Upload
teddy-kris
View
40
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PETROKIMIA GRESIK
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik
1.1.1 Sejarah Singkat Perkembangan PT. Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
dalam lingkungan Departemen Pendayagunaan BUMN yang bergerak di bidang
produksi pupuk, non pupuk, bahan - bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa
konstruksi dan engineering.
Perusahaan ini merupakan pabrik pupuk kedua di Indonesia setelah PT.
Pupuk Sriwijaya di Palembang dan juga merupakan pabrik pupuk terlengkap di
antara pabrik lainnya. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik ini antara lain
adalah Zwavelzuur Amoniak (ZA), Super Phosphat (SP-36), NPK, Urea,
Phonska,Kalium Sulfat (ZK), Diammonium Phosphat (DAP), Petroganik, dan
Kalium Clorida (KCL). Produk non pupuknya antara lain Ammonia, Asam fosfat,
Asam sulfat, Asam klorida, Gypsum, Alumunium flourida, CO2 Cair, Dry ice, dan
Kapur pertanian.
Latar belakang pendiriannya berdasarkan atas lingkungan negara
Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah sehingga titik berat pembangunan terletak pada sektor
pertanian. Salah satu usaha intensifikasi pertanian dilakukan dengan cara
mendirikan pabrik pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk, salah satu
diantaranya adalah PT. Petrokimia Gresik.
Secara kronologis, sejarah singkat perkembangan PT. Petrokimia Gresik
adalah sebagai berikut:
2
1. Tahun 1960
Berdasarkan Ketetapan MPRS No II/MPRS/1960 dan Keputusan
Presiden No.260 tahun 1960 direncanakan pendirian “Projek Petrokimia
Surabaja”. Proyek ini merupakan proyek prioritas dalam Pola Pembangunan
Nasional Semesta Berencana Tahap I (1961-1969).
2. Tahun 1962
Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang bernaung di bawah
Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan melakukan survei lokasi
untuk proyek di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Pasuruan, dan Gresik.
Daerah Gresik akhirnya ditetapkan sebagai lokasi yang paling sesuai.
3. Tahun 1964
Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No
01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No 225 tanggal 4 Nopember
1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit SpA dari Italia
yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
4. Tahun 1968
Kegiatan pabrik berhenti dikarenakan krisis ekonomi yang
berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus berhenti. Dampak dari krisis
tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis juga. Biaya operasi yang
tinggi (impor) yang tidak sesuai dengan penjualan menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian sehingga perusahaan membutuhkan suntikan dana dari
kantor pusat.
3
5. Tahun 1971
Status badan usaha dari Projek Perokimia Surabaja diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun
1971.
6. Tahun 1972
Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli
1972. Selanjutnya tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT. Petrokimia
Gresik.
7. Tahun 1975
Status badan usaha PT. Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan
Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1975.
8. Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik melakukan holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya
(Persero) sebagai induknya berdasarkan PP No. 28 tahun 1997.
1.1.2 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Pendirian PT.Petrokimia Gresik ini dilatarbelakangi dengan keinginan
untuk menunjang swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah
Republik Indonesia. Dengan didirikannya PT. Petrokimia yang menghasilkan
pupuk ZA, Urea, TSP/SP 36, NPK, DAP, dimana semua itu merupakan zat-zat
yang dibutuhkan oleh sektor pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan
dan perkebunan rakyat) maupun sektor pelabuhan.
PT. Petrokimia Gresik memproduksi pupuk ZA dan TSP/SP 36 untuk
memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia. Pupuk Urea yang diproduksi hanya
untuk kawasan Jawa Timur.
4
Sejak pertama kali didirikan, PT. Petrokimia Gresik telah mengalami
beberapa kali perluasan, yaitu :
1. Perluasan Pabrik Triple Super Phosphate (TSP) I
Pembangunan Pabrik Pupuk TSP I. Unit ini mulai beroperasi pada 29
Agustus 1979.
2. Perluasan Pabrik Triple Super Phosphate (TSP) II
Pembangunan Pabrik TSP. Unit ini mulai beroperasi pada 30 Juli 1983.
