34
LAPORAN TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN RESPON TIGA VARIETAS KACANG HIJAU TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA STADIA VEGETATIF Di Susun oleh : Inggit Diniyas Nur I 115040201111334 Siti Muamaroh 125040200111041 Finsa Dwi Arisandi 125040200111114 Della Shafryna 125040200111133 Syafrilia Rahma Putri 125040201111017 Fefira Suci Rahayu 125040201111130 Amaniz Diharwati Siswanto 125040201111229 Asima Putri Sari Sinaga 125040201111263 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Teknologi Pemuliaan Tanaman Cekaman Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cekaman Air

Citation preview

LAPORAN TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN RESPON TIGA VARIETAS KACANG HIJAU TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA STADIA VEGETATIF

Di Susun oleh :Inggit Diniyas Nur I 115040201111334Siti Muamaroh 125040200111041Finsa Dwi Arisandi 125040200111114Della Shafryna 125040200111133Syafrilia Rahma Putri 125040201111017Fefira Suci Rahayu 125040201111130Amaniz Diharwati Siswanto 125040201111229Asima Putri Sari Sinaga 125040201111263

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSelama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen selalu membutuhkan air. Besarnya kebutuhan air setiap fase peertumbuhan selama siklus hidupnnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan kombinasi kedua faktor tersebut dengan lingkungan. Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Cekaman kekeringan pada tanaman umumnnya disebabkan tidak terpenuhinnya kebutuhan air untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Respon tanaman terhadap cekaman kekeringan adalah terjadinnya perubahan pada morfologi, fisiologi dan biokimia. Perubahan ini dapat diamati pada ukuran daun, sudut daun, tinggi tanaman, nisbah akar tajuk, gugur daun dan pertumbuhan akar.Kemampuan tanaman untuk mengatasi cekaman kekeringan dipengaruhi oleh tingkat dan lama cekaman., fase pertumbuhan dan genetik tanaman. Tanaman yang toleran terhadap kekeringan umumnnya memiliki kemampuan untuk meningkatkan serapan air melalui akar, mengurangi transpirasi atau mempertahankan turgor pada jaringan daun. Teknologi pemuliaan untuk memperoleh varietas tanaman yang toleran terhadap kekeringan harus mampu memperoleh sumber gen yang toleran kekeringan. Ketepatan dalam melakukan skrening dan seleksi menjadi faktor penting.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui respon pada tiga varietas kacang hijau terhadapperlakuan cekaman kekeringan yang diberikan2. Untuk mengetahui varietas kacang hijau yang paling toleran terhadap cekaman kekeringan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cekaman Kekeringan Secara UmumCekaman kekeringan atau drought stress dapat terjadi karena beberapa hal yaitu : (1) tingginya kecepatan evaporasi yang melebihi persediaan air tanah ke akar yang akan mengakibatkan penurunan potensial air (2) adanya senyawa yang bersifat osmotik, seperti pada tanah garam, yang dapat menurunkan pengambilan air sehingga terjadi penurunan potensial osmosis dan tidak cukupnya pengambilan air oleh tanaman yang diserap dari tanah. tanaman yang berada pada kondisi cekaman kekeringan akan memberikan respon tertentu baik secara morfologis, anatomis maupun fisiologis, dimana terdapat dua mekanisme utama yang mungkin terjadi pada tanaman, yaitu: (a) tanaman berusaha menghindari cekaman, baik dengan cara melakukan perubahan struktur morfologi dan anatomi, maupun dengan meningkatkan efisiensi penggunaan air dengan cara mengatur laju transpirasi, dan (b) meningkatkan toleransi terhadap cekaman kekeringan melalui perubahan kimia sel, baik dalam bentuk peningkatan akumulasi senyawa terlarut yang berperan sebagai pengatur tekanan osmotik sel (osmotic adjustment), dengan mengakumulasi senyawa kimia, proline dan gula.Pertumbuhan merupakan salah satu proses fisiologis yang sensitif terhadap kekeringan dan dapat dipengaruhi oleh penurunan tekanan turgor. Karena tekanan turgor rendah, stres air menurunkan pembelahan sel dan pertumbuhan. Namun, ketika tekanan turgor lebih besar dari hasil dinding sel, pembelahan sel dapat terjadi Penyesuaian osmotik merupakan bagian respon dari fisiologi tanaman untuk menanggapi defisit air, meliputi akumulasi bersih dari larutan dalam sel sebagai respon terhadap perubahan potensial air dari lingkungan sel, potensial osmotik sel lebih rendah dan cenderung untuk menjaga tekanan turgor

