95
1

PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

1

Page 2: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

ii

Page 3: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

iii

PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

SEMESTER GENAP 2018/2019

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

Pelindung : Rektor Universitas Darma Persada

Penangung Jawab : Wakil Rektor I

Pimpinan Redaksi : Kepala Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat

dan Kemitraan

Anggota Redaksi : Prof. Dr. Kamaruddin Abdullah, IPU.

Dr. Gatot Dwi Adiatmojo

Dr. Ari Artadi

Dr. Aep Saepul Uyun, M.Eng.

Dra. Irna N. Djajadiningrat, M.Hum.

Drs. Rusydi M. Yusuf, M.Si.

Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian, Pemberdayaan

Masyarakat dan Kemitraan

Universitas Darma Persada

Jl. Radin Inten II (Terusan Casablanca)

Pondok Kelapa - Jakarta Timur (14350)

Telp. (021) 8649051, 8649053, 8649057

Fax.(021) 8649052

E-Mail : [email protected]

Home page : http://www.unsada.ac.id

Page 4: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

iv

DAFTAR ISI

iv

vi

1 - 7

8 - 12

13 - 26

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

PELATIHAN BAHASA INGGRIS TINGKAT DASAR UNTUK

ANAK USIA 6-12 TAHUN DI TPA DARUL FALAH ANNAFSIYAH

DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR (LANJUTAN)

Alia Afiyati, Albertine Minderop, Nurul Fitriani, Karina Adinda

PELATIHAN USAHA BOGA BAGI SANTRIWATI DI PESANTREN

YATIM DAN DHUAFA NURUL ULUM CIKARANG

Erni Puspitasari, Neylanur, Salma Syahida, Khosi Adam Darmawan

PENDAHULUAN PROGRAM PELATIHAN UJIAN KEMAMPUAN

BAHASA JEPANG (JLPT) LEVEL N1, N2, DAN N3 UNTUK UMUM

Hari Setiawan, Ari Artadi, Madihah Nururrahima, Khairunnisa, Arief Rahman Subagyo, Erdhiend Rizky Dhiyas, Febrian Pratama, Mohammad Ibnu Ardana

PELATIHAN BAHASA JEPANG BUKU MARUGOTO A1 DI SMKN

48 JAKARTA TIMUR

Indun Roosiani, Ari Artadi, Dila Rismayanti, Asri Novita Sari

27 - 32

PELATIHAN KETERAMPILAN DAN PENGEMBANGAN

KREATIVITAS DI YAYASAN MUFAKAT AL-BANNA INDONESIA,

CILINCING, JAKARTA UTARA

Ni Luh Suparwati, Herlina Sunarti, Hargo Saptaji, Andi Irma, Riri H.

33 - 39

PENGENALAN BAHASA DAN BUDAYA JEPANG DI KAMPUNG

SEPATAN RT 003 RW 002 DAN SEKITARNYA KOTA BEKASI

Robihim, Hermansyah, Nani Dewi S, Kun M.Permatasari, Juariah

40 - 49

Page 5: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

v

PELATIHAN KETERAMPILAN KRISTIK DENGAN TEMA

BUDAYA JEPANG DI PAMULANG TANGERANG

Yessy Harun, Febi Nurbiduri, Sabarudin Nasir, Widiastuti, Eka Yuniar

50 - 54

PELATIHAN KETERAMPILAN BERBAHASA INGGRIS UNTUK

TUTOR ANAK YATIM KOMUNITAS BOJONG DI UNIVERSITAS

DARMA PERSADA

55 - 61

Yoga Pratama, Fridolini, Agustinus Hariyana

TATA RIAS WAJAH DAN HIJAB SEBAGAI ALTERNATIF

DALAM INDUSTRI JASA

62 - 68

Yulie Neila Chandra, C. Dewi Hartati, Gustini Wijayanti, Hin Goan G.

PELATIHAN PERSIAPAN JLPT N5 (MOJI-GOI-BUMPO)

LANJUTAN UNTUK MAHASISWA NON FAKULTAS SASTRA

PRODI BAHASA DAN KEBUDAYAAN JEPANG DI UNSADA

69 - 79

Zainur Fitri, Metty Suwandany, Tia Martia, Bertha Nursari

PELATIHAN IPTEK DAN PENGENALAN APLIKASI

E.COMMERCE KEPADA GURU MADRASAH AD-DINIYAH

KAMPUNG TIPAR

80 - 87

Eva Novianti, Eka Yuni Astuty, Endang Ayu Susilawati, Nursyamsiyah,

Mira Febriana, Wibby Aldryani, Timor Setiyaningsih, Aji Setiawan, Adam

Arif Budiman, Suzuki Syofyan, M. Darsono, Eri Suherman

Page 6: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

vi

KATA PENGANTAR

Seminar hasil pengabdian pada masyarakat para dosen Unsada semester genap

tahun akademik 2017/2018 dengan tema “MENINGKATKAN KEPEDULIAN DOSEN

DALAM KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT YANG MENDORONG

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA

DAN ALAM SEKITAR” telah dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2019 di Universitas

Darma Persada. Seminar hasil pengabdian masyarakat para dosen tersebut diadakan

diharapkan untuk menghasilkan inovasi-inovasi teori maupun inovasi-inovasi teknologi

tepat guna dan juga menyampaikan hasil pengabdiannya kepada masyarakat luas terutama

masyarakat di sekitar kampus Unsada.

Prosiding ini disusun dengan menghimpun hasi-hasil kegiatan pengabdian yang

dilakukan oleh para dosen yang telah diseminarkan dan telah diperbaiki berdasarkan

masukan-masukan dari reviewer pada seminar tersebut. Tujuan disusunnya proseding

seminar ini adalah untuk mendokumentasikan dan mengkomunikasikan hasil-hasil

kegiatan pengabdian pada masyarakat para dosen yang telah diseminarkan.

Pada prosiding volume IV/No.2/Agustus 2019, semester genap tahun akademik

2018/2019 berisi 11 makalah, yang terdiri dari; 10 kegiatan bidang Humaniora, dan 1

kegiatan bidang Teknik.

Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen, penyaji

dan para penulis makalah, penyunting serta panitia yang telah bekerja sama, sehingga

prosiding ini dapat diterbitkan. Selanjutnya harapan kami semoga prosiding ini dapat

bermanfaat bagi para pihak yang berkepentingan.

Jakarta, Agustus 2019

Lembaga Penelitian, Pemberdayaan

Masyarakat dan Kemitraan

Kepala

Page 7: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

1

PELATIHAN BAHASA INGGRIS TINGKAT DASAR

UNTUK ANAK USIA 6-12 TAHUN DI TPA DARUL FALAH ANNAFSIYAH

DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR (LANJUTAN)

Alia Afiyati, Albertine Minderop, Nurul Fitriani, Karina Adinda

Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra

alia,[email protected]

Abstrak

Sebagai salah satu tridarma perguruan tinggi, pengabdian pada masyarakat wajib

dilakukan oleh setiap dosen. Sebagai dosen di Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa dan Sastra

Inggris, salah satu kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat diberikan kepada

masyarakat adalah pemberian pelatihan kegiatan berbahasa Inggris tingkat dasar, dalam

konteks ini, pengabdian akan diberikan kepada Anak Usia 6-12 Tahun Di TPA Darul

Falah Annafsiyah Duren Sawit Jakarta Timur”

Adapun alasan di balik pemilihan sekolah sebagai media untuk melakukan kegiatan

pemberdayaan ini adalah karena di TPA tersebut belum ada pelajaran bahasa Inggris,dan

diharapkan dengan adanya pelajaran bahasa Inggris tersebut dapat memperkaya

pengetahuan anak-anak usia dini di lingkungan TPA tersebut. Meskipun tentu saja para

siswa telah mendapatkan pembelajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum belajar mereka,

kegiatan pemberdayaan ini dilakukan untuk membantu siswa mendapatkan akses

pembelajaran lebih di luar jam sekolah. Materi ajar yang diberikan melalui kegiatan ini

bersinergi dengan materi pelajaran di kelas, namun dengan bentuk penyajian yang

berbeda. Kegiatan pemberdayaan ini juga menjadi wadah bagi para siswa untuk

berkonsultasi dengan tim pengajar mengenai tugas sekolah dan atau mengenai hal-hal

mengenai Bahasa Inggris yang ingin mereka ketahui lebih mendalam lagi. Adapun

pengajaran yang dilakukan oleh para mahasiswa UNSADA adalah sebagai wujud

pelatihan di Universitas Darma Persada di mana mereka akan memberikan pengajaran

dan pelatihan kemampuan bahasa Inggris secara umum.

Kata kunci: Bahasa Inggris, abdimas, pendidikan anak usia dini, pelatihan,,TPA Darul

Falah Annafsiyah,UNSADA.

A. PENDAHULUAN

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang menghubungkan orang-orang

di seluruh dunia, terutama di dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Mampu

berbahasa Inggris adalah syarat mutlak yang harus dimiliki setiap orang dalam

berkomunikasi dan memudahkan mereka untuk mengembangkan wawasannya. Di

sekolah-sekolah di Indonesia, pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran

yang wajib diikuti oleh para pelajar, namun demikian, hal itu seringkali tidak

mencukupi kecakapan para siswa dalam mengembangkan kemampuannya

berkomunikasi karena keterbatasan waktu dan hal-hal lainnya. Salah satu yang

memungkinkan mereka untuk lebih intensif dalam kemampuan berkomunikasi adalah

dengan memberikan banyak pelatihan berbahsa Inggris.

Page 8: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

2

Sebagai salah satu tridarma perguruan tinggi, pengabdian pada masyarakat

wajib dilakukan oleh setiap dosen. Sebagai dosen di Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa

dan Sastra Inggris, salah satu kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat diberikan

kepada masyarakat adalah pemberian pelatihan kegiatan berbahasa Inggris tingkat

dasar, dalam konteks ini, pengabdian akan diberikan kepada Anak Usia 6-12 Tahun

Di TPA Darul Falah Annafsiyah Duren Sawit Jakarta Timur”

Adapun alasan di balik pemilihan sekolah sebagai media untuk melakukan kegiatan

pemberdayaan ini adalah karena di TPA tersebut belum ada pelajaran bahasa

Inggris,dan diharapkan dengan adanya pelajaran bahasa Inggris tersebut dapat

memperkaya pengetahuan anak-anak usia dini di lingkungan TPA tersebut. Meskipun

tentu saja para siswa telah mendapatkan pembelajaran Bahasa Inggris dalam

kurikulum belajar mereka, kegiatan pemberdayaan ini dilakukan untuk membantu

siswa mendapatkan akses pembelajaran lebih di luar jam sekolah. Materi ajar yang

diberikan melalui kegiatan ini bersinergi dengan materi pelajaran di kelas, namun

dengan bentuk penyajian yang berbeda. Kegiatan pemberdayaan ini juga menjadi

wadah bagi para siswa untuk berkonsultasi dengan tim pengajar mengenai tugas

sekolah dan atau mengenai hal-hal mengenai Bahasa Inggris yang ingin mereka

ketahui lebih mendalam lagi.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini merupakan kegiatan yang akan

melibatkan mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, yang memiliki dasar kemampuan

Bahasa Inggris diatas rata-rata, kemampuan dasar mengajar Bahasa Inggris yang baik

serta pengalaman mengajar di luar kampus. Adapun para peserta yang akan mengikuti

pelatihan tersebut adalah para anak-anak usia 6-12 tahun. Kegiatan ini akan

berlangsung selama lima bulan yang terdiri atas 12 kali tatap muka di TPA Darul

Falah Annafsiyah Duren Sawit Jakarta Timur.

B. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran dalam program pemberdayaan ini adalah masyarakat umum, dalam

hal ini adalah anak-anak usia 6-12 tahun di TPA Darul Falah Annafsiyah Duren Sawit

Jakarta Timur. Alasan pemilihan lokasi di TPA tersebut yang dekat dengan lokasi

kampus Universitas Darma Persada adalah sebagai cara mempermudah koordinasi

antara dosen, tenaga pengajar (mahasiswa) dan para peserta.

C. METODE PENERAPAN

Seperti kita ketahui bersama bahwa ada banyak cara untuk belajar bahasa Inggris

antara lain melalui pendidikan formal, belajar di luar negeri, media, dan internet.

Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran yang dimulai dari tingkat dasar, bahkan

sebagian sekolah mengajarkan mata pelajaran bahasa Inggris mulai tingkat taman

kanak-kanak. Oleh karena itu perlu adanya suatu metodologi pembelajaran yang

sesuai dengan tuntutan zaman, dan dalam hal ini metode yang digunakan adalah

metode pengajaran secara communicative approach atau communicative language

teaching yang mulai dikenal pada tahun 1970.

Page 9: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

3

Metode ini berisi tentang tujuan mengajar bahasa, mengetahui bagaimana siswa

belajar bahasa, mengetahui kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas, serta mengetahui

peranan guru dan siswa di dalam kelas. Communicative approach adalah

menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan penuh arti, mengetahui bagaimana

menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan dan fungsi, mengetahui bagaimana

menggunakan bahasa formal dan informal, mengetahui jenis-jenis teks yang

digunakan, mampu berkomunikasi meskipun siswa hanya memilki pengetahuan yang

tebatas.

D. RANCANGAN

Pemberian pelatihan diberikan oleh dosen dengan melibatkan mahasiswa Program

Studi Bahasa dan Sastra Inggris S-1. Untuk memperlancar kegiatan ini maka dibentuk

dua tim yang terdiri dari tim dosen dan tim dari mahasiswa Jurusan Sastra Inggris.

Tim dosen mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan materi/modul

pembelajaran dan kelengkapannya, sementara Tim Mahasiswa mempersiapkan

kegiatan di lokasi pemberdayaan sekaligus menjadi tenaga pengajar bagi mereka yang

belajar.

Pelatihan dilakukan setiap hari Senin setiap minggunya. dari pukul 16:00-18:00.

Peserta adalah anak-anak usia 6-12 thn yang berjumlah 40 orang, terbagi atas 2

kelompok, masing-masing kelompok dibimbing oleh tiga orang pengajar. Kegiatan

berlangsung sebanyak 12 kali di bawah pengawasan dan bimbingan tim dosen.

E. TUJUAN DAN MANFAAT

Kegiatan ini dikhususkan kepada anak-anak usia 6-12 tahun di TPA Darul Falah

Annafsiyah Duren Sawit Jakarta Timur, dan berharap agar mereka mendapatkan

manfaatnya dan setidaknya memiliki kemampuan berbahasa Inggris dasar untuk

tingkat anak usia 6-12 thn, dan mahasiswa pun mendapatkan manfaat dari program

ini. Di sisi lain, pelatihan ini sebagai ajang promosi bagi Universitas Darma Persada

dan mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk melatih kemampuan mengajar

mereka.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Sasaran dan Lokasi

Khalayak sasaran dalam program pemberdayaan ini adalah masyarakat umum, dalam

hal ini adalah anak-anak usia 6-12 tahun di TPA Darul Falah Annafsiyah Duren Sawit

Jakarta Timur, Pemberian pelatihan diberikan oleh dosen dengan melibatkan

mahasiswa Program Studi S1 Jurusan Sastra Inggris. Pelatihan dilaksanakan di TPA

Darul Falah Annafsiyah Duren Sawit Jakarta Timur . Alasan pemilihan lokasi tersebut

dilakukan sebagai cara untuk mempermudah koordinasi antara dosen, tenaga pengajar

(mahasiswa) dan para peserta. Untuk memperlancar kegiatan ini maka dibentuk dua

Page 10: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

4

Tim yang terdiri dari Tim dosen dan Tim dari mahasiswa S1. Tim dosen

mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan materi/modul pembelajaran

dan kelengkapannya, sementara Tim Mahasiswa mempersiapkan kegiatan di lokasi

pemberdayaan sekaligus menjadi tenaga pengajar bagi mereka yang belajar. Pelatihan

dilakukan setiap hari Kamis setiap minggunya. Peserta dibagi ke dalam dua kelas. dan

masing-masing kelas akan diajar oleh tiga orang tenaga pengajar. Kegiatan

berlangsung sebanyak 12 kali dibawah pengawasan dan bimbingan dosen.

Jadwal dan Macam Kegiatan

Jadwal Kegiatan

JADWAL PELAKSANAAN

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan adalah sebagai berikut:

NO KEGIATAN MARET

2019

APRIL

2019

MEI

2019

JUNI

2019

JULI

2019

1. Persiapan Kegiatan

2. Pelaksanaan

Kegiatan

3. Penyusunan Laporan

4. Penyebarluasan

NO

KEGIATAN

BULAN

Maret

19

April

19

Mei

19

Juni

19

Juli

19

1 PERSIAPAN

2 PELATIHAN

3 LAP KEMAJUAN

4 LAP AKHIR

Page 11: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

5

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT 2018/2019

No. Hari/Tanggal Materi Kegiatan di Kelas

1 Senin/04-03-19 Introduction 1. Perkenalan para siswa dan

pengajar

2. Memberikan pengarahn materi

apa yang akan dibahas

2 Senin/11-03-19 Vocabulary (class) 1. Menjelaskan materi tentang

benda-benda di kelas

2. Membuat latihan tentang

materi tersebut

3 Senin/18-03-19 Vocabulary (house) 1. Menjelaskan materi tentang

benda-benda di rumah

2. Membuat latihan tentang

materi tersebut

4 Senin/25-03-19 Family Tree 1. Menjelaskan materi tentang

vocabulary family

2. Menjelaskan apa itu family

3. Membuat latihan tentang

materi tersebut

5 Senin/01-04-19 Vocabulary

(Occupation)

1. Menjelaskan materi tentang

vocabulary occupation

2. Membuat latihan tentang

materi tersebut

6 Senin/8-04-19 Vocabulary (Hobbies) 1. Menjelaskan materi tentang

vocabulary hobbies

2. Menuliskan/ menggambar hobi

mereka

7 Senin/15-04-19 Vocabulary (future

goals)

1. Menjelaskan materi tentang

vocabulary hobbies

2. Menuliskan/ menggambar cita-

cita mereka

3. Menceritakan kembali apa cita-

cita mereka

8 Senin/22-04-19 5W1H 1. Menjelaskan materi tentang

5W1H

2. Menjelaskan fungsi dari

5W1H

3. Membuat latihan tentang

materi tersebut

9 Senin/29-04-19 Exercises 1. Mengerjakan soal-soal

2. Membahas soal-soal bersama

Page 12: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

6

TM Hari/Tanggal Materi Kegiatan di Kelas

10 Senin/20-05-19 Daily Activities

1. Menjelaskan materi tentang daily activities.

2. Membuat latihan tentang materi tersebut.

11 Senin/24-06-19 Vocabulary (At

House)

1. Menjelaskan materi tentang vocabulary at

house.

2. Menerangkan fungsi dari materi.

3. Membuat latihan tentang materi yang

dibahas

12

Senin/22-07-19

Vocabulary (At

School)

1. Menjelaskan materi tentang vocabulary at

school

2. Menerangkan fungsi dari materi.

Membuat latihan tentang materi tersebut.

D. HASIL KEGIATAN

Evaluasi Hasil

a. Peran LP2MK dalam mendorong dan membantu terlaksananya kegiatan

pemberdayaan masyarakat ini sangat besar bagi pengajar (dosen) selama

melaksanakan kegiatan tersebut, sebagai salah satu Tridarma Perguruan Tinggi.

Berbagai kemudahan dan bantuan dana dari UNSADA melalui LP2MK sangat

menunjang kegiatan Abdimas ini.

b. Kerjasama yang baik telah terjalin antara dosen dan mahasiswa dalam pembuatan

modul dan pelaksanaan kegiatan Abdimas. Para peserta Abdimas merupakan

anak-anak usia 6-12 tahun di TPA Darul Falah Annafsiyah Duren Sawit Jakarta

Timur

c. Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk turut serta mengambil

bagian dalam pelatihan dan pengajaran, memotivasi mereka untuk lebih

meningkatkan kemampuan mereka berinteraksi dan berkomunikasi di depan

Page 13: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

7

masyarakat umum, sehingga mereka dapat lebih percaya diri dalam

mengaplikasikan bahasa Inggris yang telah mereka pelajari di perkuliahan.

d. Kegiatan Abdimas yang dilaksanakan di TPA Darul Falah Annafsiyah Duren

Sawit Jakarta Timur membuat pelaksanaan pelatihan dan pengajaran dapat

berjalan dengan lancar di bawah pengawasan dosen pendamping.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Adanya kegiatan pemberdayaan ini sangat bermanfaat baik bagi para dosen,

mahasiswa dan peserta. Para dosen dapat merealisasikan salah satu Tridarma

Perguruan Tinggi, dan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar mengajar di

waktu luang serta menambah pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan

lingkungan, dan bagi para peserta, mereka mendapatkan pengetahuan lebih mengenai

bahasa Inggris, khususnya mengenai tata bahasa (gramatikal) dalam bahasa Inggris

baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, pemberdayaan ini dapat menjadi salah

satu cara memperkenalkan lingkungan universitas Darma Persada sebagai salah satu

sarana promosi.

2. Saran

Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebaiknya dapat dilaksanakan

dalam waktu yang lebih lama lagi, mengingat waktu selama 5 bulan belum maksimal

dalam menerapkan pengabdian masyarakat tersebut.

Page 14: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

8

PELATIHAN USAHA BOGA BAGI SANTRIWATI DI PESANTREN YATIM DAN

DHUAFA NURUL ULUM CIKARANG

Erni Puspitasari, Neylanur, Salma Syahida, Khosi Adam Darmawan

Abstrak

Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan ketrampilan membuat

kudapan yang dapat dijadikan usaha boga kepada para santriwati di pondok pesantren yatim dan

dhuafa Nurul Ulum Cikarang. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi. Setelah melalui

beberapa kali pelatihan, diperoleh hasil ternyata mereaka sangat antusias dan berbakat dalam

membuat berbagai kudapan. Makanan yang dibuat adalah cwie mie, es kpyor sintetis, fried chicken,

takoyaki, dan brownies aneka rasa . Makanaan yang dihasilkan enak dan sangat layak jual. Teknik

memasak yang diberikan dengan cepat dapat dipahami untuk kemudian dipraktekan. Semoga kegiatan

ini dapat terus berlanjut sehingga akan lebiih banyak lagi menu makanan yang dapat dipelajari

Kata kunci : Pelatihan, usaha boga, santriwati, pesantren

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Terdapat lebih dari 4000 industri di kawasan Cikarang, mulai dari industri

menengah dengan jumlah karyawan di bawah 500 orang hingga industri besar dengan

jumlah karyawan belasan ribu orang. Belum lagi ekspatriat yang diperkirakan

jumlahnya ribuan orang.Sebagai wilayah yang padat dengan industri, bisnis rumah

kos dan bisnis kuliner merupakan sesuatu yang menjanjikan. Para buruh pabrik

biasanya menyewa rumah kos untuk tempat tinggal, sedangkan untuk pemenuhan

kebutuhan makan, mereka biasanya membeli, hal ini tentu saja membuka peluang

untuk membuka bisnis kuliner. Para pekerja paabrik memiliki daya beli yang baik,

sehingga prospek bisnis kuliner sangaat bagus, ditambah lagi bahwa kebutuhan

makanan harus dipenuhi setiap hari.

