43
PRESENTASI KASUS KISTOMA OVARII Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSD Panembahan Senopati Bantul Disusun oleh : DARMA YUDISTIRA 20050310105 Diajukan Kepada : Dr. H. Ani azhari Sp.OG (K)

PRESUS_Kistoma Ovarii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRESUS_Kistoma Ovarii

PRESENTASI KASUS

KISTOMA OVARII

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan

RSD Panembahan Senopati Bantul

Disusun oleh :

DARMA YUDISTIRA

20050310105

Diajukan Kepada :

Dr. H. Ani azhari Sp.OG (K)

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

2010

Page 2: PRESUS_Kistoma Ovarii

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi Kasus

KISTOMA OVARII

Disusun oleh :

DARMA YUDISTIRA

20050310105

Telah dipresentasikan dan disetujui oleh pembimbing

Di RSD Panembahan Senopati

Pada tanggal 12 Agustus 2010

MengetahuiDokter Pembimbing

dr. H. Ani azhari, Sp.OG (K)

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

2010

Page 3: PRESUS_Kistoma Ovarii

KATA PENGANTAR

Assalamu´alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT , beriring

dengan shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW, sehingga penulisan presentasi

kasus yang berjudul Kistoma Ovarii ini dapat selesai dengan lancar.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. dr. H., M. Ani Ashari, Sp.OG, (K) selaku dokter pembimbing Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSD Panembahan Senopati

2. dr. H. Bambang Basuki Sp.OG, selaku dokter pembimbing Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSD Panembahan Senopati

3. Seluruh Bidan, Perawat, dan Staf di Ruang Bersalin, Bangsal Alamanda, serta

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSD Panembahan Senopati

4. Teman-teman senasib seperjuangan Iris, Surya, Merita dan Sari.

Dalam penulisan presentasi kasus ini, penulis menyadari adanya kelemahan

dan kekurangan. Atas bantuan, kritik, dan saran yang membangun, penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga presentasi kasus ini dapat menambah ilmu

pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu´alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 12 Agustus2010

Penulis

Page 4: PRESUS_Kistoma Ovarii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................. i

Halaman Pengesahan.................................................................................................... ii

Kata Pengantar..............................................................................................................

......................................................................................................................................

iii

Daftar Isi.......................................................................................................................

......................................................................................................................................

iv

BAB I TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 1

A. Anatomi dan Fungsi Ovarium............................................................. 1

B. Tumor Ovarium .................................................................................. 1

C. Insidensi............................................................................................... 6

D. Patofisiologi......................................................................................... 6

E. Gambaran Klinik Kista Neoplastik...................................................... 8

F. Diagnosis.............................................................................................

10

G. Diagnosis Banding...............................................................................

10

H. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................

11

Page 5: PRESUS_Kistoma Ovarii

I. Penatalaksanaan....................................................................................

12

J. Komplikasi...........................................................................................

13

K. Prognosis..............................................................................................

14

BAB II LAPORAN KASUS.................................................................................

16

A. Identitas................................................................................................

16

B. Anamnesis............................................................................................

16

C. Pemeriksaan.........................................................................................

17

D. Diagnosis Kerja...................................................................................

20

E. Terapi...................................................................................................

20

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................

21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

23

Page 6: PRESUS_Kistoma Ovarii

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fungsi Ovarium

Page 7: PRESUS_Kistoma Ovarii

Ovarium merupakan bangunan oval di kanan dan kiri uterus, mempunyai ukuran

kira-kira 5 x 3 x 1,5 cm pada masa reproduksi. Membesar pada saat sebelum ovulasi.

Vaskularisasi berasal dari arteri ovarica dan arteri uterina. Penggantung uteri adalah

ligamentum ovarii propii ke uterus dan ligamentum ovarii suspensorium ke dinding

lateral panggul. Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan

menstruasi.

Fungsi ovarium adalah berperan dalam proses oogenesis (tempat pembentukan

ovum), folikulogenesis (tempat pembentukan folikel), steroidogenesis (sumber

produksi hormon-hormon) steroid, dan ovulasi.

Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,

perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah

kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.