3. Pembangunan Pabrik Asam Fosfat (Departemen Produksi III)
Pembangunan Pabrik Asam Fosfat dan produk samping yang meliputi pabrik
asam sulfat, pabrik cement retarder, pabrik aluminium fluorida, pabrik
ammonium sulfat, asam fosfat, dan unit utilitas. Pabrik tersebut mulai
beroperasi pada 10 Oktober 1984.
4. Pembangunan Pabrik Pupuk ZA III
Pembangunan Pabrik Pupuk ZA III oleh tenaga-tenaga PT. Petrokimia
Gresik mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasiannya. Pabrik Pupuk
ZA III mulai beroperasi pada 2 Mei 1986.
5. Pembangunan Pabrik Amoniak dan Pabrik Urea
Pembangunan Pabrik Ammonia dan Pabrik Urea baru dengan teknologi
proses Kellog Amerika dan konstruksinya ditangani oleh PT. Inti Karya
Persada Teknik (IKPT) Indonesia. Pembangunan dimulai awal tahun 1991
dan ditargetkan beroperasi pada Agustus 1993. Pabrik ini mulai beroperasi
mulai 29 April 1994.
5
6. Pembangunan Pabrik Pupuk NPK Phonska I
Pembangunan Pabrik Pupuk NPK dengan nama ”PHONSKA”. Pabrik ini
telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid
pada tanggal 25 Agustus 2000.
7. Pembangunan Pabrik Pupuk NPK Blending
Pembangunan Pabrik Pupuk NPK . Pembangunan Pabrik Pupuk NPK
Blending ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Oktober 2003.
8. Pembangunan Pabrik Pupuk Kalium Sulfat (ZK)
Pembangunan Pabrik Pupuk Kalium Sulfat. Pabrik ini mulai dioperasikan
tanggal 22 Maret 2005.
9. Pembangunan RFO-PFI
Sebagai pengembangan Pabrik PF I kemudian disebut RFO(Rehabilitasi
Flexibilitas Opersional). Pabrik ini memproduksi SP-36 bisa juga
memproduksi phonska. Pabrik ini dirancang untuk kapasitas produksi
400.000 ton/tahun.
10. Pembangunan Pabrik NPK Granulasi I
Pembangunan Pabrik NPK Granulasi I dirancang untuk kapasitas produksi
sebesar 69.000 ton/tahun. Pabrik ini mulai dioperasikan pada Desember
2005.
11. Pembangunan Pabrik Pupuk NPK Granulasi II
Pembangunan Pabrik NPK Granulasi II didasarkan pada teknologi PT.
Petrokimia Gresik. Kontraktor yang menangani ini adalah PT. WIKA
dirancang untuk kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun. Pabrik ini
mulai dioperasikan pada April tahun 2008.
6
12. Pembangunan NPK Granulasi III/IV
Pembangunan Pabrik NPK Granulasi III/IV dirancang untuk kapasitas
produksi masing-masing 100.000 ton/tahun. Pabrik ini mulai dioperasikan
pada Februari 2009.
13. Pembangunan ROP Granulasi I
Pabrik ini memproduksi SP-36 yang mempunyai kapasitas produksi 500.000
ton/tahun. Pabrik ini beroperasi pada Mei 2009.
14. Pembangunan Pabrik NPK Phonska II
Pabrik ini merupakan perubahan dari RFO menjadi NPK Phonska II yang
memproduksi Phonska. Pembangunan pabrik NPK Phonska II didasarkan
pada teknologi oleh INCRO-Spanyol. Pabrik ini dirancang untuk kapasitas
produksi sebesar 400.000 ton/tahun. Pabrik ini mulai beroperasi pada Juni
tahun 2009.
15. Pembangunan ROP Granulasi II
Pabrik ini memproduksi SP-36 yang mempunyai kapasitas produksi 500.000
ton/tahun. Pabrik ini beroperasi pada Juli 2009.
16. Pembangunan Unit Utilitas Batubara
Pembangunan Unit Utilitas Batubara ini diresmikan pada tanggal 15
November 2010 dan saat ini masih dalam pembangunan.