2.2 Morfologi Kacang HijauKacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean, green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah, seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali), buwe (Flores), tibowang candi (Makassar) (Astawan, 2009). Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) Leguminosae yang banyak varietasnya. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan dikelasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Leguminales Famili : PapilionaceaeGenus : Vigna Spesies : Vigna radiata L. (Marzuki dan Soeprapto, 2004).Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar, sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah (Purwono dan Hartono, 2008). Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan atau kemerah-merahan, tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm - 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah.Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau(Rukmana, 2004). Daun tanaman kacang hijau tumbuh majemuk dan terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih panjang daripada daunnya sendiri (Purwono dan Purnamawati, 2009). Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaprodite), berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu (Rukmana, 2004). Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji (Marzuki dan Soeprapto,2004). Biji kacang hijau berbentuk bulat dan lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kacang kedelai, yaitu bobotnya hanya sekitar 0,5 - 0,8 mg. Kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat kecambah atau taoge (Purwono dan Hartono, 2008). Gambar 1. Morfologi Tanaman Kacang hijau

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijaua. Iklim Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen, keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 250C - 270C dengan kelembaban udara 50% - 80%, curah hujan antara 50 mm - 200 mm/bulan, dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau.Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah (Rukmana, 2004). Tanaman kacang hijau termasuk tanaman golongan C3. Artinya, tanaman ini tidak menghendaki radiasi dan suhu yang terlalu tinggi. Fotosintesis tanaman kacang hijau akan mencapai maksimum pada sekitar pukul 10.00. Radiasi yang terlalu terik tidak diinginkan oleh tanaman kacang hijau. Panjang hari yang diperlukan minimum 10 jam/hari (Purwono dan Hartono, 2008).b. Tanah Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi kebun kacang hijau adalah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainasenya baik, serta mempunyai kisaran pH 5,8 - 6,5. Untuk tanah yang memiliki pH lebih rendah dari pada 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming) (Rukmana, 2004).Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat. Artinya, tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik (Purwono dan Hartono, 2008). Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) yang cukup. Unsur hara ini penting untuk meningkatkan produksinya (Marzuki dan Soeprapto, 2004).2.3 Cekaman Kekeringan Pada Kacang Hijau Salah satu stress yang paling sering dialami tanaman adalah kekeringan yang disebabkan oleh ketersediaan air. Air mutlak dibutuhkan tanaman untuk mempertahankan hidupnya dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar terlebih pada saat fase vegetatif. Karena, pada saat fase vegetative laju pertumbuhan tanaman sangat cepat, sehingga membutuhkan air yang cukup. Fase vegetative tanaman kacang hijau sampai 41 HST, sedangkan umur panen kacang hijau sekitar 67.7 HST. Berakhirnya fase vegetative tanaman kacang hijau ditandai dengan munculnya bunga (Gardner et al., dalam Yulia, 2013) Namun demikian, kurang dari satu persen air yang diabsorsi tanaman dipergunakan dalam reaksi-reaksi metabolisme. Sebagian besar dari air tanah yang diserap akar tanaman ini ditranspirasikan melalui permukaan daun. Bila penyerapan air oleh akar tanaman tidak seimbang dengan tingginya laju transpirasi dapat menyebabkan rendahnya kandungan air daun serta tekanan turgorsel penjaga yang berakibat pada rendahnya laju fotosintesis (Kartika, Evita, dan Yusmeiridal, 1997 dalam Evita, 2012 ).Tersedianya air untuk tanaman adalah suatu keadaan air terletak antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Tersedianya air untuk tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya (Abidin, 1984). Laju pertumbuhan tanaman menurun dengan menurunnya kandungan air tanah dari kapasitas lapang sampai titik layu permanen tanah, yang menyebabkan kehilangan hasil hingga 40% (Chapman et al., 1993a dalam Riduan, et al., 2005). Tingginya penurunan hasil tersebut berhubungan dengan proses inisiasi dan pemanjangan ginofor, penurunan jumlah polong, dan akhirnya penurunan jumlah serta bobot biji per tanaman (Chapman et al., 1993b dalam Riduan, et al., 2005). Cekaman kekeringan yang terjadi pada fase vegetatif juga berpengaruh negatif terhadap indeks luas daun, perkembangan tunas baru, dan nisbah tajuk-akar (Kramer, 1983 dalam Riduan, et al., 2005). Pada kedelai, cekaman kekeringan pada fase vegetatif dapat menurunkan tinggi tanaman, jumlah buku, panjang akar, bobot kering akar, dan tajuk (Sunaryo, 2002 dalam Riduan, et al., 2005).Tanaman kacang tanah mulai menunjukkan gejala layu pada 70% daun ketika kandungan air tanah mencapai 60%-70% kapasitas lapang,dihitung berdasarkan jumlah air yang disiramkan untuk mencapai kapasitas lapang. Hal ini sesuai pernyataan Nurhayati (2007) yang menyatakan bahwa mekanisme toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan berbeda-beda tergantung kemampuan genetiknya, defisit air yang parah ditunjukkan dengan perkembangan sistem pembungaan, toleransi dengan potensial air jaringan yang tinggi yaitu kemampuan tanaman tetap menjaga potensial jaringan dengan meningkatkan penyerapan air atau menekan kehilangan air, dan dalam penelitian Sufianto (2004 dalam Sianipar, et al,. 2013) mengatakan bahwa jika kebutuhan air terpenuhi maka aktivitas tanaman dapat maksimal, namun jika kebutuhan air tidak terpenuhi maka menurunkan atau menghambat aktivitas atau bagian tertentu. Peranan air dalam proses pembungaan dapat mempercepat munculnya bunga. Pemberian air per hari sesuai dengan kebutuhannya maka waktu bunga muncul lebih cepat dibandingkan dengan jika hanya baik diberikan setengah atau sepertiga dari kebutuhan setiap harinya.

