HPM Pengabdian masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

PROPOSAL HIBAH PENELITIAN MAHASISWA BERPOTENSI KEPADA PENGABDIAN MASYARAKAT

JUDUL PEMANFAATAN RAGI TAPE SEBAGAI BIOAKTIVATOR DALAM SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SKALA RUMAH TANGGA

Diusulkan Oleh : SARONO KHUSNUL FATHONI HANUNG SETYO WIBOWO NANIK WIJAYANTI 10/302675/GE/06933 (2010) 09/285182/TK/35670 (2009) 10/305549/GE/06974 (2010) 10/304827/GE/06942 (2010)

FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

ii

Halaman Pengesahan 1.Judul : PEMANFAATAN RAGI TAPE SEBAGAI BIOAKTIVATOR DALAM SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SKALA RUMAH TANGGA 2.Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Fakultas : Sarono : 10/302675/GE/06933 : Kartografi dan Pengindraan Jauh : Geografi

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Mojo Jantiharjo Rt 2/ 12 Jantiharjo f. Alamat email : [email protected]

3.Anggota Pelaksana Kegiatan 4.Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP

: 3 orang

: Drs. Joko Cristanto, M.Sc : 195904251986031003

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

5.Biaya Kegiatan Total a. UGM : Rp . :Rp .

b.Sumber lain (sebutkan . . . )

6.Jangka Waktu Pelaksanaan

:

4 ( Empat ) bulan

Yogyakarta , 25 Agustus 2011 Menyetujui, Dosen Pendamping Ketua Pelaksana

(Drs. Joko Cristanto, M.Sc) NIP. 195904251986031003

(Sarono) NIM.10/302675/GE/06933

iii

Mengesahkan, Ketua LPPM Membidangi u.b. Sekretaris,

Mengetahui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Geografi UGM

(Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo) NIP. 196502111990031003

(Dr. Luthfi Mutaali, S.Si, M.T) NIP. 196804041994031003

iv

1

A. JUDUL KAMPOENG TERAPI APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DALAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN PERKAMPUNGAN YANG TERKENDALI ERUPSI MERAPI ( Studi Kasus : Erupsi Merapi 26 Desember 2010 ) B. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi penginderaan jauh adalah suatu kegiatan pengamatan obyek atau suatu daerah tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Definisi tersebut adalah definisi ideal dalam suatu kegiatan pengamatan daerah tertentu yang pada kenyataannya kita selalu membutuhkan data lapangan untuk verifikasi data yang kita hasilkan melal ui penginderaan jauh. Tetapi kita dapat mengamati wilayah yang luas dalam waktu yang relatif singkat, sehingga biaya yang kita keluarkan seharusnya lebih murah bila dibandingkan dengan melakukan kegiatan pengamatan secara langsung pada wilayah yang sama. Pemanfaatan teknologi pengindraan jauh dalam perencanaan suatu tata ruang sudah semakin berkembang dewasa ini. Keunggulan perencanaan ruang dengan teknologi pengindraan jauh terdapat pada areal, waktu, dan biaya. Dengan menggunakan teknologi pengindraan jauh areal yang menjadi obyek perencanaan semakin luas. Dengan teknologi pengindraan jauh seorang planner dapat menghemat waktu karena tidak harus survey ke lapangan secara lan gsung dan biaya yang adibutuhkan untuk survey menjadi lebih murah. Pendekatan perencanaan tata ruang di Indonesia, tidak lepas dari pergeseran tradisi perencanaan modernisme ke postmodernisme. Sejak tahun 1960 sampai akhir 1990, praktek perencanaan lebih m enekankan pada tujuan teknokratis. Pengembangan ekonomi, sosial dan lingkungan melalui proses perencanaan rasional komprehensif sangat mendominasi dalam praktek penyusunan produk tata ruang. Mekanisme perencanaan lebih bersifat dari atas ke bawah ( top down planning ). Seiring dengan pergeseran pandangan dunia, maka praktek

penyusunan produk tata ruang mempertimbangkan masyarakat sebagai salah satu komponen yang berkepentingan dalam penataan ruang. Akhir tahun 1990an, wacana pemberdayaan masyarakat melalui pr oses komunikasi, partisipasi, kolaborasi dan advokasi mulai menjadi hegemoni dalam penyusunan produk tata ruang dari tingkat departemen sampai daerah. Mekanisme

2

perencanaan ruang maupun pembangunan didorong untuk lebih bersifat dari bawah ke atas ( bottom up planning ). Gunung Merapi terletak pada koordinat 732,5'LS dan 11026,5' BT. Secara administrative termasuk Magelang, Boyolali, Klaten, Kab. Sleman, Prop. DI. Yogyakarta, Kab.