Usaha boga atau bisnis kuliner adalah bisnis yang dapat dimulai dengan modal

yang tidak besar, tetapi perputaran uangnya cenderung cepat. Hal ini tentu saja cocok

dilakukan oleh para pemula yang belum memiliki modal besar. Usaha ini sangat

cocok dilakukan para santriwati di pondok pesantren yatim dan dhuafa, yang memiliki

keterbatasan finansial.

Page 15: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

9

Para santriwati ini pada umumnya yatim dan berasal dari keluarga dhuafa. a

mereka biasanya tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan

keterbatasan pendidikan , maka akan sulit bersaing untuk mendapatkan pekerjaan

yang baik dengan imbalan yang memadai .Untuk itu perlu dilakukan pembekalan

ketrampilan, agar ketika mereka keluar dari pesantren, mereka memiliki ketrampilan

yang dapat menopang kehidupan mereka kelak. Agar mereka memiliki jiwa mandiri,

dan memiliki usaha yang kelak dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Dengan berbagai pertimbangan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kami

memutuskan untuk melakukan pelatihan usaha boga bagi santriwati yatim dhuafa,

dengan harapan agar dapat melakukan kegiatan usaha kuliner selama di pondok

pesantren, dan setelah keluar dari pesantren dengan tujuan menopang ekonomi

keluarga, serta menumbuhkan jiwa wira usaha di kalangan para santri

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pondok Pesantren

Pengertian pondok pesantren secara terminologi dapat diuraikan menjadi dua

kata yakni pondok yang berasal dari kata “funduk” dalam bahasa Arab yang

bermakana hotel atau asrama, sedangkan pesantrean sesuatu yang mendapakan konfik

pe-an memiliki makna tempat tinggal para santri. (Dhofier, 1994, dalam Muttaqien

nd)

2.2. Santri

Istilah Santri nenurut Gertz diduga berasal dari bahasa Sanksekerta yakni

“Shastri” yang bermkna ilmuwan Hindu yang pandai menulis. Yang kemudian dalam

pemakaian bahasa modern memiliki arti yang sempit dan luas, secara sempit kata

santri bermakna pelajar atau siswa yang bersekolah di pondok pesantren, sedangkan

yang bermakna luas adalah orang Jawa yang menganut Islam dengan sungguh

sungguh, sholat, puasa, dan pergi ke masjid pada hari Jumat ( Gertz1982 dalam

Muttaqien nd)

Dalam pengertian yang lebih umum dapat disimpulan bahwa pesantren adalah

tempat tinggal para santri yang belajar tentang Islam, sedangkan santri adalah orang

orang yang belajar tentang Islam baik secara praktik maupun teori.

Page 16: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

10

2.3. Usaha Boga

Usaha Boga adalah kegiatan di bidang makanan dalam jumlah yang lebih

besar dari pada penyelenggaraan makanan untuk keluarga atau minimal 25 orang

yang dilakukan secara komersial (Setyawati, nd)

3. Rumusan Masalah

Mengolah makanan memiliki tingkat kesulitan yang beragam, yakni dimulai dari

teknik pemilihan bahan yang tepat, teknik pengolahan, dan teknik penyajian, selain itu

memasak atau mengolah makanan yang akan dijadikan sebagai usaha, harus memiliki

tampilan, cita rasa yang enak, dan harga yang sesuai. Sehingga orang yang akan

terjun dalam bidang usaha boga harus menguasai hal tersebut. Dengan demikian maka

pelatihan juga akan memuat materi mengenai teknik pemilihan bahan yang tepat,

teknik pengolahan, teknik penyajian, dan estimasi biaya, agar keuntungan yang

diperoleh dapat memadai.

Cikarang adalah kota industri yang besar, dan masih akan terus berkembang, sehingga

penduduknya masih akan terus bertambah, karena kebutuhan akan tenaga kerja yang

masih cukup tinggi. Pada umumnya para pekerja menyewa rumah kos dan mereka

tidak memiliki waktu yang cukup untuk memasak atau membuat makanan sendiri,

sehingga peluang dalam usaha boga masih terbuka lebar, dan pada umumnya para

pekerja ini memiliki daya beli yang baik

4. Tujuan Pengabdian Masyarakat

1) Melalui pelatihan ini peserta dapat memiliki ketrampilan dalam memilih bahan

makanan yang tepat, dapat menguasai teknik pembuatan atau pengolahan

makanan yang tepat, sesuai dengan jenis makanan yang akan dibuat, teknik

penyajian makanan yang baik dan indah

2) Para peserta memiliki ketrampilan estimasi biaya untuk menentukan harga jual.

5. Metode Penerapan

Dalam tahap persiapan, penyusun melakukan perencanaan, dan desain pelatihan. Di

dalamnya terdapat, proses pengumpulan berbagai sumber yang akan menjadi acuan

Page 17: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

11

dalam penyusunan modul ini, sebagai contoh fried chicken, es kopyor, cwie mie, dan

takoyaki

Dalam pelaksanaan, Penyusun menginventarisir dan menjelaskan fungsi dari

berbagai alat dan bahan baku yang akan digunakan.Proses selanjutkanya adalah melakukan

tahapan tahapan pembuatan makanan tersebut mulai dari penggunaan bahan, pengolahan

hingga penyajian.

Sebagai tahap akhir dari proses pelaksanaan adalah menjelaskan tahapan-tahapan

penyajian pada wadah. Setelah proses selesai, juga disusun cara mengestimasi harga jual dan

cara mengemas produk atau makanan yang dibuat agar menarik dan layak jual.

6. Hasil Pengabdian Masyarakat

Setelah kegiatan ini dilaksanakan, para peserta pelatihan dapat membuat 5 jenis

makanan dalam bentuk yang berbeda, setelah menguasai teknik pemilihan bahan, teknik

pengolahan makanan, dan teknik penyajian

Untuk pelatihan pembuatan fried chicken ada peserta yang akan berjualan dengan

bantuan gerobak dari baznas cikarang. Untuk pelatihan pembuatanes kopyor sudah

dipraktekan dalam menyajikan dalam buka puasa bersama. Untuk cwie mie ada beberapa

yang mencoba membuatnya dengan bahan yang lebih murah, guna menekan harga jual agar

dapat kompettitif dengan harga jual mie ayam, sedangkan untuk takoyaki masih menjajal

pasar untuk makanan ini, karena belum begitu memasyarakat untuk kalangan tertentu.

7. Simpulan dan Saran

Setelah melakukan pelatihan, ternyata banyak peserta yang memiliki bakat dalam

memasak. Para peserta sangat antusias terhadap pelatihan ini, dan mereka ingin berinovasi

dengan membuat makanan yang lain dengan resep dasar yang diperoleh dari pelatihan,

misalkan cwie mie dengan menggunakan bahan toping daging sintetis, takoyaki dengan isian

bakso dan sosis. Fried Chicken dengan balutan tepung yang lebih pedas Pelatihan ini juga

menjadi wadah untuk menyalurkan hobby masak para santri.

Setelah pelatihan ini, para peserta merasa bangga, karena mampu membuat makanan

yang biasa dibeli, sekarang mampu membuat sendiri. Saya berharap pelatihan ini dapat terus

berlanjut, dengan menyajikan jenis makanan yang tahan lama seperti kue kering dan berbagai

jenis kue dan roti

8. DAFTAR PUSTAKA

Page 18: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

12

1. Ambarini, 2016, Pastry Ekonomis, Jakarta : Gramedia

2. Rumah, Nyonya, 2015, Kue Kering Klasik. Jakarta : Gramedia

3. Sigar, Edi, Ermawati, 2012, Sate, Gulai, dan Soto, Jakarta : Delapatrasa

4. SY, Sufi, 2015, Kreasi Kue Kering, Jakarta : Gramedia

5. Seri UKM (tabloid Vol 18 Sept. 2016 ) Olahan Ayam Untung Jutaan , Surabaya :

Pertiwi Mediasindo

6. Sarapan Menu Nusantara ( Saji Tabloid edisi 366 September – Oktober 2016) Jakarta

: Gramedia

7. Publikasi elektronik

8. Ini Dia Kawasan Industri Terbesar di Asia http://mediatataruang.com/kawasan-industri-

terbesar-asia-tenggara/

9. Gandeng Asing Menjaring Ekspatriat 10. http://www.kemenperin.go.id/artikel/5972/Gandeng-Asing-Menjaring-Ekspatriat

11. Penyerapan Tenaga http://www.beritasatu.com/megapolitan/261254-kabupaten-bekasi-serap-

39810-tenaga-kerja.html

12. Muttaqien, Dadan, nd, Sistem Pendidikan Pondok Pesantren (Sebuah Alternatif Mengatasi

Kegagalan Sistem Pendidikan Barat) diakses dari

https://media.neliti.com/media/publications/60657-ID-sistem-pendidikan-pondok-

pesantren-sebua.pdf

13. Lampiran

Page 19: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

13

PENDAHULUAN PROGRAM PELATIHAN UJIAN KEMAMPUAN BAHASA

JEPANG (JLPT) LEVEL N1, N2, DAN N3 UNTUK UMUM

Hari Setiawan, Ari Artadi, Madihah Nururrahima, Khairunnisa, Arief Rahman Subagyo, Erdhiend Rizky Dhiyas, Febrian Pratama, Mohammad Ibnu Ardana

Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang

I. PENDAHULUAN

Kegiatan ini merupakan kegiatan pelatihan bahasa Jepang sebagai persiapan

untuk menempuh ujian kemampuan bahasa Jepang yang akan diadakan di tanggal 7 Juli

2019. Kegiatan ini ditujukan untuk para praktisi yang berkecimpung dalam dunia bahasa

Jepang, baik di dunia pendidikan maupun industri. Dari beberapa penelitian yang menjadi

referensi tulisan ini, kami menyadari bahwa para praktisi bahasa Jepang mengalami

kesulitan dalam mengembangkan kemampuan bahasa Jepang mereka (Hari Setiawan, 2018).

Melihat kondisi tersebut, kami bermaksud menyediakan wadah kepada para praktisi

agar mereka dapat mengembangkan kemampuan bahasa Jepang dan diharapkan dapat

memberikan kontribusi ke dalam perkembangan hubungan antara Indonesia dan Jepang

setelah kemampuan bahasa Jepang mereka meningkat.

II. LATAR BELAKANG

Pendidikan bahasa Jepang di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat

sejak bertambahnya perusahaan Jepang yang masuk ke Indonesia di awal tahun

1970-an. Perkembangan ini tidak berhenti hingga sekarang dan menempatkan Indonesia di

urutan ke-2 di dunia sebagai negara dengan jumlah pembelajar bahasa Jepang tertinggi.

Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1. Hasil survey perkembangan pendidikan bahasa Jepang di dunia oleh Japan Foundation

Tabel di atas merupakan hasil survey yang dilakukan oleh Japan Foundation terhadap instansi

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan bahasa Jepang di seluruh dunia. Dari tabel di

atas kita bisa melihat Indonesia ada di urutan ke-2 sebagai negara dengan populasi

pembelajar bahasa Jepang terbanyak di dunia.

Page 20: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

14

Pertumbuhan populasi ini terus berkembang mengimbangi pertumbuhan populasi

perusahaan Jepang yang masuk ke Indonesia. Perusahaan Jepang masuk ke Indonesia karena

melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat berpotensi. Wilayah Indonesia yang sangat luas

dan jumlah penduduk dalam usia produktif yang sangat banyak merupakan daya tarik

tersendiri untuk pelaku bisnis. Hal itu memunculkan kebutuhan sumber daya manusia yang

dapat berbahasa Jepang yang bertugas menjembatani kegiatan ekonomi 2 negara ini.

Jika kita melihat rasio jumlah pembelajar dengan pengajar bahasa Jepang di Indonesia,

kita bisa menilai bahwa kondisi tersebut bukan merupakan kondisi yang proporsional. Rasio

rasio jumlah pembelajar dengan pengajar bahasa Jepang di Indonesia adalah 1:164 orang.

Dari kondisi tersebut, kita bisa memprediksi bahwa lingkungan pendidikan bahasa Jepang di

Indonesia belum dapat membuahkan hasil yang maksimal. Kondisi ini juga diperburuk

dengan minimnya kemampuan bahasa Jepang rata-rata dari pengajar di Indonesia. Hal ini

disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh The Japan Foundation (Evi Lusiana, 2013).

Para pengajar bahasa Jepang di Indonesia berada di posisi yang sulit dalam mengembangkan

kemampuan mereka (Hari Setiawan, 2018).

Dari latar belakang tersebut, penulis merasakan kebutuhan pengadaan wadah atau sistem

yang bisa memberikan kesempatan kepada para praktisi bahasa Jepang di berbagai bidang

untuk mengembangkan kemampuan bahasa Jepangnya.

III. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

Tujuan kegiatan ini secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu tujuan umum dan khusus.

a. Tujuan umum

Menyediakan wadah kepada para praktisi pendidikan bahasa Jepang (guru,

karyawan perusahan Jepang, dsb) untuk mengembangkan kemampuan bahasa

Jepangnya

Memberikan pengetahuan mengenai proses pemerolehan bahasa

Menyediakan wadah bagi para dosen sastra Jepang untuk mengabdikan dirinya

kepada masyarakat

b. Tujuan khusus

Mengenalkan proses pemerolehan bahasa dan startegi-strategi belajar

Memberikan materi bahasa Jepang terkait ujian kemampuan bahasa Jepang

(JLPT) level N1, N2, dan N3

Manfaat dari kegiatan ini adalah:

Page 21: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

15

a. Meningkatkan kemampuan bahasa Jepang para praktisi bahasa Jepang

b. Memberikan motivasi kepada para praktisi bahasa Jepang untuk mengikuti ujian

kemampuan bahasa Jepang (JLPT) levelN1, N2, dan N3

c. Kegiatan ini juga diharapkan bisa mensosialisasikan Universitas Darma Persada

khususnya jurusan sastra Jepang kepada khalayak umum

d. Dengan kegiatan ini, para dosen memiliki kesempatan untuk mengabdikan dirinya

kepada masyarakat

e. Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi tempat untuk mengembangkan

kemampuan diri baik dari sisi linguistik maupun pedagogik bagi para dosen

f. Memberikan kesempatan bagi para dosen untuk melakukan penelitian yang berkaitan

dengan pembelajar bahasa Jepang tingkat menengah

IV. PERUMUSAN MASALAH

Untuk menopang kebutuhan dunia industri Jepang, institusi pendidikan bahasa Jepang di

Indonesia dituntut untuk menghasilkan SDM dengan tingkat kemahiran bahasa Jepang yang

tinggi, namun hal ini tidak bisa berjalan dengan baik karena dunia pendidikan bahasa Jepang

di Indonesia dinilai memiliki masalah yang sangat mendasar, yaitu terbatasnya jumlah

praktisi pendidikan bahasa Jepang yang memiliki kemampuan bahasa Jepang tinggi. SDM

yang memiliki kemampuan bahasa Jepang yang tinggi pada dasarnya benyak mengalir ke

dunia industri Jepang, karena dunia tersebut menjanjikan tingkat penghargaan yang lebih

tinggi dibanding dengan dunia pendidikan. SDM yang berkecimpung di dunia pendidikan

bahasa Jepang rata-rata melalui proses yang sama, yaitu lulus dari jurusan Sastra Jepang lalu

mengajar bahasa Jepang berdasarkan pengetahuan yang mereka dapat waktu belajar di

institusi pendidikan. Walaupun banyak diadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan mengajar, hasilnya masih belum bisa dirasakan. Para praktisi pendidikan bahasa

Jepang bukan berarti tidak mau meningkatkan kemampuan bahasa Jepangnya, namun ada

kondisi tertentu yang membatasi ruang gerak mereka. Sebagai contoh adalah program

beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang S2 di institusi pendidikan di Jepang yang diadakan

oleh pemerintah Jepang melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta. Program ini merupakan

program yang sangat diminati oleh praktisi pendidkan bahasa Jepang di Indonesia karena

bukan hanya bisa belajar di lingkungan yang baik, namun semua biaya pendidikan termasuk

biaya hidup ditanggung oleh pemerintah Jepang, namun yang menjadi kendala adalah untuk

bisa mengikuti program tersebut, calon peserta harus memiliki tingkat kemampuan bahasa

Jepang yang tinggi. Selain itu, sebagian besar dari praktisi pendidikan bahasa Jepang di

Page 22: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

16

Indonesia juga tidak memiliki keahlian khusus dalam hal pendidikan. Oleh karena itu,

penggunaan materi ajar, pemanfaatan lingkungan pendidikan di sekitarnya menjadi kurang

maksimal.

Minimnya infrastruktur atau lingkungan belajar bahasa Jepang ini juga dirasakan oleh

para pekerja di industri Jepang. Walaupun mereka memiliki lingkungan terkait bahasa Jepang

yang relatif lebih baik, dalam arti mereka banyak berkaitan dengan bahasa Jepang secara

langsung dari penutur asli di lingkungan kerja, mereka juga masih memiliki keterbatasan

dalam mengembangkan kemampuan bahasa Jepangnya.

Para praktisi ini adalah jembatan yang menghubungkan antara Indonesia dan Jepang,

jika mereka memiliki lingkungan yang lebih baik untuk mengembangkan kemampuan bahasa

Jepangnya, hal ini pasti akan berpengaruh baik kepada hubungan kedua negara.

V. PERSONALIA

a) Ketua:

1. Nama lengkap dan gelar : Hari Setiawan, M.A.

2. Pangkat dan jabatan : IIIC/Asisten Ahli

3. Bidang keahlian : Linguistik Terapan

4. Tempat kegiatan/alamat : Universitas Darma Persada

5. Waktu yang disediakan untuk

kegiatan ini

: 4 jam/minggu

b) Wakil Ketua:

1. Nama lengkap dan gelar : Ari Artadi, Ph.D.

2. Pangkat dan jabatan : IVA/Lektor

3. Bidang keahlian : Linguistik Terapan

4. Tempat kegiatan/alamat : Universitas Darma Persada

5. Waktu yang disediakan untuk

kegiatan ini

: 2 jam/minggu

Kegiatan ini dibantu oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Unsada yang memiliki

kualifikasi bahasa Jepang level N2 sebagai instruktur dan mahasiswa dengan kualifikasi N3

sebagai asisten (CV masing-masing mahasiswa terlampir). Mahasiswa tersebut adalah:

a) Nama : Madihah Nururrahima (Instruktur)

NIM : 2018410109

b) Nama : Khairunnisa (Instruktur)

NIM : 2017410119

c) Nama : Arief Rahman Subagyo (Instruktur)

NIM : 2017110194

d) Nama : Erdhiend Rizky Dhiyas (Asisten)

NIM : 2016110084

e) Nama : Febrian Pratama (Instruktur)

NIM : 2015110191

Page 23: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

17

f) Nama : Mohammad Ibnu Ardana (Instruktur)

NIM : 2014110169

VI. PELAKSANAAN KEGIATAN

6.1 REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

Untuk menyelesaikan permasalah di atas, penulis dibantu oleh 6 orang mahasiswa

mengadakan pelatihan kemampuan bahasa Jepang yang ditujukan untuk praktisi bahasa

Jepang (untuk informasi rinci mengenai peserta pelatihan bisa membaca di bagian

selanjutnya). Kegiatan awal adalah menyusun konsep, materi, dan waktu pelatihan. Konsep

dari pelatihan ini merupakan kelompok belajar dengan 1 instruktur yang bertugas sebagai

pembimbing. Pembimbing bukan hanya bertugas membantu peserta pelatihan dalam usaha

mereka mengerti isi materi, tapi juga bertindak sebagai penasehat yang memberikan berbagai

cara dan metode dalam belajar serta memberikan gambaran hasil dari proses belajar mereka.

Pelatihan yang diadakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan untuk persiapan mengikuti

ujian kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level N1, N2, dan N3. Materi yang diberikan dalam

masing-masing pelatihan ini terbagi menjadi 2, yaitu materi tata bahasa dan materi terkait

kosakata. Masing-masing materi diberikan dengan 2 metode, yaitu penjelasan dan latihan.

Selain itu, seperti yang dijelaskan di atas, instruktur juga melakukan pendekatan dengan para

peserta mengenai cara belajar mereka. Dalam kesempatan itu, para instruktur berbagi

pengetahuan mengenai cara belajar mereka sebagai referensi peserta. Instruktur juga

memberikan referensi pengelolaan informasi yang terkait proses belajar agar hasil belajar

bisa maksimal. Di bawah ini adalah pembagian kelas beserta instrukturnya.

N1 (40 orang)

Dibagi menjadi 2 kelas dengan instruktur, Hari Setiawan dan Arief Rahman Subagyo

N2 (40 orang)

Dibagi menjadi 2 kelas dengan instruktur, Madihah Nururrahima dan Mohammad Ibnu

Ardana

N3 (40 orang)

Dibagi menjadi 2 kelas dengan instruktur, Khairunnisa dan Febrian Pratama

Waktu pelatihan kali ini diatur menjadi 1 kali dalam 1 minggu, yaitu di hari Sabtu,

sementara untuk kelas N1 ada 1 kelas yang diadakan di hari Jumat pukul 16:00 s/d 18:00

WIB. Untuk lebih rinci, deskripsi mengenai ini bisa di bagian selanjutnya.

Page 24: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

18

6.2 KHALAYAK SASARAN

Sasaran kegiatan ini adalah praktisi bahasa Jepang yang berkecimpung di dunia

pendidikan dan industri serta mahasiswa jurusan Sastra Jepang di wilayah Jabodetabek

sebanyak 120 orang. 120 orang peserta tersebut akan dibagi menjadi 6 kategori pelatihan,

yaitu:

N1 (40 orang)

N2 (40 orang)

N3 (40 orang)

Proses perekrutan peserta dilakukan melalui sosia media, yaitu Facebook dan Instagram

selama 10 hari dari tanggal 18 Maret 2018 sampai dengan 28 Maret 2018. Dari kegiatan

tersebut terkumpul 239 pendaftar yang berminat mengikuti program. Dari 239 pendaftar kami

seleksi hingga berjumlah 120 orang.