1.2 Gambaran umum pabrik
1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Departemen produksi III memproduksi ammonium sulfat II dengan
kapasitas 350.000 ton/tahun. Adapun spesifikasi bahan baku dan bahan
pembantu pada pabrik ammonium sulfat II (ZA II) adalah sebagai berikut :
7
1. Ammmonia (NH3)
Merupakan hasil dari Unit Ammonia, Departemen Produksi I dengan
spesifikasi
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Bau : khas ammonia
Komposisi : NH3 min : 99,0 – 99,5 % berat
H2O max : 0,5 % berat
Oil max : 0,0005 % berat
Tekanan : 3 – 4 kg/cm2
Temperatur : - 33 0C
2. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Merupakan hasil samping dari unit Ammonia departemen produksi I
dengan spesifikasi :
Wujud : gas
Komposisi : CO2 min : 99,5 % berat
Inert max : 0,3 % berat
H2 max : 0.0001 % berat
Temperatur : 35 0C
Tekanan : 0,44 kg/cm2
3. Phospo Gypsum
Merupakan hasil sampingan dari pabrik Asam fosfat departemen produksi
III dengan spesifikasi :
Wujud : padat
Komposisi : CaSO4.2H2O min : 97 % berat
8
P2O5 total min : 0,33% berat
F total max : 0,69 % berat
CaO min : 3,69 % berat
4. Asam Sulfat H2SO4
Merupakan hasil dari asam sulfat departemen produksi III dengan
spesifikasi :
Wujud : cair
Komposisi : konsentrasi min : 96,5 % berat
Fe : 3,5 % berat
SG : 1,820 – 1,284gr/ml
Temperatur : 30 -40 0C
5. Petrocoat
sebagai bahan anti caking dengan spesifikasi
wujud : cair
fungsi : anti penggumpal
1.2.2 Unit-Unit dalam Pabrik
1.2.2.1 Unit Departemen Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen)
Merupakan unit produksi pupuk Nitrogen yang meliputi unit pabrik pupuk
ZA I, pabrik pupuk ZA III dan unit pabrik Urea,yaitu :
1. Pabrik ZA I
Didirikan pada tahun 1972 dengan kapasitas produksi 200.000 ton/tahun.
Bahan baku yang digunakan adalah ammonia dan asam sulfat.
2. Pabrik ZA III
Didirikan pada tahun 1986 dengan kapasitas produksi 250.000 ton/tahun.
Bahan baku yang digunakan adalah ammonia dan asam sulfat.
9
3. Pabrik Urea
Didirikan tahun 1994 dengan kapasitas produksi 460.000 ton/tahun. Bahan
baku amonia cair dan karbon dioksida.
Selain produk utama diatas unit produksi I juga menghasilkan produk
samping yang dapat dijual yaitu :
1) Ammoniak :Digunakan untuk pembuatan pupuk ZA, Phonska dan
Urea. Memiliki kapasitas produksi 445.000 ton/tahun
2) CO2 cair : digunakan untuk pembuatan dry ice. Memiliki kapasitas
produksi 10.000 ton/tahun
3) Nitrogen cair dan oksigen cair : mempunyai kapasitas nitrogen cair
250.000 ton/tahun atau oksigen cair 3.300 ton/tahun
1.2.2.2 Unit Departemen Produksi II (Unit Pupuk Fosfat)
Merupakan unit pabrik pupuk Fosfat terdiri dari 3 pabrik pupuk
fosfat,yaitu:
1. Pabrik pupuk Fosfat I (1979)
Kapasitas : 500.000 ton/tahun.
2. Pabrik pupuk Fosfat II (1983)
Kapasitas : 600.000 ton/tahun.
3. Produk : pupuk phonska.
Kapasitas : 300.000 ton/tahun.
1.2.2.3 Unit Departemen Produksi III
Merupakan unit pabrik Asam Fosfat, unit ini beroperasi sejak 1984 yang
terdiri dari 5 pabrik, sebagai berikut :
1. Pabrik Asam Fosfat (100% P2O5)
Kapasitas : 171.450 ton/tahun.
10
Produk : Untuk pembuatan pupuk TSP / SP36 serta produk samping
Gypsum untuk bahan baku Unit Cement Retarder serta pupuk ZA
II dan Asam Fluosilikat untuk bahan baku Unit Aluminium Fluorida.
2. Pabrik Asam Sulfat
Kapasitas : 510.000 ton/tahun.
Produk : digunakan sebagai bahan baku Asam Fosfat dan ZA.
3. Pabrik Cement Retarder
Kapasitas : 440.000 ton/tahun.
Produk : digunakan untuk industri semen sebagai bahan baku penolong
untuk pengukur waktu pengerasan.
