49
PENGAWASAN MUTU SIRUP DI PT KARTIKA POLASWATI MAHARDHIKA, KECAMATAN GUBUG, KABUPATEN PURWODADI LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Oleh: Auw, Elyzabeth Dwi Asri 12.70.0060 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

  • Upload
    lediep

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

i

PENGAWASAN MUTU SIRUP

DI PT KARTIKA POLASWATI MAHARDHIKA,

KECAMATAN GUBUG, KABUPATEN PURWODADI

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh:

Auw, Elyzabeth Dwi Asri 12.70.0060

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2015

Page 2: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

i

PENGAWASAN MUTU SIRUP

DI PT KARTIKA POLASWATI MAHARDHIKA,

KECAMATAN GUBUG, KABUPATEN PURWODADI

Oleh :

AUW, ELYZABETH DWI ASRI

NIM : 12.70.0060

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan kerja praktek ini telah disetujui dan dipertahankan

di hadapan sidang penguji pada tanggal 5 Juni 2015

Semarang, 7 Juli 2015

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan Dekan

Hanum Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, M.Sc.

Pembimbing Akademik

Dra. Laksmi Hartajanie, MP

Page 3: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

ii

KATA PENGANTAR

Ungkapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan

penyertaan-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

kerja praktek di PT Kartika Polaswati Mahardhika selama 20 hari masa kerja.

Penulis menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “PENGAWASAN

MUTU SIRUP KARTIKA di PT KARTIKA POLASWATI MAHARDHIKA,

KECAMATAN GUBUG, KABUPATEN PURWODADI”. Laporan Kerja

Praktek ini disusun dan diselesaikan oleh penulis sebagai salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini dapat selesai berkat adanya

bimbingan, usaha serta dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberikan berkat serta

anugerah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT Kartika

Polaswati Mahardhika dan menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.

2. Keluarga tersayang, terutama Papa, Mama dan Kakak yang telah memberi

izin, mendukung dan mendoakan penulis sehingga pelaksanaan Kerja Praktek

dapat berjalan dengan baik.

3. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah

memberikan ijin kepada Penulis untuk melasanakan Kerja Praktek.

4. Ibu Dra. Laksmi Hartajanie, MP selaku Dosen Pembimbing Akademik

Kerja Praktek yang telah dengan sabar membimbing Penulis dalam penyusunan

dan penulisan laporan Kerja Praktek ini.

5. Ibu Onny Puspita Setioputro selaku pimpinan PT Kartika Polaswati

Mahardhika yang telah memberi ijin untuk Penulis melakukan Kerja Praktek.

6. Bapak Hindarko Santoso selaku pimpinan PT Kartika Polaswati

Mahardhika yang telah memberikan peluang dan kesediaan Penulis agar dapat

melakukan Kerja Praktek.

Page 4: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

iii

7. Bapak Albert Andy S. selaku pimpinan di PT Kartika Polaswati

Mahardhika yang telah memberi kesempatan kepada Penulis untuk melaksanakan

Kerja Praktek di PT Kartika Polaswati Mahardika, Gubug.

8. Ibu Hanum selaku pembimbing lapangan di PT Kartika Polaswati

Mahardhika yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan informasi

kepada Penulis selama melakukan Kerja Praktek.

9. Seluruh karyawan PT Kartika Polaswati Mahardhika yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu karena sudah menerima kehadiran penulis dengan

penuh rasa kekeluargaan selama berlangsungnya Kerja Praktek serta telah

memberikan informasi-informasi tambahan selama pengerjaan laporan Kerja

Praktek.

10. Cornelia Claudya Gunawan dan Renata Meilani sebagai sahabat

seperjuangan dalam melaksanakan Kerja Praktek di PT Kartika Polaswati

Mahardhika dan ikut membantu selama penyelesaian laporan Kerja Praktek ini.

11. Semua teman-teman di Fakultas Teknologi Pertanian yang telah

mendukung Penulis selama menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu karena sudah

membantu penulis dalam melaksanakan juga menyelesaikan Laporan Kerja

Praktek.

Penulis memahami bahwa penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf jika

selama pelaksanaan Kerja Praktek dan penyusunan Laporan Kerja Praktek masih

terdapat kekurangan dan kesalahan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis siap

dalam menerima berbagai kritik dan saran dari semua pembaca. Harapan dari

penulis adalah laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah

informasi dan ilmu pengetahuan, terkhusus bagi mahasiswa Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Semarang, 7 Juli 2015

Penulis

Page 5: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 1 1.2. Lokasi .......................................................................................... 2 1.3. Visi Misi ...................................................................................... 2 1.4. Struktur Organisasi ..................................................................... 2 1.5. Ketenagakerjaan .......................................................................... 6

BAB 2. SPESIFIKASI PRODUK ...................................................................... 8 2.1. Jenis Produk ................................................................................ 8 2.2. Kapasitas Produksi dan Strategi Pemasaran ............................... 9

2.1.1. Kapasitas Produksi ......................................................... 9 2.1.2. Strategi Pemasaran ......................................................... 10

BAB 3. PROSES PRODUKSI ........................................................................... 12 3.1. Bahan Baku ................................................................................. 12

3.1.1. Bahan Baku Utama ......................................................... 12 3.1.2. Bahan Baku Tambahan ................................................... 12

3.2. Mesin dan Peralatan .................................................................... 13 3.3. Alur Produksi .............................................................................. 15

3.3.1. Proses Produksi ................................................................ 18 3.3.1.1. Proses Pemasakan dan Pencampuran Gula ....... 18 3.3.1.2. Proses Pendinginan ............................................ 19 3.3.1.3. Proses Pencampuran .......................................... 20 3.3.1.4. Pengisian Produk dan Pemasangan Tutup Botol ......................................................................................... 20 3.3.1.5. Pemasangan Segel dan Pemberian Label .......... 21 3.3.1.6. Pengemasan ....................................................... 22

3.4. Pengawasan Mutu ....................................................................... 23 3.4.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku ...................................... 23 3.4.2. Pengawasan Mutu Bahan Saat Proses Produksi ............. 23 3.4.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi ....................................... 24

BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................... 25 4.1. Bahan Baku ................................................................................. 25

4.1.1. Bahan Baku Utama ......................................................... 25 4.1.2. Bahan Baku Tambahan ................................................... 26

4.1.2.1. Flavor ................................................................ 26 4.1.2.2. Pewarna ............................................................. 27 4.1.2.3. Asam Benzoat .................................................... 27

Page 6: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

v

4.1.2.4. Asam Sitrat ........................................................ 28 4.1.2.5. Pemanis Sintetis (Siklamat) ............................... 29

4.2. Penerapan Pengawasan Mutu ..................................................... 29 4.2.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku ...................................... 30 4.2.2. Pengawasan Mutu Bahan Dalam Proses Produksi ......... 31 4.2.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi ....................................... 32

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 33 5.1. Kesimpulan ................................................................................. 33 5.2. Saran ........................................................................................... 33

BAB 6. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 34 BAB 7. LAMPIRAN .......................................................................................... 36

Page 7: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap PT Kartika Polaswati Mahardhika .......... 7 Tabel 2. Variasi Rasa Produk Sirup Kartika ...................................................... 8 Tabel 3. Jenis Sirup Dengan Presentase Gula yang Digunakan ......................... 10

Page 8: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tiga Jenis Sirup PT Kartika Polaswati Mahardhika ........................ 8 Gambar 2. Kemasan Botol Plastik Sirup Kartika Spesial .................................. 9 Gambar 3. Denah Lokasi Pemasaran Sirup PT Kartika Polaswati Mahardhika ............................................................................................................................. 11 Gambar 4. Diagram Alir Proses Produksi Sirup ................................................ 18 Gambar 5. Proses Pemasakan Air ...................................................................... 19 Gambar 6. Proses Pencampuran Gula dengan Air ............................................. 19 Gambar 7. Drum Pendingin Larutan Gula ......................................................... 20 Gambar 8. Tangki Pencampur Larutan Gula dan Bahan Baku Tambahan ........ 20 Gambar 9. Tangki Penampungan Sirup ............................................................. 21 Gambar 10. Mesin Pengisian Sirup Ke Dalam Botol ........................................ 21 Gambar 11. Pemasangan Segel Pada Botol Sirup .............................................. 21 Gambar 12. Penempelan Label Merk Pada Botol Sirup .................................... 22 Gambar 13. Pemberian Tanggal Kadaluarsa Sirup ............................................ 22 Gambar 14. Kemasan Sekunder Sirup : (A) Kardus Karton dan (B) Krat ......... 23

Page 9: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi PT Kartika Polaswati Mahardhika ..................................... 36 Lampiran 2. Denah Tata Letak PT Kartika Polaswati Mahardhika ................... 37 Lampiran 3. Struktur Organisasi PT Kartika Polaswati Mahardhika ................ 38 Lampiran 4. Syarat Mutu Sirup SNI 01-3544-1994 ........................................... 39 Lampiran 5. Presensi Kerja Praktek ................................................................... 40

Page 10: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan

Pada tanggal 5 Januari 1975, Bapak Santoso Hidayat memulai usahanya dalam

bidang sirup yang saat ini bernama PT Kartika Polaswati Mahardhika. Awal mula

perusahaan sirup ini berdiri dengan nama Usaha Dagang (UD) Kartika yang

berada di Banyuwangi. Banyuwangi adalah lokasi pertama sirup Kartika berdiri,

kemudian perusahaan tersebut dipindahkan ke kota Gubug dikarenakan di kota

Gubug belum ada perusahaan sejenis sehingga dapat memudahkan pemasaran

produk juga menghemat biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja yang ada di Gubug

lebih murah jika dibandingkan biaya tenaga kerja yang ada di kota Banyuwangi.