Adapun komposisi dari 120 orang peserta tersebut adalah 50 orang praktisi pendidikan,

40 orang praktisi industri, dan 30 orang pelajar. Pembagian kuota ini didasarkan pada tingkat

prioritas yang kami tentukan sendiri. Praktisi yang berkecimpung di dunia pendidikan kami

tempatkan di prioritas pertama karena para praktisi ini merupakan tulang punggung utama

dalam proses pengembangan SDM di tingkat dasar. Setelah itu ada praktisi di dunia industri

lalu terakhir adalah pelajar. Urutan skala prioritas yang ditentukan dalam proses seleksi

adalah sebagai berikut:

1. Konsistensi keikutsertaan

Kesediaan peserta untuk ikut serta dalam pelatihan dari awal hingga akhir

2. Profesi

Disesuaikan dengan alokasi peserta yang sudah ditentukan (50 orang praktisi

pendidikan, 40 orang praktisi industri, dan 30 orang pelajar)

3. Waktu pendaftaran

Diutamakan calon peserta yang mendaftar terlebih dahulu

4. Level pelatihan yang akan diikuti pendaftar

Jumlah peserta untuk pelatihan masing-masing level adalah 20 orang, total seluruh

peserta adalah 120 orang.

6.3 METODE PENERAPAN

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 bulan. Dalam jangka waktu tersebut para

peserta akan diberikan materi berupa:

Proses pemerolehan bahasa asing

Page 25: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

19

Startegi belajar bahasa Jepang

Materi pembelajar untuk ujian kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level N1, N2, dan N3

Metode pengajaran yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah SCL atau Student

Centered Learning yang lebih progresif. Progresif dalam hal ini adalah peserta akan

dibimbing bagaimana mengatur proses pembelajaran mereka bukan hanya secara fisik tapi

juga dari sisi mental. Buku acuan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut:

1. 新完全マスター文法 日本語能力試験N1 (Shinkanzen Masuta Bunpo JLPT N1)

2. 新完全マスター文法 日本語能力試験N2 (Shinkanzen Masuta Bunpo JLPT N2)

3. 新完全マスター文法 日本語能力試験N3 (Shinkanzen Masuta Bunpo JLPT N3)

4. 新完全マスター語彙 日本語能力試験N1 (Shinkanzen Masuta Goi JLPT N1)

5. 新完全マスター語彙 日本語能力試験N2 (Shinkanzen Masuta Goi JLPT N2)

6. 新完全マスター語彙 日本語能力試験N3 (Shinkanzen Masuta Goi JLPT N3)

7. 日本語総まとめ N2 語彙 (Nihongo Soumatome N2 Goi)

8. 日本語総まとめ N3 語彙 (Nihongo Soumatome N3 Goi)

9. ドリル&ドリル日本語能力試験N1 文法 (Drill & Drill JLPT N1 Bunpo)

10. ドリル&ドリル日本語能力試験N1 文字・語彙 (Drill & Drill JLPT N1 Moji-Goi)

Pada pelatihan kali ini fokus pada pelatihan tata bahasa dan kosakata bahasa Jepang

yang termasuk ke dalam cakupan materi ujian kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level N1,

N2, dan N3. Hal ini diputuskan oleh instruktur dan peserta di pertemuan pertama setelah

melalui proses diskusi. Dengan melibatkan peserta pada pengambilan keputusan terkait

proses belajar mereka, diharapkan rasa memiliki dan kesadaran peserta pada program ini

meningkat dan memberikan pengaruh positif pada proses pembelajaran.

6.4 LOKASI DAN JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 bulan sejak April sampai dengan Juni 2019.

Kegiatan ini dijadwalkan 1 kali dalam 1 minggu, yaitu pada hari Sabtu, pada pukul 09:00 -

11:15 WIB. Namun, untuk pelaksanaan di kelas N1 berbeda karena menyesuaikan jadwal

instrukturnya, sehingga untuk kelas N1 dilaksanakan pada hari Jumat 16:00 s/d 18:00 WIB dan hari

Sabtu jam 08:00 s/d 10:00 WIB. Tempat untuk kegiatan ini adalah kelas (di lantai 4) di gedung Fakultas

Sastra Universitas Darma Persada, Jl. Taman Malaka Selatan, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

6.5 JENIS KEGIATAN

Seperti yang telah disinggung di bagian sebelumnya, kegiatan ini adalah kegiatan

kelompok belajar sebagai persiapan pesertanya mengikuti ujian kemampuan bahasa Jepang

Page 26: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

20

level N1, N2, dan N3. Proses pelatihan dilaksanakan 1 kali dalam 1 minggu. Untuk hari

pertama dilakukan pelatihan dengan menitikberatkan pada materi terkait tata bahasa dan di

hari selanjutnya pada materi kosakata. Di setiap sesi pelatihan para instruktur selalu

mengalokasikan waktu untuk berlatih dan memperdalam pengertian yang mereka dapatan

di sesi penjelasan.

VII. HASIL KEGIATAN

Di tahap pendaftaran, jumlah pendaftaran untuk program ini mengalami peningkatan

sebanyak 44% dari pelaksanaan semester ganjil 2018/2019. Di pelaksanaan semester ganjil

2018/2019 tercatat ada 133 orang pendaftar dan di pelaksanaan semester genap 2018/2019

jumlah pendaftar mencapai 239 orang. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan ini memang

diminat oleh para praktisi dan pelajar bahasa Jepang. Komposisi 239 orang pendaftar

berdasarkan profesinya bisa dilihat dalam grafik berikut.

Dapat kita lihat, pendaftar didominasi oleh pelajar dengan presentasi 57%. Selebihnya ada

pengajar sebanyak 16% dan karyawan/penguasaha mandiri sebanyak 27%.

Dari kondisi tersebut, didapatkan hasil berupa hanya ada 1 orang yang lulus pada ujian

JLPT N1. Hasil kegiatan ini memang masih jauh dari harapan, hanya saja dari angket yang

penulis ambil di akhir pelaksanaan kegiatan, banyak peserta yang mendapatkan keuntungan

dari kegiatan ini. Di bawah ini adalah hasil anget akhir pelaksanaan kegiatan. Di bawah

adalah hasil angket hasil pelaksanaan di semester ganjil dan genap 2018/2019.

Page 27: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

21

Ganjil 2018/2019 Genap 2018/2019

Jika dilihat dari waktu belajar, para peserta masih bisa dinilai merasa puas dengan kondisi

pelaksanaan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kegiatan yang diatur pada hari Sabtu. Waktu

tersebut dinilai penulis dan semua instruktur yang terlibat merupakan waktu yang paling

sesuai. Adapun bagian peserta yang menyampaikan “kurang puas” dengan waktu belajarnya

adalah mereka kurang puas dengan waktu belajar yang mereka nilai sangat pendek (1 kali

pelaksanaan 2 jam), jadi pada dasarnya bagian 14,7% yang menunjukan kekurangpuasan

peserta merupakan hal yang positif.

Ganjil 2018/2019 Genap 2018/2019

Di pelaksanaan kali ini peserta yang merasa kurang puas terhadap materi belajar bertambah

lebih dari 2 kali lipat, dari 7,7% menjadi 14,7%. Hal ini dipredikasi muncul karena

pertambahan kuantitas peserta dari hanya 40 orang menjadi 120 orang yang mengakibatkan

kurangnya konsentrasi pihak penyelenggara dalam menyusun materi belajar yang baik.

Page 28: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

22

Ganjil 2018/2019 Genap 2018/2019

Begitu juga dengan hasil angket terhadap cara/proses/metode pengajaran yang dilakukan oleh

pihak penyelenggara sama dengan hasil mengenai materi, yaitu mengalami pertambahan di

peserta yang merasa kurang puas. Di pelaksanaan semester ganjil ada sekitar 7,7% peserta

yang merasa kurang puas dengan cara/proses/metode pengajaran yang dilakukan oleh pihak

penyelenggara, lalu di pelaksanaan di semester genap meningkat sampai dengan 20,6%

seperti yang terlihat di diagram di atas. Hal ini juga dipredikasi muncul karena pertambahan

kuantitas peserta dari hanya 40 orang menjadi 120 orang yang mengakibatkan kurangnya

konsentrasi pihak penyelenggara dalam perencanaan kegiatan. Di bawah ini juga ada diagram

rekap hasil angket yang menunjukan kondisi yang sama.

Ganjil 2018/2019 Genap 2018/2019

Ganjil 2018/2019 Genap 2018/2019

Dengan cara seperti ini, apa anda memiliki keyakinan/percaya diri bisa mendekati kelulusan dalam ujian JLPT?

Page 29: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

23

Dari hasil angket menunjukan bahwa kualitas pelaksanaan kegiatan menurun, hanya saja

masih bisa disimpulkan bahwa peserta masih membutuhkan kegiatan ini sebagai wadah untuk

belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian kemampuan bahasa Jepang (JLPT).

VIII. KENDALA

Sebelum menjabarkan kendala yang dihadapi pada pelaksanaan di semester genap

2018/2019, kami akan jabarkan kendala yang kami hadapi di pelaksanaan semester

sebelumnya. Di bawah ini adalah kendala yang kami hadapi di pelaksanaan semester ganjil

2018/2019.

a. Perubahan hari pelatihan dari hari Rabu & Kamis ke Kamis & Jumat menurunkan

konsistensi peserta

b. Kelas yang sulit didapat karena kesibukan perkuliahan di Fakultas Sastra

c. Pengembangan materi belum maksimal

d. Waktu yang terbatas sehingga tidak bisa banyak latihan

Dari kendala di atas, kami memutuskan hal di bawah ini sebagai solusinya.

a. Mengatur hari pelaksanaan menjadi hari Sabtu dan sebagian kecil di hari Jumat

b. Pengaturan kelas yang lebih terencana

c. Dengan mengembangkan cakupan pelatihan dengan menambah level pelatihan (N1) dan

menambah peserta (dari 40 orang menjadi 120 orang), kami menambahkan cakupan

materi belajar

d. Pelaksanaan di semester ganjil diatur selama 90 menit per pertemuan, sementara di

pelaksanaan semester genap diatur selama 2 jam per pertemuan

Dari perubahan di atas kami masih tetap mengalami kendala. Kendala-kendala tersebut

adalah:

Waktu pelatihan dianggap masih minim. Peserta berharap bisa mengikuti pelatihan lebih

lama

Belum ada koordinasi antar instruktur sehinga menimbulkan ketidakseragaman

cara/metode/pendekatan dalam belajar

Sudah ada pengembangan materi hanya saja terhambat karena adanya penambahan

kuantitas peserta

Dana pelaksanaan kegiatan yang minim sehingga sulit mengembangkan kegiatan

Page 30: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

24

Di bawah ini adalah gambaran kendala yang dihadapi oleh peserta pelatihan kali ini.

Para peserta mengalami kendala terbesar yaitu jarak antara tempat tinggal dengan tempat

pelatihan yang cukup jauh. Lalu dari kurang konsistennya metode/pendekatan para instruktur

dalam belajar mengakibatkan munculnya keraguan di kalangan peserta dalam mengikuti

pelatihan ini.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari kegiatan ini kami dapat menyimpulkan bahwa memang para praktisi bahasa Jepang

membutuhkan wadah dan kesempatan untuk belajar bahasa Jepang dan mendapatkan

bimbingan yang proporsional sebagai persiapan mereka dalam mengikuti ujian kemampuan

bahasa Jepang. Hal ini dapat dibuktikan dengan keinginan peserta yang berharap bisa

mengikuti pelatihan yang sama. Diagram di bawah menunjukan harapan para peserta untuk

mengikuti pelatihan yang sama. Walaupun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan

pelatihan ini, tapi dari diagram di bawah, bisa dilihat bahwa kebutuhan akan wadah untuk

belajar dan mempersiapkan diri untuk JLPT ada dan bisa dikatakan sangat tinggi.

Page 31: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

25

Ganjil 2018/2019 Genap 2018/2019

Dengan belajar bersama dalam kegiatan ini, muncul keterikatan antar peserta dan

meningkatkan motivasi mereka dalam mempelajari bahasa Jepang dan mempersiapkan diri

untuk mengikuti ujian kemampuan bahasa Jepang. Walaupun di akhir pelaksanaan kegiatan

tingkat kelulusan peserta dalam ujian kemampuan bahasa Jepang belum tinggi, namun

peserta merasakan manfaat dari kegiatan ini dan berharap dapat kembali berpartisipasi.

Berdasarkan pelaksanaan 1 tahun kegiatan ini, pihak penyelenggara akan merencanakan

hal di bawah ini untuk mewujudkan kegiatan yang lebih baik dan menghasilkan output yang

lebih progresif.

Pelaksanaan pelatihan fokus pada 1 level JLPT saja (misalnya pelatihan khusus untuk N2

saja)

Mengelola pelatihan hanya 1 kelas saja

Menambah jam pelatihan menjadi 3 sesi/jam pelajaran

1 instruktur hanya mengelola 1 bidang ilmu saja

Walaupun pelaksanaan pelatihan kali ini masih banyak kekurangan, tapi animo dari para

praktisi bahasa Jepang di tahap pendaftaran sangat besar dan berharap ke depannya pihak

penyelenggara bisa merencanakan kegiatan dengan rencana solusi di atas.

X. DAFTAR PUSTAKA

Hari Setiawan dan Ari Artadi. (2018). Peranan Pengetahuan Pemerolehan Bahasa dalam

Pengembangan Kompetensi Pengajar Bahasa Jepang, Seminar Nasional Peningkatan

Kemampuan Bahasa Jepang dalam Lingkungan Kerja, UNPAD

Huda, Miftahul. (2016). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan

Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2016). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 32: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

26

Evi

Lusiana、尾崎裕子、秋山佳世(2013)「インドネシアの中等教育における日本語教員研修インスト

ラクターの養成―教育文化省語学教員研修所と高校日本語教員の連携による研修の自立化を目指して

―」『国際交流基金日本語教育紀要』第9号、p. 43-58

藤長かおる、古川嘉子、エフィ・ルシアナ(2006)「インドネシアの高校日本語教員の成長を支援する教員研修プログラム」『国際交流基金日本語教育紀要』第2号、p. 81-96

古川和人(1999)「インドネシアにおける中等日本語科カリキュラムの策定・実施過程- 1994

年日本語学習指導要領についての現地調査より-」『国際協力研究』Vol. 15 No.

1(通巻29号)、p. 33-40

百瀬侑子(1998)「国際理解・国際協力を目指した日本語教育のあり方-インドネシアに対する支援・協力を例にして-」『国際協力研究』Vol. 14 No. 1(通巻27号)、p. 43-50

ワワンダナサスミタ(1996)「インドネシア普通高校における日本語教育」『世界の日本語教育<日本語教育事情報告編>』第4 号p. 1-11

佐々 木仁子、松本紀子(2010)『日本語総まとめ N3 語彙』、アスク

友松悦子、福島佐知、中村 かおり(2011)『新完全マスター文法

日本語能力試験N2』、スリーエーネットワーク

伊能裕晃、その他(2011)『新完全マスター語彙 日本語能力試験N2』、スリーエーネットワーク

友松悦子、福島佐知、中村 かおり(2012)『新完全マスター文法

日本語能力試験N3』、スリーエーネットワーク

伊能裕晃、その他(2011)『新完全マスター語彙 日本語能力試験N3』、スリーエーネットワーク

Page 33: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

27

PELATIHAN BAHASA JEPANG BUKU MARUGOTO A1

DI SMKN 48 JAKARTA TIMUR

Indun Roosiani, Ari Artadi, Dila Rismayanti, Asri Novita Sari

Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang

Abstrak

Buku Marugoto A1 merupakan buku panduan belajar Bahasa Jepang bagi Tingkat

Pemula yang menitikberatkan pada segi percakapan dengan ungkapan-ungkapan yang mudah

dipahami oleh pembelajar pemula. Buku Teks Marugoto: Bahasa dan Kebudayaan Jepang

merupakan buku pelajaran Bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang dikembangkan bagi

pembelajar dewasa berdasarkan pemahaman lintas budaya. Buku tersebut dinamai Marugoto,

yang berarti utuh karena mempunyai pesan untuk menyampaikan pembelajaran bahasa dan

budaya “secara utuh”, komunikasi aktual “secara utuh” serta kehidupan dan kebudayaan

orang Jepang seperti apa adanya “secara utuh” (The Japan Foundation, 2016:3).

Dengan berpedoman pada hal di atas, maka kegiatan pengabdian masyarakat pada

semester ini diadakan program Pelatihan Bahasa Jepang Tingkat Pemula dengan

menggunakan buku Marugoto A1 di SMKN 48 Jakarta Timur. Kegiatan ini melibatkan 2

orang mahasiswa Unsada 3 orang dosen. Diharapkan dengan program ini siswa-siswa

SMKN 48 memiliki kemampuan yang lain di samping kemampuan akademis yang mereka

miliki dari sekolah.

Kata kunci: Buku Marugoto A1, pelatihan, pembelajar pemula

I. PENDAHULUAN

Salah satu cara untuk berinteraksi dengan masyarakat suatu bangsa

adalah melalui budaya dan bahasa. Bahasa telah menjadi sarana untuk

menjembatani dalam pemahaman budaya suatu bangsa. Salah satu bahasa yang

cukup diminati dalam dunia pendidikan dewasa ini selain bahasa Inggris adalah

bahasa Jepang. Hal ini diperkuat dengan makin eratnya hubungan antara

Indonesia dan Jepang, terutama dalam bidang industri dan pendidikan. Oleh

karena itu, diperlukan kompetensi tertentu agar berbagai perbedaan budaya dan

adat istiadat dapat dipahami dengan baik.

Dalam tingkat pendididikan Perguruan Tinggi, masalah yang berkaitan

dengan hal di atas dapat dijembatani dengan penerapan salah satu komponen Tri

Darma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Masyarakat. Pengabdian masyarakat

dilakukan oleh setiap dosen Perguruan Tinggi sebagai bentuk kepedulian dan

aplikasi ilmunya kepada masyarakat.

Page 34: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

28

Universitas Darma Persada sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi

di Indonesia senantiasa berupaya untuk memajukan sumber daya manusianya

melalui kegiatan pengabdian masyarakat, baik dari pihak dosen maupun

mahasiswa. Oleh karena itu, kami dari tim pengajar jurusan bahasa Jepang

berupaya melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk

pelatihan budaya dan bahasa Jepang tingkat dasar bagi siswa-siswa SMKN 48

Jakarta Timur. Dalam pelatihan bahasa Jepang tingkat dasar metode yang akan

digunakan adalah student center learning dan material center learning.

Strategi pembelajaran yang berpusat pada pemelajar disebut student

center strategies, bertitik tolak pada pandangan yang memberi arti bahwa

mengajar merupakan usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang

mengoptimalkan kegiatan belajar. Mengajar dalam arti ini adalah usaha untuk

menciptakan suasana belajar bagi pemelajar secara optimal. Pemelajar dibimbing

untuk menemukan, memahami, dan memproses informasi. Pemelajar dalam

proses pembelajaran berusaha secara aktif untuk mengembangkan dirinya di

bawah bimbingan pengajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran

pemelajar harus diperlakukan dan memperlakukan dirinya bukan sebagai objek,

tetapi sebagai subjek aktif.

Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran, atau yang

disebut dengan material center strategies bertitik tolak dari pendapat yang

mengemukakan bahwa belajar adalah usaha untuk memperoleh dan menguasai

informasi. Dalam hal ini, strategi pembelajaran dipusatkan pada materi pelajaran.

Dalam pelatihan ini materi pelajaran akan menggunakan buku Marugoto

A1, dimana buku ini dirasa lebih menarik minat siswa-siswa SMKN 48. Hal ini

terlihat pada program pelatihan tahap sebelumnya. Buku ini juga tidak berfokus

pada penghafalan huruf hiragana katakana, dan langsung aplikatif pada

percakapan tingkat dasar.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka rumusan masalah dalam kegiatan ini

adalah bagaimana penerapan buku Marugoto A1 terhadap siswa-siswa SMKN 48

JakartaTimur, serta sejauh mana pemerolehan terhadap hasil pembelajaran buku

Marugoto A1.

Metodologi kegiatan pelatihan ini akan diawali dengan rapat koordinasi

internal yang melibatkan dosen dan mahasiswa pendamping, untuk menentukan

Page 35: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

29

strategi pelaksanaan kegiatan. Strategi ini meliputi penentuan materi dan

penyesuaian jadwal pelatihan. Tahapan selanjutnya adalah koordinasi ekternal

dengan pihak SMKN 48 untuk menentukan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini.

Setelah semua koordinasi internal dan eksternal selesai dilakukan, maka kegiatan

pelatihan akan dilaksanakan.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan Bahasa Jepang dengan menggunakan buku Marugoto A1

dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai bulan Agustus 2019. Adapun tempat

kegiatan di SMKN 48 Jakarta Timur, dengan khalayak sasaran adalah seluruh

siswa-siswa SMKN 48 Jakarta Timur yang memiliki minat dan perhatian terhadap

bahasa Jepang. Kegiatan ini memiliki tujuan yakni agar siswa-siswa SMKN 48

memiliki kemampuan dalam bahasa Jepang tingkat dasar, sebagai wujud dari

pengejawantahan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Masyarakat,

serta sebagai sarana pengenalan kampus Universitas Darma Persada, khususnya

Jurusan Sastra Jepang.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 3 orang dosen bahasa

Jepang dan 2 orang mahasiswa Unsada jurusan bahasa Jepang. Dalam kegiatan

pelatihan ini siswa-siswa terlihat aktif dan antusias dalam belajar. Selain itu,

siswa-siswa juga tidak hanya diberikan materi mengenai bahasa Jepang, namun

mereka juga belajar kaligrafi Jepang (shodou). Dengan demikian muatan materi

dalam kegiatan ini meliputi bahasa dan budaya Jepang.

Setelah melakukan kegiatan pengabdian ini, ada beberapa hal yang

menjadi poin evaluasi, yang meliputi evaluasi terstruktur, evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi terstruktur meliputi:

Kehadiran siswa dalam kegiatan pelatihan

Media dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan

Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan

Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan

Sesuai dengan kategori evaluasi terstruktur di atas, maka secara

keseluruhan kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana. Untuk

kehadiran siswa dalam pelatihan ini sekitar 80%-90%. Media dan alat yang

diperlukan dalam pelatihan ini cukup tersedia. Selain itu peran dan fungsi

masing-masing anggota, baik pengajar maupun siswa sudah berjalan

Page 36: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

30

sebagaimana mestinya, serta setting tempat pelaksanaan kegiatan juga

sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Evaluasi proses meliputi:

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

Peserta dapat mengikuti kegiatan pelatihan hingga akhir program

Peserta tidak ada yang meninggalkan selama pelatihan

Persentasi kehadiran siswa aktif dan antusias selama pelatihan

Untuk evaluasi proses di atas, ada beberapa kendala dan

kekurangan. Pelaksanaan kegiatan belum sesuai yang diharapkan, hal ini

terutama berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang ada

kalanya bersamaan dengan kegiatan kalender sekolah. Selain itu peserta

yang hadir pun belum mencapai 100%, karena ada beberapa siswa yang

harus mengikuti kegiatan sekolah, namun mereka yang hadir pada saat

pelatihan terlihat aktif dan antusias.