Provinsi Jawa Tengah. G. Merapi mempunyai

ketinggian 2968 meter dari per mukaan air laut (pengukuran tahun 2001), merupakan gunungapi tipe strato dengan kubah lava (Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, DESDM).

Gambar 1. Citra Landsat-7 ETM+ Kompleks Gunungapi Merapi tangga l 26 Desember 2010 Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah tercatat bahwa tipe letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan menghasilkan awanpanas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi ( Merapi Type ). Kejadiannya adalah kubahlava yang tumbuh di puncak dalam suatu waktu karena posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam dan runtu h yang diikuti oleh guguran lav a pijar. Dalam volume besar akan berubah menjadi awanpanas guguran ( rock

avalance),

atau

penduduk

sekitar

Merapi

3

mengenalnya dengan sebutan wed hus gembel, berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi (>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi (100 km/jam) ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa penghancuran kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai awan panas guguran akibat hancurnya kubah. Secara bertahap, akan terbentuk kubahlava yang baru . (Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, DESDM). Pada tanggal 26 Desember 2010 telah terjadi letusan Gunung Merapi yang menghancurkan permukiman yang ada di sekitar lereng Merapi. Tak sedikit korban yang berjatuhan akibat Erupsi Merapi tersebut. Tak sedikit pula korban yang kehilangan tempat tinggalnya karena terkena terjangan awan panas dan material Gunung Merapi. Sehingga a danya permukiman baru yang aman dan terkendali dari aktivitas Gunung Merapi sangat lah di butuhkan oleh para korban dan penduduk yang ada di sekitar ler eng Gunung Merapi.

C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut ini. a) Teknologi pengindraan jauh merupakan ilmu yang mempelajari obyek yang dan fenomena yang ada di permukaan bumi. b) Pemanfaatan pengindraan jauh untuk perencanaan penataan ruang sangat lah dibutuhkan. c) Gunung Merapi merupakan gunung yang masih aktif dan telah terjadi banyak letusan Gunung Merapi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. d) Erupsi Gunung Merapi 26 Desember 2010 telah menghancurkan banyak pemukiman warga. e) Perlu adanya pemukiman baru yang dapat dij adikan tempat relokasi bagi korban Erupsi Merapi yang aman dan terkendali dari aktivitas Gunung merapi. Berkaitan dengan permasal ahan yang dikemukakan diatas, maka judul program hibah penelitian yang penyusun usulkan adalah KAMPOENG TERAPI APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DALAM PERANCANGAN DAN

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN YANG TERKENDALI ERUPSI MERAPI ( Studi kasus : Erupsi Merapi 26 Desember 2010 )

4

D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui tempat yang aman dan dapat dijadikan pemukiman baru di kawasan sekitar Gunung Merapi berdasarkan citra satelit . 2) Mengetahui rancangan dan perencanaan yang tepat untuk pemukiman di kawasan lerang Merapi. 3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode perancangan dan perencanaan pemukiman di kawasan lereng Gunung Merapi dengan teknik pengindraan jauh . E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Adapun luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rancangan suatu pemukiman baru di kawasan lereng Gunung Merapi yang aman dan terkendali dari aktivitas Gunung Merapi . 2. Peta sebaran pemukiman yang aman dan terkendali dari aktivitas Gunung Merapi . 3. Rancangan Desain dan konstruksi bangunan yang tepat untuk pemukiman di kawasan sekitar lereng Gunung Merapi. 4. Peta sebaran kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi 26 Desember 2010.