B. Tumor Ovarium

Tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non-neoplastik. Meskipun

begitu sampai sekarang belum ada klasifikasi tumor ovarium yang benar-benar

memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Di

antara klasifikasi tumor ovarium adalah sebagai berikut:

1. Tumor ovarii benigna

a. Kistik

(i) Non neoplastik

- Follikel

Page 8: PRESUS_Kistoma Ovarii

- Luthein

- Stein-leventhal

- Endometrial

- Peradangan tubo ovarial

- Inclusion germinal

(ii) Neoplastik

- Kistoma ovarii simplex

Kista ini mempunyai permukaan yang padat dan halus biasanya

bertangkai seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista

tipis dan cairan didalam kista jernih, serus dan berwarna kuning.

Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan

adanya tangkai, dapat terjadi torsi, dengan gejala-gejala mendadak.

Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum, yang

kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan

dalam kista, terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi

ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera

diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

- Cystadenoma mucinosum

Lazimnya berbentuk multilokuler, oleh karena itu permukaannya

berlobulus. Tumor ini kebanyakan ditemukan bersama dengan

kistadenoma serosum (60%) dan tumor ini paling sering terjadi pada

Page 9: PRESUS_Kistoma Ovarii

usia 20-50 tahun. Pada tumor yang besar tidak lagi ditemukan

jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral. Dinding

kista biasanya agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama bila

terjadi perdarahan atau degenerasi.

Pada pembukaan terdapat cairan lendir bila terjadi perdarahan atau

degenerasi. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas yaitu

kental, lengket dan berwarna kuning sampai coklat tergantung

percampurannya dalam darah. Bila terjadi ruptur kista dapat

menyebabkan pseudomiksoma peritonii, akibat timbul perlekatan

sehingga penderita bisa meninggal akibat ileus dan atau invaginasi.

Keganasan kira-kira terdapat 5-10%. Jenis ini dapat mencapai ukuran

yang besar. Ukuran terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328

pound. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid, atau bentuk tidak

teratur, dengan permukaaan yang rata dan berwarna putih atau putih

kebiruan. Di beberapa tempat dindingnya sangat tipis hingga

transparan, umumnya tidak mengadakan perlekatan dengan

sekitarnya, bila terjadi perlekatan maka ini disebabkan oleh

peradangan dan bukan oleh keganasan.

- Cystadenoma serosum

Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan musinosum,

tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali. Ciri khas dari kista ini

adalah potensi pertumbuhan papiller ke dalam rongga kista sebesar

Page 10: PRESUS_Kistoma Ovarii

50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair,

kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak

jarang kistanya sendiri kecil namun permukaannya penuh dengan

pertumbuhan papiller (solid papilloma).

- Kista dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak

dimana struktur-struktur ektodermal dengan differensiasi sempurna

seperti epitel kulit, rambut gigi dan produk glandula sebacea

berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol

daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tumor ini

merupakan 10 % dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik dan

paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir dari

semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa

reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan pada anak kecil.

Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga

beratnya mencapai beberapa kilogram.

b. Solid

(i) Fibroma

(ii) Lymphangioma

(iii) Mesothelioma

(iv) Osteochondroma

(v) Brenner

Page 11: PRESUS_Kistoma Ovarii

2. Tumor ovarii maligna

a. Kistik

(i) Cystadenocarsinoma mucinosum

(ii) Cystadenocarcinoma serosum

(iii) Epidermoid carsinoma dari kista dermoid

b. Solid

(i) Carcinoma

(ii) Endometrioid carsinoma

(iii) Mesonephroma

3. Tumor maligna yang lain (jarang)

a. Teratoma

b. Chorionepithelioma

c. Sarcoma

d. Lymphoma

e. Melanoma

4. Tumor-tumor dengan potensi endokrin (malignitas rendah)

a. Dysontogenik

b. Tumor sisa adrenal

c. Adenoma sel hilus

d. Tumor-tumor dengan matrik yang berfungsi

5. Metastatik (tumor Krukenberg)

Page 12: PRESUS_Kistoma Ovarii

C. Insidensi

Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan.

Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi

spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada

beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada

wanita-wanita yang mulai menopause. Keganasan ovarium merupakan 6 kasus

kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan

ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rerata tertinggi

terdapat di Negara Skandinavia (14,5–15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika

insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada

tahun 1988 sampai 1991.

D. Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut

Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih

dari 2.8 cm akan melepaskan oosit matur. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus

luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-

tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami

fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum

mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama

kehamilan.

