6
2.1 Retensio Plasenta 2.1.1 Definisi Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebih waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus (Prawiroharjo, 2008). 2.1.2 Klasifikasi Retensio Plasenta Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis, antara lain : 1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasentsehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. 2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium 3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati lapisan miometrium 4. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus 5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri (Cuningham, 2011). 2.1.3 Penyebab Retensio placenta Retensio plasenta disebabkan oleh : 1. Faktor maternal Gravida berusia lanjut Multiparitas, placenta acreta jarang dijumai pada primigravida Faktor uterus o Bekas secsio cesaria,placena tertanam di cicatrix uterus o Bekas curettage o Bekas pengeluaran placenta secara manual o Bekas endometritis

retensio plasenta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

retensio plasenta

Citation preview

Page 1: retensio plasenta

2.1  Retensio Plasenta

2.1.1 Definisi

Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebih waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus (Prawiroharjo, 2008).

2.1.2        Klasifikasi Retensio Plasenta

Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasentsehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.

2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium

3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati lapisan miometrium

4. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus

5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri (Cuningham, 2011).

2.1.3        Penyebab Retensio placenta

Retensio plasenta disebabkan oleh :

1. Faktor maternal

Gravida berusia lanjut Multiparitas, placenta acreta jarang dijumai pada primigravida Faktor uterus

o Bekas secsio cesaria,placena tertanam di cicatrix uteruso Bekas curettageo Bekas pengeluaran placenta secara manualo Bekas endometritiso Faktor factor placenta

Placenta previa Implantasi corneal

o Placenta suka lepas karena:o Mempunyai inersi di sudut tubao Berukuran sangat kecil atau placenta anularis (Obstetric patologi 2002).

Patologi anatomis

1. Plasenta inkreta, dimana vili korealis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai ke miometrium

2. Plasenta akreta, yang menembus lebih dalam ke dalam miometrium tetapi belum menembus serosa.

Page 2: retensio plasenta

3. Plasenta perkreta, yang menembus sampai serosa atau peritoneum dinding rahim (Wiknjosastro Obstetri patologi 2002).

2.1.4        Klasifikasi

1. Berdasarkan luasnya o Total : seluruh placenta yang melekat pada myometriumo Partial : Ada salah satu atau lebih cotyledon atau sebagian cotyledon yang

melekat2. Berdasarkan dalamnya

o Acreta:placenta melekat pada myometriumo Increta:villichorialis menembus otot uterus ttapi tidak keseluruhan tebalnya.o Percreta:villi chorialis menembus dinding uterus dan dapat

menimbulkan,perforasi lapisan serosa dapat terjadi rupture uteri (Harry Oxorn & William R Forte, 2010).

2.1.5        Insiden

Insiden yang sebenarnya tidak dapat di tentukan secara pasti tetapi kisaran yang dilaporkan bervariasi 1: 540 hingga 1:93.000 kelahiran (Hartono 2009).

2.2  Faktor-Faktor Predisposisi Terjadinya Retensio Plasenta

2.2.1    Paritas Ibu

Pada multipara akan terjadi kemunduran dan cacat pada endometrium yang mengakibatkan terjadinya fibrosis pada bekas implantasi plasenta pada persalinan sebelumnya, sehingga vaskularisasi menjadi berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan janin, plasenta akan mengadakan perluasan implantasi dan vili khorialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta adhesiva sampai perkreta. Ashar Kimen mendapatkan angka kejadian tertinggi retensio plasenta pada multipara, sedangkan Puji Ichtiarti mendapatkan kejadian retensio plasenta tertinggi pada paritas 4-5 (Cahyono, 2002).

            Salah satu faktor predisposisi terjadinya retensio adalah grandemultipara (Mochtar, 2002). Teori lain mengatakan bahwa kejadian retensio lebih sering dijumpai pada ibu grandemultipara, karena semakin tinggi paritas ibu maka semakin kurang baik fungsi reproduksinya (Manuaba, 2008). Hal ini dikarenakan otot rahim yang sudah melemah karena ibu sudah melahirkan > 4 kali sehingga tidak baik untuk inplantasi plasenta.