F. KEGUNAAN Hasil yang diperoleh dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai berikut : 1) Bagi kalangan akademisi Sebagai sarana pembelajaran tentang pemanfaatan teknologi

pengindraan jauh untuk perancangan dan perencanaan pemukiman di suatu wilayah tertuntu khususnya Sekitar Gunung Api. 2) Bagi masyarakat Dapat dijadikan pedoman untuk relokasi dan membangun pemukiman baru di sekitar Lereng Merapi .

3) Bagi Pemerintah dan instansi -instansi terkait Dapat digunakan untuk pembangunan pemukiman baru untuk para korban erupsi Merapi dan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan terutama dibidang tata ruang di wilayah sekitar Gunung Merapi.

5

G. TINJAUAN PUSTAKA Wahyunto, Sri Retno Murdiyati dan Sofyan Ritung ahli pengindraan jauh dari Soil Research Institute , CSARD of IAARD (2004) telah mengadakan studi pengindraan jauh untuk mendeteksi tutupan lahan dan penggunaan lahan di Indonesia. Adapun penelitian mencakup analisis morfologis tutupan lahan dan penggunaan laha n di Indonesia dengan teknik pengindraan jauh . Berbagai informasi yang digunakan untuk menunjang tujuan penelitian tersebut

diantaranya adalah jenis citra satelit, resolusi spasial citra satelit, teknik -teknik interpretasi citra satelit un tuk berbagai tipe tutupan lahan dan pemanfaatan lahan. Adapun analisis yang di gunakan dalam penelitian tersebut adalah analisis statistik dan analisis deskriptif dengan metode penelitian interpretasi itra satelit di laboratorium dan pengambilan sampel data dari lapangan . Hasil penelitian menunjukkan adanya efisiensi dan keunggulan dari pemanfaatan tekmologi pengindraan jauh untuk mendeskripsikan suatu tutupan lahan di Indonesia. Sistem penginderaan jauh Penginderaan jauh adalah merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek, daerah atau fenomena yang dikaji. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan j auh (inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera (sensor) yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit (Lillesand dan Keifer, 1994). Teknologi Penginderaan Jauh (Inderaja) semakin berkembang melalui kehadiran berbagai sistem satelit dengan berbagai misi dan teknologi sensor. Aplikasi satelit penginderaan jauh telah mampu memberikan data/informasi tentang sumberdaya alam dataran dan sumberdaya alam kelautan secara teratur dan periodik. Sensor satelit Alat utama untuk dapat mengenali dan memah ami berbagai

kenampakan/obyek di permukaan bumi melalui penginderaan jauh adalah citra. Citra dihasilkan melaui proses perekaman dengan bantuan sensor. Sensor secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu sensor fotografik (kamera) dan sensor non-fotografik. Sensor non -fotografik masih dapat dirinci menjadi sensor pemindai (pelarik/penyiam atau

scanner)

dan

sensor

radar/gelombang mikro. Masing -masing jenis sensor ini bekerja dengan cara

6

yang berbeda, sehingga mengahasilkan citra dengan karakteristik yang berbeda pula. Citra Berbagai macam sensor yang telah diuraikan terdahulu dapat dipasang pada wahana yang berbeda -beda, mulai dari balon udara, pesawat udara, pesawat ulang-alik, dan satelit. Tinggi terbang yang berbeda -beda akan menghasilkan citra dengan skala yang berbeda -beda pula. Dengan demikian, pembedaan jenis -jenis citra pun menjadi semakin kompleks, karena dapat dilakukan berdasarkan (1) jenis sensor, (2) spektrum yang digunakan, (3) proses pencetakan, (4) format penyimpanan, dan (5) skala yang digunakan. Disamping itu, citra yang format aslinya digital pun mempunyai pengenal lain, yaitu resolusi spasial. Resolusi spasial secara langsung terkait dengan kerincian informasi spasial citra (seberapa rinci citra itu mampu menyajikan uku ran obyek terkecil). Contoh kenampakan Gunung Merapi dalam beberapa jenis citra satelit :