III. METODOLOGI3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alata. Polibag 5 Kg: Untuk wadah penanamanb. Cetok: Untuk memasukan tanah ke dalam polibagc. Alat Tulis: Untuk Mencatatd. Kamera: Untuk mendokumentasikan kegiatabe. Ember: Tempat air untuk menyiramf. Papan penanda: untuk penanda perlakuan3.1.2 Bahana. Benih Kacang hijau : sebagai bahan tanamb. Tanah: sebagai media tanamc. Pupuk NPK: sebagai nutrisi tanamand. Pupuk kompos: campuran media taname. Air: sebagai bahan perlakuan3.2 Rancangan PercobaanPenelitian akan dilakukan di kos Sumbersari Gang III kota Malang. Penelitan dimulai pada tanggal 04 April 2015 sampai 20 Mei 2015. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial yaitu menggunakan dua faktor (varietas dan pemberian volume air) dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri dari 3 polibag sehingga jumlah polibag yang digunkaan sebanyak 27 polibag dan diambil 3 tanaman setiap satuan percobaan yang digunakan sebagai sampel. Pemberian perlakuan cekaman kekeringan dimulai setelah 18 HST (22 April 2015). Pemberian air dilakukan setiap lima hari sekali. Pemberian air dalam penelitian ini sebanyak empat kali yaitu pada tanggal 22 April, 28 April, 04 Mei dan 10 Mei 2015.

Faktor 1 adalah perlakuan Varietas dengan 3 taraf perlakuan :1. V1 = Vima 12. V2 = Murai 3. V3 = PerkutukFaktor 2 adalah perlakuan cekaman kekeringan sebanyak 3 taraf pelakuan :1. C0 = Kontrol (Pemberian air 200 mL air)2. C1 = pemberian air 100 mL air3. C2 = pemebrian air 50 mL airPelaksanaan penelitian meliputi persiapan media tanam, persiapan benih, penanaman, perlakuan cekaman kekeringan dan pemeliharaan tanam. Model rancangan : Ulangan 1Ulangan 2Ulangan 3

