi pasien!

    'nastesi ;okal untuk 'nastesi $pinal

    &erat *enis (airan (erebrospinalis pada 7 dera*at (el(ius adalah

    1!0071!00! 'nastetik lokal dengan berat *enis sama dengan (ss disebut

    isobari(! 'nastetik lo(al dengan berat *enis lebih besar dari (ss disebut

    hiperbarik! 'nastetik lo(al dengan berat *enis lebih ke(il dari (ss disebut

    hipobarik! 'nastetik lo(al yang sering digunakan adalah *enis hiperbarik

    diperoleh dengan men(ampur anastetik lo(al dengan de6trose! @ntuk *enis

    hipobarik biasanya digunakan tetrakain diperoleh dengan men(ampur

    dengan air in*eksi!

    'nestetik lo(al yang paling sering digunakan%

    1

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    18/28

    1! ;idokaine 6ylobain,lignokain. 2?% berat *enis 1!00, si#at

    isobari(, dosis 20100 mg 25ml.

    2! ;idokaine 6ylobain,lignokaine. 5? dalam de6trose !5?% berat

    *enis 1!007, si#at hyperbari(, dose 2050 mg 12 ml.

    7! &upi9akaine markaine. 0!5? dlm air% berat *enis 1!005, si#at

    isobari(, dosis 520 mg

    4! &upi9akaine markaine. 0!5? dlm de6trose !25?% berat *enis

    1!02, si#at hiperbarik, dosis 515 mg 17 ml.

    &upi9a(aine

    bat anestetik lokal yang sering digunakan adalah prokain,

    tetrakain, lidokain, atau bupi9akain! &erat *enis obat anestetik lokal

    mempengaruhi aliran obat dan perluasan daerah teranestesi! "ada

    anestesi spinal *ika berat *enis obat lebih besar dari berat *enis 8$$

    hiperbarik., maka akan ter*adi perpindahan obat ke dasar akibat

    gra9itasi! Jika lebih ke(il hipobarik., obat akan berpindah dari area

    penyuntikan ke atas! &ila sama isobarik., obat akan berada di tingkat

    yang sama di tempat penyuntikan!

    &upi9a(aine adalah obat anestetik lokal yang termasuk dalam

    golongan amino amida! &upi9a(aine di indikasi pada penggunaan

    anestesi lokal termasuk anestesi in#iltrasi, blok serabut sara#, anestesi

    epidura dan anestesi intratekal! &upii9a(aine kadang diberikan pada

    in*eksi epidural sebelum melakukan operasi athroplasty pinggul! bat

    tersebut *uga biasa digunakan untuk luka bekas operasi untuk

    mengurangi rasa nyeri dengan e#ek obat men(apai 20 *am setelah

    operasi!

    &upi9a(aine dapat diberikan bersamaan dengan obat lain untuk

    memperpan*ang durasi e#ek obat seperti misalnya epine#rin, glukosa, dan

    #entanil untuk analgesi epidural! Kontraindikasi untuk pemberian

    bupi9a(aine adalah anestesi regional E E)'. karena potensi risiko

    untuk kegagalan tourniket dan adanya absorpsi sistemik dari obat

    tersebut!

    &upi9a(aine beker*a dengan (ara berikatan se(ara intaselular dengan

    natrium dan memblok in#luk natrium kedalam inti sel sehingga

    men(egah ter*adinya depolarisasi! Dikarenakan serabut sara# yang

    1

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    19/28

    menghantarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebih tipis dan tidak

    memiliki selubung mielin, maka bupi9a(aine dapat berdi#usi dengan

    (epat ke dalam serabut sara# nyeri dibandingkan dengan serabut sara#

    penghantar rasa propriosepti# yang mempunyai selubung mielin dan

    ukuran serabut sara# lebih tebal!

    "enyebaran anastetik lokal tergantung%

    1! aktor utama%

    a. &erat *enis anestetik lo(albarisitas.

    b. "osisi pasien

    (. Dosis dan 9olume anestetik lo(al

    2! aktor tambahan %

    a. Ketinggian suntikan

    b. Ke(epatan suntikan3barbotase

    (. @kuran *arum

    d. Keadaan #isik pasien

    e. Tekanan intra abdominal

    ;ama ker*a anestetik lokal tergantung%

    1! Jenis anestetia lo(al

    2! &esarnya dosis

    7! 'da tidaknya 9asokonstriktor

    4! &esarnya penyebaran anestetik lo(al

    Komplikasi 'nastesi $pinal

    Komplikasi anastesi spinal dibagi men*adi komplikasi dini dan komplikasi

    delayed!