4. Pabrik Alumunium Fluorida
Kapasitas : 12.600 ton/tahun.
Produk : digunakan sebagai bahan untuk menurunkan titik lebur pada
industri peleburan aluminium.
5. Pabrik ZA II
Kapasitas : 350.000 ton/tahun.
1.2.1 Organisasi Perusahaan
1.2.1.1 Struktur dan Job Deskripsi
Pimpinan perusahaan PT Petrokimia Gresik saat ini adalah :
1. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., DAA
11
Anggota Komisaris : Drs. Julian Aldrin Pasha, M.A., Ph.D
Drs. Imam Apriyanto Putro, M.M
Ir. Musthofa
Romulo Robert Simbolon, S.Sos., M.M
Drs. Muhammad Zamkhani, Ak., MBA
2. Dewan Direksi
Direktur Utama : Ir. Hidayat Nyakman, MSIE, MA
Direktur Produksi : Ir.Mulyono Prawiro, MBA
Direktur Teknik & Pengembangan : Ir. Firdaus Syahril
Direktur Komersil : Drs.T. Nugroho Purwanto, Ak
Direktur SDM dan Umum : Irwansyah, S.E
12
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik(Dep. Personalia PT. Petrokimia Gresik, 2014)
)
13
1. Direktur Utama
Direktur utama bertanggung jawab terhadap kondisi perusahaan secara
keseluruhan dan dalam menjalankan tugasnya dibantu direktur SDM dan
umum, direktorat teknik dan pengembangan, direktorat produksi dan direktorat
komersil.
2. Direktur Komersil
Direktur komersil bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengaturan
keuangan perusahaan serta penjualan dan pemasaran produk. Bagian ini
membawahi lima bagian yaitu kompartemen rendal usaha, kompartemen
administrasi keuangan, kompartemen pemasaran, kompartemen penjualan
wilayah I dan kompartemen penjualan wilayah II. Dalam menjalankan tugas
direktur keuangan bertanggung jawab terhadap direktur utama dan melakukan
koordinasi dengan dewan direksi.
3. Direktur Produksi
Direktur produksi bertanggung jawab atas proses produksi kepada
direktur utama. Bagian ini membawahi kompartemen pabrik I, kompartemen
pabrik II, kompartemen pabrik III, dan kompartemen teknologi yang masing-
masing dipimpin oleh general manager.
4. Direktur Teknik dan Pengembangan
Direktur teknik dan pengembangan bertanggung jawab dalam
perencanaan dan pengaturan alat-alat penunjang proses produksi serta
pengembangan teknologi peralatan produksi. Bagian ini yang akan membawahi
beberapa kompartemen seperti kompartemen pengadaan, kompartemen
engineering, kompartemen pengembangan dan kompartemen riset yang masing-
masing dipimpin oleh general manager. Dalam menjalankan tugas direktur teknik
14
dan pengembangan bertanggung jawab terhadap direktur utama dan melakukan
koordinasi dengan dewan direksi.
5. Direktur SDM dan Umum
Direktur SDM dan umum bertanggung jawab dalam memberdayakan
sumber daya manusia dan para karyawan. Bagian ini membawahi dua bagian
yaitu kompartemen sumber daya manusia dan sekretaris perusahaan yang
masing-masing dipimpin oleh general manager. Selain itu, bagian ini juga
melakukan koordinasi dengan departemen kemitraan dan bina lingkungan,
departemen keamanan dan departemen pelayanan umum.
6. Satuan Pengawasan Intern
Satuan pengawasan intern bertugas mengawasi kegiatan keuangan dan
operasional serta bertanggung jawab terhadap hal yang berkaitan dengan
karyawan serta berkoordinasi dengan dewan direksi. Bagian ini dipimpin oleh
seorang kepala satuan (Kasat) dan membawahi dua departemen yaitu
departemen pengawasan administrasi dan departemen pengawasan operasional
yang masing-masing dipimpin oleh general manager dan bertanggung jawab
terhadap kepala satuan pengawasan intern.
7. Kompartemen Penjualan Wilayah I
Kompartemen penjualan wilayah I bertugas untuk mengatur alur
pendistribusian dan penjualan pupuk di wilayah I yaitu daerah Jawa dan Bali.