UD Kartika yang bergerak dibidang hasil bumi ini setelah berpindah ke kota

Gubug, berubah bentuk hukum menjadi badan hukum persekutuan atau C.V.

Kartika Makmur Santoso. UD Kartika berkembang setelah tahun 1976 menjadi

sebuah Perseroan Terbatas atau PT Kartika Polaswati Mahardhika yang

merupakan perusahaan swasta nasional dengan modal dari pemegang saham dan

bantuan kredit dari bank. Pada saat ini, PT Kartika Polaswati Mahardhika

dipimpin oleh Bapak Albert Andy S sebagai generasi kedua.

Pada awalnya sirup yang diproduksi oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika diberi

label BINTANG. Namun merk dengan nama BINTANG ini kurang diminati oleh

konsumen dan berakibat pada omset penjualan yang tidak memenuhi target.

Dengan pertimbangan seperti diatas, pimpinan perusahaan akhirnya mengambil

inisiatif untuk mengganti label BINTANG dengan nama KARTIKA. Sirup

Kartika ini sudah terdaftar di Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan

nomor PIRT 109331508069 untuk sirup Kartika spesial, PIRT 109331508010

GED No. 136834 untuk sirup Kartika klasik dan PIRT 109331508008 untuk sirup

Kartika water melon. Sirup Kartika awalnya diproduksi hanya berdasarkan

permintaan atau pemenuhan kebutuhan pasar di daerah sekitar saja. Kemudian,

perusahaan ini mulai mencari pemasaran di daerah yang baru guna memperluas

pemasaran dan meningkatkan hasil penjualan sirup Kartika. Sampai saat ini, PT

Kartika Polaswati Mahardhika masih terus memproduksi sirup dan produksinya

semakin meningkat.

Page 11: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

2

1.2. Lokasi

PT Kartika Polaswati Mahardhika saat ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani nomor

89 Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Purwodadi, Jawa tengah. Pemilihan

lokasi Gubug sebagai berdirinya PT Kartika Polaswati Mahardhika ini

dikarenakan tenaga kerja lebih mudah diperoleh selain itu biaya tenaga kerja di

Gubug relatif murah dan lokasi perusahaan ini pun berada di pinggir jalan raya

Semarang-Purwodadi. Lokasi yang strategis ini sangat memudahkan untuk

dijangkau dengan kendaraan umum. Denah letak perusahaan PT Kartika

Polaswati Mahardhika dapat dilihat pada lampiran 1.

1.3. Visi Misi

1.3.1. Visi

Berperan serta mengurangi jumlah pengangguran , menciptakan lapangan kerja

dan mensejahterakan masyarakat sekitar.

1.3.2. Misi

Meningkatkan kesejahteraan para karyawan dan membuka lapangan kerja yang

sebesar-besarnya.

1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi garis dimana semua tugas langsung diinstruksikan oleh atasan

kepada bawahan atau bisa dikatakan sebagai jalur tugas wewenang dan tanggung

jawab dengan arah vertikal ke bawah adalah struktur yang dipakai PT Kartika

Polaswati Mahardhika. Struktur organisasi garis digunakan oleh perusahaan

dengan ciri-ciri organisasi masih kecil, jumlah karyawan tidak banyak, antara

pimpinan dan karyawan saling mengenal dan belum ada spesialisasi kerja.

Struktur organisasi PT Kartika Polaswati Mahardhika dapat dilihat pada lampiran

2.

Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian :

1.4.1. Pimpinan

Tugas dan wewenang seorang pimpinan adalah memutuskan dan menetapkan

segala peraturan yang berlaku dalam perusahaan, memimpin perusahaan serta

Page 12: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

3

bertanggung jawab secara penuh atas kegiatan yang ada dalam perusahaan,

memberikan bimbingan, koordinasi serta pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

yang didelegasikan kepada tiap-tiap bagian, mengusahakan hubungan kerjasama

yang baik antara perusahaan, karyawan, pemerintah dan masyarakat, berhak

mendapat pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan perusahaan dari wakil

pimpinan serta melakukan dan menentukan perencanaan dalam pengembangan

produk.

1.4.2. Wakil Pimpinan

Beberapa tugas dan wewenang yang dilakukan oleh seorang wakil pimpinan

adalah menerima laporan dari tiap-tiap bagian yang dibawahinya apabila terdapat

masalah yang harus disampaikan pada pimpinan, membantu pimpinan dalam

mencapai semua hal guna memperlancarkan berlangsungnya kegiatan yang ada di

perusahaan, berhak mendapat pertanggungjawaban atas pelaksaan kegiatan

perusahaan mulai dari manager bagian produksi, bagian pemasaran, bagian

administrasi, bagian umum dan bagian keuangan serta menggantikan fungsi

pimpinan dalam perusahaan jika pimpinan tidak berada di perusahaan.

1.4.3. Bagian Produksi

Tugas dan wewenang pada bagian produksi antara lain bertanggungjawab dalam

kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan,

lalu menyusun serta mengatur penggunaan bahan baku, mesin dan tenaga kerja

secara efektif dan efisien serta juga bertugas dalam membuat laporan secara

berkala tentang hasil produksi dan diserahkan kepada pimpinan.

1.4.4. Bagian Administrasi

Bagian administrasi mendapat tugas dan wewenang seperti mengatur dan

menyelenggarakan pembinaan personil serta hubungan yang baik dengan buruh

kemudian bertugas dalam membuat dan mengatur surat penting serta mencatat

abesnsi dari seluruh karyawan, mengurus hal lain yang berhubungan dengan

administrasi perusahaan serta bagian administrasi berhak mendapat

Page 13: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

4

pertanggungjawaban atas berlangsungya kegiatan perusahaan dari para manager

yang mengepalai pada bagian gudang.

1.4.5. Bagian Pemasaran

Tugas dan wewenang bagian pemasaran adalah melaksanan pengadaan bahan

baku serta meneliti bahan yang akan digunakan lalu mendistribusikan hasil

produksi kepada konsumen, berperan dalam mencari pelanggan maupun menjual

hasil produksi sirup ke konsumen, melaksanakan usaha perluasan dalam

pemasaran produk. Selain itu, bagian pemasaran juga berhak mendapat

pertanggungjawaban atas berlangsungnya kegiatan perusahaan dari para manager

yang mengepalai bagian penjualan dan juga membuat laporan secara berkala

tentang hasil penjualan dan diserahkan pada pimpinan.

1.4.6. Bagian Keuangan

Pada bagian keuangan terdapat tugas dan wewenang yang dijalankan seperti

merumuskan dan melaksanakan bidang pembelanjaan serta anggaran kemudian

mempersiapkan dana untuk kelancaran kerja suatu mesin, mengurus urusan

perpajakan dalam perusahaan juga bertugas dalam mempersiapkan dan membuat

laporan secara berkala tentang keuangan dan diserahkan pada pimpinan.

1.4.7. Mandor I

Mandor I diberikan tugas dan wewenangnya dalam mengawasi jalannya

pencucian botol yang dimulai dari pembersihan label, pembersihan kotoran dan

perendaman botol lalu bertugas juga dalam mengatur jam kerja tim yang bertugas

dalam pencucian botol juga mengatur persediaan air dan sabun yang dibutuhkan

dalam proses pencucian botol. Kemudian mandor I juga berhak mendapat laporan

dari staff pencucian serta menjaga kebersihan yang ada di tempat pencucian botol.

1.4.8. Mandor II

Mandor II juga memiliki tugas dan wewenang dalam mengatur jalannya proses

pemasakan, penyaringan, pengisian sirup ke dalam botol dan penutupan botol agar

dapat berjalan dengan baik sekaligus mengawasi kerja tim pemasakan,

Page 14: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

5

penyaringan, pengisian sirup ke dalam botol dan penutupan botol secara

berurutan. Mandor II wajib menyusun laporan hasil kerja dan menyerahkannya

pada bagain angkutan terlebih dahulu karena pekerjaan mandor II berhubungan

dengan transportasi. Selain tugas-tugas tersebut mandor II berhak mendapat

laporan dari staff bagian pemasakan, penyaringan, pengisian sirup ke dalam botol

dan penutupan botol.

1.4.9. Bagian Pencucian Botol

Pencucian botol juga memiliki tugas dan wewenang yang harus dilakukan. Tugas

pada bagian pencucian botol antara lain membersihkan label dan segel yang masih

menempel pada botol, lalu membersihkan kotoran yang masih menempel di

bagian luar maupun bagian dalam botol, melakukan perendaman botol dengan air

sampai tidak ada bekas sabun, lalu menata rapi botol basah bersih ke dalam krat,

menyerahkan krat yang berisi botol-botol kepada staff penjemuran, mengatur

jalannya penjemuran botol. Bagian pencucian botol juga berwenang dalam

mendapat laporan pertanggungjawaban dari staff penjemuran botol dan wajib

memberikan laporan hasil kerja kepada mandor I.