Gambar.2 Citra lansat-7 ETM+ Interpretasi citra

Gambar.3 Citra SPOT-5

Interpretasi citra merupakan suatu kegiatan untuk menentukan bentuk dan sifat obyek yangg tampak pada citra, berikut deskripsinya. Interpretasi citra dan fotogrametri berhubungan sangat erat, meskipun keduanya tidaklah sama. Bedanya, fotogrametri berkepent ingan dengan geometri obyek, sedangkan interpretasi citra berurusan dengan manfaat, penggunaan, asal -usul, ataupun identitas obyek yang bersangkutan (Glossary of the Mapping Sciences, 1994) . Lillesand dan Kiefer (1994) dan juga Sutanto (1986) menyebutkan 8 unsur interpretasi yang digunakan secara konvergen untuk dapat mengenali suatu obyek yang ada pada citra. Kedelapan unsur tersebut ialah warna/rona, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs, dan asosiasi. Diantara kedelapan unsur tersebut, warna/rona merupakan hal yang paling dominan, dan langsung

7

mempengaruhi pengguna citra dalam memulai interpretasi. Sebenarnya, seluruh unsur interpretasi itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenjang dalam piramida unsur-unsur interpretasi. Pada jenjang paling bawah terdapat unsur -unsur elementer yang dengan mudah dapat langsung dikenali pada citra, yaitu warna/rona, bentuk, dan bayangan. Pada jenjang berikutnya terletak ukuran, tekstur dan pola, yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang konfigurasi obyek dalam ruang. Pada jenjang paling atas terdapat situs dan asosiasi, yang merupakan unsur -unsur pengenal utama dan seringkali menjadi faktor kunci dalam interpretasi, namun sekaligus yang paling sulit didiskripsikan.

Paling RumitSitus, asosiasi

MenengahUkuran, tekstur, pola

Rona, warna, bentuk, bayangan

Paling sederhana

Gambar 3. Piramida unsur-unsur interpretasi citra menunjukkan tingkat kesulitan interpretasi suatu citra .

8

H. METODE PENELITIAN Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu pertama pengumpulan data ( mempersiapkan literatur dan citra Lansat -7 ETM+ Gunung Merapi terbaru ), kedua kerja laboratorium yaitu interpretasi citra Lansat 7 ETM+, ketiga pengolahan data hasil interpretasi dan yang keempat adalah pengambilan keputusan dan pembuatan laporan akhir. Adapun alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut:

Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Perangkat Keras a) Komputer

2) Perangkat Lunak a) Software ArcGis 10 b) Software-software pendukung desain grafis Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Citra Lansat-7 ETM+ Gunung Merapi terbaru. 2) Peta sebaran material erupsi Gunung Merapi 26 Desember 2010 3) Peta topografi Gunung Merapi 4) Data Erupsi Gunung Merapi sampai tahun 2010 5) Data tambahan seperti foto, gambar, teks, dan audio Tahap Pertama ( pengadaan Citra Lansat -7 ETM+ dan studi literatur ) Pada tahap ini, peneliti mengadakan citra Lansat -7 ETM+ dan melakukan pencarian data yang berhubungan dengan obyek penelitian, pencarian data yang berhubungan dengan wilayah penelitian diperoleh dari

instansi pemerintah daerah yang bersangkutan. Penggunaan studi pustaka dilakukan sebagai acuan dalam proses penelitian yang didapat dari

perpustakaan, internet dan jurnal internasional.

9

Tahap Kedua ( interpretasi Citra Lansat -7 ETM+ ) Pada tahap ini, peneliti melakukan interpretasi Citra Lansat -7 ETM+ secara visual maupun digital. Interpreasi secara visual yaitu dengan pengamatan obyek secara langsung dengan kemampuan indera mata, sedangkan interpretasi digital yaitu proses interpretasi citra yang dilakukan dengan komputer ( dengan software ArcGis ) Adanya peta-peta morfologi dan persebaran material Erupsi Merapi 26 Desember 2011 diharapkan mempermudah peneliti dalam proses interpretasi citra.

Tahap Ketiga ( pengolahan data ) Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan data hasil interpretasi baik secara visual maupun digital dengan software ArcGis, kemudian dari pengolahan data melalui ArcGis akan dibuat peta persebaran pemukiman baru yang aman dan terkendali erupsi Gunung Merapi. Kemudian penelti akan membuat desain tata ruang yang sesui untuk pemukiman -pemukiman tersebut. Pada tahap ini peneliti juga membuat rancangan desain dan konstruksi bangunan yang tepat untuk daerah di lereng Gunung Merapi dengan software desain grafis seperti Corel Draw , Photo Shop dan software pendukung lain nya.