    Komplikasi tindakan %

    1! ipotensi berat% 'kibat blok simpatis ter*adi 9enous pooling! "ada

    dewasa di(egah dengan memberikan in#us (airan elektrolit 1000ml

    atau koloid 500ml sebelum tindakan!

    2! &radikardia % Dapat ter*adi tanpa disertai hipotensi atau

    hipoksia,ter*adi akibat blok sampai T2

    7! ipo9entilasi % 'kibat paralisis sara# #renikus atau hipoper#usi pusat

    kendali na#as

    1H

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    20/28

    4! Trauma pembuluh sara#

    5! Trauma sara#

    ! +ualmuntah

    ! Cangguan pendengaran

    ! &lok spinal tinggi atau spinal total

    Komplikasi pas(a tindakan%

    1! Nyeri tempat suntikan

    2! Nyeri punggung

    7! Nyeri kepala karena kebo(oran likuor

    4! )etensio urine

    5! +eningitis

    Komplikasi intraoperati#%

    1.! Komplikasi kardio9askular

    Ensiden ter*adi hipotensi akibat anestesi spinal adalah 1040?!

    ipotensi ter*adi karena 9asodilatasi, akibat blok simpatis, yang

    menyebabkan ter*adi penurunan tekanan arteriola sistemik dan 9ena,

    makin tinggi blok makin berat hipotensi! 8ardia( output akan

    berkurang akibat dari penurunan 9enous return! ipotensi yang

    signi#ikan harus diobati dengan pemberian (airan intra9ena yang

    sesuai dan penggunaan obat 9asoakti# seperti e#edrin atau

    #enile#edrin!

    8ardia( arrest pernah dilaporkan pada pasien yang sehat pada

    saat dilakukan anestesi spinal! enti *antung bisa ter*adi tibatiba

    biasanya karena ter*adi bradikardia yang berat walaupun

    hemodinamik pasien dalam keadaan yang stabil! "ada kasus seperti

    ini, hipotensi atau hipoksia bukanlah penyebab utama dari (ardia(

    arrest tersebut tapi ia merupakan dari mekanisme re#lek bradikardi

    dan asistol yang disebut re#lek &e

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    21/28

    darah yang dikehendaki! &radikardia dapat ter*adi karena aliran darah

    balik berkurang atau karena blok simpatis,dapat diatasi dengan sul#as

    atropine 13134 mg E!

    2.! &lok spinal tinggi atau total

    'nestesi spinal tinggi atau total ter*adi karena akibat dari

    kesalahan perhitungan dosis yang diperlukan untuk satu suntikan!

    Komplikasi yang bisa mun(ul dari hal ini adalah hipotensi, henti

    na#as, penurunan kesadaran, paralisis motor, dan *ika tidak diobati

    bisa menyebabkan henti *antung! 'kibat blok simpatetik yang (epat

    dan dilatasi arterial dan kapasitas pembuluh darah 9ena, hipotensi

    adalah komplikasi yang paling sering ter*adi pada anestesi spinal! al

    ini menyebabkan ter*adi penurunan sirkulasi darah ke organ 9ital

    terutama otak dan *antung, yang (enderung menimbulkan seLuel lain!

    "enurunan sirkulasi ke serebral merupakan #aktor penting yang

    menyebabkan ter*adi henti na#as pada anestesi spinal total! Galau

    bagaimanapun, terdapat kemungkinan pengurangan ker*a otot na#as

    ter*adi akibat dari blok pada sara# somati( interkostal! 'kti9itas sara#

    phrenik biasanya dipertahankan! &erkurangnya aliran darah ke

    serebral mendorong ter*adinya penurunan kesadaran! Jika hipotensi

    ini tidak di atasi, sirkulasi *antung akan berkurang seterusnya

    menyebabkan ter*adi iskemik miokardiak yang men(etuskan aritmia

    *antung dan akhirnya menyebakan henti *antung! "engobatan yang

    (epat sangat penting dalam men(egah ter*adinya keadaan yang lebih

    serius, termasuk pemberian (airan, 9asopressor, dan pemberian

    oksigen bertekanan positi#! $etelah tingkat anestesi spinal berkurang,

    pasien akan kembali ke kedaaan normal seperti sebelum operasi!