1.4.10. Bagian Penjemuran Botol

Tugas dan wewenang pada bagian penjemuran adalah menjemur botol sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan setelah melakukan penjemuran lalu

membalik botol sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan juga. Selain itu

bagian penjemuran juga dapat memerintahkan staff pemsangan logountuk

memasang logo untuk memasangkan logo ke botol, turut mengawasi jalannya

proses pemasangan logo pada botol dan wajib menyerahkan laporan hasil kerja

kepada staff pencucian botol.

1.4.11. Bagian Pemasakan

Bagian pemasakan bertugas dalam memasak air yang dialirkan dari PDAM,

membuat larutan gula dengan cara memasak gula dan air serta bertugas dalam

menyerahkan laporan hasil kerja kepada mandor II.

Page 15: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

6

1.4.12. Bagian Penyaringan

Tugas dan wewenang bagian penyaringan adalah mendinginkan larutan gula yang

sudah dibuat oleh staff pemasakan kemudian menyaring larutan gula yang

suhunya sudah diturunkan juga bertuga dalam membuat laporan hasil kerja

kepada mandor II.

1.4.13. Bagian Pengisian Botol

Bagian pengisian botol bertugas dalam pengecekan mutu sirup yang sudah selesai

diproduksi, lalu pengecekan suhu sirup yang akan diisikan kedalam botol agar

tidak terjadi retak pada botol. Pengisian sirup ke dalam botol dan pembuatan

laporan hasil kerja kepada mandor II juga merupakan tugas dari bagian pengisian

botol.

1.4.14. Bagian Penutupan Botol

Bagian terakhir adalah bagian penutupan botol. Dimana bagian penutupan botol

ini bertugas dalam menutup botol sirup dengan tutup botol asli dari PT Kartika

Polaswati Mahardhika serta menyerahkan hasil kerja (berupa botol sirup yang

telah ditutup dengan tutup botol) serta laporan hasil kerja kepada mandor II.

1.5. Ketenagakerjaan

Penetapan jam kerja para karyawan PT. Kartika Polaswati Mahardhika

disesuaikan dengan peraturan ketenagakerjaan Indonesia. Jam kerja karyawan PT.

Kartika Polaswati Mahardhika berlangsung selama 7 hari (Senin-Jumat) mulai

pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama

satu jam mulai mukul 12.00-13.00 WIB. Sedangkan untuk hari sabtu jam kerja

karyawan PT. Kartika Polaswati Mahardhika lebih singkat hanya 5 jam yang

dimulai pukul 08.00-13.30 WIB dengan waktu istirahat selama 30 menit dari

pukul 11.00-11.30 WIB. Jika waktu kerja melebihi dari batas jam kerja maka

diperhitungkan sebagai lembur. Hal ini dapat terjadi jika permintaan konsumen

sedang meningkat.

Page 16: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

7

PT. Kartika Polaswati Mahardhika memiliki karyawan dengan jumlah 97 orang

dan dapat dilihat rinciannya pada Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap di PT.

Kartika Polaswati Mahardhika. Sedangkan untuk sistem pembagian gaji pada PT.

Kartika Polaswati Mahardhika terbagi menjadi tiga yaitu sistem pembagian gaji

bulanan, sistem pembagian gaji mingguan dan sistem pembagian gaji borongan.

Sistem pembagian gaji bulanan hanya berlaku bagi karyawan tetap seperti

karyawan bagian keuangan, sopir, administrasi, pembuatan sirup dan tenaga

marketing. Lalu untuk sistem pembagian gaji mingguan hanya berlaku bagi

karyawan yang bekerja dibagian pencucian botol, tukang panggul, serta karyawan

yang melakukan kerja lembur (terdiri dari sebagian karyawan tetap dan karyawan

tidak tetap). Sistem yang ketiga adalah sistem pembagian gaji borongan dimana

sistem ini berlaku bagi tenaga kerja angkutan atau karyawan tidak tetap. Untuk

gaji borongan yang diperoleh disesuaikan dengan hasil borongan yang tercapai

dalam satu hari.

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap di PT. Kartika Polaswati Mahardika

Divisi Bagian Jumlah (Orang) Bagian Produksi Bagian pencucian botol 32 Bagian pembuatan sirup 17 Bagian Administrasi 2 Bagian Pemasaran Marketing 15 Sopir 15 Buruh kasar 15 Bagian Keuangan 4 Total 100

Dalam penarikan tenaga kerja baru, dibutuhkan informasi mengenai pasar kerja

yang ada sehingga calon kerja yang nantinya akan ditarik sudah siap kerja, selain

itu harus dilakukan penetapan prosedur penerimaan tenaga kerja yang sesuai.

Pengembangan karyawan di PT. Kartika Polaswati Mahardhika dilakukan dengan

menggunakan metode On the Job Training, metode ini adalah usaha

pengembangan atau penambahan ketrampilan dan pengetahuan karyawan yang

dilakukan langsung ke karyawan dengan mendapat bantuan dan bimbingan dari

rekan sekerja yang lebih berpengalaman.

Page 17: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

8

2. SPESIFIKASI PRODUK

2.1. Jenis Produk

Terdapat 3 macam jenis sirup yang diproduksi oleh PT Kartika Polaswati

Mahardhika diantaranya yaitu sirup Kartika Spesial, sirup Kartika Klasik dan

sirup Kartika Water Melon. Tiga jenis sirup Kartika dapat dilhat pada Gambar 1

di bawah ini. Sedangkan sirup yang diproduksi oleh PT Kartika Polaswati

Mahardhika terbagi menjadi berbagai macam variasi rasa dari tiga jenis sirup yang

dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Gambar 1. Tiga Jenis Sirup PT Kartika Polaswati Mahardhika

Tabel 2. Variasi Rasa Produk Sirup Kartika

Jenis Sirup Varian Rasa Jenis Rasa Sirup Kartika Spesial 16 Jeruk, frambozen, rosen,

es krim soda, melon, leci, nanas, anggur, strawberry, cocopandan, vanila, kawisto,blewah, kopi, mocca, jambu dan sirsat.

Sirup Kartika Klasik 8 Jeruk, frambozen, es krim soda, melon, leci, nanas, kopi dan jambu.

Sirup Kartika Watermelon

3 Nanas, frambozen dan melon

Ketiga jenis sirup ini memiliki perbedaan pada harga produknya dan bahan

pembuatannya. Sirup Kartika Special dan sirup Kartika Klasik adalah sirup

dengan grade yang tinggi sedangkan sirup dengan grade rendah adalah sirup

Page 18: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

9

Kartika Water Melon. Untuk sirup dengan grade rendah ditujukan kepada

konsumen dari kalangan menengah ke bawah. Bahan pembuat sirup Kartika

dengan grade tinggi terdiri dari campuran gula dan air sedangkan sirup Kartika

dengan grade rendah terdiri dari campuran air, gula, siklamat (pemanis buatan).

Sirup yang diproduksi PT Kartika Polaswati Mahardhika dikemas dalam kemasan

botol kaca 620 ml, ada juga sirup Kartika Special yang dikemas dengan botol

plastik 400 ml.

Tiga jenis sirup yang ada pada Tabel 2 diatas dikemas dalam kemasan botol kaca.

Namun sekarang ini untuk Sirup Kartika Spesial ada yang dikemas dalam

kemasan botol plastik berukuran 400 ml dengan varian 6 rasa seperti frambozen,

melon, anggur, kawisto, nanas palembang, dan tropical fruit mix sedangkan sirup

Kartika Water Melon hanya diproduksi jika ada permintaan khusus dari konsumen

saja. Dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk Sirup Kartika Spesial yang dikemas

dalam botol plastik.

Gambar 2. Kemasan botol plastik Sirup Kartika Spesial

2.2. Kapasitas Produksi dan Strategi Pemasaran

2.2.1. Kapasitas Produksi

PT Kartika Polaswati Mahardhika memproduksi sirup dengan kapasitas produksi

rata-rata mencapai 563.400 botol/tahun. Dalam sehari rata-rata produksi sirup

Kartika kurang lebih ada 800 botol. Di Jawa Tengah sirup Kartika cukup terkenal

oleh masyarakat luas. Proses produksi sirup Kartika ini dilakukan setiap hari guna

Page 19: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

10

mencukupi kebutuhan konsumen dan juga mencegah terjadinya kelangkaan

barang di pasar.

Jenis sirup yang diproduksi oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika dibedakan

berdasarkan tingkatan komposisi gula sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis Sirup dengan Presentase Gula yang Digunakan

Tingkat Nama Sirup % Gula

1 Kartika Spesial 73,3%

2 Kartika Klasik 71%

3 Kartika Water Melon 38,3%

Dalam proses produksi, sirup Kartika rasa frambozen adalah yang paling banyak

diproduksi. Menjelang hari raya seperti lebaran atau saat musim panas produksi

sirup dapat meningkat sampai 30%, berbeda jika saat musim penghujan jumlah

produksi menurun sekitar 10-20% untuk semua produksi sirup Kartika.

