Tentang TOF

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    1/41

    1

    SISTEM KARDIOVASKULER

    TETRALOGI OF FALLOT

    Disusun oleh kelompok 2 :

    1. Regina (201111)2. Ruth dewa ayu (201111094)3. Merine rose (201111078)4. Patar dolly (201111)5. Khristina damayanti (201111065)6. Maria aprilia (201111071)7. Siskar sulianti (201111098)8. Stefani mandasari (201111102)9. Joko suseno (201111)

    S1 ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SANTA ELISABETH

    SEMARANG

    2012/2013

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    2/41

    2

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat

    menyelesaikan makalah tentang TETRALOGY OF FALLOT.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SISTEM

    KARDIOVASKULER. Dalam menyelesaikan makalah ini kami berusaha menyusun

    dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi

    pembaca dan untuk kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan kritikan dan

    saran-saran yang bersifat membangun.

    Semarang,

    Penyusun

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    3/41

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPenyakit jantung bawaan terdiri dari berbagai jenis dan salah satunya adalah

    Tetralogi of Fallot. Penyakit jantung bawaan pada anak memang bukan penyakit

    langka. Di antara 1.000 anak lahir hidup di Indonesia, menurut data rumah-rumah

    sakit di Indonesia, 9 di antaranya mengidap penyakit jantung bawaan. Tetralogi fallot

    menempati urutan keempat dari angka kejadian penyakit jantung bawaan pada anak

    setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten.

    Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas 5 tahun

    dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan

    jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka

    sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan

    mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Tetralogi fallot merupakan

    penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan, dimana tetralogi fallot

    menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum

    ventrikel, defek septum atrium, dan duktus arteriosus persisten, atau lebih kurang 10-

    15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan

    sianotik tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit

    jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral

    akibat adanya pirau kanan ke kiri. Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000

    kelahiran dan menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital.

    Sampai saat ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi

    ,penyebabnya dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic atau

    keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22 deletions dan juga di

    George syndrome. Ia lebih sering muncul pada laki-laki daripada wanita. Pengertian

    akan embryology daripada penyakit ini adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal

    septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi klinik berupa VSD, pulmonary

    stenosis, and overriding aorta. Perkembangan dari hipertropi ventricle kanan adalah

    oleh karena kerja yang makin meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini

    dapat diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    4/41

    4

    B. TujuanAdapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:

    1. Proses pembentukan jantung pada janin2. Proses pembentukan pembuluh darah pada janin3. System sirkulasi intrauteri pada janin4. Struktur organ jantung5. System sirkulasi ekstrauteri6. Patofisiologi tetralogy of fallot7. Farmakologi terkait penyakit TOF dan implikasi keperawatannya8. Penatalaksanaan medic TOF dan implikasi keperawtannya9. Gizi yang tepat pada pasien dengan tetralogy of fallot10.Askep pasien dengan tetralogy of fallot11.Keterampilan pemeriksaan fisik system kardiovaskuler12.Keterampilan menghitung balance cairan13.Keterampilan melakukan kesiapan echocardiografi

    C.

    Manfaat1. Sebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambah

    pengetahuan dan wawasan (aspek teoritis).

    2. Sebagai sumber informasi yang sangat penting untuk dapatdiaplikasikan

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    5/41

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1. PROSES PEMBENTUKAN JANTUNG PADA JANIN

    a. Minggu ke-4 kehamilan :Terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta

    (urat besar yang membawa darah ke jantung).

    b. Minggu ke-5 kehamilan :Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk

    organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.

    c. Minggu ke-6 kehamilan :Ibu belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini.

    d. Minggu ke-7 kehamilan :Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan

    saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

    e. Minggu ke -9 kehamilan :Ibu bisa mendengar detak jantungnya

    f. Minggu ke-12 kehamilan :Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi

    meningkat.

    g. Minggu ke-14 kehamilan :Detak jantung bayi mulai menguat.

    h. Minggu ke-15 kehamilan :Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan.

    i. Minggu ke-16 kehamilan:Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang

    pertama terbentuk dan berfungsi

    j. Minggu ke-20 kehamilan :Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan

    2. PROSES PEMBENTUKAN PEMBULUH DARAH PADA JANIN

    Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus

    botali, duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis. Mula-mula darah yang

    kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis

    masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    6/41

    6

    venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan

    mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovale yang

    terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya

    darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke

    aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel

    dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava

    superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum

    berkembang,sebagian besar darah dari. ventrikel dekstra ini yang seyogianya

    mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus

    arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan

    selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.

    Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi

    nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh.Darah dari sel-sel tubuh yang miskin

    oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta

    melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah

    dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian

    seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus

    Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis

    kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-

    paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan

    demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan

    dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga

    foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.

    Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus

    venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir

    maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan

    kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan,yang dicerna dengan sistem

    pencernaan sendiri.

    Tujuan dari pembentukan pembuluh darah pada janin adalah untuk

    menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrisi dari ibu. Jantung dan pembuluh

    darah terbentuk pada hari ke 16 atau hari ke 17, atau mulai hari ke 20.

    3. SISTEM SIRKULASI INTRAUTERI PADA JANINPerubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin

    memerlukan penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :

    Pengalihan aliran darah dari paru. Penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta. Obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    7/41

    7

    Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :

    Fase intrauterineVena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari

    plasenta menuju janin (gambar 2 dan 3).Lebih dari 50% cardiac out-

    put berjalan menuju plasenta melewati arteri umbilikalis. Cardiac out-

    put terus meningkat sampai aterm dengan nilai 200 ml/menit.

    Frekuensi detak jantung untuk mempertahankan cardiac output

    tersebut 110 150 kali per menit.Tekanan darah fetus terus meningkat

    sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan sistolik 75 mmHg

    dan tekanan diastolik 55 mmHg.Sel darah merah, kadar hemoglobin

    dan packed cell volume terus meningkat selama kehamilan.

    Sebagian besar eritrosit mengandung HbF.

    Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah

    mengandung HbF. Ada kehamilan 36 minggu, terdapat 70% HbF dan

    30% Hb A.HbF memiliki kemampuan mengikat eksogen lebih besardibanding HbA. HbF lebih resisten terhadap hemolisis namun lebih

    rentan terhadap trauma.

    Fase transisiSaat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah

    hemodinamika janin

    1. Ligasi talipusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial2. Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan

    awal pernafasan janin

    Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus masih

    rendah (-40 sampai 50 mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang,

    tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7 sampai -8 mmHg.

    Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun

    sampai 75 80%. Tekanan dalam arteri pulmonalis menurun sampai

    50% saat tekanan atrium kiri meningkat dua kali lipat.Sirkulasi

    neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus arteriousus dan

    foramen ovale berlangsung, namun proses penyesuaian terus

    berlangsung sampai 1 2 bulan kemudian.

    Fase EkstrauterinDuctus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal

    periode post natal sebagai reflek adanya kenaikan oksigen dan

    prostaglandin.Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    8/41

    8

    crescendo yang berkurang saat diastolik (machinery murmur) yang

    terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.Obliterase foramen ovale

    biasanya berlangsung dalam 6 8 minggu. Foramen ovale tetap ada

    pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala. Obliterasi ductus

    venosus dari hepar ke vena cava menyisakan ligamentum venosum.

    Sisa penutupan vena umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatic.

    4. STRUKTUR ORGAN JANTUNG

    Jantung manusia (human heart) terletak di dalam rongga toraks

    (thoracic cavity), di belakang tulang dada, dan di antara paru-paru (lung) kiri

    dan kanan. Rupa bentuk Jantung adalah berbentuk kon (cone-shaped) dan

    hujungnya adalah condong sedikit ke arah sebelah kiri badan kita. Jantung

    mempunyai jisim kira-kira 300g dan terbina daripada otot-otot jantung

    (cardiac muscles) yang tebal dan kuat.

    Keseluruhan jantung dilindungi dengan membran yang tahan lama.

    Ruang diantara jantung dan membran adalah berisi cecair (fluid) bagi tujuan

    untuk mengurangkan geseran antara jantung dan organ-organ lain di

    sebelahnya.

    Struktur terperinci jantung manusia.

    http://3.bp.blogspot.com/-77eB9sav9Tk/T4M1dRflImI/AAAAAAAAAhE/BoUUv240pPQ/s1600/human+heart+internal.JPG
  • 7/28/2019 Tentang TOF

    9/41

    9

    Jantung manusia mempunyai empat ruang berotot (muscular chambers).

    Dua ruang di sebelah kiri: atrium kiri dan ventrikel kiri. Dua ruang disebelah kanan: atrium kanan dan ventrikel kanan.

    Ruang kiri dan kanan dipisahkan oleh otot yang dikenali sebagai septum

    supaya darah beroksigen (oxygenated blood) tidak bercampur dengan darah

    yang terdeoksigen (deoxygenated blood).