V1C2V1C2V1C3

V2C1V2C3V3C2

V2C2V1C1V2C3

V1C1V2C1V3C3

V1C3V1C3V3C1

V2C3V2C2V2C2

V3C1V3C1V2C1

V3C2V3C3V1C1

V3C3V3C2V1C2

3.4 Parameter PengamatanPengamatan yang dilakukan meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman, panjang akar dan jumlah daun. Sedangkan karakter kualitatif meliputi warna daun. Pengamatan dilakukan secara destruktif dan nondestruktif. Pengamatan destruktif meliputi panjang akar dan bentuk daun sedangkan untuk nondestruktif yaitu warna daun, tinggi tanaman dan jumlah daun.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilTabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang HijauPerlakuan18 HST24 HST30 HST36 HST41 HST

V1C011.08 a14.58 a17.92 a19.17 a24.25 a

V1C113.50 a16.33 a20.00 a23.25 a23.67 a

V1C212.58 a13.92 a16.92 a24.08 a19.17 a

V2C012.83 a15.08 a18.08 a23.42 a15.25 a

V2C111.58 a14.25 a18.25 a23.42 a23.17 a

V2C212.50 a13.75 a17.08 a22.50 a23.92 a

V3C011.17 a14.17 a17.83 a22.58 a21.92 a

V3C110.00 a12.50 a16.50 a23.50 a23.5 a

V3C210.33 a10.92 a14.92 a21.92 a22.58 a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT

Gambar 1. Grafik Rata rata tinggi tanaman kacang hijau

Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang HijauPerlakuan18 HST24 HST30 HST36 HST41 HST

V1C12.00 a3.33 a4.33 a4.33 a5.33 b

V1C22.00 a3.67 a4.67 a5.00 a5.00 b

V1C32.00 a3.00 a4.00 a4.83 a4.33 b

V2C12.00 a3.00 a4.00 a4.67 a2.33 a

V2C22.00 a4.00 a5.00 a4.50 a4.33 a

V2C32.00 a3.33 a4.33 a3.50 a4.67 a

V3C12.00 a3.67 a4.67 a5.33 a5.00 b

V3C22.00 a4.00 a5.00 a4.83 a5.00 b

V3C32.00 a4.00 a5.00 a4.83 a5.67 b

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT

Gambar 3. Grafik Rata rata tinggi tanaman kacang hijau

Tabel 3. pengamatan panjang akar tanaman kacang hijauPerlakuan

Panjang akar ( Cm )