Evaluasi hasil meliputi:

Dapat mempraktekkan keterampilan bahasa yang diajarkan.

Siswa dapat membaca dan melafalkan ungkapan bahasa Jepang yang

sederhana

Untuk evaluasi hasil, selama pelatihan siswa dapat mengikuti dan

mengulang ketrampilan bahasa yang diajarkan. Selain itu siswa juga dapat

membaca dan melafalkan ungkapan bahasa Jepang yang sederhana.

III. SIMPULAN

Berdasarkan evaluasi kegiatan pada program pengabdian masyarakat ini

dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan proses kegiatan dapat berjalan

dengan lancar, walaupun ada beberapa tahapan kendala dan kekurangan. Dalam

proses pembelajaran, kemampuan siswa harus lebih ditingkatkan lagi.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Huda, Miftahul. (2016). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu

Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 37: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

31

Iskandarwasid dan Dadang Sunendar. (2016). Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

V. LAMPIRAN

Foto 1: Pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru SMKN 48 Jakarta Timur

Foto 2: Pelatihan Bahasa Jepang

Foto 3: Pelatihan Bahasa Jepang

Page 38: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

32

Foto 4: Menulis Kaligrafi Jepang (Shodou)

Page 39: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

33

PELATIHAN KETERAMPILAN DAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS

DI YAYASAN MUFAKAT AL-BANNA INDONESIA,

CILINCING, JAKARTA UTARA

Ni Luh Suparwati, Herlina Sunarti, Hargo Saptaji, Andi Irma S, Riri H.

Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang

([email protected])

ABSTRAK

Pengabdian masyarakat kami di Yayasan Mufakat Al-Banna Indonesia, Cilincing,

Jakarta Utara ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan di semester sebelumnya.

Kami memilih tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di Yayasan MABI

karena MABI merupakan yayasan yang sangat aktif dalam memberikan sumbangsih

tidak hanya kepada anak yatim binaan dan kaum dhuafa saja, melainkan juga kepada

lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan hasil wawancara analisis kebutuhan, kali ini kami

memberikan pelatihan pertama yaitu membuat kue-kue kering kepada 25 orang peserta

yaitu ibu-ibu di lingkungan yayasan MABI. Pada kegiatan berikutnya, kami memberikan

pelatihan bahasa dan pengetahuan budaya Jepang kepada 20 orang peserta lulusan

SMA/SMK binaan MABI. Bahan ajar yang digunakan modul yang telah kami buat

sendiri. Kami harap pelatihan yang diberikan dapat bermanfaat bagi remaja-remaja

binaan maupun ibu-ibu di lingkungan sekitar dari segi pengembangan kreativitas

sehingga mereka memiliki keterampilan menghasilkan produk berupa barang atau

makanan yang bernilai ekonomis.

Kata Kunci: kue kering, pelatihan bahasa, pengetahuan budaya, remaja binaan,

pengembangan kreativitas.

1. PENDAHULUAN

Cilincing merupakan salah satu kecamatan yang wilayahnya sebagian besar

merupakan komunitas tempat tinggal kaum nelayan. Di tengah kawasan tersebut, terdapat

sebuah yayasan yang didirikan untuk membina anak-anak yatim dan kaum duafa di

lingkungan Kali Baru Timur, Cilincing, Jakarta Utara yaitu Yayasan Mufakat Al-Banna

Indonesia (MABI).

Yayasan Mufakat Al-Banna Indonesia (MABI) sebagai mitra dalam kegiatan

pengabdian masyarakat kami dalam kurun waktu dua tahun ini merupakan yayasan yang

sangat aktif dalam memberikan sumbangsih tidak hanya kepada anak yatim binaan dan

kaum duafa saja di lingkungan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara saja, melainkan turut

berperan serta melakukan kegiatan positif kepada lingkungan sekitarnya, seperti

Page 40: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

34

mengadakan acara khitanan massal, pengobatan gratis, bekerja sama dengan PMI Jakarta

Utara melaksanakan kegiatan donor darah, penyelenggaraan qurban, senam pagi bersama

setiap hari Minggu dan berbagai program lainnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pada semester genap ini pun, kami memutuskan

untuk tetap melanjutkan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat kami di yayasan ini.

Hal pertama yang kami lakukan adalah mengunjungi dan berdiskusi langsung dengan

Pembina yayasan MABI atau penanggung jawab kegiatan di yayasan untuk memahami

apa yang dibutuhkan oleh yayasan dan apa yang dapat kami berikan untuk masyarakat

dalam lingkup kecil yaitu lingkungan di sekitar yayasan. Adapun hasil diskusi kami

dengan pihak yayasan yang pertama adalah kebutuhan akan kegiatan memasak atau

membuat kue-kue kering untuk ibu-ibu di lingkungan yayasan MABI, dan yang kedua,

berhubung di wilayah sekitar Yayasan banyak terdapat anak-anak remaja binaan Yayasan

MABI yang sudah lulus SMA/ SMK namun belum dapat melanjutkan ke jenjang sarjana,

dan saat ini sedang mencari kerja, berdasarkan hal itu maka muncul kebutuhan akan

pelatihan bahasa Jepang dan pengenalan budaya Jepang bagi remaja binaan yayasan yang

sudah lulus SMA/SMK ini agar mempunyai nilai tambah berupa pengetahuan dasar,

ataupun keterampilan yang dapat diaplikasikan langsung.

2. PERUMUSAN MASALAH

Pelatihan keterampilan dan pengembangan kreativitas di lingkungan Yayasan MABI

ini merupakan kegiatan berkelanjutan yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat

Unsada, dan dengan kerjasama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para

peserta, tidak hanya peserta dari lingkungan Yayasan MABI, Cilincing, Jakarta Utara

tetapi juga bagi kami tim dosen dan mahasiswa Unsada.

Adapun yang menjadikan perumusan masalah dalam kegiatan ini adalah sebagai

berikut;

1. Apakah kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan

keilmuan maupun kemampuan menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai

ekonomis bagi ibu-ibu di lingkungan yayasan MABI?

2. Apakah kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi anak-anak lulusan SMA/

SMK binaan Yayasan MABI dari segi kemampuan berbahasa asing dan dapat

meningkatkan rasa percaya diri mereka?

Page 41: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

35

3. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diadakan di Ruang belajar TPQ Yayasan

Mufakat Al-Banna Indonesia (MABI), Jl. Kalibaru Timur I No.27 Rt.02 Rw.03, Kel.

Kalibaru, Kec. Cilincing, Jakut. Adapun waktu kegiatan;

1. Kegiatan Tahap 1 yaitu pelatihan membuat kue-kue kering telah dilaksanakan

pada tanggal 5 Mei 2019. Peserta kegiatan berjumlah 25 orang ibu-ibu dari

lingkungan sekitar Yayasan MABI.

2. Kegiatan Tahap 2 yaitu pelatihan bahasa Jepang dan pengenalan budaya Jepang,

serta pembuatan modul dan persiapannya dimulai pada bulan Juni-Agustus

2019.Peserta kegiatan berjumlah 20 orang lulusan SMA/SMK dari lingkungan

Yayasan MABI.

4. TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah:

a. Peserta ibu-ibu rumah tangga lingkungan MABI sekitar 25 orang, dapat

mengembangkan kreativitas membuat sesuatu kue-kue kering yang bernilai

ekonomis dan dapat dipasarkan.

b. Peserta anak-anak lulusan SMA/SMK binaan yayasan MABI, sekitar 20 orang

dapat berkomunikasi dengan bahasa Jepang sederhana atau bahasa Jepang dasar

sehingga dapat menambah pengetahuan dan rasa percaya diri mereka di dunia

kerja seperti pariwisata, perhotelan, dan restoran Jepang serta perusahan Jepang

lainnya.

5. KHALAYAK SASARAN

Sasaran peserta pelatihan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar

lingkungan Yayasan MABI dan remaja lulusan SMA/ SMK binaan yayasan MABI Kali

Baru, Cilincing, Jakarta Utara.

6. METODE PENERAPAN

Page 42: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

36

Metode pelaksanaan kegiatan pertama (membuat kue kering) adalah; peserta dibagi

menjadi 5 kelompok, bahan-bahan kue dan peralatan membuat kue disediakan di meja

tiap kelompok, peserta melihat dan mendengarkan penjelasan dari dosen dan mahasiswa

sebagai mentor, kemudian mecontoh praktek kegiatan membuat kue kering tersebut di

bawah bimbingan dosen pembina dengan dibantu oleh mahasiswa.

Sedangkan untuk metode pelatihan bahasa Jepang dan pengetahuan budaya Jepang

dilakukan dengan metode ceramah dan aktivitas siswa. Siswa mendengarkan penjelasan

dari pengajar, kemudian melakukan aktivitas sesuai tema dari hal yang dipelajari berupa

role-play, bercakap-cakap dengan rekan, maju ke depan mengikuti aba-aba pengajar,

mendengarkan lagu Jepang dan kegiatan lainnya.

7. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini merupakan pelatihan keterampilan dan pengembangan kreativitas yang

diberikan oleh tim dosen dan tim mahasiswa Universitas Darma Persada kepada anak-

anak binaan, ibu-ibu dan guru-guru di lingkungan Yayasan MABI.

Adapun rincian kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal Isi Kegiatan

Sabtu,

27 April 2019

Meeting dengan ketua Yayasan MABI mengenai

isi kegiatan

Bertemu dengan ketua dan sekretaris Yayasan untuk

membicarakan isi dari kegiatan selama pengabdian

masyarakat.

Minggu,

5 Mei 2019

Kegiatan Pertama:

Pelatihan Membuat Kue Kering

Peserta : Ibu-ibu di sekitar lingkungan Yayasan

MABI

(25 orang)

Juni-Juli 2019

Kegiatan Kedua:

Pelatihan Bahasa dan Pengenalan Budaya

Jepang.

6 kali Pertemuan

Page 43: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

37

Peserta : Remaja lulusan SAM/ SMK binaan yayasan

MABI

(20 orang)

Juni-Agustus 2019 Kegiatan Ketiga:

Pembuatan Modul Pelatihan Bahasa dan

Pengenalan Budaya Jepang

Sabtu,

27 Juli 2019

Kegiatan Evaluasi:

Bertemu dengan ketua dan sekretaris Yayasan untuk

membicarakan isi hasil dari kegiatan selama

pengabdian masyarakat dan rencana ke depan.

Pada tahap evaluasi ini, kami membuat laporan kepada pihak Universitas Darma

Persada sebagai bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat,

kami juga akan melaksanakan evaluasi akhir bersama mitra pengabdian yaitu yayasan

MABI dan tim mahasiswa Unsada guna memperoleh feedback dari kegiatan yang sudah

terselenggara, apakah kegiatan tersebut memberikan manfaat atau tidak.

8. HASIL KEGIATAN

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, hal yang dapat diperoleh dari

kegiatan ini ternyata sangat bermanfaat bagi seluruh peserta kegiatan yaitu remaja binaan,

dan ibu-ibu di lingkungan sekitar Yayasan MABI begitu juga bagi mahasiswa Unsada serta

kami sebagai mentor pelatihan ini. Evaluasi kami lakukan dengan perwakilan tim dosen

pengabdian masyarakat dan perwakilan dari Yayasan MABI.

Di balik dari semua kegiatan, tentunya ada faktor yang mendorong maupun faktor

yang menghambat kegiatan ini. Adapun faktor pendorong dalam kegiatan ini adalah baik para

remaja binaan, ibu-ibu maupun guru-guru dan staf MABI semuanya sangat antusias

mengikuti pelatihan, mereka senang mengeksplor lebih dalam lagi dari yang kami ajarkan.

Mereka sangat senang mendapatkan ilmu dari kami.

Pada pelaksanaan kegiatan ini tentu tidak semua hal berjalan lancar, ada beberapa

faktor yang menghambat salah satunya adalah kesulitan waktu kegiatan dan mengadakan

pelatihan karena kesibukan dan berbenturan dengan banyaknya hari libur.

Page 44: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

38

9. KESIMPULAN DAN SARAN

Kami harap apa yang telah kami lakukan pada pengabdian masyarakat kali ini dapat

bermanfaat khususnya bagi warga yayasan Mufakat Al-Banna Indonesia, Kali Baru,

Cilincing, Jakarta Utara. Namun, kami merasa hal yang kami lakukan dalam rangka

pengabdian masyarakat di Yayasan MABI ini belumlah cukup, sehingga pada pengabdian di

semester berikutnya kami bermaksud terus melanjutkan memberikan beberapa kegiatan

bermanfaat lainnya kepada warga yayasan MABI.

10. PERSONALIA

Nama Asal Fakultas/

Kelembagaan

Tugas

Ni Luh Suparwati, SS, M.Hum FakultasSastra/

Sastra Jepang

Ketua pelaksana

Herlina Sunarti, SS., M.Si FakultasSastra/

SastraJepang

Anggota

Andi Irma Sajani, SS., M.A FakultasSastra/

SastraJepang

Anggota

Hargo Saptaji, SS., M.A FakultasSastra/

SastraJepang

Anggota

Riri Hendriati, SS., M.Si FakultasSastra/

SastraJepang

Anggota

11. UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak LP2MK Universitas Darma Persada

yang telah mendukung kegiatan ini.

12. DAFTAR PUSTAKA

Page 45: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

39

Japan Foundation.(2016). Marugoto: Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Pemula

A1(かつどう Aktifitas). Kesaint Blanc Publising.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2016). Strategi pembelajaran bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

13. LAMPIRAN KEGIATAN

Page 46: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

40

PENGENALAN BAHASA DAN BUDAYA JEPANG DI KAMPUNG SEPATAN RT

003 RW 002 DAN SEKITARNYA KOTA BEKASI

Ketua: Robihim

Aggota: 1) Hermansyah Djaya 2) Nanny Dewi Sunengsih

3) Kun Maksusy Permatasari, 4)Juariah (Dosen Sastra Jepang UNSADA)

5. Febriana Wijaya, 6. Farah Dinah Rusiadi, 7. Bagus Aris Munandar, 8. Hana Audiana

(Mahasiswa Sastra Jepang UNSADA)

ABSTRAK

Kampung Sepatan RT 002/003 terletak di kelurahan Sepanjang Jaya kecamatan Rawa Lumbu

Bekasi Barat, merupakan kampung yang termasuk katagori ekonomi menengah kebawah.

Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai buruh pabrik, dan pedagang keliling, dengan rata-

rata penghasilan mereka UMR dan di bawah UMR. Mayoritas keluarga yang tinggal di

kampung ini adalah keluarga muda dengan satu atau dua anak, dan bukan penghuni tetap.

Berdasarkan informasi dari pejabat setempat (Informasi diperoleh pada tgl 30 Nopember

2018), bahwa animo masyarakat setempat untuk belajar bahasa Jepang cukup tinggi. Hal ini

dikarenakan banyaknya masyarakat setempat yang menjadi buruh di Perusahaan Jepang dan

memberikan pengaruh bagi masyarakat lain di sekitarnya tentang manfaat bahasa Jepang jika

bekerja di perusahaan Jepang. Sehingga istilah bahasa Jepang atau Jepang sudah tidak asing

di telinga mereka. Selanjutnya saat disosialisaikan akan adanya program Pengabdian

Masyarakat tentang pegajaran bahasa dan budaya Jepang dari Unsada, respon dari aparat desa

setempat sangat positif. Baik dari golongan anak-anak sampe orang dewasa. Hal ini terbukti

dengan banyaknya masyarakat yang mendaftar, dan bertanya-tanya tentang peluang

masyarakat di sana jika ingin ke jepang. Oleh karena itu, dalam penentuan kelas, waktu dan

metode pengajaran perlu dipersiapkan secara teliti. Dikarenakan kondisi masyarakat dengan

waktu tidak pasti, maka kelas-kelas pada program Abdimas ini dibagi menjadi 4 waktu

belajar dengan hari yang bisa dipilih sesuai kesiapan warga. Pada pelaksanaannya

penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah, metode tanya jawab, metode sharing

pengalaman, dan praktek langsung budaya Jepang. Berkenaan dengan hal tersebut, team

ABDIMAS UNSADA, terlibat langsung dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk

memberikan pelatihan bahasa dan budaya Jepang. Selanjutnya setelah kegiatan ini, tema

Abdimas Unsada, akan melakukan kajian dan membuat modul berupa bahan ajar, untuk

panduan peserta pada penelitian berikutnya.

Kata Kunci: Bahasa Jepang, Budaya Jepang, Kampung Sepatan Rt 003 Rw 002

1) PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa Jepang sebagai sebagai salah satu bahasa asing yang cukup populer di

Indonesia, menjadi salah satu bahasa asing yang diminati untuk dipelajari karena

keunikannya. Selain itu, banyaknya perusahaan Jepang yang mensyaratkan karyawannya

berbahasa Jepang, membuat bahasa Jepang menjadi bagian dari kebutuhan kerja dan bisnis.

Adapun warga Kampung Sepatan RT 002/003 terletak di kelurahan Sepanjang Jaya

Page 47: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

41

kecamatan Rawa Lumbu Bekasi Barat, mayoritas bekerja di perusahaan Jepang sebagai buruh

pabrik. Warga ini sendiri sebagian besar termasuk katagori menengah kebawah, dengan rata-

rata penghasilan UMR atau di bawah UMR. Kebanyakan keluarga yang tinggal di kampung

ini adalah keluarga muda dengan satu atau dua anak, dan bukan penghuni tetap. Kebanyakan

penduduknya berstatus mengontrak rumah. Meskipun demikian, rata-rata penduduk muda

yang bersekolah cukup banyak, mulai dari pendidikan anak usia dini sampai tingkat SLTA.

Sangat jarang yang melajutkan ke pendidikan Tinggi. Berdasarkan informasi dari aparat

setempat seperti perangkat desa (Informasi diperoleh pada tgl 30 Nopember 2018), bahwa

animo masyarakat setempat untuk belajar bahasa Jepang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan

banyak masyarakat buruh yang bekerja di Perusahaan Jepang dan memberikan pengaruh

bahwa bahasa Jepang itu menjadi nilai plus jika ingin bekerja di perusahaan Jepang, menurut

hasil wawancara dengan karyawan perusahaan Jepang yang indekos di daerah setempat,

dengan menguasai bahasa Jepang yang dibuktikan dengan sertifika bahasa Jepang, maka akan

menjadi nilai tambah tersendiri bagi karyawan tersebut (wawancara dengan Irwan warga

musiman kampung sepatan, karyawan perusahaan Jepang, tgl 25 Juni 2019, di kampung

Sepatan). Melihat hal demikian , banyak diantara anak-anak mereka yang sudah lulus

pendidikan ingin belajar bahasa Jepang dengan tujuan masuk ke perusahaan Jepang. Bertolak

dari hal tersebut, maka pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuang bahasa

dan

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan data-data dari hasil wawancara dan informasi yang diperoleh dari Ketua

RT 002/003 dan Aparat Kelurahan Kampung Sepatan, maka dapat diketahui bahwa animo

masyarakat Kampung Sepatan RT 002/003 Kelurahan Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi

mulai anak-anak, remaja, sampai usia dewasa memiliki cukup besar keingintahuan terhadap

bahasa dan budaya Jepang dan ing mempelajari bahasa dan budaya Jepang. Oleh karena itu,

maka masalah dalam pemberdayaan ini, difokuskan pada:

a. Bagaimana pengenalan bahasa Jepang kepada usia anak-anak, usia remaja dan usia

dewasa?

b. Bagaimana pengenalan budaya Jepang kepada usia anak-anak, usia remaja dan usia

dewasa?

3. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari Pemberdayaan di Kampung Sepatan RT 002/003 Sepanjang Jaya

Rawa Lumbu Bekasi, adalah sebagai berikut:

Page 48: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

42

a. Memberikan wawasan dasar-dasar bahasa Jepang kepada usia anak-anak, remaja dan

dewasa.

b. Memberikan wawasan dasar-dasar budaya Jepang kepada usia anak-anak, remaja dan

dewasa.

4. Kerangka Teori

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan

bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah

satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa

berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Menurut Ahmadi (1997: 52)

metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain

mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang

dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada

siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar

pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

Adapun pembelajaran Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra

(2008) adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses

belajar pada siswa. Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.Oleh karena itu, suatu pembelajaran merupakan proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar merupakan upaya

untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua

memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.

5. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam

rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang

telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian

yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu

penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya

diolah dan dianalisis (Hidayat, 2007). Selanjutnya untuk validitas penelitian ini, maka

digunakan beberapa metode dalam penelitian ini, antara lain:

Page 49: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

43

a. Metode Riset

Metode riset bertitik tolak dari melakukan suatu riset lalu menemukan suatu masalah,

kemudian masalah tersebut dibahas sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan

bermakna. Kelebihannya yaitu dapat memperluas pemikiran siswa; dapat membina siswa

dengan menerapkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sedangkan kekurangannya

adalah kurikulum saat ini yang belum menunjang pelaksanaan metode ini; pemilihan

topic unit yang tepat, fasilitas cukup sesuai dengan kebutuhan siswa bukan pekerjaan

mudah.

b. Metode Resitasi/Penugasan

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan

tugas agar siswa melakukan kegiatan belajar. Kelebihan metode ini adalah lebih

merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok;

dapat mengembangkan kemandiirian siswa; mengembangkan kreativitas siswa, serta

membina tanggung jawab dan disiplin siswa.Sedangkan kekurangannya adalah siswa

sulit dikontrol, apakah ia mengerjakan sendiri atau tidak; tidak mudah memberikan tugas

yang sesuai dengan perbedaan individual siswa; dan lain-lain.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu

masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan untuk dibahas dan dipecahkan

bersama. Kelebihan metode ini adalah mengembangkan sikap menghargai orang lain;

memperluas wawasan; serta merangsang kreativitas anak didik. Sedang kekurangannya

adalah tidak dapat dipakai kelompok yang besar; peserta mendapat inbformasi yang

terbatas; serta dikuasai oleh orang yang pandai berbicara saja.

d. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan kepada siswa

suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari. Kelebihan metode ini

adalah siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; proses pengajaran lebih

menarik. Kekurangannya adalah harus memerlukan ketrampilan khusus; fasilitas yang

memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

e. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang

harus dijawab, bias dari guru kepada siswa maupun siswa kepada guru. Kelebihan

Page 50: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

44

metode ini adalah pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa;

merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya

ingatan; mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa. Sedangkan kelemahannya

adalah siswa merasa takut; tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat

berpikir siswa; sering membuang-buang waktu.

f. Metode Latihan

Metode latihan (metod training), merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Kelebihannya adalah untuk memperoleh

kecakapan motorik, mental, dan dalam bentuk asosiasi yang dibuat. Kelemahannya

adalah menghambat bakat dan inisiatif siswa; membentuk kebiasaan yang kaku; serta

dapat menimbulkan verbalisme.

g. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak

dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan

siswa dalam proses mengajar. Kelebihan metode aini adalah guru mudah menguasai

kelas; mudah mengkoordinasikan tempat duduk; dapat diikuti oleh jumlah siswa yang

besar. Kelemahannya adalah mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata); sifatnya

membosankan; susah untuk dimengerti oleh siswa; siswa menjadi pasif.