    Namun, tidak ada seLuel yang permanen yang disebabkan oleh

    komplikasi ini *ika diatasi dengan pengobatan yang (epat dan tepat!

    Komplikasi respirasi

    1! 'nalisa gas darah (ukup memuaskan pada blok spinal tinggi, bila

    #ungsi paruparu normal!

    21

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    22/28

    2! "enderita ""+ atau 8"D merupakan kontra indikasi untuk blok

    spinal tinggi!

    7! 'pnoe dapat disebabkan karena blok spinal yang terlalu tinggi atau

    karena hipotensi berat dan iskemia medulla!

    4! Kesulitan bi(ara,batuk kering yang persisten,sesak na#as,merupakan

    tandatanda tidak adekuatnya perna#asan yang perlu segera

    ditangani dengan perna#asan buatan!

    Komplikasi postoperati9e%

    1.! Komplikasi gastrointestinal

    Nausea dan muntah karena hipotensi, hipoksia, tonus

    parasimpatis berlebihan, pemakaian obat narkotik, re#lek karena

    traksi pada traktus gastrointestinal serta komplikasi delayed,pusing

    kepala pas(a pungsi lumbal merupakan nyeri kepala dengan (iri

    khas terasa lebih berat pada perubahan posisi dari tidur ke posisi

    tegak! +ulai terasa pada 244 *am pas(a pungsi lumbal,dengan

    kekerapan yang ber9ariasi! "ada orang tua lebih *arang dan pada

    kehamilan meningkat!

    2.! Nyeri kepala

    Komplikasi yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah

    nyeri kepala! Nyeri kepala ini bisa ter*adi selepas anestesi spinal

    atau tusukan pada dural pada anestesi epidural! Ensiden ter*adi

    komplikasi ini tergantung beberapa #aktor seperti ukuran *arum yang

    digunakan! $emakin besar ukuran *arum semakin besar resiko untuk

    ter*adi nyeri kepala! $elain itu, insidensi ter*adi nyeri kepala *uga

    adalah tinggi pada wanita muda dan pasien yang dehidrasi! Nyeri

    kepala post suntikan biasanya mun(ul dalam F 4 *am selepas

    suntikan anestesi spinal! Nyeri kepala yang berdenyut biasanya

    mun(ul di area oksipital dan men*alar ke retro orbital, dan sering

    disertai dengan tanda meningismus, diplopia, mual, dan muntah!

    Tanda yang paling signi#ikan nyeri kepala spinal adalah nyeri

    makin bertambah bila pasien dipindahkan atau berubah posisi dari

    tiduran3supinasi ke posisi duduk, dan akan berkurang atau hilang

    total bila pasien tiduran! Terapi konser9ati# dalam waktu 24 F 4

    *am harus di (oba terlebih dahulu seperti tirah baring, rehidrasi

    22

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    23/28

    se(ara (airan oral atau intra9ena., analgesi(, dan suport yang

    ken(ang pada abdomen! Tekanan pada 9ena (a9a akan menyebabkan

    ter*adi perbendungan dari ple6us 9ena pel9ik dan epidural,

    seterusnya menghentikan kebo(oran dari (airan serebrospinal

    dengan meningkatkan tekanan e6tradural! Jika terapi konser9ati#

    tidak e#ekti#, terapi yang akti# seperti suntikan salin kedalam

    epidural untuk menghentikan kebo(oran!

    7.! Nyeri punggung

    Komplikasi yang kedua paling sering adalah nyeri punggung

    akibat dari tusukan *arum yang menyebabkan trauma pada periosteal

    atau ruptur dari struktur ligament dengan atau tanpa hematoma

    intraligamentous! Nyeri punggung akibat dari trauma suntikan *arum

    dapat di obati se(ara simptomatik dan akan menghilang dalam

    beberapa waktu yang singkat sa*a!

    4.! Komplikasi neurologik

    Ensidensi de#isit neurologi berat dari anestesi spinal adalah

    rendah! Komplikasi neurologik yang paling benign adalah

    meningitis aseptik! $indrom ini mun(ul dalam waktu 24 *am setelah

    anestesi spinal ditandai dengan demam, rigiditas nu(hal dan

    #oto#obia! +eningitis asepti( hanya memerlukan pengobatan

    simptomatik dan biasanya akan menghilang dalam beberapa hari!