    Ciri-ciri atrium dan ventrikel:

    Ventrikel mempunyai ruang isi padu (volume of space) yang lebihbesar daripada atrium.

    Ventrikel mempunyai dinding yang tebal berbanding atrium. Ventrikel kiri adalah lebih tebal dan lebih otot daripada ventrikel

    kanan kerana ruang (chamber) ini mengepam darah di bawah tekanan

    yang lebih tinggi ke seluruh tubuh badan.

    Setiap ventrikel dan atrium ini dihubungkan dengan satu salur darah yang

    besar:

    Atrium kiri dihubungkan ke vena pulmonari (pulmonary vein). Atrium kanan dihubungkan ke vena kava (vena cava). Ventrikel kiri dihubungkan ke aorta. Ventrikel kanan dihubungkan ke arteri pulmonari (pulmonary

    artery).

    Aliran darah dalam satu arah (sehala) didalam jantung dikawal oleh tiga jenis

    injap (valve):

    Injap bikuspid (bicuspid valve or mitra valve) mengawal aliransehala darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.

    Injap trikuspid (tricuspid valve) mengawal aliran sehala darah dariatrium kanan ke ventrikel kanan.

    Injap sabit (semi-lunar valve) mengawal aliran sehala darah dariventrikel kiri ke aorta, serta dari ventrikel kanan ke arteri pulmonari.

    5. SISTEM SIRKULASI EKSTRAUTERIDuctus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post

    natal sebagai reflek adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin.Bila ductus

    tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik

    (machinery murmur) yang terdengar diatas celah intercosta ke II

    kiri.Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 8 minggu.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    10/41

    10

    Foramen ovale tetap ada pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala.

    Obliterasi ductus venosus dari hepar ke vena cava menyisakan ligamentum

    venosum. Sisa penutupan vena umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatic.

    6. PATOFISIOLOGI TETRALOGI OF FALLOTPengertian

    Tetralogi fallot adalah kelainan anatomi yang disebabkan oleh

    kesalahan dari perkembangan infundibulum ventrikel kanan.Pertama sekali

    dideskripsikan oleh Niels Stensen pada tahun 1672. Tetapi pada tahun 1888

    seorang dokter dari Prancis Etienne Fallot menerangkan secara mendetail

    akan ke 4 kelainan anatomi yang timbul pada tetralogy of fallot (Fallot:1888).

    Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang

    paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat

    penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel, defek

    septum atrium dan duktus arteriosus persisten atau lebih kurang 10 % dari

    seluruh penyakit jantung bawaan, dan merupakan penyebab utama diantara

    penyakit jantung bawaan sianotik. Tetralogi fallot merupakan penyakit

    jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis

    akibat adanya pirau kanan ke kiri (Waskitho, 2011).

    Tetralogi Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik.

    Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau

    lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga

    ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan

    lubang aorta (FK UNRI, 2010).Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan

    sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek

    septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel

    kanan.

    Empat kelainan anatomi sebagai berikut :

    1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua ronggaventrikel;

    2. stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yangkeluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal

    dan menimbulkan penyempitan;

    3. aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kirimengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari

    bilik kanan;

    4. hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    11/41

    11

    peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.

    Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya

    penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis

    pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.

    Gambar 1. Jantung normal dan jantung TOF

    Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek

    septum ventrikel dan stenosis pulmonalis dengan syarat defek pada ventrikel

    paling sedikit sama besar dengan lubang aorta.

    Etiologi

    Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak

    diketahui secara pasti diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.

    Faktorfaktor tersebut antara lain :

    Faktor endogen

    1. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom (sindrom down)2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,

    penyakit jantung atau kelainan bawaan

    Faktor eksogen

    1. Riwayat kehamilan ibusebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa

    resep dokter seperti thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin,

    amethopterin, jamu)

    2. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella3.

    Pajanan terhadap sinarX

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    12/41

    12

    Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut

    jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih

    dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan

    terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan ,

    oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin

    sudah selesai. Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik

    karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh

    tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak

    nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi

    mengalamiserangan sianotik karena menyusu atau menangis.

    Patofisiologi

    Menurut (FK UNRI : 2010) pada tetralogi fallot terdapat empat

    macam kelainan jantung yang bersamaan, maka:

    1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuahlubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah

    dari kedua ventrikel.

    2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dariventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah

    masuk ke aorta.

    3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septumventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan lubang

    ini.

    4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalamaorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga

    terjadi pembesaran ventrikel kanan.

    Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah

    tidak melewati paru sehinggatidak mengalami oksigenasi.Sebanyak 75%

    darah vena yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel

    kanan ke aorta tanpa mengalami oksigenasi.

    TOF dibagi dalam 4 derajat :

    1. Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal

    2. Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang

    3. Derajat III : sianosis waktu istirahat, kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis

    bertambah, ada dispneu.

    4. Derjat IV : sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    13/41

    13

    Pathway

    Terpapar factor endogen dan eksogen selama kehamilan trimester III

    Kelainan jantung congenital sianotik: tetralogi fallot

    Stenosis pulmonal defek septum ventrikel Overiding aorta

    Tekanan Sistolik puncak

    Ventrikel kanan = kiri

    Obstruksi>>>berat Obstruksi aliran darah

    Keluar ventrikel kanan

    Penurunan aliran

    Darah paru

    Penurunan O2 hipertrofi ventrikel Aliran darah Pencampuran darah kaya

    Dalam darah kanan aorta meningkat O2 dengan CO2

    Hipoksia

    Sesak sianosis (blue spells)

    Kelemahan tubuh hipoksia Penurunan O2 di otak

    Anak cepat lelah saat

    menyusui Asidosis metabolic penurunan kejang

    Kesadaran

    gg.pola nafas gg.pertukaran gas resiko cidera

    gg.nutrisi kurang dr kebutuhan

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    14/41

    14

    Kompensasi

    Polisitemia jangka panjang sirkulasi kolateral

    Thrombosis perdarahan gg.keseimbangan cairan dan elektrolit

    PK:embolisme gg.perfusi jaringan

    paru

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    15/41

    15

    7. FARMAKOLOGI TERKAIT PENYAKIT TOF DAN IMPLIKASIKEPERAWATANNYA

    Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi

    ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan

    cara :

    1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat

    pernafasan dan mengatasi takipneu.

    3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat

    karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena

    aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak

    lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini

    tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian : Propanolo l 0,01-0,25

    mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga

    seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam

    spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi

    sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.

    5. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerjameningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative

    6. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalampenganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat

    meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambahdan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga

    meningkat

    Lakukan selanjutnya

    1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi3. Hindari dehidrasi

    8. PENATALAKSANAAN MEDIK TETRALOGI OF FALLOT DANIMPLIKASI KEPERAWATANNYA

    Penatalaksanaan medis

    Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk

    memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :

    Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    16/41

    16

    Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasandan mengatasi takipneu.

    Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena

    permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke

    paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis

    berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan

    dengan pemberian :

    Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyutjantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan

    dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi

    sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.

    Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerjameningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif

    penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalampenganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan

    curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik

    membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.

    Lakukan selanjutnya

    1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi3. Hindari dehidrasi

    Pembedahan

    1. Bedah paliatifBedah paliatif yang biasa dilakukan adalah operasi B-T (Blalock-Taussig)

    Shunt yang bertujuan meningkatkan sirkulasi pulmonal dengan

    menghubungkan a.subklavia dengan a.pulmonalis yang ipsilateral.Umumnya

    operasi paliatif dilakukan pada bayi kecil atau dengan hipoplasia a.pulmonalis

    dan pasien yang sering mengalami sianotik. Selain BT Shuntterdapat pula

    Potts Shunt, Waterston Shunt, dan Glenn Shunt. Tetapi BT Shunt merupakan

    yang paling sering digunakan karena memberikan hasil yang paling

    baik.Tetapi BT Shunt juga menimbulkan beberapa komplikasi walaupun

    angka kejadiannya sangat kecil. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain :

    hipoplasia pada lengan, gangren pada digitalis, cedera nervus frenikus,

    stenosis a.pulmonal.

    2. Bedah KorektifPada bedah korektif dilakukan koreksi total yang dapat didahului atau tanpa

    bedah paliatif. Bila arteri pulmonalis tidak terlalu kecil, umumnya koreksi

    total dilakukan pada pasien tetralogi Fallot di bawah usia 2 tahun.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    17/41

    17

    9. GIZI YANG TEPAT PADA PASIEN DENGAN TETRALOGI OF FALLOTMenjaga kesehatan janin tidak hanya dilakukan dengan menghindari teratogen,

    tetapi juga dengan mengkonsumsi gizi yang baik.Salah satu zat yang penting

    untuk pertumbuhan janin adalah asam folat.Kekurangan asam folat bisa

    meningkatkan resiko terjadinya spinal bifida atau kelainan tabung saraf lainnya.