2) PEMBAHASAN

Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan atau

mendapatkan suatu data untuk keperluan dan tujuan tertentu. Adapun penelitian di Kampung

Sepatan RT 003 RW 002 Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu Bekasi ini

dilakukan dengan tahapan-tahapan, mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan follow

up.

1. Persiapan membuat Rancangan Pengajaran.

Rancangan pengajaran perlu dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar

(KBM), hal ini dilakukan agar KBM dapat berjalan sistematis, sesuai dengan rancangan

dan mencapai target seperti yang direncanakan. Selanjutnya dalam rancangan pengajaran

sudah dimuat tahap-tahap pengajaran yang akan dimengerti siswa dan guru dengan

mudah mengajarkannya. Guruakan terencana dalam memberikan materi secara bertahap,

sedangkan siswa dapat terkontrol ketika mengikuti materi. Adapaun tahap-tahap dalam

rancangan pengajaran adalan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Page 51: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

45

Guru memberikan pengenalan bentuk persalaman bahasa Jepang kepada peserta.

Seperti Selamat pagi (Ohayougozaimasu), dan lain-lain.

b. Aktifitas belajar,

Guru memberikan pengajaran sesuai dengan model pengajaran yang sudah

direncanakan, seperti:model ceramah, yaitu menjelaskan kepada siswa seperti apa

bahasa Jepang dan bagaimana bahasa Jepang itu. Model diskusi, yaitu

mengkondisikan agar siswa menjadi aktif, dan terjadilah aktifitas tanya jawab.

Model demonstrasi, yaitu guru mendemonstarikan cara menulis huruf Jepang

hiragana kepada siswa. Model penugasan, guru memberikan tugas dan latihan

kepada siswa. Kemudian siswa akan berlatih dengan dibimbing gurunya, dan

dikoreksi serta diberikan penjelasan. Selain itu guru selalu aktif memberikan

penjelasan jika ada hal-hal baru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

c. Review atau evaluasi. Disini guru sudah menyiapkan model-model latihan sesuai

dengan yang dijelaskan, dan siswa berlatih kembali. Setelah siswa mampu maka

diberikan tugas rumah (PR).

d. Persiapan absensi siswa. Guru wajib membawa absensi siswa, karena selain untuk

melihat kemajuan siswa, juga sebagai kontrol dan pengecekan kalau siswa

tersebut ada di kelas dan mengikuti pelajaran bahasa Jepang. Setiap siswa di cek

kemajuan belajarnya berdasarkan dari catatan absensi. Caranya siswa yang hadir

dan tidak hadir sebelumnya akan ditanyai tentang pelajaran sebelumnya.

Kemudian guru mebuat prediksi bahwa siswa yang hadir sudah dipastikan akan

dapat menjawab pertanyaan tersebut, sedangkan yang tidak hadir apabila dapat

menjawab pertanyaan yang diajukan, maka siswa tersebut walaupun tidak hadir

tetap dapat meng-update dirinya dari informasi-informasi lewat rekannya atau

guru yang bersangkutan sebelum pelajaran.

e. Persiapan bahan ajar siswa, bahan ajar dapat berupa materi dari gurunya, berupa

beberapa materi yang diambil dari beberapa buku bahasa Jepang yang mudah.

Materi merupakan hasil diskusi bersama dengan rekan-rekan guru lainnya.

f. Mempersiapkan alat peraga belajar, seperti kartu bergambar, atau film. Alat

peraga berupa gambar dan tulisan kata bahasa Jepang dalam hruruf hiragana.

Kemudian mempertontonkan film pendek tentang kehidupan di Jepang.

g. Mempersiapkan lembar penilaian sebagai evaluasi untuk siswa.

Lembar penilaian dipersiapkan untuk memberikan penilaian terhadap siswa setiap

latihan berjalan. Lembar penialian ini sebagai evaluasi untuk kemajuan siswa.

Page 52: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

46

h. Mempersiapkan forto polio sebagai bahan catatan perkembangan kemajuan siswa

dalam belajar bahasa Jepang.

Forto polio adalah catatan guru terhadap masing-masing siswa.Di dalam forto

polio mencakup daftar kemajuan siswa, latar belakang siswa, penguasaan siswa

pada materi pelajaran perminggu, catatan-catatan tugas siswa perminggu, point-

point yang dikuasai siswa dalam bahasa Jepang dan kelemahan-kelemahan siswa

saat belajar bahasa Jepang.

i. Mempersiapkan daftar kosa kata dalam bentuk huruf Hiragana

Hal ini penting dilakukan disetiap pertemuan minimal 5 buah kosa kata umum

dengan tulisan huruf hiragana. Tujuannya agar membiasakan membaca huruf

hiragana dan menambah perbendaharaan kosa kata pada siswa secara alamiah.

Menjadi suatu kebiasaan yang lama-lama akan mudah diingat oleh siswa.

j. Mempersiapkan kartu hiragana dan katakana sebagai latihan membaca huruf.

Kartu Hiragana dipersiapkan untuk melatih siswa agar terbiasa dan menjadi

lancar dalam membaca huruf hiragna dan katakana.

2. Pemilihan Bahan Ajar

Pemilihan bahan ajar untuk siswa yang sama sekali belum mengenal bahasa Jepang harus

benar-benar dispersiapkan secara sistematis. Karena kondisi siswa yang belajar dari dasar

dalam waktu yang sangat singkat sehingga diperlukan bahan ajar yang akan mengakomodir

kebutuhan siswa secara terarah. Oleh karena itu, setelah mendiskusikan dengan rekan satu

team untuk pengenalan bahasa Jepang, maka disusun modul pelajaran bahasa Jepang dasar.

Modul ini adalah hasil karya dari tim ABDIMAS UNSADA yang akan mengakomodir siswa

pemula dalam rangka mempelajari bahasa Jepang dasar. Modul sudah dibuat sebelum

pelaksanaan ABDIMAS, yang akan diujicobakan kepada warga Kampung Sepatan RT 003

RW 002 Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi.. Bahan modul adalah kumpulan mater dan

soal-soal latihan yang sudah dipilih dan diurutkan berdasarkan kebutuhan siswa, dimulai dari

persalaman, latihan hiragana, urutan kosa kata, kemudian pola kalimat, dan cara baca kalimat

agak panjang, lalu di bagian terakhir adalah latihan mendengar, dan modul tentang

pengenalan budaya Jepang, seperti life style Jepang, masakan Jepang, seni melipat kertas,

ikebana, dan lain-lain.

3. Pembelajaran Bahasa dan Budaya Jepang

Pembelajaran Bahasa Jepang di RT 003 RW 002 Kampung Sepatan Rawa Lumbu Bekasi

dilaksanakan pada warga dengan rentang usia beragam, dengan usia paling muda 12 tahun

dan paling tua umur 50 tahun, yang dilaksanakan selama seminggu sekali selama 2 jam. Cara

Page 53: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

47

pembelajaran dibagi menjadi 3 metode pengajaran yaitu, menjelaskan dan menuliskan huruf

hiragana, melatih, dan Tugas/Praktik. Untuk mendikte bacaan dan memerintahkan tugas dan

praktik guru menggunakan bahasa Jepang.

4. Model Latihan

Model latihan tidak seperti belajar pada umumnya, karena diberikan kepada siswa yang

dari dasar alias nol pengetahuan tentang bahasa Jepang, maka latihan dilakukan sedikit demi

sedikit. Latihan diberikan setiap minggu ketiga setiap bulannya, hal ini berkaitan dengan

penjelasan materi yang harus disampaikan terlebih dahulu dalam waktu belajar yang sangat

singkat. Latihan menggunakan 2 model, antara lain:

1. Model Kakite, yaitu model tulisan atau menulis, disini siswa ditekankan pada latihan

menulis hiragana. Model ini terdiri dari sub-sub model seperti berikut ini.

1) Model dikte lalu tulis, yaitu model dimana latihan kalimat didiktekan kemudian

ditulis ulang oleh siswa, Dikte dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan atau

dari audio.

2) Model menulis ulang, yaitu menuliskan ulang kalimat yang ada dalam latihan.

3) Model mengganti kosa kata, yaitu menuliskan kembali dan mengganti kosa kata

yang perlu diganti

4) Model mengganti kalimat, yaitu menuliskan kalimat menjadi kalimat yang benar.

5) Model mejawab pertanyaan, menjawab pertanyaan secara tertulis

6) Model menulis kana dan kanji, menuliskan kana dan kanji dengan urutan yang

benar.

7) Model menyambungkan kalimat, yaitu menyambungkan beberapa kalimat menjadi

satu kalimat.

8) Model mengurutkan kalimat, yaitu mengurutkan kalimat-kalimat yang acak

menjadi paragraf yang utuh dan tersusun kalimatnya.

2. Model Hanashite, yaitu model lisan atau berbicara, disini siswa ditekankan pada

latihan mengucapkan dan mendengar. Model ini dibagi-bagi lagi menjadi sub-sub

model berikut ini.

1) Model Iikae (ganti dan ucapkan), yaitu membaca tulisan lalu menggantinya dengan

cara mengucapkan kembali.

2) Model Dikte lalu ucapkan, yaitu mendengarkan kalimat lalu mengucapkan kembali

secara benar.

3) Model percakapan, yaitu model menghapalkan latihan percakapan yang ada dibuku

dan mempresentasikannya di depan kelas.

Page 54: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

48

4) Model mendengarkan, yaitu model mendengarkan teks, lalu menyimaknya dan

menceritakan kembali isinya secara lisan.

5) Model dengar dan jawab lisan, yaitu model mendengarkan pertanyaan, lalu di

jawab secara lisan.

6) Model melanjutkan kalimat secara lisan, yaitu model latihan dengan mendengarkan

atau membaca suatu kalimat kemudian dilanjutkan secara lisan.

7) Model membaca kosa kata, yaitu model membacakan setiap kosa kata secara

benar, panjang pendek dan intonasinya.

8) Model membaca kalimat panjang, yaitu model membacakan ulang suatu kalimat

yang ada dalam teks perparagraf pendek.

5. Pengaturan Waktu

Waktu belajar dilakukan dalam seminggu 3 kali di kelas, yang dibagi 2 kali belajar

bahasa Jepang pada hari biasa yang dipilih siswa dan 1 kali belajar budaya Jepang di hari

minggu dengan waktu belajar dapat dipilih siswa.

6. Pencapaian Target

Setelah belajar selama 6 bulan, warga Kampung Sepatan RT 003 RW 002 menjadi

terbiasa dalam persalaman bahasa Jepang, dapat melakukan percakapan singkat antar sesama

dalam bahasa Jepang dan menguasai baca tulis huruf hiragana.

3) KESIMPULAN

Bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang cukup diminati untuk dipelajari oleh Warga

Kampung Sepatan RT 003 RW 002 Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi, sebagai bahasa

yang unik, namun ketika mulai dipelajari, dalam pelaksanaannya banyak mengalami

kendala-kendala yang ditemui warga yang belajar, mulai dari waktu, kebiasaan, dan kesulitan

memahami pola kalimat bahasa Jepang, terlebih karena harus menguasai huruf hiragana.

Oleh karena itu, team ABDIMAS 2019 UNSADA masih memerlukan usaha dan kerja keras

untuk dapat mencapai target agar warga dapat lebih bersemangat untuk mempelajar bahasa

Jepang tersebut. Hal ini dikarenakan terdapatnya beberapa kendala baik internal maupun

eksternal. Adapun kendala internal antara lain: minat warga yang sangat tinggi terhadap

belajar bahasa jepang, tapi banyaknya kesibukan bekerja warga, khususnya warga yang

bekerja secara shift, membuat fokus belajar warga tidak hanya pada bahasa Jepang. Selain itu

kurangwaktu untuk pengenalan dan pengetahuan budaya dan bahasa Jepang, membuat

warga mudah lupa terhadap pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Hal-hal yang

Page 55: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

49

terikait dengan kondisi ini disebabkan modul belajar dan model mengajar yang belum

rampung, sehingga perlu terus dilakukan inovasi, agar warga yang belajar bahasa Jepang

semakin fokus meskipun dalam keadaan kesibukan bekerja dan sekolah. Oleh karena itu,

strategi pengajar dengan menunjukkan hal-hal menarik tentang Jepang, dan memberikan

hadiah-hadian berupa kue-kue dan makanan Jepng yang umum diketahui wrga yang dapat

dibeli di Supermarket, seperti makanan ringan rumput laut Jepang siap makan, dan lain-lain.

4) DAFTAR PUSATAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta

Bernawi & M.Arifin. 2016. Micro Teaching (Praktik Pengajaran yang Efektif & Kreatif).

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta

Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nolker, Helmut. 1983. Pendidikan Kejuruan: Pengajaran, Kurikilum, Perencanaannya.

Jakarta: Gramedia

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990

Ponto, Hantje. Dr. DEA, MAP. Evaluasi Pembalajaran Pendidikan Kejuruan. 2016.

Yogyakarta: Deepublish

Riyanto, Theo. 2002. Pembelajaran Sebagai Bimbingan Pribadi. Jakarta: Grasindo

Wina, Sanjaya H. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Jakarta

Kencana

Page 56: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

50

Pelatihan Ketrampilan Kristik Dengan Tema Budaya Jepang

di Pamulang Tangerang

Yessy Harun, Febi Nur Biduri, Widiastuti,

M. Sabarudin Nasir, Eka Yuniar Ernawati

ABSTRAK

Kerajinan kristik sendiri memang sudah ada sejak lama, bahkan diduga kerajinan Kristik ini sebagai

awal munculnya kerajinan lain yaitu kerajinan bordir. Pelatihan ini diharapkan menambah

pengetahuan khususnya budaya jepang melalui ketrampilan kristik. Pelatihan dilakukan tidak hanya

menggunakan metode ceramah saja tetapi juga praktek langsung oleh para ibu-ibu dan remaja yang

didampingi oleh para dosen. Dalam pembuatan kristik dilakukan selangkah demi selangkah,

dipraktekkan dari menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan hingga cara menyulam dan mengikuti pola

gambar kedalam media kristik. Selain Praktek langsung para peserta pelatihan diberikan modal awal

dalam pembuatan kristik yaitu benang, jarum dan pola dengan tema budaya.

Kata Kunci : Pelatihan, Kreasi, Menjahit, Menyulam, Perekonomian meningkat.

PENDAHULUAN

Kristik atau dalam bahasa Belanda kruissteek adalah seni menyulam dengan teknik tusuk

silang. Kerajinan kristik sendiri memang sudah ada sejak lama, bahkan diduga kerajinan

Kristik ini sebagai awal munculnya kerajinan lain yaitu kerajinan bordir. Dalam

perkembangan kerajinan ini, mengalami fase timbul tenggelam, seiring pesatnya tehnologi

media social seperti facebook, whatapps, instagram dan media sosial lainnya. Kerajinan

kristik mulai muncul lagi ke permukaan kembali dan dimanati oleh kaum hawa, terutama

para ibu rumah tangga dan remaja putri.

Hal ini juga tidak luput menjadi perhatian warga di perumahan Pamulang Tangerang

khususnya ibu rumah tangga. Selain untuk mengisi waktu di rumah kegiatan ini mampu

menyalurkan bakat dan minat juga mampu menambah wawasan terhadap pengayaan karya

kerajinan kristik terutama dalam keragaman design. Dalam kerajinan kristik pembuatannya

sangat dipengaruhi oleh disain pola dan motif gambar.

Salah satu yang memperkaya desain pola dan motif gambar dapat diperoleh melalui

pengayaan budaya baik dari dalam maupun dari luar. Budaya Jepang memiliki corak budaya

yang beragam diantaranya seni gambar seperti anime. Anime adalah hasil gambar animasi

yang dapat dibuat melalui tangan atau komputer. gaya animasi Jepang pada umumnya

dicirikan dengan grafis yang warna-warni, karakter yang bersemangat .

Page 57: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

51

Agar memunculkan ide-ide kreasi yang lebih beragam dalam kerajinan kristik, maka

pelaksanaan pengabdian masyarakat pada semester ganjil tahun akademik 2018/2019 akan

dilakukan kegiatan pelatihan kerajinan kristik dengan memadukan ide design gambar yang

berhubungan dengan budaya Jepang dengan sasaran kepada para ibu rumah tangga dan

remaja putri. Tujuan dari Pelatihan ini diharapkan menambah pengetahuan khususnya budaya

jepang melalui ketrampilan kristik.

Manfaat yang didapat dari pelatihan ini adalah Ibu rumah tangga dan remaja mampu

memiliki wawasan budaya jepang yang berhubungan dengan ketrampilan kristik dan Ibu

rumah tagga dan remaja mampu membuat sendiri hasil karya dari kerajinan kristik

LANDASAN TEORI

Menurut Gillow, John, and Bryan Sentence (1999) Kruistik adalah salah satu bentuk

tertua dari kerajinan sulam (kerajinan bordir), dan dapat ditemukan di seluruh dunia. Dalam

Bahasa sehari hari istilah Kruistik sering diucapkan dengan kristik, kadang dikatakan juga

dengan istilah asing yaitu Cross Stitch atau tusuk silang.

Kruistik sebagai salah satu jenis sulaman yang memakai jahitan benang yang bersilangan

(membentuk huruf “x”) di atas kain tenunan sejajar. Teknik jahitan membentuk huruf “x”

disebut tusuk silang, sehingga kruistik populer dengan sebutan “tusuk silang”.

Produk kruistik berupa sulaman gambar-gambar memiliki keunikan tersendiri

umumnya hasil kristik dimanfaatkan sebagai hiasan pakaian, perabot rumah tangga, hiasan

dinding, tas, atau aksesoris. Desain gambar kristik dapat dicontoh dari buku berisi pola-pola

motif atau hasil desain sendiri.

Perlengkapan dalam membuat kerajinan kristik memiliki kekhasannya seperti

benang, jarum dan kain khusus. Benang yang digunakan berupa benang sulam dari katun atau

rayon. Sedangkan jarum untuk kristik adalah jarum tapestri berujung tumpul dengan mata

jarum ukuran besar agar bisa dilewati beberapa helai benang sekaligus. Kain untuk kruistik

adalah kain yang memiliki kotak-kotak (lubang-lubang) dalam ukuran yang sama, horizontal

maupun vertikal. Oleh karena itu, hasil jahitan terlihat seperti pola-pola persegi dengan

ukuran yang sama. Adapun untuk kain kristik umumnya terdapat beberapa jenis kain yang

dapat digunakan seperti kain strimin, kain aida, dan kain linen.

Page 58: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

52

Bangsa Jepang melestarikan dan mewariskan nilai-nilai luhur yang dimilikinya dari

generasi ke generasi. Salah satu alasan bangsa Jepang dapat mempertahankan keberadaan

tradisinya adalah karena masyarakat Jepang mempunyai kemampuan untuk mencampur dua

elemen yang berbeda, tradisional dengan modern, lokal dengan impor, barat dengan timur.

Bangsa ini berkembang berdasarkan dan bertolak dari nilainilai spiritual yang menjadi

inspirasi, cara berpikir dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Jepang

telah menuangkannya dengan jelas ke dalam kebudayaannya.

terutama dalam bidang seni budaya jepang kemampuan mengadopsi budaya luar

untuk memperkaya tradisinya dapat kita tiru, terutama dalam kerajinan kristik dengan

memadukan budaya jepang yang berasal dari ornament-ornamen seni yang terdapat

dimasyarakat jepang dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat seperti

ornament bunga sakura, pemandangan gunung fuji dan juga kebiasaan masyarakat dalam

minum teh hijau sehingga pada gambar yang diaplikasikan di kerajinan kristik terdapat motif

pukuk daun teh dan teko.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wilayah perumahan Pamulang tanggerang merupakan perumahan yang ditempati banyak

keluarga muda yang umumnya adalah ibu rumah tangga yang bekerja dirumah dengan

perekonomian menengah. Untuk menambah penghasilan keluarga diperlukan kegiatan yang

dapat dikerjakan dirumah dalam waktu senggang dan kegiatan yang tidak memerlukan

spesifik waktu untuk dikerjakan.

Mengatasi hal tersebut bekerjasama dengan pengurus PKK setempat, kami tim dosen

dari Fakultas Sastra melakukan pertemuan dengan para ibu dan remaja warga pamulang

tanggerang untuk melatih dan mengenalkan kegiatan pembuatan kristik dengan tema Jepang

yang bernilai jual tinggi dan modal yang tidak begitu besar.

Pelatihan dilakukan tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi juga praktek

langsung oleh para ibu-ibu dan remaja yang didampingi oleh para dosen. Dalam pembuatan

kristik dilakukan selangkah demi selangkah, dipraktekkan dari menyiapkan alat-alat yang

dibutuhkan hingga cara menyulam dan mengikuti pola gambar kedalam media kristik. Selain

Praktek langsung para peserta pelatihan diberikan modal awal dalam pembuatan kristik yaitu

Page 59: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

53

benang, jarum dan pola dengan tema budaya. Sasaran belajar semula adalah Anggota dan

Pengurus PKK Pamulang Tangerang serta Anggota Karang taruna.

Pelaksanaan kegiatan dirancang dalam 3 (tiga) tahap yaitu mulai dari (a) Perencanaan

dengan kegiatan observasi, menentukan materi dan peserta pelatihan, menyusun proposal,

penyusunan materi pelatihan, (b) Pelaksaaan pelatihan dan (c) Laporan yang secara rinci

dijelaskan sebagai berikut :

No Waktu Uraian kegiatan

1

September

– Oktober

2018 PERSIAPAN :

• Observasi dan koordinasi Tim Dosen dengan ketua PKK Pamulang

Tangerang

• Menyusun Proposal

• Pengesahan Proposal oleh Ketua Prodi Sastra Jepang dan Dekan

Fakultas

Sastra

• Pengajuan Proposal kepada LP2MK

• Observasi ulang dan koordinasi Tim Dosen dengan Pengurus PKK Pamulang Tangerang

• Penyusunan Jadwal Pelatihan

• Penyusunan dan penggandaan Materi Pelatihan.

• Pengadaan bahan- bahan praktek pelatihan

2.

November -Desember

2018 Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan berlangsung tanggal Jumat 30 November 2018 dari jam 11:00 – 16:00 bertempat di

3. Januari • Penyusunan Laporan

2019 • Pengandaan Laporan

• Pengiriman laporan ke LP2MK

Page 60: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

54

Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa seluruh peserta bersemangat dan

mengetahuai kiat-kiat memperoleh materi pelatihan. Pelatihan pembuatan kristik ini para ibu

dan remaja tertarik mengembangkan kreasi sendiri untuk membuat kristik dengan berbagai

pola dan tema. Akhir pelatihan ini lainnya adalah sikap berjuang dari para ibu rumah tangga

yang ingin memperbaiki perekonomian keluarga, dan sikap pantang menyerah dari ketekunan

dalam membuat kerajinan kristik, terakhir adalah sikap berani berkreasi dalam membuat hal

baru.