    $indrom (auda eLuina mun(ul setelah regresi dari blok

    neura6ial! $indrom ini mungkin dapat men*adi permanen atau bisa

    regresi perlahanlahan setelah beberapa minggu atau bulan! Ea

    ditandai dengan de#isit sensoris pada area perineal, inkontinensia

    urin dan #ekal, dan dera*at yang ber9ariasi pada de#isit motorik pada

    ekstremitas bawah!

    Komplikasi neurologi( yang paling serius adalah ara(hnoiditis

    adesi#! )eaksi ini biasanya ter*adi beberapa minggu atau bulan

    setelah anestesi spinal dilakukan! $indrom ini ditandai oleh de#isit

    sensoris dan kelemahan motorik pada tungkai yang progresi#! "ada

    penyakit ini terdapat reaksi proli#erati# dari meninges dan

    9asokonstriksi dari 9as(ulature korda spinal!

    27

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    24/28

    Eskemia dan in#ark korda spinal bisa ter*adi akibat dari hipotensi

    arterial yang lama! "enggunaan epine#rin didalam obat anestesi bisa

    mengurangi aliran darah ke korda spinal! Kerusakan pada korda

    spinal atau sara# akibat trauma tusukan *arum pada spinal maupun

    epidural, kateter epidural atau suntikan solution anestesi lokal

    intraneural adalah *arang, tapi tetap berlaku!

    "erdarahan subaraknoid yang ter*adi akibat anestesi regional

    sangat *arang berlaku karena ukuran yang ke(il dari struktur

    9askular mayor didalam ruang subaraknoid! anya pembuluh darah

    radikular lateral merupakan pembuluh darah besar di area lumbar

    yang menyebar ke ruang subaraknoid dari akar sara#! $indrom

    spinalarteri anterior akibat dari anesthesia adalah *arang! Tanda

    utamanya adalah kelemahan motorik pada tungkai bawah karena

    iskemia pada 237 anterior bawah korda spinal! Kehilangan sensoris

    biasanya tidak merata dan adalah sekunder dari nekrosis iskemia

    pada akar posterior sara# dan bukannya akibat dari kerusakan

    didalam korda itu sendiri! Terdapat tiga penyebab ter*adinya

    sindrom spinalarteri % kekurangan bekalan darah ke arteri spinal

    anterior karena ter*adi gangguan bekalan darah dari arteriarteri

    yang diganggu oleh operasi, kekurangan aliran darah dari arteri

    karena hipotensi yang berlebihan, dan gangguan aliran darah sama

    ada dari kongesti 9ena mahu pun obstruksi aliran!

    'nestesi regional merupakan penyebab yang mungkin yang

    menyebabkan ter*adinya sindrom spinalarteri anterior oleh

    beberapa #aktor! 8ontohnya anestesi spinal menggunakan obat

    anestesi lokal yang di(ampurkan dengan epine#rin! Jadi

    kemungkinan epine#rin yang menyebabkan 9asokonstriksi pada

    arteri spinal anterior atau pembuluh darah yang memberikan bekalan

    darah!

    ipotensi yang kadang timbul setelah anestesi regional dapat

    menyebabkan kekurangan aliran darah! En#eksi dari spinal adalah

    sangat *arang ke(uali dari penyebaran ba(teria se(ara hematogen

    yang berasal dari #okal in#eksi ditempat lain! Jika anestesi spinal

    diberikan kepada pasien yang mengalami bakteriemia, terdapat

    24

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    25/28

    kemungkinan ter*adi penyebaran ke bakteri ke spinal! leh yang

    demikian, penggunaan anestesi spinal pada pasien dengan

    bakteremia merupakan kontra indikasi relati#! Jika in#eksi ter*adi di

    dalam ruang subaraknoid, akan menyebabkan araknoiditis! Tanda

    dan symptom yang paling prominen pada komplikasi ini adalah

    nyeri punggung yang berat, nyeri lokal, demam, leukositosis, dan

    rigiditas nu(hal! leh itu, adalah tidak benar *ika menggunakan

    anestesi regional pada pasien yang mengalami in#eksi kulit loka

    pada area lumbar atau yang menderita selulitis! "engobatan bagi

    komplikasi ini adalah dengan pemberian antibiotik dan drenase *ika

    perlu!

    5.! )etentio urine 3 Dis#ungsi kandung kemih

    Dis#ungsi kandung kemih dapat ter*adi selepas anestesi umum

    maupun regional! ungsi kandung ken(ing merupakan bagian yang

    #ungsinya kembali paling akhir pada analgesia spinal, umumnya

    berlangsung selama 24 *am! Kerusakan sara# pemanen merupakan

    komplikasi yang sangat *arang ter*adi!