    Karena spina bifida bisa terjadi sebellum seorang wanita menyadari bahwa dia

    hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsi=umsi asam folat

    minimal 400 mikrogram/hari

    10.ASKEP PASIEN DENGAN TETRALOGI OF FALLOTAn. Marcel (3 tahun) sejak lahir mempunyai kelainan jentung congenital. Dari

    dokter di diagnosa Tetralogi of Fallot. Hasil Echocardiografi didapatkan

    adanya stenosis pulmonalis overriding aorta, hipertrofi ventrikel kanan, dan

    defek septum ventrikel. Saat ini An. Marcel sering mengalami sesak nafas dan

    sianosis terutama saat beraktivitas, sehingga lebih suka duduk-duduk saja

    melihat temannya bermain. Saat berjalan anak cenderung dalam posisi

    jongkok. Dari hasil pengkajian didapatkan adanya clubbing finger, terdengar

    bising sistolik, nadi 110x/menit, RR 35x/menit, T 360

    C. hasil laboratorium

    didapatkan data : Hb ; 16 gr/dL, Ht ; 50%, jumlah eritrosit 6jt/mm3, terdapat

    asidosis metabolik.

    Analisa Data Problem

    DS : - An. Marcel (3 tahun) sejak lahir

    mempunyai kelainan jentung congenital.

    DO :

    - An. Marcel sering mengalamisesak nafas dan sianosis terutama

    saat beraktivitas, sehingga lebih

    suka duduk-duduk saja melihat

    temannya bermain. saat berjalan

    anak cenderung dalam posisi

    jongkok.

    - Hasil Echocardiografi didapatkanadanya stenosis pulmonalis

    overriding aorta, hipertrofi

    Pola nafas tidak efektif

    Etiologi:

    hiperventilasi

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    18/41

    18

    ventrikel kanan, dan defek septum

    ventrikel.

    - clubbing finger- terdengar bising sistolik- nadi 110x/menit- RR 35x/menit- T 360 C- Hb : 16 gr/dL- Ht ; 50%- jumlah eritrosit 6jt/mm3- terdapat asidosis metabolik.-

    MASALAH KEPERAWATAN:

    Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan adanya

    Hasil echocardiografi: stenosis pulmonalis, overriding aorta, hipertrofi ventrikel

    kanan, defek septum ventrikel, sesak nafas, RR :35x/menit, Asidosis metabolic,

    sianosis, N :110x/menit, Hb :16g/dl, Ht :50%, Sianosis, Clubbing finger, Terdengar

    bising sistolik, N :110x/menit

    INTERVENSI

    N

    o

    Tgl,

    Jam

    Tujuan dan criteria

    hasil

    Intervensi Rasional

    1 8

    okt

    201

    2

    Pola nafas tidak

    efektif pasien

    dapat teratasi

    setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    4x24 jam dengan

    kriteria hasil:

    1. Sianosis (-)2. Sesak nafas

    teratasi

    3. Hasilechocardio

    grafi

    1. pantau TTV(TD,,HR,RR,SU

    HU)

    2. letakkan anakpada posisi

    knee-chest

    3. beri posisinyaman ke

    pasien

    (semifowler)

    4. berikan terapiO2

    1. Mengetahuiperkembangan

    TTV pasien

    2. Membuat aliranbalik vena

    sistematik

    berkurang dan

    tahanan vaskuler

    sistematik

    bertambah

    3. meningkatkansediaan oksigen

    untuk kebutuhan

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    19/41

    19

    normal

    4. RR > 305. pH dalam

    darah 7

    6. Hb 12-14g/dl

    7. Ht 47-50%8. Nadi

    normal

    120-160

    x/menit

    9. bisingsistolik

    tidak ada

    5. kolaborasi:-berikan cairan RL

    secara IV

    -berikan bikarbonat-berikan morfin sulfat

    0,1 mg/kgBB (SC)

    6. bantu ADLpasien

    7. bantu pasienuntuk alih baring

    miokardium

    guna melawan

    efek

    hipoksia/iskemia

    - larutan IV RL biasanya

    merupakan cairan

    pilihan untuk

    memperbaiki keadaan

    asidosis metabolik

    - untuk menghilangkan

    sumber klorida,

    menurunkan efek

    stimulasi asidosis pada

    pusat nafas

    - morfin akan

    mendepresi pusat

    pernafasan dan dapat

    menghilangkan reflek

    hiperventilasi

    6. pasien lemah sehingga

    ADL pasien harus

    dibantu

    7. mengetahui

    perkembangan pasien

    dalam alih baring

    11.KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULERPENDAHULUAN

    Pemeriksaan fisikpada kelainan kardiovaskuler dilakukan pada penderita dengan

    atau tanpa keluhan kardiovaskuler. Tujuan pemeriksaan fisik adalah :

    1. Mencari adanya kelainan kardiovaskuler primer.2. Menemukan penyakit sistemik yang mengakibatkan kelainan kardiovaskuler.3. Menemukan penderita dengan gejala mirip gejala kelainan kardiovaskuler.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    20/41

    20

    4. Skrining kelainan kardiovaskuler.Seperti juga pemeriksaan fisik pada umumnya yang harus dilakukan secara teliti

    dan menyeluruh, beberapa hal penting untuk mencapai tujuan di atas perlu diperhatikan,

    yaitu keadaan umum dan tanda-tanda vital, fundus okuli, keadaan kulit, dada, jantung,

    abdomen, tungkai dan arteri perifer.

    A. PROYEKSI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH BESAR DI DINDING DADAANTERIOR

    Memahami anatomi dan fisiologi jantung sangat penting dalam pemeriksaan sistem

    kardiovaskuler. Lokasi di dinding dada di mana kita mendengar bunyi jantung dan bising

    membantu mengidentifikasi asal bunyi tersebut dan lokalisasi kelainan jantung.

    Ventrikel dekstra menempati sebagian besar dari luas permukaan anterior jantung. Ventrikel

    dekstra dan arteria pulmonalis berada tepat di belakang dan kiri atas sternum. Batas inferior

    ventrikel dekstra terletak di bawah sambungan sternum dan processus xyphoideus. Ventrikelkanan menyempit ke arah superior, berujung pada arteri pulmonalis setinggi sela iga II di

    belakang sternum.

    Ventrikel kiri, terletak di belakang ventrikel kanan, membentuk batas lateral kiri dari jantung.

    Bagian paling bawah dari ventrikel kiri disebut apeks, mempunyai arti klinis penting

    karena di apekslah terletak punctum maksimum atau iktus kordis, yaitu area di di dinding

    dada anterior di mana terlihat/teraba impuls jantung yang paling jelas. Iktus kordis

    merupakan proyeksi denyut ventrikel kiri di dinding dada anterior, terletak di sela iga V, 7-9

    cm di lateral linea midsternalis, dengan diameter kurang lebih 1-2.5 cm. Batas jantung

    sebelah kanan dibentuk oleh atrium dekstra, biasanya tidak teridentifikasi pada pemeriksaan

    fisik, demikian juga atrium sinistra yang terletak paling belakang.

    AortaArteria Pulmonalis

    Arteria Pulmonalis

    Vena Kava Superior

    Arteria Pulmonalis Dekstra

    Atrium

    Ventrikel

    Ventrikel

    Iktus Kordis

    20Gb 1. Proyeksi Jantung dan Pembuluh Darah Besar di Dinding

    Dada Anterior

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    21/41

    21

    B. SIKLUS JANTUNG1. Bunyi Jantung 1 dan 2Katub trikuspidalis yang berada di antara atrium dan ventrikel kanan serta katub mitralis

    yang berada di antara atrium dan ventrikel sinistra sering disebut katub atrioventrikularis,

    sedang katub aorta dan katub pulmonal sering sering disebut katub semilunaris.

    Tekanan sistolik menggambarkan tekanan saat ventrikel mengalami kontraksi, sementara

    tekanan diastolik merupakan tekanan saat relaksasi ventrikel. Selama sistolik, katub aortaterbuka, memungkinkan ejeksi darah dari ventrikel kiri ke aorta. Sementara katub mitral

    menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke atrium kiri. Sebaliknya, selama

    diastole katub aorta menutup, mencegah darah mengalami regurgitasi dari aorta kembali

    ke ventrikel kiri, sementara katub mitral terbuka sehingga darah mengalir dari atrium kiri

    menuju ventrikel kiri yang mengalami relaksasi. Pemahaman tentang tekanan di dalam

    atrium kiri, ventrikel kiri dan aorta serta posisi dan gerakan katub sangat penting untuk

    memahami bunyi-bunyi jantung.

    Selama fase sistolik, ventrikel kiri mulai berkontraksi, sehingga tekanan dalam ventrikel

    kiri meningkat melebihi tekanan dalam atrium kiri, menyebabkan katub mitral menutup.