Bagian ini membawahi departemen penjualan pupuk retail wilayah I, departemen
distribusi wilayah I dan departemen penjualan produk non pupuk dan jasa.
8. Kompartemen Penjualan Wilayah II
Kompartemen penjualan wilayah II bertugas untuk mengatur alur
pendistribusian dan penjualan pupuk di wilayah II yaitu daerah selain Jawa dan
15
Bali. Bagian ini membawahi departemen penjualan pupuk retail wilayah II,
departemen distribusi wilayah II dan departemen penjualan pupuk korporasi.
9. Kompartemen Pemasaran
Kompartemen pemasaran bertugas mengatur dan mengawasi
pemasaran hasil produksi pemasaran poduk perusahaan dan membawahi
departemen pelayanan dan komunikasi produk dan departemen perencanaan
dan administrasi pemasaran.
10. Kompartemen Administrasi Keuangan
Kompartemen administrasi keuangan bertugas mengatur dan
merencanakan keuangan serta mengawasi administrasi perusahaan dan
membawahi departemen keuangan dan departemen akuntansi.
11. Kompartemen Rendal Usaha
Kompartemen rendal usaha bertugas untuk membuat perencanaan dan
prediksi perusahaan serta membawahi departemen anggaran dan deparatemen
manajemen resiko.
12. Kompartemen Pabrik I, II dan III
Kompartemen pabrik I, II dan III bertugas mengawasi dan membawahi
departemen produksi pabrik I, pabrik II dan pabrik III serta departemen
pemeliharaan pabrik I, pabrik II dan pabrik III. Departemen produksi II dibagi
menjadi dua yaitu departemen produksi II A dan II B. Bagian ini dipimpin oleh
seorang general manager yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab
terhadap direktur produksi.
13. Kompartemen Teknologi
Kompartemen teknologi bertugas mengurusi teknologi perusahaan dan
membawahi departemen inspeksi teknik, departemen proses dan laboratorium
16
dan departemen lingkungan dan K3. Bagian ini dipimpin oleh general manager
yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab terhadap direktur
produksi.
14. Kompartemen Riset
Kompartemen riset bertugas melakukan penelitian-penelitian yang
berguna untuk pengembangan perusahaan dan dibantu oleh tiga staf yaitu staf
riset pengolahan hasil tanaman, staf riset pemuliaan dan staf riset pupuk dan
produk hayati.
15. Kompartemen Pengembangan
Kompartemen pengembangan bertugas mengawasi pengembangan
perusahaan dan membawahi departemen teknologi informasi dan departemen
pengembangan usaha. Bagian ini dipimpin oleh general manager yang dalam
menjalankan tugasnya bertanggung jawab terhadap direktur teknik.
16. Kompartemen Engineering
Kompartemen engineering bertugas mengawasi pengembangan
teknologi perusahaan dan membawahi departemen peralatan dan permesinan,
departemen jasa teknik dan konstruksi, departemen prasarana pabrik dan
kawasan dan departemen rancang bangun. Bagian ini dipimpin oleh general
manager yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab terhadap
direktur teknik.
17. Kompartemen Pengadaan
Kompartemen pengadaan bertugas untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pabrik dan membawahi dua departemen yaitu departemen
pengadaan dan departemen perencanaan dan gudang material.
17
18. Kompartemen Sumber Daya Manusia
Kompartemen sumber daya manusia membawahi tiga departemen yaitu
departemen organisasi dan prosedur, departemen personalia dan departemen
pendidikan dan pelatihan.
19. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan bertugas mengawasi dan membawahi departemen
pengelolaan anak perusahaan, departemen hubungan masyarakat, departemen
hukum dan sekretariat dan departemen perwakilan Jakarta. Dalam menjalankan
tugasnya sekretaris perusahaan bertanggung jawab terhadap direktur SDM dan
umum.
20. Staf Utama
Staf utama bertugas menjalankan perintah atasan dalam menjalankan
perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya staf utama bertanggung jawab
terhadap Direktur Keuangan.