Tahap Keempat (pengambilan kesimpulan dan pembuatan laporan akhir) Pada tahap terakhir peneliti menganalisis hasil interpretasi dan desain peta serta hasil desain dan rancangan pemukiman baru dengan mengacu pada studi literatur dan penelitian sebelumnya yang terkait bidan g pengindraan jauh dan perencanaan tata pemukiman untuk membuat suatu kesimpulan. Kesimpulan yang peneliti ambil pada tahap ini diharapkan dapat dijadikan acuan relokasi korban bencana Erupsi Merapi 26 Desember 2010. Selain itu kesimpulan yang peneliti amb il pada tahap ini di harapkan dapat menjadi masukan untuk dunia pendidikan khusus nya ilmu pengindraan jauh dan perencanaan wilayah. Dalam tahap ini peneliti juga membuat evaluasi kerja yang dituangkan dalam laporan akhir penelitian.

10

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Peta penggunaan lahan Peta morfologi Gunung Merapi Peta kerusakan akibat Erupsi Merapi

Citra LANSAT-7 ETM+

Interpretasi Citra

Analisis lokasi

Visual

Digital

Kesusuaian data Rona/warna, bentuk, ukuran, pola, bayangan, tekstur, situs, asosiasi

Jarak dari puncak merapi, ketersediaan air, ketersediaan lahan, aksesbilitas, morfologi lereng

Deleniasi / pembatasan

Penentuan lokasi

Lokasi permukiman yang aman

Sesuai

Survey lapangan

Lokasi tidak dipakai

Tidak sesuai

11

I.

JADWAL KEGIATAN

BULAN I KEGIATAN I Tahap persiapan Pengadaan citra Lansat -7 ETM+ Pengumpulan peta -peta Pengumpulan data sekunder Tahap interpretasi citra Interpretsi citra secara visual Interpretasi citra secara digital Membuat batasan obyek penelitian Membuat klasifikasi tutupan lahan Tahap pengolahan data Pembuatan peta sebaran kerusakan akibat erupsi Merapi 26 Desember 2010 Pembuatan peta persebaran pemukiman baru Pembuatan desain tata ruang pemukman Pembuatan desain dan konstruksi bangunan untuk pemukiman baru print out peta dan desain Tahap penyelesaian Pembuatan kesimpulan dan analisis hasil Penulisan Laporan Akhir Penelitian II III IV I

BULAN II II III IV I

BULAN III II III IV I

BULAN IV II III IV

12

J. RANCANGAN BIAYA 1. Anggaran Bahan

Uraian Pengadaan Citra Lansat-7 ETM+ kawasan Merapi terbaru Pengadaan peta RBI kawasan Gunung Merapi Kertas HVS Tinta Printer Hitam Tinta Printer Warna Fotokopi Kuesioner

Unit sheet

Volume 2

Biaya Satuan (Rp) 300.000

Total 600.000

buah rim buah buah lembar Jumlah

4 2 1 1 1000

50.000 45.000 110.000 175.000 200

200.000 90.000 110.000 175.000 200.000 1.875.000

2. Anggaran Peralatan

Uraian Spidol OHP Transparansi (A2) Penggaris

Unit set lembar buah Jumlah

Volume 1 10 4

Biaya Satuan (Rp) 25.000 35.000 8000

Total 25.000 350.000 32.000 407.000

3. Anggaran survey Uraian Pengurusan Data Sekunder Transportasi Lapangan Konsumsi Perjalanan Unit orang orang orang Jumlah Volume 2 4 4 Biaya Satuan 100.000 100.000 100.000 Total 200.000 400.000 400.000 1.000.000

13

4. Anggaran Laboratorium Uraian Penggunaan Lab Sewa Komputer Konsumsi Unit ruang set orang Jumlah Volume 1 4 4 Biaya Satuan 250.000 100.000 100.000 Total 250.000 400.000 400.000 1.050.000