2.2.2. Strategi Pemasaran

Ada dua strategi yang digunakan dalam pemasaran sirup Kartika yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Pemasaran secara tidak langsung adalah pemasaran

dengan menjual produk sirup Kartika ke konsumen melalui tenaga pemasaran

yang menggunakan mobil pengangkutan barang sebagai sarana pengiriman hasil

produksi. Kemudian untuk pemasaran secara langsung dilakukan dengan cara

konsumen memesan langsung ke perusahaan PT Kartika Polaswati Mahardhika

atau perusahaan menjual produk langsung ke konsumen.

Pada waktu dahulu, proses pemasaran sirup Kartika ini menggunakan sistem

rayon. Terdapat 5 rayon yang digunakan dalam sistem pemasaran ini, rayon A

yaitu semarang, rayon B yaitu lokal dan sekitar pabrik, rayon C yaitu demak,

rayon D yaitu Kudus dan rayon E yaitu Purwodadi. Tiap-tiap rayon dikoordinasi

oleh satu orang. Promosi yang dilakukan adalah dengan memberikan diskon atau

potongan harga untuk pembelian 1-10 krat. Namun saat ini, PT Kartika Polaswati

Mahardhika memperluas daerah pemasarannya hingga mencapai Provinsi Jawa

Page 20: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

11

Tengah, meliputi bagian barat Gubug yang terdiri dari Tegowanu, Karangawen,

Mranggen, Penggaron, Semarang, Kendal, Weleri dan Pekalongan. Lalu pada

bagian utara Gubug terdiri dari Demak, Kudus dan Pati. Pada bagian timur Gubug

terdiri dari Purwodadi dan Blora. Sedangkan pada bagian selatan Gubug terdiri

dari Salatiga, Ambarawa, Magelang dan Yogyakarta. Berikut denah lokasi

pemasaran sirup PT Kartika Polaswati Mahardhika.

Gambar 3. Denah Lokasi Pemasaran Sirup PT Kartika Polaswati

Mahardhika

Page 21: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

12

3. PROSES PRODUKSI

3.1. Bahan Baku

3.1.1. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama dalam pembuatan sirup adalah air dan gula pasir. Bahan

tersebut memiliki spesifikasi tertentu agar dihasilkan kualitas produk yang baik.

Air yang digunakan untuk proses pembuatan sirup oleh PT Kartika Polaswati

Mahardhika berasal dari air PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum. Sebelum

air ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan filtrasi untuk menghilangkan

impuritas dalam air. Air yang digunakan disuplai langsung dari Gubug untuk

menghemat biaya transportasi, biaya produksi sehingga harga jual produk sirup

dapat terjangkau oleh masyarakat dan kualitasnya juga baik. Gula pasir yang

digunakan dalam pembuatan sirup di PT Kartika Polaswati Mahardhika adalah

gula rafinasi.

3.1.2. Bahan Baku Tambahan

Selain penggunaan bahan baku utama seperti gula dan pasir, digunakan pula

bahan tambahan seperti flavor, pewarna, pemanis buatan, natrium benzoat dan

asam sitrat. Tujuan penambahan bahan baku tambahan ini adalah untuk menjaga

dan mempertahankan sifat fisik atau penampilan sirup, rasa, aroma juga umur

simpan produk. Pemberian bahan tambahan ini ke dalam sirup tetap mengacu

pada aspek keamanan pangan seperti penggunaan natrium benzoat yang masih di

bawah batas aman.

Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan sirup adalah flavor, pewarna,

benzoat, asam sitrat dan pemanis buatan. Flavor adalah bahan yang dapat

memberikan aroma serta rasa tertentu pada sirup sesuai keinginan. Flavor juga

dapat berperan sebagai pemberi warna dasar, contohnya seperti essence nanas

memberikan warna dasar kuning, essence jeruk keprok memberikan warna dasar

orange, essence frambozen memberikan warna dasar merah dan lain-lain. Flavor

yang ditambahan berbentuk cair agar mudah larut saat proses pencampuran.

Beberapa jenis flavor atau essence yang digunakan oleh PT Kartika Polaswati

Mahardhika adalah frambozen, rosen, orange (jeruk keprok), leci, kopi, mocca, es

Page 22: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

13

krim soda, blewah, strawberry, vanilla, coco pandan, melon, nanas, anggur,

sirsak, mangga, kawisto, jambu biji merah dan tropical fruit mix. Untuk essence

tropical fruit mix telah disesuaikan dengan rasa yang diinginkan oleh perusahaan.

Pewarna adalah bahan tambahan yang ditambahakan guna untuk memberi warna

sesuai dengan warna flavor. Pewarna yang digunakan oleh PT Kartika Polaswati

Mahardhika dalam pembuatan sirup antara lain pewarna Carmoisine CL No.

14720 dan Ponceau 4R CI 16285 untuk warna merah, Tartazine dan Sunset

Yellow FCF untuk warna kuning serta Brown HT CI 20285 untuk warna coklat.

Sedangkan bahan tambahan berikutnya adalah benzoat dimana bahan tersebut

adalah salah satu bahan pengawet yang berguna dalam memperpanjang umur

simpan produk. Benzoat memiliki sifat tidak mudah larut air sehingga lebih sering

digunakan dalam bentuk garam yaitu natrium benzoat. Natrium benzoat ini

digunakan oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika sebagai pengawet sintetis

dalam proses produksi sirupnya.

Asam sitrat merupakan bahan untuk mendapatkan rasa sedikit asam pada sirup.

Asam sitrat ini ditambahkan setelah proses penyaringan selesai dan asam sitrat

yang digunakan dalam pembuatan sirup ini berbentuk kristal putih. Lalu untuk

pemanis buatan adalah bahan yang ditambahkan untuk memberikan rasa lebih

manis dari gula pasir. PT Kartika Polaswati Mahardhika menggunakan pemanis

natrium siklamat. Bahan pemanis ini tidak menghasilkan kalori tetapi memberikan

rasa yang sangat manis.

3.2. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika

dalam memproduksi sirup sudah berdasarkan perencanaan yang baik agar standart

produksi dapat dipenuhi. Tiap-tiap peralatan memiliki fungsi yang berbeda sesuai

dengan tahapan proses produksi. Beberapa mesin dan perlatan yang digunakan PT

Kartika Polaswati Mahardhika dalam memproduksi sirup adalah tangki yang

digunakan dalam proses produksi sirup Kartika terbuat sari stainless steel yang

anti karat, tahan korosi, tidak perlu perawatan khusus. Ada tiga jenis tangi yang

Page 23: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

14

digunakan untuk menampung sirup yaitu tangki besar, sedang dan kecil. Tangki

besar dapat digunakan untuk memproduksi sirup sebanyak 10080 botol sirup atau

420 krat sirup. Tangki sedang dapat memproduksi sirup sebanyak 3360 botol

sirup atau 140 krat sirup dan tangi kecil dapat memproduksi sirup sebanyak 336

botol atau 14 krat sirup. Tangki besar dan tangki sedang dipergunakan untuk

proses produksi sirup dengan varian rasa frambozen, leci dan nanas sedangkan

pada tangki kecil dipergunakan untuk memproduksi sirup dengan varian rasa

kawisto, kopi dan lainnya. Pembagian tangki ini didasarkan pada produk yang

cepat habis di pasaran.

Peralatan berikutnya adalah wajan penampung yang digunakan untuk menampung

dan merebus gula dengan air sebagai bahan baku pembuatan sirup. Wajan besar

ini berkapasitas 820 kg gula, sedangkan wajan kecil hanya berkapasitas 410 kg

gula. Wajan besar memiliki volume 1000 liter sedangkan wajan kecil memiliki

volume 500 liter. Untuk proses pencampuran larutan gula dengan bahan baku

tambahan agar homogen digunakan alat pencampur atau mixer.

Peralatan selanjutnya yang digunakan adalah kain penyaring, dimana kain

penyaring pada produksi sirup ini berfungsi sebagai penutup bagian atas tangki

untuk mencegah serangga dan debu masuk ke dalamnya. Selain itu kain penyaring

ini berfungsi sebagai penyaring sirup dari adanya pengotor maupun serangga.

Sirup yang tidak lolos seleksi karena ada pengotor didalamnya akan disaring

dengan menggunakan kain saring dan sirup yang sudah disaring dimasukkan ke

botol secara manual untuk selanjutnya dipasang tutup botol, label dan segel.

Mesin yang digunakan dalam proses pengisian sirup adalah mesin filling sirup

dimana mesin ini digunakan untuk mempermudah pengisian sirup ke dalam

kemasan botol. Mesin ini dapat mengisi 24 botol sirup dalam satu kali putaran.

Penggunaan mesin ini juga dapat membuat tenaga kerja menjadi lebih efisien.

Kemudian juga terdapat lampu penyortir yang digunakan untuk menyeleksi

kemasan dan produk yang tidak memenuhi syarat mutu yang sudah ditetapkan.

Lampu penyortir yang digunakan ada 4 buah. Lampu sortir pertama digunakan

Page 24: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

15

untuk menyeleksi botol kosong apakah terdapat kotoran, retak, serangga dan

lainnya. Lampu sortir kedua digunakan untuk mengontrol sirup apakah di dalam

sirup terdapat pengotor atau tidak. Lampu sortir ketiga digunakan untuk

memastikan bahwa tidak ada pengotor dalam sirup dan memastikan label

tertempel dengan baik. Lampu sortir keempat digunakan untuk menyeleksi isi

botol dan memastikan bahwa seal kemasan tertutup dengan benar.