KESIMPULAN

Hasil kegiatan pelatihan yang diterapkan kepada para ibu dan remaja warga pamulang

tangerang, munculnya wawasan dalam hal seni menjahit dan menyulam, munculnya ide baru

dalam penentuan tema dalam berkreasi yaitu menerapkan budaya dari negara lain khususnya

Jepang yang digabungkan dengan budaya Indonesia. Perlu dibuatkan program pelatihan

ketrampilan dalam bentuk lain dan pelatihan-pelatihan lain yang sangat dibutuhkan oleh

warga pamulang Tangerang.

H. DAFTAR PUSTAKA

Gillow, John, and Bryan Sentance: World Textiles, Bulfinch Press/Little, Brown,

1999, ISBN 0-8212-2621-5, p. 181

Shereen Hanggoro, 2013, Aplikasi Kombinasi Gaya Desain Kabuki dengan Konsep

Interior Jepang Modern Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen, PetraJURNAL

INTRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-6.

Page 61: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

55

PELATIHAN KETERAMPILAN BERBAHASA INGGRIS

UNTUK TUTOR ANAK YATIM KOMUNITAS BOJONG

DI UNIVERSITAS DARMA PERSADA

1Yoga Pratama, MPd,

2Fridolini , M.Hum

3Agustinus Hariyana, MSi

[email protected]

ABSTRAK

Pengabdian masyarakat adalah suatu gerakan proses pemberdayaan diri untuk

kepentingan masyarakat. Pengabdian masyarakat seharusnya bersifat kontinual dan jangka

panjang karena dalam membangun sebuah masyarakat dibutuhkan proses yang panjang.

Banyak aspek yang harus disentuh untuk menjadikan suatu masyarakat itu baik, karakternya,

budayanya, sampai pola pikirnya juga harus kita sentuh untuk benar-benar menciptakan

sebuah masyarakat yang beradab.

Khalayak sasaran dalam program pemberdayaan ini adalah masyarakat umum, dalam

hal ini adalah anak yatim daerah Bojong Indah RT 03 / RW 06 Pondok Kelapa. Pelatihan

diberikan di Universitas Darma Persada dengan meminjam salah satu ruangan di Fakultas

Sastra. Alasan pemilihan lokasi adalah agar lebih mempermudah koordinasi antara dosen,

tenaga pengajar (mahasiswa) dan para peserta. Dengan kegiatan di atas diharapkan para tutor

atau kakak kelas dari anak Yatim daerah Bojong mendapatkan manfaatnya dan setidaknya

memiliki kemampuan mentransfer bahasa Inggris dasar untuk berkomunikasi dan diajarkan

kepada adik-adik kelasnya, dan mahasiswa pun mendapatkan manfaat dari program ini.

Mahasiswa mendapat kesempatan untuk melatih kemampuan mengajar.

Kata Kunci : Pengabdian masyarakat, Bahasa Inggris, Yatim Kampung bojong

A. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu Tridarma Perguruan Tinggi, pengabdian pada masyarakat

wajib dilakukan oleh setiap dosen, sebagai dosen di Fakultas Sastra Inggris, salah satu

kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat diberikan kepada masyarakat adalah

pemberian pelatihan kegiatan berbahasa Inggris, dalam konteks ini pengabdian

diberikan kepada anak yatim daerah Bojong. Pelatihan diberikan di Universitas

Darma Persada

Pendidikan berkaitan langsung dengan masalah seperti kemiskinan.

Sedangkan secara sosial pendidikan menjadi jalan memperkuat kelompok masyarakat.

Pada dasarnya yang menjadi khalayak sasaran dalam program pemberdayaan ini dalah

masyarakat umum, dalam hal ini adalah anak yatim. Anak yatim memiliki

keterbatasan dalam biaya untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Oleh karena itu

pemberian pelatihan Bahasa Inggris kepada anak yatim akan sangat bermanfaat.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini melibatkan mahasiswa Program Studi

Diploma Tiga yang memiliki dasar kemampuan Bahasa Inggris diatas rata-rata,

kemampuan dasar mengajar Bahasa Inggris yang baik, dan pengalaman mengajar.

Page 62: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

56

B. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

Dengan kegiatan abdimas ini diharapkan anak yatim dareah Bojong dapat

mendapatkan manfaatnya dan setidaknya memiliki kemampuan berbahaas Inggris

dasar untuk berkomunikasi.

C. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran dalam Program pemberdayaan ini adalah masyarakat

Umum, dalam hal ini adalah anak Yatim daerah Bojong Indah RT.03/RW.06 Pondok

Kelapa.

D. LOKASI

Pelatihan diberikan di Universitas Darma Persada dengan meminjam salah

satu ruangan di Fakultas Sastra. Alasan pemilihan lokasi adalah agar lebih

mempermudah Koordinasi antara Dosen, tenaga pengajar (mahasiswa) dan para

peserta.

E. METODE PENERAPAN

Metode yang digunakan adalah metode pengajaran adalah CTL (Contextual

teaching and learning).

F. RANCANGAN

Pemberian pelatihan diberikan oleh dosen dengan melibatkan tiga orang

mahasiswa Program Studi Diploma D3 dan S1. Dosen mempersipakan segala sesuatu

yang berkenaan dengan materti/modul pembelajaran dan melakukan pengawasan dan

bimbingan, sementara Tim mahasiswa mempersipakan kegiatan di lokasi

pemberdayaan sekaligus menjadi tenaga pengajar bagi mereka yang belajar.

Persiapan yang dilakukan adalah Dosen membuat modul/bahan ajar,

memberikan briefing kepada mahasiswa yang akan dilibatkan dalam kegiatan

abdimas, “Pelatihan Keterampilan Berbahasa Inggris Untuk Anak Yatim Komunitas

Bojong Di Universitas Darma Persada.”

Pelatihan dilakukan setiap hari Jumat siang pukul 14.00-16.00 (selama dua

jam) setiap minggunya sebanyak 12 pertemuan. Peserta adalah anak yatim daerah

Bojong Indah Pondok Kelapa yang berjumlah 40 orang. Setiap Jumat siang pukul

Page 63: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

57

14.00, peserta datang ke Universitas Darma Persada didampingi satu/dua orang

koordinator anak yatim komunitas Bojong. Peserta dibagi ke dalam dua

kelompok/kelas. Kelompok pertama terdiri dari perserta anak sekolah dasar (SD) dan

kelompok ini di ajar oleh dua orang tenaga pengajar. Kelompok kedua terdiri dari

peserta anak sekolah menengah pertama (SMP) dan kelompok ini diajar oleh satu

orang tenaga pengajar, Kegiatan berlangsung sebanyak 12 kali dibawah pengawasan

dan bimbingan Dosen.

Selama pelaksanaan dosen memberikan laporan kemajuan kepada LP2MK dan

setelah pelaksanaan selesai, dosen membuat laporan akhir dan menyerahkannya

kepada LP2MK Universitas Darma Persada.

G. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Lokasi

Pelatihan diberikan di Univeritas Darma Persada dengan meminjam salah satu

ruangan di Fakultas Sastra. Alasan pemilihan lokasi mengajar adalah agar lebih

mempermudah koordinasi anatar Dosen, tenaga pengajar (mahasiswa) dan para

peserta.

2. Jadwal dan Rangkaian Kegiatan

NO KEGIATAN BULAN

PERSIAPAN

BULAN PELAKSANAAN

MARET APRIL MEI JUNI JULI

1. PERSIAPAN MODUL,

ATK, DLL

3. LAP KEMAJUAN Pelaksanaan PELAKSANAAN+

Laporan Kemajuan

PELAKSANAAN

4. LAP AKHIR LAP

AKHIR

Kegiatan Pengabdian Masyarakat

SEMESTER GENAP 2018-2019

Hari/Tanggal Materi Kegiatan di Kelas

PERTEMUAN KE 1

JUMAT

Unit 1:

Greetings and

Introduction

1. Perkenalan siswa/I dan pengajar.

2. Pembahasan materi mengenai „salam‟ dan cara

berkenalan dengan orang yang baru pertama kali

berjumpa.

Page 64: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

58

3. Praktik: Siswa/I dibagi menjadi 3 kelompok

kecil, kemudian saling berkenalan dengan

identitas baru yang diberikan oleh pengajardan

mereka harus mengingat identitas teman-

temannya. Setelah itu para siswa ditanyakan

tentang identitas teman-temannya.

4. Game: Bermain “Golden River” dan

menyanyikan lagu “How Are You?”

PERTEMUAN

KE 2

JUMAT

Unit 2: Parts of

Body

1. Pembahasan materi mengenai anggota tubuh

manusia, dari rambut sampai ke ujung kaki.

2. Praktik: Para siswa secara bergantian maju ke

depan kelas dan menyebutkan dan menunjukkan

anggota tubuh mereka.

3. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

4. Game: Para siswa menyanyikan sebuah lagu

dalam Bahasa Inggris mengenai anggota tubuh

kemudian secara berpasang-pasangan mereka

menunjuk anggtoa tubuh teman-temannya

sambil menyanyikan lagu tersebut.

5. Mengerjakan latihan yang ada di buku

6. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN KE 3

JUMAT

Unit 3: Colors 1. Pembahasan materi mengenai warna dan benda-

benda yang berwarna.

2. Video: Para siswa menonton sebuah video

menarik tentang warna.

3. Video : Para siswa menonton sebuah video

menarik tentang cara pengucapan warna dalam

bahasa Inggris oleh native speaker

4. Game: Para siswa bermain tebak warna sambil

mendengarkan lagu tentang warna.

5. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

6. Mengerjakan latihan yang ada di buku

7. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN

KE 4

JUMAT

Unit 4:

Things and

Activities at

School

1. Pembahasan materi tentang benda dan aktivitas

di sekolah.

2. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

3. Game: Tebak kosakata dan memperagakan

aktivitas di sekolah.

4. Coloring: Para siswa mewarnai benda-benda

disekolah sesuai dengan warna yang telah

ditentukan di lembar soal.

5. Mengerjakan latihan yang ada di buku

6. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN KE 5

JUMAT

Unit 5:

Occupation and

Public Places

1. Pembahasan materi mengenai pekerjaan dan

tempat-tempat umum. Juga mengenai aktivitas

pekerjaan di tempat-tempat tersebut.

2. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

Page 65: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

59

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

3. Praktik: Para siswa memperagakan aktivitas

pekerjaan di depan kelas dan teman-teman

lainnya menebak aktivitas tersebut.

4. Mengerjakan latihan yang ada di buku

5. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN

KE 6

JUMAT

Unit 6: Sports

and Hobbies

1. Pembahasan materi mengenai olah raga, jenis

dan macamnya, dan hobi.

2. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

3. Praktik: Para siswa memperagakan aktivitas

olah raga dan hobi di depan kelas secara

bergantian.‟

8. Video: : Para siswa menonton sebuah video

menarik tentang hobi.

4. Mengerjakan latihan yang ada di buku

5. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN KE 7

JUMAT

Unit 7:

Greetings and

Introduction

5. Perkenalan siswa/I dan pengajar.

6. Pembahasan materi mengenai „salam‟ dan cara

berkenalan dengan orang yang baru pertama kali

berjumpa.

7. Praktik: Siswa/I dibagi menjadi 3 kelompok

kecil, kemudian saling berkenalan dengan

identitas baru yang diberikan oleh pengajardan

mereka harus mengingat identitas teman-

temannya. Setelah itu para siswa ditanyakan

tentang identitas teman-temannya.

8. Game: Bermain “Golden River” dan

menyanyikan lagu “How Are You?”

PERTEMUAN

KE 8

KAMIS

Unit 8: Parts of

Body

7. Pembahasan materi mengenai anggota tubuh

manusia, dari rambut sampai ke ujung kaki.

8. Praktik: Para siswa secara bergantian maju ke

depan kelas dan menyebutkan dan menunjukkan

anggota tubuh mereka.

9. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

10. Game: Para siswa menyanyikan sebuah lagu

dalam Bahasa Inggris mengenai anggota tubuh

kemudian secara berpasang-pasangan mereka

menunjuk anggtoa tubuh teman-temannya

sambil menyanyikan lagu tersebut.

11. Mengerjakan latihan yang ada di buku

12. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN KE 9

JUMAT

Unit 9: Colors 9. Pembahasan materi mengenai warna dan benda-

benda yang berwarna.

10. Video: Para siswa menonton sebuah video

menarik tentang warna.

11. Video : Para siswa menonton sebuah video

menarik tentang cara pengucapan warna dalam

bahasa Inggris oleh native speaker

Page 66: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

60

12. Game: Para siswa bermain tebak warna sambil

mendengarkan lagu tentang warna.

13. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

14. Mengerjakan latihan yang ada di buku

15. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN

KE 10

KAMIS

Unit 10:

Things and

Activities at

School

7. Pembahasan materi tentang benda dan aktivitas

di sekolah.

8. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

9. Game: Tebak kosakata dan memperagakan

aktivitas di sekolah.

10. Coloring: Para siswa mewarnai benda-benda

disekolah sesuai dengan warna yang telah

ditentukan di lembar soal.

11. Mengerjakan latihan yang ada di buku

12. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN KE 11

JUMAT

Unit 11:

Occupation and

Public Places

6. Pembahasan materi mengenai pekerjaan dan

tempat-tempat umum. Juga mengenai aktivitas

pekerjaan di tempat-tempat tersebut.

7. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

8. Praktik: Para siswa memperagakan aktivitas

pekerjaan di depan kelas dan teman-teman

lainnya menebak aktivitas tersebut.

9. Mengerjakan latihan yang ada di buku

10. Membahas PR bersama-sama

PERTEMUAN

KE 12

JUMAT

Unit 12: Sports

and Hobbies

6. Pembahasan materi mengenai olah raga, jenis

dan macamnya, dan hobi.

7. Praktik: Para siswa diajarkan cara pengucapan

vokal dan konsonan dalam bahasa Inggris.

8. Praktik: Para siswa memperagakan aktivitas

olah raga dan hobi di depan kelas secara

bergantian.‟

16. Video: : Para siswa menonton sebuah video

menarik tentang hobi.

9. Mengerjakan latihan yang ada di buku

10. Membahas PR bersama-sama

H. HASIL KEGIATAN

a. Evaluasi hasil :

1. LP2MK sangat berperan dalam terlaksananya kegiatan ini. Adanya dorongan

besar dari LP2MK sangat membantu pengajar (dosen) selama melaksanakan

salah satu tugas Tridarma Perguruan Tinggi ini. Surat rujukan dari dan

Page 67: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

61

bantuan dana dari UNSADA melalui LP2MK untuk transportasi pengajar

(mahasiswa) sangat menunjang terlaksanaya kegiatan abdimas ini.

2. Kegiatan antara dosen dan mahasiwa yang baik dalam pebuatan modul /bahan

ajar.

3. Mahasiswa termotivasi untuk mengajar karena mendapat kesempatan melatih

kemampuan mengajar.

4. Lokasi kegiatan yang berada didalam kampus membuat kegiatan terlaksana

dengan lancar dibawah pengawasan dosen pendamping.

b. Faktor penghambat berhasilnya kegiatan ini adalah :

1. Para peseta abdimas merupakan anak-anak yatim usia sekolah sehingga

terkadang mereka terpaksa tidak datang apabila ada kegaitan di sekolah

masing-masing.

2. Kurangnya waktu pelaksanaan karena banyaknya libur besama, pelaksanaan

UN, libur lebaran, dan lain-lain mengakibatkan kegiatan belajar mengajar

sering terhalang sehingga harus diadakan beberapa kelas pengganti di hari

yang berbeda.

I. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan :

Kegiatan abdimas ini sangat bermanfaat bagi pengajar (dosen), mahasiswa, dan peserta.

Dosen mampu nerealisasikan salah satu Tri darma Perguruan Tinggi, Sementara para

peserta mendapatkan manfaat dalam belajar bahasa inggris. Para mahasiswa mendapatkan

pengalaman belajar mengajar di luar waktu kuliah dan peserta anak-anak yatim usia

sekolah yang tadinya tidak terlalu berminat dalam belajar bahasa Inggris, merasa tertarik,

bersemangat dan disiplin dalam mengikuti proses belajar mengajar dari awal sampai

selesai.

b. Saran :

Sebaiknya kegiatan dilakukan dalam rentang waktu yang lebih lama agar kegiatan bisa

berlangsung dengan lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Dian , Nursalih,Basic English Practice, Andi Publisher, 2010

Page 68: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

62

Modul mengajar Basic English 1

Modul ajar Basic English 2

TATA RIAS WAJAH DAN HIJAB

SEBAGAI ALTERNATIF DALAM INDUSTRI JASA

Yulie Neila Chandra, C. Dewi Hartati, Gustini Wijayanti, Hin Goan Gunawan

Program Studi Bahasa dan Budaya Tiongkok

[email protected]

ABSTRAK

Berbagai pengetahuan keterampilan menjadi modal dalam industri jasa dan kreatif,

begitu pula keterampilan tata rias wajah dan hijab bagi ibu-ibu PKK. Keterampilan tersebut

dapat diperoleh melalui kegiatan pelatihan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan

pengetahuan dan pelatihan kepada ibu-ibu PKK dalam bidang tata rias wajah dan pemakaian

hijab sehingga ibu-ibu tersebut dapat mandiri baik dalam hal tata rias, maupun mandiri secara

ekonomi. Melalui metode pembelajaran yang sesuai, hasil kegiatan pelatihan ini antara lain:

keterampilan tata rias wajah dan hijab, serta kepercayaan diri para ibu meningkat; mereka

dapat menghemat pengeluaran untuk pergi ke salon kecantikan bila kerabat mereka

menyelenggarakan hajatan atau dalam kegiatan lainnya; atau memberikan jasanya

mendandani kerabat mereka; bahkan para ibu PKK yang telah mendapat pelatihan juga dapat

mengajarkan kepada ibu-ibu lainnya atau remaja putri (karang taruna) di lingkungan tempat

tinggal mereka. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat membangun industri jasa di lingkungan

mereka.

Kata Kunci: Tata Rias Wajah, Hijab, Keterampilan, Industri Jasa, Ibu-ibu PKK

PENDAHULUAN

Semua perempuan ingin terlihat cantik dan menarik. Berbagai cara dilakukan oleh

kaum perempuan untuk membuat dirinya terlihat demikian, dari yang biasa seperti

berdandan, pergi ke salon kecantikan, hingga yang ekstrim seperti operasi plastik. Dengan

kata lain, kaum perempuan tidak dapat terlepas dari urusan hias rias, mulai dari anak-anak,

gadis remaja hingga ibu-ibu. Bahkan, urusan hias rias ini juga merambah di kalangan

perempuan berhijab.

Kata tata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2011) berarti aturan, kaidah,

dan susunan, yang biasanya digunakan dalam kata majemuk. Sementara itu, kata rias dalam

bahasa Indonesia termasuk homonim. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Page 69: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

63

(2011), kata rias pertama berarti hati batang pisang yang berkategori nomina; sedangkan arti

rias kedua adalah hias yang berkategori verba, artinya tidak lain adalah merias, berdandan,

bersolek, dan sebagainya merujuk pada kegiatan mempercantik diri. Kata hias tersebut sering

disandingkan dengan rias sehingga menjadi hias rias. Maknanya sama, yakni berhias, merias,

berdandan, bersolek, dan juga memperelok diri. Tata rias wajah bertujuan membuat

penampilan wajah lebih cantik.

Tata rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya

dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah dalam bahasa Inggris adalah make up. Istilah

tersebut merujuk pada pengubahan bentuk wajah (Wikipedia Bahasa Indonesia

http://id.wikipedia.org>wiki>tata_rias). Tata rias wajah berkaitan dengan anatomi wajah

(garis dan bentuk wajah) dan juga bentuk tubuh, sifat-sifat atau karateristik warna, gradasi

warna, dan komposisi warna. Tata rias juga dapat mengkoreksi kekurangan dan kelebihan

wajah. Oleh karena itu, tujuan umum tata rias wajah adalah mengubah penampilan fisik

khususnya wajah yang kurang sempurna.

Kata hijab berasal dari bahasa Arab, yang artinya adalah „penghalang‟. Pada beberapa

negara berbahasa Arab dan negra-negara Barat, kata hijab lebih sering merujuk kepada

„kerudung‟ yang digunakan oleh wanita muslim, yang biasa disebut jilbab. Dalam keilmuan

Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan

tuntutan agama (Wikipedia Bahasa Indonesia http://id.m.wikipedia.org>wiki>Hijab).

Setakat ini, rias wajah sering dikaitkan dengan penggunaan hijab. Bagi perempuan

yang tidak berhijab, tata rias rambut menjadi bagian yang penting dan tidak dapat dilepaskan

dalam tata rias wajah, begitu pula jilbab bagi para perempuan berhijab. Berbagai model hijab

menjadi daya tarik tambahan dalam tata rias wajah.

Mengenai tata rias wajah dan hijab juga menjadi perhatian para ibu PKK di

lingkungan RW 03 kelurahan Pisangan Timur kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.

Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan, ibu-ibu PKK berkeinginan mengasah

keterampilan mereka dalam bidang tata rias wajah dan hijab. Pada umumnya ibu-ibu PKK

RW 03 mengenakan hijab atau berbusana muslim. Namun, mereka merasa tidak bisa

memakai hijab dengan gaya dan model kekinian, terlebih untuk berbagai acara yang berbeda,

baik yang formal maupun informal; seperti acara pernikahan, sunatan, pengajian, dan lain-

lain. Hal itu juga menyangkut tata rias wajah. Ibu-ibu PKK RW 03 juga mengakui bahwa

mereka kurang terampil dalam merias wajah, khususnya untuk acara-acara yang telah

Page 70: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

64

disebutkan itu, sehingga ibu-ibu yang cukup mapan akan pergi ke salon untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Namun sebaliknya, ibu-ibu yang ekonominya kurang mapan hanya dapat

mengandalkan apa yang mereka bisa. Kalaupun ke salon, mereka akan mengeluarkan biaya

yang tidak sedikit untuk ukuran mereka. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memiliki

keinginan menjadi ahli dalam merias, setidaknya merias diri sendiri; dan banyak pula yang

ingin menjadi perias di lingkungan mereka sendiri dulu, agar kelak dapat lebih terampil

sehingga dapat menjadi modal dalam industri jasa, yakni mendapatkan penghasilan sendiri.