2.2.2    Usia

Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. (Soerjono 2006).

Makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperlukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas.Kesehatan reproduksi wanita sangat penting pengaruhnya dalam kehamilan. Usia ibu merupakan faktor resiko terhadap terjadinya retensio. Menurut (Varney 2007) bahwa usia ibu lebih dari 35 mempunyai resiko tinggi terjadi komplikasi persalinan dikarenakan otot-otot

Page 3: retensio plasenta

rahim yang sudah lemah sehingga persalinan akan berlangsung lama yang salah satunya akan menyebabkan terjadinya retensio.

2.2.3    Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah keseluruhan pengalaman setiap orang sepanjang hidupnya.Dalam hal ini tidak dikenal batas usia, tidak dibatasi oleh tempat, lingkungan dan juga kegiatan.

Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh dalam member respon terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti sikap dan penerimaan anjuran atau nasehat yang diberikan oleh orang lain( naker). Klien yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah sebab pendidikan seorang menunjukkan tingkat kualitas dan kuantitas dalam dirinya (Hartono 2009).

2.2.4    Pekerjaan

Salah satu program pemerintah dalam pembangunan adalah memberikan pekerjaan untuk mengurangi penganguran, karena pengangguran dapat menimbulkan dampak yang merugikan ketahanan keluarga.Kemampuan untuk melaksanakan program pemerintah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta sumber daya manusia.

Pekerjaan adalah mata pencaharian yang meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan manusia.Hasil symposium nasional mengatakan kecenderungan bertambahnya waktu yang dipakai para wanita yang berpartisipasi dalam program pemerintah adalah berbagai waktu dalam kegiatan rumah tangga (Azwar 2001).

2.3  Sikap Bidan Dalam Menhghadapi Retensio Placenta

2.3.1        Sikap Umum Bidan

1. Memperhatikan keadaan umum penderita2. Apakah anemis3. Bagaimana jumlah perdarahannya4. Keadaan umum penderita : tekanan darah, nadi, suhu.5. Keadaan fundus uteri : kontraksi,dan tinggi fundus uteri.6. Mengetahui keadaan plasenta.

o Apakah plasenta inkarseratao Melakukan tes plasenta lepas : metode kusnert, metode klien, metode

strassman, metode manuaba.7. Memasang infuse dan memberikan cairang pengganti.

2.3.2        Sikap Khusus Bidan

1. Retensio plasenta dengan perdarahan.

Langsung melakukan plasenta manual

Page 4: retensio plasenta

2. Retensio plasenta tanpa perdarahan

Setelah dapat memastikan kedaan umum penderita segera    memasang infuse dan pemberian cairan.

Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik

Member transfusi

 

2.4  Penatalaksanaan

Plasenta manual dengan segera dilakukan :

1. Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang.2. Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc3. Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.4. Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.

Plasenta manual dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas 400 cc dan teriadi retensio plasenta (setelah menunggu ½ jam). Seandainya masih terdapat kesempatan penderita retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat pertolongan yang adekuat (Harry Oxorn & William R.Forte 2010).

Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan dengan memasang infuse dan memberikan cairan dan dalam persalinan diikuti oleh tenaga yang dapat memberikan pertolongan darurat.

2.4.1        Plasenta Manual

Persiapan plasenta manual :

1. Peralatan sarung tangan steril2. Desinfektan untuk genitalia eksterna3. Teknik :4. Sebaiknya dengan narkosa,untuk mengurangi sakit dan menghindari syok5. Desinfektan untuk genitalia eksterna. Tangan kiri melebarkan genitalia

eksterna,tangan kanan dimasukkan secara obsteris samapi mencapai tepi plasenta dengan menelusuri talipusat.