V1C04

V1C15

V1C26

V2C05

V2C17

V2C28

V3C03

V3C14

V3C26

4.2 PembahasanHasil penelitian pemberian tingkatan kekeringan pada tanaman kacang hijau dengan varietas yang berbeda menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan panjang akar tidak memberikan interaksi yang berpengaruh nyata maupun pada masing-masing pemberian perlakuan. Sedangkan pada jumlah daun tanaman kacang hijau saat umur 41 HST terjadi pengaruh nyata pada perlakuan varietas. Hal ini menunjukkan dosis volume yang diturunkan dari kebutuhan asli air tanaman kacang hijau yaitu 200 ml tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman kacang hijau. Akan tetapi, yang memberikan pengaruh dari percobaan ini yaitu varietas yang berbeda. Setiap varietas tanaman memiliki susunan faktor genetik yang berbeda-beda. Selain itu, kelebihan dari tanaman kacang hijau memang memiliki gen yang tahan terhadap cekaman kekeringan, umur genjah, dan tahan terhadap hama/penyakit (Raihan dan Eddy, 2006). Cekaman kekeringan dengan dosis volume air yang diturunkan setiap levelnya dari 200 ml, 100 ml, dan 50 ml ternyata masih menyebabkan tiap varietas dapat tumbuh dengan sama. Hal ini dikarenakan pada perlakuan volume air tidak memberikan pengaruh nyata. Setiap varietas tetap mampu menjaga pertumbuhan hidupnya. Sehingga gen dari tanaman kecang dengan kondisi lingkungan yang berbeda tetap stabil dalam pertumbuhannya. Ketahanan yang ditampakkan tanaman kacang hijau ini terhadap kekeringan ini mampu memberikan manfaat untuk efisien dalam pemberian air, dan dapat dilakukan penanaman dijenis tanah yang berbeda dengan tingkat kandungan air di tanah yang berbeda. Akan tetapi, hasil ini juga bisa tercapai akibat dari penggunaan media tanam yang mampu mengikat air lebih lama. Pada percobaan ini digunakan pupuk organic. Sedangkan sifat dari pupuk organic adalah mampu menyerap dan mempertahankan air untuk dimanfaatkan oleh tanaman. Sehingga potensi terjadi penguapan juga rendah. Serapan air oleh akar tanaman dipengaruhi oleh laju transpirasi, sistem perakaran, dan ketersediaan air tanah (Lakitan, 1996). Selanjutnya laju transpirasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Sedangkan pada percobaan ini tanaman diletakkan pada ruangan yang teduh sehingga laju transpirasi tidak terlalu tinggi. Kemungkinan tersebut juga yang mampu mempengaruhi air tetap berada di media tanam untuk diserap oleh tanaman (tersedia bagi tanaman).Varietas yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun pada umur tanam 41 HST. Sedangkan pada saat pengamatan sebelumnya jumlah daun tidak memberikan respon sama sekali terhadap pemberian perlakuan. Umur muncul bunga tanaman kacang hijau yaitu berkisar dari 39 HST sampai 41 HST, sedangkan umur panen kacang hijau sekitar 68 HST. Umur berbunga suatu tanaman dipengaruhi oleh intensitas penyinaran, suhu dan curah hujan (Gardner et al., dalam Yulia, 2013). Pengamatan jumlah daun sebelum 41 HST tidak memberikan pengaruh nyata dari pemberian perlakuan dikarenakan semua varietas yang berbeda masih berada di fase vegetative yang sama. Sedanngkan pada umur 41 HST merupakan fase peralihan tanaman kacang hijau dari fase vegetatif ke generatif. Sehingga setiap varietas menunjukkan respon yang berbeda, berkaitan dengan umur tanaman setiap varietas kacang hijau berbeda dan panjang fase pertumbuhan yang berbeda. Pada karakter jumlah daun yang berbeda nyata terhadap perlakuan varietas pada umur 41 HST menunjukkan bahwa varietas perkutut memberikan jumlah daun yang paling tinggi dibandingkan dengan dua varietas lainnya yaitu Vima 1 dan Murai. Meskipun setelah diuji lanjutan menggunakan BNT jumlah daun antara varietas Murai dan Perkutut tidak berbeda nyata satu sama lain. Pada pengamatan destruktif panjang akar menunjukkan bahwa semakin tanaman kacang hijau tercekam mengakibatkan akar menjadi lebih panjang dibandingkan tanaman kacang hijau yang tidak tercekam. Hal ini ditunjukkan pada rata-rata panjang akar pada perlakuan C0, C1, dan C3 berturut-turut yaitu 4 cm, 5.33 cm, dan 6.67 cm. Sedangkan varietas yang memberikan hasil akar paling panjang yaitu V2 (6.67 cm), V1 (5.00 cm), dan V3 (4.33 cm). akar yang semakin panjang ini berguna untuk menjangkau air yang tidak berada di sekitar rhizosfer. Sehingga tanaman kacang hijau untuk mempertahankan diri melalui pemanjangan akar supaya tetap mendapatkan suplai air. Jadi dari segi panjang akar varietas yang terbaik mampu bertahan dicekaman kekeringan yaitu perkutut.Salah satu karakter kualitatif yang diamati yaitu warna daun kacang hijau. Hasil pengamatan karakter tersebut menunjukkan pemberian perlakuan dosis volume air yang menurun tidak menunjukkan penurunan hasil warna daun yang menjadi klorosis, menggulung, atau nekrotik. Akan tetapi, perbedaan respon ini disebabka varietas yang berbeda. Semakin banyak timbul bercak-bercak putih pada permukaan daun, klorosis, atau nekrotik menunjukkan varietas tersebut kurang unggul dibandingkan varietas yang dapat dengan normal hidup dilingkungan yang berbeda dengan pertumbuhan tanaman yang tetap stabil. Hasil pengamatan warna daun menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan varietas perkutut lebih bagus dibandingkan dengan variets dua lainnya (Vima 1 dan Murai) meskipun pada lingkungan cekaman volume yang berbeda.