Berdasarkan gambaran analisis situasi seperti yang dipaparkan di atas, permasalahan

mitra, yaitu kurangnya kegiatan menambah pengetahuan dan keterampilan di tempat mitra

yang dapat membangun industri jasa dan kreatif sehingga dapat menciptakan lapangan

pekerjaan dan membantu perekonomian setiap rumah tangga. Oleh karena itu, permasalahan

tersebut diatasi melalui sebuah pelatihan kemitraan mengenai tata rias wajah dan hijab agar

dapat menumbuhkan rasa percaya diri mitra, serta dapat membangun industri jasa bagi mitra.

METODE

Untuk mencapai tujuan, diperlukan serangkaian metode dan teori yang melandasi

kegiatan. Berikut adalah metode pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir yang disajikan

dalam bentuk tabel.

No. Tahapan Materi Kegiatan Metode Tempat

1 Persiapan:

a. Rapat koordinasi

b. Persiapan

administrasi/surat-

surat, dll

c. Penyusunan

jadwal, materi, dll

d. Persiapan petugas

e. Persiapan

alat/peralatan atau

bahan

Mempersiapkan

berbagai macam

surat seperti surat

izin

Membagi tugas dan

tanggung jawab

Menyusun jadwal,

materi, presensi, dll

Membuat

banner/spanduk

Diskusi

Studi

pustaka

a. Ruang

Jurusan

Cina

Unsada

b. Kantor

RW 03

Kelurahan

Pisangan

Timur

Kecamatan

Pulo

Gadung

Page 71: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

65

2 Pelaksanaan:

a. Kegiatan

pelatihan tata rias

wajah

Teori

Praktik

Evaluasi

b. Kegiatan

pelatihan hijab

Teori

Praktik

Evaluasi

a. Menjelaskan

dasar-dasar tata

rias wajah dan

hijab

b. Mempraktikkan

rias wajah dan

hijab oleh

masing-masing

peserta

Ceramah

Tanya

jawab

Diskusi

Praktik

Kantor RW 03

Kelurahan

Pisangan

Timur

Kecamatan

Pulo Gadung

3 Evaluasi:

a. Evaluasi hasil

kegiatan

Evaluasi hasil

kegiatan pelatihan

tata rias wajah dan

hijab

Diskusi

Tanya

jawab

Kantor RW 03

Kelurahan

Pisangan

Timur

Kecamatan

Pulo Gadung

Kegiatan PkM ini berupa program pelatihan yang tidak terlepas dari proses belajar

mengajar. Oleh karena itu, teori yang berkaitan dan melandasi kegiatan ini adalah teori

pembelajaran. Menurut Thorndike yang dikutip oleh Djiwandono (2002), belajar adalah

pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus, respon, dan penyelesaian masalah yang

dapat dilakukan dengan cara coba-coba. Teori ini memandang guru/pengajar harus tahu apa

yang hendak diajarkan, respon apa yang diharapkan, dan kapan harus memberikan hadiah

(reward) atau penguat (reinforcement). Guru/pengajar berperan penting di kelas, dengan

mengontrol langsung kegiatan belajar siswa. Mereka yang harus lebih dulu menentukan

logika yang penting untuk menyampaikan materi pelajaran. Setelah siswa memberi respon,

guru/ pengajar harus memberikan penguat tersebut.

Proses pembelajaran juga bertalian dengan kognisi. Teori kognitif berpandangan

bahwa belajar adalah hasil dari usaha kita untuk dapat mengerti dunia. Penguat

(reinforcement) merupakan sumber umpan balik. Umpan balik ini dapat memberi informasi

tentang apa yang akan terjadi bila ada pengulangan. Pendekatan ini melihat belajar sebagai

sesuatu yang aktif, berinisiatif mencari pengalaman belajar, mencari informasi untuk

menyelesaikan masalah, mengatur kembali, serta mengorganisasi apa yang telah diketahui

untuk mencapai pelajaran baru (Djiwandono, 2002).

Page 72: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

66

Pembelajaran keterampilan sejatinya berpijak pada nilai humanistik. Dalam teori

humanistik dikemukakan bahwa tujuan pendidikan humanistik oleh Combs yang dikutip oleh

Djiwandono (2002) adalah (1) menerima kebutuhan dan tujuan siswa serta menciptakan

pengalaman dan program untuk perkembangan keunikan potensi siswa; (2) memudahkan

aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu; (3) memperkuat perolehan keterampilan

dasar (akademik, pribadi, antarpribadi, komunikasi, dan ekonomi); (4) memutuskan

pendidikan secara pribadi dan penerapannya; (5) mengenal pentingnya perasaan manusia,

nilai, dan persepsi dalam proses pendidikan; (6) mengembangkan suasana belajar yang

menantang, bisa dimengerti, mendukung, menyenangkan, serta bebas dari ancaman; dan (7)

mengembangkan sikap siswa terhadap ketulusan, menghormati dan menghargai orang lain,

serta terampil dalam menyelesaikan masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah ibu-ibu PKK yang

menginginkan banyak kegiatan keterampilan yang dapat menambah pengetahuan mereka,

dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mencari kegiatan yang dapat membangun

industri jasa ataupun industri kreatif di lingkungan tempat tinggal mereka, bahkan untuk

keluarga mereka sendiri.

Pelatihan tata rias wajah dan hijab menjadi suatu kegiatan yang sangat bermanfaat

bagi mitra tersebut. Hal itu disebabkan tata rias wajah dan hijab merupakan keperluan sehari-

hari, yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai acara atau keadaan, sehingga keterampilan

tersebut menjadi salah satu alternatif untuk membangun industri jasa di lingkungan mitra.

Dengan demikian, ke depannya mitra dapat memiliki berbagai keterampilan yang dapat

dimanfaatkan untuk menambah ekonomi keluarga mereka masing-masing.

Kegiatan pelatihan ini berupa:

1. Penyampaian materi: (a) pengenalan berbagai jenis tata rias wajah (make up) yang

bergantung situasi tempat, yakni tata rias wajah sehari-hari hingga untuk pesta/hajatan;

(b) pengenalan jenis-jenis hijab; (c) pengenalan alat-alat tata rias wajah; (d) pengenalan

perlengkapan hijab; dan lain-lain.

Page 73: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

67

2. Praktik langsung tata rias pada wajah masing-masing dan praktik langsung berbagai

model hijab dari yang sederhana hingga yang kompleks, dari yang hanya memerlukan

satu bahan hingga yang lebih dari satu bahan (kombinasi warna dan motif/corak).

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pelatihan ini, terdapat beberapat faktor

pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendorong atau pendukung terlaksananya kegiatan

ini, yaitu

1. Besarnya minat dan antusiasme para peserta pelatihan selama kegiatan sehingga kegiatan

ini berlangsung dengan gembira, lancar, tertib, dan efektif.

2. Tempat pelaksanaan kegiatan di Kantor RW 03 yang sangat memudahkan bagi para

peserta karena dekat dengan rumah mereka.

3. Kegiatan PkM ini dilaksanakan dengan santai dan riang gembira, tanpa ada tekanan apa

pun.

4. Para peserta mendapat kenang-kenangan berupa perlengkapan dan asesoris hijab, serta

goody bag (tas kantong belanja) UNSADA.

5. Pelatihan ini melibatkan mahasiswa yang ikutserta membantu pelaksanaan pelatihan

sehingga pelatihan dapat berjalan lancar.

Selain faktor pendukung, ditemukan juga faktor penghambat kegiatan pengabdian ini,

yaitu

1. Karena peserta pelatihan adalah ibu-ibu PKK RW 03 yang sebagian besar juga memiliki

kegiatan masing-masing terutama terkait dengan tugas mereka sebagai ibu rumah tangga,

maka waktu pelaksanaan pelatihan kadang-kadang berubah-ubah. Para peserta juga

kebanyakan merupakan jumantik yang waktunya kadang sering bersamaan sehingga

kegiatan sering tertunda. Seringkali jadwal yang sudah diatur mendadak harus ditunda

karena beberapa hal seperti bulan Ramadhan, Idul Fitri, kegiatan keagamaan, arisan,

jumantik, rapat RT, syukuran, dan sebagainya.

2. Peralatan tata rias (alat make up) yang bagus, harganya relatif lebih mahal sehingga ini

menjadi suatu kendala juga. Namun, dengan berbekal alat make up yang telah dimiliki

oleh masing-masing peserta, para peserta tetap dapat menggunakannya dengan baik

karena diajarkan cara-cara yang praktis.

SIMPULAN

Page 74: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

68

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan berlangsung, serta wawancara (tanya

jawab) dengan ibu-ibu PKK RW 03 sebagai peserta kegiatan ini, diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Pengetahuan keterampilan dalam bidang tata rias dan hijab bertambah, sehingga

mengakibatkan kepercayaan diri para peserta juga meningkat;

2. Para ibu PKK RW 03 sebagai peserta dapat menularkan ilmunya kepada siapa pun yang

tertarik di bidang tata rias wajah dan hijab tersebut, seperti kepada putri mereka;

3. Kesadaran ibu-ibu PKK RW 03 dalam memelihara kecantikan dan menjaga penampilan

juga bertambah.

4. Para ibu PKK RW 03 antusias untuk mengikuti pelatihan-pelatihan lainnya yang dapat

meningkatkan pengetahuan mereka.

5. Ide untuk berwirausaha dalam bidang jasa kecantikan bertambah, sehingga kegiatan ini

dapat menjadi modal dalam industri jasa bagi peserta.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi. (2018). Buku Panduan Pengusulan Program Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat melalui SIMLITABMAS Tahun 2018. Jakarta:

Ristekdikti.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kemitraan (LP2MK), Universitas

Darma Persada. 2016. Rencana Strategis (Renstra) Pengabdian kepada Masyarakat

2016-2020. Jakarta: Universitas Darma Persada.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (edisi

keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wikipedia Bahasa Indonesia http://id.m.wikipedia.org>wiki>Hijab

Wikipedia Bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org>wiki>tata_rias

Page 75: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

69

PELATIHAN PERSIAPAN JLPT N5 (MOJI-GOI-BUMPO) LANJUTAN

UNTUK MAHASISWA NON FAKULTAS SASTRA PRODI BAHASA

DAN KEBUDAYAAN JEPANG DI UNSADA

Zainur Fitri, Metty Suwandany, Tia Martia, Bertha Nursari

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Sastra

[email protected]

ABSTRAK

Pelatihan persiapan ujian JLPT N5 (moji-goi-bunpo) lanjutan untuk mahasiswa non Fakultas

Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang di Unsada merupakan program pelatihan

berkelanjutan yang ditujukan agar mahasiswa siap mengikuti dan bisa lulus JLPT N5.

Kegiatan pelatihan ini dianggap penting karena UNSADA sejak kurikulum tahun 2012 telah

mencanangkan matakuliah trilingual, berupa pengajaran matakuliah Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, dan Bahasa Jepang sebagai matakuliah wajib bagi seluruh mahasiswa

Unsada di semua fakultas. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menumbuhkan dan

merangsang motivasi kepada mahasiswa non Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan

Jepang agar mau mengikuti ujian JLPT, untuk melaksanakan metode pengajaran yang efektif

dalam mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti pelatihan JLPT N5 serta untuk

mempersiapkan mahasiswa non Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang agar

dapat memiliki nilai plus baik di perkuliahan maupun di lapangan pekerjaan kelak. Metode

yang digunakan pada kegiatan pelatihan ini dengan menggunakan metode Student Centered

Learning. Hasil dari pelatihan ini adalah menambah wawasan pengetahuan mahasiswa non

Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang tentang JLPT dan bentuk-bentuk soal

JLPT khususnya N5.

Kata Kunci: JLPT, N5, SCL, moji-goi, bumpo

1.1 Pendahuluan

Pengabdian kepada masyarakat adalah suatu bentuk kegiatan institusi yang diadakan

oleh dosen (baik dengan atau tanpa mahasiswa), yang ditujukan untuk masyarakat sebagai

salah satu dharma atau tugas pokok perguruan tinggi, di samping dharma pendidikan dan

dharma penelitian, sebagaimana yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan

dilaksanakannya dharma pengabdian kepada masyarakat baik dalam bentuk

pelatihan/penataran, pendidikan kesehatan, penerapan hasil penelitian atau dalam bentuk

lainnya, diharapkan selalu ada keterkaitan bahkan kebersamaan antara perguruan tinggi dan

masyarakat. Hal ini dapat diartikan sebagai: pengamalan ipteks melalui metode ilmiah

langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam upaya mensukseskan pembangunan,

mengembangkan manusia ke dalam sektor pembangunan dan meningkatkan taraf kehidupan

masyarakat.

Page 76: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

70

Kegiatan pengabdian masyarakat yang akan kami lakukan pada semester Genap

2018/2019 ini merupakan pelatihan persiapan ujian JLPT N5 (moji-goi-bunpo) lanjutan untuk

para mahasiswa non Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang di Unsada agar

siap mengikuti dan bisa lulus JLPT N5. Kegiatan pelatihan ini kami anggap penting karena

UNSADA sejak kurikulum tahun 2012 telah mencanangkan matakuliah trilingual, berupa

pengajaran matakuliah bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jepang sebagai

matakuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Unsada di semua fakultas. Matakuliah Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris memang sudah menjadi matakuliah wajib di kampus-kampus

lain. Unsada menganggap penting para mahasiswanya juga harus mampu berbahasa Jepang

dengan level setara JLPT N5, karena melihat kedekatan hubungan antara pihak pemerintah

Jepang dengan Unsada melalui PERSADA. Selain itu, penguasaan bahasa Jepang memang

perlu karena banyaknya tawaran dari pihak Jepang untuk mengirimkan mahasiswa Unsada

dalam rangka pertukaran mahasiswa ataupun mengikuti program-program lainnya dari

pemerintah Jepang, seperti program PKL dan lain-lain.

Selama ini tawaran dari pihak Jepang baru dapat diambil manfaatnya oleh para

mahasiswa dari Fakultas Sastra Jepang. Para mahasiswa dari fakultas non Bahasa Jepang,

terutama Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Kelautan dan Fakultas Ekonomi belum dapat

memanfaatkan peluang dari pihak Jepang ini. Para mahasiswa dari fakultas tersebut merasa

kurang termotivasi untuk mempelajari Bahasa Jepang, dan menganggap matakuliah Bahasa

Jepang merupakan matakuliah yang kurang penting, sehingga mereka merasa malas belajar

dalam menghapal huruf-huruf Jepang (hiragana, katakana, kanji) juga tata bahasa Jepang.

Padahal dengan menguasai Bahasa Jepang dan dapat lulus ujian JLPT N5 sudah menjadikan

nilai tambah bagi mereka saat mereka nanti masuk ke dunia kerja ataupun dapat

menggunakan peluang dari tawaran pihak Jepang untuk PKL ke Jepang.

Setelah melakukan program pelatihan persiapan JLPT N5 kepada mahasiswa non

Fakultas Sastra di Unsada di semester sebelumnya, melakukan evaluasi program tersebut dan

dalam upaya untuk memenuhi permintaan akan keberlanjutan program ini, dalam kegiatan

pengabdian masyarakat semester genap 2018/2019 ini, kami bermaksud melebarkan sayap

dengan membantu para mahasiswa non Fakultas Sastra Prodi Sastra Jepang untuk dapat

meningkatkan kemampuan Bahasa Jepang mereka agar bisa memperoleh sertifikat JLPT N5

pada bulan Juli 2019. Kami bermaksud mengajarkan Bahasa Jepang persiapan JLPT N5

yang difokuskan pada tulisan kanji, kosakata dan tatabahasa (moji-goi-bunpo) kepada

mahasiswa perwakilan dari Fakultas Sastra Prodi Inggris, Fakultas Sastra Prodi Sastra Cina,

Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Kelautan, dan Fakultas Ekonomi yang telah lulus

Page 77: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

71

matakuliah Bahasa Jepang I dan II , serta dengan melibatkan 2 orang mahasiswa Bahasa dan

Kebudayaan Jepang yang telah lulus ujian JLPT N3 atau N2 sebagai ajang bagi mereka untuk

berlatih mengajar atau mentransfer ilmu mereka. Alasan kami memfokuskan tulisan kanji dan

goi dalam program ini adalah karena dua poin tersebut merupakan landasan kuat yang harus

dimiliki oleh mahasiswa untuk mampu membaca, memahami serta dan menjawab soal-soal

JLPT yang akan dihadapinya nanti. Dengan memfokuskan program ini pada dua hal tersebut,

diharapkan kelak mahasiswa dapat memahami penggunaan kanji dan kosakata-kosakata

Bahasa Jepang dalam soal-soal JLPT N5 yang kelak dapat diaplikasikan dan diperluas ke

komponen sesi ujian JLPT yang lainnya yaitu pendengaran (choukai), dan bacaan (dokkai).

1.2 Tinjauan Pustaka (Literature Review)

1. Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa Latin yakni movere, yang berarti

„menggerakkan” (to move). Menurut McDonald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2011:

158) “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal

and anticipatory goal reaction”. “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Wina Sanjaya (2006: 29) yakni “Motivasi adalah suatu

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan

kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Jadi motivasi kerja merupakan suatu

dorongan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan kegiatan atau bekerja untuk

mencapai tujuan. Menurut Sardiman (2011: 73) “Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang

diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan”.

Marno (2008: 22) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang membuat

motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Hamzah B. Uno (2008: 1) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan, baik dari dalam

maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Sementara itu, Malayu S.P Hasibuan (2003: 95) menyatakan bahwa

“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,

agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya

untuk mencapai kepuasan.”

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah hal yang

mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.

Page 78: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

72

Motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri manusia untuk

memenuhi berbagai kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing (Afin Murtie,

2012: 63). Dalam bukunya Robbins (2008: 222) mengemukakan motivasi sebagai proses

yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai

tujuannya. Menurut Kadarisman (2012: 278), motivasi kerja adalah penggerak atau

pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat dan baik

sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan

dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor

pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh

jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) “motivasi

belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang

mendukung. Indikator-indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil,

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan

dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.” Selain itu, Winkel (2011: 160),

menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan pendapat di

atas, Sardiman A. M (2007: 75), menjelaskan motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan

dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Slameto (2010: 26), motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu:

1. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti, dan memecahkan

masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/

masalah.

Page 79: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

73

2. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tugas-tugas

bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk

memperoleh status dan harga diri.

3. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/ belajar

dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/ teman-teman. Kebutuhan

ini sukar dipisahkan dengan harga diri.

Selain itu, Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata (2011: 236-237),

menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong motivasi belajar, yaitu:

1) Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.

2) Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baik

melalui kooperasi maupun dengan kompetisi.

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaran.

6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf (2009: 23), menyebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Faktor Internal Faktor internal meliputi:

a) Faktor Fisik

Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera).

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat

aktivitas belajar pada siswa.

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)

a) Faktor Non-Sosial

Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang,

malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau

fasilitas belajar.

b) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadir secara

langsung maupun tidak langsung (foto atau suara).

Proses belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara

menyenangkan, seprti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa, serta selalu

membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat di rumah siswa tetap mendapat

Page 80: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

74

perhatian orang tua, baik material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna

membantu dan mempermudah siswa belajar di rumah. Dari penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil

usaha seseorang. Bila usaha yang dilakukan peserta didik itu adalah hal-hal yang positif dan

menunjang serta berorientasi pada kegiatan belajar IPS, maka motivasi belajar akan

mempengaruhi hasil belajar IPS.

Menurut Komang Ardana dkk (2008: 31), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

seseorang adalah sebagai berikut:

1) Karakteristik individu, antara lain: minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan dan situasi

pekerjaan, kebutuhan individual kemampuan atau kompetensi, pengetahuan tentang

pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai

2) Faktor-faktor pekerjaan, antara lain:

(a) Faktor lingkungan pekerjaan, yaitu: gaji yang diterima, kebijakan-kebijakan sekolah,

supervisi, hubungan antar manusia, kondisi pekerjaan, budaya organisasi

(b) Faktor dalam pekerjaan, yaitu: sifat pekerjaan, rancangan tugas atau pekerjaan, pemberian

pengakuan terhadap prestasi, tingkat atau besarnya tanggung jawab yang diberikan, adanya

perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, adanya kepuasan dari pekerjaan.

4. Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL)

Pembelajaran Student Centered Learning (selanjutnya disingkat SCL) menekankan

pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali

motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar

ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan

masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan,

kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis,

serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan

(2006). Paradigma pembelajaran SCL, dosen hanya sebagai fasilitator dan motivator dengan

menyediakan beberapa strategi belajar yang memungkinkan mahasiswa (bersama dosen)

memilih, menemukan dan menyusun pengetahuan serta cara mengembangkan

ketrampilannya (method of inquiry and discovery). Pada SCL, ilmu pengetahuan tidak lagi

dianggap statik tetapi dinamis di mana peserta didik secara aktif mengembangkan

ketrampilan dan pengetahuannya artinya siswa secara aktif menerima pengetahuan tidak lagi

pasif. Dengan demikian sangat mungkin nantinya siswa didik menjadi lebih pintar dari

Page 81: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

75

gurunya (tidak seperti film silat zaman dahulu di mana murid selalu kalah dari gurunya)

apabila sang guru tidak aktif mengembangkan pengetahuannya.

SCL tidak melupakan peran dosen. Dalam SCL dosen masih memiliki peran seperti

(1) bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran; (2) mengkaji

kompetensi matakuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di akhir pembelajaran; (3) merancang

strategi dan lingkungan pembelajaran dengan menyediakan berbagai pengalaman belajar

yang diperlukan mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang dibebankan pada

matakuliah yang diampu; (4) membantu mahasiswa mengakses informasi, menata dan

memprosesnya untuk dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan nyata; (5)

mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang relevan

dengan kompetensinya. Sementara itu, peran yang harus dilakukan mahasiswa dalam

pembelajaran SCL adalah (1) mengkaji kompetensi matakuliah yang dipaparkan dosen; (2)

mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan dosen; (3) membuat rencana pembelajaran

untuk matakuliah yang diikutinya; (4) belajar secara aktif (dengan cara mendengar,

membaca, menulis, diskusi, dan terlibat dalam pemecahan masalah serta lebih penting lagi

terlibat dalam kegiatan berfikir; (5) tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi), baik

secara individu maupun berkelompok; (6) mengoptimalkan kemampuan dirinya. Sedangkan

Pada TCL, peran mahasiswa untuk aktif dalam perkuliahan menjadi terbatas. Perbaikan dari

metode ini biasanya berupa diskusi tanya jawab tetapi dengan tetap mengedepankan peran

dosen dalam perkuliahan. Dalam bahasa lain, ilmu pengetahuan dianggap sudah jadi dan

dosen di sini dikatakan melakukan transfer of knowledge. Metode pembelajaran dengan

pendekatan SCL merupakan metode pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai

pusat dari proses belajar mengajar.

