2
  NAMA: THEA WIDI I NDIANI  NIM :G1F011011 REMAGO KANDUNGAN:  Ekstrak  Zingiberis officinale var. Rubra Rhizoma 300mg (setara 14g jahe merah), Ekstrak  Kaempferiae Rhizhoma 65mg (setara dengan 7,5g kencur segar). KHASIAT: membantu mengatasi gejala-gejala rematik seperti nyeri sendi, pembengkakan sendi dan kaku sendi di  pagi hari. ATURAN PAKAI OBAT:  2x1 hari 2 kapsul. Untuk pencegahan 1x1 hari 2 kapsul. 1. Zingiberis  officinale  var. Rubra Rhizoma (Jahe Merah) - MEKANISME: Jahe mengandung minyak atsiri yang memiliki senyawa yang sangat kompleks. Beberapa senyawa yang diketauhi adalah gingerole, shogaole dan zingerone yang berkhasiat mengurangi rasa sakit, dan mempunyai efek antiinflamasi melalui penghambatan sintesa prostaglandin dan leukotrien. [1][2]  Jahe (dan beberapa konstituennya) efektif terhadap sintesis sitokin dan disekresikan pada lokasi inflamasi. Jahe juga dapat menghambat induksi  beberapa gen terlibat dalam respon inflamasi, dan beberapa di antaranya adalah gen yang mengkodekan sitokin, kemokin dan inducible enzim siklooksigenase-2 (COX-2). [3] Untuk menunjukkan bahwa ekstrak jahe memiliki efek  pada aktivitas sel monosit manusia, Grzanna et al. (2004) mela kukan percobaan dengan berbudaya THP-1 monosit dan menunjukkan bahwa ekstrak dapat menghambat beta-amiloid peptida-induced sitokin dan kemokin ekspresi. [4]  Penelitian Altman R. D dan Marcusen menyebutkan bahwa ekstrak jahe juga mempunyai efek analgesik dan digunakan pada penderita osteoartritis lutut. [5]  - DOSIS: Gingerextracts (50 g jahe setiap hari) untuk nyeri muskuloskeletal dapat menghilangkan rasa sakit. [5]  - EFEK SAMPING: Kombinasi ekstrak etanol of ginger (Z. officinale) bersama-sama dengan A. galanga, C. longa , sinensis Camel- lia dan Uncaria tomentosa menunjukkan efek yang signifikan pada pengurangan nyeri lutut pasien osteoarthritis. [6]  Dalam satu percobaan klinis yang melibatkan 12 relawan s ehat yang mene rima jahe secara oral dengan dosis 400 mg jahe (3 kali per h ari selama dua minggu), satu subjek dalam pe nelitian yang dilaporkan diare ringan s elama 2 hari pertama. Jahe dapat menyebabkan mulas, dan dalam dosis yang lebih tinggi dari 6 g dapat mengiritasi lambung. Serbuk dari jahe dapat memediasi IgE dalam reaksi alergi. [7]  - INTERAKSI: Jahe memiliki efek yang sinergis dengan nifedipin sebagai antiplatelet pada pasien sukarelawan normal dan  pasien hipertensi di Taiwan. Jahe bisa mempotensiasi efek anti-platelet agregasi dari nifedipin dalam relawan normal dan pasien hipertensi. Hasil ini menunjukkan bahwa jahe dan nifedipin memiliki efek sinergis sebagai antiplatelet. [8]  - TOKSISITAS: Telah dilakukan uji toksisitas pada ekstrak jahe-kencur (Remago) yang dilakukan pada pada 50 tikus dan selama pengamatan tidak dijumpai gejala keracunan dan kematian pada tikus putih tersebut. Sehingga hasil  penelitian disimpulkan bahwa LD 50  yaitu 10.080 mg/kgBB (setara dengan 16 kapsul sekali minum). [9]  2. Kaempferiae  Rhizoma (Kencur) - MEKANISME: Komponen yang terkandung di dalamnya antara lain kurkumin dan minyak atsiri (trans-p-metoksi sinamat etil ester dan borneol). [10]  Mekanismenya yaitu menginhibisi enzim siklooksigenase dan lipoksigenase, IL-1, NO, dan  produksi TNF-α. [11]