Page 13: PRESUS_Kistoma Ovarii

Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional

dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut

kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH

dan HCG. Kista fungsional multipel dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin

atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik

gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada

kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut

hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan

menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat

menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian

HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak

terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas

dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling

sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik

parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma

serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,

termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor

dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen

dari 3 lapisan germinal embrional : ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

Page 14: PRESUS_Kistoma Ovarii

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada

sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel

kistik berdiameter 2-5 mm.

E. Gambaran Klinik Kista Neoplastik

Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam

waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian

gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi

tumor tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah

menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering

berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang

menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.

Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites

(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut) dan

organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut

membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan

buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat

penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa

sesak napas.

Pengaruh terhadap siklus haid pun tidak memiliki pengaruh yang jelas. Kadang-

kadang terjadi hipermenorrhoe bila kedua ovarium membesar. Hal ini disebabkan

rusaknya kedua jaringan ovarium. Bila tumor agak besar, maka pasien akan merasa

Page 15: PRESUS_Kistoma Ovarii

berat dan sakit. Sering kali adanya tumor ini diketahui oleh penderita sendiri, yang

merasa adanya benjolan diperut bawah. Pada jenis serosum, kadang-kadang baru

diketahui setelah adanya ascites, yang dihasilkan oleh papil.

Gejala klinis kistoma ovarii secara umum adalah :

1. Tanpa gejala, bahkan bila mengarah ke arah keganasan, bisa tetap tidak

memberikan gejala. Oleh karena itu biasanya diketahui setelah berada dalam

tahap lanjut. Sehingga penyakit ini juga sering disebut silent lady killer.

2. Pembesaran perut bagian bawah. Bila pembesaran bilateral, curigai telah terjadi

proses keganasan.

3. Konsistensi kistik.

4. Tidak simetris ditengah, melainkan di salah satu sisi lateral, bahkan bilateral.

5. Bila tumor berukuran besar, dapat menyebabkan gangguan miksi atau defekasi.

6. Obstipasi, edema.

7. Sesak nafas.

8. Kista ovarii premagna dapat membesar mencapai prosessus xypoideus sehingga

timbul dyspneu.

9. Nafsu makan turun.

10. Bila ada gangguan hormonal, bisa terjadi amenorrhea, hypermenorrhea,

menorraghie, atau menometrorraghie.

F. Diagnosis

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah

dan/atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya,

Page 16: PRESUS_Kistoma Ovarii

lokalisasinya, permukaan, konsistensinya, mobil atau tidak) harus ditentukan jenis

tumor itu sendiri. Apabila sudah ditentukan tumor yang ditemukan adalah tumor

ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau non-

neoplastik. Tumor non-neoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis

menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-

tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perlekatan. Kista non-

neoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya

menghilang sendiri.

Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumor itu

jinak atau ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak ditemukan kepastian sebelum

dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari

gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam penegakan diagnosis.

G. Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding kistoma ovarii yaitu :

1. Kehamilan

2. Ascites

3. Peritonitis TBC

4. Myoma uteri

H. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis

adalah :

Page 17: PRESUS_Kistoma Ovarii

1. Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal

dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor

berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing. Apakah tumor kistik atau

solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas

atau tidak.

3. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks. Selanjutnya

pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

Penggunaan foto Roentgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur

barium dalam kolon sudah disebut diatas.

4. Parasentesis

Pungsi pada ascites berguna untuk mengetahui sebab ascites. Tindakan ini dapat

mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

I. Penatalaksanaan

Prinsipnya yaitu bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan

tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan

Page 18: PRESUS_Kistoma Ovarii

gejala / keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,

kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum.

Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang,

sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan. Jika selama waktu

observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan

dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor. Akan tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu

dilakukan pengangkatan ovarium yang biasanya disertai dengan pengangkatan tuba

(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah

histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda

yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang

rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan

operasi yang tidak seberapa radikal.