    BAB III

    DIS$USI $ASUS

    "ada pasien dengan diagnosa apendisitis akut ini dilakukan anestesi spinal dengan

    alasan %

    Durasi operasinya singkat dan #aktor resikonya lebih rendah

    25

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    26/28

    "ada pemeriksaan #isik dan penun*ang diketahui bahwa keadaan pasien

    (ukup baik '$' E.

    ;okasi operasi di perut bagian bawah dan dapat dilakukan tindakan spinal

    "asien tidak keberatan untuk dilakukan tindakan spinal

    Tidak ada kontraindikasi absolut dilakukannya tindakan spinal

    @rutan tindakan %

    1! "asien dibaringkan diatas me*a operasi, kemudian dipasang monitor =KC

    dan manset s#ignomanometer! ;alu kita lakukan pemeriksaan tanda 9ital

    dan pemasangan in#us ); ini dikarenakan agar pasien tidak kekurangan

    (airan!

    2! Kemudian persiapkan spinal set, *arum spinal, obatobat anestesi lokal!

    7! ;akukan tindakan anestesi spinal pada ;7;4 dengan midline approa(h,

    pasang nasal kanul

    4! $elama operasi perhatikan tandatanda 9ital!

    5! perasi berlangung 1 *am 40 menit, tanda 9ital dan $aturasi 2baik selama

    operasi!

    ! "ada saat pasien sudah berada di re(o9ery room oksigenasi dengan 2tetap

    diberikan, kemudian dilakukan #ungsi 9ital menurut 'ldretteAs s(ore

    Kesadaran % orientasi baik, dapat dibangunkan

    "erna#asan % spontan, pasien dapat berna#as dalam

    Garna kulit % merah muda, tanpa oksigen $at 2: H?

    'kti9itas % 2 ekstrimitas bergerak

    Tekanan darah % 123H mmg

    Nadi % 1 63mnt

    "ada pasien ini %

    Kesadaran % 2

    Garna kulit % 2

    'kti9itas % 1

    )espirasi % 2

    Tekanan darah % 2

    Jumlah pulih sadar % H

    Kesimpulan % "asien diperbolehkan ke ruang perawatan

    6/a'o/aan

    1! entanyl 25 m(g

    +erupakan analgesti( opioidDosis % 12 m(g3kg && i9

    2

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    27/28

    2! &upi9a(aine 15 mg

    +erupakan obat anestesi regional

    7! =tiperan 5 mg

    +erupakan obat antiemetik

    4! Ketorola( 70 mg

    +erupakan obat analgesik post operati#5! De6ametason 5 mg

    +erupakan kortikosteroid

    BAB I

    $ESIMPULAN

    1! "ada kasus ini pasien dengan diagnosa apendisitis akut dilakukan apendiktomi dengan

    anestesi spinal dikarenakan % Durasinya operasinya singkat dan #aktor resikonya lebih rendah

    Keadaan umum pasien baik '$' E.

    ;okasi operasi pasien berada di perut bagian bawah dan dapat dilakukan

    anestesi dengan spinal

    "asien tidak menolak dilakukan tindakan anestesi spinal

    2! $elama anestesi dan operasi berlangsung tidak didapati kendala3masalah!

    7! $etelah operasi berhasil pasien segera dipindahkan ke ruang pulih sadar! Dan

    berdasarkan kriteria skala pulih sadar yang dinilai pada pasien ini, didapatkan

    penilaian pulih sadar dengan nilai H, yang bermakna pasien dapat langusng

    dipindahkan ke dalam ruang perawatan!

    DA2TA- PUSTA$A

    1! Kat< J, 'idinis $J! 8ompli(ations o# $pinal and =pidural 'nesthesia! J &one Joint

    $urg 'm! 2010M 2%121H1222!

    2! ;atie# $', $uryadi K'! "etun*uk "raktis 'nestesiologi, akultas Kedokteran

    @ni9ersitas Endonesia 200HM 10112!

    2

    'netesi )egional &lok $ubarakhnoid

  • 7/24/2019 Presus H (ASA 1, App)

    28/28

    7! &utterworth J, +a(key D8, Gasni(k JD! +organ +ikhailAs 8lini(al

    'nesthesiologist 5th =dition! +(Crawill ;ange 2017

    4! +iller )D! +illerAs 'nesthesia! =lse9ier 2005