TBA-REMAGO

Embed Size (px)

Citation preview

NAMA: THEA WIDI INDIANI NIM :G1F011011

REMAGOKANDUNGAN: Ekstrak Zingiberis officinale var. Rubra Rhizoma 300mg (setara 14g jahe merah), Ekstrak Kaempferiae Rhizhoma 65mg (setara dengan 7,5g kencur segar).KHASIAT: membantu mengatasi gejala-gejala rematik seperti nyeri sendi, pembengkakan sendi dan kaku sendi di pagi hari.ATURAN PAKAI OBAT: 2x1 hari 2 kapsul. Untuk pencegahan 1x1 hari 2 kapsul.1. Zingiberis officinale var. Rubra Rhizoma (Jahe Merah) MEKANISME:Jahe mengandung minyak atsiri yang memiliki senyawa yang sangat kompleks. Beberapa senyawa yang diketauhi adalah gingerole, shogaole dan zingerone yang berkhasiat mengurangi rasa sakit, dan mempunyai efek antiinflamasi melalui penghambatan sintesa prostaglandin dan leukotrien.[1][2] Jahe (dan beberapa konstituennya) efektif terhadap sintesis sitokin dan disekresikan pada lokasi inflamasi. Jahe juga dapat menghambat induksi beberapa gen terlibat dalam respon inflamasi, dan beberapa di antaranya adalah gen yang mengkodekan sitokin, kemokin dan inducible enzim siklooksigenase-2 (COX-2).[3] Untuk menunjukkan bahwa ekstrak jahe memiliki efek pada aktivitas sel monosit manusia, Grzanna et al. (2004) melakukan percobaan dengan berbudaya THP-1 monosit dan menunjukkan bahwa ekstrak dapat menghambat beta-amiloid peptida-induced sitokin dan kemokin ekspresi.[4] Penelitian Altman R. D dan Marcusen menyebutkan bahwa ekstrak jahe juga mempunyai efek analgesik dan digunakan pada penderita osteoartritis lutut.[5] DOSIS:Gingerextracts (50 g jahe setiap hari) untuk nyeri muskuloskeletal dapat menghilangkan rasa sakit.[5] EFEK SAMPING:Kombinasi ekstrak etanol of ginger (Z. officinale) bersama-sama dengan A. galanga, C. longa, sinensis Camel-lia dan Uncaria tomentosa menunjukkan efek yang signifikan pada pengurangan nyeri lutut pasien osteoarthritis.[6]Dalam satu percobaan klinis yang melibatkan 12 relawan sehat yang menerima jahe secara oral dengan dosis 400 mg jahe (3 kali per hari selama dua minggu), satu subjek dalam penelitian yang dilaporkan diare ringan selama 2 hari pertama. Jahe dapat menyebabkan mulas, dan dalam dosis yang lebih tinggi dari 6 g dapat mengiritasi lambung. Serbuk dari jahe dapat memediasi IgE dalam reaksi alergi.[7] INTERAKSI:Jahe memiliki efek yang sinergis dengan nifedipin sebagai antiplatelet pada pasien sukarelawan normal dan pasien hipertensi di Taiwan. Jahe bisa mempotensiasi efek anti-platelet agregasi dari nifedipin dalam relawan normal dan pasien hipertensi. Hasil ini menunjukkan bahwa jahe dan nifedipin memiliki efek sinergis sebagai antiplatelet. [8] TOKSISITAS:Telah dilakukan uji toksisitas pada ekstrak jahe-kencur (Remago) yang dilakukan pada pada 50 tikus dan selama pengamatan tidak dijumpai gejala keracunan dan kematian pada tikus putih tersebut. Sehingga hasil penelitian disimpulkan bahwa LD50 yaitu 10.080 mg/kgBB (setara dengan 16 kapsul sekali minum).[9]2. Kaempferiae Rhizoma (Kencur) MEKANISME:Komponen yang terkandung di dalamnya antara lain kurkumin dan minyak atsiri (trans-p-metoksi sinamat etil ester dan borneol).[10] Mekanismenya yaitu menginhibisi enzim siklooksigenase dan lipoksigenase, IL-1, NO, dan produksi TNF-.[11]