Sebagian besar proses produksi yang ada di PT Petrokimia Gresik
merupakan proses kimia dan beroperasi selama 24 jam. Sistem kerja di PT
Petrokimia Gresik diatur menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Normal Day
Jam kerja : 08.00-16.00 (5 hari kerja)
Hari : Senin-Jumat
2. Shift
Terdiri dari 3 shift :
1. shift pagi : pukul 07.00-15.00
2. shift sore : pukul 15.00-23.00
3. shift malam : pukul 23.00-07.00
18
Shift terdiri dari empat grup yaitu grup A, B, C, dan D, setiap hari
terdapat 3 grup masuk dan 1 grup libur shift.
Tabel 1. Jam Kerja ReguShift Jam kerja
Pagi (A)
Siang (B)
Malam (C)
D
07.00 -15.00
15.00 – 23.00
23.00 – 07.00
libur
(PT. Petrokimia Gresik, 2014)
Tabel 2. Jam Kerja ShiftShift Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
A
B
C
D
Malam
Siang
Pagi
Libur
Malam
Siang
Pagi
Libur
Libur
Malam
Siang
Pagi
Libur
Malam
Siang
Pagi
Pagi
Libur
Malam
Siang
Pagi
Libur
Malam
Siang
Siang
Pagi
Libur
Malam
Siang
Pagi
Libur
Malam
(PT. Petrokimia Gresik, 2014)
1.2.1.2 Fasilitas Penunjang
1.2.1.2.1 Dermaga Khusus
1. Kapasitas bongkar muat 3 juta ton/tahun.
2. Kapasitas sandar 8 kapal sekaligus :
kapal bobot 40000 DWT (sisi laut).
5 kapal bobot 10000 DWT (sisi darat).
3. Fasilitas bongkar muat :
Continous Ship Unloader (CSU), kapasitas curah 1.000 ton/jam.
Multiple Loading Crane, kapasitas muat curah 120 ton/jam atau 2.000
kantong/jam (kantong 50 kg).
19
Cangaroo Crane, kapasita bongkar curah 350 ton/jam.
Ban Berjalan (Belt Conveyor), kapasitas angkat curah 1.000 ton/jam atau
120 ton/jam untuk kantong.
Fasilitas pompa & pipa, kapasitas 60 ton/jam untuk produk cair.
Multiple Loading Crane, kapasitas muat curah 120 ton/jam atau 2.000
kantong/jam (kantong 50 kg).
1.2.1.2.2 Pembangkit Tenaga Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam menunjang kegiatan
produksi maupun aktivitas lainnya di lingkungan kawasan industrinya, PT.
Petrokimia Gresik memiliki 2 unit pembangkit tenaga listrik sendiri yang
membutuhkan sumber bahan bakar dan kapasitas daya yang berbeda.
Pembangkit tenaga listrik tersebut adalah :
• Gas Turbine Generator, terdapat di unit produksi Pupuk Nitrogen mampu
menghasilkan daya sebesar 33 MW.
• Steam Turbine Generator, terdapat pada unit produksi Asam Sufat.
Selain dari pembangkit yang dimiliki, PT. Petrokimia Gresik juga
mendapatkan pasokan energi listrik tambahan dari PLN sebesar 15 MW yang
dipergunakan untuk kebutuhan pabrik pupuk SP-36 dan fasilitas-fasilitas lainnya.
1.2.1.2.3 Unit Penjernihan Air
Unit penjernihan air yang pertama berlokasi di Gunungsari Surabaya
dengan memanfaatkan bahan baku air dari Sungai Brantas, air yang telah
diproses tersebut kemudian dialirkan melalui pipa berdiameter 14 inci sepanjang
22 km ke Gresik. Kemampuan menjernihkan dan memompakan ke Gresik dari
Unit Penjernihan Air Gunungsari Surabaya ini 720 m3 / jam.
20
Unit Penjernihan air kedua berlokasi di Babat, Lamongan memanfaatkan
bahan baku air dari Sungai Bengawan Solo, hasil dari proses penjernihan
tersebut kemudian dipompa melalui pipa berdiameter 28 inci ke Gresik yang
berjarak sekitar 60 km dari lokasi penjernihan. Saat ini kapasitas unit penjernihan
air Babat 2.500 m3 / jam.
1.2.1.2.4 Sarana Jalan Kereta Api
Semua ini berupa jalan kereta api yang dihubungkan dengan jalan utama
Perumka digunakan untuk pengangkutan pupuk dari gudang PT. Petrokimia
Gresik ke stasiun terdekat konsumen di seluruh Jawa.