    Penutupan katub mitral menghasilkan bunyi jantung pertama (BJ1). Peningkatan tekanan

    dalam ventrikel kiri menyebabkan katub aorta membuka. Pada kondisi patologis tertentu,

    pembukaan katub aorta disertai dengan bunyi ejeksi (Ej) pada awal sistolik (terdengar

    segera setelah BJ1).

    Gb 2. Proyeksi Katub-katub Jantung di Dinding Dada Anterior

    Sela iga II-III kiri dekat

    sternum katub

    Sela iga II kanan

    katub Aorta

    Katub Trikuspidalis

    sekitar tepi sternum kiri

    Katub Mitral di

    / sekitar apeks

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    22/41

    22

    Setelah volume darah dalam ventrikel kiri mulai berkurang, tekanan intraventrikel mulai

    turun. Saat tekanan ventrikel kiri lebih rendah daripada tekanan aorta, katub aorta

    menutup, menghasilkan bunyi jantung kedua (BJ2).

    Saat diastolik, tekanan ventrikel kiri terus menurun sampai di bawah tekanan atrium kiri,

    mengakibatkan katub mitral terbuka. Terbukanya katub mitral biasanya tidak

    menimbulkan bunyi yang terdengar pada auskultasi, kecuali pada keadaan di mana terjadi

    kekakuan katub mitral, misalnya pada mitral stenosis, di mana terbukanya katub mitral

    menimbulkan bunyi yang disebut opening snap yang terdengar setelah BJ2. Siklus yang

    sama juga terjadi pada atrium kanan, ventrikel kanan, katub trikuspidalis, katub

    pulmonalis dan arteri pulmonalis.

    2. SplittingBunyi Jantung

    Tekanan dalam ventrikel kanan dan arteri pulmonalis jauh lebih rendah dibandingkan

    tekanan dalam ventrikel kiri dan aorta, selain siklus jantung sebelah kanan terjadi setelah

    siklus jantung kiri, sehingga saat mendengarkan BJ2, kadang kita dapat mendengar 2

    bunyi jantung yang terpisah (A2, penutupan katub aorta dan P2, penutupan katub

    pulmonal). Selama ekspirasi, kedua bunyi tersebut menyatu menjadi 1 bunyi tunggal

    yaitu BJ2, akan tetapi selama inspirasi A2 dan P2 dapat terdengar secara terpisah menjadi2 komponen. A2 terdengar lebih keras dibandingkan P2, menggambarkan lebih tingginya

    tekanan dalam aorta dibandingkan dalam arteri pulmonalis. Untuk mendengarkan

    splitting BJ2, dengarkan sepanjang prekordium (A2) dan di sela iga II-III kiri dekat

    sternum (P2).

    Pemisahan bunyi jantung saat inspirasi (inspiratory splitting) terjadi karena peningkatan

    kapasitansi pembuluh darah di paru selama inspirasi, mengakibatkan pemanjangan fase

    ejeksi darah dari ventrikel kanan, sehingga menyebabkan delayed penutupan katub

    pulmonal.

    BJ1 juga mempunyai 2 komponen, yaitu komponen mitralis dan trikuspidalis. Komponen

    mitralis terdengar lebih dulu dan jauh lebih keras dibandingkan komponen trikuspidalis,

    terdengar di sepanjang prekordium, paling keras terdengar di apeks. Komponen

    trikuspidalis terdengan lebih lembut, paling jelas terdengar di batas kiri sternum bagian

    bawah. Di sinilah kadang kita dapat mendengarkan splitting BJ1. Splitting BJ1 tidak

    terpengaruh oleh fase respirasi.

    3. Bising jantung (murmur)Bising jantung dapat dibedakan dengan bunyi jantung dari durasinya yang lebih panjang.

    Bising jantung disebabkan oleh turbulensi aliran darah, dapat merupakan bising

    innocent, seperti misalnya pada orang dewasa muda, atau mempunyai nilai diagnostik,

    yaitu untuk kelainan pada katub jantung.

    Pada katub yang mengalami stenosis akan terjadi penyempitan mulut katub sehingga

    mengganggu aliran darah dan menimbulkan bunyi bising yang khas sewaktu dilewati

    darah. Demikian juga pada katub yang tidak dapat menutup sepenuhnya, akan terjadi

    BJ1 BJ2 BJ1 BJ2

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    23/41

    23

    regurgitasi (aliran balik) darah dan menimbulkan bising regurgitasi (regurgitant

    murmur).

    PEMERIKSAAN JANTUNG

    Sebelum mempelajari ketrampilan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler, penting

    untuk diketahui bahwa :

    Termasuk dalam pemeriksaan sistem kardiovaskuler adalah pemeriksaan tekanan venajugularis (JVP) dan palpasi arteria karotis (lihat kembali topik General Survey dan

    Pemeriksaan Kepala-Leher).

    Pada sebagian besar manusia dengan anatomi normal, proyeksi bangunan-bangunanjantung, seperti ventrikel kanan dan kiri, arteri pulmonalis dan aorta, berada di dada

    sebelah kiri, kecuali pada dekstrokardia..

    Selama melakukan pemeriksaan jantung, penting untuk mengidentifikasi lokasianatomis berdasar kelainan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan serta

    menghubungkan kelainan hasil pemeriksaan dengan waktu terjadinya pada siklus

    jantung.

    Lokasi anatomis dinyatakan dengan ...ditemukan di sela iga ke-... atau jaraknya(...sentimeter dari linea...) dari linea di sekeliling dinding dada (linea midsternal,

    midklavikular atau aksilaris).

    Beberapa istilah yang harus difahami misalnya :- Stroke Volume : volume darah yang diejeksikan dalam 1 kali kontraksi ventrikel- Heart Rate : frekuensi denyut jantung per menit- Cardiac Output : volume darah yang dipancarkan keluar dari ventrikel dalam 1

    menit (cardiac output=stroke volume x heart rate)

    - Preload : volume darah yang meregangkan otot ventrikel sebelum kontraksi.Volume darah dalam ventrikel kanan pada akhir diastole merupakan volume

    preload untuk kontraksi berikutnya. Volume preload ventrikel kanan meningkat

    bila venous return ke dalam atrium kanan meningkat, misalnya pada inspirasi dan

    pada aktifitas fisik berat. Peningkatan volume darah dalam ventrikel yang

    mengalami dilatasi pada gagal jantung kongestif juga menyebabkan peningkatan

    preload. Penurunanpreloadventrikel kanan disebabkan oleh ekspirasi, penurunan

    outputventrikel kiri danpoolingdarah dalam sistem kapiler dan venosa.

    - Afterload : menggambarkan resistensi vaskuler terhadap kontraksi ventrikel.Penyebab resistensi terhadap kontraksi ventrikel kiri adalah peningkatan tonus

    aorta, arteri besar, arteri kecil dan arteriole. Peningkatan preload dan afterload

    patologis mengakibatkan perubahan fungsi ventrikel yang akan terdeteksi secara

    klinis.

    Gejala sistem kardiovaskuler seperti nyeri dada (chest pain), palpitasi, nafas pendek,orthopnea, dyspneaparoksismal, wheezing, batuk dan hemoptisis juga sering terjadi

    pada kelainan-kelainan sistem Respirasi.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    24/41

    24

    Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit. Pemeriksaan jantung dilakukan pada 3 posisi, yaitu :

    1. Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala sedikit ditinggikan(membentuk sudut 30o). Dokter berdiri di sisi kanan pasien.

    2. Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus).3. Pasien duduk, sedikit membungkuk ke depan.Urutan pemeriksaan jantung ditampilkan pada tabel berikut.

    Tabel 1. Urutan Posisi Pasien pada Pemeriksaan Jantung

    Posisi pasien Pemeriksaan

    Terlentang, dengan elevasi kepala

    30o

    Inspeksi dan palpasi prekordium : sela iga II, ventrikel

    kanan dan kiri, iktus kordis (diameter, lokasi,

    amplitudo, durasi).

    Berbaring miring ke kiri (left

    lateral decubitus)

    Palpasi iktus kordis. Auskultasi dengan bagian bel dari

    stetostop.

    Terlentang, dengan elevasi kepala

    30o

    Auskultasi daerah trikuspidalis dengan bagian bel dari

    stetostop.

    Duduk, sedikit membungkuk ke

    depan, setelah ekspirasi maksimal

    Dengarkan sepanjang tepi sternum kiri dan di apeks

    C. INSPEKSI

    Inspeksi dada terutama untuk rnencari adanya asimetri bentuk dada. Adanya asimetri bentuk

    rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi pulmonal dalam jangka panjang.

    Asimetri dada dapat diakibatkan oleh penyebab yang sama dengan penyebab kelainan

    jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindroma Marfan dan

    sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas jantung yang

    mencolok semasa pertumbuhan.

    Kelainan dada akibat penyakit kardiovaskuler dapat berbentuk :

    1. Kifosis : tulang belakang berdeviasi pada kurvatura lateral.Sering terjadi pada kelainan jantung, misalnya ASD (Atrial Septal Defect ) atau PDA

    (Patent Ductus Arteriosus). Sering disertai dengan perubahan membusur ke belakang

    (kifoskoliosis), yang mempersempit rongga paru dan merubah anatomi jantung.

