Satuan Acara Bermain Puzzle Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Satuan Acara Bermain Puzzle Pada Anak

Citation preview

SATUAN ACARA BERMAIN PUZZLE PADA ANAKUSIA PRESCHOOL Di RUANG 7 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :Kelompok 2

1. Alfian Hari Gunawan(201420461011041)2. Vicky Dian F(201420461011049)3. Dewi Rahmawati(201420461011056)4. Namira Hidayat(201420461011053)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2105

Pokok Bahasan: Terapi bermain pada anak di rumah sakitSub Pokok Bahasan: Terapi bermain anak usia preschoolTempat: Ruang anak (ruang 7) RSUD dr.Saiful AnwarHari/tanggal: Rabu, 19 Agustus 2015Waktu: 30 menit (jam 15.00 15.30)Sasaran: Anak usia preschool tahun yang dirawat di ruang 7Jenis permainan: PuzzlePenyaji: Kelompok 2 Profesi Ners UMM

Tujuan UmumSetelah mendapat terapi bermain, pasien merasa senang dan aktif berpartisipasi dalam terapi bermain puzzle.

Tujuan KhususSetelah mendapatkan terapi bermain .diharapkan :1. Pasien merasa senang2. Pasien mampu bermain puzzle3. Ekspresi pasien saat bermain puzzle terlihat ceria dan antusias4. Pasien nyaman berada di rumah sakit

RENCANA PELAKSANAANNoKegiatanWaktuSubjek terapi

1Persiapan :1. Menyiapkan ruangan2. Menyiapkan alat alat3. Menyiapkan anak dan keluarga5 menitRuangan, alat, anak dan keluarga siap

2Proses :1. Membuka proses terapi dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan3. Mengajak anak bermain4. Mengevaluasi respon anak dan keluarga20 menitMenjawab salam, memperkenalkan diri, memperhatikan

Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya

3Penutup1. Menutup dan mengucapkan salam5 menitMemperhatikan dan menjawab salam

Metode : bermain bersamaMedia: puzzle (bongkar pasang)Materi: terlampirPembagian tugas :Leader: Alfian Hari GunawanObserver : Vicky Dian FObserver: Dewi RahmawatiFasilitator : Namira Hidayat

SETTING TEMPAT

Ket :: Leader, observer, fasilitator : Anak usia prescool di ruang 7

Evaluasi :Pesertaterapi bermain puzzle mampu :1. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar2. Melatih memecahkan masalah3. Membedakan warna dan bentuk4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

1. Pengertian BermainMenurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.Bermain merupakan kegiatan yang dilakukam secara sukarela untuk memperoleh kepuasan/kesenagan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,intelektual,emosional dan sosial serta media yang baik untuk belajar (belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya,melakukan apa dapat dilakukannya dan mengenal waktu,jarak, serta suara) (Wong, 2004)

2. Klasifikasi BermainMenurut isinya, bermain terbagi menjadi;a) Social affective playPada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa senang.b) Sense of pleasure playAnak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalny bermain air atau pasir.c) Skill PlayPermainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan tertentu misalnya mengendarai sepeda..d) Dramatic playAnak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu, perawat atau guru.Menurut Karakter Sosial, bermain terdiri dari:a) Solitary PlayDilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun ada orang lain yang berada di sekitarnya.b) Parallel PlayPermainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau preschool yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan yang lain tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung.c) Assosiative PlayAnak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum terorganisasi dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan mereka bermain sesuai dengan keinginannya.d) Cooperative PlayAnak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi, terencana, dan ada aturan-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia sekolah atau adolescence.

3. Fungsi Bermaina) Perkembangan Sensori MotorikPermainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk perkembangan otot-otot gerak.b) Perkembangan KognitifPerkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi benda-benda di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak juga belajar bagaimana menggunakannya,menghubungkan kata-kata dengan objek atau benda tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya atas, bawah, di bawah dan di atas.c) Perkembangan kreativitasAnak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group.d) Perkembangan socialDengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok.e) Perkembangan Kesadaran DiriAnak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah lakunya terhadap orang lainf) Perkembangan MoralDengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap kelompokg) TerapiBermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.h) KomunikasiBermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau bermain peran

4. Karakteristik Bermain Sesuai Tahap PerkembanganAdapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat usia adalah sebagai berikut;a) Bayi (1 bulan)Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda yang terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda dapat merangsang pendengaran. Secara tactile dilakukan denagn memeluk dan menggendong (memberi kehangatan). Secara kinetic permainan dapat dilakukan dengan mengajak atau naik kereta untuk jalan-jalan.b) Bayi (2 3 bulan)Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di dinding. Untuk merangsang auditori dapat dilakukan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian atau mengikutsertakan bayi dalam pertemuan keluarga. Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai pada waktu memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut. Sedangkan secara kinetic yaitu dengan mengajak naik kereta atau gerakan-gerakan berenang pada saat mandi.

c) Bayi (4 6 bulan)Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton tv, atau mainan yang berwarna terang. Permainan auditori dengan mengajak bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau memanggil nama. Secara tactile anak bdiberi mainan dengan berbagai teksture baiklembut maupun lancer. Secara kinetic dilakukan dengan membantu anak untuk tengkurap dan menyokong waktu duduk.d) Bayi (6 9 bulan)Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan kaca, permainan cilukba atau merobek-robek kertas. Permainan auditori dapat dilakukan dengan mengajari anak memanggil nama, diajarkan tepuk tangan. Tactile permainan dapat dilakukan dengan cara meraba bermacam-macam teksture dan ukuran, main air yang mengalir atau berenang.e) Bayi (9 12 bulan)Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau mengajak jalan-jalan. Permainan auditori dengan menunjukkan bagian-bagian tubuh atau memperkenalkan suara-suara binatang. Secara tactile dengan memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalakan benda dingin atau panas. Secara kinetic dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.f) Toddler (2 3 tahun)Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali bertengkar memperebutkan mainan. Pada usia ini anak mulai menyenangi musik atau irama , melempar, mendorong atau mengambil sesuatu.g) Preschool (3 5 tahun )Karekteristik permaiana preschool adalah assosiatif play, dramatic play dan skill play. Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.h) Usia Sekolah (6 12 tahun)Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan dapat belajar untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain dan tingkah laku yang diterima. Karekteristik permaianannya adalah kooperatif play dan anak laki-laki sifatnya mechanical sedangkan anak wanita mothers rool.i) Adolescent (3 18 tahun)Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton, mendengar musik, nonton tv serta membaca buku.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGCWong, Donna. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Edisi 4. Jakarta: EGC.Yudiernawati, Atty. (2006). Peran Bermain Dalam Perkembangan Psikososial Anak. Malang: Politeknik Kesehatan Malang.