3
BAB III KESIMPULAN Purpura adalah eksravasasi sel darah merah (eritrosit) ke kulit dan selaput lendir (mukosa), dengan manifestasi berupa macula kemerahan yang tidak hilang pada penekanan. Kadang-kadang purpura dapat diraba (palpable purpura). Purpura secara perlahan-lahan mengalami perubahan warna, mula-mula merah kemudian menjadi kebiruan, disusul warna coklat kekuningan dan ahirnya memudar dan menghilang. Menurut ukuran besarnya dibedakan atas : Petekie Ekimosis Sugulasio Hematoma klasifikasi pada purpura adalah pembagian menurut LEVER A. Purpura Tanpa Inflamasi 1. didasarkan karena defisiensi pembentukan kolagen di sekitar pembuluh darah kapiler, misalnya purpura senilis dan purpura pada skorbut. 2. Didasarkan pada fenomena hipersensitivitas tanpa oklusi vascular, misalnya purpura trombositopenia yang idiopatik dan sensitisasi auto eritrosit 3. Fenomena hipersensitivitas dengan oklusi vascular, misalnya coumarin necrosis, purpura 16

purpura

Embed Size (px)

DESCRIPTION

purpura

Citation preview

BAB III

KESIMPULAN

Purpura adalah eksravasasi sel darah merah (eritrosit) ke kulit dan selaput lendir (mukosa), dengan manifestasi berupa macula kemerahan yang tidak hilang pada penekanan. Kadang-kadang purpura dapat diraba (palpable purpura). Purpura secara perlahan-lahan mengalami perubahan warna, mula-mula merah kemudian menjadi kebiruan, disusul warna coklat kekuningan dan ahirnya memudar dan menghilang. Menurut ukuran besarnya dibedakan atas :

Petekie

Ekimosis

Sugulasio

Hematoma

klasifikasi pada purpura adalah pembagian menurut LEVER

A. Purpura Tanpa Inflamasi

1. didasarkan karena defisiensi pembentukan kolagen di sekitar pembuluh darah kapiler, misalnya purpura senilis dan purpura pada skorbut.

2. Didasarkan pada fenomena hipersensitivitas tanpa oklusi vascular, misalnya purpura trombositopenia yang idiopatik dan sensitisasi auto eritrosit

3. Fenomena hipersensitivitas dengan oklusi vascular, misalnya coumarin necrosis, purpura trombositopenia karena thrombosis dan purpura fulminans.

B. Purpura Dengan Inflamasi

1. Vaskulitis leukositoklastik (purpura anafilaksis)

2. Krioglobulinemia campuran (vaskulitis neutrofilik)

3. Pitiriasis likenoides et varioliformis akuta (mucha haberman)

4. Purpura pigmentosa kronik (vaskulitis limfositik)

5. Purpura infeksiosa(meningokok, gonokok, m. Leprae, riketsia)

6. Purpura akibat alergi obat

Gambaran histopatologik secara umumnya, pada kedua golongan tersebut didapati :

I. Pada purpura tanpa inflamasi didapati ekstravasasi eritrosit

II. Pada purpura dengan inflamsi selain ekstravasasi eritrosit, biasanya disertai adanya vaskulitis.

Pemberian obat harus secara berhati-hati karena obat-obat pun dapat menimbulkan purpura. Kelainan vascular sekunder dapat pula terjadi akibat trauma mekanis, infeksi, penyakit sistemik dan metabolic, misalnya diabetes mellitus, faktor imunologik, toksik dan karsinoma.

prognosa dari purpura membaik selama diketahui penyebab penyakitnya dan mendapat pengobatan secara tepat. Keterlambatan pengobatan dan keganasan dapat mempengaruhi prognosa.

PAGE

16