Bila tumor ovarii disertai gejala akut misalnya oleh torsi, maka tindakan operasi

harus dilakukan pada saat itu juga. Bila tidak ada ada gejala akut tindakan operasi

harus dipersiapkan dengan seksama. Umumnya bila ditemukan kista yang tidak lebih

besar dari sebuah jeruk dan tidak disertai keluhan, maka sebaiknya jangan segera

dilakukan operasi karena biasanya kista semacam ini berasal dari korpus luteum yang

Page 19: PRESUS_Kistoma Ovarii

dapat menghilang dengan sendirinya, dan sebaiknya beberapa minggu kemudian

dilakukan pemeriksaan ulangan.

Pada neoplasma yang sesungguhnya kista itu akan tetap ditemukan bahkan akan

bertambah besar. Pada wanita muda observasi dapat berlangsung 2 sampai 3 bulan

tapi pada wanita yang lebih tua waktu observasinya harus lebih pendek. Bila

ditemukan kista besar atau tumor yang solid, baik disertai keluhan atau tidak,

sebaiknya pasien diberi nasihat untuk operasi. Walaupun tidak ada keluhan, harus

dipikirkan kemungkinan terjadinya torsi atau degenerasi keganasan, apalagi pada

wanita berumur di atas 30 tahun.

J. Komplikasi

Komplikasi dari kistoma ovarii adalah :

1. Torsi

Komplikasi ini yang paling sering terjadi, terutama pada tumor dengan ukuran

sedang. Gangguan peredaran darah yang disebabkan oleh torsi ini terutama

mengenai susunan vena saja, disebabkan penyumbatan saja, sehingga kista

warnanya menjadi biru, bahkan kadang-kadang menjadi hitam. Dalam keadaan

yang ekstrim arteri juga terjepit.

2. Ruptur kista

Page 20: PRESUS_Kistoma Ovarii

Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan ataupun oleh karena

trauma. Pada keduanya disertai gejala sakit, eneg, dan muntah-muntah. Tumor

yang tadinya jelas batas-batasnya sukar ditemukan.

3. Supurasi kista

Gejala-gejalanya seperti pada peradangan biasa yaitu sakit, nyeri tekan, perut

tegang, demam dan leukositosis, kalau dibiarkan bisa menjadi peritonitis.

4. Perubahan keganasan

Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan. Pada jenis musinosum

kemungkinan terjadinya keganasan lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis

serosum.

5. Degenerasi

Degenarasi keganasan pada dermoid kista lebih jarang lagi yaitu +/- 3%.

Biasanya bila terjadi keganasan, berupa Ca epidermoid, kadang-kadang

berbentuk sarkoma.

6. Perdarahan

Pada kista ovarium, pasien mudah mengalami perdarahan pervaginam, sehingga

siklus menstruasinya tidak teratur.

K. Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di

jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral.

Page 21: PRESUS_Kistoma Ovarii

Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan

stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering

ditemukan sudah dalam stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%

untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki

angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari

kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.

Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal

memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan

dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor

nondisgerminoma.

Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah

mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian

yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.

Page 22: PRESUS_Kistoma Ovarii

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama pasien : Nn. P

Usia : 45tahun

Alamat : Krajan, Karang kewu Tirto mulyo Kretek

Pekerjaan : Ibu RT

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Masuk Rumah Sakit tanggal : 21 jul 2010 jam 17.00 WIB

B. Anamnesis

Keluhan utama : benjolan di perut bawah, yang dirasakan

selama 2 tahun

Riwayat penyakit sekarang : pasien datang mengeluh sudah 2 tahun

memiliki benjolan pada perut

Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak pernah mengalami penyakit

serupa sebelumnya. Penyakit asma, jantung,

hipertensi, dan diabetes melitus disangkal.

Riwayat penyakit keluarga : penyakit asma, jantung, hipertensi dan

diabetes melitus disangkal

Page 23: PRESUS_Kistoma Ovarii

Riwayat Haid : (-)

Riwayat perkawinan : sudah menikah 25 tahun

C. Pemeriksaan

KU : baik, sadar, tidak anemis

Vital Sign : TD = 110/70 mmHg

HR = 71x/menit

RR = 21x/menit

Suhu = 36,7 OC

Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 152 cm

Gizi : cukup

Kepala : mesochepal

Mata : konjungtiva anemis (-), sklera tidak ikterik

Hidung : simetris, deformitas tidak ada, sekret (-)

Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi ada karies

dentis

Leher : deformitas tidak ada, pembesaran lnn (-)

Thorax : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada

ketinggalan gerak, paru vesikuler kanan kiri,

cor S1 – S2 reguler, ictus cordis tidak kuat

angkat

Page 24: PRESUS_Kistoma Ovarii

Abdomen : hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : refleks fisiologis (+), edema (-)

Kulit : turgor dan elastisitas cukup, ujud kelainan

kulit (-)

Status obstetri : (-)

Status ginekologi :

Pemeriksaan Luar :

Inspeksi : Keadaan umum baik, dinding perut datar, tidak

tampak membesar atau membuncit, tidak

terdapat luka parut bekas operasi, tidak

terdapat perdarahan pervaginam.