V. PENUTUP5.1 KesimpulanDari hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa respon pada tiga varietas kacang hijau terhadap perlakuan cekaman kekeringan yang diberikan memberikan respon yang berbeda-beda. Pada pengamatan tinggi tanaman dan panjang akar tidak memberikan interaksi yang berpengaruh nyata pada masing-masing perlakuan, sedangkan pada jumlah daun tanaman kacang hijau saat umur 41 HST terjadi pengaruh nyata pada perlakuan varietas. Dengan mengurangi dosis volume kebutuhan asli air tanaman kacang hijau tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman kacang hijau, akan tetapi yang memberikan pengaruh dari percobaan ini yaitu varietas yang berbeda.Selain itu hal yang membuat tanamana kacang hijau dapat tumbuh dengan baik walupun diberi cekaman kekeringan adalah diberikan pupuk organik dan diletakkan pada ruangan yang teduh, sehingga mampu menyediakan dan menyerap air dan laju transpirasi tidak terlalu tinggi. Hal tersebut mampu mempengaruhi air tetap berada di media tanam untuk diserap oleh tanaman (tersedia bagi tanaman).Pada karakter jumlah daun yang berbeda nyata terhadap perlakuan varietas pada umur 41 HST menunjukkan bahwa varietas perkutut memberikan jumlah daun yang paling tinggi dibandingkan dengan dua varietas lainnya yaitu Vima 1 dan Murai. Sedangkan varietas yang memberikan hasil akar paling panjang yaitu varietas perkutut sehingga varietas ini mampu bertahan dicekaman kekeringan. Pada pengamatan warna daun menunjukkan bahwa penggunaan varietas perkutut lebih bagus dibandingkan dengan varietas dua lainnya (Vima 1 dan Murai)

DAFTAR PUSTAKARaihan, Yulia dan Eddy William. 2006. Pemberian Mulsa Terhadap Tujuh Varietas Kacang Hijau dan Keharaan Tanah Di Lahan Lebak Tengahan. Bul. Agron 34 (3): 148 152. Yulia, Endang. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiate L.) Pada Beberapa Konsentrasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

LAMPIRAN 1.C0C1C2

V1

V2

V3

Tabel gambar tanaman kacang hijau saat umur 41 HST

C0C1C2

V1

V2

V3

Tabel gambar pengamatan destruktif bentuk daun

C0C1C2

V1

V2

V3

Tabel gambar pengamatan destruktif bentuk daun

C0C1C2

V1

V2

V3

Lampiran 2.Tabel data tinggi tanaman kecang hijau pada umur 41 HSTPerlakuanUlanganJumlah Rata-rata

123

V1C024.75212772.7524.25

V1C12820.522.571.0023.67

V1C219.7519.2524.2563.2521.08

V2C023.25022.545.7515.25

V2C124.2521.7523.569.5023.17

V2C223.7522.525.571.7523.92

V3C02118.2526.565.7521.92

V3C119.528.522.570.5023.50

V3C22320.524.2567.7522.58

Jumlah 184.25151.75194.25530.25

Tabel Anova tinggi tanaman kacang hijau pada umur 41 HSTSKDbJKKTF hitF tabelKeterangan

Ulangan2110.6955.342.183.634Tidak nyata

Perlakuan8187.6923.460.932.591Tidak nyata

Galat16405.6925.36

Total26

Tabel data jumlah daun tanaman kecang hijau pada umur 41 HSTPerlakuanUlanganJumlah Rata-rata

123

V1C0565165.33

V1C1555155.00

V1C2553134.33

V2C020572.33

V2C1445134.33

V2C2455144.67

V3C0555155.00

V3C1555155.00

V3C2656175.67

Jumlah 414044125

Tabel Anova Jumlah daun tanaman kacang hijau pada umur 41 HST

SKDbJKKTF hitF tabelKeterangan

Ulangan22.2961.1481.4093.634Tidak nyata

Perlakuan822.2962.7873.4202.591Nyata

Varietas211.6295.8157.1363.634Nyata

Volume23.6291.8152.2273.634Tidak nyata

Var*Vol47.0371.7592.1593.001Tidak nyata

Galat1613.0370.815

Total2637.629

Tabel Anova Rancangan Acak Kelompok Faktorial