Pada kemasan botol juga terdapat label kertas yang berfungsi sebagai pembeda

antara merk yang satu dengan merk yang lainnya atau bisa dikatakan sebagai

identitas dari perusahaan. Label kertas ini digunakan agar konsumen dapat

mendapat informasi mengenai produk yang dibelinya. Penempelan label pada

botol sirup Kartika dilakukan menggunakan mesin dengan bantuan lem. Lem

yang digunakan terbuat dari campuran tepung tapioka dan tepung beras.

Kemudian untuk kemasan dan segel kemasan, PT Kartika Polaswati Mahardhika

menggunakan segel pada tutup botol sirup dengan maksud bahwa produk tersebut

baik dan layak untuk dikonsumsi juga dipasarkan. Pengepakan produk sirup

dalam kemasan sekunder dilakukan secara manual oleh tenaga manusia. Kemasan

sekunder yang digunakan adalah karton dimana untuk pemasaran ke supermarket

satu karton berisikan 12 botol dan untuk pemasaran ke toko-toko digunakan krat

dimana satu krat berisi 24 botol.

3.3. Alur Produksi

Berikut adalah diagram alir proses produksi sirup oleh PT Kartika Polaswati

Mahardhika.

Filtrasi

Pemasakan Air

Botol kosong layak pakai

Impuritas

Air PDAM

Page 25: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

16

Gula

Flavor, pewarna, sodium benzoat, asam sitrat, dan natrium siklamat

Mixing

Pendinginan hingga 75ºC

Mixing

Pengisian sirup dalam botol

Pencucian botol

Pencucian botol dengan air panas

Pengeringan botol

Page 26: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

17

Tutup botol

Label dan segel

Penutupan botol

Pelabelan dan penyegelan primer

Sirup Kartika

Page 27: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

18

Gambar 4. Diagram Alir Proses Produksi Sirup

3.3.1. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika dengan

dua macam yaitu manual dan otomatis. Proses produksi yang dilakukan secara

manual menggunakan tenaga manusia mulai dari proses pemasakan hingga proses

pengemasan primer. Sedangkan proses produksi yang dilakukan secara otomatis

adalah proses produksi dengan menggunakan mesin. Untuk produksi sirup Kartika

Spesial dan Klasik dilakukan dengan otomatis sedangkan sirup Kartika Water

Melon diproduksi dengan bantuan tenaga manusia atau manual. Tahapan proses

produksi sirup di PT Kartika Polaswati Mahardhika meliputi pemasakan air,

pencampuran gula, pendinginan, pencampuran, pengisian ke dalam botol,

pemasangan tutup botol, pemasangan segel primer, pemberian label, dan

pengemasan sekunder.

3.3.1.1. Proses Pemasakan dan Pencampuran Gula

Proses pemasakan yang dilakukan PT Kartika Polaswati Mahardhika

menggunakan seperangkat alat pemanas hingga suhu 1000C. Alat pemanas

tersebut terbuat dari bahan stainless steel. Air dari PDAM terlebih dahulu

dilakukan proses penyaringan untuk menghilangkan impuritas atau kotoran yang

ada pada air tersebut.

Krat dan kardus karton Pengemasan sekunder

Keterangan : : Bahan

: Proses

: Limbah : Produk

Page 28: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

19

Gambar 5. Proses Pemasakan Air

Setelah air dipanaskan, air dialirkan melalui pipa untuk masuk ke dalam wajan

yang sudah berisi gula pasir untuk dilakukan pencampuran sampai seluruhnya

larut dan homogen. Proses pencampuran gula dilakukan dalam wajan terbuka dan

pada suhu ruang yang dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 6. Proses Pencampuran Gula dengan Air

3.3.1.2. Proses Pendinginan

Setelah gula dan air tercampur rata, larutan gula tersebut didinginkan dengan

tujuan mencegah rusaknya bahan baku karena panas yang berlebihan.

Pendinginan larutan gula ini dilakukan dalam keadaan drum tertutup yang terbuat

dari stainless steel dan dipinggir drum terdapat air yang berfungsi dalam

menurunkan suhu larutan gula. Proses pendinginan ini dilakukan sampai suhunya

turun menjadi ±750C. Proses pendinginan bertujuan agar saat pengisian sirup tidak

terjadi pecah pada botol.

Tangki Pemasakan air

Alat Pengaduk

Gula

Page 29: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

20

Gambar 7. Drum Pendingin Larutan Gula

3.3.1.3. Proses Pencampuran

Pada tahapan ini larutan gula dicampur dengan bahan baku tambahan seperti

flavor, asam benzoat, asam sitrat, pemanis buatan, pengental dan pewarna. Bahan

baku tambahan tidak disertakan saat gula dilarutkan dalam suhu tinggi, hal ini

bertujuan agar bahan tambahan tersebut tidak rusak akibat suhu pemanasan yang

tinggi.

Gambar 8. Tangki Pencampur Larutan Gula dan Bahan Baku Tambahan

3.3.1.4. Pengisian Produk dan Pemasangan Tutup Botol

Pada tahapan pengisian produk, larutan gula yang sudah dicampur dengan bahan

tambahan lainnya diisikan ke dalam botol yang berukuran 620 ml. Pengisian ini

dilakukan dengan menggunakan mesin filling. Sebelum sirup diisikan ke dalam

kemasan botol, sirup terlebih dahulu ditampung dalam tangki penampungan yang

bertujuan untuk menurunkan kembali suhu sirup. Setelah botol diisi dengan sirup

selanjutnya tutup botol dipasang dengan menggunakan mesin sealing.

Page 30: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

21

Gambar 9. Tangki Penampungan Sirup

Gambar 10. Mesin Pengisian Sirup Ke Dalam Botol

3.3.1.5. Pemasangan Segel dan Pemberian Label

Setelah sirup diisikan ke dalam kemasan botol dan ditutup dengan penutup botol,

tahapan selanjutnya adalah pemasangan segel dan pemberian label. Pemasangan

segel ini berfungsi untuk memberikan tanda bahwa produk sirup yang diterima

konsumen dalam keadaan baik dan layak konsumsi sedangkan pemberian label

adalah sebagai identitas produk dari sirup. Label yang ditempelkan dalam botol

adalah label yang sudah diberi keterangan tanggal kadaluarsa 2 tahun dari tanggal

pembuatan. Botol sirup yang sudah ditutup akan dipasang dengan segel pada

bagian tutup dan penempelan label.

Gambar 11. Pemasangan Segel Pada Botol Sirup

Sirup yang

diisikan

ke dalam botol

Pemasangan

Segel

Page 31: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

22

Gambar 12. Penempelan Label Merk Pada Botol Sirup

Gambar 13. Pemberian Tanggal Kadaluarsa Sirup

3.3.1.6. Pengemasan

Pada tahapan pengemasan, kemasan primer yang digunakan adalah botol kaca.

Botol kaca yang dipilih juga bermacam-macam. Botol kaca bening digunakan

untuk sirup dengan kelas tinggi seperti Kartika Spesial, untuk kelas sedang seperti

Kartika Klasik digunakan botol yang berwarna gelap dan bervariasi sedangkan

untuk sirup Water Melon digunakan pengemas botol yang kurang baik seperti

botol yang terdapat goresan-goresan. Pemilihan botol kaca ini bertujuan untuk

melindungi produk sirup dari kerusakan dan sebagai daya tarik konsumen dalam

membeli. Pengemasan dengan menggunakan botol plastik dilakukan dengan

tujuan agar konsumen mudah dalam membawa sirup juga memudahkan

pendistribusian produk sirup dari PT Kartika Polaswati Mahardhika yang

menggunakan pengemas sekunder berupa kardus karton dan krat. Adanya

pengemas sekunder ini bertujuan agar produk dapat terjaga selama penyimpanan

dan memudahkan pengangkutan juga saat produk didistribusikan. Kardus karton

yang digunakan sebagai kemasan sekunder ini dapat memuat 12 botol yang tiap

Penempelan

Label

Page 32: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

23

botolnya berisi 620 ml sirup sedangkan untuk krat dapat menampung botol sirup

sebanyak 24 botol.

(A) (B)

Gambar 14. Kemasan Sekunder Sirup : (A) Kardus karton dan (B) Krat

3.4. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan bahwa mutu atau standart

dapat tercermin pada hasil akhir. Pengawasan mutu juga dapat dikatakan sebagai

usaha untuk mempertahankan mutu dan kualitas suatu barang yang dihasilkan

agar sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan

perusahaan. Pengawasan mutu semua produk yang dihasilkan harus tetap diawasi

dan dikontrol agar sesuai dengan standart yang ada dan apabila terjadi

penyimpangan harus dicatat dan dianalisis untuk memperbaiki proses produksi

pada masa mendatang. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT Kartika

Polaswati Mahardhika meliputi pengawasan mutu bahan baku, proses produksi

dan produk jadi.

3.4.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Bahan baku adalah salah satu faktor yang penting dalam penentuan kualitas

produk. Kualitas dari bahan baku sangat berpengaruh pada kualitas produk akhir.

PT Kartika Polaswati Mahardhika melakukan pengawasan mutu bahan baku

seperti gula dengan cara pengawasan secara manual dan melihat secara kasat mata

apakah ada kontaminasi dari serangga, kerikil dan lainnya.