    2. Voussure cardiaque : penonjolan bagian depan hemitoraks kiri.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    25/41

    25

    Hampir selalu terdapat pada kelainan jantung bawaan atau karena demam rematik,

    terutama berkaitan dengan aktifitas jantung yang berlebihan pada masa pertumbuhan.

    Inspeksi juga berguna untuk mencari iktus kordis (punctum maximum). Pada sebagian besar

    orang normal (20-25%) dapat dilihat pulsus gerakan apeks menyentuh dinding dada saat

    sistolik pada sela iga 5 di sebelah medial linea midklavikularis sinistra.

    D. PALPASIDengan palpasi kita mencari iktus kordis (bila tidak terlihat pada inspeksi) dan

    mengkonfirmasi karakteristik iktus kordis. Palpasi dilakukan dengan cara : meletakkanpermukaan palmar telapak tangan atau bagian 1/3 distal jari II, II dan IV atau dengan

    meletakkan sisi medial tangan, terutama pada palpasi untuk meraba thrill. Identifikasi BJ1

    dan BJ2 pada iktus kordis dilakukan dengan memberikan tekanan ringan pada iktus.

    Pada saat memeriksa pasien wanita, mammae akan menghalangi pemeriksaan palpasi.

    Sisihkan mammae ke arah atas atau lateral, mintalah bantuan tangan pasien bila perlu.

    Gb 4. Pemeriksaan Palpasi Iktus Kordis

    Bila iktus tidak teraba pada posisi

    terlentang, mintalah pasien untuk

    berbaring sedikit miring ke kiri (posisi left

    lateral decubitus) dan kembali lakukan

    palpasi. Jika iktus tetap belum teraba,

    mintalah pasien untuk inspirasi dan ekspirasi

    maksimal kemudian menahan nafas

    sebentar.

    Setelah iktus ditemukan, karakteristik iktus

    dinilai dengan menggunakan ujung-ujung

    jari dan kemudian dengan 1 ujung jari.

    Gb 5. Palpasi untuk Menilai Karakteristik

    Iktus Kordis

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    26/41

    26

    Pada beberapa keadaan fisiologis tertentu, iktus dapat tidak teraba, misalnya pada obesitas,

    otot dinding dada tebal, diameter anteroposterior kavum thorax lebar atau bila iktus

    tersembunyi di belakang kosta. Pada keadaan normal hanya impuls dari apeks yang dapat

    diraba. Pada keadaan hiperaktif denyutan apeks lebih mencolok. Apeks dan ventrikel kiri

    biasanya bergeser ke lateral karena adanya pembesaran jantung atau dorongan dari paru

    (misalnya pada pneumotorak sinistra). Pada kondisi patologis tertentu, impuls yang paling

    nyata bukan berasal dari apeks, seperti misalnya pada hipertrofi ventrikel kanan, dilatasi

    arteri pulmonalis dan aneurisma aorta.

    Setelah iktus teraba, lakukan penilaian lokasi, diameter, amplitudo dan durasi impuls apeks

    pada iktus.

    - Diameter : pada posisi supinasi, diameter impuls apeks kurang dari 2.5 cm dan tidakmelebihi 1 sela iga, sedikit lebih lebar pada posisi left lateral decubitus. Pelebaran iktus

    menunjukkan adanya pelebaran ventrikel kiri.

    - Amplitudo : amplitudo iktus normal pada palpasi terasa lembut dan cepat. Peningkatanamplitudo (impuls hiperkinetik, gambar 7) terjadi pada dewasa muda, terutama saat

    tereksitasi atau setelah aktifitas fisik berat, tapi durasi impuls tidak memanjang.

    Peningkatan amplitudo impuls terjadi pada hipertiroidisme, anemia berat, peningkatan

    tekanan ventrikel kiri (misal pada stenosis aorta) atau peningkatan volume ventrikel kiri

    (misal pada regurgitasi mitral). Impuls hipokinetik terjadi pada kardiomiopati.

    - Durasi : untuk menilai durasi impuls, amati gerakan stetoskop saat melakukan auskultasipada apeks atau dengarkan bunyi jantung dengan stetoskop sambil mempalpasi impuls

    apeks. Normalnya durasi impuls apeks adalah 2/3 durasi sistole atau sedikit kurang, tapi

    tidak berlanjut sampai terdengar BJ2 (Gambar 8).

    BJ1 BJ2 BJ1 BJ2

    BJ1 BJ2 BJ1 BJ2

    Gb 8 . Impuls Memanjang

    Gb 7. Impuls Hiperkinetik

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    27/41

    27

    Dengan palpasi dapat ditemukan adanya gerakan jantung yang menyentuh dinding dada,terutama jika terdapat peningkatan aktifitas ventrikel, pembesaran ventrikel atau

    ketidakteraturan kontraksi ventrikel. Gerakan dari ventrikel kanan biasanya tak teraba,

    kecuali pada hipertrofi ventrikel kanan, dimana ventrikel kanan akan menyentuh dinding

    dada (ventrikel kanan mengangkat). Kadang-kadang gerakan jantung teraba sebagai

    gerakan kursi goyang (ventricular heaving) yang akan mengangkat jari pemeriksa pada

    palpasi .

    Gerakan jantung kadang teraba di bagian basis, yang biasanya disebabkan oleh gerakan

    aorta (pada aneurisma aorta atau regurgitasi aorta), gerakan arteri pulmonalis (pada

    hipertensi pulmonal) atau karena aliran tinggi dengan dilatasi (pada ASD) yang disebut

    tapping.

    Thrill (getaran karena adanya bising jantung) sering dapat diraba. Bising jantung dengan

    gradasi 3-4 biasanya dapat teraba sebagai thrill. Sensasi yang terasa adalah seperti meraba

    leher kucing. Bila pada palpasi pertama belum ditemukan adanya thrill sedangkan pada

    auskultasi terdengar bising jantung derajat 3-4, kembali lakukan palpasi pada lokasi

    ditemukannya bising untuk mencari adanya thrill. Thrill sering menyertai bising jantungyang keras dan kasar seperti yang terjadi pada stenosis aorta, Patent Ductus Arteriosus,

    Ventricular Septal Defect, dan kadang stenosis mitral.

    E. PERKUSI

    Perkusi berguna untuk menetapkan batas jantung, terutama pada pembesaran jantung.

    Perkusi batas kiri redam jantung (LBCD - left border of cardiac dullness) dilakukan dari

    lateral ke medial dimulai dari sela iga 5, 4 dan 3. LBCD terdapat kurang lebih 1-2 cm di

    sebelah medial linea midklavikularis kiri dan bergeser 1 cm ke medial pada sela iga 4 dan

    3.

    Batas kanan redam jantung (RBCD - right border of cardiac dullness) dilakukan dengan

    perkusi bagian lateral kanan dari sternum. Pada keadaan normal RBCD akan berada di -

    medial batas dalam sternum. Kepekakan RBCD diluar batas kanan sternum mencerminkan

    adanya bagian jantung yang membesar atau bergeser ke kanan. Penentuan adanya pem-besaran jantung harus ditentukan dari RBCD maupun LBCD. Kepekakan di daerah

    dibawah sternum (retrosternal dullness) biasanya mempunyai lebar kurang lebih 6 cm

    pada orang dewasa. Jika lebih lebar, harus dipikirkan kemungkinan adanya massa

    retrosternal. Pada wanita, kesulitan akan terjadi dengan mammae yang besar, dalam hal ini

    perkusi dilakukan setelah menyingkirkan kelenjar mammae dari area perkusi dengan

    bantuan tangan pasien.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    28/41

    28

    F. AUSKULTASI

    Auskultasi memberikan kesempatan mendengarkan perubahan-perubahan dinamis akibat

    aktivitas jantung. Auskultasi jantung berguna untuk menemukan bunyi-bunyi yang

    diakibatkan oleh adanya kelainan struktur jantung dan perubahan-perubahan aliran darah

    yang ditimbulkan selama siklus jantung. Untuk dapat mengenal dan menginterpretasikan

    bunyi jantung dengan tepat, mahasiswa perlu mempunyai dasar pengetahuan tentang siklus

    jantung.

    Bunyi jantung diakibatkan karena getaran dengan masa amat pendek. Bunyi yang timbul

    akibat aktifitas jantung dapat dibagi dalam :

    BJ1 : disebabkan karena getaran menutupnya katup atrioventrikuler terutama katupmitral, getaran karena kontraksi otot miokard serta aliran cepat saat katup semiluner

    mulai terbuka. Pada keadaan normal terdengar tunggal.

    BJ2 : disebabkan karena getaran menutupnya katup semilunaris aorta maupun pul-monalis. Pada keadaan normal terdengar pemisahan (splitting) dari kedua komponen

    yang bervariasi dengan pernafasan pada anak-anak atau orang muda.