1.2.1.2.5 Unit Industri Peralatan Pabrik
Fasilitas ini untuk menunjang pemeliharaan pabrik yang telah ada dan
dapat digunakan untuk pabrikasi peralatan listrik dan permesinan atas pesanan
perusahaan lain.
1.2.1.3 Jumlah & Pendidikan Karyawan di Tiap Bagian
Tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik per 1 Maret berjumlah 3261 orang
Tabel 3. Jumlah dan Pendidikan Karyawan Berdasarkan Pendidikan Akhir JABATAN S-2 S-1 D-3 SLTA SLTP SD TOTAL
Direksi
Kakomp/Sat/Staf Utama
Kadep/Ro/Bid/Staf Utama Madya
Kabag/Staf Utama Madya
Kasi/Staf Muda
Karu/Kaur/Staf Pemula
Pelaksanaan
2
11
27
29
2
5
4
13
41
120
108
118
73
7
41
32
15
1
32
258
732
1.483
1
6
26
227
1
2
30
6
24
69
189
416
915
1.828
Jumlah 76 477 95 2.506 260 33 3.447(PT Petrokimia Gresik, Periode 31 Januari 2014)
21
Keterangan :
D = Direksi
T = Tetap
HT = Harian Tetap
B = Bulanan
BP = Bulanan Percobaan
H = Harian
1.2.1.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1.2.1.4.1 Filosofil Dasar Penerapan K3
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan
produktifitas
1. Setiap sumber-sumber produksi harus digunakan
secara aman dan effiesien
2. Pengurus / pimpinan perusaan diwajibkan memenuhi
dan menaati syarat-syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku
bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan
3. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan
menaati semua persyaratan keselamatan kerja
1.2.1.4.2 Tujuan dan Sarana Prasarana
1. Tujuan K3
Menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur
manajement, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang nyaman , aman, dan produktif
2. Sasaran K3
1) Memenuhi undang-undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja
22
2) Memenuhi permen naker No.:PER/05/MEN/1996 tentang sistem
manajemen K3
3) Mencapai nihil kecelakaan
1.2.1.4.3 Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk menghilangkan bahaya di
tempat kerja, namun hanya merupakan salah satu usaha untuk mencegah dan
mengurangi kontak antara bahaya dan tenaga kerja yang sesuai dengan standar
kerja yang diijinkan. Pengertian alat pelindung diri adalah :
Alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
melakukan pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh seorang tenaga
kerja dari bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja.
Cara terkahir perlindungan bagi tenaga kerja setelah upaya menghilangkan
sumber bahaya tidak dapat dihilangkan.
Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan tanggung
jawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan sesuai dengan UU No.
1 tahun 1970.
1.Syarat – syarat Alat Pelindung Diri
1) Memiliki daya cegah dan memberikan perlindungan yang efektif
terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2) Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang
berlaku.
3) Efisien, ringan, dan nyaman dipakai.
4) Tidak mengganggu gerakan – gerakan yang diperlukan.
5) Tahan lama dan pemeliharannya mudah.
2. Kelemahan – kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri
23
1) Tidak enak dipakai atau kurang nyaman.
2) Sangat sensitif terhadap perubahan waktu.
3) Mempunyai masa kerja tertentu.
4) Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian
3. Jenis – jenis Alat Pelindung Diri
1) Topi keselamatan (safety hat)
Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa benda –
benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari sengatan listrik ataupun
terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan
selama jam keja di daerah instalasi pabrik.
2) Alat pelindung mata (eye goggle)
Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, percikan, bahan
kimia, dan cahaya yang menyilaukan.
3) Alat pelindung muka
Untuk melindungi muka (dari dahi sampai batas leher),biasanya digunakan
ketika pengelasan.
4) Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan di mana bila alat tersebut tidak
digunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan menyebabkan ketulian
yang bersifat tetap.
5) Alat pelindung pernafasan
Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang
membahayakan tenaga kerja.
6) Alat pelindung kepala
24
Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap
kotoran dan bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat
membahayakan para pekerja.
7) Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia, dan listrik.
8) Sepatu pengaman
Digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan
para pekerja di tempat kerja.