Metode pembelajaran dengan student centered menjadikan peserta didik aktif dan

mandiri dalam proses belajarnya, mampu untuk menemukan sumber-sumber informasi untuk

dapat menjawab pertanyaannya dan memiiki kemampuan dalam membangun serta

mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhannya berdasarkan dengan sumber-

sumber belajar, dalam batas-batas tertentu peserta didik mampu untuk memilih sendiri apa

yang akan dipelajarinya (Pongtuluran dan Rahardjo, 1999).

1.3 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam pengabdian masyarakat ini adalah :

1. Bagaimana menumbuhkan dan merangsang motivasi kepada mahasiswa non Fakultas

Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang untuk mau mengikuti ujian JLPT ?

Page 82: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

76

2. Metode pengajaran apakah yang efektif dalam mempersiapkan mahasiswa untuk

mengikuti pelatihan JLPT N5 khususnya dalam sesi ujian moji-goi-bunpo ?

1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan

Pelatihan ini diadakan di Universitas Darma Persada dari 5 April s/d 5 Juli 2019.

Pelatihan diadakan di Gedung Fakultas Sastra lantai 3 S305.

1.5 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah :

1. Untuk menumbuhkan dan merangsang motivasi kepada mahasiswa non

Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang agar mau mengikuti

ujian JLPT.

2. Untuk memberikan pelatihan persiapan JLPT N5 kepada mahasiswa non

Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang

3. Untuk melaksanakan metode pengajaran yang efektif dalam mempersiapkan

mahasiswa untuk mengikuti pelatihan JLPT N5.

4. Untuk mempersiapkan mahasiswa non Fakultas Sastra Prodi Bahasa dan

Kebudayaan Jepang agar dapat memiliki nilai plus baik di perkuliahan maupun

di lapangan pekerjaan kelak

1.6 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dalam program ini adalah para mahasiswa non Fakultas Sastra

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang di lingkungan Unsada yang telah lulus matakuliah

Bahasa Jepang I dan II.

2. Hasil dan Pembahasan

2.1 Hasil

Hasil kegiatan ini adalah menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang JLPT

dan bentuk-bentuk soal JLPT khususnya N5.

2.2 Pembahasan

Sejak awal program pelatihan ini dilakukan, kami mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan waktu dengan jadwal kuliah mahasiswa yang berasal dari non Fakultas Sastra

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Para mahasiswa yang mengikuti program

Page 83: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

77

pelatihan inipun memiliki latar belakang fakultas dan semester yang berbeda. Ditambah lagi

dengan adanya perbedaan buku ajar yang mereka pelajari saat mengikuti matakuliah Bahasa

Jepang I dan II membuat kami harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memberikan

metode pelatihan JLPT N5 yang menarik, efektif dan efisien.

Sebulan sebelum pelatihan dimulai, kami memilah-milah soal-soal yang akan

diberikan kepada para peserta pelatihan ujian JLPT N5. Kami juga mengatur jadwal dan

berbagi tugas antar anggota tim di dalam mengajarkan materi-materi yang berhubungan

dengan persiapan ujian JLPT N5. Kami mengadakan pelatihan persiapan ujian JLPT N5 ini

setiap hari Jum‟at dengan alasan pada umumnya mahasiswa banyak yang memiliki waktu

senggang pada waktu tersebut. Dua minggu sebelum pelatihan ini dimulai, kami mencoba

mengadakan ice breaking dan briefing tentang pengenalan persiapan ujian JLPT N5 kepada

para calon peserta serta manfaat dan nilai plus yang akan diperoleh jika mereka lulus dalam

ujian JLPT N5. Kami juga mengadakan tes membaca beberapa kosakata dan wacana pendek

kepada calon peserta dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para calon

peserta terhadap Bahasa Jepang yang telah mereka miliki.

Setiap minggu para peserta diberikan materi-materi JLPT N5 yang berbeda sesuai

dengan komponen atau sesi ujian dalam JLPT N5. Adapun materi-materi yang diberikan

adalah soal-soal yang berkaitan dengan moji-goi (tulisan-kosakata), bunpou (tatabahasa),

choukai (pendengaran) dan dokkai (wacana). Setiap awal pertemuan para peserta diberikan

soal-soal untuk dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh para pengajar.

Setelah selesai waktu yang telah ditentukan untuk menjawab soal-soal JLPT N5, kami

membahas jawaban bersama-sama dan memberikan penjelasan terhadap jawaban yang benar

dari soal-soal tersebut. Kami juga memberikan beberapa tips, kiat-kiat serta kata kunci di

dalam menjawab berbagai bentuk soal-soal ujian JLPT.

Awalnya kami berusaha mengkondisikan waktu penyelesaian soal-soal sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan dalam pelaksanaan JLPT yang sebenarnya. Namun, rupanya hal

tersebut menjadi kendala bagi mahasiswa karena banyak mahasiswa yang sudah lupa ataupun

tidak tahu jawaban soal-soal tersebut. Hal ini dapat dimaklumi karena matakuliah tersebut

bukan merupakan bidang khusus yang ditekuninya dan banyak materi yang belum mereka

dapatkan saat mengikuti matakuliah Bahasa Jepang I dan II.

Seiring berjalannya waktu, kami melihat adanya perkembangan dan kemajuan sedikit

demi sedikit dari para peserta baik dalam pengelolaan waktu menjawab soal-soal maupun

dalam menjawab soal-soal JLPT. Hal ini terlihat dari berkurangnya jumlah kesalahan yang

mereka lakukan dalam menjawab soal-soal JLPT N5. Di setiap pertemuan kami selalu

Page 84: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

78

berusaha memotivasi para peserta untuk tidak patah semangat dan merasa down ketika

melakukan kesalahan dalam menjawab soal-soal tersebut.

Di akhir pelatihan ini kami memberikan kesempatan kepada para peserta untuk

memberikan kesan-kesan dan pesan-pesan selama mengikuti pelatihan. Pada umumnya para

peserta merasa sangat senang dengan diadakannya pelatihan ini. Mereka berpendapat bahwa

pelatihan ini sangat bermanfaat karena dapat membuat mahasiswa mengingat kembali Bahasa

Jepang yang pernah mereka dapatkan dan sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan

yang banyak tentang soal-soal JLPT khususnya JLPT N5. Pada umumnya mereka berharap

agar pelatihan ini dipertahankan dan dilanjutkan bila perlu tiap semester diadakan. Mereka

juga berharap sedapat mungkin jadwal pelatihan ini diadakan pada semester pertengahan

sekitar semester 3 atau empat dan waktunya tidak terpaut jauh dari program trilingual.

3. Kesimpulan

Untuk menumbuhkan dan merangsang motivasi mahasiswa non Fakultas Sastra Prodi

Bahasa dan Kebudayaan Jepang agar mau mengikuti JLPT, dalam pelatihan ini diberikan

berbagai informasi dan wawasan pengetahuan tentang manfaat dan keuntungan yang akan

didapatkan oleh peserta jika mereka mengikuti JLPT.

Metode pengajaran yang dilakukan dalam pelatihan ini adalah dengan metode SCL di

mana dosen hanya sebagai fasilitator dan motivator dengan menyediakan beberapa strategi

belajar yang memungkinkan peserta didik bersama dosen memilih, menemukan dan

menyusun pengetahuan serta cara mengembangkan ketrampilannya (method of inquiry and

discovery). Dalam SCL, peserta didik secara aktif mengembangkan ketrampilan dan

pengetahuannya artinya siswa secara aktif menerima pengetahuan tidak lagi pasif.

DAFTAR PUSTAKA

Afin, Murtie, 2012. Menciptakan SDM Berkwalitas, . PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta

Ardana, Komang. dkk. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Graha

Halik, Oemar. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S. 2003. Organisasi dan Motivasi : Dasar Penigkatan Produktivitas. Bumi

Aksara: Jakarta.

Kadarisman, 2012, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rajawali Pers,

Jakarta

Page 85: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

79

Marno dan M. Idris, 2008, Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Ketrampilan

Mengajar

yang Efektif dan Edukatif, Yogyakarta, Ar Ruzz Media Group

Pongtuluran, A dan Rahardjo, A.I. 1999. Student-Centered Learning: The Urgency and

Possibilities. Seminar Sehari : Innovative Approaches in Higher Education,

Universitas Kristen Petra, Surabaya, 28 Agustus. 1999.

Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational

Behavior).

Jakarta: Salemba Empat.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta : IKIP SMG PRESS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suryabrata, Sumardi, Drs.2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Yusuf LN, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Page 86: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

80

PELATIHAN IPTEK DAN PENGENALAN APLIKASI E-

COMMERCE KEPADA GURU MADRASAH AD-DINIYYAH

KAMPUNG TIPAR

Eva Novianti

1, Eka Yuni Astuty

1, Endang Ayu Susilawati

1, Nur Syamsiyah

1, Mira

Febriana1, Wibby Aldryani

2, Herianto

2, Timor Setyaningsih

2, Aji Setiawan

2, Adam A Budiman

2,

Suzuki Sofyan2, M Darsono

3, Eri Suherman

3

1Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada

2Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada

3Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada

[email protected]

ABSTRAK

Pengabdian Masyarakat merupakan pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

budaya langsung pada masyarakat secara kelembagaan melalui metodologi ilmiah sebagai

pelaksana tri dharma perguruan tinggi. Pengabdian masyarakat dengan judul “Pelatihan

IPTEK dan Pengenalan Aplikasi E-Commerce Kepada Guru Madrasah Ad-diniyyah,

Kampung Tipar, Jakarta Timur”. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan para Guru Madrasah melalui pelatihan IPTEK serta

memperkenalkan E-Commerce sebagai media jual beli online yang dapat memudahkan

penyampaian produk kreasi dari Madrasah. Pelatihan IPTEK dilakukan menggunakan

aplikasi Word dan Excel yang dapat memudahkan peserta dalam kegiatan pendataan dan

meningkatkan kemampuannya (skill). Pengenalan e-Commerce menggunakan salah satu

marketplace Indonesia yaitu Lazada Indonesia, seperti membuka akun, membuat email,

membuat toko online, pemasaran produk dan transaksi yang dapat dilakukan. Metode

penyampaian materi pelatihan melalui cara demonstrasi yang dilakukan oleh instruktur serta

dilanjutkan dengan latihan yaitu untuk mempraktikkan materi yang telah didemonstrasikan

sebelumnya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat diselenggarakan dengan baik dan

berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun meskipun belum

semua peserta pelatihan menguasai dengan baik materi yang disampaikan karena

keterbatasan waktu.

Kata Kunci : Ad-diniyah, Madrasah, Masyarakat, Pengabdian, e-Commerce

1. PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi memiliki kewajiban dalam melakukan Tridharma Perguruan Tinggi adalah

Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Pengabdian Masyarakat merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan per semester, hal ini dilaksanakan berkaitan dengan

kepedulian yang bergerak di bidang Pendidikan khususnya Pendidikan Tinggi dengan

mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi.

Page 87: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

81

Maka dari itu, Perguruan Tinggi harus memiliki kepedulian atas dunia pendidikan di

masyarakat sekitarnya khususnya mengenai masalah bagaimana agar warga masyarakat

mampu menghadapi tantangan di era globalisasi.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 4238 narasumber di Indonesia. Informasi yang

diidentifikasi mengenai penggunaan komputer dan internet secara individu; Hasil survei

menunjukkan bahwa 83.97% pengguna adalah individu S1/Diploma (berdasarkan

pendidikan). Kondisi ini mengindikasikan tingginya penggunaan komputer di sektor

pendidikan. Hasil survei memperlihatkan semakin tingginya penggunaan komputer, pola

interaksi dan komunikasi masyarakat akan ke arah digital. (Menkoinfo, 2017)

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) telah mengumumkan hasil

survei Data Statistik Pengguna Internet Indonesia tahun 2018. Berikut adalah rinciannya:

Gambar 1 Data Pengguna Internet Indonesia Tahun 2018

Berdasarkan Gambar 1 terlihat jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2018 adalah

sekitar 55,7% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 264,16 juta berasal di Pulau

Jawa. Pengguna internet terbanyak ada di pulau Jawa dengan persentase terbesar di Jawa

Barat yaitu 16.7%. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun 2017

sebesar 143,27 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 10,12% dalam waktu 1 tahun (2017

– 2018).

Melihat kenyataan di atas jurusan Sistem Informasi berencana mengadakan kegiatan

pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan keterampilan komputer untuk masyarakat di

sekitar wilayah Universitas Darma persada.

Page 88: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

82

Keterampilan komputer merupakan keterampilan yang sangat diperlukan dalam berbagai

pekerjaan sehingga siswa sekolah menengah atau pemuda masyarakat perlu dibekali dengan

keterampilan tersebut.

Tidak jarang pengangguran terjadi karena kurangnya keterampilan komputer dan pada bagian

lain untuk menambah keterampilan komputer di tempat kursus memerlukan biaya yang tidak

sedikit yang biasanya masyarakat dengan penghasilan rendah merasa kesulitan dalam

memgakses hal ini. Selain itu di lokasi desa ini belum ada lembaga swadaya yang

memberikan pelatihan komputer secara gratis atau dengan harga terjangkau.

Pelatihan ini merupakan latihan lanjutan dari pelatihan sebelumnya ditambahkan dengan

materi baru yang berhubungan dengan pengetahuan basis data sehingga kemampuan peserta

semakin mantap dan berkembang tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat peserta yang

baru.

1.1.TINJAUAN PUSTAKA

Menurut KBBI, 2016 bahwa Pelatihan atau Magang (Inggris:Training) adalah proses, cara,

perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih.

Menurut Lyton dan Pareek, 1998 bahwa pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk

mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat

bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai

pengertian dan keterampilan.

Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam

mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga

menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut (Suprihatiningsih, 2016).

Keterampilan tersebut dapat dilatih sehingga mampu melakukan sesuatu, tanpa adanya

latihan dan proses pengasahan akal, fikiran tersebut tidak akan bisa menghasilkan sebuah

keterampilan yang khusus atau terampil karena keterampilan bukanlah bakat yang bisa saja

didapat tanpa melalui proses belajar yang intensif dan merupakan kelebihan yang sudah

diberikan semenjak lahir.

Pelatihan Keterampilan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah upaya untuk

pengembangan sumberdaya manusia terutama untuk pengembangan aspek kemampuan

intelektual berbasis teknologi, informasi dan komunikasi dalam peningkatan keterampilan

bekerja sehingga produktivitas kerja juga meningkat (Haryanto, 2008).

Page 89: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

83

Materi pelatihan yang disampaikan adalah berhubungan dengan pengembangan keterampilan

penggunaan aplikasi Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce yang dimulai

dari pengenalan membuat akun sebagai penjual dan pembeli di Lazada Indonesia.

1.2.TUJUAN DAN MANFAAT

Pelatihan ini diadakan untuk bertujuan memberikan keterampilan dan kemampuan dalam

menggunakan program Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce Lazada

Indonesia.

Pelatihan ini memberikan manfaat dari bagi peserta adalah mereka semakin terampil dan

mampu menggunakan program Microsoft Office dan pengenalan e-Commerce sebagai

komponen pendukung dalam meningkatkan pendapatan serta ketrampilan para guru

Madrasah Ad-diniyyah.

1.3.KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran kegiatan Pelatihan Peningkatan Keterampilan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) adalah orang yang bekerja di Universitas Darma Persada tetapi merupakan

Guru Madrasah Ad-diniyyah, Kampung Tipar. Kegiatan dilaksanakan bertempat di Ruang

Laboratorium Komputer Fakultas Teknik Universitas Darma Persada dengan jumlah

khalayak sasaran yaitu 10 orang guru. Adapun yang menjadi instruktur dan narasumber

dalam kegiatan ini adalah dosen Jurusan Sistem Informasi dan Dosen tetap jurusan lain di

fakultas teknik yang telah berpengalaman dalam menggunakan Word dan Excel M. Office

dan pengenalan e-Commerce.

1.4.METODE PENYAMPAIAN MATERI

Untuk memecahkan masalah yang sudah diidentifikasi dan dirumuskan tersebut di atas, agar

Pelatihan dapat berjalan dengan lancar maka sebagai alternatif pemecahan masalah adalah

sebagai berikut: pelatihan dilakukan dengan pendekatan individual dan klasikal. Pendekatan

klasikal dilakukan pada saat pemberian pengetahuan tentang aplikasi Word dan Excel M.

Office dan pengenalan e-Commerce dan pendekatan individual dilakukan pada saat latihan

menggunakan Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce menggunakan

marketplace Lazada Indonesia. Adapun metode yang digunakan adalah:

Page 90: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

84

1. Demonstrasi

Metode ini dipilih untuk menunjukkan suatu proses kerja dari penggunaan aplikasi yang

terdapat pada Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce. Demonstrasi

dilakukan oleh instruktur dihadapan peserta yang masing-masing mengoperasikan satu

komputer sehingga peserta dapat mengamati secara langsung dan mempraktikkannya.

2. Latihan

Metode ini digunakan untuk memberikan tugas kepada peserta pelatihan untuk

mempraktikkan materi yang telah didemonstrasikan sebelumnya.

2.HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan dengan acara tatap muka dan latihan

aplikasi Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce berjalan dengan baik dan

lancar.

Pertemuan tatap muka dengan metode demonstrasi terlihat pada gambar 2.1 di bawah ini

yang disampaikan oleh instruktur dan dilanjutkan latihan Word dan Excel M. Office dan

pengenalan e-Commerce yang terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2. 1 Demonstrasi aplikasi IPTEK

Page 91: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

85

Gambar 2. 2 Metode Latihan Penyampaian Materi Pelatihan

Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu pada hari senin tanggal 25 sampai dengan

26 Mei 2019 dari pukul 13:00-16:00 WIB. Peserta kegiatan berjumlah 10 orang dan lokasi

penyelenggaraan pelatihan di Ruang Laboratorium Komputer Fakultas Teknik Universitas

Darma Persada. Jadwal Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Pengabdian masyarakat dapat dilihat

pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2. 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Pengabdian Masyarakat

No. Pemateri Waktu Materi

1 Eva Novianti, S.Kom, M.MSI 25 Mei 2019 Pelatihan Word

2 Eka Yuni Astuty, MMSI

3 Nur Syamsiyah,M.TI

4 Endang Ayu Susilawati, MMSI 26 Mei 2019 Pelatihan Excel

5 Mira F. Sesunan, M.Cs Pengenalan E-Commerce

Pelaksanan kegiatan PKM ini dilakukan oleh 5 (lima) orang pemateri dan dibantu oleh

asisten pemateri sebanyak 8 (delapan) orang dengan pokok bahasan yang disampaikan

berdasarkan aplikasi Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce yang kemudian

diikuti Latihan dan Evaluasi pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan

perharinya.

Kegiatan yang diawali dengan demonstrasi ini kemudian dilanjutkan latihan. Dari kegiatan

latihan tampak bahwa beberapa peserta memang belum menguasai cara penggunaan

komputer atau Word dan Excel M. Office dan pengenalan e-Commerce. Acara kemudian

dilanjutkan sesi tanya jawab.

Page 92: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

86

Adapun hasil kegiatan PKM secara garis besar mencakup beberapa komponen sebagai

berikut:

a). Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan

Peserta pelatihan keterampilan ini direncanakan sebelumnya adalah paling tidak sebanyak 10

peserta yang berasal dari Guru Madrasah Ad-diniyah, Kampung Tipar. Dalam

pelaksanaannya, kegiatan ini diikuti oleh 10 orang peserta. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa target peserta tercapai 100%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan

ini dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti dapat dikatakan berhasil.

b). Ketercapaian tujuan pelatihan

Ketercapaian tujuan pelatihan keterampilan penggunaan aplikasi Word dan Excel M. Office

dan pengenalan e-Commerce secara umum sudah baik, namun keterbatasan waktu yang

disediakan mengakibatkan tidak semua materi pelatihan dapat disampaikan secara detail.

Namun dilihat dari hasil latihan para peserta yang telah dihasilkan, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan kegiatan ini dapat tercapai.

c). Ketercapaian target materi yang telah direncanakan.

Ketercapaian target materi pada pelatihan keterampilan penggunaan aplikasi Word dan Excel

M. Office dan pengenalan e-Commerce cukup baik, karena materi pelatihan telah dapat

disampaikan secara keseluruhan.

d). Kemampuan peserta dalam penguasaan materi Target peserta pelatihan

Kemampuan peserta dilihat dari penguasaan materi masih kurang dikarenakan waktu yang

singkat dalam penyampaian materi dan kemampuan para peserta yang berbeda-beda. Hal ini

disebabkan jumlah materi yang banyak hanya disampaikan dalam waktu singkat sehingga

tidak cukup waktu bagi para peserta untuk memahami dan mempraktekkan secara lengkap

semua materi yang diberikan.

Keberhasilan ini selain diukur dari keempat komponen di atas, juga dapat dilihat dari

kepuasan peserta setelah mengikuti kegiatan yang mengusulkan agar dibuat pelatihan serupa

dengan latihan yang tingkatannya lebih sulit dari sebelumnya.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan Pemberdayaan masyarakat berupa Pelatihan Peningkatan Keterampilan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat diselenggarakan dengan baik dan berjalan dengan

Page 93: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

87

lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun meskipun belum semua peserta

pelatihan menguasai dengan baik materi yang disampaikan.

Kegiatan ini mendapat sambutan sangat baik terbukti dengan keaktifan peserta mengikuti

pelatihan dengan tidak meninggalkan tempat sebelum waktu pelatihan berakhir.

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran-saran sebagai

berikut:

1. Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian perlu ditambah agar tujuan kegiatan dapat

tercapai sepenuhnya, tetapi dengan konsekuensi penambahan biaya pelaksanaan. Oleh

karena itu biaya Pemberdayaan Masyarakat tidak boleh mengalami keterlambatan

pencairan karena mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat itu

sendiri.

2. Adanya kegiatan lanjutan yang berupa pelatihan sejenis selalu diselenggarakan secara

periodik sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam penggunaan aplikasi

komputer dan membantu perekonomian melalui pelatihan e-Commerce.

4.UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada lembaga penelitian, pemberdayaan masyarakat dan

Kemitraan (LP2MK) berdasarkan kontrak 022/PEM/LP2MK/UNSADA/III/2019, 11 Maret

2019 dan Guru Madrasah Ad-diniyyah atas kerjasamanya sehingga kegiatan pelatihan ini bisa

berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

APJII. 2018. Hasil survei Data Statistik Pengguna Internet Indonesia tahun 2018. Jakarta

Haryanto, Edy. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan

Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media

Pembelajaran. Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016 edisi V. Balai Pustaka, Jakarta

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. 2017. Indikator TIK Indonesia Tahun 2017.

Badan Penelitian dan Pengembangan SDM. Jakarta

Rolf P. Lynton dan Udai Pareek. 1998. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Pustaka

Binaman. Jakarta

Suprihatiningsih. 2016. Perspektif Manajemen Pembelajaran Program Keterampilan:

deepublish publisher. Yogyakarta

Page 94: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

88

Page 95: PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

89