    BJ3 : disebabkan karena getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat ( rapidfilling phase) dari ventrikel. Hanya terdengar pada anak-anak atau orang dewasa muda

    (fisiologis) atau keadaan dimana komplians otot ventrikel menurun (hipertrofi/

    dilatasi).

    BJ4 : disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yangkompliansnya menurun. Jika atrium tak berkontraksi dengan efisien misalnya fibrilasi

    atrium maka bunyi jantung 4 tak terdengar.

    Bunyi jantung sering dinamakan berdasarkan daerah katup dimana bunyi tersebut didengar.

    M1 berarti bunyi jantung satu di daerah mitral, P2 berarti bunyi jantung kedua di daerah

    pulmonal. Bunyi jantung 1 normal akan terdengar jelas di daerah apeks, sedang bunyi

    jantung 2 dikatakan mengeras jika intensitasnya terdengar sama keras dengan bunyi jan-

    tung 1 di daerah apeks.

    Bunyi jantung 1 dapat terdengar terpisah (split) jika asinkroni penutupan katup mitral dan

    trikuspid lebih mencolok, misalnya pada RBBB (Right Bundle Branch Block) atau

    hipertensi pulmonal. Bunyi jantung 2 akan terdengar terpisah pada anak-anak dan dewasa

    muda. Pada orang dewasa bunyi jantung 2 akan terdengar tunggal karena komponen

    pulmonalnya tak terdengar disebabkan aerasi paru yang bertambah pada orang tua. Jika

    bunyi jantung 2 terdengar terpisah pada orang dewasa ini menunjukkan adanya hipertensi

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    29/41

    29

    pulmonal atau RBBB. Bunyi jantung 2 yang terdengar tunggal pada anak-anak mungkin

    merupakan tanda adanya stenosis pulmonal.

    Bunyi tambahan, merupakan bunyi yang terdengar akibat adanya kelainan anatomis atau

    aliran darah yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan bunyi atau getaran. Bunyi

    tambahan dapat berupa :

    Klik ejeksi : disebabkan karena pembukaan katup semilunaris pada stenosis/menyempit.

    Ketukan perikardial : bunyi ekstrakardial yang terdengar akibat getaran/ gerakanperikardium pada perikarditis/ efusi perikardium.

    Bising gesek perikardium : bunyi akibat gesekan perikardium dapat terdengar denganauskultasi dan disebut friction rub. Sering terdengar jika ada peradangan pada

    perikardium (perikarditis).

    Bising jantung : merupakan bunyi akibat getaran yang timbul dalam masa lebih lama.Jadi perbedaan antara bunyi dan bising terutama berkaitan dengan lamanya bunyi

    /getaran berlangsung. Untuk mengidentifikasi dan menilai bising jantung, beberapa hal

    harus diperhatikan : di mana bising paling jelas terdengar, fase terjadinya bising (saat

    sistole atau diastole) dan kualitas bising.

    Auskultasi dimulai dengan meletakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum,

    sepanjang tepi kiri sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks. Bagian diafragma

    stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan nada tinggi seperti BJ1 dan

    BJ2, bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta bising gesek perikardium. Bagian

    mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih sensitif untuk suara-

    suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising pada stenosis mitral. Letakkan

    bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke

    arah atas.

    Cara askultasi :

    1. Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang.2. Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri lebih dekat

    ke permukaan dinding dada (gambar 9).

    - Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus).- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis mitral)

    dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan BJ4) lebih

    jelas terdengar.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    30/41

    30

    3. Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan (gambar 10)

    - Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian sejenakmenahan nafas.

    - Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengantekanan ringan.

    - Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks, dengan secaraperiodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas.

    - Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas terdengar.

    Pada tabel 2 berikut ditampilkan event2 dalam siklus jantung dan bunyi-bunyi jantung yang

    harus didengarkan dengan seksama dan dinilai pada tiap auskultasi.

    Tabel 2. Bunyi Jantung dan Karakteristik Bunyi yang harus Dinilai pada Tiap Auskultasi

    Bunyi Jantung Karakteristik Bunyi Jantung yang Dinilai pada Auskultasi Keterangan

    BJ1 Intensitas BJ1 dansplittingkomponen BJ1 Terdapat variasi fisiologis BJ1

    BJ2 Intensitas BJ2

    SplittingBJ2 SplittingBJ2 didengarkan di sela iga 2 dan 3 kiri.

    - Mintalah pasien bernafas tenang, kemudian bernafas sedikitlebih dalam.

    - Dengarkan apakah terjadisplittingBJ2.- Bila belum terdengar, mintalah pasien untuk menarik nafas

    lebih dalam lagi atau duduk sedikit membungkuk ke depan,

    dan lakukan auskultasi kembali.

    Dinilai :lebarsplitting, kapansplittingterdengar, apakahsplitting

    menghilang saat ekspirasi dan bagaimana perbandingan

    -Splittingnormal tidak lebar,terdengar hanya pada akhir fase

    inspirasi.

    -Splittingpersisten disebabkanoleh keterlambatan penutupan

    katub pulmonal atau katub aorta

    yang menutup lebih awal.

    -Normalnya komponen A2 lebihkeras daripada P2.

    -P2 lebih keras daripada A2

    Gb. 10. Teknik Auskultasi dengan Posisi Duduk

    dengan Sedikit Membungkuk ke

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    31/41

    31

    intensitas komponen A2 dan P2 menunjukkan kemungkinan

    adanya hipertensi pulmonal.

    Adanya bunyi

    ekstra saat systole

    Didengarkan adanya bunyi ejeksi atau klik sistolik. Dinilai : lokasi, kapan terjadinya, intensitas, nada (pitch)

    dan pengaruh respirasi terhadap bunyi tersebut

    Adanya bunyi

    ekstra saat diastole

    Didengarkan adanya BJ3, BJ4 atau opening snap Dinilai : lokasi, kapan terjadinya, intensitas, nada (pitch)

    dan pengaruh respirasi terhadap bunyi tersebut

    Bising sistolik dan

    diastolic

    Yang harus dinilai adalah kapan terdengar, bentuk, lokasidi mana bising terdengar paling keras, radiasi/ transmisi

    bising dari tempatnya paling keras terdengar, intensitas

    bising, nada dan derajat bising.

    Bising dapat dibedakan dengan

    bunyi jantung dari durasinya yang

    lebih panjang.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    32/41

    32

    Yang harus dinilai bila terdengar bising jantung adalah kapan terdengar, bentuk, lokasi di

    mana bising terdengar paling keras, radiasi/ transmisi bising dari tempatnya paling keras

    terdengar, intensitas bising, nada dan kualitas bising.

    1. Kapan bising terdengar :Bising sistolik terdengar antara BJ1 dan BJ2. Bising diastolik terdengar antara BJ2

    dan BJ1. Palpasi nadi karotis sambil mendengarkan bising jantung dapat membantu

    menentukan bising terjadi saat sistolik atau diastolik. Bising yang terdengar bersamaan

    dengan denyut karotis adalah bising sistolik. Bising sistolik terjadi pada penyakit katub,

    namun dapat juga terjadi pada jantung tanpa kelainan anatomis, sementara bising

    diastolik terjadi pada gangguan katub.

    Penting untuk mengidentifikasi kapan bising terdengar selama fase sistolik dan

    diastolik (hanya pada awal, di tengah, pada akhir atau selama sistolik dan diastolik).

    Bising midsistolik : mulai terdengar setelah BJ1, menghilang sebelum BJ2 terdengar(adagap antara bising dan bunyi jantung). Bising midsistolik sering berkaitan dengan

    aliran darah yang melalui katub-katub semilunaris.

    Bising holosistolik (pansistolik) : mengisi seluruh fase sistolik, tidak ada gap antarabising dan bunyi jantung. Biasanya berkaitan dengan regurgitasi darah melalui katub

    atrioventrikuler. pada MI atau VSD

    Bising late systolic : mulai terdengar pada pertengahan atau akhir sistolik. Biasanyaterjadi pada prolaps katub mitral. Sering didahului dengan klik sistolik.

    Bising early diastolic : terdengar segera setelah BJ2, tanpa adanya gap yang jelas.Menghilang sebelum terdengar BJ1. Biasanya terjadi pada regurgitasi karena

    inkompetensi katub-katub semilunaris, misal Aortic Insufficiency atau Pulmonal

    Insufficiency .

    Bising mid diastolik : terdengar setelah BJ2 (ada gap dengan BJ2). Bising makinmelemah atau menyatu dengan bising late diastolic.

    Bising late diastolic (presistolik) : mulai terdengar pada akhir fase diastolik, danbiasanya berlanjut dengan BJ1. Bising mid diastolik dan bising late diastolic

    (presistolik) mencerminkan turbulensi aliran darah yang melewati katub

    atrioventrikularis, misalnya stenosis mitral.