Palpasi : supel, NT (-), MT (+), terdapat benjolan

dengan konsistensi kistik, permukaan licin,

batas atas setinggi perut, batas bawah tidak

masuk panggul, mobil.

Pemeriksaan dalam : vesica urinaria dan uretra tenang, dinding

vagina licin, cervix tertarik kekiri oleh massa

tumor, discharge (-); teraba massa tumor,

mobil kistik, ukuran setinggi dewasa;

parametrium kanan/kiri lemas; uterus sebesar

telur ayam.

Pemeriksaan laboratorium : Hb 10,7 gr%

Page 25: PRESUS_Kistoma Ovarii

AL 6,5 ribu/µl

AT 402 ribu/µl

HMT 33,9 %

Golongan darah B

PPT 12,5 detik

APTT 29,7 detik

Kontrol PPT 13,5 detik

Kontrol APTT 35,6 detik

HbsAg (+)

Glukosa sewaktu 92

Ureum darah 14

Creatinin darah 0,74

SGOT 25

SGPT 20

Na 137

Cl 109

Pemeriksaan radiologi : Pulmo dan cor normal

USG : Vesica urinaria terisi, uterus dalam batas

normal, tampak massa kistik pada ovarium kiri

ukuran 20 x 9 x 9 cm batas tegas.

D. Diagnosis Kerja

Page 26: PRESUS_Kistoma Ovarii

Kistoma Ovarii

E. Terapi

Rencana kistektomi

BAB III

PEMBAHASAN

Diagnosis kistoma ovarii pada pasien didapatkan dari keterangan anamnesis

berupa keluhan benjolan di perut secara berangsur-angsur dirasakan sejak 6 bulan

Page 27: PRESUS_Kistoma Ovarii

yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tumor ditemukan massa kistik, permukaan licin,

dan pergerakan yang terbatas dikarenakan tumor sudah dalam ukuran yang cukup

besar. Ditambah lagi dari pemeriksaan USG didapatkan gambaran massa kistik pada

ovarium kiri ukuran 20 x 9 x 9 cm batas tegas.

Diagnosis banding lainnya juga dapat disingkirkan dengan alasan :

1. Kehamilan

Pasien masih mengalami menstruasi dan tidak didapatkan tanda–tanda

kehamilan.

2. Asites

Asites kadang-kadang dapat menyerupai kista, terutama bila besar sekali.

Namun pasien tidak memiliki riwayat menderita sirosis hepatis atau karsinoma

peritoneii sekunder. Hal ini juga didukung dengan tidak ditemukannya shifting

dullnes (pekak beralih) pada pemeriksaan fisik.

3. Peritonitis TBC

Tidak ditemui riwayat TB paru dan demam subfebril.

4. Myoma uteri

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan portio dengan konsistensi keras dan

berbenjol-benjol.

Dengan mempertimbangkan kondisi pasien serta ditemukannya kista dengan

ukuran yang sudah cukup besar, maka tindakan yang tepat untuk dilakukan adalah

Page 28: PRESUS_Kistoma Ovarii

dengan segera melakukan tindakan operasi guna menghindari komplikasi lanjut

berupa torsi dan degenerasi keganasan. Setelah massa diangkat, maka identifikasi

dapat dilakukan untuk mengetahui jenis kista ovarium yang ada, apakah serosum,

musinosum, ataupun bentuk lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, M.A. (2010). Materi Kuliah Tumor Jinak Ginekologi. Yogyakarta : SMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSD Panembahan Senopati Bantul.

Norwitz, E., Schorge, J. (2008). At A Glance : Obstetri & Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga.

Page 29: PRESUS_Kistoma Ovarii

Winkjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimdani, T. (2002). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.