9) Baju pelindung
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai
gangguan yang dapat membahayakan para pekerja
1.2.1.5 Jaminan Sosial
1.2.1.5.1 Penghasilan
Penghasilan karyawan PT.Petrokimia Gresik terdiri dari :
1. Gaji pokok
2. Tunjangan keluarga
3. Tunjangan jabatan
4. Bantuan kesejahteraan
1) Bantuan pangan
2) Bantuan perumahan
3) Bantuan angkutan
4) Bantuan pajak
5. Kompensasi
1) Kompensasi shift
2) Kompensasi lembur
25
3) Kompensasi stand call out
1.2.1.5.2 Kesejahteraan
Kesejahteraan karyawan PT. Petrokimia Gresik dapat berupa :
1. Uang
1) Bantuan biaya cuti
2) Bantuan hari raya
3) Bantuan perkawinan
4) Bantuan duka
5) Bantuan pindah
6) Intensif triwulan
7) Jasa operasi/bonus tahunan
8) Kesejahteraan berkala dihari tua (KBHT)
9) Tabungan hari tua (THT)
2. Non uang
1) Jamsotek
2) Cuti
3) Pemeliharaan kesehatan
4) Pakaian dinas harian dan lapangan
5) Perlengkapan keselamatan kerja
6) Kredit kepemilikan rumah
7) Transportasi /angkutan
8) Perumahan dinas
9) Rekreasi
10) Kopersi karyawan, tempat peribadatan
11) Ruang istirahat, ruang makan dan ruang ganti pakaian
26
1.2.2 Sistem pemasaran hasil
Produk utama yang dihasilkan dari unit ammonium sulfat II adalah pupuk
ZA II, dengan spesifikasi hasil sebagai berikut :
N Total : min 20,8%
H2O (kadar air) : max 1%
H2SO4 bebas : max 0,1 %
Belerang (S) : max 23%
Ukuran Butir : ± 30 US 55%
Bentuk : kristal
Warna : putih
Jumlah produk yang dihasilkan adalah 250.000 ton/tahun. Kualitas produk
pupuk ZA dijaga dengan pengemasan dua tingkat bahan (double packing) yaitu
kemasan primer berupa kemasan plastik, dan kemasan sekunder berupa karung
plastik/Polypropilene.
Pupuk ZA merupakan jenis pupuk bersubsidi. Pupuk bersubsidi adalah
jenis pupuk yang sebagian biaya produksinya di subsidi oleh pemerintah. Dalam
memasarkan pupuk ZA PT. Petrokimia Gresik mempunyai sejumlah distributor
yang tersebar ke seluruh Indonesia. Distributor-distributor kemudian
menyalurkan ke kios-kios resmi untuk kemudian disalurkan kepada petani atau
grup petani. Mempermudah sistem distribusi pupuk bersubsidi PT. Petrokimia
Gresik mempunyai 105 gudang penyangga yang tersebar di seluruh Propinsi di
Indonesia.
DISTRIBUTOR
GUDANGPENYANGGA
DI LINI III
KIOSRESMI
PETANI PERORANG
AN
PT PETROKIMIA GRESIK
Kelompok Petani
27
Berikut ini adalah alur proses pendistribusian pupuk bersubsidi :
Gambar 2. 2 Jalur Distribusi Pupuk
1.3 Lay out pabrik
Kawasan Industri PT Petrokimia Gresik menempati areal seluas 450 Ha,
sementara luas areal tanah yang telah ditangani adalah 300 Ha.
Daerah – daerah yang ditempati meliputi :
Desa Ngipik Desa Tepen
Desa Telogo Pojok Desa Telogo Patut
Desa Sukorame Desa Karang Turi
Desa Kebomas Kecamatan Manyar
Desa Pojok Pesisir Kecamatan Gresik
Desa Roma Meduran Kecamatan Kebomas
Desa Randu Agung
28
Pemilihan lokasi kawasan industri ini berdasarkan atas pertimbangan
keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal, yaitu :
1. Menempati tanah yang tidak subur untuk pertanian sehingga tidak
mengurangi areal tanah pertanian
2. Mudah memperoleh tenaga terlatih
3. Berada di tengah daerah pemasaran pupuk terbesar
4. Dekat dengan sumber bahan konstruksi
5. Dekat dengan sumber bahan mentah
6. Dekat dengan pusat pembangkit tenaga listrik
7. Dekat dengan laut sebagai sarana transportasi