5. Anggaran Laporan

Uraian Pembuatan Proposal Pembuatan Laporan Monitoring Pembuatan Laporan Akhir

Unit eks eks eks Jumlah

Volume 4 4 4

Biaya Satuan 25.000 25.000 25.000

Total 100.000 100.000 100.000 300.000

6. Biaya Total

Rp 4.632.000,00

14

K. DAFTAR PUSTAKA Jensen, John, R. 1996. Introductory Digital Image Processing A Remote

Sensing Prespective, second edition . New Jersey ; Prantice HallUpper Saddle River LAPAN. 2006. Pemantauan Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi (Tahun 2006) Berdasarkan Citra Satelit Pengindraan Jauh. Jakarta;Pusat Pemgembangan Pemanfaatan dan Teknologi Pengindraan Jauh Lillesand, T.M., and R.W.Keifer. 1994.

Remote Sensing and Image

Interpretation. Third Edition . United States of America ;John Willey &Sons, Inc Mas, J.F., and Ramirez. 1996. Comparison of Landuse Classification Obtain

by Visual Interpretation and Di gital Image Processing. ITC Journal1996: : 278 -283. International Journal of Applied Earth Observation and Geo-information. ITC, PO Box 6, 7500 AA Enschede, the Netherlands. Murthy C.S., S. Jouma, P.V.Raju, S. Thiruvengadachari and K.A. Hakeem. 1995. Paddy Yield Prediction in Bharada Project Command Area

Using Remote Sensing Data . Asia Pasific Remote Sensing Journal.Vol.8.No.1, July 1995, p:79 -83 Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh jilid I . Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press

L. LAMPIRAN 1. Daftar riwayat hidup ketua pelaksana. 2. Daftar riwayat hidup anggota pelaksana. 3. Daftar riwayat hidup dosen pendamping.

15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PELAKSANAy

DATA DIRI 1. Nama Lengkap 2. Tempat dan tanggal lahir 3. NIM 4. Kewarganegaraan 5. Agama 6. Alamat 7. No Telp/Hp 8. Waktu untuk penelitian : Sarono : Karanganyar, 07 Juli 1990 : 10/302675/GE/06933 : Indonesia : Islam : Mojo Jantiharjo, Rt 02/XII Karanganyar : 085647390359 : 15 jam / minggu

y

PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. SD N 2 Jantiharjo SMP N 2 Karanganyar SMA N 1 Karanganyar Universitas Gadjah Mada Fakultas Geografi, Jurusan Sains Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah , Prodi Kartografi Pengindraan Jauh Tahun 2010 -Sekarang PENGALAMAN BERORGANISASI DAN PRESTASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sekertaris OSIS SMP Negeri 2 Karanganyar Periode 2002 -2003. Ketua Karang Taruna Desa Mojo Jantiharjo Periode 2008 -Sekarang. Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Periode 2006 -2007. Juara 1 Lomba Cerdas Cermat SMP se -Karisidenan Surakarta. Juara III Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMP se-Kabupaten Karanganyar. Juara III Lomba Melukis tingkat SMP se -Karisidenan Surakarta.

y

Yogyakarta, 20 April 2011

( Sarono ) NIM.10/302675/GE/06933

16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA Iy

DATA DIRI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama Lengkap Tempat dan tanggal lahir NIM Kewarganegaraan Agama Alamat No Telp/Hp Waktu untuk Penelitian : Hanung Setyo Wibowo : Cepu, 17 Mei 1992 : 10/305549/GE/06974 : Indonesia : Islam : Kulon progo, Rt 05 /07 Jogjakarta : 087836866574 : 15 jam / minggu

y

PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. SD N 1 Cepu SMP N 02 Sleman Jogjakarta SMA N 3 Jogjakarta Universitas Gadjah Mada Fakultas Geografi, Jurusan Sains Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah , Prodi Kartografi Pengindraan Jauh Tahun 2010-Sekarang

y

PENGALAMAN BERORGANISASI DAN PRESTASI 1. Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa SIGPW, Fakultas Geografi UGM tahun 2010-2011. 2. Anggota Sie Dana Usaha Olimpiade Geografi Fakultas Geografi UGM tahun 2010. 3. Panitia workshop PKM Fakultas Geografi UGM 2010. 4. Anggota Geografi Study Clup devisi penelitian periode 2010. Yogyakarta, 20 April 2011