3.4.2. Pengawasan Mutu Bahan Saat Proses Produksi

Page 33: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

24

Saat proses produksi sedang berjalan, produk dalam proses tidak dapat diperiksa

setiap saat sehingga yang diperhatikan adalah bagaimana karyawan bagian

produksi dapat menyelesaikan proses produksinya. Pengawasan dalam proses

produksi dilakukan dengan melihat apakah pelaksanaan proses berjalan dengan

baik dan dibandingkan dengan petunjuk standart proses yang ada. PT Kartika

Polaswati Mahardhika melakukan pengawasan saat proses produksi pada

pemasakan gula menjadi larutan gula dengan mengontrol suhunya menggunakan

termometer. Selain menggunakan termometer, dilakukan juga pengujian kimiawi

dengan menggunakan refraktometer untuk uji tingkat kemanisan.

3.4.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Pengawasan produk pada akhir sangat diperlukan meskipun sebelumnya sudah

ada pengawas dan saat proses produksi. Kesuksesan perusahaan sedikit banyak

sangat tergantung pada kepuasan konsumen terhadap produk. Perusahaan juga

dapat mengumpulkan informasi tentang keluhan konsumen terhadap produk yang

dikonsumsinya. Pengprawasan mutu produk jadi perlu dilakukan untuk membuat

hasil dari proses produksi memnuhi standart dan diterima oleh konsumen. Uji

fisik adalah salah satu pengawasan mutu yang dilakukan secara manual.

Pengujian tersebut dilakukan dengan melewatkan botol yang berisi sirup di atas

conveyor belt dan botol selanjutnya akan melewati lampu detektor. Saat botol

melewati lampu detektor, karyawan akan melihat botol satu per satu untuk

memastikan bahwa tidak ada kontaminan dalam botol sirup. Jika terdapat

kontaminan, botol sirup akan diambil begitu juga sebaliknya jika tidak terdapat

kontaminan maka botol akan dibiarkan lewat untuk selanjutnya masuk tahap akhir

yaitu penutupan botol dan pemasangan segel juga label.

Page 34: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

25

4. PEMBAHASAN

4.1. Bahan Baku

4.1.1. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan sirup adalah air dan

gula sedangkan untuk bahan lain yang digunakan adalah bahan tambahan. Air dan

gula yang digunakan harus memenuhi standar yang ada. Standar SNI untuk air

yang digunakan adalah tidak berbau, tidak berasa, memiliki pH yang netral, tidak

berwarna dan terbebas dari komponen – komponen suspensi. Dalam proses

pembuatan sirup, air berperan penting karena dapat mempengaruhi mutu dari

produk. Arpah (1993) menyatakan bahwa syarat air yang digunakan dalam

industri harus jernih, tidak berwarna, tidak mengandung mangan dan besi, tidak

berasa serta dapat diterima secara bakteriologis, yaitu tidak menyebabkan bahan

pangan yang diolah menjadi busuk dan tidak mengganggu kesehatan. Air yang

didapat PT Kartika Polaswati Mahardhika berasal dari PDAM yang sudah

memenuhi standart air seperti tidak berbau, tidak berwarna, memiliki pH yang

netral, jernih, dapat diterima secara mikrobiologis dan tidak mengandung logam

berat. Air berperan penting dalam proses produksi sirup karena fungsinya sebagai

pelarut bahan baku juga bahan tambahan sirup.

Bahan utama penting kedua yang digunakan dalam pembuatan sirup adalah gula.

Fungsi penambahan gula pada proses pembuatan sirup adalah sebagai pemberi

rasa manis, pengawet sirup secara alami dan juga sebagai pengental. Gula dapat

berperan sebagai pengawet jika penggunaannya dengan konsentrasi sebesar 70%

atau lebih juga sebagai zat antimikroba. Menurut Soejardi (2003) gula dapat

menyerap air dalam produk dan akam membuat produk lebih mengental. Adanya

kondisi tersebut akan membuat bakteri mengalami lisis dan aktivitas air (aw) yang

menurun dalam produk. Hal tersebut menyebabkan jumlah mikroorganisme

berkurang. Fachruddin (1997) juga menyatakan bahwa mekanisme gula agar

dapat berperan sebagai pengawet adalah gula mendehidrasi sel mikroba sehingga

terjadi plasmolisis dan menyebabkan siklus perkembangbiakannya menjadi

terhambat.

Page 35: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

26

Grade sirup PT Kartika Polaswati Mahardhika berbeda-beda tergantung dari

konsentrasi gula yang digunakan. Sirup Kartika dengan grade tinggi memiliki

kandungan air sekitar 30% dan kandungan gula 70%. Kadar gula yang digunakan

dalam pembuatan sirup Kartika sesuai dengan standart SNI 01-3544-1994 tentang

syarat kadar gula dalam sirup minimal sebesar 65%. Begitu juga dengan gula

kristal yang digunakan dalam pembuatan sirup Kartika, dimana gula kristal yang

digunakan adalah gula rafinasi yang memenuhi standart SNI 01-3140-2001 yaitu

bentuk dan ukuran kristal gula seragam, konsentrasi impuritas kurang dari 20%,

kadar air dalam gula kristal kurang dari 10% dan warna gula kristal relatif cerah.

4.1.2. Bahan Baku Tambahan

Bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan

dalam pengolahan makanan agar mutu dari produk pangan dapat meningkat

(Winarno, 1984). Beberapa contoh bahan tambahan makanan adalah seperti

pewarna, pemantap, pengawet, penyedap rasa dan aroma, antioksidan,

pengemulsi, pemucat, pengental dan anti gumpal. Bahan tambahan yang

digunakan dalam proses pembuatan sirup oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika

adalah flavor, siklamat, benzoat, asam sitrat dan juga pewarna.

4.1.2.1. Flavor

Flavor adalah gabungan persepsi yang dapat diterima panca indera seperti bau,

penampakan, rasa bunyi dan sentuhan saat kita mengkonsumsi produk pangan

(Winarno, 1984). Tujuan dari penambahan flavor dalam proses pembuatan sirup

adalah untuk memberi aroma pada sirup sesuai dengan produk yang diinginkan.

Flavor juga dapat memberikan warna pada sirup seperti essence leci memberikan

warna putih pada sirup, essence jeruk memberikan warna orange, essence melon

memberikan warna hijau dan lain sebagainya. Dalam proses pembuatan sirup

Kartika, flavor yang digunakan adalah berbentuk cair, dimana bentuk cair ini

memliki kelebihan yaitu mudah larut dan tidak menggumpal saat ditambahkan

dalam larutan gula saat proses pembuatan sirup. Namun flavor sintetis tersebut

memiliki kelemahan jika dibandingkan dengan flavor alami yaitu tidak

Page 36: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

27

memberikan mineral dan vitamin, antioksidan dan kandungan nutrisi sperti yang

ada dalam buah-buahan maupun sayuran.

4.1.2.2. Pewarna

Pewarna makanan merupakan salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam

menambah maupun memperbaiki warna makanan agar terlihat lebih menarik.

Warna merupakan zat tambahan pangan yang sering disalahgunakan padahal

warna adalah salah satu faktor penting untuk membuat produk pangan lebih

menarik. Tidak sedikit produsen makanan yang menggunakan pewarna sintetis

berbahaya dimana dapat menyebabkan gangguan pada tubuh seperti Ponceau SX

dan Rhodamine B yang menghasilkan warna merah. Penggunaan pewarna sintetis

sangat menguntungkan bagi produsen tertentu karena hanya dengan sedikit

takaran dapat mengubah warna produk pangan. Penggunaan pewarna biasanya

disesuaikan dengan kebutuhan konsumen atau disesuaikan dengan warna bahan

alami. Dalam pembuatan sirup, PT Kartika Polaswati Mahardhika menggunakan

pewarna seperti Carmoisin CI 19140 dan Ponceau 4R CI 16285 untuk

menghasilkan warna merah, Sunset yellow FCF CI 15985 untuk menghasilkan

warna kuning, Brown HT CI 20285 untuk menghasilkan warna coklat. Menurut

Mahindru (2000), batas maksimum pemakaian pewarna sintetis adalah 70 mg/l.

Batasan tersebut bertujuan agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Pewarna

sintetis lebih sering dipilih dibandingkan dengan pewarna alami karena pada

umumnya pewarna alami tidak tahan atau tidak stabil saat terkena cahaya dan

panas. DeMan JM. (1997); Smith J. (1991) dan Nollet LML. (1996) juga

menyatakan bahwa pewarna sintetis memiliki kelebihan seperti stabil dan tahan

terhadap kondisi lingkungan yang beragam, daya warna yang kuat dan warna

yang tersedia cukup beragam, mudah dalam penggunaan dan murah.