    Bising sistolik sering ditemukan pada stenosis aorta, stenosis pulmonal, VentricleSeptum Defect (VSD), insufisiensi mitral (Mitral Insufficiency/ MI). Bising diastolik

    sering terjadi pada insufisiensi aorta (Aortic Insufficiency/ AI).

    Bising menerus atau continuous murmur : bising terdengar terus menerus, baik padafase sistolik maupun diastolik. Sering terdapat pada Patent Ductus Arteriosus (PDA).

    2. Bentuk :Bentuk atau konfigurasi bising adalah intensitas bising dari waktu ke waktu selama

    terdengar.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    33/41

    33

    a. Bising crescendo : intensitas makin keras (misalnya bising presistolik pada stenosismitral).

    b. Bising decrescendo : intensitas makin berkurang (misalnya bising early diastolic padaregurgitasi katub aorta)

    c. Bising crescendo-decrescendo : mula-mula intensitas bising makin meningkat,kemudian menurun (misalnya bising midsistolik pada stenosis aorta atau bising

    innocent)

    d. Bising plateau : intensitas bising tetap (misalnya bising pansistolik pada regurgitasimitral).

    3. Lokasi di mana bising terdengar paling keras :Tempat di mana bising terdengar paling jelas berkaitan dengan asal bising.

    Dideskripsikan menggunakan komponen sela iga keberapa dan hubungannya dengan

    sternum, apeks, linea midsternalis, midklavikularis atau aksilaris anterior, misalnya

    bising paling jelas terdengar di sela iga ke-2 kanan, dekat tepi sternum menunjukkan

    asal bising dari katub aorta.

    4. Radiasi/ transmisi bising dari tempatnya terdengar paling keras :Transmisi bising tidak saja menunjukkan asal bising tetapi juga intensitas bising dan

    arah aliran darah. Lakukan auskultasi di beberapa area di sekeliling lokasi di mana

    bising paling jelas terdengar dan tentukan sampai di mana bising masih dapat didengar.

    Misalnya bising pada stenosis aorta bisa terdengar demikian jauh sampai ke leher

    (mengikuti aliran darah).

    5. Intensitas bising :Gradasi intensitas bising dibagi dalam 6 skala dan dinyatakan dalan bentuk pecahan

    (misalnya grade 2/6)

    - Grade 1 : sangat lembut, baru terdengar setelah pemeriksa sungguh-sungguhberkonsentrasi, tidak terdengar pada semua posisi.

    - Grade 2 : lembut, tapi dapat segera terdengar begitu stetostop diletakkan pada areaauskultasi.

    - Grade 3 : cukup keras- Grade 4 : keras, teraba thrill- Grade 5 : sangat keras, disertai thrill, dapat terdengar dengan sebagian stetoskop

    diangkat dari permukaan auskultasi.

    - Grade 6 : sangat keras, disertai thrill, dapat didengar dengan seluruh bagianstetostok sedikit diangkat dari permukaan auskultasi.

    6. Nada : dikategorikan sebagai nada tinggi, sedang dan rendah.

    7. Kualitas bising : kualitas bising dideskripsikan sebagai blowing, harsh, rumbling, dan

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    34/41

    34

    musikal

    Karakteristik yang lain yang harus dinilai dari bunyi jantung dan bising adalah pengaruhperubahan posisi tubuh, respirasi atau manuver pemeriksaan terhadap bunyi jantung dan

    bising. Bising yang berasal dari sisi kanan jantung biasanya cenderung berubah bila ada

    perubahan posisi pasien.

    Sehingga deskripsi lengkap pelaporan bising adalah sebagai berikut : misalnya pada

    regurgitasi aorta : pada auskultasi terdengar bising decrescendo dengan kualitas bising

    seperti tiupan (blowing), terdengar paling keras pada sela iga ke-4 kiri, dengan penjalaran

    ke arah apeks.

    G. PELAPORAN HASIL PEMERIKSAANContoh :

    Pada pasien dengan Gagal Jantung Kongestif :

    Dengan tempat tidur dimiringkan 50o, JVP 5 cm di atas angulus sterni, pulsasi karotis

    brisk; terdengar bruit di atas arteri karotis sinistra. Iktus kordis difus dengan diameter 3

    cm, teraba di linea aksilaris anterior pada sela iga 5 dan 6 kiri. Pada auskultasi BJ1

    dan BJ2 lembut, terdengar BJ3. Terdengar bising holosistolik derajat 2/6, kualitas kasar,paling keras pada apeks, penjalaran bising ke tepi sternum kiri bawah. Tidak didapatkan

    BJ4 atau bising diastolik.

    H. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN FISIK JANTUNGHasil pemeriksaan jantung harus selalu dikorelasikan secara logis dengan tekanan darah,

    pulsasi arteri, pulsasi vena, JVP, hasil pemeriksaan fisik yang lain, keluhan pasien dan

    riwayat penyakit.

    Misalnya pada pemeriksaan fisik seorang pasien wanita usia remaja, tanpa keluhan yang

    spesifik didapatkan bising midsistolik derajat 2/6 di sela iga 2 dan 3 kiri. Karena bising

    seperti ini bisa berasal dari katub pulmonal maka pemeriksa harus menilai ukuran

    ventrikel kanan dengan palpasi area parasternal kiri. Karena stenosis pulmonal dan defek

    septum atrium dapat menyebabkan bising ini, maka harus didengarkan adakah splitting

    BJ2 atau bunyi ejeksi atau adanya pengaruh perubahan posisi terhadap bising. Pada

    pemeriksaan fisik dicari tanda-tanda anemia, hipertiroidisme atau kehamilan yang dapat

    menyebabkan bising seperti itu (karena peningkatan aliran darah melewati katub aorta

    atau pulmonal). Jika tidak ditemukan kelainan apapun, kemungkinan bising pada pasien

    tersebut adalah bising innocent tanpa kelainan anatomis ataupun fungsional yang

    signifikan.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    35/41

    35

    12.KETERAMPILAN MENGHITUNG BALANCE CAIRANBalance cairan (+) jika : cairan masuk > cairan keluar, resti overhidrasi

    Balance cairan (-) jika : cairan masuk < cairan keluar, resti dehidrasi

    Kebutuhan cairan tubuh rata-rata : 40-50 ml/kg bb/24jam

    Air metabolisme : air yang didapat dari proses oksidasi nutrient.

    Rumus :

    Dewasa : 5 cc/kg bb/24jam

    12-14 tahun : 5-6 cc/kg bb/24 jam

    7-11 tahun : 6-7 cc/kg bb/24 jam

    5-7 tahun : 8-8,5 cc/kg bb/24 jam

    Balita : 8 cc/kg bb/24 jam

    Urine : produksi urine dinilai normal : 0,5-1 cc/kg bb/24 jam

    Faeces: sekali BAB kurang lebih 100 cc air

    Iwl (insensible water loss)

    Kehilangan air tidak disadari lewat penyerapan (keringat, bicara,nafas)

    Rumus : - dewasa 15 cc/kg bb/24 jamAnak (30-usia anak dalam tahun) cc/kg bb/24 jam

    Kenaikan suhu badan 1oc iwl+200cc (suhu saat diukur-36,8

    oc)

    13.KETERAMPILAN MELAKUKAN PERSIAPAN ECHOCARDIOGRAFIEchocardiography adalah salah satu teknik pemeriksaan diagnostik yang

    menggunakan gelombang suara dengan frekwensi tinggi untukmemvisualisasikan gambaran struktur dan fungsi jantung dilayar monitor.

    Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga secara tehnis

    relatif lebih mudah dilakukan terhadap bayi, anak2 dan orang dewasa.

    Pemeriksaan ini dapat mendekteksi gerakan otot-otot jantung baik yang normal

    maupun yang abnormal seperti pada keadaan akibat serangan jantung. Pada

    anak2 dengan penyakit jantung bawaan. Echocardiography akan dapat

    mengindentifikasi berbagai kelain struktrur jantung termasuk kelainan katup

    dan beberapa kebocoran (defek) di sekat sekat jantung. Keluar masuk pembuluh

    darah baik yang normal maupun abnormal dapat tervisualisasi dengan baik.

    Walaupun demikian pada kelain bawaan yang kompleks sekali dan sulit, tidak

    jarang masih diperlukan pemeriksaan katerisasi jantung sebelum dilakukan

    tindakan.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    36/41

    36

    Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan Echocardiography jika

    ditemukan gejala dan penyakit jantung. Pada orang dewasa umumnya bila ada

    gejala sakit dada(chest pain), sesak nafas dan tanda-tanda gagal jantung. Bayi

    dan anak2 yang dicurigai menderita penyakit jantung bawaan seperti PDA,

    VSD, ASD, TOF dan lain-lain atau penyakit jantung didapat seperti reumatik

    dan penyakit Kawasaki serta kardiomiopati mutlak memerlukan pemeriksaan

    Echocardiography. anak-anak yang mendapat pengobatan suntikan anti kanker

    (sitostatika) sebaiknya diperiksa Echocardiography terlebih dahulu sebelum

    dimulai dosis awal untuk mengevaluasi seandainya nanti terjadi efek samping

    obat-obat sitostatika yang dapat merusak otot-otot jantung.