DOSIS:Dosis optimal dari kencur menurut penelitian Aliya dkk yaitu 45mg/kgBB.[12] EFEK SAMPING:Ekstrak Metanol kencur bersifat sitoprotektif terhadap lambung sehingga dapat meningkatkan mekanisme pertahanan endogen untuk melindungi lambung.[13] INTERAKSI:Kombinasi ekstrak etanol of ginger (Z. officinale) bersama-sama dengan A. galanga, C. longa, sinensis Camel-lia dan Uncaria tomentosa menunjukkan efek yang signifikan pada pengurangan nyeri lutut pasien osteoarthritis.[6] TOKSISITAS:Telah dilakukan uji toksisitas pada ekstrak jahe-kencur (Remago) yang dilakukan pada pada 50 tikus dan selama pengamatan tidak dijumpai gejala keracunan dan kematian pada tikus putih tersebut. Sehingga hasil penelitian disimpulkan bahwa LD50 yaitu 10.080 mg/kgBB (setara dengan 16 kapsul sekali minum).[9]DAFTAR PUSTAKA:1. Robbers J.E dan Tyler V.E. 1999. Tyler Herbs of choice: The Therapeutics Use of Phytomedicinals. New York: Haworth Press.2. Srivastava K dan Mustava T, 1992, Ginger (Zingiber officinale) in Rheumatism Musculoskeletal Disorders, Hypotheses, 39(4): 342-8.3. Grzanna, R., Lindmark, L., Frondoza, C.G., 2005. Ginger An Herbal Medicinal Product with Broad Anti-Inflammatory Actions. J. Med. Food, 8, 125132.4. Grzanna, R., Phan, P., Polotsky, A., Lindmark, L., Frondoza, C.G., 2004, Ginger extract inhibits beta-amyloid peptide-induced cytokine and chemokine expression in cultured THP-1 monocytes, J. Altern.Complement. Med. 10, 10091013.5. R.D Altman dan K.C Mercusen, 2001, Effect of a Ginger for Knee Pain in Patients with Osteoartritis, Arthritis and Rheumatism, 44(11): 2531-8.6. Ahmed S, Anuntiyo J, Malemud CJ, Haqqi TM., 2005, Biological basis forthe use of botanicals in osteoarthritis and rheumatoidarthritis: a review, Evidence-based Complementary and Alternative Medicine; 2: 3018.7. Chrubasik, S., Pittler, M.H., Roufogalis, B.D., 2005. Zingiberis rhizoma: a comprehensive review on the ginger effect and efficacy profiles. Phytomedicine; 12, 684701.8. Young, H.Y., Liao, J.C., Chang, Y.S., Luo, Y.L., Lu, M.C., Peng, W.H., 2006. Synergistic Effect of Ginger and Nifedipine on Human Platelet Aggregation: A Study in Hypertensive Patients and Normal Volunteers, Am. J. Chin. Med; 34, 545551.9. Wahyu W. 2003. Laporan Penelitian Uji Toksisitas Akut Remago pada Tikus Putih Galur SD. Semarang. Laboratorium R&D dan QC PT Sidomuncul.10. Winarto, W.P. 2007. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, Karyasari Herba Media : 157-160.11. Kiuchi F. et al, 1992, Inhibition of Prostaglandin and Leukotrien Biosynthesis by Gingerol and Diarylheptanoids, Chem Pharm Bull; 40: 387-91.12. Nur Hasanah, Aliya dkk., 2011, Analisis Kandungan Minyak Atsiri dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.), Jurnal Matematika & Sains; Vol. 16 Nomor 3.13. Sri Yuliani, Prospek Pengembangan Obat Tradisional Menjadi Obat Fitofarmaka. http://purtakabogor.net/publ/jp3/jp203-41.htm.