4.1.2.3. Asam Benzoat

Asam benzoat merupakan salah satu zat pengawet yang digunakan sebagai

fungsinya untuk memperpanjang umur simpan suatu produk makanan maupun

minuman. Asam benzoat disebut sebagai senyawa antimikroba karena zat

pengawet tersebut dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan khamir terutama

Page 37: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

28

untuk makanan atau minuman yang kemasannya sudah dibuka. Batas maksimum

penggunaan asam benzoat adalah 1000 ppm atau 1 g/kg bahan (Permenkes No

722/Menkes/per/1X/1988). Adanya pembatasan tersebut bertujuan dalam

mencegah terjadinya keracunan atau gangguan penyakit lainnya. Asam benzoat

digunakan dalam bentuk garamnya atau disebut juga natrium benzoat. Natrium

benzoat memiliki sifat kelarutan yang baik jika dibandingkan dalam bentuk

asamnya. Benzoat dapat merusak sel-sel mikroorganisme seperti kapang. Garam

pengawet ini dapat bekerja efektif jika berada pada pH sekitar 2,5-4, oleh karena

itu penggunaan benzoat lebih sering digunakan pada minuman yang memiliki sifat

asam (Winarno, 1980). Batas maksimal penambahan benzoat adalah 0,1% atau

tiap kilogram produk pangan tidak boleh mengandung benzoat lebih dari 1 gram.

Adanya penambahan asam benzoat pada sirup tidak mempengaruhi aroma dan

rasa dari sirup. Natrium benzoat yang ditambahkan ke dalam sirup oleh PT

Kartika Polaswati Mahardhika adalah 0,02% atau lebih rendah dari batas yang

ditentukan. Penggunaan natrium benzoat pada sirup yang masih di bawah batas

maksimum tidak membahayakan konsumen dan aman untuk dikonsumsi.

4.1.2.4. Asam Sitrat

Asam sitrat adalah termasuk ke dalam asam organik lemah yang dapat dijumpai di

daun dan buah pada tumbuhan genus Citrus. Asam sitrat merupakan pengawet

alami yang baik dan dapat digunakan untuk memberi rasa asam pada produk

pangan. Asam sitrat diperoleh dari adanya reduksi asam aldehid dan asama keton

melalui proses pemanasan dengan menggunakan alkali encer (Respati, 1986).

Dalam proses pembuatan sirup, PT Kartika Polaswati Mahardhika menggunakan

asam sitrat dalam bentuk kristal atau serbuk untuk memudahkan saat dilarutkan

dalam air. Fungsi penambahan asam sitrat dalam proses pembuatan sirup adalah

mengatur pH sirup dan juga memberikan rasa asam pada sirup yang memiliki

flavor asam. Sebagai contoh adalah sirup jeruk, leci dan lain sebagainya. Sifat dari

asam sitrat adalah sequestran atau memiliki kemampuan dalam mengikat logam

seperti contohnya besi dan tembaga. Hal ini dpat membuat sirup yang diproduksi

tidak mengandung logam. Jika terdapat logam dalam sirup dapat terjadi reaksi

yang akan mengubah warna dari sirup.

Page 38: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

29

4.1.2.5. Pemanis Sintetis (Siklamat)

Pemanis adalah komponen yang biasa ditambahkan dalam bahan pangan untuk

memberikan rasa manis tetapi tidak memiliki nilai gizi. Pemanis memiliki struktur

yang beragam dan bentuk yang mirip, dimana terdapat sistem donor atau aseptor

proton yang cocok dengan sistem reseptor pada indera perasa manusia. Siklamat

adalah pemanis buatan dengan tingkat kemanisan yang dimiliki 30 kali dari

sukrosa. Dengan tingkat kemanisan yang tinggi siklamat disebut sebagai “biang

gula”. Namun siklamat memiliki kelemahan yaitu tidak membuat sirup menjadi

kental jika dibandingkan dengan sirup yang menggunakan 100% gula. Sirup

dengan grade rendah tetap harus ditambah dengan gula pasir untuk membentuk

kekentalan yang diinginkan meskipun sudah menggunakan siklamat. Siklamat

yang digunakan dalam proses pembuatan sirup Kartika adalah natrium siklamat.

Tujuan dari penambahan ini adalah memberi rasa manis, menambah mouthfeel

dan memperbaiki tekstur (Winarno, 1984). Batas maksimum penambahan natrium

siklamat adalah 3 g/kg. Penggunaan natrium siklamat yang berlebih dapat

menyebabkan keracunan dan kanker kandung kemih (Mahindru, 2000).

Berdasarkan SNI 01-3544-1994 tentang sirup, penggunaan natrium siklamat tidak

diijinkan. Pada proses pembuatan sirup Kartika, tidak dapat diketahui berapa

besar penambahan yang digunakan dalam perannya sebagai pemanis atau

pengganti gula pasir. Bila diperkirakan, penambahan natrium siklamat yang

banyak adalah pada sirup Kartika watermelon. Hal ini dikarenakan, sirup tersebut

menggunakan penambahan gula yang sedikit sehingga harus ditambah natrium

siklamat untuk memberikan rasa manis yang diinginkan.

4.2. Penerapan Pengawasan Mutu

Tujuan utama dari pengawasan mutu adalah untuk mengetahui seperti apa proses

dan produk yang dihasilkan dijalankan sesuai dengan standart yang ditetapkan

dari sebuah perusahaan. Pengawasan mutu adalah salah satu upaya dalam

mencapai juga menjaga standart bentuk, kegunaan dan warna yang direncanakan.

Selain itu pengawasan mutu juga bertujuan agar hasil akhir dari suatu produk

sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan sebelumnya (Mukaromah Ummu,

Page 39: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

30

2010). Dalam melakukan pengawasan mutu, semua barang dicek kondisinya

berdasarkan dengan standart yang ada. Hasil dari analisis pengawasan mutu yang

dilakukan akan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki dan lebih

meningkatkan produk. Pengawasan mutu ini harus dilakukan terus agar dapat

mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyimpangan dari standart

dan dapat segera dilakukan perbaikan. Dalam sebuah perusahaan, pengawasan

mutu penting dilakukan agar produk akhir dapat sesuai dengan standart mutu yang

sudah ditetapkan. Selain itu akan membuat biaya desain produk, biaya inspeksi

dan biaya proses produksi berjalan secara efisien. Pengawasan mutu adalah salah

satu kegiatan pengawasan yang sangat luas dan kompleks. Hal ini dikarenakan

semua variabel yang akan mempengaruhi mutu harus diperhatikan. Klasifikasi

pengawasan mutu terbagi menjadi tiga yaitu pengawasan mutu bahan baku,

pengawasan mutu proses pengolahan dan pengawasan mutu produk akhir.

4.2.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Dalam proses pembuatan sirup terdapat dua jenis bahan baku yang digunakan

yaitu bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama yang

digunakan oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika dalam membuat sirup adalah

gula dan air. Pengawasan mutu pada bahan baku dilakukan oleh PT Kartika

Polaswati Mahardhika agar bahan baku tetap dalam kondisi yang baik.

Pengawasan mutu untuk gula adalah dengan membeli gula rafinasi dari sebuah

perusahaan terpercaya yang telah memenuhi standart mutu gula seperti keadaan

fisik dari gula rafinasi harus memiliki warna putih, tidak tercampur kotoran

(kerikil), bersih dan higienis saat digunakan untuk konsumsi. Berdasarkan

standart SNI, gula rafinasi yang baik digunakan adalah bebas dari kerikil atau

kotoran asing lainnya, secara keseluruhan berwarna putih, higienis dalam proses

pembuatannya dan bersih. Berat dari gula rafinasi juga diperiksa, PT Kartika

Polaswati Mahardhika memesan gula dari pabrik luar dengan berat setiap

karungnya 50 kg sehingga setelah diperiksa dan beratnya sesuai maka akan

langsung digunakan untuk proses produksi. Stok gula dilakukan oleh PT Kartika

Polaswati Mahardhika untuk persediaan dan disimpan dalam ruangan yang tidak

bercampur dengan barang lain sehingga tidak mengalami kontak dengan barang

Page 40: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

31

lain. Sedangkan bahan tambahan yang digunakan, dipesan dari toko maupun

pabrik yang telah sesuai dengan standart pemakaian bahan pangan.

4.2.2. Pengawasan Mutu Bahan Dalam Proses Produksi

Dalam proses produksi, produk akhir harus sesuai dengan apa yang diharapkan

sehingga tahapan proses akan menjadi sangat penting. Jika terdapat suatu tahapan

yang tidak sesuai maka akan berdampak pada adanya perbedaan produk akhir

dengan yang diharapkan. Dengan demikian, kualitas dari produk akhir pun juga

akan menurun. Oleh karena itu, PT Kartika Polaswati Mahardhika menerapkan

standart pengawasan mutu dalam proses produksi awal sampai proses akhir.

Pengawasan mutu yang diterapkan PT Kartika Polaswati Mahardhika adalah

perlengkapan produksi para karyawan, pembersihan peralatan produksi setiap hari

atau setelah digunakan dan menjalankan proses produksi sesuai dengan standart

atau prosedur yang ada.

Tahap pertama dalam proses produksi adalah filtrasi, dimana penggunaan air

harus baik, bersih juga tidak terdapat impuritas. Selanjutnya pada tahapan

pemasakan gula, suhu yang digunakan adalah 2000C. Dimana suhu tersebut dapat

membuat gula larut dan homogen. Suhu pemasakan tersebut diatur secara

otomatis dengan tujuan agar hasil yang diperoleh sama. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Mukaromah, Ummu (2010) bahwa suhu yang baik atau

optimal digunakan untuk melarutkan gula rafinasi adalah ± 2000C, jika gula tidak

tercampur secara homogen akan menyebabkan terjadinya masalah pada tahap

selanjutnya seperti penggumpalan sebagai akibat dari gula yang tidak larut

sempurna. Setelah proses pemasakan gula dilakukan pengecekan brix kembali.