    Echocardiography dapat memberikan informasi tentang hal-hal sebagai

    berikut :

    Pembesaran jantung(kardiomegali) yang dapat terjadi akibat tekanan darahtinggi, kebocoran katup jantung atau gagal jantung.

    Keadaan otot-otot jantung yang lemah atau jantung tidak dapat memompadarah dengan sempurna. Kelemahan otot jantung dapat terjadi akibat tidak

    memperoleh aliran darah dengan baik karena penyakit jantung koroner.

    Kelainan struktur jantung seperti yang terdapat pada penyakit jantungbawaan seperti pada kebocoran sekat-sekat jantung.(VSD,ASD) kelainan

    katup dan pembuluh darah besar serta berbagai kelainan yang telah

    ditemukan sejak janin dalam kandungan.

    Evaluasi atau pemantauan selama dilakukan tindakan operasi jantung atauselama prosedur intevensi.

    Adanya tumor di dalam jantung atau gumpalan darah yang dapatmenyebabkan stroke.

    Ditemukan bising jantung (murmur) baik pada anak maupun orang dewasa.

    Pada demam rematik dan penjakit jantung rematik.

    II.1 Bagaimana dilakukannya pemeriksaan Echocardiography ?

    Alat ini bekerja secara sistematik, yaitu:

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    37/41

    37

    1. Anda akan terbaring pada satu sisi bagian tubuh atau punggung.2. Seorang operator akan menaruh cairan (jelly) khusus pada bagian atas probe dan

    akan meletakkan diatas wilayah dada.

    3. Dengan menggunakan gelombang suara Ultra-High-Frequency akan menggambilgambar dari hati anda serta klep (valve) jantung anda, pada penggunaan alat ini

    tak akan menggunakan sinar-X.

    4. Pergerakan (denyut) dari jantung atau hati anda dapat dilihat pada suatu layarvideo. Sebuah video atau foto dapat membuat gambar dari pergerakan (denyut)

    tadi. Anda dapat pula mengamatinya pada saat test ini berlangsung, dan biasanya

    mengambil waktu kurang lebih 15-20 menit.

    5. Dalam test ini anda tak akan merasa sakit dan tidak mempunyai efek samping.6. Selanjutnya dokter akan memberitahukan hasil pemeriksaan tersebut.7. Gelombang suara tadi akan mengambil gambar hati atau jantung anda secara jelas

    dan ketika pemeriksaan telah selesai maka operator tadi akan mencabut probe

    yang sebelumnya digunakan untuk melihat pergerakan hati atau jantung anda.

    8. Setelah itu anda akan menunjukkan tanda-tanda ingin batuk, sebagai tanda bahwapemeriksaan telah selesai.

    Probe yang digunakan perlu untuk dilepas dari wilayah dada anda untuk

    membersihkan kembali layar video tersebut. Anda mungkin membutuhkan suatu

    test khusus yang disebut dengan transesophageal echocardiography (TEE)

    II.2 Parameter

    Salah satu parameter untuk menilai fungsi jantung adalah fraksi ejeksi

    (EF) nilai normal EF lebih besar) 60%. Jika EF (lebih kecil) 40% ini berarti

    fungsi jantungnya sudah menurun. Diduga kuat mempunyai penyakit jantung

    koroner yang berat dan dengan pronosis yang buruk.

    Adapun indikasi dilakukannya ekokardiografi yakni:

    1. Penyakit katup jantung atau bagi pasien yang pada pemeriksaan fisikditemukan adanya bising jantung (mur-mur),

    2. Kondisi dimana ada dugaan adanya penyakit jantung bawaan.3. Valuasi kondisi Aorta.4. Dugaan adanya hipertensi pulmonal, emboli paru, pembesaran jantung pada

    pemeriksaan toraks foto atau pada pemeriksaan fisik, dugaan adanya efusi

    perikard.

    5. Gagal jantung ,6. Adanya aritmia, untuk menilai adanya faktor pencetus intrakardiak,7.

    Evaluasi fungsi jantung pada pemakaian obat,

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    38/41

    38

    8. Sebagai guidance/pemandu dalam tindakan fungsi perikard, pemasanganalat pacu jantung dan lain sebagainya.

    Ekokardiografi tidak diindikasikan seperti halnya pemeriksaan EKG yang

    merupakan pemeriksaan rutin untuk penyakit jantung koroner , melainkan

    sebagai alat penunjang dan membantu dalam evaluasi fungsi jantung. Banyak

    hal yang dengan pemeriksaan fisik, EKG, toraks foto, maupun treadmill tidak

    dapat dinilai atau diketahui adanya kelainan. Tapi, dengan pemeriksaan

    ekokardiografi hal tersebut dapat dinilai, seperti adanya gumpalan darah

    (trombus) dalam ruang jantung, adanya aneurisma dinding jantung, adanya

    gerakan abnormal (diskinetik) dinding jantung dan lain sebaginya.

    II.3 Jenis Ecocardiography

    Secara umum ada 4 jenis Ecocardiography yang sering dilakukan yakni :

    1. Transthoracal Echocardiography (TTE)

    Merupakan salah satu jenis Echocardiography yang paling sering dilakukan.

    Tidak terasa sakit. alat transduser diletakan dibeberapa tempat tertentu

    diatass dinding dada dengan mengirimkan gelombang suara yang dikonversi

    oleh komputer menjadi gambar yang terlihat digambar monitor.

    2. Transsesophageal Echocardiography (TEE)

    Digunakan untuk melihat secara teliti struktur yang lebih dalam seperti aorta

    dan septum atrium atau katup-katup jantung pada saat operasi atau pada saat

    dilakukan tindakan intervensi penutupan ASD atau VSD. Transduser

    dimasukan dan didorong melalui mulut kemudian sampai ke oesophagus.

    Oleh karena berada pada posisi yang cukup dekat kejantung maka gambaran

    yang terlihat akan lebih jelas dan akurat dibandingkan dengan hasil TTE.

    3. Stress Echocargraphy

    Pemeriksaan ini dilakukan dengan exercise atau makan obat untuk

    meningkatkan fungsi dan denyut jantung. Beberapa kelainan atau penyakit

    jantung koroner lebih mudah didiagnosis dengan teknik ini.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    39/41

    39

    Pemeriksaan Echocardiography transtorakal atau Echocardiography janin

    sama sekali tidak ada risiko apa-apa. Namun pada Echocardiography

    trassesofageal kadang-kadang sedikit mual dan sedikit sulit bernafas

    sementara namun dapat diatasi dengan pemberian obat. Stress

    Echocardiography kadang-kadang terjadi efek samping obat-obatan yang

    digunakan seperti denyut jantung yang bertambah cepat. umumnya tidak ada

    komplikasi yang serius.

    4. Fedal Echocargraphy (janin)

    Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai janin dengan

    resiko atau dicurigai menderita penyakit jantung bawaan.Biasanya dapat

    dilakukan mulai kehamilan 1822 minggu.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    40/41

    40

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULANTepatnya penanganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak

    dengan kelainan jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan

    untuk kelangsungan hidup anak mengingat masalah yang komplit yang dapat

    terjadi pada anak TOF bahkan dapat menimbulkan kematian yang diakibatkan

    karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus memiliki

    keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TOF yang

    baik agar dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami

    tetralogi fallot sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.

    B. SARANDari penjelasan diatas kita tahu bahwa kita tidak dapat langsung

    menerima pengetahuan dijadikan sebuah ilmu. Suatu pengetahuan harus kita

    teliti kembali dan bisa kita tunjukkan kebenarannya, barulah hal itu bisa

    dikatakan sebagai ilmu.

  • 7/28/2019 Tentang TOF

    41/41

    DAFTAR PUSTAKA

    Bambang M,Sri endah R,Rubian S. 2005. Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi

    dan Anak

    Panggabean MM, Harun S. Penyakit Jantung Bawaan. Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2007.

    Kapita Selekta edisi 3 jilid 2. Ilmu Kesehatan Anak : Tetralogi Fallot. Media Aesculapius

    FKUI. 2008.

    http://kesehatanvegan.com/2010/07/28/tetralogi-fallot-vsd/

    Ngastiyah.2005.Perawatan anak sakit.Jakarta:EGC,2005

    Sylvia anderson.Patofisiologi konsep klinik proses-proses penyakit.Jakarta:EGC,1991

    http://kesehatanvegan.com/2010/07/28/tetralogi-fallot-vsd/http://kesehatanvegan.com/2010/07/28/tetralogi-fallot-vsd/http://kesehatanvegan.com/2010/07/28/tetralogi-fallot-vsd/