( Hanung Setyo Wibowo ) NIM.10/305549/GE/06974

17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA IIy

DATA DIRI 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Lengkap Tempat dan tanggal lahir NIM Kewarganegaraan Agama Alamat Karanganyar 7. No Telp/Hp 8. Waktu untuk Penelitian : Khusnul Fathoni : Karanganyar, 04 Maret 1991 : 09/285182/TK/35670 : Indonesia : Islam : Karan Rt 03/10 Gayamdompo : 087836398934 : 15 jam / minggu

y

PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. SD N 1 Gayamdompo SMP N 2 Karanganyar SMA N 1 Karanganyar Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Geodesi Geomatika, Prodi Teknik Geodesi Tahun 2009 -Sekarang

y

PENGALAMAN BERORGANISASI DAN PELATIHAN 1. 2. 3. 4. Anggota Pramuka SMP Negeri 2 Karanganyar 200 3-2005. Anggota Pramuka SMA Negeri 1 Karanganyar 2006 -2008. Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Periode 2007 -2008. Anggota Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UGM 2009 -Sekarang.

Yogyakarta, 20 April 2011

( Khusnul Fathoni ) NIM.09/285182/TK/35670

18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA IIIy

DATA DIRI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama Lengkap Tempat dan tanggal lahir NIM Kewarganegaraan Agama Alamat No Telp/Hp Waktu untuk Penelitian : Nanik Wijayanti : Karanganyar, 06 Juni 1992 : 10/304827/GE/06949 : Indonesia : Islam : Gesing, Rt 01/I, Jumantono, Karanganyar : 087836657795 : 15 jam / minggu

y

PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. SD N 2 Kebak SMP N 1 Jumantono SMA N 1 Karanganyar Universitas Gadjah Mada Fakultas Geografi, Jurusan Sains Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah , Prodi Pembangunan Wilayah Tahun 2010-Sekarang

y

PENGALAMAN BERORGANISASI DAN PELATIHAN 1. 2. 3. 4. 5. Anggota Teater Nglilir SMA Negeri 1 Karanganyar 2007 -2008. Bendahara Teater Nglilir SMA Negeri 1 Karanganyar 2008 -2009. Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Periode 2007 -2008. Bendahara I OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Periode 2008 -2009. Panitia Lomba Olimpiade Geografi Nasional 2011 Fakultas Geografi UGM. 6. Pelatihan Sukses Skill 2010 dari Fakultas Geografi UGM.

Yogyakarta, 20 April 2011

( Nanik Wijayanti ) NIM.10/304827/GE/06942

19

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPINGy

Data diri 1. Nama : Prima Widayani, S.Si., M.Si. 2. NIP : 197804262008122002 3. Tempat/tanggal Lahir : Magelang / 26 April 1978 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Agama : Islam 6. Pendidikan Tertinggi : S2 7. Golongan/Pangkat : IIIb 8. Jabatan Akademik : Dosen 9. Bidang Keahlian : Penginderaan Jauh, SIG 10. Alamat Rumah : Perumahan Taman Lasrana No.D2, Rt.07, Rw.22. Lemponglor, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 11. No telp/Hp : (0274)902344 / 085727193334 12. E-mail : [email protected] y PENDIDIKAN S1 S2 S3 : Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM (1996 - 2001) : Ilmu Lingkungan ( 2002 - 2004 ) : Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM (on going)

y

KARYA ILMIAH JENIS Skripsi S1 JUDUL Aplikasi Penginderaan Jauh dan sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Lokasi Industri Minyak Kayu putih di KPH Gundih , Purwodadi, Jawa Tengah Pemodelan Spasial Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman Kotamadya Yogyakarta Pemodelan Spasial Epidemiologi Demam Berdarah Dengue dengan Menggunakan Sist em Informasi Geografi Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Yogyakarta, 20 April 2011

TAHUN 2000

2004

Tesis - S2

2007

Penelitian Dosen S2/S3 UGM

( Prima widayati, S.Si, M.Si ) NIP. 197804262008122002