Kemudian proses selanjutnya adalah proses pencampuran bahan utama dengan

bahan tambahan. Penambahan bahan tambahan harus disesuaikan dengan takaran

yang sudah ditetapkan dan juga sudah diketahui batas pengkonsumsiannya. Pada

sirup Kartika Watermelon, setelah proses pencampuran bahan tambahan maka

diberikan tambahan air sampai tercapai kekentalan yang sesuai. Tahap berikutnya

adalah pengisian sirup ke dalam botol. Dalam pengisian sirup ini, botol yang

digunakan harus steril dan bebas dari benda asing atau kotoran lainnya.

Page 41: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

32

Pemeriksaan botol dilakukan dengan melihat botol dibawah sinar lampu apakah

terdapat kotoran atau tidak. PT Kartika Polaswati Mahardhika dalam tahapan

pengeringan menginginkan penambahan proses dengan menggunakan mesin

pengering botol yang modern sehingga dapat bekerja secara efisien dan lebih

steril atau higienis karena pengurangan kontak langsung dengan udara luar.

Setelah dilakukan pencampuran bahan tambahan, brix sirup diukur kembali.

Konsentrasi gula yang digunakan dalam pembuatan sirup Kartika masing-masing

diukur berdasarkan grade tiap sirup menggunakan brix refraktometer. Pada sirup

Kartika dengan grade Special persentase gulanya adalah 73,3%, sirup Klasik

sebesar 71% dan persentase gula sirup Watermelon adalah sebesar 38,3%.

4.2.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Setelah proses pembuatan sirup selesai, sirup yang sudah diisikan ke dalam botol

akan dilewatkan pada alat detektor untuk menyeleksi sirup jika pada sirup

terdapat kotoran atau volumenya berlebih. Alat detektor yang digunakan adalah

sebuah kotak buram yang didalamnya berisi lampu atau disebut dengan neonbox.

Setiap enam bulan sekali PT Kartika Polaswati Mahardhika juga mengambil

sampel untuk selanjutnya diujikan apakah pada produk sirupnya terdapat

mikroorganisme, konsentrasi gula yang tidak sesuai dan lain-lain. Hal tersebut

penting dilakukan karena PT Kartika Polaswati Mahardhika belum memiliki

laboratorium sendiri, oleh karena itu dilakukan pengujian diluar perusahaan untuk

menjaga kualitas sirup.

Page 42: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

33

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

• Sirup yang diproduksi oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika terdiri dari

tiga jenis yaitu sirup Kartika Spesial, Sirup Kartika Klasik dan sirup

Kartika Watermelon.

• Tahapan proses produksi sirup oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika

adalah filtrasi air yang berasal dari PDAM, proses pemasakan air dan gula,

proses pendinginan, proses penambahan bahan tambahan, pengisian sirup

ke dalam botol, pemasangan tutup botol, pemasangan segel primer,

pemberian label merk sirup dan pengemasan sekunder (krat atau kardus).

• Bahan baku utama dalam pembuatan sirup adalah air dan gula rafinasi

sedangkan bahan tambahan yang digunakan meliputi flavor, pewarna,

benzoat, asam sitrat dan natrium siklamat.

• Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT Kartika Polaswati Mahardhika

meliputi pengawasan terhadap bahan baku, proses produksi dan produk

akhir sirup.

5.2. Saran

• Sebaiknya PT Kartika Polaswati Mahardhika memiliki laboratorium

tersendiri dalam meningkatkan pengawasan mutu dan kualitas dari sirup

yang dihasilkan.

• Untuk pengujian dapat dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan

Unika Soegijapranata.

• Sebaiknya dilakukan peningkatan penggunaan kelengkapan kerja bagi

para karyawan untuk menjaga kualitas dari produk.

• Sebaiknya digunakan bahan pengawet dan bahan pemanis yang lebih

alami agar tidak terjadi timbulnya masalah kesehatan.

• Sebaiknya pemasaran lebih diperluas sampai ke luar kota yang lebih jauh

seperti Jakarta, Bandung dan lain-lain agar produk sirup dapat lebih

dikenal oleh masyarakat luas.

Page 43: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

34

6. DAFTAR PUSTAKA

Arpah, M. (1993). Pengawasan Mutu Pangan. Bandung. Penerbit Tarsibo.

deMan, JM. Kimia Makanan Edisi Kedua. Penerjemah: Prof. Dr. Kosasih

Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. 1997: 238, 253, 280 – 282, 487 – 491, 520

– 529.

Dewan Standarisasi Nasional. (1994). SNI 01-3544-1994 : Sirup. Departemen

Perindustrian. Jakarta.

Fachruddin, L. (1997). Membuat Aneka Selai. Yogyakarta. Kanisius.

Mahindru, S. N. (2000). Food Additives Characteristics, Detection and

Estimation. New Delhi. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited.

Mukaromah, Ummu; Sri Hetty Susetyorini; Siti Aminah. (2010). Kadar Vitamin

C, Mutu Fisik, Ph Dan Mutu Organoleptik Sirup Rosella (Hibiscus Sabdariffa, L)

Berdasarkan Cara Ekstraksi. Universitas Muhammadiyah. Semarang.

Nollet, LML. Handbook of Food Analysis Volume 2. New York, USA: Marcel

Dekker, Inc. 1996: 1723 – 1740.

Respati. (1986). Pengantar Kimia Organik. Jakarta. Aksara.

Smith, J. Food Additive User’s Handbook. London, Inggris: Blackie & Son, Ltd.

1991: 89 – 97, 111 – 113.

SNI 01-0222-1995. Bahan Tambah Makanan. http://ebookbrowse.com/sni-01-

0222-1995-bahan-tambahan-makanan-pdf-d164712860. Diakses tanggal 19 April

2015.

Page 44: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

35

SNI 01-3140-2001. Gula Kristal Putih.

http://www.scribd.com/doc/141540124/8344-SNI-01-3140-2001-gula-kristal-

putih. Diakses tanggal 19 April 2015.

SNI 01-3544-1994. Sirup.

http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2001-3544-1994.pdf. Diakses

tanggal 19 April 2015.

Soejardi. (2003). Kursus Pabrikasasi Gula Menyiapkan Chemiker. Yogyakarta.

Lembaga Pendidikan Perkebunan.

Winarno, F.G. (1984). Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka

Utama.

Winarno, F.G. (1980). Pengantar Teknologi Pangan. PT Gramedia.Jakarta.

Page 45: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

36

7. LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi PT. Kartika Polaswati Mahardika

Keterangan : A : Jalan menuju ke Purwodadi B : Pertigaan C : Jalan menuju ke Semarang I : Pos Polisi II : Puskesmas III : Lokasi perusahaan IV : Terminal V : SPBU

I II

III

IV

V

III

V

A C

B

U

S

T B

Page 46: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

37

Lampiran 2. Denah Tata Letak PT. Kartika Polaswati Mahardika

Pencucian botol Pengolahan limbah

Pemasakan air PDAM

Pemasakan sirup putih (gula + air)

Penyimpanan bahan baku

Penimbangan bahan baku

Penjemuran botol

Penyimpanan botol kering

Ruang produksi sirup “Kartika”

Gudang sementara

Kantor administrasi

Penyimpanan produk jadi setelah dihitung

Pos Satpam

Penyimpanan botol bekas

masuk

keluar

Page 47: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

38

Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Kartika Polaswati Mahardhika

Mandor II

Pemasakan Penyaringan Pengisian

Penutupan Botol

Pemasangan Logo

Pencucian Penjemuran

Bagian Logistik

Bagian Gudang

Bagian Penjualan

Bagian Bengkel

Bagian Angkutan

Mandor I

Bagian Produksi

Bagian Administra

i

Bagian Pemasaran

Bagian Keuangan

Bagian Umum

Pengawas Produksi

Pimpinan Perusahaan

Wakil Pimpinan

Keterangan : : garis komando : garis konsultasi

Page 48: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

39

Lampiran 4. Syarat Mutu Sirup SNI 01-3544-1994

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan : 1.1 Aroma - Normal 1.2 Rasa - Normal 2 Gula jumlah (dihitung

sebagai sakarosa) % (b/b) Min 65

3 Bahan tambahan makanan :

3.1 Pemanis buatan - Tidak boleh ada 3.2 Pewarna tambahan - Sesuai SNI 01-0222-1995 3.3 Pengawet - Sesuai SNI 01-0222-1995 4 Cemaran logam : 4.1 Timah (Pb) mg/kg Maks 1.0 4.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks10 4.3 Seng (Zn) mg/kg Maks 25 5 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0.5 6 Cemaran mikroba : 6.1 Angka lempeng total Koloni/ml Maks 5 x 102 6.2 Coliform MPN/ml Maks 20 6.3 E.coli Koloni/ml < 3 6.4 Salmonella Koloni/ml Negatif 6.5 S.aureus Koloni/ml 0 6.6 Vibrio cholera Koloni/ml Negatif 6.7 Kapang Koloni/ml Maks 50 6.8 Khamir Koloni/ml Maks 50 Sumber : Dewan Standarisasi Nasional (1994)

Page 49: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI ... · Program Studi : Teknologi Pangan. ... kelancaran proses produksi agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, lalu menyusun

40

Lampiran 5. Presensi Kerja Praktek